Anda di halaman 1dari 23

HASIL- HASIL KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA IX

PPPGT JEMAAT TAMALANREA


TAHUN 2016

1
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
GARIS – GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN
PPGT JEMAAT TAMALANREA
KLASIS MAKASSAR
TAHUN 2016-2018

BAB I
PENDAHULUAN

Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah bagian integral dari Gereja Toraja,
yaitu gereja yang merupakan persekutuan orang-orang yang dipanggil dan beriman
kepada Yesus Kristus, dan mengaku bbahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruslamat, sebagaimana disaksikan dalam alkitab. Persekutuan ini merupakan sebuah
wadah pelayanan yang digerakan oleh pemuda Gereja Toraja yang memiliki system
keanggotaan sebagaimana diatur dalam AD/ART PPGT yang bertugas mengahdirkan
tanda-tanda kerajaan Allah yaitu dami sejahtra bagi semua.
PPGT adalah bagian azasi dari Gereja Toraja dan anggota PPGT adalah warga
Gereja Toraja. Motivasi pembentukan organisasi PPGT sebagai salah satu OIG dalam
Gereja Toraja adalah untuk pembinaan dan pelayanan pemuda baik intern maupun
ekstern, yang mana PPGT Jemaat Tamalanrea menjadi salah satu di dalamnya.
Keberadaannya di wilayah kecamatan Tamalanrea merupakan suatu rencana Agung
dari Yesus Kristus Sang Kepala Gereja untuk menyampaikan kabar baik kkepada semua
orang.
Dalam rangka pembangunan sebuah organisasi yang mapan dan menjalankan
tugas-tugas panggilan maka di perlukan sebuah kerangka program untuk dijadikan
sebagai pola dalam pengambilan keputusan dan sebagai rel dalam mengarahkan
strategi program selama 1 periode kepengurusan yang di putuskan lewat Rapat
Anggota. Pola tersebut diberi nama garis-garis besar program pengembangan yang di
singkat GBPP.
Dalam rangka kebersama-samaan, maka tema Rapat Anggota yang dipakai
sesuai dengan tema SSA XXIV Gereja Toraja, yaitu “Berakar Dalam Kristus, Berbuah
Banyak Dalam Dunia”. Sesuai dengan prinsip penyusunan GBPP Jemaat Tamalanrea,
maka secara perinsip GBPP ini disusun tetap mengacu pada GBPP PPGT pada tingkat
Klasis dan Sinode dengan tetap menyesuaikan pada konteks pelayanan PPGT Jemaat
Tamalanrea Klasis Makassar.

GBPP ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN
BAB II VISI DAN MISI
BAB III ANALISIS KONTEKS KEKINIAN
BAB IV PENGORGANISASIAN PROGRAM
BAB V PENUTUP

1.1. PENGERTIAN
Garis-garis Besar Program Pengembangan (GBPP) adalah dokumen organisasi
yang menjabarkan sasaran, strategi kebijakan umum dan arah program-program
organisasi selama kurun waktu satu periode kepengurusan PPGT. Penyusunan GBPP
berakar pada konteks kecenderungan lingkungan eksternal dan analisa aspek-aspek

2
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
internal yang dipandu oleh landasan visi dan misi PPGT di bawah sorotan tema Rapat
Anggota ix PPGT Jemaat Tamalanrea.
GBPP ini merupakan konsep yang bersifat komperhensif, mendasar, terpadu
dan strategic, yang akan menggambarkan arah perjalan kehidupan organisasi dan
kegiatan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian PPGT Jemaat Tamalanrea dalam
mengemban amanat dan tugas panggilan di tengah-tengah lingkup pelayanannya.

1.2. MAKSUD
GBPP ini dibuat dengan maksud mengarahkan perjalanan organisasi selama 1
periode ke depan yang berfungsi sebagai tuntutan umum dalam menjalankan langkah-
langkah strategis organisasi. Dengan adanya GBPP ini, maka diharapkan memberikan
manfaat terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu tertentu. Adapun
mmanfaat yang bias didapatkan dari GBPP ini adalah:
1. Terciptanya organisasi yang lebih mapan dari berbagai segi
2. Terwujudnya pengurus-pengurus yang dapat melayani secara professional
dengan tetap berjalan pada rel yang digariskan.
3. Memudahkan pengurus dalam penyusunan program kerja, baik jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.
4. Memudahkan pengurus dalam menentukan skala prioritas program.
5. Memberikan gambaran konteks kekinian PPGT Jemaat Tamalanrea.
6. Memudahkan proses evaluasi perjalanan organisasi.

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari GBPP ini adalah:
1. Sebagai kerangka umum analisis organisasi dalam memahami dan
menerjemahkan konsep visi dan misi organisasi yang idealis-filosofis ke dalam
dinamika praktisnya
2. Sebagai pedoman strategis selama masa satu periode bakti bagi segenap
perangkat organisasi dalam merancangkan, melaksanakan, dan mengendalikan
seluruh aktifitas organisasi.
3. Sebagai kerangka pengorganisasian, penjabaran program, penentuan strukstur,
serta keseluruhan perilaku dan penampakan organisasi.
4. Sebagai pedoman penilaian kualitatif dan dasar evaluasi pelaksanaan program
dan kebijakan organisasi.
5. Sebagai acuan pengurus dalam menjalankan roda kepengurusan, merancang
program kerja dan mengatur strategi kebijakan.

1.4. LANDASAN PENYUSUNAN GBPP


Sebagai kekuatan dari sebuah penyususnan naskah GBPP, diperlukan landasan
yang akan menjadi dasar acuan. adapun landasan penyusunan GBPP ini adalah:
1. Alkitab
2. Pengakuan Iman Gereja Toraja
3. Tata Gereja Gereja Toraja
4. Keputusan SSA XXIV Gereja Toraja tahun 2016

1.5. SUMBER MATERI


Adapun sumber materi penyusunan naskah GBPP ini adalah:
1. GBPP Gereja Toraja hasil keputusan SSA XXIV Gereja Toraja tahun 2016

3
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
2. GBPP PPGT hasil keputusan Kongres XIII PPGT tahun 2013
3. GBPP PPGT Klasis Makassar hasil keputusan Kongres XIX PPGT Klasis
Makassar Tahun 2015
4. Petunjuk Teknis penjabaran GBPP PPGT hasil keputusan Rapat Kerja PPGT
III tahun 2015
5. Usul-usul dari anggota

4
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB II
VISI DAN MISI

Visi adalah pernyataan cita-cita tentang kondisi ideal yang diharapkan


dan diyakini dapat terwujud pada masa yang akan datang. Sedangkan misi adalah
upaya-upaya yang wajib diemban untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan demikian,
visi dan misi merupakan kerangka acuan dan pedoman dalam menentukan arah bagi
seluruh komponen dalam lingkup organisasi untuk melangkah ke depan.

II.1.1 VISI

“Bila tidak ada Wahyu, menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29 : 18a). Visi PPGT
merupakan suatu penglihatan ke depan yang dinyatakan oleh Tuhan tentang
keberadaanNya di masa yang akan datang. Dengan visi ini, PPGT harus diberdayakan
secara optimal sebagai wadah pembinaan kader-kader pemimpin yang memiliki pola
kepemimpinan Alkitabiah di segala bidang pelayanan, baik internal yaitu gerejawi
maupun eksternal yaitu bangsa dan negara seperti dalam bidang pendidikan,
ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, pemerintahan dan lain-lain. Oleh sebab itu
semua pola pembinaan yang digunakan harus tepat dan benar sesuai dengan prinsip-
prinsip iman Kristen.
Sebagai organisasi Intra Gerejawi dalam lingkup Gereja Toraja, maka visi PPGT
disusun sebagai bagian dari perarakan mewujudkan visi Gereja Toraja “Damai
Sejahtera Bagi Semua”. Hal ini dimaksudkan agar arah capaian PPGT sama dengan
dengan induknya, yaitu Gereja Toraja. Kendati demikian, PPGT lewat kongres
memutuskan sebuah visi program yaitu disukai Allah & manusia, yang sifatnya
periodik (5 tahun). Kedua visi tersebut akan berjalan beriringan dalam mencapai
tujuan organisasi yaitu mewujudkan warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab
terhadap tugas dan panggilannya ditengah-tengah gereja, masyarakat dan alam
semesta (Anggaran Dasar PPGT pasal 5).

II.1.2 MISI

Misi PPGT merupakan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai visi. Misi
PPGT adalah bersaksi, bersekutu & melayani (Anggaran Dasar PPGT pasal 6), yang
selanjutnya dijabarkan dalam program-program pelayanan di semua lingkup,
termasuk di lingkup Klasis dan Jemaat.
Karena itulah maka dirumuskanlah sebuah misi program yang merupakan
produk dari sebuah proses yaituterciptanya kader siap utus,dengan menjalankan
konsep 3M, yaitu Memberdayakan, Memperlengkapi & Mengutus, dengan
penjabaran sebagai berikut :
 Memberdayakan semua kader PPGT untuk memiliki kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.
 Memperlengkapi para pemimpin muda dengan format pengembangan kualitas
persekutuan, kesaksian dan pelayanan.
 Mengutus pemimpin-pemimpin muda ke tengah-tengah berbagai ladang
pelayanan gereja dan masyarakat untuk menyatakan kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan

5
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
Ketiga proses ini merupakan satu kesatuan proses pengkaderan yang saling
mendukung satu dengan yang lain, dan diharapkan setiap kader yang dihasilkan
melewati semua proses itu. Hasil akhir dari ketiga proses itu adalah lahirnya Kader
Siap Utus. Kader PPGT yang siap utus ini diharapkan mampu beraktualisasi secara
nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Kader Siap Utus didorong untuk bersesama
dan berkarya dalam lingkup pengabdian yang lebih luas sehinga tidak terkesan bahwa
kader-kader PPGT adalah kader-kader yang eksklusif, yang haya mampu eksis di
lingkungan sendiri.

6
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB III
ANALISIS KONTEKS KEKINIAN

