Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Riset operasi bisnis


Model Persediaan 1

Dosen pengampu:
Drs. LUCKY FRANKY TAMENGKEL MM
SANDRA INGRIED ASALOEI S.Pd, SAB, MAB

Oleh:
Kelompok 4
Valen Joseph 16081102029
Yorialtri Yotan 18081102037
Gabriella Brigita Tooy 19081102045
Marchella Mewoh 19081102025
Michelle Abigail Assa 19081102001
Ruth Pingkan Sambuaga 19081102017

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“model persediaan 1” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah riset operasi bisnis. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang persediaan bagi para
pembaca dan juga bagi kami penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah riset operasi
bisnis yang telah memberikan tugas ini untuk kami kerjakan sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 5 Oktober 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. FUNGSI DAN TUJUAN PERSEDIAAN...................................................6


B. BEBERAPA KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN. .9
C. BIAYA DALAM KEPUTUSAN PERSEDIAAN.......................................9
D. MODEL ECONOMIC ORDER IDENTITY...........................................10
E. PERHITUNGAN EOQ SECARA MATEMATIK..................................11
F. PENGARUH KUANTITAS DISKON TERHADAP EOQ.....................12
G. ANALISIS SENSITIVITAS......................................................................13
H. KONSEP ABC DALAM KLASIFIKASI PERSEDIAAN......................14

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos
aktiva lancer. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai
“opportunity cost” yang lebih besar. Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai
persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya – biaya terjadinya kekurangan
bahan.

Persediaan adalah segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam


antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan  dari sekumpulan produk phisikal pada
berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan
kemudian barang jadi ( Handoko, 1997: hal 333)

Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi
diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu
sangatlah penting. Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara
menurunkan tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak
puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.

Semua organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian


persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan
membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini ditetapkan, langkah
berikutnya adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan
persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan tersebut. Pada makalah ini, akan
dibahas fungsi, jenis, dan pengelolaan persediaan. Kemudian akan dibicarakan
mengenai metode Economic Order Quantity serta Analisis ABC yang digunakan dalam
manajemen persediaan.

B. RUMUSAN MASALAH

4
Adapun rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah fungsi dan tujuan persediaan?


2. Apa saja keputusan dalam manajemen persediaan?
3. Bagaimana biaya dalam keputusan persediaan?
4. Bagaimana model economic order quantity?
5. Bagaimana perhitungan eoq secara matematik?
6. Bagaimana pengaruh kuantitas diskon terhadap eoq?
7. Bagaimana analisis sensitivitas dalam persediaan?
8. Bagaimana konsep abc dalam klasifikasi persediaan?

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. FUNGSI DAN JENIS PERSEDIAAN

Istilah persediaan ( Inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal
ataupun eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang
jadi atau produk akhir, bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen lain yang
menjadi keluaran produk perusahaan (Handoko, 1997, hal: 333).

Sedangkan menurut Herjanto (1999, hal: 219) Persediaan adalah bahan atau barang
yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk
proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu
peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang
dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.

Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup


usahanya. Untuk mengadakan persediaan, dibutuhkan sejumlah uang yang
diinvestasikan dalam persediaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan haruslah
dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan optimum yang dapat menjamin
kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk mengatur tersedianya suatu tingkat
persediaan yang optimum, maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan.
Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah (Assauri, 1998):

 Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya


kegiatan produksi.
 Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih, sehingga
biaya yang timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.
 Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena mengakibatkan
meningkatnya biaya pemesanan.

6
Jenis Persediaan

Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam
urutan pengerjaan produk, yaitu (Assauri, 1998):

a. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)


Merupakan persediaan dari barang-barang yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Barang ini bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari supplier yang
menghasilkan barang tersebut.

b. Persediaan Bagian Produk (Purchased Parts)


Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari
perusahaan lain, yang secara langsung diassembling dengan parts lain tanpa melalui
proses produksi.

c. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)


Merupakan persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk
membantu kelancaran produksi, tetapi tidak merupakan bagian dari barang jadi.

d. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in Process)


Merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih
diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi.

e. Persediaan Barang Jadi (Finished Good)


Merupakan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
untuk disalurkan kepada distributor, pengecer, atau langsung dijual ke pelanggan.

