Anda di halaman 1dari 3

Resume Materi Kuliah Teknohumanisme dan Iman Kristen

(Pertemuan Pertama)

Nama: Ramayanti Bungan


Semester : VI
Dosen Pengampuh: Dolfie Pandara, M.Th

Teknohumanisme dan Iman Kristen.


Pengertian

Teknohumanisme berasal dari dua kata dasar yaitu Tekno yaitu teknologi dan juga
humanisme.
Teknologi memiliki pengertian menciptakan/mengkreasi dari yang sudah ada di kelola ulang
menjadi lebih praktis untuk mempermudah keperluan manusia.
Humanisme bisa diartikan sebagai paham di dalam aliran-aliran filsafat yang hendak
menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia, serta menjadikan manusia sebagai ukuran dari
segenap penilaian, kejadian, dan gejala di atas muka bumi ini.
Iman Kristen adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh orang Kristen yang percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang memiliki kehidupan manusia.

Dalam kaitannya Teknohumanisme dan Iman Kristen ialah dijelaskan sebagai berikut:
Manusia diberikan pengetahuan untuk dapat menciptkan dari apa yang sudah ada kemudian
dikelola lagi menjadi lebih parkatis menyesuaikan dengan kebutuhan manusia. Manusia
memiliki daya cipta karena manusia adalah Imagodei, berasal dari dua kata Ima yaitu gambar
dan Godei berarti Allah. Manusia dicipta sesuai gambar dan rupa Allah. Allah adalah sang
pencipta, Ia menciptkan dari yang tidak ada nihil menjadi ada (Kejadian 1:1).
Tuhan Allah menciptakan manusia dengan pikiran dan kemampuan yang dapat memiliki
daya cipta, manusia mengola dari apa yang Tuhan ciptkan menjadi lebih praktis bagi
kebutuhansehari-hari.
Teknohumanisme adalah paham kemanusian yang bergantung pada teknologi.
Pada masa kini perkembangan teknologi sangatlah maju. Ini membuktikan bawa daya kreasi
manusia semakin maju. Melalui perkembangan teknologi maka segala kegiatan manusia
dapat dipermudah.
Namun sebagai orang percaya kitapun harus menyikapi segalah sesuatu berdasarkan Firman
Tuhan, untuk itu erat kaitannya teknologi dan iman Kristen.
Ada beberapa kasus yang terjadi berkaitan dengan teknologi dan teologi.
Teknologi dibuat untuk mempermudah kegitan manusia di dunia ini. Teknologi menjadi
menjadi hal sangat penting bagi kehidupan manusia. Teologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang Allah itu sendiri, yang dimana didalamnya kita belajar tentang segalah hal tentang
Firman-Nya dan juga kaitan-kaiatannya dalam menjani kehidupan di dunia ini. Untuk itu
Tekknologi dan Teologi harus berjalan bersama-sama dengan baik.
Namun dalam masa kini Teknologi dan Teologi sering kali megalami kondisi ekstrim.
Apakah yang membuat hal tersebut terjadi?
Kita bisa mengamati dari bagaimana penggunaan teknologi saat ini. Teknologi diciptakan
untuk mempermudah kegiatan manusia, tentunya kegitan tersebut adalah kegiatan yang baik
dan harus sesuai dengan Firman Tuhan, tetapi nyata saat ini penggunaan teknologi tidak lagi
digunakan dengan baik. Manusia saat ini mengunakan teknologi sesuka hati, menurut
keinginan diri sendiri, menyenangkan diri sendiri tanpa memikirkan lagi apakah itu baik dan
sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan ini manusia tidak lagi taat kepada Tuhan, manusia
telah mengandalkan diri sendiri dan mengikuti kehendak diri sendiri bukan lagi apa yang
dikehendaki Tuhan. Manusia tidak lagi menjadi Imagodei. Manusia seakan-akan melawan
Allah ingin menjadi sama dengan Allah. Hal ini yang membuat manusia akhirnya jatuh dalam
dosa. Dosa timbul dari keinginan hati manusia itu sendiri (Yakobus 1:14-15).
Teknologi saat ini seakan-akan menjadi suatu cara manusia untuk dapat mengatur diri
sendiri, mengendalikan diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sendiri. Hal tersebut tentunya
merupakan hal yang seharusnya tidak boleh terjadi. Manusia adalah manusia ciptaan yang
harus bergantung penuh kepada Sang Pencipta itu sendiri. Dalam Yohanes 15:5 Tuhan
berfirman: “Akulah pokok Anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.” Firman Tuhan tersebut jelas memberitahukan kepada kepada kita manusia
ciptaan bahwa kita tanpa Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa. Tuhan memang telah
menciptakan kita dengan pengetahuan dan kemampuan untuk dapat mengelola langit dan
bumi yang Tuhan telah ciptakan untuk kebutuhan kita di dunia ini. Tetapi bukan berarti kita
dapat mengunakan kemampuan yang Tuhan telah berikan itu untuk melawan Tuhan dengan
tindakan dan sikap kita yang tidak lagi mau mengikuti apa yang menjadi kehendak Tuhan
bagi kita ciptaan-Nya. Kita diciptakan untuk memulihan Tuhan lewat pengetahuan dan
kemampuan, dan daya cipta yang Tuhan karuniakan, bukan mala sebaliknya kita melawan
Tuhan. Untuk itu saat ini ditengah-tenngah kondisi demikian pengetahuan tetang iman
Kristen harus terus ditumbuhkan ditengah-tengah perkembangan teknologi yang sudah
semakin maju. Teknologi harus bisa membuat iman Kekristenan semakin maju, sehingga
teknologi hadir untuk membuat nama Tuhan semakin dipermuliahkan di muka bumi ini.

Supremasi Iman Atas Rasio

Pikiran yang paling dasar dalam manusia adalah pikiran tentang pengetahuan
kebenaran (Filsafat).
Alam semester menjadi tempat manusia bereksistensi. Eksistensi manusia mendorong dia
untuk berpikir kapan dan bagaimana alam semesta bermula serta bagaimana campur tangan
Tuhan dalam rancangan agung alam semesta. Proses berpikir tersebut dimungkinkan karena
Allah telah menganugerahkan Rasio kepada manusia. Melalui rasionya, manusia berpotensi
menyingkapi kebenaran-kebenaran sains tentang alam semesta sehingga mereka dapat
menemukan berbagai jawaban atas misteri alam semesta.
Epistemologi Kristen didasarkan pada keyakinan bahwa hanya Allah yang otonom.
Allah yang rasional telah menciptakan alam semesta yang rasionalistis sehingga dapat
dianalisa manusia dengan rasio.1 Manusia hanyalah penganalisa alam dan manusia dapat
mengerti alam karena Allah memberikan pengetahuan tentang alam semesta. Manusia harus
bergantung kepada Allah di dalam usahanya membangun sains sebab kebenaran sains adalah
juga kebenaran Allah.2 Begitupun kaitannya dengan teknologi, manusia dapat mengetahui
dan menciptkan teknologi karena Allah memberikan pengetahuan atau rasio dan dan daya
cipta untuk menciptakan teknologi menjadi ada. Jadi dengan demikian manusia tidak dapat
membanggakan diri sendiri terhadap pengetahuan, kemampuan yang ia miliki karena semua
itu asalnya dari Tuhan.

1
Francis A. Schaeffer, Melarikan Diri dari Rasio, pen, Junedy Lee (Surabaya: Penerbit
Momentum,2010),28
2
Arthur F. Holmes, Segala Kebenaran adalah Kebenaran Allah, pen., Solomon Yo (Surabaya,
Penerbit Momentum,2012),59-60
Manusia sering lupa diri, menganggap bahwa dengan rasio atau pengetahuan yang
telah mereka miliki mereka dapat membuat segala sesuatu sendiri dan sering kali tidak
mengandalkan Tuhan lagi. Manusia lupa bahwa rasio yang dimiliki tersebut adalah terbatas.
Mengapa rasio yang manusia miliki itu terbatas? Ini terjadi karena pertama bahwa manusia
adalah ciptaan, sebagai ciptaan manusia tidak akan memiliki pengetahuan yang lebih dari
pada Sang Pencipta. Yang kedua bahwa manusia telah jatuh dalam dosa. Karena dosa rasio
manusia tidak lagi berfungsi sebagai mestinya. Rasio manusia tidak lagi terus memikirkan
hal-hal yang baik. Untuk itulah supremasi iman atas rasio sangat itu penting, sebab Allah
yang memiliki otoritas tertinggi atas segala pengetahuan yang ada.
Salah satu bagian Alkitab yang dapat memberi jawaban yang tuntas tentang supremasi
iman terhadap rasio berkaitan dengan sains kosmologi adalah Ibrani 11:1-3; “Iman adalah
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman
kita mengerti, bahwa semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat
telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat”.

Anda mungkin juga menyukai