Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“MANAJEMEN PERSEDIAAN”
MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL
LANJUTAN

Dosen Pengampu: Dr. SAMSIR, SE.,M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Badriati Saniah (2002110903)
2. Maulida Syarifa (2002125126)
3. Chika Amanda Putri (2002112142)
4. Windia Nengsih (2002112107)
5. Ari Kurniawan (2002126064)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“MANAJEMEN PERSEDIAAN”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini jauh dari kata
sempurna bahkan terdapat banyak kekurangan, baik dari segi teknik penulisan
maupun materi yang telah disampaikan. Oleh karenanya, kami mengharapkan
kritik dan saran dosen pengampu, serta teman-teman sekalian demi tercapainya
kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Selain itu, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang terlibat. Semoga makalah ini dapat bisa bermanfaat bagi kita semua
dimanapun berada, sehingga dapat menambah wawasan lebih dalam mengenai
ilmu lingkungan dan mitigasi bencana.

Pekanbaru, 19 Maret 2022


Penulis,
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................iv
PENDAHULUAN..................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang.........................................................................................iv
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................vi
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian manajemen persediaan............................................................7
2.2 Penting nya persediaan..............................................................................8
2.3 Manajemen persediaan..............................................................................9
2.4 Model model persediaan.........................................................................15
2.5 Model model persediaan untuk permintaan............................................16
2.6 Model model probabilistic lainnya..........................................................19
2.7 Model Periode tunggal............................................................................22
2.8 Sistem periode tetap(p)............................................................................23
BAB III..................................................................................................................24
penutup...................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..............................................................................................24
3.2 Saran........................................................................................................24
Daftar Pustaka........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu
sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing, dan finance).
Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi
bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan
Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar
kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.

Persediaan dapat diartikan sebagai stok barang yang akan dijual atau
digunakan untuk periode tertentu. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan
dihadapkan pada sebuah risiko, tidak dapat memenuhi keinginan para
konsumennya. Persediaan dapat muncul secara sengaja maupun tidak disengaja.
Secara sengaja berarti adanya perencanaan untuk mengadakan persediaan.
sedangkan secara tidak sengaja biasanya terjadi apabila persediaan ada akibat
barang tidak terjual yang disebabkan rendahnya permintaan.

Masalah persediaan termasuk masalah yang cukup krusial dalam


operasional perusahaan. Sebab apabila terjadi kekurangan persediaan, proses
produksi sebuah perusahaan dapat terhenti. Sebaliknya apabila terlalu banyak
persediaan (over stock) dapat berakibat meningkatnya beban biaya guna
menyimpan dan memelihara bahan selama penyimpanan di gudang padahal
barang tersebut masih mempunyai "opportunity cost" (dana yang bisa
diinvestasikan pada hal yang lebih menguntungkan). Sasaran sebuah perusahaan
sebenarnya bukanlah untuk mengurangi atau meningkatkan persediaan
(inventory), tetapi untuk memaksimalkan keuntungan.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap
jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan
proses produksi (perusahaan) maupun kebutuhan konsumen dapat dipenuhi.
Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu
mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha
dapat terjamin (tidak terganggu). Hal ini sejalan dengan prinsip manajemen
persediaan yaitu besarnya jumlah investasi (bahan baku) yang tepat dan waktu
pemesanan yang tepat.

Manajemen persediaan dianggap vital untuk memberikan informasi yang


berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan.
maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba
perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan
mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan
bersih akan mengalami penurunan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang
tersimpan di gudang akan mempengaruhi besar/kecilnya biaya. Segala
kemungkinan dapat terjadi diantarnaya kerusakan yang mengakibatkan kerugian
dan hingga persediaan yang kadaluarsa sehingga tidak dapat dijual.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa manajemen persediaan sangat


penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana teori-teori manajemen persediaan
diapliasikan secara benar dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang
baik dalam pencapaian laba yang diinginkan. Oleh sebab itu penulis akan
mengkaji lebih dalam mengenai manajemen persediaan melalui sebuah studi
pustaka yang dituangkan dalam makalah.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan, yaitu untuk mengetahui :
1. Pengertian dari manajemen persediaan
2. Penting nya persediaan
3. Manajemen persediaan
4. Model model persediaan
5. Model odel persediaan untuk permintaan
6. Model model probabilistic dan persediaan
7. Model periode tunggal
8. Sistem periode tetap(P)
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian manajemen persediaan


Persediaan merupakan sejumlah bahan/barang yang disediakan oleh
perusahaan, baik berupa bahan jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses
yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi
permintaan konsumen setiap waktu (Margaretha, 2014).

Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi


barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
usaha tertentu untuk memnuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu (Rangkuti. 2007). Sementara Hani Handoko (2000) mengemukakan bahwa
persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan baik internal maupun eksternal.
Nasution (2003) menyatakan bahwa persediaan adalah sumber daya menganggur
yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut adalah
berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada
sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

Dapat dikatakan bahwa tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa


persediaan, meskipun persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur,
karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat didalamnya tidak
dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu pentingnya persediaan ini
sehingga para akuntan memasukannya dalam neraca sebagai salah satu bagian
dari aktiva lancar oleh karena itu dibutuhkan manajemen persediaan yang efektif
agar perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar.
.
II.2 Penting nya persediaan
A.Pengertian manajemen persediaan
Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian
tersebut berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki
perusahaan. Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan
adalah mulai dari cara memperoleh persediaan, menyimpan, hingga persediaan
tersebut dimanfaatkan.

B.Fungsi-Fungsi persediaan
1. Mengantisipasi Kekurangan Persediaan
Hal ini harus diperhatikan terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam
memproduksi barang. Meskipun pada umumnya supply bahan memang sudah
pasti datang sesuai jadwal, langkah antisipasi tetap penting untuk dilakukan.
Untuk berjaga-jaga jika seumpama persediaan datang terlambat dan akan
berpotensi mengganggu proses produksi.
2. Mengantisipasi Pesanan Persediaan Ternyata Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan
Kondisi seperti pesanan yang tidak sesuai mungkin jarang terjadi. Namun bukan
tidak mungkin bisa terjadi. Perusahaan selalu harus memastikan pesanan
persediaan yang diterima apakah sudah sesuai yang dibutuhkan untuk proses
produksi.
3. Berjaga-jaga Jika Persediaan Yang Dibutuhkan Ternyata Tidak Ada Di Pasaran
Fungsi utama dilakukan manajemen persediaan adalah untuk memastikan
persediaan bahan selalu tersedia. Langkah ini untuk mengantisipasi jikalau bahan
yang biasa digunakan tidak ditemukan di pasaran. Bisa karena stok habis, atau hal
lain
4. Menjamin Lancarnya Proses Produksi
Terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi barang, proses
produksi harus dipastikan tetap berjalan. Hal ini dilakukan supaya tetap bisa
meraih keuntungan dan menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Oleh karena itu
inventory management ini sangat penting demi menjaga ketersediaan persediaan
supaya tetap bisa produksi.
C. Jenis-Jenis Persediaan
1.persediaan bahan mentah
Persediaan bahan mentah atau baku mengacu pada total biaya semua komponen
yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.
Bahan-bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan langsung atau direct
material (DM) dan bahan tidak langsung atau indirect material (IM).
Bahan langsung adalah komponen yang dapat dengan mudah dihubungkan
kembali ke barang jadi.
2. persediaan bahan dalam proses
Barang dalam proses atau work in process mengacu pada item yang belum selesai
dibuat melalui produksi dan belum siap untuk dijual.
3.persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi mengacu pada jumlah produk manufaktur dalam
persediaan yang tersedia bagi pelanggan untuk dibeli.
Rumus persediaan barang jadi merupakan rasio persediaan penting yang dapat
digunakan untuk menghitung nilai barang tersebut untuk dijual.
Menghitung nilai persediaan barang jadi dapat membantu pemilik bisnis lebih
memahami nilai persediaan mereka dan mencatat nilai tersebut sebagai aset di
neraca bisnis.
Mengetahui nilai sebenarnya dari stok yang diproduksi merupakan faktor
penting dalam mengurangi pemborosan bahan, menentukan profitabilitas, dan
mengoptimalkan proses manajemen persediaan.