Pemuda merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan


sosial masyarakat pada umumnya, karena pemuda adalah ahli waris cita-cita bangsa
dan sekaligus adalah generasi penerus gereja yang ikut meletakkan dasar-dasar
keimanan, dengan melewati suatu simponi perjuangan kehidupan yang panjang.
PPGT khususnya PPGT Jemaat Tamalanrea dalam pelayanan sangat aktif,
melebihi organisasi pelayanan yang lain. Dimana PPGT telah 50 tahun lebih dan
PPGT Jemaat Tamalanrea 1o tahun lebih, menghadirkan dirinya di tengah-tengah
masyarakat Indonesia sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan sejarah PPGT adalah
bagian logis dari sejarah bangsa.
PPGT Jemaat Tamalanrea dapat merenungkan kembali arah dan orientasinya
dalam menghadapi persoalan-persoalan kontemporer dewasa ini. Untuk itu, PPGT
Jemaat Tamalanrea harus terlebih dahulu mengetahui dimana posisinya saat ini.
Bahwa tanpa menyadari posisi PPGT sekarang lewat refleksi sosiologis historis maka
PPGT hanya akan mengalami kegagalan dalam melihat kenyataan yang ada.
PPGT Jemaat Tamalanrea harus mampu mendeskripsikan lagi perjalanan
organisasinya untuk dapat meningkatkan keunggulan komparatif sumber daya
manusia dan Sumber Daya Iman yang dimilikinya sekaligus eksis di tengah-tengah
pelayanan baik internal maupun eksternal yang sangat akseleratif.
PPGT Jemaat Tamalanrea telah dihujani berbagai macam kritikan mengenai
sejauhmana peran eksistensinya saat ini di tengah zaman yang terus bergulir. Kritikan
itu setidaknya bermuara pada tiga hal yaitu
1. Terjadinya krisis nilai (Kristen) dalam praktek empirik beroganisasi.
2. Macetnya proses reproduksi intelektual,
3. Menurunnya kritisisme (sosial responsibility)
Oleh karena itu, dalam konteks ini PPGT Jemaat Tamalanrea harus berupaya
keras untuk merebut kembali tradisi intelektualisme. kader PPGT Jemaat Tamalanrea
harus mampu mengambil peran populis di tengah-tengah dinamika kehidupan
bergereja, bermasyarakat dan berbangsa yang selama ini seakan hilang kekritisannya,
juga berperan dalam perubahan masyarakat dengan senantiasa memberikan manfaat
serta berupaya memberikan kontribusi positif bagi memecahkan problematika
keumatan yang ada.
Kader-kader PPGT dituntut untuk memiliki pendidikan setinggi-tingginya,
berwawasan luas, berpikir rasional, kritis dan objektif sekaligus bertanggung jawab
atas terciptanya ideologi yang di dasarkan pada kasih yang di ajarkan oleh Tuhan
Yesus Kristus. Sehingga PPGT tidak hanya sekedar "tidur" dan bersemedi di kampus,
kantor-kantor, rumah, bahkan di gedung gerejanya. akan tetapi PPGT Jemaat
Tamalanrea bersama organisasi lainnya membangun peradaban yang kuat.
Selanjutnya, para kader PPGT Jemaat Tamalanrea harus senantiasa menginternalisasi
dan mengoperasionalisasi spirit nilai ajaran Kristus dalam segenap praktek
berorganisasinya.
Kaum muda masa kini kurang berpotensi sebagai agen perubahan atau
pembaruan sebab mereka berjuang penuh pamrih. Akibatnya, saat target obsesi
pragmatisme tak tercapai, yang muncul menyumpah-serapahi para pemimpin. Itu
terefleksi dari pudarnya nilai-nilai dan karakter kekristenan serta lunturnya idealisme,
moralitas, bahkan spiritualitas. Bagaimana bisa PPGT mengaku kristen jika dalam

7
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
praktek kesehariannya ada yang tidak pernah berdoa dalam segala aktifitas bahkan
sampai melupakan ibadah ( baik hari minggu atau ibadah-ibadah lainnya ). Jika PPGT
Jemaat Tamalanrea tidak segera berubah maka PPGT Jemaat Tamalanrea lambat laun
akan semakin tersingkir dari dinamika perubahan yang kompleks dimana PPGT
Jemaat Tamalanrea akan menjadi organisasi yang hanya mampu bertahan di
pinggiran (pherifery) di tengah kondisi masyarakat yang terus berkembang dan
mengalami perubahan.
Dalam arti ber-PPGT secara kontekstual zaman sekarang. Kader-kader PPGT
saat ini dituntut untuk tidak hanya menggantungkan eksistensinya pada kebesaran
seniornya, berlindung di balik jubah keagungan sejarah PPGT yang tidak dibuatnya
namun ia terus asyik memparasitkan diri menghisap keberkahan darinya. Jika tidak,
maka benar inilah potret kader PPGT yang kehilangan kritisismenya, tuli terhadap
memory of future (cita-cita masa depan) dan mengambil sikap resist to change
(menolak perubahan).
Berbagai macam kondisi yang dihadapi dalam kehidupan bergereja dan
berbangsa, baik yang ada di Makassar maupun yang berada di wilayah pelayanan
Jemaat Tamalanrea diantaranya :
1. Kondisi daerah yang mulai tidak kondusif ditambah dengan mulai
berkurangnya kesadaran pemuda dalam keikutsertaan menghadirkan damai
sejahtera bagi tempat dimana mereka tinggal.
2. Belum terjalinnya komunikasi yang intens antar PPGT Jemaat Tamalanrea
dengan komponen pemerintahan dan organisasi kepemudaan.
3. Melemahnya rasa memiliki dan kesadaran ber-PPGT bagi sebagian anggota
PPGT Jemaat Tamalanrea, serta melemahnya rasa memiliki Jemaat
terhadap Klasis dan Sinode.
4. Berkurangnya perwujudan nilai-nilai keTorajaan
5. Semangat bakti sosial yang masih berfokus pada pembangunan daerah
sendiri, terkesan eksklusif dan masih berfokus pada pembangunan fisik dan
masih banyak kondisi lain yang dihadapi.
6. Dalam konteks kebangsaan, peran-peran pemuda juga dihadapkan dengan
realitas bangsa Indonesia secara umum yang telah menunjukkan rapuhnya
sendi-sendi kebangsaan seperti: suburnya korupsi dan penggusuran, kemelut
politik yang tak kunjung usai, terjualnya aset-aset kekayaan rakyat, hutan
dan lautan di ganti menjadi lahan kering, sungai menjadi tong sampah,
ancaman disintegrasi bangsa, miras / narkoba dan free sex menggantikan
peran-peran agama, jumlah pengangguran dan anak jalanan meningkat
tajam, penjualan wanita dan anak kian marak, LSM menjual data potensi
kepada pihak asing, media lebih menjadi alat propaganda ketimbang
mengungkap fakta, tampilnya orang terlalu kaya di negeri yang miskin,
sulitnya hidup di negeri sendiri, lebih mencintai produk berlabel asing dari
pada label lokal, lahirnya generasi tanpa kepadulian, serta hilangnya
kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
7. Gerakan pemuda saat ini terlihat sangat ideologis dan pragmatis, bahkan
hedonis dan materialistis. Gerakannya tidak fokus, tidak progresif, tidak
memiliki visi bersama, bahkan terkotak-kotak sebab tidak memiliki arah
yang jelas dengan artikulasi yang bisa ditafsirkan sebagai media proses
pencerahan bagi kehidupan berbangsa dan bergereja

