Dalam Kisah Para Rasul (9:11; 21:39; 22:3), dituliskan bahwa Paulus lahir di Tarsus,
Kilikia. Tarsus adalah kota pertemuan antara Timur dan Bara. Tarsus merupakan kota
‘kosmopolitan.’ Daerah ini merupakan pusat perdagangan yang terkenal di bagian Tenggara Asia
Kecil (sekarang wilayah Turki). Tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Namun, ada
yang berpendapat bahwa Paulus lahir sekitar 7 Masehi 1. Ada juga yang berpendapat bahwa
Paulus mengaku bahwa ia adalah seorang Israel dari suku Benyamin. Ia juga mengaku
bahwa ia adalah seorang Ibrani asli. Paulus adalah seorang Farisi. Orang Farisi adalah golongan
orang-orang yang maju dalam bidang ajaran, khususnya ajaran mengenai hukum Taurat. Namun,
orang-orang Farisi kurang bahkan tidak dapat menerapkan ajaran hukum Taurat dalam kehidupan
sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa Paulus termasuk khatam dalam ajaran hukum Taurat. Oleh
karena sudah sejak muda dididik sebagai sorang Farisi sejati, ia sangat yakin bahwa ia tidak
membutuhkan orang lain. Bahkan, ia pun tidak membutuhkan rahmat Allah untuk sampai kepada
keselamatan3. Paulus juga merupakan seorang Yahudi yang setia dan taat. Bahkan, ia juga terlibat
1
Leks, Stefan, Perkenalan Singkat Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Jakarta: Fidei Press, 2007, hlm
107.
2
H. Tobin, SY, Thomas, Warta Rohani Rasul Paulus, Flores: Penebit Nusa Indah, 2000, hlm 16.
3
Suharyo, Pr, Ignatius, Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1991, hlm 99.
1
Paulus bertobat dalam perjalanan menuju Damsyik sekitar tahun 36 4. Perjalanan itu
dilakukan dalam rangka penganiayaan orang-orang Kristiani. Dalam perjalanan tersebut, Paulus
mengalami perjumpaan dengan Kristus yang mulia. Paulus berjumpa dengan Kristus Tuhan yang
menyatakan diri dan rencana-Nya5. Pernyataan diri Yesus Tuhan hanya tertuju kepada Paulus.
Orang-orang yang menyertai Paulus memang melihat cahaya. Akan tetapi, mereka tidak
menedengar suara Tuhan. Dapat dikatakan bahwa peristiwa ini merupakan pewahyuan diri Yesus
sebagai Tuhan6.
Kisah perjalanan ke Damsyik dan pertobatan yang dialami oleh Paulus merupakan suatu
perubahan yang secara tiba-tiba dan di luar nalar manusia. Paulus mengalami suatu kelahiran
baru. Yesus mengubah hidup Paulus dari yang tadinya merupakan seorang penganiaya jemaat
menjadi seorang pewarta. Melalui pengalaman itu, Paulus dipanggil dan diutus untuk membawa
Paulus sangat senang menulis surat. Setiap kunjungannya, entah kepada jemaat, entah
kepada perorangan, Paulus selalu menulis surat. Lewat suratnya, Paulus tiada hentainya
menasihati jemaat dan perorangan yang pernah ia kunjungi. Surat-surat Paulus merupakan pokok
permenungan imannya. Pokok-pokok permenungan itu antara lain: pembenaran oleh iman,
rahmat Allah, Yesus Kristus yang tersalib, Gereja sebagai tubuh Kristus, dan rasul Yesus Kristus 7.
4
Suharyo, Pr, Ignatius, Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1991, hlm 102.
5
Ibid., hlm 103.
6
Ibid.,
7
Suharyo, Pr, Ignatius, Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1991, hlm 121-124.
8
Leks, Stefan, Perkenalan Singkat Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Jakarta: Fidei Press, 2007, hlm
89.
