Anda di halaman 1dari 48

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vs

Iman
BAB V
PENDAHULUAN
• Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan
tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset.
• Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini merupakan hasil dari
penemuan dan penelitian yang dilakukan
manusia sebelumnya. Sebenarnya
perkembangan tersebut diawali dengan rasa
keingintahuan manusia yang sangat besar
• Keingintahuan tersebut yang mendorong
manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-
kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat
berbagai cara, dan hal ini mendorong
perkembangan ilmu dan pengetahuan.
• Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari
bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk
kata science (bahasa Inggris), yang berarti
pengetahuan atau mengetahui.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sains
berarti pengetahuan pada umumnya seperti
pengetahuan tentang alam dan dunia fisik seperti
geologi, zoology, fisika, dll.
• Jadi pengertian sains ialah ilmu pengetahuan
yang mempelajari fenomena alam sehingga
rahasia yang dikandung dapat diungkapkan dan
dipahami. Usaha menyingkapkan rahasia alam
tersebut dengan menggunakan metode ilmiah. 
• Sains dalam arti luas ada sebelum era modern
dan dalam peradaban sejarah. Kegiatan Sains
adalah Kegiatan ilmiah  yang dianggap sebagai
amanat Ilahi dalam Kitab Kejadian 2:27-28.
Penaklukan yang dimaksudkan adalah dengan
pengetahuan (berpikir, merenungkan dan
bertindak).
a. Pengertian IPTEK
• IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.  Ilmu adalah pengetahuan dan
yang sudah diklarifikasi, diorganisasi,
disistematisasi, dan diinterpretasi, menghasilkan
kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya,
dan dapat diuji ulang secara ilmiah.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan
menerangkan gejala-gejala tertentu.
definisi menurut para ahli sebagai berkut:

• Karl Pearson mengatakan, ilmu adalah lukisan


atau keterangan yang komprehensif dan konsisten
tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
•  Ashley Montagu mengatakan ilmu adalah
pengetahuan yang disusun dalam satu sistem
yang berasal dari pengamatan, studi dan
percobaan untuk menentukan hakikat prisnsip hal
yang sedang dikaji.
•  Sedangkan teknologi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu tekne, yang berarti pekerjaan,
dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur
dan metode yang digunakan pada berbagai
cabang industri.
• Jadi ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori
atau rumus yang tetap, dan teknologi merupakan
praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang
berasal dari ilmu pengetahuan.
• IPTEK saling berkaitan, jika tidak adal ilmu
pengetahuan, maka teknologi pun tidak akan
ada. 
• Dunia Pendidikan pun tidak lepas dari sentuhan-
sentuhan teknologi canggih, baik untuk mengoptimalkan
pembelajaran peserta didiknya maupun untuk
kelengkapan fasilitas dan sarana pendukung
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
• Kemajuan-kemajuan teknologi informasi pada saat ini
telah mengubah proses pembelajaran di sejumlah
institusi pendidikan. Hal ini tidak dapat dipahami
karena informasi sudah menjadi indicator bagi kualitas
seseorang. Kedekatan dengan sumber informasi akan
memudahkan untuk mengakses informasi yang
diperlukan.
b. IPTEK Dalam Pandangan Alkitab
• Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman
dahulu, sejak manusia diciptakan sudah ada
IPTEK. Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan
yaitu Firman Allah dan teknologi juga berasal dari
Tuhan yang dikembangkan melalui manusia.
• Dalam sejarah air bah, Allah memerintahkan Nuh
membuat  kapal untuk  menyelamatkan ia dan
keluarganya dari kebinasaan akibat air bah.  Dimensi
ruang, cara pembuatan, kapal ataupun bahan telah
ditentukan oleh Allah (Kejadian 6:14-15). 
• Ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah
Suci (Keluaran 25:9), Allah sendiri telah menjadi
arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan
bahan untuk kemah suci tersebut (Keluaran 25:1-
27:21).  Kemudian kemuliaan Allah memenuhi Kemah
Suci tersebut (Keluaran 40:35).
• Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh
Salomo (1 Raja-Raja 7-8).
• Allah adalah sumber segala hikmat.  Dalam
kemahatahuan Allah, Ia menciptakan manusia dengan
akal dan pikiran.  Allah yang adalah Maha Kuasa dan
Maha Tahu tidak mungkin menciptakan IPTEK jika
itu akan bertentangan dengan keilahian dan eksistensi
Allah. 
• Iman dan IPTEK tidak bertentangan.  Iman
merupakan dimensi rohani yang tidak dapat diukur
semata-mata dengan logika.  Sedangkan IPTEK
adalah gabungandari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. 
• Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian
kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku
sistem.  
• Sedangkan teknologi, berasal dari dua kata
Yunani tekhne (=pekerjaan) dan logos, berarti suatu
studi peralatan, prosedur dan metode yang
digunakan pada berbagai cabang industri.
• Dari pengertian ini bisa dilihat bahwa ilmu
pengetahuan cenderung berpijak pada teori,
sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu
terapan.  Namun jika diselidiki dengan seksama maka
akan menemukan adanya kesamaan, yaitu keduanya
bersangkut-paut dengan ide manusia dan berobjek
pada alam semesta.
c. Sumber IPTEK adalah Allah
• Allah memprakarsai IPTEK bagi umat manusia. 
Beberapa kali Alkitab mencatat bagaimana Allah
mengajarkan IPTEK kepada manusia dalam
kehidupan mereka.  Pengaruh kekristenan yang
mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin
sikap kristiani yang bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan Allah kepada manusia
sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28:
• Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.  Mandat Allah yang
pertama untuk beranakcucu dan bertambah banyak
manusia di bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan,
burung-burung, dan segala binatang, dari ayat
tersebut yang melahirkan di pikiran manusia
bagaimana mereka dapat menguasai bumi sesuai
dengan kehendak Allah.  
• Hal ini terbukti pada zaman Kain dan Habel yang
sudah mulai menguasai peternakan dan pertanian
walaupun pada saat itu masih dengan cara yang
sederhana.
d.IPTEK dalam Pandangan Iman Kristen
• Alkitab mengatakan, “Baiklah orang bijak mendengar
dan menambah ilmu dan baiklah orang yang
berpengertian memperoleh bahan
pertimbangan” (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat
bahwa Allah sebenarnya menghendaki kita manusia
untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan
pengertian.
• Kita sebagai orang Kristen tetap menerima segala
kemajuan IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen,
yaitu takut akan Tuhan.
• Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi
justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.
1.Iptek bagi kemuliaan Allah
• Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk
orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat
segala keperluan untuk membangun bait Allah.
Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala
keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala
pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang
bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat
mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah
seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).
• Melalui ayat tersebut kita tahu bahwa sumber segala
pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semua itu
dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
• Iman Kristen memberikan dasar kepada kita untuk
menerima perkembangan iptek yang ada. Dalam Iman
Kristen yang menjadi dasar iptek adalah Tuhan dan hikmat
dari Tuhan menjadi pegangan bagi kita supaya kita tidak
jatuh dalam pencobaan karena iptek, seperti yang
dikatakan dalam Amsal1:7.
• Sehingga kita sebagai orang Kristen yang memiliki Iman
Kristiani haru menerima kemajuan iptek. Menerima dalam
hal ini harus selaras dengan apa yang di firmankan Tuhan
dalam Alkitab.
• Karena jika kita menolak iptek, sama saja kita menolak
firman Tuhan. Sebab dikatakan dalam firman Tuhan,
“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu
danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh
bahan pertimbangan” (Ams 1:5)
Beberapa fakta mengenai hubungan
teknologi dan iman :
• Teknologi adalah tugas
• Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh
Allah. Seseorang yang membuat suatu penemuan
harus menyadari betul akan tugasnya untuk
menaklukkan bumi, sehingga setiap temuan yang
dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan
alam semesta pada umumnya, dan manusia pada
khususnya.  Pembuatan suatu teknologi yang
memusnahkan umat manusia sangat bertentangan
dengan mandat yang diberikan oleh Tuhan.
•  Teknologi dan moral
• Setiap orang percaya dapat menggali dan
mempergunakan teknologi dengan taat dan
bertanggung jawab kepada norma-norma Allah.
Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab, yang
berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk
pemanfaatan teknologi. Alkitab berisi perintah etis-
moral untuk mengatur semua tindakan manusia.
Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus
sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yang
merupakan sumber moral  untuk menghindari
penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk
bagi kehidupan manusia.
•  Teknologi dan mujizat
• Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak
pernah berubah baik kemarin, hari ini, maupun
selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah
berubah, sementara teknologi senantiasa
berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak
mampu memberikan suatu kepastian bagi
manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak
mampu memberikan penyelesaian, maka setiap
orang percaya tetap berharap kepada Allah yang
hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.
• Amsal 1:7 memberikan dasar bagi manusia di
dalam menghadapi perkembangan IPTEK. Takut
akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan.  Manusia harus memanfaatkan
IPTEK dengan berlandaskan rasa takut akan
Tuhan.  
• Iblis seringkali memanfaatkan IPTEK sebagai
sarana untuk mencobai iman.  Internet, ponsel,
televisi, mobil, dan lain-lain dapat
membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan.
• IPTEK terus berkembang dan moral masyarakat
terus merosot  namun sifat dasar mereka masih
tetap sama dengan apa yang dikatakan oleh
firman Allah. 
• Ide dan produk manusia dalam era IPTEK ini
tetap berada dalam dialektis dua pengaruh,
pengaruh kebenaran dan ketidakbenaran,
pengaruh kesucian dan dosa, tesis dan antitesis,
sehingga relevansi Alkitab tidak pernah pudar,
sebagaimana perkataan Tuhan Yesus, "Langit dan
bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak
akan berlalu" (Luk 21:33).
Menciptkan Kerukunan Antara Umat
Beragama
• Sebenarnya persoalan kerukunan hidup umat
beragama bukanlah sesuatu yang baru sama
sekali.
• Kerukunan hidup umat beragama adalah
sesuatu yang didambakan, dan sekaligus juga
dibutuhkan perjuangan berat untuk
mewujudkannya. Hal ini tidak mengherankan
karena agama-agama dapat menimbulkan
ketegangan, bahkan konflik.
• Segala ketegangan bahkan konflik tidaklah
semata-mata disebabkan oleh agama.
Unsur kekuasaan serta dominasi politik dan
ekonomi dapat memainkan peranan yang
sangat menentukan dalam menyulut api
konflik.
• Dalam keadaan demikian, agama diperalat
untuk mencapai tujuan yang bertentangan
dengan misi agama itu sendiri.
Pengertian Kerukunan Antar Umat
Beragama
• Kerukunan (dari ruku, bahasa Arab, artinya
tiang atau tiang-tiang yang menopang rumah;
penopang yang memberi kedamain dan
kesejahteraan kepada penghuninya) secara luas
bermakna adanya suasana persaudaraan dan
kebersamaan antar semua orang walaupun
mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan
golongan.
• Kerukunan juga bisa bermakna suatu
proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta
kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai
serta tenteram.
• Langkahlangkah untuk mencapai
kerukunan seperti itu, memerlukan proses
waktu serta dialog, saling terbuka,
menerima dan menghargai sesama, serta
cinta-kasih.
• Sedangkan kerukunan umat beragama yaitu hubungan
sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi,
saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai
dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja
sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
• Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya
bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama,
di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan.
Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah
harus memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan
yang berbadan hokum dan telah terdaftar di pemerintah
daerah.
Pluralisme agama
• Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai
makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap 
agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara
yang berlain-lainan pula:
• Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama
seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi
kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain
pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan
nilai-nilai yang benar.
• Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama
yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang
eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali
menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam
agama-agama.
• Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim
untuk ekumenisme, yakni upaya untuk
mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja
sama, dan pemahaman yang lebih baik antar
agama-agama atau berbagai denominasi dalam
satu agama.
• Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang
merupakan prasyarat untuk ko-eksistensi
harmonis antara berbagai pemeluk agama
ataupun denominasi yang berbeda-beda.
