Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

“Inventory Management of Dependent Demand”

KELOMPOK 6

Disusun oleh:

Alda Putri Permata Sari (2110531015)

Chika Nada Risha (2110531051)

Fari Michel (2110532001)

Saskia Annisa (2110532043)

Amanda Felicia Luthfi (2110533011)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ANDALAS

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kerena kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, khususnya kepada ibu Vera
Pujani selaku dosen mata kuliah Manajemen Operasi A1. Juga kepada orang tua dan teman-
teman yang telah memberikan semangat dan motivasi selama menulis makalah ini hingga selesai
pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna karena kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna
menyempurnakan ke depannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari dan menerapakan ilmu
manajemen serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 16 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan penulisan..............................................................................................................5
D. Manfaat penulisan............................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Definisi Inventory Management......................................................................................6
B. Definisi Dependent Demand............................................................................................6
C. Definisi Material Requirement Planning/MRP............................................................6
D. Persyaratan Model Dependent Inventory.........................................................................7
E. Persediaan bebas dan Terikat...........................................................................................8
F. Input dan Output MRP.....................................................................................................9
G. Struktur Sistem MRP..................................................................................................10
H. Penyusunan MRP...........................................................................................................11
I. Contoh kasus MRP pada PT Isyana...............................................................................13
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................................17
B. Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inventory Management Merupakan sebuah bagian dari perusahaan yang memiliki
tugas untuk mengatur persediaan barang serta biaya yang terkait dengan persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan. Dimana persediaan sendiri merupakan salah satu aset yang
dimiliki perusahaan yang berupa bahan atau barang yang disimpan sementara, kemudian
barang tersebut akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Dependent Demand Permintaan barang yang dipengaruhi oleh barang lain.
Misalnya, permintaan oven pemanggang roti tergantung pada persyaratan/komponen-
komponen untuk membuat oven pemanggang roti. Permintaan untuk jenis barang
dikatakan dependen ketika hubungan antara barangnya dapat ditentukan. Oleh karena itu,
ketika manajemen menerima sebuah pesanan untuk produk akhir, jumlah yang diperlukan
untuk semua komponen dapat dihitung karena semua komponen merupakan jenis barang
dependen
Memperoleh keuntungan untuk mendapatkan laba yang maksimal merupakan
tujuan didirikannya perusahaan agar usahanya dapat berlangsung lama serta bagaimana
efesiensi dan efektivitas dapat diterapkan. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat
menerapkan kebijakan dan strategi yang tepat dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan. Salah satunya yaitu terkait dengan persediaan (inventory) yang menjadi
faktor penting dalam proses produksi dan penjualan perusahaan. Adanya pengendalian
terhadap persediaan dapat meminimalisasi biaya dalam pengadaan persediaan sesuai
kebutuhan perusahaan (Sudana dalam Subekti, 2016). Selain itu, pengendalian persediaan
dapat dijadikan sebagai tindakan pencegahan(preventif) terhadap masalah persediaan
yang mungkin akan timbul di masa mendatang baik kelebihan persediaan (overstock)
maupun kekurangan persediaan (out of stock). Dimana kedua masalah tersebut
mempunyai akibat yang dapat merugikan perusahaan (Syaifuddin, 2008:32). Kelebihan
persediaan menyebabkan biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan meningkat dan
peluang barang mengalami kerusakan menjadi tinggi. Kekurangan persediaan
menyebabkan kegiatan operasional menjadi kurang efisien diakibatkan kegiatan
produksinya terganggu serta perusahaan menjadi kehilangan kesempatan penjualan dan
kepercayaan pelanggan akibat keurangan persediaan (out of stock).

Pada makalah ini penulis menyajikan materi inventory and demand dependent
secara sistematis, dimulai dengan definisi dari manajemen persediaan, definisi
manajemen persediaan, definisi dependent demand, Definisi Material Requirement
Planning/MRP, Persyaratan Model Dependent Inventory, Persediaan bebas dan Terikat,
Input dan Output MRP, Struktur Sistem MRP, Penyusunan MRP, serta Contoh penerapan
MRP pada “PT Isyana”
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu definisi manajemen persediaan?
2) Ap aitu definisi dependent demand?
3) Apa itu Definisi Material Requirement Planning/MRP?
4) Apa saja Persyaratan Model Dependent Inventory?
5) Apa itu Persediaan bebas dan Terikat?
6) Apa itu Input dan Output MRP?
7) Apa itu Struktur Sistem MRP?
8) Bagaimana Penyusunan MRP?
9) Bagaimana Contoh penerapan MRP pada PT Isyana?

C. Tujuan penulisan
1) Untuk mengetahui definisi manajemen persediaan.
2) Untuk mengetahui definisi dependent demand.
3) Untuk mengetahui Definisi Material Requirement Planning/MRP.
4) Untuk mengetahui Persyaratan Model Dependent Inventory.
5) Untuk mengetahui Persediaan bebas dan Terikat.
6) Untuk mengetahui Input dan Output MRP.
7) Untuk mengetahui Struktur Sistem MRP.
8) Untuk mengetahui Penyusunan MRP.
9) Untuk mengetahui bagaimanan penerapan MRP pada PT Isyana.

D. Manfaat penulisan
1) Memahami secara harfiah konsep dari Inventory Management of dependent
Demand
2) Memahami bagaimana penerapan Inventory Management of dependent Demand
pada perusahaan “PT Isyana”

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Inventory Management


Manajemen persediaan adalah sebuah bagian dari perusahaan yang memiliki
tugas untuk mengatur persediaan barang serta biaya yang terkait dengan persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan. Dimana persediaan sendiri merupakan salah satu aset yang
dimiliki perusahaan yang berupa bahan atau barang yang disimpan sementara, kemudian
barang tersebut akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.

B. Definisi Dependent Demand


Permintaan barang yag dipengaruhi oleh barang lain. Misalnya, permintaan oven
pemanggang roti tergantung pada persyaratan/komponen-komponen untuk membuat
oven pemanggang roti. Permintaan untuk jenis barang dikatakan dependen ketika
hubungan antara barangnya dapat ditentukan. Oleh karena itu, ketika manajemen
menerima sebuah pesanan untuk produk akhir, jumlah yang diperlukan untuk semua
komponen dapat dihitung karena semua komponen merupakan jenis barang dependen.

C. Definisi Material Requirement Planning/MRP


Ketika kebutuhan MRP terpenuhi, model dependen lebih disukai dibandingkan
dengan model EOQ. Dengan diketahuinya jadwal induk, kedependenan terdapat pada
semua bagian komponen, subrakitan, dan pasokan. Model dependen adalah model yang
lebih baik tidak hanya bagi pengusaha manufaktur dan distributor, tetapi juga bagi
beragam perusahaan, mulai dari restoran hingga rumah sakit. Teknik dependen yang
digunakan dalam sebuah lingkungan produksi disebut perencanaan kebutuhan bahan
(material requirement planning – MRP).
MRP merupakan teknik permintaan dependen yang menggunakan daftar bahan,
persediaan, tagihan yang diperlukan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan
kebutuhan bahan. MRP telah berkembang menjadi dasar bagi Perencanaan Sumber Daya
Perusahaan (Enterprise Resource Planning – ERP) karena menyediakan struktur yang
bersih untuk permintaan dependen. ERP adalah sebuah sistem informasi baru untuk
mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya pada skala perusahaan yang diperlukan
untuk mengambil, membuat, mengirim, dan menghitung pesanan pelanggan.

