PERSEDIAAN
DI SUSUN OLEH :
Ricky Reksy
Wulan Dwi Cahyani
Hasnifa Izra Anggraini
Nadia Kemala Sari
Rio Halomoan
Chairul Hakim
Wahyu Adi Putra
DOSEN PENGAMPU:
Murnawati, SE., MM
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmatdan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang“MANAJEMEN
PERSEDIAAN” ini. Salam dan salawat kita kirimkan kepada junjungan kita tercinta
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum
muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Makalah ini merupakan tugas final yang dibuat sebagai bagian dalam
memenuhi kriteria mata kuliah Manajemen Produksi/ Operasi .
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis dapat menyadari masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yangmembangun dari semua pihak, dengan ini harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Pekanbaru 2023
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................3
Kerangka teori................................................................................6
Metode penelitian...........................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................9
Pengertian persediaan...................................................................9
Jenis-jenis persediaan...................................................................12
Sistem Pengendalian Persediaan Sistem Pengendalian...............14
Prosedur Pengelolaan Barang.......................................................16
Metode Pencatatan Persediaan barang........................................18
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam Persediaan Barang..........21
Kesimpulan…………………………………… ....................................................23
Saran………………………………………….. ....................................................23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Manajemen persediaan merupakan sistem-sistem untuk mengelola persediaan.
Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan dan seberapa akurat
catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian, kita akan mengamati kontrol persediaan
dalam sektor pelayanan. Manajer operasi diseluruh dunia telah menyadari bahwa
manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Di satu sisi, sebuah
perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan. Di sisi lain,
produksi dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang
tidak tersedia.
4
bertujuan untuk meminimalkan biaya total melalui penentuan apa, berapa, dan
kapan pesanan dilakukan secara optimal (optimal order point).
Besarnya nilai buffer stock dipengaruhi oleh besarnya permintaan dan waktu
pesan supply. Kekurangan persediaan dapat berakibat terhentinya proses produksi,
dan ini menunjukkan persediaan termasuk masalah yang cukup krusial dalam
operasional perusahaan.
Rumusan masalah
5
Tujuan
Kerangka Teori
Menurut Sugiyono (2018: 129) “Kerangka pikir merupakan sintesa tentang hubungan
anatar variabel yang disusun dari dari berbagai teori yang telah dideskripsikan”.
Pemesanan kembali atau ulang (reorder point) merupakan waktu yang efektif bagi
perusahaan untuk melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku kembali,
sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan baku yang
dibeli.
6
Total biaya persediaan bahan baku atau Total Investory Cost (TIC) merupakan total
biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi persediaan bahan baku
minimal dalam satu tahun.
Maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut:
Manajemen Persediaan
1. Safety Stock
2. Reorder Poin
3. Maximal inventory
4. Total Investory cost
7
Metode penelitian
a. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus dengan metode
EOQ yang merupakan penerapan persediaan dari Prinsip manajemen
persediaan, yaitu mengambil suatu masalah kemudian menganalisisnya.
1. Data Primer Data primer bersumber dari hasil observasi dan wawancara
dengan tenaga kerja yang langsung terlibat dalam pelaksanaan pengendalian
persediaan, yaitu :
3. Studi Pustaka Yaitu dengan mempelajari buku, artikel lain yang membantu
memecahkan masalah yang mendasari penelitian.
8
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Persediaan
2.1 Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan
perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang besar.
Menurut (Standar Akuntansi Keuangan, 1990) persediaan adalah aktiva:
3. Dalam bentuk bagan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
waktu tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi, atau pun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi.
9
Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai
barang jadi antara lain berguna untuk dapat:
2. Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas atau tidak baik
sehingga harus dikembalikan.
arus produksi.
a. Biaya pemesanan (ordering cost), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memesan
barangbarang dari pemasok
c. Biaya kehabisan persediaan (stock out cost), yaitu biaya yang timbul sebagai
akibat dari habis/telatnya persediaan, termasuk juga unsure kehilangan kesempatan
untuk menjual barang.
2. Sifat/jenis barang dan bahan baku
10
4. Teknik produksi (teknologi)
Persediaan barang adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau
memproduksi barang-barang yang akan dijual. Istilah yang digunakan untuk
menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatuperusahaan akan tergantung
pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang dipergunakan dapat dibedakan untuk
usaha dagang yaitu perusahaan yangmembeli barang dan menjualnya kembali
tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu
perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dijual. Dalam
perusahaan manufaktur persediaan barang terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Bahan baku dan bahan penolong, adalah barang yang akan menjadi bagiandari
produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahanpenolong
merupakan barang – barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi
jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.
11
persediaan bahan pembantu. Sedangkan dalam perusahaan dagang yang dimaksud
persediaan adalah persediaan barang dagangan.
12
secara fisik tidak akan berubah sampai barang tersebut dijual kembali dan secara
spesifik, berikut ini beberapa manfaat investasi pada persediaan.
13
bentuk atau menambah nilai kegunaan barang, pada umunya mengklasifikasikan
persediaan kedalam berbagai kelompok sebagai berikut:
2. Berapa lama waktu interval antara pesanan pertama dengan pesanan berikutnya
yang akan mendatangkan biaya minimal.
Model EOQ digunakan untuk mencari titik keseimbangan antara biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan. Bagian berikut ini membicarakan sistem pengendalian
persediaan selain EOQ.
1. Metode ABC
Metode ini menggolongkan persediaan berdasarkan nilai dan kuantitas. Bagan
berikut ini menggambarkan kaitan tersebut. Bagan tersebut menunjukkan tiga kelas
(tipe) persediaan. Kelas A mencakup hanya 10 % dari total kuantitas, tetapi
mencakup 50% dari total nilai persediaan. Kelas B mencakup 30% dari total
kuantitas, tetapi mencakup 80% dari total nilai persediaan. Kelas C mencakup 10%
dari total kuantitas, tetapi mencakup 20% dari total nilai persediaan. Dengan kata
lain, persediaan kelas A merupakan persediaan yang mempunyai nilai tertinggi,
disusul dengan B, dan terakhir adalah persediaan kelas C. Gambar Metode ABC
15
dalam Persediaan Sumber: Buku “Manajemen Keuangan Internasional”, Agus S.,
2009 Dengan bagan semacam itu, manajer keuangan bisa memfokuskan pada item
yang paling membutuhkan pengendalian persediaan (dalam hal ini Kelas A). Sistem
pengendalian yang lebih formal bisa dibuat untuk kelas tersebut. Persediaan kelas B
barangkali diawasi dengan frekuensi lebih kurang dibandingkan item kelas A,
barangkali setiap kuartalan. Item C tidak banyak membutuhkan waktu pengawasan.
Barangkali cukup diawasi setiap tahun.
2. Just In Time
Menurut Hilton, Maher, Selto (2003: 276) Just in time adalah “The objective of
just-intime (JIT) processes is to purchase, make, and deliver services and products
just when needed.” Dapat diartikan bahwa tujuan dari proses Just in time (JIT)
adalah untuk membeli, membuat dan memberikan jasa dan produk hanya ketika
dibutuhkan.
16
Pemanufakturan Just in time sering dianggap sebagai pemanufakturan
bernilai tambah. Definisi value added manufacturing menurut Everet E. Adam (1992:
568) adalah “A method of manufacturing that seeks to eliminate waste in processing
adhering to the edict that a stages of the process that does not add value in the
product for the customer should be eliminated.”
17
(RKBU). Berdasarkan APBD yang telah ditetapkan, menyusun kembali kebutuhan
barang dalam formulir Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU). Lembar pertama
diberikan kepada Fungsi Perlengkapan paling lambat satu bulan setelah APBD
ditetakan. Tembusannya disampaikan kepada Bawasda. Membuat Daftar Hasil
Pengadaan Barang
18
persediaan perusahaan selanjutnya, apakah akan meningkatkan persediaan atau
tidak.
Fungsi/Pihak Yang Terkait
Metode FIFO ( First In First Out) menurut Lukman Syamsuddin (2003: 256),
menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan
merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir
dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir. Pengaruh penggunaan
metode FIFO adalah persediaan akhir dinilai menurut perkembangan harga terakhir
dan menggunakan harga terdahulu dalam menentukan harga pokok penjualan. Pada
peride dimana harga-harga meningkat terus, metode FIFO menghasilkan laba bersih
19
yang tinggi. Satu-satunya alasan terhadap hasil ini disebabkan dalam usaha dagang
selalu meningkatkan harga jual barang apabila harga beli barang naik, walaupun
persediaan tersebut dibeli sebelum kenaikan harga. Pengaruh sebaliknya terjadi
apabila harga menurun. Dengan demikian, metode FIFO menekankan pengaruh
dunia usaha terhadap laba
b. Metode Fisik
Permasalahan yang timbul bila digunakan metode fisik adalah jika diinginkan
menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan, yaitu keharusan
mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki
jenis dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu lama dan
akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Dengan tidak diikuti mutasi
persediaan dalam buku, menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat
pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan.
Dalam metode buku menurut Zaki Baridwan (2001;152), setiap jenis persediaan
dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan.
Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang
dalam buku besar.Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan
dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat
diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Penggunaan
metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba jangka
pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui
jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan rugi laba dapat segera
disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun
20
sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai
dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan
antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan dapat diadakan
penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itunormal
dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan.Selisih yang
terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan danrekening lawannya adalah
rekening persediaan barang. Bila jumlah gudang lebihkecil dibandingkan dengan
saldo rekening persediaan maka rekening persediaan dikurangi dan sebaliknya.
Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir
(Zaki Baridwan, 2000;178), dapat digunakan berbagai cara, diantaranya yaitu:
Didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya,
sehingga perlu dipisahkan tiap-tiap jenis barang berdasarkan harga pokoknya dan
untuk masing-masing kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri sehingga
masing-masing harga pokok bisa diketahui.
3. Rata-rata Tertimbang Barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan
dibebani harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga
perolehan.
21
untuk persediaan besi (minimum) biasanya diambil dari pengalaman yang lalu
dimana harga pokok itu nilainya rendah.
6. Biaya Standar (Standard Cost) : Persediaan barang dinilai dengan biaya standar
yaitu biaya-biaya yang seharusnya terjadi. Biaya ini ditentukan sebelum proses
produksi dimulai, untuk bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak
langsung. Apabila terdapat perbedaan antara biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi
denga biaya standarnya. Perbedaan ini akan dicatat sebagai selisih.
8. Harga Beli Terakhir (Latest Purchase Price) : Persediaan barang yang ada
pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa
mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang dibeli
terakhir.
9. Metode Nilai Penjualan Relatif : Metode ini dipakai untuk mengalokasikan biaya
bersama (joint cost) kepada masing-masing produk yang dihasilkan ataudibeli.
Pembagian biaya bersama dilakukan berdasarkan nilai penjualan relatif dari masing-
masing penjualan tersebut. 10. Metode Biaya Variabel (Direct Cost) : Dalam
metode ini harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan hanya
dibebani dengan biaya produksi yang variabel yaitu bahan baku, upah langsung dan
biaya produksiyang variabel. Biaya produksi tidak langsung yang tetap akan
dibebankan sebagai biaya dalam metode yang bersangkutan dan tidak ditunda
dalam persediaan.
Menurut Mulyadi (2001; 56) Dalam sistem akuntansi persediaan barang, melibatkan
unit organisasi yang terkait, mulai dari masuknya barang sampai pencatatan
akuntansi. Unit-unit organisasi dalam sistem akuntansi persediaan barang adalah :
22
digudang. Selain itu juga bagian gudang menyelenggarakan kartu barang yang
ditempelkan pada penyimpanan barang.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 ; 9) Produksi (production) adalah
proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen operasi (operation management –
OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan
jasa dengan mengubah input menjadi output
1. Faktor persediaan bahan baku volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya
perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan mengakibatkan produksi
terganggu.
23
b. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang disatu pihak dengan biaya-
biaya ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan persediaan
dilain pihak.
5. Biaya persediaan barang (Inventory cost). Biaya yang berkaitan dengan pemilik
barang dapat dibedakan ke dalam :
a. Holding atau Carrying cost, yaitu biaya yang dikeluarkan karena memelihara
atau menyimpan barang, atau opportunity cost karena melakukan investasi
dalam bentuk barang dan bukan investasi lainnya.
b. Ordering cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memesan barang dari
supplier untuk mengganti barang yang telah dijual.
c. Stock out cost, yaitu biaya yang timbul karena kehabisan barang pada saat di
perlukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen persediaan merupakan sistem-sistem untuk mengelola persediaan.
Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan dan seberapa akurat
catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian, kita akan mengamati kontrol persediaan
dalam sektor pelayanan. Manajer operasi diseluruh dunia telah menyadari bahwa
manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Di satu sisi, sebuah
24
perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan. Di sisi lain,
produksi dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang
tidak tersedia.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
25
Akhmad, N.A. Achsani, M. Tambunan, and S.A. Mulyo 2016. Impact of Fiscal
Policy on the Agricultural Development in anEmerging Economy: Case
Study from the SouthSulawesi, Indonesia. International Research
Journal of Finance and EconomicsIssue 96 (2012), Pages: 101-112
Akhmad. 2018. 20Manajemen Operasi: Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis.
Azkiya Publishing. Bogor.
Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro: Teoti dan Aplikasi di Dunia Usaha. Andi Offet.
Yogyakarta.
Akhmad, Amir . 2020. Menanggulangi Kemiskinan Di Daerah Upaya
Penanggulangan
Kemiskinan Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Sulawesi Selatan. Azkiya
Publishing. Bogor
Akhmad. 2021. Dinamika Pembangunan Ekonomi Nasional Dalam Era
Pandemi Virus Corona. Pidato Pengukuhan. Disampaikan pada Acara
Penerimaan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Ekonomi,
Universitas Muhammadiyah Makassar Tanggal 10 Juli 2021
Baridwan, zaki. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Cetakan Kempat, BPFE UGM.
Freddy Rangkuti. 1996, Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Heizer Jay, Render Barry. 2005. Operations Management. Jakarta: Salemba Empat
Hilton, Maher, and Selto. (2003). Edisi 2. Cost Management: Strategies for Business
Decisions.
26
Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
27