II.3 Manajemen persediaan


A. DEFINISI PERSEDIAAN
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk mmenuhi tujuan
tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk
dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan
dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, bahan dalam proses, barang jadi,
ataupun suku cadang. Dapat dikatakan bahwa persediaan hanyalah suatu sumber
dana menganggur karena sebelum persediaan digunakan berarti dana terkait di
dalamnya tidak dapat digunakan untuk keperlian lain.
Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja dan aktiva yang setiap saat
mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu aktiva
yang harus tersedia di perusahaan pada saat diperlukan untuk menjamin
kelancaran dalam menjalankn perusahaan.
Persediaan disebut juga inventory, yaitu semua item atau sumber daya yang
disimpan untuk digunakan dalam proses bisnis perusahaan/organisasi. Menurut C.
Rollin Niswonger, Philip R. Fess, dan Carl S. Warren (1997), persediaan
digunakan untuk mengartikan barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam
proses operasional normal perusahaan dan bahan yang terdapat dalam proses
produksi atau yang disimpah untuk tujuan ternetu.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi
Keuangan, pengertian persediaan adalah:
1. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal).
2. Dalam proses produksi (dalam kegiatan usaha normal).
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
proses produksi atau pemberian jasa.
Tujuan utama dari adanya persediaan sendiri adalah untuk menghilangkan
ketidakpastian (safety stock), memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi
dan pembelian, dan mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran.

B. JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Persediaan terdiri atas beberapa jenis. Setiap jeis memiliki kerakteristik dan
ciri-ciri khusus tersendiri. Pengelolaan dan pemeliharaannya pun berbeda-beda.
Menurut Heizer dan Render (2004: 61), untuk mengakomodasi fungsi persediaan,
perusahaan memiliki empat jenis persediaan, yaitu:
1. Persediaan bahan baku (raw material inventory), yaitu bahan baku
yang belum memasuki proses produksi yang kegunaannya untuk memisahkan
para pemasok dari proses produksi.
2. Persediaan barang setengah jadi (working in proses inventory),
yaitu bahan baku atau komponen yang sudah mengalami proses produksi, tetapi
masih belum sempurna dan belum dikatakan produk jadi.
3. MRO (Maintenancel/Repair/Operating). Pemeliharaan atau
perbaikan juga diperlukan untuk berjaga-jaga jika ada kerusakan mesin dalam
salah satu proses produksi. MRO ini juga harus dijadwalkan atau diantisipasi.
4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory), yaitu produk
akhir yang sudah siap jadi tetapi belum siap untuk dijual.
Selian dari keempat jenis persediaan tersebut, Handoko (1999: 334)
menambahkan persediaan komponen rakitan (purchased parts/component). Ini
adalah persediaan yang tediri atas komponen-komponen yang diperoleh dari
perusahaan-perusahaan lain, dimana komponen tersebut dapat dirakit kembali
menjadi suatu produk jadi.

C. ANALISIS ABC
Analisis ABCAnalisis ABC adalah adalah metode pengklasifikasian barang
berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan
dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C. Analisis
ABC membagi persediaan yang menjadi tiga kelas berdasarkan besarnya
nilai (value) yang dihasilkan oleh persediaan tersebut(Schroeder, 2010).
Analisis ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip
pareto. Prinsip ini menyatakan bahwa “critical view and trivial many”.
Prinsip ini mengajarkan untuk memfokuskan pengendalian persediaan kepada
jenis persediaan yang bernilai tinggi atau kritikal daripada yang bernilai
rendah atau trivial. Menurut Schroeder (2010), klasifikasi ABC adalah
sebagai berikut:
1. Kelas A merupakan barang-barang yang memberikan nilai
yang tinggi. Walaupun kelompok A ini hanya diwakili oleh 20% dari
jumlah persediaan yang adatetapi nilai yang diberikan adalah sebesar 80%.2.
2. Kelas B merupakan barang-barang yang memberikan nilai
sedang. Kelompok persediaan kelas B ini diwakili oleh 30% dari jumlah
persediaan dan nilai yang dihasilkan adalah sebesar 15%.3.
3. Kelas C merupakan barang-barang yang memberikan nilai yang
rendah. Kelompok persediaan kelas C diwakili oleh 50% dari total persediaan
yang ada dan nilai yang dihasilkan adalah sebesar 5%
Analisis klasifikasi ABC memiliki beberapa manfaat, diantaranya
sebagai berikut:
• Membantu manajemen dalam menentukan tingkatpersediaan yang
efisien.
• Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama yang dapat
memberikan cost benefit yang besar bagi perusahaan.