D. Persyaratan Model Dependent Inventory


Manajer operasi perlu memahami hal-hal berikut ini:
1. Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan)

Sebuah jadwal produksi induk (master production schedule – MPS) memerinci


apa yang akan dibuat (contoh: banyaknya produk atau barang jadi) dan kapan. Jadwal ini
harus sesuai dengan rencana produksi. Rencana produksi menetapkan keseluruhan tingkat
keluaran dalam terminology yang luas (contoh: kelompok produk, waktu standar, atau
volume dolar). Bagaimanapun rumitnya proses perencanaan, perencanaan agregat
produksi beserta turunannya – yaitu jadwal produksi induk – harus dikembangkan.

Jadwal produksi induk dapat dinyatakan dalam istilah berikut:

 Pesanan pelanggan pada sebuah perusahaan dengan bengkel kerja (membuat


berdasarkan pesanan).
 Modul pada sebuah perusahaan berulang (merakit berdasarkan pesanan atau
perkiraan)
 Sebuah barang jadi pada sebuah perusahaan continue (membuat simpanan
berdasarkan perkiraan)

2. Spesifikasi atau daftar kebutuhan bahan (bahan dan komponen yang diperlukan
untuk membuat produk)
3. Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan)
4. Pesanan pembelian yang belum dipenuhi (apa yang berada dalam pemesanan juga
disebut tagihan yang diperkirakan)
5. Waktu tunggu/Lead time
E. Persediaan bebas dan Terikat
Bebas (independent) contoh persediaan kulkas, tidak tergantung pada satu
kebutuhan (untuk simpan roti, susu, sayur, dst). Permintaan bebas/independent yaitu
permintaan yang bebas dari control pengoprasian dan hanya dipengaruhi oleh keadaan
pasar (permintaan konsumen), ex: barang jadi. Cara meminimalisir biaya pengadaan
permintaan bebas yaitu dengan menggunakan metode EOQ (economics order quantity),
dimana metode ini menentukan berapa jumlah persediaan yang harus ditentukan untuk
memenuhi permintaan bebas agar dapat meminimalkan total biaya menyimpan
persediaan dan biaya pemesanan.
Terikat (dependent) contoh persediaan pemanggang roti, tergantung dengan
kebutuhan pemanggan roti. Permintaan tidak bebas /dependent yaitu permintaan yang
tidak bebas dari control pengoprasian artinya ditentukan oleh perencanaan produksi
barang, bukan berdasarkan kebutuhan konsumen. ex: bahan baku, komponen suku
cadang bahan baku yang tergantung pada jumlah barang jadi yang ingin diproduksi. Cara
meminimalisir biaya pengadaan permintaan tidak bebas yaitu dengan menggunakan
metode MRP (material requirement planning), MRP merupakan suatu konsep dalam
sistem produksi untuk menentukan cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan
material (bahan baku) dalam proses produksi, sehingga material yang dibutuhkan dapat
tersedia sesuai dengan yang dijadwalkan. Tujuannya untuk mencegah biaya yang timbul
akibat kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan material, karena kebutuhan material
didasarkan atas rencana jumlah produksi.

F. Input dan Output MRP

Input:
 Status Inventory
- Menggambarkan keadaan setiap komponen atau bahan yang terdapat
dalam sistem inventori
- Terkait MRP: Inventory on hand, iinventory in order, and Lead time
lt = lt-1 + yt – Dt

lt: Inventory on hand pada periode t


lt-1: inventory yang tersedia pada akhir periode t-1
yt: inventory on order
Dt: demand inventory selama periode t
 MPS/Master Production Schedule
Merupakan rencana produksi yang menggambrkan hubungan antara jenis
produk akhir dengan waktu penyediaannya.
 Struktur Produk
- Struktur produk merupakan kaitan antara produk dengan komponen-
komponen penyusunannya mulai dari bahan baku menjadi produk jadi.
- Informasi yang dibutuhkan: jenis komponen, jumlah yang dibutuhkan,
dan tingkat penyusunan.

