Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Aspek Keuangan

Modal digunakan untuk pertama kalinya dalam membiaya biaya prinvestasi,


seperti pengurusan izin – izin dan pembuatan studi usaha. Selanjutnya yang harus
dikeluarkan adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian
bangunan atau gedung pembelian mesin – mesin, dan aktiva tetap lainnya. Modal juga
digunakan untuk biaya operasi pada saat bisnis tersebut dijalankan, misalnya untuk biaya
bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya. Besarnya modal untuk investasi yang
diperlukan tergantung dari jenis bisnis yang akan digarap. Perhitungan terhadap besarnya
kebutuhan investasi perlu dilakukan sebelum investasi dilaksanakan.

Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari ber bagai sumber
dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apa kah dengan cara menggunakan
modal sendiri atau modal pinjaman (moda asing). Penggunaan masing-masing modal
tergantung dengan tujuan pent gunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan
perusahaa Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dap dilihat
dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat
dipenuhi.

Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha bersumber dari sumber dana yang
diperoleh secara gabungan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Dalam penggunaan
modal pinjaman, yang perlu diperhatikan ialah waktu pengembalian modal dalam jangka
waktu yang telah disepakati dan estimasi keuntungan yang didapat dari selisih pendapatan
dalam periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan yang didapat juga sangat
mempengaruhi pengambilan dana suatu usaha. Jadi sebelum menjalankan sebuah usaha
sangat diperlukan pembuatan estimasi pendapatan dan biaya – biaya yang diperlukan.

Dalam proses pembuatan estimasi pendapatan perlu diperhitungkan dengan


cermat dengan membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya, begitu juga
dengan biaya – biaya yang diperlukan lainnya perlu adanya rincian yang rinci. Asumsi –
asumsi tersebut pada akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan
pada periode tertentu.

Dengan dibuatnya liran kas perusahaan, dapat memudahkan dalam menilai


kelayakan investasi dengan kriteria kelayakan investasi. Dengan tujuan untuk menilai
apakah investasi yang dilakukan layak atau tidak jika dilihat dari aspek keuangan. Alat
ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha ber- dasarkan kriteria investasi dapat
dilakukan melalui pendekatan Payback Period (PP), Average Rate of Return (ARR), Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break
Even Point.

Sedangkan untuk perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan
ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang
dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba/rugi
untuk beberapa periode. Metode penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan
rasio – rasio keuangan tertentu seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas. rasio
rentabilitas, serta rasio keuangan lainnya. Secara keseluruhan penilaian dalam aspek
keuangan meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.


2. Kebutuhan biaya investasi.
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis
dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan.
5. Kriteria penilaian investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai