Anda di halaman 1dari 23

HERMENEUTIKA PERJANJIAN LAMA III

“TAFSIRAN WAHYU 19:1-21”

Dosen Pengampuh:

Pdt. Vanny Suoth, M. Th

Disusun oleh kelompok 12:

Julia Karisoh

Junia Lapian

Astrid Hadinda

YAYASAN GMIM Ds. A. Z. R. WENAS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

TOMOHON FAKULTAS TEOLOGI

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
penyertaan-Nya sehingga kami kelompok 12 dapat menyelesaikan tugas “Tafsiran Kitab
Wahyu 19:1-21” tepat pada waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Pdt. Vanny Suoth, M. Th dalam mata kuliah
Hermeneutik Perjanjian Baru III.
Namun dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam penyusunan dan penulisan akan tugas ini. Untuk itu, memohon
maaf dan kiranya pembaca dapat memberikan saran, kritik dan juga komentar guna
membantu kami agar dapat memperbaikinya sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik.
Demikian yang bisa kami kelompok sampaikan, kiranya dapat diterima oleh pembaca.
Terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati.

Salam kasih

Kelompok 12
LATAR BELAKANG UMUM
Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa.
Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy
1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--
3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_,
yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan
dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan suatu surat
dalam kaitan dengan alamat tujuannya. Lima kenyataan penting mengenai latar belakang
kitab ini dinyatakan dalam pasal 1 (Wahy 1:1-20).
1. "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).
2. Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya melalui Kristus
yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).
3. Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes (Wahy 1:1,4,9; Wahy
22:8).
4. Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini sementara ia
dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya kota Efesus), oleh
karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri (Wahy 1:9).
5. Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi Asia (Wahy
1:4,11).1
Apokaliptik memandang sejarah terdiri dari tahap-tahap. Tahap-tahap itu semakin
mencerminkan keburukan dunia. Jadi, tahap yang paling terakhir adalah kurun waktu yang
paling buruk. Itulah sebabnya mereka cenderung menghitung- hitung kurun waktu manakah
sedang berlangsung, kemudian meramalkan akhir zaman. Dalam sastra apokaliptik, peranan
setan sangat besar. Namun demikian, mereka juga melukiskan peran kuasa-kuasa kebaikan
atau terang. Kuasa setan selalu bertentangan dengan kuasa Allah, tetapi akhirnya Allah yang
menang. Tokoh- tokoh masa lampau disebutkan sebagai orang-orang yang menerima wahyu
itu dan baru disingkapkan oleh penulis. Tokoh-tokoh itu antara lain, Musa, Adam, Elia,
Petrus, Paulus, dan lain-lain. Menurut kelompok apokaliptik, apa yang terjadi sekarang
dalam sejarah, sudah diramalkan tokoh-tokoh masa lampau. Mereka juga suka akan
beraneka macam lambang dan simbol yang aneh dan mengerikan. Ada orang yang
menganggap bahwa kitab ini hanya semata-mata berisikan nubuat tentang peristiwa
-peristiwa yang akan terjadi dimasa depan. Ada juga orang yang m,enggunakan simbol-
simbol angka yang ada didalam kitab ini untuk memulai menghitung waktu kedatangan
Tuhan. Sangat penting untuk kita pelajari bahwa kitab Wahyu sama seperti kitab-kitab
lainnya dalam Perjanjian Baru, lahir dari suatu situasi khusus pada masa Perjanjian Baru
dan dialamtkan kepada jemaat yang sedang bergumul dengan
1
https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=Why&chapter=19&verse=1&cmt=full
berbagai persoalan pada masanya, untuk memberikan kekuatan kepada mereka agar tabah
menghadapi persoalan yang timbul di masa kini, sambil menantikan tindakan Allah dimasa
depan. Jadi, titik berat perhatian kitab Wahyu adalah persoalan umat dalam kekinian
mereka.2
Penulis:
Penulis memperkenalkan diri sebagai Yohanes (1:1; 4; 22:8). Ia juga menggambarkan
dirinya sebagai saudara dan sekutumu dalam kesusahan menantikan Yesus (1:9). Maka, jelas
penulis tidak menulis secara anonim. Namun demikian, siapakah Yohanes yang dimaksudkan
disini. Seorang bapa Gereja Yustinus (160 M), menyamakan penulis kitab Wahyu ini dengan
penulis Injil Yohanes. Irenius juga menulusuri kitab Wahyu, Injil Yohanes, dan surat-surat
Yohanes sebagai tulisan yang berasal dari Yohanes murid Yesus. Maka, sejak tahun 200
Kitab ini diterima sebagai kitab Suci dan diakui bahwa kitab ini ditulis oleh Yohanes rasul
Yesus itu. Akan tetapi pendapat itu tidak diterima secara umum, karena alasannya adalah:
Pertama, Gayus seorang pemimpin gereja (200 M) menolak Wahyu sebagai karangan
Yohanes rasul Yesus. Menurut dia, Injil Yohanes dan 1 Yohanes ditulis oleh rasul Yesus
(Yohanes). Sedangkan bahasa Yohanes berbeda dengan bahasa Wahyu. Kedua, di Gereja-
gereja Timur, Kitab wahyu diragukan dalam kurun waktuyang lama. Keraguan ini
dilaporkan oleh Eusibius dari Kaisarea (300 M). Pada tahun 367 M, atas pengaruh
Atanasius dari Alexandria, Kitab Wahyu diterima oleh semua gereja. Namun demikian, pada
masa kini, banyak ahli yang meragukan bahwa kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes sang rasul.
Ketiga, dalam wahyu 21:14, para rasul disebutkan tetapi tidak ada petunjuk bahwa penulis
memasukkan dirinya di dalam kelompok rasul itu. Ini berarti bahwa penulis bukanlah
seorang rasul. Maka, orang berpendapat bahwa penulis adalah seorang nabi Kristen.
Pendapat ini didasarkan pada kenyataan bahwa penulis memperkenalkan dirinya sebagai
nabi (1:2-3; 22:6, 9, 19). Ia juga menceritakan tentang panggilannya sebagai nabi (1:9-20)
dan peranannya sebagai nabi memang sangat menonjol.

