I. SAKRAMEN.
5. Apa itu Baptisan Kudus dalam gereja dan maknanya dalam kehidupan orang-
orang percaya?
Kata baptisan dari kata Yunani baptizo artinya menyelamkan, menyelulupkan
atau membenamkan orang di dalam air. Dibenamkan dalam air mengandung
makna mati dengan Kristus karena dosa, dan ke luar dari air mengandung
makna bangkit bersama Kristus untuk suatu kehidupan yang baru (bnd. Rm.
6:3,4,5,8). Jadi baptisan pada hakekatnya menunjuk pada persekutuan dengan
Yesus dan dengan jemaat/gereja-Nya (Rm.6:5, 1Kor. 12:13).
7. Kalau Baptisan dilakukan tanpa menyebut nama Bapa, Anak dan Roh Kudus
apakah baptisan itu tidak sah?
Baptisan itu sah kalau dilakukan dalan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itu
yang Tuhan Yesus perintahkan kepada para murid-Nya (Mat. 28:18-20; Mrk.
16: 15-16). Kalau baptisan dilakukan tanpa menyebut dalam nama Bapa,
Anak dan Roh Kudus, maka baptisan itu tidak sah. Apakah itu menyelam
atau percik, tidak punya arti apa-apa.
8. Apa maknanya kalau seseorang dibaptis dalam nama bapa, Anak dan Roh
Kudus?
Seseorang dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus mengandung
makna orang itu dipersatukan dengan Allah dalam Yesus Kristus melalui
kematian dan kebangkitan Kristus (Rm.6:3-5; Kol. 2:12) dan dipersatukan
dengan gereja/jemaat-Nya (1Kor.12:13, Rm. 6:5). Orang yang menjadi tempat
kediaman Roh Kudus (1 Kor. 12:7-11), dipimpin oleh Roh Kudus (Rm. 8:9,
14), sehingga ia terus-menerus dibarui Kisah (2:38; Rm. 8; 1 Kor. 12:7-11; 2
Kor. 5:17; Kol. 2:10-11) dan tumbuh dan membangun diri dalam kasih (Ef.
4:16).
11. Kalau baptisan tidak memakai air dan hanya mengucapkan dalam nama Bapa,
Anak dan Roh Kudus, apakah itu sah?
Baptisan tidak bisa dilakukan tanpa air. Sebab air dipakai sebagai tanda
penyelematan, pengampunan/pembersihan dosa melalui darah Tuhan Yesus
yang ditumpahkan demi pengampunan dosa manusia. Jadi baptisan tidak bisa
dilakukan tanpa air. Sebab itu yang diperintahkan oleh Yesus dan kita terima
melalui gereja-Nya (Kis. 8:37-39).
15. Mengapa anggota jemaat yang dibaptis waktu dewasa, perlu dilanjutkan
dengan peneguhan sidi?
Anggota jemaat GPM yang dibaptis pada waktu dewasa lebih dahulu harus
mengaku imannya baru dia dibaptis. Jadi pengakuan iman anggota jemaat
tersebut menjadi syarat baptisannya (Kis. 2:37-39;8:57-38;16:31-34; 18:8).
Setelah baptisan baru dilakukan peneguhan sebagai anggota jemaat yang telah
dewasa dan bertanggungjawab untuk melaksanakan amanat pelayanan gereja.
16. Mengapa GPM tidak mengakui anggota gerejanya yang sidi pada gereja-
gereja yang tidak se-azas?
Sidi adalah bentuk pengakuan gereja terhadap kedewasaan iman seseorang.
Sedangkan iman itu sendiri bertumbuh dari mendengarkan kitab suci melalui
ajaran gereja yang dipahami dan dihayati sebagai suatu kebenaran iman
(2Tim. 3:10-17; 2Ptr.1:5-9). Warga GPM yang sidi di gereja yang tidak se-
azas dengan GPM tentu tidak dapat diterima oleh GPM, karena ajaran dari
gereja di mana dia sidi tidak dapat diterima oleh GPM. Oleh karena itu warga
GPM yang telah sidi di gereja yang tidak se-azas membutuhkan pembinaan
khusus dari GPM. Pembinaan khusus dimaksudkan agar orang tersebut
diperlengkapi sebagai warga gereja yang dewasa dan bertanggungjawab
dalam pelaksanaan amanat pelayanan gereja (Ef. 4:11-15). Orang yang telah
dibina secara khusus itu tidak perlu mengikuti pelaksanaan sidi gereja secara
masal, tetapi dia harus membuat “pengakuan iman/pernyataan iman” di dalam
suatu ibadah minggu.
19. Apakah dapat dilakukan baptisan ulang ketika seseorang berpindah dari gereja
katolik atau denominasi gereja lain ke GPM?
GPM melaksanakan baptisan bagi orang yang beralih agama, karena mereka
belum menerima baptisan. Bila orang itu mengaku Yesus sebagai Tuhan dan
juruselamatnya, maka dia dibaptis sebagai tanda dan materai keselamatan.
Tetapi bagi orang yang berpindah gereja, termasuk gereja katolik atau
denominasi gereja lain, GPM tidak melaksanakan baptisan ulang tetapi hanya
mengumumkannya dalam kebaktian jemaat. Karena GPM percaya bahwa
baptisan itu hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya bagi setiap orang (Ibr.
9:26-28; 1 Ptr. 3:18). Oleh karena itu orang-orang yang sudah dibaptis dari
gereja lain, mereka tidak lagi dibaptis di GPM. GPM hanya melakukan
pembinaan secara khusus sesuai dengan ajaran yang dianut.
20. Apakah orang mati yang belum dibaptis harus dibaptis sebelum pemakaman?
Anak-anak/orang yang meninggal sebelum dibaptis tidak perlu dibaptis.
Baptisan hanya dilakukan kepada orang yang hidup, bukan kepada orang yang
sudah mati. Orang yang sudah mati tidak bisa lagi memberi respons iman
terhadap anugerah keselamatan yang ia terima melalui kematian dan
kebangkitan Yesus.
24. Apa yang dialami oleh orang-orang percaya dalam perjamuan kudus?
Dalam perjamuan kudus orang-orang percaya mengalami persekutuan yang
hidup dengan Tuhan dan dengan sesama manusia serta alam semesta yang
telah diselamatkan oleh Tuhan. Suatu persekutuan yang melampaui batas-
batas kelembagaan gereja (bnd. Mrk. 14:25; 1 Kor. 10:16-17; 11:26; Kol.
3:10-11) dan bersifat eskatologis (Mat. 26:26-29; Mrk. 14:22-25, Luk. 22:14-
20 dan Why. 19:9). Artinya persekutuan yang dialami dan dirasakan bukan
saja pada masa sekarang, tetapi juga menunjuk pada persekutuan yang abadi
bersama Yesus dan orang percaya di masa yang akan datang. Masa di mana
Yesus datang kembali.
25. Mengapa dalam Perjamuan Kudus itu dipakai Roti dan Anggur.
Roti dan anggur dipakai dalam perjamuan kudus sebab roti dan anggur pada
zaman Tuhan Yesus adalah bahan makanan dan minuman yang lasim dipakai
dalam suatu acara jamuan bersama. Tetapi roti dan anggur itu kemudian
dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menunjuk pada peristiwa kematian dan
kebangkitan-Nya (1 Kor. 11:23-25; bnd. Mat. 26-29; Mrk. 14:22-25 dan Luk.
22:14-20). Roti adalah lambang dari tubuh Tuhan Yesus dan anggur adalah
lambang dari darah Tuhan Yesus. Jadi bila kita mengikuti perjamuan kudus
kita memperingati peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus sebagai
tindakan penyelamatan Allah. Ini yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus
kepada para murid-Nya dan dilakukan oleh gereja dari zaman para rasul
( Luk.22:14-20; 1 Kor. 11:23-26; 2 Kor. 10: 17; 11:23-26; bnd. Kis. 2:42, 46).
26. Mengapa Perjamuan Kudus itu hanya diikuti oleh orang-orang yang sudah
sidi saja. Mengapa anak-anak atau orang yang belum sidi tidak boleh
mengikuti perjamuan kudus?
Perjamuan Kudus hanya dikuti oleh orang-orang yang telah sidi, karena
mereka yang dianggap telah memahami dengan benar apa makna perjamuan
kudus itu bagi kehidupan iman mereka. Sebab perjamuan kudus bukan makan
dan minum yang sifatnya biasa. Orang-orang yang tidak memahami dan
menghayati makna perjamuan kudus akan makan dan minum seperti pesta
biasa. Ia dianggap orang yang tidak layak makan dan minum di perjamuan
kudus (1Kor. 11:27).
27. Mengapa anak-anak belum mengaku iman sudah dibaptis, tetapi perjamuan
kudus mereka dituntut harus sudah sidi atau mengaku iman?
Anak-anak dibaptis berdasarkan iman orangtua dan iman jemaat sebagai
persekutuan. Sebab anak-anak orang percaya adalah pewaris dari janji
keselamatan yang mereka terima melalui iman orang tua mereka (Kisah. 2:39
dan Kej. 17:17) dan iman jemaat.
28. Apakah anggota jemaat yang sidi di gereja lain dapat mengikuti perjamuan
kudus di GPM?
Anggota jemaat yang sidi di gereja lain di luar GPM, tetapi atas kemauan
sendiri menjadi anggota GPM, maka dia dapat diterima untuk makan
perjamuan di GPM. Bila anggota sidi itu dari gereja yang tidak seazas, maka
dia lebih dahulu diberikan pembinaan khusus untuk mengerti ajaran GPM dan
membuat suatu pengakuan iman dalam suatu ibadah minggu. Tetapi bila
anggota GPM yang berada di jemaat GPM, namun tidak mau mengikuti
proses pembinaan/ketekisasi di jemaat GPM dan pergi sidi di gereja lain yang
tidak diakui oleh GPM, maka GPM tidak mengakui keabsahan dari peneguhan
sidi yang bersangkutan. Sebab sidi adalah bentuk pengakuan gereja terhadap
kedewasaan iman seseorang. Orang tersebut juga tidak bisa diberikan
tanggangjawab sebagai warga gereja yang dewasa dalam pelaksanaan amanat
pelayanan gereja, Misalnya menjadi Badan Pembantu Pelayanan dalam jemaat
atau menjadi Majelis Jemaat. Orang tersebut harus mendapat pembinaan
secara khusus dari GPM dan membuat “pengakuan iman” tersendiri dalam
suatu ibadah minggu jemaat.
29. Apakah ada perbedaan antara Perjamuan Jumat Agung dan Perjamuan
lainnya?
Perjamuan Jumat Agung dan Perjamuan lain pada hakekatnya sama,
semuanya menujuk pada peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus yang
menyelamatkan manusia dan dunia ini. Perbedaannya ialah perjamuan jumat
agung dilaksanakan bertepatan dengan perayaan peringatan kematian Yesus.
Oleh karena itu suasana perjamuan jumat agung dirasakan berbeda dengan
perjamuan di waktu yang lain.
34. Apakah bisa anak-anak dan warga jemaat yang tidak berhak mengikuti
perjamuan kudus dapat menghadiri ibadah perjamuan kudus tanpa makan dan
minum?
Anak-anak dan warga jemaat yang tidak layak mengikuti perjamuan kudus
bisa mengahadiri ibadah perjamuan kudus tanpa mereka makan dan minum.
Tetapi hal itu bisa menimbulkan masalah karena dalam ibadah bersama umat
ada perlakuan yang berbeda. Hal itu bisa dilakukan dengan mengikuti cara
gereja abad pertama. Ibadah bersama umat dilakukan setelah itu dilanjutkan
dengan pelaksanaan perjamuan kudus bagi mereka yang layak mengikutinya.
Jadi mereka yang belum layak mengikuti perjamuan kudus sudah bisa pulang,
tetapi bila mereka mau menghadirinya saja dapat diperbolehkan.
39. Mengapa Baptisan dan Perjamuan Kudus itu harus dilaksanakan dalam
gereja?
Baptisan dan perjamuan kudus dilaksanakan di dalam gereja, karena Tuhan
Yesus memerintahkan gereja untuk melaksanakannya (Mat. 28:18-20; Mrk.
16: 15-16 dan Luk. 22:14-20; 1Kor. 11:23-26)
II. PERSEMBAHAN.
3. Kalau orang tidak memberi persembahan berarti dia tidak mengakui kuasa
Allah dalam hidupnya?
Ya. Orang yang tidak memberikan persembahan sebenarnya dia tidak
mengetahui bahwa apa yang diterima/dimiliki melalui pekerjaannya adalah
hasil yang diperoleh dari mengelola harta milik Tuhan (Mzm. 50:10-12; Hag.
2:9). Harta milik yang diberikan untuk kelangsungan hidup manusia dan
segala makhluk.
4. Segala sesuatu yang ada di alam ini adalah milik Tuhan. Itu berartiTuhan itu
kaya, tetapi mengapa Tuhan menuntut persembahan dari manusia?
Tuhan itu kaya, segala sesuatu yang ada di alam semesta adalah milik Tuhan,
termasuk manusia. Tetapi manusia dipercayakan Tuhan untuk menatalayani
milik Tuhan itu Kej 1:26-28; 2:15). Jadi persembahan adalah tanda dari
pengakuan orang-orang percaya bahwa apa yang dimilikinya adalah hasil
yang diperoleh dari menatalayani/ mengelola milik Tuhan (Kej. 4:1-16).
15. Apa saja pekerjaan Tuhan di dalam dunia yang dipercayakan kepada gereja?
Pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepada gereja ialah membangun
persekutuan orang-orang percaya dengan Tuhan dan dengan manusia serta
segala makhluk untuk melaksanakan tugas-tugas kesaksian dan pelayanan
penyelamatan Allah di dunia ini.
19. Apakah persembahan persepuluhan itu bisa langsung diberikan kepada orang-
orang yang berhak mendapakannya, seperti orang miskin, yatim piatu atau
orang yang bermasalah sosial, tanpa melalui gereja?
Persembahan persepuluhan sejak awal diberikan melalui Bait Allah (Ul. 12:6;
14:22-29; Neh. 13:12; Mal. 3:10) dan diatur oleh Imam-imam sesusai
peruntukannya. Jadi tidak diberikan langsung kepada orang yang
membutuhkan bantuan tersebut. Tetapi bila orang miskin atau orang yang
bermasalah sosial tidak mendapat perhatian dari gereja/jemaat sesuai dengan
haknya, maka warga jemaat bisa memberikan langsung persepuluhan itu
kepada orang yang sangat membutuhkan bantun pelayanan diakonia gereja.
Bila hal ini terjadi, maka sesungguhnya gereja/jemaat yang menerima
persepuluhaan tidak lagi dipercaya oleh wargannya.