Anda di halaman 1dari 30

TATA GEREJA TORAJA

PEMBUKAAN
Sesungguhnya gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dan percaya kepada
Allah yang esa yang telah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus sesuai kesaksian
Alkitab yang telah diterangkan dalam Pengakuan Gereja Toraja dan Pengakuan Oikumenis.

Gereja sebagai umat Allah, persekutuan orang-orang percaya, yang dipanggil keluar dari
kegelapan masuk ke dalam terang Allah yang ajaib,melalui perantaraan Roh dan Firman, menjadi
milik kepunyaan-Nya untuk mewujudkan karya penyelamatan di dalam Yesus Kristus.

Gereja sebagai tubuh Kristus dan dikepalai oleh Kristus sendiri, berada di dunia tapi bukan
dari dunia untuk melaksanakan misi Allah dan melanjutkan misi Kristus.Roh Kudus membagi-bagikan
kepelbagaian karunia bagi anggota-anggotanya untuk pembangunan dan pertumbuhanya menuju
akhir zaman.

Gereja sebagai umat yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah, yang hidup dalam satu kesatuan persaudaraan sejati yang sama dan setara sebagai keluarga
Allah, Gereja Toraja dipanggil dan diutus ke dalam dunia untuk memberitakan penyelamatan dari
Allah dalam Yesus Kristus, memuliakan Dia serta menjadi berkat bagi seluruh ciptaan.

Sebagai umat Allah, tubuh Kristus dan keluarga Allah, Gereja Toraja lahir sebagai karya Roh
Kudus dari pemberitaan Injil oleh Gereja Protestan Indonesia (Indische Kerk) dan badan zending GZB
dan bertumbuh serta berkembang dalam masyarakat dan budaya Toraja yang kemudian membentuk
organisasi gereja yang bernama Gereja Toraja pada tanggal 25 Maret 1947 dalam Sidang Majelis Am
yang pertama di Rantepao.

Pelayanan Gereja Toraja bersumber dan berdasar pada Firman Tuhan yang mewujud secara
sempurna dalam pelayanan Yesus Kristus melalui hidup, kematian dan kebangkitan-Nya. Dari Dialah
Gereja Toraja menerima tugas pelayanan, pertumbuhan dan pembangunan dirinya dalam kasih,
“Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah
diletakkan yaitu Yesus Kristus.”

Sebagai persekutuan, warga Gereja Toraja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
masyarakat Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.Gereja Toraja mengakui bahwa gereja dan negara memiliki kewenangan masing-masing,
namun keduanya merupakan mitra yang saling menghormati, saling mengingatkan dan saling
membantu.

Untuk memelihara kekudusan, ketertiban dan kelancaran dalam pelayanan Gereja Toraja,
maka disusunlah Tata Gereja Toraja meliputi : Pembukaan, Batang Tubuh dan Memori Penjelasan.

1
BATANG TUBUH MEMORI PENJELASAN
BAB I
GEREJA
Pasal 1 Pasal 1
Nama Nama Gereja Toraja tidak boleh disingkat baik
Nama gereja ini adalah Gereja Toraja. dalam penulisan maupun dalam penyebutan
kalau berdiri sendiri
Pasal 2 Pasal 2
Hakikat dan Wujud Ayat 3 Jemaat adalah wujud Gereja Toraja
1. Gereja Toraja adalah persekutuan orang-orang yang berupa gereja setempat yaitu
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. persekutuan orang percaya di suatu
2. Gereja Toraja adalah penyataan dari gereja yang tempat tertentu yang melaksanakan
esa,kudus, am dan rasuli pemberitaan firman Allah dan sakramen
3. Gereja Toraja mewujud dalam gereja setempat yang serta menjalankan tugas panggilannya
disebut jemaat. untuk menjadi berkat bagi dunia
.
Pasal 3
Waktu dan Tempat Kedudukan Pasal 3 cukup jelas
1. Gereja Toraja sebagai lembaga gerejawi terbentuk
pada tanggal 25 Maret 1947 melalui Sidang Majelis Am
yang pertama di Rantepao untuk waktu yang tidak
ditentukan.
2. Gereja Toraja dinyatakan sebagai lembaga keagamaan
yang bersifat gerejawidan berbadan hukum sesuai
Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971
tanggal 11 Mei 1971.
3. Gereja Toraja berkedudukan di Indonesia dan dapat
melayani di tempat-tempat lain.
Pasal 4 Pasal 4
Pengakuan Iman Ayat 1 cukup jelas
1. Gereja Toraja mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Ayat 2Pengakuan Iman Gereja Toraja adalah:
Tuhan dan Juruselamat dunia, Kepala Gereja, sesuai Pengakuan Gereja Toraja, Pengakuan
kesaksian Alkitab sebagaimana dirumuskan dalam Iman Rasuli, Pengakuan Athanasius dan
Pengakuan Gereja Toraja. Pengakuan Nicea Konstantinopel.
2. Gereja Toraja sebagai persekutuan am orang percaya
menerima Pemahaman Bersama Iman Kristen
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pengakuan
Iman Rasuli, Pengakuan Athanasius, dan Pengakuan
Nicea Konstantinopel.
Pasal 5
Visi Gereja Toraja Pasal 5 Cukup Jelas
Visi Gereja Toraja adalah terwujudnya Gereja Toraja yang
memuliakan Tuhan, memberitakan kebaikan-Nya, menjadi
berkat bagi manusia dan dunia
Pasal 6
Misi Gereja Toraja Pasal 6 Cukup Jelas
Misi Gereja Toraja adalah bersekutu, bersaksi, dan
melayani.
Pasal 7
Tujuan Pasal 7 Cukup Jelas
Gereja Toraja bertujuan menghadirkan keadilan dan damai
sejahtera dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan
Pasal 8 Pasal 8
Bentuk Ayat 1Bentuk presbiterial sinodal adalah pengaturan
tata hidup dan pelayanan gereja yang
1. Bentuk Gereja Toraja adalah Presbiterial Sinodal. dilaksanakan oleh para presbiteroi (pendeta,
2. Berdasarkan bentuknya, lingkup pelayanan Gereja penatua, dan diaken) dalam suatu jemaat
2
Toraja adalah jemaat, klasis, sinode wilayah dan sinode dengan keterikatan dan ketaatan kepada
am. kebersama-samaan dengan para presbiteroi
dalam lingkup yang lebih luas (klasis, wilayah
dan sinode).
Ayat 2
a. Klasis adalah persekutuan jemaat-jemaat dalam
suatu lingkup tertentu yang terikat oleh
pelayanan bersama.
b. Wilayah adalah persekutuan Klasis-Klasis dalam
suatu lingkup tertentu yang diikat oleh
pelayanan bersama.
c. Sinode adalah kesatuan Gereja Toraja yang
hadir dan melaksanakan misinya di dunia ini
dan merupakan persekutuan seluruh jemaat
Gereja Toraja.
Pasal 9 Pasal 9
Logo Makna Logo Gereja Toraja:
Logo Gereja Toraja adalah sebagai berikut: a. Rumah Toraja melambangkan konteks budaya
Toraja tempat Gereja Toraja lahir dan tumbuh.
b. Salib melambangkan kasih dan pengorbanan
Tuhan Yesus Kristus yang di atasnya Gereja Toraja
dibangun, berdiri, dan bertumbuh sesuai dengan
1 Korintus 3:11.
c. Alkitab, Firman Allah, melambangkan dasar
persekutuan, pelayanan, dan kesaksian Gereja
Toraja.
d. Tiga susun gelombang melambangkan tri
panggilan Gereja Toraja yang dilaksanakan dalam
dunia yang penuh tantangan dan peluang.
e. Lingkaran dalam melambangkan konteks
Indonesia tempat Gereja Toraja melaksanakan
pembinaan warga gereja. Lingkaranluar
melambangkan konteks dunia tempat Gereja
Toraja menyatakan tugas panggilannya.

BAB II Pasal 10
Ayat 1 Anggota sidi yaitu anggota jemaat yang telah
KEANGGOTAAN melakukan pengakuan iman sendiri di
hadapan Tuhan di tengah-tengah ibadah
Pasal 10 jemaat yaitu orang yang dibaptis dewasa dan
Jenis Keanggotaan atau dibaptis kecil tetapi telah menerima
peneguhan sidi.
Anggota Gereja Toraja terdiri dari:
1. Anggota sidi.
2. Anggota Baptis. Ayat 2 Anggota Baptis adalah anak anggota jemaat
3. Anggota Calon Baptis. yang telah dibaptis tetapi belum disidi.

Ayat 3Anggota Calon Baptis yaitu anak anggota jemaat


yang belum dibaptis dan orang dewasa yang
mau mengikuti iman kristen serta sudah
mengaku di hadapan jemaat atau Majelis
Gereja, tetapi belum dibaptis.
Pasal 11
Hak dan Kewajiban Pasal 11
1. Anggota Sidi Ayat 1 point h
a. Berhak mendapat semua bentuk pelayanan Berperan serta dalam proses-proses
gerejawi. pengambilan keputusan serta penyusunan,
b. Berhak menjadi anggota pengurus lembaga pelaksanaan, evaluasi program kerja dan
pelayanan gerejawi. anggaran jemaat, klasis, wilayah dan sinode,
c. Berhak memilih dan dipilih menjadi pejabat khusus melalui prosedur yang telah ditetapkan.
gerejawi.
d. Mendengar, membaca dan memberitakan firman
Allah dengan kata dan perbuatan.
e. Mempersembahkan tanda syukur atas anugerah
Allah.
f. Memahami, menghayati dan berpegang pada
3
Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja.
g. Berhak mengajukan keberatan tertulis kepada
Majelis Gereja jika terdapat keputusan gerejawi
yang dianggap merugikan dirinya.
h. Berperan aktif dalam pembangunan jemaat, klasis,
wilayah dan sinode baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama.
i. Wajib melaksanakan misi Gereja Toraja baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
2. Anggota Baptis.
Ayat 2 cukup jelas
a. Berhak mendapat pelayanan gerejawi sesuai aturan
dalam Gereja Toraja.
b. Wajib melaksanakan misi Gereja Toraja baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
c. Wajib aktif dalam pembangunan jemaat, klasis,
wilayah dan sinode baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama.
d. Mendengar, membaca dan memberitakan firman
Allah dengan kata dan perbuatan.
e. Mempersembahkan tanda syukur atas anugerah
Allah.
f. Berperan-serta dalam proses-proses komunikasi
dalam jemaat, klasis,wilayah dan sinode Ayat 3 cukup jelas
3. Anggota Calon Baptis.
a. Berhak mendapat pelayanan gerejawi berupa
sakramen baptisan kudus, penggembalaan dan
katekisasi.
b. Calon baptis dewasa berhak dan wajib mengikuti
pelajaran tentang prinsip-prinsip iman Kristen.
c. Mendengar, membaca dan memberitakan firman
Allah dengan kata dan perbuatan.
d. Mempersembahkan tanda syukur atas anugerah
Allah.
e. Berperan-serta dalam proses-proses komunikasi
dalam jemaat, klasis, wilayah, dan sinode
Pasal 12 Pasal 12.
Perpindahan Anggota Antarjemaat Gereja Toraja Ayat 1 cukup jelas
1. Anggota yang akan pindah mengajukan permohonan Ayat 2 Surat atestasi adalah surat yang diberikan
secara tertulis atau lisan kepada Majelis Gereja. kepada anggota jemaat yang ingin pindah
2. Majelis Gereja memberikan surat atestasi untuk ke jemaat lain. Format surat atestasi
diserahkan kepada Majelis Gereja yang dituju. ditetapkan oleh BadanPekerja Sinode
Gereja Toraja.
Pasal 13 Pasal 13
Perpindahan Anggota ke Gereja yang Seajaran Ayat 1 Cukup Jelas
1. Anggota yang akan pindah meminta surat pindah Ayat 2 Surat atestasi adalah surat yang diberikan
secara lisan atautertulis kepada Majelis Gereja. kepada anggota jemaat yang ingin pindah ke
2. Majelis Gereja memberikan surat atestasi untuk jemaat lain. Format surat atestasi ditetapkan oleh
diserahkan kepada Majelis Gereja yang dituju setelah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
dilakukan percakapan.
Pasal 14 Pasal 14
Penerimaan Anggota dari Gereja yang Seajaran Ayat 1
1. Majelis Gereja menerima anggota yang datang dari a.Gereja yang sejaran adalah gereja yang
gereja yang seajaran dengan atau tanpa surat atestasi. ajaaran-ajarannya tidak bertentangan dengan
2. Majelis Gereja mewartakan penerimaan anggota Pengakuan Gereja Toraja.
tersebut kepada anggota jemaat. b.Panduan tentang gereja yang sejaran disusun
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
Ayat 2 cukup jelas

Pasal 15
Penerimaan Anggota dari Gereja yang tidak Seajaran Pasal 15Cukup jelas
4
1. Majelis Gereja menerima anggota yang datang dari
gereja yang tidak seajaran dengan atau tanpa atestasi
setelah diadakan penerimaan dalam suatu ibadah
Jemaat dengan menggunakan Naskah Liturgis
Penerimaan Anggota dari Gereja Yang Tidak Seajaran.
2. Majelis Gereja mewartakan penerimaan anggota
tersebut kepada anggota jemaat.
BAB III
PELAYANAN GEREJAWI Pasal 16Cukup Jelas
Pasal 16
Bentuk-bentuk Pelayanan Gerejawi
Bentuk-bentuk pelayanan Gereja Toraja adalah: Ibadah
Jemaat, Baptisan Kudus, Perjamuan Kudus,
Katekisasi,Peneguhan Sidi, pemberkatan/peneguhan
nikah,Diakonia,Pembinaan Warga Gereja, pelayanan
Organisasi Intra Gerejawi, Penggembalaan, Disiplin
Gerejawi, Pekabaran Injil, pelayanan Lembaga Pelayanan
Gerejawi dan Pelayanan Kategorial.
Pasal 17 Pasal 17
Ibadah Jemaat Ayat 1 Setiap ibadah jemaat yang dilaksanakan oleh
anggota jemaat dalam lingkup jemaat harus
1. Ibadah jemaat adalah ibadah yang dilaksanakan secara di bawah tanggung jawab Majelis Gereja
bersama-sama oleh anggota jemaat dewasadan anak-
anak setempat.
2. Ibadah jemaat meliputi: ibadah hari minggu, ibadah
hari raya gerejawi, ibadah pelayanan khusus, ibadah- Ayat 2 Ibadah pelayanan khusus adalahpeneguhan
ibadah Organisasi Intra Gerejawi dan ibadah-ibadah dan pemberkatan nikah,peneguhan penatua
lain yang diatur dan dilaksanakan di bawah tanggung dan diaken,pengurapan dan
jawab Majelis Gereja setempat. peneguhan/penguraian pendeta,emeritasi
3. Ibadah jemaat dilaksanakan sesuai Tata Ibadah yang pendeta, pendewasaancabang kebaktian,
ditetapkan oleh Sidang Sinode Am. pelayanansakramen.
4. Nyanyian yang dipakai dalam ibadah adalah mazmur
dan nyanyian-nyanyian rohani yang tidak bertentangan
dengan Pengakuan Gereja Toraja. Ayat 3 Tata ibadah hari minggudan hari raya
gerejawi yang sudahditetapkan oleh Sidang
Sinode Amdipergunakan secara
bergantiandalam ibadah jemaat sesuai
pengaturan Majelis Gereja.
Pasal 18 Pasal 18
Baptisan Kudus Ayat 1
1. Baptisan kudus terdiri atas baptisan dewasa dan a.Baptisan kudus dewasa adalah baptisan kudus untuk
baptisan terhadap anak. orang yang:
2. Baptisan kudus dilaksanakan dalam ibadah jemaat di 1. Menyatakan pengakuan sendiri bahwa Yesus
Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat.
tempat ibadah hari minggu atau di tempat yang 2. Berumur minimal 15 (lima belas) tahun atau yang
ditentukan oleh Majelis Gereja dengan menggunakan sudah menikah.
Naskah Liturgis Pelayanan Baptisan Kudus Gereja 3. Telah mengikuti pengajaran agama kristen yang
Toraja. dipersiapkan khusus untuk calon baptis.
3. Baptisan kudus dilaksanakan sesudah didoakan dan b. Baptisan kudus anak adalah baptisan kudusuntuk
diumumkan sekurang-kurangnya 2 (dua) hari minggu orang yang:
berturut-turut. 1. Berumur kurang dari 15 (lima belas) tahun.
4. Setiap orang hanya sekali dibaptis dalam nama Bapa 2. Belum dapat mengaku sendiri bahwa Yesus Kristus
dan Anak dan Roh Kudus (Mat. 28:19). itulah Tuhan dan Juruselamatnya. Pengakuan dan
5. Jika terdapat hal-hal khusus, Majalelis Gereja dapat janji diucapkan oleh orang tua atau walinya.
memutuskan untuk melakukan pelayanan baptisan kudus 3. Orang tua kandung atau orang tua asuh atau wali
walaupun hanya satu kali hari Minggu diumumkan adalah anggota sidi dan tidak sedang menjalani
disiplin gerejawi.
Ayat 2 Cukup jelaas

Pasal 19 Pasal 19
Perjamuan Kudus Ayat 1
1. Perjamuan kudus dilakukan dalam ibadah jemaat di Sebelum pelayanan perjamuan kudus dilaksanakan,
tempat kebaktian hari minggu atau di tempat lain yang Majelis Gereja:
ditetapkan oleh Majelis Gereja dengan menggunakan a. Mengadakan perkunjungan kepada anggota
5
Naskah Liturgis Perjamuan Kudus Gereja Toraja. jemaat untuk menjelaskan maksud dan
2. Perjamuan kudus diikuti oleh anggota sidi yang tidak pentingnya perjamuan kudus.
sedang menjalani disiplin gerejawi. b. Mengadakan khotbah persiapan dan
3. Perjamuan kudus menggunakan roti dan anggur. pembacaan sebagian Naskah Liturgis
4. Perjamuan Kudus menggunakan meja sebagai simbol Perjamuan Kudus dalam kebaktian hari
minggu.
persekutuan c. Anggota sidi yang tidak dapat mengikuti
perjamuan kudus dalam ibadah jemaat di
tempat kebaktian hari minggu karena alasan
kesehatan dapat meminta pelayanan
perjamuan kudus kepada Majelis Gereja.
Pelayanan ini merupakan pelayanan yang tak
terpisahkan dari pelayanan Perjamuan Kudus
yang dilaksanakan dalam ibadah jemaat di
tempat ibadah hari minggu
Ayat 2 cukup jelas
Ayat 3 Perjamuan kudus menggunakan alat minum
cawan atau sloki.
Ayat 4 cukup jelas

Pasal 20 Pasal 20
Katekisasi Ayat 1
1. Gereja Toraja mengenal 3 (tiga) jenis katikasasi yakni b. Katekisasi baptis diikuti orang tua/wali dari
katekisasi baptis, sidi dan nikah. calon baptis anak atau calon baptis
2. Katekisasi baptis, sidi dan nikah diselenggarakan oleh dewasa dan berlangsung sekurang-
Majelis Gereja dan dilaksanakan oleh pendeta atau kurangnya dua kali pertemuan
orang yang ditetapkan oleh Majelis Gereja. a. Katekisasi sidi berlangsung selama 6
3. Katekisasi sidi diikuti oleh anggota baptis yang akan (enam) sampai 12 (dua belas) bulan
menyatakan pengakuan imannya di hadapan Tuhan dengan menggunakan buku katekisasi sidi
dan jemaat-Nya. Gereja Toraja.
4. Katekisasi persiapan nikah diikuti oleh anggota yang
akan melangsungkan pernikahan gerejawi. b. Katekisasi nikah menggunakan buku
katekisasi nikah Gereja Toraja.
Ayat 2 cukup jelas
Ayat 3 cukup jelas
Ayat 4 cukup jelas
Pasal 21
Peneguhan Sidi Pasal 21 cukup jelas
1. Peneguhan sidi diselenggarakan dalam ibadah jemaat
di tempat kebaktian hari minggu atau di tempat lain
yang ditetapkan oleh Majelis Gereja dengan
menggunakan Naskah Liturgis Peneguhan Sidi Gereja
Toraja.
2. Peneguhan sidi diikuti anggota baptis yang telah
berusia 15 (lima belas) tahun dan telah mengikuti
pelajaran katekisasi sidi.
Pasal 22 Pasal 22
Pemberkatan Nikah Ayat 1
1. Pernikahan gerejawi adalah perkawinan antara a. Jika calon belum mengikuti katekisasi nikah dari
seorang laki-laki dengan seorang perempuan untuk jemaat asalnya karena jauh, maka terlebih
menjadi pasangan suami istri seumur hidup dan dahulu dilaksanakan katekisasi nikah oleh
majelis di mana ia akan diberkati.
diberkati dalam suatu ibadah jemaat di tempat b. Pemberkatan nikah bagi pasangan yang
kebaktian hari minggu atau di tempat lain yang berbeda denominasi dapat dilakukan setelah
ditetapkan oleh Majelis Gereja. Majelis Gereja setempat meneliti dan
2. Dapat tidaknya Pemberkatan nikah dilakukan bagi mempertimbangkan secara cermat serta telah
calon yang pernah cerai, diputuskan setelah dilakukan melaksanakan katekisasi nikah.
penelitian secara saksama, mendalam dan dalam c. Jika calon mempelai belum menjadi anggota
waktu yang cukup lama. sidi, maka terlebih dahulu dilakukan peneguhan
3. Majelis Gereja mengumumkan dan mendoakan dalam sidi.
kebaktian hari minggu sekurang-kurangnya 2 (dua) hari Ayat 2
minggu berturut-turut. a. Gereja Toraja pada prinsipnya tidak menyetujui
4. Setiap anggota jemaat wajib mencatatkan nikahnya perceraian. Perceraian terjadi karena pengaruh
pada pemerintah. dosa dan kekerasan hati manusia. Karena itu
Gereja Toraja berjuang dengan penuh kasih,
6
pengharapan dan pengampunan mendampingi
warganya yang gagal dalam pernikahan.
b. Prosedur penelitian yang dimaksudkan sebagai
berikut:
1. Mengajukan surat permintaan untuk
diberkati
2. Majelis Gereja mengadakan Sidang untuk
membentuk tim pemeriksaan dan
penelitian terhadap kedua calon.
3. Hal- hal yang diteliti adalah:
a. Sebab musebab perceraian.
b. Keberadaan suami/istiri dan anak-
anak.
c. Dampaknya bagi persekutuan jemaat,
d. Bukti surat pendukung yg berkaitan
dengan hukum( Surat Cerai dari
Pengadilan).
e. Yang bersangkutan mengakui dosa dan
kesalahan serta menyadari buruknya
akibat perceraian.
f. Yang bersangkutan membawa surat
keterangan dari jemaat/gereja asalnya.
1. Setelah penelitian, Majelis Gereja
melaksanakan sidang untuk
menetapkan dapat tidaknya
permbekatan dilaksanakan.
2. Apabila pemberkatan dapat
dilaksanaan maka dilakukan
katekisasi nikah.
3. Dalam akta liturgi pernikahan perlu
diformulasikan secara bijak adanya
pengakuan dosa dan kesalahan dari
yang besangkutan.
4. Penilitian dilaksanakan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan.
Ayat 3 cukup jelas
Ayat 4 cukup jelas
Pasal 23 Pasal 23
Diakonia Ayat 1cukup jelas
1. Diakonia dilaksanakan untuk memelihara, menolong Ayat 2 Pendampingan artinya pemberian
dan menyejahterakan anggota jemaat dan sesama bantuan berupa nasihat, modal usaha,
manusia yang lemah dan berkekurangan serta petunjuk dan keterampilan
berusaha membendung dan mencegah sebab-sebab mengembangkan usaha yang sedang
kesengsaraan dan kemelaratan manusia. ditekuni. Pendampingan juga bisa
2. Diakonia dapat dilaksanakan dengan perkunjungan, dilakukan dalam bentuk menghubungkan
memberikan bantuan berupa keterampilan khusus, dengan orang-orang atau lembaga yang
memberi pendampingan, motivasi, dan santunan. berpotensi untuk memberi bantuan
3. Diakonia dapat bersifat karitatif dan transformatif. diakonia. Bantuan berupa motivasi
dimaksudkan sebagai bantuan untuk
menguatkan iman sehingga anggota
jemaat dapat melihat pergumulan yang
sedang mereka alami dari sudut pandang
iman kristen.
Ayat 3 Diakonia karitatif adalah bantuan yang
diberikan untuk menanggulangi kebutuhan
mendesak, misalnya karena peristiwa
bencana alam, anggota jemaat yang sama
sekali tidak mempunyai kemampuan untuk
membiayai hidup-nya. Diakonia
transformatif adalah bantuan yang
diberikan berupa modal untuk
dikembangkan atau bantuan studi,
bantuan kursus-kursus keterampilan dsb.
Diakonia dalam arti yang lebih luas adalah
segala usaha menanggulangi akar
kemiskinan.
Pasal 24
Pembinaan Warga Gereja Pasal 24 cukup jelas
7
1. Pembinaan warga gereja adalah pelayanan yang
dilakukan untuk memerlengkapi orang-orang kudus
bagi pembangunan Tubuh Kristus.
2. Pembinaan warga gereja meliputi manusia seutuhnya.
3. Pembinaan warga gereja dilaksanakan baik secara
umum maupun secara kategorial.
4. Pembinaan warga gereja diselenggarakan oleh Majelis
Gereja dan dilaksanakan oleh seluruh anggota jemaat,
pengurus/pelayan organisasi intra gerejawi, dan
lembaga-lembaga pembinaan lainnya yang ditetapkan
oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
Pasal 25 Pasal 25
Penggembalaan Ayat 1 cukup jelas
1. Majelis Gereja, dengan kasih sayang, menjalankan Ayat 2 cukup jelas
penggembalaan mengenai kepercayaan dan kehidupan Ayat 3
anggota jemaat berdasarkan perintah Tuhan Yesus 1. Penggembalaan umum merupakan
Kristus yang adalah Kepala Gereja dan Gembala Yang penggembalaan yang dilaksanakan secara terus
Baik. menerus melalui kebaktian, perkunjungan
2. Majelis Gereja dan anggota jemaat bertanggung jawab pastoral, percakapan pastoral, surat
atas pelaksanaan penggembalaan melalui penggembalaan dan bentuk-bentuk
perkunjungan secara terencana dan teratur. penggembalaan lain.
3. Gereja Toraja melaksanakan dua jenis penggembalaan,
yaitu penggembalaan umum dan penggembalaan 2. Penggembalaan khusus merupakan
khusus. penggembalaan yang dilaksanakan kepada
4. Penggembalaan Khusus terhadap anggota jemaat, anggota jemaat untuk membimbing sampai
pejabat khusus gerejawi, dan jemaat dilaksanakan kepada penyesalan dan pertobatan.
berdasarkan Matius 18:15-16. Penggembalaan khusus dilayankan kepada:
a. Anggota jemaat yang kehidupan dan atau
paham pengajarannya bertentangan dengan
firman Allah dan Pengakuan Gereja Toraja,
merusak diri dan keluarganya, serta menjadi
batu sandungan bagi orang lain.
b. Pejabat khusus yang menganut dan
mengajarkan ajaran yang bertentangan
dengan firman Allah dan Pengakuan Gereja
Toraja, menyalahgunakan jabatannya,
melalaikan kewajibannya, menimbulkan
kekacauan/perpecahan dalam jemaat, dan
kelakuannya bertentangan dengan firman
Allah dan atau mengingkari jabatannya
sehingga menjadi batu sandungan bagi
jemaat dan masyarakat.
c.Jemaat yang mempunyai haluan dan pengajaran
yang bertentangan dengan firman Tuhan atau
menyimpang dari Pengakuan Gereja Toraja
dan Tata Gereja Gereja Toraja serta tidak
menaati keputusan-keputusan Sidang Sinode
Am.

