Anda di halaman 1dari 18

LAPORAAN BACA BUKU TENTANG

APAKAH PENGGEMBALAAN ITU

Oleh :
Nama : SELIANA REDE
Kelas : D (Pak)
Nirm : 1020218390
Mata kuliah : PASTORAL

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN


Buku : Apakah Penggembalaan Itu

Pengarang: M. Bons-Storm, M.

Penerbit : PT BPK Gunung Mulia

Tahun Terbit : 2004

Jumlah Bab : 24 bab

Jumlah halaman 255 halaman

KATA KUNCI

PASAL I: APAKAH PENGGEMBALAAN ITU

Penggembalaan merupakan bagian dari teologi pratika. Penggembaran merupakan suatu


penerapan khusus Injil kepada anggota jemaat secara pribadi yaitu birth Injil yang dalam khotbah
gereja disampaikan kebersihan orang. Dr.J.W. Herfst mengatakan bahwa tugas penggembaran itu
ialah menolong setiap orang untuk menyadari hubungannya dengan Allah dan mengajar orang untuk
mengakui ketaatannya kepada Allah dalam situasinya sendiri.

1. Gembala

dalam Yohanes 23 ayat 15 sampai 16 dan 18 Yesus berpesan kepada Petrus kumuh supaya
menggembalakan dombanya memang di negeri Israel pada zaman Alkitab ditulis dan saat Yesus
berada di bumi pekerjaan sebagai seorang tentara adalah hal yang biasa sering terlihat. Di tempat yang
kurang subur, di mana cerita tersebut yang dapat ditemukan oleh domba-domba seorang gembala,
harus memimpin kaum dan banyak di tempat yang hijau rumah yang banyak rumputnya.

2. Tugas gembala

bersama negara kitab, tugas seorang gimbal sungguh berat titik dari pagi sampai malam
kembali berjalan bersama kawan dan rupanya untuk mencari rumput dan sumber untuk mengambil air
pada siang hari. Tetapi, bukan hanya itu saja tetapi melukiskan tentang apa yang dilakukannya
sebagai gembala ia tidak takut singa atau beruang kumat tetapi berjuang sampai ia berhasil
menyelamatkan domba atau kambing yang mau dirampas dan dibuang Itu.

3. Domba-domba
Pada umumnya domba-domba bukan merupakan binatang yang pelakunya manis. Merek
kesan keras kepala komos selalu suka mengikuti keinginannya sendiri titik beri kesukaan mencari
jalannya sendiri hingga tersesat seperti rumput dalam Matius 18:12-14.

4. Penggembalaan dalam jemaat

Yohanes 21:15-19 menceritakan kepada kita bagaimana Yesus berpesan kepada Petrus untuk
memelihara dan burung banyak akan ditinggalkannya titik Yesus sendiri mengibaratkan atau
menyamakan pelayanan kepada saudara kita dalam dirinya itu kemudian penggembalaan titik jika
saudara itu hendaknya dijaga dipelihara dibimbing dan diselamatkan dalam bahaya seperti yang
dilukiskan dalam pasal 2.

KATA KUNCI

PASAL II : APAKAH TUJUAN PENGGEMBALAAN ITU

1. Supaya gereja menjadi penuh

Suatu hal yang paling memutuskan hati seorang pendeta ialah apabila gereja penuh sesak
pada setiap kebaktian Minggu titik alangkah baiknya, kalau semua bangku terisi oleh orang-orang
yang mau mendengar khotbah! Alangkah indahnya jika menyanyikan jemaat terdengar sampai jauh
keluar ruangan kebaktian.

2. Supaya gereja menjadi Kudus

Gereja yang kita saksikan dalam jemaat bekerjalah tujuan pelayanan titik gereja dalam bentuk
itu akan berlalu, gereja adalah sesaat, tidak gagal titik berpisah bentuk kasta yang pertama di gereja
didirikan dan kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya kerajaan dalam bentuk ini akan
berakhir kumal akan diubah menjadi gereja yang menang dalam kerajaan adalah titik sampai saat itu
gunung gereja masih merupakan gereja yang berjuang, dan sering berjuang dengan senjata yang
kurang sportif. Gereja yang berjuang itu terdiri dari manusia yang kurang baik rumah kurang jujur
karena kurang benar titik-titik Oleh karena itu, dengan kekuatan dirinya sendiri saya tidak bisa
menjadi kurus gereja hanya dapat diputuskan oleh darah Yesus Kristus.

3. Supaya jemaat dibangun

cuma terdiri dari pribadi-pribadi, dan setiap pribadi berbeda satu dengan yang lain. 1 Korintus
12:4-17 menggambarkan, bahwa terdapat banyak kemungkinan dalam jemaat titik anggota tidak perlu
menjadi sama atau seragam tetapi tiap anggota terpanggil untuk mewujudkan imannya menurut tante
yang diberikan kepadanya. Kerudung yaitu jemaat, dipimpin demikian dengan melihat persoalannya
kau membuka dan bagaimana di sekitarnya akan dibangun.
KATA KUNCI

PASAL III : KEBAKTIAN ATAU PENGGEMBALAAN

Yesus mengamanatkan penggembalaan domba-Nya kepada para pengikut-Nya. Pertama-tama


kepada Petrus (Yoh. 21:15-17), dan juga kepada setiap orang yang mau disebut pengikut-pengikut-
Nya. Penggembalaan tidak merupakan suatu hal yang modern saja, te- tapi adalah suatu bagian utama
dari pelayanan gereja. Yang baru ialah, bahwa sekarang ini ahli-ahli teologi memberi lebih banyak
perhatian kepada penggembalaan, supaya pelaksanaannya lebih dimanfaatkan dan metodenya lebih
disempurnakan.

Gambaran penggembalaan itu adalah sebagai berikut: kita mem- bayangkan suatu kamar yang
di dalamnya terdapat seorang pelayan gereja, misalnya seorang penatua, bersama sepasang suami istri.
Me- reka terlibat dalam percakapan dan saling bertukar pikiran”. Mereka bercakap-cakap umpamanya
tentang anak dari pasangan ini, yang su lit dididik, yang tidak mau ikut katekisasi atau berkelakuan
yang sopan.

Ada tampak banyak perbedaan antara kebaktian dan penggembalaan. Perbedaan itu yang
rupanya ada dapat dilihat pada 3 bahagian yaitu :

1. Peranan pelayanan firman


2. Peranan anggota jemaat
3. Khotbah dan percakapan

Kebaktian dalam arti khusus, yaitu sebagai suatu “upacara” umpamanya pada hari Minggu
pagi, merupakan kesempatan, di mana jemaat, sebagai persekutuan pengikut Kristus, bersama-sama
menelaah dan mendengarkan firman Allah, supaya mereka diperlengkapi untuk hidup mereka. Kalau
demikian, pada hakikatnya tidak ada pertentangan apapun antara kebaktian dan penggembalaan.
Keduanya mempunyai tujuan dan sumber yang sama, yaitu firman Allah.

Persamaan penting antara pembinaan dan penggembalaan adalah, bahwa setiap orang yang
diambil bagian didalamnya, dirangsang untuk ikut memikirkan secara aktif dan untuk melihat dan
menyambut tanggung jawabnya sendiri.

KATA KUNCI

PASAL IV: PERANAN FIRMAN ALLAH DALAM PENGGEMBALAAN


Firman itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Max 119:105). Itulah suatu keterangan
yang jelas tentang firman Allah. Tanpa firman itu manusia hidup dalam kegelapan,sehingga ia tidak
bisa melihat Allah, juga sesamanya, atau bahkan dirinya sendiri. Tanpa firman itu manusia tidak dapat
melihat tujuan hidupnya, sehingga dengan mudah ia tersesat. Pertama firman Tuhan merupakan dasar
untuk penggembalaan. Di samping itu, firman Allah menjiwai penggembalaan.

Penggembalaan yaitu mencari, mengunjungi, mengabarkan firman dalam situasi pribadi, dan
melayani. Penggembalaan juga merupakan suatu bentuk pemberitaan firman. Tetapi bentuknya lain
daripada membawakan renungan atau khotbah. Dalam penggembalaan yang ditekankan adalah:
“dalam situasi hidup mereka sendiri”.

Bagi setiap keluarga kekhususanya sendiri, firman Allah memberikan amanatnya , yaitu mau
menjadi berita bagi kaki keluarga itu titik seringkali tidak mudah untuk melihat petunjuk-petunjuk
Alkitab dalam kehidupan praktis. Memang tidak cukup untuk mengutip satu dua nas saja, yang segala
sesuatunya berkaitan dengan suatu situasi tertentu; dengan merumuskan penjelasan di atas kita
mendapat kesan bahwa:

1. Firman Allah adalah dasar penggembalaan


2. Firman Allah adalah sumber pengenalan akan Yesus gembala yang baik itu.
3. Firman Allah menjauhi pertemuan dan percakapan penggembalaan.

KATA KUNCI

PASAL V: BAGAIMANAKAH HUBUNGAN ANTARA MEMIMPIN DAN MELAYANI


DALAM JEMAAT

Berkuasa itu tak usah selalu dianggap secara tidak baik tidak secara dalam melaksanakan
secara "menindas orang lain". Sering latar belakang anggapan tentang memimpin ini adalah suasana
paternalistis. “Pater” dalam bahasa latin berarti bapak titik jadi memimpin secara paternalistis berarti
mempunyai pemimpin seperti orang bapak titik seorang bapak adalah seorang yang lebih tua daripada
anaknya, yang bertanggung jawab atas gejala kesejahteraan anaknya yang belum dewasa. Banyak
pendeta/anggota majelis jemaat memang dengan anggota jemaat sebagai anak-anak mereka, yaitu
sebagai anak-anak yang belum akil balik, dan yang belum dapat bertanggung jawab sendiri titik tetapi
orang yang sudah dewasa, harus juga dianggap dewasa dalam segala lapangan hidup maupun dalam
lapangan iman.

Memimpin jemaat tidaklah sama dengan mengorganisir jemaat, atau menerapkan tata kerja
secara baik ke. Organisasi administrasi dan penerapan tata gereja hanyalah merupakan alat untuk
sebagaimana tujuan kehidupan jemaat yaitu kerajaan Allah. Mainkan jemaat sama dengan
membimbing jemaat, juga membimbing anggota-anggota jemaat perorangan sampai mereka menjadi
dewasa dalam iman kepada Yesus Kristus, dengan tidak melupakan tujuan kehidupan jemaat yaitu
kerajaan Allah.

KATA KUNCI

PASAL VI : SIAPAKAH GEMBALA DALAM JEMAAT

1. Yesus sebagai gembala

Gembala yang sebenarnya ialah Yesus. Berulang-ulang Yesus mengatakan, umpamanya


dalam Yohanes 10:1-21, bahwa dialah gembala yang baik. Yesus sudah meninggalkan dunia ini,
tetapi sebelum ia naik ke surga, ia mempercayakan pemeliharaan domba-dombanya kepada
pengikutnya.

2. Semua anggota jemaat merupakan gembala-gembala

Sampai sekarang tiap-tiap pengikut Kristus merupakan gembala bagi saudaranya. Hal itu
berarti, bahwa tiaptirang yang mau disebut “pengikut Kristus “(orang Kristen), dengan sendirinya
menjadi gembala sekaligus bagi saudaranya dalam Yesus dan akan membimbing, menyokong dan
menolongnya, sebagaimana Yesus sebagai gembala yang baik akan membimi.

3. Anggota majelis jemaat sebagai gembala khusus

Dari anggota Cuma dipilih beberapa orang yang mempunyai karunia khusus, untuk menjadi
gembala-gembala khusus, yang dapat turut memperlengkapi anggotanya jemaat. Biar ku tak pernah
bekerja menggantikan anggota Cuma biasa kamu tetapi mereka Cuma supaya orang-orang yang hidup
menjadi orang Kristen titik gempa lagi yang paling khusus ini biasanya disebut majelis jemaat. Tulis
gembala khusus ini antara lain untuk memperlengkapi anggota jemaatnya supaya mereka dapat
bertindak sebagai pengikut-pengikut Kristus dan gembala yang baik.

4. Pendeta sebagai gembala khusus penuh waktu

Di tengah-tengah majelis jemaat dan tidak di atasnya sering terdapat seorang gembala Gus
band waktu di, yang pada umumnya disebut pendeta, atau domine. Pendeta merupakan gejala khusus
dan waktu, majelis jemaat memperlengkapi jemaat untuk tugas penyembaraannya dan melaksanakan
penggambaran khusus semuanya merupakan domba-domba dari kawanan Yesus Kristus yaitu
jemaatnya.
KATA KUNCI

PASAL VII : TENTANG SIFAT-SIFAT SEORANG GEMBALA (KHUSUS)

1. Seorang gembala adalah seorang yang meninggal Yesus Kristus sehingga ia dapat meniru
kelakuan Yesus dan mewakilinya. Gembala harus sadar, bahwa ia tidak bertindak atau
berbicara atas kuasanya sendiri, tetapi hanya atas kuasa gembala yang baik.
2. Seorang gembala harus mempunyai sifat suka bergaul dengan orang lain. Seperti gembala
yang baik, seorang gembala dalam jemaat harus mempunyai hati yang terbuka terhadap
segala macam golongan manusia: kaya, miskin, bodoh, bawahan atau atasan.
 Seorang gembala janganlah terus menghukum
 Seorang gembala harus tahu mengampuni orang lain
 Seorang gembala tidak boleh memperhatikan bisikan-bisikan
 Seorang gembala harus tahu mendengar
3. Seorang gembala harus rajin keluar. Dalam diri jam segini tercepat seorang ko membawa kita
kekurangan berita detik berikutnya iya membawa pendeta yang harus siap sibuk sama sekali
dengan mengatur jemaatnya dengan apa yang disebut administrasi.
4. Seorang gembala tidak usah seorang psikolog.walaupun pengetahuan tentang kepribadian
manusia dapat menolong seorang jembal, tetapi tidak mutlak baginya untuk belajar psikologi
atau ilmu jiwa. Cukuplah kalau ia mempunyai perhatian yang tulus terhadap sesamanya
manusia berdasarkan kasih kalau betul ia memperhatikan saudaranya, maka dengan
sendirinya ia akan mencoba meneliti kelakunya dan perkataannya walaupun sulit.

KATA KUNCI

PASAL VIII :TENTANG KELUARGA PENDETA

Ada jemaat yang menuntut banyak sekali dari istri pendeta titik ia harus jadi anggota aktif,
bahkan pemimpin kaum ibu kemudian lain-lainnya. Arit juga instrumen di toko yang berdasarkan
kedudukan itu kemungkinan bahwa merekalah yang harus menjadi pemimpin kaum ibuku dan lain-
lain tetapi ada juga yang menderita dan menyeluruh sebab mereka memberikan pendidikan anak-
anaknya dan urusan rumah tangga selalu ingin supaya mereka keluar rumah untuk hadir pada upacara
ini dan itu dan sebagainya. Pada masa imut saya panggilan pertama bagi seorang istri gimbal ialah
berusaha supaya rumahnya tenang dan teratur dengan baik. Supaya songkok anak-anak dan anggota
keluarga yang hidup dan suasana kasih. Iya harus berusaha supaya ia tetap dapat menjalankan hati
suaminya dan memelihara perkawinannya dan segala aspek titik-titik ini hanya dapat langsung kita
juga apakah ya pria atau wanita atau ibu suami istri. Tujuan pekerjaan tiap-tiap anggota jemaat adalah
hanya supaya nama Tuhan dibesarkan dalam suatu hidup yang berdasarkan kasih yang murni dan
nyata.

KATA KUNCI

PASAL IX: BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS UNTUK MELAKSANAKAN


PENGGEMBALAAN PADA UMUMNYA

Anderew W. Blackwood memberikan beberapa petunjuk yang praktis dan menariknya yaitu:

1. Seorang gembala harus berani kumaha seperti seorang pendeta tentara di medan perang.

Keberanian itu tidak sama dengan menjadi jagoan, atau dengan seorang pemuda pemberani
kuno yang melarikan sepeda motornya dengan kecepatan 100 KM sejam di tengah lalu lintas kota.
Seorang gembala jadi berani kamu Sofia tahu tujuan usahanya dan ia merasa bahwa tujuan itu begitu
penting dan berharga sehingga ia tidak takut mempertahankan hidup dan namanya demi tujuan itu.
Kalau dalam jemaat ada seorang pembesar orang yang punya pengantin tinggi dan pintar atau
kedudukan terhormat di masyarakat kembali juga memerlukan keberanian untuk datang ke perannya
dan menimbulkan di. Jika perlu digembala harus menasehati bahkan menegur dia atas nama gembala
yang baik.

2. Ia harus seorang yang hidup dengan teratur seperti seorang perwira

Tiap-tiap pengikut Kristus harus membeli waktunya dengan bertanggung jawab sehingga ia
mempunyai waktu juga untuk memperhatikan dan pertolongan kepada saudaranya dan sekaligus
menggembalakan mereka. Terlebih kembali harus membagi waktu supaya mereka punya waktu untuk
menguji anggota jembatannya. Memang benda tersebut sekali karena Jumat terlalu banyak menuntut
kehadiran mereka dalam upacara dalam Jemaat. Penggembaran adalah sangat pentingnya dengan
kebaktian dan bahwa jemaat sangat membutuhkan penginderaan juga oleh karena itu pendeta perlu
menyediakan waktu tertentu untuk penggembalaan.

3. Ia harus memperoleh keahlian, seperti seorang dokter

Penggembalaan adalah suatu keahlian juga titik itu berarti bahwa setiap orang harus
mempelajari keahlian itu dan melatih diri. Penggembalaan ialah sesuatu yang bahas lalu harus
diajarkan dan dilatih, supaya makin lama makin lebih baik gembala dapat membimbing dombanya.
Dalam praktikum tugas menangkap anggota jemaat itu dapat dijalankan dalam beberapa kesempatan
seperti :

 Katekisasi
 Kursus-kursus
 Khotbah
 Persediaan buku-buku.
4. Penggembalaan bagi gembala-gembala khusus

Dikatakan bahwa anggota majelis jemaat pun juga para pendeta kamu merupakan domba-
domba mereka juga merupakan manusia biasa saja yang gampang tersisa. Mereka juga membutuhkan
bimbingan kemanusiaan menghibur dan gugatan, kalau perlu. Barangkali justru pendeta-pendetalah
yang membutuhkan penggembalaan sebab mereka hidup dalam godaanku membawa mereka menjadi
terlalu biasa dengan Tuhan kau membawa mereka menjadi sombong rohani.

KATA KUNCI

PASAL X: PERKUNJUNGAN PASTORAL

Ada gembala-gembala khusus seperti pendeta yang “Mengeluh”, saya tahu kamu bahwa saya
harus menggembalakan anggota jemaat saya tetapi bagaimana saya dapat melaluinya? Kepada orang
yang sedemikian sehingga dapat menjawab dua hal yaitu:

a) Gembala memandang orangnya dulu, barulah persoalan-persoalannya hal itu berarti bahwa
tidak perlu gimbal memancing persoalan saja atau mendorong anggota jemaat untuk
membuka hatinya dan menceritakan persoalannya.
b) Gembala harus telah mengunjungi anggota jemaatnya dengan teratur kamu supaya mereka
mengenalnya dengan baikku memberi ia boleh mengharapkan bahwa mereka akan membuka
hati kepadanya.

Berkunjungan pastoral merupakan alat utama dalam pelaksanaan penggembalaan dalam jemaat. Dan
berkunjung pastoral haruslah kita memperhatikan beberapa hal seperti:

1. Mencari anggota jemaat, dimana ia berada. Pada umumnya umumnya gimbal akan
mencari anggota jemaat di rumahnya. Gembala harus menyelidiki dulu keadaan
jemaat untuk mencari toko maka penunggu terjemah dari dramanya dan di mana bisa
bertemu dengan mereka tidak ada yang sebaiknya dikunjungi pada waktu pagi ada
yang lebih baik dikunjungi pada waktu sore atau malam dan tiap-tiap Jumat keadaan
yang berbeda satu dengan yang lain.
2. Siapakah yang harus dikunjungi. Dasar di titik tolak untuk melaksanakan
penggambalaan dalam jemaat ialah berkunjung terus-menerus pada umumnya disebut
berkunjungan batin terhadap jemaatnya.
3. Siapakah yang harus mengunjungi. Berkunjung resmi dalam jemaat yaitu
berkunjungan patroli yang diadakan dengan teratur titik berkunjung itu merupakan
tugas lembaga-lembaga khusus yaitu majelis jemaat. Jari bukan tugas pendeta saja
majelis semuanya sebagian tinggi lembaga harus bertanggung jawab dan
penggembalaan terhadap jemaatnya.
4. Dengan pemberitahuan sebelumnya atau tidak?. Terlebih dahulu pendeta
menyeramkan kepada jemaatnya apa yang sebenarnya penggembaran dan apa
sebenarnya dimaksud perkunjungan poster dan titik dengan jalan itu kembali anggota
semua tidak akan kaget malu atau takut galau mereka didatangi oleh kelompok
berkunjung pastorial Belanda juga menyerahkan bahwa persediaan minuman dan
kue-kue sama sekali tidak perlu jangan anggota jemaat yang kurang merasa diri
dipaksa untuk membeli bahan makanan dan minuman tersebut.
5. Isi perkunjungan Pastoral. Maksud berkunjungan pastoral bukanlah mengadakan
ibadah seperti biasa tetapi memberi perhatian khusus kepada rumah tangga anggota
jemaat supaya mereka merasa dan mengetahui bahwa dirinya disapa secara pribadi
oleh firman Allah Dan supaya mereka mengetahui apa panggilannya untuk seluruh
kehidupannya.
6. Perbedaan antara kebaktian rumah tangga dan berkunjungan pastoral.

KATA KUNCI

PASAL XI : PERCAKAPAN PASTORAL

1. Percakapan merupakan pertemuan

Dalam setiap percakapan apapun sederhananya terdapat unsur pertemuan di 3 orang bertemu
dan mulai tukar menukar pikiran titik tukar menukar pikiran inilah merupakan dasar kemungkinan
untuk bertemu untuk mengadakan suatu hubungan satu sama lain.

2. Percakapan tidak sama dengan khotbah

dalam kebaktian kamu biasanya firman Allah diberitakan dalam bentuk khotbah titik khotbah
merupakan satu monolog yaitu hanya seorang saja yang berbicara titik alat dalam penginderaan ialah
percakapan yang merupakan dialog yang berarti dua orang bercakap-cakap atau saling tukar menukar
kemudian peranan gembala dalam percakapan mengandung kegiatan bercakap-cakap maupun
mendengarkan. Dan oleh karena penggembalaan ialah mendengarkan firman Allah kepada seseorang
secara pribadi maka dalam percakapan umum mendengarkan itu merupakan hal utama.

3. Besi sebagai dasar percakapan pastoral


ada beberapa yang merupakan syarat mutlak untuk memberikan percakapan personal yaitu:

a) Gembala sendiri memeriksa diri apakah minatnya untuk berkunjung dan berbicara kepada
anggota jemaat yaitu adalah berdasarkan perhatian yang sungguh.
b) Gembala memeriksa dirinya sendiri kumaha apakah ia mau memberi dirinya sendiri untuk
dikenal oleh anggota jemaat
c) Jika jumlah gagal dalam mengadakan rapat dengan seorang anggota jemaat walaupun ia
mencoba memeriksa diri dan sikapnya pada bagian A dan bagian B maka sebaiknya dibalik
tidak memaksakan keadaan tetapi meminta seorang lain untuk bercakap-cakap dengan
anggota jemaat yang bersangkutan.
4. Tiga macam percakapan pastoral

pastoral psychologische opstellen, Dr. H. Faber, seorang ahli penggembalaan di tanah Belanda
membedakan tiga macam percakapan pestoral yaitu

 Percakapan mengenai soal-soal praktis


 Percakapan tentang soal dalam hubungan dengan orang lain
 Kapan mengenai persoalan dalam hubungan dengan Allah

KATA KUNCI

PASAL XII: TEKNIK PERCAKAPAN

Percakapan postural merupakan suatu sarana yang sangat berguna silakan dipakai dengan
sadar dan terampil. Setiap pembalap perlu berusaha untuk belajar menggunakan percakapan dengan
sebaik mungkin dan bila tidur sampai mahir dalam teknik percakapan.

Percakapan merupakan peristiwa pertemuan antara dua orang manusia. Dalam setiap
pertemuan gua yang seorang mau menyatakan sesuatu dari dirinya sendiri tetap juga
menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Hal itu bukan berarti bahwa seorang itu dengan sengaja
menyatakan sesuatu atau menyembunyikan sesuatu tetapi keinginan atau dorongan untuk
menciptakan dan memberi dirinya sendiri atau untuk menyembunyikan dan menutup dirinya sendiri
adalah merupakan sesuatu hal yang mendasar dalam kepribadian tiap-tiap orang.

Permulaan percakapan mempunyai tujuan untuk menciptakan suasana kepercayaan yang


disebut raport. Gimbal harus sadar bahwa apapun yang diucapkan harus menuju ke tujuan itu titik
permulaan percakapan itu merupakan tempat untuk berkenalan, untuk menjelaskan apa maksud
perkunjungan dan percakapan itu sehingga keraguan dan kegeriksaan berkurang. Permulaan
percakapan adalah penting sekali sebab susahnya diciptakan dalam permulaan percakapan itu
menentukan apakah anggota jemaat betul-betul berani untuk menyembuhkan diri dalam suatu
percakapan atau pertimbangan secara mendalam dan berguna

KATA KUNCI

PASAL XIII : DOSA DALAM PENGGEMBALAAN

Yang dimaksud dengan pengakuan dosa bukanlah suatu perbuatan yang salah titik kalau
dikatakan bahwa manusia berdosaku maka hal itu tidak saja berarti bahwa manusia kadang-kadang
berbohong kamu mencuri kurma korupsi. Anda ketat kita mengira kamu bahwa dosa adalah
perbuatan-perbuatan yang salah saja kok maka kita mungkin dapat menarik kesimpulanku bahwa
seorang yang selalu tinggal dan menyindirku seorang diri saja, ia tidak bisa berdosa. Tetapi dalam
rumah 3:10-18, Paulus mengutip beberapa air dari mazmur ada tertulis tidak ada yang benar kumas
seorang pun tidak. Jelas dikatakan bahwa semua orang adalah manusia berdosa kamu juga mirip yang
berusaha untuk hidup sesuci mungkin dalam Alkitab seringkali dikatakan kamu bahwa syarat mutlak
untuk mendapat pengampunan dosa ialah pengakuan dosa tidak ada orang yang mengira tak apa-apa
aku mencintai kita berdosa sedikitpun asalkan kita mengaku saja kumat sehingga dosa kita itu
diampuni titik maka seolah-olah memberi anugerah Tuhan dengan bon-bon saja kamu tidak dengan
uang kontan. Di sini pengakuan dosa diartikan sebagai suatu perbuatan bagi setiap diucapkannya
pengakuan itu dengan menutup ataupun dalam hati dengan sendirinya, pada sangka mereka ,
mengakibatkan pengampunan dosa. tetapi itu tidak benar.

Suatu hal yang paling penting ialah bahwa seorang gembala menyadari sebenarnya apa yang
diperbuat olehnya kalau ia melaksanakan penggembalaan titik seorang gimbal harus selalu menyadari
tujuan penggembaran titik penggembalaan tidaklah berarti kadang-kadang mengunjungi anggota
jemaat, supaya gereja penuh dan maju dan tujuan percakapan pelestarian bukanlah hal mengupas
persoalan-persoalan yang dihadapi anggota-anggota jemaatnya.

KATA KUNCI

PASAL XIV: DISIPLIN GEREJAWI

Dengan disiplin dimaksudkan aturan gereja yang mungkin berbeda-beda dalam berbagai
gereja yang menentukan bahwa anggota-anggota tertentu tidak boleh ambil bagian dalam perayaan
sakramen sakramen (Sakramen perjamuan Kudus). Jangan disiplin dimaksudkan secara umumnya
aturan-aturan maupun akibat aturan itu. Dan beberapa gereja ini disebut siasat. Tujuan disiplin gereja
aku mah supaya nama gereja tetap baik titik memang Dalam hidup sehari-hari kamu suatu nama baik
adalah penting sekali titik manusia menjadi Maluku karena namanya sudah tidak baik lagi titik-titik
tetapi jemaat terpanggil untuk bergaul dengan orang yang terhina kumaha yang berpusaka masih
bagaimana Yesus juga justru memanggil dan mencari yang rendah.

Dalam Alkitab memberi petunjuk-petunjuk yang praktis. Dalam Matius 16: 15-18 Yesus, yang
mengetahui hati manusia, memberi petunjuk-petunjuk seperti berikut:

 Apabila saudaramu berbuat dosaku mah tidurlah dia di bawah empat mata
 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi kamu supaya atas
keterangan 2 atau 3 orang saksikan.
 Jika ia tidak mendengarkan Amerika kumur sampaikanlah soalnya daripada jemaat barulah
kalau percakapan yang kedua itu tidak berhasil Cuma soalnya disampaikan kepada jemaat.

Pada jemaat yang menyenangkan kepada orang yang melakukan dosa-dosa tertentu disiplin
dengan langsung kamu dan untuk beberapa bulan atau segera bertahan tidak boleh ia duduk lagi pada
perjamuan Kudus. Disiplin gereja dipandang sebagai hukuman atas calon dosa-dosa tertentu titik
sering dosa seksual dan dosa politik dibalas dengan disiplin dosa-dosa lain seperti kemalasan, ketidak
kebenaran, kesombongan, dan lain-lainnya jarang mengakibatkan bahwa seorang dijatuhi tata disiplin.
Demikian larangan untuk duduk pada meja perujangan Kudus tidaklah merupakan hukuman atas
orang yang melakukan dosa tertentu melainkan merupakan dosa atau berlangsung dari sikap seorang
yang mengeraskan hatinya dan yang tidak mau mendengarkan suara anugerah.

KATA KUNCI

PASAL XV: PENGGEMBALAAN SEKITAR BAPTISAN

Pelayanan baptisan adalah suatu peristiwa yang indah dan menggembirakan dalam kehidupan
persekutuan jemaat titik dalam pelayanan itu anggota jemaat hukum seorang anak atau seorang
dewasa, menerima tanda bahwa ia sudah diterima sebagai anak angkat adalah titik-titik sering
peristiwa yang berbahagia ini sudah dikaburkan oleh berbagai pengertian yang salah. Baik oleh kita
berbicarakan beberapa pengertian yang kurang tepat yang masih terdapat dalam bebeRapa gereja
seperti, baptisan itu menjamin keselamatan, dalam hal ini baptisan dianggap sebagai suatu perbuatan
majas, yang langsung mengakibatkan bahwa ekonomi yang dibaptis itu akan selamat yaitu akan
masuk surga sesudah ia meninggal titik gereja gereja Protestan tidak membenarkan anggapan ini
tetapi Gereja Katolik roma menganutnya.

KATA KUNCI
PASAL XVI : PENGHEMBALAAN BERHUBUNGAN DENGAN PENEGUHAN SIDI’’ DAN
PERJAMUAN KUDUS.

1) Katekisasi. Ketekisasi merupakan suatu tugas yang penting sekali bagi majelis jemaat. Ketika
saya sudah dipandang sebagai suatu bentuk penggembalaan kepada pemuda-pemudi dan calon
calon sidi pada umumnya dalam jemaat.
2) Sidi. Sidi merupakan rangkaian penting dalam kehidupan tiap-tiap manusiaku karena dengan itu
ia mengatakan dan mengaku bahwa ia sendiri mau bertanggung jawab tentang imannya dan
kehidupannya sebagai orang Kristen.
3) Tidak cukup jikalau percakapan itu merupakan ujian saja titik memang jelas jemaat boleh
menuntun bahwa calon-calon sidi’’ mempunyai sejumlah pengetahuan tentang isi Alkitab, dan
pengakuan iman dari gereja, dan pengetahuan itu boleh diperiksa juga supaya dan pengetahuan itu
boleh diperiksa juga supaya calon sidi jangan memasuki kehidupan Kristen tanpa bahan.

KATA KUNCI:

PASAL XVII: PENGGEMBALAAN SEKITAR PERAYAAN PERJAMUAN KUDUS.

1. Arti perjamuan kudus.

Tujuan penggembalaan yang berkisar sekitar Perjamuan Kudus.

• Persiapan dan pengakuan dosa.


• Pakaian dan sikap yang cocok.
• Sebagai unsur ketiga dalam perayaan Perjamuan Kudus.
2. penggembalaan berkisar sekitar pereyaan perjamuan Kudus.

Tujuan penggembalaan sekitar perayaan Perjamuan Kudus ialah supaya anggota jemaat
mengerti arti Perjamuan Kudus dan mau ikut serta dalam perayaan itu.

1) Supaya anggota jemaat mengerti arti Perjamuan Kudus.


2) Supaya anggota jemaat ingin ikut serta dalam perayaan Perjamuan Kudus
• Anggota jemaat, yang pada waktu lalu jarang sekali ambi-bagian dalam perayaan Perjamuan
kudus.
• Anggota jemaat yang terlibat.

KATA KUNCI

PASAL XVIII: PENGGEMBALAAN KEPADA PEMUDA-PEMUDA


a. Sikap ibu-ibu dan bapak-bapak terhadap pemuda-pemuda.

Orang tua cenderung untuk membanding-bandingkan sikap pemuda-pemudi dengan sikap


mereka “waktu mereka masih muda”, dan tentulah tampak banyak perbedaan. Akibatnya ialah, bahwa
orang tua mempersalahkan yang muda dan mencoba mengubah sikap kaum muda menurut pola
mereka sendiri.

b. Ada 3 hal yang mempegaruhi pemuda-pemuda sekarang ini:


• Kuasa adat-istiadat semakin lama semakin kurang menentukan.
• Masyarakat menjadi semakin kurang “agraris” (hidup dari pertanian saja).
• Kuasa “bapak-bapak” semakin berkurang.
c. Pemuda-pemudi mencari pegangan
• Membimbing generasi tua, sehingga mereka mengerti generasi muda
• Membimbing generasi muda, sehingga mereka dapat pegangan lagi untuk hidup
dalam dunia masa kini

KATA KUNCI:

PASAL XIX : PENGGEMBALAAN BERKISAR SEKITAR PENEGUHAN NIKAH

1) Membicarakan bersama arti pernikahan Kristus.


a) Maskawin, harta dan lain-Kristu
b) Pesta perkawinan.
2) bersama arti keluarga Kristen
a) Dalam keluarga, kita dapat melihat beberapa hal:
b) Hubungan suami istri .
c) Hubungan orang tua dengan anak-anak.
d) Hubungan suami/istri dengan sanak-saudara lain yang tinggal dalam hubungan dengan
tamu-tamu.
e) Hubungan dengan tamu-tamu.
f) Hubungan dengan pembantu-pembantu.
g) Membicarakan bersama kebaktian pernikahan.
3) Perkawinan campuran.

Tugas gembala adalah untuk memperingatkan calon mempelai kepada hal itu, dengan
menerangkan kepada mereka, bahwa mereka harus menghormati agama/golongan dari kekasihnya,
maupun memelihara imannya sendiri.

4) Penggembalaan kepada mempelai-mempelai, yang seorang dari padanya (atau keduanya)


telah pernah bercerai. Tugas gembala untuk mencari informasi, apakah anak-anak yang
mungkin ada dari pernikahan pertamanya itu diasuh dengan baik, dan apakah suami atau istri
yang pertama itu tidak dibiarkan dalam nasibnya begitu saja.
5. Pengggembalaan umum tentang pokok-pokok yang berkisar sekitar perkawinan.
Penggembalaan umum ini tidak boleh menggantikan penggembalaan khusus dalam
percakapan pribadi dengan calon mempelai tersebut.