2
Lewat surat-suratnya, Paulus ingin agar setiap jemaat dan perorangan yang ia kunjungi tetap
Setidaknya terdapat empat belas surat yang dihubungkan dengan rasul Paulus. Surat
kepada jemaat meliputi surat kepada jemaat di Roma, Korintus (2 buah), Galatia, Efesus, Filipi,
Kolose, dan Tesalonika (2 buah). Ada pula surat kepada perorangan yang meliputi surat kepada
Timotius (2 buah), Titus, dan Filemon. Surat kepada orang Ibrani, walaupun tak diketahui
Di antara keempat belas surat tersebut ada yang disebut surat penjara. Tetapi bukan dalam
artian surat untuk masuk penjara atau surat untuk keluar dari penjara. Surat penjara adalah surat
yang ditulis di dalam penjara. Paulus memang pernah dipenjara. Selama dipenjara ia menulis
surat. Surat-surat penjara meliputi surat kepada jemaat di Kolose, Efesus, dan surat kepada
Filemon. Sedangkan surat kepada Timotius dan Titus merupakan jenis surat pastoral. Surat-surat
pastoral merupakan suatu kesatuan. Ciri-ciri dari surat-surat pastoral sama. Jadi, pengarang surat-
surat pastoral agaknya adalah seorang saja. Sedangkan surat kepada orang Ibrani merupakan
Dalam bab ini secara khusus dibahas mengenai surat pastoral kepada perorangan, yaitu
Surat rasul Paulus kepada Titus. Titus merupakan salah satu murid Paulus (selain Timotius) yang
sering diberi tugas khusus yang berurusan dengan berbagai jemaat. Isi utama surat kepada Titus
ini adalah mengenai instruksi-instruksi praktis dalam rangka mengatur jemaat setempat. Surat
kepada Titus berbeda dari surat-surat lainnya baik dari segi gaya, istilah yang digunakan,
keadaan jemaat, alam teologis, maupun fokus perhatiannya. Surat kepada Titus memiliki banyak
3
istilah baru. Misalnya: “perkataan ini benar” (1Tim.1:15; 3:1; 4:9; 2Tim.2:11; Tit.3:8), filantropia
(Tit.3:4) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti kasih kepada manusia, epifania
(1Tim.6:14; 2Tim.6:14) yang dalam Bahasa Indonesia berarti pernyataan dan kedatangan. Kata
ini muncul lima kali dalam surat-surat pastoral, selain itu juga terdapat dalam 2Tes.2:8. Ada juga
istilah ibadah (1Tim.4:7,8; Tit.1:1), perkataan atau ajaran sesat (1Tim.6:3; Tit.1:9). Keadaan
jemaat pada masa itu bisa dikatakan penuh dengan dilema. Jemaat dihadapkan pada ajaran-ajaran
yang memaksa mereka untuk menanggalkan atau tetap berpegang pada iman. Paulus dalam
suratnya mengajak para jemaat di tempat lain untuk tetap berpegang pada iman. Terdapat
pelbagai unsur yang dapat ditemui dalam surat-surat Paulus. Namun, yang menjadi titik beratnya
sudah lebih mengarah pada ajaran yang harus tetap dipelihara. Arti kata “iman” pada zaman ini
mengarah kepada pada sikap percaya pada apa yang harus dipercayai, kepada ikrar. Fokus
perhaian surat kepada Titus lebih kepada bicara tentang propaganda yang sesat dan
Surat-surat Rasul Paulus, secara umum jangan hanya dipandang sebagai sebuah
pemberitaan Injil atau sebuah khotbah yang sistematis dan lengkap mengenai ajaran Kristen.
Lebih dari itu surat-surat rasul Paulus merupakan sejumlah dokumen pastoral 9. Melalui surat-
suratnya, Paulus beserta kepala dan gembala dari jemaat-jemaat yang dibentuknya selama tiga
kali perjalanan misinya, mencoba memecahkan berbagai permaslahan yang dialami oleh para
jemaat tersebut.
Bukanlah hal yang mudah bagi Paulus untuk dapat memecahkan permasalahan yang
terjadi. Maka untuk memecahkan berbagai permasalahan tersebut, Paulus berpatokan pada
9
Leks, Stefan, Perkenalan Singkat Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Jakarta: Fidei Press, 2007.
