Anda di halaman 1dari 38

IPTEK dalam Pandangan Kristen

PENGANTAR
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana
pengujiankebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku system.
Teknologi merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan
bagaimana haltersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi
dengan lingkungan alamnya.
Dari pengertian ini bisa dilihat bahwa ilmu pengetahuan cenderung berpijak pada
teori, sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu terapan.
Gereja adalah suatu persekutuan atau suatu individu yang percaya kepada Tuhan
Yesus.
Teknologi sangat berkaitan erat dalam gereja karena gereja dan teknologi harus
berjalan selaras dan sesuai dengan pandangan Tuhan yaitu Alkitab.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IPTEK


Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno
pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang
teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti
serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu
objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode
dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun
1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya
Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).
Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh
penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui
industri. Oleh sebab itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah
teknologi, menginventarisasi yang kita miliki, memperkirakan apa yang ingin kita
capai dan bagaimana caranya memperoleh teknologi yang kita perlukan itu, serta
mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi budaya kita. Sebagian dari
kita beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. padahal, kalau kita
membaca sejarah, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu
gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.

IPTEK DALAM PANDANGAN IMAN KRISTEN


Adakah IPTEK dalam Alkitab?

Pertama, dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh
membuat kapal untuk menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air
bah dan kebobrokan moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal ataupun
bahan telah ditentukan oleh Allah (Kej 6:14-15).
Kedua, ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Kel 25:9), Allah
sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan
untuk kemah suci tersebut (Kel 25:1-27:21). Kemudian kita membaca bahwa
kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Kel 40:35).
Ketiga, tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raj 7-8). Dari
contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi ataupun
menutup segala perkembangan IPTEK. Kita pun melihat dalam contoh-contoh ini
bahwa setiap teknologi selalu di kaitkan dengan keselamatan dan maksud Allah
terhadap manusia dan dunia.

Akan tetapi di sisi lain, kita akan melihat bahwa Allah juga menentang setiap penciptan
teknologi yang bermotivasikan kebesaran diri, kelompok, ataupun bangsa.

Keempat, ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kej 11:1-9), yang ditentang


bukanlah pendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang mencari
nama dan ingin menyamai Allah (Kej 11:4).
Kelima, kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan dia
banyak mengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh kepada penyembahan
berhala (I Raj 11:1-13).
Keenam, Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan
bahwa bangunan tersebut akan diruntuhkan (Mat 24:1-2).
Ketujuh, Tuhan Yesus juga menentang penyalahgunaan fungsi Bait Suci yang
dibangun selama empat puluh enam tahun menjadi arena komersil (Yoh 2:16).
Dari tinjauan Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal
sejarah manusia. Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai
gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi. Allah sendiri adalah pencipta
alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat
bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu (Mrk 5:3). Ia adalah seorang yang mengerti
pondasi dan mekanika tanah (Mat 7:24-27). Allah tidak pernah membatasi daya cipta
dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan
penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-
pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.

PERINTAH ALLAH UNTUK MANUSIA


Manusia diberikan kebebasan mutlak oleh Tuhan untuk menguasai alam ini seperti
yang tertulis didalam Kejadian 1:28. Alat–alat perlangkapan yang diciptakan
hendaknya ditujukan yakni untuk memuji nama Tuhan (1 Kor 10:13)
Jadi, manusia yang diberi kebebasan mutlak oleh Tuhan harus menguasai alam ini
termasuk teknologi yang diciptakan dengan tujuan yang baik dan yang terutama untuk
memuji dan memuliakan nama Tuhan.

ALLAH DALAM DUNIA YANG BERUBAH CEPAT


Perubahan cepat yang dirasakan pada kehidupan manusia di sebabkan oleh
modernisasi. Perubahan yang baru dikenal oleh manusia dapat menimbulkan
keputusasaan pada sebagian orang. Unsur yang paradoksal dapat kita jumpai dalam
kitab Yohanes tentang masalah dunia. Yohanes 3:16 menyatakan bahwa ALLAH
mengasihi dunia ini, sedangkan dalam Yohanes 17:15 dijelaskan bahwa: Yesus berdoa
supaya dunia tempat murid-murid Yesus berada dilindungi, diberkati oleh ALLAH
dari yang jahat. Dalam hal ini, Yesus menuntut agar setiap manusia mau bertobat dan
memulai kehidupan yang baru agar manusia tidak serupa dengan dunia yang penuh
dengan teka-teki kehidupan dan perubahan cepat. Perubahan yang terjadi dalam dunia
tidak dapat mengalahkan perubahan hidup yang baru yang hanya terjadi didalam
Yesus (2 Kor 5:17).
Tugas gereja pada sekarang ini dan mendatang dimana IPTEK mencapai
kemegahannya dapat memanfaatkan teknologi untuk pelayanan gereja sehingga
mampu membuat manusia seutuhnya mengabdi kepada ALLAH bapa. Gereja harus
memikirkan bagaimana program pelaynan, kesaksian dan persekutuan dapat diisi
secara manusiawi dan bertanggung jawab dihadapan ALLAH melalui teknologi. Untuk
menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat gereja harus berperan didalamnya
untuk memperhatikan generasi-generasi muda saat ini (anak-anak & remaja) agar
mereka tidak diperbudak oleh teknologi, jika tidak maka gereja akan kehilangan
generasi.

Hubungan Timbal Balik antara Iman dengan IPTEK


Teknologi dapat bertentangan dengan iman, sebagai contohnya:
 IPTEK dapat menjadi berhala karena dapat menjelaskan segala perkara, masalah
hidup dan memenuhi harapan manusia. Maka IPTEK dijadikan dewa dan manusia
tidak memerlukan Tuhan
 Menciptakaan keadaan tak bernorma. Ini telah terbukti dimana teknologi audio dan
visual seperti alat-alat elektronik, telah menciptakan dunia hiburan yang tak bermoral.
 Teknologi termasuk alat bukan tujuan, Contoh yang jelas adalah perkembangan
teknik nuklir. Penemuan tenaga atom adalah suatu penemuan yang hebat. Sama
pentingnya dengan penemuan api oleh manusia purba. Tetapi jika di dalam
penggunaan tenaga nuklir itu kita tidak bertanya, “Untuk apa tenaga itu akan kita
pergunakan?” maka tenaga nuklir itu akan menjadi alat yang dipergunakan manusia
untuk menghancurkan diri sendiri.

Teknologi Dan Iman Dapat Menjadi Persekutuan, sebagai contoh:


Alkitab menyatakan kepada kita beberapa tuntunan yang jelas tentang Teknologi:
1. Teknologi adalah tugas
Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin
sikap Kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada
manusia sebagaiamana tertulis dalam Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Artinya, Tuhan
memerintahkan kita seabagai manusia untuk menguasai segala yang ada di bumi
termasuk teknologi untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
2. Teknologi harus sesuai dengaan nilai moral
Setiap Orang Percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi sesuai
dengan nilai-nilai moral, dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma
Allah. Teknologi juga digunakan harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
dalam masyarakat. Jika tidak demikian maka teknologi justru akan membawa dampak
buruk bagi kehidupan.

IMAN KRISTEN DALAM IPTEK


Kekristen dengan ilmu pengetahuan dapat saling menopang satu sama
lain, atau sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan
menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman
percaya Kristen.
Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu
pengetahuan. Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang
tidak sama cara pemikirannya dari zaman ke zaman.
Apakah Iman dan Ilmu bertentangan?
Di dalam dunia ini tidak ada hal yang baru untuk diciptakan. Science is discovery of
truth yang berarti segala sesuatu di dunia ini telah ada, namun perlu ditemukan oleh
manusia itu sendiri melalui ilmu pengetahuan. Iman mengandung makna “percaya
walau tidak melihat”. Sama seperti otak manusia dimana kita percaya bahwa kita
memiliki otak yang menjadi pusat hidup manusia walau kita tidak pernah melihat otak
itu. Olah sebab itu, dibutuhkan ilmuan-ilmuan untuk meneliti dan menemukan
bagaimana bentuk dan cara kerja otak itu. Ilmu pengetahuan adalah sebagai penopang
Iman untuk sesuatu hal yang mustahil namun tidak semua hal Iman dapat dijelaskan
melalui ilmu pengetahuan. Hal-hal Iman tersebut banyak kita temukan dalam Alkitab;
Laut Tiberau yang terbelah dua, Tembok kota Yeriko yang runtuh, air biasa manjadi
anggur, hingga kebangkitan Yesus.
Maka Yesus berkata kepadanya, "Engkau percaya karena sudah melihat Aku, bukan?
Berbahagialah orang yang percaya meskipun tidak melihat Aku!" (Yohanes 20:29-BIS).
Ini perkataan yang ditujukan Yesus kepada Thomas karena dia tidak akan percaya
pada murid-murid lainnya yang telah melihat Yesus yang bangkit sebelum ia sendiri
melihat dan menaruh tangannya pada tangan dan kaki Yesus yang dipaku.
IMAN KRISTEN adalah percaya mendahului pengetahuan yang berarti “Percaya dulu
pada Allah baru kita dapat mengenal DIA” karena DIA tidak dapat dibuktikan
melakui ilmu pengetahuan manusia yang terbatas. Untuk memperoleh ilmu sejati,
pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Orang
bodoh tidak menghargai hikmat dan tidak mau diajar (Amsal 1:7-BIS). Hiduplah takut
akan Allah dengan menghormati-NYA sebagai Tuhan, maka DIA akan menolong kita
untuk mengerti akan hal-hal yang sulit dipahami.

Sumber IPTEK adalah ALLAH


Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah
orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbanngan (Amsal 1:5). Dari ayat ini
kita bisa lihat bahwa Allah sebenarnya menghendaki manusia terus mengembangkan
diri, menambah ilmu, danmenambah pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu
menjauhi IPTEK tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi untuk
kemuliaan Tuhan.

Ilmu pengetahuan & teknologi memilki dua sisi yaitu sisi negatif dan sisi
positif. Bailklah kita sebagai manusia harus bisa dan memang seharusnya
menggunakan teknologi untuk hal-hal positif dan yang pasti tujuan utamanya adalah
untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan Allah yang adalah pencipta kita.