Waktu Penulisan:
Waktu penulisan dapat diperkirakan dari intensitas penganiayaan yang dialami oleh jemaat
yang disapa didalam Kitab wahyu. Menurut Suetonius seorang sejarawan Romawi, kaisar
yang secara terang-terangan menyuruh orang untuk menyembah dirinya sebagai dominus et
deus noster (Tuhan dan Allah kami) adalah Domitianus (81-96). masyarakat harus
menyembah dia sebagai Tuhan dan Allah untuk membuktikan loyalitas mereka kepada
kaisar. Mereka yang menolak untuk menyembah patung Kaisar akan dibuang, dianiaya, atau
dibunuh. Tuntutan semacam ini sesuai gambaran yang diperoleh dari Kitab wahyu (13:12).
Jika demikian, kitab ini ditulis pada akhir masa pemerintahan Domitianus yaitu sekitar tahun
90/95 M. Kitab ini mungkin ditulis dikota Efesus, karena di kota ini didirikan
patung kaisar tersebut dan rakyat dipaksa menyembahnya.3

2
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah Pengantar dan pokok-pokok Teologisnya (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2019)
3
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah Pengantar dan pokok-pokok Teologisnya (Jakarta:
Tujuan penulisan:
Kitab ini mempunyai tiga tujuan.
1. Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang
parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia.
Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan
dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih
mereka yang mula-mula.
2. Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja dirinya
sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna meneguhkan iman,
ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus, serta untuk memberi
semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan tinggal setia sampai
mati sekalipun.
3. Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang
zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan
gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang.
Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului
kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang
kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh
kedatangan Kristus kali kedua.
Ciri-Ciri Khas:
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
1. Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat dan
wahyu.
2. Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-
lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa
yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau rahasia tertentu.
3. Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; 10; 12; 24; 42;
144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000; 100.000.000; dan 200.000.000.
Secara khusus kitab ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54
kali yang melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
4. Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering dialih-
alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke bumi.
5. Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan dan
ketetapan-ketetapan sorgawi.
6. Kitab ini bersifat polemik yang
- menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang menyatakan

BPK Gunung Mulia, 2019)


dirinya sebagai allah, dan
- menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas raja-raja
di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).
7. Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu hidup dan
tegas.
8. Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan secara formal
dari PL itu sendiri.

LATAR BELAKANG KHUSUS


Wahyu pasal 19:1-21, merupakan satu kesatuan unit yang dibagi di dalam beberapa konteks
berbeda. Pertama, pasal 19:1-5 berbicara tentang penghakiman dan penghukuman Babel.
Bagia kedua, pasal 19:6-10 berbicara tentang sukacita di Surga berkaitan dengan
perjamuan kawin Anak Domba. Bagian ketiga, pasal 19:11-21 berbicara mengenai
penunggang kuda putih. Didalam Wahyu 19:1-10, Yohanes menyinggung masalah historis
dan eskatologis secara bersama-sama di dalam satu konteks. Secara historis, penghukuman
terhadap Babel merupakan nubuatan simbolis yang ditujukan kepada pemerintah kerajaan
Romawi yang telah menganiaya dan membunuh para orang-orang kudus, sebagai martir
atau ketidaktaatan mereka untuk menyembah kaisar yang dipertuhankan. Orang-orang
Kristen yang menantang penyembahan kaisar patut di aniaya dan dihukum sampai mati.
Para pejabat Romawi diberi hak khusus untuk melaksanakan hal ini, baik yang ada di kota
besar, maupun kota kecil. Didalam konteks eskatologis penghakiman dan penghukuman
terhadap Babel merupakan suatu pembalasan dari Allah yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang (dilihat sebagai suatu eskatologis) untuk darah umat Allah telah
dicurahkan (Wahyu 6:10). Sementara mengenai perjamuan kawin Anak Domba dan
penyembahan kepada Allah merupakan suatu gambaran sukacita yang akan dialami oleh
orang-orang percaya disorga.
PERBANDINGAN TEKS
TERJEMAHAN NEW KING JAMES BAHASA ASLI
BARU INTERNATIONAL VERSION
VERSION
1 Kemudian dari pada After this I heard And after these Μετὰ ταῦτα
itu aku mendengar what sounded like things I heard a ἤκουσα ὡς
seperti suara yang the roar of a great great voice of φωνὴν μεγάλην
nyaring dari multitude in heaven much people in ὄχλου πολλοῦ ἐν
himpunan besar shouting: heaven, saying,
τῷ οὐρανῷ
orang banyak di “Hallelujah! Alleluia; Salvation,
λεγόντων,
sorga, katanya: Salvation and glory and glory, and
Ἁλληλουϊά: ἡ
"Haleluya! and power belong to honour, and power,
Keselamatan dan our God, unto the Lord our σωτηρία καὶ ἡ
kemuliaan dan God: δόξα καὶ ἡ
kekuasaan adalah δύναμις τοῦ θεοῦ
pada Allah kita, ἡμῶν,

2 sebab benar dan for true and just For true and ὅτι ἀληθιναὶ
adil segala are his righteous are his καὶ δίκαιαι αἱ
penghakiman-Nya, judgments.He has judgments: for he κρίσεις αὐτοῦ:
karena Ialah yang condemned the hath judged the ὅτι ἔκρινεν τὴν
telah menghakimi great prostitute great whore, πόρνην τὴν
pelacur besar itu, who corrupted the which did corrupt μεγάλην ἥτις
yang merusakkan earth by her the earth with her ἔφθειρεν τὴν
bumi dengan adulteries. He has fornication, and γῆν ἐν τῇ
percabulannya; avenged on her the hath avenged the πορνείᾳ αὐτῆς,
dan Ialah yang blood of his blood of his καὶ ἐξεδίκησεν
telah servants.” servants at her τὸ αἷμα τῶν
membalaskan hand. δούλων αὐτοῦ
darah hamba- ἐκ χειρὸς
hamba-Nya atas αὐτῆς.
pelacur itu."

3 Dan untuk kedua And again they And again they καὶ δεύτερον
kalinya mereka shouted: said, Alleluia. And εἴρηκαν,
berkata: "Haleluya! “Hallelujah! The her smoke rose Ἁλληλουϊά: καὶ
Ya, asapnya naik smoke from her up for ever and ὁ καπνὸς
sampai selama- goes up for ever ever. αὐτῆς
lamanya." and ever.” ἀναβαίνει εἰς
τοὺς αἰῶνας
τῶν αἰώνων.
4 Dan kedua puluh The twenty-four And the four and καὶ ἔπεσαν οἱ
empat tua-tua dan elders and the four twenty elders and πρεσβύτεροι οἱ
keempat makhluk living creatures fell the four beasts εἴκοσι
itu tersungkur dan down and fell down and τέσσαρες καὶ
menyembah Allah worshiped God, worshipped God τὰ τέσσαρα
yang duduk di atas who was seated that sat on the ζῷα, καὶ
takhta itu, dan on the throne. And throne, saying, προσεκύνησαν
mereka berkata: they cried: “Amen, Amen; Alleluia. τῷ θεῷ τῷ
"Amin, Haleluya." Hallelujah!” καθημένῳ ἐπὶ
τῷ θρόνῳ,
λέγοντες,
Ἀμήν,
Ἁλληλουϊά.

5 Maka Then a voice came And a voice came Καὶ φωνὴ ἀπὸ
kedengaranlah from the throne, out of the throne, τοῦ θρόνου
suatu suara dari saying: “Praise our saying, Praise our ἐξῆλθεν
takhta itu: "Pujilah God, all you his God, all ye his λέγουσα,
Allah kita, hai servants, you who servants, and ye Αἰνεῖτε τῷ
kamu semua fear him, both that fear him, θεῷ ἡμῶν,
hamba-Nya, kamu great and small!” both small and πάντες οἱ
yang takut akan great. The δοῦλοι αὐτοῦ,
Dia, baik kecil Marriage of the [καὶ] οἱ
maupun besar!" Lamb φοβούμενοι
αὐτόν, οἱ
μικροὶ καὶ οἱ
μεγάλοι.

6 Lalu aku Then I heard what And I heard as it καὶ ἤκουσα ὡς


mendengar seperti sounded like a were the voice of φωνὴν ὄχλου
suara himpunan great multitude, a great multitude, πολλοῦ καὶ ὡς
besar orang like the roar of and as the voice φωνὴν ὑδάτων
banyak, seperti rushing waters and of many waters, πολλῶν καὶ ὡς
desau air bah dan like loud peals of and as the voice φωνὴν
seperti deru guruh thunder, shouting: of mighty βροντῶν
yang hebat, “Hallelujah! For our thunderings, ἰσχυρῶν
katanya: "Haleluya! Lord God Almighty saying, Alleluia: λεγόντων,
Karena Tuhan, reigns. for the Lord God Ἁλληλουϊά, ὅτι
Allah kita, Yang omnipotent ἐβασίλευσεν
Mahakuasa, telah reigneth. κύριος ὁ θεὸς
menjadi raja. [ἡμῶν] ὁ
παντοκράτωρ.
7 Marilah kita Let us rejoice and Let us be glad and χαίρωμεν καὶ
bersukacita dan be glad and give rejoice, and give ἀγαλλιῶμεν, καὶ
bersorak-sorai, dan him glory! For the honour to him: for δώσωμεν τὴν
memuliakan Dia! wedding of the the marriage of δόξαν αὐτῷ, ὅτι
Karena hari Lamb has come, and the Lamb is come, ἦλθεν ὁ γάμος
perkawinan Anak his bride has made and his wife hath τοῦ ἀρνίου, καὶ
Domba telah tiba, herself ready. made herself ἡ γυνὴ αὐτοῦ
dan pengantin-Nya ready. ἡτοίμασεν
telah siap sedia. ἑαυτήν:

8 Dan kepadanya Fine linen, bright And to her was καὶ ἐδόθη αὐτῇ
dikaruniakan and clean, was granted that she ἵνα
supaya memakai given her to wear.” should be περιβάληται
kain lenan halus (Fine linen stands arrayed in fine βύσσινον
yang berkilau- for the righteous linen, clean and λαμπρὸν
kilauan dan yang acts of God’s holy white: for the fine καθαρόν, τὸ
putih bersih!" people.) linen is the γὰρ βύσσινον
[Lenan halus itu righteousness of τὰ δικαιώματα
adalah perbuatan- saints. τῶν ἁγίων
perbuatan yang ἐστίν.
benar dari orang-
orang kudus.]

9 Lalu ia berkata Then the angel And he saith unto Καὶ λέγει μοι,
kepadaku: said to me, “Write me, Write, Γράψον:
"Tuliskanlah: this: Blessed are Blessed are they Μακάριοι οἱ
Berbahagialah those who are which are called εἰς τὸ δεῖπνον
mereka yang invited to the unto the marriage τοῦ γάμου τοῦ
diundang ke wedding supper of supper of the ἀρνίου
perjamuan kawin the Lamb!” And he Lamb. And he κεκλημένοι.
Anak Domba." added, “These are saith unto me, καὶ λέγει μοι,
Katanya lagi the true words of These are the Οὗτοι οἱ λόγοι
kepadaku: God.” true sayings of ἀληθινοὶ τοῦ
"Perkataan ini God. θεοῦ εἰσιν.
adalah benar,
perkataan-
perkataan dari
Allah."

1 Maka At this I fell at his And I fell at his καὶ ἔπεσα


0 tersungkurlah aku feet to worship feet to worship ἔμπροσθεν τῶν
di depan kakinya him. But he said to him. And he said ποδῶν αὐτοῦ
untuk menyembah me, “Don’t do that! unto me, See προσκυνῆσαι
dia, tetapi ia I am a fellow thou do it not: I αὐτῷ. καὶ
berkata kepadaku: servant with you am thy λέγει μοι, Ορα
"Janganlah and with your fellowservant, μή: σύνδουλός
berbuat demikian! brothers and and of thy σού εἰμι καὶ
Aku adalah hamba, sisters who hold to brethren that τῶν ἀδελφῶν
sama dengan the testimony of have the σου τῶν
engkau dan Jesus. Worship testimony of ἐχόντων τὴν
saudara- God! For it is the Jesus: worship μαρτυρίαν
saudaramu, yang Spirit of prophecy God: for the Ἰησοῦ: τῷ θεῷ
memiliki kesaksian who bears testimony of προσκύνησον.
Yesus. Sembahlah testimony to Jesus is the spirit ἡ γὰρ μαρτυρία
Allah! Karena Jesus.” The of prophecy. The Ἰησοῦ ἐστιν τὸ
kesaksian Yesus Heavenly Warrior Rider on the πνεῦμα τῆς
adalah roh Defeats the Beast White Horse προφητείας.
nubuat."

1 Lalu aku melihat I saw heaven And I saw heaven Καὶ εἶδον τὸν
1 sorga terbuka: standing open and opened, and οὐρανὸν
sesungguhnya, there before me behold a white ἠνεῳγμένον,
ada seekor kuda was a white horse, horse; and he καὶ ἰδοὺ ἵππος
putih; dan Ia yang whose rider is that sat upon him λευκός, καὶ ὁ
menungganginya called Faithful and was called καθήμενος ἐπ'
bernama: "Yang True. With justice Faithful and True, αὐτὸν
Setia dan Yang he judges and and in [καλούμενος]
Benar", Ia wages war. righteousness he πιστὸς καὶ
menghakimi dan doth judge and ἀληθινός, καὶ
berperang dengan make war. ἐν δικαιοσύνῃ
adil. κρίνει καὶ
πολεμεῖ.

1 Dan mata-Nya His eyes are like His eyes were as οἱ δὲ ὀφθαλμοὶ
2 bagaikan nyala api blazing fire, and on a flame of fire, αὐτοῦ [ὡς]
dan di atas kepala- his head are many and on his head φλὸξ πυρός,
Nya terdapat crowns. He has a were many καὶ ἐπὶ τὴν
banyak mahkota name written on crowns; and he κεφαλὴν αὐτοῦ
dan pada-Nya ada him that no one had a name διαδήματα
tertulis suatu knows but he written, that no πολλά, ἔχων
nama yang tidak himself. man knew, but he ὄνομα
diketahui seorang himself. γεγραμμένον ὃ
pun, kecuali Ia οὐδεὶς οἶδεν εἰ
sendiri. μὴ αὐτός,
1 Dan Ia memakai He is dressed in a And he was clothed καὶ
3 jubah yang telah robe dipped in with a vesture περιβεβλημένο ς
dicelup dalam blood, and his name dipped in blood: ἱμάτιον
darah dan nama- is the Word of God. and his name is βεβαμμένον
Nya ialah: "Firman called The Word of αἵματι, καὶ
Allah." God. κέκληται τὸ
ὄνομα αὐτοῦ ὁ
λόγος τοῦ θεοῦ.

