DOSEN PENGAMPU :
Dr.Irwanto Berutu, M.Th.
OLEH :
Rinto Parulian Tumangger
NIM :
1901011
1. Latar Belakang
Telah terjadi sesuatu di tengah jemaat, sehingga Paulus merasa sangat perlu untuk segera campur
tangan. Orang-orang yang begitu fanatik kepada eskatologi telah mengumumkan bahwa hari
Tuhan telah tiba. Apakah arti enesteken he hemera tau kuriou? Makna kata-katanya cukup jelas:
“hari Tuhan telah tiba” ada kini, tapi sungguhkah inikah arti sebenarnya?
Kaum Gnostik dapat segera berkata bahwa kebangkitan telah terjadi; dan seorang gnostik, kalau
ia seorang manusia rohani telah bangkit dari rohnya – melalui gnosis – dan dibebaskan dari
ikatan dunia ini. ini memberikan isyarat untuk memahami seluruh situasinya. Jemaat
dibingungkan oleh para fanatik eskatologis yang berasal dari gnostik, dengan penegasan bahwa
pemenuhan itu telah tiba. Terhadap pernyataan ini Paulus menyusun suatu “jadwal” yang
menguraikan peristiwa-peristiwa yang harus terjadi dulu sebelum masa akhir tersebut, guna
memperlihatkan bahwa pemenuhan itu tidak mungkin sudah terjadi seperti yang dipahami oleh
beberapa orang.
Segi lain yang sesuai dengan bidat gnostik adalah cara hidup bermalas-malasan dan tidak tertib.
Ada dua akibat etis yang mungkin dari cara berpikir gnostik yang menilai diri telah
disempurnakan dalam roh, tak lagi memperhatikan sarx (daging). Hal ini membawa konsekuensi
pada pertarakan dan sikap lebertinisme (sikap yang tidak mau dibatasi kebebasannya)
Di antara jarak waktu penulisan surat pertama dan kedua timbul masalah baru. Rupanya ada
orang yang menyebabkan kekuatiran di pihak orang percaya sehubungan dengan “hari Tuhan.”
Paulus menulis agar mereka “jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham Roh, maupun
oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba” (2:2).
Mengapa pikiran akan “hari Tuhan” itu mengganggu ketenangan pikiran mereka? Mungkin
karena satu segi peristiwa itu yang paling menonjol dalam pemikiran mereka, ialah
kesengsaraan, hukuman dan kebinasaan. Gambaran seperti itu terdapat dalam banyak ayat
Perjanjian Lama tentang hari Tuhan itu (Yoel 1:15-2:11; Obaja 15,16; Zefanya 1:14-18; Zakharia
14:1-8). Hari Tuhan akan menimbulkan kengerian dalam hati manusia. Orang-orang Tesalonika
sudah mulai bertanya-tanya, apakah mereka harus menjalani hari penghukuman itu.
Kita tidak dapat mengatakan bahwa ada pemecahan yang sederhana bagi suatu masalah yang
rumit. Hubungan kronologis dalam kejadian-kejadian akhir zaman tidak selalu dijelaskan.
Soalnya yang tepat adalah, apakah orang-orang percaya ini akan tersangkut dalam hari-hari yang
penuh bahaya dari “kesengsaraan besar” yang akan menimpa dunia? Ataukah Tuhan akan
mengangkat mereka sebelum hari penghukuman itu?
Paulus mengatakan bahwa pertama-tama harus terjadi beberapa hal tertentu sebelum hukuman
Allah pada akhir zaman itu dinyatakan. Orang akan murtad dari agama yang benar (2:3);
“manusia durhaka” harus dinyatakan (2:3); dan akhirnya kuasa yang sekarang sedang menahan
kedurhakaan itu harus disingkirkan (2:6,7). Inilah petunjuk-petunjuk yang pasti tentang
datangnya hari perhitungan itu.
Kedua orang-orang percaya harus sadar dan waspada akan keadaan di sekeliling mereka dan
menguatkan iman mereka sendiri. Dengan demikian mereka sudah bisa bertahan terhadap krisis
apapun juga. Ketiga, Paulus meyakinkan orang Kristen bahwa Allah yang memegang kendali.
Dia melaksanakan rencana-Nya dan mereka semua berada dalam tangan-Nya. Inilah jaminan
terbesar yang dimiliki orang percaya.
Sekali lagi, seperti dalam suratnya yang pertama Paulus mengakhiri suratnya dengan beberapa
nasihat praktis, terutama yang berkenaan dengan perlunya bekerja keras dengan jujur di antara
orang Kristen. Beberapa di antara mereka yang mengira bahwa Kristus akan segera datang, telah
berhenti bekerja dan menjadi beban masyarakat. Suatu pemecahan diberikan Paulus dalam pasal
3:10 adalah “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Ini suatu perpaduan yang baik
antara ajaran Kristen dan akal sehat. Semua orang harus bekerja bersama-sama sementara
mereka menantikan hari kedatangan Tuhan yang mulia.
