Anda di halaman 1dari 17

PERJALANAN MISIONER DAN

POLA PENGGEMBALAAN RASUL PAULUS


Oleh : Youla Diana Rimbing
STAK WILLIAM BOOTH JAKARTA

Abstract
The current era is characterized by utilitarianism, which is a time of commitment crisis.
Interpersonal relationships are based on gains and losses. If beneficial, the relationship can
continue, but if detrimental or not advantageous, the relationship is terminated. This mindset
is even carried by children of God and servants of God into their relationship with the Creator
and the Redeemer, the Savior.The ministry of the Apostle Paul serves as an example and
model for us. For the sake of God and humanity's salvation, for the well-being of the
congregation, Paul did not disregard his life, as long as he could reach the finish line and
complete the service assigned to him by the Lord Jesus.

Abstrak
Zaman sekarang adalah zaman utilitarianisme yang merupakan zaman yang krisis
komitmen. Hubungan antarmanusia didasari oleh untung dan rugi. Jika menguntungkan
maka relasi dapat dilanjutkan, namun jika merugikan atau tidak menguntungkan maka
relasi dihentikan. Mental seperti ini bahkan dibawa oleh anak-anak Tuhan dan pelayan-
pelayan Tuhan ke dalam hubungan dengan sang pencipta dan penebus Juru Selamat.
Pelayanan rasul paulus menjadi contoh dan teladan buat kita. Demi Tuhan dan keselamatan
manusia, demi kebaikan jemaat, Paulus tidak menghiraukan nyawanya, asal saja ia dapat
mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus
kepadanya.
Allah memberikan tugas dan tanggung jawab besar kepada Gereja, yakni menjadikan
bangsa bangsa murid Yesus. Tugas ini termasuk memberitakan Injil. mengajar.
menggembalakan memerintah atau memanage jemaat dll (Efrata 4:11)
Paulus adalah seorang yang ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi rasul bagi bangsa
non-Yahudi (Galatia 2:7). Paulus menunaikan tugas kerasulannya dengan sangat baik Di
samping itu ia masih melakukan beberapa pelayanan 'extra'
A. Memberitakan Injil kepada orang Yahudi
Boleh dikatakan bahwa setiap kali rasul Paulus mengunjungi suatu tempat yang baru,
ia pasti terlebih dahulu masuk ke Sinagog yakni rumah ibadah orang Yahudi, dan
memberitakan Injil kepada bangsanya, sampai ia ditolak barulah ia pergi kepada orang-orang
non-Yahudi Contoh KPR 13-14-46 setelah ditolak di Antiokhia Pisidia, kami berpaling
kepada bangsa-bangsa lain' (v.46), 14:1-7 di Ikonsum Paulus dan Barnabas masuk ke rumah
ibadah orang Yahudi. setelah ditolak, mereka pergi ke kota Listra dan Derbe 17:1-10 setelah
ditolak di rumah ibadah orang Yahudi. Paulus dan Silas berangkat ke Berea: 19.9 setelah
ditolak di rumah ibadah orang Yahudi, Paulus memakai ruang kuliah Tiranas untuk
memberitakan Injil kepada semua orang (KPR 19:10). Ini membuktikan bahwa rasul Paulus
sangat mencintai bangsanya, dan menginginkan agar mereka bisa selamat. Ila bahkan berkata:
'Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum
sebangsaku secara jasmani (Roma 9.3) Tuhan mengkhususkan Paulus untuk menjadi rasul
orang non-Yahudi, namun dia juga melakukan penginjilan kepada orang Yahudi
B. Melakukan Pelayanan Diakonia
Menurut Roma 15:25-26 du aayat ini berbicara tentang bagaimana rasul Paulus
membawa sumbangan ke Yerusalem Rasul Paulus pernah menasihati jemaat Makedonia,
termasuk jemaat Korintus untuk memberi sumbangan kepada orang-orang miskin di
Yerusalem (1 Kor 16:1-4: 2 Kor 8-9). Rasul Paulus bukan saja rajin mengabarkan Injil ia juga
sangat memperhatikan kebutuhan orang-orang miskin, dan mengajarkan jemaat non-Yabudi
untuk membantu dan membagi berkat materi kepada orang-orang kudus di Yerusalem yang
sedang berkekurangan. Karena bangsa-bangsa lain mendapat berkat rohani- dapat mendengar
Injil Keselamatan melalui orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani
orang Yahudi dengan harta duniawi mereka' (Roma 15:27). Kata wajib mempunyai arti
berhutang and surely they are in debt to them' (The Amplified Bible).
Pemberian jemaat non-Yahudi memang adalah suatu pemberian yang berdasarkan
kasih-Love Gift. Ini juga merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang
dalam kebutuhan materi. Hal ini telah menyatukan orang-orang non-Yahudi dan orang
Yahudi di dalam iman kepada Tuhan Yesus. Pertalian ini menarik mereka menjadi lebih dekat
satu dengan yang lain. Orang Kristen juga harus merasa berhutang kepada orang Israel dan
membayarnya dengan berdoa untuk mereka, membagikan Injil serta membantu kebutuhan
mereka dalam hal materi. Anti-Semitism tidak ada tempat di dalam kehidupan seorang
Kristen yang berdedikasi kepada Tuhan.
C. Menggembalakan jemaat yang ia rintis
Dalam Kitab Kisah Para Rasul dokter Lukas mencatat delapan pembicaraan Rasul
Paulus kepada beberapa kelompok orang:
Kepada Jemaat Yahudi di Sinagog Antiokhia Pisidia (13-14-43),
Kepada orang non-Yahudi (14 14-18, 17:22-34).
Kepada pemimpin pemimpin jemaat, para penatua Efesus (20: 18-38)
Kepada massa Yahudi yang mau membunuh rasul Paulus (22:1-21).
Kepada Sanhedrin (23:1-10).
Kepada beberapa pejabat pemerintah (24 10-21; 26: 1-32);
Pembicaraan kepada para penatua Efesus sangat unik. Paulus adalah seorang rasul,
seorang misionaris, namun dalam pembicaraan ini Paulus nampak sebagai seorang pendeta
atau gembala ketimbang seorang pekabar Injil. Dari pembicaraannya kita dapat melihat pola
penggembalaannya. Dan ini yang menjadi topik pembicaraan artikel.
Jemaat Efesus
Menurut catatan KPR, pertama kali Paulus mengunjungi kota Efesus ia hanya satu kali
berbicara dengan orang Yahudi di Sinagog, namun ia meninggalkan Priskila dan Akwila di
sana (KPR 18:18-21). Setelah rasul Paulus meninggalkan Efesus, Apolos datang melayani di
sana. Pada kali kedua rasul Paulus mengunjungi Efesus, jemaat yang jelas sudah diselamatkan
ada 12 orang, dan ia membaptiskan mereka dalam nama Tuhan Yesus. Kali ini Paulus
memakai waktu dua tahun untuk melayani di Efesus (KPR 19:10). Dua kali pelayanan hampir
tiga tahun lamanya. Tatkala Paulus kembali ke Yerusalem, ia pernah singgah di Miletus, dan
menyuruh orang untuk mengundang para penatua Efesus datang bertemu dengannya.
Pertemuan ini merupakan perpisahan terakhir antara rasul Paulus dan wakil dari jemaat
Efesus.
Di dalam Pembicaraan ini rasul Paulus mengkilas balik masa lampau. mendiskusikan
masa kini, dan membicarakan masa yang akan datang (KPR 20 28-35)
Pembicaraan Perpisahan
1. Masa Lampau (20:18-21)
Ini adalah kilas balik masa lampau. Motivasi Paulus datang ke Efusus adalah
untuk melayani Tuhan. bukan untuk mencari uang Gaya dan sikap pelayanannya
adalah transparan dapat dilihat dan dicontohi, tidak ada perkara yang gelap yang
tersembunyi. Kamu tahu bagaimana aku hidup di antara kamu (v 18) Manusia dapat
menyembunyikan motivasi pelayanan yang tidak baik atau tidak sehat. tetapi sang
waktu akan membuktikan motivasi yang terselubung itu Yudas Iskariot mengikut
Yesus karena mau mendapatkan hari depan yang cerah Tatkala ia melihat situast yang
tidak menguntungkan bahkan membahayakan, ia mundur, bahkan dengan cara yang
keji (mencium) ia menghianati, menjual Guru yang mendidik ia selama tiga tahun.
Pelayanan rasul Paulus transparan, dapat dilihat. tidak takut diawasi oleh siapa pun
juga

