Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

RESUME TEOLOGI PASTORAL (Pert 3)

MATA KULIAH : TEOLOGI PASTORAL

DOSEN PENGAMPU : DR. RUBEN NESIMNASI, M.TH

NAMA : CHRISTIAN GURUH MAWUNTU

NIM : S3.745

PRODI : DOKTOR KEPEMIMPINAN KRISTEN

STT IKAT JAKARTA


OKTOBER 2023
Resume Pembelajaran Theologi Pastoral (Pertemuan 3)

Gembala dalam perjanjian lama pertama kali disebutkan di dalam kejadian 4:2b , yakni
Habel sebagai Gembala kambing Domba, lalu berlanjut kepada Abraham dan Yakub ,Yusuf dan
Daud sebagai Gembala . Di dalam Kitab Keluaran Pekerjaan Penggembalaan dilakukan oleh
semua orang dan golongan . Di sisi lain Pekerjaan Gembala adalah pekerjaan yang beresiko dan
berbahaya . seperti perkataan Daud dalam 1 Samuel 17:34-35.

Tugas – tugas Gembala atau Pastor : Pada intinya Gembala harus memberi makan
Domba-domba serta menjaganya . Gembala dilukiskan dengan banyak hal seperti Allah sebagai
Pemimpin Israel dan Yesus Sebagai Gembala yang baik.

Gembala yang baik memiliki Prioritas yakni melakukan Perintah Allah, Keluarga dan Pelayanan
Gereja. Robert Cowles menuliskan sifat-sifat Gembala antara lain :

1. Gembala yang benar adalah Gembala yang memandang jabatanya sebagai ketaatan kepada
Allah.
2. Gembala Yang benar adalah Gembala yang tekun dan berani menyatakan kebenaran.
3. Gembala harus sanggup mengasihi orang lain.
4. Gembala berkorban untuk domba-dombanya.
5. Gembala yang benar adalah Gembala yang mempunyai gairah menginjil.

David Frisher mengatakan bahwa Pekerjaan Gembala adalah menguji diri sendiri, melalui : uji
realitas, uji integritas dan uji integritas sebagai Gembala.

Ralph M Rings juga berpendapat bahwa pribadi seorang gembala harus : Mempunyai kehidupan
Rohani yang bertumbuh, Tidak melupakan tugas sebagai seorang ayah dan seorang kepala keluarga yang
baik.

Ada begitu banyak masalah-masalah yang terjadi dalam gereja menurut Yosafat B dalam buku
Integritas pemimpin pastoral. Diantaranya perebutan jabatan, dosa perzinahan, sombong dan rendah
diri, inventaris gereja dianggap milik pribadi, laporan keuangan tidak transparan dan masih banyak lagi.

Kualifikasi seorang Pastor : Kualifikasi Spiritual, Kualifikasi Moraldan kualifikasi social.

Menurut C.H Abineno bentuk pelayanan Pastoral teridiri dari : 1). Perkunjungan , 2).
Percakapan, 3). Penilikan dan disiplin gereja , 4). Persekutuan, 5). Pelayanan.
Menurut Pendapat saya dari materi diatas Pastor merupakan suatu panggilan ilahi yang lahir
dari ketulusan untuk melayani sesame, bukan peruntungan diri sendiri. Kesadaran menjadi seorang
Gembala yang baik seperti Yesus Kristus harusnya dipandang sebagai dasar utama sebagai Gembala.
Gembala tidak mementingkan dirinya sendiri tetapi kepentingan bersama dengan kawanan domba
yang dipercayakan Tuhan kepadanya, kualifikasi-kualifikasi Gembala yang baik sangat tegas harus
memiliki Iman yang benar dalam mengikut Tuhan agar Pengembalaan terjadi atas dasar kegerakan
dari Tuhan untuk menjangkau jiwa-jiwa yang harus diselamatkan. Pekerjaan Gembala memiliki resiko
untuk menjadi korban akan tetapi memiliki kemuliaan seperti yang Yesus janjikan. Gembala harus
berintegritas dan harus siap hidup seperti Gembala Agung Tuhan Yesus Kristus. Masalah-masalah
dalam Penggembalaan Gereja harus dipandang sebagai sesuatu tantangan untuk tetap hidup benar
dan menjadi teladan sebagai Gembala yang benar.

Diskusi dan pendapat saya :

Pertama-tama semua pertanyaan yang diajukan dalam pertemuan ke 3 mata kuliah Theologi
Pastoral dapat dijawab dengan solusi yang harus terus dilaksanakan dengan langkah awal : Materi yang
disampaikan ini harus terus diingatkan setiap minggunya kepada semua pemimpin Kristen, gembala-
gembala, pendeta-pendeta dan penginjil-penginjil. Artinya harus terus di refresh supaya meminimalisir
hambatan Penggembalaan baik dari segi Pastornya ataupun organisasi dan sisi lainnya.

Ada beberapa Pastor atau Gembala di zaman ini mulai bergeser orientasi memimpinnya, yakni
dari serve leadership menjadi self oriented, pementingan diri sendiri sehingga keteladanan tidak terlihat
lagi dari ciri seorang gembala. Ini juga mengakibatkan perpindahan paradigm Gembala yang harusnya
memiliki latar belakang theology yang mumpuni tetapi bergeser pada kemampuan linguistic motivasi
dan dianggap layak menjadi Gembala dan terus mengakibatkan theology yang ngawur sekali dan yang
paling parah dan merambah dunia gereja adalah Theologi Kemakmuran yang menurut saya sangat tidak
sesuai dengan Jabatan Pastor atau Gembala.

Dari pementingan diri sendiri yang menganggap gereja adalah lading bisnis untuk pemenuhan
kebutuhan mengakibatkan Gereja mempertahankan jemaat atas dasar asset gereja, ini menjadi masalah
besar dan muncul perkataan “ada Gembala yang mencuri domba” Ini selayaknya tidak muncul Kalau
Para Gembala yang baik menerima bahwa Domba-domba gembalaan ini hanyalah titipan Tuhan , karena
Gembala yang Agung Tuhan Yesus Kristus adalah Gembala seluruh Domba sesuai dengan Yohanes
10:11-12. Domba yang berpindaj harus dipandang dari segi positif, harus menjadi refleksi yang serius
bagi Gembala Mengapa?... .

Berbeda kasus kalau ada Gembala dalam satu organisasi gereja A mengajak jemaat organisasi B
untuk bergabung dengan Gereja A , nah itu menjadi tanda Tanya, sudah pasti tujuannya tidak baik, ini
lah perlu etika dalam pelayanan. Ini juga tidak menganggap bahwa jemaat atau domba adalah milik
kepunyaan Gembala Agung, karena ingin merebut secara organisasi. Inilah fakta lapangan yang terjadi
saat ini.

Ada Pastor yang suka pamer harta dan tidak menunjukkan teladan yang baik ? Menurut saya
Gembala jenis ini adalah golongan upahan , yang tidak merasa memiliki domba-domba yang harusnya
digembalakan sebagai tanggung jawab kepada Gembala Yang Agung.

Ada Organisasi Gereja yang melarang Perempuan menjadi pemimpin Gereja? Kalo menurut saya
memang sebaiknya kalo pemimpin Gereja itu Laki-laki akan tetapi tidak menutup kemungkinan kalau
ada wanita yang menjadi pemimpin Gereja (dalam konteks tertentu).

Gembala harus kaya??? Menurut saya Gembala harus kaya itu relative ya, akan tetapi saya
percaya seorang Gembala atau pun orang Kristen tidak akan jatuh miskin , karena orang Kristen itu rajin
dan dapat dipercaya. Singkatnya bukan masalah miskin atau kayanya tetapi Gembala seharusnya
memiliki Kasih dan damai sejahtera sehingga kebutuhannya tercukupi dan menjadi dampak bagi jemaat
atau domba yang berkekurangan, Gembala Kaya Puji Tuhan , Gembala Sejahtera Puji Tuhan asalkan
semua orientasinya untuk kemuliaan Tuhan. Sekali lagi ini berbicara integritas sebagai pemimpin Kristen.

Tanggapan saya mengenai Gembala dan Gembala harus mampu menempati diri dalam hal
imaniah dan ilmiah, menurut saya imaniah saja sudah cukup karena ketika orang beriman pasti dia
mampu menjelaskan secara ilmiah karena dia terus belajar, akan tetapi orang yang ilmiah belum tentu
bisa imaniah, sekedar tahu sejarah dan ajaranNya tetapi tidak percaya.

Anda mungkin juga menyukai