Anda di halaman 1dari 18

“MANAJEMEN PERSEDIAAN”

Mata Kuliah Manajemen Keuangan

Dosen pengampu : Muthmainnah, M.S.Ak., CAP.

Disusun oleh Kelompok 4 AKS 5B :

1. Sri Devi Mukharomah 503200049


2. Najmi Laili 503200041

JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

TAHUN PELAJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga saya dapat menyelsaikan tugas makalah yang telah diberikan dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pada bidang
Manajemen Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
sebagai bahan materi dalam diskusi bagi pembaca dan penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Mutmainah, SE., MM yang telah mem-
berikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi. Saya ucapkan terimakasih pada temen kelompok diskusi dan kepada pihak lain yang
telah yang telah membagi pengetahuan sehingga dapat menyelsaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jambi,10 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1-2

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2

BAB 11 PEMBAHASAN..................................................................................................................

2.1 Definisi Manajemen..............................................................................................................3

2.2 Definisi Persediaan............................................................................................................3-4

2.3 Definisi Manajemen Persediaan........................................................................................4-5

2.4 Jenis Persediaan...................................................................................................................5

2.5 Fungsi Persediaan.............................................................................................................5-6

2.6 Macam-macam Biaya Persediaan.....................................................................................6-8

2.7 Pendekatan Metode Manajemen Persediaan..................................................................8-10

2.8 Sistem Pencatatan Dan Contoh Manajemen Persediaan..............................................10-11

2.9 Contoh Kasus Manajemen Persediaan .........................................................................11-13

BAB 111 PENUTUP.........................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen persediaan adalah suatu keputusan atau kebijakan perusahaan untuk


memastikan perusahaan mampu menyediakan persediaan dengan mutu, jumlah dan waktu
tertentu (Harsanto, 2013). Manajemen persediaan memiliki tujuan untuk meminimumkan bi-
aya, oleh karena itu perusahaan melakukan suatu analisis yang dapat menentukan tingkat
persediaan yang dapat meminimumkan biaya persediaan. Persediaan merupakan suatu aset
yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang akan dijual dalam periode tertentu, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam proses produksi, ataupun persediaan bahan baku
yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi (Rangkuti, 2000).

Banyak perusahaan yang belum menerapkan pengelolaan persediaan bahan baku. Di-
mana perusahaan tersebut belum dapat memperkirakan efektivitas dan efisiensi produksi
yang tepat, yang seharusnya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan pembelian bahan baku
dapat diminimumkan namun tidak diperhitungkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan selalu
memerlukan persediaan, tanpa memiliki persediaan maka para pengusaha akan dihadapkan
pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelang-
gannya. Hal ini bisa terjadi, karena tidak selamanya barang-barang tersedia pada setiap saat,
yang berarti pula pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang se-
harusnya didapatkan.

Perusahaan harus bisa mengusahakan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari
biaya-biaya yang ditimbulkan. Persediaan sangat penting untuk suatu perusahaan karena akan
mempermudah atau memperlancar jalannya operasi pada suatu perusahaan. Jika pengaturan
persediaan dilakukan dengan baik akan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan terse-
but, karena itu diperlukan pengelolaan yang baik terhadap barang tersebut agar tidak meng-
ganggu proses produksi. Keuntungan yang maksimum dapat dicapai dengan meminimumkan
biaya yang berkaitan dengan persediaan.

Untuk dapat meminimalkan biaya persediaan diperlukan perencanaan yang baik


dalam mengoptimalkan jumlah persediaan yang harus dipesan. Pengendalian persediaan

1
harus dilakukan dengan seimbang. Jika persediaan terlalu besar maka beban-beban biaya un-
tuk menyimpan persediaan di dalam gudang akan tinggi sehingga, hal ini menyebabkan pem-
borosan. Sebaliknya, jika persediaan terlalu kecil atau dapat dikatakan kurangnya persediaan
maka waktu pengiriman barang yang telah disepakati bersama antara perusahaan dengan kon-
sumen akan menjadi terhambat.

Penelitian ini mempergunakan Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengelola


persediaan. EOQ adalah metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan
baku yang dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi persediaan bahan dalam
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Analisis EOQ perlu dilakukan untuk mengetahui be-
rapa banyak bahan baku yang harus dipesan dan diproduksi sehingga tidak mengeluarkan
dana yang lebih besar untuk persediaan yang overstock akibat perusahaan yang tidak mampu
mengestimasi kebutuhan persediaannya.

Perusahaan juga dapat menghindari terjadinya keterlambatan pengiriman produk


kepada pelanggan karena adanya persediaan yang sudah habis dan keterlambatan bahan baku
sehingga mengurangi kinerja perusahaan dalam pelayanan kepada para pelanggan. Jika suatu
perusahaan memakai metode EOQ, maka perusahaan akan dapat memperkecil terjadinya ke-
habisan persediaan, sehingga hal ini tidak akan menganggu proses produksi dan dapat
mengehemat biaya-biaya persediaan yang akan dikeluarkan perusahaan, karena adanya
efisiensi persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut. Apabila perusahaan sudah menghi-
tung kuantitas pemesanan yang paling optimal atau EOQ, selanjutnya harus menentukan re-
order point (Syamsuddin,2007). Reorder point adalah saat atau titik di mana perusahaan harus
melakukan pemesanan kembali, sehingga kedatangan bahan baku datang tepat waktu
(Riyanto, 2001).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Persediaan?


2. Apa fungsi adanya manajemen persediaan ?
3. Apa saja jenis-jenis manajemen persediaan?
4. Apa saja macam-macam biaya persediaan?
5. Apa pendekatan metode yang digunakan manajemen persediaan?
6. Bagaimana cara menghitung Biaya Manajemen persediaan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, mengurus atau men-
gelola. Manajemen juga dapat diartikan sebagai pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalak-
sanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan, atau
juga dapat dikatakan sebagai direksi.

Dalam encyclopedia of the social sciencedikatakan bahwa manajemen adalah suatu


proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Sedan-
gkan menurut istilah para ahli diantaranya, yaitu :

a. Sebagimana dikemukakan oleh Mary Parker Follel (1997). Adalah seni dalam menye-
lesaikan sesuatu melalui orang lain. Management is the art of getting things done
through people.
b. Menurut Nickels, Mchugh an Mchugh (1997) Management is the process used to oc-
complish organizational goals through planning,organizing, directing and controlling
people and other organizational resources. Manajemen adalah sebuah proses yang di-
lakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sum-
ber daya organisasi lainnya.
c. Menurut George R. Terry. menyebutkan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan
yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
2.2 Pengertian Persediaan

Persediaan (inventory) merupakan stok barang yang disimpan untuk memenuhi per-
mintaan, maksudnya disini stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk
memenuhi permintaan pelanggan.Umumnya setiap jenis perusahaan memiliki berbagai ben-
tuk persediaan.Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai
alasan penting. Namun, karena permintaan sulit diketahui dengan pasti, sejumlah persediaan
yang disebut stok cadangan (safety atau buffer stocks) disimpan untuk memenuhi perubahan
yang tidak diharapkan dalam bentuk permintaan yang lebih banyak. Jadi persediaan meru-

3
pakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang ter-
dapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang- barang jadi/produk yang disedi-
akan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.

Menurut Indriyo Gitosu Darmo, persediaan adalah bahan dasar yang merupakan salah
satu faktor produksi yang sangat penting. Menurut ikatan Akutansi Indonesia (2004: PSAK/
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 14), persediaan didefinisikan sebagai aktiva
yang :

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal


b. Dalam proses produksi atau dalam perjualan
c. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.

Proses produksi melibatkan apa yang dinamakan dengan persediaan, persediaan


adalah berbagai produk yang diperlukan perusahaan untuk melakukan proses produksi. Ter-
dapat 5 jenis konsep persediaan yang dikenal dalam manajemen operasi yaitu bahan baku
(raw-material), komponen (components), produk dalam proses pengerjaan (work in process),
barang jadi (final goods), dan barang pasokan (suplies).

1) Bahan baku adalah bahan yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan proses pro-
duksi.
2) Komponen adalah hasil dari produksi awal sebelum proses produksi berikutnya di-
lakukan dan juga dapat berupa bahan yang diperlukan dalam menghasilkan produk
akhir/produk jadi.
3) Produk dalam proses pengerjaan adalah produk yang masih dalam pengerjaan proses
produksi dan belum menjadi produk jadi atau produk akhir.
4) Barang jadi adalah produk yang dihasilkan dari sebuah rangkaian proses produksi,
umumnya disimpan dalam sebuah pergudangan.
5) Barang pasokan adalah bahan-bahan yang diperlukan perusahaan untuk melakukan
proses produksi, namun tidak termasuk kedalam barang tidak jadi.
2.3 Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian tersebut
berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan. Beberapa aktiv-

4
itas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara memperoleh perse-
diaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.

Persediaan di sini memuat arti beragam. Bisa berupa bahan baku, bahan pembantu,
barang dalam proses, barang jadi, bahkan suku cadang. Mengatur jumlah persediaan tidak se-
mudah yang diperkirakan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan makin tinggi biaya un-
tuk penyimpanan. Sebaliknya jika kurang malah bisa menghambat proses produksi.

Belum lagi perusahaan harus menghadapi beragam ketidakpastian. Mulai dari keti-
dakpastian permintaan, waktu pemesanan, hingga pasokan dari supplier. Inilah yang mem-
buat inventory management sangat penting dilakukan.

2.4 Jenis Persediaan

Jenis Persediaan Persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan
dalam bentuk persediaan bahan mentah (raw material), barang setengah jadi (work in
process), dan barang jadi (finished goods).

a. Bahan mentah (raw material) adalah input-input dasar dari proses produksi sebuah pe-
rusahaan. Persediaan ini adalah yang termurah, karena organisasi belum menginves-
tasikan tenaga kerja ke dalamnya.
b. Barang setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang telah melalui tahap-
tahap proses produksi tetapi belum menjadi barang jadi.
c. Barang jadi (finished goods) adalah item-item yang telah melewati proses produksi
tetapi belum terjual. Ini adalah persediaan yang sangat nyata.
2.5 Fungsi Persediaan

Ditinjau dari awal produksi sampai dengan penyaluran ke pihak pengecer, persediaan
bahan atau barang mempunyai peranan yang penting sesuai dengan tahapan operasi dalam
perusahaan. Artinya, persediaan bahan baku berperan penting dalam proses produksi, sedan-
gkan persediaan barang jadi berperan penting untuk disimpan di gudang atau pihak pengecer.
Fungsi persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut cara dan mak-
sud pembeliannya, yakni sebagai berikut.

a. Fungsi decoupling
Fungsi decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suplier. Persediaan bahan

5
mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaan-
nya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses di-
adakan agar departemen dan proses individual perusahaan terjaga kebebasannya.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak
pasti dari pelanggan.
b. Fungsi economic lost sizing
Persediaan lost size iniperlu mempertimbangkan penghematanpenghematan
atau potongan pembelian biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan se-
bugarnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuanti-
tas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya
persediaan.
c. Fungsi antisipasi
Apabila perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan
dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan
musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman. Di
samping itu perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiri-
man dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini pe-
rusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety
stock/inventories). Mengutip pendapat William J. Stevenson mengenai fungsi dasar
persediaan “Management has two basic functions concerning inventory. One is to es-
tablish a system of keeping track of items in inventory, and the other is to make deci-
sions about how much and when to order”.
2.6 Macam-macam Biaya Persediaan

Untuk mengambil keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan,biayabiaya vari-


abel berikut ini harus dipertimbangkan:

a. Biaya penyimpanan (carrying costs)


Yaitu biaya terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila
kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin
tinggi. Biaya ini berubah tergantung tingkat persediaan dan biasanya dengan periode-
waktu barang disimpan, yaitu semakin besar tingkat persediaan sepanjang waktu, se-
makin tinggi biaya penyimpanannya. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya peny-
impanan adalah:

6
1) Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin ruan-
gan dan sebagainya).
2) Biaya modal (opportunity cost of capital) yaitu alternatif pendapatan atas
dana yang diinvestasikan dalam persediaan.
3) Biaya keusangan.
4) Biaya perhitungan fisik.
5) Biaya asuransi persediaan.
6) Biaya pajak persediaan.
7) Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan.
8) Biaya penanganan persediaan dan sebagainya.
b. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs) merupakan biaya yang terkait
dengan pembelian kembali untuk mengisi persediaan yang dimiliki. Jadi, biaya
pemesanan dapat berubah tergantung dari berapa kali pesanan dibuat (atau jika
kuantitas pesanan meningkat, biaya pemesanan meningkat). Biaya-biaya ini
meliputi:
1) Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi
2) Upah
3) Biaya telpon
4) Pengeluaran surat-menyurat
5) Biaya pengepakan dan penimbangan
6) Biaya pemeriksaan penerimaan
7) Biaya pengiriman ke gudang
8) Biaya utang lancar
c. Biaya penyiapan (manufacturing). Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli
tetapi produsi sendiri dalam perusahaan, dalam perusahaan menghadapi biaya per-
siapan untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri:
1) Biaya mesin-mesin menganggur
2) Biaya persiapan tenaga kerja langsung
3) Biaya penjadwalan
4) Biaya ekspedisi dan sebagainya
d. Biaya kehabisan atau kekurangan (shortage costs) adalah biaya yang timbul apa-
bila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. terjadi jika permintaan
pelanggan tidak dapat dipenuhi karena kurangnya persediaan ditangan. Jika keku-
rangan ini menyebabkan hilangnya penjualan secara permanen, maka biaya ini
7
juga menyebabkan berkurangnya keuntungan. Biaya-biaya yang termasuk biaya
kekurangan bahan adalah sebagai berikut:
1) Kehilangan penjualan
2) Kehilangan langganan
3) Biaya pemesanan khusus
4) Biaya ekspedisi
5) Selisih harga
6) Terganggunya operasi
7) Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.

Tujuan dari manajemen persediaan (inventory persediaan) adalah untuk memiliki sis-
tem pengendalian persediaan yang akan memberikan indikasi berapabanyak persediaan yang
harus dipesan dan kapan pesanan dilakukan untuk meminimumkan jumlah ketiga biaya yang
telah disebutkan sebelumnya.

2.7 Pendekatan Metode Manajemen Persediaan

Dalam hal pengelolaan persediaan, umumnya perusahaan menggunakan beberapa


metode. manajemen yang biasa dipergunakan oleh perusahaan untuk mengelola persediaan.
Berikut penjelasan masing-masing metode:

1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Biasa disebut dengan metode kuantitas pesanan ekonomi. Merupakan salah satu
metode pengelolaan persediaan dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang
diterima. Misalnya perusahaan mendapatkan pesanan. Sudah ditentukan oleh pemesan berapa
jumlah pesanan, spesifikasi, serta waktu kapan harus selesai. Dengan begitu perusahaan akan
memperhitungkan berbagai hal.

Termasuk tentang berapa kebutuhan bahan, spesifikasi, serta berapa harga bahan baku
untuk memenuhi pesanan tersebut. Jadi nanti sudah jelas berapa kebutuhan dan nominalnya.
Tidak akan sampai terjadi bahan sisa alias pas. Cara ini banyak membawa manfaat. Mulai
dari tidak ada biaya pemeliharaan, serta biaya gudang untuk menyimpan sisa bahan.

Rumus economic order quantity setidaknya menggunakan tiga variabel untuk


menghitung jumlah pembelian persediaan yang tepat. Tiga variabel yang digunakan untuk

8
menghitung EOQ, yaitu D, S, dan H. D mewakili jumlah unit yang diminta setiap tahunnya. S
adalah biaya pemesanan, sedangkan H adalah biaya penyimpanan per unit setiap tahunnya.

