Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN
DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN
KEUANGAN
DOSEN : NANANG RAHMATIKA, MM

DI BUAT OLEH :
NAMA : KHAERUNNISA
NIM : KA0120210004
KELAS : W2
JURUSAN : KOMPUTERISASI AKUNTANSI

AKADEMIK CITRA BUANA INDONESIA


SUKABUMI
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT kare
na atas berkah dan rahmat-Nya Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas individu dalam Mata Kuliah Manajemen keuangan yang
dibimbing oleh Bapak Dosen Nanang Rahmatika, MM.
Dalam menyusun Makalah ini, penulis tentu saja menjumpai beberapa
hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak terkait yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu penulis sendiri
sedangkan segala sesuatu yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan Makalah
ini masih terdapat berbagai kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa,
dan kritik beserta saran yang membangun sangat penulis harapkan guna untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya untuk
semua pihak pembaca.
Sukabumi, 20 Februari 2023
Penulis

Khaerunnisa

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL.....................................
2.1.1 Biaya Persediaan......................................................................................
2.1.2 Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan......................................
2.1.3 Kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) : Model Persediaan Tradisional.....
2.1.3.1 Menghitung EOQ..................................................................................
2.1.3.2 Titik pemesanan Kembali....................................................................
2.1.3.3 EOQ dan manajemen persediaan..........................................................
2.2 MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT...........................................................
2.2.1 Karakteristik dasar JIT.............................................................................
2.2.2 Biaya kesiapan dan penyimpanan : pendekatan JIT................................
2.2.2.1 Kontrak jangka Panjang, pengisian Kembali yang berkelanjutan,
pertukaran data elektronik dan JIT II................................................................
2.2.2.2 Kinerja jatuh tempo : solusi JIT............................................................
2.2.2.3 Menghindari penghentian produksi dan keandalan proses : pendekatan JIT
2.2.3 Diskon dan kenaikan harga : pemalian JIT vesus menyimpan persediaan
2.2.4 Keterbatasan JIT......................................................................................
2.3 TEORI KENDALA....................................................................................
2.3.1 Konsep Dasar ..........................................................................................
2.3.2 Langkah-langkah TOC............................................................................

3
BAB III PENUTUP..........................................................................................
3.1 KESIMPULAN ..........................................................................................
3.2 SARAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia,
maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin
dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka
hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian
terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.Hal ini dilakukan
karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus
mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting
bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan
salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang
secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system
akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak
mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi
yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan
persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya
laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan
mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan
bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang
tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan
terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga
persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat
penting artinya bagi perusahaan.Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih

5
mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang
diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam
pencapaian laba yang diinginkan.Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan
merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal
perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana model manajemen persediaan tradisional?
2. Bagiamana model manajemen persediaan JIT?
3. Apa itu teori kendala dan bagaimana teori kendala digunakan untuk
mengelola persediaan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk Memahami Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok
Berdasarkan Aktivitas.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL


Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan
untuk memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang, kulaitas, rekayasa
produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespon
pelanggan, waktu tunggu dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang
dipengaruhi oleh tingkat persediaan.
Memahami manajemen persediaan tradisional memberikan latar belakang
yang diperlukan untuk memahami keunggulan metode manajemen persediaan
yang digunakan dalam lingkungan manufaktur yang canggih, seperti JIT dan teori
kendala.

2.1.1 Biaya Persediaan


Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber
luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan, jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal,
maka biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima
pesanan.Contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan (biaya administrasi dan
dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman, dan biaya pembongkaran.
Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau
komponen tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian produksi yang tidak
terpakai, biaya fasilitas produksi yang tidak terpakai (penghasilan yang hilang),
dan biaya uji coba produksi (tenaga kerja, bahan baku dan overhead).