Segala kemuliaan bagi Allah.


http://feddyance-ely.blogspot.co.id/2011/07/iptek-dalam-pandangan-kristen.html
TEKNOLOGI DAN IMAN
September 11, 2007 petrusfs Artikel RohaniArtikel Rohani

Abstraksi
Allah Pencipta telah menciptakan langit dan bumi ini dengan
segala isinya, dan manusia yang diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah diberi-Nya mandat untuk menguasai dan
menaklukkan alam ciptaan Tuhan itu.
Patut disayangkan jika kemudian manusia menelantarkan
alam ciptaan Tuhan, atau mungkin mengusahakannya namun
tanpa perkenanan Tuhan, karena hanya ditujukan untuk
kepuasan diri sendiri belaka. Seharusnya manusia
mengembangkan diri dan kemampuannya dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mengusahakan
alam demi kesejahteraan seluruh umat manusia. Belum lagi
kemudian terjadi ketegangan antara iman dan teknologi.
Dimana seharusnya keduanya dapat seiring sejalan bahkan
bias saling berupaya meniadakan.
Alkitab memberikan kepada kita cara bagaimana hidup
dalam iman dan tetap belajar mengembangkan dan
memanfaatkan teknologi (yang telah terseleksi) bagi
kesejahteraan seluruh umat manusia dan bagi kemuliaan-
Nya.
1. Latar Belakang
Manusia hidup dalam dunia yang terus berubah. Perubahan
pun terjadi demikian cepatnya, sehingga sering kali tidak
tersusul oleh orang-orang yang mau mempelajarinya.
Perubahan yang cepat itu dipacu oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Teknologi adalah penerapan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan umat manusia untuk
mempermudah berbagai kegiatan yang dilakukan, dan pada
gilirannya mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh umat
manusia. Penguasaan atas teknologi menjadi prioritas utama
negara-negara maju. Mereka yang menguasai teknologi akan
mampu menguasai dunia.
Sementara itu, ada orang-orang percaya (baca: Kristen) yang
belum sepakat dalam mempelajari, memahami dan
menggunakan teknologi, apalagi memajukan teknologi itu
sendiri. Karena teknologi merupakan hasil nalar atau akal
budi, maka itu dianggap bertentangan dengan iman. Padahal
berbagai pelayanan gereja masa kini banyak didukung oleh
hasil perkembangan teknologi: bangunan fisik, bangku dan
mimbar, penerangan, alat-alat musik, barang cetakan, sarana
presentasi (overhead projector atau LCD), kendaraan, dan
banyak lagi yang lain.
Di sisi lain, bagi para teknolog sendiri, iman dipandang
sebagai penghambat kemajuan teknologi karena dianggap
mempercayai sesuatu yang tidak masuk akal.
Muncullah pergumulan bahkan ketegangan antara Teknologi
dan Iman. Beberapa judul buku klasik karya John William
Draper (1811-1882), “History of the Conflict Between Religion
and Science,”, tulisan Andrew Dickson White (1832 – 1918),
“Warfare of Science with Theology in Christendom,” dan
karya George Burman Foster “Finality of the Christian
Religion,” (1892) menunjukkan bahwa pergumulan di antara
keduanya terus berlangsung.
Tulisan ini dibuat dengan maksud melihat sejauh mana
pergumulan itu terjadi dan mencoba menyajikan suatu solusi
dalam mengatasi ketegangan tersebut.
2. Selayang Pandang Sejarah Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Untuk dapat memahami ketegangan antara Iptek dan Iman
sangatlah bijaksana jika sejenak melihat perkembangan Iptek
dan sejauh mana orang-orang Kristen terlibat di dalamnya.
3.1. Zaman Kuno
Sebagai bagian dari kebudayaan, teknologi sama tuanya
dengan umur umat manusia. Dalam Kejadian 4:20-22 dapat
dibaca nama-nama seperti Yabal, Yubal, dan Tubal-Kain
beserta industri dan teknologi yang mereka kuasai, yaitu
kemah (teknik sipil dan arsitektur), ternak (teknologi
pertanian, peternakan, dan perikanan), kesenian (teknologi
penunjang entertainment), dan pertukangan (teknik mesin
dan teknik industri).
Bangsa-bangsa Babilonia, Sidon, Mesir purbakala, Sumeria,
bangsa Inca (Mexico) telah menghasilkan beragam peralatan
teknik atau hasil karya teknologi mereka yang luar biasa,
yaitu dalam upaya mereka mengatasi berbagai kesulitan dan
tantangan hidup.
3.2. Abad Pertengahan
Pada Abad Pertengahan beberapa eksperimen ilmu pasti dan
beraneka teori yang baru mulai dilakukan. Diawali dengan
Fransiscus dari Asisi (1182-1226) yang mendirikan Ordo
Fratrum Minorum (OFM) atau Ordo Saudara Hina-dina. Para
pengikut ordo ini terdorong untuk menaruh minat terhadap
isi dunia ciptaan dan segala keindahannya. Salah seorang
imam bernama Roger Bacon (1220-1292) mempersembahkan
karyanya Opus Maius (Karya Besar) yang merupakan
rangkuman ide-ide ilmiah pada zaman itu.
Khusus mengenai astronomi (ilmu falak), gereja dan orang-
orang pada zaman itu memegang teori Geosentris yang
dikemukakan oleh Claudius Ptolomeus (± 100-168), dimana
bumi menjadi pusat peredaran planet-planet.
3.3.Zaman Modern
Yang dimaksud dengan zaman teknologi modern dimulai
pada zaman Renaissance (abad XV dan XVI). Leonardo da
Vinci (1452-1519), misalnya, dikenal bukan hanya sebagai
seorang seniman dan pemahat, melainkan juga seorang
arsitek, insinyur, ahli filsafat dan pandai mengadakan
eksperimen di bidang optik, mekanik, dan hidrolik.
Jadi pada zaman itu eksperimen (percobaan) dan
penyelidikan memainkan peranan yang penting di dalam
iptek. Penemuan-penemuan seperti: teropong bintang,
mikroskop, termometer, barometer pesawat bandul, alat-alat
anatomi, dan sebagainya, memberi dorongan yang sangat
kuat kepada perkembangan iptek. Beberapa ilmuwan
terkenal yang hidup pada zaman itu, antara lain: Nicolaus
Copernicus (1473-1543), Tycho Brahe (1546-1601), Giordano
Bruno (1547-1600), yang mengemukakan ide-ide berkaitan
dengan kosmologi (ajaran mengenai segala sesuatu yang
dapat diketahui tentang alam semesta, khususnya tentang
terjadinya.
Iptek menjadi semakin berkembang karena Francis Bacon
(1561-1626), seorang negarawan Inggris dan pelopor filsafat
Empirisme menyatakan, “Pengetahuan adalah kekuatan!” Ia
berpendapat bahwa satu-satunya dasar pengetahuan ialah
pengalaman indera saja.
Tokoh yang paling menonjol dan akhirnya mendobrak
kosmologi kuno adalah Galileo Galilei (1564-1642). Tulisan-
tulisannya mengenai astronomi mendapatkan pertentangan
dari pimpinan Gereja saat itu. Selanjutnya, Renè Descartes
(1596-1650) menulis buku La Monde di mana untuk pertama
kalinya seseorang mencoba menerangkan alam semesta
dengan istilah-istilah ilmu mekanika. Descartes mampu
mendamaikan teologia saat itu yaitu teologi Thomas Aquinas
dengan ide-ide mekanis ilmu pengetahuan yang baru.
Kemudian muncullah E. Toricelli (1608-1647) yang terkenal
karena penyelidikannya mengenai barometer (alat pengukur
berat tekanan udara). Kemudian alat ini berkembang menjadi
termometer yang disempurnakan oleh G.D. Fahrenheit
(1686-1736). Ada pula nama Robert Boyle (1627-1691) di
bidang kimia-fisika. Ilmuwan terkenal Isaac Newton (1642-
1727) menjadi berkat bagi dunia dengan Teori Gravitasinya.
Ia adalah seorang Kristen yang taat beribadat, dan
mempergunakan waktu yang sama banyak untuk teologi
seperti untuk ilmu pengetahuan. Keteraturan alam semesta
ini merupakan bukti keberadaan dan kebaikan Tuhan. Tokoh
lainnya adalah G.W. Leibniz (1646-1716) sebagai ahli sejarah,
hukum, bahasa, ilmu pasti dan alam, teologi dan filsafat.
Pada abad XVII dan XIX menyusul adanya kerjasama yang
erat antara ilmu pengetahuan alamiah dan teknologi yang
menelorkan apa yang disebut “Revolusi Industri yang
pertama”, di mana di sana muncul nama-nama terkenal
seperti:
 Leonhard Euler (1707-1783), seorang ahli ilmu pasti, alam
dan astronomi. Sekalipun ia menjadi buta, namun tetap aktif
dalam hampir semua lapangan ilmu pasti.
 James Watt (1736-1819) pembuat peralatan teknik dan
konstruksi mesin, penemu mesin uap.
 A.L. Lavoisier (1743-1794) yang membuktikan bahwa oksigen
memegang peranan penting dalam pembakaran
 John Dalton (1766-1844) meletakkan dasar untuk teori atom
modern dan merumuskan beberapa hukum dasar dalam ilmu
kimia.
 André Ampère (1775-1836) yang menekuni arus listrik
 Michael Faraday (1791-1867) yang berasal dari kelompok
yang percaya akan setiap perkataan dalam Alkitab secara
harafiah, sehingga ia mendekati semua hal secara lurus dan
sederhana.
 J.C. Maxwell (1831-1879) yang mengemukakan teori-teori
sifat fisika atom.
Memasuki abad XX dan seterusnya terus terjadi penemuan-
penemuan yang luar biasa, antara lain:
 Thomas Alva Edison (1847-1931) penemu lampu pijar
 Wilbur Wright (1867-1912) bersama saudaranya, Orville
Wirght, yang menekuni masalah penerbangan
 Albert Einstein (1879-1955) yang menciptakan teori
relativitas yang merupakan dasar dari Teori Kwantum. Pada
tahun 1921 ia menerima hadiah Nobel.
 Dan seterusnya iptek terus berkembang sebagaimana dapat
dirasakan manfaat sekaligus bahayanya di abad XXI ini.
3. Faktor-faktor Keagamaan dalam Revolusi Ilmiah
Dalam masa antara abad XII dan XVII terjadi serangkaian
kejadian penting bersamaan dengan munculnya akelompok-
kelompok para pemikir yang luar biasa. Masa itu benar-benar
adalah masapenyelidikan dan penemuan di segala bidang:
secara geografis, intelektual, sosial dan Perhatian positif pada
kodrat dan martabat manusia.
Pada awal Abad Pertengahan teknologi dan kehidupan
kebudayaan dari kaum ningrat dan biarawan diperluas
kepada kaum warga kota biasa. Pemikiran tajam golongan
pedagang memajukan sikap rasional dan kritis, lepas dari
kebiasaan yang dipertahankan oleh kalangan kaum priyayi
dan birokrat. Memang semua faktor itu terdapat pula dalam
kebudayaan-kebudayaan lain sebelumnya: di Tiongkok atau
di Yunani atau pad amasa jaya kebudayaan Islam. Sekalipun
demikian, tidaklah terjadi revolusi ilmu pengetahuan dalam
lingkungan kebudayaan tersebut. Kenyataan ini mendorong
para sarjana mempertimbangkan kemungkinan pengaruh
Kekristenan pada fajar ilmu pengetahuan itu. Meskipun tidak
semuanya, namun banyak di antara para sarjana berpendapat
bahwa pengaruh Kekristenan ini merupakan faktor yang
menentukan.
Kala itu, Gereja mengambil sikap ragu-ragu terhadap
munculnya ilmu pengetahuan. Lama Gereja berpegang teguh
pada ajaran Agustinus dari Hippo, yang berpendapat bahwa
ilmu tidak boleh dikejar demi ilmu itu sendiri saja, melainkan
harus demi kemuliaan Allah dan demi pengabdian kepada
ilmu teologia. Tetapi perguruan-perguruan yang didirikan
oleh Kaisar Karl Agung (742-814) pada abad IX dan
pertumbuhan biara-biara menyebabkan agara Kristen mulai
mencari segi-segi positif pengajaran klasik (yaitu Yunani dan
Romawi) dan sikap-sikap yang menyertainya. Di bagian
dunia Kristen Timur, pemikiran Yunani kuno itu
diintegrasikan dengan pelajaran Kristen di sekolah-sekolah
dan dihubungkan dengan Ibadat Ilahi dan Kebijaksanaan
Allah. Karena alasan-alasan teologis dan politis, cara
pendekatan ini tidak diterima di dunia Barat. Maka tradisi
Byzantium ini mula-mula tidak diperhatikan dan kemudian
karena kemenangan bangsa Turki, akhirnya hilang.
Tetapi dalam masa yang Revolusi Ilmiah ini, beberapa tradisi
kalangan Gereja Ortodoks sampai juga ke dunia Barat. Yang
lebih penting ialah bahwa Akibat kemajuan intelektual
golongan Islam, para sarjana Barat terpaksa memberikan
Perhatian kepada segi-segi positif tradisi Yunani ini. Pada
abad XII universitas-universitas Islam di Spanyol telah mulai
menentukan irama kemajuan perguruan dan membela
agama. Ini merupakan tantangan bagi umat Kristiani.
Pendirian universitas-universitas Kristen dan berdirinya
Ordo Dominikan merupakan bagian jawaban Gereja terhadap
tantangan ini. Hasilnya adalah karya Thomas Aquinas yang
mengambilalih superioritas para sarjana Islam dengan
“menasranikan” Aristoteles. Dan pada waktu filsafat
Aristoteles diassimilasikan di kalangan sarjana Kristen,
filsafat itu dipandang sebagai bidat.
Di satu pihak usaha sarjana Kristen berhasil memulihkan
integritas intelektual agama Kristen, dan di lain pihak
menjelaskan dan sekaligus membatasi kedudukan dan
peranan akal budi dan pemikiran. Pembedaan jelas antara
pikiran dan wahyu, pemberian peran pada akal budi dan
devosi dalam perumusan kembali iman dan tekanan bahwa
Allah bertindak secara “masuk akal”, semuanya itu
memungkinkan timbulnya gerakan ilmiah yang tak mungkin
terwujud sebelumnya. Itu semua adalah sumbangan buah
pikiran Thomas Aquinas yang sangat berharga dan
menentukan. Ia terutama menegaskan kembali ajaran
mengenai Penciptaan menurut pengertian Kristen. Ia
mempertemukan gagasan Penggerak Utama (menurut
Aristoteles) dengan gagasan Allah dan Bapa Yesus Kristus.
Hal ini membangkitkan kembali minat Kristiani akan
susunan dan tatatertib dalam alam semesta.
Ajaran mengenai Penciptaan (yang disejajarkan lagi dengan
Penebusan) mengandung pengertian bahwa alam dapat
dimengerti, tunduk kepada hukum-hukum dan serba teratur.
Hal ini menjadi salah satu patokan ilmu pengetahuan modern
yang tidak dipersoalkan lagi. Pandangan ini menyatakan pula
bahwa rincian Penciptaan hanya dapat diketahui dengan
mengamatinya, – sesuatu yang diakui oleh Aristoteles, tetapi
tidak oleh para pemikir klasik sejamannya. Sekali lagi, ajaran
mengenai Penciptaan – sebagaimana disajikan oleh imam-
imam Fransiskan mengandung suatu sikap positif terhadap
dunia ciptaan Allah. Berbeda dengan abad-abad sebelumnya
yang mementingkan dunia akhirat saja, karena hidup ini
adalah jorok, jahat dan pendek, suasana iman yang baru ini
mengakui bahwa semua yang diciptakan Allah adalah baik,
kecuali dosa yang dilakukan manusia.
Memang, kesalahan mengingkari diri tetap dipertahankan
dan kematian, pengadilan di hari akhirat, sorga dna neraka
tetap merupakan hal-hal yang menarik perhatian banyak
orang. Hal ini dinyatakan dalam lukisan-lukisan karya
Michaelangelp dan Grünewald. Tetapi peranan manusia
dalam penciptaan, seperti dipaparkan dalam pasal-pasal
pertama Kitab Kejadian, kini dipandang sama pentingnya
dengan kisah dosa pertama. Selanjutnya dengan timbulnya
kembali minat akan Kitab Suci yang sejalan dengan
penemuan kembali Perhatian Gereja terhadap studi, timbul
pula penghargaan baru atas kehendak Allah yang dinamis.
Thomas Aquinas sudah mengemukakan hal ini dalam
ajarannya mengenai Allah selaku Penyebab Pertama.
Tekanan yang diberikannya pada rencana ilahi dalam
penciptaan, menggerakkan manusia untuk melepaskan diri
dari sikap takdir yang juga hidup di kalangan umat Kristen
sebelumnya. Pengaruh semacam itulah yang memungkinkan
timbulnya gerakan baru.
Banyak ahli sejarah mencatat perkembangan nasinalisme,
bertambah kuatnya golongan menengah dan sistem
kapitalisme yang membantu pertumbuhan ilmu
pengetahuan, sebagai Akibat-akibat pengaruh Reformasi.
Tentu saja Reformasi merupakan salah satu faktor penting
yang mendorong gagasan-gagasan berpikir independen yang
tidak selalu sejajar dengan pandangan dunia yang resmi
sebagaimana dituntut oleh hirarki Katolik. Hal ini memupuk
kepentingan-kepentingan nasional, dan dengan demikian
mendorong usaha-usaha industri dan juga riset-riset ilmuiah
yang didukung oleh gengsi nasional.
Banyak sarjana Inggris yang aktif pada akhir abad XVI dan
permulaan avad XVII adalah pendeta-pendeta. Keleluasaan
para pejabat Gereja untuk melibatkan diri dalam persoalan-
persoalan umum dan filsafat abad XVII, menyebabkan
mereka mampu mendalami filsafat alam yang baru dan rangk
apemikiran rasional dari Descartes dan Newton. Dorongan ke
arah ilmu pengetahuan dan teknologi yang diberikan oleh
tokoh-tokoh Gereja ini memperispkan “dasar” kebudayaan
yang memungkinkan timbulnya pengertian baru.
Di antara Gereja-gereja Calvinis, pandangan etis menekankan
pekerjaan sebagai suatu hal yang baik bagi manusia.
Pekerjaan duniawi lebih dipuji dari pada panggilan masuk
biara, dan pentingnya kesejahteraan masyarakat sangat
ditekankan. Orang Kristen didorong memuliakan Allah
dengan bekerja secara jujur serta rajin, banyak menabung
dan bermurah hati dalam mengabdi dengan kekayaan, waktu
dan kepandaiannya. John Wesley (1702-1791) – seorang
pendeta Gereja Anglikan yang mendirikan gerakan Gereja
Methodis merumuskan sikap ini dengan motto: “Peroleh
segala yang kamu dapat peroleh, tabung segala yang dapat
kamu tabung, berikan segala yang dapat kamu berikan!” Hal
ini merupakan benih-benih baik bagi semangat berusaha
(entrepreneurship) dalam bidang ekonomi maupun bagi
kesejahteraan masyarakat. Usaha ilmiah menunjukkan
tanda-tanda keutamaan tersebut dan karenanya dianggap
sesuatu yang terberkati. Usaha itu menyatakan hasil buah
karya Allah dan meningkatkan hal-hal yang baik pada umat-
Nya. Maka manusia dapat mengerti Allah dari alam, karena
alam adalah Sebagian dari wahyu Allah kepada manusia.
Dalam kalangan kaum beriman pada masa Rasionalisme,
akal budi manusia dipandang sebagai pemberian Allah yang
terbesar kepada manusia yang membuat manusia mampu
“ikut memikirkan buah pikiran Allah” serta mengambil
bagian dalam keilahian-Nya. Pengaruh agama Kristen
terhadap kebudayaan yang menjadi dasar tumbuhnya ilmu
pengetahuan modern bengitu nyata.
Penyelidikan alam adalah suatu kewajiban Kristiani yang
positif. Dalam surat wasiatnya, Robert Voyle mengharapkan
agar semua anggota Royal Society mencapai “suatu sukses
dalam usaha-usaha mereka yang luhur untuk menemukan
kodrat karya Allah yang benar, dan saya mendoakan agar
mereka dan orang-orang lain yang menyelidiki kebenaran-
kebenaran fisika dengan hati ikhlas dakan menghubungkan
hasil-hasil kepandaian mereka dengan kemuliaan Sang
Pencipta alam dan demi kesejahteraan umat manusia.”
Sekalipun benar bahwa kadang-kadang Gereja Menentang
revolusi ilmiah – kadang-kadang bahkan dengan kekerasan –
harus pula diakui, bahwa Kekristenan berjasa besar dalam
membentuk sikap dan anggapan yang memungkinkan
timbulnya revolusi ilmu pengetahuan itu. Hendaknya diingat,
bahwa hampir semua orang yang terlibat dalam revolusi itu
adalah orang-orang yang beriman!
4. Teknologi Atau Iman: Perseteruan
Ilmu pengetahuan dan Teknologi berkembang lepas dari
Iman (baca: Firman Allah) melalui beberapa tahap:
Pertama, di bidang astronomi dan fisika. Pada abad XVII
Galileo dan Kepler menemui persamaan-persamaan antara
bumi dengan planet-planet, bulan dan matahari, misalnya
peredaran planet yang berbentuk lingkaran tak sempurna
dan pegunungan di permukaan bulan. Sebenarnya penemuan
ini tidak bertentangan dengan Alkitab, tetapi menentang
filsafat Yunani kuno yang mendasari theologia gereja pada
masa itu. Hasil pengamatan ilmiah tidak memadai dengan
kepercayaan umum. Perselisihan ini merupakan masalah
intelektual.
Perselisihan tahap kedua terjadi pada abad XVIII yaitu dalam
ilmu pengetahuan alam, teristimewa dalam geologi dan
biologi. Hutton, Charles Lyell dan Charles Darwin
mengajukan hipotesa bahwa alam senantiasa berubah secara
berangsur-angsur. Tetapi motivasi mereka bukan lagi
masalah intelektual melainkan moral. Mereka mencari-cari
teori-teori yang bertentangan dengan Alkitab. Zaman Es
menggantikan Air Bah, Evolusi menggantikan Penciptaan.
Perselisihan tahap ketiga terjadi pada akhir abad XIX dan
awal abad XX, terutama pada psikologi, sosiologi, dan
antropologi. Jurang perbedaan dengan keterangan Alkitab
sudah sedemikian lebar sehingga para sarjana tidak
merasakan perselisihan lagi. Alkitab sudah dianggap tidak
bermakna.
Tahap keempat dimulai sejak Perang Dunia II. Setelah
Perang Dunia I, para sarjana mengusahakan pendidikan di
seluruh dunia, dengan keyakinan bahwa pendidikan yang
baik dapat menghilangkan peperangan dari seluruh
permukaan bumi. Alasannya adalah:
 pecahnya perang menandai bahwa filsafat dasar mereka
keliru;
 faktor kebohongan para sarjana bertambah jelas;
 bertambahnya penemuan-penemuan baru yang tidak sesuai
dengan Darwinisme, sehingga banyak sarjana dari pelbagai
bidang mulai membuang Teori Evolusi.
Jika sebelum perang hanya para teolog yang Menentang
Evolusi, berdasarkan kebenaran Alkitab. Tetapi sejak Perang
Dunia II justru para ilmuwan yang memasuki medan
pertempuran sains, dengan meyakini kebenaran Sabda Allah.
Perselisihan babak kelima berlangsung pada masa kini.
Selama 40 tahun terakhir banyak penemuan menuntut
pemulihan dasar di segala bidang ilmu pengetahuan. Di
bidang psikologi-klinis, misalnya, ada suatu gerakan kembali
kepada prinsip-prinsip yang sesuai dengan Alkitab. Beberapa
kesimpulan filsafat ilmu komputer dan penemuan biokimia
tentang replikasi sel manusia, binatang, tumbuhan,
menunjukkan kemustahilan Evolusi. Di bidang geologi,
penyusutan kekuatan medan magnetis bumi membuktikan
bahwa bumi ini sangat muda, tidak melebih 20.000 tahun.
Jika tidak mencermati dengan baik, di balik manfaatnya yang
besar, ada cerminan kuasa dosa dan kejahatan dari
perkembangan teknologi. Verkuyl telah mengamati beberapa
di antaranya, yakni:
1. Pembalikan urutan alat dan tujuan. Teknologi termasuk alat
bukan tujuan! Di bidang teknologi layak dipertanyakan:
sebab apa dan untuk apa teknologi itu. Tetapi salah satu hal
yang aneh di dalam perkembangan teknologi modern adalah,
bahwa manusia hampir lupa kepada pertanyaan tersebut.
Contoh yang jelas adalah perkembangan teknik nuklir.
Penemuan tenaga atom adalah suatu penemuan yang hebat.
Sam apentingnya dengan penemuan api oleh manusia purba.
Tetapi jika di dalam penggunaan tenaga nuklir itu kita tidak
bertanya, “Untuk apa tenaga itu akan kita pergunakan?”
maka tenaga nuklir itu akan menjadi alat yang dipergunakan
manusia untuk menghancurkan diri sendiri.
2. Menetralkan atau meniadakan kepribadian. Segala sesuatu
yang serba otomatis akibat perkembangan teknologi secara
tidak langsung membuat manusia meniadakan
kepribadiannya. Teknologi memupuk manusia yang
terdorong oleh nafsu untuk hidup tanpa sakit, tanpa
kesusahan, tanpa pergumulan, tanpa tanggung jawab, tanpa
keputusan-keputusan pribadi.
3. Teknologi menjadi alat kolektivisme dan totaliterisme. Tanpa
pernah dipikirkan sebelumnya, perkembangan teknologi
memberi kesempatan yang besar kepada sistem-sistem
politik totaliter untuk berkembang dengan pesat. Dalam
sejarah dunia, tokoh totaliter seperti Adolf Hitler
memonopoli segala alat-alat teknik komunikasi seperti: radio,
pers, filem, telepon, telegraph, dan sebagainya. Bahkan
dinubuatkan bahwa Antikris akan menggunakan peralatan
berteknologi tinggi selengkapnya untuk menindas manusia.
4. Menciptakaan keadaan tak bernorma. Ini telah terbukti
dimana teknologi audio telah menciptakan dunia hiburan
yang tak bermoral. Asal orang berani membayar tinggi, tidak
peduli apakah berdampak baik atau tidak, maka peralatan
canggih berteknologi tinggi itu pun digunakan.
5. Teknologi Dan Iman: Persekutuan
Albert Einstein menyatakan, “Faith without science is blind,
and science without faith is cripple.” Itu berarti bahwa baik
Teknologi maupun Iman keduanya amat penting dan berguna
dalam hidup ini. Keduanya tidak saling bertentangan,
melainkan saling melengkapi. Alkitab sendiri menyatakan
bahwa kepada manusia Tuhan Allah memberikan mandat
budaya dan mandat natural untuk menguasai alam ciptaan
Tuhan dan menaklukkannya (Kejadian 1:27-28).
Alkitab menyatakan kepada kita beberapa tuntunan yang
jelas tentang Teknologi:
1. Teknologi adalah Tugas. Ia adalah tugas yang diberikan Allah
Pencipta langit dan bumi, jadi juga tugas yang diberikan oleh
Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dunia. Orang yang
melakukan suatu penemuan, ia pun taat, dengan sadar atau
pun tidak, kepada tugas yang dapat dibaca dari Kejadian 1
berbunyi, “Taklukkanlah bumi!” Dan para pengguna
penemuan-penemuan teknologi itu juga taat, dengan sadar
atau pun tidak, kepada tugas itu.
2. Teknologi dan Moral. Setiap orang percaya dapat menggali
dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung
jawab kepada norma-norma Allah. Penyalah-gunaan
teknologi dapat ditahan oleh penggunaan teknologi secara
positif sesuai dengan norma-norma Tuhan dan dengan
perjuangan memberantas penyalahgunaan teknologi.
3. Teknologi dan Mukjizat. Alkitab menyatakan bahwa Alkitab
masih bisa berlangsung karena kuasa-Nya tidak berubah
(Ibrani 13:8). Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu
memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap
berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan
mukjizat-Nya.
Untuk lebih memantapkan relasi antara Teknologi dan Iman,
penulis mencatat bahwa di abad XX yang lalu beberapa
ilmuwan terkenal, peraih hadiah Nobel adalah orang-orang
Kristen yang luar biasa, mereka antara lain:
 Dorothy Hodgkin, kristallografer Inggris, peraih Nobel
 Charles Coulson, pakar fisika matematika terkenal
 Sir Robert Boyd, perintis bidang fisika sinar X atmosfir atas
 Werner von Braun, bapak program ruang akasa Amerika
 Francis Collins, penemu gen sistik fibrosis
 Allan Sandage, astronom terkenal di Observatorium Mt.
Palomar
6. Solusi
Agar ketegangan tidak terus terjadi antara Teknologi dan
Iman, penulis mengusulkan beberapa langkah praktis sebagai
berikut:
1. Teknologi dan Iman diperkenalkan kepada anak-anak sedini
mungin, baik dalam keluarga, sekolah, lingkup pelayanan
gereja atau di masyarakat luas, agar mereka melihat
keduanya sebagai dua hal yang saling melengkapi.
2. Mencetak bahan-bahan literatur tentang tokoh-tokoh Kristen
yang menjadi penemu-penemu dalam iptek seperti Sir Isaac
Newton, Blaise Pascal, dsb.
3. Berbagai bentuk pembinaan iman kepada jemaat, termasuk
khotbah (baik di Sekolah Minggu, Pemuda Remaja maupun
Umum) diisi materi yang seimbang antara iman dan iptek.
4. Mendorong dan mendukung jemaat yang memiliki
kemampuan intelektual yang baik untuk bisa terus belajar,
baik berupa beasiswa maupun kemudahan lainnya.
5. Mendatangkan pakar iptek untuk memberikan seminar
tentang iptek dalam bahasa yang mudah dicerna oleh jemaat
awam.
6. Memberikan tuntunan moral Alkitabiah yang terus menerus
agar ketika Teknologi dikuasai dengan baik, tidak digunakan
untuk kebanggaan diri dan bersifat destruktif, melainkan
untuk memuliakan Tuhan dan bersifat konstruktif.