8
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
8. Tantangan globalisasi dengan ancaman kapitalisme dan imperealisme
hampir tak mampu dihindarkan, yang pada akhirnya akan menghancur
leburkan bangunan peradaban Indonesia.
Tantangan pemuda sebagai tulang punggung bangsa Indonesia dalam
menghadapi realitas demikian bukan hal yang mudah. Hendaknya PPGT Jemaat
Tamalanrea harus mulai melakukan rekonstruksi guna meneguhkan kembali komitmen
gerakan di mulai dengan pencerahan spiritulitas dan moralitas guna membangun
kasadaran aksional, sehingga akan terbentuk pemuda yang mampu membangun
peradaban dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah dinyatakan Yesus Kristus
dalam proses penyelamatan umat manusia.
Pencerahan spiritualitas dan moralitas, merupakan suatu keharusan guna
membangun peradaban yang lebih baik. Spiritulitas dan Moral menempati posisi yang
sangat fundamental guna terciptanya perubahan. Kemajuan gereja dan peradaban
suatu bangsa, akan menjadi tidak berarti ketika tidak memiliki akhlak atau etika.
Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi potensi (kekuatan dan
kelemahan) dan kondisi lingkungan (peluang dan tantangan).

III.2. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT menjadi sangat penting untuk mengetahui keadaan yang sedang
& akan dihadapi organisasi. SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan/ancaman).
Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi SWOT :

III.2.1. STRENGTHS (Kekuatan)

1. Jumlah anggota yang sangat banyak.


2. SDM warga PPGT yang terus mengalami peningkatan.
3. Adanya bidang yang menangani OIG di Jemaat Tamalanrea.
4. Adanya dukungan Pdt. Generasi Muda
5. Adanya kerjasama yang baik dengan BPM & Jemaat.
6. Tersedianya kurikulum pembinaan generasi muda
7. Subsidi program yang besar dan langsung dari jemaat.
8. Adanya fasilitas pelayanan yang memadai

II.2.2. WEAKNESSES (Kelemahan)

1. Daya jangkau pelayanan terhadap anggota yang belum maksimal


2. Masih banyak potensi yang belum dikembangkan, tidak aktif atau enggan ber-
PPGT
3. Sebagian besar pengurus/anggota tidak memahami konsep organisasi & sistem
presbiterial sinodal.
4. Kesadaran bersesama dan kepedulian terhadap isu kekinian yang masih minim
5. Pemahaman berorganisasi gerejawi & manajemen organisasi yang belum maksimal.
6. Belum terjalin kerjasama dan komunikasi yang maksimal antar OIG.
7. Kurangnya kesadaran dalam pelaporan pelaksanaan kegiatan
8. Masih kurangnya kesadaran untuk mengutamakan misi dan tugas panggilan gereja.
9. Kurangnya kebersamaan anggota yang lebih intens

9
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
II.2.3. OPPORTUNITIES (Peluang)

1. Pusat pelayanan berlokasi di Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.


2. Ketersediaan tenaga pembina pada hampir semua bidang
3. Pluralitas masyarakat setempat yang merupakan lingkungan strategis untuk hidup
bersesama
4. Globalisasi menawarkan banyak pilihan, kebebasan berekspresi, dan peluang
berkompetisi
5. Kemandirian Jemaat yang sangat besar, sehingga memudahkan dalam hal
pendanaan program kerja
6. Dukungan teknologi informasi yang sangat memadai
7. Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan organisasi non Gereja Toraja.
8. Adanya peran pemerintah

II.2.4. THREATS (Tantangan/Ancaman).


1. Tidak semua anggota siap menghadapi kemudahan akses informasi.
2. Adanya kader dan anggota PPGT pindah agama/pindah denominasi dengan
berbagai alasan.
3. Suburnya hedonisme, sukuisme, fanatisme yang dapat berujung pada intoleransi.
4. Berubahnya nilai-nilai yang menimbulkan krisis identitas, maraknya
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan makin beragamnya dampak negatif
media.
5. Tingginya pengangguran, makin merebaknya judi serta tingginya tingkat
kriminalitas
6. Berkembangnya pola pikir masyarakat modern, dimana orang tua memberikan
kesempatan hidup mandiri bagi anak-anaknya dalam menentukan pilihan-pilihan
hidup

III.3. ISU-ISU STRATEGIS


Untuk membangun strategi penyelesaian masalah, maka terdapat beberapa isu
strategik yang diharapkan dapat menjiwai penyusunan dan pelaksanaan program-
program PPGT. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penerapan Gerakan Cinta Alkitab bagi semua anggota
2. Peningkatan nilai-nilai spiritualitas
3. Penerapan kurikulum pembinaan dalam berbagai kegiatan.
4. Mengkongkritkan dukungan nyata terhadap program pemerintah
5. Mengkongkritkan solusi penyelesaian 7 krisis yang dihadapi masyarakat Toraja
(budaya, pendidikan, SDM, ekonomi, pariwisata, lingkungan hidup & politik).
Hasil rumusan BPS
6. Peningkatan militansi kader dan peningkatan sense of beloging
7. Mengkongkritkan peran PPGT sebagai penerus Gereja

10
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB IV
PENGORGANISASIAN PROGRAM

