Anda di halaman 1dari 9

SURAT ROMA

Rasul Paulus, Hamba Kristus Yesus1:1), menyurat kepada orang-orang


kudus di Roma (1:7) tentang Anak Allah yang berkuasa (1:3-4). Tema surat ini
terdapat dalam 1:16-17, ialah Injil itu adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya baik dari orang-orang Yahudi, maupun dari orang-
orang bukan-Yahudi. Pokok utama di sini ialah ” orang benar akan hidup oleh
iman.”

SURAT PERTAMA KORINTUS

Paulus dan Sostenes mengirim salam, sedangkan Sostenes berasal dari


kota Korintus. Dalam 1:4-9, Paulus memuji jemaat di Korintus karena mereka
kaya di dalam Tuhan, sebab mereka telah menerima bermacam-macam
pengetahuan dan kesaksian tentang Kristus, dan mereka tidak kurang suatu
karunia pun, sambil mereka menanti-nantikan kenyataan Kristus.

Walaupun demikian ada juga kelemahan-kelemahan pada mereka yang


harus di koreksi. Ini berarti bahwa surat pertama Korintus ini menjadi suatu surat
pedoman yang baik untuk disiplin gereja. Pedoman ini pun sangat bermanfaat
sebagai dasar disiplin bagi jemaat-jemaat dewasa ini.

SURAT KEDUA KORINTUS

Rasul Paulus sangat kuatir tentang penerimaan suratnya yang pertama dari
jemaat di Korintus, surat mana berisi nasihat dan tegoran yang bernada tegas dank
eras. Oleh sebab itu, dalam suratnya yang kedua ini, Paulus banyak membela diri,
bahkan lebih dari 30 kali ia membela diri mengenai sikap pelayanannya, dan
penyerahannya dalam tanggung jawabnya terhadap jemaat-jemaat. Dalam surat ini
ia banyak menceritakan banyak tentang kepribadiannya, hal mana sama sekali
tidak terdapat dalam surat-suratnya yang lain.

SURAT GALATIA

Surat ini dituliskan kepada jemaat-jemaat di Galatia sebelah selatan dari


Negara Asia kecil ini, maka sangat mungkin surat ini ditulis waktu Paulus dalam
perjalanan pekabaran Injil yang kedua. Dan pada kali kedua, jemaat inilah yang
dikunjungi oleh Paulus sebagaimana terdapat dalam Kisah Para Rasul 13,14, dan
16.

SURAT EFESUS

Dalam beberapa salinan naskah dalam Surat Efesus, kata ‘di Efesus,’ dala
1:1 tidak tercatat, karena diperkirakan bahwa surat ini merupakan salah satu surat
edaran yang dikrim kepada beberapah banyak jemaat. Ada kemungkinan bahwa
surat Efesus ini adalah surat yang oleh Rasul Paulus disebut ‘surat untuk
Laodikia’ dalam Kolose 4:16.

SURAT FILIPI

Sikap yang utama dalam surat ini adalah sikap sukacita dan kasih. Paulus
menamakan jemaat di Filipi “ sukacitaku dan mahkotaku,” yakni kekasihnya yang
sangat disayanginya. Lihatlah Filipi 1:3-5,8;4:1. Tidak ada tegoran yang keras
dalam surat Filipi ini, hanya nasihat supaya persekutuan mereka bersama dapat
dipelihara melalui kerendahan hati (Flp 2:2-4).

SURAT KOLOSE

Jemaat Kolose, menurut Kolose 2:1, belum dikunjungi oleh Paulus pada
waktu ia menulis surat ini, namun ia banyak bergumul dalam doa bagi mereka.
Menurut 4:12, Eprafras, teman sekerja Paulus, berasal dari Kolose, dan mungkin
dialah yang mula-mula membangun jemaat ini, seperti yang tertulis dalam 1:7.
Maksud Paulus dalam surat Kolose ini adalah untuk membimbing mereka yang
telah disesatkan oleh ajaran-ajaran bidat yang terdiri dari campuran agama Yahudi
dan agama kafir, yang khususnya dari daerah Timur.

