Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EKLESIOLOGI

“ REAKSI TERHADAP GEREJA RAKYAT’’

YA

YANG DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:

1. Djanilona Peta peta


2. Yessa mischel Baura
3. Sixthree J. Watimena
4. FebriYanti Laudin
5. Jeifen Nyata
6. Marsselino Bosso
7. Lidya ningsi

FAKULTAS TEOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU TEOLOGI
UNIVERSITAS HALMAHERA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan maha Esa karena atas berkat rahmat,
penyertaan dan kebaikannya sendiri, kami ddapat menyelesaikan makalah kami mengenai
“REAKSI TERHADAP GEREJA RAKYAT’’ dalam rangka pemenuhan tugas mata
kuliah Eklesiologi. Kami juga menilai bahwa dalam penulisan dalam makalah kami ini
masi jauh kata sempurna namun sekiranya materi yang kami sampaikan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat dijadikan bahan ajaran dan referensi belajar kita
semua. Kritik dan saran yang membangun juga sangat kami butuhkan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………

BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………….


1.1. LATAR BELAKANG ……………………………………….
1.2. RUMUSAN MASALAH…………………………………….
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN…………………………………..

BAB 2. PEMBAHASAN……………………………………………………...

2.1. PELAYANAN PASTORAL GEREJA BAGI ORANG MISKIN

3.2. KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH PASTORAL

BAB 3. PENUTUP……………………………………………………………...

3.1. KESIMPULAN………………………………………………….

3.2. DAFTAR PUSTAKA………………………………………….

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gereja hadir di dunia ini untuk sebuah tujuan mulia dari Tuhan, dan menjadi saksi yang
jujur dan benar dan kemudian banyak pemimpin gereja menyebutkan pandangan atau sikap
ini, sebagai sikap “partisipasi’’ atau sikap peran serta gereja yang artinya gereja dapat
berperan aktif dengan cerdik dan linca dalam masalah masyarakat dengan tetap solid dalam
posisi dan fungsi spiritualnya

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. pelayanan pastoral gereja terhadap orang miskin

b. kemiskinan sebagai masalah pastoral

1.2 TUJUAN PEMBAHASAN

b. memahami pelayanan pastoral gereja terhadap orang miskin

a. Ingin memahami kemiskinan sebagai masalah pastoral

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1PELAYANAN PASTORAL GEREJA TERHADA ORANG MISKIN
Untuk mengembangkan pelayanan pastoral terhadap orang miskin perlu berangkat
dari realitas pelayanan pastoral yang sejauh ini dilakukan oleh gereja. Tanpa titik
berangkat sseperti ini dipastikan apa yang ditawarkan hanya sebatas konsep yang sulit di
plementasikan untuk itu sebagai entry point pertama tama perlu di konstantir apa
sesunggunya ciri pelayanan pastoral yang sejauh ini telah dipraktekan gereja sebagai titik
bijak untuk memikirkan apa yang seharunya dilakukan. Dari berbagai sumber dan juga
berdasarkan fakta empiri, kita bisa mengatakan bahwa secara umum pelayanan pastoral
setelah gereja sejauh ini dipraktekan sangat bersifat gereja sentris, terorientasi pada segi-
segi spiritual, mengutamakan pelayanan individu, dan pengacuh pada kerangka nilai
masyarakat kelas menengah.
 ciri-ciri umum pastoral gereja
1. Orientasi pelayanan yang bersifat gereja sentris
pelayanan yang bersifat gereja sentris merupakan buah dari apa yang
oleh Gutierrez disebut mentalitas ghetto, yang serba tertutup dan defensif,
yang secara menentukan mengarakan praktek kehidupan gereja
sebagaimana kita tahu gereja /orang Kristen dalam hal ini sering
memahami diri sebagai komonitas yang dikhususkan/disendirikan.
Masalahnya seringkali tafsiran keliru kekhususan ini membuat gereja
/orang Kristen gagal melihat bahwa sebenarnya ada persoalan diluar
praktik dikehidupan bergereja yang seharusnya diperhatikan. Secara
operasional, pemahaman ini kemudian membuat pelayanan gereja,
termasuk pelayanan pastoral di artikan secara sempit sebagai bentuk
pelayanan untuk kebaikan gereja dan bukan unutk kebaikan dunia kemanan
gereja dipanggil.
2. Orientasi Pelayanan yang bersifat spiritual
Pelayanan yang bersifat spiritual dalam pelayanan gereja, merupakan
akibat pengaruh ajaran dua kerajaan yang dipahami dalam kerangka
berfikir filasafat platonis. Sebagaimana kita tahu dalam kekristenan ada
tekanan yang sangat kuat terhadap ide keraajaan Allah. Ide kerajaan Allah
ini aslinya merupakan sebuah cita-cita untuk mentraformasikan kehidupan
menjadi sesuatu bersesuaian dengan kehendak Allah. Dalam hal ini sebuah
transformasi menghadirkan damai sejahtera (shalom) dalam arti yang
holistic, menyangkut segi-segi jasmani dan rohani. Pemikiran filsafat
platonic dalam ajaran Kristen membuat adanya kecendrungan merohanikan
ide kerajaan Allah. Sesuatu yang tidak terhindarkan karena sebagaimana
kita tahu dalam kategori berpikir filsafat platonic, dunia spiritual/dunia
maya dianggap sebagai dunia yang lebih ideal ketimbang dunia
materi/dunia nyata. Konsekuensinya pelayanan gereja, termasuk pelayanan
pastoral sebagai mana dikatakan diatas cenderung diarahkan pada
pelayanan yang mengurus segi-segi spiritual/rohani karena pandangan
secara kualitatif hal-hal spiritual lebih berharga dari hal-hal materi.
3. Orientasi pelayanan individu
Merupakan ciri pelayanan pastoral gereja yang menguat karena fakta
bahwa dalam sejarah masyarakat dan nilai masyarakat kelas menengah,
dalam hal ini merupakan ciri pelayanan pastoral gereja yang menguat
karna fakta bahwa dalam sejarah nya masyarakat kelas menengah eropa
dan amerika yang sangat indivisualis menjadi lahan subur bagi
berkembangnya pelayanan / pendamping pastoral. Sesuatu yang membuat
pelayanan pastoral sering juga disebut sebagai fenomena gereja barat.sebab
itu bertolak dari ciri-ciri diatas, menurut kami beberapa hal perlu dilakukan
agar pelayanan pastoral gereja menjadi berguna bagi orang miskin. Adapun
hal-hal tersebut adalah:pertama, praktik pelayanan pastoral gereja perlu
melampaui kecenderungan membatasi dan memperalat pelayanan pastoral
semata untuk kepentingan gereja dalam arti sempit . selain itu dalam
sejarah gereja hingga sekarang kita juga melihat bahwa seringkali
pelayanan pastoral dipakai sebagai alat penginjilan.

2.3 KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH PASTORAL

Diantara semakin masalah dan tentang ( konteks) pelayanan pastoral yang perlu dijawab gereja,
salah satu diantaranya yang penting adalah masalah kemiskinan. masalah kemiskinan secara
pastoral perlu mendapat perhatian gereja karna berbagai alasan.alasan yang pertama adalah
alasan teologis. Sebagaimana kita tahu kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang secara
teologis terus menantang kehadiran gereja secara lebih bermanfaat. Sesuatau yang tidak bisa
dipungkiri karna Alkitab penuh dengan gagasan mengenai keberadaan orang miskin dan
bagaimana seharusnya mereka diperlukan. Secara umum bisa dikatakan bahwa dalam alkitab
kemiskinan terutama dilihat sebagai sebuah skandal,bukan sesuatu yang di terima apa adanya.
Sebagai skandal, kemiskinan dianggap sebagai kondisi yang menceredai hahikat manusia
sebagai ciptaan Allah. Dengan demikian panggilan utama orang utama orang percaya adalah
melawan kemiskinandengan segala dampak buruknya terhadap kehidupan.

Suatu perlawananyang dilakukan dengan keyakinan dan pengharapan akan campur tangan Allah
yang berjanji memulihkan kerajaannya termasuk bagi orang-orang miskin yang tersisi.dari
berbagai fakta dilapangan kita tahu bahwa kemiskinan dalam wajah yang semakin masiff ikut
menciptakan dan memperumit berbagai persoalan pada level individu. Itulah sebabnya clinebell
misalnya menyatakan bahwa ketidak adilan masyarakat/kemiskinan melahirkan dosa dan
penyakit individu, sama seperti rawa tergenang melahirkan nyamuk-nyamuk .dengan demikian
jika gereja dalam hal ini tidak melakukan pelayanan parstoral terhadap orang miskin secara
bermanfaat, tantu gereja mengabaikan salah satu mandat teologis yang paling mendasar dan juga
salah satu sosial yang mempunyai pengaruh luar pelayanan pastoral gereja.
KESIMPULAN
Dari gambaran di atas terlihat betapa pentingnyakita mengambarkan pelayanan pastoral dalam
gereja bagi masyarakat khususnya bagi orang miskin. Disinilah dituntut peran kita untuk
mewujudkan kasih kita kepada sesama. Terlebih lagi kepada orang-orang yang
terpinggirkan,menderita, dan miskin seperti halnya kaum pemulung, ini tentu tidak terlepas dari
tujuan Allah menciptakan manusia segambar dengan Dia. Manusia diciptakan dengan harka dan
nilai yang sama, sehingga Dia tidak menghendaki ada manusia yang hidup dalam kemiskinan
atau penindasan, sehingga tidak mampu menjalankan hidupnya sebagai manusia yang
bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J.L. Ch,, pedoman praktis untuk pelayanan pastoral, Jakarta : BPK Gunung Mulia, cet-
3, 2000

Bartonaldo, Sara,, “ pastoral Care in latin America”, International Perspectives on pastpral

Beek, Aart van. Pendamping pastoral. Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2001.

Counseling, ed. James Reaves Farris, New York: Haworth Press, 2002.

Anda mungkin juga menyukai