7. Kesimpulan
Ketegangan antara Iman dan Teknologi itu kadang-kadang
memang memberatkan orang-orang beriman, akan tetapi
ketegangan ini sekaligus merupakan stimulans atau dorongan
untuk memikirkan lebih mendalam lagi arti wahyu ilahi, yang
bukan sekedar merupakan huruf-huruf mati, melainkan
Sabda Allah yang hidup dan menghidupkan segala zaman.
Dalam pembangunan modern, agama (baca: Kekristenan)
diharapkan memainkan peranan positif. Sumbangan itu
hanya mungkin bila setiap orang percaya dapat
meninggalkan pandangan dunia (worldview), kebiasaan dan
struktur sosiologis zaman dahulu yang tidak memadai lagi.
Hal ini tidak berarti meninggalkan iman, melainkan
menghayati iman yang tetap sama dalam bentuk,
perwujudan, cara-cara yang sesuai bagi manusia abad XXI.
Jika Kekristenan berhasil menjalankan perannya itu, ia dapat
memberi sumbangan yang sangat berharga: membina manusi
ayang bertanggung jawab secara etis dan karena itu mampu
menggunakan hasil iptek sehingga semua manusia dapat
hidup dengan lebih baik.
8. Daftar Pustaka
—, Agama dan Ilmu-ilmu Pengetahuan, (saduran dari Wilkes,
Keith. Religion and the Science),
Yayasan Cipta Loka Caraka dan Yayasan Perguruan Tinggi
Katolik, 1977.
—, Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1999.
Carson, D.A. dan John D. Woodbridge (ed.), God And
Culture, Jakarta: Momentum, 2002.
Heath, W. Stanley, Faith And Science, Diktat Kuliah,
Bandung: Institut Alkitab Tiranus, 1990.
Schaeffer, Francis A. A Christian World View, Vol. 5: A
Christian View of the West, Wheaton,
Illinois: Crossway Books, 1993.
Verkuyl, J. Etika Kristen: Kebudayaan, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1982.
pdt. drs. petrus f. setiadarma, mdiv.
pfs60@hotmail.com
https://petrusfs.com/2007/09/11/teknologi-dan-iman/

Oleh: P. Adriyanto

“Demikianlah harus bekerja Bezleel dan Aholiah dan setiap orang yang
ahli yang telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian, sehingga ia
tahu melakukan segala macam pekerjaan untuk mendirikan Tempat
kudus, tepat seperti yang diperintahkan TUHAN.”

*Keluaran 36:1*
Pada tanggal 8/11, ‘017, Paus Fransiskus telah mengkritik dan
menyatakan kesedihannya atas penggunaan Hp/gadget untuk
memfoto pada saat misa kudus.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi harus dibatasi


hanya untuk hal-hal yang berkenan kepada Tuhan dan untuk
kesejahteraan manusia.

Tuhan bahkan murka bila menusia menyalahgunakan ilmu


pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kesombongan dan
kemurtadan.

Tuhan telah meruntuhkan menara Babel dan menghukum orang –


orang untuk tidak bisa saling berkomunikasi.

(Kejadian 11:3~9 – Menara Babel).

Fakta lain adalah, meledaknya terowongan nuklir Korea Utara yang


menewaskan 200 orang. Tuhan tidak menghendaki kesombongan
negara ini yang mengancam perdamaian dunia.

Banyak hasil Kemajuan IPTEK dalam berbagai bidang yang sangat


bermanfaat, tapi banyak juga yang membuat orang hidupnya jadi
susah. Contoh, kemajuan teknologi digitalisasi telah membuat banyak
orang terancam menganggur.

Penyalahgunaan teknologi bisa mendatangkan murka Alkah pada akhir


zaman.
Ayat nas di atas menunjukkan bahwa Allah adalah sumber utama
segala IPTEK. Kuasa dan kecanggihan Allah yang tidak mungkin bisa
ditiru oleh menusia adalah ketika Tuhan menciptakan langit dan
beserta isinya.

(Kejadian 1:1~31)

Perkembangan IPTEK yang sangat pesat telah menimbulkan dampak


yang positif dan negatif bagi menusia. Positif/negatifnya hasil IPTEK
sangat tergantung bagaimana kita memanfaafkannya.

Pemantik api atau korek api bisa dimanfaatkan untuk memenuhi


berbagai kebutuhan menusia, tapi bisa dipergunakan untuk membakar
rumah orang.

Baca Juga PDT. WEINATA SAIRIN; MENABUR CINTA


KASIH MENUJU PELABUHAN AKHIR

Powered by Inline Related Posts

Demikian juga hp, bisa menyiapkan mulai dari anak-anak sampai


kakek dan nenek lupa daratan.

Apa kata firman terhadap perkembangan IPTEK ini??

Tuhan tidak melarang manusia untuk mengembangkan IPTEK. Tuhan


mengaruniai menusia dengan talenta yang tinggi dan hikmat,
termasuk kemampuan untuk menyeleksi mana yang baik dan mana
yang harus dihindari.

Tuhan menghendaki menusia untuk tetap mengembangkan IPTEK.

*”Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah


orang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan. “*

*Amsal 1:5*

Kita juga harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan


oleh Allah.

*”Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan


taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut. . . Berfirmanlah
Allah :” lihatlah Aku memberikan kepadamu. . . “*

*Kejadian 1:28~29*

Sebagai orang yang beriman, kita tidak boleh skeptis terhadap


perkembangan IPTEK sebagai usaha untuk mengatasi/menekan
terjadinya kemiskinan, sakit-penyakit, kematian, dan lain-lain.

Amin.

http://www.suarakristen.com/2017/11/10/kemajuan-iptek-dan-keimanan-kristen/
IPTEK DALAM AGAMA KRISTEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun makalah ini membahas tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Kristen.

Penulisan makalah ini adalah bentuk keingintahuan saya tentang peran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dlam Agama Kristen agar dalam kehidupan sehari-hari tidak bertentangan Alkitab denagan
seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dalam kehidupan di zaman masa kini

Semoga makalah ini dapat membantu semua pihak baik bagi saya pribadi maupun
masyarakat luas. dan juga dapat sebagai acuan untuk mejalankan peran Arsitektur agar tidak lari dari
apa yang Alkitab Ajarkan dalam Agama Kristen.

Terimakasih saya ucapkan kepada pihak yang sudah membantu, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya maupun bagi pembaca, baik itu menjadi tambahan Ilmu Pengetahuan maupun
nasehat bagi kita semua yang sesuai dengan IPTEK yang ada dalam pendidikan Agama Kristen.

Pekanbaru, September 2014

Penulis ,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Karisten

2.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Agama Kristen

 Zaman Yunani Kuno

 Zaman Patristik

 Zaman Skolastik dan Abad Pertengahan

 Zaman Modern

 Gerakan Reformasi

2.3 Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama Kristen

 Iman, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

 IPTEK dalam Alkitab

 Hasil-hasil IPTEK dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Manusia

 Konsep Kebenaran Dalam Filsafat

 Konsep Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,


berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan segala
binatang yang merayap di bumi". (Kejadian 1:28b).

Sejak awal terjadinya manusia, sejak Kejadian 1, Allah telah memerintahkan


manusia untuk menundukkan alam dan segala binatang-binatang. Allah telah
memberikan manusia otak untuk dipakai mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
menaklukan alam. Akal manusia adalah anugerah Allah yang diberikan manusia untuk
dipakai untuk mengerti FirmanNya dan menundukkan alam. Tetapi sayang ada manusia
yang memakai akal pemberian Allah ini untuk melawan Allah. Ada teolog-teolog yang
menggunakan apa yang mereka kira adalah "metode ilmiah" untuk mengritik Firman
Allah dengan apa yang mereka sebut "Studi Kritis Alkitab". Hendaknya para teolog
tersebut mengerti dahulu dengan jelas apa itu metode ilmiah. Metode ilmiah sangat baik
untuk dipakai menundukkan alam, tetapi jangan dipakai untuk mengritik Firman Allah
dengan "Studi Kritis Alkitab", terutama apa yang mereka sebut sebagai "Kritik Atas" atau
"Higher Criticism" yang sangat melemahkan iman, padahal belum tentu benar dan tidak
pernah dapat dibuktikan benar. Saya kini melangkah setapak lebih jauh dengan
mengatakan bahwa kesimpulan "Higher Criticism" yang melemahkan iman Kristen
adalah salah.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Kristen?

 Bagaimana perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Kristen?

 Bagaimana Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama Kristen?

1.3 Tujuan

 Mengerti Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Kristen

 Mengerti Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Kristen

 Mengerti Hubungan ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama


BAB II
PENJELASAN

2.1 PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AGAMA KRISTEN

Mula-mula tidak ada pertentangan antara agama Kristen, ilmu pengetahuan dan
Teknologi. Teknologi Hadir/tercipta karena adanya Ilmu Pengetahuan. Adam hanya
memakan buah-buah yang dapat dipetiknya dengan mudah. Itulah "teknologi" yang
dikuasai Adam. Apakah "agama" Adam? Agama Adam adalah apapun yang diwahyukan
Allah kepada Adam. Adam sudah tahu bahwa ia diciptakan Allah. Ia tahu bahwa ada
yang diizinkan Allah dan ada yang dilarang. Ia juga sudah tahu bahwa melanggar
larangan Allah adalah dosa dan berakibat ia dan Hawa diusir dari taman Firdaus.
Zaman Kain dan Habel teknologi sudah mulai berkembang lebih jauh. Habel menjadi
gembala kambing domba dan Kain menjadi petani (Kejadian 4:2). Teknologi pertanian
dan peternakan sudah mulai dikembangkan. Agama zaman Kain dan Habel juga sudah
mulai ada perkembangan. Mereka sudah mengadakan korban persembahan (Kejadian
4:3,4).

Kemudian Nuh sudah dapat buat bahtera. Korban persembahan juga telah
menjadi lebih kompleks. Anak-cucu Nuh sudah dapat buat menara Babel (Kejadian 11).
Pada zaman Musa agama berkembang dan dengan wahyu dari Allah, Musa meletakkan
dasar-dasar agama Yahudi dan Kristen. Orang-orang Mesir waktu itu sudah dapat buat
piramida-piramida.

2.2 PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AGAMA


KRISTEN

 Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani kuno mulai abad ke-enam sebelum Kristus. Orang pertama yang
mendapat kehormatan disebut sebagai filsuf pertama ilmu pengetahuan alam adalah
Thales dari Milletos. Thales berpendapat bahwa asas pertama adalah air.
Anaximandros berpendapat asas pertama ialah "yang tak terbatas" (to apeiron).
Anaximenes berpendapat asas pertama adalah udara. Kemudian filsafat berkembang
makin lama makin kompleks. Yang paling terkenal ialah Socrates (470-399). Plato (427-
347) dan Aristoteles (384-322). Archimedes mengembangkan ilmu pengetahuan praktis.

Diduga Socrates hidup semasa dengan Maleachi, nabi terakhir dari perjanjian
lama. Menurut banyak teolog, setelah Maleachi Allah tidak memberi wahyu sampai
kelahiran Yesus Kristus diabad pertama setelah Kristus.

 Zaman Patristik

Awal berkembangnya agama Kristen pada abad pertama, sudah ada pemikir-pemikir
Kristiani yang menolak filsafat Yunani. Mereka berpendapat bahwa setelah Allah
memberikan wahyu kepada manusia, maka mempelajari filsafat Yunani yang non-
Kristen dan non-Yahudi adalah sia-sia bahkan berbahaya. Salah seorang pemuka
pikiran ini ialah Tertulianus (160-222). Tetapi pemikir-pemikir Kristen lain ada yang juga
mempelajari filsafat Yunani, a.l. Yustinus Martir (?-165), Klemens dari Alexandria (150-
215), Origines(185-254). Gregorius dari Nanzianza (330-390), Basilius Agung (330-379).
Gregorius dari Nyssa (335—394) menciptakan suatu sintesa antara agama Kristen
dengan kebudayaan Hellenistik (filsafat Yunani), tanpa mengorbankan apapun dari
kebenaran agama Kristen. Tetapi ada juga karangan-karangan yang diduga ditulis oleh
Dionysios yang sangat berbau neoplatonis.

Bapak gereja yang paling besar dari zaman Patristik ini ialah Augustinus (354-430). Ia
menulis a.l.. "Confesiones" (pengakuan-pengakuan), "De Civitate Dei" (kota Allah).
Augustinus diakui sebagai Bapak Gereja yang besar oleh orang-orang Katolik Roma
maupun orang-orang Protestan. Dalam teologinya jelas ada pengaruh Plato. Tetapi
pada umumnya ia berpegang ketat pada Alkitab yang diterimanya sebagai Firman Allah.


 Zaman Skolastik Dan Abad Pertengahan

Abad ke-5 sampai abad ke-9 terjadi perpindahan bangsa-bangsa. Suku bangsa
pun pindah dari Asia ke-Eropah. Bangsa Jerman pindah pindah melewati perbatasan
kerajaan Romawi. Dan begitu seterusnya. Eropah kacau balau. Perkembangan teologi
dan filsafat tidak begitu besar. Nama seperti Boethius (480-534) dan Alcuinus berasal
dari masa ini.

Baru pada akhir abad ke-9 muncul nama-nama yang mempengaruhi teologi dan
filsafat seperti Johanes Scotus Eriugena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-
1109), Petrus Abelardus (1079-1142), Ibn Sina (980-1037) orang Arab dengan nama
latin Avicenna, Ibn Rushd (1126-1198) juga orang Arab dengan nama latin Averroes,
Moses Maimodes (1135-1204) orang Yahudi, Bonaventura (1221-1274), Albertus Agung
(1205-1280) dan yang paling terkenal ialah Thomas Aquinas (1225-1274). Thomas
Aquinas sangat terpengaruh oleh filsafat Aristoteles. Orang Katolik terima Thomas
Aquinas sebagai Bapak gereja. Orang protestan banyak menolak argumen-argumen
Thomas yang terlalu terpengaruh oleh Aristoteles sehingga kadang-kadang
menyimpang dari exegese yang sehat dari Alkitab.
Yang mau saya tekankan disini adalah bahwa teologi dan filsafat saling
mempengaruhi walaupun ada peringatan dari Tertulianus akan bahayanya pengaruh
filsafat non-Kristen pada iman Kristiani. Kalau pada zaman Patristik pengaruh Plato
yang terasa sangat dominan pada teologi masa itu, pada zaman abad pertengahan
pengaruh Aristoteles yang sangat dominan.


 Zaman Modern

Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan
zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16.
Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu
pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-
1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei
(1564-1643).

Renaissance dilanjutkan dengan abad rasio (The age of Reason) pada abad ke-
17 dan abad pencerahan (The age of enlightenment) pada abad ke-18. Karya Galileo
Galilei diteruskan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727) dll. Filsafat dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1623), Rene Descartes (1596-1650), Baruch de Spinoza (1632—
1677), G.W. Leibnitz (1646-1716), Blaise Pascal (1633-1662), G. Berkeley (1665-1753),
David Hume (1711-1776), Imanuel Kant (1724-1804) dll.

Newton mengembangkan Fisika Klasik. Newton sering disebut sebagai Bapak


ilmu pengetahuan alam modern. Pada tahun 1687 Newton menulis bukunya yang
sangat terkenal : "Philosophiae naturalis principia mathematica". Ilmu pengetahuan alam
berkembang dengan pesat. Makin lama makin pesat. Timbul suatu optimisme akan
kesanggupan manusia. Kewibawaan gereja menjadi sangat merosot karena peristiwa
Copernicus/Galileo. (Lihat artikel "Teori Geosentris versus Teori Heliosentris").

Semua perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan alam ini mempunyai
dampak yang sangat besar pada iman orang Kristen. Para teolog masa itu sangat
terpengaruh dengan filsafat dan ilmu pengetahuan alam masa itu. Ini nampak jelas
dalam teologi mereka. Pengaruh ini ada positifnya tetapi ada juga negatifnya. Pengaruh
positif (menurut orang-orang Protestan) adalah Gerakan Reformasi. Orang-orang Katolik
Roma mula-mula sangat mengutuk gerakan ini.


 Gerakan Reformasi

Reformator yang paling besar adalah Martin Luther (1483-1546). Sebelum Luther
sebenarnya sudah ada reformator-reformator lain seperti John Wycliffe (1325-1384) di-
Inggris dan Johanes Hus (…..-1415) di-Bohemia. Huss dibakar hidup-hidup oleh Paus
Johanes XXIII pada tanggal 6 Juli 1415. Tetapi teologi mereka masih sangat terbatas
dan pengaruh mereka didunia juga masih sangat terbatas. Erasmus (1466- ) juga
mempunyai pengaruh yang besar pada Luther. Mereka adalah perintis reformasi teologi.
Perjuangan Martin Luther diteruskan oleh John Calvin, Zwingli dan lain-lain. Setelah
Luther mengadakan reformasi teologis, berdirilah gereja-gereja reformasi mula-mula
diseluruh Jerman, tetapi kemudian diseluruh dunia. Pada tanggal 31 Oktober 1514
Luther memasang 95 dalil digereja Wittenberg. Sampai kini, tanggal 31 Oktober
diperingati sebagai hari reformasi.

Disatu pihak gerakan Reformasi kembali ketafsiran atau exegese yang sehat dari
Alkitab. Mula-mula ada satu gereja reformasi. Tetapi karena banyak orang yang
menafsirkan Alkitab, dan tafsiran ini berbeda-beda diantara para penafsir, gereja
reformasi terpecah-pecah lagi menjadi beberapa denominasi. Denominasi-denominasi
ini makin lama makin banyak. Hal ini berlangsung sampai sekarang.

Abad ke-19 disebut "The Age of Ideology" dan abad ke-20 disebut "The Age of
Analysis". Ilmu pengetahuan alam berkembang dengan sangat pesat. Teknologi dan
ilmu kedokteran ialah penerapan praktis dari ilmu pengetahuan alam berkembang
dengan sangat pesat, makin lama makin pesat.

Dalam artikel "Pengaruh iman pada ilmu pengetahuan dan pengaruh ilmu
pengetahuan pada iman", telah kita bahas saling mempengaruhi keduanya, Tentu saja
keduanya juga terpengaruh perkembangan filsafat. Waktu trend filsafat adalah pada
rationalisme, maka pengaruhnya sangat besar pada ilmu pengetahuan maupun pada
agama.

2.3 Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Agama Kristen

 Iman, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan (Amsal 1:7) Sebagai orang Kristen, dan dalam terang iman kristiani, kita ini harus pro atau
anti sama teknologi?
Pro atau anti sama ilmu pengetahuan? Pilih iman atau otak? Doktrin atau ilmu? Kenapa pertanyaan-
pertanyaan itu perlu dipikirkan dan dijawab? Karena ada pendapat, semakin kita beriman, semakin
sedikit kita pake otak kita. Beriman berarti menyangkali akal sehat, karena percaya kepada apa yang
nggak masuk akal. Tentang asal-usul dunia ini, misalnya, orang beriman yakin bahwa Allah-lah yang
menciptakannya dari tidak ada menjadi ada dengan firman-Nya. Kenapa? Karena Alkitab, firman
Allah yang tertulis, mengatakan demikian. Jadi , percaya saja. Sedangkan yang menggunakan otak
tidak bisa terima pokok creatio ex nihilo. Yang masuk akal adalah apa yang ada sekarang terbentuk
lewat sebuah proses, atau multi-proses, dari yang sudah ada sebelumnya. Stephen Hawking,
contohnya, mengajukan teori Big-bang, Ledakan Besar, untuk menjelaskan terjadinya alam semesta
ini. Sebenarnya, itu tidak lain dari teori kebetulan. Kalau pemikiran seperti itu iman berlawanan
dengan otak bikin orang

Kristen sampai menjauhi IPTEK demi memelihara imannya, sungguh mengerikan! Karena itu
berarti dunia iptek bakalan dikuasai oleh orang-orang ateis yang tidak beriman, yang nggak takut
sama Tuhan. Sebaliknya, dunia Kekristenan cuma diisi oleh orang-orang yang picik dan fanatik, yang
cuma mengikuti emosi, bukan akal sehat. Quo vadis, dunia? Quo vadis, Gereja? Lebih dari itu, sikap
menjauhi IPTEK demi memelihara iman benar-benar berlawanan dengan firman Tuhan. Karena
Alkitab sendiri berpesan, Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang
yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Kalau begitu, bersikap
masa bodoh terhadap iptek, apalagi menjauhi dan menolaknya, berarti menolak firman Tuhan!

Orang Kristen justru harus menggunakan otak. menggunakan akal sehat dalam memahami
segala sesuatu semaksimal mungkin. Yang membedakannya dengan orang yang tidak percaya
sebenarnya sangat sederhana. Tapi mendasar. Orang Kristen waktu berpikir selalu melibatkan Allah,
bukan cuma apa yang kelihatan dan terukur dengan panca-indera yang terbatas. Jadi, misalnya,
antara orang percaya dan Stephen Hawking, bedanya sangat sederhana, namun mendasar.


 IPTEK dalam Alkitab

Sebelumnya, kita perlu membedakan ilmu pengetahuan dari teknologi. “Ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur
menurut suatu tingkah laku sistem. Sedangkan teknologi, berasal dari dua kata Yunani tekhne (
pekerjaan ) dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada
berbagai cabang industri. Dari pengertian ini bisa dilihat bahwa ilmu pengetahuan cenderung
berpijak pada teori, sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu terapan. Namun jika diselidiki
dengan seksama maka ditemukan adanya kesamaan, yaitu keduanya bersangkut-paut dengan ide
manusia dan berobjek pada alam semesta.

“IPTEK sudah dimulai sejak zaman Alkitab atau sejak awal sejarah manusia. Secara filosofis,
setelah kejatuhan ke dalam dosa, ide dan pemikiran manusia selalu dipengaruhi oleh dua kekuatan:
manusia dengan ide dan pemikiran yang telah dipulihkan oleh Allah atau ide dan pemikiran yang
tetap dalam dosa.

Dua pengaruh ini akan tampak terlihat pada tujuan dan karya-karya manusia dalam IPTEK.
Beberapa contoh dapat diketengahkan sebagai berikut:

Pertama, dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh membuat kapal
untuk menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah dan kebobrokan moral
dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah
(Kejadian 6:14-15).
Kedua, ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Keluaran 25:9), Allah sendiri telah
menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk kemah suci tersebut
(Keluaran 25:1-27:21). Kemudian kita membaca bahwa kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci
tersebut (Keluaran 40:35).

Ketiga, tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-raja 7-8). Dari contoh-
contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi ataupun menutup segala
perkembangan IPTEK. Kita pun melihat dalam contoh-contoh ini bahwa setiap teknologi selalu di
kaitkan dengan keselamatan dan maksud Allah terhadap manusia dan dunia. Akan tetapi di sisi lain,
terlihat bahwa Allah juga menentang setiap penciptan teknologi yang bermotivasikan kebesaran diri,
kelompok, ataupun bangsa. Beberapa contoh dapat saya ketengahkan sebagai berikut:

Keempat, ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kejadian 11:1-9), yang ditentang bukanlah
pendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang mencari nama dan ingin menyamai
Allah (Kej 11:4).

Kelima, kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan dia banyak
mengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh kepada penyembahan berhala (1 Raja-raja
11:1-13).

Keenam, Ketika murid-murid menunjuk pad bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan bahwa
bangunan tersebut akan diruntuhkan (Matius 24:1-2).

Ketujuh, Tuhan Yesus juga menentang penyalahgunaan fungsi Bait Suci yang dibangun selama
empat puluh enam tahun menjadi arena komersil (Yohanes 2:16).

Dari tinjauan Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia.
Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi
yang berakal budi. Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide
terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu (Markus 5:3). Ia
adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Matius 7:24-27). Allah tidak pernah
membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan
tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-
pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.


 Hasil – hasil IPTEK dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Manusia

Secara ringkas dapat disebutkan hasil positif dan hasil negatif dari IPTEK. Secara positif, hasil
dan penemuan teknologi telah banyak memberikan manfaat dan kemudahan bagi umat manusia.
Bila pada masa lalu seorang perencana bangunan bertingkat memerlukan berhari-hari ataupun
berbulan-bulan dalam melakukan perhitungan-perhitungan struktur, kini dengan bantuan software
bisa dilakukan dengan waktu kurang dari seminggu dalam kondisi ketelitian dan ketepatan yang jauh
lebih tinggi. Demikian pula perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran telah banyak
membantu analisis dan penangan pasien secara lebih tepat dan cermat.

Dengan perkembangan video, TV, antene parabola, satelit komunikasi, komunikasi antarkota,
antarpulau dan bahkan antarbenua bukan merupakan suatu kesulitan yang besar. Penginjilan pun
dapat dilakukan dengan mudah memakai hasil-hasil teknologi tersebut. Revolusi dalam teknologi
transportasi seperti pesawat terbang, kereta listrik, kapal laut ataupun perkembangan mobil, telah
memungkinkan suatu perjalanan yang cepat, aman dan nyaman. Dunia rumah tangga juga
mengalami terobosan teknologi yang revolusioner, alat dapur, mesin cuci sampai pemotong rumput
telah banyak membantu manusia dalam menghemat waktu dan tenaga dalam tugas-tugas rumah
tangga.

Namun demikian harus pula kita akui bahwa di samping keuntungan-keuntungan kita dapati
pula kerugian-kerugiannya dari hasil perkembangan IPTEK. Beberapa krisis yang dapat timbul,
misalnya, sebagai dampak IPTEK adalah:

Pertama, krisis sosial-ekonomi. Perkembangan teknologi yang cepat akan memacu para
produsen untuk terus mengadakan pembaruan terhadap produknya agar mereka bisa menguasai
pasar dan memiliki daya saing yang kuat di pasaran. Ambilnya contoh suatu produk komputer dan
software pada IBM-PC, hampir setiap tahun mereka selalu menawarkan pembaruan dan produk
baru. Akibatnya, masyarakat mau tidak mau juga harus dipacu untuk terus hidup mengikuti
perkembangan teknologi. Untuk mengikuti perkembangan teknologi perlu suatu biaya yang tidak
kecil, sehingga hanya mereka yang memiliki finansial yang kuat sajalah yang akan dapat mengambil
manfaat dari perkembangan teknologi tersebut. Di sisi lain, kemajuan teknologi juga banyak
mengurangi tenaga manusia untuk diganti dnegan tenaga mesin, sehingga krisis pengangguran
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu era teknologi.

Kedua, krisis media. Kemajuan dalam setiap produk teknologi telah memungkinkan nilai-
nilai yang amoral seperti ide-ide pornografi, kekejaman dan sadistis dapat disalurkan dan dinikmati
melalui TV, video, disket komputer dan lain-lain, secara sempurna. Kenyataan ini secara tidak
langsung telah menawarkan model-model keriminalitas dalam suatu masyarakat, sehingga mereka
didorong melakukan hal yang sama, sehingga, bukanlah hal yang mustahil bila masyarakat memasuki
"nilai-nilai" yang disesuaikan dengan teknologi yang ada. Sebagai contoh, hubungan seks tanpa
nikah saat ini merupakan hal yang normal bagi masyarakat karena mereka banyak melihat model
baik melalui koran, televisi ataupun film, baik dari luar maupun dalam negeri. Lebih dari itu televisi
menjadikan manusia memiliki hobi baru, yaitu sebagai penonton; sedangkan waktu-waktu utnuk
berdoa, bekerja menjadi terabaikan karena acara-acara televisi lebih menarik perhatian.

Ketiga, krisis mental. Manusia menjadi egois, tak pernah memperhatikan orang lain,
memburu kemewahan dan kekayaan, memandang rendah agama. Mentalitas lain yang berkembang
dalam era teknologi saat ini adalah mental kompromi, suatu mental yang menginginkan berpijak
pada dua dunia sekaligus. Mentalitas yang menerima dan berbuat kenyataan yang salah meskipun
dia mengetahui hal itu bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran. Inilah suatu era di mana banyak
orang Kristen kehilangan wajahnya sebagai orang percaya.


 Konsep Kebenaran Dalam Filsafat

Apakah filsafat dapat membawa manusia kepada kebenaran? Para filsuf dizaman
Yunani kuno, tidak berani mengatakan bahwa mereka telah memiliki kebenaran. Filsafat
berasal dari kata Yunani Philo=Mencintai dan Sophia=Kebijaksanaan. Seorang filosof
atau filsuf adalah orang yang mengaku mencintai kebenaran. Mereka tidak pernah claim
telah mendapat kebenaran.

Kiita lihat bahwa para filsuf saling membantah dan saling mengritik satu dengan lain,
Umpama waktu rationalisme Eropah kontinental sedang ngetrend, di-Inggris
dikembangkan Empricisme. Sesuatu biarpun masuk akal, kalau bertentangan dengan
pengamatan, yang mana yang "lebih benar"? Kalau orang melempar sepotong kayu
kecil dan sebuah batu besar pada saat yang bersamaan, yang mana akan sampai
ketanah lebih dahulu? Rasio dan perasaan manusia mengatakan batu besar akan
sampai lebih dahulu. Tetapi percobaan yang dilakukan Galileo dari menara Pisa
menunjukkan mereka jatuh pada saat yang bersamaan. Yang mana yang lebih dapat
dipercaya? Kesimpulan rational atau kesimpulan experimental? Tentu saja kesimpulan
experimental.

Ilmu pengetahuan alam kemudian memakai keduanya. Kalau percobaan mendukung


kesimpulan rational orang lebih percaya kesimpulan tersebut. Tetapi kalau percobaan
membantahnya, orang lebih percaya kesimpulan experimental atau kesimpulan empiris.
Jadi apakah kesimpulan empiris "lebih benar" dari kesimpulan rational? Galileo dan
Newton memang berpendapat begitu. Para ilmuwan setelah Newton pada umumnya
mengambil sikap ini. Imanuel Kant (1724-1804) berusaha untuk menjembatani
rasionalisme dan empiricisme.

Lalu apakah suatu kesimpulan empiris mutlak benar? Seorang filsuf dari Scotlandia
David Hume (1711-1776) telah memberi peringatan bahwa kesimpulan empiris tidak
pernah dapat dibuktikan benar. Ia menyangsikan bahwa ilmu pengetahuan pernah
dapat mencapai kebenaran mutlak.

Kesimpulan umum ialah bahwa filsafat tidak pernah dapat membawa manusia
kepada kebenaran, dalam artikata kebenaran "mutlak". Kebenaran relatif dan subjektif
mungkin ada, tetapi kebenaran objektif dan mutlak? Tidak ada filsuf yang berani claim
bahwa ia telah mendapat kebenaran mutlak dan objektif.
 Konsep Kebenaran Dalam Ilmu Pengetahuan

Kalau dalam dunia filsafat para filsuf saling membantah satu sama lain, lain halnya
dengan dunia ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan alam. Orang mengulangi
percobaan-percobaan yang diambil Galileo dan Newton, hasilnya selalu mendukung
kebenaran teori-teori dan rumus-rumus mereka.

Walaupun Galileo dan Newton orang-orang yang beragama, hasil penemuan mereka
sering dipakai orang untuk menyerang agama. Manusia dengan kecerdasan semata-
mata dapat mencapai kebenaran. Tidak diperlukan wahyu. Kepercayaan akan hasil
experimental manusia lebih dapat dipercaya daripada wahyu. Peringatan David Hume
bahwa hasil eksperimen berapapun banyaknya tidak dapat mencapai kesimpulan yang
mutlak benar praktis tidak ada yang gubris. Deisme, Materialisme, Agnosticisme dan
Ateisme tumbuh dengan subur. Kewibawaan para rohaniwan makin merosot. Kalau
zaman Copernicus para ilmuwan mencari pembenaran dari para Rohaniwan, mulai
abad ke-18 sampai sekarang banyak rohaniwan (tidak semua) mencari pembenaran
dari para ilmuwan. Newton dan metode ilmiah cara Newton sangat didewa-dewakan,
termasuk oleh banyak rohaniwan. Kesimpulan-kesimpulan ilmiah oleh banyak orang,
para ilmuwan, para rohaniwan apalagi kaum awam dianggap mutlak benar.

Optimisme bahwa manusia dapat mendapat kebenaran mutlak dengan metodemetode


Newton makin tumbuh awal abad ke-19. Abad ke-19 disebut orang "The age of
idiology". Ilmu Pengetahuan Alam dengan produknya teknologi dan terapi kedokteran
berkembang dengan pesat. Teknologi mesin, listrik, komunikasi, kimia, ilmu kedokteran
dll berkembang dengan sangat mengagumkan orang.

Orang makin yakin akan kebenaran mutlak dari ilmu pengetahuan alam terutama teori
Newton. Teori-teori yang telah didukung oleh banyak sekali pengamatan-pengamatan
dan percobaan-percobaan tidak lagi disebut teori tetapi naik pangkat menjadi hukum.
Jadi kita kenal hukum Newton, hukum Ohm, hukum Mendel dll.

Pada akhir abad ke-19 diamati gejala-gejala yang mulai menggelisahkan para ilmuwan.
Dalam gerakan Mercurius ada selisih 3 detik radian per abad. Selisih ini memang sangat
sedikit, tetapi menggelisahkan para astronom. Kalau hukum Newton mutlak benar
seharusnya tidak ada selisih itu. Pada perhitungan gaya tarik antar galaxy dengan
rumus Newton ada penyimpangan. Makin besar jaraknya, makin besar
penyimpangannya. Waktu itu dibidang fisika atom orang sudah dapat mempercepat
elektron-elektron dalam accelerator. Pada kecepatan mendekati cahaya kembali diamati
penyimpangan-penyimpangan. Makin mendekati kecepatan cahaya penyimpangannya
makin besar. Par ilmuwan makin gelisah, tetapi belum ada yang tahu jawabannya.
Pada tahun 1905 seorang muda berumur 26 yang tidak dikenal, seorang pegawai kantor
paten di-Swiss menulis sebuah artikel singkat dan mengirimnya kemajalah ilmu
pengetahuan alam "Annalen der Physic". Artikel itu kemudian menggegerkan dunia ilmu
pengetahuan alam sedunia. Artikel itu kemudian dikenal dengan nama "The Special
theory of Relativity". Dalam waktu sangat singkat nama pegawai kantor paten tersebut
menjadi terkenal. Namanya adalah Albert Einstein. Pada tahun 1916 Einstein menulis
"The General theory of Relativity".

Sampai sekarang teori Newton masih diajarkan disekolah menengah karena relatif
mudah dimengerti. Teori relatif Einstein sangat sulit untuk dimengerti. Tetapi untuk
menerangkan ketiga gejala tersebut diatas, teori Einstein lebih memuaskan daripada
teori Newton. Untuk kecepatan rendah dibandingkan dengan kecepatan cahaya dan
jarak dekat dibandingkan jarak antar galaxy, sampai sekarang orang lebih bnyak pakai
teori Newton. Tetapi untuk menerangkan gejala alam secaara keseluruhan, para
ilmuwan pada umumnya berpendapat bahwa teori Einstein lebih memuaskan daripada
teori Newton. Hal ini mempunyai dampak yang sangat besar dalam pemikiran dunia
intelektual. Peringatan David Hume mau tidak mau dipikirkan orang lagi.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Apa yang diperingatkan Tertulianus pada abad pertama bahwa bagi orang Kristen
mempelajari filsafat Yunani tidak ada gunanya bahkan berbahaya ada benarnya. Kita
lihat dari uraian diatas bahwa bila seorang teolog terkesan pada filsafat Plato, maka
dalam uraian-uraian teologisnya mau tidak mau ia masukan filsafat Plato (Augustinus).
Bila ia terkesan pada filsafat Aristoteles, ia masukan filsafat dan metode berpikir
Aristoteles dalam teologinya (Thomas Aquinas). Di zaman modern, bila ia terkesan akan
rasionalisme ia masukan filsafat rasionalisme. Demikian dalam teologi modern kita lihat
pengaruh existensialisme, fenomenologisme dll. Kini orang sedang kembangkan filsafat
post modern. Sudah ada teologi yang terpengaruh post modernisme. Semua itu sudah
tidak murni ajaran Allah lagi, tetapi ajaran Allah dicampur ajaran manusia. Augustinus
dan Calvin biarpun tidak dapat menghindarkan diri dari kepercayaan mereka diluar
Alkitab, sangat menghormat Alkitab sebagai Firman Allah. Jadi dari pelbagai teologi
yang ada, teologi Augustinus dan Calvin relatip murni.
Tentu saja orang tidak dapat menutup mata akan dunia sekelilingnya termasuk
orang Kristen. Tetapi hendaklah pemikir-pemikir Kristen menyadari akan sejarah
pemikiran Kristen seperti telah di uraikan diatas sepintas lalu. Orang Kristen, baik filsuf,
ilmuwan, teolog, penatua, aktivis gereja maupun jemaat "biasa", hendaknya menaruh
Firman Allah yaitu Alkitab jauh diatas segala teori-teori buatan manusia. Belajarlah dari
sejarah. Jangan mengutuk, tetapi jangan pula kompromikan Firman Allah dengan teori
manusia yang manapun. Dalam artikel "Teori Geosentris versus teori Heliosentris" kita
lihat bahwa kutukan gereja pada teori Geosentris membuat generasi teolog berikutnya
jadi salah tingkah. Kemudian mereka kompromi dengan teori Heliosentris. Padahal teori
Heliosentris dalam pandangan astronomi abad ke-20/21 sama benarnya atau sama
salahnya dengan teori Geosentris. Tetapi generasi teolog yang kompromikan Alkitab
dengan teori Heliosentris tersebut mengutuk teori evolusi mulai dari Buffon apalagi
Darwin (1849). Kemudian generasi teolog berikutnya lagi jadi salah tingkah dan
kompromi lagi. Saya telah tunjukkan bahwa teori evolusipun belum tentu benar bahkan
tidak pernah dapat dibuktikan benar. Teori ilmiah yang manapun tidak pernah dapat
dibuktikan benar.

3.2 SARAN - SARAN

Maka saran – saran yang dapat disampaikan kepada semua orang Kristen dari
denominasi manapun juga (Katolik, Protestan, Pentakosta, Kharismatik dll) dan dalam
jabatan apapun juga, Pemikir Kristen, Dosen Teologi, Teolog, Pendeta, Penatua, Aktivis
gereja atau anggota jemaat "biasa" ataupun simpatisan agama Kristen sbb:

“JANGAN MENGUTUK TEORI ILMIAH MANAPUN TETAPI JUGA JANGAN


KOMPROMIKAN ALKITAB DENGAN TEORI ILMIAH MANAPUN. ALKITAB BERADA
JAUH DIATAS SPEKULASI-SPEKULASI, TEORI-TEORI ATAU FILSAFAT-FILSAFAT
MANUSIA YANG MANAPUN.”

DAFTAR PUSTAKA

 Halim Sandy, Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni ( Universitas Tarumanegara 2004 )

 Iman dan Iptek, 2009, http://gkimciumbuleuit.org

 Ichwe G. Indra, Th.M., Dr. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Iman Kristen

 GFresh edisi Mei 2003 No. 36, Temuan Ilmiah di Alkitab


 Prof. James Barr, Alkitab di Dunia Modern, ( BPK Gunung Mulia: 1979, Jakarta Pusat)

 Albert Einstein Relativity. The Special and the General Theory", ( Bonanza Books, 1952 New York )

 Hallliday "Introductory Nuclear Physics" (John Wiley and Sons, 1958 New York )

 Kees Bertens "Filsafat Barat Abad XX jilid I, ( Gramedia, 1983, Jakarta )

 Stephen Hawking "A brief history of time", ( Bantam Books, Toronto, 1988, New York, London,
Sydney, Auckland )

 James Jean "Physics and Philosophy", see "The philosophers of science", ( Random house, 1954 )S

http://piterrumbai.blogspot.co.id/2015/05/iptek-dalam-agama-kristen.html

Anda mungkin juga menyukai