Pelayanan rasul Paulus juga konsisten dan tekun, 'sejak hari pertama sampai
pertemuan di Miletus ini. Pelayanan dan kehidupan rasul Paulus konsisten, mantap,
dari hari pertama ia datang dan mengenal jemaat Efesus, sampai sekian tahun saat ia
bertemu lagi dengan mereka, Paulus tetap rajin, setia, ber- integritas tinggi.
Ada hamba Tuhan pada awal masuk ke ladang, pada masamudanya rajin dan
semangat, namun hanya beberapa tahun saja sudah berubah menjadi kendor, lesu,
malas, asal melewati waktu saja, bahkan ada yang sudah gants 'profesi, keluar dari
ladang Tuhan, berangkat ke Tesalonika untuk mencari kemewahan dan kenyamanan
hidup duniawi seperti Demas (Il Tim 4:10). Pernah ada hamba Tuhan yang berkata
bahwa pelayanannya di gereja hanya menumpang membesarkan anak saja. Alangkah
sedih dan kasihan 'melayani seperti itu! Ini juga merupakan suatu tragedi bagi gereja
Tuhan.
Kaleb adalah satu orang yang diutus oleh Musa untuk melakukan survei Tanah
Perjanjian, di masa usia yang sudah 85 tahun, dengan mantap ia berkata: Kini sudah
45 tahun lamanya, pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh
Musa Sepe kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang un berperang
dan untuk keluar masuk Oleh sebab itu berikan kepadaku pegunungan yang dijanjikan
Tuhan pada waktu mungkin Tuhan menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka
seperti yang difirmankan Tuhan (Yosua 14: 6-12). Di zaman yang krisis ketekunan
dan konsisten ini, kita patut meneladani hamba hamba Tuhan yang seperti Paulus.
Kaleb dll.
Dr. Richard J.Krejcir dalam tulisannya Statistics on Paston berkata bahwa
Riset yang diadakan lebih dari 18 tahun menunjukkas bahwa lebih dari 70% pendeta
yang merasa stress das mempertimbangkan untuk meninggalkan pelayanan. 35%
sampai 40 pendeta setelah melayani lima tahun benar-benar meninggalkan pelayanan.
Keguguran atau kepergian pendeta dari ladang pelayanan memang banyak faktorya,
namun Dr.Krejeir menasihati para pelayan Tuhan agar ingat panggilan dan tugas
pelayanan mereka."
Rasul Paulus menggembalakan dengan segala rendah hati (v.19). la bukan
'religious celebrity' yang ingin tersohor dan dijunjung massa. Dewasa ini banyak
hamba-hamba Tuhan yang tersohor, gaya mereka sudah seperti bintang film atau
tokoh-tokoh politik - ke mana-mana selalu membawa ajudan atau bodyguard. Paulus
mengambil pola pelayanan low profile, namun kerendahan hatinya bukan merupakan
tanda kelemahan, karena ia berani menghadapi kesulitan dan bahaya tanpa menyerah.
Rasul Paulus tidak melalaikan apa yang berguna bagi jemaat, ia berkata, semua
kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam
perkumpulan perkumpulan di rumah kamu (v.20).
Kata lalai dalam bahasa Yunaniya adalah upestrilamen yang artinya adalah
segan karena takut memberitahu dan mengajar yang baik kepada jemaat tidak
semudah dengan apa yang kita dipikirkan karena sesuatu yang baik ada kalanya tidak
enak didengar bisa menyinggung ego orang yang diajar, yang diingatkan atau yang
ditegor Manusia pada umumnya suka dipujt, diangkat, dan tidak suka kalau dirinya
dinasihati, ditegur dan diperingatkan, khususnya mereka yang punya kedudukan tinggi
atau pendidikan tinggi atau orang orang kaya. Tetapi justru itu adalah tugas seorang
gembala Tidak sedikit gembala yang menghindari pelayanan menegur karena mereka
mau menjadi 'favorit publik mau menjadi orang yang disukai di mana- mana saja
Perintis Yesus. Yohanes Pembaptis harus kehilangan kepalanya karena ia
menegur raja Herodes yang menikahi Herodias istri raja Filipus, saudara Herodes
sendiri. Dan Herodias menaruh dendam pada Yohanes, ta berencana untuk
membunuhnya (Markus 6:17-28). Raja Ahazia tidak senang ditegur oleh nabi Elia,
karena tatkala ia sakit, ia tidak memohon kepada Tuhan, sebaliknya ia mengirim
utusan-utusan untuk minta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron (2 Raja-Raja
11-18). Ahazia berusaha untuk membunuh Elia. namun Tuhan melindunginabi-Nya.
Anak-anak Tuhan jangan segan, jangan takut untuk menasihati, menegur
saudara seiman, supaya mereka kembali ke jalan yang benar Yakobus berkata:
Saudara saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada
seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang
berdosa. berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari
maut dan menutupi banyak dosa (Yakobus5:19-20). Tetapi sangat disayangkan,
banyak anak Tuhan termasuk hamba Tuhan tidak mau menjalankan kehendak Tuhan,
dengan alasan bahwa mereka hanya mendoakan saja, biar Tuhan yang menggerakkan
da berbicara kepada saudara yang berbuat berdosa Padahal itu hany sebuah alasan
yang menutupi keengganan dan ketakutan mereka Mereka takut dibenci orang, takut
dikatai sok suci, takut merusak hubungan dengan sesama Mereka tidak takut merusak
hubungan dengan Tuhan
Rasul Paulus juga berkata kepada anak rohaninya dan juga sekaligus rekannya
yang masih muda Timotius Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-
saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik
dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kau ikuti selama
ini (Tim4:6). Mengingatkan artinya adalah terus menerus menjelaskan dan
menunjukkan kesalahan. Sebagai seorang gembala, ia harus tidak jemu-jemunya untuk
mengajar jemaat mengenal kebenaran Alkitab agar mereka dapat membedakan benar
dan salah, baik dan jaahat Karena hanya Firman Tuhanlah yang dapat menjadi dasar
iman kepercayaan kita, yang dapat membangun iman jemaat dan yang dapat melawan
segala kesalahan.
Mengingatkan hal-hal itu artinya mengingatkan kepada jemaat hal-hal yang
Paulus bicarakan pada ayat-ayat sebelumnya. ajaran-ajaran roh jahat yang
menyesatkan, kepalsuan para pendusta Sejarah gereja telah menunjukkan bahwa iblis
memakai ajaran-ajaran yang sepertinya iya padahal bukan, untuk menggantikan
kebenaran Allah. Contoh, pada tahun 500 sampai 1500 Gereja sudah memakai ritual
untuk menggantikan Allah, pada tahun 1700 Gereja sudah memakai rasio. ajaran
humanisme untuk menggantikan Allah Kemudian dengan dokma legalistik yang mati
menggantikan Allah. Subjektivitas Misticism. New Age Movement dan roh roh
penipu menggantikan Allah. Dengan ajaran-ajaran yang memikat hati, guru- guru
palsu menyelundup ke dalam gereja dan menyesatkan jemaat.
Pada zaman akhir ini, banyak kesesatan, ajaran bidat juga menyelundup dan
meresap ke dalam rumah Tuhan, mempengaruhi memperlemah, dan membingungkan
iman jemaat. Ketidakpercayaan Teologi Modern terhadap Firman Tuhan --tidak
percaya mujizat yang dit di dalam Alkitab seperti Kebangkitan Tuhan Ye kesembuhan
orang-orang sakit dan lain lain. Ditambah dengan ajaran aan ilmu jiwa, filsafat, aliran
duniawi, penyembahan mamon, posta pora, menganggap diri selalu benar, dewa
kemakmuran, kepercayaan kepada dokun-dukun Hal-hal tersebut memenulu hati
manusia Seorang gembala harus bisa dan berani memakai Firman Tuhan untok
mengajar jemaat, dan dengan jelas menunjukkan kesalahan mereka, sehingga mereka
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permaman pala manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Ef4:14)
Pelayanan rasul Paulus bukan saja di hadapan umum, tetapi juga di
perkumpula-perkumpulan di rumah kamu NIV dan Alkitab Mandarin
menerjemahkannya dari rumah ke rumah From house to house Pelayanan seorang
gembala bukan saja pada waktu hari Minggu berkotbah di hadapan umum, tetapi juga
melayani jemaat dari rumah ke rumah, yakni melakukan pengunjungan Amsal 27:23
berkata Kenallah baik baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan
hewan mu. Kunjungan rumah sangat membantu gembala mengenal domba-domba-
nya.
Tujuan Perjalanan rasul Paulus yang kedua ialah untuk membesuk, mengetahui
keadaan jemaat yang ia dan Barnabas bangun. Tetapi beberapa waktu kemudian
berkatalah Paulus kepada Barnabas baiklah kita kembali kepada saudara saudara kita
di setiap kota, di mana kita telah memberitakan Firman Tuhan, untuk melihat
bagaimana keadaan mereka' (KPR 15:36). Rasul Paulus dan Barnabas ingin
mengetahui apakah mereka masih di dalam jalan yang benar, apakah mereka masih
mencintai Tuhan, apakah hidup kerohanian mereka bertumbuh dan menjadi dewasa.
Dengan nada yang sama rasul Petrus juga menasehati para penatua dengan
berkata: Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu sesuai dengan
kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri (1Pet 5: 1-2 ) Penatua adalah seorang yang ditugaskan untuk menjaga
domba domba Allah Kanna du sa harus menjaganya sesuai dengan kehendak All
Menjaga dalam bahasa Yunani adalah episkopeo, artinya mengaw menjaga dengan
hati-hati Rasul Petrus berkata: Sadarlah dan berjag jagalah Lawan si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang megan-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya
(1 Petrus 58) Gembala wajib menjaga kesejahteraan domba-dombanya.