Ayat 4 cukup jelas


Pasal 26 Pasal 26
Disiplin Gerejawi Ayat 1 cukup jelas
1. Atas perintah Tuhan Yesus Kristus yang adalah Kepala Ayat 2 cukup jelas
Gereja dan Gembala Yang Baik, Majelis Gereja Ayat 3 a. Disiplin gerejawi terhadap anggota
menasihati atau menegur dengan penuh kasih sayang jemaat:
mengenai kepercayaan dan kehidupan anggota 1. Seorang anggota jemaat yang telah
jemaat. menjalani penggembalaan khusus namun
2. Disiplin gerejawi dilaksanakan dengan maksud: tidak mau menyesal dan bertobat serta
dosanya telah diketahui umum, tidak
a. Kemuliaan Tuhan. diperkenankan untuk: turut dalam
b. Pertobatan dan keselamatan orang-orang yang perjamuan kudus, membawa
berdosa. anak-anaknya untuk dibaptis, memilih
c. Peringatan dan pengajaran bagi seluruh anggota dan dipilih sebagai pemangku jabatan
jemaat untuk memelihara kekudusan jemaat khusus dalam jemaat. Penerapan disiplin
Kristus. dilakukan menurut formulir yang telah
d. Menyatakan bahwa pintu kerajaan surga tertutup ditetapkan.
bagi orang yang tetap hidup dalam dosanya tetapi
8
terbuka bagi orang yang bertobat. 2. Anggota jemaat yang sedang menjalani
3. Disiplin gerejawi dilaksanakan terhadap: disiplin gerejawi tetap digembalakan
dengan penuh kasih sayang. Jika anggota
a. Anggota Jemaat. yang menjalani disiplin gerejawi
b. Penatua. mendengar dan menerima nasihat dan
c. Diaken. teguran yang diberikan kepadanya serta
d. Pendeta. ingin turut dalam perjamuan kudus atau
e. Jemaat. ingin menyerahkan anak-anaknya untuk
menerima baptisan kudus haruslah
mengaku dosa terlebih dahulu di
hadapan Majelis Gereja atau jemaat.

b. Disiplin gerejawi terhadap penatua :


Seorang anggota penatua berbuat sesuatu
kesalahan, umpamanya melalaikan kewajiban
sebagai Penatua, menggunakan salah
jabatannya, melakukan perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan firman Tuhan,
menganut dan mengajarkan ajaran yang
bertentangan dengan firman Allah dan
Pengakuan Gereja Toraja, menimbulkan
kekacauan/perpecahan dalam jemaat,
hendaklah anggota yang mengetahuinya
menasihati dan menegurnya.

c. Disiplin gerejawi terhadap Diaken


Seorang anggota Diaken berbuat sesuatu
kesalahan, umpamanya melalaikan kewajiban
sebagai Daken, menggunakan salah jabatannya,
melakukan perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan firman Tuhan, menganut
dan mengajarkan ajaran yang bertentangan
dengan firman Allah dan Pengakuan Iman
Gereja Toraja, menimbulkan
kekacauan/perpecahan, hendaklah anggota
yang mengetahuinya menasihati dan
menegurnya.

d. Disiplin gerejawi terhadap Pendeta


Seorang pendeta berbuat sesuatu kesalahan,
umpamanya mengajarkan ajaran yang
bertentangan dengan firman Allah, Pengakuan
Iman Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja,
melalaikan kewajiban sebagai Pendeta,
menggunakan salah jabatannya, menimbulkan
kekacauan/perpecahan dalam jemaat,
melakukan perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan firman Tuhan, hendaklah
anggota yang mengetahuinya menasihati dan
menegurnya.

e. Disiplin gerejawi terhadap jemaat


Jika ada jemaat yang mempunyai haluan dan
pengajaran yang bertentangan dengan firman
Tuhan atau menyimpang dari Pengakuan Gereja
Toraja dan Tata Gereja Toraja serta tidak
menaati keputusan-keputusan Sidang Sinode
Am, haruslah dinasihati dan ditegur oleh Badan
Pekerja Klasis berdasarkan Alkitab melalui
perlawatan khusus.

Pasal 27
Pekabaran Injil Pasal 27 cukup jelas
1. Gereja Toraja memberitakan injil kepada segala bangsa
dan segala makhluk.
2. Pekabaran injil dilaksanakan melalui kata dan
perbuatan oleh setiap anggota jemaat baik sendiri
maupun bersama-sama.
3. Dalam pelaksanaan pekabaran injil, Majelis Gereja
dapat bekerja sama dengan lembaga pekabaran injil
9
yang ditetapkan oleh Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja dan lembaga-lembaga pekabaran Injil yang
disetujui oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
4. Majelis Gereja dalam koordinasi dengan Badan Pekerja
Sinode Gereja Toraja mengutus Pekabar Injil ke
daerah-daerah pekabaran injil.
5. Badan Pekerja Sinode dapat mengangkat dan
mengutus tenaga Pekabar Injil
Pasal 28 Pasal 28
Lembaga Pelayanan Gerejawi dan Pelayanan Kategorial Ayat 1
1. Gereja Toraja membentuk lembaga-lembaga a. Masa tugas Pengurus Lembaga Pelayanan
pelayanan gerejawi dalam bentuk yayasan, tim kerja, Gerejawi mengikuti periode kepengurusan
atau yang sejenisnya, baik di lingkup jemaat, klasis, badan yang mengangkatnya.
wilayah maupun sinode. b. Lembaga Pelayanan Gerejawi yang
2. Struktur kepengurusan dan personalia lembaga berbentuk yayasan, pembinanya adalah
pelayanan gerejawi ditetapkan oleh badan pekerja orang perseorangan dari Badan Pekerja
masing-masing sesuai dengan lingkup pelayanannya Sinode Gereja Toraja yang bertindak untuk
atau sesuai Surat Keputusan. dan atas nama Gereja Toraja.
3. Yang dapat dipilih dan ditetapkan sebagai personalia
lembaga pelayanan gerejawi ialah anggota sidi yang c. Masa tugas pengurus Lembaga Pelayanan
memiliki pengetahuan, komitmen, kemampuan, Gerejawi berbentuk yayasan berdasar
integritas dan dedikasi untuk bidang pelayanan yang pada Undang-Undang Yayasan yang
dipercayakan kepadanya serta dapat bekerja sama berlaku.
dengan orang lain. Ayat 2 cukup jelas
4. Personalia lembaga pelayanan gerejawi bertanggung
jawab kepada badan pekerja yang mengangkatnya. Ayat 3 cukup jelas
5. Masa pelayanan personalia lembaga pelayanan
gerejawi disesuaikan dengan masa tugas badan
pekerja yang mengangkatnya.
6. Masa bakti seseorang dalam lembaga pelayanan
gerejawi maksimal dua periode berturut-turut pada
jabatan yang sama. Ayat 4 cukup jelas
7. Pada akhir masa pelayanannya, pengurus lembaga
pelayanan gerejawi mempertanggungjawabkan Ayat 5 cukup jelas
pekerjaannya kepada badan pekerja yang
mengangkatnya.
8. Pelayanan kategorial antara lain: Pelayanan yang Ayat 6 cukup jelas
dilakukan kepada organisasi intra gerejawi, pelayanan
kepada kelompok professional/fungsional, pelayanan Ayat 7 cukup jelas
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga gerejawi di
bidang pendidikan, kesehatan, dan lembaga lainnya
yang ditetapkan oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Ayat 8 cukup jelas
Toraja.

BAB IV Pasal 29
JABATAN GEREJAWI Ayat 1 Jabatan am orang percaya adalah
Pasal 29 penjabaran dari jabatan Kristus yang
Jabatan Gerejawi dikaruniakan kepada setiap orang yang
percaya kepadaNya sebagai
1. Gereja Toraja mengakui jabatan am orang percaya. Juruselamatnya. Jabatan yang dimaksud
adalah raja, imam, dan nabi.
2. Dalam rangka memperlengkapi orang-orang kudus Sebagai raja, setiap orang percaya
bagi pembangunan tubuh Kristus, Gereja Toraja bertanggung jawab mengurus kasih
menetapkan pejabat khusus gerejawi yaitu pendeta, karunia yang ada padanya dan menata
penatua, dan diaken. hidupnya berdasarkan firman Allah.
Sebagai imam, setiap orang percaya
bertanggung jawab menghadap Allah
sendiri dalam doa, baik untuk dirinya
sendiri, orang lain maupun untuk dunia
serta mempersembahkan sluruh
hidupnya bagi pelayanan gereja.
Sebagai nabi, setiap orang percaya
bertanggung jawab memberitakan
keselamatan yang dari Allah di dalam
Yesus Kristus melalui kata dan perbuatan.

10
Ayat 1 PGT Bab VI ayat 11. Yesus Kristus
memerintah jemaat-Nya dengan
mengangkat pejabat-pejabat khusus
untuk melayani, memerintah dan
memperlengkapi orang kudus agar
mereka dapat melaksanakan fungsinya
dalam jabatan imamat am orang percaya
di tengah-tengah dunia ini. (I Pet.2:9, I
Kor.12:28, Ef.4:11-12, Mat.16:19-20, 1
Tim 4:13-16, 2 Tim 2:1-4, Ibrani 13:3-17).

Ayat 2 cukup jelas


Pasal 30 Pasal 30
Pendeta Ayat 1
1. Gereja Toraja mengenal 3 (tiga) kategori pelayanan a. Pendeta Jemaat yaitu Pendeta yang dipanggil
Pendeta sebagai berikut: oleh satu atau beberapa jemaat untuk
a. Pendeta Jemaat melayani dalam jemaat tersebut dalam
b. Pendeta Tugas Khusus kurun waktu tertentu.
c. Pendeta Emeritus b. Pendeta Tugas Khusus yaitu pendeta yang
2. Syarat ditugaskan oleh suatu persidangan gerejawi
a. Anggota sidi yang berumur maksimal 40 (empat atau badan pekerja untuk melayani pada
puluh) tahun pada saat melamar sebagai calon suatu bidang pelayanan tertentu.
pendeta.
c. Pendeta emeritus yaitu pendeta yang sudah
b. Memiliki pengetahuan teologi yang cukup dan
telah menyelesaikan pendidikan teologi minimal memasuki masa pensiun sesuai dengan
jenjang S-1 pada pendidikan tinggi teologi yang Peraturan Geraja Toraja.
didirikan, diakui, atau didukung oleh Gereja
Toraja. Ayat 2 b. Pengetahuan yang cukup untuk jabatan
c. Telah menyelesaikan pendidikan kependetaan. kependetaan menurut penialain Badan
d. Telah melaksanakan pelayanan dengan baik Pekerja Sinode Gereja Toraja
sebagai proponen dalam satu atau beberapa c. Pendidikan kependetaan adalah
jemaat sekurang-kurangnya 2 tahun. pendidikan yang diselenggarakan oleh
e. Bersedia memegang teguh ajaran dan Institut Teologi Gereja Toraja.
menunjukkan perihidup yang sesuai dengan f . Kecuali karena bertugas di suatu
firman Allah, Pengakuan Gereja Toraja dan Tata wilayah yang tidak ada Gereja Toraja.
Gereja Toraja.
f. Istri atau suami adalah anggota Gereja Toraja.
g. Bersedia memegang teguh rahasia jabatan.
h. Ajaran dan perihidupnya telah diperiksa oleh Ayat 3 Proponen adalah seorang yang telah
Badan Pekerja Sinode. menyelesaikan pendidikan telogi secara
i. Bersedia menandatangani naskah Perjanjian dan formal dan sedang menjalani pendidikan
Fakta Integritas kependetaan serta sedang memperoleh
j. Telah durapi di tengah-tengah jemaat. kesempatan dalam jemaat untuk
mewujudkan karunia Tuhan yang ada
3. Gereja Toraja menetapkan Proponen sebagai calon padanya melalui khotbah, pelayanan dan
Pendeta. kehidupan di tengah-tengah jemaat dan
sedang menunggu keputusan untuk
4. Masa Jabatan dipanggil memangku jabatan pendeta
a. Masa jabatan pendeta berlangsung seumur hidup.
b. Jabatan pendeta dapat digugurkan/ditanggalkan. Ayat 5 Hubungan pendeta dengan jemaat bukanlah
sebagai pengerja dan pemberi kerja tetapi
5. Nafkah
a. Pendeta menyerahkan seluruh hidupnya untuk hubungan kemitraan dalam melaksanakan
melaksanakan tugas pelayanan gerejawi. fungsi karya penyelamatan Allah. Hubungan
b. Nafkah atau kebutuhan hidup dan kesejahteraan tersebut diwujudkan dalam hal saling
pendeta bersama keluarganya menjadi tanggung memahami bahwa kebutuhan jemaat yang
jawab jemaat, klasis, sinode, atau lembaga yang
memanggilnya. dilayani juga menjadi kebutuhan Pendeta,
c. Perhitungan nafkah pendeta diatur dalam sebaliknya kebutuhan Pendeta menjadi
peraturan khusus Gereja Toraja. kebutuhan jemaat.