7
Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang menyimpan persediaan
contohnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang dari dana
yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang penyimpanan
persediaan.
Biaya pemesanan dan persiapan mempunyai sifat yang sama, keduanya
mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan. Satu-
satunya perbedaan terletak pada sifat aktivitas sebelum perolehan (mengisi
formulir dan menempatkan pesanan versus menyiapkan peralatan dan fasilitas).
Jika permintaan tidak diketahui dengan pasti, maka akan timbul kategori
keiga dari biaya persediaan yang disebut biaya habisnya persediaan. Biaya
habisnya persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat
menyediakan produk ketika diminta pelanggan.Contohnya penjualan yang hilang,
biaya ekspedisi, serta biaya akibat produksi yang terganggu.

2.1.2 Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan


Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang
berkaitan dengan persediaan.Namun, meminimalkan biaya penyimpanan
mendukung pemesanan atau produksi dalam jumlah kecil, sedangkan
meminimalkan biaya pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah besar dan
jarang (meminimalkan biaya persiapan mendukung operasi produksi dalam waktu
yang lama dan jarang).Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan mendorong
jumlah persediaannya sedikit atau bahkan tidak ada.Sementara itu, meminimalkan
biaya pemesanan atau biaya persiapan mendorong jumlah persediaan yang besar.
Kebutuhan unuk menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya
penyimpanan dan pemesanan dapat di minimalkan adalah salah satu alas an
perusahaan memilih untuk menyimpan persediaan.
Masalah ketidakpastian permintaan adalah alasan utama kedua untuk
memiliki persediaan.Persediaan komponen dan bahan mentah sering dipandang
perlu karena ketidakpastian pasokan. Jadi, persediaan penyangga untuk komponen
dan bahan baku diperlukan untuk menjaga aliran produksi bila terjadi
keterlambatan pengiriman atau

8
berhentinya pengiriman (pemogokan, cuaca yang buruk, dan kebangkrutan adalah
contoh- contoh kejadian tidak pasti yang dapat menyebabkan terputusnya
pasokan).

2.1.3 Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) : Model Persediaan Tradisional


Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan
permintaan diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot
produksi, manajer hanya perlu memperhatikan biaya pemesanan (persiapan) dan
penyimpanan. Total biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan dapat
digambarkan melalui persamaan berikut:
TC =PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
Dimana:
TC= Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan
P= Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan (atau biaya persiapan
pelaksanaan produksi)
D= Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q= Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau ukuran lot
produksi)
C= Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun

Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi


yang memiliki persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa, dan manufaktur.
Tentu saja, model biaya persediaan yang menggunakan biaya persediaan dan
ukuran lot sebagai input hanya berklaku untuk perusahaan yang memproduksi
sendiri persediannya (komponen atau barang jadi). Agar dapat mengilustrasikan
aplikasinya bagi organisasi jasa, asumsikan nilai- nilai berikut diterapkan untuk
sebuah komponen yang digunakan dalam reparasi lemari es (komponen itu dibeli
dari pemasok eksternal).

9
D= 10.000 unit
Q= 1.000 unit
P= $ 25 per pesanan
C= $ 2 per unit
Pembagian antara D dan Q menghasilkan jumlah pesanan per tahun, yaitu
sebesar 10 (10.000/1.000).mengalihkan jumlah pesanan per tahun dengan biaya
pemesana dan penerimaan pesanan (D/QxP) menghasilkan total biaya pemesanan
sebesar $250 (10x$25).
Total biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah CQ/2;persamaan ini
ekuivalen dengan perkalian persediaan rata-rata yang dimiliki (Q/2) dengan biaya
penyimpanan per unit (C untuk pesanan sebnayak 1.000 unit dengan biaya
penyimpanan sebesar $2 per unit, persediaan rata-rata adalah 500 (1.000/2) dan
biaya penyimpanan untuk tahun tersebut adalah $1.000 (500x$2).
(mengasumsikan persediaan rata-rata adalah Q/2 sama dengan mengasumsikan
persediaan di konsumsi secara merata)
Dengan menerapkan persamaan 4.1 total biaya adalah $1.250 ($250 +
$1000) namun, kuantitas pesanan sebanyak 1000 dengan total biaya $1.250
mungkin bukan merupakan pilihan terbaik.

2.1.3.1 Menghitung EOQ

Karena EOQ adalah kuantitas yang minimalkan persamaan 14.1 rumus


untuk menghitung kuantitas ini dapat diturunkan dengan mudah.
Q= EOQ =√2𝑃𝐷/𝐶

Dengan menggunakan data dari contoh sebelumnya, EOQ dapat di hitung


dengan menggunakan persamaan 14.2
EOQ =√(2𝑥$25𝑥10.000)/$

10
=√250.000
=500
Memasukkan 500 sebagai nilai Q ke persamaan 14.1 menghasilkan total biaya
sebesar $1.000

Jumlah pesanan yang akan di lakukan menjadi 20(10.000/500) jadi,total


biaya pemesanan adalah $500 (20x$25). Persediaan rata-rata adalah 250 (500/2)
dengan total biaya penyimpanan sebesar $500 (250x$2). Perhatikan bahwa biaya
penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Hal ini selalu berlaku untuk model
EOQ yang sederhana, seperti yang di uraikan pada persamaan 14.2
Perhatikan pula bahwa kuantitas pesanan sebesar 500 lebih murah dari
pada kuantitas pesanan sebesar 1000 ($1000 dibandingkan $1.250.

2.1.3.2 Titik Pemesanan Kembali


Adalah titik waktu dimana sebuah pesanan hal baru harus dilakukan (atau
persiapan dimulai. HalIni merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu, dan tingkat
dimana persediaan hamper habis. Waktu tunggu adalah waktu yang di perlukan
untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau
pesiapan di mulai. Mengetahui tingkat penggunaan dan waktu tunggu akan
memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang memenuhi
tujuan berikut.
ROP (reorder point) = tingkat penggunaan x waktu tunggu

Asumsikan produsen menggunakan 50 komponen per hari dan waktu


tunggunya adalah 4 hari.Jika demikian, sebuah pesanan harus ditempatkan ketika
tingkat persdiaan komponen lemari es turun hingga 200 unit (4x50).

11
Ketidak pastian permintaan dan titik pemesanan kembali jika permintaan atas
komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka persediaan mungkin
habis sebagi contoh , jika komponen lemari es digunakan pada tingkat 60
komponen per hari (bukanya 50) maka perusahaan akan menggunakan 200
komponen selama 3 seper 3 hari. Untuk menghindari hal ini, organisasi sering
memilih untuk menyimpan persediaan pengaman.Persediaan pengaman adalah
persediaan extra yang di simpan sebagai jaminan atas fruktuasi
permintaan.Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian waktu tunggu
dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata
penggunaan titik sebagai contoh, jika penggunaan maksimal komponen lemari es
60 unit per hari, rata-rata penggunaan adalah 50 unit per hari.Dan waktu tunggu
ada 40 hari, maka persediaan pengaman di hitung sebagai berikut.

Penggunaan maksimal 60
Rata-rata penggunaan 50

Selisih 10

Waktu tunggu x4

Persediaan pengamanan 40

Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung


sebagai berikut.
ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x waktu tunggu) + persediaan pengaman

Pada contoh komponen lemari es, titik pemesanan kembali untuk persediaan
dengan persediaan pengaman dihitung sebagai berikut.
ROP = (50 x 4) + 40 = 240 unit

Jadi secara otomatis, pesanan ditempatkan ketika tingkat persediaan turun menjadi
240 unit.

12
2.1.3.3 EOQ dan Manajemen Persediaan

Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai


system just in case.Pada beberapa situasi, sistem persediaan just in case benar-
benar sangat tepat.Sebagai contoh, rumah sakit memerlukan persediaan obat
resep, obat-obatan, dan perlengkapan penting lainnya sepanjang waktu untuk
menangani situasi darurat.Model EOQ berguna untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan
pengaman.Pentingnya model EOQ bagi banyak perusahaan industry di AS dari
jaman dulu dapat di apresiasikan secara lebih baik dengan memahami sifat
lingkungan manufaktur tradisional.

