Anda di halaman 1dari 4

Nama/NPM : Jes Adrian Sinaga/20.

3638

Kelas : 3-B

Mata Kuliah : Pengantar Perjanjian Baru II

Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Martongo Sitinjak

Ringkasan 1 dan 2 Korintus

1 Korintus

Surat Paulus yang pertama kepada gereja di Korintus memberi kita suatu pandangan
realistis dari gereja mula-mula. Seperti gereja-gereja masa kini, umat pada abad pertama ini
memiliki masalah dan kekurangannya sendiri. Paulus menghadapi berbagai masalah ini
secara langsung dalam upaya untuk membuat gereja menjadi saksi yang lebih efektif bagi
Yesus Kristus.

Kota Korintus bukanlah kota kuno yang telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan,
budaya, dan berbagai macam kegiatan politik, melainkan kota ini pernah dihancurkan oleh
orang-orang Romawi pada 146 SM. Kota ini didominasi oleh Akrokorintus yang dikenal
sebagai dewi asmara dan pemujaan dewi ini banyak menghasilkan tindakan-tindakan amoral
pada zaman Aritofanes. Tindakan amoral itu didominasi oleh perilaku seksual yang
sembarangan dan pemujaan dewa-dewi Romawi di kuil-kuil utama dan orang-orang Kristen
di Korintus ada sebagian yang termasuk mengikuti praktik-praktik amoral tersebut.

Gereja di Korintus, adalah hasil pekabaran injil Paulus sendiri. Ia menghabiskan waktu
sekitar 18 bulan di kota Korintus (sekitar tahun 50-52). Selama waktu ini ia mengumpulkan
sebuah umat percaya yang besar (Kis. 18:1-8). Pada akhirnya, ia pergi melayani ke tempat
lain, meninggalkan jemaat ini di bawah para tua-tua. Sekitar lima tahun kemudian, ia
mendengar kesulitan-kesulitan di jemaat Korintus. Ia menulis surat 1 Korintus sekitar tahun
57 untuk mengatasi masalah-masalah ini. Kebanyakan orang percaya di Korintus berasal dari
latar belakang penyembah berhala. Mereka tampaknya berjuang untuk meninggalkan masa
lalu mereka dan bertekad hidup secara total mengikuti standard etika Kristen mereka juga
mempunyai pertanyaan-pertanyaan atau kesalahpahaman tentang beberapa doktrin iman,
termasuk pernikahan, Perjamuan Tuhan, karunia-karunia rohani, dan kehidupan setelah
kematian. Masalah inilah yang dihadapi sang Rasul dalam 1 Korintus.

1
Tema-tema pokok dalam kitab ini yakni: Pergumulan kepemimpinan dalam gereja.
Jemaat terpecah menjadi berbagai kelompok yang memilih salah satu dari tiga pemimpin:
Paulus, Petrus, atau Apolos (1:12). Paulus menasihatkan, "adakah Kristus terbagi-bagi?
Adakah Paulus disalibkan karena kamu?" (1:10,13). Orang Kristen yang bertindak buruk.
Paulus heran dengan banyaknya tindakan yang bertentangan dengan sikap Kristen. Orang
Kristen berkewajiban untuk mengkritik dan mendisiplin anggota-anggota mereka. Ia
menasihati agar "jangan bergaul dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah,
pemabuk atau penipu" (5:11). Bahkan lebih tegas Paulus menambahkan, "usirlah orang yang
melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu" (5:13).

Tentang Pernikahan, Tuhan memberikan kepada sebagian orang karunia menjadi suami
atau istri, dan sebagian diberikan karunia untuk tinggal membujang, demi kepentingan
kerajaan-Nya (7:7,32). Paulus mengakui "lebih baik kawin daripada hangus karena hawa
nafsu." (7:9).Makan hidangan yang telah dipersembahkan kepada berhala, Paulus
menganggap masalah ini tidak terlalu penting, karena semua makanan berasal dari Tuhan,
namun demikian orang Kristen harus peka terhadap orang-orang percaya lain yang
berkeberatan makan hidangan seperti itu (8:1-13). Pakaian untuk ibadah, Orang harus
berpakaian dengan pantas, bukan sebagai orang yang pamer, menarik perhatian untuk diri
sendiri, atau sebagai godaan untuk lawan jenis (11:1-16). Perjamuan Tuhan, Ini merupakan
perayaan bersama untuk mengenang kematian dan kebangkitan Kristus. Jemaat Korintus
telah menggantinya menjadi pemisahan makanan bagi orang yang kaya dan miskin. Orang
miskin hanya makan makanan yang tersisa (11:20-33). Karunia Rohani, Tuhan memberikan
kemampuan yang berbeda kepada berbagai orang. Setiap karunia penting dan bermanfaat
dalam pekerjaan Tuhan (12:1-31).

Kemudian Kasih, puisi tentang kasih muncul setelah Paulus berbicara mengenai
karunia-karunia. Paulus menekankan bahwa semua kemampuan itu tidak berarti jika tidak
keluar dari hati yang penuh kasih. Kemampuan untuk mengasihi seseorang adalah karunia
terbesar dari semua karunia -lebih besar dari pengharapan bahkan lebih besar dari iman
(13:13). Kebangkitan Kristus dan iman kita, Beberapa orang percaya saat itu tidak percaya
bahwa tubuh akan dibangkitkan. Paulus mengajarkan bahwa, "jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu." Inilah jaminan bahwa orang yang telah
mati akan dihidupkan kembali. Sebab kematian masuk ke dalam dunia dengan perantaraan
satu orang, begitu juga hidup kembali dari kematian diberikan kepada manusia dengan
perantaraan satu orang (15:20-21).

2
2 Korintus

Surat Paulus kedua kepada jemaat Korintus adalah lanjutan dari korrespondensi
pertamanya dengan orang Korintus. Rupanya orang percaya di Korintus sudah menanggapi
dengan baik beberapa peringatannya dalam surat pertama dan ia menulis untuk
mengungkapkan penghargaannya atas tindakan mereka (2 Kor. 2: 1-11; 7). Ia mungkin
menulis surat ini sekitar tahun 58.

Tetapi di beberapa tempat dalam surat ini, Paulus menyatakan bahwa masih ada
masalah di jemaat Korintus. Mandatnya sebagai pelayan Kristus dipertanyakan oleh beberapa
orang di Korintus. Paulus membela panggilan dan pelayanannya, meyakinkan jemaat itu
bahwa pekerjaannya di tengah mereka dilandaskan akan kasih kepada Kristus dan ia
memperhatikan kesejahteraan mereka. Surat Korintus kedua ini adalah salah satu dari banyak
tulisan Paulus yang emosional dan pribadi. Ia mengakui menderita beberapa peyakit yang
disebutnya “duri dalam daging” (12:7). Ia juga menulis daftar penderitaan yang sudah ia
tanggung ketika melakukan perjalanan misi oleh karena Kristus (11: 16-33). Meskipun lemah
dan tidak sempurna, ia bersyukur bahwa kekurangannya menyatakan “ bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (4:7).

Pada bagian pertama (pasal 1-7; 2 Kor 1:1–7:16), Paulus mulai dengan mengucap
syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya di tengah-tengah penderitaan
untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius
sambil mempertahankan integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana
perjalanannya. Dalam 2 Kor 3:1–6:10 Paulus menyumbangkan pengertian yang paling luas
dalam PB mengenai sifat yang benar dari pelayanan Kristen. Ia menekankan pentingnya
pemisahan dari dunia ini (2Kor 6:11–7:1) dan mengungkapkan sukacitanya ketika mendengar
dari Titus tentang pertobatan banyak anggota jemaat di Korintus yang sebelumnya telah
menentang wewenangnya (pasal 7; 2Kor 7:1-16).

Kemudian di pasal 8, 9; (2Kor 8:1-24 dan 2Kor 9:1-15), Paulus menasihati jemaat
Korintus untuk menandingi kemurahan hati orang Makedonia yang dengan sepenuh hati telah
menyumbangkan persembahan yang telah dikumpulkannya untuk orang Kristen yang
menderita di Yerusalem. Pada pasal 10, 13, (2 Kor 10:1–13:13), nada surat berubah. Di sini
Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya, kualifikasi, dan
penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar. Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat
Korintus akan mengenal rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka

3
dapat luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi. Paulus mengakhiri
kitab 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat yang menyinggung Trinitas dalam PB
(2Kor 13:14).

Anda mungkin juga menyukai