Pasal 31 Pasal 31
Pendeta Jemaat Ayat 1a. Jika seorang pendeta akan dimutasi ke
11
1. Mekanisme Pemanggilan tempat lain, maka Badan Pekerja Sinode
a. Majelis Gereja menyampaikan permohonan secara dapat mengajukan seorang pendeta
tertulis kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja untuk dipanggil, tanpa menunggu
dan ditembuskan kepada Badan Pekerja Klasis dan permintaan tertulis dari jemaat tersebut.
Badan Pekerja Sinode Wilayah. Ayat 1.b. Sebelum Badan Pekerja Sinode
b. Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja mengajukan memutasikan dan mengajukan pendeta
pendeta atau calon pendeta secara tertulis kepada atau calon pendeta terlebih dahulu
jemaat tersebut dan ditembuskan kepada Badan berkonsultasi dengan Badan Pekerja
Pekerja Klasis dan Badan Pekerja Sinode Wilayah. Klasis dan Badan Pekerja Sinode Wilayah.
c. Majelis Gereja menetapkan untuk menerima Ayat 1. c. Jika yang dipanggil adalah calon
pendeta atau calon pendeta yang diajukan oleh pendeta, maka yang bersangkutan harus
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja atas melalui pemeriksaan ajaran dan perihidup
permintaanja Toraja dan melakukan pemanggilan oleh Badan Pekerja Sinode di tengah-tengah
secara tertulis kepada pendeta atau calon pendeta jemaat.
yang bersangkutan dan ditembuskan kepada Badan Ayat 2i …yang dimaksud memberdayakan anggota
Pekerja Klasis, Badan Pekerja Sinode Wilayah dan jemaat adalah mendorong dan
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja. mendampingi untuk mengembangkan
d. Pendeta atau calon pendeta yang dipanggil tarap hidupnya.
memberi jawaban secara tertulis kepada Majelis
Gereja yang memanggilnya dan ditembuskan Ayat 3
kepada Badan Pekerja Klasis, BPS Wilayah, dan 1. Yang dimaksud maksimal 2 (dua)
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja. periode ialah baik berturut-turut
e. Nama pendeta atau calon pendeta yang telah maupun tidak berturut-turut.
2. Cuti Pendeta diatur dalam peraturan
dipanggil oleh Majelis Gereja diumumkan dan khusus
didoakan dalam Ibadah sekurang-kurangnya 2 (dua) 3. Masa tugas pendeta dalam suatu jemaat
hari minggu berturut-turut. dapat diperpanjang maksimal tiga tahun
f. Jika tidak ada keberatan yang sah maka yang apabila pendeta tersebut akan memasuki
usia pensiun sehingga tidak dapat
bersangkutan diteguhkan atau diurapi dalam dimutasikan lagi ke jemaat yang lain.
jemaat oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja. 4. Masa tugas pendeta dalam jemaat dapat
diperpanjang maksimal dua tahun karena
2. Tugas alasan-alasan khusus sesuai keputusan
a. Memberitakan firman Tuhan. Majelis Gereja setelah berkonsultasi
dengan BPK, BPSW dan BPS.
b. Melayani sakramen. 5. Enam bulan menjelang akhir masa tugas 5
c. Meneguhkan sidi. (lima) tahun, Badan Pekerja Sinode Gereja
d. Meneguhkan pejabat-pejabat khusus dan Toraja menghubungi pendeta untuk
mengutus pengurus organisasi intra gerejawi. mengingatkan proses mutasi.
6. Bila dalam masa tugasnya di tengah-
e. Melaksanakan peneguhan dan pemberkatan nikah tengah jemaat terjadi hal-hal khusus, maka
anggota-anggota jemaat. hal itu akan diatur oleh Badan Pekerja
f. Memperhatikan dan menjaga ajaran yang Sinode bersama Majelis Gereja setempat
berkembang dalam jemaat, agar sesuai dengan dan Badan Pekerja Klasis.
7. Bila Pendeta diuraikan sebelum masa
firman Allah, Pengakuan Gereja Toraja dan Tata tugasnya berakhir dalam satu jemaat
Gereja Toraja. karena indisipliner, pendeta yang
g. Menaikkan doa syafaat bersangkutan tidak ditempatkan paling
h. Bersama-sama dengan penatua dan diaken kurang satu tahun. Jaminan hidup pendeta
tersebut ditanggung Badan Pekerja Sinode
melaksanakan katekisasi. Gereja Toraja Maksimal 6 Bulan Sebesar
i. Bersama-sama dengan penatua dan diaken 50% dari gaji pokok
memelihara, melayani, memimpin, 8. Jika terjadi pemekaran jemaat atau
menggembalakan dan memberdayakan anggota pendewasaan cabang kebaktian, maka
masa tugas pendeta terhitung sejak
jemaat berdasarkan firman Tuhan serta pengurapan /peneguhan sebelum
menjalankan disiplin gerejawi. pemekaran/pendewaan .
j. Memberitakan injil ke dalam dan ke luar jemaat. 9. Jika terjadi pemekaran klasis, maka masa
k. Melaksanakan penggembalaan khusus. tugas pendeta dalam klasis tersebut
terhitung sejak pendeta melayani sebelum
l. Melaksanakan perkunjungan kepada anggota pemekaran klasis
jemaat
12
3. Masa Tugas
a. Masa tugas pendeta di jemaat adalah 5 (lima)
tahun terhitung sejak pengurapan/peneguhan
dalam jemaat tersebut.
b. Masa tugas Pendeta Jemaat dalam satu klasis
adalah maksimal 2 ( dua) periode terhitung sejak
pengurapan/peneguhan di jemaat dalam klasis
tersebut

Pasal 32 Pasal 32
Pendeta Tugas Khusus
1. Pendeta tugas khusus adalah pendeta yang melayani
dalam suatu bidang pelayanan tertentu berdasarkan
penugasan persidangan dan atau Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja.
2. Pendeta tugas khusus diutus oleh Badan Pekerja Sinode
dalam ibadah jemaat.
3. Tugas dan tanggung jawab pendeta tugas khusus diatur
atau ditetapkan bersama oleh Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja dan lembaga yang dilayani.
4. Hak-hak pendeta tugas khusus ditetapkan oleh lembaga
yang dilayaninya dengan berpedoman pada peraturan
khusus Gereja Toraja.
5. Masa tugas pendeta tugas khusus diatur bersama oleh
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja dengan lembaga
yang dilayani.

Pasal 33 Pasal 33
Pendeta Emeritus Ayat 2. Seorang pendeta dapat mengajukan permohonan
1. Pendeta emeritus adalah pendeta yang telah emeritus walaupun belum sampai usia 60 (enam
memasuki masa pensiun. puluh) tahun, jika tidak dapat lagi menjalankan
2. Status emeritus diberikan kepada pendeta yang telah
berusia 60 (enam puluh) tahun tugas kependetaan karena hal-hal yang dianggap
3. Pemberian status emeritus dilaksanakan dalam ibadah sah oleh Badan Pekerja Sinode.
emeritasi yang dietapkan oleh Majelis Gereja dan
Badan Pekerja Sinode.
4. Pendeta emeritus berhak atas tunjangan hidup sesuai
ketentuan yang berlaku dalam Gereja Toraja.

Pasal 34 Pasal 34
Pakaian Jabatan Pendeta Ayat 1: Toga dengan bef putih di leher (dua helai
kain putih persegi panjang terurai ke bawah
Pakaian liturgis jabatan pendeta: sampai dada) sebagai pakaian liturgis
1. Toga. jabatan pendeta menyimbolkan pengakuan
2. Kemeja ber-clerical collar. terhadap otoritas pendeta pada kebenaran
sebagai orang yang layak mengajar
(berkhotbah) atau membuat keputusan-
keputusan.
Warna Toga ada dua macam yaitu hitam
dan kuning gading.
Warna hitam bermakna keagungan dan
juga simbol kedukaan. Toga warna hitam
sebagai pakaian liturgis jabatan pendeta
digunakan dalam memimpin Ibadah Hari
Minggu dan Hari Raya Gerejawi serta pada
pelayanan lainnya dengan akta khusus
(yang menggunakan Naskah Liturgis Gereja
Toraja), dapat pula dikenakan pada saat
13
memimpin ibadah pemakaman.
Warna kuning gading identik dengan
sukacita,kemuliaan dan keabadian sehingga
relevan pada ibadah-ibadah syukuran yang
menggunakan Naskah Liturgis Gereja Toraja
dan Ibadah Pemberkatan Nikah

Ayat2: Kemeja pendeta dengan ber-clerical collar


(tanda putih berbentuk persegi panjang
yang melintang di leher) adalah
penyederhanaan dari toga dan bef yang
harus digunakan pendeta dalam memimpin
ibadah-ibadah selain pelayanan khusus
yang mengharuskan menggunakan toga.
Bentuk kemeja : kancing dalam, leher
tertutup,lengan panjang/pendek
Warna Kemeja ber-crelical collar yaitu
hitam, kuning, ungu,dan merah (polos).
Warna Kemeja ber-crelical collar yaitu hitam,
kuning, ungu,dan merah (polos). Kapan
dipakai : lihat petunjuk pelaksanaan
Pasal 35 Pasal 35
Penanggalan Jabatan Pendeta Ayat 1 Pendeta Gereja Toraja yang beralih
1. Alasan penanggalan jabatan kependetaan adalah: menjadi tenaga penuh waktu pada
a. Pindah ke gereja yang tidak seajaran. lembaga/instansi di luar Gereja Toraja
b. Tidak mengindahkan disiplin Gereja Toraja. tanpa persetujuan Gereja Toraja
c. Mengerjakan dengan penuh waktu pekerjaan yang dinyatakan melanggar disiplin organisasi
tidak ada hubungannya secara organik dengan Gereja Toraja.
Gereja Toraja. Ayat 2
2. PenanggalanJabatan Pendeta diputuskan oleh Sidang
Sinode Am. a. Badan Pekerja Sinode menerbitkan Surat
Keputusan penanggalan jabatan kepada
yang bersangkutan
b. SOP tentang penanggalan jabatan pendeta
disusun Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.

Pasal 36 Pasal 36
Penatua Ayat 1 cukup jelas:
1. Syarat Ayat 2 cukup jelas
a. Anggota sidi yang tidak sedang menjalani disiplin Ayat 3a Pengaturan Periodesasi, usia, hubungan
gerejawi. /relasi keluarga Penatua diserahkan
b. Mempunyai pengetahuan Alkitab dan dapat kepada Sidang Majelis Gereja sesuai
mengajarkan dasar-dasar iman kristen. kondisi dan potensi jemaat.
c. Mempunyai nama baik di dalam dan di luar jemaat.
d. Memahami, menghayati, dan berpegang pada
Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja.
e. Memahami dan bersedia melaksanakan tugas dan
fungsi penatua
f. Mempunyai waktu untuk melayani dan komitmen
pelayanan yang sungguh-sungguh.
g. Suami atau isteri adalah seiman
h. Telah diteguhkan di tengah-tengah jemaat

2. Tugas
a. Memelihara keutuhan persekutuan dan ketertiban
pelayanan dalam jemaat melalui pelayanan
penggembalaan dan perkunjungan kepada anggota
jemaat.
b. Bersama-sama dengan pendeta memperhatikan
dan menjaga ajaran yang berkembang dalam
jemaat, agar sesuai dengan firman Allah dan
14
Pengakuan Gereja Toraja.
c. Bersama-sama dengan pendeta dan diaken
memelihara, melayani, memimpin, dan
menjalankan disiplin gerejawi berdasarkan firman
Tuhan.
d. Bersama-sama dengan pendeta dan diaken
bertanggungjawab atas pelayanan sakramen.
e. Bersama-sama dengan pendeta dan diaken
melaksanakan katekisasi.
f. Memberitakan injil.
g. Mampu menjaga dan memegang teguh rahasia
jabatan.
h. Mengadakan pertemuan khusus secara periodik
untuk membicarakan tugas pokok penatua. yang
difasilitasi pimpinan Majelis Gereja

3. Masa Tugas
a. Masa tugas penatua adalah 3 (tiga) tahun. Mereka
meletakkan jabatannya sesudah peneguhan
pengganti-penggantinya. Penatua yang telah
sampai masa tugasnya dapat dicalonkan dan dipilih
kembali.
b. Jabatan seorang penatua ditanggalkan sebelum
masa tugasnya berakhir, jika:
1) Pindah menjadi anggota jemaat atau gereja
lain.
2) Tidak mengindahkan disiplin gerejawi.
3) Mengundurkan diri karena alasan-alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penanggalan jabatan tersebut diwartakan dalam
warta jemaat selama 2 (dua) hari minggu berturut-
turut.
Pasal 37 Pasal 37
Diaken Ayat 1 cukup jelas
1. Syarat Ayat 2 cukup jelas
a. Anggota sidi yang tidak sedang menjalani disiplin Ayat 3a Pengaturan Periodesasi, usia, hubungan
gerejawi. /relasi keluarga Diaken diserahkan kepada
b. Mempunyai pengetahuan Alkitab dan dapat Sidang Majelis Gereja sesuai kondisi dan
mengajarkan dasar-dasar iman kristen. potensi jemaat.
c. Mempunyai nama baik di dalam dan di luar jemaat.
d. Memahami, menghayati dan berpegang pada
Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja.
e. Memahami tugas dan fungsi diaken
f. Mempunyai waktu yang cukup untuk melayani dan
komitmen pelayanan yang sungguh-sungguh.
g. Suami atau isteri i adalah seiman
h. Telah diteguhkan di tengah-tengah jemaat

2. Tugas
a. Menyelenggarakan, dengan kasih sayang,
pelayanan diakonia agar tercipta kesejahteraan
anggota-anggota jemaat dan sesama manusia yang
berkekurangan.
b. Mengusahakan dana dan pekerjaan-pekerjaan
diakonia dalam arti yang luas.
c. Bersama pendeta dan penatua mengunjungi
anggota jemaat yang membutuhkan pertolongan
karena berbagai krisis kehidupan, seperti yang
sakit, berduka, dan yang berkekurangan.
d. Bersama-sama dengan pendeta dan penatua
memelihara, melayani, memimpin, dan
menjalankan disiplin gerejawi berdasarkan firman
Tuhan.
e. Bersama-sama dengan pendeta dan penatua
melaksanakan katekisasi
15
f. Memberitakan injil.
g. Mampu menjaga dan memegang teguh rahasia
jabatan
h. Mengadakan pertemuan khusus secara periodik
untuk membicarakan tugas pokok diaken yang
difasilitasi oleh pimpinan Majelis Gereja.
3. Masa Tugas
a. Masa tugas diaken adalah tiga tahun. Mereka
meletakkan jabatan sesudah peneguhan pengganti-
penggantinya. Diaken yang telah sampai masa
tugasnya dapat dicalonkan dan dipilih kembali.
b. Jabatan seorang diaken dapat ditanggalkan
sebelum masa tugasnya berakhir jika:
1) Pindah menjadi anggota jemaat atau gereja
lain.
2) Tidak mengindahkan disiplin gerejawi.
3) Mengundurkan diri karena alasan-alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penanggalan jabatan tersebut diwartakan dalam
warta jemaat selama 2 (dua) hari minggu berturut-
turut.
Pasal 38 Pasal 38 cukup jelas
Hubungan Antarpemangku Jabatan Khusus
1. Seorang pemangku jabatan khusus haruslah berkasih-
kasihan, bertolong-tolongan, saling mengingatkan satu
dengan yang lain supaya masing-masing dan bersama-
sama dapat melaksanakan pelayanan gerejawi.
2. Perselisihan haruslah diselesaikan dengan segera dan
sebaik-baiknya sehingga tidak menjadi batu sandungan
bagi anggota jemaat.