D. AKURASI CATATAN
Akurasi catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui
persediaan yang tersedia. Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem
produksi dan persediaan. Akurasi catatan membuat manajemen fokus pada
barang-barang yang diperlukan daripada menetapkan untuk yakin bahwa
“beberapa dari semuanya” berada dalam persediaan. Ketika sebuah organisasi
dapat menentukan secara akurat apa yang dimilikinya sekarang, organisasi
tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai pemesanan,
penjadwalan, dan pengiriman.
Sama halnya dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan
ruang penyimpanan harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang
penyimpanan yang tertata dengan baik akan memiliki akses yang terbatas,
housekeeping yang baik, dan area penyimpanan yang menyimpan persediaan
dalam jumlah yang tetap. Wadah-wadah, rak-rak, dan bagian-bagian akan diberi
label secara akurat.

E. PERHITUNGAN SIKLUS
Walaupun sebuah organisasi mungkin telah memuat usaha-usaha besar
untuk mencatat persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi
melalui audit berkelanjutan. Audit-audit semacam ini dikenal dengan perhitungan
siklus (cycle counting). Berdasarkan sejarah, banyak perusahaan melakukan
persediaan fisik tahunan. Praktik ini kerap harus dilakukan dengan menutup
fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak berpengalaman untuk menghitung
bagian-bagian dan bahan.
Catatan-catatan persediaan seharusnya diverifikasi melalui perhitungan
siklus. Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang
dikembangkan melalui anlisis ABC. Dengan prosedur-prosedur perhitungan
siklus, barang-barang dihitung, catatan-catatan diverifikasi, dan ketidakakuratan
didokumentasikan secara periodik. Kemudian, penyebab ketidakakuratan dilacak
dan diambil tindakan perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas sistem
persediaannya. Barang-barang A mungkin akan sering dihitung satu bulan sekali;
barang-barang B mungkin akan dihitung setiap 3 bulan sekali; dan barang-barang
C mungkin akan dihitung setiap 6 bulan sekali.
Perhitungan siklus juga memiliki berbagai keuntungan berikut:
• Menghindarkan penutupan dan interupsi produksi yang diperlukan untuk
inventarisasi fisik tahunan.
• Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan.
• Audit akurasi persediaan dilakukan oleh pegawai terlatih
• Mempermudah pengidentifikasian dan penanggulangan atas penyebab
kesalahan
• Menjaga akurasi catatan-catatan persediaan.

F. CONTROL PERSEDIAAN PELAYANAN


Managemen dari persediaan pelayanan layak mendapatkan pertimabangan
khusus. Kita mungkin berpikir sector pelayanan dari ekonomi kita tidak memiliki
persediaan, tetapi pada praktinya sering tidak demikian. Dalam bisnis eceran,
persediaan yang tidak tercatat dalam kwitansi saat penjualan dikenal dengan
penyusutan. Penyusutan muncul dari kerusakan pencurian begitu juga dari
administrasi yang ceroboh.
Kerugian persediaan eceran sebesar 1% dari penjualan dapat dianggap
baik dengan mempertimbangkan bahwa kerugian di banyak took melebihi 3%.
Karena dampaknya pada keuntungan sangat besar akurasi dan control persediaan
sangat penting.