2.2 MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT


Perusahaan asing menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan
berharga lebih rendah fitur khusus sehingga menviptakan tekanan berat pada
perusahaan domestic yang memiliki batch besar dan biaya persiapan yang tinggi
untuk meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk sambil mengurangi
total biaya secara simultan. Tekanan persaingan ini telah menyebabkan
perusahaan meninggalkan model EOQ dan beralih ke pendekatan just-in-time
untuk proses manufaktur dan pembelian.
Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system
berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui
system oleh permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system
oleh permintaan yang ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu
berdasarkan permintaan yang diantisipasi.Jit adalah pendekatan manufaktur yang
memproduksi barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya
berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan. Dalam
pull system, permintaan pelanggan menarik bahan baku untuk masuk proses
produksi. Prinsip yang sama digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi
hanya dilakukan jika diperlukan untuk memenuhi permintaan aktivitas berikutnya.
Bahan baku atau suku cadang tersedia hanya pada waktu dibutuhkan untuk

13
aktivitas produksi sehingga permintaan tetap dapat dipenuhi.
JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:
1. Untuk meningkatkan laba, dan
2. memperbaiki posisi bersaing perusahaan.

2.2.1 Karakteristik dasar JIT


Hansen & Mowen (2005:479) menyatakan ada beberapa karakteristik
dasar Just In Time (JIT):

a. Tata letak pabrik


Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu
pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang
dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah
lingkaran.Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan
berbagai operasi secara berurutan.Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan
produk atau kumpulan produk tertentu.Produk dipindah dari satu mesin ke yang
lainnya dari awal hingga selesai.Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih
untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel.

b. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan


Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki
pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari
pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan,
memindahkan barang setengah jadi dari bagian ke bagian lain dalam sel,
melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi
kualitas, dan melakukan tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini secara
langsung berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi.

c. Total quality control


Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada
pengelolaan kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu pengerjaan

14
tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain
produk dan proses manufaktur tanpa cacat.

d. Ketelusuran biaya overhead


Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan
biaya pada produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan
alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan,
sehingga, lebih disukai daripada dua metode lainnya.

e. Pengaruh persediaan
Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang
sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan
adalah vital bagi kesuksesan Just In Time.Just In Time (JIT) menolak untuk
menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-masalah ini. Bahkan,
persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu
yang langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.

Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional.

15
2.2.2 Biaya persiapan dan penyipanan : pendekatan JIT

JIT merupkan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan


dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan
tradisional mengakui keberadaan biaya persiapan, kemudian menentukan
kuantitas pesanan yang merupakan perimbangan terbaik dari dua kategori biaya.
Di lain pihak, JIT tidak menerima biaya persiapan (atau pemesanan). Justru
sebaliknya, JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya
persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan, maka biaya yang tersisa
untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi
persediaan sampai ketigkat yang sangat rendah.Pendekatan ini yang menjelaskan
dorongan untuk persediaan nol dalam system JIT.

2.2.2.1 Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan,


Pertukaran Data Elektronik dan JIT II.
Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih
fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer
kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan
elektronik yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman
informasi dari komputer ke komputer.Pengaturan bersama sering didukung
dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak
abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak membutuhkan
penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.

2.2.2.2 Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT


Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk
menanggapi kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh
tempo bukan dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang
waktu secara dramatis.

16
2.2.2.3 menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses
: Pendekatan JIT
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan
: kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan
bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional
atas semua masalah tersebut.
a. Pemeliharaan Pencegahan Total.
Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total.
Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan,
sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
b. Sistem Kanban.
Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika
dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini
adalah sebuah sistem informasi yang mengendalikan produksi melalui
penggunaan tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci kuantitas
proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban
produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses
sebelumnya. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahukan
pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen; dan juga merinci
komponen tersebut dibutuhkan.