BAB V
PERSIDANGAN GEREJAWI
Pasal 39 Pasal 39
Sidang Majelis Gereja Ayat 1 Majelis Gereja mengundang proponen
1. Sidang Majelis Gereja adalah sidang yang dihadiri oleh untuk menghadiri Sidang Majelis Gereja.
pendeta, penatua, diaken dan wakil-wakil Organisasi Ayat 2 cukup jelas
Intra Gerejawi dalam lingkup satu jemaat. Ayat 3 Pada sidang pertama sebelum terpilihnya
2. Pendeta tugas khusus, pendeta emeritus yang menjadi Pimpinan Majelis Gereja, pimpinan sidang
anggota jemaat, diundang oleh pimpinan Majelis sementara adalah Pimpinan Sidang Majelis
Gereja dalam kapasitas sebagai penasehat Gereja sebelumnya. Jika Pimpinan Majelis
persidangan. Gereja sudah terpilih, selanjutnya Sidang
3. Sidang Majelis Gereja dipimpin oleh pimpinan Majelis Majelis Gereja dipimpin oleh Pimpinanan
Gereja yang terdiri dari sekurang-kurangnya ketua, Majelis Gereja.
sekretaris dan satu orang anggota.
4. Jemaat yang sudah mempunyai pendeta maka ketua
pimpinan sidang adalah pendeta. Ayat 5 cukup jelas
5. Sidang Majelis Gereja membentuk bidang- Ayat 6
bidang/komisi- komisi pelayanan.
6. Semua anggota Majelis Gereja membagi diri ke dalam a. Nama dan jumlah bidang/komisi pelayanan
bidang –bidang/komisi-komisi tugas pelayanan. ditentukan dalam Sidang Majelis Gereja.
7. Sidang Majelis Gereja dilaksanakan sekurang- b. Salah satu bidang/komisi pelayanan
kurangnya sekali dalam tiga bulan. bertugas untuk melaksanakan tugas
8. Pada awal tahun Majelis Gereja melaksanakan sidang pelayanan verifikasi keuangan dan harta
Majelis Gereja yang diperluas yang dihadiri oleh milik jemaat.
anggota jemaat atas undangan pimpinan Majelis
Gereja untuk memberi evaluasi dan masukan tentang
pelayanan dalam jemaat.
9. Sidang Majelis Gereja mumutuskan program dan
anggaran pendapatan/belanja tahun berjalan, dan hal-
hal yang berhubungan dengan pemeliharaan,
pelayanan, kehidupan dan perkembangan Gereja
Toraja.
10. Keputusan sidang Majelis Gereja tidak boleh
16
bertentangan dengan Pengakuan Gereja Toraja dan
Tata Gereja Toraja serta keputusan sidang yang lebih
luas.
11. Pimpinan Majelis Gereja dan bidang-bidang/komisi-
komisi pelayanan melaporkan pelaksanaan tugas pada
masing-masing fungsi,bidang dan komisi secara tertulis
ke dalam Sidang Majelis Gereja.
Pasal 40 Pasal 40:
Sidang Klasis Ayat 1Sidang Klasis dilaksanakan di salah satu
1. Sidang klasis adalah sidang Majelis Gereja dalam jemaat sebagai jemaat penghimpun.
lingkup suatu klasis. Ayat 2 Sidang klasis sesudah Sidang Sinode Am
2. Sidang klasis dilaksanakan paling kurang dua kali dalam membicarakan:
5 tahun yakni satu tahun sebelum Sidang Sinode Am a. Laporan pertanggungjawaban Badan
dan 1 (satu) tahun sesudah Sidang Sinode Am. Pekerja Klasis dan Badan Verifikasi
3. Sidang klasis dihadiri oleh wakil-wakil dari jemaat- Klasis.
jemaat, Badan Pekerja Klasis, Badan Verifikasi Klasis, b. Penjabaran keputusan Sidang Sinode
wakil pengurus organisasi intra gerejawi lingkup klasis, Am dan Sidang Sinode Wilayah.
dan undangan lainnya. c. Usul-usul dari jemaat.
4. Sidang Klasis dihadiri oleh Pendeta yang tidak menjadi d. Hal-hal yang berhubungan dengan
utusan, pendeta tugas khusus dan pendeta emeritus pemeliharaan, pelayanan, kehidupan
yang berdomisili dan menjadi anggota salah satu dan perkembangan Gereja Toraja
jemaat dalam klasis tersebut atas undangan Badan dalam lingkup klasis yang
Pekerja Klasis. bersangkutan dengan mengacu
5. Utusan jemaat ke sidang klasis terdiri atas pendeta, kepada Pokok-pokok tugas panggilan
penatua dan diaken dengan Jumlah utusan diatur Gereja Toraja.
sebagai berikut:
a. Jemaat dengan jumlah sampai 100 anggota sidi, Ayat 2 Sidang klasis sebelum Sidang Sinode
mengutus 3 (tiga) orang utusan yang terdiri dari Ammembicarakan:
pendeta, penatua dan diaken. a. Laporan pertanggungjawaban
b. Setiap pertambahan 50 (lima puluh) anggota badan-badan pelaksana keputusan
sidi, jumlah utusan bertambah 1 (satu) orang. sidang klasis.
c. Setiap jemaat mengutus maksimal 12 (dua b. Tema dan sub tema Sidang Sinode
belas) orang utusan. Am, usul-usul dan utusan ke Sidang
6. Setiap utusan wajib membawa surat kredensi. Sinode Am.
7. Sidang klasis dipimpin oleh seorang ketua yang adalah
pendeta, seorang sekretaris dan 2 (dua) orang wakil Ayat 3
ketua yang dipilih dari dan oleh utusan. a. Untuk menghadiri Sidang Klasis, Majelis
8. Untuk melaksanakan keputusan, sidang klasis Gereja mengundang wakil Organisasi
mengangkat Badan Pekerja Klasis dan Badan Verifikasi Intra Gerejawi Jemaat sebagai
Klasis. undangan. Wakil Organisasi Intra
Gerejawi jemaat yang diundang oleh
Pimpinan Majelis Gereja tersebut
dicantumkan dalam Surat Keredensi.
b. Pimpinan Lembaga Pelayanan Gerejawi
yang dibentuk Badan Pekerja Klasis
hadir sebagai peseta Sidang Klasis.
Pasal 41 Pasal 41
Rapat Kerja Klasis Ayat 1:
1. Rapat Kerja Klasis dilaksanakan sekali setahun. a. Badan Pekerja Klasis dapat mengundang
2. Rapat Kerja Klasis dilaksanakan untuk: Pendeta Tugas Khusus, Pendeta emeritus
a. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan dalam lingkup pelayayan Klasis tersebut sebagai
badan pelaksana keputusan Sidang Klasis. Penasehat Rapat kerja.
b. Membahas dan menetapkan program dan anggaran
pendapatan dan belanja untuk tahun berikutnya, a. Rapat Kerja Klasis dipimpin oleh seorang ketua
c. Hal lain yang berhubungan dengan pelayanan, yang adalah pendeta, seorang wakil ketua dan
pemeliharaan, dan pertumbuhan Gereja Toraja. seorang sekretaris yang dipilih dari peserta
3. Peserta Rapat Kerja Klasis adalah anggota Badan Pekerja rapat kerja yang adalah utusan dari jemaat.
Klasis, Lembaga Pelayanan Gerejawi Klasis, Badan b. Dalam hal-hal yang sifatnya mendesak rapat
Verifikasi Klasis dan ketua, Sekretaris dan Bendahara kerja Klasis dapat melakukan peninjauan ulang
Majelis Gereja dalam klasis tersebut, serta wakil-wakil terhadap sebuah keputusan.
pengurus Organisasi Intra Gerejawi klasis masing-
masing satu orang.
4. Rapat kerja Klasis dipimpin oleh Badan Pekerja Klasis.

17
Pasal 42 Pasal 42
Sidang Sinode Wilayah Ayat 1 cukup jelas
1. Sidang Sinode Wilayah adalah sidang Majelis Gereja
dalam lingkup satu wilayah Ayat2
2. Sidang Sinode Wilayah dilaksanakan sekali dalam lima
tahun. Sidang Sinode Wilayah dilaksanakan pada
3. Sidang Sinode Wilayah dilaksanakan 1 (satu) tahun salah satu jemaat sebagai jemaat
sebelum Sidang Sinode Am. penghimpun.
4. Sidang Sinode Wilayah dihadiri oleh utusan klasis, Ayat 3cukup jelas
Badan Pekerja Sinode Wilayah, Badan Verifikasi
Wilayah, Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, Badan
Verifikassi Gereja Toraja, wakil pengurus Organisasi Ayat 4
intra gerejawi lingkup wilayah dan undangan lainnya a. Badan Pekerja Klasis mengundang wakil
yang diundang oleh Badan Pekerja Sinode Wilayah. OIG Klasis untuk menghadiri Sidang
5. Jumlah utusan klasis ke Sidang Sinode Wilayah diatur Sionde wilayah yang dicantumkan
sebagai berikut: dalam Surat Kredensi klasis
a. Klasis dengan jumlah jemaat sampai 7 (tujuh) b. Lembaga Pelayanan Gerejawi yang
mengutus 3 (tiga) orang yang terdiri atas pendeta, dibentuk Badan Pekerja Wilayah
penatua, dan diaken. hadir sebagai peserta Sidang Sinode
b. Setiap penambahan 2 (dua) jemaat, utusan Wilayah.
bertambah 1 (satu) orang. Ayat 5 Cukup jelas
c. Setiap klasis mengutus maksimal 12 (dua belas)
orang.
Ayat 6 cukup jelas
6. Setiap utusan wajib membawa surat kredensi.
7. Sidang Sinode Wilayah membicarakan dan
menetapkan: Ayat 7 cukup jelas
a. Laporan pertanggungjawaban Badan Pekerja
Sinode Wilayah dan Badan Verifikasi Wilayah.
Ayat 8 cukup jelas
b. Penjabaran keputusan Sidang Sinode Am dan
pelaksanaan Keputusan Rapat Kerja Gereja Toraja.
c. Usul-usul dari klasis yang berhubungan dengan Ayat 9 cukup jelas
pemeliharaan, pelayanan, kehidupan dan
perkembangan Gereja Toraja dalam lingkup wilayah Ayat 10 cukup jelas
dengan mengacu kepada Pokok-pokok Tugas
Panggilan Gereja Toraja.
8. Keputusan Sidang Sinode Wilayah tidak boleh
bertentangan dengan Pengakuan Gereja Toraja, Tata
Gereja Toraja dan Keputusan Sidang Sinode Am.
9. Sidang Sinode Wilayah dipimpin oleh pimpinan sidang
yang terdiri atas seorang ketua yang adalah pendeta,
seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang pengganti umum
yang dipilih dari dan oleh utusan.
10. Untuk melaksanakan keputusan, Sidang Sinode
Wilayah mengangkat Badan Pekerja Sinode Wilayah
dan Badan Verifikasi Wilayah

Pasal 43 Pasal43
Rapat Kerja Sinode Wilayah Ayat 9 :
1. Rapat Kerja Sinode Wilayah dilaksanakan sekali a. Badan Pekerja Sinode Wilaya dapat
setahun. mengundang Pendeta Tugas Khusus, Pendeta
2. Rapat Kerja Sinode Wilayah dilaksanakan untuk: Emiritus dalamlingkup pelayanan wilayah
a. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan tersebut sebagai penasehat Rapat kerja.
badan pelaksana keputusan Sidang Sinode Wilayah. b. Rapat Kerja Sinode Wilayah dipimpin oleh
b. Membahas dan menetapkan program dan anggaran seorang ketua yang adalah pendeta, seorang
pendapatan dan belanja untuk tahun berikutnya. wakil ketua dan seorang sekretaris yang
c. Hal lain yang berhubungan dengan pelayanan, dipilih dari peserta rapat kerja yang adalah
pemeliharaan, dan pertumbuhan Gereja Toraja. utusan dari Klasis.
3. Rapat Kerja Sinode Wilayah dihadiri 3 (tiga) orang dari c. Dalam hal-hal yang sifatnya mendesak Rapat
setiap Badan Pekerja Klasis, Badan Pekerja Sinode Kerja Sinode Wilayah dapat melakukan
Wilayah dan Ketua, Sekretais, dan Bendahara Lembaga peninjauan ulang terhadap sebuah
keputusan.
18
Pelayanan Gerejawi Wilayah, MPGT yang bedomisli d. Ketua Badan Pekerja Sinode Wilayah adalah
dalam wilayah tersebut dan Badan Verifikasi Wilayah. eks oficio Badan Pekerja Sinode Gereja
4. Rapat kerja Badan Pekerja Sinode Wilayah dipimpin Toraja
oleh Badan Pekerja Sinode Wilayah.

Pasal 42 Pasal 42
Sidang Sinode Am Ayat 1 cukup jelas
1. Sidang Sinode Am adalah sidang Majelis Gereja dalam
lingkup Gereja Toraja Ayat 2 Sidang Sinode Am dilaksanakan di salah
2. Sidang Sinode Am dilaksanakan sekali dalam lima satu jemaat sebagai jemaat penghimpun.
tahun.
3. Sidang Sinode Am dihadiri oleh : Ayat 3:
a. Utusan wilayah. BPS Gereja Toraja mengundang pimpinan
b. Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja dan Badan Lembaga Pelayanan Gerejawi sebagai
Verifikasi Gereja Toraja. peserta Sidang Sinode Am
c. Majelis Pertimbangan
d. pengurus pusat Organisasi Intra Gerejawi. Ayat 4cukup jelas
e. Undangan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
4. Jumlah utusan klasis ke Sidang Sinode Am diatur Ayat 5cukup jelas
sebagai berikut:
a. Klasis dengan jumlah jemaat sampai 7 (tujuh)
mengutus 3 (tiga) orang yang terdiri atas pendeta, Ayat 6cukup jelas
penatua, dan diaken.
b. Setiap penambahan 5 (lima) jemaat, utusan Ayat 7cukup jelas
bertambah 1 (satu) orang.
c. Setiap klasis mengutus maksimal 12 (dua belas)
orang. Ayat 8cukup jelas
d. Setiap Wilayah mengutus 7 (tujuh) orang yang
terdiri dari pendeta, penatua dan diaken yang
adalah pengurus Badan Pekerja Sinode Wilayah Ayat 9cukup jelas
5. Setiap utusan wajib membawa surat kredensi dari
Badan yang mengutusnya. Ayat 10 cukup jelas
6. Sidang Sinode Am membicarakan dan menetapkan:
a. Pengakuan Gereja Toraja.
b. Tata Gereja Toraja.
c. Pokok-pokok Tugas Panggilan Gereja Toraja dan
Garis-Garis Besar Program Pengembangan Gereja
Toraja .
d. Laporan pertanggungjawaban Badan Pekerja
Sionde Gereja Toraja dan Badan Verifikasi Gereja
Toraja.
e. Usul-usul dari Sidang Klasis dan Sidang Sionde
Wilayah.
7. Untuk melaksanakan keputusan, Sidang Sinode Am
mengangkat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja,
Badan Verifikasi Gereja Toraja.
8. Sidang Sinode Am dipimpin oleh pimpinan sidang yang
terdiri atas seorang ketua yang adalah pendeta,
seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang pengganti umum
yang dipilih dari dan oleh utusan.
9. Sidang Sinode Am dapat dipercepat pelaksanaannya
jika diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2/3 Sidang
Sinode Wilayah.
Pasal 43
Rapat Kerja Gereja Toraja Pasal 43
5. Rapat Kerja Gereja Toraja dilaksanakan oleh Badan Ayat 4 Rapat Kerja Gereja Toraja sesudah dan sebelum
Pekerja Sinode sekali setahun. Sidang Sinode Am dipimpin oleh pimpinan Sidang
6. Rapat Kerja Gereja Toraja dilaksanakan untuk:
d. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan Sinode Am.
badan pelaksana keputusan Sidang Sinode Am,
e. Membahas dan menetapkan program dan anggaran
pendapatan dan belanja untuk tahun berikutnya,
19
f. Membahas dan mengesahkan peraturan-peraturan
khusus Gereja Toraja.
g. Hal lain yang berhubungan dengan pelayanan,
pemeliharaan, dan pertumbuhan Gereja Toraja.
7. Rapat Kerja Gereja Toraja dihadiri lima orang dari
setiap Badan Pekerja Sinode Wilayah, 1 (satu) orang
dari Badan Pekerja klasis, Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja dan Ketua, Sekretais, dan Bendahara lembaga
Pelayanan Gerejawi,MPGT, Badan Verifikasi Gereja
Toraja, dan Ketua, Sekretais, dan Bendahara pengurus
pusat
organisasi intra gerejawi.
8. Rapat kerja Gereja Toraja dipimpin oleh Badan Pekerja
Sinode Gereja Toraja.
Pasal 44 Pasal 44
Hal-Hal Umum Ayat 1 cukup jelas
Mengenai Persidangan
1. Persidangan Majelis Gereja dilaksanakan di masing- ayat 2 Majelis Gereja dapat membentuk Panitia
masing jemaat. Persidangan
2. Sidang Klasis, Sidang Sinode Wilayah dan Sidang
Sinode Am dilaksanakan di salah satu jemaat yang Ayat 3cukup jelas
ditetapkan sebagai jemaat penghimpun.
3. Setiap keputusan dalam persidangan diambil dengan
musyawarah mufakat. Ayat 4cukup jelas
4. Masing-masing persidangan menetapkan tata tertib
persidangan. Ayat 5cukup jelas
5. Peserta sidang yang masalahnya dibicarakan tidak
diikutsertakan dalam pengambilan keputusan
mengenai masalah tersebut. Ayat 6 cukup jelas
6. Dalam hal-hal yang dirasa perlu, persidangan dapat
mengadakan rapat tertutup dan rapat terbatas.
7. Hal-hal yang tidak dapat diputuskan dalam suatu Ayat 7cukup jelas
persidangan ditetapkan sebagai usul ke persidangan
yang lebih luas
8. Jika terdapat anggota Badan Pekerja Klasis, Badan
Pekerja Sinode Wiayah, Badan Pekerja Sionde Ayat 8. Seorang dinyatakan berhalangan tetap:
berhalangan tetap,maka proses penggantian antar a. Meninggal dunia
waktu dilakukan melalui Rapat Kerja. b. Mengundurkan diri, yang dinyatakan secara
9. Dalam hal pemilihan utusan ke persidangan yang lebih
luas, perimbangan pejabat khusus, gender dan tertulis
pengkaderan menjadi salah satu pertimbangan. c. Dikenakan disiplin gerejawi
d. Berpindah secara tertap dalam waktu lebih dari
satu tahun
e. Mutasi keluar dari wilayah pelayanan
Pasal 45 Pasal 45 cukup jelas
Konvensi dan Konsultasi
1. Konvensi adalah salah satu bentuk pertemuan khusus
pejabat gerejawi (Konevnsi Pendeta, Konvensi
Penatua, dan Konvensi Diaken) Gereja Toraja untuk
membicarakan implementasi keputusan Sidang Sinode
Am,ajaran dan hal-hal aktual.
2. Kesepahaman dalam konvensi mengikat secara moral
dan etik.
3. Konvensi dilaksanakan pada lingkup sinode dan
wilayah.
4. Untuk lingkup klasis dan jemaat, pejabat khusus
gerejawi dapat melakukan konsultasi untuk
menyamakan persepsi dan kelancaran pelayanan.

BAB VI
BERDIRINYA JEMAAT, KLASIS DAN WILAYAH

20
Pasal 46 Pasal 46
Berdirinya Jemaat
Ayat 1 cukup jelas
1. Jemaat adalah gereja setempat yang melaksanakan Ayat 2
pemberitaan firman Allah dan sakramen serta
menjalankan tugas panggilannya untuk menjadi berkat Pemekaran jemaat yang terjadi karena
bagi dunia. sesuatu masalah harus diselesaikan
2. Jemaat dapat berdiri melalui: melalui pemberlakukan disiplin gerejawi
a. Pendewasaan cabang kebaktian dan memenuhi syarat berdiri sebagai satu
b. Pemekaran suatu jemaat. jemaat
3. Berdirinya jemaat ditetapkan dalam sidang klasis. Ayat 3cukup jelas
4. Syarat: Ayat4cukup jelas
a. Terdapat sekurang-kurangnya 100 (seratus)
anggota sidi dan telah mewujudkan persekutuan, Ayat 5cukup jelas
kesaksian, dan pelayanan berdasarkan kesadaran Ayat 6 cukup jelas
tentang panggilan Tuhan Yesus Kristus.
b. Terdapat sekurang-kurangnya 12 (dua belas)
anggota sidi yang memenuhi syarat menjadi
penatua dan diaken.
c. Sanggup memanggil seorang pendeta.
d. Mempunyai tanah, gedung gereja dan rumah
pendeta.
e. Mampu membiayai diri sendiri dan pelayanan am.
f. Mempunyai wilayah pelayanan yang jelas.
5. Badan Pekerja Sinode menerbitkan sertifikat pendirian Ayat 5. Sertifikat pendirian jemaat diserahkan dalam
jemaat. suatu ibadah jemaat, yang diadkan selambat-lambatnya
dua bulan setelah Sidang Klasis.
Pasal 47 Pasal 47 cukup jelas
Tempat Kebaktian
1. Tempat kebaktian adalah tempat yang ditetapkan oleh
Majelis Gereja untuk melaksanakan ibadah secara
rutin pada hari Minggu dan hari-hari raya gerejawi.
2. Jemaat dapat memiliki lebih dari satu tempat
kebaktian.
3. Dalam rangka pemekaran jemaat, Majelis Gereja
mengajukan usul kepada Badan Pekerja Klasis untuk
diproses sesuai ketentuan berdirinya jemaat.
Pasal 48
Cabang Kebaktian Pasal 48 Cukup jelas
1. Cabang kebaktian adalah persekutuan ibadah yang
dilaksanakan oleh sekelompok anggota jemaat di suatu
wilayah tertentu yang belum memenuhi syarat sebagai
jemaat.
2. Cabang kebaktian dipelihara oleh Majelis Gereja
terdekat.
3. Syarat:
a. Terdapat sekurang-kurangnya 25 anggota sidi yang
sepakat membentuk suatu persekutuan ibadah dan
mempunyai tempat kebaktian tetap.
b. Terdapat sekurang-kurangnya 5 (lima) anggota sidi
yang memenuhi syarat dan bersedia dipilih menjadi
penatua dan diaken.
4. Tata cara pemeliharaan dan hubungan keluar
diserahkan kepada Majelis Gereja.
Pasal 49 Pasal 49 cukup jelas
Hubungan Antarjemaat
Setiap jemaat dalam lingkup Gereja Toraja terpanggil untuk
memelihara hubungan kerja sama dalam kesetaraan yang
saling memperhatikan dan melayani.
Pasal 50 :
Pasal 50
Berdirinya Klasis Ayat 1 cukup jelas
1. Klasis adalah persekutuan jemaat-jemaat dalam suatu Ayat 2 cukup jelas

21
wilayah tertentu yang terikat oleh pelayanan bersama.
2. Terdapat sekurang-kurangnya 7 (tujuh) jemaat. Ayat 3:
3. Berdirinya satu Klasis ditetapkan dalam Sidang Sinode a. Badan Pekerja Klasis, atas nama sidang
Wilayah. klasis, mengajukan usul kepada Badan
Pekerja Sinode Wilayah.
b. Badan Pekerja Sinode Wilayah mengutus
tim perlawatan untuk memeriksa jemaat-
jemaat yang bersangkutan.
c. Hasil pemeriksaan tim perlawatan
dilaporkan ke dalam Sidang Sinode Wilayah
untuk dibahas dan diputuskan dapat
tidaknya berdirinya suatu klasis.
d. Hasil keputusan tersebut dilaporkan kepada
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
Pasal 51 :
Pasal 51
Berdirinya Wilayah Ayat 1 cukup jelas
1. Sinode Wilayah adalah persekutuan Klasis-Klasis Ayat 2 :
dalam suatu wilayah tertentu yang terikat oleh 1. Berdasarkan usul itu Sidang Sinode Am
wilayah pelayanan bersama. mengutus tim perlawatan untuk memeriksa
2. Berdirinya sinode wilayah ditetapkan dalam Sidang klasis-klasis tersebut.
Sinode Am. 2. Hasil perlawatan tersebut dilaporkan ke dalam
Sidang Sinode Am berikutnya untuk
menentukan dapat tidaknya klasis-klasis itu
disahkan sebagai satu wilayah.
Pasal 52 Pasal 52 :
Penataan Kelembagaan Penataan adalah ...
1. Penataan Jemaat Ayat 1a : Penataan Jemaat adalah upaya
a. Penataan jemaat dapat dilakukan terhadap jemaat mengoptimalkan pelayanan gerejawi
yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai jemaat. pada lingkup jemaat.
b. Penataan jemaat dapat dilakukan apabila jumlah a. Badan Pekerja Klasis melakukan
anggotanya sudah terlalu banyak atau terlalu luas perlawatan ke jemaat-jemaat yang dinilai
lingkup pelayanannya. perlu ditata kembali dalam rangka
efektifitas pelayanan.
2. Penataan Klasis
a. Penataan dapat dilakukan terhadap klasis yang b. Berdasarkan hasil perlawatan tersebut,
tidak lagi memenuhi syarat sebagai klasis. Badan Pekerja Klasis menyusun konsep
b. Penataan klasis dapat dilakukan apabila jumlah penataan jemaat yang bersangkutan.
jemaatnya terlalu banyak atau terlalu luas lingkup c. Konsep penataan tersebut dilaporkan ke
pelayanannya. dalam Sidang Klasis untuk dibahas dan
3. Penataan Wilayah diputuskan.
Penataan wilayah adalah upaya mengoptimalkan Ayat 2:
pelayanan gerejawi dalam wilayah tertentu. a. Penataan Klasis adalah upaya
mengoptimalkan pelayanan gerejawi
dalam klasis tertentu.

b. Badan Pekerja Sinode Wilayah


melakukan perlawatan ke klasis-klasis
yang dinilai perlu ditata kembali dalam
rangka efektifitas pelayanan.
c. Berdasarkan hasil perlawatan tersebut,
Badan Pekerja Sinode Wilayah
menyusun konsep penataan klasis yang
bersangkutan.
d. Konsep penataan tersebut dilaporkan
ke dalam Sidang Sinode Wilayah untuk
dibahas dan diputuskan.
Ayat 3 :
e. Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
melakukan perlawatan ke wilayah yang
dinilai perlu ditata kembali dalam
rangka efektifitas pelayanan.
f. Berdasarkan hasil perlawatan tersebut,
Badan Pekerja Sinode menyusun

22
konsep penataan wilayah yang
bersangkutan.
g. Konsep penataan tersebut dilaporkan
ke dalam Sidang Sinode Am untuk
dibahas dan diputuskan.
BAB VII
ALAT KELENGKAPAN GEREJAWI
Pasal 53 Pasal 53
Majelis Gereja
1. Majelis Gereja adalah badan tetap yang memelihara,
melayani dan memimpin jemaat berdasarkan firman
Tuhan.
2. Majelis Gereja terdiri atas pendeta, penatua, dan
diaken.
3. Majelis Gereja melaksanakan sidang untuk
membicarakan koordinasi pelaksanaan tugas
pelayanannya.
4. Majelis Gereja dipimpin oleh Pimpinan Majelis Gereja
yang terdiri dari sekurang-kurangnya seorang ketua, Ayat 5. Jemaat yang telah memiliki Pendeta, ketua
seorang sekretaris, dan seorang bendahara.
5. Jemaat yang memungkinkan sesuai situasinya dapat Pimpinan Sidang adalah Pendeta
membentuk Bidang-bidang/komisi-komisi pelayanan.
6. Pimpinan Majelis Gereja mewakili jemaat ke dalam
dan ke luar.
Pasal 54 Pasal 54
Badan Pekerja Klasis Ayat 1 cukup jelas
1. Badan Pekerja Klasis adalah badan pelaksana Ayat 2 Jika dalam masa tugasnya terdapat anggota BPK
keputusan Sidang Klasis. tidak lagi terpilih sebagai pemangku jabatan
2. Badan Pekerja Klasis terdiri atas sekurang-kurangnya khusus gerejawi, maka yang bersangkutan
seorang ketua, seorang wakil ketua, seorang tetap melanjutkan tanggungjawabnya sebagai
sekretaris, dan seorang bendahara yang adalah anggota BPK sampai selesai masa tugasnya.
Pengurus Klasis berdomisili dalam wilayah
pemangku jabatan khusus gerejawi.Badan Pekerja pelayanan Klasis yang bersangkutan. Pengurus
Klasis dipilih oleh persidangan klasis, dan diutus oleh yang berhalangan tetap, penggantinya
pimpinan Sidang Klasis dalam ibadah hari Minggu. dibicarakan dalam Rapat Kerja Klasis
3. Badan Pekerja Klasis bertugas mengoordinasikan dan Ayat 3Badan Pekerja Klasis dapat membentuk unit-unit
melaksanakankeputusan-keputusan persidangan klasis kerja dan mengangkat/ memberhentikan
dan keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas personalianya sesuai kebutuhan.
dan menginformsikan secara berkala ke Badan Pekerja
Sinode Wilayah. Ayat 4cukup jelas
4. Badan Pakerja Klasis bertanggungjawab kepada Ayat 5cukup jelas
persidangan klasis. Ayat 6cukup jelas
5. Ketua Badan Pekerja Klasis adalah seorang pendeta.
6. Masa tugas Badan Pekerja Klasis adalah lima tahun.
7. Masa bakti Anggota Badan Pekerja Klasis maksimal Ayat 7: Maksimal dua periode baik pada jabatan yang
dua periode.
8. Badan Pekerja Klasis mewakili klasis ke dalam dan ke sama maupun pada jabatan yang berbeda, baik
luar. berturut-turut maupun tidak berturut-turut.

Pasal 55 Pasal 55
Badan Verifikasi Klasis Ayat 1 cukup jelas
1. Anggota Badan Verifikasi Klasis terdiri atas sekurang- Ayat 2 : Jika dalam masa tugasnya terdapat
kurangnya 3 (tiga) orang yang mengerti pengelolaan anggota BVK tidak lagi terpilih sebagai
keuangan Gereja Toraja dan berasal dari klasis pemangku jabatan khusus gerejawi, maka
tersebut. yang bersangkutan tetap melanjutkan
2. Anggota Badan Verifikasi Klasis adalah pemangku tanggungjawabnya sebagai anggota BVK
jabatan khusus gerejawi. sampai selesai masa tugasnya.
3. Badan Verifikasi Klasis bertanggungjawab atas Ayat 3 cukup Jelas
pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan atas
sumber dan penggunaan dana serta harta milik klasis. Ayat 4 :Pengesahan laporan pertanggungjawaban
4. Badan Verifikasi Klasis melaporkan hasil pembinaan, keuangan membebaskan badan /
pengawasan dan pemeriksaannya secara tertulis pengurus yang menyusunnya dari
kepada persidangan klasis untuk dibahas dan disahkan tanggung jawab mengenai pengelolaan
23
5. Masa tugas Badan Verifikasi Klasis adalah 5 (lima) dana dan harta milik klasis selama
tahun. periode
6. Badan Verifikasi Klasis dipilih oleh Sidang Klasis dan Ayat 5cukup jelas
diutus oleh pimpinan Sidang Klasis dalam ibadah hari
minggu. Ayat 6cukup jelas

Pasal 56 Pasal 56
Badan Pekerja Sinode Wilayah Ayat 1 cukup jelas
1. Badan Pekerja Sinode Wilayah adalah badan Ayat 2:
pelaksana keputusan Sidang Sinode Wilayah. Jika dalam masa tugasnya terdapat anggota
2. Anggota Badan Pekerja Sinode Wilayah adalah BPSW tidak lagi terpilih sebagai pemangku
pemangku jabatan khusus gerejawi jabatan khusus gerejawi, maka yang
3. Badan Pekerja Sinode Wilayah dipilih oleh Sidang bersangkutan tetap melanjutkan
Sinode Wilayah dan diutus oleh pimpinan Sidang tanggungjawabnya sebagai anggota BPSW
Sinode Wilayah dalam ibadah hari Minggu. sampai selesai masa tugasnya.
4. Badan Pekerja Sinode Wilayah bertanggungjawab
kepada Sidang Sinode Wilayah. Ayat 3cukup jelas
5. Pengurus BPSW sekurang-kurangnya seorang ketua, Ayat 4cukup jelas
seorang sekretaris dan seorang bendahara.
6. Ketua BPSW adalah seorang pendeta. Ayat 5cukup jelas
7. BPSW mengoordinasikan dan melaksanakan Ayat 6cukup jelas
keputusan Sidang Sinode Wilayah dan keputusan Ayat 7:
persidangan yang lebih luas dan menginformsikan
secara berkala ke Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja. BPSW dapat Membentuk unit-unit kerja dan
8. Masa bakti anggota Badan Pekerja Sinode Wilayah mengangkat/ memberhentikan personalianya
adalah 5 (lima) tahun. sesuai kebutuhan.
9. Masa bakti Anggota Badan Pekerja Sinode Wilayah Ayat 8cukup jelas
maksimal dua periode. Ayat 9. Maksimal dua periode baik pada jabatan yang
10. Badan Pekerja Sinode Wilayah mewakili Wilayah yang
bersangkutan ke dalam dan keluar. sama maupun pada jabatan yang berbeda, baik
berturut-turut maupun tidak berturut-turut.

Pasal 57 Pasal 57
Badan Verifikasi Sinode Wilayah Ayat 1 cukup jelas
1. Badan Verifikasi Sinode Wilayah terdiri atas sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang yang terdiri dari ketua, Ayat 2 Jika dalam masa tugasnya terdapat
sekretaris dan anggota. anggota BVSW tidak lagi terpilih sebagai
2. Anggota Badan Verifikasi Sinode Wilayah adalah pemangku jabatan khusus gerejawi, maka
pemangku jabatan khusus gerejawi. yang bersangkutan tetap melanjutkan
3. Badan Verifikasi Sinode Wilayah melakukan tanggungjawabnya sebagai anggota
pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan atas BVSW sampai selesai masa tugasnya.
sumber dan penggunaan dana, serta harta milik Gereja
Toraja, pada tingkat sinode wilayah. Ayat 3 cukup jelas
4. Badan Verifikasi Sinode Wilayah melaporkan hasil Ayat 4 cukup jelas
pembinaan, pengawasan dan pemeriksaannya secara
tertulis kepada persidangan sinode wilayah untuk Ayat 5 Pengesahan laporan pertanggungjawaban
dibahas dan disahkan keuangan membebaskan badan /
5. Masa tugas Badan Verifikasi Sinode Wilayah 5 (lima) pengurus yang menyusunnya dari
tahun. tanggung jawab mengenai pengelolaan
6. Badan Verifikasi Sinode Wilayah dipilih oleh Sidang dana dan harta milik selama periode yang
Sinode Wilayah dan diutus oleh pimpinan Sidang dilaporkan.
Sinode Wilayah dalam ibadah hari minggu. Ayat 6cukup jelas

Pasal 58 Pasal 58
Badan Pekerja Sinode Ayat 1 Jika dalam masa tugasnya terdapat
anggota BPS tidak lagi terpilih sebagai
1. Anggota Badan Pekerja Sionde Gereja Toraja adalah pemangku jabatan khusus gerejawi,
2. pemamngku jabatan khusus gerejawi. maka yang bersangkutan tetap
3. Badan Pekerja Sinode adalah Pelaksana Keputusan melanjutkan tanggungjawabnya
Sidang Sinode Am dan mewakili Gereja Toraja ke sebagai anggota BPS sampai selesai
dalam dan ke luar. masa tugasnya.
4. Anggotan Badan Pekerja Sinode dipilih oleh Sidang
24
Sinode Am dan diutus oleh pimpinan sidang dalam Ayat 2cukup jelas
ibadah hari minggu.
5. Badan Pekerja Sinode bertanggungjawab kepada Ayat 3cukup jelas
Sidang Sinode Am. Ayat 4cukup jelas
6. Susunan, jumlah dan syarat anggota Badan Pekerja Ayat 5cukup jelas
Sinode ditetapkan oleh Sidang Sinode Am.
7. Masa bakti anggota Badan Pekerja Sinode adalah 5 Ayat 6cukup jelas
(lima) tahun. Ayat 7cukup jelas
8. Ketua Badan Pekerja Sinode adalah Pendeta aktif Ayat 8cukup jelas
Gereja Toraja.
9. Masa bakti Anggota Badan Pekerja Sinode maksimal Ayat 9. Maksimal dua periode baik pada jabatan yang
dua periode. sama maupun pada jabatan yang berbeda, baik
10. Badan Perja Sinode Gereja Toraja membentuk berturut-turut maupun tidak berturut-turut.
Lembaga Pelayanan Gerejawi dan mengangkat serta
memberhentikan pengurusnya. Ayat 10cukup jelas
11. Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja berkedudukan di Ayat 11cukup jelas
Rantepao.

Pasal 59 Pasal 59
Badan Verifikasi Gereja Toraja Ayat 1Jika dalam masa tugasnya terdapat anggota
BVGT tidak lagi terpilih sebagai pemangku
1. Badan Verifikasi Gereja Toraja terdiri atas sekurang- jabatan khusus gerejawi, maka yang
kurangnya 3 (tiga) orang yang terdiri dari ketua bersangkutan tetap melanjutkan
sekretarsi dan anggota. tanggungjawabnya sebagai anggota BVGT
2. Personalia Badan Verifikasi Gereja Toraja adalah sampai selesai masa baktinya
pemangku jabatan khusus gerejawi.
3. Badan Verifikasi Gereja Toraja melakukan pembinaan, Ayat 2 cukup jelas
pengawasan dan pemeriksaan atas sumber dan
penggunaan dana, serta harta milik Gereja Toraja pada
lingkup sinode. Ayat 3Pengesahan laporan pertanggungjawaban
4. Badan Verifikasi Gereja Toraja melaporkan hasil keuangan membebaskan badan / pengurus
pembinaan, pengawasan dan pemeriksaannya secara yang menyusunnya dari tanggung jawab
tertulis ke dalam Rapat Kerja Gereja Toraja dan Sidang mengenai pengelolaan dan harta milik
Sinode Am untuk dibahas dan disahkan. selama periode yang dilaporkan
5. Masa tugas Badan Verifikasi Gereja Toraja adalah 5 Ayat 4cukup jelas
(lima) tahun. Ayat 5cukup jelas
6. Masa bakti Badan Verifikai Gereja Toraja maksimal 2
periode. Ayat 6cukup jelas
7. Badan Verifikasi Gereja Toraja dipilih oleh Sidang Ayat 7cukup jelas
Sinode Am dan diutus oleh pimpinan sidang dalam
ibadah hari minggu.
Pasal 60 Pasal 60
Majelis Pertimbangan Gereja Toraja
1. Keanggotaan Majelis Pertimbangan ditetapkan oleh Ayat 1 cukup jelas
Sidang Sinode Am.
2. Majelis Pertimbangan wajib memberikan Ayat 2 cukup jelas
pertimbangan baik secara tertulis maupun secara lisan
kepada badan-badan yang dibentuk oleh Sidang
Sinode Am diminta atau tidak diminta, yang barkaitan
erat dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Sidang
Sinode Am.
3. Majelis Pertimbangan melaporka hasil kerjanya kepada
Sidang Sinode Am disertai usul-usu dan saran-saran Ayat 3 cukup jelas
4. Masa tugas Majelis Pertimbangan adalah 5 (lima) Ayat 4 cukup jelas
tahun . Ayat 5 Maksimal dua periode baik pada jabatan yang
5. Masa tugas personl Majelis Pertimbangan maksimal 2 sama maupun pada jabatan yang berbeda, baik
(dua) periode. berturut-turut maupun tidak berturut-turut.
Pasal 61 Pasal 61 Cukup jelas
Hal-hal Umum Mengenai Majelis Gereja Berhalangan tetap:
1. Majelis Gereja adalah badan tetap sebagai pelaksana
25
keputusan.
2. Sidang Majelis Gereja membuat keputusan dan tidak
mengangkat Badan Pekerja Majelis.
3. Sidang Majelis Gerejamenetapkan Tata Kerja, Uraian
Tugas Pokok fungsi masing-masing anggotanya,
Stándar Operasional Prosedure, Program Kerja
tahunan, Anggaran Pendapatan dan Belanja, serta
pengaturan jadwal dan Jenis Rapat Majelis Gereja.

