Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian

Teologi Pastoral adalah sebuah cabang ilmu teologis yang berfokus pada perspektif

penggembalaan pada semua kegiatan dan fungsi Gereja dan pendeta, kemudian menarik

kesimpulan teologis dari pengamatan yang dilakukan. 1Sejak zaman Reformasi Protestan,

istilah “Pastoral” dipakai dalam dua pengertian. Pertama, “Pastoral” sebagai kata sifat dari

“Pastor”.2Karena Pastor melaksanakan penggembalaan, maka istilah Pastoral dalam konteks

ini berarti sama dengan penggembalaan itu sendiri. Pemahaman yang kedua adalah Pastoral

sebagai studi tentang penggembalaan itu sendiri.

Berhubungan dengan istilah “penggembalaan” Art Van Beek menuliskan dalam

bukunya pendampingan Pastoral. Penggembalaan adalah suatu istilah struktural untuk

mempersiapkan para rohaniawan untuk tugas pastoral atau tugas penggembalaan. Mengenai

hal ini Art Van Beek menuliskan 7 tipe penggembalaan di masyarakat Indonesia. Pertama,

ada yang berpendapat bahwa penggembalaan merupakan pembinaan, yaitu tugas membentuk

watak seseorang dan mendidik mereka untuk menjadi murid Kristus yang baik.Kedua, ada

yang memandang penggembalaan sebagai pemberitaan Firman Allah, melalui pertemuan

antar pribadi atau dalam kelompok kecil, walaupun juga dapat dapat dilakukan dalam

khotbah dan liturgi.Ketiga,Khususnya dilingkungan Katolik, bahwa penggembalaan berarti

pelayanan yang berhubungan dengan sakramen.Keempat, Khususnya anggota Karismatik


1
Seward Hiltner.1979.Preface to Pastoral Theology.Abingdon Press.
2
Tj. G. Hommes (editor).1992.Teologi dan Praksis Pastoral:Antologi Teologi Pastoral. Jakarta:BPK Gunung
Mulia dan Yogyakarta:Penerbit Kansius.

3
bahwa penggembalaan adalah pelayanan penyembuhan.Kelima, bahwa penggembalaan

adalah pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan sosial dan pelayanan berjuang

melawan ketidakadilan.Keenam, ada yang melihat penggembalaan sebagai pelayanan dimana

manusia yang terlibat dalam interaksi menantikan dan menerima kehadiran dan partisipasi

Tuhan Allah. Yang dinantikan sebenarnya adalah suatu pernyataan dari Allah.Ketujuh, dapat

juga dianggap sebagai konseling pastoral yang menggunakan teknik-teknik khusus yang

dipinjam dari ilmu-ilmu manusia, khususnya psikologi.3

Dari uraian diatas secara garis besar mengenai pastoral dapat didefinisikan sebagai

bentuk bimbingan spiritual yang dilakukan oleh seorang pendeta atau hamba Tuhan untuk

menolong orang-orang yang mengalami kesulitan kehidupan supaya menyadari kekeliruan

hidup .

Dasar Pelayanan Pastoral

Pelayanan pastoral adalah pelayanan yang tidak saja memperhatikan relasi antara

sesama manusia tetapi juga relasi manusia dengan Allah, serta menempatkan Allah dalam

relasi manusia dengan sesamanya. Hal ini membuat pelayanan pastoral menjadi alat yang

berharga, yang melaluinya Gereja dapat melayani kebutuhan manusia secara holistik.

Pelayanan pastoral kemudian berkembang sebagai sebuah ilmu yang dikembangkan lebih

serius. Pastoral berkembang ke arah pastoral klinis dan menjadi salah satu cabang dari teologi

praktika. Banyak penelitian dan tulisan yang kemudian berfokus pada pelayanan pastoral baik

mengenai teknik maupun jenis pelayanan pastoral. Banyak teolog yang kemudian secara

serius mendalami mengenai pelayanan pastoral dan menulis tentang pelayanan pastoral.

Beberapa ayat alkitab seperti Yohanes 10, 1 Petrus 5:2-4 menjadi dasar perintah pastoral.

Namun, dalam tulisan ini penulis menguraikan tentang pelayanan pastoral berdasarkan

konteks sosio-historis dalam komunitas Kristen Petrus dalam 1 Petrus 5:1-11. Menurut
3
Art Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010) hal. 10

4
penulis, dalam teks ini terkandung konsep pelayanan pastoral yang coba dibangun oleh

penulis surat dalam komunitas ini. 1 Petrus 5:1-11 memberikan informasi tentang konsep

pelayanan pastoral dalam komunitas Kristen Petrus yang hidup sebagai rumah tangga

Allah/keluarga Allah (household of God). Komunitas ini hidup di tengah kecaman akan

kehadiran mereka sebagai orang Kristen, mereka terkucil dan ditindas. Kehidupan komunitas

ini mengenal sistem pemerintahan hirarki berdasarkan senioritas. Oleh karena itu penulis 1

Petrus memberikan petunjuk mengenai pelayanan yang rendah hati dan tidak melihat sisi

senioritas sebagai suatu posisi yang menguntungkan untuk memerintah. Mereka dihimbau

untuk hidup tanpa melihat perbedaan usia dan hubungan darah sebagai penghalang untuk

memberi dan menerima pelayanan. Penulis 1 Petrus mengarahkan pemimpin komunitas

(penatua) untuk berpegang pada etika pelayanan dan menjadi teladan dalam kehidupannya.

Jemaat diarahkan untuk melawan kejahatan di sekitar mereka dengan kebaikan, pengharapan

dan iman yang teguh, hal ini mengarahkan pembentukan moral secara personal. Penulis surat

tidak berbicara soal teknik dalam pelayanan, tetapi sikap hidup yang merupakan sikap dasar

pastoral yakni kasih, iman, dan compassion. Setiap orang memiliki tanggungjawab untuk

membangun komunitas menjadi lebih baik. Sikap seperti ini yang harus dihadirkan Gereja

dalam pelayanannya dewasa ini. Menurut penulis, konsep pelayanan pastoral dalam 1 Petrus

5:1-11 dapat direlevansikan dengan pelayanan pastoral di Indonesia dewasa ini. Keduanya

memiliki suatu konsep untuk membangun manusia dalam menghadapi realita kehidupan

dalam konteksnya. Jika dalam komunitas ini mereka memiliki pelayanan memerintah, maka

sebaliknya dalam pelayanan pastoral dewasa ini, pelayanan pastoral adalah pelayanan yang

setara antara yang melayani dan dilayani. Konsep dalam komunitas ini menunjukkan aspek

kerjasama dalam membangun persekutuan, yang merupakan suatu hal penting yang perlu

diperhatikan. Jika konsep pelayanan yang coba dibangun oleh penulis Petrus dalam teks ini

dijalankan dalam pelayanan dewasa ini maka akan terbentuk sebuah persekutuan yang

5
bekerjasama dalam melaksanakan pelayanan karena pastoral tidak saja menjadi

tanggungjawab pendeta maupun majelis namun menjadi tugas setiap jemaat.

Konseling Pastoral dalam Jemaat

Salah satu fungsi pastoral yang di kemukakan oleh Clinebell, adalah pembinaan.
4
Pembinaan ini bermaksud agar individu yang telah beroleh pertolongan penyembuhan

melalui konseling pastoral secara terus menerus mengembangkan segala potensi yang di

berikan Tuhan kepadanya.Dasar pemikiran teologis di sini adalah bahwa warga tersebut telah

beroleh penyucian dan penebusan‖ oleh kasih Allah dalam Yesus Kristus, tetapi ia harus terus

bertumbuh di dalam kedewasaan penuh dalam Kristus, namun di sadari pula bahwa individu

yang telah mendapatkan rahmat Allah tersebut masih akan terus berhadapan dengan berbagai

persoalan di sepanjang hidupnya, oleh karena itu fungsi pembinaan ini adalah sangat penting.

Pembinaan di sini lebih menekankan pada bagaimana seseorang dibekali dan diampukan agar

ia dapat mengatasi akan persoalannya secara mandiri. Oleh karena itu pula maka pembinaan

ini dapat meliputi berbagai hal seperti latihan dasar untuk menolong diri sendiri dalam

menghadapi persoalan, latihan dasar untuk mengenal gejala gejala persoalan dll. Dengan

singkat dapat dikatakan bahwa pembinaan itu meliputi aspek fisiknya, jiwanya dan

rohaninya.

Konselor Sebagai Teladan

Konselor merupakan pihak yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan konseling.

Sementara pihak kedua ialah konseli yaitu pihak yang menikmati pelayanan konseling itu.

Dalam pelayanan konseling yang berhasil maka sang pelaksana konseling itu harus menjadi

pihak yang dapat mempengaruhi konsili. Untuk itu sang konselor harus bisa menjadi teladan

yang baik bagi konsilinya.


4
Howard, Clinebell. Basic Types of Pastoral Care and Counseling,(Nashville: Abingdon Press, 1984), 177-179.

6
Salah satu metode pendekatan yang dapat dipakai dalam konseling pastoral ialah

keteladanan. Pola keteladanan ini terlihat dengan jelas di dalam pelayanan dan diri Tuhan

Yesus sang Gembala yang baik. Pola keteladanan dimaksud adalah bahwa kehadiran seorang

konselor pastoral hendaknya menjadi model yang dapat dilihat dan dirasakan oleh mereka

yang sedang mengalami berbagai hambatan pertumbuhan. Konselor pastoral sebagai model

atau teladan yang dapat menghadirkan secara nyata Allah yang jauh menjadi Allah yang

dekat. Sebagaimana diungkapkan oleh Fowler bahwa gambaran mengenai Allah yang

disusun dan dibentuk oleh seseorang, bertitik tolak dari hubungannya dengan lingkungan

sosialnya. Konsep mengenai Tuhan terbentuk melalui interaksi mereka dengan lingkungan

budaya religiusnya. Gambaran mengenai bapak insani telah memberi tempat yang penting

bagi seseorang untuk membangun citra Bapa Ilahi. 5

Konselor pastoral, sebagaimana konselor pada umumnya, ia dituntut untuk memiliki

sikap dan sifat seperti empati, tanggapan daya memahami yang peka terhadap orang lain. Ia

juga harus memiliki penghargaan dan perhatian yang otentik (asli dan sungguh-sungguh)

terhadap orang lain. Kualitas rasa aman yang sungguh-sungguh dan terjamin, kemampuan

untuk memberi tanggapan secara jujur, terbuka dan asli atau tidak tertutup dan berpura-pura

sangat dibutuhkan oleh seorang Konselor pastoral. Demikian juga kemampuan untuk melihat

dan memfokuskan pada satu pokok permasalahan yang sedang terjadi dalam diri konseli,

sangat dituntut dari seorang konselor pastoral. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dalam

upaya untuk menolong orang lain, seorang Konselor pastoral, hendaknya memiliki tuntutan

yang normal, bukan harus perfeksionisme, yang didorong oleh sikap rasa tanggung jawabnya

terhadap panggilannya sebagai seorang Konselor pastoral.

5
Nico Syukur Dister, Psikologi agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 47-48

7
Melalui Konselor pastoral sebagai model, konseli dapat belajar untuk menyusun

kembali pemahamannya mengenai Allah yang selama ini, Allah hanya dipahami sebagai

―Allah yang jauh dan yang cenderung menghukum‖ dengan ―citra Allah yang dekat dan

suka bersahabat dengan mereka yang terlihat melalui diri seorang Konselor pastoral. Dengan

demikian maka akan terbentuklah suatu pemahaman yang utuh dan lengkap mengenai Allah,

yang memungkinkan mereka boleh dapat hidup dalam ucapan syukur dan sukacita, karena

kehadiran Allah begitu nyata bagi mereka melalui seorang konselor.

Anda mungkin juga menyukai