Abstract
The current era is characterized by utilitarianism, which is a time of commitment crisis.
Interpersonal relationships are based on gains and losses. If beneficial, the relationship can
continue, but if detrimental or not advantageous, the relationship is terminated. This mindset
is even carried by children of God and servants of God into their relationship with the Creator
and the Redeemer, the Savior.The ministry of the Apostle Paul serves as an example and
model for us. For the sake of God and humanity's salvation, for the well-being of the
congregation, Paul did not disregard his life, as long as he could reach the finish line and
complete the service assigned to him by the Lord Jesus.
Abstrak
Zaman sekarang adalah zaman utilitarianisme yang merupakan zaman yang krisis
komitmen. Hubungan antarmanusia didasari oleh untung dan rugi. Jika menguntungkan
maka relasi dapat dilanjutkan, namun jika merugikan atau tidak menguntungkan maka
relasi dihentikan. Mental seperti ini bahkan dibawa oleh anak-anak Tuhan dan pelayan-
pelayan Tuhan ke dalam hubungan dengan sang pencipta dan penebus Juru Selamat.
Pelayanan rasul paulus menjadi contoh dan teladan buat kita. Demi Tuhan dan keselamatan
manusia, demi kebaikan jemaat, Paulus tidak menghiraukan nyawanya, asal saja ia dapat
mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus
kepadanya.
Allah memberikan tugas dan tanggung jawab besar kepada Gereja, yakni menjadikan
bangsa bangsa murid Yesus. Tugas ini termasuk memberitakan Injil. mengajar.
menggembalakan memerintah atau memanage jemaat dll (Efrata 4:11)
Paulus adalah seorang yang ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi rasul bagi bangsa
non-Yahudi (Galatia 2:7). Paulus menunaikan tugas kerasulannya dengan sangat baik Di
samping itu ia masih melakukan beberapa pelayanan 'extra'
A. Memberitakan Injil kepada orang Yahudi
Boleh dikatakan bahwa setiap kali rasul Paulus mengunjungi suatu tempat yang baru,
ia pasti terlebih dahulu masuk ke Sinagog yakni rumah ibadah orang Yahudi, dan
memberitakan Injil kepada bangsanya, sampai ia ditolak barulah ia pergi kepada orang-orang
non-Yahudi Contoh KPR 13-14-46 setelah ditolak di Antiokhia Pisidia, kami berpaling
kepada bangsa-bangsa lain' (v.46), 14:1-7 di Ikonsum Paulus dan Barnabas masuk ke rumah
ibadah orang Yahudi. setelah ditolak, mereka pergi ke kota Listra dan Derbe 17:1-10 setelah
ditolak di rumah ibadah orang Yahudi. Paulus dan Silas berangkat ke Berea: 19.9 setelah
ditolak di rumah ibadah orang Yahudi, Paulus memakai ruang kuliah Tiranas untuk
memberitakan Injil kepada semua orang (KPR 19:10). Ini membuktikan bahwa rasul Paulus
sangat mencintai bangsanya, dan menginginkan agar mereka bisa selamat. Ila bahkan berkata:
'Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum
sebangsaku secara jasmani (Roma 9.3) Tuhan mengkhususkan Paulus untuk menjadi rasul
orang non-Yahudi, namun dia juga melakukan penginjilan kepada orang Yahudi
B. Melakukan Pelayanan Diakonia
Menurut Roma 15:25-26 du aayat ini berbicara tentang bagaimana rasul Paulus
membawa sumbangan ke Yerusalem Rasul Paulus pernah menasihati jemaat Makedonia,
termasuk jemaat Korintus untuk memberi sumbangan kepada orang-orang miskin di
Yerusalem (1 Kor 16:1-4: 2 Kor 8-9). Rasul Paulus bukan saja rajin mengabarkan Injil ia juga
sangat memperhatikan kebutuhan orang-orang miskin, dan mengajarkan jemaat non-Yabudi
untuk membantu dan membagi berkat materi kepada orang-orang kudus di Yerusalem yang
sedang berkekurangan. Karena bangsa-bangsa lain mendapat berkat rohani- dapat mendengar
Injil Keselamatan melalui orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani
orang Yahudi dengan harta duniawi mereka' (Roma 15:27). Kata wajib mempunyai arti
berhutang and surely they are in debt to them' (The Amplified Bible).
Pemberian jemaat non-Yahudi memang adalah suatu pemberian yang berdasarkan
kasih-Love Gift. Ini juga merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang
dalam kebutuhan materi. Hal ini telah menyatukan orang-orang non-Yahudi dan orang
Yahudi di dalam iman kepada Tuhan Yesus. Pertalian ini menarik mereka menjadi lebih dekat
satu dengan yang lain. Orang Kristen juga harus merasa berhutang kepada orang Israel dan
membayarnya dengan berdoa untuk mereka, membagikan Injil serta membantu kebutuhan
mereka dalam hal materi. Anti-Semitism tidak ada tempat di dalam kehidupan seorang
Kristen yang berdedikasi kepada Tuhan.
C. Menggembalakan jemaat yang ia rintis
Dalam Kitab Kisah Para Rasul dokter Lukas mencatat delapan pembicaraan Rasul
Paulus kepada beberapa kelompok orang:
Kepada Jemaat Yahudi di Sinagog Antiokhia Pisidia (13-14-43),
Kepada orang non-Yahudi (14 14-18, 17:22-34).
Kepada pemimpin pemimpin jemaat, para penatua Efesus (20: 18-38)
Kepada massa Yahudi yang mau membunuh rasul Paulus (22:1-21).
Kepada Sanhedrin (23:1-10).
Kepada beberapa pejabat pemerintah (24 10-21; 26: 1-32);
Pembicaraan kepada para penatua Efesus sangat unik. Paulus adalah seorang rasul,
seorang misionaris, namun dalam pembicaraan ini Paulus nampak sebagai seorang pendeta
atau gembala ketimbang seorang pekabar Injil. Dari pembicaraannya kita dapat melihat pola
penggembalaannya. Dan ini yang menjadi topik pembicaraan artikel.
Jemaat Efesus
Menurut catatan KPR, pertama kali Paulus mengunjungi kota Efesus ia hanya satu kali
berbicara dengan orang Yahudi di Sinagog, namun ia meninggalkan Priskila dan Akwila di
sana (KPR 18:18-21). Setelah rasul Paulus meninggalkan Efesus, Apolos datang melayani di
sana. Pada kali kedua rasul Paulus mengunjungi Efesus, jemaat yang jelas sudah diselamatkan
ada 12 orang, dan ia membaptiskan mereka dalam nama Tuhan Yesus. Kali ini Paulus
memakai waktu dua tahun untuk melayani di Efesus (KPR 19:10). Dua kali pelayanan hampir
tiga tahun lamanya. Tatkala Paulus kembali ke Yerusalem, ia pernah singgah di Miletus, dan
menyuruh orang untuk mengundang para penatua Efesus datang bertemu dengannya.
Pertemuan ini merupakan perpisahan terakhir antara rasul Paulus dan wakil dari jemaat
Efesus.
Di dalam Pembicaraan ini rasul Paulus mengkilas balik masa lampau. mendiskusikan
masa kini, dan membicarakan masa yang akan datang (KPR 20 28-35)
Pembicaraan Perpisahan
1. Masa Lampau (20:18-21)
Ini adalah kilas balik masa lampau. Motivasi Paulus datang ke Efusus adalah
untuk melayani Tuhan. bukan untuk mencari uang Gaya dan sikap pelayanannya
adalah transparan dapat dilihat dan dicontohi, tidak ada perkara yang gelap yang
tersembunyi. Kamu tahu bagaimana aku hidup di antara kamu (v 18) Manusia dapat
menyembunyikan motivasi pelayanan yang tidak baik atau tidak sehat. tetapi sang
waktu akan membuktikan motivasi yang terselubung itu Yudas Iskariot mengikut
Yesus karena mau mendapatkan hari depan yang cerah Tatkala ia melihat situast yang
tidak menguntungkan bahkan membahayakan, ia mundur, bahkan dengan cara yang
keji (mencium) ia menghianati, menjual Guru yang mendidik ia selama tiga tahun.
Pelayanan rasul Paulus transparan, dapat dilihat. tidak takut diawasi oleh siapa pun
juga
Pelayanan rasul Paulus juga konsisten dan tekun, 'sejak hari pertama sampai
pertemuan di Miletus ini. Pelayanan dan kehidupan rasul Paulus konsisten, mantap,
dari hari pertama ia datang dan mengenal jemaat Efesus, sampai sekian tahun saat ia
bertemu lagi dengan mereka, Paulus tetap rajin, setia, ber- integritas tinggi.
Ada hamba Tuhan pada awal masuk ke ladang, pada masamudanya rajin dan
semangat, namun hanya beberapa tahun saja sudah berubah menjadi kendor, lesu,
malas, asal melewati waktu saja, bahkan ada yang sudah gants 'profesi, keluar dari
ladang Tuhan, berangkat ke Tesalonika untuk mencari kemewahan dan kenyamanan
hidup duniawi seperti Demas (Il Tim 4:10). Pernah ada hamba Tuhan yang berkata
bahwa pelayanannya di gereja hanya menumpang membesarkan anak saja. Alangkah
sedih dan kasihan 'melayani seperti itu! Ini juga merupakan suatu tragedi bagi gereja
Tuhan.
Kaleb adalah satu orang yang diutus oleh Musa untuk melakukan survei Tanah
Perjanjian, di masa usia yang sudah 85 tahun, dengan mantap ia berkata: Kini sudah
45 tahun lamanya, pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh
Musa Sepe kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang un berperang
dan untuk keluar masuk Oleh sebab itu berikan kepadaku pegunungan yang dijanjikan
Tuhan pada waktu mungkin Tuhan menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka
seperti yang difirmankan Tuhan (Yosua 14: 6-12). Di zaman yang krisis ketekunan
dan konsisten ini, kita patut meneladani hamba hamba Tuhan yang seperti Paulus.
Kaleb dll.
Dr. Richard J.Krejcir dalam tulisannya Statistics on Paston berkata bahwa
Riset yang diadakan lebih dari 18 tahun menunjukkas bahwa lebih dari 70% pendeta
yang merasa stress das mempertimbangkan untuk meninggalkan pelayanan. 35%
sampai 40 pendeta setelah melayani lima tahun benar-benar meninggalkan pelayanan.
Keguguran atau kepergian pendeta dari ladang pelayanan memang banyak faktorya,
namun Dr.Krejeir menasihati para pelayan Tuhan agar ingat panggilan dan tugas
pelayanan mereka."
Rasul Paulus menggembalakan dengan segala rendah hati (v.19). la bukan
'religious celebrity' yang ingin tersohor dan dijunjung massa. Dewasa ini banyak
hamba-hamba Tuhan yang tersohor, gaya mereka sudah seperti bintang film atau
tokoh-tokoh politik - ke mana-mana selalu membawa ajudan atau bodyguard. Paulus
mengambil pola pelayanan low profile, namun kerendahan hatinya bukan merupakan
tanda kelemahan, karena ia berani menghadapi kesulitan dan bahaya tanpa menyerah.
Rasul Paulus tidak melalaikan apa yang berguna bagi jemaat, ia berkata, semua
kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam
perkumpulan perkumpulan di rumah kamu (v.20).
Kata lalai dalam bahasa Yunaniya adalah upestrilamen yang artinya adalah
segan karena takut memberitahu dan mengajar yang baik kepada jemaat tidak
semudah dengan apa yang kita dipikirkan karena sesuatu yang baik ada kalanya tidak
enak didengar bisa menyinggung ego orang yang diajar, yang diingatkan atau yang
ditegor Manusia pada umumnya suka dipujt, diangkat, dan tidak suka kalau dirinya
dinasihati, ditegur dan diperingatkan, khususnya mereka yang punya kedudukan tinggi
atau pendidikan tinggi atau orang orang kaya. Tetapi justru itu adalah tugas seorang
gembala Tidak sedikit gembala yang menghindari pelayanan menegur karena mereka
mau menjadi 'favorit publik mau menjadi orang yang disukai di mana- mana saja
Perintis Yesus. Yohanes Pembaptis harus kehilangan kepalanya karena ia
menegur raja Herodes yang menikahi Herodias istri raja Filipus, saudara Herodes
sendiri. Dan Herodias menaruh dendam pada Yohanes, ta berencana untuk
membunuhnya (Markus 6:17-28). Raja Ahazia tidak senang ditegur oleh nabi Elia,
karena tatkala ia sakit, ia tidak memohon kepada Tuhan, sebaliknya ia mengirim
utusan-utusan untuk minta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron (2 Raja-Raja
11-18). Ahazia berusaha untuk membunuh Elia. namun Tuhan melindunginabi-Nya.
Anak-anak Tuhan jangan segan, jangan takut untuk menasihati, menegur
saudara seiman, supaya mereka kembali ke jalan yang benar Yakobus berkata:
Saudara saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada
seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang
berdosa. berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari
maut dan menutupi banyak dosa (Yakobus5:19-20). Tetapi sangat disayangkan,
banyak anak Tuhan termasuk hamba Tuhan tidak mau menjalankan kehendak Tuhan,
dengan alasan bahwa mereka hanya mendoakan saja, biar Tuhan yang menggerakkan
da berbicara kepada saudara yang berbuat berdosa Padahal itu hany sebuah alasan
yang menutupi keengganan dan ketakutan mereka Mereka takut dibenci orang, takut
dikatai sok suci, takut merusak hubungan dengan sesama Mereka tidak takut merusak
hubungan dengan Tuhan
Rasul Paulus juga berkata kepada anak rohaninya dan juga sekaligus rekannya
yang masih muda Timotius Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-
saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik
dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kau ikuti selama
ini (Tim4:6). Mengingatkan artinya adalah terus menerus menjelaskan dan
menunjukkan kesalahan. Sebagai seorang gembala, ia harus tidak jemu-jemunya untuk
mengajar jemaat mengenal kebenaran Alkitab agar mereka dapat membedakan benar
dan salah, baik dan jaahat Karena hanya Firman Tuhanlah yang dapat menjadi dasar
iman kepercayaan kita, yang dapat membangun iman jemaat dan yang dapat melawan
segala kesalahan.
Mengingatkan hal-hal itu artinya mengingatkan kepada jemaat hal-hal yang
Paulus bicarakan pada ayat-ayat sebelumnya. ajaran-ajaran roh jahat yang
menyesatkan, kepalsuan para pendusta Sejarah gereja telah menunjukkan bahwa iblis
memakai ajaran-ajaran yang sepertinya iya padahal bukan, untuk menggantikan
kebenaran Allah. Contoh, pada tahun 500 sampai 1500 Gereja sudah memakai ritual
untuk menggantikan Allah, pada tahun 1700 Gereja sudah memakai rasio. ajaran
humanisme untuk menggantikan Allah Kemudian dengan dokma legalistik yang mati
menggantikan Allah. Subjektivitas Misticism. New Age Movement dan roh roh
penipu menggantikan Allah. Dengan ajaran-ajaran yang memikat hati, guru- guru
palsu menyelundup ke dalam gereja dan menyesatkan jemaat.
