Anda di halaman 1dari 11

Nama : Veron Aldy Pamaruntuan

Nim : 190201143

Kelas : Biblika / Semester 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Intisari Teologi Paulus

Tujuan pekerjaan misi Paulus bisa digambarkan sebagai berikut.

Pertama, Paulus memang sudah tahu dirinya dipanggil untuk memberikan pesan Yesus Kristus
lewat masalah yang dia hadapi. Ia memperkenalkan diri kepada orang Kristen di kota Roma
dengan perkataan: “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang di panggil menjadi rasul dan
dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” (Rm. 1:1). Dalam 1 Korintus 2:2, ia menjelaskan
bahwa sebagai misionaris perintis, ia memfokuskan khotbahnya pada “Yesus Kristus, yaitu Dia
yang disalibkan”.

Kedua, Paulus tahu bahwa dirinya secara khusus dipanggil untuk memberitakan Injil Yesus
Kristus kepada bangsa-bangsa lain, yaitu penganut politeisme yang menyembah ilah-ilah lain
sesuai dengan rancangan Tuhan. Ia mengingatkan orang Kristen di Roma tentang fakta bahwa ia
“berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang
terpela jar, maupun kepada orang tidak terpelajar” (Rm. 1:14).

Ketiga, tujuan Paulus adalah menjangkau sebanyak mungkin orang. Ia ingin memberitakan “baik
kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar,
maupun kepada orang tidak terpelajar” (Rm. 1:14). La memberitakan kabar baik tentang Yesus
Kristus
“dari Yerusalem sampai ke Ilirikum” (Rm. 15:19). La terlibat dalam pekerjaan misi di Yudea dan
Arabia. Ia bergerak ke utara untuk memberitakan Injil di Siria dan Kilikia. Ia kemudian bergerak
ke barat untuk menginjil ke Siprus, di Provinsi Galatia dan Pamfilia di bagian tengah dan selatan
Asia Kecil.

Keempat, Paulus berusaha menuntun setiap orang untuk percaya kepada satu Allah yang benar
dan kepada Yesus Kristus, Sang Mesias, Juruselamat dan Tuhan. Itu berarti orang Yahudi harus
mengakui bah wa Yesus, pengkhotbah dari Nazaret yang disalibkan, sungguh-sung guh adalah
Mesias yang dijanjikan. Mereka juga harus mengakui bahwa kematian-Nya merupakan jawaban
puncak Allah terhadap masalah dosa manusia yang tidak bisa diselesaikan dengan tuntas melalui
per janjian antara Allah dan Abraham atau hukum Taurat Musa. Mereka pun harus mengakui
bahwa Dia dibangkitkan dari antara orang mati sebagai pembuktian misi dan khotbah-Nya.

Kelima, Paulus mendirikan gereja-gereja baru, komunitas para pengikut Yesus Kristus-baik
orang Yahudi maupun non-Yahudi, laki-laki maupun perempuan, orang merdeka maupun budak-
dan mengajar orang yang baru percaya tentang firman Allah, ajaran Yesus, dan pentingnya Injil
untuk kehidupan sehari-hari. Paulus menjelaskan aspek pekerjaan misinya ini sebagai berikut:

Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku
untuk meneruskan firman Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi
dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada
orangorang kudus Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya
rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang
adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami
nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang
kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala
tenaga sesuai dengan kuasa Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. (Kol. 1:25-29) 2.
Jelaskan Tujuan penulisan kitab

Roma:

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya sebelu, ia sampai di
Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Kenapa ?

1. Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angina yang diputarbalikkan mengenai
berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk
menulis Injil yang telah ia beritakan selama dua puluh lima tahun.
2. Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam jemaat karena
sikap salah orang Yahudi terhadap mereka jemaat yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29;
Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis.Rom 11:11-36).

1 Korintus :
Paulus memiliki dua alas an pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat ini :

1. Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah
diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh
orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa serius.
2. Untuk memberikan bmimbingan dan intruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis
oleh orang Korintus. Hal-hal ini meliputi soal doktrin dan juga perilaku dan kemurnian
sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

2 Korintus :

Paulus menulis surat ini kepada ketiga golongan ornag di Korintus.

1. Pertama, ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap
setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka
2. Ia menulis untuk menantang dan menyingkirkan rasul-rasul palsu yang terus-menerus
berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan
kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
3. Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh
para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus
meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan
memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.

Galatia :

Surat Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran
palsu. Dengan kata lain, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus memulai
suratnya ini dengan berkata bahwa ia adalah Rasul Yesus Kristus. Paulus dengan tegas
mengatakan bahwa dia dipanggil Tuhan untuk menjadi rasul

1 Tesalonika

Paulus memberi salam kepada jemaat di Tesalonika dan mengucapkan terima kasih kepada
mereka karena iman mereka. Ia juga mengabarkan bahwa ia berniat untuk melihat mereka lagi
(3:11). Tampaknya beberapa pengikut Kristus di tesalonika menanyakan nasib orang beriman
yang telah meninggal sebelum kedatangan Kristus kembali (kdang-kadang disebut “kedatangan
Kedua”), sehingga Paulus berusaha memberikan jawaban (4:13-18). Selanjutnya, ia
mengingatkan mereka untuk berjaga-jaga setiap saat menyambut kedatangan Kristus kembali
(5:1-11). Seperti dalam sebagian besar suratnya, Paulus juga memberikan nasihat tentang cara
hidup yang dikehendaki Allah (4:1-12)

2 Tesalonika

Sejumlah anggota jemaat Tesalonika kecewa, karena ada yang mengatakan bahwa Kristus sudah
dating kembali, dan mereka telah kehilangan kesempatan untuk menikmati peristiwa itu. Namun,
Paulus mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi ketika Kristus sungguh dating kembali:
orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan akan dihukum (2:12). Mereka
yang setia kepada Kristus akan diselamatkan (2:13). Jemaat Tesalonika diminta untuk berdoa
bagi penyebaran Injil (3:1-5). Mereka diperingatkan untuk menuruti ajaran-ajaran Paulus dan
tidak bermalas-malasan (3:6-13).

3. Tafsiran

Kolose 3:1 – 17 “Manusia Baru”

Latar Belakang

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose adalah satu kitab dalam Alkitab Kristen bagian Perjanjian
Baru yang merupakan surat dari rasul Paulus kepada jemaat di kota Kolose, yaitu sebuah kota di
Asia kecil, sebelum timur kota Efesus.

Kota Kolose terletak dekat Laodikia (Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160
kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai
akibat tiga tahun pelayanan yang luar biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh
pelayanannya begitu luar biasa dan luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (Kis 19:10). Walaupun
Paulus sendiri mungkin tidak pernah mengunjungi Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara
hubungannya dengan gereja itu melalui Epafras, seorang yang bertobat di bawah pelayanannya
dan rekan kerjanya dari Kolose (Kol 1:7; Kol 4:12).

Alasan untuk menulis surat ini adalah munculnya ajaran palsu yang mengancam masa depan
rohani jemaat Kolose (Kol 2:8). Ketika Epafras, seorang pemimpin dalam gereja Kolose dan
boleh jadi pendirinya, mengadakan perjalanan untuk mengunjungi Paulus dan memberitahukan
tentang situasi di Kolose (Kol 1:8; Kol 4:12), Paulus menanggapinya dengan menulis surat ini.
Pada waktu itu ia berada dalam tahanan (Kol 4:3,10,18), mungkin sekali di Roma (Kis 28:16-31)
sambil menantikan naik bandingnya kepada Kaisar (Kis 25:11-12). Rekan Paulus, Tikhikus
sendiri membawa surat ini ke Kolose atas nama Paulus (Kol 4:7).

Sifat yang tepat dari ajaran palsu yang terdapat di Kolose ini tidak diuraikan dengan jelas dalam
surat ini, karena para pembaca yang mula-mula sudah memahaminya dengan baik. Akan tetapi
dari berbagai pernyataan Paulus yang menentang ajaran palsu itu, nyatalah bahwa bidat yang
hendak meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan Kristen adalah
suatu campuran yang aneh yang terdiri atas ajaran Kristen, tradisi-tradisi Yahudi tertentu di luar
Alkitab dan filsafat kafir (serupa dengan campuran kultus-kultus dewasa ini).

Tujuan Paulus menulis untuk memberantas ajaran palsu yang berbahaya di kolose yang sedang
menggantikan keunggulan Kristus dan kedudukan-nya sebagai inti dalam ciptaan, penyataan,
penebusan, dan gereja; dan untuk menekankan sifat sebenarnya dari hidup baru di dalam Kristus
dan tuntutannya pada orang percaya.

Penulis, tempat dan waktu penulisan

Menurut Kolose 1 ayat 1 surat ini ditulis oleh Paulus sendiri. Namun pada abad-abad yang lalu,
para ahli perjanjian baru, dalam penelitian menyeluruh terhadap isi surat ini, menyangsikan surat
Kolose sebagai surat yang berasal langsung dari Paulus. Tempat penulisan surat ini sama sekali
tidak disebutkan. Menurut surat kolose, Paulus menulis surat ini dari dalam penjara. Akan tetapi,
dari pembahasan tentang keraguan terhadap Paulus sebagai penulis surat ini, maka sulit bagi kita
untuk mengatakan bahwa surat ini ditulis di dalam penjara oleh Paulus. Dengan demikian, dapat
diusulkan bahwa dari kritologi yang terdapat dalam surat ini, maka bisa diterima bahwa surat ini
ditulis sesudah Paulus, sekitar tahun 70 M.

Perbandingan
Greek New Testamen LAI NKJV
avpoqnh,|skw (Mati) Mati Dead

palaio,j (Lama) Manusia lama Old Man

a;nqrwpoj (Manusia)
ne,oj (Baru) Manusia Baru New Man
a;nqrwpoj (Manusia)

sofi,a |(Hikmat) Hikmat Wisdom

euvcariste,w (Mengucap Mengucap Syukur Giving thanks

syukur)

Catatan Perbandingan

Pada ayat yang ke 3, Dalam GNT menerjemahkan kata “Mati” (LAI TB) menjadi avpoqnh,|skw
(apothnesko): Mati, sedangkan dalam NKJV menerjemahkan kata “Mati” menjadi “Dead” :
Mati. Selanjutnya pada ayatnya yang ke 9 , Kata “Manusia lama” pada LAI TB diterjemahkan
dalam GNT sebagai palaio,j (plaios): Lama, a;nqrwpoj (Anthropos): Manusia = Manusia Lama,
sedangkan dalam NKJV menerjemahkan kata Manusia Lama” sebagai Old Man : Manusia Lama.
Kemudian kata “Manusia Baru” dalam GNT diterjemahkan sebagai ne,oj (nheos) : Baru,
a;nqrwpoj (Anthropos): Manusia, sedangkan NKJV menerjemahkannya sebagai New Man:
Manusia Baru. Kemudian dalam ayatnya yang ke 16, kata “Hikmat” dalam LAI TB, GNT
menerjemahkannya sebagai sofi,a | (Shopia) : Hikmat, sedangkan dalam NKJV
menerjemahkannya sebagai “Wisdom” : Hikmat. Dan pada ayatnya yang ke 17, kata “Mengucap
Syukur” dalam LAI TB, GNT menerjemahkannya sebagai euvcariste,w (eucharisteo): Mengucap
Syukur, sedangkan dalam NKJV menerjemahkannya sebagai Giving Thanks : Terima Kasih.

Analisis

Mati : Kematian ialah hukuman yang dijatuhkan Allah. Rm 6:23 menyatakan bahwa maut adalah
‘upah’ dosas, artinya ganjaran yang patut atas dosa. Paulus bicara tentang pendosa tertentu yang
mengetahui ‘tuntutan-tuntutan hokum Allah, bahwa setiap pendosa demikian patut dihukum
mati…’ (Rm 1:32). Jika Yohanes menunjuk kepada ‘dosa yang mendatangkan maut’ (1 Yoh
5:16), dasar hunjukannya adalah ketetapan Allah.

Manusia Lama : adalah sifat dasar manusia yang meniru adam, yaitu diri kita sebagaimana
adanya ketika tidak taat dan melanggar perintah Allah
Manusia Baru : adalah seorang yang menerima bagian dalam kematian Tuhan Yesus dan
dosadosanya dihapuskan (Roma 5:8-9; 6:5), seseorang yang menerima bagian dalam kebangkitan
Tuhan Yesus (Roma 6:5), seseorang yang manusia lamanya disalibkan dan tidak menjadi hamba
dosa lagi, seseorang yang memandang dirinya telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah di
dalam Kristus Yesus (Roma 6:11), dan seseorang yang tidak memberi dirinya menjadi senjata
dosa/kelaliman, tetapi menyerahkan anggota-anggota tubuhnya kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran (Roma 6:13).

Hikmat : Paulus membedakan secara tegas antara hikmat Allah dengan hikmat manusia (1 kor
1:20) dan menunjukkan keunggulan hikmat Allah. Dalam surat yang sama Paulus berbicara
mengenai hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia (1 kor 2:7), tetapi meskipun demikian
hikmat itu dapat diberitakan. Dalam perikop yang sama Paulus menyamakan Kristus sebagai
‘hikmat bagi kita’ (1 Kor 1:30). Memang, ‘pelbagai ragam hikmat Allah’ diberitahukan melalui
jemaat bahkan kepada penguasa-penguasa di sorga (Ef 3:10).

