Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH PASTORAL 1

SEMESTER 3 T.A 2021-2022

OLEH:

INI YOUSAHUA BR TARIGAN

DOSEN PENGAMPU:

Dr. JAHARIANSON SARAGIH

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA (STT)


ABDI SABDA MEDAN
MEDAN

2021
1. Jelaskanlah perbedaan Pastoral Ministry, Penggembalaan dan Pastoral Konseling.
 Pastoral Ministry ataupun pelayanan pastoral adalah Pelayanan pastoral adalah
suatu pelayanan yang pada umumnya sering kali diindentikkan dengan pelayanan
yang berhubungan dengan ruang lingkup di gereja saja, padahal sebenarnya
cakupan pelayanan pastoral bukan hanya untuk kepentingan di ruang lingkup
gereja saja, tetapi bisa juga menjangkau pelayanan yang lebih luas dari sekedar
pelayanan gerejawi, yaitu pelayanan yang ditujukan untuk kebutuhankebutuhan
manusia atau masyarakat pada umumnya yang berada di luar ruang lingkup
gerejawi misalnya pelayanan pastoral di dalam berbagai bidang seperti:
Pendidikan, sosial, politik, budaya, kesenian, keamanan, pekerjaan, kesehatan
dan banyak bidang-bidang lainnya.
 Penggembalaan adalah salah satu disiplin dalam studi teologi. Istilah ini
dikaitkan dengan tugas seorang pastor atau pendeta di dalam membimbing atau
mengasuh warganya, yang sering sekali diumpamakan dengan domba. Dasar
tindakan gereja melaksanakan penggembalaan kepada warganya adalah
bercermin dari apa yang dilakukan oleh Tuhan sendiri sebagaimana yang
disaksikan dalam Alkitab. Sudah sejak semula Alkitab kita memberikan
kesaksian bahwa Tuhan Allah adalah gembala bagi umatNya. Sebagai Gembala,
Tuhan senantiasa memimpin, mengumpulkan, menyegarkan, memelihara,
menuntun dan menghibur umatNya. Hal ini misalnya dapat kita lihat dalam
Yesaya 40: 11, Mazmur 23, Yehezkiel 34. Pekerjaan untuk menggembalaan
umat kemudian dipercayakan kepada pemimpin-pemimpin bangsa Israel
(Yeh.34:2).
 Yakub B. Susabda mengatakan bahwa pastoral konseling adalah hubungan
timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba Tuhan sebagai konselor
dengan konselinya, dalam mana konselor mencoba membimbing konseli ke
dalam suatu suasana percakapan konseling yang ideal, yang memungkinkan
konseli itu betul-betul dapat mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada
dirinya, persoalannya, kondisi hidupnya, dimana ia berada dan sebagainya.
Dengan demikian, ia akan mampu melihat tujuan hidupnya dalam relasi dan
tanggung jawabnya kepada Tuhan. Konseling pastoral pada hakikatnya
dipandang sebagai suatu proses pertolongan yang rohani. unsur-unsur proses
konseling adalah konselor, Alkitab dan konseling (jemaat). Pelayanan konseling
adalah bagian integral dari pelayanan hamba Tuhan. Pelayan konseling tersebut
adalah konselor. Orang yang mengemban tugas sebagai konselor adalah pendeta,
penatua dan diaken, pelatihan, tim dan program pastoral.

2. Daftarkanlah ciri-ciri gembala yang ideal dan ayat-ayat alkitab pendukungnya dan
daftarkan juga realita gembala saat ini sesuai dengan hasil penelitian saudara/i.
A. Ciri-ciri gembala yang baik
 Sukarela
Dalam 1 Petrus 5:2 bagian awal kalimat menyatakan," gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela
sesuai dengan kehendak Allah". Ayat ini menjelaskan bahwa gembala harus melayani
sukarela dan bukan karena paksaan, mau melayani berdasarkan kehendak Allah.
 Bersedia mengabdikan Diri
Dalam 1 Petrus 5:2-3 dijelaskan bahwa salah satu ciri gembala yang baik
adalah menggembalakan kawanan domba Allah atau jemaat bukan karena mau
mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Bekerja tanpa imbalan atau
dengan kata lain bekerja karena pengabdian diri sepenuhnya adalah sesuatu yang
sangat sulit untuk dilakukan, apalagi dengan keadaan sekarang di mana setiap orang
diperhadapkan dengan bermacam-macam kebutuhan hidup tetapi Rasul Petrus
menekankan agar tugas penggembalaan dilakukan bukan karena mau mencari
keuntungan, tetapi karena pengabdian diri.
 Rendah Hati
Dalam surat 1 Petrus 5:3 mengatakan, " janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu
mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah
kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu" Dalam bagian awal ayat tersebut
terdapat perintah bagi seorang gembala untuk tidak memerintah jemaat yang
digembalakan. Memerintah di sini mengandung makna otoriter atau dengan
kekerasan. Hal tersebut hanya bisa dilakukan jika seorang gembala memiliki
kerendahan hati. Gembala seharusnya menunjukkan sikap lemah lembut dan
kooperatif. Walaupun kapasitas seorang gembala adalah sebagai pemimpin, tetapi
gembala tidak boleh memimpin secara diktator. Para gembala selain sebagai
pemimpin, mereka juga adalah pelayan sehingga gembala adalah pemimpin yang
melayani.
 Memberikan Teladan yang Baik
Memberikan Teladan yang Baik, Kalimat dalam 1Petrus 5:3 mengatakan
" Tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu."Ungkapan ini
ditujukan kepada orang-orang yang akan menggembalakan jemaat agar mereka
menjadi teladan yang baik bagi kawanan domba yang dipercayakan kepada
mereka.
 Ciri-ciri Gembala yang baik, Ciri-cirinya pada Yohanes 10 : 3-14
1. Rela memberikan nyawannya bagi domba-dombanya
2. Mengenal baik domba-dombanya
3. Setia terhadap domba-dombanya
 Menurut Mazmur 23
1. Gembala ideal harus Renda hati
2. Gembala ideal harus Memiliki Hati yang tulus dalam pelayannya
3. Sebagai Penghibur, penyembuh
4. Berani dalam mengambil resiko
5. Gembala ideal harus Menjadi sosok panutan jemaatnya
6. Gembala ideal harus menjadi sosok yang memelihara dan membimbing
jemaatnya kearah yang benar
 Menurut Yohanes 10:1-21
1. Rela berkorban
2. Mengenal pribadi jemaatnya
3. Mampu mendekatkan diri dan menjadi kepercayaan
4. Mampu membimbing jemaat ke jalan yang benar
5. Membangun hubungan yang baiik ke jemaatnya
6. Gembala yang jujur
7. Adil kepada semua jemaatnnya
8. Mampu mengasihi dan menjadi pribadi yang penuh kasih sebagai contoh
untuk jemaatnya
Seorang Gembala yang baik harus memiliki kerendahan hati , dan melakukan semuanya
dengan hati yang tulus dan tidak bersungut-sunngut. Gembala tidak akan meninggalkan
domba-dombanya berjalan sendirian. Sama seperti Yesus yang selalu menyertai kita ,
menolong kita , menghibur . Dia selalu ada untuk kita , dimanapun dan kapanpun kita
membutuhkan pertolonganNya. Sebagi domba kita sangat membutuhkan Tuhan Yesus
dalam kehidupan kita , karena tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat apapun , dan jika kita
dapat melakukan segala sesuatu itu karena pertolongan dari Tuhan.

B. Realita gembala saat ini


 Realitanya bahwa banyak gembala sekarang lebih mengejar kedudukan, pangkat
tinggi di gereja, tampa memfokuskan Pelayanan pastoral ke pada jemaat
 Takut untuk mengkritik hal yang salah
 Ramah ke pada jemaat
 Abai terhadap pertubuhan kerohanian jemaatnya
 Tidak berinisiatif untuk melakukan pelayan terhadap pertumbuhan iman selain di
luar dari jadwal yang telah ditentukan.
 Lebih pokus hanya pada pelayan di mimbar saja
3. Menurut saudara istilah manakah yang lebih alkitabiah gembala, hamba Tuhan atau pendeta
dan sertakanlah ayat-ayat alkitab pendukungnya.
 Istilah gembala sendiri adalah istilah yang explisit dalam alkitab walaupun di
dalam alkitab tidak dimaknai secara mendalam, namun lebih condong kepada
makna kiasan, untuk orang-orang yang menuntun, memimpin, jemaat, karna
jemaat dalam hal ini disebuat sebagai dombanya Tuhan, hal ini dapat kita lihat
pada perkataan Yesus kepada Petrus “Gembalakanlah domba-dombaku” dari sini
kita bisa melihat bahwa istilah gembala itu adalah istilah figurative dimana
merujuk pada pimpinan umat Tuhan, itu disebut gembala. Dalam Efesus 4 : 11
“dia yang memberikan baik rasul-rasul dan Nabih-Nabih,
pemberita,pemberitanya maupun gembala-gembala” maka dapat disimpulkan
bahwa istilah Gembala ini sangat Alkitabiah.
 istilah “Hamba Tuhan” kini memiliki pengertian yang multi tafsir. Pengertian
pertama ialah bahwa semua mahluk harus mengabdi kepada Allah, oleh karena
itu disebut abdi Allah atau hamba Allah. Pengertian kedua berkaitan dengan jati
diri orang percaya yang sudah ditebus oleh Tuhan sehingga disebut hamba
Tuhan, meskipun dalam kekristenan lebih dikenal dengan istilah “anak Tuhan”.
Pengertian lain lagi berkaitan dengan fungsi sebagai orang yang menaati
panggilan Tuhan menjadi pemberita Injil atau firman Tuhan. Istilah hamba Tuhan
dalam (Lukas 1:38) ialah η δουλη κυριου. Kata hamba berasal dari kata “doulos”
yang berarti “budak” atau “pelayan”. Pengertian tersebut menunjukkan seseorang
yang mengabdikan dirinya dan telah menyerahkan hak hidupnya kepada tuannya
tersebut karena telah dibeli atau ditebus. Maka “hamba” hanya melakukan
pekerjaan yang diperintahkan oleh tuannya secara bertanggung-jawab.
 Pendeta (Dewanagari: पण्डित, paṇḍit) yaitu sebutan bagi pemimpin agama. Kata
pendeta (Sanskerta: Pandita). Dalam agama Kristen, pendeta yaitu seorang
pengajar umum dalam jemaat. Ia memiliki kewajiban bagi menentukan suasana
dalam jemaat sehingga jemaat dapat bertambah giat memenuhi panggilannya
sebagai sebuah persekutuan yang belajar-mengajar.Selain itu, pendeta juga
adalah seorang pengajar khusus, dimana ia wajib melibatkan diri secara langsung
sebagai seorang pengajar.Terdapat tiga wadah dimana pendeta dapat secara
langsung mengajar, yaitu pada kelas Katekhisasi, kelas pendidikan teologi
jemaat, dan mimbar.
Maka yang Alkitabiah itu adalah “Gembala” dan “Hamba Tuhan”, karena di dalam alkitab
Gembala sering dipakai dan disebut. Seperti Tuhan Yesus adalah Gembala Agung (1 Petrus
5:4). Dalam Perjanjian Lama beberapa tokoh yang dikenal sebagai gembala antara lain: Habel
(Kejadian 4:2), Abraham (Kejadian 12:16; 13:2-7), Yakub (Kejadian 29:33), dan demikian
juga dengan Yusuf. Dengan melihat para tokoh Alkitab di atas, dapat disimpulkan bahwa
gembala adalah pribadi yang dipercayakan oleh Tuhan dalam mendidik, membimbing,
mengajar dan membawa jemaat kepada pengenalan Firman Tuhan yang menuju pada satu
tujuan adalah bertumbuh ke arah Dia secara sempurna (Efesus 4:11-16). Dan Hamba Tuhan
juga tertulis di Alkitab misalnya Dalam (Lukas 1:38, “Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini
adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu
meninggalkan dia.”)

4. Jelaskanlah mengapa tahapan Kubler Ross ada sedikit perbedaan dengan tahapan-
tahapan yang dilalui orang sakit yang akan sembuh. Di tahap berapakah perbedaan itu
terjadi? Jelaskanlah.
Dalam buku “On Death and Dying” yang ditulis setelah ia mengobservasi pasien-
pasien yang menderita penyakit gawat, Dr. Kübler-Ross membagi stages of grief ke
dalam lima tahap berikut:
1. Penyangkalan (denial)
Tahap pertama ini adalah reaksi yang amat normal. Arti denial atau penyangkalan
sebenarnya dapat membantu Anda untuk mengurangi rasa sakit dari situasi kehilangan
yang tengah Anda hadapi. Anda mungkin akan berpikir, “Saya tidak percaya ini terjadi
pada saya. Ini tidak mungkin terjadi dan hanya mimpi.”Setelah Anda keluar dari tahap
penyangkalan, emosi-emosi yang selama ini terkubur akan muncul. Meski sulit, ini
merupakan bagian dari perjalanan kedukaan yang akan dilalui oleh siapapun.
2. Marah (anger)
Adalah hal yang wajar jika orang merasa marah setelah dihadapkan pada
kehilangan. Anda berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan yang baru dan sedang
mengalami kesedihan. Meluapkan itu semua dengan kemarahan mungkin terasa sebagai
hal yang paling ‘benar’. Anda mungkin marah pada orang yang telah meninggalkan
Anda, pasangan Anda, atau mantan atasan Anda. Meski logika Anda mengatakan bahwa
mereka tidak patut disalahkan, perasaan Anda yang terlalu intens membuat Anda
menolak untuk berpikir secara rasional. Setelah kemarahan mereda, Anda akan berpikir
lebih rasional mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan merasakan emosi-emosi lain
yang selama ini tersingkir oleh rasa marah.

3. Menawar (bargaining)
Kehilangan dan putus asa merupakan dua perasaan yang kerap berdampingan
dalam tahap kesedihan. Anda begitu berduka hingga bersedia melakukan apa saja untuk
meredakan rasa sakit dan kembali mendapatkan kendali. Salah satunya dengan menawar.
Pada tahap kesedihan ini, Anda akan memikirkan kalimat-kalimat pengandaian dalam
kepala. Contohnya, “Seandainya saja saya mencari pertolongan dokter lebih cepat”,
“Andai saja saya tidak terlalu sibuk, mungkin pasangan saya tidak akan pergi”, dan
sebagainya. Banyak orang juga melakukan tawar-menawar dengan Tuhan pada tahap ini
agar mendapat kekuatan dari kedukaan dan rasa sakit.

4. Depresi (depression)
Selama proses berduka, ada saatnya emosi Anda mulai mereda dan kini Anda
harus benar-benar melihat kenyataan yang terjadi. Pada tahapan depresi, Anda terpaksa
menghadapi situasi sulit tersebut dan mengalami kesedihan serta kebingungan yang
mendalam. Ada dua jenis depresi yang berhubungan dengan kedukaan, yakni reaksi
praktis dan jenis yang lebih bersifat pribadi. Reaksi praktis bisa muncul terhadap
kehilangan yang terjadi. Mungkin Anda khawatir dengan kondisi finansial yang harus
dihadapi, biaya pemakaman yang mesti dikeluarkan, atau cemas jika tidak bisa
menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak yang hidupnya masih bergantung pada
Anda. Tipe depresi adalah jenis yang lebih pribadi. Anda mungkin menjauhi diri dari
orang lain untuk dapat mengatasi duka tersebut.

5. Penerimaan (acceptance)
Penerimaan ini bukan berarti perasaan diri sudah benar-benar bahagia. Pada
tahap ini, anda akhirnya telah menerima kenyataan yang ada. Anda masih merasa sedih,
namun Anda belajar untuk hidup dengan situasi kini dan mencoba keluar dari fase
kehilangan. Sebagai contoh, saat Anda telah menerima kenyataan setelah berpisah atau
bercerai dari pasangan yang terjadi, Anda akan berkata, “Ini adalah pilihan yang terbaik
untuk saya.” Atau ketika orang tercinta telah tiada, Anda pada akhirnya akan berpikir,
“Saya merasa beruntung karena telah mengenal dan menghabiskan waktu dengannya
bertahun-tahun, dan saya akan selalu mengenangnya.”

Teori lima tahap kesedihan memang tidak dapat diterapkan pada semua orang. Teori ini
juga terlalu sederhana untuk menggambarkan kepribadian manusia yang rumit. Namun,
Anda bisa memetik berbagai hal baik di dalamnya untuk menghadapi kesedihan.

Jadi letak perbedaan nya ada pada tahapan ke tiga yaitu Menawar (bargaining) dan
tahap ke lima yaitu Penerimaan (acceptance) kebanyakan orang yang sakit sulit untuk
menerima keadaanya, dan tidak ada semangat merasa putus asa dan banyak berpikir hal
yang negatif sehingga pikiraan tersebut membawa mereka sulit untuk menerima bahkan
tidak ada kenyakinan untuk menawar keadaan.

5. Jelaskanlah perbedaan antara Healing Touch dengan Hugging Therapy dan


sertakanlah ayat-ayat alkitab pendukungnya.
a. Pengertian Healing Touch
Healing Touch adalah terapi sentuhan lembut dalam kondisi rileks untuk
memberikan keseimbangan energi fisik, emosi dan spritual yang bertujuan dalam
proses penyembuhan. Terapi ini dapat menselaraskan kondisi bioenergi, pikiran
dan program terapi medis. Dengan menggunakan teknik tangan lembut yang
dipikirkan untuk membantu memetakan kembali medan energi pasien dan
mempercepat penyembuhan tubuh, pikiran dan jiwa. Healing Touch melengkapi
teknik penyembuhan lain yang mungkin sudah digunakan oleh pasien, termasuk
praktik medis konvensional di rumah sakit, klinik dan perawatan di rumah, atau
terapi berorientasi pikiran-tubuh lainnya seperti pijatan, imajinasi terpadu, terapi
musik, biofeedback, dan psikoterapi.
Ayat Alkitab Pendukung ada pada
 (Matius 8:2-3)
“(2) Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya,
lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau,
Tuan dapat mentahirkan aku." (3) Lalu Yesus mengulurkan
tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah
engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu daripada
kustanya.
 (Markus 1:40-42)
(40) Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan
sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya,
katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
(41) Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia
mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata
kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." (42) Seketika itu
juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.

 (Lukas 5:13)
(13) Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah
orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika
itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
B. Hugging therapy

Terapi pelukan, menggunakan pelukan untuk memberikan kenyamanan


dan penyembuhan emosional. Penelitian telah menunjukkan bahwa berpelukan
bisa menjadi cara yang efektif untuk mengobati stres, depresi, kecemasan,
kesepian, dan kondisi medis tertentu. Manfaat pelukan berasal dari kekuatan
sentuhan. Sebagai manusia, kita mendambakan interaksi dengan manusia lain.

Ayat pendukung : Mazmur 34:19, Mazmur 147:3, 1 Korintus 10:13.

6. Isilah titik-titik berikut ini dengan kata yang menggambarkan perasaan si klient

Aduh, pusing kali kurasa menghadapi anak kami yang satu ini. Selalu membuat
masalah. Sudah bermacam cara kami lakukan agar dia berubah. Sudah kelewat kali
tingkahnya kurasa. Entah kenapalah anakku yang satu ini kulahirkan, kecewa kali aku.
Sebetulnya bukan hanya sudah Pusing otakku memikirkannya tapi lebih dari itu, aku sudah
capek dan ingin menyerah saja.

Anda mungkin juga menyukai