Anda di halaman 1dari 2

Pengetahuan Alkitab

(Khususnya Perjanjian Baru)


4. Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes murid Yesus yang ditujukan kepada orang-orang Yunani dan yang juga ahli-ahli
filsafat. Itu sebabnya bahasa Injil indah dan merupakan bahasa filsafat.
Injil Yohanes ini merupakan refleksi yang dalam atas Yesus Anak Allah. Dalam Injil ini kita tidak menemukan Tuhan
Yesus yang menderita atau yang hina, tetapi Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa atas langit dan bumi. Yesus yang Mulia
dan penuh Kuasa dapat kita lihat dari berbagai kejadian yang menakjubkan atau yang kita sebut dengan muzizat.
Injil Yohanes menekankan bahwa Firman itu adalah Allah (Yesus), kekal, setara dan bersama-sama dengan Allah (Yoh.
1:1-18) (21 Pasal; 879 ayat, ditulis tahun 85-95 M)

5. Kisah Para Rasul merupakan jilid II dari karya Lukas atau merupakan sambungan dari Injil Lukas. Sebagaimana
dengan Injil Lukas, Kisah Para Rasul ditulis dan ditujukan untuk Teophilus.
Jika Injil Lukas kita sebut dengan kisah dan pelayanan Tuhan Yesus ketika berada di dunia ini maka Kisah Para Rasul
adalah kisah dan pelayanan para murid-murid (Rasul-rasul) Tuhan Yesus, khususnya Rasul Paulus, pasca naiknya Tuhan
Yesus Kristus dan pasca turunnya Roh Kudus atas murid-murid di Yerusalem. Lukas hendak memberitakan dan
menginformasikan bahwa pengikut Kristus (Kristen) dan ajaran Kristus yang diberitakan para rasul bukanlah ancaman bagi
pemerintah yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi melainkan membawa damai dan kabar
baik bagi setiap insan. Dalam Kisah Para Rasul, diberitakan tentang Sejarah berdirinya Gereja mula-mula, serta diceritakan
tentang perjalanan para rasul dalam memberitakan Injil (Kisah Rasul 2:14-47)

Adapun persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat-jemaat yang dilayani oleh Paulus adalah masalah kedatangan
Kristus (parousia), masalah hubungan hukum dan Injil, hubungan orang-orang Kristen yang berlatar belakang non-Yahudi
dengan yang berlatar belakang Yahudi, masalah gender (hubungan laki-laki dengan perempuan), masalah penatalayanan
jemaat (organisasi gereja), pembenaran, penebusan, pengampunan dan keselamatan, hubungan antara tuan dengan hamba,
etika hidup orang Kristen (hidup dalam masyarakat dan dalam negara). (28 ayat; 1007 pasal, ditulis tahun 62 M)

6. Surat Roma. Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mem-persiapkan mereka terhadap kunjungannya
kepada mereka.
Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan
mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan
tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Semua orang - baik Yahudi maupun bukan Yahudi - perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-
sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada
Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus.
Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup
damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 Paulus
menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus
menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus
menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia
berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus.
Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya
mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut
ini : melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan
yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah. (16
Pasal; 433 ayat, ditulis tahun 55/56M)

7. Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di
dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu.
Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Pada waktu itu Korintus adalah sebuah
kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma. Kota ini, yang penduduknya terdiri dari
banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, tetapi juga karena
keadaan susilanya yang rendah dan karena adanya bermacam-macam agama di situ.

Yang terutama menjadi pikiran Rasul Paulus ialah persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam jemaat, dan tentang
persoalan-persoalan seks dan perkawinan, persoalan hati nurani, tata tertib dalam jemaat, karunia-karunia Roh Allah, dan

Bahan Pengajaran Sidi -1- HKBP


Kedaton
tentang bangkitnya orang mati. Dengan pandangan yang dalam, Paulus menunjukkan bagaimana Kabar Baik dari Allah itu
menyoroti persoalan-persoalan tersebut. (16 Pasal 437 ayat, ditulis tahun 55 M)
Pasal 13 melukiskan ciri-ciri kasih yang sejati. Pasal ini mungkin merupakan pasal yang paling terkenal di antara semua
pasal lainnya di buku ini (1 Korint. 13:1-13).

8. Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan
jemaat itu.
Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan
bahwa ia ingin sekali berbaik. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi.
Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan di
situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah
mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan
pertobatan dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-
orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Pada pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya
mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang menganggap diri sendiri rasul sejati, dan
menuduh Paulus sebagai rasul palsu.

Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah
pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus
mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu - bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen
adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi
orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil.
Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. (13
Pasal; 257 ayat, ditulis tahun 56 M)

9. Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh
ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar.
Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa
panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali
kepada orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan
Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6), Paulus
menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan
sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun
yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah
supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui
Yesus Kristus. (6 Pasal; 149 ayat, ditulis tahun 48/49M)

HKBP Kedaton, 23/25 Juli 2021


Guru Pengajar : Pdt. Tiarma Dewita Sibarani, S.Th

Salam Sehat Selalu


Ingat dan patuhi 5M
Tuhan Yesus Memberkati

Bahan Pengajaran Sidi -2- HKBP


Kedaton

Anda mungkin juga menyukai