Output:

 Menetukan jumlah material serta waktu pemesanannya dalam rangka


memenuhi permintaan produk akhir yang sudah direncanakan MPS
 Menentukan jadwal pembutan komponen yang menyusun produk akhir.
 Menentukan pembatalan pemesanaa: MRP memberikan indikasi kapan
pembatalanatas pesanan dilakukan.
 Menetukan penjadwalan ulang/pembatalan suatu jadwal produksi yang
sudah terencana.

3 jenis output report MRP menurut Gasperz:2004, yaitu:

 MRP Primary Report

Merupakan laporan utama MRP yang sering disebut secara singkat


sebagai laporan MRP biasanya menggunakan salah satu format horizontal
dengan waktu dalam buckets (biasanya dalam periode mingguan), atau
format vertikal dengan waktu dalam tanggal.
 MRP Action Report
MRP Action Report sering disebut juga sebagai MRP Exception Report
yang memberikan informasi kepada perencana tentang item-item yang
perlu mendapat perhatian segera, dan merekomendasikan tindakan-
tindakan yang perlu diambil. MRP Action Report memberikan kepada
perencana suatu metode yang efektif dan efisien dalam memprioritaskan
dimana harus memberikan perhatian sehingga fokus perhatian dapat
diarahkan pada item-item yang diinformasikan dalam laporan itu.
 MRP Pegging Report
MRP Pegging Report digunakan untuk memudahkan menelusuri sumber
dari kebutuhan kotor untuk suatu item. Menggunakan Pegging Reports,
perencana menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diakibatkan oleh
adanya pesanan. Berdsarkan informasi ini, perencana dapat menyelidiki
alternatif-alternatif pada level ini dan pada level yang lebih tinggi dalam
BOM.

G. Struktur Sistem MRP


Walaupun sebagian besar sistem MRP bersifat terkomputerisasi, prosedur MRP
mudah dan dapat dilakukan secara manual. Jadwal produksi induk, daftar kebutuhan
bahan, catatan persediaan dan pembelian, serta waktu tunggu untuk setiap jenis barang
adalah komposisi dari sebuah system perencanaan kebutuhan bahan.

H. Penyusunan MRP
MRP sangat bermanfaat bagi perencanaan kebutuhan material untuk komponen
yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh komponen lain (dependent demand). Sistem
MRP mengendalikan agar komponen yang diperlukan untuk kelancaran produksi dapat
tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan. MRP memberikan peningkatan efisiensi karena
jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan
dengan lebih baik, karena ada keterpaduan dalam kegiatan yang didasarkan pada jadwal
induk. Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat,
untuk penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat (Gaspersz, 2004).

Berdasarkan MPS yang diturunkan dari rencana produksi, suatu sistem MRP
mengidentifikasi item apa yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas item yang harus
dipesan, dan kapan waktu memesan item tersebut. Suatu sistem MRP pada dasarnya
bertujuan untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk
mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan pasanan, pesan ulang, atau
penjadwalan ulang, aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk melakukan
pembelian dan produksi.
Tujuan dari MRP adalah:
 Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan untuk
memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersediannya produk jadi bagi
konsumen.
 Menjaga tingkat persedian pada kondisi minimum.
 Merencanakan aktivitas pengiriman dan aktivitas pembelian.

5 sumber informasi utama dalam MRP menurut Gasperz:2004, yaitu:


 Master Production Schedule (MPS) yang merupakan suatu pernyataan definitif
tentang produk akhir (end item) apa yang direncanakan perusahaan untuk
diproduksi, berapa kuantitas yang dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan, dan
bilamana produk itu akan diproduksi. MPS disusun berkaitan dengan pemasaran,
rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas.
 Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts, dan
subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit produk. BOM (Bill of Material) dibuat untuk menentukan
banyaknya setiap material yang dibutuhkan untuk setiap periode waktu.
 Item master merupakan suatu file yang berisi informasi status tentang material,
parts, subassemblies, dan produk-produk yang menunjukkan kuantitas on-hand,
kuantitas yang dialokasikan, waktu tunggu yang direncanakan, ukuran lot, stok
pengaman, kriteria lot sizing, toleransi untuk scrap atau hasil, dan berbagai
informasi penting lainnya yang berkaitan dengan suatu item.
 Pesanan-pesanan (orders) akan memberitahukan tentang berapa banyak dari
setiap item yang akan diperoleh sehingga akan meningkatkan stock-on-hand di
masa mendatang.
 Kebutuhan-kebutuhan akan memberitahukan tentang berapa banyak dari masing-
masing item itu dibutuhkan sehingga akan mengurangi stock-on-hand di masa
mendatang.

