Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TAFSIRAN PB 2 : FILIPI

DOSEN PENGAMPU : JOHN MANUAI, M.TH

DISUSUN OLEH :

Nama : Rosmawati Zebua

Nim : 20. 0384

Smtr : VI (ENAM)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PROVIDENSIA KONSENTRASI

ANAK BEKASI

TAHUN AJARAN 2023/2024


KITAB FILIPI

Garis besar kitab Filipi:


1. Salam (1:1, 2)
a) Bersyukur kepada Allah; doa Paulus (1:3-11)
b) Kabar baik terus maju walau ada masalah (1:12-20)
c) Hidup itu untuk Kristus, mati itu keuntungan (1:21-26)
d) Tingkah laku harus sesuai dengan kabar baik (1:27-30)
2. Kerendahan hati pengikut Kristus (2:1-4)
a) Kristus rendah hati dan ditinggikan (2:5-11)
b) Upayakan keselamatan kalian (2:12-18)
c) Bersinar sebagai penerang (2:15)
d) Timotius dan Epafroditus diutus (2:19-30)
3. Tidak mengandalkan hal-hal jasmani (3:1-11)
a) Segala sesuatu dianggap kerugian karena Kristus (3:7-9)
b) Berupaya meraih tujuan (3:12-21)
c) Kewarganegaraan di surga (3:20)
4. Bersatu, bersukacita, memikirkan hal-hal yang baik (4:1-9)
a) Jangan khawatirkan apa pun (4:6, 7)
b) Menghargai pemberian orang-orang Filipi (4:10-20)
c) Salam penutup (4:21-23)
Penulis: 
Penulis surat ini adalah Paulus. Diperkirakan ketika Paulus menuliskan suratnya ini, rasul
Paulus sedang berada di dalam penjara (Filipi 1:7,14,17). Lokasi penjaranya tidak diketahui
dengan pasti. Ada yang menduga bahwa Paulus mungkin ditempatkan di penjara Roma, Kaisarea
atau Efesus. Tetapi bila mengacu pada Filipi 1:22, yang menyebutkan tentang 'istana kaisar'
maka besar kemungkinan penjara yang dimaksud adalah penjara di kota Roma.
Tema: 
Sukacita
Tanggal Penulisan: 
Sekitar 62/63 Masehi, karena Paulus jelas sedang ditahan (Flp. 1:7, 13, 16) 1
maka
masalah utama adalah menunjukkan di penjara mana ia menulis surat ini. menurut pendapat
tradisional, Paulus menulis surat Filipi saat sedang dipenjara di Roma, tetapi pendapat ini di
lawan oleh dua teori lain, yaitu teori Kaisarea dan Efesus.
Alamat: Surat Filipi ditujukan kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi (1:1),
Filipi adalah kota pertama di Eropa yang dikunjungi oleh Paulus (Kis. 16:11-12). 2 dulu kota itu
dinamakan Krenides, artinya “tempat sumber” raja Filipi II dari mekadonia (359-336 B.C). 3

Latar Belakang:
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut
Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa
Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius,
Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah
berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul
itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor
11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang
dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1—9:15).
Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis
20:1,3,6).
Menurut J. B. Lingtfoot, bisa jadi saat menulis surat Filipi, Paulus sempat tersela, dan
sebelum menutut surat ini, ia mendengar ada pengikut Yudaisme yang menyusahkan jemaat.
Meski dikritik “mekanis”, 4
dugaan ini bisa jadi mendekati situasi yang sebenarnya. Sangat
mungkin Paulus Kerap terselat saat menulis surat dan bisa jadi pada waktu itu ia memikirkan
1
T. W. Manson berusaha menegaskan bahwa rujukan ini tidak berarti Paulus saat ini sedang di tahan,
tetapi argumentasinya tidak meyakinkan (bdk. BJRL 23 (1939), hlm. 182 dst). Menurutnya, pemahaman di surat ini
adalah pengalaman Paulus sebelum Galio. Ia menegaskan surat Filipi ditulis di Efesus tanpa mengharuskan Paulus
dipenjara disana.
2
Lihat: Charles Ludwing: Kota-kota Pada Jaman Perjanjian Baru, Hal. 50-63.
3
Raja Filip II adalah Ayah dari Alexander Agung.
4
Bdk. McNeile-Williams, INT, Hlm. 179.
kegiatan penganut Yudaistik penganut di tempat lain, 5 sehingga tidak dapat menahan diri untuk
tidak memperingatkan jemaat Filipi tentang orang-orang ini. kalimatnya di 3:2 “Hati-hatilah
terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap
penyunat-penyunat yang palsu,”
Tujuan:
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus
menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas
pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus
(Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus
menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman
penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah
menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili
2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan,
kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai:
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan
pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah
kasih sayang ya ng hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai
ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan
hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
1) Keputusasaan mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
2) Bbenih-benih perpecahan di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-
4); dan
3) Ancaman ketidaksetiaan yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama
Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya
mengenai beberapa hal yaitu:
1) Sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-
13),
5
Michael (philippians, hlm xi) menganggap sangat tidak mungkin perubahan tiba-tiba disebabkan oleh
peristiwa yang terjadi di sekitar Paulus.
2) Kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
3) Nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).

Ciri-ciri Khas:
Ada 5 (lima) ciri utama menandai surat ini, yaitu:
1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus
dan orang percaya di Filipi.
2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus
dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam
Alkitab (Fili 2:5-11).
4) Merupakan terutama suatu “surat sukacita” PB.
5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati
dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari
kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal
karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).

Pokok-Pokok Teologi Kitab Filipi:


a) Bersukacita di tengah penderitaan. Di tengah penderitaan yang dialami jemaat
Kristen di Filipi, rasul Paulus meminta mereka tetap bersukacita. Paulus mengangkat
pengalaman pribadinya sebagai seorang pemberita Injil yang harus dipenjara oleh karena Injil
yang disampaikannya. Akan tetapi, dalam penderitaan tersebut, Paulus tetap masih dapat
bersukacita karena Injil yang diberitakan mendapatkan kemajuan. Banyak orang dalam penjara
yang kemudian menjadi percaya setelah mendengarkan Injil yang Paulus beritakan. Bahkan
Paulus juga mengangkat tokoh-tokoh lain seperti Kristus (Filipi 2:5-11), Timotius (Filipi 2:19-
24), dan Epafroditus (Filipi 2:19-30) sebagai teladan dalam penderitaan.
b) Ancaman Perpecahan. Euodia dan Sintikhe adalah dua orang perempuan yang terlibat
dalam jemaat dan menjabat sebagai diaken. Akan tetapi di antara keduanya sering terjadi
perselisihan yang dikhawatirkan akan merusak persekutuan di antara anggota jemaat di Filipi.
Akibat perselisihan di antara mereka pun dapat membuat pertumbuhan jemaat ini menjadi
terhambat. Paulus melihat penyebab dari semua itu adalah kurangnya rasa rendah hati dan
semangat bersekutu dalam jemaat terlebih khusus dalam diri kedua perempuan tersebut. Oleh
karena itu, Paulus meminta kepada mereka untuk menunjukan sikap rendah hati dan juga kepada
semua pihak yang terkait dengan perselisihan kedua perempuan itu agar segera menyelesaikan
persoalan yang ada. Paulus mengangkat sebuah nyanyian tentang Kristus yang mau
merendahkan diri-Nya bahkan taat sampai mati di atas kayu salib. Dengan nyanyian Kristus ini,
Paulus mengajak jemaat untuk memiliki kasih yang rendah hati, siap dan tetap satu sekalipun
diperhadapkan dengan penderitaan. Demikianlah jemaat di Filipi dipanggil untuk meneladan
Yesus.
c) Ancaman Ajaran sesat. Dalam Filipi pasal 3, Paulus menyerang orang-orang dalam
jemaat di Filipi yang sudah terpengaruh oleh lawan-lawan Paulus. Mengenai lawan-lawan Paulus
ini, beberapa tokoh muncul dengan pendapatnya masing-masing. Ada yang mengatakan Paulus
sedang berhadapan dengan orang-orang Kristen yang menganut aliran Gnostisisme atau para
misionaris Yahudi. Ada juga yang menyebutkan bahwa yang dikecam Paulus adalah orang-orang
Kristen Yahudi yang masih berpegang pada Taurat agar mendapatkan keselamatan. Sementara
pendapat lain menyebutkan Paulus sedang berpolemik dengan Yudaisme, Libertinisme dan
kemurtadan. Namun yang diketahui dengan jelas adalah Paulus sedang melawan misionaris
Yahudi yang disebutnya 'anjing-anjing' dalam Filipi 3:2-11. Ini mengindikasikan bahwa ada
sejumlah orang yang telah berhasil masuk ke dalam jemaat dan memberikan pengaruh negatif
pada anggota jemaat. Oleh sebab itu Paulus pada pasal selanjutnya menasihatkan jemaat agar
tidak membiarkan diri disesatkan orang-orang itu. Jemaat harus tetap teguh dalam Tuhan sebab
kedatangan-Nya sudah tidak lama lagi (Filipi 4:1,5b).

Rumusan Inti Berita Injil Surat Filipi

a. Fasal 1 menyatakan Kristus sebagai kehidupan kita. Hal ini diterangkan melalui tujuh
kenyataan, yaitu:
1. Seorang Kristen yang hidup dengan Kristus mempunyai “kasih mesra Kristus Yesus” (1:8)
kasih mesra Kristus telah hidup di dalam setiap orang yang telah dipersatukan oleh Kristus.
pengalaman keindahan itu secara sadar tergantung pada dalamnya penyerahan kita.
2. Seorang Kristen yang hidup di dalam Kristus memiliki Kristus (1:12-17). Maksudnya adalah
agar injil diberitakan sampai dimana-mana itulah identifikasi dari hati Kristus. Paulus telah
mengalami hal itu dia dapat bersukacita bahwa dalam keadaanya, injil maju dan banyak orang
percaya. Begitu juga ia dapat bersukacita melihat hamba-hamba Tuhan lain yang mengabarkan
injil walaupun dengan berbagai-bagai motif, yang penting injil diberitakan dan itulah yang sesuai
dengan kehendak Kristus.
3. Orang Kristen yang hidup di dalam Kristus mempunyai Roh Kristus (1:9). Roh manusia diisi
dan terangi oleh Roh Kristus. Nampak jelas dalam Filipi 1:9 bahwa Roh Kristus menolong orang
Kristen untuk mengenal kehendak Tuhan.
4. Seorang Kristen yang hidup didalam Kristus hanya mempunyai satu tujuan, yaitu agar kristus
di permuliakan dalam tubuhnya. Pada dasarnya manusia bersedia untuk mengorbankan segala
sesuatu untuk mempertahankan hidupnya. Tetapi seorang yang penuh dengan Kristus harus sedia
mengorbankan semuanya agar Kristus di permuliakan dalam hidupnya.
5. Seorang Kristen yang hidup di dalam Kristus mengasihi Yesus di atas segala sesuatu. Itulah
sebabnya Paulus berkata mati itu memang jauh lebih baik dari pada hidup di dalam dunia ini
(1:23). Dia rindu untuk tinggal bersama dengan Kristus selamanya.
6. Orang yang hidup di dalam Kristus mempunyai hidup Kristus (1:27). Oleh sebab itu sangat
di tekankan supaya hidup seorang Kristen berpandangan dengan injil Kristus. bukan hanya mulut
kita melainkan seluruh keberadaan kita harus menjadi mimbar Kristus.
7. Orang yang hidup di dalam Kristus harus beranggapan bahwa adalah hak istimewa untuk
mengambil bagian dalam sengsara Kristus (1:29-30). Kesadaran ini menentukan sikap seorang
Kristen terhadap orang yang membenci, memusuhi, dan menyakiti kita. Sikap yang ditunjukkan
oleh Yesus Kristus sendiri di kayu salib Ia berkata “Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak
tahua apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).
b. Pasal 2 masuk dalam hal-hal yang lebih spesifik dalam hubungan kita dengan Kristus.
Kristus bukan hanya inti kehidupan seorang Kristen. Alam pikirannyapun harus di kuasai oleh
Kristus. kebenaran ini nampak dalam (2:1-5) bahwa kalau pikiran dan perasaan kristus mengusai
seorang Kristen, maka:
1. Roh persekutuan di pelihara (2:2)
2. Ketulusan hati yang tidak gila hormat dipelihara (2:3a).
3. Roh perdamaian dipelihara (2:3b-4) (bd. istilah “kepentingan diri sendiri”)
4. 2:5 merupakan kesimpulan.
Bagian berikut mempunyai yaitu 2:6-11, mempunyai makna Kristologi. Tetapi di samping itu
bagian ini memberikan tujuh kenyataan dari alam pikiran Kristus yang sangat penting untuk
setiap orang Kristen, yaitu
1. Walaupun setara dengan Allah, Kristus tidak menganggap hal itu sebagai suatu keuntungan
yang harus dipertahankan.
2. Yesus menamapakkan diri.
3. Yesus mengambil keadaan seorang hamba sama dengan manusia.