Mengucap Syukur : ucapan ayukur adalah kehendak Allah (1 Tes. 5:18). Allah menghendaki
selalu ada ucapan syukur keluar dari hati kita. Mengucap syukur harus menjadi trade
markanakanak Tuhan dan juga menjadi gaya hidup kita sehari-hari. Mengucap syukur harus
dalam segala keadaan. Ucapan syukur harus keluar dari hati kita baik waktu senang maupun
waktu susah. Syukur itu manifestasi iman (Mzm. 106:1; 136:1). Orang yang bersyukur itu
memuliakan Tuhan (Mzm. 50:23).

Uraian Tafsir

Kolose adalah sebuah kota penting di Firgia, dan mungkin tidak jauh dari Laodikia dan
Hierapolis. Kita mendapati kota-kota ini disebutkan Bersama-sama (4:13). Sekarang kota ini
terkubur dalam puing-puing, dan kenangan mengenainya terutama terpelihara dalam surat ini.
Tujuan surat tersebut adalah untuk memperingatkan mereka tentang bahaya dari orang-orang
Yahudi fanatik, yang menekan-nekankan perlunya menjalankan hokum keupacaraan. Mengaku
sangat puas dengan keteguhan hati dan kesetiaan mereka, dan mendorong mereka supaya terus
bertekun. Surat ini ditulis kira-kira pada waktu tawanan di Roma. Dia tidak tinggal diam saja
dalam kurungannya, dan firman Allah tidak terbelenggu. Surat ini, seperti surat kepada jemaat di
Roma, ditulis kepada orang-orang yang belum pernah dia jumpai, atau belum pernah berkenalan
secara pribadi dengannya.1

Mati

Mati, Kematian, Maut. Dari satu sudut kematian termasuk peristiwa yang paling lumrah:
‘manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja’ (Ibr 9:27). Kiranya bias diterima tanpa
perbantahan: ‘marilah kita pergi juga untuk mati Bersama dengan Dia’ (Yoh 11:16). Dari sudut
pandang yang lain, maut atau kematian merupakan hal yang paling tidak wajar. Maut adalah
upah Dosa (Rm 6:23), karena itu patut ditakuti. Kedua sudut pandang ini terdapat dalam Alkitab,
dan tidak boleh dilalaikan. Secara biologis kematian adalah keharusan, tapi kematian manusia
tidaklah seperti kematian binatang.

• Kematian badani

Badan, yang diciptakan seperti badan kita, nampaknya harus mengalami kematian. Paling tidak
kerusakan badani dan pembusukan tak dapat dielakkan. Tapi Alkitab menyebut maut atau
kematian adalah dosa. Allah berkata kepada Adam,’…pada hari engkau memakannya, pastilah
engkau mati’ (Kej 2:17). Kata Paulus,’…dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan
oleh dosa itu juga maut…’ (Rm 5:12), dan ia tambahkan lagi ‘upah dosa ialah maut’ (6:23).
Nampaknya lebih baik mengartikan maut sebagai sesuatu yang mengungukung diri manusia
seutuhnya. Manusia mati bukanlah sebagai badani. Manusia mati sebagai manusia dalam totalitas
dirinya. Ia mati sebagai diri yang rohani dan badani. Dan Alkitab tidak memberikan perbedaan
yang jelas antara kedua segi itu. Maka kematian Badani adalah lambing yang tepat, dan
pengungkapan yang tepat, dan juga penyatuan yang tepat dengan arti itu, yang menjelaskan lebih
mendalam bahwa maut adalah akibat dosa dan tidak terelakan.

• Kematian Rohani

Kematian ialah hukuman yang dijatuhkan Allah. Rm 6:23 menyatakan bahwa maut adalah ‘upah’
dosa, artinya ganjaran yang patut atas dosa. Kadang-kadang PB menekankan kengerian
akibatakibat dosa dengan menunjuk kepada ‘kematian yang kedua’ (Yud 12; Why 2:11; dll).
Demikianlah para rabi mengungkapkannya dengan arti kebinasaan yang kekal. Ungkapan ini
harus
1 Alkitab Sabda Sejarah Alkitab Indonesia / Pengantar Full Life : Kolose (sabda.org)
dipahami Bersama ucapan Tuhan Yesus ‘api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikatmalaikatnya’ (Mat 25:41), dan ay ‘siksaan yang kekal’ (sebagai lawan dari ‘hidup yang
kekal’, Mat 25:46) dan ay-ay yang sejajar.

Manusia Lama

Manusia Lama/daging, matikanlah keinginan-keinginan dunia yang membinasakan dirimu,


seperti:

1. Percabulan 11. Berkelahi


2. Hal-hal yang tidak senonoh 12. Mementingkan diri sendiri
3. Hawa nafsu 13. Bermabuk-mabukan
4. Keinginan yang jahat 14. Iri hati perpecahan dan berpihak-
5. Keserakahan pihak
6. Menyembah berhala 15. Ilmu guna-guna
7. Marah, atau mengamuk 16. Cemburu
8. Mempunyai perasaan benci terhadap 17. Bermusuh-musuhan orang lain 18. Sombong
9. Perkataan yang kotor 19. Berpesta-pesta dan lain sebagainya.
10. Berbohong hal-hal seperti ini yang membangkitkan murka Allah terhadap orang-orang
yang tidak mentaatinya.

Manusia Baru

Manusia Baru di dalam Tuhan/Roh. Kalian sekarang sudah diberi hidup yang baru. Kalian adalah
manusia baru, yang sedang diperbarui terus-menerus oleh penciptaanya, yaitu Allah, menurut
rupanya sendiri. Karakter manusia baru antara lain:
1. Belas kasihan 7. Saling mengampuni
2. Baik hati 8. Sukacita
3. Rendah hati 9. Damai sejahtera
4. Lemah lembut 10. Kemurahan
5. Tahan menderita 11. Kebaikan
6. Sabar satu sama lain 12. Kesetiaan
13. Kelemahlembutan 15. Penguasaaan diri dan sebagainya.
14. Kasih
Bersyukur kepada Allah Bapa untuk apa yang dilakukan Yesus bagimu. (Kolose 3:5-7 dan
Galatia 5:16-26)2

Hikmat dan Mengucap Syukur

Penulis-penulis Yahudi sering berbicara tentang hikmat, tetapi tidak membicarakannya sebagai
sifat Allah melainkan sebagai sesuatu yang berasal dari Allah. Hikmat itu dilukiskan sebagai
kecemerlangan terang Allah yang kekal. Hikmat itu diciptakan, tetapi diciptakan sebelum segala
sesuatu, dan sebenarnya ia merupakan asas penciptaan. Gagasan ini lebih berhubungan dengan
ajaran PB mengenai Kristus daripada ajran Alkitab tentang Allah; meskipun demikian di
dalamnya terkandung pengertian bahwa personifikasi hikmat itu dimulai dari Allah dan karena
itu memberikan kesaksian bahwa hal itu merupakan sifta Allah yang hakiki. Dalam PB, konsep
mengenai hikmat Allah tidak menonjol kecuali dalam tulisan-tulisan Paulus. Hal itu
dikemukakan satu kali dalam Lukas 11:49 sebagai suatu rumusan yang mengantarkan suatu
ucapan Ilahi.3 Mengucap Syukur adalah perintah Allah bagi orang percaya, kata ‘mengucap
Syukur’ dalam Bahasa Yunani memakai kata euvcariste,w (eucharisteo), mengucap syukur
adalah menyatakan terima kasih atau memberi tentang suatu doa rasa Syukur. Mengucap syukur
adalah hal yang berkenan kepada Allah.4

Refleksi Teologis

Sebagai manusia yang percaya akan kehendak Tuhan dan mengikuti kehendak Tuhan harusnya
kita membuka hati dan harus menjadi manusia yang baru. Arti manusia yang baru adalah
bertobat dan membuka diri untuk membiarkan Roh Tuhan yang bekerja dalam kehidupan sehari-
hari karena ketika kita mengikuti kehendak Tuhan maka hidup kita akan selalu diberkati dan
akan mendapatkan pemulihan.

2 Manusia Lama dan Manusia Baru. 2012 https://kesaksian-life.blogspot.com/2012/06/manusia-lama-danmanusia-


baru.html?m=1
3 Donald Guthrie, Teologi perjanjian baru 1, (1996). BPK. Gunung Mulia, hlm. 71
4 David S Pranoto, studi eksegetis ungkapan mengucap Syukur dalam segala hal, hlm. 120-121
Daftar Pustaka

Alkitab Sabda Sejarah Alkitab Indonesia / Pengantar Full Life : Kolose (sabda.org)

Manusia Lama dan Manusia Baru. 2012 https://kesaksian-life.blogspot.com/2012/06/manusia-lama-


dan-manusia-baru.html?m=1

Guthrie Donald, Teologi perjanjian baru I. BPK. Gunung Mulia. , (1996).

Pranoto David, studi eksegetis ungkapan mengucap Syukur dalam segala hal.

Anda mungkin juga menyukai