2.2.3 Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan


Persediaan
Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat
mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga
di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan
biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan
persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan
sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterbatasan
pemasok secara lebih intensif.

17
2.2.4 Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan
hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner.
Di sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program
penyederhanaan – namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk
diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat
bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan
arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja
produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya
persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin
sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).

2.3 TEORI KENDALA


Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan
yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.

2.3.1 Konsep Dasar


TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput,
persediaan, dan beban operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu
organisasi menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam istilah operasional,
throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan dan biaya variabel tingkat
unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang yang
dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban
operasi disefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk
mengubah persediaan menjadi throughput.
a. Produk yang Lebih Baik.
Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga
berarti bahwa perusahaan mampu memperbaiki produk dan
menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke

18
pasar.
b. Harga yang Lebih Rendah.
Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya
investasi per unit, dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban
pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah atau margin produk yang
lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak memerlukan
pemotongan harga.
c. Daya Tanggap.
Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk
merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan
mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC
menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang
waktu.

2.3.2 Langkah-langkah TOC.


Teori kendala menggunakan lima langkah untuk
mencapai tujuan memperbaiki kinerja organisasi :
1. Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
Kendala yang dihadapi perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Kendala Eksternal, yaitu faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang
berasal dari sumber-sumber diluar perusahaan.
b. Kendala internal, yaitu faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan
didalam lingkup perusahaan.
Kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan sepenuhnya
oleh bauran produk disebut kendala longgar sedangkan kendala yang mengikat
adalah kendala dimana sumber daya yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya.
Dengan asumsi biaya tingkat non unit sama dengan bauran produk yang berbeda-
beda, bauran oprimal merupakan bauran yang memaksimalkan kontribusi margin.

2. Mengeksploitasi kendala(-kendala) yang mengikat.

19
Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala mengenai
manajemen manajemen kendala jangka pendek dan langsung terkait
dengan tujuan teori kendala yaitu mengurangi persediaan dan
memperbaiki kinerja.Di perusahaan kendala sumber yang mengikat hanya
sedikit kendala pengikat utama disebut sebagai drummer.Tingkat produksi
kendala drummer mempengaruhi tingkat produksi keseluruhan pabrik.
Proses ke hilir yang dimulai dengan kendala drummer secara alamiah akan
dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Proses ke hulu yang berakhir pada
kendala drummerdijadwalkan untuk memproduksi pada tingkat yang sama
seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan
mencegah produksi barang persediaan dalam proses hulu yang berlebihan.

3. Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada
langkah 2.
Pada intinya kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh
pebrik.Semua departemen lainnya harus disubordinasi sesuai kebutuhan
kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah
cara mereka memandang sesuatu.

4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat


Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang
ada dilakukan secara maksimal, maka langkah berikutnya adalah memulai
program perbaikan berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan yang
dimiliki kendala yang mengikat atas kinerja perusahaan.

5. Mengulangi proses.
Pada akhirnya kendala sumber daya akan diangkat sampai pada
suatu titik dimana kendala tersebut tidak mengikat lagi, kemudian akan
memunculkan kendala drummer yang baru. Setelah kendala drummer baru
muncul, maka proses TOC akan berulang kembali. Tujuannya adalah
memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan
sangatpenting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan
merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena
itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga
tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi
perusahaan.Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk
memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan
dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.

3.2 SARAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran
bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara
efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://zetzu.blogspot.nl/2012/02/teori-kendala-theory-of-constraint.html
http://prianttaruh.blogspot.nl/2016/01/makalah-manajemen-persediaan-
inventory.html
http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.co.id/2012/08/makalah-manajemen-
persediaan.html

22

Anda mungkin juga menyukai