KATA KUNCI:

PASAL XX : KESULITAN-KESULITAN DALAM PERKAWINAN

1. Faktor yang menentukan kebahagian dalam perkawinan.


a. Kepribadian dan kedewasaan pasangan penting sekali.
b. Persiapan untuk perkawinan adalah penting sekali.
c. Suami-istri harus sepaham tentang soal keluarga yang bertanggung jawab.
d. Suami-istri hendaknya tetap saling menarik, dan saling memperhatikan.
2. Penggambalaan kepada suami-istri yang hidup dengan kesulitan dalam perkakawinan
 Tentang perceraian.
 .tentang pembujangan.
 Tentang homoseksualitas.

KATA KUNCI:

PASAL XXI : PENGGEMBALAAN KEPADA ORANG YANG LANJUT USIA.

1. Keadaan orang yang sudah tua


• Kesehatan kurang baik.
• Merasa dikucilkan dari kesibukan dalam masyarakat.
• Merasa kesepian, sehinggga banyak berpikir dan merenung.
• Hubungan dengan teman-teman seumur kurang sekali.
• Sering menggumuli maut yang makin hrari makin dekat.
2. Penggembalaan kepada orang yang lanjut usia. Gembala adalah bertiujuan untuk
menghibur si “kakek” si “nenek” itu dalam kesakitannya, dan sekaligus membimbingnya
dalam pergumulannya dalam menghadapi kematian.

KATA KUNCI

PASAL XXII : PENGGEMBALAAN KEPADA ORANG YANG SAKIT

1. Apa sebabnya orang sakit harus digembalakan?


 Penggembalaan berusaha supaya si sakit tekun beriman
 Penggembalaan berusaha, supaya iman si sakit diperdalam
 Penggembalaan berusaha, supaya iman si sakit berbuah dalam situasi
penyakitnya.
2. Keadaan khusus orang sakit
 Seorang yang sakit tergantung kepada orang lain,tidak lagi berdiri sendiri.
 Seorang yang sakit merasa kesakitan, yang pada hakikatnya adalah ketakutan
akan kematian.
 Orang sakit mempunyai banyak waktu yang luang, sehingga ia merenung dan
bergumul.
3. Metode penggembalaan kepada orang yang sakit
 Pergi dengan kelompok kecil
 Percakapan harus kena-mengena dengan situasi si sakit
4. Penggembalaan kepada keluarga orang yang sakit.
5. Bolehkan seorang Kristen pergi ke dukun.
6. Tugas persekutuan jemaat terhadap orang sakit dalam jjemaat

KATA KUNCI:

PASAL XXIII : PENGGEMBALAAN YANG BERKISAR SEKITAR KEMATIAN

1. Bagaimana kita memandang kematian.

Sikap orang Kristen terhadap kematian adalah: suatu penyerahan diri secara total kepada
kasih Tuhan. Menyerahkan diri ini terjadi bukan oleh karena kehidupan sudah tidak berhaga lagi,
tetapi oleh karena Tuhan dapat diandalkan.

2.Penggembalaan kepada orang yang menghadapi maut, yang dalam keadaan sakit parah,

• Ketakutan akan orang mati.


• Situasi orang yang sakit parah, yang menghadapi maut.
• Apakah yang dibutuhkan orang yang menghadapi maut.
• Apakah penghiburan yang dapat diberikan oleh jemaat
• Isi percakapan pastoral dengan orang-orang yang menghadapi maut.
• Haruskah disampaikan kepada seseorang, bahwa ia tidak akan sembuh.

KATA KUNCI:
PASAL XXIV : PENGGEMBALAAN KEPADA ORANG YANG MERINGKUP DALAM
PENJARA

Kematian merupakan peristiwa penting dalam kehidupan manusia. manusia yang pada
umumnya dalam segala hal suka mempertahankan diri, wajib menerima bahwa suatu ketika ia akan
menemui ajalnya. Bahwa dunia dan masyarakat akan berjalan terus tanpa dia. Bawah ingatan lama-
kelamaan akan hilang. Anggota jemaat adalah kawanan domba dari Gembala yang Baik itu.
Mempedulikan orang-orang tawanan dan berkunjung secara teratur kepada mereka adalah tergolong
kepada tugas jemaat. Tujuan penggembalaan kepada seorang tawanan bukanlah teguran, atau
hanyalah seruan untuk bertobat, seakan-akan orang tawanan itu lebih memerlukan pertobatan
daripada orang lain. Tujuan penggembalaan kepada orang tawanan ialah untuk memperhatikan
kepadanya bahwa dalam keadaan yang sukar itu ( apakah keadaan itu adalah akibat kesalahannya atau
tidak) jemaat dan juga Tuhan mau menyertainnya. Dalam percakapan itu sang gembala menjelaskan,
bahwa Tuhan dengan kasih karunia-Nya ada hadir bagi setiap orang yang mau menerima kasih
karunia itu, adalah juga tygas gembala untuk menolong orang tawanan itu secara praktis. Ia dapat
mengusahakann bahwa perkara orang tawanan itu diadili secara adil; bahwa ia mendapat perlakuan
yang pantas sebagai manusia, misalnya dengan bahan-bahan bacaan sekurang-kurangnya Alkitab.

KELEMAHAN BUKU

Kelemahan buku ini adalah bukunya terlalu tebal sehingga membuat para pembaca
merasa bosan dan kemudian metode penulisanya kecil.

KELEBIHAN BUKU

Dalam buku ini memberikan penjelasan yang jelas, singkat, dan padat sehingga
pemahaman materi tersebut mudah di mengerti.

Anda mungkin juga menyukai