Pada zaman akhir ini, banyak kesesatan, ajaran bidat juga menyelundup dan
meresap ke dalam rumah Tuhan, mempengaruhi memperlemah, dan membingungkan
iman jemaat. Ketidakpercayaan Teologi Modern terhadap Firman Tuhan --tidak
percaya mujizat yang dit di dalam Alkitab seperti Kebangkitan Tuhan Ye kesembuhan
orang-orang sakit dan lain lain. Ditambah dengan ajaran aan ilmu jiwa, filsafat, aliran
duniawi, penyembahan mamon, posta pora, menganggap diri selalu benar, dewa
kemakmuran, kepercayaan kepada dokun-dukun Hal-hal tersebut memenulu hati
manusia Seorang gembala harus bisa dan berani memakai Firman Tuhan untok
mengajar jemaat, dan dengan jelas menunjukkan kesalahan mereka, sehingga mereka
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permaman pala manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Ef4:14)
Pelayanan rasul Paulus bukan saja di hadapan umum, tetapi juga di
perkumpula-perkumpulan di rumah kamu NIV dan Alkitab Mandarin
menerjemahkannya dari rumah ke rumah From house to house Pelayanan seorang
gembala bukan saja pada waktu hari Minggu berkotbah di hadapan umum, tetapi juga
melayani jemaat dari rumah ke rumah, yakni melakukan pengunjungan Amsal 27:23
berkata Kenallah baik baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan
hewan mu. Kunjungan rumah sangat membantu gembala mengenal domba-domba-
nya.
Tujuan Perjalanan rasul Paulus yang kedua ialah untuk membesuk, mengetahui
keadaan jemaat yang ia dan Barnabas bangun. Tetapi beberapa waktu kemudian
berkatalah Paulus kepada Barnabas baiklah kita kembali kepada saudara saudara kita
di setiap kota, di mana kita telah memberitakan Firman Tuhan, untuk melihat
bagaimana keadaan mereka' (KPR 15:36). Rasul Paulus dan Barnabas ingin
mengetahui apakah mereka masih di dalam jalan yang benar, apakah mereka masih
mencintai Tuhan, apakah hidup kerohanian mereka bertumbuh dan menjadi dewasa.
Dengan nada yang sama rasul Petrus juga menasehati para penatua dengan
berkata: Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu sesuai dengan
kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri (1Pet 5: 1-2 ) Penatua adalah seorang yang ditugaskan untuk menjaga
domba domba Allah Kanna du sa harus menjaganya sesuai dengan kehendak All
Menjaga dalam bahasa Yunani adalah episkopeo, artinya mengaw menjaga dengan
hati-hati Rasul Petrus berkata: Sadarlah dan berjag jagalah Lawan si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang megan-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya
(1 Petrus 58) Gembala wajib menjaga kesejahteraan domba-dombanya.
Perjanjian Baru Interlinear. Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK),
diterjemahkan Hasan Sutanto, Jilid 1. Jakarta:LAI,2003.
Pdt. Lintang, Netty. P. Jurnal STT Iman Jakarta EFATA. Pola Penggembalaan Rasul Paulus.
Vol. III No. 1, September 2017. Hal 12-25.
Drane, John. 2000. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
diterjemahkan oleh P.G. Katoppo.
The Expositor’s Bible Commentary, Vol. 11. Grand Rapids: Zondervan,1978.
Jemieson, Fausset & Brown, Commentary on the whole Bible (Grand Rapids: Zondervan,
1999)
Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, New Testament, Vol. 1
Roy M. Allison, The Acts of The Apostles. Diterjemahkan oleh Alfred Ling Hongkong
John MacArthur, The macarthur New Testament Commentary: 1 Timothy, 2010.
Bornkamm,G. 1971. Pengantar umum yang baik pada kehidupan dan pemikiran Paulus
Dunnett, Walter.M. 2005. Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.
Munck, J.1959. Paul and the Salvation of Mankind (tentang peranan Paulus dalam Sejarah
Keselamatan secara keseluruhan menurut pandangan Paulus sendiri)
Markus Hildebrandt Rambe. Bahan Kuliah Misiologi III: Misi Rekonsiliasi, STT INTIM
Makassar.2000.