Anda di halaman 1dari 11

PAPER

Eksegesis 1 Timotius 4:1-16 Tuntunan menghadapi guru palsu

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan

Kelas Filsafat Gereja Advent

Oleh

Deddy Panjaitan

Nim 2001212

MAGISTER FILSAFAT

UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

2020
BAB 1

LATAR BELAKANG PENULISAN

Pendahuluan

Perikop 1 Timotius 4:1-16 adalah salah satu bagian dari surat penggembalaan Paulus
secara pribadi kepada Timotius. Secara umum ada 3 surat Paulus yang disebut sebagai surat
penggembalaan yaitu 1 dan 2 Timotius dan Titus. Surat ini ditujukan kepada dua orang rekan
kerjannya yang masih muda yaitu Timotius dan Titus, yang mana mereka ditinggalkan untuk
melayani di Efesus dan Kreta.1

Menurut kisah 16:1-3, Timotius berasal dari Lystra, sebuah kota Likaonia di provinsi
Romawi Galatia di Asia Kecil tengah-selatan.2 Kemungkinan Paulus bertemu dengan Timotius
pertama kalinya pada perjalanan misionarisnya yang pertama di daerah ini (Kisah 13:49–14:25
dan 2 Tim. 3:11).

Surat ini ditulis untuk Timotius tahun 64 atau 65 Masehi, setelah pemenjaraan pertama
Paulus di Roma (Kis 28:16-31). Disini nampaknya Paulus sudah beberapa tahun keluar dari
penjara, dan selama itu dia telah mengunjungi banyak gereja di Asia dan Makedonia. Ketika dia
dan Timotius kembali ke Efesus, mereka menemukan pengajaran sesat menyebar luas dalam
gereja.3 Itu sebabnya Paulus memperingatkan para penatua jemaat Efesus untuk waspada
terhadap guru-guru palsu yang pasti datang setelah dia pergi (Kisah 20:17-31).

Karena itu maka Paulus mengutus Timotius untuk memimpin gereja Efesus sementara
dia pergi ke Makedonia. Dari sanalah Paulus menulis surat berisi dorongan semangat dan
petunjuk untuk membantu Timotius menghadapi situasi sulit di gereja Efesus. Gereja di Efesus
diganggu oleh aliran sesat seperti yang mengancam gereja di Kolose, yaitu ajaran bahwa untuk
bisa diterima Allah maka orang harus menemukan pengetahuan tersembunyi dan harus
menyembah malaikat-malaikat (Kol 2:8, 18).4 Paulus prihatin tentang pekerjaan kaum Yudais
yang menghalangi kemajuan Injil. Penyebutan “sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada
putus-putusnya”(1: 4) bisa merujuk pada penekanan Yudaistik atau Gnostik, atau keduanya.
1
Gordon D. Fee. Understanding The Bible Commentary Series: 1&2 Timothy Titus (Grand
Rapid, MI: Baker Publishing Group, 1988), 70
2
Ibid
3
Alkitab penuntun hidup berkelimpahan, 2590, “1 Timotius” Editor Tjuk subandiah Kaihatu.
4
Ibid
Tapi ketika Paulus mengatakan bahwa pembuat onar ingin menjadi "guru hukum" (1: 7), dia
jelas berbicara tentang Yudais (lihat juga Tit 1:14).5

Tampaknya juga ada kombinasi Gnostisisme dan Yudaisme di dalamnya yang


“melarang orang menikah dan memerintahkan mereka untuk tidak makan makanan tertentu” (4:
3). Larangan pertama ini muncul dari pertapaan palsu, berdasarkan Gagasan Gnostik bahwa
semua materi adalah jahat.6 Paulus menulis surat ini untuk menasihati Timotius yang masih
sangat muda, tentang bagaimana menangani masalah ini, dan juga mendorongnya dalam
tugasnya sebagai pendeta.

Identifikasi masalah

Sebagaimana yang sudah dijelaskan latar belakang diatas maka identifikasi masalah
adalah munculnya guru-guru palsu dengan ajaran sesat yang tidak sesuai dengan ajaran yang
telah diajarkan Paulus, hal ini membuat gereja terganggu dan harus segera ditangani.
Bagaimana Timotius menangani masalah ini sesuai dengan petunjuk Paulus.

Tujuan penulisan

Makalah ini ditulis untuk memberikan petunjuk bagaimana menghadapi dan menangani
ajaran palsu yang masuk di gereja-gereja berdasarkan petunjuk rasul Paulus. Bagaimana
seorang gembala atau penatua bersikap ketika guru-guru palsu mulai muncul di gereja.

BAB II

5
Kennet L. Baker dan John R. kohlenberger III. The Expositor’s Bible Commentary - Abridged Edition:
New Testament (Grand Rapid MI: Zondervan, 1994), 1607
6
Ibid
PEMBAHASAN

Konteks historis kitab 1 Timotius

Penulis 1 Timotius

Sebagaimana yang kita temui dalam surat penggembalaan Paulus lainya, maka kita
menemukan bahwa penulis surat ini adalah Paulus (1:1).7 “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus
menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada
Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah
Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.” 1 Timotius 1:1-2.

Walau banyak orang ahli yang meragukan, tetapi tidak ada alasan untuk menolah
Paulus adalah penulisnya.

Waktu penulisan

1 dan 2 Timotius, dan Titus disebut sebagai surat-surat pastoral. Kebanyakan ahli
percaya bahwa itu ditulis antara pemenjaraan Paulus yang pertama dan kedua, sekitar tahun 64
dan 67 Masehi.8 Kemungkinan ditulis dari Makedonia.9

Penerima

Timotius berada di Efesus ketika rasul menulis surat pertama untuknya (1Tim 1: 3).
Agaknya dia masih di sana ketika Paulus menulis surat kedua. Surat-surat ini disebut “pastoral”
karena ditujukan kepada gembala gereja untuk menguraikan tugas pastoral. Dalam 1 Timotius,
Paulus mendesak Timotius tinggal di Efesus untuk memastikan bahwa orang-orang tertentu
tidak mengajarkan doktrin palsu (1Ti 1: 3). Dia melanjutkan untuk menangani banyak masalah
yang timbul di gereja dan memberi nasihat tentang bagaimana Timotius harus menanganinya.10

Tujuan penulisan

Untuk memberikan dorongan dan petunjuk kepada Timotius seorang pemimpin yang
masih muda, untuk membantu Timotius menghadapi situasi sulit di gereja Efesus. Paulus telah
memperingatkan para penatua di Efesus untuk waspada terhadap guru-guru palsu yang pasti
akan datang setelah dia pergi (Kisah 20:17-31).

7
BC
8
https://www.bible-history.com/studybible/1+Timothy/4/
9
Kennet L. Baker dan John R. kohlenberger III
10
Ibid
Analisa konteks sastra

Konteks dekat

1 Timotius 4:1-16 adalah bahagian dari pasal 1, 2, 3, 5 dan 6, yang mana Paulus
menasehati Timotius tentang topic-topik praktis seperti persyaratan untuk memimpin gereja,
ibadah umum, melawan ajaran sesat dan bagaimana memperlakukan berbagai kelompok orang
dalam gereja.11 Paulus mengajarkan Timotius untuk memelihara iman Kristen dengan
mengajarkan doktrin yang sehat dan memberikan teladan tentang cara hidup yang benar.

Timotius harus melawan guru-guru palsu, yang membawa anggota gereja menjauh dari
kepercayaan pada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus saja. Di pasal 1:3-11, 12-20,
Paulus memperingatkan tentang guru-guru palsu dan mendesak Paulus untuk tetap berpegan
teguh pada imannya kepada Kristus. Paulus menasehatkan supaya tidak mengajarkan ajaran
lain, atau sibuk dengan dongeng dan istilah yang tiada putusnya, yang bukan menuntun kepada
keselamatan. Maka secara khusus Paulus memberikan petunjuk di pasal 4:1-16.

Konteks jauh

Yesus telah mengamarkan bahwa guru palsu akan datang, “Banyak nabi palsu akan
muncul dan menyesatkan banyak orang.” Matius 24:11. “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-
nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat
dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.” Markus 13:22. Paulus
juga telah meramalkan hal yang sama, kemunculan nabi palsu, “Janganlah kamu memberi
dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu
haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus
binasa,” 2 Tesalonika 2:3.

Gereja Efesus telah diganggu ajaran sesat seperti yang mengancam gereja di Kolose,
yaitu ajaran bahwa untuk bisa diterima Tuhan harus menemukan pengetahuan tersembunyi dan
harus menyembah malaikat-malaikat (kolose 2:8, 18). Tujuan para guru ini adalah untuk
menyesatkan orang-orang percaya menjauh dari keselamatan melalui Yesus Kristus.

Eksegesis 1 Timotius 4:1-16

Garis besar 1 Timotius 4:1-16

11
Alkitab penuntun
1. Ayat 1 - 5 Amaran terhadap orang yang murtad, mereka mengikuti roh penyesat dan
ajaran setan. Mereka melarang pernikahan, dan makan daging
2. Ayat 6 – 10 Nasehat Paulus untuk mengingatkan jemaat akan bahaya ajaran sesat ini.
Dan supaya pegang teguh ajaran yang benar.
3. Ayat 11 – 16 Nasehat untuk memberitakan ajaran yang benar, dan menjadi teladan
dalam integritas, karakter, moral, pelayanan dan ketekunan.

Ajaran sesat di Efesus (1 Timotius 4:1-5)

Ajaran sesat di Efesus banyak dipengaruhi oleh kondisi kota efesus yang mayoritas
penduduknya adalah penyembah dewi Artemis (Diana), dan setengah penduduk kota adalah
tukang sihir dan percaya akan tahyul. Dan anggota jemaat Efesus kebanyakan orang Yahudi
dan Yunani perantauan, dimana mereka juga terlibat bisnis dengan semua orang di kota itu.

Anggota-anggota jemaat ini banyak yang masih mempertahankan tradisi agama dan
budaya mereka dimasa lalu. Dan jauh hari sebelumnya Paulus sudah memberikan amaran
kepada penatuan jemaat Efesus bahwa setelah dia pergi akan datang serigala-serigala yang
ganas. Akan ada anggota yang murtad (undur dari iman mereka) lalu mengikuti ajaran Gnostik
Helenisme Yunani. Dan anggota yang murtad ini mengajarkan dan melarang orang untuk
menikah, hidup membujang itu lebih baik. Mereka juga mengajarkan dan melarang orang
makan makanan yang diciptakan oleh Allah, dalam hal ini tidak boleh makan daging.

Ajaran ini suatu Sinkretisme, yaitu ajaran campuran yang mengandung unsur-unsur
Yahudi dan unsur Gnostik Helenisme Yunani. Intinya manusia adalah jiwa yang terperangkap
di dalam alam semesta yang tidak sempurna yang diciptakan Tuhan. Tubuh atau daging itu
adalah jahat, sedangkan jiwa itu baik. Jadi karena tubuh/daging itu jahat, maka jiwa yang baik
ini harus melepaskan diri dari tubuh. Caranya adalah melarang orang makan daging, melarang
kawin dsb.

Maka mereka hidup menyiksa diri dengan tidak memakan daging dan tidak kawin
supaya jiwa mereka mencapai kesempurnaan dan akhirnya menyatu dengan alam dan bebas
daru belenggu tubuh yang jahat ini. Ajaran ini mirip-mirip Budha. Padahal dalam konteks Alkitab
yang lebih luas, Tuhan tidak melarang kita makan makanan ciptaannya termasuk yang
bernyawa yaitu daging. Namun jenis binatang apa yang boleh dan yang tidak boleh dimakan,
baik di darat, air, udara diatur oleh Tuhan dalam Imamat 11.

Kata “Haram” 1 Timotius 4:4


Nah, dalam pembacaan modern saat ini muncul salah membaca dari banyak orang.
Perhatikan ayat 4: 1Ti 4:4-5 (karena di sinilah masalahnya). Hal ini terjadi karena
penterjemahan satu kata yang kurang cocok dengan semangat ayat itu. “Karena semua yang
diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan
syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.”

Dalam terjemahan Basaha Indonesia baru, menjadi tidak ada satupun yang haram..
Sementara dalam konteks yang lebih luas, baik dalam kejadian 9: maupun Imamat 11, Tuhan
membuat pembedaan antara mana yang haram dan mana yang halal. Maka kalau kita baca
ayat ini maka sekarang seperti tidak ada lagi istilah haram dan halal, semua sekarang sudah
halal..apapun boleh dimakan asal didoakan, dan semuanya (babi, ular, lele, keong, anjing, ulat,
dll) sudah dikuduskan oleh Firman Tuhan dan semua itu menjadi halal.

Untuk mennghindari salah baca, kita perlu lihat teks terjemahan aslinya bahasa Yunani:
kata HARAM itu tidak ada. Kata yang digunakan dl Bhs asli adalah APOBLETON Artinya DI
TOLAK bukan haram. Kata HARAM dalam Imamat 11 di PL terjemahan Yunani adalah
AKATHARTOS. Artinya Jorok, kotor, tidak bersih. Jadi kata HARAM sama sekali tidak ada di
dalam 1 Timotius 4:4. Maka terjemahan yang paling tepat adalah terjemahan King James
Version( KJV). Kata yang digunakan adalah REFUSED artinya sama dengan teks aslinya DI
TOLAK.

Maka kita bisa membaca 1 tim 4:4 “Sebab semua ciptaan Allah itu baik, dan tidak
satupun yang ditolak selagi diterima dengan ucapan syukur. Sebab dikuduskan melalui Firman
Allah dan doa.

Inti ajaran Paulus

Jadi apa yang ingin disampaikan paulus kepada Timotius dan kita untuk menentang
ajaran sesat Gnostik:

1. semua binatang tidak ada yang di tolak Tuhan. Semua binatang punya kodratnya
masing-masing dan semua baik dimata Tuhan.

Berbeda dengan ajaran Gnostik yang mengatakan bahwa tubuh atau daging itu jahat,
sehingga semua binatang karena mereka terdiri dari daging, maka itu jahat, karena jahat
maka tidak boleh dimakan. Inilah yang ditentang Paulus.

2. Pernikahan adalah ciptaan Tuhan sejak ditaman eden (Kejadian 2:23-25). Dan paulus
setuju dengan pernikahan terbukti dengan banyak nasehat Paulus tentang pernikahan
seperti dalam Efesus 5. Walaupun paulus pernah menganjurkan hidup membujang
karena pekerjaan Tuhan, namun dia tidak menentang pernikahan.
Sedangkan ajaran Gnostik menentang dan melarang untuk menikah supaya bisa
mencapai kesempurnaan hidup.

Cara mencapai kesempurnaan Hidup

Untuk mencapai kesempurnaan hidup tidak perlu menyiksa diri dengan tidak makan
daging dan tidak menikah seperti kaum Gnostik. Alkitab mengatakan dalam 1 Yoh 2:5, kita bisa
sempurna jika menuruti Firman Tuhan. “Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam
orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di
dalam Dia.”

Jadi, segala sesuatu yang bertolak belakang dengan prinsip kebenaran Alkitab harus
ditolak karena itu adalah ajaran palsu. Oleh karena itu, Silahkan menikah tapi carilah pasangan
yang seiman dan se ide, cari pasangan yang takut akan Tuhan, karena pernikahan itu adalah
kudus dan Tuhan menganjurkannya.

Makanlah apa yang Tuhan sudah atur yang halal dalam imamat 11, tapi adalah jauh
lebih baik untuk masa sekarang ini mengurangi makan daging atau lebih baik pelan-pelan
ditinggalkan, karena makanan daging sudah tidak lagi sehat, sebisa mungkin kita kembali
kepada makanan mula-mula di taman eden.

Nasehat bahaya ajaran sesat dan pegang teguh ajaran sehat( 1 Timotius 4:6-10)

Bagian ini adalah nasihat praktis, tidak hanya untuk Timotius, tetapi untuk setiap hamba
Tuhan yang ditugasi dengan tugas kerja dan kepemimpinan. Kita diberitahu bagaimana
mengajar oranglain. Kata yang (hupotithesthai, Yunani # 5294). Itu adalah kata yang lembut,
rendah hati, dan sederhana. Kita juga diberitahu bagaimana mengajar. Harus hidup oleh iman.
Tekun mengajar dan belajar. Timothy harus menghindari cerita yang tidak menguntungkan,
melatih tubuhnya, melatih jiwanya.

Nasehat untuk memberitakan ajaran yang benar, dan menjadi teladan dalam integritas,
karakter, moral, pelayanan dan ketekunan (1 Timotius 4:11-16)

Salah satu kesulitan yang harus Timotius atasi adalah dia masih muda, dan akan ada
banyak orang yang akan mengawasinya dengan kritis. Gereja selalu memandang kaum muda
dengan kecurigaan tertentu, dan di bawah kecurigaan itu Timotius pasti jatuh. Nasihat yang
diberikan kepada Timotius adalah yang paling sulit diikuti, namun hanya itu satu-satunya
nasihat yang mungkin, yaitu menjadi teladan dalam kasih, kesetiaan, perkataan, tingkah laku,
kesucian.

Dia juga harus ingat bahwa dia adalah orang yang ditetapkan untuk tugas khusus oleh
Gereja. Dia harus raji baca alkitab, setia menggunakan karunia rohaninya, bertekun dalam
melakukan tugas pelayanan untuk keselamatan diri sendiri dan orang lain. Jadi melayani
mendatangkan berkat berganda, untuk kita dan orang lain.

BAB III
KESIMPULAN

Gereja adalah sasaran setan yang terutama. Sepanjang jaman gereja senantiasa
diganggu oleh guru-guru palsu untuk menyesatkan orang percaya. Untuk itu beberapa nasehat
rasul Paulus untuk para pendeta dan penatua dalam menjaga ajaran gereja supaya sehat.

1. Untuk waspada terhadap ajaran palsu ini dan mengingatkan jemaat untuk mengikuti
ajaran yang sehat dalam soal iman, menjauhi ajaran gnostic (6-9).

2. Memberitakan dan Mengajar jemaat dengan kebenaran Firman Tuhan. (11)

3. Sebagai penatua harus punya integritas, walau masih muda tidak boleh kita dianggap
remeh, hanya karena tidak konsisten dalam pengajaran dan karakter. (12)

4. Penatua harus tekun belajar Alkitab, supaya bisa membangun dan mengajar. (13)

5. Setia dalam pelayanan sebagai orang yang diutus dengan pengurapan. Tidak boleh
malas dan menghindari tugas (14)

6. Penatua, jangan sampai terseret ajaran palsu melainkan teguh pada ajaran
kebenaran,15-16. Kita harus waspda agar tidak jatuh dalam dosa yang bisa
menghancurkan kita.

Daftar pustaka
Alkitab penuntun hidup berkelimpahan, 2590, “1 Timotius” Editor Tjuk subandiah
Kaihatu. Malang: Gandum mas, 2003

Gordon D. Fee. Understanding The Bible Commentary Series: 1&2 Timothy Titus. Grand
Rapid, MI: Baker Publishing Group, 1988

Kennet L. Baker dan John R. kohlenberger III. The Expositor’s Bible Commentary -
Abridged Edition: New Testament. Grand Rapid MI: Zondervan, 1994

Anda mungkin juga menyukai