ANGGARAN PERSEDIAAN
Dosen pengampuh :
Dengan mengucapkan rasa Alhamdulillahi rabbil alamiin atas segala nikmat yang Allah
berikan kepada kita semua sehingga kita diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan
makalah yang berujudul “Anggaran Persediaan” ini dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan petunjuk kepada kita sehingga kita semua berada dijalan yang benar, semoga
syafaatnya dapat memberikan pertolongan kepada kita kelak nanti di akhirat. Kami selaku
kelompok 2 sangat menyadari, bahwasannya dalam proses pembuatan makalah ini kami masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak sekali kesalahan yang tentunya harus diperbaiki
kembali. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan juga koreksi kepada :
1. Ibu Dr. Andriani Samsuri.S.Sos., MM. selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting.
2. Teman-teman dari Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf Harapan kami semoga
makalah yang kami buat ini dapat memberikan pengetahuan dan juga wawasan bagi para
pembaca mengenai analisis tren.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
C. Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
PENUTUP....................................................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity
cost” yang lebih besar. Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang
mencukupi, dapat mengakibatkan biaya – biaya terjadinya kekurangan bahan.
Persediaan adalah segala sesuatu atau sumber-sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk
phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam
proses, dan kemudian barang jadi.
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi
diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu
sangatlah penting. Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara
menurunkan tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas
bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian
persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan
membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini ditetapkan, langkah
berikutnya adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan
persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari anggaran persediaan?
2. Bagaimana contoh penerapan anggaran persediaan pada LAZ/BAZ?
3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anggaran persediaan
2. Untuk mengetahui contoh penerapan anggaran persediaan pada LAZ/BAZ
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://www.academia.edu/29314308/Anggaran_Persediaan
5
a) FIFO (First in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang pertama dibeli langsung
diproses, bila dari pembelian pertama telah diproses semua maka akan mengambil
dari pembelian kedua dan seterusnya. Dengan demikian bila ada persediaan akhir,
maka persediaan tersebut berasal dari pembelian terakhir atau persediaan tersebut
dinilai dengan harga pada pembelian terakhir. Misalnya :
➢ Persediaan akhir
Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar
6
5.000 x Rp. 1.000,00 = Rp. 5.000.000,00
= Rp. 6.200.000,00
c) Average
Dalam metode ini persediaan material pada akhir periode akan dinilai dengan harga
rata-rata dari pembelian material. Misalnya :
= 6.000 x 1.220
= Rp. 7.320.000,00
7
c. Tarif Biaya Produksi
Bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak sama maka masing-masing unsure
biaya tersebut berdasarkan pada tarif-tarif biaya material, tarif biaya TKL dan tarif
BOP. Misalnya pada akhir periode terdapat 1.000 unit barang dalam proses dengan
tingkat penyelesaian sebagai berikut :
- Material : 60 %
- TKL : 40 %
- BOP : 50 %
Sedangkan tarif yang telah ditentukan adalah :
= Rp.1.540.000,00
8
Metode full costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang memasukkan
semua biaya produksi sebgai komponen haraga pokok produk, yaitu material, tenaga
kerja langsung, BOP variable dan BOP tetap.
HPP/unit:
Material/unit : XX
TKL/unit : XX
BOP variabel/unit : XX
BOP tetap/unit : XX
XX
Misalnya anggaran produksi tahun 2003 sebesar 1.000 unit dengan biaya produksi
sebagai berikut :
Rp.20.000.000,00
Sedangkan anggaran penjualan tahun 2003 sebesar 900 unit, sehingga perkiraan
persediaan akhir sebesar 100 unit.
Perhitungan HPP/unit
Rp.20.000,00
9
Maka nilai persediaan akhir menurut metode full costing sebesar :
= Rp. 2.000.000,00
HPP/unit:
Material/unit : XX
TKL/unit : XX
BOP variabel/unit : XX
BOP tetap/unit : XX
XX
Dari contoh diatas bila persediaan akhir 100 unit dinilai dengan metode variabel
costing dihitung sebagai berikut :
HPP/unit:
Rp.18.000,00
= Rp. 1.800.000,00
10
Kuantitas Pesana Ekonomi (KPE)
Kuantitas pesanan ekonomis dalah kuantiras barang yang dapat diperloleh dengan biaya
yang minimla atau jumlah belian yang optimal.
Rumus KPE :
Keterangan :
• KSt : kuantitas standar bahan baku dipakai selama periode tertentu
• S : biaya pemesanan setiap kali pesan
• HSt : harga standat bahan baku per unit
• I : biaya penyimpaan bahan digudang yang dinyatakan dalam persentase dari milai
sediaan rata-rata dalam satuan mata uang yang disebut dengan Carrying Cost
• HSt x I : biaya penyimpanan perunit (BP)2
Menghitung anggaran persediaan atau biaya persediaan barang jadi merupakan proses yang
sangat penting untuk menghitung rasio persediaan. Meskipun membutuhkan waktu,
pikiran, dan tenaga lebih, namun hal tersebut akan memudahkab untuk memahami seriap
nilai barang yang ada di dalam anggaan inventaris yang dimiliki.
Alasan paling penting mengapa IZI dilahirkan adalah adanya tekad yang kuat untuk
membangun lembaga pengelola zakat yang otentik. Dengan fokus dalam pengelolaan zakat
serta donasi keagamaan lainnya diharapkan IZI dapat lebih sungguh-sungguh mendorong
potensi besar zakat menjadi kekuatan real dan pilar kokoh penopang kemuliaan dan
kesejahteraan ummat melalui positioning lembaga yang jelas, pelayanan yang prima,
efektifitas program yang tinggi, proses bisnis yang efisien dan modern, serta 100% shariah
compliance sesuai sasaran ashnaf dan maqashid (tujuan) syariah.