Pasal 62
Pasal 62 cukup jelas
Hal-hal Umum Mengenai Badan Pekerja
1. Setiap Badan Pekerja menetapkan Tata Kerja, Uraian
Tugas Pokok fungsi masing-masing anggotanya,dan
Stándar Operasional Prosedure.
2. Setiap Badan pelaksana Keputusan membuat Program
Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja tahunan, serta
pengaturan jadwal dan Jenis Rapat Badan Pekerja.

BAB VIII
ORGANISASI INTRA GEREJAWI
Pasal 63 Pasal 63 cukup jelas
Pengertian
1. Organisiasi Intra Gerejawi adalah organisasi yang
bersifat kategorial untuk mengembangkan dan
mendayagunakananggota jemaat sebagai
perwujudan tugas imamat am orang percaya dalam
rangka pembangunan tubuh Kristus.
2. Orgasasi Intra Gerejawi disingkat OIG dibentuk
pada lingkup Jemaat,Klasis, dan Sinode.

Pasal 64 Pasal 64 cukup jelas


Bentuk
1. Organisasi Intra Gerejawi pada setiap Badan Pelaksana
keputusan yaitu Sekolah Minggu Gereja Toraja (SMGT),
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT),
Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT), dan
Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT).
2. Sekolah Minggu Gereja Toraja adalah wadah
pembinaan, pelayanan dan persekutuan anak-anak
dan remaja Gereja Toraja dalam jemaat.
3. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah wadah
pembinaan, Persekutuan dan pelayanan pemuda
Gereja Torajadalam jemaat.
4. Persekutuan Wanita Gereja Toraja adalah wadah
pembinaan, persekutuan dan pelayanan bagi wanita
Gereja Toraja dalam jemaat.
5. Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja adalah wadah
pembinaan, persekutuan dan pelayanan bagi kaum
bapak/laki-laki Gereja Toraja dalam jemaat.
6. Bentuk dan mekanisme kerja organisasi intra Gerejawi
diatur dalam Tata Kerja, Pedoman Kerja, dan atau
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga masing-
masing yang berpedoman kepada Tata Gereja Toraja.
Pasal 65 Pasal 65
Kedudukan Ayat 1
1. Organisasi Intra Gerejawi adalah bagian intagral dari a.Majelis Gereja dan badan lingkup masing-masing
jemaat dan badan pada lingkup masing-masing. mendampingi dalam proses
2. Pengurus Organisasi Intra Gerejawi lingkup jemaat perencanaan,pelaksanaan,evaluasi program
berada dibawah tanggung jawabMajelis Gereja. OIG.
3. Pengurus Organisasi Intra Gerejawi lingkup Klasis,dan
26
Sinode berada dibawah tanggung jawab badan pekerja
yang menetapkannya. b. OIG berpartisipasi dalam proses-proses
4. Majelis Gereja atau badan pekerja sesuai lingkupnya pelayanan jemaat sesuai lingkup masing-
dapat membubarkan pengurus Organisasi Itra masing )
Gerejawi jika terbukti telah menyimpang dari Ayat 2cukup jelas
Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja.
Ayat 3cukup jelas
Ayat 4cukup jelas
Pasal 66
Persidangan Pasal 66 cukup jelas
1. Dalam rangka memahami dan mewujudkan tanggung
jawab bersama dalam pelayanan, setiap organisasi
intra gerejawi melaksanakan persidangan pada
lingkupnya masing-masing.
2. Keputusan sidang organisasi intra gerejawi tidak boleh
bertengtangan dengan keputusan sidang Majelis
Gereja dan atau persidangan yang lebih luas.
3. Setiap organisasi intra gerejawi membentuk pengurus
padalingkup Jemaat,Klasis,dan Sinode
4. Pengurus organisasi intra gerejawi dipilih oleh
persidangan masing-masing dan ditetapkan serta
diutus oleh Majelis Gereja atau Badan Pekerja pada
lingkupnya dalam ibadah hari minggu.
5. Program kerja dan anggaran organisasi intra gerejawi
masing-masing merupakan bahagian integral dari
program dan anggaran dan pendapatan belanjaMajelis
Gereja atau Badan sesuai lingkupnya.
BAB IX
HARTA MILIK GEREJA
Pasal 67 cukup jelas
Pasal 67
Bentuk
Harta milik Gereja Toraja berupa:
1. Uang dan surat-surat berharga.
2. Barang bergerak.
3. Barang tidak bergerak.
4. Hak atas kekayaan intelektual.
Pasal 68
Perolehan Pasal 68 Termasuk yang diperoleh melalu kepanitiaan
Harta milik Gereja Toraja diperoleh melalui persembahan pada setiap lingkup pelayanan
berupa:
1. Persembahan warga gereja
2. Hibah
3. Sumbangan yang tidak mengikat.
4. Usaha-usaha yang diperoleh dari Lembaga Pelayanan
Gerejawi atau badan yang dibentuk oleh BPS Gereja
Toraja.

Pasal 69 Pasal 69 Cukup jelas


Kepemilikan
1. Gereja Toraja dalam wujud jemaat, klasis, wilayah dan
sinode masing-masing memiliki harta milik yang
dicatat secara tertib dalam buku inventaris.
2. Harta milik berupa sertifikat sebagai bukti hak
penguasaan atas tanah, rumah dan gedung adalah atas
nama Gereja Toraja sebagai lembaga yang berbadan
hukum sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
No...?: SK.G1/DJA/1973 dan disimpan oleh Badan

27
Pekerja Sinode Gereja Toraja.
Pasal 70 Pasal 70
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Pembelian atau penjualan barang-barang tidak
bergerak dapat dilakukan oleh Majelis Gereja,
1. Semua harta milik jemaat/lembaga/badan dari Gereja Badan Pekerja Klasis, Badab Pekerja Wilayah
Toraja dipergunakan untuk menunjang dan membiayai dan Badan Pekerja Sinode dengan prosedur
seluruh pelayanan gerejawi secara bertanggung jawab. sebagai berikut:
2. Jemaat memikul tanggung jawab bersama untuk 1. Majelis Gereja memutuskan rencana
membiayai pelayanan am di lingkup klasis, wilayah pembelian atau penjualan.
dan sinode. 3. Majelis Gereja mewartakan rencana
3. Pengelolaan milik gereja didasarkan pada program dan tersebut selama 2 (dua) hari Minggu
anggaran pendapatan /belanja. Setiap berturut-turut dalam warta jemaat agar
jemaat/lembaga/badanmembuat laporan sumber dan anggota jemaat mengetahui dan ikut
penggunaan dana pada awal bulan untuk bulan lalu mendoakan.
dan pada awal tahun untuk tahun yang baru lalu dan 4. Majelis Gereja meminta persetujuan dari
pada akhir periode. Badan Pekerja Sinode GerejaToraja.
4. Badan Verifikasi melakukan pemeriksaan atas laporan 5. Majelis Gereja melakukan pembelian atau
bulanan/ tahunan dan membuat laporan hasil penjualan di hadapan pejabat yang
pemeriksaan-nya secara tertulis. berwenang.
5. Setiap kali terjadi penggantian yang ada sangkut 6. Dalam hal pembelian atau menerima hibah,
pautnya dengan perbendaharaan dan harta milik Majelis Gereja mengirim sertifikat tanah
gereja harus diadakan serah terima fisik kepada dan surat-surat terkait ke Badan Pekerja
pengganti-penggantinya disertai lampiran-lampiran Sinode untuk disimpan, dan
daftar yang diserah-terimakan. salinan/fotocopynya disimpan oleh Majelis
Gereja dan Badan Pekerja Klasis.
b. Badan Pekerja Klasis
1. Badan Pekerja Klasis memutuskan
rencana pembelian atau penjualan atau
hibah.
2. Badan Pekerja Klasis meminta
persetujuan dari Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja.
3. Badan Pekerja Klasis melakukan
pembelian atau penjualan atau hibah di
hadapan pejabat yang berwenang.
4. Dalam hal pembelian atau menerima
hibah, Badan Pekerja Klasis mengirim
sertifikat tanah dan surat-surat terkait
ke Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
untuk disimpan, dan
salinan/fotocopynya disimpan oleh
Badan Pekerja Klasis.
c.Badan Pekerja Sinode Wilayah:
1. Badan Pekerja Sinode Wilayah
memutuskan rencana pembelian atau
penjualan atau hibah.
2. Badan Pekerja Sinode Wilayah meminta
surat kuasa dari Badan Pekerja Sinode.
3. Badan Pekerja Sinode Wilayah
melakukan pembelian atau penjualan di
hadapan pejabat yang berwenang.
4. Dalam hal pembelian atau menerima
hibah, Badan Pekerja Klasis mengirim
sertifikat tanah dan surat-surat terkait ke
Badan Pekerja Sinode untuk disimpan,
dan salinan/fotocopynya disimpan oleh
Badan Pekerja Sionde Wilayah.
a. Badan Pekerja Sinode
1. Badan Pekerja Sinode memutuskan
rencana pembelian, penjualan atau
hibah.
3. Badan Pekerja Sinode melakukan
pembelian atau penjualan atau hibah di

28
hadapan pejabat yang berwewenang
4. Dalam hal pembelian atau penerimaan
hibah, Badan Pekerja Sinode
menyimpan sertifikat tanah dan surat-
surat terkait.
5. Pembelian atau penualan atau
penerimaan/ pemberian hibah dalam
Sidang Sinode Am
Pasal 70
BAB X
PERLAWATAN Ayat 1 a. Perlawatan jemaat dilakukan oleh Tim yang
dibentuk Badan Pekerja Klasis sekali setahun
Pasal 70
1. Bentuk Perlawatan b. Perlawatan klasis dilakukan oleh Tim yang
a. Perlawatan Jemaat. dibentuk Badan Pekerja Sinode Wilayah sesuai
b. Perlawatan Klasis. kebutuhan
c. Perlawatan Wilayah.
d. Jenis Perlawatanumum. c. Perlawatan wilayah dilakukan oleh Tim yang
e. Perlawatan Khusus dibentuk Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
2. Perlawatan dilaksanakan berdasarkan buku sesuai kebutuhan
perlawatan Gereja Toraja.
Ayat 2 cukup jelas

BAB XI
Pasal 71 :
HUBUNGAN EKUMENIS
Pasal 71
Hubungan Ekumenis dan Kemitraan Ayat 1 cukup jelas
1. Dalam rangka mewujudkan persekutuan, Gereja Toraja
berperan serta dalam gerakan ekumenis di Indonesia, Ayat 2 cukup jelas
Asia dan Dunia.
2. Kerja sama dan hubungan ekumenis itu diwujudkan
melalui keanggotaan dalam Persekutuan Gereja-gereja Ayat 3 : lembaga-lembaga lain, baik pemerintah maupun
di Indo-nesia (PGI), Christian Conference of Asia lembaga sosial kemasyarakatan yang diakui
(Dewan Gereja Asia), World Council of Churches
(WCC: Dewan Gereja-Gereja se-Dunia), World berdasarkan undang-undang
Communion of Reformed Churches (WCRC),
Evangelical Mission in Solidarity (EMS). Gereja Toraja
menjalin kerasama dengan Gereformeerde
Zendingsbond (GZB), Overseas Mission Fellowship
(OMF), Church Mission Society (CMS)), dan badan-
badan misi dan lembaga mitra lainnya.
3. Gereja Toraja mengembangkan dan memelihara
hubungan kemitraan dengan lembaga-lembaga
lainnya.
BAB XII
PERATURAN PERALIHAN, PENUTUP DAN PERALIHAN
Pasal 72
Peraturan Perubahan

1. Tata Gereja ini hanya dapat diubah oleh Sidang Sinode


Am Gereja Toraja.
2. Tata Gereja Toraja ini mulai berlaku sejak disahkan
oleh Sidang Sinode Am Gereja Toraja dan baru dapat
ditinjau kembali bila diusulkan oleh sekurang-
kurangnya ½ klasis dalam wilayah dan 2/3 wilayah.
Pasal 73 Pasal 73 Cukup jelas
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Gereja ini diatur
dalam Peraturan-peraturan Khusus atau diserahkan
kepada Sidang Majelis Gereja, Sidang Klasis, Sidang
Sinode Wilayah Sidang Sinode Am, dan Rapat-Rapat
Kerja sesuai dengan tugas dan wewenangnya, sejauh
tidak bertentangan dengan Tata Gereja ini.
29
2. Dalam hal-hal yang sifatnya khusus dan mendesak,
Badan Pekerja sinode Gereja dapat mengeluarkan
Surat Keputusan atau Surat Edaran untuk menjadi
pedoman bagi jemaat atau Klasis atau Wilayah dan
melaporkannya dalam Rapat Kerja Gereja Toraja.

Pasal 74
Peraturan Peralihan
Dengan disahkannya Tata Gereja Toraja ini, maka Tata
Gereja Toraja sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku lagi.

ATAS NAMA SIDANG-SNODE AM KE-24


DITETAPKAN DI : Tangmentoe
PADA TANGGAL :11 Nopember 2016

30

Anda mungkin juga menyukai