Rumus EOQ adalah sebagai berikut:

EOQ = √ (2 x D x S / H)

2. Metode MRP (Material Requirement Planning)

Lebih dikenal dengan metode perencanaan kebutuhan material, merupakan metode


pengendalian serta perencanaan persediaan untuk menjamin bahan baku selalu tersedia. Se-
lain untuk menjaga supaya bahan baku tetap ada untuk digunakan, metode ini pun berguna
untuk memastikan persediaan berjumlah sedikit. Mengapa persediaan harus diusahakan
berjumlah sedikit?

Hal itu karena semakin sedikit jumlah persediaan otomatis biaya untuk menjaga
persediaan tersebut juga makin sedikit. Dalam metode ini akan dilakukan beberapa peren-
canaan. Mulai dari penjadwalan pembelian, jadwal produksi, hingga waktu pengiriman perse-
diaan bahan baku.

3. Metode JIT (Just In Time)

Metode ini punya istilah lain yaitu metode tepat waktu. Memungkinkan perusahaan
sebisa mungkin dibuat tidak menyetok atau memiliki persediaan. Sehingga perusahaan diusa-
hakan memiliki persediaan 0 atau mendekati nol. Hal ini karena jika posisi perusahaan seperti
itu biaya persediaan juga tidak akan dikeluarkan.

Tapi jika tidak punya persediaan bagaimana bisa melakukan produksi? Inilah keun-
tungan metode ini. Perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya saat
sedang dibutuhkan saja. Sehingga jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak
akan ada sisa. Lalu bagaimana caranya?

Dengan membina hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Membuat mereka
seolah-olah bagian dari perusahaan. Sehingga kapan pun dan berapa pun pemasok akan selalu
siap menyuplai persediaan.

4. Metode Analisa ABC

9
Dalam metode ini dilakukan penggolongan persediaan di mana dasar penggolongan
tersebut adalah nilai serta persediaan. Yang dimaksud nilai di sini adalah nilai total dari
persediaan, bukan harga persediaan per unit. Setiap item persediaan akan diberikan label
sesuai kelasnya masing-masing. Ini dilakukan karena setiap item persediaan diperlakukan
berbeda.

Misalnya ada persediaan kayu, paku, dan cat. Kayu bisa dilabeli dengan grade A,
karena paku perlu perlakuan khusus untuk penyimpanan dalam gudang supaya tidak rusak.
Lalu cat bisa dikategorikan golongan B, karena penyimpanannya mungkin lebih mudah
dibanding kayu.

Untuk paku bisa diberi kode C karena meskipun jumlahnya banyak, namun penyim-
pannya jauh lebih mudah dibanding 2 persediaan sebelumnya.

5. Metode Periodic Review

Dalam metode ini memungkinkan dilakukan pemesanan persediaan bahan dalam


jarak waktu yang sama. Jadwal pesan barang sudah terjadwal secara rutin, jadi manajer
keuangan dapat memperkirakan berapa pengeluaran untuk pembelian bahan baku tersebut.
Metode ini punya keunggulan tersendiri.

Salah satunya mampu meredam fluktuasi permintaan kebutuhan bahan baku. Metode
ini juga sangat mudah dilakukan karena tidak perlu melewati proses administrasi yang pan-
jang. Hal tersebut karena proses pembelian persediaan sudah terjadwal rutin.

Namun metode ini mengharuskan perusahaan memperbanyak stok untuk mengantisi-


pasi saat tiba-tiba pesanan produksi membludak. Itulah beberapa penjelasan singkat seputar
manajemen persediaan. Mulai dari pengertian, fungsi, hingga metode yang umum digunakan.
Bisa menjadi referensi bagi yang belum terlalu paham dengan istilah tersebut.

2.8 Sistem Pencatatan Dan Contoh Manajemen Persediaan

1. Metode First In, First Out (FIFO)

Metode First In, First Out atau yang disingkat sebagai FIFO merupakan metode di
mana barang yang dibeli paling awal maka perlu dijual pertama. Contoh manajemen yang
mengatur persediaan barang dengan metode FIFO ini adalah ketika suatu perusahaan yang

10
menjual makanan, maka perusahaan itu perlu menjual makanan yang pertama kali dibuat atau
sampai.