2
https://slideplayer.info/slide/3756444/
11
Tekad tersebut menemukan momentumnya dengan terbitnya regulasi baru
pengelolaan zakat di tanah air melalui Undang-Undang Pengelolaan Zakat No 23 tahun
2011. Dengan merujuk kepada undang-undang tersebut dan peraturan pemerintah
turunannya, Yayasan IZI kemudian menempuh proses yang harus dilalui dan melengkapi
seluruh persyaratan yang telah ditetapkan untuk mempoleh izin operasional sebagai
lembaga amil zakat.
Setelah melalui proses yang panjang dan berliku, kira-kira 13 bulan setelah
kelahirannya sebagai yayasan, pada tanggal 30 Desember 2015, IZI secara resmi
memperoleh izinnya melalui surat keputusan Kementerian Agama RI No. 423 tahun 2015,
kemudian IZI memperpanjang izin operasionalnya sebagai Lembaga Amil Zakat skala
nasional melalui surat keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia no. 950 tahun
2020.
Core value IZI dalam berkhidmat bagi ummat – sesuai kemiripan pelafalan
namanya – adalah ‘mudah’ (easy). Tagline yang diusungnya adalah ‘memudahkan,
dimudahkan’. Berawal dari keyakinan bahwa jika seseorang memudahkan urusan sesama,
maka Allah SWT akan memudahkan urusannya, Insha Allah. Oleh karenanya IZI bertekad
untuk mengedukasi masyarakat sehingga meyakini bahwa mengeluarkan zakat itu mudah,
membangun infrastruktur pelayanan agar zakat dapat ditunaikan juga dengan mudah,
merancang program-program yang efektif yang dapat menghantarkan kehidupan para
mustahik agar menjadi jauh lebih mudah. Inilah parameter utama dalam mengukur kinerja
pengabdian IZI bagi masyarakat.
12
• Menjalin kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha, pemerintah, media, dunia
akademis (academia), nadzir wakaf, dan lembaga lainnya, atas dasar keselarasan
nilai-nilai yang dianut
• Meningkatkan kompetensi SDM dan inovasi pengelolaan ZIS yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku, tatakelola yang baik (good governance) dan kaidah syariah
• Berperan aktif mendorong terbentuknya berbagai forum, kerjasama dan program-
program penting lainnya yang relevan bagi peningkatan efektivitas peran ZIS dan
Wakaf di level lokasi, nasional, regional, dan global
Legalitas
LAZNAS IZI adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang telah memiliki
legitimasi melalui aspek legal formal sebagai berikut:
Akta Pendirian Nomor 1, 10 November 2014
SK Kemenkumham Nomor AHU-09418.50.10.2014 pada 21 November 2014
SK LAZNAS Nomor KMA Nomor 423 Tahun 2015 pada 30 Desember 2015
NPWP 71.552.298.3-005.000
Izin Domisili Nomor 59/5.16.1/31.75.04.1004/071.562/2016
Perpanjangan Izin Operasional SK LAZNAS IZI No. 950 Tahun 2020 pada 30 Desember
2020
Program Unggulan
Program Pemberdayaan
1. Beasiswa Mahasiswa
2. Smartfarm
3. Lapak Berkah
4. Pelatihan Keterampilan
5. Kampung Bina Mualaf
6. Dakwah Penjuru Negeri
13
3. Proteksi Keluarga Mustahik
4. Layanan Ambulance
5. Program Ramadhan
6. Program Peduli Bencana
X1 = Penerimaan X2 = Penyaluran
1 = < 3 Juta 1 = <3 juta
2 = 3 Juta - 6 Juta 2 = 3juta-6juta
3 = 7 Juta - 10 Juta 3 = 7juta-10juta
4 = 11 Juta - 20Juta 4 = 11juta-20juta
5 = >20 Juta 5 = >20juta
14
Y = a + b1 X1 + b2
X2
Y = -890,813+1,183,753.50X₁+(365,126)X₂
Rumus a = ∑Y/n
b = ∑ XY/∑X²
Syarat ∑ = 0
Jumlah Penerimaan
No Tahun (Y) X1 X1² X2 X2² X1.Y X2.Y X1.X2 (X1.X2)² Y'
1 2019 317.401.664 3 9 4 16 952.204.992 1.269.606.656 12 144 0
2 2020 334.258.000 2 4 4 16 668.516.000 1.337.032.000 8 64 0
3 2021 258.879.235 3 9 3 9 776.637.705 776.637.705 9 36 0
Σ 910.538.899 8 22 11 41 2.397.358.697 3.383.276.361 29 244 0
15
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang akan direncanakan dalam anggaran persediaan material adalah berapa nilai
persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai persediaan material adalah jumlah material yang tersedia dan harga beli
material persatuan. Ada tiga metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut yaitu FIFO, LIFO, dan AVERAGE.
Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai
sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai persediaan barang dalam proses tergantung pada jumlah barang dalam
proses, tingkat penyelesaian produk dan tarif biaya produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi adalah
unit persediaan dan metode penentuan harga pokok.
1
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29314308/Anggaran_Persediaan diakses pada tanggal 17 April 2023
pukul 17.23