PEMBAHASAN
Pengertian
Teologi Pastoral adalah sebuah cabang ilmu teologis yang berfokus pada perspektif
penggembalaan pada semua kegiatan dan fungsi Gereja dan pendeta, kemudian menarik
kesimpulan teologis dari pengamatan yang dilakukan. 1Sejak zaman Reformasi Protestan,
istilah “Pastoral” dipakai dalam dua pengertian. Pertama, “Pastoral” sebagai kata sifat dari
ini berarti sama dengan penggembalaan itu sendiri. Pemahaman yang kedua adalah Pastoral
mempersiapkan para rohaniawan untuk tugas pastoral atau tugas penggembalaan. Mengenai
hal ini Art Van Beek menuliskan 7 tipe penggembalaan di masyarakat Indonesia. Pertama,
ada yang berpendapat bahwa penggembalaan merupakan pembinaan, yaitu tugas membentuk
watak seseorang dan mendidik mereka untuk menjadi murid Kristus yang baik.Kedua, ada
antar pribadi atau dalam kelompok kecil, walaupun juga dapat dapat dilakukan dalam
3
bahwa penggembalaan adalah pelayanan penyembuhan.Kelima, bahwa penggembalaan
adalah pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan sosial dan pelayanan berjuang
manusia yang terlibat dalam interaksi menantikan dan menerima kehadiran dan partisipasi
Tuhan Allah. Yang dinantikan sebenarnya adalah suatu pernyataan dari Allah.Ketujuh, dapat
juga dianggap sebagai konseling pastoral yang menggunakan teknik-teknik khusus yang
Dari uraian diatas secara garis besar mengenai pastoral dapat didefinisikan sebagai
bentuk bimbingan spiritual yang dilakukan oleh seorang pendeta atau hamba Tuhan untuk
hidup .
Pelayanan pastoral adalah pelayanan yang tidak saja memperhatikan relasi antara
sesama manusia tetapi juga relasi manusia dengan Allah, serta menempatkan Allah dalam
relasi manusia dengan sesamanya. Hal ini membuat pelayanan pastoral menjadi alat yang
berharga, yang melaluinya Gereja dapat melayani kebutuhan manusia secara holistik.
Pelayanan pastoral kemudian berkembang sebagai sebuah ilmu yang dikembangkan lebih
serius. Pastoral berkembang ke arah pastoral klinis dan menjadi salah satu cabang dari teologi
praktika. Banyak penelitian dan tulisan yang kemudian berfokus pada pelayanan pastoral baik
mengenai teknik maupun jenis pelayanan pastoral. Banyak teolog yang kemudian secara
serius mendalami mengenai pelayanan pastoral dan menulis tentang pelayanan pastoral.
Beberapa ayat alkitab seperti Yohanes 10, 1 Petrus 5:2-4 menjadi dasar perintah pastoral.
Namun, dalam tulisan ini penulis menguraikan tentang pelayanan pastoral berdasarkan
konteks sosio-historis dalam komunitas Kristen Petrus dalam 1 Petrus 5:1-11. Menurut
3
Art Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010) hal. 10
4
penulis, dalam teks ini terkandung konsep pelayanan pastoral yang coba dibangun oleh
penulis surat dalam komunitas ini. 1 Petrus 5:1-11 memberikan informasi tentang konsep
pelayanan pastoral dalam komunitas Kristen Petrus yang hidup sebagai rumah tangga
Allah/keluarga Allah (household of God). Komunitas ini hidup di tengah kecaman akan
kehadiran mereka sebagai orang Kristen, mereka terkucil dan ditindas. Kehidupan komunitas
ini mengenal sistem pemerintahan hirarki berdasarkan senioritas. Oleh karena itu penulis 1
Petrus memberikan petunjuk mengenai pelayanan yang rendah hati dan tidak melihat sisi
senioritas sebagai suatu posisi yang menguntungkan untuk memerintah. Mereka dihimbau
untuk hidup tanpa melihat perbedaan usia dan hubungan darah sebagai penghalang untuk
(penatua) untuk berpegang pada etika pelayanan dan menjadi teladan dalam kehidupannya.
Jemaat diarahkan untuk melawan kejahatan di sekitar mereka dengan kebaikan, pengharapan
dan iman yang teguh, hal ini mengarahkan pembentukan moral secara personal. Penulis surat
tidak berbicara soal teknik dalam pelayanan, tetapi sikap hidup yang merupakan sikap dasar
pastoral yakni kasih, iman, dan compassion. Setiap orang memiliki tanggungjawab untuk
membangun komunitas menjadi lebih baik. Sikap seperti ini yang harus dihadirkan Gereja
dalam pelayanannya dewasa ini. Menurut penulis, konsep pelayanan pastoral dalam 1 Petrus
5:1-11 dapat direlevansikan dengan pelayanan pastoral di Indonesia dewasa ini. Keduanya
memiliki suatu konsep untuk membangun manusia dalam menghadapi realita kehidupan
dalam konteksnya. Jika dalam komunitas ini mereka memiliki pelayanan memerintah, maka
sebaliknya dalam pelayanan pastoral dewasa ini, pelayanan pastoral adalah pelayanan yang
setara antara yang melayani dan dilayani. Konsep dalam komunitas ini menunjukkan aspek
kerjasama dalam membangun persekutuan, yang merupakan suatu hal penting yang perlu
diperhatikan. Jika konsep pelayanan yang coba dibangun oleh penulis Petrus dalam teks ini
dijalankan dalam pelayanan dewasa ini maka akan terbentuk sebuah persekutuan yang
5
bekerjasama dalam melaksanakan pelayanan karena pastoral tidak saja menjadi
Salah satu fungsi pastoral yang di kemukakan oleh Clinebell, adalah pembinaan.
4
Pembinaan ini bermaksud agar individu yang telah beroleh pertolongan penyembuhan
melalui konseling pastoral secara terus menerus mengembangkan segala potensi yang di
berikan Tuhan kepadanya.Dasar pemikiran teologis di sini adalah bahwa warga tersebut telah
beroleh penyucian dan penebusan‖ oleh kasih Allah dalam Yesus Kristus, tetapi ia harus terus
bertumbuh di dalam kedewasaan penuh dalam Kristus, namun di sadari pula bahwa individu
yang telah mendapatkan rahmat Allah tersebut masih akan terus berhadapan dengan berbagai
persoalan di sepanjang hidupnya, oleh karena itu fungsi pembinaan ini adalah sangat penting.
Pembinaan di sini lebih menekankan pada bagaimana seseorang dibekali dan diampukan agar
ia dapat mengatasi akan persoalannya secara mandiri. Oleh karena itu pula maka pembinaan
ini dapat meliputi berbagai hal seperti latihan dasar untuk menolong diri sendiri dalam
menghadapi persoalan, latihan dasar untuk mengenal gejala gejala persoalan dll. Dengan
singkat dapat dikatakan bahwa pembinaan itu meliputi aspek fisiknya, jiwanya dan
rohaninya.
Sementara pihak kedua ialah konseli yaitu pihak yang menikmati pelayanan konseling itu.
Dalam pelayanan konseling yang berhasil maka sang pelaksana konseling itu harus menjadi
pihak yang dapat mempengaruhi konsili. Untuk itu sang konselor harus bisa menjadi teladan
6
Salah satu metode pendekatan yang dapat dipakai dalam konseling pastoral ialah
keteladanan. Pola keteladanan ini terlihat dengan jelas di dalam pelayanan dan diri Tuhan
Yesus sang Gembala yang baik. Pola keteladanan dimaksud adalah bahwa kehadiran seorang
konselor pastoral hendaknya menjadi model yang dapat dilihat dan dirasakan oleh mereka
yang sedang mengalami berbagai hambatan pertumbuhan. Konselor pastoral sebagai model
atau teladan yang dapat menghadirkan secara nyata Allah yang jauh menjadi Allah yang
dekat. Sebagaimana diungkapkan oleh Fowler bahwa gambaran mengenai Allah yang
disusun dan dibentuk oleh seseorang, bertitik tolak dari hubungannya dengan lingkungan
sosialnya. Konsep mengenai Tuhan terbentuk melalui interaksi mereka dengan lingkungan
budaya religiusnya. Gambaran mengenai bapak insani telah memberi tempat yang penting
sikap dan sifat seperti empati, tanggapan daya memahami yang peka terhadap orang lain. Ia
juga harus memiliki penghargaan dan perhatian yang otentik (asli dan sungguh-sungguh)
terhadap orang lain. Kualitas rasa aman yang sungguh-sungguh dan terjamin, kemampuan
untuk memberi tanggapan secara jujur, terbuka dan asli atau tidak tertutup dan berpura-pura
sangat dibutuhkan oleh seorang Konselor pastoral. Demikian juga kemampuan untuk melihat
dan memfokuskan pada satu pokok permasalahan yang sedang terjadi dalam diri konseli,
sangat dituntut dari seorang konselor pastoral. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dalam
upaya untuk menolong orang lain, seorang Konselor pastoral, hendaknya memiliki tuntutan
yang normal, bukan harus perfeksionisme, yang didorong oleh sikap rasa tanggung jawabnya
5
Nico Syukur Dister, Psikologi agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 47-48
7
Melalui Konselor pastoral sebagai model, konseli dapat belajar untuk menyusun
kembali pemahamannya mengenai Allah yang selama ini, Allah hanya dipahami sebagai
―Allah yang jauh dan yang cenderung menghukum‖ dengan ―citra Allah yang dekat dan
suka bersahabat dengan mereka yang terlihat melalui diri seorang Konselor pastoral. Dengan
demikian maka akan terbentuklah suatu pemahaman yang utuh dan lengkap mengenai Allah,
yang memungkinkan mereka boleh dapat hidup dalam ucapan syukur dan sukacita, karena