Anda di halaman 1dari 19

PERSEDIAAN

Dosen Pengampu :

Deli Yanti Simbolon,S.Pd,M.Ak

Disusum Oleh:

Kelompok 10

1.Dewi 221010141

2.Fransiska Tamara Br Simbolon 221010184

3.Prycillia Putri Dwi Vani 221010155

4.Yokhebeb Zega 221010143

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


STIE EKA PRASETYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas berkah dan rahmat-
Nya lah, kami kelompok 6 dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Pengantar Akuntansi
II yang diampu oleh ibu Deli Yanti Simbolon,S.Pd,M.Ak. Juga tak lupa kami ucapkan terima kasih atas
tugas yang diamanahkan beliau kepada kami kelompok 6 sehingga hadirnya tugas ini kami dapat
mendalami materi yang diberikan dengan bagaimana seharusnya.

Dalam proses pembuatan makalah ini kami juga masih menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat berharap kepada pembaca untuk dapat
memberikan kritik ataupun saran yang membuat makalah ini menjadi lebih baik. Kami sangat meminta
maaf kepada pembaca jika kedepannya terdapat kesalahan kata bahkan data yang dimasukkan. Semoga
Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi kita. Kami selaku kelompok 6 mengucapkan Terima kasih.

Medan,07 Maret 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................. 1
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1.Penyajian Persediaan........................................................................... 3
2.2 Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan Barang .......................... 4
2.3 Metode Pencatatan Persediaan ............................................................ 7
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan ataudijual pada masa atau
periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaanbahan baku, persediaan barang dalam
proses dan persediaan barang jadi.Persediaan barang dalam proses disimpan sebelum digunakan atau
dimasukkan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan
disimpan sebelum dijual atau dipasarkan.
Dwi Martani (2012 : 245) mendefinisikan persediaan sebagai berikut:Persediaan
merupakansalah satu aset yang sangat penting bagi suatu entitasbaik bagi perusahaan ritel, manufaktur,
jasa, maupun entitas lainnya. PSAK 14 (revisi 2008) mendefinisikan persediaan sebagai aset yang; (i)
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; (ii) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut;
(iii) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa.
Sigit Hermawan (2013 : 56) mengatakan bahwa:Persediaan sangat penting artinya bagi
perusahaan dagang karena biasanyaakan memiliki porsi yang lebih besar daripada aktiva lancar yang
lain.Pengelolaan persediaan sangat penting dalam upaya menjaga kestabilan jumlah persediaan.
Persediaan dijaga agar tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi kuantitasnya. Persediaan
yang terlalu rendah akan berbahaya dalamkaitannya dengan pesanan konsumen yang tidak dapat
dipenuhi oleh perusahaan.Persediaan yang terlalu tinggi juga tidak baik karena menyebabkan
penimbunandan biaya penyimpanan menjadi tinggi dan menunjukkan perputaran (turn over)persediaan
yang rendah.

1.2 Identifikasi Masalah

Rumusan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :


a. Apa pengertian penyajian persediaan ?
b. Bagaimana penetapan harga pokok persediaan dalam 2 cara metode ?
c. Apa pengaruh perbedaan metode penetapan harga pokok?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah :


a. Untuk mengetahui pengertian penyajian persediaan.
b. Untuk mengetahui penetapan harga pokok persediaan dalam 2 cara metode
c. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode penetapan harga pokok

1
1.4 Manfaat

Dengan adanya makalah ini,pembaca diharapkan


a. Memahami penyajian persediaan
b. Memahami penetapan harga pokok persediaan dalam 2 cara metode
c. Memahami pengaruh perbedaan metode penetapan harga pokok.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Penyajian Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan aset berupa: Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam
rangka kegiatan operasional pemerintah, contoh: barang habis pakai seperti suku cadang, barang tak
habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.Apa
yang Harus Dimasukkan dalam Akuntansi Persediaan? Inilah yang biasanya dimasukkan banyak bisnis
dalam akuntansi inventaris mereka:

• Bahan baku

Bahan baku adalah komponen yang dibutuhkan bisnis untuk memproduksi produknya.
Misalnya, perusahaan pembuat cokelat akan mencantumkan bahan mentah yang mereka gunakan
untuk membuat cokelat, seperti gula, kakao, dan mentega, dalam inventaris mereka. Sebuah
perusahaan produksi minyak akan mencantumkan minyak mentah yang mereka beli dari pemasok
mereka.

• Barang dalam proses

Barang dalam proses adalah barang yang dibuat oleh bisnis dengan bahan baku dan komponen.
Misalnya, sebuah perusahaan mode akan memasukkan gaun, sepatu, dan aksesori lainnya yang
dibuat sebagian ke dalam inventaris barang dalam proses mereka.

• Barang jadi

Barang jadi adalah barang yang siap dijual oleh bisnis kepada pelanggannya. Persediaan barang
jadi biasanya memiliki sub bagian persediaan seperti persediaan transit, persediaan penyangga,
persediaan antisipasi, persediaan decoupling dan persediaan siklus. Persediaan ini berkaitan dengan
pencatatan barang yang akurat saat dipindahkan dari satu bisnis ke bisnis lain untuk dijual.

• Barang MRO

Barang MRO adalah perlengkapan pemeliharaan, perbaikan dan pengoperasian, peralatan


industri, komputer, dan perlengkapan lain yang mungkin diperlukan bisnis untuk beroperasi, tetapi
bukan bagian dari produk akhir yang mereka produksi.

3
• Barang dijual kembali

Barang yang dijual kembali adalah barang yang telah dikembalikan oleh pelanggan dengan
berbagai alasan dan dalam kondisi cukup baik untuk dijual kembali.

2. Fungsi dari Akuntansi Persediaan

Akuntansi persediaan sangat penting untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan


barang. Ini memungkinkan bisnis untuk mengetahui jenis barang yang mereka miliki dalam inventaris
mereka dan jumlahnya dan memungkinkan bisnis menetapkan nilai yang akurat untuk inventaris
mereka.

Akuntansi persediaan dapat membantu bisnis melihat produk mana yang paling sering mereka
beli dan produk mana yang paling banyak terjual. Ini dapat membantu bisnis mengevaluasi harga pokok
penjualan dan harga pokok barang yang tidak terjual pada akhir setiap tahun keuangan. Mereka
kemudian dapat membandingkan angka-angka tersebut untuk mengetahui seberapa produktif dan
menguntungkan bisnis mereka.

3. Mengapa Akuntansi Persediaan Penting dalam Bisnis?

Akuntansi persediaan penting untuk bisnis karena membantu mereka menentukan posisi
keuangan mereka yang sebenarnya. Akuntansi persediaan yang akurat juga dapat membantu
meningkatkan proses produksi mereka, memfasilitasi penjualan produk, dan merencanakan pengiriman
produk ke pelanggan.

Banyak bisnis menggunakan sistem pelacakan otomatis dan perangkat lunak akuntansi untuk
akuntansi inventaris mereka, yang membuatnya lebih mudah untuk memperbarui perubahan
berkelanjutan yang biasanya terjadi dengan inventaris saat bisnis menambahkan item baru, menjual
item yang ada, dan menghapus item usang.

2.2 Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan Barang

Nilai persediaan barang dagang ditentukan oleh gabungan dua factor, yaitu kuantitas dan
harga pokok. Kuantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan secara fisik. Harga pokok
persediaan adalah harga untuk memperoleh persediaan tersebut. Disamping harga beli, termasukdalam
harga pokok persediaan adalah semua biaya yang terjadi sampai dengan persediaan siap dijual, misalnya
biaya pengangkutan, bea masuk dan asuransi.

Kesulitan dalam menetapkan harga pokok persediaan adalah apabila selama satu periode,
barang yang sama diperoleh dengan beberapa harga yang berbeda. Apabila demikian ,perlu ditentukan
harga yang akandigunakan untuk menetapkan harga pokok persediaan.

4
Dalam hal ini, pencatatan persediaan dibagi menjadi dua macam metode, yaitu: Metode
Perpetual dan Metode Periodik, Kedua metode ini memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan
lainnya. Penjelasan tentang kedua metode ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Perpetual

Dalam system perpetual, perubahan jumlah persediaan (fisik maupun rupiah) dimonitor setiap
saat. Caranya dengan menyediakan kartu persediaan untuk setiap jenis persediaan. Apabila ada selisih
dalam pencatatan persediaan maka pada jurnal dicatat sebagai selisih pencatatan persediaan.Perusahaan
yang menggunakan Sistem Perpetual, memiliki beberapa ciri-ciri perusahaan perpetual adalah sebagai
berikut:

Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan, bukan rekening
pembelian.

a) Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan, dan dicatat dengan mendebet
rekening Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit rekening persediaan.
b) Persediaan merupakan rekening control dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang
berisi catatan untuk tiap jenis persediaanSelain itu, perusahaan yang menggunakan jurnal
sistem perpetual, memiliki keuntungan tersendiri, di antaranya yaitu:
c) Rekening persediaan akan dapat menunjukkan saldo persediaan yang ada pada akhir tiap bulan,
dengan tidak perlu menggunakan perhitungan fisik.
d) Harga pokok penjualan diketahui untuk setiap transaksi penjualan barang dagangan, sehingga
laba kotor penjualan dapat diketahui, tampa menunggu sampai akhir periode.
e) Dengan telah diketahuinya saldo persediaan dan harga pokok penjualan, maka jurnal
penyesuaian pada akhir periode tidak diperlukan lagi.Jurnal untuk mencatat transaksi
pembelian dan penjualan pada metoda perpetual berbeda dengan jurnal system periodik. Dalam
system persediaan perpetual pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening
persediaaan sebesar harga perolehannya.

2. Metode Periodik

Pada sistem ini, Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) baru dihitung dan dicatat pada
akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan adalah dengan menghitung kuantitas barang yang ada di
gudang di setiap akhir periode, kemudian mengalikanya dengan harga pokok per unitnya. Dengan cara
ini maka jumlahnya, baik fisik maupun harga pokoknya, tidak dapat diketahui setiap saat.
Konsekuensinya, jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi oleh system ini Untuk dapat
menghitung Harga Pokok Penjualan dan harga Pokok Persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara
yaitu:

5
A. Identifikasi Khusus

Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Tiap jenis
barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri.
Contohnya ponsel merek A tipe 123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.Harga pokok penjualan
terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual, dan sisanya merupakan persediaan akhir.

Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan
cara fisik maupun cara buku. Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan
maupun gudang yang luas maka jarang digunakan.Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan
yang menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas.

B. FIFO (First In First Out)

Metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk menentukan harga pokok penjualan apabila
terjadipenjualan.
contoh: pada bulan juni perusahaan membeli barang dagangan dengan harga @ Rp 5000, bulan juli
membeli barang dagangan sejenis dengan harga @ Rp 6000. Pada bulan agustus terjadi penjualan
barang dagangan. Maka harga yang digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan adalah @
Rp 5000, baru kemudian @ Rp 6000 apabila produk dengan harga beli Rp 5000 sudah habis dijual.

C. LIFO (Last In First Out)

Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO, barang yang paling
terakhir dibeli akan dijual/ dikeluarkan lebih dulu. Harga perolehan barang yang dibeli terakhir
akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.

D. Rata-rata Tertimbang

Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-
rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan
dengan kuantitasnya. Artinya harga perolehan barang di gudang ditambah harga perolehan barang
yang baru dibeli dibagi kuantitas / jumlah barang di gudang dan jumlah barang yang dibeli. Hasil
pembagian inilah yang akan digunakan sebagai pedoman menghitung harga pokok
penjualan.Metode ini disebut juga rata-rata bergerak karena harganya berubah-ubah setiap terjadi
pembelian. Artinya setiap ada pembelian akan merubah harga pokok barang yang tersedia untuk
dijual.

6
2.3 Metode Pencatatan Persediaan

Cara Efektif Mengelola Barang Dagang

Ketika mencatat barang dagang di gudang, kadang kita lupa kapan waktu masuk dan keluar
barang tersebut. Lebih parah lagi, kadang kita juga keliru menentukan keuntungan dari penjualan
barang dagang karena salah menghitung nilai persediaan barang yang tersimpan. Tahukah kamu,
kelalaian itu bisa berimbas pada jumlah pendapatan usaha?

Biar kamu nggak kesulitan mencatat semua barang dagang, kamu perlu menerapkan metode
pencatatan persediaan barang. Metode pencatatan persediaan barang merupakan cara yang diterapkan
pada suatu usaha dagang untuk mengelola seluruh arus masuk dan keluar barang.

Kenapa sih, hanya perusahaan dagang yang bisa menerapkan metode ini? Karena hanya
perusahaan dagang yang memiliki perputaran barang sebagai aset penjualan. Setiap perusahaan dagang
perlu menerapkan metode pencatatan persediaan barang karena fungsinya yang vital.

Beberapa fungsi metode pencatatan persediaan barang:

• Mendeteksi persediaan barang


• Menganalisis perputaran barang masuk dan keluar
• Mengurangi resiko kehilangan barang
• Menghitung laba perusahaan dari barang yang masuk dan keluar
• Memberikan data barang-barang yang mengalami permintaan tinggi atau sebaliknya

Banyak, kan, fungsinya? Oleh karena itu, kamu harus mulai mencatat barang dagangmu dengan
metode-metode penilaian barang dan pencatatan persediaan barang. Jangan khawatir, artikel ini akan
memberikanmu penjelasan tentang apa saja metode pencatatan barang. Mulai dari metode penilaian
barang, metode pencatatan persediaan barang, sampai cara menghitung persediaan untuk kamu
masukkan ke jurnal persediaan barang dagang. Simak baik-baik, ya.

Metode Penilaian Barang Dagang

Dalam mengelola persediaan barang, kamu perlu cermat menentukan waktu yang tepat antara
barang dagang yang baru masuk tempat penyimpanan sampai kapan menjualnya. Proses ini penting
agar perusahaan mengetahui jumlah stok barang dagang di tempat penyimpanan berdasarkan
waktunya.

7
Hal ini juga berguna untuk meminimalisasi pembelian barang dagang tanpa pengecekan
ketersediaan barang yang masih layak jual. Untuk itu, dalam pencatatan persediaan barang ada tiga
metode penilaian yang dipakai yaitu metode FIFO, LIFO, dan Average.

Metode First In First Out (FIFO)

Metode penilaian barang dagang yang pertama adalah FIFO. Sesuai namanya, barang dagang
yang pertama kali dijual adalah yang pertama kali masuk. Ibaratnya, setelah kamu membeli pasokan
barang dagang dari supplier, maka saat itu juga kamu akan menjualnya langsung. FIFO dianggap
paling logis dan terpercaya, karena bisa mengurangi resiko penurunan kualitas barang yang disimpan.

Apa saja sih, jenis perusahaan dagang yang bisa menggunakan metode FIFO? Biasanya, berupa
perusahaan dagang yang menjual barang dagang tidak tahan lama atau barang yang modelnya cepat
berubah. Perusahaan dagang yang menjual barang dengan masa kadaluarsa juga sangat cocok
menggunakan metode ini. Contohnya; toko serba ada, pasar swalayan, dan apotek.

Berkebalikan dengan metode FIFO, metode LIFO menerapkan penjualan barang yang paling
akhir masuk akan dijual terlebih dahulu. Sebaliknya, barang yang pertama masuk akan dijual di
kemudian hari. Metode LIFO banyak digunakan oleh perusahaan dagang yang tidak memiliki barang
cepat berubah bentuk. Contohnya; toko sepatu, toko pakaian, toko elektronik, toko material.

“Lalu bagaimana cara menentukan kapan barangnya harus dijual dengan metode LIFO?” Kamu
bisa berandai seperti pemilik bisnis pakaian. Karena tidak memiliki tanggal kadaluarsa dan tidak ada
keharusan untuk menghabiskan barang dagang saat itu juga, maka kamu bisa menentukan dengan
melihat trend pakaian yang sedang digandrungi. Kamu pasti akan mengeluarkan stok pakaian dengan
permintaan tinggi, bukan?

Tidak ada kewajiban bagi pemilik usaha pakaian untuk menjual pakaian yang baru selesai
diproduksi agar bisa dibeli secepatnya. Pakaian produksi lama pun bisa dijual kembali sebagai
komoditas penjualan.

Metode Average

Berbeda dengan metode FIFO dan LIFO yang kontradiktif, metode average mengambil jalan
tengah di antara keduanya. Gimana tuh? Dalam penerapan metode average, perusahaan dagang
menggunakan persediaan barang yang ada di tempat penyimpanan untuk dijual tanpa memperhatikan
barang mana yang masuk lebih awal atau akhir. Karena menggunakan metode average atau rata-rata,

8
maka penjual akan mengeluarkan barang dengan membagi jumlah nilai persediaan barang dan stok unit
yang ada di tempat penyimpanan.

Perusahaan dagang yang cocok menggunakan metode average adalah perusahaan yang
menjual barang dengan harga fluktuatif. Penerapan metode average akan lebih mengurangi kerugian
akibat fluktuasi harga dibanding menggunakan metode FIFO atau LIFO. Contohnya; toko mebel dan
toko alat tulis.

Cara Menghitung Nilai Persediaan Barang Dagang: Metode FIFO, LIFO, dan Average

Jika dimasukkan ke dalam jurnal persediaan barang, metode FIFO, LIFO,


dan average digunakan untuk menghitung total biaya persediaan barang dan mengetahui stok akhir
barang. Agar lebih paham, di bawah ini terdapat contoh kasus pergerakan barang dagang selama satu
bulan. Kita akan sama-sama menghitung total biaya dan stok akhirnya menggunakan metode FIFO,
LIFO, dan average. Cermati baik-baik, ya.

Transaksi PT. Warung Sejahtera selama bulan Juli 2021 terkait pergerakan barang dagang
ditampilkan dalam tabel berikut:

Contoh pergerakan barang dagang PT. Warung Sejahtera bulan Juli 2021:

Dari pergerakan di atas, pencatatan dengan metode FIFO, LIFO dan average ditulis sebagai berikut:

9
Contoh pencatatan dengan metode FIFO:

Contoh pencatatan dengan metode LIFO:

Contoh pencatatan dengan metode average:

Dari ketiga metode di atas, bisa disimpulkan bahwa perhitungan akhir total biaya dan jumlah
stok akhir barang berbeda. Tentunya hal ini pun akan berpengaruh pada pendapatan usahamu. Jadi,
kamu harus selalu cermat menggunakan metode-metode tersebut, ya.

10
Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Setelah mempelajari penilaian barang dagang dengan beberapa metode, kamu juga harus
mengetahui cara mencatat persediaan barang dagang. Ada dua metode yang bisa kamu gunakan, yaitu
metode perpetual dan periodik. Pencatatan persediaan barang dengan kedua metode tersebut berfungsi
untuk menghitung nilai persediaan barang, menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP), dan mengetahui
persediaan akhir barang. Berikut akan dijelaskan secara rinci beserta contoh.

Metode Perpetual

Dalam metode perpetual, kita harus melakukan pencatatan barang setiap kali barang masuk dan
keluar, diantaranya transaksi jual beli serta retur. Penjual bisa kapan saja mengetahui posisi nilai
persediaan, karena selalu dicatat setiap ada aktivitas keluar masuk barang. Sesuai dengan namanya,
metode perpetual atau terus menerus memberikan detail informasi tentang pergerakan barang setiap
adanya transaksi.

Jika menggunakan metode perpetual, maka perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan fisik
(stock opname) pada stok barang. Hasilnya sudah bisa terlihat berkat adanya pencatatan rutin. Contoh
perusahaan dagang yang menerapkan metode perpetual, yaitu showroom mobil dan toko mebel.

Metode Periodik atau Fisik

Metode periodik merupakan metode pencatatan persediaan barang yang dilakukan hanya pada
waktu tertentu. Dinamai metode fisik karena akan ada pengecekan barang dagang secara langsung di
akhir periode pencatatan.

Perusahaan dagang yang memakai metode periodik biasanya memiliki kuantitas barang yang
banyak, namun nilainya relatif kecil, dengan harga jual-beli yang stabil. Contohnya, pasar swalayan
dan toko kelontong. Nggak mungkin kan, setiap hari penjual toko kelontong harus ngitung persediaan
barang di gudang? Bisa ngabisin waktu seharian, dong. Untuk itu, metode periodik sangat cocok
digunakan oleh jenis bisnis ini.

Cara Menghitung Persediaan Barang: Metode Perpetual dan Periodik

Setelah mengetahui penjelasan lengkap metode perpetual dan periodik, kamu wajib tahu
bagaimana penerapannya pada jurnal persediaan barang dagang. Agar lebih paham, di bawah ini
terdapat contoh kasus beserta contoh penerapan pada tabel jurnal persediaan barang menggunakan
masing-masing metode, agar kamu tahu perbedaannya.Yuk, kita pelajari bersama!

11
Transaksi PT. Warung Sejahtera terkait persediaan barang dagang selama bulan Agustus 2021
sebagai berikut:

1. Pembelian barang dagang sebesar Rp 5.000.000.


2. Sebagian barang senilai Rp 500.000 harus dikembalikan karena rusak.
3. Pembayaran baru dilakukan 10 hari sejak pembelian.
4. Lalu barang tersebut dijual lagi dengan harga Rp 7.400.000. Harga pokok penjualannya
Rp 4.500.000.
5. Sebagian barang yang dijual tersebut diterima kembali karena tidak sesuai pesanan.
Barang kembali senilai Rp 400.000 dengan harga pokok Rp 250.000.
6. Pada akhirnya diterima kas dari debitur atas penjualan tersebut dengan potongan tunai.

Dari transaksi di atas, pencatatan dengan metode perpetual dan periodik ditulis sebagai berikut:

Contoh penulisan pada jurnal pencatatan persediaan dengan metode periodik:

12
Contoh penulisan pada jurnal pencatatan persediaan dengan metode perpetual:

Bagaimana penjelasan di atas? Mudah kan, pencatatannya? Kamu harus ingat, metode
pencatatan persediaan barang harus disesuaikan dengan jenis usahamu. Jangan sampai salah
menggunakan metode karena itu akan menyulitkan kamu mengelola barang dagangan.

Hal yang perlu diperhatikan pula adalah metode penilaian barang yaitu FIFO, LIFO,
dan Average juga bisa dihitung dengan menggunakan metode pencatatan barang sistem periodik
maupun perpetual. Jadi, kamu bisa mengkombinasikan dua metode pencatatan tersebut dalam laporan
keuangan usahamu.

Kesimpulannya adalah jika dibandingkan dengan metode fisik atau periodik, maka metode
perpetual sangat optimal untuk mencatat persediaan karena dapat memudahkan dalam menyusun neraca
dan laporan laba rugi.

Selain itu, metode perpetual juga dapat digunakan untuk mengawasi setiap persediaan di dalam
gudang dengan lebih akurat. Perbedaan perpetual dan periodik sebagai metode pencatatan persediaan,
sebenarnya pada cara menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP).

Dalam metode perpetual nilai HPP yang diperoleh hanya untuk menunjukkan harga pokok atas
produk yang dijual. Sementara dalam metode periodik memungkinkan kekurangan/kelebihan atas
persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan (HPP).

13
Metode pencatatan persediaan sangat penting untuk Anda terapkan, khususnya jika Anda
menjalankan bisnis ritel. Anda bisa menggunakan salah satu dari kedua metode tersebut. Selain itu,
yang tidak kalah penting untuk usaha Anda adalah software akuntansi untuk membuat neraca dan
laporan keuangan dengan real time.

14
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penguraian diatas,maka dapat di ambil kesimpulan mengenai materi


Persediaan yaitu bahwasanya persediaan sangat penting untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan barang. Ini memungkinkan bisnis untuk mengetahui jenis barang yang mereka miliki dalam
inventaris mereka dan jumlahnya dan memungkinkan bisnis menetapkan nilai yang akurat untuk
inventaris mereka. Didalam persediaan ada 2 cara metode dalam menentukan penetapan harga pokok
yaitu metode perpetual dan metode periodik serta pengaruh perbedaan metode penetapan harga pokok.

3.2 Saran

Dengan adanya pembuatan makalah tentang Persediaan ini maka diharapkan para pembaca
dapat memahami dengan baik segala kaidah yang ada pada makalah ini. Para penulis juga merasa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kepada para pembaca disarankan untuk mencari
beberapa referensi tambahan sebagai penunjang pemahaman materi Persediaan ini.

15
DAFTAR PUSAKA

Zahiraccounting.com, (23 Juli 2014), "Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan Barang",
diakses pada 2 Maret 2023, dari https://zahiraccounting.com/id/blog/metode-penentuan-harga-pokok-
persediaan-barang/ .

Warungpintar.co.id, (13 September 2021), "Metode Pencatatan Persediaan: Cara Efektif


Mengelola Barang Dagang", diakses pada 2 Maret 2023, dari https://warungpintar.co.id/blog/metode-
pencatatan-persediaanra-cara-efektif-mengelola-barang-dagang/.

Accurate.id (23 Juli 2021), "Apa itu Akuntansi Persediaan?", Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://accurate.id/akuntansi/apa-itu-akuntansi-
persediaan/#:~:text=Akuntansi%20persediaan%20penting%20untuk%20bisnis,merencanakan%20pen
giriman%20produk%20ke%20pelanggan.

16

Anda mungkin juga menyukai