2. Masa Kini (20:22-27)


Pada saat ini hati rasul Paulus sangat mendesak, ia ma menuju ke Yerusalem la
berkata bahwa Roh Kudus menawannya untuk pergi ke Yerusalem dan ia tidak tahu
apa yang akan terjadi atas dirinya di situ. Namun dari kota ke kota Roh Kudus
menyatakan bahwa penjara dan sengsara menunggu ia Akan tetapi ia tidak
menghiraukan nyawanya, asal saja ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan
pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadanya untuk memberi kesaksian
tentang Injil kasih Karunia Allah
Jikalau rasul Paulus tidak pergi ke Yerusalem, apakah ia bisa menghindari
pemenjaraan? Mungkin saja bisa. Tetapi jika demikian, maka rasul Paulus tidak bisa
menulis surat Efesus, surat Filipi, surat Kolose dan surat Filemon. Karena surat surat
itu justru ditulis tatkala ia di dalam penjara. Dalam pemenjaraannya ia diizinkan untuk
menerima teman teman yang datang membesuknya, di dalam penjara ia dapat
memberitakan Injil Pemenjaraan rasul Paulus membuat orang lain menjadi berani
bersaksi buat Kristus, dan juga mendatangkan banyak doa syafaat bagi dirinya. Tuhan
memberikan ia kekuatan untuk menghadapi pengujian, maka pemenjaraannya sudah
menjadi suatu dinamo pemberitaan Injil 'Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat' (II Kor 12 10).
Yang menjadi perhatian dalam hidup rasul Paulus adalah bagaimana
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (v.24). Dalam
perlombaan lan Maraton semua peserta bukan saja harus berlari sampai garis akhir.
mereka bahkan berusaha untuk menang Sikap ini harus diteladan oleh para gembala
Lam halnya dengan Gehazi, sa ditegur oleh gurunya nahi Elia: Was it a time to accept
money, garments olive orchards, vineyards sheep oxen, menservants and maidservant?
11 RajaRaja 5:26b. Apakah ini adalah waktunya untuk menerima perak dan
memperoleh kebun zaitun, kebun anggur kambing domba, lembu sapi, budak laki-
lakidan budak perempuan?
Zaman nabi Elia dan Elisa adalah zaman yang seperti apa ? Itu adalah zaman
di mana negara Israel berada di bawah tekanan. ancaman negara-negara tetangga
seperti Aran. Moab dil. Keadaan Israel tidak stabil, mereka krisis secara ekonomi,
agama, dan politik Sebagai seorang hamba Tuhan seharusnya bergumul bersama umat
Tuhan, banyak berdoa memikirkan bagaimana menggembalakan rakyat yang hidup di
dalam keadaan yang tidak stabil, memikirkan bangsa dan negaranya, dan berschati
dengan gurunya. Tetapi yang ada di hati Gehazı, yang menjadi interestnya adalah
bagaimana memakai kesempatan emas untuk memperoleh harta kekayaan dan
kenyamanan hidup. Gehazi memakai siasat untuk mendapatkan pemberian panglima
Naaman yang sudah ditolak oleh gurunya Elisa. Gehazi memang memperoleh harta,
akan tetapi ia juga mendapat kusta Naaman
Karena rasul Paulus tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepada
mereka, maka ia berani berkata bahwa jika di antara mereka ada yang binasa itu bukan
tanggung jawabnya (v.26-27). Dalam pembicaraan ini untuk kedua kalinya rasul
Paulus berkata bahwa ia tidak lalai menjalankan tugasnya (v 20, 27).