IV.1. STRATEGI PENGORGANISASIAN PROGRAM

Memperhatikan isu – isu strategis di atas, 12 pokok tugas panggilan dan


kurikulum pembinaan PPGT. Maka arah program kebijakan Pengurus PPGT Jemaat
Tamalanrea Klasis Makassar untuk periode 2016 – 2018 ke depan dibangun
berdasarkan pengorganisasian program ke dalam program induk sebagai berikut:
1. Program induk pembinaan spiritualitas
2. Program induk kaderisasi & organisasi
3. Program induk pengembangan SDM
4. Program induk pelayanan sosial & kemitraan
5. Program induk umum

IV.2.1. PROGRAM INDUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS


Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan spiritualitas yang utuh dari
segenap warga PPGT sebagai pemimpin masa kini dan masa depan gereja dan bangsa
ditengah arus globalisasi. Melalui program ini diharapkan akan lahir pemimpin muda
PPGT yang memiliki spiritualitas dan keteladanan Kristus, berintegritas kuat serta
berjiwa pelayan yang senang melayani (bukan dilayani).

IV.2.2. PROGRAM INDUK KADERISASI&ORGANISASI


Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan kader melalui proses
yang paripurna, agar dapat memiliki kemampuan berorganisasi yang mapan dari segi
manajemen, leadership, decision making dan problem solving, sehingga dapat
berperan ganda baik dalam organisasi gerejawi maupun kemasyarakatan sesuai
dengan panggilannya.

IV.2.3. PROGRAM INDUK PENGEMBANGAN SDM


Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan warga PPGT yang
mandiri dan profesional dalam berbagai disiplin ilmu dan serta upaya pengembangan
sumber daya yang dimiliki oleh PPGT. Program ini diarahkan pula pada
pembangunan & pemanfaatan sumber daya manusia, dalam hal ini kader-kader PPGT
untuk selanjutnya siap diutus ke masing-masing bidangnya.

IV.2.4. PROGRAM INDUK PELAYANAN SOSIAL dan KEMITRAAN


Program ini diarahkan kepada upaya menyatakan Injil damai sejahtera kepada
sesama manusia dan segenap ciptaan Tuhan melalui partisipasi aktif dan nyata dari
segenap warga PPGT dalam pelayanan sosial kemasyarakatan serta pembangunan
jaringan kerja sama dengan berbagai pihak.

IV.2.5 PROGRAM INDUK UMUM


Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan dan pembenahan
managemen organisasi menjadi sebuah organisasi yang lebih profesional dalam
pengelolahan demi menopang berjalan tata kelolah organisasi. Melalui program ini
diharapkan akan tercipta sistem managemen organisasi yang berkualitas, mapan &

11
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
terstandar, serta melahirkan kader yang memiliki tingkat kemampuan managemen
yang berkualit

12
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB IV
PENUTUP

Garis-garis Besar Program Pengembangan (GBPP) ini disusun berdasarkan


kondisi objektif PPGT Jemaat Tamalanrea saat ini. GBPP ini merupakan haluan untuk
dapat merumuskan secara spesifik program kerja yang dapat menjawab tantangan
yang sementara dihadapi oleh persekutuan ini sehingga arah pergerakan menuju
tujuan PPGT Jemaat Tamalanrea sebagaimana termasuk dalam pasal 5 Angaran Dasar
PPGT dapat terwujud.
GBPP ini dimaksudkan penggunaannya untuk mengarahkan perjalanan 2 tahun
kepengurusan ke depan (2016-2018) yang juga dijadikan sebagai pedoman
penyususnan Program Kerja pengurus periode 2016-2018. Pengurus tentu harus
menentukan skala prioritas dengan memperhatikan sasaran jangka pendek, menengah
dan jangka panjang sehingga kesinambungan pelayanan ini tetap terpelihara periode
lepas periode.
Damai sejahtra Allah yang melampau segala akal itu akan memelihara hati dan
pikiran kita dalam Kristus Yesus Tuhan kita dalam setiap gerak aktifitas membangun
Gereja-Nya untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di wilayah pelayanan
Tamalanrea ini, sehingga semua lutut akan bertelut menyembah Dia, Raja di atas
segala raja dan semua lidah mengaku : “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruslamat”

13
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
USULAN DAN REKOMENDASI

USUL :

PROGRAM INDUK PEMBINAAN SPRITUALITAS:


- Bahan khotbah selalu berpatokan pada bahan dan materi dari klasis
- Jam Doa
- Dibuatkan jadwal Latihan/persiapan pelayan
- Pemusik tetap pada aransemen gerejawi
- Mempersiapkan liturgis selama satu bulan
- Pelatihan music (1 x seminggu), MC dan liturgis secara berkala (per semester)

PROGRAM INDUK KADERISASI DAN ORGANISASI


- Tetap memakai bahan khotbah dari klasis dan kurikulum pembinaan yang
diterbitkan oleh pengurus
- Hasil – hasil lulusan LKPD dan LKPL agar di follow up untuk terlibat langsung
dalam kepanitiaan

PROGRAM INDUK PENGEMBANGAN SDM


- Diadakan cajon untuk memeriahkan ( dikembalikan kepada kelompok masing-
masing)
- Mengadakan pelatih paten untuk futsal
- Diaktifkan futsal putri
- Lebih objektif pemilihan pemain futsal
- Disiapkan net, raket, cock
- Membentuk program kreatif seperti pelatihan atau workshop IT dan
kewirausahaan yang berkelanjutan dengan memaksimalkan anggota yang
mempunyai bakat dibidangnya
- Pelatih kompeten untu semua bidang keminatan
- Padus ditingkatkan ke level kompetisi
- Lagu di update, persiapan lagu untuk kedukaan, nikahan
- Diadakan buku/album lagu

PROGRAM INDUK PELAYANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN


- Menindaklanjuti forum media sosial (Grup PPGT JT) supaya lebh update
- Pelaksanaan bakti sosial agar tetap dilaksanakan minimal 1 selama periode
kepengurusan
- Baksos dipanti asuhan, anak – anak jalanan
- Pendekatan ke anggota baru
- Buka forum di sosmed
- Wilayah penata layanan supaya bias lebih ditertibkan

PROGRAM INDUK UMUM


- LPJ yang tertunda harus diselesaikan
- Lebih melibatkan diri dalam setiap kegiatan jemaat dan kelompok orang tua
- Hasil keputusan Rapat Anggota bisa dilaksanakan (dibagikan ketiap kelompok)
- Pendeta yang di Blacklist (Pdt. Anton)

14
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
- Untuk kepengurusunan selanjutnya panitia yang belum LPJ jangan diberi tugas
kepanitiaan lainnya lagi.
- Anggota yang berstatus domisili diluar tetap akan disensus
- Pemeliharaan inventaris PPGT Jemaat Tamalanrea (termasuk disetiap
kelompok) lebih dimaksimalkan adapun peminjaman melalui sepengetahuan
pengurus.
- Ppembekalan pengurus secara berkala (sekali setahun)
- Panitia atau tim kerja yang dibentuk melaporkan pertanggungjawabannya di
awal tahun kepengurusan selambat-lambatnya bulan februari
- Pengurus terpilih agar tetap menjalin hubungan erat lewat kegiatan bersama
Rayon 1 seperti pertemuan bulananpengurus tetap mendukung seluruh
kegiatan tingkat klasis dan pusat
- Pengurus terpilih agar memperhatikan waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan
besar Gerejawi sehingga dapat disesuaikan dengan baik.
- Tetap menjalankan kerja bakti yang terjadwalkan
- Mengusulkan ke klasis menjadi tuan rumah Konprensi selanjutnya
- Mengusulkan kader-kader PPGT Jemaat tamalanrea menjadi ketua klasis
-
Rekomendasi :

- Kolaborasi SMGT dan PPGT


- Minat dan bakat (olahraga) harus rutin
- Pengurus terpilih meng-update database per semester atau setiap 6 bulan
(mengatur data anggota yang akurat)
- Pengurus terpilih agar tetap menjalin hubungan erat lewat kegiatan bersama
rayon 1 seperti pertemuan dwi bulanan atau bentuk kegiatan kreatif lainnya.
- Pengurus memfokuskan kegiatan peningkatan spritualitas lewat kebaktian
kelompok
- Pengurus tetap mendukung seluruh kegiatan tingkat klasis dan pusat
- Pengurus terpilih agar memperhatikan waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan
besar sehingga dapat diatur dengan baik
- Pengurus agar memperhatikan keadaan anggota dengan mengadakan
perkunjungan kepada anggota terutama bagi anggota sakit, tidak aktif dan
yang belum bergabung
- Pengurus mempertimbangkan pelaksanaan LKPD setiap tahunnya, sehingga
lulusan-lulusan LKPD yang dapat kita maksimalkan terlebih dahulu
- Tetap menjalankan kerja bakti yang terjadwalkan.
- Mengusulkan ke-Klasis menjadi tuan rumah selanjutnya.
- Mengusulkan kader-kader PPGT-Tamalanrea menjadi Ketua Klasis.
- Penggunaan dan pengelolaan secret lebih diperhatikan
- Merekomendasikan kembali untuk pemekaran kelompok di sesuaikan
kelompok jemaat.
- Membuat grup sel binaan di dalam kelompok.
- Untuk pengurus selanjutnya tetap mengadakan Natal PPGT 2017
- Pembuatan buku rekening PPGT
- Membentuk form diskusi menyangkut perkembangan yang ada di luar atau di
dalam (dikondisikan)
- Terlibat dalam komisi musik gerejawi

15
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS

I. STRUKTUR
A. Komposisi
1. Komposisi Pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea Periode 2016-2018 Adalah sebagai
berikut:
Ketua : 1 orang

Sekretaris : 1 orang

Wakil Sekretaris : 1 orang

Bendahara : 1 orang

Ketua Bidang : 2 orang

Anggota Bidang

Pembinaan Spiritualitas : 4 orang

Kaderisasi dan Organisasi : 2 orang

Pengembangan SDM : 3 orang

Pelayanan Sosial dan Kemitraan : 2 orang

Coordinator : 7 orang

Wakil coordinator : 7 orang

2. Jumlah Pengurus 31 Orang


3. Pengurus dapat membentuk komisi/panitia/tim kerja sesuai dengan kebutuhan.

16
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
B. Bagan

RA Pengurus KM BPM JEMAAT

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

WAKIL SEKRETARIS

KETUA BIDANG 1 KETUA BIDANG 2

spiritualitas kaderisasi & organisasi

Pelsos dan kemitraan SDM

KOORDINATOR
KELOMPOK
OORDINATO
R
Wakil Koordinator

ANGGOTA

17
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
II. URAIAN
A. UMUM
1. Menjalankan tugas berdasarkan mandat Rapat Anggota (RA) IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
2. Mengkoordinasikan dan mensosialisasikan setiap kegiatan kepada anggota.
3. Bekerja sama dengan Badan Pekerja Majelis (BPM) Jemaat Tamalanrea dalam
tugas pelayanan dan pembinaan dalam jemaat.
4. Wajib menghadiri setiap rapat pengurus.
5. Bersama-sama dengan seluruh pengurus dalam penyusunan LPJ kepengurusan
6. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan OIG lainnya

B. KHUSUS
1. Ketua PPGT-TAM
1.1. Bertanggung jawab atas kebijakan umum organisasi baik ke dalam
maupun ke luar.
1.2. Memberikan pokok-pokok pikiran terhadap pelaksanaan program kerja
sesuai dengan Keputusan RA.
1.3. Memberikan gagasan berupa kebijakan – kebijakan strategis KEPada
pengurus bidang dalam menentukan prioritas kerja.
1.4. Mengontrol dan mengarahkan pelaksanaan Keputusan – Keputusan RA
maupun rapat pengurus.
1.5. Bersama-sama dengan bendahara mengambil kebijakan terhadap
pengelolaan keuangan organisasi berdasarkan tata kerja pengurus.
1.6. Bersama-sama dengan sekretaris menyiapkan agenda rapat, memimpin
rapat-rapat berdasarkan tata kerja pengurus, dan menyiapkan laporan
rapat.
1.7. Bersama-sama dengan Ketua menyiapkan agenda rapat dan menyiapkan
laporan.
1.8. Menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan tata kerja pengurus.
1.9. Bersama-sama dengan sekretaris, wakil sekretaris dan bendahara
menyiapkan laporan pelaksanaan program kerja dan keuangan.

2. Ketua bidang
2.1. Menggantikan ketua bila berhalangan berdasarkan mandat.
2.2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja di bidangnya masing-
masing.
2.3. Menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan mandat.
2.4. Membuat laporan pertangungjawaban bidangnya masing-masing.

3. Sekretaris
3.1. Bertanggung jawab atas pengorganisasian program kerja pengurus.
3.2. Memberikan pokok-pokok pikiran terhadap pelaksanaan program kerja
sesuai dengan Keputusan RA.
3.3. Memberikan gagasan berupa kebijakan – kebijakan strategis KEPada
pengurus bidang dalam menentukan prioritas kerja.
3.4. Bersama-sama dengan ketua memimpin rapat-rapat berdasarkan tata
kerja pengurus.

18
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
3.5. Bersama-sama dengan ketua menandatangani surat-surat organisasi
berdasarkan tata kerja pengurus.
3.6. Bersama-sama dengan Ketua menyiapkan agenda rapat dan menyiapkan
laporan.
3.7. Berkoordinasi dengan wakil sekertaris untuk mengerjakan surat-surat
3.8. Setiap laporan-laporan harus dilaporkan ke ketua bukan ke wakil
sekertaris.

4. Wakil Sekretaris
4.1. Bersama-sama dengan sekretaris melaksanakan tugas kesekretariatan.
4.2. Menggantikan sekretaris bila berhalangan.
4.3. Bersama-sama dengan ketua-ketua bidang memimpin rapat koordinasi
bidang.
4.4. Mengelola database dan inventari PPGT.

5. Bendahara
5.1. Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan organisasi .
5.2. Bersama-sama dengan ketua mengambil kebijakan terhadap pengelolaan
keuangan organisasi.
5.3. Membuat laporan keuangan setiap bulan untuk di audit oleh BVJ
5.4. Menyampaikan laporan keuangan pengurus yang telah diaudit oleh
badan verifikasi jemaat baik dalam rapat pengurus, BPM, maupun
Kepada anggota dalam ibadah bulanan.
5.5. Bersama-sama dengan ketua membuat laporan keuangan tahunan untuk
disampaikan kepada anggota PPGT Tamalanrea dalam Rapat Tahunan
5.6. memberikan pokok pokok pikiran tentang pengelolaan keuangan
Kepada tim/panitia yang dibentuk
5.7. bersama sama Ketua, dan sekertaris memikirkan pola pencarian dana
kreatif untuk kelancaran program kerja organisasi.
5.8. Memeriksa laporan keuangan dari setiap wakil koordinator kelompok
sebelum di verifikasi oleh BVJ Tamalanrea.

6. Anggota Bidang
6.1. membantu ketua bidang dalam melaksanakan program dibidang masing
masing
6.2. bekerja sama dengan ketua bidang mempersiapkan laporan kegiatan
dibidang masing masing

7. Koordinator kelompok
7.1. bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di kelompoknya
7.2. menjadi penghubung informasi dan komunikasi antara pengurus dan
anggota di kelompoknya
7.3. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan pengurus.
7.4. Bersama-sama wakil coordinator, dan anggota bidang untuk
menjalankan program kerja di kelompok masing-masing.
7.5. Bersama-sama dengan wakil koordinator untuk membuat jadwal
kebaktian di kelompok masing-masing.

19
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
7.6. Bersama-sama wakil koordinator melaporkan posisi atau keadaan
keuangan kelompok.

8. Wakil koordinator kelompok


8.1. Bersama-sama koordinator, dan anggota bidang untuk menjalankan
program kerja di kelompok masing-masing.
8.2. Bersama-sama dengan koordinator melaporkan posisi atau keadaan
keuangan kelompok.
8.3. Bersama-sama dengan koordinator kelompok dan bidang-bidang,
bertanggungjawab dalam merealisasikan program kerja ke kelompok
masing-masing.
8.4. Bersama-sama dengan Koordinator kelompok dan bendahara mengambil
kebijakan dalam hal pengelolaan keuangan PPGT Jemaat yang ada di
kelompok.
8.5. Bersama-sama dengan Koordinator kelompok dan bidang spiritualitas
menyusun dan membuat jadwal kebaktian kelompok.
8.6. Bersama-sama dengan Koordinator kelompok menyusun nama-nama
pelayan kebaktian kelompok untuk direkomendasikan kepada bidang
spiritualitas.
8.7. Bersama dengan Koordinator kelompok dalam hal pegumpulan
persembahan.
8.8. Mempersiapkan pembukuan untuk verifikasi.
8.9. Menggantikan Koordinator kelompok bila berhalangan.
8.10. Mengadministrasikan pengelolaan keuangan kelompok.
8.11. Bersama-sama dengan sekretaris dan koordinator kelompok membuat
daftar inventaris.

20
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
KRITERIA DAN MEKANISME PEMILIHAN PENGURUS
PPGT JEMAAT TAMALANREA PERIODE 2016-2018

A. KRITERIA UMUM
1. Anggota sidi atau baptis dewasa.
2. Menerima AD/ART PPGT, Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja-gereja
Toraja.
3. Anggota Biasa PPGT Jemaat Tamalanrea
4. Telah atau akan mengikuti jenjang pengkaderan formal (LKPD) dan dinyatakan
Lulus pada tahun pertama Kepengurusan dalam lingkup Gereja Toraja.
5. Mempunyai loyalitas, integritas dan visi pengabdian yang tinggi terhadap
PPGT.
6. Tidak sedang kena disiplin gerejawi.
7. Bersedia berdomisili selama periode kepengurusan di wilayah pelayanan
Jemaat Tamalanrea dan atau dalam wilayah pelayanan Klasis Makassar
berdasarkan komitmen yang dinyatakan.
8. Khusus untuk Kordinator dan wakil koordinator harus berada dalam lingkup
pelayanan kelompok masing-masing

B. KRITERIA KHUSUS
1. Ketua
1.1. mempunyai jiwa kepemimpinan kristen
1.2. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea
1.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL
1.4. menghadiri serta mengikuti secara aktif, rapat anggota IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
1.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain.

2. Sekretaris
2.1. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea
2.2. mampu melaksanakan tugas kesekretariatan
2.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL
2.4. menghadiri seta mengikuti secara aktif rapat anggota IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
2.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain

3. Bendahara
3.1. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea atau pernah menjadi
Bendahara Kepanitiaan di lingkup pelayanan PPGT.
3.2. memahami dan mampu mengelola keuangan dan tidak pernah terlibat
dalam masalah keuangan.
3.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL
3.4. menghadiri seta mengikuti secara aktif rapat anggota IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
3.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain

21
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
C. TATA CARA PEMILIHAN KETUA, SEKRETARIS, BENDAHARA PPGT Tamalanrea
Pemilihan Ketua, Sekretaris dan Bendahara PPGT jemaat tamalanrea periode 2016
– 2018 dilakukan secara terpisah. Adapun tahap-tahap pemilihan dilakukan sebagai
berikut :

1. Setiap peserta RA diberi kesempatan untuk mengajukan diri menjadi bakal


calon.
- Jika Hanya 1 (satu) orang yang mengajukan diri maka bakal calon akan di
nilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Bakal calon yang memenuhi
kriteria maka dinyatakan sebagai calon dan dinyatakan sebagai pengurus
terpilih.
- Jika lebih dari 1 (satu) orang yang mengajukan diri menjadi bakal calon,
maka bakal calon akan di nilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Bakal calon yang memenuhi kriteria maka dinyatakan sebagai calon.
- Setelah dinyatakan menjadi calon maka calon tersebut di berikan waktu ( 5
Menit ) untuk bermusyawarah sesama calon.
- Jika tidak mendapatkan kata mufakat dalam musyawarah maka akan
dilanjutkan pada tahap berikutnya.

2. Jika poin 1 tidak terpenuhi maka setiap peserta RA ( Anggota Biasa PPGT
Jemaat Tamalanrea ) mengajukan 1 nama bakal calon pada kertas yang di
stempel yang disediakan oleh tim kerja.
- Semua nama-nama yang tertulis dinyatakan sebagai bakal calon.
- Bakal calon dimintai kesediaan.
- Bakal calon yang telah menyatakan kesediaannya dinilai berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
- Bakal calon yang memenuhi kriteria dinyatakan sebagai calon.
- Jika hanya 1 (satu) orang yang bersedia dan hanya 1(satu) orang yang
memenuhi kriteria maka akan di tetapkan sebagai pengurus terpilih. Tetapi
jika lebih dari 1 (satu) orang maka para calon tersebut diberikan waktu (5
menit) untuk bermusyawarah sesama calon.
- Jika tidak mendapatkan kata mufakat dalam musyawarah maka akan
dilanjutkan pada tahap berikutnya.

3. Setiap peserta RA (Anggota biasa PPGT JT) menulis satu nama calon pada
kertas yang distempel yang disediakan oleh tim kerja.
4. Jumlah suara dihitung dan dibacakan oleh saksi yang ditunjuk oleh pimpinan
sidang.
5. Calon yang mendapatkan suara terbanyak mutlak (1/2+1 ) suara sah
dinyatakan sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara terpilih.
6. Jika point 5 belum tercapai maka dilakukan pemilihan ulang yang diikuti oleh
2 calon yang memiliki jumlah suara paling besar.
7. Jika pemilihan sudah diulang 2 kali dan hasilnya tetap sama, maka pimpinan
sidang mengambil keputusan setelah mendengarkan nasehat dan pertimbangan
dari penasehat RA IX.
8. Suara dinyatakan tidak sah jika :
- Nama calon tidak jelas
- Terdapat lebih dari 1 nama calon di kertas pemilihan

22
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
- Kertas tidak terstempel
- Kertas dikembalikan dalam keadaan kosong
D. TATA CARA PEMILIHAN FORMATUR
1. Anggota formatur terdiri dari tujuh orang, 1 (satu) orang pimpinan sidang, 1
(satu) orang dari pengurus demisioner, 1 (satu) orang yang dipilih oleh peserta
sidang, ketua, sekretaris, bendahara PPGT Jemaat Tamalanrea yang terpilih dan
1 (satu) orang penasehat.
2. Formatur bertugas melengkapi struktur Pengurus PPGT TAMALANREA Periode
2016-2018, 21 (dua puluh satu) hari setelah pelaksanaan Rapat Anggota.
3. Tim formatur bertugas sebagai pembuat Surat Permohonan pengajuan SK
Pembentukan Pengurus PPGT periode 2016-2018 dan menjadwalkan
pelantikan PPGT Tamalanrea.

23
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT

Anda mungkin juga menyukai