Anda di halaman 1dari 30

POLA ORGANISASI dan TUGAS KELEMBAGAAN GPM

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksudkan dengan:


1. GEREJA adalah Gereja Protestan Maluku, yang disingkat GPM.
2. SINODE adalah badan pengambilan keputusan tertinggi dalam jenjang
kepemimpinan Gereja Protestan Maluku.
3. MAJELIS PEKERJA LENGKAP SINODE, selanjutnya disebut MPL Sinode adalah
badan pengambilan keputusan di bawah Sinode.
4. MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE, selanjutnya disebut MPH Sinode adalah
majelis pelaksana harian pelayanan dalam Gereja Protestan Maluku.
5. MAJELIS PERTIMBANGAN MPH SINODE, selanjutnya disingkat MP MPH
Sinode adalah penasehat Majelis Pekerja Harian Sinode GPM.
6. PIP/RIPP adalah ketetapan gereja yang memuat pola pengembangan
pelayanan dan seksi-seksi pelayanan Gereja.
7. SEKRETARIAT UMUM, adalah unsur staf perangkat pelaksana dari Majelis
Pekerja Harian Sinode yang dipimpin oleh Sekretaris Umum.
8. DEPARTEMEN, adalah unsur pelaksana program-program MPH Sinode yang
berada di bawah koordinasi Sekretaris Umum.
9. BADAN NON DEPARTEMEN, adalah unsur pembantu dari Majelis Pekerja
Harian Sinode yang setingkat dengan Departemen, dibentuk oleh Majelis
Pekerja Harian Sinode untuk menangani seksi-seksi tertentu yang
kedudukannya dapat bersifat sementara atau permanen di bawah koordinasi
Sekretaris Umum.
10. BAGIAN berkedudukan sebagai pelaksana teknis di lingkungan sekretariatan
Sinode.
11. SUB BAGIAN adalah sebagai pelaksana teknis yang berkedudukan di bawah
bagian.
12. BIRO adalah bagian dari Departemen dan merupakan unsur staf untuk
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
13. KLASIS adalah kesatuan wilayah pelayanan GPM yang meliputi sejumlah
jemaat yang terbentuk sebagai respons gereja terhadap tantangan geografis
demi memperlancar penyelenggaraan pelayanan gereja.
14. PERSIDANGAN KLASIS adalah badan pengambilan keputusan tertinggi dalam
jenjang kepemimpinan gereja di tingkat Klasis.
15. MAJELIS PEKERJA KLASIS selanjutnya disingkat MPK adalah majelis gerejawi
yang berkedudukan di bawah Persidangan Klasis.
16. JEMAAT adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus Kristus, pada
suatu tempat dan lingkungan secara territorial dan transteritorial tertentu
dalam wilayah pelayanan GPM.
17. PERSIDANGAN JEMAAT adalah badan pengambilan keputusan tertinggi
dalam jenjang kepemimpinan gereja di tingkat Jemaat.
18. JEMAAT TERITORIAL adalah persektuan orang-orang percaya kepada Yesus
Kristus ada suatu lingkungan pelayanan jemaat tertentu di dalam wilayah
pelayanan GPM.
19. JEMAAT KATEGORIAL adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus
Kristus yang didasarkan pada kategori tertentu di dalam wilayah pelayanan
GPM.
20. JEMAAT KHUSUS adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus
Kristus yang sejarah kelahirannya adalah sebagai hasil Pekabaran Injil dari
dan kepada etnis Tionghoa di wilayah pelayanan GPM.
21. MAJELIS JEMAAT adalah adalah Badan Gerejawi yang berfungsi memimpin,
mengarahkan pelayanan gereja, memperlengkapi warga jemaat, dan yang
mewakili Jemaat berdasarkan Tata Gereja, Peraturan-peraturan dan
Keputusan-keputusan Gereja Protestan Maluku.
22. KOMISI PELAYANAN adalah unsur organisasi sebagai pelaksana tugas
pelayanan GPM di jenjang Sinode, Klasis dan Jemaat.
23. SEKSI PELAYANAN adalah unsur organisasi sebagai pelaksana tugas pelayanan
GPM di jenjang Klasis.
24. SEKSI PELAYANAN adalah unsur organisasi sebagai pelaksana tugas pelayanan
GPM di jenjang Jemaat.
25. BADAN adalah unit pembantu teknis organisasi sebagai pelaksana sebagian
tugas MPH Sinode GPM.
26. YAYASAN GEREJA adalah yayasan milik GPM yang didirikan sesuai dengan UU
Nomor 12 Tahun 2001, jo UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang yayasan-
yayasan.
27. BADAN PEMBANTU PELAYANAN merupakan perangkat fungsional yang
bertugas membantu MPH, MPK, dan Majelis Jemaat dalam
menyelenggarakan program-program pelayanan dan kesaksian pada jenjang-
jenjang kepemimpinan gereja.
28. POLA ORGANISASI adalah suatu sistem yang mengatur bagian-bagian dalam
suatu persekutuan/organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

BAB II
DASAR

Pasal 2

Pola Organisasi GPM disusun berdasarkan:


1. Alkitab
2. Ajaran Gereja
3. Tata Gereja GPM
4. PIP/RIPP GPM
5. Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat
6. Peraturan Pokok GPM tentang Klasis
7. Peraturan Pokok GPM tentang Sinode
8. Peraturan Pokok GPM tentang Perbendaharaan

BAB III
TUJUAN

Pasal 3
Pola Organisasi GPM bertujuan:
1. Mengatur organisasi pelayanan GPM
2. Mengendalikan pelaksanaan pelayanan gereja di setiap jenjang
3. Mengarahkan dan memberi pedoman tentang tugas pokok dan fungsi setiap
unsur organisasi gereja
4. Mendorong berlangsungnya amanat panggilan dan pelayanan GPM secara
tertib, terencana, terukur, holistik dan berkesinambungan.

BAB IV
PENGORGANISASIAN PELAYANAN GPM

Pasal 4

Pengorganisasian Pelayanan GPM diatur sebagai berikut:


1. Pada Jenjang Jemaat pengorganisasian pelayanan diatur melalui Seksi dan
Sub Seksi Pelayanan;
2. Pada Jenjang Klasis pengorganisasian pelayanan diatur melalui Bidang dan
Sub Bidang Pelayanan;
3. Pada Jenjang Sinode Pengorganisasian pelayanan diatur melalui Departemen,
Badan Non Departemen , Biro dan Sub Bagian.

BAB V
PERANGKAT KEPENGURUSAN ORGANISASI GPM

Pasal 5

(1) Perangkat Kepengurusan GPM menjadi dasar penetapan Pola Organisasi


sebagaimana yang diatur dalam Tata Gereja Bab IX Pasal 20.
(2) Perangkat kepengurusan GPM, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai berikut:
a. Perangkat kepengurusan Jemaat;
b. Perangkat kepengurusan Klasis;
c. Perangkat kepengurusan Sinode.

BAB VI
PERANGKAT KEPENGURUSAN TINGKAT JEMAAT

Pasal 6

Perangkat Kepengurusan di tingkat Jemaat sebagaimana diatur dalam Peraturan


Pokok GPM tentang Jemaat Bab VII Pasal 11, adalah sebagai berikut:
1. Persidangan Jemaat
2. Majelis Jemaat
3. Sektor
4. Unit
Pasal 7

Persidangan Jemaat merupakan lembaga pengambilan keputusan tertinggi di


tingkat Jemaat, yang berlangsung sekali dalam setahun.
Pasal 8

Majelis Jemaat adalah pimpinan GPM di tingkat Jemaat yang unsur kewenangan
dan tugasnya diatur dalam Tata Gereja dan Peraturan Pokok tentang Jemaat.

Pasal 9

Sektor Pelayanan merupakan bagian dalam jemaat yang mencakup unit-unit


pelayanan.

Pasal 10

Unit Pelayanan adalah bagian dalam Sektor Pelayanan yang meliputi beberapa
kepala keluarga.

BAB VII
PERANGKAT KEPENGURUSAN MAJELIS JEMAAT

Pasal 11

Perangkat Kepengurusan Majelis Jemaat sebagaimana disebutkan pada Peraturan


Pokok GPM tentang Jemaat Bab IX Pasal 20, adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Harian Majelis Jemaat
b. Seksi-Seksi Pelayanan
c. BadanPembantu Pelayanan

Pasal 12

Pimpinan Harian Majelis Jemaat yang disingkat PHMJ berkedudukan sebagai


pelaksana harian kepemimpinan Majelis Jemaat.

Pasal 13

Seksi-seksi pelayanan berkedudukan sebagai perangkat kepengurusan Majelis


Jemaat dalam melaksanakan program pelayanan Jemaat.
Pasal 14

Sub seksi pelayanan berkedudukan di bawah seksi sebagai pelaksana teknis


program-program pelayanan.

Pasal 15

Badan Pembantu Pelayanan adalah perangkat fungsional sebagai pelaksana teknis


program yang dibentuk oleh Majelis Jemaat, seperti Komisi, Sub Komisi, Tim,
Panitia Kerja sesuai kebutuhan.

BAB VIII
STRUKTUR SEKSI PELAYANAN GPMTINGKAT JEMAAT

Pasal 16

(1) Seksi Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat meliputi:


a. Sub Seksi Pembinaan Anak Remaja dan Katekisasi
b. Sub SeksiPembinaan Pemuda
c. Sub SeksiPembinaan Kemitraan Laki-laki dan Perempuan
d. Sub Seksi Pembinaan Warga Gereja Senior
e. Sub Seksi Pembinaan Keluarga
f. Sub Seksi Pembinaan Warga Gereja Profesi
g. Sub SeksiPembinaan Peribadahan Jemaat dan Musik Gereja
h. Sub SeksiPembinaan Pastoral Konseling
(2) Seksi Pekabaran Injil dan Pelayanan kasih meliputi:
a. Sub Seksi Pemberitaan Injil
b. Sub SeksiPelayanan Hukum dan Advokasi
c. Sub SeksiPelayanan Pendidikan
d. Sub Seksi Pelayanan Kesehatan
e. Sub Seksi Pemberdayaan Ekonomi Umat
f. Sub Seksi Pemberdayaan Sosial, Politik, Budaya.
(3) Seksi Pengembangan Oikumene Semesta meliputi:
a. Sub SeksiPembinaan Kerjasama Lintas Denominasi
b. Sub Seksi Pembinaan Kerjasama Antar Agama dan Aliran Kepercayaan
c. Sub Seksi Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan
d. Sub Seksi Bencana Alam dan Sosial
(4) Seksi Penataan dan Pengembangan Kelembagaan meliputi:
a. Sub Seksi Pembinaan administrasi dan managemen.
b. Sub Seksi Pembinaan kepegawaian.
c. Sub Seksi Pengembangan staf.
d. Sub Seksi pembinaan sistem dan managemen keuangan.
e. Sub Seksi Pembinaan penggunaan dan pengendalian keuangan gereja.
f. Sub Seksi Pembinaan sumber2 keuangan gereja.
g. Sub Seksi pengembangan infrasturktur.
h. Sub Seksi Pembinaan aparatur pelayanan.
i. Sub Seksi Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan.
j. Sub Seksi pengendalian program.
k. Sub seksi pengelolaan hubungan kerjasama.
l. Sub seksi pengelolaan informasi.
m. Sub Seksi dokumentasi dan publikasi.
n. Sub Seksi komunikasi pelayanan.

Pasal 17

Pembentukan Struktur sedapat-dapatnya disesuaikan dengan kondisi dan


kebutuhan Jemaat dengan tetap memperhatikan arahan pembidangan di PIP/RIPP
GPM.
BAB IX
PERANGKAT KEPENGURUSAN TINGKAT KLASIS

Pasal 18

Perangkat Kepengurusan Gereja di tingkat Klasis sebagaimana disebutkan pada


Peraturan Pokok GPM tentang Klasis Bab V Pasal 9, adalah sebagai berikut:
a. Persidangan Klasis
b. Majelis Pekerja Klasis

Pasal 19

Persidangan Klasis merupakan lembaga pengambilan keputusan tertinggi di


tingkat klasis, yang diadakan sekali dalam setahun.
Pasal 20

Majelis Pekerja Klasis yang disingkat MPK adalah majelis pimpinan GPM di tingkat
Klasis, yang unsur, kewenangan dan tugasnya diatur dalam Tata Gereja dan
Peraturan Pokok tentang Klasis.

BAB X
PERANGKAT KEPENGURUSAN MPK

Pasal 21

Unsur Perangkat Kepengurusan MPK terdiri dari:


1. Bidang Pelayanan
2. Sekretariat
3. Badan Pembantu Pelayanan

Pasal 22

1) Bidang Pelayanan merupakan perangkat pendukung penyelenggaraan program


Majelis Pekerja Klasis, dan dipimpin oleh seorang Sekretaris Bidang dengan
membawahi beberapa Sub-Bidang
2) Sekretaris Bidang adalah pegawai organik yang adalah Pendeta Gereja
Protestan Maluku yang pengangkatannya ditetapkan dengan Surat Keputusan
Majelis Pekerja Harian Sinode .
3) Penetapan Sekretaris Bidang di tingkat Klasis disesuaikan dengan kebutuhan
Klasis dan berpedoman kepada lingkup pelayanan sesuai pembidangan pada
PIP dan RIPP GPM.

Pasal 23

Sekretariat Klasis berkedudukan sebagai perangkat pelaksana kepemimpinan


sehari-hari Majelis Pekerja Klasis.

Pasal 24
Badan Pembantu Pelayanan adalah perangkat fungsional sebagai pelaksana teknis
program yang dibentuk oleh Majelis Pekerja Klasis, seperti Komisi, Sub Komisi,
Tim, Panitia Kerja sesuai kebutuhan.

BAB XI
STRUKTUR BIDANG PELAYANAN GPM TINGKAT KLASIS

Pasal 25

(1) Bidang Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat meliputi:


a. Sub Bidang Pembinaan Anak Remaja dan Katekisasi
b. Sub Bidang Pembinaan Pemuda
c. Sub Bidang Pembinaan Kemitraan Laki-laki dan Perempuan
d. Sub Bidang Pembinaan Warga Gereja Senior
e. Sub Bidang Pembinaan Keluarga
f. Sub Bidang Pembinaan Warga Gereja Profesional
g. Sub Bidang Pembinaan Peribadahan Jemaat dan Musik Gereja
h. Sub Bidang Pembinaan Pastoral Konseling
(2) Bidang Pekabaran Injil dan Pelayanan kasih meliputi:
a. Sub Bidang Pemberitaan Injil
b. Sub Bidang Pelayanan Hukum dan Advokasi
c. Sub Bidang Pelayanan Pendidikan
d. Sub Bidang Pelayanan Kesehatan
e. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat
f. Sub Bidang Pemberdayaan di bidang Sosial, Politik, Budaya.
(3) Bidang Pengembangan Oikumene Semesta meliputi:
a. Sub Bidang Pembinaan Kerjasama Lintas Denominasi
b. Sub Bidang Pembinaan Kerjasama Antar Agama dan Aliran Kepercayaan
c. Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan
d. Sub Bidang Bencana Alam dan Sosial
(4) Bidang Penataan dan Pengembangan Kelembagaan meliputi:
a. Sub Bidang Pembinaan administrasi dan managemen.
b. Sub Bidang Pembinaan kepegawaian.
c. Sub Bidang Pengembangan staf.
d. Sub BIdang pembinaan sistem dan managemen keuangan.
e. Sub Bidang Pembinaan penggunaan dan pengendalian keuangan gereja.
f. Sub Bidang Pembinaan sumber2 keuangan gereja.
g. Sub Bidang pengembangan infrasturktur.
h. Sub Bidang Pembinaan aparatur pelayanan.
i. Sub Bidang Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan.
j. Sub Bidang pengendalian program.
k. Sub Bidang pengelolaan hubungan kerjasama.
l. Sub Bidang pengelolaan informasi.
m. Sub Bidang dokumentasi dan publikasi.
n. Sub Bidang komunikasi pelayanan.

Pasal 26

Pembentukan Struktur sedapat-dapatnya disesuaikan dengan kondisi dan


kebutuhan Klasis dengan tetap memperhatikan arahan pembidangan di PIP/RIPP
GPM.

BAB XII
PERANGKAT KEPENGURUSAN TINGKAT SINODE

Pasal 27

Kelembagaan GPM di tingkat Sinode sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok


tentang Sinode, Bab III Pasal 3, terdiri dari:
a. Sinode
b. Majelis Pekerja Lengkap Sinode
c. Majelis Pekerja Harian Sinode
d. Majelis Pertimbangan MPH Sinode

Pasal 28

Sinode adalah badan pengambilan keputusan tertinggi, yang kedudukan, tugas


dan kewenangannya diatur dalam Tata Gereja dan Peraturan Pokok tentang
Sinode.

Pasal 29
Majelis Pekerja Lengkap Sinode adalah lembaga pengambilan keutusan setingkat
di bawah Sinode, yang kedudukan, tugas dan kewenangannya diatur dalam Tata
Gereja dan Peraturan Pokok tentang Sinode.

Pasal 30

Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM adalah majelis pimpinan GPM yang
unsur, kewenangan dan tugasnya diatur dalam Tata Gereja dan Peraturan Pokok
tentang Sinode.

Pasal 31

Majelis Pertimbangan (MP) MPH Sinode GPM adalah majelis pertimbangan yang
unsur, kewenangan dan tugasnya diatur dalam Tata Gereja dan Peraturan Pokok
tentang Sinode.

BAB XIII
PERANGKAT KEPENGURUSAN MPH SINODE

Pasal 32

Perangkat Kepengurusan MPH Sinode :


a. Sekretariat Umum
b. Departemen
c. Badan Non Departemen
d. Biro
e. Bagian
f. Sub Bagian

Pasal 33
Sekretariat Umum adalah unsur staf perangkat pelaksana dari Majelis Pekerja
Harian Sinode yang dipimpin oleh Sekretaris Umum.

Pasal 34
Departemen adalah unsur pelaksana program-program MPH Sinode yang berada
di bawah koordinasi Sekretaris Umum.

Pasal 35

Badan Non Departemen adalah unsur pembantu dari Majelis Pekerja Harian
Sinode yang setingkat dengan Departemen, dibentuk oleh Majelis Pekerja Harian
Sinode untuk menangani seksi-seksi tertentu yang kedudukannya dapat bersifat
sementara atau permanen di bawah koordinasi Sekretaris Umum.

Pasal 36

Biro adalah Unsur Pelaksana Program dilingkungan Departemen.

Pasal 37

Bagian berkedudukan sebagai unsur pelaksana program di lingkungan


sekretariatan Sinode.

Pasal 38

Sub Bagian sebagai pelaksana teknis yang berkedudukan di bawah bagian.

BAB XIV
STRUKTUR PELAYANAN GPM TINGKAT SINODE

Pasal 39

(1) Departemen Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat, terdiri atas:


a. Biro Anak dan Remaja
b. Biro Katekisasi
c. Biro Pemuda
d. Biro Kemitraan Laki-laki dan Perempuan
(2) Departemen Pemberitaan Injil dan Pelayanan Kasih, terdiri atas:
a. Biro Pemberitaan Injil
b. Biro Hukum dan Advokasi
c. Biro Pendidikan dan Kesehatan
d. Biro Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Politik
(3) Departemen Pengembangan Oikumene Semesta, terdiri atas:
a. Biro Kerjasama Antar-Agama dan Denominasi
b. Biro Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan
(4) Penataan dan Pengembangan Kelembagaan pada jenjang Sinode
diorganiser oleh Sekretariat Umum.
(5) Sekretariat Umum, terdiri atas:
a. Bagian Organisasi dan Administrasi
b. Bagian Pembinaan Personalia
c. Bagian Keuangan
d. Bagian Penataan dan Pengembangan Infrastruktur
e. Bagian Penataan dan Pengembangan Informasi, Dokumentasi dan
Komunikasi
(6) Pelaksana teknis di masing-masing bagian ditangani oleh sub-sub bagian
yang dipimpin oleh kepala sub bagian.
(7) Bagian Organisasi dan Administrasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a, meliputi:
a. Sub Bagian Pengembangan Organisasi
b. Sub Bagian Administrasi dan Persuratan
c. Sub Bagian Kearsipan
(8) Bagian Pembinaan Personalia, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf
b, meliputi:
a. Sub Bagian Data Personalia
b. Sub Bagian Penerbitan Keputusan
c. Sub Bagian Pembinaan Aparatur
(9) Bagian Keuangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, meliputi:
a. Sub Bagian Perencanaan Keuangan
b. Sub Bagian Pengendalian dan Pengawasan
(10) Bagian Penataan dan Pengembangan Infrastruktur, sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf d, meliputi:
a. Sub Bagian Pengawasan Harta Milik Gereja
b. Sub Bagian Pendataan dan Pengkajian Aset
c. Sub Bagian Pemeliharaan Inventaris
(11) Bagian Penataan dan Pengembangan Informasi, Dokumentasi dan
Komunikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf e, meliputi:
a. Sub Bagian Kehumasan
b. Sub Bagian Kearsipan dan Perpustakaan
c. Sub Bagian Publikasi
(12) Bagian Pengendalian Program dan Pengembangan Kerja sama
a. Sub Bagian Pengendalian Program
b. Sub Bagian Pengembangan Kerja sama
(13) Badan Non Departemen, terdiri atas:
a. Lembaga Pembinaan Jemaat (LPJ) GPM
b. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) GPM
c. Gerakan Penanggulangan Bencana GPM
d. Media Center GPM
e. Badan Penerjemahan Alkitab GPM
(14) LPJ GPM adalah pusat pembinaan jemaat GPM dalam rangka penguatan
spiritualitas, teologi, pastoral, peribadahan dan musik gereja demi
terujudnya jemaat GPM yang missioner, oikumenis, pluralis dan
berwawasan lingkungan.
(15) LPJ GPM, sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf a, meliputi:
a. Ruang Lingkup Pembinaan Keluarga Kristen
b. Ruang Lingkup Pembinaan Warga Gereja Profesi
c. Ruang Lingkup Pembinaan Pelayan Khusus dan Aparatur Gereja
d. Ruang Lingkup PengembanganPastoral Konseling
e. Ruang Lingkup PengembanganPeribadahan Jemaat dan Musik
Gereja
(16) Badan Penelitian dan Pengembangan GPM yang disingkat Balitbang GPM
berkedudukan sebagai perangkat pelaksana MPH Sinode yang
melaksanakan satuan kerja penelitian dan pengembangan setingkat dengan
departemen.
(17) Balitbang GPM, sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf b, meliputi:
a. Ruang Lingkup Pengembangan dan Penelitian
b. Ruang Lingkup Perencanaan Pengembangan Stretegis
(18) Badan Penanggulangan Bencana GPM yang disingkat BPB GPM adalah
badan yang menanggulangi dampak peristiwa bencana alam di wilayah
GPM dan wilayah lainnya.
(19) BPB GPM, sebagaiman dimaksud pada ayat 13 huruf (c), meliputi :
a. Divisi Unit Data
b. Divisi Keuangan
c. Divis Peralatan dan Logistik
d. Divisi Relawan
e. Divisi Pemulihan
f. Divisi Advokasi
g. Divisi Kesehatan
(20) Media Center GPM adalah perangkat pelaksana MPH Sinode yang
melaksanakan layanan informasi kepada jemaat GPM, dengan kegiatan
pengelolaan informasi, peliptan, pengelolaan data digital, serta pelatihan
yang berkaitan dengan pengembangan wawasan tentang teknologi
informasi.
(21) Media Center GPM, sebagiamana dimaksud pada ayat 13 huruf (d)
meliputi :
a. Bagian pengumpulan, pengelolaan, dan penyebaran informasi
b. Bagian dukungan perangkat teknologi
(22) Badan Penerjemahan Alkitab adalah badan yang mengkoordinasikan proses
penerjemahan Alkitab dalam bahsa lokal, penggunaan hasil terjemahan
dalam pelayanan gereja sesuai amanat.
(23) Badan Penerjemah Alkitab sebagaimana dimaksud pada ayat 13 huruf (e)
meliputi :
a. Divisi Kerjasama luar negeri
b. Divisi kerjasama dalam negeri
c. Divisi program
(24) Yayasan GPM terdiri dari:
a. Yayasan Kesehatan GPM
b. Yayasan Pendidikan Tinggi Kristen (YAPERTI) GPM
c. Yayasan Pendidikan Kristen (YPPK) Dr. J.B. Sitanala
d. Yayasan PARPEM GPM
e. Yayasan INAHAHA
f. Yayasan INA AMA
g. Yayasan Sagu Salempeng
h. Yayasan Percetakan GPM (CV Grafika Prima Mitra GPM)

BAB XV
TUGAS KELEMBAGAAN GPM

Bagian Kesatu
TUGAS KELEMBAGAAN GPM TINGKAT SINODE
Pasal 40

Tugas dan wewenang Sinode sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok GPM
tentang Sinode Bab III Pasal 5, adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan Tata Gereja dan Peraturan Pokok GPM.
b. Menetapkan Pokok-Pokok Pengakuan Iman, Ajaran dan Liturgi Gereja.
c. Menetapkan PIP/RIPPGereja Protestan Maluku untuk dipedomani oleh
seluruh perangkat dan anggota Gereja selama 10 (sepuluh) tahun.
d. Mengevaluasi dan meninjau kembali pokok-pokok kebijaksanaan yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh seluruh perangkat dan anggota
GPM.
e. Membahas pertanggungjawaban umum pelayanan dan keuangan tahun
terakhir MPH Sinode dalam satu masa bakti.
f. Membahas dan Menetapkan program dan anggaran tahun pertama MPH
Sinode GPM.
g. Memilih dan mengangkat MPHSinode dan MajelisPertimbangan MPH
Sinode GPM untuk masa bakti 5 (lima) tahun.
h. Menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan secara
berjenjang, dengan mendengar secara sungguh-sungguh
pertimbanganMP MPH Sinode GPM.

Pasal 41

Tugas dan wewenang Majelis Pekerja Lengkap Sinode sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pokok GPM tentang Sinode Bab III Pasal 12, adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan Peraturan-peraturan Organik;
b. Memberikan persetujuan perjanjiankerjasama dengan pihak ketiga yang
jangka waktunya melampaui masa bakti MPH Sinode;
c. Mengevaluasi hasil-hasil pelaksanaan Keputusan Persidangan Sinode dan
Persidangan Majelis Pekerja Lengkap Sinode;
d. Mengawasi Pelaksanaan Pelayanan Gereja dan Pelaksanaan Amanat
Pelayanan Gereja Protestan Maluku.
e. Menetapkan arah kebijakan strategis penyelenggaraan pelayanan gereja
berdasarkan PIP-RIPP sebagai pedoman penyusunan renstra jemaat dan
prolita klasis;
f. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gereja Protestan Maluku
untuk tahun berikutnya;
g. Menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh MPH
Sinode, dengan mendengar secara sungguh-sungguh pertimbangan MP
MPH Sinode GPM.

Pasal 42

Tugas dan wewenang Majelis Pekerja Harian Sinode sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pokok GPM tentang Sinode Bab III Pasal 18, adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan kepemimpinan sehari-hari Gereja Protestan Maluku dalam
kurun waktu antara dua Persidangan Sinode (5 tahun);
b. Melaksanakan keputusan-keputusan Persidangan Sinode, Majelis Pekerja
Lengkap Sinode dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh
pertimbangan dan saran-saran MajelisPertimbangan MPH Sinode GPM;
c. Mengorganisir seluruh potensi Gereja Protestan Maluku guna mendukung
pelayanan Gereja Protestan Maluku sebagaimana ditetapkan dalam Tata
Gereja Protestan Maluku dan Peraturan-peraturan GPM;
d. Memimpin penggembalaan seluruh warga Gereja Protestan Maluku sebagai
satu kawanan domba Allah yang bersekutu, bersaksi dan melayani
berdasarkan panggilan Kasih Yesus Kristus, Kepala Gereja;
e. Menyelenggarakan Administrasi Gereja Protestan Maluku pada tingkat
Sinodal dan menetapkan mekanisme penyelenggaraan administrasi dalam
lingkungan Gereja Protestan Maluku;
f. Mengangkat dan memberhentikanpegawai organik;
g. Menetapkan MPK dan MJ;
h. Memfasilitasi Majelis Pekerja Klasis dan Majelis Jemaat dalam
penyusunanRenstra Jemaat dan Klasis serta penjabaran program tahunan.

Pasal 43

Tugas dan wewenang Majelis Pertimbangan MPH Sinode sebagaimana diatur


dalam Peraturan Pokok GPM tentang Sinode Bab III Pasal 25, adalah
menyampaikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada MPH Sinode
GPM, diminta atau tidak diminta.

Pasal 44
Sekretariat Umum atau disingkat Sektum adalah unsur staf pelaksana yang
menyelenggarakan segala urusanadministratif kantor Sinode GPM, dan dipimpin
oleh Sekretaris Umum MPH Sinode GPM.

Pasal 45

Lingkup tugas Departemen, Bagian, Non Departemen dan Yayasan, antara lain:
a. Melaksanakan amanat pelayanan GPM sesuai dengan tugas masing-masing
Departemen, Non Departemen dan Yayasan;
b. Mengevaluasi pencapaian visi dan misi pelayanan GPM melalui program,
Departemen, Non Departemen dan yayasan yang dijabarkan dalam Ruang
Lingkup masing-masing;
c. Merancang dan melaksanakan kegiatan sesuai program pada masing-
masing Departemen, Non Departemen dan Yayasan sesuai Ruang Lingkup
yang ada;
d. Menyusun konsep gerejawi dalam lingkup tugas setiap Departemen, Non
Departemen dan yayasan;
e. Membangun kerjasama internal antar-Departemen, Badan Non
Departemen, dan Yayasan sesuai cakupan pelayanan Departemen, Non
Departemen dan Yayasan;
f. Mengusahakan dan menindaklanjuti kerjasama eksternal dengan badan
gerejawi, pemerintah, swasta atau pemangku kepentingan lain terkait
dengan lingkup pelayanan Departemen, Non Departemen dan Yayasan
dilakukan atas persetujuan MPH Sinode GPM.

Pasal 46

Tugas pokok dan fungsi Biro, Sub Bagian, dan Ruling adalah sebagai berikut:
1. Merancang dan melaksanakan program Biro,Sub bagian dan Ruang Lingkup
(Ruling)sesuai PIP/RIPP GPM sebagai pengejawantahan Amanat Panggilan
dan Pelayanan GPM;
2. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai program Biro, Sub Bagian dan
Ruling;
3. Melaporkan secara berkala hasil pelaksanaan program kepada Sekretaris
departemen, kepala bagian dan direktur;
4. Mengkoordinasi pelaksanaanprogrampada Biro, Sub Bagian dan Ruling yang
bersangkutan.
Bagian Kedua
TUGAS KELEMBAGAAN GPM TINGKAT KLASIS

Pasal 47

Tugas dan wewenang Klasis sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok GPM
tentang Klasis Bab IV Pasal 7, adalah sebagai berikut:
1. Memimpin dan mengkoordinasikan jemaat-jemaat dalam rangka
melaksanakan amanat dan misi pelayanan gereja di wilayahnya.
2. Mendorong kerjasama antar jemaat dalam dan lintas klasis.
3. Mengoordinasikan penyaluran aspirasi jemaat-jemaat di wilayah
pelayanannya kepada Majelis Pekerja Harian Sinode.
4. Menyelesaikan permasalahan antar jemaat dan jemaat dengan pihak lain di
wilayah pelayanannya.
5. Memberi pertimbangan kepada Majelis Pekerja Harian Sinode dalam rangka
pengambilan kebijakan.
6. Mengoordinasikan semua ketentuan, keputusan dan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Sinode, Persidangan Majelis Pekerja Lengkap Sinode,
Majelis Pekerja Harian Sinode.
7. Mendorong Pengembangan sumber daya manusia di wilayah pelayannya.
8. Mendampingi Jemaat dalam rangka mempersiapkan rancangan Rencana
Strategi (Renstra) Pengembangan Pelayanan.

Pasal 48

Tugas dan wewenang Sidang Klasis sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok
GPM tentang Klasis Bab VI Pasal 14, adalah sebagai berikut:
(1) Menyusun dan menetapkan renstra klasis.
(2) Menyusun dan mengesahkan program pelayanan bersama berdasarkan
Renstra Jemaat-Jemaat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan
dari Klasis.
(3) Menggumuli pandangan, usul dan aspirasi dari Jemaat berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan di Jemaat, Klasis dan Sinode.
(4) Mengawasi dan membina proses perkembangan Jemaat-Jemaat menuju
kepada kesatuan pelayanan yang lebih besar.
(5) Mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan Gereja dalam wilayah
kerjanya.
(6) Memberi pertimbangan dan usul-usul mengenai Tata Gereja, Peraturan-
Peraturan Pokok Gereja, Pengakuan Gereja, Tata Ibadah Gereja, dan
masalah-masalah Gereja lainnya yang timbul dalam hubungannya dengan
Tata Gereja, Peraturan-Peraturan Pokok Gereja, Pengakuan Gereja serta
Tata Ibadah Gereja, berdasarkan perkembangan dan dinamika pelayanan
dalam Jemaat.
(7) Memilih dan menetapkan Majelis Pekerja Klasis unuk masa jabatan 5 (lima)
tahun, kecuali ketua dan sekretaris, yang ditetapkan oleh Majelis Pekerja
Harian Sinode dengan Surat Keputusan.
(8) Menetapkan pembentukan Badan-Badan Pembantu Klasis sesuai
kebutuhan pelayanan.
(9) Persidangan Klasis mendelegasikan kewenangan sebagaimana yang telah
disebutkan pada ayat (8) kepada MPK untuk membentuk badan-badan
pembantu pelayanan.
(10) Memilih Utusan-Utusan Jemaat melalui Klasis untuk menghadiri Sinode.
(11) Memilih Utusan-Utusan Klasis serta pengganti-penggantinya ke Sidang MPL
Sinode
(12) Mengawasi segala harta milik Gereja di tingkat Klasis dan Jemaat sesuai
Peraturan Perbendaharaan Gereja Protestan Maluku dan ketentuan
lainnya, yang ditetapkan oleh Persidangan Sinode dan MPL Sinode GPM.

Pasal 49

Tugas Majelis Pekerja Klasis sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok GPM
tentang Klasis Bab VIII Pasal 20, adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dan melaksanakan Persidangan Klasis.
2. Mengoordinasikan pelaksanaan Keputusan Persidangan Sinode, Persidangan
MPL Sinode, MPH Sinode, Persidangan Klasis dalam Jemaat-Jemaat.
3. Menyampaikan kepada Persidangan Klasis dan Majelis Pekerja Harian Sinode,
laporan tahunan tentang perkembangan pelayanan dan laporan keuangan
Gereja di Klasis.
4. Mengunjungi Jemaat-Jemaat dalam Klasis dalam rangka pelayanan pastoral
dan pembinaan Jemaat serta memberikan laporan tertulis mengenai
perkunjungan tersebut kepada Majelis Pekerja Harian Sinode.
5. Mendorong dan mendampingi jemaat-jemaat dalam penyusunan Renstra
Jemaat dan penjabaran program tahunan.
6. Mengawasi dan menilai segala pekerjaan Pelayan dan pegawai Organik Gereja
dalam wilayah kerja Klasis.
7. Membuat ketentuan-ketentuan pelaksanaan yang dianggap perlu
sehubungan dengan kepemimpinan dan pengawasan pelayanan dalam Klasis,
dengan ketentuan tidak bertentangan dengan peraturan Gereja yang
berlaku, serta menyampaikannya secara tertulis kepada MajelisPekerja
Harian Sinode.
8. Menerapkan disiplin gereja menurut ketentuan-ketentuan Peraturan
Penggembalaan dan Disiplin Gereja Protestan Maluku serta Peraturan Pokok
GPM lainnya.
9. Mengusulkan kepada Majelis Pekerja Harian Sinode, pengangkatan,
penempatan, pemindahan dan pembebasan Pelayan dan Pegawai Gereja
dalam Klasis.
10. Mengelola dan mengawasi harta milik gereja dalam wilayah kerja Klasis
menurut Peraturan Perbendaharaan Gereja Protestan Maluku untuk
kepentingan pelayanan Gereja, serta wajib melaporkannya kepada Majelis
Pekerja Harian Sinode.
11. Memelihara dokumen-dokumen, arsip-arsip dan daftar-daftar Gereja.
12. Mengadakan hubungan kerjasama dengan Gereja, instansi Pemerintah dan
Swasta, dengan ketentuan tidak melampaui batas kewenangan dan
kebijaksanaan Majelis Pekerja Harian Sinode.

Pasal 50

Lingkup tugas Bidang-bidang Pelayanan, antara lain:


a. Melaksanakan amanat pelayanan GPM sesuai dengan tugas masing-masing
Bidang Pelayanan.
b. Menjabarkan dan melaksanakan program pada masing-masing Bidang
Pelayanan.
c. Mengeevaluasi program Bidang-bidang Pelayanan.
d. Mengusahakan dan menindaklanjuti kerjasama eksternal dengan badan
gerejawi, pemerintah, swasta atau stakeholders lain terkait dengan lingkup
bidang-bidang pelayanan atas persetujuan MPK dan MPH Sinode GPM.

Pasal 51
Tugas pokok dan fungsi Sub Bidang adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan dan melaksanakan program Sub Bidang sesuai Renstra Klasis
sebagai pengejawantahan Amanat Panggilan dan Pelayanan GPM;
2. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai program Sub Bidang;
3. Melaporkan secara berkala hasil pelaksanaan program kepada
Sekretaris/Kepala Bidang;

Bagian Ketiga
TUGAS KELEMBAGAAN GPM TINGKAT JEMAAT

Pasal 52

Tugas dan wewenang Jemaat sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok GPM
tentang Jemaat Bab IV Pasal 8, adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan Ajaran Gereja, Tata Gereja, Peraturan-Peraturan Pokok,
Peraturan Organik dan Keputusan MPH serta keputusan-keputusan yang
ditetapkan oleh Persidangan Sinode, Persidangan MPL Sinode, Persidangan
Klasis dan Persidangan Jemaat.

Pasal 53

Tugas dan wewenang Sidang Jemaat sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok
GPM tentang Jemaat Bab VIII Pasal 13, adalah sebagai berikut:
a. Membahas dan menetapkan Rencana Strategis (disingkat Renstra)
Pengembangan Pelayanan Jemaat sebagai penjabaran dari PIP-RIPP setiap 5
(lima) tahun;
b. Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Pelaksanaan Renstra
pengembangan pelayanan selama 5 (lima) tahun;
c. Mengevaluasi dan Menetapkan Program-Program Pelayanan di Jemaat
sebagai penjabaran dari Renstra Jemaat;
d. Mengevaluasi dan Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
Jemaat.
e. Membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah keumatan yang relevan;

Pasal 54
(1) Tugas Majelis Jemaat sebagaimana diatur dalam Peraturan Pokok GPM
tentang Jemaat Bab IX Pasal 19, adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan Pekabaran Injil dan melengkapi anggota Jemaat bagi
pekerjaan pelayanan dan pembangunan Tubuh Kristus.
b. Melayani Ibadah Jemaat, pemberitaan Firman Allah dan Sakramen
Kudus.
c. Melaksanakan Pemberkatan Nikah dan Pemakaman.
d. Meneguhkan anggota-anggota Sidi Jemaat dan Penatua serta Diaken.
e. Menjalankan disiplin gerejawi dan pelayanan penggembalaan (pastoral).
f. Mengawasi pelaksanaan ajaran gereja dan mengembangkan usaha
berteologi di kalangan anggota-anggota Jemaat.
g. Membentuk dan meneguhkan aparatur pelaksana pelayanan Gereja.
h. Melaksanakan pendidikan umum, pelayanan kasih, keadilan,
perdamaian, serta pelestarian lingkungan hidup.
i. Melaksanakan Sekolah Minggu/Tunas Pekabaran Injil dan Katekisasi.
j. Melaksanakan pendidikan Agama Kristen dari pendidikan anak usia dini
sampai ke Perguruan Tinggi.
k. Membina kemandirian berteologi, kemandiriandaya dan dana.
l. Menyelenggarakan dan memimpin Persidangan Jemaat dan rapat-rapat
Majelis Jemaat secara teratur, terencana dan berkesinambungan.
m. Mempersiapkan Rancangan Renstra untuk dibicarakan dan ditetapkan
dalam Persidangan Jemaat.
n. Menyusun rancangan Program Kerja dan Anggaran Pendapatan &
Belanja Pelayanan Jemaat untuk dipercakapkan dan ditetapkan oleh
Sidang Jemaat.
o. Melaksanakan semua keputusan Persidangan Jemaat.
p. Mengelola, mengawasi dan mempertanggung jawabkan pemanfaatan
keuangan dan harta milik Gereja Protestan Maluku yang dikelola oleh
Jemaat sesuai Peraturan Perbendaharaan Gereja yang berlaku.
q. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Renstra
Pengembangan Pelayanan selama 5 (lima) tahun dalam Persidangan
Jemaat.
r. Memberikan laporan pertanggungjawab pelayanan dan
keuanganJemaat kepada MPH Sinode melalui Majelis Pekerja Klasis.
s. Memberikan laporan pelayanan dan keuangankepada Jemaat melalui
Sidang Jemaat.
t. Melaksanakan hubungan oikumenis, hubungan dan kerjasama dengan
Pemerintah dan golongan-golongan agama lainnya di lingkungan
setempat atas sepengetahuan MajelisPekerja Klasis.
u. Melaksanakan Bentuk-bentuk pelayanan lainnya sesuai dengan Amanat
Pelayanan Gereja dan segala ketentuan resmi yang ditetapkan oleh
Persidangan Sinode dan Persidangan Klasis.
(2) Rincian tugas dan Tanggung Jawab anggota Majelis Jemaat sesuai ayat (1) di
atas, diatur dan ditetapkan oleh Persidangan MPL Sinode.

Pasal 55
Tugas PHMJ :
PimpinanHarian Majelis jemaat melaksanakan kepemimpianan sehari-hari Maelis
Jemaat dengan berpedoman kepada Keputusan Majels Jemaat selaku Pimpinan
Jemaat.

Pasal 56
Sektor Pelayanan Bertugas :
Melaksankan sebgian tugas Majelis Jemaat dalam hal ini mengkoordinir pelayanan
Jemaat atas beberapa unit pelayanan

Pasal 57

Tugas Unit Pelayanan :


Unit Pelayanan bertugas melaksanakan sebagian tugasa Majeis Jemaat dalam hal
ini mengkoordinir pelayanan jemaat atas beberapa keluarga.

Pasal 58
Lingkup tugas Seksi-seksi Pelayanan, antara lain:
a. Melaksanakan amanat pelayanan GPM sesuai dengan tugas masing-masing
Seksi Pelayanan.
b. Menjabarkan dan melaksanakan program pada masing-masing Seksi
Pelayanan.
c. Mengeevaluasi program Seksi-seksi Pelayanan.
d. Mengusahakan dan menindaklanjuti kerjasama eksternal dengan badan
gerejawi, pemerintah, swasta atau Pemangku kepentingan lain terkait
dengan lingkup Seksi-seksi pelayanan atas persetujuan Majelis Jemaat, MPK
dan MPH Sinode GPM.
Pasal 59

Tugas pokok dan fungsi Sub Seksi Pelyanan adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan dan melaksanakan program Sub Seksi sesuai Renstra Jemaat
sebagai pengejawantahan Amanat Panggilan dan Pelayanan GPM;
2. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai program Sub Seksi;
3. Melaporkan secara berkala hasil pelaksanaan program kepada
Sekretaris/Kepala Seksi;

Pasal 60

KETENTUAN PENUTUP

(1) Dengan ditetapkannya peraturan organik ini, maka Pola Organisasi dan Tugas
Pokok Kelembagaan GPM sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi
(2) Pola Organisasi dan Tugas Pokok Kelembagaan ini menjadi pedoman dalam
pelaksanan Pengorganisasian Gereja disetiap jenjang Pelayanan.
(3) Keputusan ini dinyatakan berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan akan
diperbaiki sebagaimana mestinya, jika ternyata dikemudian hari terdapat
kekeliruan didalam penetapannya.

Ditetapkan di : Waenibe
Pada Tanggal : 03 November 2016

PIMPINAN SIDANG KE-38


MPL SINODE GEREJA PROTESTAN MALUKU

Ketua, Sekretaris,

Pendeta A. J. S. Werinussa Pendeta E. T. Maspaitella


BAGAN POLA ORGANISASI TINGKAT SINODE
BAGAN POLA ORGANISASI TINGKAT KLASIS
BAGAN POLA ORGANISASI TINGKAT JEMAAT

Anda mungkin juga menyukai