Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANGGARAN PERSEDIAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Budgeting”

Dosen pengampuh :

Dr. Andriani Samsuri, MM

Disusun oleh Kelompok 2:

Mega Putri Novia Agustin (08010520007)


Alicia Fatihah (08020520014)
Muhammad Zaidan Fahmi (08020520025)
Nadya Kurnia Sabrina (08020520028)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa Alhamdulillahi rabbil alamiin atas segala nikmat yang Allah
berikan kepada kita semua sehingga kita diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan
makalah yang berujudul “Anggaran Persediaan” ini dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan petunjuk kepada kita sehingga kita semua berada dijalan yang benar, semoga
syafaatnya dapat memberikan pertolongan kepada kita kelak nanti di akhirat. Kami selaku
kelompok 2 sangat menyadari, bahwasannya dalam proses pembuatan makalah ini kami masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak sekali kesalahan yang tentunya harus diperbaiki
kembali. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan juga koreksi kepada :
1. Ibu Dr. Andriani Samsuri.S.Sos., MM. selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting.
2. Teman-teman dari Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf Harapan kami semoga
makalah yang kami buat ini dapat memberikan pengetahuan dan juga wawasan bagi para
pembaca mengenai analisis tren.

Surabaya, 19 April 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

BAB I .............................................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3

C. Tujuan .................................................................................................................................. 4

BAB II............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5

A. Pengertian Anggaran Persediaan ......................................................................................... 5

B. Penerapan Anggaran Persediaan Pada Lembaga ............................................................... 11

BAB III ......................................................................................................................................... 15

PENUTUP....................................................................................................................................... 1

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 1

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 2

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity
cost” yang lebih besar. Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang
mencukupi, dapat mengakibatkan biaya – biaya terjadinya kekurangan bahan.
Persediaan adalah segala sesuatu atau sumber-sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk
phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam
proses, dan kemudian barang jadi.
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi
diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu
sangatlah penting. Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara
menurunkan tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas
bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian
persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan
membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini ditetapkan, langkah
berikutnya adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan
persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari anggaran persediaan?
2. Bagaimana contoh penerapan anggaran persediaan pada LAZ/BAZ?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anggaran persediaan
2. Untuk mengetahui contoh penerapan anggaran persediaan pada LAZ/BAZ

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Persediaan


Persediaan (inventory) yaitu barang yang diperoleh dan tersedia dengan maksud1 untuk
dijual atau dipakai dalam produksi, atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus
keiatan yang normal. Dalam persediaan produk ada tiga jenis, yaitu : sediaan produk yaitu hasil
produksi (sediaan produk jadi dan sediaan dalam proses), sediaan produk jadi yaitu sediaan
hasil produksi siap di jual, dan sediaan produk dalam proses yaitu sediaan produk yang belum
selesai diproduksi sehingga memerlukan proses lebih lanjut.

Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa


nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang
ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan
persediaan barang jadi. Pabrik merupakan penyedia produk jadi, sediaan produk dalam proses,
bahan baku, bahan pembantu, dan sediaan pernik ( suiplies).

1) Anggaran Persediaan Material


Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material untuk
setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material
yakni :
a. Jumlah Materaial yang Tersedia
Semakin besar jumlah material yang tersedia atau yang akn disediakan maka nilai
persediaan akan semakin besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai
persediaan bias didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua bulan.
b. Harga Beli Material per Satuan
Bila material yang ada di gudang dibeli dari beberapa supplier dan pada setiap
pembelian harganya berbeda, maka akan timbul permasalahan yakni persediaan yang
direncanakan akan dinilai dengan harga yang mana?
Ada 3 metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan permasalah tersebut yakni :

1
https://www.academia.edu/29314308/Anggaran_Persediaan

5
a) FIFO (First in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang pertama dibeli langsung
diproses, bila dari pembelian pertama telah diproses semua maka akan mengambil
dari pembelian kedua dan seterusnya. Dengan demikian bila ada persediaan akhir,
maka persediaan tersebut berasal dari pembelian terakhir atau persediaan tersebut
dinilai dengan harga pada pembelian terakhir. Misalnya :

➢ Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00


➢ Pembelian 1 (tahun 2003) 6.000 kg Rp. 1.200,00
Pembelian 2 (tahun 2003) 7.000 kg Rp. 1.250,00

Pembelian 3 (tahun 2003) 6.500 kg Rp. 1.300,00

Pembelian 4 (tahun 2003) 7.500 kg Rp. 1.350,00

➢ Persediaan akhir
Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar

= 6.000 x Rp. 1.350,00 = Rp. 8.100.000,00

b) LIFO (Last in First Out)


Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang terakhir dibeli langsung
diproses, bila dari pembelian terakhir telah diproses semua maka akan mengambil
dari pembelian sebelumnya dan seterusnya. Dengan demikian bila ada persediaan
akhir maka persediaan tersebut berasal dari pembelian pertama atau persediaan
tersebut dinilai dengan harga pada pembelian pertama.

➢ Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00


➢ Pembelian 1 (tahun 2003) 6.000 kg Rp. 1.200,00
Pembelian 2 (tahun 2003) 7.000 kg Rp. 1.250,00

Pembelian 3 (tahun 2003) 6.500 kg Rp. 1.300,00

Pembelian 4 (tahun 2003) 7.500 kg Rp. 1.350,00

➢ Persediaan akhir = 6.000 kg


Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar

6
5.000 x Rp. 1.000,00 = Rp. 5.000.000,00

1.000 x Rp. 1.200,00 = Rp. 1.200.000,00

= Rp. 6.200.000,00

c) Average
Dalam metode ini persediaan material pada akhir periode akan dinilai dengan harga
rata-rata dari pembelian material. Misalnya :

- Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00


- Pembelian tahun 2002
Pembelian 1 : 6.000 kg Rp. 1.200,00
Pembelian 2 : 7.000 kg Rp. 1.250,00
Pembelian 3 : 6.500 kg Rp. 1.300,00
Pembelian 4 : 7.500 kg Rp. 1.350,00
- Persediaan akhir tahun 2003 = 6.000 kg
Maka nilai persediaan akhir menurut metode AVERAGE sebesar :
1.000 + 1.200 + 1.250 + 1.300 + 1.350
= 6.000 x
5

= 6.000 x 1.220

= Rp. 7.320.000,00

2) Anggaran Persediaan Barang Dalam Proses


Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai,
sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar-
kecilnya nila persediaan barang dalam proses akan tergantung pada :
a. Unit/jumlah Barang dalam Proses
Semakin besar jumlah barang yang masih dalam proses maka nilai persediaannya
akan semakin besar.
b. Tingkat Penyelesaian Produk
Tingkat penyelesaian produk dilihat dari penyelesaian masing-masing komponen
produksi yaitu material, TKL & Overhead pabrik.

7
c. Tarif Biaya Produksi
Bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak sama maka masing-masing unsure
biaya tersebut berdasarkan pada tarif-tarif biaya material, tarif biaya TKL dan tarif
BOP. Misalnya pada akhir periode terdapat 1.000 unit barang dalam proses dengan
tingkat penyelesaian sebagai berikut :
- Material : 60 %
- TKL : 40 %
- BOP : 50 %
Sedangkan tarif yang telah ditentukan adalah :

- Material : Rp. 1.200,00


- TKL : Rp. 800,00
- BOP : Rp. 1.000,00
Maka nilai persediaan akhir barang dalam proses diperhitungkan sebagai berikut :

- Material : 1.000 x 60 % x Rp. 1.200,00 = Rp. 720.000,00


- TKL : 1.000 x 40 % x Rp. 800,00 = Rp. 320.000,00
- BOP : 1.000 x 50 % x Rp. 1.000,00 = Rp. 500.000,00

= Rp.1.540.000,00

3) Anggaran Persediaan Barang Jadi


Persediaan barang jadi diperlukan untuk melayani penjualan yang tidak direncanakan atau
penjualan nonreguler. Bila persediaan barang jadi tidak mencukupi maka konsumen
kemungkinan akan membeli produk merek lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai persediaan barang jadi adalah :
a. Unit Persediaan
Besarnya persediaan bias ditentukan berdasarkan rata-rata penjualan per bulan atau
pendekatan yang lain.
b. Metode Penentuan Harga Pokok
Ada dua pendekatan dalam penentuan harga pokok yaitu :
• Metode Full Costing

8
Metode full costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang memasukkan
semua biaya produksi sebgai komponen haraga pokok produk, yaitu material, tenaga
kerja langsung, BOP variable dan BOP tetap.

HPP/unit:

Material/unit : XX

TKL/unit : XX

BOP variabel/unit : XX

BOP tetap/unit : XX

XX

Misalnya anggaran produksi tahun 2003 sebesar 1.000 unit dengan biaya produksi
sebagai berikut :

Material : Rp. 5.000.000,00

TKL : Rp. 6.000.000,00

BOP variabel : Rp. 7.000.000,00

BOP tetap : Rp. 2.000.000,00

Rp.20.000.000,00

Sedangkan anggaran penjualan tahun 2003 sebesar 900 unit, sehingga perkiraan
persediaan akhir sebesar 100 unit.

Perhitungan HPP/unit

Material : Rp. 5.000,00

TKL/unit : Rp. 6.000,00

BOP variabel : Rp. 7.000,00

BOP tetap : Rp. 2.000,00

Rp.20.000,00

9
Maka nilai persediaan akhir menurut metode full costing sebesar :

Nilai PA = 100 x Rp. 20.000,00

= Rp. 2.000.000,00

• Metode Variabel Costing


Metode variable costing adalah metode penentuan harga produk yang
memasukkan biaya produksi yang bersifat variabel sebagai komponen harga pokok
produk, yaitu material, TKL dan BOP variabel.

HPP/unit:

Material/unit : XX

TKL/unit : XX

BOP variabel/unit : XX

BOP tetap/unit : XX

XX

Dari contoh diatas bila persediaan akhir 100 unit dinilai dengan metode variabel
costing dihitung sebagai berikut :

HPP/unit:

Material : Rp. 5.000,00

TKL : Rp. 6.000,00

BOP variabel : Rp. 7.000,00

Rp.18.000,00

Nilai PA = 100 x Rp. 18.000,00

= Rp. 1.800.000,00

10
Kuantitas Pesana Ekonomi (KPE)
Kuantitas pesanan ekonomis dalah kuantiras barang yang dapat diperloleh dengan biaya
yang minimla atau jumlah belian yang optimal.
Rumus KPE :
Keterangan :
• KSt : kuantitas standar bahan baku dipakai selama periode tertentu
• S : biaya pemesanan setiap kali pesan
• HSt : harga standat bahan baku per unit
• I : biaya penyimpaan bahan digudang yang dinyatakan dalam persentase dari milai
sediaan rata-rata dalam satuan mata uang yang disebut dengan Carrying Cost
• HSt x I : biaya penyimpanan perunit (BP)2
Menghitung anggaran persediaan atau biaya persediaan barang jadi merupakan proses yang
sangat penting untuk menghitung rasio persediaan. Meskipun membutuhkan waktu,
pikiran, dan tenaga lebih, namun hal tersebut akan memudahkab untuk memahami seriap
nilai barang yang ada di dalam anggaan inventaris yang dimiliki.

B. Penerapan Anggaran Persediaan Pada Lembaga Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)


Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia - IZI - dikenal cukup luas dan memiliki reputasi
yang baik sejak tahun 2015 dalam memelopori era baru gerakan filantropsi Islam modern
di Indonesia. Dengan berbagai konsideran dan kajian mendalam, Inisiatif Zakat Indonesia
(IZI) lahir pada Hari Pahlawan, 10 November 2014.

Alasan paling penting mengapa IZI dilahirkan adalah adanya tekad yang kuat untuk
membangun lembaga pengelola zakat yang otentik. Dengan fokus dalam pengelolaan zakat
serta donasi keagamaan lainnya diharapkan IZI dapat lebih sungguh-sungguh mendorong
potensi besar zakat menjadi kekuatan real dan pilar kokoh penopang kemuliaan dan
kesejahteraan ummat melalui positioning lembaga yang jelas, pelayanan yang prima,
efektifitas program yang tinggi, proses bisnis yang efisien dan modern, serta 100% shariah
compliance sesuai sasaran ashnaf dan maqashid (tujuan) syariah.

2
https://slideplayer.info/slide/3756444/

11
Tekad tersebut menemukan momentumnya dengan terbitnya regulasi baru
pengelolaan zakat di tanah air melalui Undang-Undang Pengelolaan Zakat No 23 tahun
2011. Dengan merujuk kepada undang-undang tersebut dan peraturan pemerintah
turunannya, Yayasan IZI kemudian menempuh proses yang harus dilalui dan melengkapi
seluruh persyaratan yang telah ditetapkan untuk mempoleh izin operasional sebagai
lembaga amil zakat.

Setelah melalui proses yang panjang dan berliku, kira-kira 13 bulan setelah
kelahirannya sebagai yayasan, pada tanggal 30 Desember 2015, IZI secara resmi
memperoleh izinnya melalui surat keputusan Kementerian Agama RI No. 423 tahun 2015,
kemudian IZI memperpanjang izin operasionalnya sebagai Lembaga Amil Zakat skala
nasional melalui surat keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia no. 950 tahun
2020.

Core value IZI dalam berkhidmat bagi ummat – sesuai kemiripan pelafalan
namanya – adalah ‘mudah’ (easy). Tagline yang diusungnya adalah ‘memudahkan,
dimudahkan’. Berawal dari keyakinan bahwa jika seseorang memudahkan urusan sesama,
maka Allah SWT akan memudahkan urusannya, Insha Allah. Oleh karenanya IZI bertekad
untuk mengedukasi masyarakat sehingga meyakini bahwa mengeluarkan zakat itu mudah,
membangun infrastruktur pelayanan agar zakat dapat ditunaikan juga dengan mudah,
merancang program-program yang efektif yang dapat menghantarkan kehidupan para
mustahik agar menjadi jauh lebih mudah. Inilah parameter utama dalam mengukur kinerja
pengabdian IZI bagi masyarakat.

Visi dan Misi


Visi:
Menjadi Lembaga zakat professional, terpercaya yang menginspirasi, gerakan kebajikan
dan pemberdayaan
Misi:
• Menjalankan fungsi edukasi, informasi, konsultasi dan penghimpunan dana zakat,
infak dan sedekah (ZIS)
• Mendayagunakan dana ZIS bagi mustahik dengan prinsip kemandirian dan
inklusifitas

12
• Menjalin kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha, pemerintah, media, dunia
akademis (academia), nadzir wakaf, dan lembaga lainnya, atas dasar keselarasan
nilai-nilai yang dianut
• Meningkatkan kompetensi SDM dan inovasi pengelolaan ZIS yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku, tatakelola yang baik (good governance) dan kaidah syariah
• Berperan aktif mendorong terbentuknya berbagai forum, kerjasama dan program-
program penting lainnya yang relevan bagi peningkatan efektivitas peran ZIS dan
Wakaf di level lokasi, nasional, regional, dan global
Legalitas
LAZNAS IZI adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang telah memiliki
legitimasi melalui aspek legal formal sebagai berikut:
Akta Pendirian Nomor 1, 10 November 2014
SK Kemenkumham Nomor AHU-09418.50.10.2014 pada 21 November 2014
SK LAZNAS Nomor KMA Nomor 423 Tahun 2015 pada 30 Desember 2015
NPWP 71.552.298.3-005.000
Izin Domisili Nomor 59/5.16.1/31.75.04.1004/071.562/2016
Perpanjangan Izin Operasional SK LAZNAS IZI No. 950 Tahun 2020 pada 30 Desember
2020

Program Unggulan
Program Pemberdayaan
1. Beasiswa Mahasiswa
2. Smartfarm
3. Lapak Berkah
4. Pelatihan Keterampilan
5. Kampung Bina Mualaf
6. Dakwah Penjuru Negeri

Program Mulia Inisiatif


1. Rumah SInggah Pasien
2. Klinik Hemodialisa

13
3. Proteksi Keluarga Mustahik
4. Layanan Ambulance
5. Program Ramadhan
6. Program Peduli Bencana

ANALISIS REGRESI PERSEDIAAN DANA ZAKAT LAZ INSIATIF ZAKAT


INDONESIA

No Tahun Jumlah Penerimaan (Y) X1 X1² X2 X2² X1.Y


1 2019 3.650.000 2 4 4 16 7.300.000
2 2020 4.450.000 2 4 3 9 8.900.000
3 2021 800.000 3 9 2 4 2.400.000
Σ 8.900.000 7 17 9 29 18.600.000

X2.Y X1.X2 (X1.X2)² Y'


14.600.000 8 64 2937208,217
13.350.000 6 36 2572082,166
1.600.000 6 36 3390709,617
29.550.000 20 136 8900000

X1 = Penerimaan X2 = Penyaluran
1 = < 3 Juta 1 = <3 juta
2 = 3 Juta - 6 Juta 2 = 3juta-6juta
3 = 7 Juta - 10 Juta 3 = 7juta-10juta
4 = 11 Juta - 20Juta 4 = 11juta-20juta
5 = >20 Juta 5 = >20juta

14
Y = a + b1 X1 + b2
X2

Y = -890,813+1,183,753.50X₁+(365,126)X₂

Tahun X1 X2 prediksi persediaan


2022 2 3 3462885,154
2023 3 2 4281512,605
2024 4 4 6195518,207

Analisis Trend Penghimpunan Zakat dengan Metode Kuadrat Terkecil Syarat


∑X = 0 Laporan Keuangan LAZ Al Azhar Periode Tahun 2017-2021

No Tahun Zakat(Y) X X² XY Y'


1 2017 13.107.396.926 -2 4 -26214793852
2 2018 15.105.024.442 -1 1 -15105024442
3 2019 18.431.446.619 0 0 0
4 2020 14.611.949.550 1 1 14611949550
5 2021 19.034.634.791 2 4 38069269582
Σ 5 80.290.452.328 0 10 11361400838

Rumus a = ∑Y/n

b = ∑ XY/∑X²

Syarat ∑ = 0

Jumlah Penerimaan
No Tahun (Y) X1 X1² X2 X2² X1.Y X2.Y X1.X2 (X1.X2)² Y'
1 2019 317.401.664 3 9 4 16 952.204.992 1.269.606.656 12 144 0
2 2020 334.258.000 2 4 4 16 668.516.000 1.337.032.000 8 64 0
3 2021 258.879.235 3 9 3 9 776.637.705 776.637.705 9 36 0
Σ 910.538.899 8 22 11 41 2.397.358.697 3.383.276.361 29 244 0

15
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang akan direncanakan dalam anggaran persediaan material adalah berapa nilai
persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai persediaan material adalah jumlah material yang tersedia dan harga beli
material persatuan. Ada tiga metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut yaitu FIFO, LIFO, dan AVERAGE.
Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai
sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai persediaan barang dalam proses tergantung pada jumlah barang dalam
proses, tingkat penyelesaian produk dan tarif biaya produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi adalah
unit persediaan dan metode penentuan harga pokok.

1
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29314308/Anggaran_Persediaan diakses pada tanggal 17 April 2023
pukul 17.23

https://slideplayer.info/slide/3756444/ diakese pada tanggal 17 April 2023 pukul 19.39

https://izi.or.id/profile/ diakses pada tanggal 19 April 2023 pukul 22.34

Anda mungkin juga menyukai