4
pokok-pokok iman. Melalui pokok-pokok iman tersebut Paulus mencoba menghubungkannya
dengan masalah-masalah yang terjadi. Paulus mencoba untuk menguraikan inti masalah dengan
pokok iman. Akhirnya, solusi yang ia temukan sangat padat, kaya makna, bahkan sulit untuk
dipahami.
Surat kepada Titus dibuat setelah Paulus mengunjungi jemaat-jemaat yang ada di
Makedonia (tahun 64) dan merupakan surat yang dibuat pada akhir hidup Paulus10. Titus sendiri
datang dari Makedonia dan membawa berita kurang baik dari jemaat di Galatia (50)11. Paulus
kemudian berangkat ke Asia Kecil dengan mengajak Titus. Dalam Kisah Para Rasul tidak pernah
disebutkan nama Titus. Sedangkan dalam 2Korintus dan Galatia nama Titus disebutkan. Titus
berasal dari kalangan non-Yahudi yang tampaknya dibaptis oleh Paulus 12. Ia keturunan Yunani.
Titus adalah bekas seorang kafir. Keberadaannya sering menjadi perselisihan dadakan 13. Jalan
yang ia tempuh yaitu melalui Troas menuju ke Efesus. Di Efesus, Paulus menengok Timotius.
Dari Efesus Paulus melanjutkan perjalanannya menuju ke Miletus. Dari Miletus menuju ke pulau
Kreta. Di Pulau Kreta Paulus mengadakan beberapa kegiatan, lalu meninggalkan Titus di sana.
memilih untuk tinggal di Nikapolis. Di sinilah Paulus menulis surat kepada Titus di Kreta dan
meminta Titus untuk bergabung dengannya di Nikapolis. Nikapolis menjadi pusat gerejani yang
penting karena Paulus bermaksud ‘tinggal di situ selama musim dingin’. Paulus kemudian
berangkat ke Roma untuk melaksankan rencananya ke Spanyol yang sekian lama tertunda. Titus
sering bertindak sebagai utusan atau wakil dari Paulus. Maka tidak heran kalau Paulus sering
10
Hadiwardoyo MSF, Al. Purwa, Catatan-catatan Singkat tentang Kitab Suci, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001,
hlm 88.
11
Darmawijaya Pr, St., Sekilas Bersama Paulus, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992, hlm 129.
12
Hadiwardoyo MSF, Al. Purwa, Catatan-catatan Singkat tentang Kitab Suci, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001,
hlm 88.
13
Ibid., hlm 158.
5
memberikan tugas kepada Titus untuk membina jemaat-jemaat yang baru. Kepada murid-
muridnya, terutama kepada Titus, Paulus meminta supaya mereka mempertahankan apa yang
telah diwariskan kepada mereka. Titus agaknya berhasil dalam pewartaanya di Nikapolis. Ia
Dalam surat-surat pastoral, khususnya pada surat kepada Titus, terdapat keprihatinan
terhadap suasana hidup Gereja yang tidak sesuai dengan Gereja zaman Paulus. Pada zaman itu
Gereja mungkin sudah mempunyai struktur seperti penatua yang jelas merupakan pemimpin
Gereja setempat. Jabatan ini dulunya dianggap sebagai karunia karena Tuhan yang
memberikannya. Namun sekarang hal ini dipaparkan dengan lebih panjang. Penatua (Yun:
presbyteros) dan penilik jemaat (Yun: episkopos). Dalam Tit.1:5,7 dan Kis.20:17,28 terdapat
keasan bahwa hal ini merupakan sebuah jabatan saja. Gelar ‘penatua’ merupakan kedudukan dan
‘penilik jemaat’ merupakan fungsinya. Keadaan seperti ini mencerminkan keadaan Gereja pada
Dalam surat kepada Titus terdapat kesan tentang adanya berbagai ajaran sesat. Sangat
mungkin bahwa ajaran sesat yang dimaksud adalah ajaran sesat yang merupakan gabungan
antara Yudaisme dan Gnosis yang berkembang pesat pada abad kedua 15. Selain itu, dalam surat
ini, Titus bersama Timotius harus menghadapi suatu aliran sinkretis. Dorongan sinkretis ini
dikenal kuat di kalangan orang non-Yahudi pada zaman itu 16. Cara menghadapi tantangan
tersebut pun berbeda. Dalam surat pastoral, khususnya dalam surat kepada Titus, skema
penulisan surat meliputi beberapa bagian, bagian pertama merupakan pendahuluan yang di
dalamnya terdapat salam (1:1-4). Bagian kedua merupakan tugas-tugas Titus yang di dalamnya
14
Ibid., hlm 160.
15
Suharyo, Pr, Ignatius, Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1991.
16
Duyverman, Drs. M.E., Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992, hlm 156.
6
meliputi penunjukan penatua (1:5-9) dan melawan pengajar-pengajar sesat (1:10-2:1). Bagian
ketiga nerupakan nasihat-nasihat. Bagian ini meliputi tingkah laku dalam Gereja dan dasarnya
(2:2-15), tingkah laku dalam dunia dan dasarnya (3:1-7), nasihat terakhir untuk Titus (3:8-11),
Jika dilihat dari alamat atau tujuan penerima surat, surat-surat pastoral bukan ditujukan
untuk jemaat. Surat-surat pastoral ditujukan untuk perorangan atau oknum. Walaupun ditujukan
untuk perorangan, surat pastoral sangat bersifat gerejani. Artinya, surat ini lebih kepada
bagaimana membangun suatu jemaat melalui perorangan. Sifat gerejawi surat-surat ini juga
terlihat dari pokok-pokok bahasan yang lebih mengarah kepada membangun jemaat. Di sinilah
letak maksud dari penulisan surat kepada Titus, yaitu memberi ikhtiar mengenai penggembalaan.
Ikhtiar ini bukan hanya berupa uraian sistematis yang teratur, melainkan lebih kepada
membahasnya secara konkret. Masalah yang dibahas juga harus terlepas dari masalah yang lain
sesuai dengan kebiasaan Paulus18. Surat Titus berisi petunjuk-petunjuk tentang bagaimana
mengatur jemaat dan juga cara mengatasi ajaran sesat. Cara menanggulangi ajaran sesat terdapat
dalam Tit1:10-2:1. Di dalamnya juga terdapat Salam pembuka yang membahas nasihat tentang
cara memimpin jemaat (Tit.1:5-9). Dan mengenai pentingnya menegakkan iman Kristiani
(Tit.1:10-16) dibahas juga di sini. Sedangkan petunjuk mengatur jemaat dan berbagai nasihat
untuk kelompok umat Kristen dalam berbagai golongan usia, terdapat dalam Tit2:2-15. Tidak
hanya itu. Dalam bagian nasihat-nasihat, terdapat nasihat bagi kaum muda (Tit2:6-8). Nasihat
bagi kaum muda ini lebih berisi mengenai nasihat cara berperilaku dan merupakan nasihat moral.
Cara berperilaku ini lebih mengarah pada masyarakat. Selain itu juga terdapat nasihat kepada
pribadi mengenai pengajaran dan pewartaan. Pada Tit.3:1-2 masih dibahas seputar nasihat-
17
Suharyo, Pr, Ignatius, Membaca Kitab Suci Mengenal Tulisan Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1991, hlm 162.
18
Duyverman, Drs. M.E., Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992, hlm 156.
7
nasihat moral. Di sini juga disampaikan pandangan Paulus menegnai karya keselamatan yang
dilaksanakan oleh Allah Bapa melalui Putra-Nya dalam diri Yesus Kristus. Karya keselamtan
tersebut disampiakan kepada umat Kristen melalui sakramen baptis. Karya itu harus dibutikan
secra nyata melalui hidup sehari-hari yang “sudah dibaharui” dalam Roh Kudus.19 Titus
disarankan untuk membina akhlak dari umat yang dipimpinnya20. Hal ini bertujuan agar karya
penyelamatan Tuhan Yesus tidak sia-sia. Hal ini ditulis untuk menanggulangi ajaran-ajaran sesat
19
Hadiwardoyo MSF, Al. Purwa, Catatan-catatan Singkat tentang Kitab Suci, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001,
hlm 89.
20
Ibid.,