1 Dan semua The armies of And the armies καὶ τὰ


4 pasukan yang di heaven were which were in στρατεύματα
sorga mengikuti following him, heaven followed [τὰ] ἐν τῷ
Dia; mereka riding on white him upon white οὐρανῷ
menunggang kuda horses and horses, clothed in ἠκολούθει
putih dan memakai dressed in fine fine linen, white αὐτῷ ἐφ'
lenan halus yang linen, white and and clean. ἵπποις λευκοῖς,
putih bersih. clean. ἐνδεδυμένοι
βύσσινον
λευκὸν
καθαρόν.

1 Dan dari mulut-Nya Coming out of his And out of his καὶ ἐκ τοῦ
5 keluarlah sebilah mouth is a sharp mouth goeth a στόματος
pedang tajam yang sword with which sharp sword, that αὐτοῦ
akan memukul to strike down the with it he should ἐκπορεύεται
segala bangsa. nations. “He will smite the ῥομφαία ὀξεῖα,
Dan Ia akan rule them with an nations: and he ἵνα ἐν αὐτῇ
menggembalakan iron scepter.” a He shall rule them πατάξῃ τὰ
mereka dengan treads the with a rod of iron: ἔθνη, καὶ αὐτὸς
gada besi dan Ia winepress of the and he treadeth ποιμανεῖ
akan memeras fury of the wrath of the winepress of αὐτοὺς ἐν
anggur dalam God Almighty. the fierceness ῥάβδῳ σιδηρᾷ:
kilangan anggur, and wrath of καὶ αὐτὸς
yaitu kegeraman Almighty God. πατεῖ τὴν
murka Allah, Yang ληνὸν τοῦ
Mahakuasa. οἴνου τοῦ
θυμοῦ τῆς
ὀργῆς τοῦ
θεοῦ τοῦ
παντοκράτορο
ς.
1 Dan pada jubah- On his robe and on And he hath on καὶ ἔχει ἐπὶ τὸ
6 Nya dan paha-Nya his thigh he has this his vesture and on ἱμάτιον καὶ ἐπὶ
tertulis suatu nama, name written: KING his thigh a name τὸν μηρὸν
yaitu: "Raja segala OF KINGS AND written, KING OF αὐτοῦ ὄνομα
raja dan Tuan di LORD OF LORDS. KINGS, AND γεγραμμένον:
atas segala tuan." LORD OF Βασιλεὺς
LORDS. βασιλέων καὶ
κύριος κυρίων.

1 Lalu aku melihat And I saw an angel And I saw an Καὶ εἶδον ἕνα
7 seorang malaikat standing in the angel standing in ἄγγελον
berdiri di dalam sun, who cried in a the sun; and he ἑστῶτα ἐν τῷ
matahari dan ia loud voice to all cried with a loud ἡλίῳ, καὶ
berseru dengan the birds flying in voice, saying to ἔκραξεν [ἐν]
suara nyaring midair, “Come, all the fowls that φωνῇ μεγάλῃ
kepada semua gather together for fly in the midst of λέγων πᾶσιν
burung yang the great supper of heaven, Come τοῖς ὀρνέοις
terbang di tengah God, and gather τοῖς
langit, katanya: yourselves πετομένοις ἐν
"Marilah ke sini together unto the μεσουρανήματι
dan berkumpullah supper of the , Δεῦτε
untuk turut dalam great God; συνάχθητε εἰς
perjamuan Allah, τὸ δεῖπνον τὸ
perjamuan yang μέγα τοῦ θεοῦ,
besar,

1 supaya kamu so that you may That ye may eat ἵνα φάγητε
8 makan daging eat the flesh of the flesh of kings, σάρκας
semua raja dan kings, generals, and the flesh of βασιλέων καὶ
daging semua and the mighty, of captains, and the σάρκας
panglima dan horses and their flesh of mighty χιλιάρχων καὶ
daging semua riders, and the men, and the σάρκας
pahlawan dan flesh of all people, flesh of horses, ἰσχυρῶν καὶ
daging semua free and slave, and of them that σάρκας ἵππων
kuda dan daging great and small.” sit on them, and καὶ τῶν
semua the flesh of all καθημένων ἐπ'
penunggangnya men, both free αὐτῶν καὶ
dan daging semua and bond, both σάρκας πάντων
orang, baik yang small and great. ἐλευθέρων τε
merdeka maupun καὶ δούλων καὶ
hamba, baik yang μικρῶν καὶ
kecil maupun yang μεγάλων.
besar."
1 Dan aku melihat Then I saw the And I saw the Καὶ εἶδον τὸ
9 binatang itu dan beast and the beast, and the θηρίον καὶ
raja-raja di bumi kings of the earth kings of the τοὺς βασιλεῖς
serta tentara- and their armies earth, and their τῆς γῆς καὶ τὰ
tentara mereka gathered together armies, gathered στρατεύματα
telah berkumpul to wage war together to make αὐτῶν
untuk melakukan against the rider war against him συνηγμένα
peperangan on the horse and that sat on the ποιῆσαι τὸν
melawan his army. horse, and πόλεμον μετὰ
Penunggang kuda against his army. τοῦ καθημένου
itu dan tentara- ἐπὶ τοῦ ἵππου
Nya. καὶ μετὰ τοῦ
στρατεύματος
αὐτοῦ.

2 Maka But the beast was And the beast καὶ ἐπιάσθη τὸ
0 tertangkaplah captured, and with was taken, and θηρίον καὶ μετ'
binatang itu dan it the false prophet with him the false αὐτοῦ ὁ
bersama-sama who had prophet that ψευδοπροφήτη
dengan dia nabi performed the wrought miracles ς ὁ ποιήσας τὰ
palsu, yang telah signs on its behalf. before him, with σημεῖα
mengadakan With these signs which he ἐνώπιον αὐτοῦ,
tanda-tanda di he had deluded deceived them ἐν οἷς
depan matanya, those who had that had received ἐπλάνησεν
dan dengan received the mark the mark of the τοὺς λαβόντας
demikian ia of the beast and beast, and them τὸ χάραγμα τοῦ
menyesatkan worshiped its that worshipped θηρίου καὶ
mereka yang telah image. The two of his image. These τοὺς
menerima tanda them were thrown both were cast προσκυνοῦντα
dari binatang itu alive into the fiery alive into a lake ς τῇ εἰκόνι
dan yang telah lake of burning of fire burning αὐτοῦ: ζῶντες
menyembah sulfur. with brimstone. ἐβλήθησαν οἱ
patungnya. δύο εἰς τὴν
Keduanya λίμνην τοῦ
dilemparkan hidup- πυρὸς τῆς
hidup ke dalam καιομένης ἐν
lautan api yang θείῳ.
menyala-nyala oleh
belerang.

2 Dan semua orang The rest were And the remnant καὶ οἱ λοιποὶ
1 lain dibunuh killed with the were slain with ἀπεκτάνθησαν
dengan pedang, sword coming out the sword of him ἐν τῇ ῥομφαίᾳ
yang keluar dari of the mouth of the that sat upon the τοῦ καθημένου
mulut Penunggang rider on the horse, horse, which ἐπὶ τοῦ ἵππου
kuda itu; dan and all the birds sword proceeded τῇ ἐξελθούσῃ
semua burung gorged themselves out of his mouth: ἐκ τοῦ
kenyang oleh on their flesh. and all the fowls στόματος
daging mereka. were filled with αὐτοῦ, καὶ
their flesh. πάντα τὰ ὄρνεα
ἐχορτάσθησαν
ἐκ τῶν σαρκῶν
αὐτῶν.

KATA KUNCI
Haleluya : Ἁλληλουϊά (ay. 1)
Keselamatan : σωτηρία (ay.1)
Kemuliaan : δόξα (ay. 1) Kekuasaan :
δύναμις (ay. 1) Menghakimi : κρίσεις
(ay. 2)
Merusakkan bumi : ἔφθειρεν τὴν γῆν (ay. 2) Asapnya
naik : καπνὸς αὐτῆς ἀναβαίνει (ay.3) Menyembah Allah :
προσεκύνησαν τῷ Θεῷ (ay. 4) Takhta : θρόνῳ (ay. 4)
Mahakuasa : Παντοκράτωρ (ay. 6)
Berkilau-kilauan : λαμπρὸν (ay. 8)
Tuliskanlah : Γράψον (ay. 9)
Sembahlah Allah : Θεῷ προσκύνησον (ay. 10)
Kuda putih : ἵππος λευκός (ay. 11)
Yang Setia dan Yang Benar : Πιστὸς καὶ Ἀληθινός (ay. 11) Nyala api :
φλὸξ πυρός (ay. 12)
Mahkota : διαδήματα (ay. 12)
Firman Allah : ο λόγος του Θεού (ay. 13)
Gada besi : ῥάβδῳ (ay. 15)
Raja segala raja : ΒΑΣΙΛΕΥΣ ΒΑΣΙΛΕΩΝ(ay. 16)
Malaikat : ἄγγελον (ay. 17)
Matahari : ἡλίῳ (ay.17)
Burung : ὀρνέοις (ay.17)
Makan daging : φάγητε σάρκας (ay. 18)
Tertangkaplah : ἐπιάσθη (ay. 20) Pedang :
ῥομφαίᾳ (ay. 21)

PEMBAGIAN POKOK-POKOK PIKIRAN


Ayat 1-5 : Pujian atas Kejatuhan Babel
Ayat 6-9 : Pujian atas pernikahan Anak Domba Allah
Ayat 9-10 : Pujian penyembahan kepada Allah
Ayat 11-16 : Seekor Kuda Putih dan Penunggangnya "Yang Setia dan Yang Benar" Ayat 17-
21 : Binatang serta nabi dikalahkan

TAFSIRAN WAHYU 19:1-21


Ayat 1-5 Pujian Atas Kejatuhan Babel
Kalimat “Setelah semua hal-hal ini (After these things),” merupakan suatu pengantar untuk
suatu bagian yang baru sebagaimana hal ini mirip dengan bagian sebelumnya (lihat dalam
Wahyu 4:1;7:1, 9; 15:5; 18:1). Bagian ini sekaligus mengawali sesuatu yang baru di mana
setelah Yohanes menjelaskan mengenai kejatuhan dan kehancuran Babel, Yohanes
mendengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya:
"Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan (Istilah Yunani: δόξα καὶ ἡ δύναμις)
adalah pada Allah kita. Ada sekumpulan besar bersorak dengan suara nyaring, katanya
Haleluya! Istilah “Haleluya” berasal dari kata Ibrani yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu:
Halelu dan Yah yang dapat diartikan dengan istilah Pujilah Yahweh. Istilah ini banyak
digunakan di
dalam Perjanjian Lama, khususnya Mazmur.4
Di dalam Perjanjian Baru, khususnya Kitab Wahyu lebih banyak menggunakan istilah ini
(bdk. Wahyu 19:1,3,4,6). Kata “Haleluya" tidak hanya memberikan gambaran tentang pujian
(kepada Allah), melainkan hal itu lebih menunjuk kepada suatu pengakuan dan
penyembahan.
Kumpulan besar bersorak melanjutkan pujian mereka: keselamatan, kemuliaan dan
kekuasaan adalah pada Allah kita. Setidaknya ada 3 hal penting yang ditekankan

4
Lihat pembahasan ini di dalam Simon J. Kistemaker.,Tafsiran Kitab Wahyu.(Surabaya: Momentum 2011), h.
553. Lihat juga Ben Witherington III., Revelation: The NewCambridge Bible Commentary. (New York:
Cambridge University Press, 2003), p. 232
oleh Yohanes berkaitan dengan hal itu, keselamatan, kemuliaan dan kuasa-Nya. Ketiga sifat
Allah ini dipuji oleh orang-orang kudus dan para malaikat yang tergabung di dalam
kumpulan besar orang percaya.
Yohanes memberikan sebuah alasan yang jelas tentang penghakiman dan penghukuman
Allah atas Babel, karena percabulannya yang menyebabkan bumi menjadi rusak dan karena
telah menumpahkan darah hamba-hamba-Nya. Yohanes memberikan gambaran tentang
pelacuran yang telah dilakukan Babel yang menyebabkan bumi menjadi demikian rusak
(lihat dalam Wahyu 17:1-5; 18:3, 7-9). Kerusakan ini tidak saja memiliki konotasi moral dan
rohani, melainkan juga godaan atas umat manusia, di dalam arti membawa kebinasaan fisik
(bdk. 11:18 dengan Yeremia.51:25). Hukuman Allah akan membalaskan darah para martir
di bawah Mezbah (lih. Wahyu 6:10); dan Pelacur besar ini akan bertanggung jawab atas
penumpahan darah mereka. Dengan kata lain, Objek penghukuman Allah ini ditujukan pada
pelacur besar ini (Istilah Yunani: ἔκρινεν τὴν πόρνην τὴν μεγάλην),
oleh karena perbuatannya dan dampak dari perbuatan itu yang merusak bumi.5
Selanjutnya, pada ayat 3 memberikan suatu pengulangan juga sebagai pengantar untuk
pujian “Haleluya” yang kedua. Pujian ini menunjuk kepada penghakiman sampai pada
tingkat tertentu. Bagian ini juga merupakan kelanjutan dari gambaran di dalam Wahyu
14:11 dan juga merupakan gambaran dari penghancuran Babel di dalam Wahyu 18:9 dan
18. Istilah ”asapnya naik” (sampai selama-lamanya) tidak menunjuk kepada asap yang
diakibatkan oleh peperangan kekal (bdk. 19:20; 20:10, 14-15). Melainkan asap ini dapat
menunjuk kepada ”asap kemenyan yang dinaikkan bersama dengan doa-doa orang kudus”
(bdk. Wahyu 8:4), juga dapat berarti ”Asap dari kemuliaan Allah” yang memenuhi Bait
suci” (bdk. Wahyu 15:8). Ungkapan ”untuk selama-lamanya” tidak hanya berarti
kebinasaan yang absolut, tetapi juga melukiskan neraka dengan api kekalnya. Ini adalah
kiasan sodom dan Gomora, di mana Allah membinasakan musuh-musuh-Nya untuk selama-
lamanya dan memberikan damai kekal bagi seluruh umat-Nya.
Di dalam ayat 4, Yohanes melihat kedua puluh empat tua-tua dan keempat mahkluk lainnya
tersungkur menyembah Allah. Seluruh Kitab Wahyu juga memberikan gambaran tentang
para tua-tua ini dan keempat mahkluk itu. Di sebutkan dengan jelas didalam Wahyu 4:10;
5:8, 14; 7:11; 11:16; dan 19:4 bahwa kedua puluh empat tua-tua ini jatuh tersungkur.
Sementara itu di catat di dalam Wahyu 4:10; 5:8; dan 7:11 bahwa keempat mahkluk itupun
ikut jatuh tersungkur menyembah Allah yang sedang duduk di takhtaNya. Namun tidak
disebutkan lagi di dalam pasal-pasal selanjutnya.
Kemudian, Yohanes menuliskan perintah yang didengarnya di dalam penglihatan itu.
”Pujilah Tuhan Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, yaitu kamu yang takut akan
Dia, baik yang kecil atau yang besar". “baik kecil maupun besar!” ~ berarti di Surga
ada yang kecil dan ada yang besar. Apakah ini bicara mengenai perbedaan ukuran fisik,
atau pangkat/statusnya, Alkitab tidak menjelaskan. Kemungkinan suara yang
5
Kontruksi teks Yunani memberikan kemungkinan penekanan kepada sifat ”besar”(great μεγάλην). Lihat
dalam Daniel B. Wallace.,Greek Grammar Beyond the Basics: An Exegetical Syntax of The New Testament
memerintahkan puji-pujian kepada Allah, datang dari salah satu mahkluk yang ada di sekitar
takhta Allah. Semua hamba-Nya diperintahkan untuk memuji Allah, baik yang ada di bumi
maupun yang ada disorga. Orang-orang kudus yang ada di bumi dinasihati untuk dapat
memuji Allah dan takut kepada-Nya.
Ayat 6-9 Pujian Atas Pernikahan Anak Domba
Ayat 6 menunjuk bahwa pada waktu ini Anak Manusia sudah datang ke duna dalam
kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya, dan sekarang sudah kembali ke Surga
bersama orang-orang tebusanNya. Di dalam bagian ini Yohanes kembali kepada suara
himpunan besar orang banyak, yang memuji memuliakan Allah katanya, "Haleluya! Karena
Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.6 Suara mereka terdengar seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat. Himpunan besar orang banyak yang
menaikkan pujian bagi Allah adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Mereka
menyanyikan pujian bagi Allah, karena Dia adalah Mahakuasa dan yang telah menjadi Raja.
Yang Mahakuasa menyatakan bahwa dari semula Tuhan adalah penguasa atas seluruh
ciptaan-Nya. Tuhan Allah ialah
penguasa tertinggi dari seluruh alam ciptaan-Nya. Frasa “Tuhan Allah Yang Mahakuasa”
muncul 7 kali di dalam seluruh Kitab Wahyu (lihat: 1:8; 4:8; 11:17; 15:3;16:7; 19:6; 21:22).
Melalui hal ini, Yohanes ingin menyatakan tentang kedaulatan Tuhan Allah atas seluruh
ciptaan-Nya.
Yohanes menekankan mengenai 3 hal yang penting: Pertama berkaitan dengan perayaan
tentang Perkawinan Anak Domba; dan Kedua, berkaitan dengan Pengantin; Ketiga
berkaitan dengan pakaian sang pengantin yang memakai kain lenan halus yang berkilau-
kilauan dan yang putih bersih. Yohanes melihat suatu sukacita yang besar, oleh karena
perayaan perkawinan Anak Domba dan kesiapan mempelai Wanita di dalam pernikahan itu.
Sorak-sorai dan sukacita yang besar mewarnai perayaan dan perkawinan Anak Domba.
Wah 21:9-11 "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba." Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari
sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti
permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Bagaimana sebuah kota bisa memakai kain lenan halus seperti manusia? Ini hanya bahasa
simbolis saja, gaya personifikasi yang menyamakan sebuah kota dengan seorang wanita
[mempelai]. Tuhan sudah menjelaskan bahwa kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan
yang putih bersih" adalah “perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.” Kota
Yerusalem Baru itu dihuni oleh orang-orang kudus, dan kemuliaan mereka yang berkilau-
kilau itu ibarat pakaian cantik bagi kota

6
dalam kata kerja Yunani istilah evbasi,leusen sedikitnya memiliki ada 2 penafsiran:Pertama, Kata ini
ditafsirkan di dalam sebagai “aorist as historical and constative” yang dapat diartikan memiliki hukum
kerajaan”. Lihat dalam Lenski.,The Interpretation of st. John’s Revelation, p. 540.; Kedua, Kata ini ditafsirkan
di dalam bentuk inceptive Aorist, yang berarti”telah menjadi raja” Lihat dalam Mounce.,The Book Revelation
– The New International Commentary On The New Testament , p. 339
Yerusalem Baru ini. Jadi Yerusalem Baru adalah umat Allah secara kelompok. Pengikut-
pengikut Kristus, orang-orang tebusan, disimbolkan sebagai tamu-tamu yang diundang ke
pesta perkawinan Anak Domba itu dengan kota Yerusalem Baru.
Ayat 9-10 Pujian Penyembahan Kepada Allah
Bagian ini dapat membuat kebingungan di antara para pembaca. Yohanes menuliskan bahwa
ia berkata kepadaku. Siapakah “ia” yang ada di sini? Di dalam konteks Wahyu 17:1-19:10,
setidaknya ada 2 alternatif yang dapat ditafsirkan berkaitan dengan “ia” yang berbicara
kepada Yohanes. Pertama, bisa diartikan sebagai malaikat yang datang dan berbicara
kepada Yohanes (Wahyu 17:1); ataukah kedua, malaikat yang mengumumkan kebinasaan
Babel (Wahyu 18:1). Hal yang pasti di sini bukanlah Tuhan Yesus yang berbicara kepada
Yohanes dan memerintahkan dia untuk menuliskan.
Perintah yang didengar oleh Yohanes "Tuliskanlah", memberikan penegasan penting
berkaitan dengan “berbahagialah orang-orang yang diundang ke pesta pernikahan Anak
Domba. Siapakah mereka ini? Orang-orang yang diundang ke pesta adalah orang-orang
yang telah menanggapi dan menerima karunia keselamatan, dan yang telah berpakaian putih
serta duduk di meja Anak Domba. Mereka adalah orang-orang kudus di sorga. Selanjutnya
frasa “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah” (Οὗτοι οἱ λόγοι
ἀληθινοὶ τοῦ Θεοῦ εἰσιν) memiliki kesamaan paralel dengan Wahyu 21:5 dan 22:6. Kalimat
ini menyatakan bahwa Allah telah menyodorkan undangan kepada tamu-tamu itu dan
ucapan-Nya benar sepenuhnya. Kebenaran seluruh Firman Allah adalah tidak dapat salah
(infallible). Semua ucapan yang atas perintah Allah telah oleh malaikat juga benar.
Bagian ini merupakan cuplikan dari Wahyu 22:8b-9 di mana Yohanes tersungkur di depan
kaki malaikat, tidak menunjukkan bahwa penyembahan kepada malaikat, sebaliknya,
malaikat itu segera memerintahkan Yohanes untuk menyembah Allah. Hanya Allah yang
boleh di sembah. Malaikat itu mengakui dirinya sebagai hamba yang sama dengan Yohanes
dan saudara-saudara Yohanes yang juga memiliki kesaksian tentang Yesus, yaitu kesaksian
yang diberitakan oleh Yesus sendiri. Mereka sama-sama memahami apa yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus.
Frasa ”kesaksian Yesus” bisa ditafsirkan secara subyektif dan obyektif. Subyektif bisa
ditafsirkan kesaksian Tuhan Yesus; sedangkan obyektif dapat ditafsirkan sebagai kesaksian
para hamba Allah yang setia tentang Tuhan Yesus. Secara subyektif, Tuhan Yesus adalah
utusan Allah (Yohanes 3:34), dan secara obyektif umat Allah adalah saksi Tuhan. Frasa
Kesaksian Yesus muncul 2 kali. Yohanes menjelaskan pemunculan pertama dengan kalimat,
”karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” Ini berarti bahwa Roh Kudus telah
mengilhami para nabi Perjanjian Lama maupun Baru untuk bersaksi bagi Tuhan Yesus
Kristus melalui roh nubuat.
Ayat 11-16 Seekor Kuda Putih dan Penunggangnya "Yang Setia dan Yang
Benar"
Sifat Allah yang sejati adalah setia dan benar (Yun: πιστός καί άληθινός), dimiliki oleh
Sang Penunggang tersebut. BIS menerjemahkan,"Penunggang-Nya bernama Sang
Setia dan Sang Benar." Hal ini menunjuk kepada pribadi penunggang tersebut
yang adalah Tuhan yang mulia, sebab ia disebut "Yang Setia dan Yang Benar". Beberapa
ayat Alkitab menyatakan bahwa Tuhan itu setia dan benar, yakni di dalam Ulangan 32:4;1
Korintus 1:9;1 Tesalonika 5:24; 2 Tesalonika 3:3; 2 Timotius 2:13; 1
Yohanes 1:9; 5:20; Titus 1:2; 12 Timotius 2:13.
“di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota” di mana “tertulis suatu nama yang tidak
diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.”
Kata “mahkota” di ayat ini dalam bahasa Yunani disebut διά δ η μ α “diadema”, ini
adalah mahkota yang khusus dikenakan hanya oleh raja. Berbeda dengan mahkota yang
diberikan kepada orang-orang tebusan yang berhasil mengalahkan Setan dan setia sampai
akhir, yang dalam bahasa Yunani disebut στέφανος “stephanos”.
Kristus, selain memakai “diadema” juga memakai “stephanos” karena dia juga sudah
mengalahkan Setan di atas kayu salib. Setan, yang ingin menyamai Kristus, juga memakai
mahkota “diadema” ini.
Wahyu 12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor Naga
merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada
tujuh mahkota [diadema].
JubahNya “telah dicelup dalam darah” Itu bukan darahNya, tapi darah orang-orang yang
tidak selamat. Sambil mengendarai kuda Dia menginjak-injak anggur (yang melambangkan
orang-orang yang tidak selamat) di kilangan. (Lihat Yesaya 63:3-4)
"semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia... menunggang kuda putih dan memakai lenan
halus yang putih bersih.”
Kuda melambangkan perang. Warna putih melambangkan kesucian. Berarti dari pihak
Kristus, ini adalah perang untuk menegakkan kesucian, karena baik kuda maupuan pakaian
pasukannya adalah putih. Jadi adegan ini melambangkan Kristus bersama malaikat-
malaikatnya siap kembali ke dunia untuk menghadapi Setan dan semua pengikutnya.
dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa”
Wahyu 2:12. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia,
yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:
Efesus 6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman
Allah,
Gelar “Firman Allah" yang kenakan kepada Kristus hanya terdapat dalam tulisan Yohanes.
Rasul ini menjelaskan bahwa Firman kekal yang telah mencipta dunia telah berinkarnasi di
dalam Kristus (Yohanes 1:1,14; 1 Yohanes 1:1). Sebab itu, Yesus layak disebut atau
diberikan nama Firman Allah (Wahyu 19:13).
Gelar tersebut menyatakan peran llahi Kristus secara eskatologis dalam mengadili,
menghakimi serta mengalahkan dunia dengan Firman Allah yang keluar dari mulutNya
(Wahyu 19:15,21). Kristus diberi gelar Firman Allah karena la adalah Pencipta alam
semesta (Yohanes 1:3;Kolose 1:16) dan berkuasa untuk mengalahkan
Iblis dan maut serta Antikristus. Sebagai Firman Allah, la pun berkuasa menaklukan seluruh
suku dan bangsa di dunia. Gelar Firman Allah diberikan kepada Kristus berhubungan
dengan karya kemenanganNya dalam menumpas dan mengalahkan para musuhNya dengan
senjata ilahi, yaitu pedang tajam yang keluar dari mulutNya (wahyu 19:15).
Ayat ini sudah menggambarkan bahwa walaupun pertemuanNya yang terakhir dengan Setan
digambarkan sebagai peperangan, namun Kristus tidak memakai senjata fisik untuk
menghancurkan musuh-musuhNya, melainkan memakai “firman Allah” karena Dia
sendirilah Firman itu.
“menggembalakan mereka dengan gada besi” Terjemahan yang lebih tepat adalah
“tongkat” bukan “gada”. Bahasa aslinya ῥlάβδος [hrab’dos]. Yang dimaksudkan adalah
tongkat kepemimpinan yang dibawa raja-raja yang juga diartikan dengan tongkat besi. Hal
ini menunjukkan kepada tindakan tegas tanpa kompromi. Pemerintahan Kristus di kemudian
hari atau pada masa seribu tahun, yakni ia memerintah dengan gada besi. Dengan kata lain,
dalam pemerintahan Kristus pada masa seribu tahun damai (Why 20:6) Bukan dengan
kekerasan atau semena-mena melainkan Ia memerintah dengan tegas, benar dan adil.
Ayat 17-21 Binatang Serta Nabinya Dikalahkan
Yohanes melihat seorang malaikat berdiri di pancaran sinar matahari [bukan di dalam
matahari]. Yohanes melukiskan bahwa malaikat itu berdiri di samping suatu sinar yang
mahaterang seperti sinar matahari. Matahari di sini melambangkan Kristus. Untuk apa
seorang malaikat harus berdiri di samping matahari? Matahari cuma sebuah planet yang
diciptakan Tuhan. Tetapi jika seorang malaikat berdiri di samping Kristus, itu adalah seperti
seorang pembawa senjata yang selalu mendampingi panglimanya di medan perang. Dapat
dilihat bahwa Kristus adalah “surya [matahari] kebenaran” di: Maleakhi 4:2 Tetapi kamu
yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan
pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas
kandang.
Dalam ayat 17 dan 18, ancaman untuk memberikan daging musuh sebagai makanan burung
merupakan tantangan kombat yang dikenal dari zaman dulu, misalnya di:
1 Sam 17:44-46 Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku, maka
aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada
Binatang-Binatang di padang." Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu:
"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku
mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang
kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku
dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini
juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-
burung di udara dan kepada Binatang-Binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa
Israel mempunyai Allah
Menjadi makanan burung juga merupakan kutukan bagi umat Allah yang tidak setia dan
patuh kepada Allah seperti yang disampaikan oleh Musa di:
Ula 28:15, 26 "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai
engkau.... Mayatmu akan menjadi makanan segala burung di udara serta Binatang-
Binatang di bumi, dengan tidak ada yang mengganggunya.
Kemudian pada ayat 19, Inilah perang antara Tuhan dengan Setan, perang yang berawal di
Surga dengan pemberontakan Lucifer, sekarang akan diakhiri di dunia ini. Binatang dalam
Wahyu 13 yang menerima takhtanya dari naga atau Setan, dengan demikian Binatang itu
adalah agen Setan, agen Lucifer. Binatang yang pernah berjaya selama 1260 tahun
mempersekusi umat Allah di Zaman Kegelapan, yang kemudian mati suri di tahun 1798 lalu
bangkit dari kematiannya ketika Binatang yang bertanduk dua seperti domba mendukungnya.
Binatang itu
adalah musuh Allah, itu musuh pengikut Allah. Allah membuktikan bahwa selama ini mereka
yang berpura-pura memakai nama Allah untuk memaksa manusia tunduk kepada mereka,
sesungguhnya adalah musuh-musuh Allah, yang terus berperang melawan Allah, dari
sembunyi-sembunyi hingga terang-terangan.
Binatang Serta Nabinya Dikalahkan Wahyu 19:17-21. Makhluk ini adalah pendamping Yesus
ketika datang ke dunia ini. Burung melambangkan orang-orang jahat (Wahyu 16:15-17).
Nabi dan binatang serta setan dan malaikat-malaikatnya akan dilemparkan ke dalam lautan
api bercampur belerang (Wahyu 20:15).
Kata pedang dalam ayat 21 diterjemahkan dari istilah Yunani “ῥομφαίᾳ” yang berarti
sebuah pedang besar. Istilah tersebut dipakai dalam Septuaginta sebanyak 230 kali untuk
menjelaskan tentang pedang yang membinasakan (Kejadian 3:24; 1 Samuel 17:45).
Sedangkan dalam Perjanjian Baru istilah tersebut digunakan sebanyak 7 kali, yaitu: 1 kali
untuk menjelaskan daya kerja firman Allah yang menembus ke dalam hati manusia (Lukas
2:34; bandingkan Ibrani 4:12), 5 kali dipakai secara figuratif dalam kitab Wahyu untuk
menyatakan Firman yang keluar dari mulut (Wahyu 1:16; 2:12,16; 19:15,21), dan 1 kali
digunakan tidak berkaitan dengan karya Kristus (Wahyu 6:8). Dengan demikian, kata
“ῥομφαίᾳ”, yaitu pedang yang keluar dari mulut Yesus Kristus, sebagai senjata yang
mengalahkan para musuhNya dalam konteks tersebut adalah Firman Allah.
Teologi Naskah
1. Tuhan pasti mengalahkan si jahat.
2. Tuhan pasti akan memulihkan kembali seluruh ciptaan.
3. Jadilah bagian dari orang-orang yang berseru: "Haleluya!
4. Umat yang menaikkan pujian atas karya kemuliaan dan kemenangan Allah.
5. Jadilah mempelai wanita yang layak dalam menyambut Kristus.
6. Yang palsu tidak akan Berjaya selamanya.
7. Raja yang datang sebagai pemenang
8. Jadilah umat yang setia dan tidak kompromi dengan dosa.
9. Kuda putih sebagai gambaran akan kedatangan Kristus yang kedua.
10. Sang Firman yang datang sebagai Raja.

Implikasi
Umat akan layak menjadi para mempelai Kristus apabila hidup mereka senantiasa fokus
hanya kepada Allah. Kehidupan umat senantiasa ditandai oleh pujian yang lahir dari sikap
iman, kasih dan pengharapan kepada Allah. Umat mempermuliakan Allah dalam segenap
hidupnya. Puji-pujian umat sebagai manifestasi iman yang tidak gentar menghadapi
penderitaan dan kematian, sekaligus mempermuliakan kemenangan Allah dengan keadilan-
Nya.
Dan Mesias datang pertama kali sebagai Juruselamat. Kedatangan-Nya kembali ialah
sebagai Raja dan Hakim. Ia akan menuntaskan masalah dosa, kejahatan, dan penderitaan.
Umat-Nya yang bertahan dan setia akan menikmati perjamuan bersama Anak Domba untuk
menikmati kekekalan.
Dan ang palsu tidak mungkin berjaya selamanya, satu waktu pasti terbongkar kedoknya dan
dihancurkan. Kenyataan dunia ini, seolah ada dalam kendali mesias palsu dan para nabinya.
Pedoman satu-satunya untuk mengenali yang Sejati dari yang palsu, adalah Alkitab. Juga,
para pengikut Mesias sejati, tidak perlu takut terhadap mereka. Kemenangan Mesias sudah
pasti! Pada waktu yang telah ditetapkan Allah Bapa.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab
https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=Why&chapter=19&verse=1&cmt=f ull
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah Pengantar dan pokok-pokok Teologisnya
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019)
Lihat pembahasan ini di dalam Simon J. Kistemaker.,Tafsiran Kitab Wahyu.(Surabaya:
Momentum 2011), h. 553. Lihat juga Ben Witherington III., Revelation: The NewCambridge
Bible Commentary. (New York: Cambridge University Press, 2003), p. 232

Kontruksi teks Yunani memberikan kemungkinan penekanan kepada sifat ”besar”(great


μεγάλην). Lihat dalam Daniel B. Wallace.,Greek Grammar Beyond the Basics: An
Exegetical Syntax of The New Testament

Dalam kata kerja Yunani istilah evbasi,leusen sedikitnya memiliki ada 2


penafsiran:Pertama, Kata ini ditafsirkan di dalam sebagai “aorist as historical and
constative” yang dapat diartikan memiliki hukum kerajaan”. Lihat dalam Lenski.,The
Interpretation of st. John’s Revelation, p. 540.; Kedua, Kata ini ditafsirkan di dalam bentuk
inceptive Aorist, yang berarti”telah menjadi raja” Lihat dalam Mounce.,The Book
Revelation – The New International Commentary On The New Testament , p. 339

Anda mungkin juga menyukai