G. METODE PERIODE TUNGGAL


Metode periode tunggal digunakan untuk pemesanan barang yang mudah
rusak (perishable) seperti sayur, buah, seafood, dan bunga potong dan untuk
barang-barang yang penggunaannya sangat tebatas dalam kehidupan sehari-
hari seperti Koran, majalah, dll. Untuk menganalisisnya digunakan dua biaya
yaitu biaya kerugian (shotage) dan kelebihan. Adapun tujuan penggunaan model
periode tunggal adalah untuk mengidentifikasi pesanan atau tingkat persediaan
yang dapat meminimalkan biaya shortage dan excess dalam jangka panjang. Biaya
kerugian merupakan biaya yang diakibatkan kehilangan kepercayaan pelanggan
atau opportunity cost karena kehilangan penjualan, biaya kelebihan adalah biaya
karena barangnya sudah kedaluwarsa.
Terdapat dua kategori permasalahan yang dipertimbangkan yaitu
permintaan di dekati dengan menggunakan distribusi kontinu atau distribusi
normal dan distribusi diskrit/distribusi poison. Penggunaan model tergantung pada
jenis persediaan, missal permintaan gas, minyak dan barang cair cenderung
menggunakan skala kontinu dengan distribusi kontinu. Sedangkan permintaan
mobil, computer, dan rumah yang dapat dihitung dengan satuan unitb
menggunakan distribusi diskrit.

H.SISTEM PERIODE TETAP (FIXED QUANTITY)MODEL


persediaan ini merupakan sistem pemesanan dengan jumlah pesanan
yang sama setiap kalinya. Model ini mengasumsikan bahwa biaya – biaya
yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya pennyimpanan, waktu
tunggu yang diketahui dan konstan, dan barang – barang bersifat saling
independen.

II.4 Model model persediaan


• Permintaan Independen versus Permintaan Dependen
Mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah barang independen dari
atau dependen pada permintaan akan barang lain. Misalnya permintaan untuk
kulkas independen terhadap permintaan oven, tetapi permintaan permintaan alat-
alat untuk kulkas dependen terhadap permintaan kulkas.
• Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan
1.Biaya penyimpanan (holding cost)
Biaya terkait dengan menyimpan atau “membawa” persediaan selama waktu
tertentu. Mencakup biaya barang usang, dan biaya yang terkait penyimpanan
seperti asuransi, pegawai tambahan, dan pembayaran bunga. Banyak perusahaan
tidak berhasil menyertakan semua biaya penyimpanan persediaan.
Konsekuensinya, biaya penyimpanan persediaan sering kali ditetapkan kurang
dari yang sebenarnya.
2.Biaya pemesanan (ordering cost)
Mencakup biaya persediaan, formulir, proses pesanan, pembelian, dukungan
administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pemesanan
adalah bagian dari biaya penyetelan. Maksudnya adalah ketika pesanan sedang di
produksi, biaya pesanan juga ada, tetapi merupakan bagian dari apa yang disebut
biaya pemasangan.
3.Biaya penyetelan/pemasangan (setup cost)
Biaya mempersiapkan sebuah mesin atau proses untuk membuat sebuah
pesanan, yang menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta
mengganti peralatan atau alat penahan. Penurunan biaya pemesanan bisa
dilakukan dengan mengurangi biaya penyetelan serta prosedur yang efisien,
seperti pemesanan dan pembayaran elektronik. Mengurangi waktu penyetelan
(setup time) adalah cara yang sangat baik utnuk mengurangi investasi persediaan
dan meningkatkan produktifitas. Dalam lingkungan manufaktur, biaya
pemasangan sangatlah berkaitan dengan waktu pemasangan (setup time).
Pemasangan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan
sebelum pemasangan benar-benar dilakukan pada pusat kerja. Dengan
perencanaan yang tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan
pemasangan dapat dilakukan tanpa harus mematikan mesin atau proses. Jadi,
waktu pemasangan cukup banyak yang dikurangi. Mesin dan proses yang secara
tradisional akan memakan waktu berjam-jam untuk dipasang, sekarang dapat
dipasang dalam waktu kurang dari satu menit seiring pabrik pabrik kelas dunia
yang semakin imajinatif. Mengurangi waktu pemasangan adalah cara sangat baik
untuk mengurangi investasi persediaan dan meningkatkan produktivitas

II.5 Model model persediaan untuk permintaan

1.Pengertian dari Model persediaan untuk permintaan independen


Permintaan bebas atau independen adalah jenis permintaan suatu barang
yang bebas, artinya tidak tergantung dari waktu atau jumlah permintaan barang
lain. Permintaan seperti ini biasanya seragam dan relatif lebih teratur.

Model- model Persediaan untuk Permintaan Bebas :


1.Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ)
Model kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) adalah salah satu teknik
pengendalian persediaan yang paling tua dan paling dikenal secara luas. Teknik
ini relatif mudah digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu :
1. Permintaan diketahui, tetap, dan bebas.
2.Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui
dan konstan.
3. Penerimaan persediaan bersifat seketika daan lengkap.
4. Diskon (potongan harga) karena kuantitas tidak memungkinkan.
5.Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan (biaya
setup) dan biaya menahan atau menyimpa persediaan dari waktu ke waktu (biaya
penyimpanan atau penggudangan).
6. Kekurangan persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan
pada waktu yang tepat (no shortage and no backorder).

2.Meminimalkan biaya
Hampir semua model persediaan bertujuan untuk meminimalkan biaya-
biaya total. Jika jumlah biaya setup dan biaya penyimpanan di minimalkan, maka
biaya total juga akan diminimalkan. Ukuran pemesanan yang optimum akan
meminimalkan biaya total tersebut. Ketika kuantitas pemesanan meningkat, biaya
setup dan biaya pemesanan tahuan akan berkurang, namun biaya penyimpanan
akan meningkat karena persediaan yang lebih besar.

3. Titik ulang pemesanan


Titik ulang pemesanan atau ROP (re-order point) adalah tingkat
persediaan dimana pemesanan harus dilakukan.
ROP =d x L + SS
Keterangan :
ROP = reorder point (waktu pemesanan ulang)
d = tingkat kebutuhan per unit waktu
SS = safety stock (persediaan pengaman )
L = lead time ( waktu tenggang)

4.Model Kuantitas Pesanan Produksi (Production Order Quantity)


Model ini biasa disebut sebagai model kuantitas pesanan produksi karena
model ini sesuai bagi lingkungan produksi.
Model ini dapat diterapkan dalam dua situasi
1. Ketika persediaan secara terus menerus mengalir atau menumpuk setelah
jangka waktu tertentu setelah pemesanan dilakukan
2. Saat unit produksi dan dijual secara bersamaan
Model ini didapat dengan menetapkan bahwa biaya setup atau biaya pemesanan
sama dengan biaya penyimpanan, dan ukuran pemesanan yang optimum akan
didapatkan.

5. Model Diskon Kuantitas (Quantity Discount)


Diskon kuantitas secara sederhana merupakan harga yang dikurangi
karena sebuah barang dibeli dalam jumlah yang besar.
Faktor utama dalam mempertimbangkan diskon karena kuantitas adalah antara
biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang meningkat.
Untuk Menentukan kuantitas yang akan meminimalkan biaya persediaan tahunan
total dimodel ini terdapat 4 langkah yaitu :
1. Untuk setiap diskon, hitunglah sebuah nilai untuk ukuran pesanan yang
optimum, dengan menggunakan rumus :

2. Untuk diskon manapun, jika kuantitas pesanan terlalu rendah untuk


memenuhi persyaratan diskon, maka dilakukan penyesuaian kuantitas ke kuantitas
yang paling rendah yang akan memenuhi persyaratan untuk diskon tersebut.
3. Hitunglah biaya total untuk setiap kuantitas yang telah ditentukan pada
langkah 1 dan 2.
4. Pilih kuantitas yang memiliki biaya total terendah, sebagaimana yang telah
dihitung pada langkah 3, yang akan menjadi kuantitas yang meminimalkan biaya
persediaan total.