Memberitakan 'seluruh maksud Allah Kehendak Allah mencakup banyak hal,


di antaranya ada: Penebusan, Pertobatan, Pengudusan, Pengharapan di dalam Kristus,
Penginjilan, Penggembalaan dan Pengadilan Meja/Tahta Putih (Wahyu 20: 11) dll.
Pengajaran seorang gembala harus menyeluruh, jangan hanya tok pada satu doktrin
atau topik, atau kitab yang menjadi preference sta kesukaan dirinya saja Karena hanya
dengan pengajaran yang menyeluruh jemaat baru bisa menjadi dewasa. Dalam surat
Kolose rasul Paulus berkata Dalah yang kami beritakan, apabila tiap tiap orang kami
nasihati dan trap tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap tiap
orang kepada kesempurnaan dalam Kristus Itulah yang kuusahakan dan
kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan
kuat di dalam aku (Kolose 1 28-29).
3. Masa yang akan datang (v.28-32).
Bagian ini merupakan pesan rasul Paulus kepada para penilik jemaat. Istilah
Penilik (v 28) dan Penatua (v.17) pada awalnya adalah sama, sampai akhir abad kedua
baru dibedakan 12 Rasul Paulus mengingatkan kepada para penilik bahwa mereka
ditetapkan oleh Rob Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah.
Karena itu mereka harus menjaga diri sendiri dan menjaga seluruh kawanan (v.28)
Dalam hal yang sama rasul Paulus juga mangingatkan Timotius Awasilah
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena
dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang
mendengar engkau (1 Tim 4:16).
Perkara yang paling penting bagi seorang pekerja Tuhan adalah menjaga
dirinya sendiri, bukan saja menjaga hidup lahiriahnya yang dapat dilihat orang, tetapi
juga hidup batinahnya, yakni pikiran dan perasaannya. Tidak perduli seberapa lurus
dan benarnya seseorang di dalam doktrin atau seberapa efektif dalam pengajarannya,
apabila kedapatan cacat pada kehidupan batin atau lahiriahnya, itu akan merusak
dirinya. Dalam hal ini ada pekerja pekerja Tuhan gagal secara tragis Di samping
memperhatikan kerohanian orang lain, gembala juga harus memperhatikan dirinya
sendiri. Janganlah sampai menjaga kebun anggar orang faus tetapi kehon anggur
sendiri tafak dunganya (Kidung Agung (6)
Dengan demikian, gembala akan menyelamatkan dirinya dan menyelamatkan
kawanan dombanya. Adalah suatu tragedi apabila worang pemenang jowa tetapi
kehilangan nyawanya sendiri. Sama tragsnya apabila seorang menyelamatkan jiwa
sendiri dan membiarkan pendengarnya binasa. Kita harus memberi perhatian kepada
dua-duanya.
Rasul Paulus tahu sesudah ia pergi, guru-guru palsu yang seperti serigala yang
ganas akan masuk ke jemaat. Mereka tidak akan menyayangkan kawanan itu. Mereka
berusaha menarik mund mand dari jalan yang benar dan supaya ikut mereka Paulus
ingatkan para penilik untuk berjaga-jaga dan ingat bahwa ia tiga tahun lamanya. siang
malam, dengan tiada berhenti hentinya menasehati mereka masing masing dengan
mencucurkan aur mata. Ini adalah cucuran air mata untuk kebaikkan kerohanian
jemaat
Gembala di dalam dunia ini terbatas, tidak bisa mendampings kawanannya
untuk selama lamanya, namun rasul Paulus tahu bahwa Allah dan firmanNya tidak
dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. keduanya berkuasa membangun jemaat dan
menganugerahkan kepada mereka bagian yang ditentukan bagi semua orang yang
telah dikuduskanNya (v 32). Firman Tuhan dapat menjaga kita dari dosa (Mazmur
119: 11)

4. Meninggalkan kesaksian hidup yang patut dicontohi (20: 33-35)


Rasul Paulus berkata kepada jemaat Korintus: Jadilah pengikutku. (1Kor 11.
1). Perkataan ini sepertinya bernada sombong. namun kalimat mi belum selesai,
berikutnya Paulus berkata sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Kor
11.1). Sekalipun yang menjadi panutan kita adalah Tuhan Yesus, namun apakah kita
berani berkata kepada orang lain, jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi
pengikut Kristus Dalam pelayanan dan kehidupannya, rasul Paulus betul-betul sudah
membuktikan bahwa ia adalah seorang pengikut Kristus yang setia. la menjalankan
kehidupan membagi seperti apa yang Tuhan Yesus ajarkan, bahwa Adalah lebih
berbahagia memberi daripada menerima (v35) Jemaat Efesus tahu bahwa dengan
tangannya sendiri rasul Paulus telah bekerja untuk memenuhi keperluan dirinya dan
keperluan kawan seperjalanannya (v.34).
Dalam pembicaraan ini rasul Paulus tiga kali berkata kamu saudara tahu V 18
Kamu tahu bagaimana aku hidup... V 20 Saudara tahu bahwa saya tidak segan-segan
(terjemahan BIS= Alkitab Kabar Baik dalam Bahasa Indonesia sehari-hari). NIV You
know that I have not hesitated to preach V 34 Kamu sendiri tahu bahwa dengan
tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan
kawan seperjalananku.
Kesetiaan dan ketaatan rasul Paulus kepada Tuhan Yesus. cinta kasih Paulus
kepada rekan kerjanya dapat disaksikan oleh jemaat Dalam pembicaraan perpisahan
ini rasul Paulus masih berpesan kepada gereja supaya membantu orang-orang yang
lemah. Inilah rasul Paulus, misionaris, gembala jemaat Efesus, yang meninggalkan
pola penggembalaannya kepada kita Teladanilah Paulus seperti ia meneladani Kristus!

Paulus dan Jemaat Mula-Mula


Tetapi bagaimana hubungan Paulus dengan pemimpin-pemimpin jemaat mula-mula
lainnya? Sewaktu kita membaca Perjanjian Baru, tidaklah sulit memperoleh kesan bahwa
hanya dua orang yang penting di jemaat mula- mula: Yesus sendiri dan Paulus. Sebab cerita-
cerita tentang Yesus dalam kitab Injil dan tulisan Paulus bersama-sama menempati tiga
perempat dari seluruh Perjanjian Baru. Kadang-kadang kita bertemu dengan Petrus, Yakobus
dan tokoh-tokoh lain yang kurang penting, seperti Silas atau Timotius di dalam surat-surat
Paulus. Bahkan dalam Kisah Para Rasul pun kelihatannya mereka memainkan peranan yang
kurang penting dibanding dengan Paulus sendiri Memang ada alasan untuk itu, yang
berhubungan dengan tujuan awal penulisan Kisah Para Rasul. Sebagai kisah yang selektif
tentang awal mula agama Kristen. Umpamanya, kalau kita hanya berpegang pada Kisah Para
Rasul saja, kita akan mengira Paulus merupakan orang Kristen pertama yang membawa Injil
ke Roma Tetapi dari suratnya kepada jemaat di Roma, kita mengetahui bahwa ada jemaat
Kristen yang besar dan bertumbuh pesat di kota tersebut jauh sebelum Paulus mengunjungi
Italia (Rm. 1:6-7). Jadi pekerjaan Paulus, betapa pun pentingnya, jelas melengkapi pekerjaan
banyak tokoh lain di jemaat mula-mula, yang nama-nama dan kegiatan-kegiatannya tidak
direkam bagi kita.
Tetapi apakah pekerjaan Paulus benar-benar melengkapi pekerjaan Petrus dan
pemimpin-pemimpin Kristen lainnya? Ataukah ia mendirikan suatu ragam kekristenan yang
berbeda sama sekali, yang berbeda dari jemaat pertama di Yerusalem bukan hanya dalam
sifatnya, tetapi juga dalam kepercayaannya?
Pendapat kedua itu dikemukakan pada pertengahan abad ke-19 oleh anggota-anggota
"aliran Tübingen" di Jerman. Terpengaruh oleh ahli Perjanjian Baru yang besar, Ferdinand
Christian Baur, mereka berpen- dapat ada perbedaan besar antara jenis kekristenan Paulus dan
corak maat-jemaat yang didirikan oleh orang-orang Yahudi Kristen seperti trus, atau Yakobus
dari Yerusalem. Mereka menganggap pada Generasi Kristen yang pertama terjadi pertikaian
antara bentuk-bentuk kepercayaan kristen yang saling bersaing yang baru diselesaikan dengan
munculnya gereja katolik pada abad kedua. Ini bukan ide yang baru. Bahkan pada abad kedua
pun pengarang-pengarang anonim dari Khotbah-khotbah dan Pengenalan-pengenalan (yang
disebut karangan Clemens), mengemukakan ada perbedaan-perbedaan yang tak terjembatani
antara Paulus dan para rasul yang pertama.
Tetapi apakah itu gambaran yang adil mengenai Paulus dan rasul- rasul lainnya?
Apakah ia memang bebas dari pangkalan jemaat yang ber- sifat Yahudi di Yerusalem? Atau
apakah kita ingin melihatnya seperti itu, mungkin karena pikiran Paulus yang lebih terbuka
tentang Injil pada umumnya lebih cocok dengan sudut pandang kita yang modern?
Kalau kita meneliti Perjanjian Baru dengan saksama, baik tulisan- tulisan Paulus
maupun Kisah Para Rasul, segera menjadi jelas Paulus jauh lebih sadar akan asal-usul dan
latar belakang Yahudinya daripada yang diakui oleh banyak ahli modern. Di beberapa tempat
ia benar-benar berusaha menetapkan semacam kontinuitas antara jemaat-jemaat bukan Yahudi
yang didirikannya di satu pihak, dengan jemaat Yahudi yang pertama, bahkan dengan agama
Yahudi sendiri, di lain pihak.

Paulus dan Yerusalem


Beberapa ahli pernah mengusulkan Paulus sebenarnya berada di bawah pengawasan
para pemimpin di Yerusalem. Kalau begitu, apakah surat- suratnya agak menyembunyikan
kebenaran dalam hal ini, dan menunjuk- kan dirinya lebih bebas daripada keadaannya yang
sebenarnya? Pandang an ini telah memperoleh dukungan dari kenyataan bahwa menjelang
akhir perjalanan misionernya yang ketiga, Paulus mengeluarkan banyak usaha dan tenaga
untuk mengadakan pengumpulan dana di antara orang-orang Kristen bukan-Yahudi di Yunani
dan Asia Kecil, yang diperuntukkan bagi maat di Yudea (1 Kor 16:1-7). Kita tahu dari
sumber-sumber lain habwa orang-orang Yahudi Helenis di seluruh kekaisaran Roma mengi-
ram pajak tahunan kepada para penguasa di Yerusalem, guna mendukung Bait Allah dan
upacara-upacara agama di sana. Jadi, apakah jemaat di Yerusalem menjalankan semacam
pengawasan sentral terhadap seluruh gerakan Kristen dengan menetapkan beban yang serupa
terhadap maat jemaat bukan-Yahudi yang didirikan Paulus?

Kelihatannya kemungkinan itu kecil Dalam Surat Roma, Paulus mengemukakan


pengertiannya sendiri tentang pengumpulan uang ter- sebut: "Jemaat jemaat di Makedonia
dan Akhaya sudah menyetujui untuk memberikan sumbangan kepada saudara-saudara yang
miskin di antara umat Allah di Yerusalem. Dengan senang hati mereka memutuskan untuk
berbuat itu" (Rm. 15:26, BIS). Kemudian dia melanjutkan, "Memang sebenarnya mereka
patut menolong saudara-saudara yang makin di Yerusalem itu: sebab dari orang-orang
Yahudilah orang-orang bukan-Yahudi itu sudah menerima berkat-berkat dari Allah. Jadi
orang- orang bukan-Yahudi itu patut juga menolong orang-orang Yahudi dengan berkat-
berkat kebendaan" (ayat 27). Dengan kata lain, sadar akan hutang budinya kepada jemaat
Kristen Yahudi, Paulus mengumpulkan dana ini bagai semacam persembahan ucapan syukur
dan pernyataan ka secara spontan bagi orang-orang Kristen di Yerusalem (2 Kor 88-14).
Tentu orang-orang Kristen Yahudi mungkin melihatnya dari sudut p dang yang lain. Ada
yang mengemukakan bahwa mereka menganggapnya sebagai penggenapan nubuat-nubuat
kuno dalam Kitab Yesaya, yang menyatakan harta bang bang dibawa ke Yerusalem, dan para
pen bawanya yang bukan-Yahudi akan "datang bersujud (Yes. 60).
Kalau memang begitu, tentu kita menduga bahwa mereka akan menerima Paulus dan
teman-teman Kristen bukan-Yahudinya dengan tangan terbuka. Tetapi faktanya adalah tidak
jelas apa yang terjadi dengan dana yang dikumpulkan ketika akhirnya sampai di Yerusalem
Ada yang berpendapat bahwa sebenarnya orang-orang Kristen Yahudi menolaknya. Dan ini
terlihat jelas ketika Paulus kemudian ditangkap d Bait Allah di Yerusalem, orang-orang
Kristen Yahudi tidak datang untuk membelanya. Hal itu diserahkan kepada seorang Romawi
(Kis. 21.27-40) Mungkin orang-orang Kristen Yahudi tidak menjebaknya, tetapi kelihatannya
mereka tidak menyesal mereka tidak akan melihatnya lagi. Tetapi hal yang sama tidak dapat
dikatakan tentang sikap Paulus terhadap mereka. Kenyataan bahwa ia berusaha kembali ke
Yerusalem pada waktu itu, menunjukkan ia merasa sangat berhutang budi kepada pemimpin-
pemimpin jemaat Kristen mula-mula.

Paulus dan Ajaran Yesus


Hutang budinya kelihatan juga dari cara Paulus menunjukkan penge- tahuan tentang
ajaran-ajaran Yesus sendiri. Salah satu ciri yang menarik dari surat-surat Paulus ialah tidak
adanya sama sekali rujukan-rujukan langsung terhadap kehidupan dan pengajaran Yesus.
Pernah orang ber- pendapat bahwa Paulus tidak memperhatikan pengajaran Yesus, dan jenis
kekristenannya didasarkan atas gagasan-gagasan Yunani dan Romawi. Tetapi pendapat
tersebut tidak sesuai dengan fakta.Walaupun Paulus jarang sekali mengacu secara langsung
pada ajaran-ajaran Yesus, ada beberapa bagian dalam tulisan-tulisannya yang memperlihatkan
kesamaan yang mencolok dengan apa yang kita temukan dalam kitab-kitab Injil Kadang-
kadang Paulus mengatakan bahwa ia mengutip atau mengacu pada "sabda Tuhan" (1 Kor.
7:10; 9:14; 1 Tes. 4:15). Tetapi ada banyak tempat lain di mana nasihatnya sendiri begitu
dekat dengan ajaran Yesus seperti yang tercatat dalam kitab-kitab Injil sehingga rupanya
Paulus mengacu padanya umpamanya, di dalam nasihat praktis yang diberikan kepada jemaat
di Roma:
• kasih kepada musuh (Mat 543-48 Rm. 12:14-21).
• kasih kepada Allah dan sesama (Mrk 12-29-31. Rm. 138-10).
• ajaran tentang makanan halal dan haram (Mrk 7:14-23 Rm. 14:4)
• tanggung jawab terhadap negara (Mrk 12:13-17: Rm. 13:1-7).
Pengetahuan Paulus mengenai kata-kata dan perbuatan-perbuatan Yesus bidak
diperolehnya melalui pertemuan pribadi dengan Yesus melainkan dari murid-murid Yesus
yang pertama mungkin khususnya dari Petrus mengingat Paulus bersama-sama dengannya
selama dua minggu penuh setelah pertobatannya (Gal. 1:18). Paulus pasti mengetahui jauh
lebih banyak tentang pengajaran Yesus daripada yang kentara dari surat- suratnya. Tetapi
ada alasan mengapa ia bungkam mengenai hal tersebut. Pertama-tama, surat-suratnya
merupakan tulisan-tulisan menurut keadaan, dan bukan penyajian tentang teologinya yang
telah disusun secara cermat dan saksama. Juga rasanya pembaca-pembacanya sudah tahu
banyak tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. Paulus tentu telah memberitahukan hal
tersebut ketika ia menyampaikan berita Injil kepada mereka. Tentu saja, ia tidak dapat
berbicara tentang Yesus kepada orang bukan-Yahudi atau orang Yahudi Helenis tanpa
memberikan mereka sedikit penjelasan tentang siapa Yesus itu. Agar dapat melakukan hal
ter- sebut, ia memerlukan kerja sama dan persahabatan dengan murid-murid Yesus yang
pertama.
Bila semua faktor ini ditinjau secara bersama, maka faktor-faktor ter- sebut
memberi dukungan terhadap pendapat bahwa Paulus tidaklah ber beda dengan yang
lainnya, melainkan merupakan inti gerakan Kristen yang bermula di antara murid-murid
Yesus. Kita sudah mengetahui sedikit perihal kehidupan Paulus. Sebelum kita lanjutkan,
kita harus bertanya bagaimana dan mengapa Paulus seorang Farisi sampai menjadi
seorang Kristen.

Strategi Paulus dalam perkabaran Injil


Mungkin Pauluslah misionaris Kristen yang paling berhasil sepanjang zaman Dalam
kurun waktu kurang dari satu generasi, ia mengadakan perjalanan ke seluruh wilayah dunia
Laut Tengah, dan mendirikan jemaat- jemaat Kristen yang berkembang serta aktif ke mana
pun ia pergi Apa rahasianya? Tentunya Paulus sadar bahwa ia hanya seorang pem- bawa
berita, dan kuasa Roh Kudus sematalah yang membawa perubahan dalam kehidupan orang
yang dite- muinya Sewaktu mengingat segala penderitaan yang dialaminya, ia
menggambarkan dirinya sebagai "bejana tanah liat" hanya tempat penampung sementara dari
kuasa Allah sendiri (2 Kor 47).
Tetapi Paulus juga seorang ahli strategi yang ulung. Rutenya tidak pernah
sembarangan, dan cara-cara komunikasinya didasarkan atas pengertian yang luas tentang
proses orang berpikir dan mengambil ke- putusan Paulus merupakan seorang peng injil
penjelajah, tetapi ia sendiri tidak pernah mengunjungi suatu daerah terpencil! la dapat saja
meng- habiskan waktu berbulan-bulan. bahkan bertahun-tahun di dalam melintasi wilayah
yang belum dipetakan, atau menempuh jalan- jalan pedesaan menuju daerah-daerah terpencil.
Tetapi ia tidak melakukan hal-hal itu. Sebaliknya, ia memanfaat kan jalan-jalan raya utama
yang dibangun orang-orang Roma di seluruh wilayah kekaisaran mereka. Digabung dengan
rute-rute pelayaran utama, jalan-jalan tersebut menghu bungkan semua pusat kependudukan
utama, dan tempat-tempat seperti itulah yang dikunjungi Paulus la tahu bahwa ia tidak pernah
dapat mem- bawa Injil secara pribadi kepada setiap oknum di seluruh kekaisaran. Tetapi kalau
ia dapat membangun kelompok-kelompok Kristen yang bersemangat di beberapa kota utama
maka mereka pada gilirannya dapat menyebarkan kabar baik sampai ke pelosok terpencil.
Lagi pula, orang dan daerah pedesaan sering harus mengunjungi kota-kota terdekat, dan
mereka pun dapat mendengar Injil yang nantinya mereka sebarkan kem- bali ke sanak-saudara
mereka. Itulah yang terjadi pada hari Pentakosta di Yerusalem, dan Paulus menyadar betapa
besarnya potensi strategi ini Sedikitnya satu jemaat yang kemudian menerima surat Paulus
Kolose telah yakni dimulai seperti ini.
Paulus juga sadar diperlukannya variasi di dalam menyajikan berita Injil Seorang
pengejek pernah menyindir bahwa khotbah adalah "seperangkat jawaban terhadap per-
tanyaan-pertanyaan yang tidak pernah diajukan siapa pun. Mungkin beberapa khotbah modern
demikian sifatnya, tetapi khotbah-khotbah Paulus bukan demikian Rahasis keberhasilan
Yesus terletak dalam kemampuan-Nya untuk berbicara dengan orang-orang di mana pun
mereka berada Waktu di padang, Yesus berbicara tentang menanam gandum (Mrk 4:1-9). Di
keluarga, la berbicara tentang anak-anak (Mat 19:13-15) Dengan nelayan, pokok
pembicaraan-Nya adalah ikan (Mrk 114-18) Paulus bersikap sama la perp kepada orang-orang
di tempat di mana mereka mau mendengar di sinagoge Yahudi, di pasar-pasar, bah- kan di
kuil-kuil kafir. Di sinagoge di Tesalonika, ia mulai dengan Perjan- jian Lama (Kis 172-3). Di
Atena, ia mulai dengan "Allah yang tidak dikenal yang dican oleh orang-orang Yunani (Kis
17:22-31) Di Efesus, ia bersedia terlibat dalam perdebatan di depan umum tentang makna
Injil Kristen (Kis 19:9).
Para pembaca modern surat-surat Paulus mungkin mengira bahwa pem- beritaan
Paulus dapat diringkaskan menjadi uraian yang abstrak tentang dosa pembenaran atau
penebusan Tetapi bukan demikian cara Paulus berkhotbah la mulai di tempat dimana para
pendengarnya berada dan bersedia membicarakan kebutuhan- kebutuhan mereka. Kadang-
kadang berkhotbah merupakan cara pen- dekaran yang salah dan Paulus serta rekan-rekannya
selalu siap men- dampingi orang-orang dan menolong mereka dalam menghadapi kesulitan
hidup sehari-hari. Itulah sebagian rahasia keberhasilan di Tesalonika: "Kami berlaku ramah di
antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya bukan saja rela
membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu" (1 Tes. 2-7-
8).
Sikap kepedulian terhadap orang serta keluwesan dalam pemberitaan Injil inilah yang
kemudian diringkas kan Paulus dalam ucapan. "aku men- jadikan diriku hamba dari semua
orang supaya aku boleh meme- nangkan sebanyak mungkin orang Bagi semua orang aku telah
menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dan
antara mereka" (1 Kor 9:19-22).
DAFTAR PUSTAKA

Perjanjian Baru Interlinear. Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK),
diterjemahkan Hasan Sutanto, Jilid 1. Jakarta:LAI,2003.
Pdt. Lintang, Netty. P. Jurnal STT Iman Jakarta EFATA. Pola Penggembalaan Rasul Paulus.
Vol. III No. 1, September 2017. Hal 12-25.
Drane, John. 2000. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
diterjemahkan oleh P.G. Katoppo.
The Expositor’s Bible Commentary, Vol. 11. Grand Rapids: Zondervan,1978.
Jemieson, Fausset & Brown, Commentary on the whole Bible (Grand Rapids: Zondervan,
1999)
Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, New Testament, Vol. 1
Roy M. Allison, The Acts of The Apostles. Diterjemahkan oleh Alfred Ling Hongkong
John MacArthur, The macarthur New Testament Commentary: 1 Timothy, 2010.
Bornkamm,G. 1971. Pengantar umum yang baik pada kehidupan dan pemikiran Paulus
Dunnett, Walter.M. 2005. Pengantar Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.
Munck, J.1959. Paul and the Salvation of Mankind (tentang peranan Paulus dalam Sejarah
Keselamatan secara keseluruhan menurut pandangan Paulus sendiri)
Markus Hildebrandt Rambe. Bahan Kuliah Misiologi III: Misi Rekonsiliasi, STT INTIM
Makassar.2000.

Anda mungkin juga menyukai