3. Eksposisi Kitab:
Bagian ini merupakan salah satu bagian yang paling sulit dari semua surat Paulus. Bahkan Petrus
pun merasa sulit mengerti maksud Paulus (2. Ptr. 3:16)! Ia menyinggung tentang ajaran yang
catatannya sekarang sudah tidak ada lagi, sehingga apa yang semula jelas bagi pembacanya yang
pertama sekarang menjadi samar-samar.
Hari Tuhan tidak datang dengan segera, dan gereja tidak boleh membiarkan dirinya mudah
digoyahkan ketika ada orang yang datang dan berkata, dengan menggunakan Paulus sebagai
tameng kewibawannya, bahwa hari Tuhan telah tiba. Pertama-tama akan datang manusia
berdosa, yang melawan Allah dan menempatkan dirinya pada tempat Allah. Jemaat perlu ingat
apa yang Paulus katakan ketika ia masih bersama dengan jemaat. Si pendosa ini masih terikat
dan tidak akan disingkapkan sampai waktu (kairos) yang ditentukan kepadanya. Ketika penahan
ini disingkirkan ia akan muncul dari persembunyiannya, tetapi Yesus akan membunuhnya
dengan nafas mulut-Nya. Penyingkapan manusia berdosa ini akan dikaitkan dengan tipu daya
jahat dan kerusakan. Allah mengijinkan kuasa kesesatan supaya orang mempercayai tipu
dayanya. Mereka yang tidak percaya kepada kebenaran akan diadili.
Beberapa orang Kristen di Tesalonika beranggapan bahwa hari Tuhan sudah dimulai. Tetapi rasul
Paulus tidak pernah menuliskan demikian. Ia hanya menjelaskan bahwa sebelum itu akan terjadi
pemberontakan akhir yang sangat dahsyat melawan Allah, dipimpin oleh seorang yang benar-
benar menentang Dia. Pada masa sekarang ini, masih ada kuasa yang sedang menahan
kejahatan , tetapi jika masanya tiba kuasa yang menahan tadi akan disingkirkan sehingga si
pendurhaka akan leluasa bekerja.
2:13 – 3:5 Ucapan Syukur dan Doa
Allah telah memilih anggota-anggota gereja sebagai buah-buah sulung dari keselamatan dimasa
depan itu. Hal ini berlangsung melalui pewartaan Paulus. Gereja kini harus berdiri teguh dan
mempertahankan tradisi-tradisi yang mereka terima dari Paulus melalui ucapannya maupun
tulisannya.
Secara kontras sekali, rasul Paulus berpaling kepada orang-orang di Tesalonika. Mereka dengan
senang hati memberikan respon positif terhadap berita Injil. Dan sekarang segala kemuliaan
Tuhan menantikan mereka. Akhirnya Paulus mengutarakan keyakinan bahwa Allah akan
memperkuat dan memelihara jemaat dan jemaat akan berpegang teguh kepada pengajaran rasul.
3:6 – 15 Perlunya bekerja untuk dapat membiayai hidup
Rasul Paulus menekankan hal ini dalam suratnya yang pertama (4:11). Tetapi semangat yang
menggebu-gebu untuk menyambut Kristus yang dikira akan segera datang itu tampaknya
membuat keadaan semakin buruk, bukan semakin baik. Jadi, rasul Paulus berbicara keras kepada
mereka yang hidup bermalas-malasan dan memanfaatkan kemurahan hati orang lain. Paulus
meminta agar jemaat memutuskan hubungan dengan mereka yang hidup tidak tertib. Paulus
sendiri tidak hidup bermalas-malasan ketika hidup bersama-sama dengan jemaat Tesalonika
(Paulus setiap hari bekerja keras untuk memenihu kebutuhannya, sambil setia melayani Tuhan),
kendati sebagai rasul ia tidak diwajibkan melakukannya. Ketika berada di antara orang-orang
Tesalonika, ia telah menyatakan bahwa yang tidak bekerja tidak boleh makan. Tapi kini ia
mendengar bahwa beberapa orang hidup tidak tertib dan malas. Orang-orang ini diperingatkan
tetapi juga diperintahkan supaya tidak bersekutu dengan mereka yang tidak taat, meskipun
jemaat akan berusaha memperingatkan mereka dengan semangat persaudaraan.
3:16-18 Akhir Kata
Keadaan masa kini berat, tetapi masa yang akan datang lebih berat lagi (2:3-12). Namun
demikian, tidak peduli bagaimana pun keadaannya, tidak peduli apapun yang sedang terjadi,
orang Kristen mempunyai sumber kedamaian yang tidak pernah kering dan tidak pernah
mengecewakan. Sampai pada ayat 17 rasul Paulus mengambil alih dari sekretarisnya. Tanda
tangannya sendiri mensahkan surat ini (2:2). Dengan cara yang sama rasul Paulus membubuhi
tanda tangannya dalam setiap suratnya.