Anda di halaman 1dari 7

Kitab Suci Perjanjian Baru

Kitab Perjanjian Baru (PB), adalah bagian dari Alkitab Kristen yang ditulis setelah kelahiran
Yesus Kristus. Kata "Perjanjian Baru" merupakan terjemahan dari bahasa Latin, Novum
Testamentum, yang merupakan terjemahan Yunani: ΗΚαινη Διαθηκη, I Keni Diathiki. Umat
Kristen awal berpendapat bahwa kitab ini merupakan penggenapan isi nubuat yang ada di
Alkitab yang sudah ada dan kemudian diberi nama Perjanjian Lama. Perjanjian Baru kadang-
kadang disebut sebagai Kitab Yunani Kristen karena ditulis dalam bahasa Yunani oleh para
pengikut Yesus yang belakangan dikenal sebagai Kristen.

1. Mengenal Kitab Perjanjian Baru


Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh kitab yang semuanya ditulis dalam bahasa Yunani
antara tahun 50 M hingga 140 M. Perjanjian Baru meliputi Injil, Kisah Para Rasul, Epistula
atau Surat-surat dan Kitab Wahyu. Tema inti Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus; pribadi-
Nya, pesan-Nya, sengsara-Nya, wafat serta kebangkitan-Nya, identitas-Nya sebagai Mesias
yang dijanjikan dan hubungan-Nya dengan kita sebagai Tuhan dan saudara.
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani karena pada waktu itu bahasa Yunani merupakan
bahasa percakapan yang paling umum dipergunakan di wilayah Laut Tengah. Dan Perjanjian
Baru di tulis oleh orang yang dekat dan mengenal siapa Yesus, dari perjuangan, hidup dan
penderitaan-Nya.
Kita dapat membaca Injil Markus 1:9-11, ketika Yesus dibaptis di sungan Yordan, oleh
Yohanes Pembaptis.
“Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai
Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti
burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Kisah dalam kutipan Injil Markus di atas bukan merupakan sebuah laporan, tetapi merupakan
suatu kisah yang mempunyai arti yang sangat mendalam bagi penulisnya. Kisah ini mau
mengungkapkan iman umat perdana dan iman pengarang Injil (Markus). Iman umat perdana
inilah yang kemudian ditulis oleh para pengarang Injil, dan yang oleh Gereja diterima sebagai
Kitab Suci Perjanjian Baru.

Kitab Suci Perjanjian Baru sebenarnya menunjuk kepada seluruh isi yang bersifat menyeluruh
pada sebuah Kitab. Perjanjian itu disebut “Baru”, karena memang berisi perjanjian yang
memperbaharui (Luk 22:20) “Demikian juga cawan minuman itu, sesudahnya makan, kata-
Nya, "Cawan minuman ini adalah perjanjian baharu di dalam darah-Ku, yang ditumpahkan
karena kamu.” Yang oleh Allah dikaitkan dengan umat manusia melalui Yesus Kristus.
Artinya perjanjian itu bersifat kekal, sebab hubungan Allah dan manusia di dalam Yesus
Kristus tidak pernah akan terputus. Perjanjian Baru melanjutkan dan sekaligus
menyempurnakan perjanjian lama yang diikat oleh Allah dengan umat Israel.

2. Bagian-bagian Kitab Perjanjian Baru.


Dalam Perjanjian Baru ada 27 tulisan atau Kitab. Semua tulisan itu masing-masing dengan
caranya sendiri, berbicara tentang Yesus Kristus, karya-Nya, sabda-Nya, tuntutannya dan
hidup-Nya. Meskipun Perjanjian Baru berpusat pada Yesus Kristus, namun di dalamnya juga
tercantum beberapa hal mengenai mereka (jemaat perdana) yang percaya kepada Yesus
Kristus. Secara umum, Kitab Suci Perjanjian Baru berntuknya bersifat kisah (perjalanan dan
mukjijat), perumpamaan, ajaran, surat dan nubuat (Wahyu Yohanes).
Secara tematik kitab ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: Injil, Kisah Para rasul,
Epistula (surat-surat Paulus, surat-surat Apostolik) dan Kitab Wahyu.
a. Injil
Injil merupakan turunan kata Arab yang artinya Kabar Gembira. Dalam bahasa Yunani
'euaggelion'; dalam bahasa Latin 'evangelium'. Ada empat Injil. Masing-masing Injil
menceritakan kisah hidup, ajaran-ajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus:
• Matius - Menceritakan kisah Yesus dari segi sebagai Mesias, Raja orang Israel. Injil ini
penuh dengan penggenapan nubuat-nubuat Perjanjian Lama.
• Markus - Menceritakan kisah Yesus dari segi sebagai Hamba.
• Lukas - Mempresentasikan Yesus sebagai Anak Manusia yang datang untuk mencari dan
menyelamatkan mereka yang terhilang.
• Yohanes - Mempresentasikan Yesus sebagai Firman Allah yang menjelma menjadi
manusia, Kristus, yang berarti, Yang Diurapi.
Ketiga Injil pertama: Matius, Markus dan Lukas disebut Injil Sinoptik. Sinoptik berasal
dari kata Yunani yang artinya 'satu pandangan', sebab ketiga Injil tersebut mirip dalam
struktur maupun isinya. Injil Yohanes, meskipun tidak bertentangan dengan Injil Sinoptik,
berbeda dalam struktur dan mencakup beberapa kisah dan perkataan-perkataan Yesus yang
tidak ditemukan dalam Injil Sinoptik.
b. Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul - Catatan sejarah dari kenaikan Yesus hingga perjalanan-perjalanan misi
Paulus, sejarah gereja mula-mula.
Kisah Para Rasul ditulis oleh St. Lukas sekitar tahun 70 M hingga 75 M. Kitab ini berisi
catatan tentang iman, pertumbuhannya dan cara hidup Gereja Perdana. Kisah Kenaikan
Yesus ke surga, turunnya Roh Kudus atas Gereja pada hari Pentakosta, kemartiran St.
Stefanus dan bertobatnya St. Paulus, semuanya dapat ditemukan dalam kitab ini.
c. Epistula
Epistula atau Surat-surat merupakan bagian terbesar dari Perjanjian Baru. Epistula dibagi
dalam dua kelompok: Surat-surat Paulus dan Surat-surat Apostolik lainnya. Semua surat
mengikuti format penulisan surat pada masa itu. Setiap surat biasanya diawali dengan
salam dan identitas pengirim serta penerima surat. Selanjutnya adalah doa, biasanya dalam
bentuk ucapan syukur. Isi surat adalah penjelasan terperinci tentang ajaran-ajaran
Kristiani, biasanya menanggapi keadaan penerima surat. Bagian berikutnya dapat berupa
pembicaraan tentang rencana perjalanan misi penulis surat dan diakhiri dengan nasehat-
nasehat praktis dan salam perpisahan.
Surat-surat Paulus ditulis oleh St. Paulus atau salah seorang muridnya; tak lama sesudah
wafat dan kebangkitan Yesus, yaitu antara tahun 54 M hingga 80 M. Surat-surat tersebut
menggambarkan perkembangan awal ajaran dan praktek Kristiani.
• Roma - Penelaahan yang sistematis atas pembenaran, pengudusan, dan pemuliaan.
Menelaah rencana Allah atas orang Yahudi maupun non-Yahudi.
• 1 Korintus - Surat ini menyoroti perpecahan dalam jemaat dan teguran atas pelanggaran
susila, masalah mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak beriman, dan kebiasaan-
kebiasaan yang salah dalam Perjamuan Kudus. Juga menyinggung tentang penyembahan
berhala, pernikahan, dan kebangkitan.
• 2 Korintus - Pembelaan Paulus atas kerasulannya.
• Galatia - Paulus membuktikan kesalahan dari legalisme (menganggap Hukum Taurat
sebagai mutlak dalam memperoleh keselamatan) dan menelaah mengenai tempat yang
layak bagi anugrah di dalam kehidupan orang-orang Kristen.
• Efesus - Posisi orang percaya di dalam Kristus dan informasi mengenai peperangan
rohani.
• Filipi - Paulus membicarakan tentang pemenjaraannya, kasihnya kepada jemaat di Filipi.
Ia mendesak mereka ke arah kesalehan dan memperingatkan mereka akan bahaya
legalisme.
• Kolose - Paulus memfokuskan pada keutamaan Yesus dalam penciptaan, penebusan, dan
kekudusanNya.
• 1 Tesalonika - Pelayanan Paulus kepada jemaat Tesalonika. Pengajaran mengenai
kesucian dan menyinggung tentang kembalinya Kristus untuk yang kedua kalinya.
• 2 Tesalonika - Koreksi-koreksi atas pendapat yang salah mengenai Hari Tuhan.
• 1 Timotius - Instruksi-instruksi kepada Timotius mengenai kepemimpinan yang benar
dan cara-cara menghadapi ajaran sesat, peranan wanita dalam gereja, doa, dan syarat-
syarat bagi penilik jemaat dan diaken.
• 2 Timotius - Sepucuk surat untuk menguatkan Timotius.
• Titus - Paulus meninggalkan Titus di Kreta guna menggembalakan gereja-gereja di sana.
Syarat-syarat menjdi penatua gereja dan penilik jemaat.
• Filemon - Sepucuk surat kepada seorang tuan mengenai budaknya yang melarikan diri.
Permohonan Paulus kepada Filemon supaya mengampuni Onesimus, budaknya.
Surat-surat Apostolik dimaksudkan untuk ditujukan, bukan kepada suatu komunitas atau
individu tertentu, tetapi kepada pembaca yang lebih universal. Surat-surat Apostolok
ditulis oleh beberapa penulis antara tahun 65 M hingga 95 M.
• Ibrani - Sepucuk surat kepada jemaat Kristen Yahudi yang sedang di ambang kembali
memeluk Yudaisme. Surat ini menunjukkan keunggulan Kristus dibandingkan dengan
sistem Perjanjian Lama. Menyinggung juga tentang keimaman Melkisedek. Penulis tidak
diketahui. Beberapa pakar menilai dari gaya tulisannya bahwa penulisnya adalah Paulus,
namun karena kurangnya bukti selain gaya penulisan, maka pakar lain memilih untuk
tidak berpendapat.
• Yakobus - Ajaran tentang hubungan antara iman dan perbuatan.
• 1 Petrus - Surat ini untuk menguatkan penerima suratnya dalam penderitaan mereka dan
agar mereka tetap rendah hati.
• 2 Petrus - Membicarakan mengenai batin tiap pribadi, peringatan mengenai ajaran palsu,
dan menyinggung mengenai Hari Tuhan.
• 1 Yohanes - Surat yang memperingatkan jemaat terhadap ajaran-ajaran sesat pada
permulaan sejarah Gereja.
• 2 Yohanes - Puji-pujian untuk mereka yang berjalan di dalam Kristus dan sebuah
peringatan untuk tetap berjalan di dalam kasih Allah.
• 3 Yohanes - Yohanes berterimakasih kepada Gayus atas kebaikannya terhadap jemaat
Allah dan menegur Diotrefes.
• Yudas - Mengekspos guru-guru palsu dan menggunakan ibarat-ibarat dalam Perjanjian
Lama dalam melukiskan penghakiman atas mereka. Nasihat-nasihat untuk meneguhkan
iman.
d. Wahyu
Kitab terakhir dalam Perjanjian Baru, yaitu Kitab Wahyu, ditulis sekitar sesudah tahun 90
M. Dengan banyak bahasa simbolik, Kitab Wahyu menyajikan kisah pertarungan antara
Gereja dengan kekuatan-kekuatan jahat yang berakhir dengan kemenangan Yesus.
Meskipun Kitab Wahyu menuliskan peringatan-peringatan yang mengerikan akan apa
yang terjadi di masa mendatang, Kitab Wahyu pada pokoknya merupakan pesan
pengharapan bagi Gereja. Kitab Wahyu merupakan Kitab eskatologi yang dikirimkan
kepada jemaat-jemaat yang mengalami penganiayaan oleh pemerintah Roma dan anjuran
agar mereka tetap setia di dalam iman mereka

3. Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Baru


Seperti Kitab-kitab Perjanjian Lama, Kitab-kitab Perjanjian Baru juga tidak ditulis oleh satu
orang, tetapi adalah hasil karya setidaknya delapan orang. Kitab Perjanjian Baru terdiri dari 4
kitab Injil, 14 surat Rasul Paulus, 2 surat Rasul Petrus, 1 surat Rasul Yakobus, 1 surat Rasul
Yudas, 3 surat Rasul Yohanes dan Wahyu Rasul Yohanes dan Kisah Para Rasul yang ditulis
oleh Santo Lukas, yang juga menulis Kitab Injil yang ketiga. Sejak kitab Injil yang pertama
yaitu Injil Matius sampai kitab Wahyu Yohanes, ada kira-kira memakan waktu 50 tahun.
Tuhan Yesus sendiri, sejauh yang kita ketahui, tidak pernah menuliskan satu barispun dari
kitab Perjanjian Baru. Dia tidak pernah memerintahkan para Rasul untuk menuliskan apapun
yang diajarkan oleh-Nya. Melainkan Dia berkata: "Maka pergilah dan ajarlah segala bangsa"
(Matius 28:19-20), "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Lukas 10:16).
Apa yang Yesus perintahkan kepada mereka persis sama seperti apa yang Yesus sendiri
lakukan: menyampaikan Firman Allah kepada orang-orang melalui kata-kata, meyakinkan,
mengajar, dan menpertobatkan mereka dengan bertemu muka. Jadi bukan melalui sebuah
buku yang mungkin bisa rusak dan hilang, dan disalah tafsirkan dan diubah-ubah isinya,
melainkan melalui cara yang lebih aman dan alami dalam menyampaikan firman yaitu dari
mulut ke mulut. Demikianlah para Rasul mengajar generasi seterusnya untuk melakukan hal
yang serupa setelah mereka meninggal. Oleh karena itu melalui Tradisi seperti inilah Firman
Allah disampaikan kepada generasi-generasi umat Kristen sebagaimana pertama kali diterima
oleh para Rasul.

Ketika Yesus masih hidup, tidak seorangpun di antara murid-murid-Nya yang mencatat apa
yang Yesus lakukan dan perbuat. Bahkah sesudah kebangkitan, pada murid yang memperoleh
semangat dan keyakinan akan Yesus Kristus baru mulai bercerita dan mewartakan Yesus
Kristus sebagai kegenapan Injil Allah, sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Semua itu dilakukan
secara lisan. Pertama-tama dilakukan mereka mewartakan wafat dan kebangkitan Kristus,
kemudian juga mewartakan ajaran, karya dan mukjijat Yesus, secara lisan. Baru sesudah para
saksi mata mulai meninggal dan umat yang percaya kepada Yesus semakin banyak,
muncullah kebutuhan akan tulisan baik mengenai hidup Yesus dan karya-Nya, sabda-Nya
maupun akhir hidup-Nya. Maka mulailah ditulis cerita-cerita tentang kehidupan Yesus, dan
untuk berkomunikasi dengan jemaat yang jauh, mereka mulai menggunakan surat yang berisi
wejangan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam suatu jemaat dan meneguhkan
imat jemaat itu karena pada rasul tidak dapat datang. Jadi anda bisa melihat kesimpulan
penting disini: Gereja dan iman Katolik sudah ada sebelum Alkitab dijadikan. Beribu-ribu
orang bertobat menjadi Kristen melalui khotbah para Rasul dan missionaris di berbagai
wilayah, dan mereka percaya kepada kebenaran Ilahi seperti kita percaya sekarang, dan
bahkan menjadi orang-orang kudus tanpa pernah melihat ataupun membaca satu kalimat pun
dari kitab Perjanjian Baru. Ini karena alasan yang sederhana yaitu bahwa pada waktu itu
Alkitab seperti yang kita kenal, belum ada. Jadi, bagaimanakah mereka menjadi Kristen tanpa
pernah melihat Alkitab? Yaitu dengan cara yang sama orang non-Kristen menjadi Kristen
pada masa kini, yaitu dengan mendengar Firman Allah dari mulut para misionaris.

Melalui bimbingan Roh Kudus, mereka menuliskan kisah tentang Yesus berdasarkan cerita-
cerita dari para saksi mata, para pengikut-Nya yang sudah berkembang luas di tengah umat
dan sudah diwarnai oleh rasa kagum, rasa cinta dan iman akan Yesus Kristus (Luk 1:1-4).
Tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru bukanlah buku laporan atau sejarah, tetapi sebagai
buku iman dan cinta umat perdana akan Yesus Kristus. Tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru
dipengaruhi oleh kemampuan, iman dan maksud serta tujuan penulis dan situasi jemaat pada
saat itu, sehingga tidak perlu heran jika dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru terdapat
perbedaan.
Untuk mengetahui proses terjadinya tulisan-tulisan mengenai Yesus Kristus, kita akan mulai
dari periode hidup Yesus sampai pembentukan kanon Perjanjian Baru.
 Antara tahun 7/6 sebelum Masehi (SM) – 30 sesudah Masehi (M)
Kelahiran Yesus pada waktu kekaisaran Roma dipimpin oleh Agustus dan di Palestina oleh
Herodes Agung, sekitar tahun 7/6 SM. Tahun 27/28 M Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh
Yohanes Pembaptis. Yang kemudian menjadi awal tampilnya Yesus di depan umum, hidup
dan karya-Nya sampai dengan kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari alam
maut. Yang pada akhirnya menjadi keyakinan baru dan sumber kekuatan bagi para murid.
Kekuatan itu dating dari Allah dan dialami sebagai kuasa Roh. Roh itu yang mendorong para
murid untuk memberikan kesaksian iman tentang Yesus Kristus yang menderita sengsara,
wafat dan bangkit dari alam maut.
 Antara tahun 40 – 120 Masehi: penyusunan dan Penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru.
Karangan tertua dari Kitab Suci Perjanjian Baru adalah 1 Tesalonika (ditulis sekitar tahun 40)
sedangkan yang paling akhir adalah 2 Petrus (tahun 120).
Pada mulanya para murid mewartakan tentang Yesus secara lisan. Inti pewartaan pada
mulanya adalan wafat dan kebangkitan Yesus, kemudian pewartaan berkembang dengan
pewartaan hidup Yesus, karya dan sabda-Nya, perjalanan hidup-Nya yang diwartakan dalam
terang kebangkitan, karena kebangkitan Kristus merupakan dasar dari iman kepada Yesus
Kristus.
Jemaat yang berkembang menjadi komunitas-komunitas perlu dibina dan terus
dikembangkan. Sementara para saksi mata jumlahnya terbatas, maka mulailah ditulis pokok-
pokok iman yang penting, seperti kisah kebangkitan, sengsara, sabda dan karya Yesus dengan
maksud untuk membina perkembangan iman komunitas atau jemaat. Hal ini terus
berkembang dengan munculnya banyak tulisan dan karangan yang berupa fragmen-fragmen,
yang menceritakan kehidupan Yesus.
Yang pada akhirnya disusunlah Injil-injil dan kisah para rasul. Tulisan-tulisan itu disusun
berdasarkan atas tradisi baik lisan maupun tulisan yang disesuaikan dengan maksud dan
tujuan penulis serta setuasi jemaat pada waktu itu.
 Antara tahun 120 – 400 Masehi: pembentukan Kanon (Daftar resmi Kitab Suci Perjanjian
Baru)
Pada awal abad kedua sampai akhir abad kedua muncul begitu banyak tulisan-tulisan tentang
Yesus, yang bisa membingungkan umat beriman, mana yang menyalurkan trasidi sejati mana
yang palsu, sehingga umat mulai mencari kepastian mana Kitab-kitab yang membina iman
sejati.
Setelah melalui proses penyusunan daftar Kitab-kitab yang bisa diterima sebagai Kitab Suci
dan ditolak, sampai pada akhirnya sekitar tahun 300 M secara umum sudah diterima sebagai
Kitab Suci, 4 Injil, 13 Surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, 1 Petrus, 1 Yohanes dan Wahyu.
Baru pada tahun 400 perbedaan pendapat dalah hal jumlah Kitab Suci hampir hilang
seluruhnya, sampai tersusun daftar Kitab Suci Perjanjian Baru dengan jumlah 27 Kitab seperti
yang kita kenal sekarang.

4. Gereja Katolik menetapkan Kitab Perjanjian Baru.


Ke-dua puluh tujuh kitab diterima sebagai Kitab Suci Perjanjian Baru baik oleh umat Kristen
Katolik maupun Kristen lain. Pertanyaannya adalah: Siapa yang memutuskan kanonisasi
Perjanjian Baru sebagai kitab-kitab yang berasal dari inspirasi Allah? Kita tahu bahwa Alkitab
tidak jatuh dari langit, jadi darimana kita tahu bahwa kita bisa percaya kepada setiap kita-
kitab tersebut?
Pada tahun 382 Masehi, didahului oleh Konsili Roma, Paus Damasus menulis dekrit yang
menulis daftar kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terdiri dari 73 kitab.
Konsili Hippo di Afrika Utara pada tahun 393 menetapkan ke 73 kitab-kitab Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru.
Konsili Kartago di Afrika Utara pada tahun 397 menetapkan kanon yang sama untuk Alkitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Catatan: Ini adalah konsili yang dianggap oleh banyak
pihak non-Katolik sebagai yang menentukan bagi kanonisasi kitab-kitab dalam Perjanjian
Baru.
Paus Santo Innocentius I (401-417) pada tahun 405 Masehi menyetujui kanonisasi ke 73
kitab-kitab dalam Alkitab dan menutup kanonisasi Alkitab.
Jadi kanonisasi Alkitab telah ditetapkan di abad ke empat oleh konsili-konsili Gereja Katolik
dan para Paus pada masa itu. Melihat sejarah, Gereja Katolik menggunakan wibawa dan
kuasanya untuk menentukan kitab-kitab yang mana yang termasuk dalam Alkitab dan
memastikan bahwa segala yang tertulis dalam Alkitab adalah hasil inspirasi Allah.

Anda mungkin juga menyukai