II.6 Model model probabilistic lainnya

Dalam pengelolaan persediaan terdapat keputusan penting yang harus


dilakukan oleh manajemen, yaitu berapa banyak jumlah barang yang harus
dipesan untuk setiap kali pengadaan persediaan, dan/atau kapan pemesanan
barang harus dilakukan. Setiap keputusan yang diambil tentunya mempunyai
pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk pengambilan keputusan tersebut
digunakan pendekatan yang sesuai dengan model persediaannya agar biaya total
persediaan minimum. Model persediaan dapat dibagi menjadi dua golongan
utama, yaitu model deterministik dan model probabilistik. Model probabilistik
adalah model persediaan bahan baku yang salah satu atau lebih parameternya
tidak dapat diketahui dengan pasti dan harus diuraikan dengan distribusi
probabilitas. Pertimbangan yang sangat penting di dalam setiap model
probabilistik adalah adanya kemungkinan kehabisan persediaan atau stockouts.
Masalah kehabisan persediaan dapat timbul karena naiknya tingkat pemakaian
persediaan yang tidak diharapkan ataupun waktu penerimaan barang yang lebih
lama dari lead time yang diharapkan. Peristiwa kehabisan persediaan tersebut
akan menimbulkan biaya-biaya tertentu seperti kehilangan laba potensial, good
will, dan lain-lain yang sangat tidak diharapkan manajemen, oleh karena itu perlu
diambil tindakan-tindakan untuk mengurangi atau bahkan mungkin
menghindarinya. Masalah kehabisan persediaan dapat dihindari dengan
membentuk cadangan persediaan atau lebih dikenal dengan istilah safety stock.
Namun hal tersebut akan mengakibatkan naiknya biaya persediaan, yaitu biaya
simpan untuk cadangan persediaan. Semakin besar cadangan persediaannya maka
akan semakin besar pula biaya simpannya. Yang menjadi pokok perhatian dalam
model probabilistik adalah analisis terhadap perilaku persediaan selama lead time.
Reorder point adalah saat pesanan harus dibuat dan diharapkan dengan pesanan
pada saat tersebut barang akan datang tepat pada waktunya sesuai dengan lamanya
periode lead time. Namun karena baik demand maupun lead time mengikuti
distribusi probabilitas, maka pada periode waktu setelah pesanan dibuat (reorder
point), atau selama lead time akan terdapat kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut:
1. Tingkat pemakaian bahan (demand) tetap namun periode waktu datangnya
pesanan (lead time) berubah-ubah atau tidak tentu,
2. Periode waktu datangnya pesanan (lead time) tetap namun tingkat pemakaian
bahan (demand) berubah-ubah atau tidak tentu,
3. Tingkat pemakaian bahan (demand) dan periode waktu datangnya pesanan
(lead time) berubah-ubah atau tidak tentu.
Pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah persediaan untuk model
probabilistik ini dapat menggunakan pendekatan simulasi (Siswanto, 1985).
Model probabilistic adalah penyesuaian di dunia nyata karena permintaan
dan waktu tunggu tidak selalu diketahui dan bersifat konstan. Tingkat pelayanan
(services level) adalah pelengkap dari probabilitas kehabisan persediaan.
Titik Pemesanan Ulang/ROP (Reorder Point) = d x L+ ss
d = Permintaan Harian
L = Waktu Tunggu Pesanan atau Jumlah Hari Kerja yang dibutuhkan Untuk
mengantarkan sebuah pesanan
Biaya kehabisan persediaan tahunan = jumlah kekurangan unitnya untuk setiap
tingkat permintaan
x probabilitas x biaya/unit kehabisan persediaan
x jumlah pesanan per tahun
Gambar berikut menunjukkan penggunaan persediaan pengaman Ketika
permintaannya bersifat probabilistic. Bisa kita lihat bahwa persediaan pengaman
adalah 16,5 unit dan titik pemesanan ulang juga meningkat sebesar 16,5.

Manajer mungkin ingin menentukan tingkat pelayanannya mencapai 95% dari


permintaannya (atau sebaliknya, terjadi kehabisan persediaan 5%). Dengan
berasumsi bahwa permintaan selama waktu tunggu (periode pemesanan ulang)
mengikuti kurva normal, hanya rata-rata dan standar deviasi yang di perlukan
untuk menentukan kebutuhan persediaan pada tingkat pelayanan yang ditentukan.
Data penjualan biasanya cukup untuk menghitung rata-rata dan standar deviasi.
Model-Model Probabilistik Lainnya
Ada tiga model probabilistic lainnya yang dapat di gunakan sesuai dengan tiga
situasi, yaitu :
1) Permintaannya bervariasi dan waktu tunggunya konstan
2) Waktu tunggunya bervariasi dan permintaannya konstan
3) Permintaan dan waktu tunggunya bervariasi
Ketiga model tersebut berasumsi bahwa permintaan dan waktu tunggu adalah
variable-variable yang independent.

II.7 Model Periode tunggal

Model periode tunggal berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian


persediaan barang, dimana suatu barang dipesan hanya sekali untuk memenuhi
permintaan suatu periode waktu tertentu, atau pada waktu yang ditentukan
(maksudnya adalah, tidak ada penambahan kembali barang selama periode
tersebut dan jaminan simpanan tidak diijinkan). Pada akhir periode, persediaan
barang tersebut nilainya semakin kecil atau bahkan tidak digunakan lagi. Model
persediaan yang umum digunakan EOQ tidak berlaku untuk situasi pesanan
tunggal karena mereka mengasumsikan barang yang tidak dipakai periode ini
dapat digunakan pada periode berikutnya. Model pesanan tunggal dipakai untuk
barang dengan waktu pemakaian yang terbatas sebab pasokan atau permintaan
terbatas. Pembatasan waktu tersebut diakibatkan oleh masa pakai barang tersebut
yang mempunyai umur pakai yang pendek (mudah rusak) atau umur permintaan
yang pendek (permintaan dihentikan).

Model pesanan tunggal sangat cocok untuk permintaan yang tidak berlanjut
atau terus menerus, berubah-ubah, dan berumur pendek. Model ini khusus dipakai
untuk dua kategori dari permintaan berikut ini:
1. sebuah barang pada jangka waktu yang Permintaan yang ada untuk sebuah
barang pada jangka waktu yang jarang (tidak terus menerus).
2.Permintaan yang tidak pasti untuk barang yang mempunyai masa pakai singkat
pada jangka waktu yang terus menerus.
II.8 Sistem periode tetap(p)
Sistem kuantitas (Q) tetap merupakan sistem pemesanan dengan jumlah
pemesanan yang sama setiap kalinya.
Sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas
tetap EOQ dasar:
- Biaya-biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan

- Waktu tunggu diketahui dan konstan

- Barang-barang bersifat saling independen.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen persediaan sangat penting dalam sebuah
perusahaan.Merencanakan jumlah persediaan untuk di simpan di gudang hingga
melakukanpengontrolan terhadap barang persediaan yang akan digunakan harus
dapat di aturdengan baik sehingga tujuan dapat tercapai. Salah satu alasan
perusahaan agarmemiliki persediaan adalah untuk memenuhi permintaan
pelanggan, misalnyamenepati tanggal pengiriman.
Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting
dalamoperasi bisnis. Persediaan memiliki dua karakteristik penting, yakni:
Persediaantersebut merupakan milik perusahan dam Persediaan tersebut siap
dijual kepadapara konsumen.
Pengendalian persediaan sangat penting dalam sebuah perusahaan karena
jika persediaan terlalu banyak maka biaya penyimpanan dan pemeliharaan pun
akanmeningkat dan resiko kerusakan pun akan meningkat sehingga
menyebabkankualitas barang akan menurun. Dan jika jumlah persediaan terlalu
sedikit makaakan menyebabkan proses produksi dapat terganggu dan pesanan
tidak daapatterpenuhi.
Untuk mengendalikan tingkat persediaan sampai pada tingkat
optimal,dapat digunakan berbagai model diantaranya :
Persediaan Pengaman (Safety Stock),Metode ABC, Just In Time, Metode EOQ
(Economic Order Quantity), dan ReorderPoint (ROP)

3.2 Saran

Penulis masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak


kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/8721/3/2EM18917.pdf
http://kuliahmanajemenundip.blogspot.com/2016/05/manajemen-operasional-model-
persediaan.html?m=1
https://www.coursehero.com/file/p2hlogh/MODEL-MODEL-PERSEDIAAN-
Permintaan-Independen-versus-Permintaan-Dependen/
https://marieffauzi.wordpress.com/2013/10/31/6-manajemen-persediaan-inventory-
management/
https://www.academia.edu/37698086/MANAJEMEN_PERSEDIAAN’
https://www.academia.edu/10171140/MANAJEMEN_OPERASI_EOQ_

Anda mungkin juga menyukai