Lebih mudahnya, perusahaan perlu mengutamakan barang-barang yang datang duluan


atau diproduksi pertama kali daripada barang-barang baru. Tujuan dari metode ini yaitu untuk
meminimalisir barang lama mengalami kerusakan.

Kamu bisa menerapkan metode ini jika perusahaanmu bergerak menjual bahan atau
barang dengan daya tahan atau tanggal kadaluarsa yang tidak lama.

2. Metode First In, Last Out (FILO)

Metode berikutnya yaitu First In, Last Out atau disingkat dengan FILO. FILO meru-
pakan metode yang bertolak belakang dengan metode FIFO.

Contoh dari manajemen yang menggunakan metode First In, Last Out adalah ketika
suatu perusahaan pakaian misalnya membeli stok baju atau barang lain sebagai persediaan.
Lalu, barang yang telah datang dibiarkan dan berada di urutan terakhir.

Tujuan dari metode FILO ini yaitu memudahkan perusahaan untuk menata barang-
barang. Jadi, perusahaan tersebut tidak perlu kebingungan atau bahkan kerepotan mengelu-
arkan barang. Sebab barang bisa diambil dari barang terakhir.

3. Metode Persediaan Rata-Rata

Selanjutnya, selain metode FIFO dan FILO, ada juga metode persediaan rata-rata.
Metode persediaan rata-rata atau juga bisa disebut metode average adalah metode yang men-
catat persediaan rata-rata tertimbang.

Contoh manajemen persediaan dari metode ini yaitu perusahaan membagi biaya
barang dengan jumlah unit barang yang ada. Sehingga persediaan barang terakhir dan beban
pokok penjualan harus dijumlahkan dalam bentuk rata-rata atau average. Saat menggunakan
metode ini, perusahaan tak perlu repot memikirkan harus menjual produk mana terlebih
dahulu.

11
2.9 Contoh Kasus Manajemen Persediaan

1. Sebagai contoh, kamu berjualan sabun batang secara online. Tahun lalu, per-
mintaan akan sabun batang sekitar 5.000 buah. Adapun biaya pemesanan rata-rata Rp2.500
dan biaya penyimpanan per unit Rp500 per tahun.

Maka penghitungannya EOQ adalah sebagai berikut:

= √ (2 x 5.000 x Rp2.500 / Rp500)

= √ (50.000)

= 224 unit

Berdasarkan hasil penghitungan ini, jumlah pesanan persediaan yang ekonomis atau
economic order quantity adalah 224 unit per pesanan.

2. Diketahui sebuah perusahaan memiliki kebutuhan bahan baku sebesar 10.000 unit
per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah sebesar Rp 150,-/order.
Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/u/tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari.
Waktu tunggu (lead time) untuk pengi-riman bahan tersebut selama 10 hari.

Pertanyaan:

a. Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut
b. Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun
c. Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan
d. Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)

Jawab:

12
13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, mengurus atau men-
gelola. Manajemen juga dapat diartikan sebagai pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalak-
sanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan, atau
juga dapat dikatakan sebagai direksi.

Persediaan (inventory) merupakan stok barang yang disimpan untuk memenuhi per-
mintaan, maksudnya disini stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk
memenuhi permintaan pelanggan.

Jadi, manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian
tersebut berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan. Beber-
apa aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara memper-
oleh persediaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.

Dalam hal pengelolaan persediaan, umumnya perusahaan menggunakan beberapa


metode. manajemen yang biasa dipergunakan oleh perusahaan untuk mengelola persediaan.
Berikut penjelasan masing-masing metode:

1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

2. Metode MRP (Material Requirement Planning)

3. Metode JIT (Just In Time)

4. Metode Analisa ABC

5. Metode Periodic Review

14
DAFTAR PUSTAKA

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.Utama, Rony Edward. Nur Asni Gani. Jaharuddin. Dan
Andry Priharta. 2019.

Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.Jakarta: Erlangga.

https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-manajemen-persediaan/

15

Anda mungkin juga menyukai