Rasul Paulus sangat kuatir tentang penerimaan suratnya yang pertama dari
jemaat di Korintus, surat mana berisi nasihat dan tegoran yang bernada tegas dank
eras. Oleh sebab itu, dalam suratnya yang kedua ini, Paulus banyak membela diri,
bahkan lebih dari 30 kali ia membela diri mengenai sikap pelayanannya, dan
penyerahannya dalam tanggung jawabnya terhadap jemaat-jemaat. Dalam surat ini
ia banyak menceritakan banyak tentang kepribadiannya, hal mana sama sekali
tidak terdapat dalam surat-suratnya yang lain.
SURAT GALATIA
SURAT EFESUS
Dalam beberapa salinan naskah dalam Surat Efesus, kata ‘di Efesus,’ dala
1:1 tidak tercatat, karena diperkirakan bahwa surat ini merupakan salah satu surat
edaran yang dikrim kepada beberapah banyak jemaat. Ada kemungkinan bahwa
surat Efesus ini adalah surat yang oleh Rasul Paulus disebut ‘surat untuk
Laodikia’ dalam Kolose 4:16.
SURAT FILIPI
Sikap yang utama dalam surat ini adalah sikap sukacita dan kasih. Paulus
menamakan jemaat di Filipi “ sukacitaku dan mahkotaku,” yakni kekasihnya yang
sangat disayanginya. Lihatlah Filipi 1:3-5,8;4:1. Tidak ada tegoran yang keras
dalam surat Filipi ini, hanya nasihat supaya persekutuan mereka bersama dapat
dipelihara melalui kerendahan hati (Flp 2:2-4).
SURAT KOLOSE
Jemaat Kolose, menurut Kolose 2:1, belum dikunjungi oleh Paulus pada
waktu ia menulis surat ini, namun ia banyak bergumul dalam doa bagi mereka.
Menurut 4:12, Eprafras, teman sekerja Paulus, berasal dari Kolose, dan mungkin
dialah yang mula-mula membangun jemaat ini, seperti yang tertulis dalam 1:7.
Maksud Paulus dalam surat Kolose ini adalah untuk membimbing mereka yang
telah disesatkan oleh ajaran-ajaran bidat yang terdiri dari campuran agama Yahudi
dan agama kafir, yang khususnya dari daerah Timur.
Timotius dan Silvanus (silas) baru saja membawa berita dari jemaat di
Tesalonika (1:3-6) mengenai kemajuan mereka. Mereka setia dalam iman mereka,
walaupun mereka menghadapi banyak penderitaan (2:14). Kasih di antara
sesamanya tetap dipelihara, demikian juga pengharapan kepada Tuhan. Namun
demikian, ada juga beberapah kelemahan dari kehidupan mereka yang lama, yang
belum mereka buang:
Waktu Paulus menulis surat ini, ia sudah dipenjarakan pada kedua kalinya,
dan kali ini berbeda sekali dengan keadaaanya yang pertama. Dahulu ia tinggal
dalam rumah yang disewakannya sendiri ( Kis 28:30-31 ), dan teman-temannya
mengunjungi dia dengan sesuka hati. Tetapi kali ini Onesifirus, dengan penuh
ikhtiar mencarinya, barulah ia mendapatnya ( 2 Tim 1:16-17). Kali ini Paulus
ditangkap dan dibelenggu seperti seorang penjahat ( 2 Tim 2:9). Rasa sunyi dalam
penjara ternyata dalam II Timotius 4:6-8. Namun, semangatnya dalam iman tidak
kendor. Bahkan Paulus lebih mengutamakan pelayanan Timotius dan masalah-
masalanya, daripada ia memikirkan dirinya sendiri. Sebagai surat yang terakhir ,
yang ditulis oleh seorang bapa yang sudah lanjut umurnya, kepada anaknya yang
masih melayani, isi II Timotius ini sungguh-sungguh menanamkan kesan yang
sangat dalam.
SURAT TITUS
Surat ini dialamatkan kepada Titus, seorang hamba Allah dari bangsa
Yunani yang mengikuti Paulus sebagai teman sekerjanya ( Gal 2:3;Tit 1:4-5).
Rupanya ia dimenangkan kepada Tuhan oleh Paulus sendiri. Bahwa Paulus adalah
penulis surat Titus terbukti dari Titus 1:4. Maksud Paulus yang ingin dicapai
dalam Titus adalah tidak lain daripada mengharapkan suatu pembaharuan dalam
jemaat-jemaat di Kreta melalui pelayanan Titus.
SURAT FILEMON
Penulisnya ialah Paulus, surat ini ditulis waktu ia berada dalam penjara di
Roma, dan surat ini adalah salah satu surat pribadinya yang diabadikan. Banyak
yang ditulis olehnya kepada teman-teman sekerjanya, tetapi yang lain mungkin
tidak ada lagi. Surat Filemon ini pernah dinamakan “aturan sopan-santun orang
Kristen.” Filemon adalah seorang kaya, dan seorang Kristen terkemuka dalam
jemaat di Kolose, dimana orang-orang biasanya berbakti di rumahnya( Flm 2),
karena pada waktu itu belum ada gedung-gedung gereja di kota-kota yang diinjili.
SURAT IBRANI
Surat ini dialamatkan kepada orang Yahudi yang sudah percaya. Dan
maksud yang terutama ialah untuk membuktikan akan keunggulan kehidupan di
dalam Kristus Yesus. Hal ini selalu dibandingkan dengan upacara-upacara agama
orang Yahudi dari Perjanjian Lama. Ada diantara orang-orang Kristen yang
merasa dirinya dirugikan apabila upacara-upacara agama mereka yang lama yang
telah ditetapkan oleh Musa itu tidak diselenggarakan lagi. Tetapi Paulus
membuktikkan bahwa Kristus telah menggenapkan Taurat itu, dan bahwa
pelayanan dalam injil itu lebih mulia daripada pelayanan dalam Taurat.
SURAT YAKOBUS
Penulis surat Yakobus ini bukan Yakobus, anak Zebedeus, dan bukan pula
Yakobus anak Alfeus ( Mat 10:2-3), melainkan Yakobus saudara Yesus yang kira-
kira adalah adik-Nya tertua.
Surat ini dialamatkan kepada kedua belas suku diperantauan, yaitu orang-
orang Kristen dari bangsa Yahudi yang mengalami banyak penderitaan. Rupanya
di antara mereka sering dibangkit-bangkitkan perselisihan. Jadi maksud si
pengarang ialah :
Tujuan utama Rasul Paulus menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk
melawan dan memerangi gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada
pembacanya bahwa hanya dengan mengetahui kebenaran, maka tidak ada
tindakan yang benar. Diantara nasehatnya itu ada 7 pokok patokan untuk
mempunyai kelakuan yang baik:
SURAT YUDAS
Penulis adalah Yudas saudara (adik) Yakobus yang adalah saudara (adik)
Yesus. Maksud penulis ialah untuk memperingatkan anak-anak Tuahn terhadap
bahaya dalam menghadapi guru-guru palsu ( ayat 3-4) yang termasuk “masuk
menyelusup di tengah-tengah kamu”. Maka Yudas menulis untuk
memperingatkan anak-anak Tuhan terhadap semua penyesat ( 5-16).
SURAT WAHYU
a. Karena berisi pokok-pokok rahasia yang akan digenapkan pada Akhir Zaman.
b. Janji kebahagiaan/berkat kepada barangsiapa yang membaca, mendengar dan
menantinya.
c. Tanpa mengerti surat Wahyu, isi kitab-kitab lain tidak jelas kurang lengkap
dan kurang berarti.
d. Ada banyak ajaran tentang Kristus, Anak Domba yang tidak ada di buku-buku
lain di Alkitab.
e. Banyak petunjuk tentang cara bagaimana Allah akan melaksanakan
hukumannya nanti.
f. Dibentangkan kemenangan yang sempurna atas kegelapan.
KESIMPULAN
Keunggulan buku :
Kelemahan buku :
Saran :
· Hamba Tuhan dan bahkan harus dibaca oleh semua orang Kristen.