Pluralisme menurut berbagai agama

• Islam
• Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan
toleran kepada pemeluk agama lain adalah
mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari
keberagaman(pluralitas). Namun anggapan
bahwa semua agama adalah sama (pluralisme)
tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak
menganggap bahwa Tuhan yang 'kami' (Islam)
sembah adalah Tuhan yang 'kalian' (non-Islam)
sembah. 
• Kristen
• Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa
dekade terakhir diprakarsai oleh John Hick. Dalam hal
ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan
fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti
sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama
menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang
timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut
pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori
khusus mengenai hubungan antartradisi dengan
berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung
arti berupa teori bahwa agama-agama besar dunia
 adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda
mengenai satu puncak hakikat yang misterius.
• Buddha
• Dengan mencontoh pandangan Sang
Buddha tentang toleransi beragama, Raja Asoka
 membuat dekret di batu cadas gunung ( hingga
kini masih dapat di baca ) yang berbunyi : “…
janganlah kita menghormat agama kita sendiri
dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya
agama orang lain hendaknya dihormat atas dasar
tertentu. Dengan berbuat begini kita membantu
agama kita sendiri untuk berkembang disamping
menguntungkan pula agama lain. Dengan berbuat
sebaliknya kita akan merugikan agama kita
sendiri di samping merugikan agama orang lain. 
Kerukunan Antar Umat Beragama di
Indonesia
• Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang
tidak dapat dihindarkan di Tengah perbedaan.
Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang
untuk hidup rukun dan berdampingan dalam
bingkai persaudaraan dan persatuan.
• Kesadaran akan kerukunan hidup umat beragama
yang harus bersifat Dinamis, Humanis dan
Demokratis, agar dapat ditransformasikan kepada
masyarakat dikalangan bawah sehingga, kerukunan
tersebut tidak hanya dapat dirasakan/dinikmati
oleh kalangan-kalangan atas/orang kaya saja.
• Karena, Agama tidak bisa dengan dirinya sendiri dan
dianggap dapat memecahkan semua masalah. Agama
hanya salah satu faktor dari kehidupan manusia. Mungkin
faktor yang paling penting dan mendasar karena
memberikan sebuah arti dan tujuan hidup.
• Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa untuk mengerti
lebih dalam tentang agama perlu segi-segi lainnya,
termasuk ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling
mungkin adalah mendapatkan pengertian yang mendasar
dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama terhadap
agama lain sangat penting.
• Kalau kita masih mempunyai pandangan yang fanatik,
bahwa hanya agama kita sendiri saja yang paling benar,
maka itu menjadi penghalang yang paling berat dalam
usaha memberikan sesuatu pandangan yang optimis.
• Namun ketika kontak-kontak antaragama sering kali
terjadi sejak tahun 1950-an, maka muncul paradigma
dan arah baru dalam pemikiran keagamaan.
• Orang tidak lagi bersikap negatif dan apriori terhadap
agama lain. Bahkan mulai muncul pengakuan positif
atas kebenaran agama lain yang pada gilirannya
mendorong terjadinya saling pengertian.
• Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari
tradisi agama lain dan menganggap agama selain
agama kita sebagai lawan yang sesat serta penuh
kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain,
maka sekarang kita lebih mengedepankan sikap
keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.
Jenis – Jenis Kerukunan Antar Umat
Beragama
• a) Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk
kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama.
Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama
penganut Kristen. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama juga
harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan dan paham-paham baru
yang menyimpang dari konsep agama tersebut, walaupun
sebenarnya dalam hal ini sangat minim sekali terjadi konflik,
• b) Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk
kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama
berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen,
antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang
dilakukan oleh semua agama. Kerukunan antar umat beragama lain
ini cukup sulit untuk dijaga. Seringkali terjadi konflik antar pemeluk
agama yang berbeda.
Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama
• Terciptanya suasana yang damai dalam
bermasyarakat
• Toleransi antar umat Beragama meningkat
• Menciptakan rasa aman bagi agama – agama
minoritas dalam melaksanakan ibadahnya
masing masing
• Meminimalisir konflik yang terjadi yang
mengatasnamakan Agama.
Kendala-Kendala Kerukunan Antar Umat
Beragama
• 1) Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam
komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia,
adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance)
sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai
akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter)
antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang
sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan
mendiskusikan masalah-masalah keimanan.
Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan
sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan
diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan
timbullah yang dinamakan konflik.
2) Kepentingan Politik

• Faktor Politik terkadang menjadi faktor penting sebagai


kendala dalam mencapai tujuan sebuah kerukunan antar umat
beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling
penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah
kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah
payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh
tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik
buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang
ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan
memorakporandakannya seolah petir menyambar yang dengan
mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang sedang kita
selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini
3) Sikap Fanatisme
• Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada
dan berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah
tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat
dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni
pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan
tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka
masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama
yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika
orang ingin selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan
orang-orang non-Muslim, menurut perspektif aliran ini, tidak
dapat diterima di sisi Allah.
• Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena
masing-masing sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam
misalnya, juga memiliki agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-
sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu
pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama
dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan.
• Tentu saja, dalam agama Kristen juga ada kelompok eksklusif
seperti ini. Kelompok Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa
tujuan utama gereja adalah mengajak mereka yang percaya untuk
meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di luar” untuk
masuk dan bergabung.
• Bagi kelompok ini, hanya mereka yang bergabung dengan gereja
yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan abadi. Dengan
saling mengandalkan pandanganpandangan setiap sekte dalam
agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan.
Pandangan Kerukunan Antar Umat
Beragama dari Alkitab
• Pandangan Agama Kristen mengenai kerukunan antar
umat beragama dapat dilihat dari kasih Yesus yang
mengasihi sesama dan bahkan terhadap musuh (Matius
5:44). Pandangan eksklusif mengenai agama Kristen
tidak boleh mempengaruhi umat untuk membedakan
perlakuan kasih antara Kristen dengan agama lainnya
dan tidak menganggapnya sebagai musuh, melainkan
melihat mereka sebagai ‘korban’ dan membutuhkan
berkat dan keselamatan yang sama dengan umat
Kristen. Tuhan Yesus mengajari kita untuk mengasihi
sesama manusia yang tertulis pada Markus 12:29-31.
Solusi Masalah Kerukunan Antar Umat
Beragama
• 1) Dialog Antar Pemeluk Agama
• 2) Bersikap Optimis
Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan
kita untuk menuju sikap terbuka, saling
pengertian dan saling menghargai antaragama,
saya kira kita tidak perlu bersikap pesimis.
Sebaliknya, kita perlu dan seharusnya
mengembangkan optimisme dalam menghadapi
dan menyongsong masa depan dialog.
Cara Menjaga Kerukunan Antar Umat
Beragama
• Menjunjung tinggi toleransi antar umat Beragama di
Indonesia. Baik yang merupakan pemeluk Agama
yang sama, maupun dengan yang berbeda Agama.
Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam
hal. Misalnya seperti, pembangunan tempat ibadah
oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan
mengganggu umat lain dalam interaksi sehari –
harinya, atau memberi waktu pada umat lain untuk
beribadah bila memang sudah waktunya mereka
melakukan ibadah. Banyak hal yang bisa dilakukan
untuk menunjukkan sikap toleransi.
• Selalu siap membantu sesama dalam keadaan
apapun dan tanpa melihat status orang tersebut.
Jangan melakukan perlakuan diskriminasi terhadap
suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan
bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indonesia
mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya
adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang
memeluk agama lain, jangan lantas malas dan
enggan untuk membantu saudara sebangsa yang
sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.
• Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang
Agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan
selalu berbicara halus dan sopan kepada
siapapun. Biasakan pula untuk menomor
satukan sopan santun dalam beraktivitas sehari
harinya, terlebih lagi menghormati orang lain
tanpa memandang perbedaan yang ada. Hal ini
tentu akan mempererat kerukunan umat
beragama di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai