Anda di halaman 1dari 52

GEREJA PROTESTAN MALUKU

(THE PROTESTANT CHURCH IN THE MOLUCCAS)


ANGGOTA PGI
MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE
ASSEMBLY OF SYNOD
JALAN MAYJEN. D.I. PANJAITAN No. 2 – AMBON 97124
Telp. (0911) 352248-342442, Fax: (0911) 312440 - 314151 E-mail :gereja.protestan.maluku@gmail.com,
Website: www.sinodegpm.org

PEDOMAN PENYUSUNAN RENSTRA JEMAAT


TAHUN 2021-2025

I. LATAR BELAKANG
Kita patut bersyukur kepada Yesus Kristus Kepala Gereja yang telah memampukan Jemaat
GPM sejak tahun 2012 memberlakukan Rencana Strategis [Renstra] sebagai bagian dari
dokumen perencanaan pelayanan 5 tahunan.Harus diakui bahwa sejak saat itu Jemaat GPM
terpolakan untuk melakukan perencanaan pelayanan secara sistematis dan terukur, walau
terdapat banyak kendala dan kesulitan pada beberapa Jemaat, yang perlu dievaluasi secara
kritis-transformatif. Kendala dan kesulitan tersebut lebih banyak disebabkan oleh tidak
meratanya ketersediaan sumber daya manusia, kapasitas dan peranaktif tim asistensi,
tahapan dan alur kerja Renstra yang panjang dengan berbagai mekanisme kerja yang juga
tidak sederhana dan mudah diterapkan oleh semua orang, duplikasi dokumen jemaat lain,
dlsb. Dengan melihat potret pelaksanaan Renstra yang demikian maka ada begitu banyak
harapan supaya format Renstra Jemaatke depandapat dibuat lebih sederhana, mudah, praktis
dan efisien dalam pengerjaannya. Seiring dengan harapan tersebut, ternyata gagasan-
gagasan eklesiologi, perubahan paradigma perencanaan, perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang terus terjadi dengan begitu cepat, serta tuntutan perubahan perencanaan
lainnya semakin mendesak GPM untuk kembali merumuskan ulang format Renstra Jemaat
untuk periode 2021-2025.

II. DASAR
1. Tata Gereja GPM Bab I Pasal 2 dan 3
2. Tata Gereja GPM Bab II Pasal 6
3. Tata Gereja GPM Bab III Pasal 10
4. Peraturan Pokok GPM Tentang Jemaat Bab VIII Pasal 13
5. Sura Penugasan MPH Sinode Tentang Penyelarasan Sistimatika Renstra Klasis dan
Jemaat Tahun 2021-2025.

III. TUJUAN
1. Memberi pedoman pelaksanaan Rencana Strategis Jemaat GPM yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi [moneva].
2. Menjaga dan mengendalikan arah dan gerak penyelenggaraan pelayanan Jemaat sesuai
Amanat pelayanan GPM.
3. Memperkuat sentralisasi Visi dan Misi GPM serta desentralisasi prakarsa di setiap
jenjang pelayanan gereja [Sinode, Klasis dan Jemaat].

IV. EVALUASI 8 TAHUN PELAKSANAAN RENSTRA JEMAAT


Beberapa catatan evaluasi 8 [delapan] tahun pelaksanaan Renstra Jemaat, sebagai berikut :
1. Perubahan paradigma penyusunan Renstra yang berbasis pada kekuatan dan potensi
[appreciative inquiry] gereja perlu dipertimbangkan untuk menggantikan paradigma
yang berbasis pada masalah [problem solving].
2. Data base Jemaat yang tersedia harus digunakan secara baik dan terpadu untuk
kepentingan perencanaan pelayanan dalam dokumen Renstra. Hal ini menjadi penting
sehingga posisi data base di dalam dokumen perencanaan memiliki relevansi dan
kontribusi yang vital.
3. Jika Jemaat telah memiliki dokumen Sejarah Pelayanan, maka sebaiknya Sejarah Jemaat
tidak perlu lagi dimasukan ke dalam dokumen Renstra melainkan Sejarah tersebut
2

dibukukan tersendiri secara terpisah. Jika nilai-nilai sejarah Jemaat tentang pertumbuhan
dan perkembangan Jemaat dipandang penting dan relevan untuk penyusunan
Renstramaka nilai-nilai sejarah Jemaat tersebut [yang berada di luar dokumen Renstra]
dapat menjadi rujukanatau pedoman untuk hal dimaksud.
4. Format penyusunan Renstra sebaiknya memperhitungkan keragaman sumber daya
manusia sehingga seluruh pekerja Renstra dapat melakukan penyusunan Renstra dengan
baik.
5. Kerangka, tahapan dan alur penyusunan Renstra sebaiknya dibuat pendek, sederhana dan
mudah untuk dikerjakan.
6. Proses analisa dalam penyusunan Renstra sebaiknya menggunakan cara analisa yang
sederhana dan mudah dikerjakan oleh seluruh potensi pekerja Renstra.
7. Gereja secara kelembagaan perlu menegaskan tentang sentralisasi Visi dan Misi serta
desentralisasi prakarsa dengan berbagai dinamika dan kekhasan Jemaat. Karena itu
Sinode-Klasis-Jemaat sebagai perwujudan GPM sebaiknya berada dalam satu Visi dan
Misi sentral sehingga masing-masing jenjang gereja tidak lagi memiliki Visi dan Misi
sendiri-sendiri. Dengan Visi dan Misi yang sentral maka diharapkan semua jenjang
gereja dengan dinamika dan kekhasannya dapat merumuskan perannya melalui
serangkaian sasaran dan kegiatan strategis dalam rangka menjawab Visi dan Misi gereja
tersebut.
8. Dalam rangka memperlihatkan tingkat capaian pelaksanaan pelayanan yang baik sesuai
dengan perencanaannya, maka penetapan target-target capaian dalam rumusan-rumusan
indikator perlu dibuat secara konkrit, terukur [kuantitatif dan kualitatif]dan dapat
dicapai.
9. Mencermati berbagai perubahan yang terjadi di sekitar gereja dan masyarakat yang
terjadi begitu cepat, maka sebaiknya dokumen Renstra dan program tahunan memberi
ruang sehingga semua jenjang gereja dapat merespons perubahan-perubahan tersebut
secara bertanggung jawab.
10. Matriks program sebagai yang menterjemahkan secara teknis dokumen perencanaan ke
dalam aksi pelayanan yang konkrit perlu dibuat secara sederhana.
11. Diperlukan proses penguatan komitmen pelayanan, penguatan kapasitas dan
keterampilan serta optimalisasi pendampingan yang intens bagi seluruh Tim Penyusun
dokumen Renstra sehingga tanggung jawab perencanaan dapat dilakukan dengan baik.
12. Majelis Jemaat, dan semua Badan Pembantu Pelayanan harus memahami Renstra Jemaat
secara mendalam sehingga memudahkan sosialisasi arah capaian pelayanan kepada
warga jemaat.
13. Semua jenjang gereja secara kelembagaan perlu memberi dukungan anggaran kerja
perencanaan yang memadai

V. PERENCANAAN DAN WAWASAN EKLESIOLOGI


1. Perencanaan pelayanan GPM mesti merujuk pada eklesiologi GPM yang termuat di
dalam Ajaran Gereja, Tata Gereja dan atau Peraturan gereja lainnya sebagai yang
memberi dasar dan arah bergereja. Dengan kata lain melalui sistem perencanaan
pelayanan, GPM menterjemahkan proses bergereja secara konkrit dan praktis ke dalam
realitas pelayanannya.
2. Untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanan dalam Renstra Jemaat tahun 2021-2025,
Jemaat hanya memiliki satu Visi dan Misi yang sudah ada di dalam PIP/RIPP GPM.
3. Perlu dipertimbangkan perumusan Visi dan Misi GPM dalam Tata Gereja, karena
idealnya Visi dan Misi gereja sudah dirumuskan di dalam Tata Gereja sebagai Tata
Dasar suatu organisasi gerejawi. Dengan sentralisasi Visi dan Misi seperti demikian
maka baik Sinode-Klasis-Jemaat mengarahkan dan menggerakan pelayanan untuk
pencapaian Visi dan Misi bersama tersebut.

VI. PERUBAHAN PARADIGMA PERENCANAAN


1. Renstra tahun 2021-2025 sudah tidak lagi menggunakan paradigma yang berbasis
masalah pelayanan gereja dengan pendekatan problem solving [PS] yang menekankan
pada aspek kelemahan dan dimensi negatif dari pelayanan gereja. Paradigma ini
dipandang tidak cukup berkontribusi untuk mendorong perubahan dan perkembangan
pelayanan yang diharapkan.
2. Karena itu paradigma yang digunakan untuk Renstra tahun 2021-2025 adalah
paradigma yang berbasis pada kekuatan gereja dengan pendekatan Appreciative Inquiry
[AI]. Hal ini membelajarkan gereja untuk merencanakan pelayanannya dengan
bertumpuh pada apa yang menjadi kekuatan, potensi, nilai positif, pengalaman sukses
3

dan nilai terbaik yang dimiliki oleh gereja. Melalui paradigma ini gereja mendorong dan
menggerakan pelayanannya dengan sejumlah modal yang sudah dimilikinya[dan tidak
kosong] sehingga diharapkan dengan proses perencanaan, implementasi dan moneva
yang baik, maka pelayanan akan terus mengalami perubahan dan perkembangan secara
baik [orientasi ke depan].
3. Asumsi teologis dibalik pendekatan AI adalah menjadikan berkat dan kasih karunia
Allah yang dimiliki oleh umat, pelayan dan lembaga gereja sebagai imago Dei yang
menggerakan serta menghidupkan setiap orang percaya. AI tidak menjadikan kejatuhan
manusia dan situasi keberdosaannya sebagai titik start pembaruan/pemulihan hidup.

VII. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI DALAM PERENCANAAN


1. Prinsip sentralisasi harus benar-benar nampak dan menjadi suatu kemutlakan dalam
perencanaan sehingga GPM sebagai Satu Tubuh Kristus dalam perwujudan Sinode-
Klasis-Jemaat dapat bersama-sama menggerakan pelayanannya masing-masing menuju
kepada satu Visi dan Misi GPM.
2. Karena itu penampakan dari perencanaan yang sentralistik menegaskan bahwa Sinode-
Klasis-Jemaat memiliki satu Visi dan Misi GPM, dan tidak ada lagi Visi dan Misi
Pengembangan Jemaat.
3. Prinsip Desentralisasi pun harus benar-benar nampak dan menjadi suatu kemutlakan
dalam perencanaan, sehingga Sinode-Klasis-Jemaat dalam konteks dan dinamika yang
berbeda dapat memberi respons pelayanan yang tepat pada lokalitas pelayanannya untuk
menjawab tuntutan satu Visi dan Misi GPM yang sudah ditetapkan.
4. Karena itu aspek desentrasasi tersebut menyadarkan semua lingkup gereja supaya di
dalam dokumen perencanaannya tidak sekaligus mengeluarkan kegiatan pelayanan untuk
satu periode perencanaan [5 tahun], tetapi kegiatan pelayanan dirumuskan setiap tahun
pelayanan sebelum persidangan-persidangan gerejawi. Hal ini dimaksudkan supaya
perubahan dan perkembangan yang terus terjadi dapat direspons secara tepat oleh
masing-masing lingkup bergereja.

VIII. PERENCANAAN YANG SEDERHANA, MUDAH, PRAKTIS DAN EFISIEN


1. Perencanaan pelayanan di jenjang Jemaat dilakukan oleh warga gereja yang umumnya
tidak melalui pendidikan khusus di bidang perencanaan strategis. Hal ini tentu berbeda
dengan berbagai lembaga lainnya dimana pelaku perencanaan kelembagaan dilakukan
oleh mereka yang secara khusus melalui jalur pendidikan formil di bidang perencanaan
strategis.
2. Oleh karena tidak semua potensi sumber daya warga gereja dalam konteks gereja pulau-
pulau sama dan merata, maka diharapkan supaya kerja perencanaan gereja harus lebih
sederhana, mudah, praktis dan efisien dilakukan oleh semua potensi gereja.
3. Kerja perencanaan yang baru tidak banyak menggunakan alat analisa yang umumnya
dipakai di berbagai lembaga melainkan Jemaat hanya menggunakan cara-cara yang
selama ini sudah terbiasa dalam perencanaan pelayanan gereja. Untuk menyiasati
kemudahan dan kepraktisan tersebut diberikan beberapa tabel kerja bantu yang sederhana
digunakan. Alur dan tahapan kerja perencanaan baru juga dibuat pendek sehingga
perencanaan hanya berfokus pada apa yang menjadi Visi-Misi GPM, apa yang menjadi
Sasaran Strategis Pengembangan Jemaat, dan Kegiatan Srategis apa yang harus dilakukan
untuk menjawab Visi-Misi-Sasaran tersebut.

IX. PENGORGANISASIAN PERENCANAAN


1. Secara teknis perencanaan strategis Jemaat dilakukan oleh Tim Renstra Jemaat yang
dibentuk oleh Majelis Jemaat. Berdasarkan Keputusan MPL tahun 2016 di Wainibe, Tim
Renstra Jemaat itu saatnya dapat direorganisasi menjadi Tim Penelitian dan
Pengembangan [Litbang] Jemaat, sebab akan bertindak langsung melakukan proses
moneva Renstra Jemaat.
2. Pelaksanaan penyusunan Renstra tidak hanya dikerjakan oleh Tim Renstra melainkan
juga dikerjakan secara bersama-sama dengan Majelis Jemaat dan berbagai potensi
pelayan [Badan Pembantu Pelayanannya] dan warga Jemaat, sesuai Peraturan Organik
Uraian Tugas Perangkat Pelayan GPM.
3. Pendekatan Appreciative Inquiry [AI] menekankan pentingnya keterlibatan komunitas
[persekutuan] dalam perencanaan, karena itu metode utama yang dipakai adalah
pertemuan atau diskusi kelompok [FGD] yang melibatkan sejumlah potensi
pelayanan.Selain aktivitas FGD tetapi juga penting untuk diperhatikan hasil moneva,
kajian data, studi dokumen, pengamatan, dll untuk memetakan kekuatan atau potensi
4

diri/persekutuan, menetapkan harapan-harapan pengembangan serta bersama-sama


merancang apa yang harus dilakukan hingga pelaksanaan monevanya.
4. Pendekatan seperti ini sepertinya sesuai dengan corak pelayanan gereja yang menekankan
aspek berjalan bersama [sun hodos] sehingga persekutuan gereja bersama-sama
melakukan perencanaan, bersama-sama mengimplementasikan perencanaannya dan
bersama-sama mengevaluasinya.

X. SINKRONISASI PERENCANAAN PELAYANAN


1. Terkait dengan proses sinkronisasi pelayanan pada jenjang Sinode-Klasis-Jemaat, maka
diharapkan supaya proses sinkronisasi dilakukan sejak awal perencanaan pelayanan
hingga keluaran kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesamaan gerak dan arah
pelayanan, tetapi juga untuk menuntun serta mengendalikan seluruh jenjang pelayanan
gereja untuk bersama-sama mencapai Visi dan Misi bersama.
2. Sinkronisasi pelayanan pada jenjang Sinode-Klasis-Jemaat dilakukan secara dialektis
[timbal-balik] Jemaat-Klasis-Sinode dan Sinode-Klasis-Jemaat. Maksudnya adalah jika
Jemaat sudah memetakan sejumlah kekuatan dan potensi pelayanan serta menetapkan
sejumlah sasaran prioritas pengembangan 3 profil bergereja [umat, pelayan dan
Lembaga], maka untuk mengatur sinkronisasi pelayanan sebaiknya Klasis dan Sinode
melakukan sinkronisasi berdasarkan pemetaan dan sasaran prioritas pengembangan
Jemaat tersebut. Sebaliknya jika Klasis dan atau Sinode memiliki pemetaan kekuatan dan
potensi pelayanan serta sasaran strategis pengembangan 3 profil yang lain [yang belum
diakomodir oleh Jemaat], maka proses sinkronisasi dari Sinode ke Klasis dan atau dari
Klasis ke Jemaat dapat dilakukan juga secara terintegrasi.

XI. PERENCANAAN DAN TEMA-SUB TEMA PELAYANAN


Tema dan Sub Tema Pelayanan sebagaimana lazimnya dalam sidang-sidang gerejawi
bukanlah dasar darimana dirumuskan sebuah program, melainkan inspirasi teologis dalam
menjalankan tugas pelayanan gereja sebagaimana tertuang dalam Renstra Jemaat.

XII. PERENCANAAN DAN PROGRAM RUTIN/PROGRAM PARTISIPASI


1. Sebaiknya di dalam dokumen Renstra tidak lagi memuat kegiatan-kegiatan rutin yang
memang mutlak harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya substansi dari suatu
kegiatan yang bersifat strategis tetap terjaga dan tidak berubah dengan dimasukannya
kegiatan-kegiatan rutin semisal ibadah HUT gerejawi[jemaat/wadah/organisasi], Hari
Besar Gerejawi [Natal, Paskah], ibadah oikumene, pengadaan inventaris[bahan pakai
habis, barang kerumahtanggan seperti piring, ceret plastik, dll] yang dipandang tidak
menjadi bagian dari kegiatan yang sifatnya strategis.
2. Sebaiknya juga kegiatan-kegiatan partisipasi yang muncul tiba-tiba dalam
penyelenggaraan pelayanan tidak dimasukan di dalam dokumen Renstra.
3. Untuk pembelanjaan infrastruktur dan sarana-prasarana penunjang pelayanan [di gereja
dan/atau pastori] dapat dimuat dalam APBJ sesuai kebutuhan dengan memperhatikan
ketentuan dalam Peraturan Organik Pengelolaan Barang Milik Gereja.
4. Program partisipatif di tingkat Klasis dan Sinode, perlu diselaraskan dalam Matriks
Program pada Seksi/Sub Seksi yang selaras dengan Bidang atau Departemen pada
jenjang di atas.

XIII. KERANGKA BESAR RENSTRA


1. Visi GPM
2. Misi GPM
3. Sasaran Strategis Pengembangan Jemaat GPM….
4. Kegiatan Strategis

Kerangka besar Renstra ini dibuat lebih pendek supaya baik proses kerja maupun
pencapaiannya tidak terlalu panjang dan menyulitkan. Kerangka seperti ini juga
dikembangkan karena ternyata inti dari perencanaan adalah penetapan Visi, Misi, Sasaran
Startegis Pengembangan dan Analisa Keuangan yang kemudian diikuti dengan apa yang
hendak dilakukan secara konkrit dalam bentuk kegiatan strategis untuk mewujudkan Visi
dan Misi tersebut selama periode perencanaan.
5

XIV. SISTEMATIKA RENSTRA JEMAAT

BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Dasar
I.3. Tujuan
BAB II : PROFIL JEMAAT GPM…
II.1. Kondisi Umum Wilayah Dan Keadaan Pelayanan Jemaat GPM…
II.1.1. Kondisi Umum Wilayah Pelayanan Jemaat.
a. Keadaan Geografis dan Batas Wilayah pelayanan Jemaat[ditambah
SketsaMap/petaJemaat]
b. Keadaan topografi dan orbitasi Jemaat.
II.1.2. Keadaan Pelayanan Jemaat GPM…
a. Jumlah KK dan Jiwa Jemaat[per Sektor dan Unit pelayanan, juga menyangkut
data masyarakat]
b. Kategori Bina Umat
c. Keadaan Penyandang Masalah Sosial
d. Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan
d.1. Ketersediaan pelayan pada setiap Sektor/Unit, Wadah, Organisasi; juga
tingkat ketersebaran pelayan
d.2. Keadaan Pelayanan Peribadahan dan Musik Gereja
e. Keadaan Sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan budaya Jemaat
e.1. Keadaan Sosial Ekonomi
e.1.1. Pekerjaan pokok/mata pencaharian rumah tangga per Jemaat
e.1.2. Sumber daya ekonomi rumahtangga yang tersedia di tiap Jemaat
 Sektor Perkebunan
 Sektor Perikanan dan Rumput laut
 Sektor Peternakan
 Sektor Kehutanan
 Sektor riil/wirausaha
e.1.3. Usaha ekonomi unggulan milik Jemaat
e.1.4. Penghasilan dan Pengeluaranpokok rumahtangga.
e.2. Kualitas pendidikan Jemaat
e.2.1. Keadaan tingkat pendidikan tiap Jemaat[sementara dijalani dalam
dan atau luar Jemaat dan Keadaan Tamatan]
e.2.2. Keadaan sarana fisik pendidikan tiap Jemaat
e.2.3. Keadaan siswa dan guru di tiap Jemaat[menurut kondisi terkini;
dengan memperhatikan akses pendidikan]
e.3. Kondisi Fisik Rumah Hunian dan Kualitas Kesehatan Jemaat
e.3.1. Kondisi fisik Rumah Hunian keluarga
e.3.2. Gambaran Sanitasi Lingkungan
e.3.3. Sarana kesehatan yang tersedia
e.3.4. Ketersediaan tenaga medis
e.3.5. Ketersediaan tenagan pengobatan Alternatif/Tradisional
f. Dinamika Sosiologis-Kultural Jemaat
f.1. Corak Sosiologis
f.2. Corak Kultural
g. Dinamika Ekumene dan Relasi Antar Lembaga.
h. Ketersedian Sarana Infomasi dan Komunikasi.
i. Ketersediaan Akses Internet dan Alat Elektronik.
II.2. Gambaran Perkembangan Jemaat GPM…
II.2.1. Capaian Profil Umat
II.2.2. Capaian Profil Pelayan
II.2.3. Capaian Profil Lembaga
II.2.4. Capaian Visi dan Misi Pengembangan Jemaat
II.3. Pemetaan Kekuatan Pelayanan Jemaat GPM…
II.4. Analisa Keuangan Jemaat
II.4.1. Sumber-Sumber Keuangan Konvensional Jemaat
II.4.2. Sumber-Sumber Keuangan Non-Konvensional Jemaat
6

II.5. Tantangan dan Arah Perubahan Jemaat GPM…

BAB III. VISI DAN MISI GPM.


III.1. Visi GPM
III.2. Misi GPM
BAB IV. SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN JEMAAT GPM…
IV.1. Sasaran Strategis Pengembangan Umat
IV.2. Sasaran Strategis Pengembangan Pelayan
IV.3. Sasaran Strategis Pengembangan Lembaga
IV.4. Kebijakan Sasaran Strategis [Lampiran]
BAB V. KEGIATAN STRATEGIS
V.2. Kegiatan Strategis [Lampiran[
V.3. Kebijakan Kegiatan Strategis [Lampiran]
BAB VI. MONITORING DAN EVALUASI
BAB VII PENUTUP
Lampiran:
1. Kebijakan Sasaran Strategis
2. Korelasi Kegiatan Strategis dan Sasaran Strategis Pengembangan
3. Kegiatan Strategis Seksi-Seksi
4. Kebijakan Kegiatan Strategis

XIII.PENJELASAN SISTEMATIKA

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagian ini mendeskripsikan secara sederhana pikiran mendasar tentang pentingnya Renstra
Jemaat sebagai kelanjutan dari Renstra Jemaat 2016-2020, maka Renstra 2021-2025
merupakan sebuah dokumen perencanaan pengembangan strategis Jemaat yang bertujuan
memberi arah bagi Jemaat untuk merancang-bangun kehidupan spritualitas dan ziarah
berimannya dalam konteks pelayanan GPM. Sebab itu, Latar Belakangmemuat perspektif
teologis tentang cara Jemaat memahami dirinya sebagai gereja milik Allah Tritunggal yang
dipanggil untuk mengerjakan misi Kerajaan Allah di dunia. Pemenuhan misi Allah itu
dilakukan melalui sejumlah program dan kagiatan strategis serta skema penganggaran
selama kurun waktu lima tahun, dari 2021-2025. Dalam bagian ini, akhirnya dapat dipahami
bahwa Renstra merupakan cara adaptif gereja [pada jemaat setempat] meresponi tantangan
dan perubahan yang terjadi secara cepat di masyarakat yang dapat mempengaruhi gerak
pelayanan GPM dalam kurun waktu itu, sehingga penyesuaian kegiatan ataupun program
strategis dimungkinkan terjadi secara dinamis.

I.2. Dasar
Bagian ini berisikan sandaran hukum [aturan] gereja tentang penyusunan Renstra Jemaat .
disusun berdasarkan pada:
1. Tata Gereja GPM Bab I Pasal 2 dan pasal 3.
2. Tata Gereja GPM Bab III Pasal 6.
3. Tata Gereja GPM Bab III Pasal 10
4. Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat Bab VII Pasal 13

I.3. Tujuan
Bagian ini berisikan Tujuan Umum [bukan Tujuan Strategis Renstra] penyusunan Renstra
Jemaat yaitu:
1. Menjabarkan amanat dan panggilan pelayanan GPM secara praksis.
2. Mengidentifikasi Kekuatan dan Potensi Pelayanan Gereja secara rill.
3. Merumuskan kebutuhan pengembangan Jemaat secara terukur
4. Memedomani penyusunan program strategis dan keuangan secara progresif dan adaptif.
5. Menjadi alat evaluasi perkembangan pelayanan dan implementasi PIP/RIPP GPM 2016-
2025.

BAB II. PROFIL JEMAAT GPM….


II.1. Kondisi Umum Wilayah Dan Keadaan Pelayanan Jemaat GPM….
II.1.1 Kondisi Umum Wilayah Pelayanan Jemaat
7

a. Keadaan Geografis dan Batas Wilayah pelayanan Jemaat [+SketsMap/peta Jemaat].

Berisi data mengenai kondisi geografis wilayah pelayanan Jemaat serta batas-batas
wilayah pelayanan:
Dalam sistem administrasi pelayanan GPM, Jemaat [........] memiliki batas-batas
wilayah pelayanan sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatasan dengan.....
- Sebelah Barat berbatasan dengan......
- Sebelah Utara berbatasan dengan.....
- Sebelah Selatan berbatasan dengan.....
Pada bagian ini Jemaat dapat memetakan potensi-potensi pengembangan serta
penguatan relasi dan kerja sama

b. Keadaan topografi dan orbitasi Jemaat


Bagian ini berisi data mengenai status Jemaat dalam administrasi pemerintahan,
jarak tempuh, moda transportasi yang digunakan, dan media komunikasi yang
digunakan Dalam sistim administrasi pemerintahan, Jemaat […..] termasuk sebagai
desa/negeri/kelurahan/desa adat/desa administratif, dusun/RT/RW [pilih salah satu]
yang berlokasi pada [pusat provinsi, pusat kabupaten, pusat kecamatan, pinggiran
kota, pegunungan, pesisir pantai]
Jarak tempuh Jemaat ke pusat Sinode dan Jemaat serta pusat provinsi, kabupaten
dan kecamatan dapat digambarkan sebagai berikut:

- Jemaat ke pusat provinsi ….Km ….hari


- Jemaat ke pusat Kabupaten …..Km …. Hari
- Jemaat ke Pusat Kecamatan …..Km ….Hari
- Jemaat ke Pusat Jemaat …..Km …..hari
- Jemaat ke Pusat Sinode ….Km….hari

Dari gambaran jarak tempuh yang dideskripsikan di atas, maka moda transportasi
yang digunakan yakni [….].
Jika ada data mengenai keadaan geologis dan topografi, atau kondisi tanah, akan
lebih baik sebab dapat membantu kita melihat kebutuhan pengembangan di sektor
perekonomian Jemaat, atau juga potensi wisata. Penting diperhatikan pula Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Kecamatan, desa sebab pengembangan Jemaat
tidak dapat dilepaskan dari aspek RTRW. Perlu juga menggambarkan keberadaan
jemaat apakah rawan terhadap bencana alam [banjir, longsor, dll], dan non-alam
[Muntaber, pandemi, dll].

II.1.2. Keadaan Pelayanan Jemaat GPM….


a. Jumlah KK dan Jiwa Jemaat [per Jemaat, juga menyangkut data masyarakat].
Data ini penting untuk mengetahui kondisi data base Jemaat. Gambarannya
diharapkan secara detail dengan basis pada Keluarga di dalam Unit pada Sektor
Pelayanan pada tiap jemaat. Namun gambaran rincinya menjadi lampiran dari
Renstra. Gambaran pokok yang penting di sini adalah keadaan umat menurut
kategori bina umat GPM dan pemetaan usia produktif. Diharapkan jemaat-jemaat
telah menggunakan aplikasi Manajemen Sistem Informasi Pelayanan Terpadu
[MSIPT] GPM untuk memudahkan pemutakhiran data base jemaat, sebab data
base merupakan dasar obyektif perencanaan pelayanan.

Kategori Usia
No. Sektor Unit KK 0-3 4-6 7-9 10-12 13-15 16-45 46-59 60-85 >86
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

Jumlah

b. Kategori Bina Umat


8

[Cakupan data ini memudahkan kita untuk mengetahui berapa jumlah anak Batita
(Bawah tiga tahun - sehingga sudah langsung diketahui kelompok anak peserta
PAUD/Play Group), anak SM-TPI untuk tiap Jenjang dan Sub Jenjang, remaja
purna yang dipersiapkan ke Alih Status AMGPM dan usia AMGPM, jumlah
anggota wadah laki-laki dan perempuan serta WGS]

Kelompok Bina Umat


No

AMGPM
Remaja
Sektor Unit

WGS
Batita AI AI A A A A A A

WPL
WPP
. Batita 2 AI 2
3 1 3 K1 K2 K3 T1 T2 T3
9

c. Keadaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


[Data ini harus digambarkan untuk mengetahui kelompok target pelayanan diakonal, pembinaan,
pemberdayaan dan pelayanan kesejahteraan gereja]

Kondisi PMKS

Tuna Orang dalam


Tuna Stunting gangguan Janda Duda Yatim/Piatu
No. Sektor Unit Tunanetra Rungu Tuna Tuna Ganda
Grahita Autis Down jiwa (ODGJ)
Daksa Majemuk
Syndrom
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P

Jumlah

Keterangan:
 Tunarungu : Seseorang yang memiliki hambatan dalam fungsi pendengarannya [tuli]
 Tunagrahita : Seseorang yang memiliki keadaan keterbelakangan mental.
 Tunadaksa : Seseorang yang memiliki kelainan tubuh pada alat gerak [yang meliputi tulang, otot dan persendian] bawaan sejak lahir dan/atau karena penyakit atau
kecelakaan [termasuk amputasi, polio dan lumpuh].
 Tuna ganda majemuk : Seseorang penyandang yang memiliki hambatan lebih dari satu [misalnya hambatan pendengaran dan penglihatan, dll]
 Autis : Gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi pada anak terganggu.
 Down syndrome : Seseorang yang memiliki kelainan genetik yang disebabkan ketika pembelahan sel menghasilkan bahan genetik tambahan dari kromosom 21. Misalnya
kondisi leher pendek, ukuran kepala kecil, muka agak rata, bentuk mata yang khas, tubuh pendek dan berjari pendek.
 Stunting : Seseorang yang memiliki kondisi gagal pertumbuhan pada anak [pertumbuhan tubuh dan otak] akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Misalnya anak
lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

d. Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan


Gambaran di sini bertujuan untuk mengetahui kondisi penataan pelayanan Jemaat, karena itu penting digambarkan tentang:
1. Apakah Jemaat sudah terorganisir dalam Sektor Pelayanan? Jika sudah ada berapa Sektor dan di dalam Sektor itu terdapat berapa Unit Pelayanan.
2. Di dalam Sektor dan Unit itu terdapat berapa KK. Mohon memperhatikan ketentuan peraturan Gereja tentang jumlah minimum dan maksimum kk dalam Unit.
3. Bagaimana status keanggotaan gereja.
Hal ini perlu untuk mengetahui persebaran Jemaat di dalam Sektor dan Unit Pelayanan apakah telah sesuai Peraturan Pokok GPM ataukah belum. Data pokok di
sini selain jumlah sektor dan unit pelayanan ialah jumlah KK di dalam Sektor dan Unit itu. Ini perlu agar ada rencana yang jelas mengenai pemekaran
Sektor/Unit dan/atau penggabungannya, sesuai ketentuan Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat GPM.
10

Status Keanggotaan Gereja


Jlh. Baptis Sidi Nikah
No. Sektor Unit Jlh.KK
Jiwa suda suda
belum Belum sudah belum
h h

Keterangan:
 Sudah Baptis : Warga jemaat yang sudah dibaptis
 Belum baptis : Warga jemaat yang belum dibaptis
 Sudah sidi : Warga jemaat yang telah sidi
 Belum sidi : Warga jemaat usia sidi [17 tahun ke atas dan/atau pasangan dibawah umur
yang sudah berumah tangga] yang belum sidi.
 Sudah Nikah : Pasangan yang sudah menikah secara gerejawi dan sipil.
 Belum Nikah : Pasangan yang tinggal serumah tetapi belum menikah secara gerejawi dan
sipil
11

d.1. Ketersediaan Pelayan Jemaat


Gambaran di sini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketersediaan perangkat pelayanan, ketersebarannya dan juga dalam rangka pembinaan dan penguatan
kapasitaspegawai/pelayan di Jemaat.

Pegawai Non Pendeta Perangkat Pelayan Gereja


Pelayan Khusus
Wadah Pelayanan Wadah Pelayanan Tim
No Sektor Unit Permpuan laki-laki Pengajar
Pdt/ Pdt/Penginjil Non Wadah PC PR Pembimbing
Pnt Dkn Organik Tuagama (Team
Penginjil domisili Organik SMTPI AMGPM AMGPM Pengasuh
Jemaat Sektor Jemaat Sektor teaching)
Katekisasi

Jumlah

Keterangan kolom :
1. Sektor : Sektor pelayanan
2. Unit : Unit Pelayanan
3. Pendeta/ Penginji : Pendeta/penginjil yang mendapat SK di jemaat.
4. Penatua : Penatua Aktif
5. Diaken : Diaken Aktif
6. Pendeta/penginjil Domisili : Pendeta/penginjil GPM [yang masih aktif dan emeritus] yang berdomisili di jemaat.
7. Pegawai organik non Pendeta : Pegawai organik GPM bukan Pendeta yang bertugas di kantor jemaat.
8. Pegawai non organik non pendeta : Pegawai non organik bukan pendeta yang bertugas di kantor jemaat.
9. Perangkat Pelayan laki-laki Tingkat Jemaat : Perangkat Pelayan laki-laki di tingkat jemaat [sub komisi laki-laki[
10. Perangkat Pelayan laki laki di tingkat sektor : Perangkat pelayan laki-laki di tingkat sektor.
11. Perangkat Pelayan Perempuan Tingkat Jemaat : Perangkat Pelayan perempuan di tingkat jemaat [sub komisi perempuan]
12. Perangkat Pelayan laki laki di tingkat sektor : Perangkat pelayan perempuan di tingkat sektor
13. Tuagama : Tuagama Aktif
14. Pembimbing Pengasuh : Mereka yang ditugaskan untuk melakukan Pembimbingan bagi pengasuh
15. Tim Pengajar (team teaching) katekisasi : Mereka yang ditugaskan untuk mengajar katekisan [siswa katekisasi].
12

d.2. Keadaan Pelayanan Peribadahan dan Musik Gereja


Bagian ini berisi gambaran untuk memperlihatkan keadaan dan kebutuhan pembinaan di bidang peribadahan dan musik gereja yang dilakukan di jemaat.

Kolekta Operator
Musik Pendukung Kantoria Singers
n Multimedia
Jenjang VG PS Musik
Paduan Paduan Keyboar Kelompo
Tradisiona
Terompet suling d k Band
l
Jemaat
Sektor
Unit
Jumlah

e. Keadaan Sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan budaya Jemaat


e.1. Keadaan Sosial Ekonomi
e.1.1. Pekerjaan pokok/mata pencaharian rumah tangga

Pekerjaan Pokok
Jenjang

BUMN/DPeg.

Pengacara
BekerjaBelum
bekerjaTidak

POLRITNI/
SwastaPeg.

Pengusaha

Peterenak

Dan lain2
Pengrajin
No

Nelayan
Pendeta
Perawat

Pensiun
Notaris

Teknisi
Arsitek
Dokter

Honor

Petani
Dosen
Guru
PNS

Sektor

Unit

[Untuk jenis pekerjaan pokok yang masih bersifat umum [pegawai Swasta, pegawai BUMN/BUMD, pengusaha, teknisi, peternak, pengrajin] dapat diisi secara detail.
Misalnya; pegawai swasta yaitu karyawan hotel, pegawai koperasi, karyawan BUMDes dll. Penting diingat bahwa Jemaat-jemaat GPM umumnya berorientasi kerja ganda –
13

petani/pekebun di musim tertentu, dan di musim lain menjadi nelayan/pencari ikan –dan rata-rata hanya untuk kepentingan makan-minum sehari-hari. UntukJemaat dalam
kategori itu penting dilihat pekerjaan mana yang menjadi pekerjaan utama dalam arti memberi kontribusi terbesar pada pendapatan ekonomi keluarga. Jika diantara mereka,
kerja sebagai nelayan yang memberi pendapatan terbesar, maka mereka dikelompokkan ke dalam jenis pekerjaan nelayan, dan sebaliknya]. Tabel jenis pekerjaan pokok di atas
dapat disesuaikan [ditambah/dikurangi] dengan kondisi Jemaat setempat.
e.1.2. Sumber daya ekonomi rumahtangga yang tersedia di tiap jemaat
 Sektor Perkebunan
Jenis dan Luas Lahan
No. Sektor Unit Cengki Sayura
Kelapa Kakau Umbian Pala Vanili/Lada
h n
... ha ... ha ... ha ... ha ... ha ... ha ... ha

Jumlah
[Jenis tanaman dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masingJemaat. Dari data ini sudah bisa diprediksi perencanaan bidang perekonomian tetapi juga aktivitas
pemberdayaan]

 Sektor Perikanan dan Rumput laut


Jenis Usaha & Produk
No. Sektor Unit Pancin Udan Tamba
Puri Tangkap R.Laut Siput/Lobster
g g k
... Ton ... Ton ... Ton ... Ton ... Ton ... Ton ... Ton

Jumlah
[Jenis perikanan dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masingJemaat. Dari data ini sudah bisa diprediksi perencanaan bidang perekonomian tetapi juga aktivitas
pemberdayaan]

 Sektor Peternakan
Jenis Usaha
No Sektor Unit
. Kambing Sapi Kerbau Domba Kuda Ayam Babi Anjing Unggas
14

Jumlah

- [Perlu diperhatikan bahwa, jenis pekerjaan peternakan yang dicatat ialah kepada warga Jemaat yang memelihara ternak untuk kepentingan ekonomis. Jadi jika ada yang
memelihara anjing rumah atau untuk berburu, maka itu bukan jenis potensi peternakan yang harus didatakan.
15

- Jenis tanaman dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masingJemaat. Dari data ini sudah bisa diprediksi perencanaan bidang perekonomian tetapi juga aktivitas
pemberdayaan
16

 Sektor Kehutanan
Jenis Kayu
No Sektor Unit
. Jati Meranti Lenggua Samam Lainnya
a (sebutkan)

Jumlah
[perhatikan bahwa dari data yang diperlihatkan, apa yang bisa dilakukan oleh Jemaat terkait
dengan pengelolaan dan pemeliharaan hutan. Lalu, bagaimana prospek pengembangan
ekonomi sesuai kekayaan alam di sektor kehutanan]

 Sektor riil/wirausaha
Jenis Usaha

bengkelTukang/
SpeedboadPerahu

KetangkasanPermainan

industriHome

Sanggar

Berburu

Peramu
Warnet

Wisata
No Sektor Unit
Kios

Kios

Kost
bh bh Org bh bh org org/kel org/Kel. org org bh bh

[dari data yang terdeskripsi di atas, maka dapat dilakukan tindakan intervensi pengembangan
ekonomi Jemaat , dan bagaimana melakukan pembinaan terhadap kewirausahaan yang
ada.Data terkait sektor rill/wirausaha dapat ditambahkan kolom sesuai dengan keberadaan
sektor riil/wirausaha yang ada di jemaat masing masing.]

e.1.3. Usaha ekonomi unggulan milik Jemaat


[perlu diperhatikan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah usaha ekonomi yang merupakan
komoditas unggulan yang dikelola oleh Jemaat [MJ] dan memberikan kontribusi yang
signifikan bagi pertumbuhan dan pengembangan keuangan Jemaat].

[Apabila Jemaat memiliki komoditas unggulan tertentu, misalnya perkebunan, maka mesti
digambarkan jenis tanaman, luas lahan, dan status kepemilikan tanah.

e.1.4. Penghasilan dan Pengeluaranpokok rumahtangga Jemaat.


Yang dimaksukdan di sini dengan penghasilan dan pengeluaran pokok yaitu total
pendapatan dan pengeluran minimum keluarga Jemaat, agar dapat diketahui taraf ekonomi
rumahtangga yang memudahkan dilakukannya program intervensi. Data ini perlu pula untuk
mengetahui realitas kemiskinan dan bagaimana penanggulangannya

Total Pendapatan Perbulan (Rp)


No. Sektor Unit
≤ 300.001- 500.001- 1.000.001- 2.000.001 ≥4 jt
300.000 500.00 1 jt 2 jt -4 jt

Jumlah

Total Pengeluaran Perbulan (Rp)


No. Sektor Unit
≤ 300.001- 500.1-1 1.000.001- 2.000.001 ≥4 jt
300.000 500.00 jt 2 jt -4 jt

Jumlah

e.2. Kualitas pendidikan Jemaat


e.2.1. Keadaan tingkat pendidikan tiap jemaat [sementara dijalani dalam dan atau
luar jemaat dan Keadaan Tamatan].
17

Penting digambarkan tentang ketersediaan sekolah di dalam Jemaat ,


termasuk dan terutama sekolah YPPK Dr. J.B. Sitanala. Ada dua realitas
pendidikan yang perlu digambarkan, yakni: sumber daya umat menurut
tamatan pendidikan dan realitas pendidikan yang sedang dijalani dalam kurun
waktu pelaksanaan Renstra.

a. Keadaan Tamatan [menurut data kondisi terakhir]


Tamatan/Ijasah Terakhir
No. Sektor Unit Perguruan Tinggi
SD SMP SMA/K
D1-D4 S1 S2 S3
...org ...org ...org ...org ...org ...org ...org
...org ...org ...org ...org ...org ...org ...org
Jumlah ...org ...org ...org ...org ...org ...org ...org

b. Jenjang pendidikan yang sedang ditempuh [menurut kondisi terakhir]


Jenjang Pendidikan Yang Sedang Ditempuh
No. Sektor Unit PAUD Perguruan Tinggi
SD SMP SMA/K
(PG+TK) D1-D4 S1 S2 S3

Jumlah

[Dari tabel di atas, memperlihatkan bahwa jenjang pendidikan tergolong tinggi, sedang atau
rendah. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan intervensi guna peningkatan kualitas
pendidikan di Jemaat].

e.2.2. Keadaan sarana fisik pendidikan [yang tersedia di jemaat]


[Dalam kaitan dengan kualitas pendidikan, harus juga diperlihatkan keadaan sarana
pendidikan yang terdapat di Jemaat. Dan apakah sarana itu milik gereja (YPPK) ataukah
milik pemerintah]

No. Ketersediaan Sarana Pendidikan


PAUD TK SD SMP SMA/K PT
....bh ....bh ....bh ....bh ....bh ....bh

(Perlu pula dijelaskan kondisi fisik, seperti apakah ruang kelas cukup memadai, adakah
sarana perpustakaan, laboratorium, dll)

e.2.3. Keadaan siswa dan guru di tiap jemaat [menurut kondisi terkini; dengan
memperhatikan akses pendidikan].
Pengisian keadaan siswa dan guru sesuai tabel di bawah, hanya dilakukan apabila sekolah
tersebut adalah milik gereja [YPPK Dr. J.B. Sitanala]
18

Keadaan Siswa dan Guru


No. Kelas SD SMP SMA/K
Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
Jumlah
Keterangan:
Data ini untuk melihat keadaan guru berbanding siswa

Keadaan Guru

SD SMP SMA/K
No
Sektor Unit SK SK SK
Honor PNS Yayas D2/D3 S1 S2 Honor PNS Yayasan D2/D3 S1 S2 Honor PNS Yayasan D2/D3 S1 S2
an

4
19

[Dengan memperlihatkan data tersebut, dapat diketahui potret mutu pendidikan YPPK untuk kepentingan intervensi pelayanan. Juga melihat keadaan guru terkait status kepegawaian; honorer atau
guru PNS tetapi juga tingkat pendidikan, D2,D3, D4, S1 atau S2].
20

e.3. Kondisi Fisik Rumah Hunian dan Kualitas Kesehatan Jemaat


[Penggambaran fisik rumah hunian dan kualitas kesehatan Jemaat merupakan realitas yang
patut digambarkan. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan Jemaat, termasuk
rumah tempat huniannya]

e.3.1. Kondisi fisik Rumah Hunian keluarga

[Penggambaran kondisi fisik rumah hunian meliputi, status hunian, status tanah, konstruksi
bangunan, lantai bangunan, gedung bangunan, atap bangunan, sumber penerangan, sumber air
minum, MCK, kondisi rumah]

a. Status Hunian/Tempat Tinggal

Status Hunian/Tempat Tinggal

No Sektor Unit
Rumah Rumah Rumah Kontrakan Rumah
sendiri orang tua Saudara /kost Jabatan/Dinas

Jumlah

b. Status Tanah

Status Tanah Bangunan

No Sektor Unit
Tanah
Hak milik HGB/Pakai HGU
Negara

Jumlah

c. Konstruksi Bangunan

Konstuksi Bangunan

No Sektor Unit
Permanen
Permanen Semi permanen Darurat
bertingkat

Jumlah
21

d. Fisik Bangunan Rumah

Lantai Bangunan Rumah Atap Bangunan

No Sektor Unit
Rumbia/ Daun
Keramik Semen Papan Tanah Pasir Batu Bambu Zink Multiroof Asbes Genteng
sagu kelapa

Jumlah

e. Sumber penerangan, Air minum dan MCK

Sumber Penerangan Air minum MCK

No Sektor Unit
PLN&Gen Generat LampuMi PAM&s Bak Ada Tidak
PLN PAM Sumur Sumur Bor Sungai
erator or nyak umur Penampung

Jumlah

e.3.2. Gambaran Sanitasi Lingkungan.


[Bagian ini perlu untuk mengetahui kondisi kesehatanJemaat. Jenis penyakit yang umum diderita warga Jemaat, termasuk jenis penyakit akut dan/atau wabah. Juga gambaran
tentang kedaan lingkungan dalam Jemaat]

e.3.3. Sarana kesehatan yang tersedia


[Pada bagian ini, penggambaran menyangkut sarana/fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia [Puskesmas, Pustu, Polindes, Pos Yandu, Rumah Sakit] di Jemaat , sehingga
dapat terbaca pelayanan kesehatan bagi Jemaat yang sakit].
22
23

e.3.4. Ketersediaan tenaga medis


[Di bagian ini digambarkan ketersediaan tenaga medis di Jemaat: dokter, mantri, perawat atau
bidan. Hal ini untuk memahami ketangguhan pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah
pelayanan, sekaligus menjadi masukan kepada pemangku kepentingan dalam hal ini
pemerintah daerah].
Tenaga Medis
Sekto
No Unit Dokter Mantr Suster Bidan
r
i

f. Dinamika Sosiologis-Kultural Jemaat


Di bagian ini, dua hal penting yang patut digambarkan, yakni corak sosiologis dan corak
kultural. Dengan memaparkan kedua realitas ini, sosiologi Jemaat dan aspek kultural menjadi
sesuatu yang tidak dapat dinafikan dalam perencanaan strategis selama periode Renstra.

f.1. Corak Sosiologis


Pada bagian ini diperlihatkan beberapa aspek, antara lain:

- Apakah wilayah yang ditempati oleh warga Jemaat merupakan desa/negeri/ohoi adat
- Apakah Jemaat bercorak homogen atau heterogen
- Apakah Jemaat termasuk dalam kawasan pertambangan.perkebunan, HPH,
perminyakan, tambak, pertanian, atau perikanan.
- Apakah termasuk Jemaat teritorial
- Apakah termasuk Jemaat kategorial [TNI-POLRI]
- Apakah merupakan Jemaat transmingrasi lokal, transmigrasi nasional, atau berdekatan
dengan transmigrasi nasional
- Apakah merupakan Jemaat yang baru dimekarkan, dilembagakan, atau merupakan
Jemaat penyatuan
- Apakah termasuk dalam kawasan pembangunan [dalam hal ini mengalami dampak
pemekaran/otonimisasi; dan apakah dampak yang ditimbulkan itu positif atau negatif
- Apakah Jemaat berada dalam kawan perbatasan/terluar, terdepan, terpinggirkan
- Apakah Jemaat berada pada kawasan pusat pertumbuhan

2. Corak Kultural.
[Di bagian corak kultural ini, memperlihatkan beberapa hal penting, antara lain:

- Apakah di Jemaat memiliki keragaman [multikultural budaya], misalnya tarian


adat, nyanyian adat, rumah adat, upacara/ritual adat
- Apakah bahasa [lokal] masih dipergunakan sesehari, sudah jarang, atau tidak lagi
dipergunakan
- Apakah ada hubungan pela-gandong dengan negeri lain
- Apakah di Jemaat masih terdapat sistim suku/agama suku dan menganut pola
nomaden
- Apakah di Jemaat masih terdapat budaya yang hanya menerima pendeta
perempuan atau laki-laki saja; dan jika ada dapat digambarkan secara detail alasannya
24

g. Dinamika Ekumene dan Relasi antar Lembaga


Pada bagian ini diharapkan akan tergambar:

- Keberadaan agama lainnya, misalnya Islam, Katolik, Hindu Budha; berapa jumlah KK dan apakah terdapat bangunan ibadahnya
- Apakah juga terdapat etnis/sub etnis lainnya dalam Jemaat
- Bagaimana pula relasi keberagaman
- Relasi dengan pemerintah dan lembaga lain

h. Ketersediana Sarana Informasi dan Komunikasi.

Alat Komunikasi
No Jemaat Sektor Unit Radio SSB (Single Radio HT (Handy
Radio 2 Band Loud Speaker/TOA
Sideband) Talkie)

i. Ketersediaan Akses Internet dan Alat Elektronik.


Bagian ini menjelaskan tentang keberadaan jemaat yang sudah terhubung dengan akses Internet dalam kehidupan keseharian, pengguanaannya untuk bisnis, ibadah,
mengakses berita dan lain sebagainya. Dengan data ini kita dapa melakukan pembinaan penggunaan media online dan menganalisa tingkat keterbukaan dan respon jemaat
terhadap perubahan yang cepat.

No Ketersediaan Akses Internet dan Alat Elektronik

Sektor Unit Keopemilikan smartphone Kepemilikan Alat Elektronik Kepemilikan Kepemilik


25

Tablet/I
Hp Komputer/ TV an Paket
Hp biasa pod Laptop Notebook TV Kabel TV Antena TV Parabola
Android PC Indihome Wifi (per kk) data (per
(per kk) (per (per kk) (per kk) (Per kk) (per kk) (per kk)
(per kk) (Per kk) (per kk) kk)
kk)

2 - - - -

3 - - - -
26

II.2. Gambaran Perkembangan Jemaat GPM…


Bagian ini berisikan deskripsi capaian pelaksanaan Renstra periode sebelumnya [5
tahun]sesuai dengan hasil moneva yang meliputi capaian profil umat, profil pelayan dan
profil lembaga, serta deskripsi capaian visi dan misi pengembangan Jemaat.

II.2.1. Capaian Profil Umat


Bagian ini berisi deskripsi tentang gambaran capaian penguatan umat meliputi aspek
pembinaan, ketangguhan dan kematangan teologis umat, perubahan perilaku, kemandirian,
kemampuan merespon persoalan sosial, ekonomi, hukum, ham, kesehatan, pemberdayaan
dll.

II.2.2. Capaian Profil Pelayan


Bagian ini berisi deskripsi tentang gambaran capaian penguatan pelayan meliputi aspek,
komitmen melayani, kematangan kepemimpinana, kematangaan spiritual, kematangan
oikumenis, kematangan emosional dan kemampuan merespon setiap perubahan.

II.2.3. Capaian Profil Lembaga


Bagian ini berisi deskripsi tentang gambaran capaian penguatan kelembagaan yang
meliputi aspek, menejemen pelayanan, aktifitas penelitian, pengembangan kerja sama,
pengawasan dan pengendalian harta mikik, sarana dan prasarana penunjang pelayanan,
pengembangan data dan informasi dan kemampuan lembaga dalam merespon perubahan
perubahan yang terjadi.
27

Capaian profil umat, pelayan dan lembaga dapat dilakukan dengan menggunakan tabel bantu capaian perkembangan pelayanan dibawah ini :

Tabel Bantu 1 : Capaian Perkembangan Pelayanan


Indikator Sasaran Strategis Pengembangan 3 Profil Capaian Sasaran Strategis Pengembangan RTL
NO Item Kegiatan Capaian Kendala
(U/P/L) 3 Profil (U/P/L)

Indikator Umat Pelayan Lembaga


Capaian Umat Pelayan Lembaga
Kegiatan

Apa saja yang


Kolom ini berisi Kolom ini berisi
Kolom ini berisi Apakah Apakah Apakah masih perlu
Kolom ini indikator indikator
indikator sasaran realisasi realisasi realisasi ditindak
berisi nama Apakah realisasi sasaran pelayan sasaran lembaga
umat seperti yang kegiatan kegiatan kegiatan lanjuti dari
kegiatan Kolom ini berisi kegiatan seperti yang ada seperti yang ada
ada dalam kurang, kurang, kurang, kegiatan untuk
strategis indikator strategis kurang, Hambatan- dalam Renstra. dalam Renstra.
Renstra. Kolom sesuai sesuai sesuai pengembangan
Nama dan/atau kegiatan yang sesuai ataukah hambatan Kolom ini diisi Kolom ini diisi
1 ini diisi jika ataukah ataukah ataukah dan
kegiatan kebijakan ada pada lebih dari target pelaksanaan jika memiliki jika memiliki
memiliki lebih dari lebih dari lebih dari pemenuhan
kegiatan matriks capaian pada kegiatan hubungan hubungan
hubungan dengan indikator indikator indikator capaian
strategis yang program. indikator dengan kegiatan dengan kegiatan
kegiatan strategis capaian capaian capaian kegiatan dan
telah kegiatan. strategis pada strategis pada
pada kolom nama sasaran sasaran sasaran capaian
dilakukan. kolom nama kolom nama
Kegiatan umat. pelayan lembaga. sasaran
Kegiatan Kegiatan
strategis.

Kolom ini
diisi dengan
Kolom ini
uraian tentang
berisi nominal Apakah realisasi biaya kurang,
kendala
2 Biaya rancangan sesuai ataukah lebih dari rancangan
keuangan (bila
biaya kegiatan biaya.
ada ketika
dalam rupiah
kegiatan ini
dilakukan)

3 Kelompk Kolom ini Apakah realisasi kegiatan strategis Kolom ini


Sasaran berisi kurang, sesuai ataukah lebih dari diisi dengan
kelompok target kelompok sasaran yang uraian tentang
sasaran untuk dirancang, kendala apa
pelaksanaan. saja bila target
Misalnya; kelompok
Pemuda sasaran yang
28

dirancang
tidak sesuai.
Contoh;
Ditargetkan 50
berapa orang, anak yang
atau wadah mengikuti
perempuan kegiatan temu
berapa orang anak SMTPI
tingkat jemaat
namun yang
hadir 20. Apa
kendalanya

Kolom ini
diisi dengan
uraian apakah
ada kendala
yang
Kolom ini
menyebabkan
berisi Waktu
waktu dan
dan tempat
Apakah pempat
kegiatan ini
Waktu dan Realisasi kegiatan strategis kurang, pelaksanaan
4 telah
Tempat sesuai ataukah lebih dari target kegiatan
terlaksana.
waktu dan tempat yang dirancang. bergeser.
Contoh : di
Contoh.
Kaibobo 7 Juli
Direncanakan
2021.
kegiatan
berlangsung
30 Juni tetapi
molor sampai
7 Juli 2020.

Keterangan
tambahan
5 Keterangan
yang
diperlukan

Keterangan:
29

1. Semua jenis sasaran strategis pengembangan umat, pelayan, lembagadan indikatornya dimasukan pada kolom Capaian Sasaran Strategis Pengembangan umat, pelayan dan
lembaga, dan kolom Indikator Sasaran Strategis Pengembangan umat, pelayan dan lembaga secara paralel.
2. Semua jenis kegiatan strategis dan indikator-indikatornya dimasukan pada kolom Nama Kegiatan dan pada kolom Indikator Kegiatan secara paralel.
3. Isilah kolom capaian kegiatan sesuai dengan hasil implementasi kegiatan dengan segala dampaknya.
4. Isilah kolom capaian sasaran strategis pengembangan umat, pelayan dan lembaga dengan berdasar pada apakah implementasi kegiatan telah memiliki dampak pada target
capaian sesuai indikator sasaran strategis yang ditetapkan.
30

5. Isilah kolom biaya, kelompok sasaran, waktu dan tempat serta keterangan sesuai yang ada
pada matriks program ke dalam tabel bantu 1, dan isilah capaiannya pada kolom capaian
sesuai dengan hasil implementasi masing-masing item kegiatan tersebut.
6. Pada kolom kendala, isilah masing-masing item dengan kendala atau hambatan yang
dijumpai.
7. Pada kolom RTL (Rencana Tindak Lanjut) isilah dengan hal-hal penting yang dipandang
penting ditindaklanjuti untuk capaian kegiatan dan sasaran startegis pengembangan dalam
tahun implementasi maupun untuk tahun berikutnya.
8. Setelah Tabel Bantu 1 diisi, maka deskripsi capaian profil umat, pelayan dan lembaga
pada point (II.2.1), (II.2.2), (II.2.3) dibuat berdasarkann hasil isian pada kolom capaian
Sasaran Strategis Pengembangan 3 Profil (U/P/L).

II.2.4. Capaian Visi dan Misi Pengembangan Jemaat


Bagian ini memuat gambaran capaian masa depan jemaat yang diinginkan sebagaimana
yang tercantum dalam visi dan misi pengembangan jemaat. Untuk melakukan bagian ini,
pendekatan yang digunakan adalahmelihat hasil moneva 5 tahunan yang menggambarkan
capaian 3 profil bergereja [lihat point II.2] dan menganalisa dampak dari capaian 3 profil
tersebut pada capaian visi dan misi pengembangan jemaat. Pertanyaan pokok yang dapat
dipakai untuk membantu proses perumusan bagian ini adalah sejauhmana capaian 3 profil
bergereja selama 5 tahun berkontribusi pada capaian Visi dan Misi Pengembangan
Jemaat. Capaian Visi dan Misi pengembangan Jemaat dapat dilakukan dengan
mendeskripsikan gambaran capaian Visi dan Misi secara kuantitatif dan kualitatif.

II.3. Pemetaan Kekuatan Pelayanan Jemaat GPM….

1. Bagian ini berisikan identifikasi point-point kekuatan, potensi, cerita sukses, nilai positif
dan pengalaman terbaik yang dialami dan dimiliki oleh Jemaat. Dengan demikian bagian
ini tidak lagi berisikan identifikasi masalah-masalah untuk merumuskan isu strategis
dengan tahapan-tahapannya.
2. Yang dimaksud dengan kekuatan, potensi, kisah sukses dan atau nilai-nilai positif serta
pengalaman terbaik adalah segenap sumber daya yang dimiliki oleh Jemaat berupa SDM,
SDA, potensi kelembagaan, kisah sukses atau pengalaman terbaik yang pernah dialami
oleh Jemaat serta nilai-nilai yang telah berkontribusi bagi pengembangan Jemaat,
termasuk nilai-nilai kearifan lokal yang membangun.
3. Proses mengidentifikasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan diskusi
kelompok (Focus Group Discussion/FGD) yang melibatkan, Tim Renstra Jemaat, Majelis
Jemaat, Perwakilan Unit/Sektor/Wadah/Organisasi Pelayanan, Badan Pembantu
Pelayanan di Jemaat serta pihak terkait lainnya yang berhubungan dengan Ruling
Pelayanan Jemaat. Proses identifikasi kekuatan dapat dibuat dengan Tabel Identifikasi
Pemetaan Kekuatan Pelayanan.
4. Pada saat melakukan identifikasi terhadap kekuatan, potensi, kisah sukses, dan nilai-nilai
positif dan pengalaman-pengalaman terbaik di Jemaat sudah langsung diarahkan pada
tiga profil bergereja.
5. Untuk melakukan identifikasi kekuatan, potensi, kisah sukses, hal-hal positif lainnya dari
jemaat bahan-bahan yang dapat dirujuk adalah dengan membaca sejarah jemaat, melihat
data base yang terus terupdate (berdasarkan Managemen Sistem Informasi Pelayanan
Terintegrasi) milik jemaat, kisah-kisah sukses dan nilai nilai kearifan lokal sosial budaya
yang menjadi bagian dari eksistensi jemaat setempat.
6. Langkah-langkah kerja pemetaan dan identifikasi kekuatan/potensi :
a. Setiap Peserta diskusi diminta mengidentifikasi kekuatan atau potensi yang ada pada
ruling yang diidentifikasi.
b. Seluruh hasil identifikasi dimasukan ke dalam tabel identifikasi.
c. Point-point kekuatan dan atau potensi yang telah diidentifikasi pada tabel kekuatan
itulah yang menjadi hasil pemetaan kekuatan pelayanan Jemaat .

Tabel 2 :
31

Identifikasi Kekuatan, Potensi, Kisah-kisah Sukses, Hal Positif Lainnya


(Aspek Internal)

Seksi : PTPU
Ruang Lingkup : ARK
3 PROFIL GEREJA
No
UMAT PELAYAN LEMBAGA
Contoh : Contoh : Contoh :
Kesetiaan Sumber daya - Ketersediaan Dana
anak-anak gereja (adanya 3 - Regulasi yang memungkinkan.
1 mengikuti orang guru Agama
ketekisasi di Jemaat), bisa
diangkat sebagai
Katekeit
Contoh : Contoh : Contoh :
Rata-rata anak Kemauan para Keresediaan jaringan Wifi milik Jemaat.
2
usia katekisasi katekeit melek IT
memiliki Hp
Contoh : Contoh :
Anak-anak di Aktifitas mengajar
3 -
jemaat SMTPI secara
menabung online

7. Setelah identifikasi kekuatan, potensi, kisah-kisah sukses dan hal-hal positif lainnya
pada semua ruling pelayanan yang mencakup 3 profil bergereja dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah dapat menentukan prioritas pengembangan program pada
setiap tahun pelayanan selama 5 tahun.
8. Untuk menentukan skala prioritas pengembanganprogram tahunan dapat
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Situasi pelayanan yang mendesak yang berkaitan dengan eksistensi pelayanan
(persekutuan).
b. Adanya suport sistem atau ketersediaan sumberdaya berkaitan dengan kegiatan
yang akan terlaksana. Sumber daya yang dimaksudkan berupa dana, tenaga, kerja
sama dan fasilitas pendukung yang tersedia.
c. Dampak dan manfaat kegiatan bagi pengembangan pelayanan.
d. Merupakan program keberlanjutan yang harus dilakukan untuk menjaga
kesinambungan pelayanan.

II.4. ANALISA KEUANGAN JEMAAT


Bagian ini berisi analisa keuangan gereja di tingkat Jemaat yakni tentang trend
pertumbuhan anggaran Jemaat per tahun. Analisa trend pertumbuhan ini dimaksudkan
untuk melihat pemetaan postur anggaran jemaat setiap tahunnya sehingga dapat dilakukan
perencanaan penguatan anggaran. Analisa trend pertumbuhan sumber-sumber pendapatan
jemaat menjadi penting untuk melihat dinamika penganggaran program dan proses
pengelolaan sumber-sumber pendapatan tersebut secara efektif dan efisien.

No. Tahun Pendapatan Murni Persentasi Capaian

Dianggarkan Realisasi

1. 2016 Rp……….. Rp………..

Persentasi Kenaikan dari Tahun Sebelumnya …………%

2. 2017

Persentasi Kenaikan dari Tahun Sebelumnya …………%


32

3. 2018 Rp……….. Rp……….. …………%

Persentasi Kenaikan dari Tahun Sebelumnya …………%

4. 2019 Rp……….. Rp……….. …………%

…………%

5. 2020 Rp……….. Rp……….. …………%

Persentasi Kenaikan dari Tahun Sebelumnya …………%

Dari data ini jemaat dapat melihat sumber-sumber pendapatan konvensional dan non-
konvensional serta bagaimana usaha untuk menggerakkan pembinaan umat berkaitan
dengan trend pendapatan dan sumber-sumbernya itu.

II.4.1. Sumber-Sumber Keuangan Konvensional Jemaat GPM…


Bagian ini berisikan matriks tren realisasi keuangan per tahun selama 5 tahun dari
sumber-sumber keuangan konvensional gereja (tanggungan warga jemaat, kolekta ibadah
minggu dan non minggu, persepuluhan/ulu hasil dan pendapatan seksi-seksi).

Tabel 6:
Tren Realisasi Pendapatan Konvensional Jemaat
Tahun 2016 - 2020
Realisasi Tahunan
No. Jenis Pendapatan
2016 2017 2018 2019 2020
1 Sisa Anggaran Tahun Lalu Rp Rp Rp Rp Rp
2 Kolekte ibadah Minggu Rp Rp Rp Rp Rp
3 Kolekte ibadah Non minggu Rp Rp Rp Rp Rp
4 Persepuluhan/ulu hasil Rp Rp Rp Rp Rp
5 Pendapatan Seksi-seksi
- Seksi PTPU Rp Rp Rp Rp Rp

- Seksi PIPK Rp Rp Rp Rp Rp

- Seksi POS Rp Rp Rp Rp Rp

- Seksi PPK Rp Rp Rp Rp Rp
Jumlah Seluruhnya Rp Rp Rp Rp Rp

Tabel 7:
Tren Realisasi Belanja Konvensional Jemaat
Tahun 2016 - 2020
Realisasi Tahunan
No. Jenis Belanja
2016 2017 2018 2019 2020
Sisa Kurang Anggaran
1 Rp Rp Rp Rp Rp
Tahun Lalu
2 Belanja Institusi Gereja
- Tanggungan 30 % ke
Sinode Rp Rp Rp Rp Rp

- Tanggungan 1 % ke
YPPK Rp Rp Rp Rp Rp

- Tanggunagn 5-10 % ke
Jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

- Subsidi-subsidi Rp Rp Rp Rp Rp
3 Belanja Pegawai
- Honor Rp Rp Rp Rp Rp
33

- Biaya Lembur Rp Rp Rp Rp Rp

- Insentif PHMJ dan


MJ Rp Rp Rp Rp Rp

- Biaya Perawatan Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja Barang
4 Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja Inventaris
5 Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja Pemeliharaan
6 Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja Rapat-rapat
7 /Sidang Rp Rp Rp Rp Rp

Belanja taktis pimpinan


8 Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja perjalanan Dinas
9 Rp Rp Rp Rp Rp
10 Belanja Seksi
- Seksi PTPU Rp Rp Rp Rp Rp

- Seksi PIPK Rp Rp Rp Rp Rp

- Seksi POS Rp Rp Rp Rp Rp

- Seksi PPK Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja lain-lain :
11
- Bantuan-Bantuan Rp Rp Rp Rp Rp

- Studi Pejabat Rp Rp Rp Rp Rp

- Biaya Verivikasi Rp Rp Rp Rp Rp

- Belanja Partisipasi Rp Rp Rp Rp Rp

- Belanja HUT
Nasional/Gerejawi Rp Rp Rp Rp Rp

- Belanja duka Rp Rp Rp Rp Rp

- Belanja Lain-lain
yang dianggap sah Rp Rp Rp Rp Rp

Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp
Jumlah Seluruhnya Rp Rp Rp Rp Rp

II.4.2. Sumber-Sumber Keuangan Non-Konvensional Jemaat GPM….


Bagian ini berisikan matriks tren realisasi keuangan per tahun selama 5 tahun dari sumber-
sumber keuangn non-konvensional gereja (sumbangan, donasi, surat-surat gerejawi, kebun
jemaat, usaha jemaat [kios-kios jemaat, usaha galon, penyewaan sarana-prasarana gereja,
usaha jasa, dll] bantuan, hibah dan warisan).

Tabel 8:
Tren Realisasi Pendapatan Non-Konvensional Jemaat
Tahun 2016-2020

Realisasi Tahunan
No Jenis Pendapatan
2016 2017 2018 2019 2020

1 Sumbangan Rp Rp Rp Rp Rp

2 Donasi Rp Rp Rp Rp Rp
34

3 Surat-surat Gerejawi Rp Rp Rp Rp Rp

4 Usaha-usaha jemaat :

a. Kios Jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

b. Usaha galon Rp Rp Rp Rp Rp

c. Penyewaan sarana
Rp Rp Rp Rp Rp
prasarana gereja

d. Usaha Jasa (mobil


Rp Rp Rp Rp Rp
Angkot Jemaat)

e. Kebun Jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

f. Meti jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

g. Lain-lain… Rp Rp Rp Rp Rp

5 Bantuan Rp Rp Rp Rp Rp

6 Hibah Rp Rp Rp Rp Rp

7 Warisan Rp Rp Rp Rp Rp

Total Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp
35

Penggambaran analisa keuangan jemaat di atas menjadi pijakan dalam rangka penyusunan
keuangan, dan upaya-upaya peningkatan keuangan sebagai bagian dari manejemen perencanaan
keuangan. Aspek ini menjadi penting untuk melihat beberapa hal:
1. Besar kecilnya anggaran jemaat turut mempengaruhi implementasi program strategis.
2. Analisa keuangan jemaat ini tentu berkontribusi pada pencapaian dampak pelaksanaan
program.
3. Analisa keuangan ini, berdampak pada upaya pembinaan dan optimalisasi penggalian
sumber-sumber pendapatan non konvensional yang sesuai dengan kekuatan, potensi.
4. Analisa keuangan ini penting dilakukandalam melihat tren arah perubahan dan tantangan
yang dihadapi yang berdampak pada keuangan jemaat yang tentu berkorelasi dengan
realisasi program (contoh Pandemi Covid-19 yang mendera).

Tabel 9:
Tren Realisasi Belanja Non-konvensional Jemaat
Tahun 2016-2020

Realisasi Tahunan
No Jenis Belanja
2016 2017 2018 2019 2020

1 Belanja Surat Gerejawi Rp Rp Rp Rp Rp

2 Usaha-usaha jemaat :

- Kios Jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

- Usaha galon Rp Rp Rp Rp Rp

- Penyewaan sarana
Rp Rp Rp Rp Rp
prasarana gereja

- Usaha Jasa (mobil Rp Rp Rp Rp Rp


Angkot Jemaat)

- Kebun Jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

- Meti jemaat Rp Rp Rp Rp Rp

4 Belanja lain-lain

Total Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp

II.5. Tantangan dan Arah Perubahan Jemaat GPM….


1. Bagian ini berisikan identifikasi point-point terkait dengan tantangan dan arah
perubahan yang mengemuka, yang urgen dan mempengaruhi jalannya pelayanan
(Factor Eksternal). Tantangan dan perubahan tersebut diidentifikasi sebagai hal yang
patut direspons dalam Renstra Jemaat .
2. Bagian ini dibuat juga berdasarkan Ruling pelayanan dengan menggunakan Tabel Bantu
yang sama digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, potensi pelayanan Jemaat
cerita sukses, nilai positif dan pengalaman pengalaman terbaik di Jemaat
3. Proses mengidentifikasi tantangan dan perubahan ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan diskusi kelompok (Focus Group Discussion/FGD) yang melibatkan, Tim
Renstra Jemaat, Majelis Jemaat, Perwakilan Unit/Sektor/Wadah/Oprganisasi Pelayanan,
Badan Pembantu Pelayanan lainnya di Jemaat serta pihak terkait lainnya yang
berhubungan dengan Ruling Pelayanan Jemaat.
4. Untuk melakukan identifikasi tantangan dan arah perubahan, perlu melihat dokumen –
dokumen perencanaan yang dimiliki pemerintah daerah seperti Rencana Pengembangan
Jangka Pendek (RPJP), Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten/Kota, dokumen Musrembang kecamatan dan dokumen Musrembang desa.
36

Dan perlu juga melihat tren perubahan yang terjadi di sekitar Jemaat/desa/dusun
(misalnya dampak yang timbul akibat adanya bencana alam dan non-alam, penggunaan
internet, daerah pengembangan wilayah seperti industri perkebunban/industri kelapa
sawit, transmigrasi, eksplorasi tambang, eksplorasi hasil laut, eksplorasi hutan, ilegal
fishing, pembangunan sarana pendidikan, pembangunan sarana kesehatan dan lain-lain),
yang sangat kuat berpengaruh terhadap gerak pelayanan Jemaat.
5. Langkah-langkah kerja pemetaan dan identifikasi tantangan dan arah perubahan Jemaat:
a. Setiap Peserta diskusi diminta mengidentifikasi tantangan dan arah perubahan yang
mempengaruhi pelayanan di tingkat Jemaat .
b. Seluruh hasil identifikasi dimasukkan ke dalam tabel identifikasi.
c. Point-point tantangan dan arah perubahan yang telah diidentifikasi pada tabel
identifikasi itulah yang menjadi hasil pemetaan tantangan dan arah perubahan
pelayanan Jemaat.

Tabel 3 :
Identifikasi Tantangan dan Arah Perubahan (Aspek Eksternal)
3 PROFIL GEREJA
No
UMAT PELAYAN LEMBAGA
Contoh : Contoh : Contoh :
Bencana Banjir, Kepekaan Pelayan melihat 1. Ketersediaan Dana
Longsor maupun Tren Perubahan dan 2. Memiliki Tim
1 Gempa Bumi yang keberanian mengambil Penanggulangan Bencana
melanda Jemaat di tindakan di tengah Krisis. Jemaat.
Pertengahan atau 3. Relasi dengan Pemerintah
sepanjang Tahun
Contoh : Contoh : Contoh :
Covid-19 yang Kepekaan Pelayan melihat Respon Kebijakan Lembaga
menghantam Tren Perubahan dan (Sinode) terkait dengan
2
seluruh kehidupan keberanian mengambil keberlangsungan pelayanan
umat tindakan di tengah Krisis ditengah pandemi covid-19

Contoh: pelayanan ibadah Ketersediaan dana, tersedia


Contoh:
3 online (live streaming, peralatan multi media dan tenaga
Ibadah online
yotube, TOA, manual teks) multi media

BAB III. VISI DAN MISI GPM.

III.1.Visi GPM.
Bagian ini berisikan Visi GPM. Visi GPM yang dimaksudkan disini hanyalah satu
Visi GPM yang sudah tertuang di dalam PIP/RIPP GPM. Visi tersebut dipakai di
tingkat Sinode, Klasis dan Jemaat. karena itu tidak ada lagi Visi Pengembangan
Klasis dan Visi Pengembangan Jemaat. Dengan satu Visi maka Sinode-Klasis-
Jemaat secara bersama diarahkan untuk mencapai Visi yang sama dan bukan Visi
yang berbeda/beragam. Kekhususan/ciri khas Jemaat akan tertuang pada sasaran
strategis pengembangan Jemaat. Visi Besar GPM yang termuat dalam PIP/RIPP
GPM adalah:

“MENJADI GEREJA YANG BERAKAR DI DALAM TRITUNGGAL ALLAH DAN


BERTUMBUH BERSAMA UNTUK MEMBELA DAN MERAWAT KEHIDUPAN”

III.2. Misi GPM.


Misi GPM yang dimaksudkan disini hanyalah satu Misi GPM yang sudah tertuang di
dalam PIP/RIPP GPM. Misi tersebut dipakai di tingkat Sinode, Klasis dan Jemaat.
karena itu tidak ada lagi Misi Pengembangan Klasis dan Misi Pengembangan
Jemaat. Dengan satu Misi maka Sinode-Klasis-Jemaat secara bersama diarahkan
untuk mencapai Misi yang sama dan bukan Misi yang berbeda/beragam.
37

Kekhususan/ciri khas Jemaat akan tertuang pada sasaran strategis pengembangan


Jemaat.
Misi GPM yang tertuang dalam PIP/RIPP GPM terdiri dari 4 pokok yaitu:

1. Mengembangkan teologi kontekstual dan spiritualitas yang pro hidup


2. Mengupayakan tegaknya keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan
3. Membangun wilayah pelayanan GPM sebagai rumah bersama dan sakramentum
Allah
4. Mengembangkan fungsi penatalayanan GPM sebagai teman sekerja Allah

BAB IV. SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN JEMAAT GPM.


Bagian ini berisikan tentang prioritas pengembangan pelayanan di tingkat Jemaat sebagai
bagian utama dari Sasaran Strategis Pengembangan profil umat, pelayan dan lembaga.
Melalui prioritas pengembangan sebagai bagian dari sasaran strategis pengembangan profil
bergereja maka diharapkan Jemaat dapat berkontribusi untuk mewujudkan Visi dan Misi
GPM.
Bagian ini dibuat berdasarkan hasil identifikasi kekuatan, potensi, cerita sukses, hal
positif/terbaik semua ruling pelayanan yang dikelompokkan karena memiliki kesamaan
aksentuasi atau berkencederungan kait-mengait satu dengan yang lainnya (aspek-aspek
yang beririsan). Dari hasil pengelompokkan tersebut maka dirumuskanlah prioritas
pengembangansebagai bagian dari sasaran strategis pengembangan profil bergereja yang
terkonsentrasi, spesifik dan terukur. Jemaat dapat menentukan berapa jumlah prioritas
pengembangan selama periode Renstra (5 tahun), namun disarankan sebaiknya jumlah
maksimal prioritas pengembangan adalah lima (5)prioritas pengembangan yang
selanjutnya diurai ke dalam setiap profil bergereja. Jadi sasaran strategis pengembangan
profil bergereja diperoleh dari turunan setiap prioritas pengembangan. Hal tersebut
sesungguhnya berkaitan dengan penetapan prioritas pengembangan pelayanan sehingga
setiap tahun, jemaat memiliki prioritas pelayanan tertentu dalam perencanaan strategisnya.

IV.1. Sasaran Strategis Pengembangan Umat


Bagian ini dibuat berdasarkan hasil identifikasi kekuatan, potensi, cerita sukses, hal
positif/terbaik yang dimiliki Jemaat yang kemudian dikelompokkan ke dalam setiap
prioritas pengembangan karena memiliki kesamaan aksentuasi atau
berkencederungan kait-mengait satu dengan yang lainnya atau aspek-aspek yang
beririsan pada aspek umat.

IV.2.Sasaran Strategis Pengembangan Pelayan


Bagian ini dibuat berdasarkan hasil identifikasi kekuatan, potensi, cerita sukses, hal
positif/terbaik yang dimiliki Jemaat yang kemudian dikelompokkan ke dalam setiap
prioritas pengembangan karena memiliki kesamaan aksentuasi atau
berkencederungan kait-mengait satu dengan yang lainnya atau aspek-aspek yang
beririsan pada aspek pelayan.

IV.3. Sasaran Strategis Pengembangan Lembaga


Bagian ini dibuat berdasarkan hasil identifikasi kekuatan, potensi, cerita sukses, hal
positif/terbaik yang dimiliki Jemaat yang kemudian dikelompokan ke dalam setiap
prioritas pengembangan karena memiliki kesamaan aksentuasi atau
berkencederungan kait-mengait satu dengan yang lainnya atau aspek-aspek yang
beririsan pada aspek lembaga.

Langkah-langkah kerja untuk menentukan prioritas pengembangan sebagai bagian


dari sasaran strategis pengembangan profil bergereja pada aspek internal dan
eksternal pada tabel kerja adalah sebagai berikut:
38
39

a. Aspek Internal (kekuatan, Potensi dll)


1. Untuk mendapatkan prioritas pengembangan pada aspek internal yaitu kekuatan, potensi, kisah sukses, hal-hal positif, maka dapat merujuk pada pemetaan
kekuatan pelayanan jemaat.
2. Pada hasil identifikasi kekuatan yang memiliki kesamaan aksentuasi, berkecenderungan kait-mengait dan beririsan satu dengan yang lain, maka dapat menentukan
prioritas pengembangan.
3. Setiap prioritas pengembangan yang telah ditetapkan kemudian diturunkan ke dalam sasaran startegis pengembangan profil bergereja (umat, pelayan dan lembaga).
4. Setiap rumusan sasaran strategis pada kolom 3 profil kemudian diberikan kode ruling sebagai penanda yang akan menghubungkan sasaran strategis dengan ruling
tertentu
Misalnya nama sasaran pada profil umat : “Mengembangkan sistem pembinaan anak berbasis IT” (ARK).
ARK dalam tanda kurung adalah kode untuk Ruling Anak Remaja dan katekisasi.

b. Aspek Eksternal [tantangan dan arah perubahan]


1. Untuk mendapatkan prioritas pengembangan pada aspek eksternal yaitu tentang tantangan dan arah perubahan, maka dapat merujuk pada pemetaan tantangan dan
arah perubahan.
2. Pada hasil identifikasi tantangan dan arah perubahan yang memiliki kesamaan aksentuasi, berkecenderungan kait-mengait dan beririsan satu dengan yang lain,
maka dapat menentukan prioritas pengembangan.
3. Setiap prioritas pengembangan yang telah ditetapkan kemudian diturunkan ke dalam sasaran strategis pengembangan profil bergereja (umat, pelayan dan lembaga).
4. Setiap rumusan sasaran strategis pada kolom 3 profil kemudian diberikan kode ruling sebagai penanda yang akan menghubungkan sasarann startegis dengan ruling
tertentu.
Misalnya nama sasaran pada profil umat: “Mengoptimalkan kerja badan penanggulangan bencana jemaat dalam penanggulangan bencana” (Pemuda).
Pemuda dalam tanda kurung adalah kode untuk Ruling Pemuda.
40

6. TABEL 4 : SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN JEMAAT GPM…


Lintas Seksi :
Lintas Ruling :
PENGELOMPOKAN MENURUT PRIORITAS PENGEMBANGAN
3 PROFIL GEREJA
ASPEK
Nama Prioritas pengembangan 1
INTERNAL/
(contoh : Pengembangan Pelayanan Prioritas pengembangan 2 Prioritas Pengembangan 3 Prioritas Pengembangan 4 Prioritas Pengembangan 5
EKSTERNAL
Berbasis IT)
Lembag Lem
Umat Pelayan Lembaga Umat pelayan lembaga Umat Pelayan Lembaga Umat Pelayan Umat Pelayan
a baga
KEKUATAN, Contoh ; Peningkatan Mengembangka - - - - - - - -
KESUKSESA, Mengemba kapasitas n sarana dan
POTENSI, HAL ngkan Pengasuh prasarana IT
POSITIF sistem dalam dalam pross
pembinaan pengunaan belajar mengajar
anak media SM/TPI - -
berbasis IT online
(ARK) dalam
mengajar
SMTPI
TANTANGAN & . Contoh : - Contoh : - - - - - - - - -
ARAH Mengoptimalka Mengopt
PERUBAHAN n kerja badan imalkan
penanggulangan kerja
bencana jemaat sama
dalam gereja
penanggulangan dengan
bencana pihak
terkait
dalam
merespo
n
kebijaka
n yang
berhubu
ngan
dengan
penanga
nan
41

Covid-
19
42

Keterangan :
1. Nama Prioritas Pengembangan dirumuskan berdasarkan penekanan-penekanan yang sama pada setiap profil. Contoh;seperti pada tabel di atas pada: profil Umat, Pelayan dan
Lembaga ada penekanan pada pelayanan berbasis IT.

Tabel 5 : Tabel bantu perumusan Indikator Sasaran Strategis Pengembangan Jemaat.


Setelah setiap sasaran strategis pengembangan sebagai turunan dari setiap prioritas pengembangan ditentukan pada Tabel 4 di atas, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan indikator-indikator sasaran strategis pengembangan tersebut sebagai target yang harus dicapai. Perumusan indikator sasaran strategis pengembangan dapat
dikerjakan dengan Tabel 5 di bawah ini:

Nama Prioritas Pengembangan 1


(contoh : Pengembangan Pelayanan Berbasis IT) Indikator
No
(tahun 1)
Umat Pelayan Lembaga

Contoh; Mengembangkan sistem Peningkatan kapasitas Pengasuh Mengembangkan sarana 1. Akhir tahun 2021 10 orang pengasuh telah menguasai dan
pembinaan anak berbasis IT (ARK) dalam pengunaan media online dan prasarana IT dalam menggunakan media online dalam mengajar SMTPI (P)
dalam mengajar SMTPI proses belajar-mengajar 2. Akhir tahun 2021 pembinaan berbasis IT sudah
SM/TPI menjangkau semua jenjang (L]
3. Dst….

Keterangan :
Perumusan indikator merujuk pada penekanan setiap sasaran strategis pada masing-masing profil. Contoh indikator 1 pada tabel di atas merujuk pada sasaran Pelayan.

No Nama Prioritas Pengembangan 2 Indikator


(contoh : ………………………………………..) (tahun ke-2)

Umat Pelayan Lembaga


43

……………………………… ……………………………… ………………………….. 1. ………………………


………………………………… ………………………………………… ………………………….
…………………………… ……………………. ………………………….
2. …………………………..

Nama Prioritas Pengembangan 3


(contoh : …………………………………….) Indikator
No
(tahun ke-3)
Umat Pelayan Lembaga

………………………………… ………………………………………… ……………………………………… 1. …………………………


………………………………… ………………………………………… ………………………………………
……….. ………… ………………. 2. …………………………….
44

IV.2. Kebijakan Sasaran Strategis. (Terlampir)


Bagian ini adalah ruang kosong yang disediakan bagi Jemaat untuk dalam keadaan darurat
atau dalam kondisi tidak normal dapat merumuskan kebijakan sasaran strategis baru yang
relevan dan mendesak bagi pelayanan oleh karena ternyata sejak awal penyusunan Renstra,
sasaran strategis tentang penanganan suatu keadaan darurat atau kondisi tidak normal
tersebut tidak direncanakan. Yang dimaksud dengan keadaan darurat atau kondisi tidak
normal adalah suatu situasi yang mempengaruhi, merubah, mengganggu dan mengancam
kehidupan pelayanan yang membutuhkan respon Majelis Jemaat sebagai pengambil
kebijakan (misalnya covid-19, bencana alam, perubahan iklim, dll). Kebijakan Sasaran
Strategis dapat dilakukan setelah Majelis Jemaat melakukan konsultasi dengan Majelis
Pekerja Klasis dengan memasukan pada tabel Kebijakan Sasaran Strategis yang langkah-
langkah kerjanya sama dengan mengisi Sasaran Strategis.
45

BAB VI. KEGIATAN STRATEGIS (Lampiran)

VI.1 Tabel 10 : Tabel Bantu Korelasi anatara Sasaran Strategis Pengembangan dan Kegiatan Strategis (Lampiran)

Sasaran Prioritas Pengembangan 1 Sasaran Prioritas Pengembangan 2 Sasaran Prioritas Pengembangan3


No Umat Kegiatan Pelayan Kegiatan Lembaga Kegiatan Umat Kegiatan Pelayan Kegiatan Lembaga Kegiatan Umat Kegiatan Pelayan Kegiatan Lembaga Kegiatan
strategis strategis strategis strategis strategis strategis strategis Stretegis Strategis
1
2
3
Keterangan :
1. Tabel bantu ini dibuat untuk melihat korelasi (hubungan) setiap sasaran strategis pengembangan per profil (umat, pelayan dan lembaga) dengan setiap kegiatan strategis yang direncanakan.
2. Tabel bantu ini juga dibuat untuk memudahkan pengisian Tabel Moneva tiap tahun (lihat contoh pengisian tabel 11, Moneva)

VI.2. Kegiatan Strategis


Bagian ini adalah lampiran jenis-jenis kegiatan strategis yang ditentukan berdasarkan hasil identifikasi kekuatan, potensi, kisah sukses ataupun hal-hal positif lainnya (lihat tabel
Bab 2) dan kerja sasaran strategis pengembangan jemaat (lihat tabel 4 pada Bab 4) ke dalam Matriks Programtahunan di bawah ini.

SEKSI :

RULING :

Bagian ini diisi dengan rumusan Nama Program setelah dilakukan pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sejiwa, saling beririsan, saling
PROGRAM STRATEGIS :
kait-mengiait
NO KEGIATAN STRATEGIS INDIKATOR BIAYA KEL. SASARAN, TEMPAT & WAKTU KET
Kolom ini berisi nama Kolom ini berisikan rumusan indikator Kolom ini berisikan Kepada siapa kegiatan ini dibuat. Kolom ini berisikan Tempat dan Kolom ini merupakan
kegiatan strategis yang capaian kegiatan strategis yang Kisaran Biaya untuk (misalnya; Pemuda, Katekisan, waktu pelaksanaan kegiatan Keterangan tambahan
1. dalam perumusannya memuat kuantitatif, kualitatif, dan Kegiatan yang akan Ibu-ibu Wadah, dll) yang dipandang perlu.
merupakan turunan dari waktu, (kkw) dilakukan. Dalam bentuk
setiap sasaran strategis yang Contoh: Terlaksananya Pemasangan nominal
disesuaikan dengan hasil satu unit WiFi jemaat pada bulan…. Rp…….
identifikasi kekuatan, Tahun….
potensi, cerita sukses, hal-
hal positif lainnya.
Contoh; Pengadaan WiFi
46

Jemaat…..
47

2. - - - - - -

3. - - - - - -

VI.3. Kebijakan Kegiatan Strategis (Lampiran)


Bagian ini adalah lampiran jenis-jenis kebijakan kegiatan strategis yang ditetapkan karena satu keadan darurat atau kondisi tidak normal sesuai dengan bidang pelayanan.

SEKSI :

RULING :

KEBIJAKAN PROGRAM Bagian ini diisi dengan rumusan nama kebijakan Program Strategis setelah dilakukan pengelompokan kegiatan-kegiatan yang
:
STRATEGIS sejiwa, saling beririsan, saling kait-mengait

KEBIJAKA
NO KEGIATAN INDIKATOR BIAYA KEL. SASARAN TEMPAT & WAKTU KET
STRATEGIS
Kolom ini berisi Kolom ini berisikan Biaya yang Kepada siapa kegiatan ini Klasis…… Maret 2021 Keterangan lain yang perlu ditulis.
kebijakan rumusan indikator diambil dari dibuat.
kegiatanstrategis capaian kebijakan Anggaran Jemaat Warga Jemaat yang
berdasarkan identifikasi kegiatan strategis yang dan diperuntukan rentan secara ekonomi
1. tantangan dan arah memuat waktu, kualitatif untuk menangani selama masa pandemi
perubahan. dan kuantitatif (kkt) kegiatan ini
Contoh : Pelayanan dalam bentuk
Diakonia di masa Covid- nominal
19 Rp…….
Contoh : Bantuan Warga Jemaat yang
2. pengungsi gempa selama Idem Idem adalah korban bencana Idem Idem
6 bulan gempa bumi.

3. - - - - - -
48
49

BAB VII. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan Evaluasi harus menjadi satu kesatuan di dalam kerangka perencanaan pelayanan sehingga setiap jenjang gereja mutlak melakukannya sebagai salah satu tahapan
penting untuk melihat tingkat ketercapaian pelaksanaan perencanaan, baik yang sifatnya tahunan maupun 5 tahunan.
Untuk melihat capaian-capaian pelaksanaan perencanaan dimaksud maka haruslah dilakukan langkah-langkah monitoring dan evaluasi program, dan melakukan pekerjaan
pengisian tabel moneva seperti di bawah ini.

Tabel 11 :
Monitoring dan Evaluasi Program
Indikator Sasaran Strategis Pengembangan 3 Profil Capaian Sasaran Strategis Pengembangan RTL
NO Item Kegiatan Capaian Kendala
(U/P/L) 3 Profil (U/P/L)

Indikator Umat Pelayan Lembaga


Capaian Umat Pelayan Lembaga
Kegiatan

Apa saja yang


Kolom ini berisi Kolom ini berisi
Kolom ini berisi Apakah Apakah Apakah masih perlu
Kolom ini indikator indikator
indikator sasaran realisasi realisasi realisasi ditindak
berisi nama Apakah realisasi sasaran pelayan sasaran lembaga
umat seperti yang kegiatan kegiatan kegiatan lanjuti dari
kegiatan Kolom ini berisi kegiatan seperti yang ada seperti yang ada
ada dalam kurang, kurang, kurang, kegiatan untuk
strategis indikator strategis kurang, Hambatan- dalam Renstra. dalam Renstra.
Renstra. Kolom sesuai sesuai sesuai pengembangan
Nama dan/atau kegiatan yang sesuai ataukah hambatan Kolom ini diisi Kolom ini diisi
1 ini diisi jika ataukah ataukah ataukah dan
kegiatan kebijakan ada pada lebih dari target pelaksanaan jika memiliki jika memiliki
memiliki lebih dari lebih dari lebih dari pemenuhan
kegiatan matriks capaian pada kegiatan hubungan hubungan
hubungan dengan indikator indikator indikator capaian
strategis yang program. indikator dengan kegiatan dengan kegiatan
kegiatan strategis capaian capaian capaian kegiatan dan
telah kegiatan. strategis pada strategis pada
pada kolom nama sasaran sasaran sasaran capaian
dilakukan. kolom nama kolom nama
kegiatan umat. pelayan lembaga. sasaran
kegiatan kegiatan
strategis.

Kolom ini
diisi dengan
Kolom ini
uraian tentang
berisi nominal Apakah realisasi biaya kurang,
kendala
2 Biaya rancangan sesuai ataukah lebih dari rancangan
keuangan (bila
biaya kegiatan biaya.
ada ketika
dalam rupiah
kegiatan ini
dilakukan)
50

Kolom ini
diisi dengan
uraian tentang
kendala apa
Kolom ini saja bila target
berisi kelompok
kelompok sasaran yang
sasaran untuk dirancang
Apakah realisasi kegiatan strategis
pelaksanaan. tidak sesuai.
Kelompok kurang, sesuai ataukah lebih dari
3 Misalnya; Contoh;
Sasaran target kelompok sasaran yang
Pemuda Ditargetkan 50
dirancang,
berapa orang, anak yang
atau wadah mengikuti
perempuan kegiatan Temu
berapa orang Anak SMTPI
tingkat jemaat
namun yang
hadir 20. Apa
kendalanya.

4 Waktu dan Kolom ini Apakah Kolom ini


Tempat berisi Waktu Realisasi kegiatan strategis kurang, diisi dengan
dan tempat sesuai ataukah lebih dari target uraian apakah
kegiatan ini waktu dan tempat yang dirancang. ada kendala
telah yang
terlaksana. menyebabkan
Contoh : di waktu dan
Kaibobo 7 Juli tempat
2021. pelaksanaan
kegiatan tidak
sesuai dengan
yang
ditetapkan
(dimajukan
atau
dimundurkan)
Contoh.
Direncanakan
kegiatan
berlangsung
51

30 Juni tetapi
molor sampai
7 Juli 2020.

Ketrerangan
tambahan
5 Keterangan
yang
diperlukan
52

BAB VIII. PENUTUP


Bagian ini berisikan deskripsi penutup dari dokumen perencanaan pelayanan 5 tahunan.

Lampiran.
1. Kebijakan Sasaran Strategis
2. Korelasi Kegiatan Strategis dan Sasaran Strategis Pengembangan
3. Kegiatan Strategis Seksi-Seksi
4. Kebijakan Kegiatan Strategis

XIV. PENUTUP
Demikian pedoman penyusunan Renstra Jemaat ini dibuat sebagai panduan penyusunan
Renstra Jemaat dan Jemaat tahun 2021-2025. Pedoman ini menjadi ciri khas dari suatu
model perencanaan pelayanan GPM sehingga diharapkan supaya seluruh jenjang gerejawi
dapat melakukannya secara konsisten dan sungguh-sungguh sehingga tidak mencapur-
adukannya dengan model perencanaan lembaga lain yang dapat menimbulkan benturan.
Pedoman ini tentu masih bersifat umum, namun diharapkan dalam penerapannya dapat
disesuaikan dan atau dikembangkan sesuai dengan situasi dan dinamika pelayanan setiap
jenjang gereja.Dengan diberlakukannya pedoman penyusunan Renstra Jemaat tahun 2021-
2025,maka segala modul dan atau panduan penyusunan Renstra lainnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.Sekian dan terima kasih, Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama.

MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE GEREJA PROTESTAN MALUKU

Anda mungkin juga menyukai