4. Yesus membatasi pribadi-Nya dengan menaklukan diri kepada sifat-sifat manusia.
5. Yesus merendahkan diri dengan melayani manusia. Walaupun Dia lah yang seharusnya
dilayani.
6. Yesus taat sampai mati. Tetapi dalam hal Ia mati, Ia mengambil tempat yang sangat indah.
7. Yesus mati tersalib.
Oleh karena ketaatanya itu Kristus juga ditinggikan dari posisi yang rendah. Dalam ayat 12-
30 Paulus Kembali lagi pada himbauannya dalam ayat 1-5, yaitu supaya contoh Kristus menjadi
teladan bagi setiap orang percaya.
c. Pasal 3 menggambarkan Kristus sebagai tujuan seorang Kristen. Paulus mengambarkan
dirinya ketika ia pertama kali bertemu dengan Kristus. mendapatkan Kristus berarti mendapatkan
tujuan hidup yang baru. Segala sesuatu yang ada padanya dianggap rugi (3:4-6). Dalam pasal
3:7-9 Paulus menguraikan tentang keadaanya sekarang setelah hidupnya berubah. Kebenaran
yang dimillikinya dianugrahkan oleh Allah kepadanya. Hal itu berdasarkan iman. Dalam pasal
3:10-11 paulus membuka tentang kerinduanya. Tujuan terakhir adalah menjadi serupa dengan
Kristus dan akhirya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. 3:12-16 menguraikan lebih
dalam tentang perlombaan iman, menuju kesempurnaan. Dari satu segi seorang Kristen sudah
menjadi sempurna, karena sudah dibaharui oleh Yesus Kristus (bd. 3:15). Dari lain segi seorang
Kristen tidak mungkin menjadi sempurna selama hidup didunia ini. Dia terus menerus
mengejarnya sampai “memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah Kristus Yesus”
(3:14). Cara menempuh perlombaan itu adalah melalui “melupakan apa yang telah
dibelakangnya, dan berlari-lari kepada tujuan itu” (3:13-14).
d. Pasal 4 menyatakan bahwa Kristus adalah kekuatan kita. Punjak dari pada tema ini terdapat
dalam 4:13 yang mengatakan bahwa Kristus telah memberikan kekuatan kepada Paulus, bahwa
kekuatan ini menyanggupkan Paulus untuk menanggung segala sesuatu. Didalam ayat itu pula
terdapat suatu istilah yang penting sekali dalam surat ini, yaitu “di dalam Dia”. Istilah ini
menyatakan persatuan kita dengan Kristus, berarti kita di dalam Kristus dan Kristus di dalam
kita. Kita mengambil bagian dari segala kemenangan Kristus. itulah artinya Kita di dalam
Kristus. Tetapi juga, dimanapun kita berada, atau keadaan apapun yang kita alami, disitulah
Kristus berada dengan kita. Itulah artinya Kristus di dalam kita.

KESIMPULAN
Adalah bahwa seorang Kristen dapat menaggung segala sesuatu di dalam Kristus, karena
Kristus itu ada dia dlaam dia. Dan dia dapat berbuat segala sesuatau, karena dia ada di dalam
Kristus. ayat 12 menguraikan hal ini secara praktis. Dalam keadaan apapun Paulus merasakan
kuasa Tuhan Yesus yang menolong dia. Tidak mengherankan bahwa pasal ini ditutup dengan
doxology dalam ayat 20.
Filipi 3:14 menolong kita untuk mengerti dua pemahaman yang ekstrim dalam kehidupan orang
Kristen, yaitu:
a. Aku dapat, artinya kesombongan
b. Aku tidak dapat, artinya minder.
Kedua hal ini berakar pada dosa yang sama. Pasal ini menjelaskan bahwa tidak ada istilah “aku
dapat” yang benar ialah: AKU DAPAT DI DALAM KRISTUS. Kedua ekstrim di atas
bersumber pada dosa keangkuhan. Di sini berlaku Firman Tuhan dalam Gal. 2:19b-20: “Aku
telah disalibkan dengan Kristus. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup
melainka Kristus yang hidup di dalam aku”.

Anda mungkin juga menyukai