Fungsi – fungsi Persediaan

Efesiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi


penting persediaan. Pertama, harus diingat bahwa persediaan adalah sekumpulan produk
fisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam
proses, dan kemudian barang jadi. Fungsi – fungsi dari persediaan antara lain:

7
1. Fungsi “ Decoupling “
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi perusahaan
internal dan eksternal mempunyai kebebasan. Persediaan “ decouples” ini
memungkinkan perusahaan dapat memenuhi langganan tanpa terganggu supplier.

Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya


tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman.
Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen – departemen dan proses
– proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi
diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para
langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

2. Fungsi “Economic Lot Sizing”


Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli
sumber daya – sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit.
Persediaan “Lot Size” ini perlu mempertimbangkan penghematan dalam hal
pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah karena perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya – biaya
yang timbul karena besarnya persediaan ( biaya sewa gedung, investasi, resiko dan
sebagainya ).

3. Fungsi Antisipasi
Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan berdasar pengalaman atau data – data masa lalu, yaitu permintaan
musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman.

Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu


pengiriman dan permintaan akan barang selama periode permintaan kembali,
sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut persediaan
pengaman. Pada kenyataannya, persediaan pengaman merupakan pelengkap fungsi “
decoupling “ yang telah diuraikan diatas. Persediaan antisipasi ini penting agar
kelancaran proses produksi tidak terganggu.

8
B. KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN

Keputusan dalam Manajemen Persediaan Sasaran akhir dari manajemen persediaan


adalah untuk meminimumkan biaya dalam perubahan tingkat persediaan. Untuk
mempertahankan tingkat persediaan yang optimum, diperlukan jawaban atas dua
pertanyaan mendasar sebagai berikut :

1. Kapan melakukan pemesanan ?


2. Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali ?

Menurut Yamit (1998 : 217), untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan,
dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan titik pemesanan kembali (reorder point approach).


2. Pendekatan tinjauan periodik (periodic review approach).
3. Material requipment planning approach (MRP)

C. BIAYA DALAM KEPUTUSAN PERSEDIAAN

Menurut Yamit (1998 : 219) biaya dalam keputusan persediaan terdapat lima kategori,
sebagai berikut :

a. Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk
mendapatkan bahan baku atau barang dari luar.
b. Biaya penyimpanan (carrying cost atau holding cost) adalah biaya yang memiliki
komponen utama yaitu biaya modal, biaya simpan, dan biaya resiko.
c. Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost) adalah biaya yang terjadi apabila
persediaan tidak tersedia di gudang ketika dibutuhkan untuk produksi atau ketika
langganan memintanya.
d. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas adalah biaya yang terjadi karena perubahan
dalam kapasitas produksi.

9
e. Biaya bahan atau barang itu sendiri adalah harga yang harus dibayar atas item yang
dibeli. Biaya ini akan dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh
supplier.

D. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh
perusahaan dengan biaya yang seminimal mungkin. Metode EOQ ini sering dikenal
sebagai jumlah pembelian yang optimal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka
dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan pembeliannya yang paling ekonomis yaitu
sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan pembelian menggunakan biaya yang
minimal. Pembelian bahan baku pada vendor atau supplier harus diperhitungkan dengan
sangat hati-hati. Perusahaan harus memperhatikan arus keluar masuk dana yang
dipergunakan guna meningkatkan efektivitas serta efisiensi arus keuangan perusahaan.

Dalam perhitungan Economic Order Quantity terdapat dua unsur penting yang tak bisa
diabaikan, yaitu biaya pemesanan dan penyimpanan.

1. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan ini meliputi hal-hal yang perlu dibayarkan oleh perusahaan selama
proses pengiriman pesanan. Biaya tersebut meliputi:
 Biaya pemesanan
 Ongkos kirim
 Biaya penerimaan pesanan
 Penyelesaian pembayaran barang yang sudah diterima

2. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan dihitung sejak barang sudah diserahkan oleh pihak kurir atau
pengirim kepada perusahaan. Ada pun yang termasuk dalam kelompok biaya ini antara
lain ongkos sewa gudang, gaji atau upah staf gudang, asuransi gudang dan barang, serta
biaya operasional lainnya. Semua biaya tersebut harus benar-benar terperinci dan tak
boleh ada satu pun yang terlewat. Apabila ada biaya yang belum terhitung, hal ini juga
akan berimbas pada kesalahan seluruh hasil perhitungan.

10
Umumnya asumsi penghitungan EOQ adalah sebagai berikut.

 Jumlah total unit yang akan dikonsumsi selama periode tersebut diketahui dengan
pasti.
 Total biaya pemesanan tetap konstan selama periode tersebut.
 Biaya persediaan tetap konstan sepanjang periode.
 Tidak ada diskon tunai atau jumlah yang tersedia.
 Seluruh jumlah persediaan yang dipesan dikirim dalam satu batch.
 Kuantitas optimal untuk setiap item saham atau invariabel dihitung secara terpisah.
 Waktu tunggu tidak berfluktuasi dan pesanan diterima tepat waktu dengan jumlah
pesanan total.
 Asumsi yang dijelaskan di atas juga dikenal sebagai batasan EOQ.

E. CARA MENGHITUNG EOQ SECARA MATEMATIS


Berikut ialah cara menghitung EOQ secara matematis :TAC : Total biaya persediaan
tahunan (Total Annual Inventory Cost)

TOC adalah Total biaya pesan (Total ordering cost)


TCC adalah Total biaya simpan (total carrying cost)
R adalah Jumlah pembelian (permintaan ) selama satu periode
C adalah Biaya simpan tahunan dalam rupiah / unit
S adalah Biaya setiap kali pemesanan
Q adalah kuantitas pemesanan (unit/order)
Q* adalah jumlah pesanan optimum (EOQ)
TC adalah total biaya persediaan minimum (minimum total inventory cost)

Rumus-rumus :
1. TAC adalah TOC + TCC
2. TOC adalah (R/Q)S
3. Frekuensi pemesanan/tahun adalah R/Q
4. Rata-rata persediaan pertahun adalah Q/2 ; TOC = (Q/2)C
5. EOQ=Q*=V(2RS/C) : akar dari (2RS/C)

11
F. PENGARUH KUANTITAS DISKON TERHADAP EOQ

Penggunaan persediaan barang yang ditujukan untuk mengambil keuntungan dari


diskon kuantitas. Banyak penyalur menawarkan diskon untuk pembelian dalam jumlah
tertentu. Sebagai contoh, untuk membuat satu alat gergaji ukir elektrik dibutuhkan biaya
$10 per unit. Kalau perusahaan mengorder 300 atau lebih gergaji maka supplier
menurunkan menjadi $8,75 perunit. Pembelian dalam partai besar secara subtansial
dapat mengurangi harga. Meskipun demikian, ada beberapa kerugian dari pembelian
dalam partai besar, karena muncul biaya yang lebih tinggi pada biaya simpan.dan biaya
lebih tinggi berkaitan dengan produk cacat, munculnya kerusakan di gudang, pencurian,
asuransi, investasi dalam persediaan dan seterusnya.

Model economic order quantity (EOQ) tidak memperhitungkan diskon kuantitas, yang


merupakan hal yang tidak realistis jika diterapkan pada banyak kasus di dunia nyata.
Bagaimana penghitungan rumus EOQ tersebut?

Biasanya, makin banyak barang dipesan, semakin rendah harga per unit yang
dibayar. Quantity discount adalah pengurangan harga yang ditawarkan kepada pembeli
yang melakukan pembelian dalam jumlah besar, untuk merangsang mereka membeli
dalam jumlah banyak.

Jika quantity discount sering ditawarkan, seorang pembeli harus membandingkan


potensi keuntungan yang diperoleh dari penurunan harga dan jumlah pemesanan yang
lebih sedikit. Ini sebagai akibat pembelian dalam jumlah besar dengan
meningkatnya biaya gudang (carrying cost) yang disebabkan rata-rata persediaan yang
meningkat. Model quantity discount membantu dalam membuat keputusan tersebut.

Bagaimana menghitung rumus EOQ (economic order quantity) dengan model diskon
kuantitas?

Tujuan pembeli adalah untuk memilih diskon kuantitas yang akan meminimalkan biaya
total, dengan biaya total (total cost) adalah pemjumlahan carrying cost (biaya
gudang), ordering cost (biaya pemesanan), dan biaya produksi.

Biaya total = carrying cost + ordering cost + product cost

12
= C (Q:2) + O (D:Q) + PD

dengan:

C = carrying cost per unit


O = ordering cost setiap kali melakukan pemesanan
D = permintaan (kebutuhan) tahunan dalam unit
P = harga per unit
Q = order quantity

G. ANALISIS SENSITIVITAS

Analisis  sensitivitas  digunakan  untuk  menentukan  bagaimana  pengaruh perubahan


atau kesalahan data dalam parameter terhadap EOQ. Dalam system
pemesananjumlahtetap, jumlah pemesanan dapat meminimumkan total biaya variabel
per tahun.

Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:


Q* = √2CR/H

Dalam rumus tersebut, total biaya variabel (TVC) per tahun tidak termasuk dalam biaya
pembelian dan di asumsikan pula tidak ada diskon dan kekurangan persediaan.

TVC (Q) = biaya pesan + biaya simpan


= CR/Q + HQ/2
TVC (Q*) = CR/ Q*  + H Q*/2 = HQ*

Jika diasumsikan bahwa kesalahan dalam parameter R,H dan C masing-masing disebut

XR, XH dan XC, maka model EOQ nya adalah

Q=√2CR XC XR / H XH = Q*= √XC XR / XH

Dimana:
Q = jumlah pemesanan dengan parameter kesalahan
Q*= Economic Order Quantity (EOQ)

13
XR= estimasi permintaan/permintaan aktual = faktor kesalahan kebutuhan
XC= estimasi biaya pesan/biaya pesan aktual = faktor kesalahan biaya pesan
XH= faktor kesalahan biaya simpan

Untuk  menentukan  sensitivitas total biaya variabel per tahun  akibat  adanya kesalahan


dalam penentuan parameter, dapat dilakukan dengan cara memasukkan factor
kesalahan dalam rumus sebagai berikut.

TVC(Q)-TV(Q*)/TVC(Q*) = √XC XR XH – 1

H. KONSEP ABC DALAM KLASIFIKASI PERSEDIAAN


Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management)
untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang
tinggi.

Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum
Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-
1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase
terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-
an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk
menciptakan konsep ABC dalam klasikasi barang persediaan.

Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan


peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi
kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara
berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini
dinamakan “Analisis ABC”. Umumnya kelas A memiliki jumlah jenis barang yang
sedikit, namun memiliki nilai yang sangat tinggi.

Dalam hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana
besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144–
145):

14
1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari  total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.

2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.

3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.

Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah
sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.


2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari
masing-masing tipe barang.
4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan pertama
tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang
barang.
8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat kepentingan
masalah.

Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu
barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan
perhatian terlebih dahulu.

15
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah menjaga jangan sampai kehabisan
persediaan, menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih,
serta menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari.

Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam
urutan pengerjaan produk, yaitu

a. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)


b. Persediaan Bagian Produk (Purchased Parts)
c. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)
d. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in Process)
e. Persediaan Barang Jadi (Finished Good)

Fungsi – fungsi dari persediaan antara lain fungsi “ Decoupling “, fungsi “Economic
Lot Sizing”, fungsi Antisipasi.

Menurut Yamit (1998 : 219) biaya dalam keputusan persediaan terdapat lima kategori,
sebagai berikut :

a. Biaya pemesanan (ordering cost)


b. Biaya penyimpanan (carrying cost atau holding cost)
c. Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost)
d. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas
e. Biaya bahan atau barang itu sendiri

EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh
perusahaan dengan biaya yang seminimal mungkin. Metode EOQ ini sering dikenal
sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam perhitungan Economic Order Quantity

16
terdapat dua unsur penting yang tak bisa diabaikan, yaitu biaya pemesanan dan
penyimpanan.

Analisis  sensitivitas  digunakan  untuk  menentukan  bagaimana  pengaruh perubahan


atau kesalahan data dalam parameter terhadap EOQ. Dalam system
pemesananjumlahtetap, jumlah pemesanan dapat meminimumkan total biaya variabel
per tahun.

Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management)


untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang
tinggi.
Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi
kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara
berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini
dinamakan “Analisis ABC”.

Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu
barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan
perhatian terlebih dahulu.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://veriyen-paone.blogspot.com/2011/11/persediaan-inventory.html

https://core.ac.uk/download/pdf/12348156.pdf

http://catatan-ti.blogspot.com/2009/05/biaya-dalam-persediaan.html

https://bukuwarung.com/economic-order-quantity/

https://lifepal.co.id/media/eoq/

https://www.pengadaan.web.id/2020/09/economic-order-quantity-adalah.html

https://rumus.co.id/eoq-contoh-soal/

https://www.portalinvestasi.com/rumus-eoq-economic-order-quantity/

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2006201318MTIFBab2/
body.html

https://cerdasco.com/klasifikasi-abc/

https://eriskusnadi.com/2009/10/03/analisis-abc/

https://www.kursiguru.com/wp-content/uploads/2020/12/Download-Contoh-Soal-
EOQ.pdf

http://warna-warni-id.blogspot.com/2014/11/rumus-eoq-economical-order-quantity.html

18

Anda mungkin juga menyukai