SURAT PERTAMA TESALONIKA

Maksud paulus dalam surat pertama Tesalonika

Timotius dan Silvanus (silas) baru saja membawa berita dari jemaat di
Tesalonika (1:3-6) mengenai kemajuan mereka. Mereka setia dalam iman mereka,
walaupun mereka menghadapi banyak penderitaan (2:14). Kasih di antara
sesamanya tetap dipelihara, demikian juga pengharapan kepada Tuhan. Namun
demikian, ada juga beberapah kelemahan dari kehidupan mereka yang lama, yang
belum mereka buang:

a. Dosa –dosa menurut hawa nafsu ( 4:2-7)


b. Meninggalkan pekerjaan atau bermalas-malasan, mereka belum mengerti
tanggung jawab mereka terhadap Tuhan dan terhadapa sesamanya ( 4:10-
12).
c. Namun maksud Paulus yang pertama adalah mengoreksi kesalah pahaman
mereka mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya ( 4:13-18).

SURAT KEDUA TESALONIKA

Tidak lama setelah Surat Pertama Tesalonika dikirimkan, mungkin hanya


selang beberapah bulan saja, Paulus lalu merasa terdesak untuk menyurat lagi
kepada jemaat di Tesalonika, karena rupanya mereka telah mendapat suatu surat
palsu yang membingungkan mereka ( 2 Tes 2:2 ). Di dalamnya dikatakan bahwa
hari Tuhan telah tiba, padahal hari itu masih dinantikan sampai sekarang ini.
Selain itu ada juga ‘ilham roh’ yang palsu, yang menyesatkan mereka. Lalu paulus
dengan segera mengirim surat yang kedua ini untuk mengoreksi kesalahan
pandangan mereka.

SURAT PERTAMA TIMOTIUS

Surat ini mungkin ditulis waktu Paulus dalam perjalanan pekabaran


injilnya yang pertama. Dengan tiba-tiba ia dipanggil ke Makedonia untuk suatu
urusan yang mendesak. Lalu ia mengamanatkan pimpinan jemaat di Efesus
kepada Timotius. Paulus telah memenangkan cukup banyak orang, bahkan tidak
sedikit orang yang terkemuka di Efesus yang dimenangkannya bagi Tuhan (1:3-
4;3:14-15).
Paulus menasehati Timotius dan memberikan petunjuk dan pesan
mengenai apa yang harus diperbaiki dalam jemaat di Efesus. Dari makedonia
Paulus pergi mengunjungi jemaat-jemaat di pulau Kreta, di mana ia menempatkan
Titus sebagai seorang pelayan khusus.

SURAT KEDUA TIMOTIUS

Maksud Paulus dalam Surat Kedua Timotius

Waktu Paulus menulis surat ini, ia sudah dipenjarakan pada kedua kalinya,
dan kali ini berbeda sekali dengan keadaaanya yang pertama. Dahulu ia tinggal
dalam rumah yang disewakannya sendiri ( Kis 28:30-31 ), dan teman-temannya
mengunjungi dia dengan sesuka hati. Tetapi kali ini Onesifirus, dengan penuh
ikhtiar mencarinya, barulah ia mendapatnya ( 2 Tim 1:16-17). Kali ini Paulus
ditangkap dan dibelenggu seperti seorang penjahat ( 2 Tim 2:9). Rasa sunyi dalam
penjara ternyata dalam II Timotius 4:6-8. Namun, semangatnya dalam iman tidak
kendor. Bahkan Paulus lebih mengutamakan pelayanan Timotius dan masalah-
masalanya, daripada ia memikirkan dirinya sendiri. Sebagai surat yang terakhir ,
yang ditulis oleh seorang bapa yang sudah lanjut umurnya, kepada anaknya yang
masih melayani, isi II Timotius ini sungguh-sungguh menanamkan kesan yang
sangat dalam.

SURAT TITUS

Surat ini dialamatkan kepada Titus, seorang hamba Allah dari bangsa
Yunani yang mengikuti Paulus sebagai teman sekerjanya ( Gal 2:3;Tit 1:4-5).
Rupanya ia dimenangkan kepada Tuhan oleh Paulus sendiri. Bahwa Paulus adalah
penulis surat Titus terbukti dari Titus 1:4. Maksud Paulus yang ingin dicapai
dalam Titus adalah tidak lain daripada mengharapkan suatu pembaharuan dalam
jemaat-jemaat di Kreta melalui pelayanan Titus.

SURAT FILEMON

Penulisnya ialah Paulus, surat ini ditulis waktu ia berada dalam penjara di
Roma, dan surat ini adalah salah satu surat pribadinya yang diabadikan. Banyak
yang ditulis olehnya kepada teman-teman sekerjanya, tetapi yang lain mungkin
tidak ada lagi. Surat Filemon ini pernah dinamakan “aturan sopan-santun orang
Kristen.” Filemon adalah seorang kaya, dan seorang Kristen terkemuka dalam
jemaat di Kolose, dimana orang-orang biasanya berbakti di rumahnya( Flm 2),
karena pada waktu itu belum ada gedung-gedung gereja di kota-kota yang diinjili.

SURAT IBRANI

Surat ini dialamatkan kepada orang Yahudi yang sudah percaya. Dan
maksud yang terutama ialah untuk membuktikan akan keunggulan kehidupan di
dalam Kristus Yesus. Hal ini selalu dibandingkan dengan upacara-upacara agama
orang Yahudi dari Perjanjian Lama. Ada diantara orang-orang Kristen yang
merasa dirinya dirugikan apabila upacara-upacara agama mereka yang lama yang
telah ditetapkan oleh Musa itu tidak diselenggarakan lagi. Tetapi Paulus
membuktikkan bahwa Kristus telah menggenapkan Taurat itu, dan bahwa
pelayanan dalam injil itu lebih mulia daripada pelayanan dalam Taurat.

SURAT YAKOBUS

Penulis surat Yakobus ini bukan Yakobus, anak Zebedeus, dan bukan pula
Yakobus anak Alfeus ( Mat 10:2-3), melainkan Yakobus saudara Yesus yang kira-
kira adalah adik-Nya tertua.

Surat ini dialamatkan kepada kedua belas suku diperantauan, yaitu orang-
orang Kristen dari bangsa Yahudi yang mengalami banyak penderitaan. Rupanya
di antara mereka sering dibangkit-bangkitkan perselisihan. Jadi maksud si
pengarang ialah :

a. Untuk menghibur mereka yang menderita.


b. Untuk mengajar dan menegor mereka yang menyeleweng, dan
c. Untuk membuktikan hubungan diantara perbuatan dan iman,dimana
perbuatan menjadi bukti bagi iman seorang anak Tuhan. Pokok inti yang
dibicarakan ialah “iman tanpa perbuatan itu maut”. Lihatlah 2:17-26. Ayat
kunci surat ini ialah 2:26.
SURAT PERTAMA PETRUS

Maksud Petrus dalam suratnya yang pertama ini.

Rupanya beberapah banyak orang Kristen di sana sini beranggapan bahwa


Paulus dan Petrus berselisih paham dalam asas-asas kepercayaan mereka
mengenai keadaan agama bangsa Yahudi sebagaimana itu terbentang dalam
Perjanjian Lama. Lalu Petrus menulis surat ini kepada jemaat-jemaat yang
dibentuk oleh Paulus di beberapah daerah untuk menghilangkan kesalapahaman
tersebut. Inilah maksudnya yang pertama dalam I Petrus ini.

SURAT KEDUA PETRUS

Maksud Petrus dalam surat ini.

Dalam suratnya yang pertama Petrus menghibur dan menguatkan iman


orang Kristen yang menderita, tetapi apa yang diutamakan di sini adalah lain
sekali. Karena guru-guru palsu telah memasukkan ceritera-ceritera isapan jempol
mereka untuk menyesatkan anak-anak Tuhan, maka dengan penuh usaha Petrus
memperingatkan mereka akan bahayanya ajaran-ajaran sesat yang membinasakan.
Oleh sebab itu Petrus banyak membicarakan penyelewengan-penyelewengan
orang, hari penghakiman yang akan datang, hukuman yang telah lama tersedia
bagi penyesat-penyesat itu dan kebinasaan yang tidak akan tertunda lagi.

SURAT PERTAMA YOHANES

Tujuan utama Rasul Paulus menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk
melawan dan memerangi gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada
pembacanya bahwa hanya dengan mengetahui kebenaran, maka tidak ada
tindakan yang benar. Diantara nasehatnya itu ada 7 pokok patokan untuk
mempunyai kelakuan yang baik:

a. Berjalan dalam terang (1:57)


b. Jangan menipu (1:8-10)
c. Turuti perintahNya (2:1-5)
d. Tirulah Kristus (2:6) 103
e. Kasihilah sesamamu (2:7-14)
f. Jangan mengasihi dunia (2:15-17)
g. Tinggallah dalam Kristus dan perbuatlah yang benar (2:18-3:10)

SURAT-SURAT KEDUA DAN KETIGA YOHANES

Dalam surat-surat Kedua dan Ketiga Yohanes penulisnya membahas


masalah kesediaan untuk menerima tamu, kemurahan anak-anak Tuhan yang
disalahgunakan oleh guru-guru palsu, dan nasihat-nasihat untuk memperbaiki
kehidupan orang Kristen.

SURAT YUDAS

Penulis adalah Yudas saudara (adik) Yakobus yang adalah saudara (adik)
Yesus. Maksud penulis ialah untuk memperingatkan anak-anak Tuahn terhadap
bahaya dalam menghadapi guru-guru palsu ( ayat 3-4) yang termasuk “masuk
menyelusup di tengah-tengah kamu”. Maka Yudas menulis untuk
memperingatkan anak-anak Tuhan terhadap semua penyesat ( 5-16).

SURAT WAHYU

Penulisnya tanpa ragu-ragu dapat dikatakan adalah Yohanes, murid Tuhan


Yesus yang dikasihi-Nya itu (Why 1:1,4,9;22:8). Kitab Wahyu penting karena:

a. Karena berisi pokok-pokok rahasia yang akan digenapkan pada Akhir Zaman.
b. Janji kebahagiaan/berkat kepada barangsiapa yang membaca, mendengar dan
menantinya.
c. Tanpa mengerti surat Wahyu, isi kitab-kitab lain tidak jelas kurang lengkap
dan kurang berarti.
d. Ada banyak ajaran tentang Kristus, Anak Domba yang tidak ada di buku-buku
lain di Alkitab.
e. Banyak petunjuk tentang cara bagaimana Allah akan melaksanakan
hukumannya nanti.
f. Dibentangkan kemenangan yang sempurna atas kegelapan.

KESIMPULAN

Keunggulan buku :

a. Mengetahui banyak informasi tentang latar belakang Perjanjian Baru (PB)


ialah bahwa hal tersebut dapat memperkaya wawasan.
b. Memiliki keunggulan dalam hal penyampaian materi dengan serba ringkas
namun padat.

Kelemahan buku :

a. Masih terdapat beberapah kata-kata atau bahasa yang sulit dimengerti.


b. Maksud dari beberapah Kitab tidak begitu jelas dan ada beberapah tidak
mempunyai paragraph yang membahas mengenai maksud penulis.
c. Pembahasan dalam setiap Kitab masih belum terarah, karena tidak diurutkan
dengan baik.

Saran :

Perlu diperjelas lagi kata-kata atau istilah-istilah yang sulit dimengerti


sehingga semua golongan masyarakat dapat mengerti buku ini dengan mudah.
Walaupun buku ini begitu sederhana namun harus memperhatika suatu urutan
pembahasan karena terkadang tidak begitu terarah dan tata bahasanya lebih
diperjelas lagi.

Buku ini pantas dan harus dibaca oleh:


· Mahasiswa sekolah Alkitab yang ingin mengetahui latar belakang
Perjanjian Baru

· Hamba Tuhan dan bahkan harus dibaca oleh semua orang Kristen.

Anda mungkin juga menyukai