Langkah-langkah dasar penyusunan MRP menurut Nasution:2003:

1. Netiing
Merupakan perhitungan kebutuhan bersih dari level 0, proses perhitungan untuk
menetapkan jumah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan
yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan
(yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).

2. Lotting
Merupakan penentuan lot sizing untuk memenuhi kebutuhan bersih (Rt).
Ditentukan berdasarkan:
 Jumlah pemesanan tetap
 Periode pemesanan yang tetap (keseimbangan set up cost dan carrying cost)

3. Offsetting
Adalah proses penentuan saat dilakukan pemesanan (planned order release)
sehingga Rt dapat dipenuhi. Hal ini bertujuan untuk menentukan kapan saat pesanan
harus dilakukan. Offsetting diperoleh dengan mengurangkan saat kebutuhan bersid (Rt)
harus tersedia dengan Lead time (L).
4. Exploding

Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang lebih
bawah dalam suatu struktur produk serta didasarkan atas rencana pemesanan.

I. Contoh kasus MRP pada PT Isyana


PT Isyana memproduksi 2 jenis produk (X dan Y). Informasi yang terkait dengan produk
X dan Y sebagi berikut:
Tabel MPS

Item
Minggu (Unit)
8 9 10 11 12
X 250 200 0 375 0
Y 0 500 400 0 450

Item X Y A B C D
Safety stock 50 10 25 30 100 0
On hand 125 200 30 100 125 30
Penjadwalan 100 200 50 40 50 50
penerimaan (8)
Order Policy LFL LFL LFL LFL LFL LFL
Lot Size 1 40 20 50 50 70

Singkatan Arti
GR Gross Requirement
SR Schedule Receipt
PoH Projected on Hand
NR Net Requirement
PORc Planned order Receipt
PORs Planned order release

MRP untuk part X


MRP untuk part Y

MRP untuk part A

MRP untuk part B


MRP untuk part C

MRP untuk part D


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar.
Fungsi utama manajemen persediaan adalah untuk melakukan inventory control
atau pengendalian persediaan yaitu cara dimana bahan-bahan dengan kualitas yang benar
dan dalam jumlah yang benar tersedia sebagaimana dan bila diperlukan dengan
memperhatikan keekonomisan dalam penyimpanan dan biaya pemesanan.
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting
bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu
dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru
diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan sendiri harus
dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu
jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap
vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi
kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
Selain itu, Material Requirement Planning adalah sebuah metode yang efektif untuk
menggenjot produktivitas perusahaan manufaktur. Selain itu, MRP menjadi
bagian penting untuk perencanaan dan penjadwalan produksi dan merupakan bagian
integral untuk memastikan pemesanan bahan tepat waktu untuk memenuhi permintaan
customer. MRP digunakan pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-
shop, yakni industri yang memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan
produksi yang relatif sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan
pada perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah yang relatif sedikit.
B. Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa
penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena
akan menunjang keberhasilan serta kelangsungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

 Prihasti, D. A., & Nugraha, A. A. (2021). Analisis Manajemen Persediaan Dengan Metode
Economic Order Quantity (EOQ) Pada Persediaan Bahan Baku UKM Bydevina. Indonesian
Accounting Literacy Journal, 1(3), 537-548.
 Vikaliana, R., Sofian, Y., Solihati, N., Adji, D. B., & Maulia, S. S. (2020). Manajemen Persediaan.
Media Sains Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai