Anda di halaman 1dari 110

0|P a g e

PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA


Gedung Pemuda Antonie Aris Van de Loosdrecht
Jln. Dr. Sam Ratulangi 60, Rantepao 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan
E-mail: ppgtpusat@gmail.com
Website: www.bps-gerejatoraja.org
Facebook Grup: PPGT - Kader Siap Utus
Instagaram: PPGTKSU_ORG
Youtube : PPGT KSU

Penyunting: PP.PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas


Cet.-Toraja: Sulo, 2021
Hlm; 14,85 x 21,5 cm

Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao


PT. SULO
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 66 Rantepao 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Tlp (0423) 25020, 21024; Faks (0423) 21024.
E-mail: ptsulo@gmail.com

1|P a g e
BINA MUDA
Edisi ke-13 Tahun 2021

BAHAN KHOTBAH
TAHUN 2021

Penyunting:
PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas

Cover Design :
Paulus Pongdatu

Setting & Layout :


PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas

Penulis :
Pdt. Marga Sisong, Pdt. Joice Triana Manda, Pdt. Sherly,
Pdt. Ruth Bungatasik, Pdt. Yusran Lobo’, Pdt. Grisilia Isabella Madao,
Pdt. Adi Supriadi Mahendra, Pdt. Frans Pangrante,
Pdt. Richard Reynold Mapandin, Pdt. Sari Bunga Butungan,
Pdt. Demma Tande Allo Linggi, Pdt. Frederick Polis Paluttu, Prop. Rappan,
Pnt. Jery Parimba, & Pnt. Paulus Pongdatu

2|P a ge
PENGANTAR

Dari ruang editor di Rumah Tercinta, Gedung Pusat Pelayanan


Pemuda Anthonius Aris van de Loosdrecht, kami menyapa semua rekan-
rekan dan semua warga PPGT di seluruh penjuru Nusantara tercinta
hingga di luar gugusan Kepulauan Sabang sampai Merauke.
Kita patut menaikkan ungkapan syukur kepada Dia, Tuhan Yesus
Kristus, Sang Kepala dan Pemilik persekutuan ini. Sebab dalam
perkenanNyalah sehingga sekalipun dalam kondisi pandemi covid19
dimana kita harus menjaga jarak satu dengan yang lain tetapi bahan
pelayanan ini dapat rampung dan selesai dengan baik. Tentu harapan
kita bersama kita menggunakan buku ini secara bertanggungjawab baik
itu melalui persiapan dan perenungan mendalam sebelum disampaikan
kepada semua rekan-rekan muda.
Kami percaya, bahwa kemampuan berteologi kita secara
kontekstual dan kontemporer sudah dapat diandalkan untuk lebih
memperkaya dalam melaksanakan Firman Tuhan setiap hari. Sebab itu,
kami mempercayakan isi Buku Bina Muda ini untuk di bagikan dengan
penuh iman dan kasih kepada siapa saja yang membutuhkannya.
Atas nama Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja Toraja,
kami menyampaikan terima kasih kepada semua rekan-rekan
Penatua/Diaken, Proponen dan Pendeta, yang menjadi Kontributor Bina
Muda 2021 ini. Jerih-lelah rekan-rekan semua selama tiga hari di PSP
Tangmentoe kini dapat dinikmati oleh semua warga Gereja, khususnya
Pemuda. Sebab itu, Tuhan akan terus menambahkan kemampuan
berkarya dan melayani bagi rekan-rekan semua. Demikian juga kami
sampaikan ungkapan terima kasih kepada orang tua kami yang terkasih,
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja (Khususnya Ketua V Bidang OIG,
Ketua I BPWG-PI dan jajaran, serta Bendahara Umum), yang telah
sepenuh hati dan dalam iman yang tulus, mendukung generasi muda
Gereja Toraja melalui Pelayanan Firman Tuhan ala Bina Muda. Tuhan
memberkati Bapak/Ibu sekalian dalam tanggungjawab pelayanan
bersama keluarga.
Kami sangat yakin, bahwa dalam Kuasa Roh Kudus, Bina Muda
Edisi ke-13 Tahun 2021 ini akan membawa dampak positif dan signifikan
bagi pertumbuhan iman warga Gereja Toraja di manapun juga. Imanuel!

PENGURUS PUSAT PPGT PERIODE 2018-2023


Cq. Bidang Karakter dan Spiritualitas
3|P a ge
PETUNJUK PENGGUNAAN
BINA MUDA PPGT TAHUN 2021

Sebelum menggunakan buku ini, beberapa hal penting untuk diketahui


oleh rekan-rekan pelayan terkait dengan Buku Khotbah/Renungan
Pemuda Tahun 2021 adalah:
1. Struktur Tulisan
Tulisan Bina Muda 2021 ini, terdiri dari paragraf terbatas, yakni
paragraf 1 untuk pendahuluan khotbah, paragraf 2 untuk isi/kajian
teks, dan paragraf 3 (dan atau 4) untuk aplikasi khotbah/renungan.
Demikianlah Struktur dan Pola Khotbah Bina Muda kita di Tahun
2021.
2. Kalimat Dicetak Tebal
Jika dalam paragraf tulisan terdapat kalimat dicetak tebal, maka itu
berarti kita sedang menemukan kalimat yang merupakan penekanan
Pengakuan Gereja Toraja (PGT). Hal ini sejalan dengan komitmen
Gereja Toraja untuk terus menghidupi PGT dalam setiap aktivitas
warga jemaat, termasuk pemuda. Ada beberapa tulisan yang telah
mencantumkan langsung sumbernya dalam PGT, namun ada juga
yang tidak. Dengan demikian, yang tidak tercantum berarti harus
dicari tahu oleh pemimpin/pengkhotbah sebelum menyampaikan
khotbahnya!
3. Rencana Aksi, Pertanyaan Refleksi dan Komitmen Doa
Hampir sama seperti edisi sebelumnya, setiap renungan dalam Buku
Bina Muda ini akan dilengkapi dengan Rencana Aksi, Pertanyaan
Refleksi dan Komitmen/Doa. Hal ini dimaksudkan agar warga PPGT
selalu berusaha untuk mewujudkan Firman Tuhan melalui tindakan
nyata mereka. Jika ada tulisan yang tidak mencantumkannya, maka
para pelayan harus memperhatikan dan membuatnya.
4. Singkatan Utama
Singkatan untuk kitab-kitab dalam Alkitab disesuaikan dengan aturan
baku LAI, tetapi beberapa singkatan penting dalam buku ini adalah
misalnya:
- Bdk. : Bandingkan
- Ay. : ayat
- Dll. : Dan Lain-lain.

Selamat Melayani Tuhan melalui Pemuda!


4|Pa g e
03 - 09 Januari 2021

DUKA MENJADI SUKA


(Yeremia 31:7-14)

Tujuan:
Pemuda percaya bahwa Allah pasti akan memulihkan hidupnya dari
keterpurukan karena wabah penyakit dan bencana lainnya.

Mengerjakan pekerjaan yang berat itu butuh kerjasama dengan


orang lain. Kerjasama itu hanya dapat terjadi jikalau ada yang bersedia
membantu kita. Misalkan ketika kita mengangkat lemari yang berat dan
ada yang membantu, tentu dapat mengangkatnya. Demikianpun ketika
kita dalam masalah dan pergumulan. Ketika ada sahabat yang bersedia
mendegar apalagi jika memberi solusi atau jalan keluar, maka kita akan
sangat tertolong.
Pasal 31 ini berisi nubuatan Yeremia tentang pemulihan di masa
depan dan penebusan baik Israel (Kerajaan Utara) maupun Yehuda
(Kerajaan Selatan). Bangsa Israel dan Yehuda saat itu mengalami
penderitaan dalam pembuangan di Babel, namun kasih Allah tidak
pernah meninggalkan mereka. Yeremia diutus dan dipakai oleh Allah
untuk memberitakan pembebasan dan menegaskan bahwa : “Aku akan
menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-
Ku” (ay. 1). Allah tidak berdiam diri atas apa yang menimpa umat Israel
tetapi Dia tetap mengingat bahwa Israel adalah bangsa yang
dikasihiNya. Ada saatnya bangsa Israel akan bersorak-sorak dan
bersukaria karena Tuhan akan membawa mereka kembali ke tempat
dimana mereka semula hidup dengan sukacita (ay. 7-9). Dia yang telah
menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya
seperti gembala terhadap kawanan dombanya! (ay. 10). Cara Allah
menyatakan kasihNya ditunjukkan dengan kembali mengumpulkan
umatNya yang telah tercerai berai dan memberi sukacita. Apa yang
dinubuatkan Yeremia mencakup pemulihan orang Yehuda dari Babel
yang akan terjadi pada waktu dekat dan berbagai peristiwa yang jauh di
depan yang berkaitan dengan Mesias pada akhir zaman, saat Kristus
akan memerintah atas umatNya (PGT Bab VIII). Yeremia meyakinkan
para buangan Yehuda yang menghadapi masa depan yang rupanya
tanpa harapan. Namun Yeremia menegaskan bahwa umat pilihan Allah

5|P a g e
tidak akan musnah, suatu sisa akan tetap ada dan melalui mereka Allah
akan melaksanakan kehendakNya bagi dunia. Di tengah penghukuman
umatNya, Allah memperlihatkan kasih setiaNya. Allah akan menggenapi
janjiNya ini dengan kedatangan Yesus Kristus yang menjadi keselamatan
bagi umatNya.
Sahabat muda, banyak pergumulan hidup yang sering kita alami
misalnya kehilangan orang yang dikasihi, dikhianati seseorang,
mengalami kegagalan dalam study atau pekerjaan, bergumul karena
sakit dan berbagai bencana lainnya yang membuat kita sedih, kecewa,
sakit hati, putus asa, bahkan mengalami keterpurukan. Namun kita
harus sadar bahwa sebagai umat Allah yang diutus ke dalam dunia kita
hanyalah penumpang dan pendatang yang berada di dalam dunia tetapi
bukan dari dunia. Karena itu kita harus rela menderita apabila dunia
membenci dan menganiaya kita sebagai tanda kesetiaan kita kepadaNya
karena kekuatan kita teletak di dalam kemenangan Tuhan (Pengakuan
Gereja Toraja Bab VI butir 3). Penderitaan yang menimpa kita bisa saja
membuat kita kehilangan pengharapan dan mengambil keputusan yang
salah, bahkan mendorong untuk mengambil jalan pintas (bunuh diri,
dsb.). Namun sebagai anak-anakNya kita harus mempercayakan hidup
kita kepadaNya dan yakin akan janji Tuhan bahwa: “..duka mereka
Kuubah menjadi kesukaan, kesedihan Kuubah menjadi kebahagiaan.” (ay.
13). Dia pasti akan memulihkan hidupmu dari keterpurukan itu. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Ketika mengalami pergumulan dalam hidup ini, mampukah kita
meyakinkan diri kita bahwa kasih setia Tuhan akan memberikan
pertolongan pada waktunya?

Doa:
Tuhan aku percaya bahwa Engkau Allah yang mengasihiku dan pasti
memampukanku dalam menghadapi setiap perkara dalam hidup ini.
Bersama Tuhan aku dikuatkan. Amin.

6|Pa g e
10 – 16 Januari 2021

LOADER REMOTE MINEGAME


(Markus 1:1-8)

Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa hdup dan kekuatannya d ikendalikan
sepenuhnya oleh Roh Kudus.

Loader remote minegame adalah alat pengendali jarak jauh untuk


mesin pertambangan yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia di Papua.
Dengan alat ini, pekerja dimungkinkan untuk mengoperasikan loader
(atau alat berat untuk memuat hasil galian tambang) dari dari
permukaan bumi ke jauh dalam tanah. Selain dapat meningkatkan
produksi serta kerja yang lebih efektif dan efisien, remote ini juga dapat
menjamin dengan baik aspek keselamatan dari para pekerja tambang.
Dengan itu, seseorang dapat melakukan pekerjaan yang besar dengan
mengunakan alat yang sangat kecil.
Sebagai nabi, Yohanes melakukan apa yang memang telah
dinubutkan kepadanya oleh nabi sebelumnya, yakni Yesaya dan
Maleakhi (ay. 2,3). Dia adalah nabi yang sangat berani menyerukan
pertobatan dan pengampunan dosa kepada banyak orang karena kuasa
dari Tuhan. Selain itu dia tidak takut mengkritik pemimpin agama Israel,
misalnya ketika ia mencela Herodes Antipas atas pernikahannya yang
tidak sah dengan Herodias (Mat. 14:4). Dia mempu melakukan pekerjaan
yang besar sebab hidupnya telah diserahkan kepada TUHAN untuk
dipakai menjadi alat-Nya (Luk. 1:13-17). Yohanes Pembaptis tampil dari
padang gurun sebagai orang yang diutus TUHAN, yang tidak mencoba
melepaskan atau pun mengubah identitas padang gurun yang ada
padanya ketika menyerukan pertobatan kepada banyak orang (ay.5).
Walau pun pekerjaan yang dilakukan adalah suatu yang besar namun dia
merasa hal itu masih sangat tidak sebanding dengan karya TUHAN
sendiri (bdk. ay. 7).
Kita semua adalah alat di tangan Tuhan untuk maksud tertentu
yang telah dirancangkan-Nya. Semua alat hanya menjadi penting karena
pemiliknya. Oleh karena itu, sehebat pun kita, sebagai alat kita tidak
akan berdaya tanpa kuasa dari TUHAN. Maksudnya ialah bahwa kita
semua hanya menjadi penting dan berharga karena TUHAN adalah

7|Pa g e
pemilik kita. Kita telah menerima tugas panggilan dan tanggung jawab
sebagai orang percaya di dunia ini. Kita dipanggil sebagai pekerja (di
rumah, di kebun, di sawah, di kantor, di perusahaan dan di mana saja)
atau sebagai pelajar (siswa atau mahasiswa), tentu saja untuk
menampakkan kehidupan dalam kebenaran. Namun hal itu tidak
mungkin dapat kita lakukan tanpa penyerahan diri kepada TUHAN untuk
dituntun melalui Roh Kudus.1
Walaupun sekarang ini, dunia memandang bahwa pengetahuan
dan kemajuan teknologi sebagai yang memiliki peran besar dalam
mengendalikan hidup manusia yang ada di dalamnya. Bahkan, dalam
pandangan dunia, tanpa modal: uang dan teknologi maka keberhasilan
dalam tugas dan kerja akan sulit tercapai. Manusia kemudian terjebak
untuk membanggakan dirinya atas hal yang mereka telah hasilkan bagi
dunia. Man behind machine and technology: manusia di balik mesin dan
teknologi. Namun sebagai orang percaya, hidup kita dikendalikan
sepenuhnya melalui penyerahan diri yang menyeluruh (total) kepada
kuasa dan tuntunan Allah melalui Roh Kudus. Kebergantungan kita
bukanlah kepada modal: materi dan teknologi, tapi kemurahan-Nya.2
Seperti kuasa Allah menuntun Yohanes Pembaptis hidup di padang
gurun. Penyerahan diri kepada kuasa Allah melalui Roh Kudus-Nya, tidak
hanya akan mengendalikan cara kita melakukan tugas dan pelayanan
tapi cara kita melihat dunia ini (hati dan pikiran). Kita bukanlah robot
yang tidak memiliki perasaan seperti seperti Loader yang dikendalikan
dengan remote, tetapi sebaliknya kita sepenuhnya diberi kesadaran oleh
Roh Kudus untuk melihat kekurangan dan keterbatasan kita sendiri
sebagai manusia3 sehingga hal itu harusnya membuat kita semakin
bergantung kepada kasih-Nya untuk senantisa memohon pengampunan
hari demi hari, serta melihat dunia yang telah dikuasai oleh materialisme
dan keegoisan. Selamat menjalani hidup di Tahun 2021 dalam kendali
kuasa Roh Kudus. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Mengapa orang cenderung untuk mengandalkan materi dan
teknologi dalam hidup pada masa sekarang?

1
Pengakuan Iman Gereja Toraja Bab IV (9)
2
PIGT Bab V (2-4)
3
idem
8|P a g e
2. Bagaimana kita mengatasi dorongan untuk mengandalkan diri sendiri
serta matari atau pun teknologi lalu bergantung pada kemurahan
Allah sepenuhnya dalam tugas dan pelayanan?

Doa:
Terima kasih atas pertolongan Bapa dalam setiap tugas dan pelayanan
yang kami terima kiranya jauhkanlah kami dari sikap untuk
mengandalkan diri sendiri, namun kiranya kami menyerahkan diri pada
kendali Allah melalui Roh Kudus setiap hari agar jangan kami seperti
dunia ini. Amin.

9|P a g e
17 - 23 Januari 2021

LOVE, POWER AND BLESSING


(Mazmur 136:1-6)

Tujuan:
Pemuda memahami bahwa hidupnya bergantung pada tuntunan
Tuhan.

“Say Thank You” adalah sebuah bentuk ungkapan syukur ketika


kita menerima sesuatu dari seseorang entah itu benda ataupun
perbuatan. Akan tetapi tak jarang juga kata ini sulit kita kemukakan,
sebab kita berpikir hal yang kita terima adalah hal yang biasa-biasa saja
sehingga kita tidak perlu berterimah kasih atau mengucap Syukur.
Menarik bacaan Mazmur 136 ini adalah bentuk pujian
penyembahan Ucapan syukur umat kepada Sang Pemberi kehidupan.
Dalam Pujian ini umat menyatakan Karya Tuhan bekerja dalam
kehidupan mereka, bagaimana Allah telah bekerja dalam kehidupan
umat begitu luar biasa secara khusus yang dialami Umat Israel, Allah
membebaskan umat-Nya dari perbudakan dan menaklukan Musuh-Nya
(ay. 10-15).
Merefleksikan semua ini, umat mengangkat Pujian syukur yang
sungguh luar biasa kepada Tuhan. Mazmur pujian ini dibuka dengan
ajakan untuk bersama-sama bersyukur kepada Tuhan. Tiga kali
penyataan rasa syukur kepada Tuhan diungkapkan (ay. 1-3). Hal ini
menyatakan bahwa ungkapan yang mereka naikkan adalah ungkapan
yang sungguh-sungguh, tegas, tulus dan penuh rasa hormat atas Kuasa
& Kasih Allah yang boleh mereka nikmati dan alami. Tidak hanya sampai
di situ saja, pembacaan kita juga menjelaskan dan menegaskan soal
Kasih Setia Tuhan yang kekal. Hal ini ditegaskan berulang-ulang mulai
dari ayat pertama hingga ayat terakhir akhir pembacaan kita untuk
menandakan bahwa Kasih setia Tuhan ini berlaku sungguh-sungguh,
kasih Allah ini adalah kasih yang tidak pernah berhenti, kasih yang tidak
berubah, Kasih yang tulus/ikhlas, serta kasih yang Paripurna dalam
perjalanan hidup umat-Nya.
Beragam keadaan kehidupan kita jalani, tahun 2020 kita
digoncangkan oleh virus corona (covid-19) yang sampai hari ini terus
menghantui kita, menjadi pergumulan kita. Tidak hanya sampai di situ,

10 | P a g e
berbagai tantangan kehidupan terus hadir yang bisa menggoncang
kehidupan kita anak muda Tuhan. Dalam perjalanan hidup kita ditengah-
tengah banyaknya tantangan dan persoalan hidup hingga hari ini, hanya
satu yang bisa membuat kita kokoh dan bertahan yaitu kasih & kuasa
Allah yang kekal. Sebagaimana Allah menyatakan kebaikan dan kasih-
Nya yang kekal kepada umat Israel, Allahpun menyatakan kasih dan
kebaikan-Nya kepada kita anak muda kepunyaan-Nya. Kalau kita melihat
kembali perjalanan hidup kita yang penuh dengan pencobaan dan
tantangan yang luar biasa tentu semua tidak mudah, namun sampai hari
ini kita bisa ada, sehat, kuat bahkan berkumpul bersama keluarga dan
sahabat semua karena berkat, kebaikan dan Kasih Allah. Tentu hal inilah
yang sekaligus mengaskan kepada kita bahwa “Allah itu adalah satu-
satunya sumber kehidupan, berkat dan kebaikan. Hanya Dialah yang
boleh disembah” (Pengakuan Gereja Toraja Bab 1 butir 2).
Tidak hanya sampai disitu saja, kalau Tuhan Allah menyelamatkan
umat Israel dengan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir,
maka Kasih Allah pun telah membebaskan kita dari perbudakan dosa
lewat Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit untuk memenangkan
kita (PGT 4 butir 5: “Yesus Kristus menanggung kutuk murka Allah atas
dosa kita melalui penderitaan dan kebangkitan-Nya, semua itu
dilakukan-Nya untuk menebus kita dan menyelamatkan kita). Kasih
Allah itu sungguh besar dan kekal. Dari dulu, sekarang bahkan
seterusnya di sepanjang perjalanan kehidupan kita. Hal ini menjadi
jaminan pengharapan bagi kita menjalani hidup selaku anak muda Tuhan
untuk dapat menjawab persoalan dengan hidup berserah penuh kepada
Tuhan, sehingga tekanan seberat apapun itu mampu kita jalani/lalui
bersama dengan Tuhan sebab kasih Tuhan yang kekal bersama-sama
kita, kebaikan Tuhan akan terus kita nikmati. Tugas kita adalah
mempercayakan seluruh keberadaan hidup ini hanya kepada Tuhan
satu-satunya sumber Kebaikan, Kasih & Berkat.
Minggu ini adalah minggu Epifani (waktu dimana orang-orang
majus mencari Sang Raja yang akan memulihkan kondisi meraka). Raja
yang diharapkan itu ada dalam diri Yesus Kristus yang hadir memulihkan
segala bentuk keadaan kehidupan kita. Kepada Raja itulah kita
mempercayakan seluruh keberadaan kita, sebab melalui penyelamatan
yang dikerjakan-Nya, Dia menyatakan kasih dan berkat yang kekal
kepada kita. Dengan demikian, maka dalam perjalanan hidup kita pun
tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada Tuhan. Rasa

11 | P a g e
syukur kita mesti kita nyatakan dengan penuh semangat dan sungguh-
sungguh dihadapan Tuhan. Dan salah satu bentuk ungkapan syukur kita
adalah dengan menggunakan hidup kita sebaik mungkin selaku anak
muda Tuhan, tanpa harus putus asa menghadapi banyaknya persoalan
yang akan timbul di dalamnya. Tuhan pasti menolong kita semua. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Mengapa kita sulit merasakan dan mensyukuri kebaikan, kasih dan
kemurahan Tuhan?
2. Dalam Hal-hal apa saja kita seharusnya bisa merasakan kebaikan,
kasih & berkat Tuhan?

Doa:
Terimakasih Tuhan Engkau sungguh baik kepada kami. Kami boleh
menikmati kebaikan dan kasih sayang Tuhan di sepanjang kehidupan
kami. Mampukanlah kami untuk terus hidup mengandalkan Tuhan serta
terus berserah hanya kepada Tuhan saja. Bantu kami dalam
mengaminkan kebaikan Tuhan yang akan kami alami dalam kehidupan
kami selanjutnya. Serta tolonglah juga kami melalui Kuasa Roh Kudus-
Mu untuk menghidupi Firman yang telah kami baca dan kami dengarkan
hari ini. Kami berdoa di dalam Tuhan Yesus.. Amin.

12 | P a g e
24 - 30 Januari 2021

BERGERAK KE ARAH YANG DIKEHENDAKI TUHAN


Ke’de’ Ma’palulako Lalan Napadulluanni Puang
(1 Korintus 7:29-34)

Tujuan :
Pemuda berani bergerak dari kebiasaan duniawi yang menjebaknya ke
dalam dosa.

Kekuatiran adalah hal yang paling meresahkan dalam kehidupan


manusia. Situasi khawatir membuat langkah seseorang menuju masa
depan menjadi tidak pasti. Ada banyak hal yang membuat orang
khawatir, namun biasanya yang paling besar jika itu menyangkut
kebutuhan dasar seperti khawatir tidak punya makanan untuk dimakan,
khawatir kekurangan uang, bahkan khawatir akan ditinggalkan orang-
orang terdekatnya. Banyak orang lalu fokus kepada kekhawatiran
duniawi, fokus mencari makan, fokus mencari uang, memanjakan
kehidupan dengan oang-orang dekatnya, dan akhirnya menjadi serakah
dan mengorbankan orang lain. Tetapi sebaliknya tidak sedikit orang
yang lalu meninggalkan harta dan kekayaannya untuk kemudian lebih
berfokus untuk berbagi dengan sesamanya. Seseorang bernama Jack
Ma misalnya. Dia adalah pemilik Alibaba Group (sebuah perusahaan
bisnis internet dari Tiongkok yang paling dikagumi di dunia) yang
memiliki kekayaan lebih dari 500 trilyun rupiah, yang pada akhirnya
mundur dari perusahaan yang dibangunnya untuk lebih focus pada
kegiatan amal dan pendidikan.
Kisah menarik dalam pembacaan Alkitab kita saat ini pun
sesungguhnya berbicara tentang kekhawatiran. Pengandaian dalam
ayat 29, menjadi penekanan yang sangat tegas untuk tidak khawatir,
bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Ayat 32 menekankan lagi
untuk jangan khawatir, fokuskan hidup ini kepada perkara Tuhan.
Memang perikop ini bukan dalam rangka untuk kita mengabaikan
perkara duniawi, mengabaikan orang terdekat kita, hidup seadanya,
namun sebagaimana dikatakan “waktu telah singkat”, maka fokuslah
kepada Tuhan, janganlah engkau dikalahkan oleh kehawatiran duniawi.
Pengakuan Gereja Toraja yang kita aminkan bersama dijelaskan dalam
sebuah kalimat penting bahwa “Allah berfiman kepada manusia yang

13 | P a g e
ditebus, dikuduskan, dan dipanggil menjadi Umat Allah untuk disuruh
ke dalam dunia bagi pekerjaan penyelamatan menuju zaman akhir”.
Ada tugas yang diberikan oleh Allah kepada kita Umat yang telah ditebus
oleh Yesus Kristus. Tugas ini tidak boleh terabaikan oleh kekhawatiran-
kehawatiran duniawi, sesuatu yang pada dasarnya fana, terbatas dan
pada akhirnya menjadi sia-sia. Perikop ini mau menekankan kepada kita
untuk focus kepada perkara Tuhan yakni keselamatan yang telah kita
genggam di dalam iman kita kepada Yesus Kristus.
Pemuda yang dikasihi Tuhan. Bergerak kea rah yang Tuhan
kehendaki menjadi pokok perenungan kita berdasarkan perikop ini.
Masa muda menjadi masa yang penuh dengan ambisi, diri lebih dominan
bergerak kemana hati inginkan. Disinilah letak tantangan kehidupan
kita, apakah kita mau bergerak kemana hati kita inginkan, atau mau
bergerak kemana Tuhan inginkan. Ada banyak kehawatiran duniawi
yang dapat menggiring kita kepada kehendak hati yang dapat membuat
kita binasa. Tapi Tuhan pun selalu membuka tangannya bagi kita untuk
mengendalikan hidup kita kemana Tuhan kehendaki, dan di dalam
kehendak Tuhan itu ada keselamatan yang kekal. Hidup ini tidak melulu
untuk mencari makan, memuaskan keinginan hati hanya oleh karena
ketakutan dan kehawatiran. Hidup ini pun adalah tentang mencari
makna, untuk apa kita hidup dan kemana tujuan hidup kita. Hanya di
dalam Yesus ada kepastian, letakkanlah kehidupan kita dalam kendali
sepenuhnya oleh Tuhan.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apa hal yang paling membuat anda khawatir saat ini? Renungkanlah,
apakah kehawatiran itu tidak sedang menguasai dirimu?
2. Seberapa banyak anda memberi waktu untuk bergumul dengan
Tuhan tentang hidup anda?

Doa:
Ya Tuhan, berikanlah aku hikmatMu untuk tidak dikalahkan oleh
kehawatiran duniawi. Aku ini masih muda, masih sangat gampang
diombang-ambingkan oleh perkara-perkara duniawi. Buatlah aku
berada sepenuhnya dalam kendaliMu, Tuhan. Biarlah diriku mampu
mengalahkan keinginan hati hanya oleh karena pertolonganMu. Amin.

14 | P a g e
31 Januari – 06 Februari 2021

PERGUMULANMU AKAN KUTANGGUNG


(Ulangan 18: 9-22)

Tujuan:
Pemuda mendengarkan para hamba Tuhan dan mencari solusi
pergumulannya hanya kepada Tuhan.

Sahabat muda yang dikasih Tuhan


Di zaman ini, orang berlomba-lomba menunjukkan kehebatan dan
kemampuannya kepada dunia. Setiap orang berusaha untuk disebut
“sukses” atau “berhasil”. Padalah, kesuksesan dan keberhasilan itu
adalah wujud dari pemikiran Dunia Barat yang mempengaruhi hampir
seluruh elemen kehidupan kita saat ini. Mungkin banyak orang di antara
kita yang tidak sadar akan pengaruh pemikiran luar ini pada pola
kehidupan kita saat ini. Pemuda Kristen pun menjadikan kebiasaan itu
dalam kehidupannya. Bahkan dalam keberimanan kitapun dipengaruhi
oleh kebiasaan berkompetisi atau berlomba. Seakan hidup ini adalah
perlombaan untuk memperlihatkan kesuksesan. Dalam berkesaksian
sekalipun, kita menilai cara Tuhan bekerja dalam setiap pergumulan
yang kita hadapi dari sisi kesuksesan. Hampir semua kesaksia berbicara
tentang bagaimana Tuhan memberikan keberhasilan. Seakan Tuhan
hanya memberikan keberhasilan, kesuksesan kepada kita. Lalu
pertanyaan kepada kita yang sedang dalam pergumulan; mengapa
Tuhan tidak memberikan keberhasilan kepadaku? Mengapa Tuhan
membiarkanku dalam kesusahan? Ataukah Tuhan sedang murka
kepadaku sehingga memberikan aku kesusahan yang sangat sulit? Atau
enggankah Tuhan menjamah aku? Pertanyaan-pertanyaan ini seakan
menggugat kemahakuasaan Allah. Sikap ini juga tidak muncul begitu
saja. Ada begitu banyak penyebabnya, dan salah satunya adalah karena
kita sering mengukur pekerjaan Tuhan dengan keberhasilan. Jadi jika
kita susah, sedang bergumul, kita langsung beranggapan bahwa Tuhan
membiarkan kita. Akibatnya, banyak pemuda (bahkan di era milenial)
yang mencari hal yang dianggap patut diandalkan agar dapat keluar dari
pergumulan mereka (melalui kekuatan-kekuatan gaib atau bahkan
dengan jalan pintas yang merugikan).
Dalam bacaan kita, Musa mengingatkan Bangsa Israel tentang
kenyataan yang akan mereka hadapi di Tanah Kanaan ketika mereka
15 | P a g e
sudah sampai di sana. Mereka diingatkan akan kebiasaan orang di
Kanaan dalam mengupayakan masa depan mereka. Praktik memberikan
“kurban manusia” kepada dewa-dewi, dan menyandarkan masa depan
kepada kekuatan-kekuatan gaib, juga menanyakan pergumulan masa
depan mereka ke arwah-arwah nenek moyang adalah kebiasaan buruk
orang Kanaan (ay. 9-11) Musa mengingatkan mereka bahwa kebiasaan
jika mereka mengikuti keiasaan orang Kanaan itu sehingga mereka tidak
lagi mengandalkan keMahakusaan Allah, maka mereka akan dipandang
keji oleh Tuhan. (ay. 12). Dan kekejian bagi Tuhan melalui kebiasaan itu
hukumannya adalah kematian (Yer. 16:18). Dalam bacaan ini pula kita
mendapati nubuat Musa tentang seorang nabi yang harus mereka
dengarkan (ay. 15 – merujuk kepada Yosua, yang akan segera
menggantikan Musa). Musa mengingatkan bahwa jika mereka memiliki
pergumulan, maka suara Tuhan melalui nabiNyalah yang harus mereka
dengarkan, supaya mereka tidak meninggalkan Tuhan.
Kesusahan, kesulitan dan pergumulan hidup kaum muda saat ini
begitu kompleks. Kehadiran berbagai fasilitas pendukung yang kita
gunakan dalam keseharian kita membuat tingkat kebutuhan kita
bertambah, namun sayang sekali tidak dibarengi dengan bertumbuhnya
kerinduaan kita akan firman Tuhan sebagai suluh dan pedoman kita
dalam menjalani kehidupan kita dalam dunia ini. Kita mencari solusi
pergumulan melalui media sosial, kita menggantungkan harapan hidup
kepada teknologi, bahkan kita menganggap bahwa internet adalah
“segalanya”. Peradaban dunia modern telah merambah kehidupan kita,
dan Firman Tuhan yang datang kepada kita kali ini, seolah-olah hendak
menyatakan bagi kita dengan tegas bahwa pengaruh buruk dari
kemajuan zaman ini dapat membuat kita kehilangan pengharapan
kepada Allah dalam Yesus Kristus. Pergumulan dan kekuatiran akan
masa depan pasti membebani pemikiran semua orang, akan tetapi yang
membedakan kita dengan oran lain adalah kepada siapa kita menaruh
harapan. Kepekaan kita kepada suara Tuhan dalam menuntun hidup kita
harus dibangun lebih intens lagi. Salah satu caranya adalah dengan
tekun membaca firman Tuhan dan meluangkan waktu untuk
berkomunikasi dengan Tuhan. Ingat, Tuhan adalah mahakuasa; dan dari
Dialah sat-satunya sumber kehidupan dan pertolongan, “Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung

16 | P a g e
itu? (Matius 6:26)” 4. Sebab itu, harapanmu, masa depanmu, solusimu
ada padaNya, yaitu pada Kristus. Dengarkanlah suaraNya melalui para
hambaNya dan Anda akan terhidar dari kekejian di mata Tuhan. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Sudah sebarapa intens saya berkomunikasi dengan Tuhan dan
berharap kepada Tuhan atas pergumulan hidup saya?
2. Dalam hal apa saya sering melupakan ke-Mahakuasaan Tuhan?

Doa:
Tuhan, tolonglah saya agar selalu membangun komunikasi dengan
Engkau, terlebih ketika menghadapi pergumulan. Jauhkan saya dari
sikap yang keji dan tidak mengandalkan Engkau. Dalam nama Tuhan
Yesus saya berdoa. Amin!

4
Bnd. Pengakuan Gereja Toraja Bab I Butir II.
17 | P a g e
07 - 13 Februari 2021

KUASA YANG MELAYAKKAN


(1 Korintus 9:15-23)

Tujuan:
Pemuda mengandalkan kuasa Tuhan dalam melaksanakan tugas
pekabaran Injil, tanggungjawab pekerjaan,pengabdian dan mengejar
cita-cita.

Sahabat muda yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,


sebagai anak muda, tentu di masa-masa sekarang ini kita dituntut untuk
lebih berfikir secara kritis (mampu mengevaluasi dengan kebenaran),
kreatif (mampu menemukan ide dan pola kerja yang baru) dan inovatif
(sanggup menggabungkan hal-hal yang baru) dalam menghadapi situasi
dunia. Namun pertanyaan yang akan kita renungkan kembali ialah
“apakah semuanya ini sudah dan akan saya lakukan dengan
mengandalkan kuasa Allah atau justru mengandalakan kuasa saya?”
Tentu kita semua tahu bagaimana kehidupan Paulus sebelum
menjadi pemberita Injil. Mungkin ada orang di antara kita yang nyaris
seperti Paulus sebelum memutuskan untuk aktif dalam persekutuan
PPGT. Walaupun perjalan hidup kita dengan Paulus sangatlah berbeda,
namun Paulus dan kita adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus bukan? Lalu mengapa Paulus mampu menjalani kepercayaannya?
Dalam ayat yang ke 16-17, Paulus mengatakan bahwa tidak ada yang
dapat ia banggakan atau megahkan dalam dirinya tentang semua
pemberitaan Injilnya, karena semua itu merupakan keharusan baginya.
Paulus menyadari bahwa Allah telah menebusnya dari kehidupan yang
lama, sehingga sekarang dia harus melakukan kehendak Allah sebagai
bentuk ungkapan syukur atas semua itu (Pengakuan Gereja Toraja Bab
V butir 5-6). Paulus mengirimkan surat kepada Jemaat di Korintus agar
senantiasa memegang teguh Injil yang telah ia beritakan sebelumnya.
Paulus percaya bahwa Injil yang ia beritakan bukanlah sebuah
cerita,dongeng atau kabar yang tidak pasti melainkan yang ia beritakan
ialah seseorang yang akan menolong, memberkati serta
menyelamatkan umat manusia yang hidupnya berkenan kepada-Nya
yaitu ”Kristus Yesus”, sebab Injil itu sendiri adalah Kabar sukacita
tentang Yesus Kristus.

18 | P a g e
Paulus menyadari bahwa dia mampu melakukan semua itu bukan
karena dia hebat atau kuat, melainkan karena “kuasa Allah” yang
bekerja dalam dirinya. Paulus diberi hikmat oleh Tuhan agar mampu
menempatkan dirinya untuk menyatakan kasih Allah ditengah-tengah
pemberitaan Injilnya. Dia dikaruniai kecakapan untuk tidak membeda-
bedakan orang, sebab itu ia percaya bahwa semua yang ia lakukan itu
karena perkenaan Tuhan. Bahkan ia sangat yakin bahwa sikap yang
penuh dengan keiklasan serta disertai ketaatan karena kuasa Tuhan,
pasti akan mendapatkan buah yang akan mensukacitakan (ay. 23).
Sahabat muda yang kekasih dalam Kristus Yesus, aktualisasi diri
(memperkenalkan kemampuan diri) sangatlah penting. Sikap kritis,
kreatif dan inovatif pun sangat diperlukan. Akan tetapi, yang paling
penting ialah kesadaran bahwa semuanya itu boleh kita lakukan semata-
mata karena Kuasa Allah yang bekerja dalam diri kita. Hanya karena
anugerahnya dan kuasaNya sehingga kita “mampu berbuat lebih”5.
Hidup yang penuh dengan anugerah Allah ini tentu haruslah menjadi
alat untuk kemuliaanNya. Pemberitaan injil adalah salah satu kewajiban
bagi semua orang yang sadar akan anugerah itu. Pemberitaan injil
dilakukan lewat pikiran tutur kata dan perbuatan. Salah satu sikap yang
dapat dipelajari hari ini adalah kemauan untuk menghargai semua orang
tanpa memandang bentuk rupa dan status orang. Sikap ini adalah
sebuah bentuk pemberitaan Injil yang akan membuat masa muda kita
menjadi saluran berkat bagi banyak orang demi Kemuliaan nama Tuhan.
Selamat berjuang untuk Injil, Amin.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Allah telah menjadi satu-satunya yang berkuasa dalam
kehidupan masa muda saya?
2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang saya telah lakukan sebagai
bentuk pemberitaan Injil?

Doa:
Ya Tuhan ingatkan saya untuk hidup mengandalkan kuasaMu dan
menghargai semua orang demi kemuliaanMu. Amin.

5
Pengakuan Gereja Toraja Bab III dan Penjelasannya
19 | P a g e
14 – 20 Februari 2021
SUKSES BERSAMAMU
(2 Raja-Raja 2:1-18)

Tujuan:
Pemuda menyadari arti persekutuan dan prinsip saling
memperlengkapi di dalam persekutuan.

Bro and Sist... Suatu ketika, sebuah kecelakaan mobil merenggut


nyawa seseorang yang bernama Lenny Robinsin. Pria paruh baya dari
Kota Maryland, Amerika Serikat itu terkenal sebagai Batman (Tokoh
Superhero dari Komik DC) di kota asalnya. Ia sering merawat dan
menghibur anak-anak yang sedang dirawat di rumah sakit dengan
mengenakan kostum Batman. Sepuluh tahun kebiasaan itu dilakukannya
dengan setia. Bagi anak-anak yang pernah dihiburnya, ia selalu dikenang
karena kebaikannya itu terlanjur melekat di hati mereka.
Elia adalah guru, pembimbing, mentor Elisa. Selama bertahun-
tahun Elisa mengikuti Elia, melihat dan belajar dari dia. Dia melihat Elia
seperti Superhero karena mampu melakukan mukjizat, menyelesaikan
perdebatan, membawa rekonsiliasi/perdamaian. Elia telah
menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk melatih dan
mempersiapkan Elisa sebagai pengantinya sampai waktu ketika Elisa
akan mengambil jubah kepemimpinannya. Elisa sendiri adalah tipe orang
yang setia dan patuh. Ia setia dan patuh kepada seniornya,
pembimbingnya, mentornya, sekaligus gurunya. Dalam hal ini, Elia
merasa senang, karena dia merasa tidak salah pilih (1 Raj 19:19-21).
Kesetiaan Elisa tampak dalam peristiwa perjalanannya dengan Elia.
Mlalui kisah Alkitab disampaikan bahwa Elia hendak meninggalkan Elisa
sebanyak tiga kali, tetapi Elisa tetap bersikeras harus tetap mengikuti
Elia. Dia bahkan mengatakan akan tetap mengikutinya sampai Elia pergi
terangkat ke sorga, sesuai dengan perintah Tuhan Allah.
Kisah Elia dan Elisa dalam perikop ini berbicara tentang bimbingan
dan proses peralihan (transisi) kepemimpinan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Proses persiapan menuju masa transisi tugas
kenabian sangat menentukan sukses tidaknya sebuah pelayanan nabi di
masa berikutnya. Selain itu kita juga merenungkan tentang bagaimana
Elisa belajar dan mengikuti orang yang lebih berpengetahuan dan lebih
bijaksana dari dia. Permintaan Elisa untuk "dua bagian roh" adalah
tentang warisan rohani yaitu “semangat pelayanan” bukan
20 | P a g e
“kekuasaan”. Dia ingin melanjutkan pelayanan Elia dan bukan memulai
model pelayanan yang ia ciptakan sendiri. Ini merupakan sebuah
rencana pelayanan yang dilakukan dalam kerendahan hati.
Sebagai umat Allah, kita memiliki peran sesuai dengan talenta dan
pekerjaan kita masing-masing. Baiklah kita tetap setia memberikan yang
terbaik bagi Allah melalui talenta dan pekerjaan kita tersebut. Elisa
setelah terpilih untuk menggantikan posisi Elia maka ia memberikan
dirinya sepenuhnya untuk melayani dengan tulus, sepenuh hati dan
penuh kesetiaan. Dengan demikian maka percayalah, jika Allah
memanggil kita untuk suatu tugas pelayanan, Allah akan memberikan
semangat dan kasih karunia kepada kita untuk melakukannya. Dan salah
satu penyemangat dari Tuhan adalah adanya orang-orang yang dapat
dipakai Tuhan membimbing kita dengan benar. Kita juga dapat dipakai
Tuhan menjadi mentor bagi orang lain. Dalam persekutuan, kita
berjuang untuk kepentingan bersama, bukan saling sikut-menyikut
(menghalangi). Persekutuan kita selaku jemaat (di mana PPGT hadir)
haruslah dinamis dan terbuka, yaitu persekutuan yang mampu dipakai
Tuhan untuk mengundang orang lain agar turut dalam perarakan
Kerajaan Allah melalui kesaksian hidup, pelayanan dan pemberitaan
Injil (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 6). Sebab itu, pada saatnya
terimalah keteladanan iman dari siapapun dan jadilah inspirator iman di
dalam Tuhan bagi siapapun. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Dari uraian di atas, apa sebenarnya syarat terpenting menjadi
seorang pelayan Tuhan?
2. Mengapa ada saja orang yang tidak mau melibatkan dirinya dalam
pelayanan di PPGT walaupun sebenarnya dia mampu?

Doa:
Ya Tuhan, Engkau yang memilih, mempersiapkan dan menetapkan kami
untuk melayani Engkau. Ada waktunya kami belajar dari melayani
Engkau melalui para senior kami. Namun yang jauh lebih penting adalah
Tuhan Yesus sendiri-lah yang harus terus menerus menjadi Guru Agung
kami. Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

21 | P a g e
21 - 27 Februari 2021
6
Andorrrle...
(Mazmur 51:1-15)

Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa Tuhan mengiginkan pertobatan dari dosa

Kita mungkin pernah dikejar-kejar. Dikejar anjing, dikejar orang


atau dikejar oleh sesuatu yang membuat kita ketakutan. Tentu muncul
perasaan cemas, kuatir bahkan mungkin membuat kita berpikiran buruk.
Salah satu yang paling membuat gelisah adalah ketika kita dikejar oleh
perasaan bersalah kepada Tuhan. Ya, ketika kita dikejar DOSA.
Itulah yang dialami oleh sang pemazmur, dalam hal ini Raja Daud.
Dia baru saja ditegur oleh Nabi Natan karena telah melakukan cara-cara
kotor untuk mendapatkan Batsyeba (ay. 2). Peristiwa tersebut dapat
dibaca dalam Kitab 2 Samuel 11:1-27; Daud dikuasai oleh nafsu seksual
ketika melihat Batsyeba sedang mandi. Ia memanggilnya ke istana dan
berlaku tidak senonoh kepadanya. Ketika Batsyeba ketahuan hamil,
suami Batsyeba dipanggil dari medan perang dan disuruh pulang ke
rumahnya agar tidur dengan isterinya, supaya perbuatan Daud yang
terhadap Batsyeba tidak ketahuan. Tapi, Uria tidak mau pulang, dia tidak
ingin bersenang-senang sementara prajurit yang lain berperang. Daud
memutar otak: Uria dikirim kembali ke medan perang dan ditempatkan
di garis depan agar mati terbunuh. Akhirnya, Daud dapat memperisteri
Batsyeba. Andorleee....
Perasaan bersalah ini pada akhirnya membuat Daud tidak tenang,
terutama setelah Nabi Natan disuruh Tuhan untuk menegurnya. Dalam
situasi yang demikian, Daud menuliskan Mazmur yang sangat
menyentuh hati ini: memohon pengasihan, mengakui kefanaannya
sebagai manusia dan memohon pengampunan Allah. Keadilan Allah
tetap berlaku, dimana Allah tidak berkompromi dengan dosa. Tetapi
kasih dan pengampunan-Nya terbuka kepada Daud yang sungguh-
sungguh menyadari kesalahan dan dosa.
Sebagai pemuda, tentu banyak hal yang harus diakui secara
terbuka di hadapan Allah. Seperti Daud, dosa seksual adalah salah satu

6
Androrrrlee adalah ungkapan milenial Toraja, pelesetan dari kata Ondo’e
atau O bendo’ yang merupakan sebuah ungkapan keheranan atau juga
penyesalan.
22 | P a g e
godaan terbesar kita. Bahkan, semakin banyak yang menganggap dosa
seksual, seperti melakukan hubungan seksual sebelum menikah adalah
hal yang biasa. Di berbagai tempat, hubungan seksual di luar nikah
mungkin telah semakin menjadi gaya hidup. Demikian juga di kampung,
masih ada anggapan yang beredar bahwa setelah ma’parampo sudah
bisa hidup berumah tangga. Assalan mangka mo diparampo, bisa miki’
padukku api. Andorlee... Mane ladipabendan tu tananan dapo’, na dibokoi’
mo tu Puang Matua.7 (Baru saja memulai kehidupan rumah tangga,
Tuhan sudah ‘disepelehkan’). Banyak orang percaya tidak mengerti
bahwa pernikahan dan seksualitas adalah anugerah Allah. 8 Jika kita
belum jatuh, jagalah diri kita. Tapiii.. jika kita telah terlanjur jatuh,
bertobatlah kepada Tuhan. Allah mengasihimu, bahkan mengasihi masa
mudamu. Dia sanggup membasuh dosa-dosamu. Masakan engkau tidak
mengasihi Allah dengan mengasihi dirimu dan masa mudamu?
Mulai minggu ini kita menjalani minggu-minggu pra paskah,
sebuah masa dalam kalender gerejawi dimana kita merenungkan
keberdosaan kita sebagai manusia dan betapa besarnya
pengorbananNya atas dosa kita itu. Sungguh, kita ini manusia yang
lemah, fana, terbatas dan sangat berdosa! Kesadaran itu mesti
membuat kita selalu bergantung kepada kemurahan, pengasihan dan
pengampunan dari Allah.9 Dan untuk itu, kita sungguh-sungguh
membuka diri dalam kerendahan hati di hadapan-Nya. Dalam keadilan-
Nya, Allah mengasihi orang-orang yang sungguh-sungguh mau
mengoreksi kehidupan, kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
Ada ungkapan mengatakan: hidup cuma sekali! Bagaimana kita dapat
menggunakan kesempatan hidup yang cuma sekali sebagai kesempatan
memohon pengampunan dari Allah?
Doa:
Tuhan, jauhkanlah saya dari kejatuhan akibat dosa seksual. Tolonglah
saya untuk menghargai Tuhan dengan cara mencintai diri saya, sebagai
seorang yang berharga di mata Tuhan. Sekiranya saya telah berdosa,
yakinkanlah saya bahwa Engkau telah membasuh dosa saya, Amin.

7
Artinya: yang penting sudah ma’parampo (pertemuan keluarga, sejenis
lamaran), kita sudah bisa menyalakan api (hidup bersama).
8
Pengakuan Gereja Toraja Bab VII Butir 9
9
Pengakuan Gereja Toraja Bab IV
23 | P a g e
28 Februari– 06 Maret 2021

Lama Rasa Baru?


(Kejadian 17:1-8, 15-16)

Tujuan:
Pemuda bergerak aktif, terus berkarya dan melayani sebagai umat
yang terikat dalam perjanjian kekal dari Allah.

Sahabat sekalian, tiap kali kita mendapatkan barang baru, apakah


yang kita rasakan? Bahagia? Ataukah kita selalu menunjukkan kepada
orang lain bahwa saya memiliki barang baru? Tentu, kita juga perlu
beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan barang baru itu. Namun,
pernahkah sahabat-sahabat menggunakan barang lama yang rasanya
seolah-olah masih baru? Bagaimana bisa?
Perikop ini kembali menuturkan tentang pemilihan Abram sebagai
bapa banyak bangsa dan pengulangan janji Allah. Janji kepada Abraham
(Abram sampai ayat 5) sudah dituturkan berulang-ulang oleh Allah (12:1-
3; 13:14-17; 15:1,4-5, 13-16, 18-21; 16:10-12). Namun, pada perikop ini ada
perbedaan yang berarti dari beberapa janji sebelumnya, yakni perjanjian
yang kekal, keturunan (yang disebutkan berulang-ulang), perjanjian
yang mencakup keturunan Abraham, dan nama baru. Sebab itu, perikop
ini menandakan bahwa janji Allah senantiasa dibaharui. Mengapa
Abraham harus berkali-kali mendapat penegasan dan pembaharuan janji
berulang-ulang? Apakah karena ia kurang percaya? Eits!!! Tunggu dulu,
bukankah ia dilabeli “bapak orang beriman”? Akan tetapi, pengulangan
janji tersebut justru menegaskan bahwa Allah setia dengan janji-Nya
dan terus membaruinya (Pengakuan Gereja Toraja Bab II butir 1 dan 4).
Sarah juga mendapat janji, khususnya pada ayat 15-16. Pada pasal
sebelumnya, 16:1-6, sekalipun ia telah mendengar janji dari Allah, namun
ia tampaknya meyakini bahwa ia tidak harus menjadi ibu bagi anak-anak
yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham. Sebab itu, ia berusaha
mengambil Hagar agar janji keturunan tersebut terpenuhi. Namun, pada
17:15-16, Allah menegaskan bahwa dari rahimnyalah janji itu tergenapi.
Dengan demikian maka , melalui ayat ini, Allah memperjelas status Sarah
sebagai bagian (co-participant) dari seluruh janji-Nya kepada Abraham.
Sebagai orang percaya, janji kesalamatan di dalam Yesus Kristus
senantiasa dibarui-Nya di dalam karya Roh Kudus. Janji yang sama,
namun terus dibarui. Dengan kata lain, hari demi hari kita mengalami
24 | P a g e
pembaruan oleh Allah. Sementara itu, partisipasi Sarah dalam janji Allah
menegaskan bawa kita semua adalah co-participant dalam janji dan
karya keselamatan di dalam Yesus Kristus (Pengakuan Gereja Toraja Bab
VI butir 6). Janji-Nya tidak menjadikan kita sebagai penerima pasif,
melainkan penerima aktif, terus bergerak dan berkarya untuk
mengambil bagian dalam janji Allah tersebut. Pembaruan ini juga tentu
akan sangat menolong kita menghayati masa Prapaskah sebagai masa
penghayatan pengorbanan dan penderitaan Yesus. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Mungkinkah kamu menghayati pembaruan janji Allah dalam dirimu?
2. Dalam hal apa kamu berpartisipasi di dalam janji Allah?

Doa:
Ya Allah Sang Sahabat, mampukanlah kami untuk menghayati dan
berpartisipasi di dalam janji dan karya-Mu. Amin.

25 | P a g e
07 - 13 Maret 2021
The Holy Life - Sanitizer
(Keluaran 20:1-17)

Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa hukum Tuhan memampukan kita menjaga
kekudusan hidup

Menggunakan handsanitizer (obat pembunuh kuman dan virus


pada tangan) adalah cara paling dasar untuk mencegah penyebaran
covid-19. Handsanitizer menjaga kulit tangan tetap bersih setelah kita
menyentuh/memegang benda-benda yang bisa menularkan kuman atau
virus. Handsanitizer tidak dapat menyelamatkan nyawa kita, tetapi bisa
menjaga tubuh kita tetap aman dari virus atau kuman yang berpindah
melalui sentuhan tangan.
Keluaran 20:1-17 seperti yang kita semua ketahui, adalah bagian
utama dari hukum Taurat (Ibrani: Torah). Taurat merupakan kumpulan
aturan hidup bagi orang Israel, tetapi bukanlah jalan menuju
keselamatan karena tidak ada satu orangpun yang dapat melakukannya
dengan sempurna. Hukum ini berfungsi untuk menjaga kelakuan hidup,
menjaga kesopan-santunan agar umat Israel tetap kudus seperti Allah
mereka yang Kudus (Im. 19:2). Hukum Taurat membuat cara hidup
bangsa Israel dan bangsa lain (secara khusus bangsa Kanaan) sangat
berbeda. Bagi orang Kanaan, kesucian praktik kesucian upacara
keagamaan mereka menjadi syarat untuk keselamatan hidup sehari-hari.
Sedangkan bagi orang Israel, kesucian kehidupan (termasuk dalam
praktik upacara keagamaan) adalah sebuah bukti nyata bahwa mereka
adalah umat yang telah dibebaskan dari Mesir oleh Allah yang kudus dan
berkuasa lebih dari ilah-ilah bangsa lain (Im. 17-26; Ul. 6:4). Menjaga
Kesucian dan kekudusan dalam kehidupan bagi umat Israel adalah cara
untuk mensyukuri pembebasan mereka dari perbudakan. Dalam hal ini,
Firman Tuhan menjadi cermin terhadap dosa sekaligus satu-satunya
petunjuk untuk mendapatkan pengudusan hidup (Pengakuan Gereja
Toraja Bab V butir 4 dan Bab VI butir 1).
Sejak Perjanjian Lama Jelas bahwa perbudakan yang
sesungguhnya paling ditakutkan Allah akan terjadi atas umatNya adalah
perbudakan dosa, sebab itu fungsi hukum Taurat adalah untuk menjaga
agar umat yang telah ditebus tidak lagi jatuh ke dalam dosa. Hal ini
semakin diperjelas oleh Tuhan Yesus Kristus ketika Ia bersabda bahwa
26 | P a g e
kedatanganNya bukanlah untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan
untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Sayang sekali bahwa orang Israel
akhirnya mengikuti paham orang Kanaan yang melihat kekudusan hidup
sebagai “syarat” keselamatan. Karena itu Tuhan Yesus mengatakan
bahwa kedatanganNya adalah untuk menggenapi Hukum Taurat yaitu
dengan cara menunjukkan kehidupan penuh kasih kepada Allah dan
manusia, sebagai bukti orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan
(Mat. 5:17; 22:37-40). Hukum Taurat, menurut Tuhan Yesus, harus selalu
diajarkan tanpa disembunyikan sebagai bukti bahwa kita adalah
pewaris-pewaris kerajaan sorga (Mat. 5:19).
Minggu ini kita mengenang 108 Tahun Injil Masuk Toraja. Bagi
kaum Milenial salah satu cara penting untuk mensyukuri berkat karena
kedatangan Injil Tuhan kepada suku Toraja adalah dengan
mengamalkan hukum Taurat sebagai “The Holylife-sanitizer”. Sepintas
seperti handsanitizer, namun fungsinya sangat jauh lebih bernilai. Aturan
Tuhan telah membuat warga Toraja menikmati hidup dalam damai
sejahtera. Semoga situasi yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi
penghargaan terhadap fungsi hukum taurat selaku tuntunan bagi
kekudusan hidup umat akhir-akhir ini tidak terus berkembang.
Keputusan, kepentingan dan pendapat pribadi atau kelompok seringkali
mengalahkan pentingnya ketaatan terhadap aturan Tuhan. Sebab itu,
kita (PPGT dan semua warga gereja, bahkan warga Toraja secara umum)
perlu dipulihkan dari sikap dan cara hidup yang seolah-olah menentang
aturan Tuhan untuk kekudusan umat itu. Kita perlu dipulihkan sebagai
orang yang telah selamat. Mari menghargai aturan Tuhan demi menjaga
kekudusan hidup sebagai orang-orang tertebus. Selamat memulihkan
nilai aturan Tuhan sebagai rasa syukur atas InjilNya dan penebusan dari
padaNya. Roh Kudus menolong kita. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Anda menghapal kesepuluh firman?
2. Bagaimana cara menjalani aturan agama sebagai orang yang sudah
ditebus?

Doa:
Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk menjalani hidup dalam kekudusan
dan ketaatan kepada kasihMu, supaya keselamatan dari padaMu nyata
dalam hidup kami, Amin.

27 | P a g e
14 - 20 Maret 2021
MY STATUS
Efesus 2:1-10

Tujuan :
Pemuda merespon kasih Allah dengan selalu berfokus pada keinginan
Tuhan.

Ada sebuah judul lagu yang berjudul “Murnikanku” yang


dinyanyikan oleh Bright Community Service Jakarta. Lagu ini mungkin
bukanlah sebuah lagu yang populer bagi banyak orang, tetapi syair
dalam lagu tersebut mengandung sebuah penghayatan yang sangat
dalam. Lagu ini berbicara tentang bagaimana manusia yang telah
menerima status yang baru yakni keselamatan di dalam Kristus, namun
terkadang masih sering berfokus pada dirinya sendiri. Bait pertama dari
lagu tersebut:
Tuhan kudatang tertunduk malu,
Engkau lihat kedalaman hatiku:
Inilah aku hamba-Mu, namun tujuan hidupku,
hanya melayani diri sendiri.

Bacaan kita menuntut Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (ayat


10). Surat ini ditulis oleh Paulus ketika ia berada di dalam penjara.
Umumnya orang yang dipenjarakan akan memikirkan keadaan dirinya
sendiri. Tetapi lain dengan Paulus, dia malah memikirkan kehidupan
Jemaat di Efesus. Dari isi suratnya kita bisa melihat kesedihan dan
kekuatiran Paulus terhadap kehidupan jemaat di Efesus. Surat ini bukan
hanya berisi nasihat, tapi juga merupakan peringatan-peringatan yang
serius dari Paulus kepada jemaat di Efesus yang mempunyai pola
kehidupan tidak baik. Apa yang terjadi dengan kehidupan jemaat di
Efesus? Kalau kita melihat kehidupan jemaat Efesus sesuai dengan
gambaran-gambaran yang disebutkan di dalam Efesus 2:1-10, jelaslah
bahwa jemaat Efesus tidak sepenuhnya (tidak sungguh-sungguh) hidup
di dalam Kristus. Mereka menuruti jalan dunia ini dan pola kehidupan
lama kembali muncul dalam hidup mereka (ay. 1-3). Melihat keadaan ini
tergeraklah hati Paulus untuk menulis surat kepada jemaat di Efesus.
Tujuannya untuk mengingatkan dan menasehatkan mereka bagaimana
seharusnya mereka hidup sebagai orang-orang yang sudah

28 | P a g e
diselamatkan karena kasih karunia Allah. Paulus mengatakan: “Tetapi
Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita, menghidupkan, membangkitkan, dan
memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, bahkan
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-
limpah sesuai dengan kebaikan-Nya (ay. 4-7). Paulus mengingatkan
mereka harus sungguh-sungguh memiliki kehidupan baru, yakni suatu
kehidupan yang tidak lagi dipengaruhi oleh kehidupan lama atau suatu
kehidupan yang sudah berbeda dari kehidupan sebelumnya supaya
tidak menyia-siakan kasih karunia Allah yang demikian besar yang sudah
diberikan kepada mereka. Dengan kata lain memiliki suatu perubahan
hidup baru secara total. Dan kehidupan baru ini adalah suatu kehidupan
yang berlangsung terus menerus. Oleh sebab itu kehidupan baru
dengan starus yang baru harus dijaga atau dipelihara dan
dipertahankan (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 2-5).
Status kita di dunia ini baik itu lewat Facebook, Whatsap,
Instagram, Mesenger, dan lainnya adalah status yang sementara, tapi
status kita yang sesungguhnya adalah warga kerajaan Allah. Karena itu,
status tersebut mestinya mengantar kita sebagai anak muda untuk
selalu berfokus pada keinginan Tuhan dengan selalu melakukan
firmanNya, bukan malah bermegah dan berfokus untuk diri kita sendiri
karena semuanya itu adalah anugerah, pemberian cuma-cuma dari Allah.
Minggu ini kita memasuki prapaskah IV untuk mengingat dan
mengenang masa-masa sengsara dan penderitaan Tuhan Yesus, sebuah
waktu di mana kita berfokus untuk merespon kasih Allah dalam
kehidupan kita. Minggu ini kita juga memasuki pembukaan pekan
Pekabaran Injil, sebagai salah satu dari Tri Panggilan Gereja yang sering
dan kadang dilupakan. Padahal ini adalah salah satu tugas penting
sebagaimana Amanat Agung Kristus dalam Matius 28:19-20. Pekabaran
Injil (PI) adalah salah satu bentuk atau cara merespon keselamatan yang
telah diberikan agar tetap berfokus pada Tuhan. Kerjakanlah itu dengan
tekun. Amin.

Pertanyaan Reflektif :
1. Sejauh mana saya sudah merespon kasih Allah dalam seluruh
kehidupan ini?
2. Apakah Kristus yang menjadi fokus saya selama ini dalam menjalani
kehidupan ini?

29 | P a g e
Doa:
Tuhan Yesus kami mensyukuri anugerah kesalamatan yang engkau
berikan kepada kami. Ajarlah kami untuk selalu merespon kasihMu
dengan selalu menjadikan Engkau sebagai fokus utama kami dalam
menjalani seluruh kehidupan ini. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa.
Amin.

30 | P a g e
21 - 27 Maret 2021

ANTARA AKU DAN KAMU


(Kejadian 9:8-17)

Tujuan:
Pemuda percaya bahwa Tuhan akan selalu memenuhi janjinya kepada
semua anak-anakNya.

Sahabat muda yang dikasihi Tuhan. Hubungan percintaan


sepasang kekasih biasanya akan kuat bila diikat oleh sebuah janji. Namun
demikian tentu bukan hanya sekadar janji yang diucapkan oleh mulut.
Janji yang hanya sekadar diucapkan oleh mulut sangat besar potensi
atau kemungkinannya untuk dilupakan. Mengapa demikian? Karena
tidak ada bukti nyata yang dapat terlihat oleh orang yang berjanji
maupun yang dijanji. Oleh karena itu, tanda perjanjian sangat
dibutuhkan untuk memperkuat janji yang diucapkan. Ya, janji akan lebih
kuat jika ada tanda. Tanda perjanjian dapat membantu semua pihak
yang terikat oleh janji tersebut untuk mengingat perjanjian itu.
Dalam pembacaan kita dijelaskan bahwa Allah berjanji kepada
Nuh dengan memberikan suatu tanda. Dalam ayat 12-15 dijelaskan :
“Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala
makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun,
untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan
awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan
mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala
makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak
lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.” Tentu
secara sepintas ini menjadi sesuatu yang mungkin aneh. Kok Tuhan
harus memberikan tanda supaya Tuhan ingat janji-Nya? Apakah Tuhan
bisa lupa janji-Nya? Apakah daya ingat Tuhan sudah melemah sehingga
Tuhan perlu tanda akan janji-Nya? Tentu tidak, sama sekali tidak,
saudara.
Tuhan memberikan tanda yaitu busur ditaru di awan, bukan
karena daya ingat Tuhan melemah, bukan juga karena Tuhan bisa saja
lupa akan janji-Nya. Tuhan memberikan tanda itu justru supaya Nuh dan
semua manusia tahu dan selalu mengingat bahwa Allah pernah berjanji

31 | P a g e
dan Allah amat sangat serius dengan janji-Nya, sehingga Dia pasti
memenuhinya.
Sahabat muda, tantangan kita sebagai kaum muda tentu sangat
berat hari-hari ini. Laju perkembangan semakin meningkat yang tentu
membuat kita pun harus terus berlari seiring dengan laju perkembangan
yang ada. Dalam kondisi tersebut, tidak jarang kita harus berhadapan
dengan situasi yang sulit. Wabah Covid-19 di tahun 2020 kemarin menjadi
sebuah realitas/kenyataan yang harus dan telah kita hadapi. Tapi mari
kita belajar dari kisah Nuh. Hidup yang begitu sulit, bahkan begitu
susahnya membayangkan masa depan di hari esok. Tapi janji Tuhan
begitu nyata kepada Nuh bahwa segenap air tidak lagi menjadi air bah
untuk memusnahkan segala yang hidup. Janji Tuhan tentu tidak hanya
berlaku bagi Nuh dan keluarganya saja tapi juga berlaku bagi kita semua.
Tuhan merancangkan masa depan yang terbaik untuk kita.
Saudaraku, Tuhan rela mengorbankan apapun demi memenuhi
janjiNya! Minggu-minggu pra paskah ini mengingatkan kita bahwa
sesulit apapun kondisi hidup kita saat ini ataupu besok, ingatlah bahwa
di dalam Kristus, Tuhan pasti memenuhi janjiNya dengan sempurna. Dia
telah membuat sebuah perjanjian dengan Nuh; perjanjian ‘Antara Aku
dan Kamu’ kata Tuhan. Jika Tuhan yang berjanji memberikan masa
depan kepada Nuh, maka percayalah bahwa Tuhan yang sama, yang kita
kenal di dalam Yesus Kristus, akan memberikan kita masa depan yang
penuh harapan kepada kamu dan saya. Tuhan memberkati kita semua.
Amin!

Pertanyaan:
1. Dalam hal apakah Anda sering melupakan janji Tuhan?
2. Tanda apa yang dapat mengingatkan Anda pada janji Tuhan?

Doa:
Terpujilah Tuhan karena janjiNya selalu diteguhkan dan dipenuhi kepada
kami. Tolonglah supaya kami tidak melupakan janjiMu, ya Tuhan. Dalam
nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin!

32 | P a g e
28 Maret – 03 April 2021

KEDATANGANMU ADALAH BERKAT BAGIKU


(Yesaya 50:4-11)

Tujuan : Pemuda mengimani bahwa penghargaan terhadap hamba


Tuhan adalah bagian dari rasa syukur atas keselamatan dari Tuhan

Salah satu falsafah tradisional orang Toraja yang merupakan nilai


hidup adalah tamu membawa berkat. Kedatangan tamu berarti berkat
bagi orang/keluarga yang dikunjungi. Kita sering mendengar sapaan-
sapaan dan ungkapan-ungkapan seperti : manasumoraka?(apakah nasi
sudah masak, apakah nasi sudah siap), jawaban atas sapaan itu :
manasumo, ta lendu’ opa (mari singgah dulu, walaupun sebenarnya
belum waktunya makan, atau bahkan api belum menyala). Makan
bersama adalah wadah untuk menyatakan persekutuan. Kebiasaan
orang Toraja adalah selalu harus ada makanan/nasi yang ditinggalkan di
dalam belanga untuk menjaga kemungkinan ada seseorang lewat atau
singgah. Ketika kita sementara makan da nada tamu yang datang,
diucapkanlah : inde komi ta siraku’-raku’i, (mari makan bersama dari apa
yang ada) atau kitaraka la losong na lise’na bo’bo’ (kita tidak akan lebih
banyak daripada butir-butir nasi, artinya apa yang ada pasti akan cukup.
Dalam bacaan kita pada saat ini, disebutkan tentang nubuatan
datangnya seorang Hamba Tuhan di tengah-tengah umat. KehadiranNya
membuka jalan bagi umat Israel. Hadirnya hamba Tuhan tersebut
menjadi tamu yang membawa berkat. Sebab ia datang memberi
semangat baru, melalui perkataan-perkataan yang keluar dari mulutNya
(ay. 4). Kedatangannya menjadi berkat, sebab kata-kata yang keluar dari
mulutnya adalah kata-kata yang menghibur dan membangun. Ia tinggal
di antara umat. Ia hadir melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
berat. Berat sebab Ia dipandang hina, dinodai, diludahi, mengalami
penderitaan secara batin dan fisik (ay. 5,6), meskipun demikian, Ia tidak
memberontak, tidak berpaling ke belakang. Ia tetap konsisten mengikut
kehendak Tuhan. Ia yakin pertolongan Tuhan ada tersedia untuknya. Ia
tetap menjadi tamu yang membawa berkat bagi umat Tuhan.
Apa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya bukanlah sekedar kata-
kata dan pengharapan kosong. Semuanya digenapi didalam Tuhan
Yesus yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia.
KedatanganNya dalam dunia menjadi berkat bagi semua orang. Karena
33 | P a g e
dosa kitalah, Tuhan Yesus harus menanggung semua penderitaan yang
berat itu. Yesus hadir dalam dunia ini. Ia mati bagi dosa kita, dan di
dalam kebangkitanNya kita memperoleh kehidupan baru, dan
dibenarkan dihadapan Allah (PGT Bab IV butir 1).
Kita sedang menghayati masa Pekabaran Injil Gereja Toraja.
Melalui firman Tuhan hari ini kita belajar, bahwa sebesar apapun
tantangan serta halangan dalam masa muda kita, tidak akan menjadi
penghalang bagi kita dalam menjadi seorang hamba Tuhan yang setia.
Teruslah memiliki komitmen dan tetap berpegang pada janji Tuhan.
Sebab banyak orang sedang menaruh pengharapan dan pertolongan
akan keselamatan akan disediakan Allah, dan kitalah yang harus
menguatkannya.
Selain itu, bacaan ini juga mengingatkan, bahwa betapa
pentingnya memberi penghargaan dan penghormatan bagi saudara-
saudara kita yang memberi diri, waktu, ide, ilmunya, motivasinya
sebagai hamba Tuhan dalam pelayanan dan persekutuan. Patutlah kita
bersyukur atas ketulusan mereka dalam melayani. Sebab itu, bagi
mereka yang diutus Tuhan, tidak ada kata tidak cukup, selalu ada berkat
yang harus dibagikan dengan mereka. Kita raka la losong na lise’na’
bo’bo’. Umbaraka nakua??

Pertanyaan Reflektif :
1. Adakah kehadiranku sudah menjadi berkat bagi orang lain?
2. Bentuk-bentuk apa saja yang dapat dilakukan dalam menghargai dan
menghormati hamba Tuhan yang setia melayani dalam persekutuan
kita?

Doa :
Tuhan Yesus, berikan hambamu semangat dan kesetiaan untuk
melayani Engkau. Dan didiklan kami menghargai hamba Tuhan dalam
dunia ini. Amin!

34 | P a g e
04 - 10 April 2021
MASA SIH?
(Kisah Para Rasul 10:34-43)

Tujuan: Pemuda bersaksi melalui sikap tidak meremehkan orang lain


dan tidak menyombongkan keselamatan.

Pada hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah (Jumat, 15 Juni 2018), teracatat
sejarah mencengangkan di Republik tercinta ini. Saat itu, para tukang
becak di daerah Bogor, Jawa Barat, diundang menjadi tamu khusus
Presiden di Istana Bogor. Mereka hadir dengan pakaian sebagaimana
yang biasa digunakan di jalan raya ketika menarik becak, yakni kaus,
celana panjang dan sandal jepit. Bahkan ada yang masih menggunakan
celana pendek, topi caping dan kalungan handuk kumal di leher. Di
ruang teratai, Istana Kepresidenan, mereka disambut oleh Bapak
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. Whats up, Guys???
Ternyata, pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres)
mempersilahkan para tukang becak ini masuk istana atas perintah
langsung dari Bapak Presiden. Dengan sejarah ini, Bapak Presiden Joko
Widodo membuktikan bahwa Presiden Indonesia serta Istananya adalah
milik semua rakyat Indonesia, termasuk para tukang becak tersebut.
“Nggak nyangka bangett kan??”
Rasul Petrus adalah adalah salah satu dari sekian banyak saksi
yang melihat langsung peristiwa Yesus Kristus. Dia juga adalah satu-
satunya murid yang lebih dahulu menyatakan tentang identitas Yesus
sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16.16; Mark. 8:29). Tuhan
membuat Petrus peka (mampu memberi perhatian lebih) dan paham
tentang siapa sebenarnya Tuhan Yesus itu. Sebab itu, dalam kesaksian
kepada Kornelius, seorang kepala perwira pasukan Italia, Petrus diberi
kuasa oleh Tuhan untuk menyatakan semua kebenaran tentang Kristus
(ay. 34-42). Dia memulai khotbahnya dengan pernyataan bahwa ”Allah
tidak membedakan orang” (ay. 34). Oleh sebab itu, dia pun menutup
khotbahnya dengan pernyataan iman bahwa: “Allah akan mengampuni
semua orang, termasuk Kornelius, jika dia percaya bahwa Yesus adalah
Kristus dan bahwa Dia telah bangkit dari antara orang mati” (ay. 43).
Rasul Petrus dalam kuasa Roh Kudus meyakinkan Kornelius bahwa
Tuhan Yesus mau menyelamatkan semua orang, termasuk para pasukan
Italia/Romawi yang mungkin saja terlibat dalam peristiwa penangkapan

35 | P a g e
sampai penyaliban Tuhan Yesus. Akhirnya diteguhkanlah kesaksian
Rasul Petrus itu melalui peristiwa turunnya Roh Kudus atas semua orang
yang mendengarkan khotbah Petrus saat itu juga (ay. 44). Kornelius dan
seisi rumahnya pun menjadi orang non-Yahudi pertama yang menjadi
Kristen dalam catatan sejarah Alkitab.
Rangkaian kisah tentang Kesaksian Rasul Petrus tersebut menjadi
sebuah catatan penting tentang sifat Injil (Yesus Kristus) yang
sesungguhnya. Keselamatan dari Tuhan adalah anugerah bagi semua
orang, tanpa memandang muka. Kornelius adalah gambaran dari begitu
banyaknya orang non-Kristen yang sebenarnya merindukan Injil (Yesus
Kristus) diberitakan kepada mereka dengan berbagai cara. Sayang
sekali, banyak orang Kristen (termasuk pemuda) lupa akan
tanggungjawabnya selaku orang yang ditebus dan diutus untuk menjadi
saksi akan Injil itu. Injil disampaikan hanya sebatas khotbah. Perilaku
setiap hari tidak menunjukkan Injil itu, sehingga terkesan bahwa Injil
hanyalah milik orang-orang tertentu saja dan keselamatan hanya milik
orang yang mengaku beragama Kristen (yang rajin ke gereja dan yang
beragama Kristen di KTP). Orang lain diremehkan, dilecehkan bahkan di
anggap tidak berguna. Kekeliruan besar ini sangat memperburuk citra
Injil di mata orang lain, sebab itu pemuda Kristen harus bangkit dalam
semangat Paskah, menjadi saksi Injil bagi siapapun, tanpa harus
meremehan, menyepelehkan atau malah melecehkan orang lain atas
nama Injil (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 3). Ingat, kamu adalah
surat Kritus, yang terbuka bagi siapapun juga (2 Kor. 3:3). Nah, kalau
bapak Presiden Joko Widodo dan Istanya saja terbuka untuk semua,
apalagi Injil (Yesus Kristus), guys? Selamat Paskah! Amin!

Pertanyaan Reflektif:
Pernahkah saya menganggap bahwa orang lain tidak layak untuk
diselamatkan oleh Tuhan Yesus?

Doa:
Tuhan Yesus, kuatkan iman saya untuk menerima kenyataan bahwa
sesungguhnya Engkau sangat mengasihi dan mau menyelamatkan
semua orang tanpa memandang muka. Amin!

36 | P a g e
11 - 17 April 2021

Dia Ajarku Berbagi


(Kisah Para Rasul 4:32-35)

Tujuan:
Pemuda membudayakan hidup sosial (berbagi berkat) sebagai
ungkapan sukacita atas kebangkitan Kristus.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Karena itu setiap


manusia membutuhkan kehadiran orang lain dan manusia tidak bisa
hidup tanpa relasi dengan orang lain. Namun, tantangan kita di masa kini
adalah semakin banyaknya orang yang mementingkan diri sendiri.
Dalam satu rumah saja komunikasi jarang terjadi, karena masing-masing
sibuk dengan kepentingan sendiri. Di mana-mana kita menyaksikan
masing-masing orang sibuk dengan gawai-nya (Handphone), sehingga
orang yang berada di dekatnya menjadi jauh dan terabaikan.
Dalam kehidupan Jemaat mula-mula kita melihat dengan jelas
bagaimana mereka hidup bersatu dan saling berbagi dengan sesama. Di
dalam ayat 32 dikatakan bahwa kumpulan orang yang telah percaya itu,
mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang menganggap
kepunyaannya sebagai milik sendiri, tetapi semua itu adalah kepunyaan
bersama. Karena tuntunan Roh Kudus, mereka berani mengorbankan
apa yang mereka miliki untuk menolong orang lain yang berkekurangan
dan membutuhkan. Tindakan mereka ini bukan digerakkan oleh aturan,
tetapi digerakkan oleh kasih karunia yang melimpah-limpah dalam
kehidupan mereka. Kasih karunia inilah yang membuat mereka hidup
bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan dan sesamanya. Pusat dari
kesaksian mereka adalah sukacita kebangkitan Yesus Kristus dan
berbagi dengan sukarela itu menjadi kebiasaan hidup mereka.
Sahabat muda, sebagai warga Gereja Toraja kita percaya bahwa
melalui kematian dan kebangkitan-Nya Allah telah memanggil dan
memilih satu umat dan mendirikan Gereja-Nya sebagai persekutuan
orang-orang percaya, milik kepunyaan-Nya untuk menjadi berkat bagi
semua bangsa (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1). Demikian pun
selaku orang beriman, kehidupan kita merupakan suatu persembahan
hidup. Beramal dan berbuat kebajikan bukan merupakan keharusan,
melainkan adalah pola hidup dan kebudayaan kita sebagai buah-buah

37 | P a g e
iman bagi kemuliaan Allah (Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 6).
Anugerah terbesar adalah ketika kita memiliki kemampuan dan
memperoleh kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Amsal 3:27
berkata: “Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang
berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Saudara
yang dikasihi Tuhan, Kristus telah menyatakan kasihNya bagi kita melalui
pengorbananNya di kayu salib dan Dia telah bangkit mengalahkan maut.
Karena itu, sebagai ungkapan syukur atas kasihNya maka kita juga
menyatakan kebaikan dan menjadi berkat bagi sesama. Memberi bukan
hanya lewat harta tetapi juga lewat perhatian, kasih sayang, cinta
ataupun lainnya seperti berbagi ilmu dan motivasi. Dengan cara ini
semua orang akan merasakan arti damai sejahtera yang sesungguhnya.
Kebangkitan-Nya menjadi semangat bagi kita untuk berbagi dan saling
memulihkan. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Bagaimana ungkapan sukacita saya atas kebangkitan Kristus?
2. Tindakan nyata apa yang bisa saya lakukan untuk berbagi dengan
sesama?

Doa:
Tuhan, Engkau sungguh telah mengasihiku. Mampukan aku untuk
berbagi dan menjadi berkat bagi sesama demi kemuliaanMu. Amin.

38 | P a g e
18 – 24 April 2021

MELAMPAUI YANG KELIHATAN


(1 Yohanes 3:1-10)

Tujuan:
Pemuda menunjukkan identitasnya sebagai anak -anak Allah dengan
berusaha untuk serupa dengan Kristus

"Saya tidak bisa kemana-mana. Saya hanya bisa meninggalkan tempat ini bila
besar nanti."⠀
Kalimat itu dicatat oleh surat kabar BBC News, diucapkan Nayeem,
seorang anak berusia tiga tahun yang tumbuh besar di kamp Cox’s
Bazar. Tempat ini adalah kamp pengungsian terbesar di Bangladesh bagi
Kaum Muslim Rohingya. Ibunya tengah hamil saat operasi militer pada
tahun 2017 terjadi di Myanmar. Mereka kabur, berjalan kaki ke wilayah
perbatasan Bangladesh. Mimpi Nayeem adalah pergi ke kota dan
melihat laut. Sementara cita-citanya saat besar nanti adalah menjadi
guru. "Saya ingin bisa mengajar anak-anak lain seperti saya," katanya.
Namun, cita-cita Nayeem belum tentu bisa terwujud. Kecil kemungkinan
bagi pengungsi Rohingya untuk keluar dari kamp pengungsian dan
kembali ke Myanmar, yang tidak mengakui keberadaan mereka sebagai
warga negara. Lebih dari sejuta pengungsi Rohingya kini memadati
Cox's Bazar. Setiap tahunnya, sekitar 20.000 anak lahir di sana.
Suatu kasih yang besar dan dan menakjubkan dari Bapa sebab
orang seperti kita mau dijadikan sebagai anak-anak-Nya. Walau
sebenarnya kita tidak layak dikasihi, selalu berbuat dosa dan kesalahan,
namun Allah Bapa sendiri tidak malu menyebut kita sebagai anak-Nya.
Status baru ini membuat kita mengenal Dia dan dunia tidak mengenal
kita (ay. 1), membuat kita menjadi sama seperti Dia ketika Kristus
menyatakan diri-Nya kelak (ay. 2) dan sekaligus menjadi orang yang
menaruh pengharapan kepada-Nya menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci (ay. 3). Hal ini bukanlah mimpi atau hanya sekedar
keinginan diri dari orang percaya tapi keadaan nyata yang akan diterima
dari Bapa oleh karena kasih-Nya.
Keadaan dan status kita tidaklah sama lagi ketika Allah memilih
kita menjadi anak-Nya. Bahkan, kita tidak hanya diangkat menjadi anak,
tetapi akan serupa dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Sebab hanya
dalam keserupaan itulah kita dapat melihat kemuliaan-Nya yang

39 | P a g e
sebenarnya. Status keserupaan dengan Kristus, memiliki konsekuensi.
Konsekuensinya ialah, kita yang sebenarnya tidak layak - namun
diangkat menjadi anak, harus mau menanggalkan dosa dan
pemberontakan kita terhadap kasih Allah.10
Mengingat peristiwa pengorbanan Tuhan Yesus, jika kita
mengatakan bahwa kita adalah anak, maka sebagai anak kita tidak
membiarkan diri kita untuk disesatkan oleh iblis. Kita harus menjaga
kekudusan hidup dan mengatasi godaan dunia, sebab kita tahu Tuhan
yang Kudus itu, telah melakukan kebaikan dengan membenarkan kita
melalui kematian Anak-Nya sendiri dikayu salib. Hal ini dilakukanNya
supaya kita yang sesungguhnya harus mendapat hukum karena dosa
dan pelanggaran kita malah memperoleh anugerah yang besar, yakni
menjadi anak-anak Allah.11 Secara jasmani kita dikandung dan lahir dalam
dosa, tetapi secara rohani, dalam Kristus kita dilahirkan untuk menjauhi
perbuatan najis yang merusak kasih persaudaraan.
Perjuangan kita secara rohani adalah melawan kuasa iblis dan
pengaruhnya terus terjadi selama berada dalam dunia dan percaya akan
pengharapan pada kemurahan kasih Allah. Sebab itu, sebagai anak kita
akan terus berusaha menjaga kekudusan diri. Hanya dengan kuasa Allah
yang akan menolong sehingga harapan untuk bersama-sama dengan
Bapa dalam status sebagai anak akan terwujud kelak.12

Pertanyaan Reflektif:
1. Menjaga diri agar tetap hidup dalam kekudusan sebagai anak Allah
tentu sangat sulit. Menurut Anda apa saja yang membuatnya sulit?
2. Bagaimana cara kita menampakkan keadaan kita sebagai anak Allah
dalam pergaulan setiap hari?

Doa:
Bapa, terima kasih atas karuniMu yang menjadi kami anak Allah,
tolonglah kami agar dapat tetap hidup dalam kekudusan. Amin.

10
Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 2 dan 5,
11
Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 2 dan 3
12
Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 5
40 | P a g e
25 April – 01 Mei 2021

BERSUARA DALAM DIAM


(Kisah 4:1-17)

Tujuan:
Pemuda percaya bahwa Roh Kudus berkuasa menyatakan kebenaran Tuhan
dalam situasi apapun juga

Pengambilan keputusan dalam suatu proses peradilan,


membutuhkan para saksi. Saksi yang paling menentukan pengambilan
keputusan disebut “saksi kunci”. Orang yang jadi saksi kunci tahu benar
detail peristiwa dan berani mengungkapkan dengan benar setiap
kejadian yang sesungguhnya. Walaupun demikian, sering juga terjadi
bahwa seorang saksi kunci tidak perlu hadir di ruang pengadilan karena
berbagai pertimbangan. Pengaruh seorang saksi sangat besar dalam
menyatakan benar dan salahnya suatu perkara atau seseorang dalam
pengadilan. Bagaimana dengan kisah yang kita baca hari ini?
Pembacaan kita bukan hanya berbicara mengenai saksi kunci,
melainkan juga sumber dan cara menyatakan kebenaran dalam suatu
perkara. Dalam Kisah Para Rasul 4:1-17, Petrus dan Yohanes ditangkap
dan ditahan pada suatu petang/malam hari (ay. 3). Sangat menegangkan
suasana ketika itu, sebab banyak orang (imam-imam dan kepala
pengawal Bait Suci, serta orang-orang Saduki) marah kepada Petrus dan
Yohanes karena mereka menegaskan kebenaran bahwa di dalam Yesus
ada kebangkitan dari antara orang mati (ay. 2). Walaupun jumlah orang
percaya menjadi sangat banyak (sekitar 5000 laki-laki), namun para
pendakwa tetap menjebloskan Petrus dan Yohanes ke dalam tahanan
dan mengadilinya pada keesokan hari (ay. 4-5). Dalam pengadilan itu
sendiri sekumpulan orang menjadi hakim atau juga jaksa atas perkara
Petrus dan Yohanes. Pemimpin-pemimpin Yahudi, tua-tua serta ahli-ahli
Taurat, Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan
semua orang keturunan Imam Besar, semua menghadapi Petrus dan
Yohanes (ay. 6). Sayang sekali, semua penuntut harus kecewa.
Pertanyaan mereka tentang kuasa dan nama yang digunakan para rasul
untuk menyembuhkan orang sakit justru membuat para Rasul semakin
berani memberitakan kebenaran tentang Kristus (tentu karena kuasa
Roh Kudus – yang baru saja dicurahkan atas mereka). Sementara saksi
kunci, yakni orang yang disembuhkan oleh rasul-rasul itu, yang hanya

41 | P a g e
berdiri dan tidak mengatakan apa-apa, ternyata juga dipakai oleh Roh
Kudus untuk semakin menguatkan kebenaran tentang Kuasa dalam
nama Yesus, yang telah disalibkan dan dibunuh oleh para pemimpin
Yahudi dan Romawi tersebut. Dengan demikian, maka terbuktilah
bahwa Roh Kudus mampu menyatakan kebenaran melalui siapapun
entah dalam keadaan berbicara atau juga dalam kondisi berdiam diri.
Tidak ada hal apapun atau kuasa manapun yang sanggup menghalangi
kebenaran tentang kerajaan sorga dan segala perkaraNya diwujudkan
oleh Tuhan melalui Kuasa Roh Kudusnya (Pengakuan Gereja Toraja Bab
V butir 1 dan Bab VII butir 2).
Dunia ini, terus menerus dilanda krisis kebenaran. Banyak orang
tidak sanggup lagi menyatakan kebenaran karena rasa kasihan, malu
atau takut terkena riziko. Kebenaran sering ditutupi untuk
menyenangkan hati orang-orang tertentu. Bakan kebenaran tentang
Yesus Kristus sebagai satu-satunya sumber kehidupan, kesembuhan,
keselamatan, juga kerap kali di tindas oleh kepentingan ekonomi, sosial
dan budaya dalam masyarakat kita. Umat Tuhan (termasuk generasi
muda) sering mengabaikan kenyataan bahwa Kuasa Roh Kudus tidak
dapat dibatasi dan dihalangi untuk menyatakan kebenaran. Tindakan
seperti itu, sebaiknya tidak perlu dilakukan, sebab setiap upaya untuk
menyembunyikan kebenaran yang dilakukan oleh siapapun, akan
menjadi sikap menentang kuasa Tuhan dan konsekuensinya adalah
hukuman kekal (Mark. 3:29). Marilah berdamai dengan kuasa Roh
Kudus. Pulihkanlah relasi dengan “Kuasa yang idak terbatas” itu.
Sehingga kebenaranNya selalu dinyatakan dalam kita, entah ketika kita
berbicara ataupun ketika kita berdiam diri. Roh Kudus menolong kita.
Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Dalam hal apa saja kebenaran sering diabaikan?
2. Apakah cara yang dapat dilakukan agar kebenaran Tuhan tidak kita
abaikan/lupakan?

Doa:
Tuhan Yesus, kebenaranMu akan selalu dinyatakan. KuasaMu tidak
dapat dihalangi oleh apapun. Kiranya kami selalu mengakui dan
menghormati kebenaranMu, Amin!

42 | P a g e
02 – 08 Mei 2021

TERJUN LANGSUNG
(Kisah Para Rasul 8 : 26–40)

Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa Roh Kudus menginginkan kita terlibat
langsung dalam pelayanan kepada Kristus.

Bro and sist....13 Jika seseorang mau belajar berenang tidaklah


cukup hanya dengan membaca dan belajar teori-teori berenang. Juga
tidak cukup hanya dengan menguasai teknik berenang yaitu
menggerakkan tangan dan kaki di tempat kering. Jika ingin mahir
berenang maka haruslah ia belajar berenang di dalam air. Walaupun
harus minum air kolam, kram atau lelah, namun belajar berenang di air
akan membuat sukses manjadi seorang yang mahir berenang.
Nas firman Tuhan hari ini secara garis besar menjelaskan tentang
peran praktik mendidik oleh Roh Kudus untuk membawa segala bangsa
menjadi murid Yesus. Filipus adalah salah satu diaken dari 7 orang diaken
yang dipilih untuk melayani orang miskin (Kis. 6:5). Setelah
memberitakan Injil di Samaria (Kis. 8:4-25), malaikat Tuhan menyuruh
Filipus pergi ke Gaza ke jalan yang sunyi untuk berjumpa dengan Sida-
sida orang Etopia (ay. 26). Sida-sida adalah sebutan bagi seorang laki-laki
yang melayani Ratu (dalam kisah ini yaitu Ratu Etopia - Sri Kandake).
Sida-sida ini bukanlah pembesar biasa. Ia adalah seorang kepala
perbendaharaan (ay. 27). Dari segi jabatan, kehidupan ekonomi dan
status sosial, maka Sida-sida ini adalah seorang yang mapan. Namun
sekalipun hidupnya mapan, ia taat beribadah dan membaca kitab suci.
Dia adalah seorang Etopia yang rindu mencari Allah Israel. Ketika itu ia
sedang dalam perjalanan pulang dari Yerusalem untuk beribadah. Di
dalam keretanya, ia membaca kitab Yesaya (ay. 28). Teryata Sida-sida itu
tidak mengerti apa yang ia baca, sehingga Roh Kudus mengutus Filipus
untuk berjumpa dengan Sida-sida itu (ay. 29). Filipus pun diminta untuk
menerangkan arti dari bacaan Kitab Nabi Yesaya yang dibaca itu (ay. 31),
sehingga sida-sida itu percaya kepada Tuhan Yesus sebagai
Juruselamatnya dan dibaptiskan oleh Filipus saat itu juga.

13
Singkatan dari Brother and Sister: Saudara dan saudari.
43 | P a g e
Bro.. and Sist… Oleh kuasa Roh Kudus, pemberitaan Injil
menjangkau segala bangsa termasuk kita orang Toraja terlebih khusus
PPGT. Kuasa Roh Kudus mewujudkan kerinduan Sida-sida Etopia untuk
mecari dan mengenal Tuhan melebihi kerinduannya akan kemapanan,
status sosial dan jabatan. Bahkan, Kuasa Roh Kudus pulalah yang
membuatnya mengaku percaya dan bersedia dibaptis menjadi murid
Yesus. Roh Kudus tidak tanggung-tanggung mengerjakan tujuan Allah
dengan kuasaNya. Allah terjun langsung dengan Roh Kudusnya untuk
menjangkau setiap orang yang merindukanNya. Sebab itu, marilah
berkomitmen menjadi murid yang mencari Tuhan dan firman-Nya
melebihi apapun yang kita miliki entah jabatan, kekayaan atau status
sosial dan talenta kita (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 4).
Mari berkomitmen menjadi murid yang terus belajar dan
bertumbuh dalam pengenalan tentang Tuhan dan firman-Nya. Kita
belajar dan membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Mengalami
susah senang dalam pelayanan, dikritik, tapi belajar menyangkal diri.
Lelah tapi belajar setia. Tidak mampu tapi belajar mengandalkan kuasa
Tuhan. Percayalah, Roh Kudus akan terus bekerja memberi
pertumbuhan dan buah dalam pelayanan jemaat melalui PPGT. Kita
bekerja dan melayani Tuhan dalam organisasi PPGT melampaui rasa
ingin hebat, jabatan struktural dan kepamanan organisasi belaka.
Dengan demikian, maka sukacita seperti yang dialami di Samaria dan
dialami Sida-sida Etopia juga akan dinikmati di dalam organisasi PPGT,
bagi kemuliaan Tuhan. Roh Kudus terus berkarya menjamah kita masing-
masing dan mendidik kita untuk menjadikan segala bangsa murid Yesus.
Tuhan Memberkati, Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Sudahkah kita menghidupi panggilan kita sebagai murid Yesus?
2. Apa contoh perbuatan/prilaku yang mencerminkan pola hidup murid
Kristus?

Doa:
Jadikanlah kami ya Tuhan sebagai murid-Mu yang selalu merindukan
Engkau dan setia mengikuti segala kehendak-Mu dalam kehidupan ini.
Amin.

44 | P a g e
09 - 15 Mei 2021

KAMU ADALAH SAHABATKU


Kamumo Te Tu Sangmaneku
(Mazmur 98:1-9)14

Tujuan :
Pemuda sanggup menjadi sahabat yang sejati kepada semua ciptaan
Tuhan.

Apa yang ada di benak (pikiran) rekan-rekan pemuda jika


mendengar kata ‘kafir’…? Kata ‘kafir’ memiliki arti dasar ‘tidak tahu
bersyukur atau berterima kasih’, yang kemudian berkembang dan
dihubungkan dengan ‘tidak percaya kepada Tuhan’. Hal ini tentunya
tidak salah, karena setiap sikap yang tidak taat kepada Tuhan
merupakan sikap ‘tidak tahu bersyukur’. Adapun sikap yang tidak tahu
bersyukur menjadi penyebab bagi seseorang semakin jauh dari Tuhan.
Kehidupan yang semakin jauh dari Tuhan mengakibatkan semakin
hilangnya keakraban dengan Tuhan. Dengan demikian, jika keakraban
dengan Tuhan semakin kurang, maka tentulah ketaatan kepada Tuhan
juga akan semakin berkurang. Pernahkah kita merenungkan secara
mendalam akhir dari kehidupan yang jauh dari Tuhan? Pernahkah kita
membayangkan secara sungguh-sungguh betapa buruknya hidup
sebagai seteru (penentang) Tuhan? Lalu, sebaliknya, bagaimana
membangun hubungan yang akrab dan menjadi sahabat Tuhan?
Mazmur 98 menjadi salah satu bagian yang mengajak untuk
bagaimana menjadi sahabat Tuhan. Teks ini dibuka dengan seruan
kepada semua umat Tuhan untuk menjadi bagian dari pemuji Tuhan
(yang dilanjutkan pada ayat 4-7). Ajakan ini didasari oleh semua
kebaikan-Nya melalui perbuatan ajaib; yakni keselamatan (ay. 1), dan
juga memperkenalkan kepada bangsa-bangsa karena keadilan-Nya
kepada semua orang (ay. 2), sebagai bentuk kasih setia dan kesetiaan-
Nya (ay. 3). Kata “telah” menggambarkan bahwa Tuhan mengerjakan
karya keselamatan sejak manusia ‘jatuh ke dalam dosa’ (lihat Kej. 3 dan
setelahnya), dan terus berkarya di masa kini (ay. 4-8) serta akan
memuncak pada masa yang akan datang (ay. 9b) dalam Diri Yesus

14
Sebaiknya membaca teks padanan menurut Leksionari, khususnya Yohanes
15:9-17.
45 | P a g e
Kristus. Kata “ajaib” menggambarkan bahwa apa yang dikerjakan oleh
Allah mengenai keselamatan merupakan karya yang tidak dapat
dikerjakan oleh tangan (upaya) manusia biasa. Pekerjaan itu hanya bisa
dilakukan oleh Allah sendiri dalam Yesus Kristus. Demikianlah karya ajaib
dari Allah yang merupakan anugerah (anugerah: sesuatu yang tidak
dapat dikerjakan dan sesungguhnya tidak layak diberikan kepada
manusia tapi tetap diberikan) kepada manusia.
Rekan-rekan Pemuda yang dikasihi Tuhan. Betapa beruntungnya
setiap orang yang memahami bahwa dirinya sangat berharga di mata
Tuhan. Mengapa demikian? Karena hanya orang-orang yang memahami
keberhargaannya di mata Tuhan yang dimampukan untuk juga
memahami betapa besarnya dan dalamnya pengorbanan Tuhan bagi
dirinya. Hanya orang-orang seperti itu yang memahami bahwa harganya
di mata Tuhan setara dengan: SATU NYAWA ALLAH! (Bdk. Yoh. 15:13).
Hanya orang-orang demikian yang akan senantiasa mengucap syukur
dengan sikap dan tindakan yang benar dan berkenan kepada Allah…dan
hanya orang-orang seperti itulah yang akan menjadi ‘Sahabat Tuhan’.
Orang-orang yang gaya hidupnya digerakkan oleh semangat TAAT dan
AKRAB dengan Tuhan! (Bdk. Yoh. 15:14). Orang-orang yang merasakan
kasih setia Tuhan tidak akan pernah berdiam diri, tetapi akan terus
membagikan kasih setia Tuhan sebagai bentuk kesaksian dan pujian
serta ungkapan syukur kepada Tuhan: diberkati untuk menjadi berkat,
menjadi sahabat untuk menjadikan yang lain sahabat. Demikianlah
dijelaskan dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab IV tentang (tujuan)
Penebusan dan Bab V Pengudusan manusia dalam rangka
memberitakan perbuatan-perbuatan ajaib dari Tuhan (Lihat. 1 Ptr. 2:9).

Pertanyaan Reflektif:
1. Sadarkah Saudara nilai dan harga Saudara di mata Tuhan?
2. Rindukah Saudara menjadi ‘Sahabat Tuhan’?

Doa:
Ya Tuhan, ajar kami memahami betapa dalam dan ajaib karya
keselamatan yang Engkau anugerahkan kepada kami dalan Yesus
Kristus Sang Penebus kami. Ya Roh Kudus, tuntun kami untuk terus
saling mendukung dalam memberitakan karya-karya-Mu melalui seluruh
kehidupan karunia-Mu. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa, Amin.

46 | P a g e
16 - 22 Mei 2021

P.A.W.
(Kisah 1:15-26)

Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa kaderisasi (pembinaan dan pelayanan)
adalah proses yang dipersiapkan Roh Kudus untuk menopang seorang
pemuda gereja menjadi murid yang setia sampai akhir.

Sebagai anggota PPGT, kita pasti sudah sering mendengar istilah


Pergantian Antar Waktu (PAW). PAW dilakukan berdasarkan aturan
main PPGT yaitu Anggaran Rumah Tangga PPGT Pasal 13. Jika ada
pengurus yang berhalangan tetap seperti pindah domisili atau
meninggal. Tetapi, tidak jarang juga PAW terpaksa dilakukan karena
pengurus terpilih tidak melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik.
Walaupun tidak persis sama, tetapi situasi yang demikianlah yang
tergambar dari bacaan kali ini. Yudas, yang telah dipilih menjadi Rasul,
tidak dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik alias
‘berhalangan tetap’. Pertama, ia keluar dari kelompok Para Murid
dengan ‘menjual’ Tuhan Yesus. Kedua, dia tidak bisa memaafkan dirinya,
sehingga meninggal dalam penyesalan dosa yang ia lakukan tersebut.
Karena itulah Para Rasul mengusulkan kepada orang banyak untuk
memilih pengganti Yudas.
Ada dua hal yang menarik dari proses ini. Syarat yang
dikemukakan oleh Rasul Petrus (dalam hikmat Roh Kudus) adalah:
seorang yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan
Yesus bersama-sama dengan kami (ay. 21). Tentu, syarat ini punya tujuan
yang jelas yaitu memastikan bahwa yang akan menggantikan Yudas
adalah orang yang mengenal Yesus secara pribadi dan juga telah
mengenal dengan siapa ia akan bekerja sama mengangkat pelayanan.
Setelah melalui penjaringan bakal calon, dimana ada dua orang
yang menjadi calon, mereka lalu berdoa memohon petunjuk kepada
Tuhan. Ini menunjukkan bahwa pemilihan tersebut bukan rancangan
siapapun melainkan rancangan Allah sendiri. Lalu, kalau umumnya
pemilihan dilakukan dengan voting (suara terbanyak), pemilihan Rasul
pengganti Yudas tersebut dilakukan dengan cara diundi. Matias pun
terpilih.

47 | P a g e
Tentu, kita melihat makna yang sangat dalam melalui proses PAW
tersebut dalam kaitannya dengan kesediaan untuk memberikan diri di
dalam pelayanan. Pertama, setiap kita sebagai kader PPGT mesti siap
memberikan diri dan talenta yang Tuhan berikan untuk melayani. Semoa
warga PPGT, dalam tuntunan Roh Kudus, harus memuridkan dirinya
melalui proses pengkaderan (pembinaan dan pelayanan). Kedua,
pelayanan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang gampangan dan
sembarangan sehingga setiap orang harus memastikan dirinya benar-
benar dekat dengan Tuhan dan benar-benar memahami makna
panggilan pelayanan. Kepandaian berbicara di depan umum, kecerdasan
berorasi, dan berbagai kecakapan lain penting tetapi tidaklah cukup jika
tidak disertai dengan hubungan yang intim dengan Allah, misalnya
melalui kehidupan doa yang terbangun dengan baik. Ketiga, kesediaan
untuk selalu bekerjasama di dalam persekutuan. Sehingga, egoisme
tidak dijunjung tinggi, melainkan melaksanakan pelayanan dalam prinsip
saling memberi, saling menopang dan saling menerima satu dengan
yang lain.
Sebagaimana para rasul itu, kita semua juga adalah murid Kristus.
Organisasi hanyalah wadah yang disiapkan olehNya, sebab itu, proses
mengakder diri sebagai murid juga adalah cara yang diharapkan oleh
Tuhan untuk memampukan kita memberi diri dan melayani di ladangNya
dengan setia sampai selamanya. Roh Kudus menolong kita. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah saya sudah benar-benar siap untuk pekerjaan pelayanan
bagi kemuliaan Tuhan, misalnya menjadi pengurus PPGT
Jemaat/Klasis?
2. Apakah saya mengenali tujuan dari pelayanan di dalam PPGT yang
saya ikuti pada saat ini?

Doa:
Tuhan, dengan kuasa Roh KudusMu, Engkau selalu memilih dan
memakai orang-orang yang Engkau kehendaki untuk mengangkat
tanggungjawab pelayanan. Tuhan kiranya juga melihat potensi-potensi
yang ada pada kami dan biarlah kami selalu bersedia memberikan diri di
dalam pelayanan. Demi Kristus kami berdoa. Amin.

48 | P a g e
23 - 29 Mei 2021

KATAKAN: “AKU PEDULI PADAMU!”


(Yehezkiel 37:1-14)

Tujuan:
Pemuda mensyukuri kepedulian Allah kepadanya, dengan cara
semakin peduli dan memperhatikan orang lain setiap waktu.

“Bagaimana aku harus mengatakannya? Ku kasihi kau dengan


kasih Tuhan!” Tentu sahabat pemuda familiar dengan lagu ini. (Kalau
boleh, ayo kita nyanyikan bersama). Hmmmm…. bagaimana sih caranya
supaya kasih ini mewujud? Atauuu.. karena apa sih kita harus
mewujudkan kasih kepada yang lain?
Perikop ini mempercakapkan tentang penglihatan Yehezkiel
mengenai rencana pemulihan Allah terhadap bangsa Israel yang
digambarkan seperti membangkitkan tulang-tulang kering. Ayat 1-10
menggambarkan penglihatan Yehezkiel tentang Allah yang akan
membangkitkan tulang-tulang. Ayat 11-12 merupakan penjabaran
penglihatan tersebut. Tulang-tulang itu dikumpulkan kembali dan urat
serta dagingnya tumbuh kembali. Setelah itu, Allah menghembuskan
nafas sehingga mereka hidup kembali. Penglihatan tersebut merujuk
kepada Israel yang tengah berada di pembuangan Babel dan hidup tidak
berpengharapan lagi.
Ayat 13-14 menyuarakan bahwa terhadap bangsa Israel yang telah
pupus harapannya, Allah akan menghembuskan nafas-Nya (ruakh) agar
mereka hidup dan tahu “Aku-lah TUHAN,” (ay. 14). Pernyataan ini
memang sangat terkesan bahwa Allah narsis (bangga dengan diriNya
sendiri). Namun, pernyataan ini sangat penting bagi identitas
keberimanan orang Israel, sebab pembuangan mereka ke Babel
menandakan bahwa Allah mereka telah dikalahkan. Dengan demikian,
pernyataan ini diucapkan agar bangsa Israel menyadari bahwa Allah
yang mereka sembah adalah Allah yang hidup dan terus memegang janji-
Nya, dan tidak akan pernah dikalahkan oleh siapapun!
Yehezkiel sendiri tampak menunjukkan sebuah pergulatan di
dalam dirinya, yakni antara realitas bahwa “tulang-tulang” itu sudah
“mati” dan pesan pemulihan dan pengharapan dari Allah. Pesan penting
dari narasi ini adalah bahwa Yehezkiel, Sang Nabi, tetap memberitakan
pengharapan kepada Israel yang telah lenyap harapannya. Mungkin ia
49 | P a g e
akan menghadapi penolakan dari Israel atas nubuat ini, namun
pemulihan dan pengharapan harus tetap disampaikan.
Menjelang akhir tahun 2020, ada begitu banyak kasus bunuh diri
terjadi di Toraja. Jika ditelusuri dengan seksama, tentu ada banyak
faktor bunuh diri. Yang jelas bahwa korban bunuh diri selalu berada di
titik bahwa harapan mereka telah pupus. At the end of the day (di batas
akhir kehidupan/di hari-hari terakhir), sahabat-sahabat pemuda perlu
mengingat bahwa Allah memberikan pengharapan kepada Israel yang
tak berpengharapan layaknya tulang-tulang kering. Sebagai orang
percaya, di dalam Kristus yang bangkit itu, kita juga dibangkitkan
(Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 10). Sebab itu, kita hidup karena
pengharapan dan pemulihan dari Allah. Di dalam Dia juga kita menjadi
satu dan terhubung satu sama lain. Maka, iman percaya tidak bisa
dipisahkan dari orang-orang di sekitar kita. Kehadiran kita sedikit atau
banyak terkait dengan banyak orang di sekitar kita. Pergulatan Yehezkiel
pun menjadi dorongan bagi kita untuk peduli terhadap orang-orang di
sekitar kita. Karena, kehadiran mereka terkait dengan kita. Sekecil
apapun kepedulian itu, Roh Kudus akan menolong kita untuk
memberikan pengharapan dan pemulihan dari Allah kepada sesama kita.
Sebab itu, jangan hanya diam, bantulah mereka yang kehilangan
harapan. Katakanlah: Aku peduli padamu (karena Allah sangat peduli
padaku)!

Pertanyaan Reflektif:
Apakah kamu sudah menunjukkan kepedulianmu terhadap orang-orang
di sekitarmu? Dalam hal apa?

Doa:
Ya Allah Sumber nafas hidup, oleh hembusan nafas-Mu kami kembali
hidup berpengharapan dan dipulihkan. Bantulah kami untuk peduli
kepada orang lain, sebagaimana Engkau selalu peduli kepada kami.
Amin.

50 | P a g e
30 Mei – 05 Juni 2021

HIDUPKU ADALAH RUMAH TUHAN


(Yesaya 6:1-8)

Tujuan :
Pemuda mengamini dirinya sebagai gereja yang dipanggil, dikuduskan
dan diutus oleh Tuhan

Sahabat muda, masih ingat syair lagu Kidung Jemaat 257? Ayo
menyanyikanya bersama:
Aku gereja , kau pun gereja, kita sama-sama gereja.
Dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama gereja.
Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya,
bukalah pintunya lihat di dalamnya, Gereja adalah orangnya.”

Syair lagu ini lahir dari sebuah kesadaran, bahwa kita sebagai
gereja, ada dalam dunia, diutus ke dalam dunia untuk menjadi teman
sekerja Allah dalam melaksanakan misi penyelamatanNya dalam dunia
ini. Karena hidup kita adalah Rumah Tuhan, maka kita perlu menjaga
kekudusanNya. Menjaga kekudusan dalam hidup kita sebagai gerejaNya
tercermin dari perkataan dan tindakan kita yang berkenan kepada
Tuhan.
Demikianlah Yesaya ketika dipanggil Tuhan menjadi hambaNya,
diutus ke dalam dunia. Yesaya sungguh mengakui siapa dirinya dan siapa
bangsanya yang seringkali melakukan pelanggaran dihadapan Tuhan.
Yesaya mengatakan: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang
yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir,
namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam” (ay.
5). Dihadapan kekudusan Allah, ia menyadari ketidaksempurnaan dan
kenajisannya. Allah kemudian membersihkan mulut dan hatinya dan
menjadikan layak untuk tetap dipilih sebagai hambaNya. Selanjtnya
Tuhan mengatakan: ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang
mau pergi untuk Aku? Maka Yesaya segera menjawab : “Ini aku, utuslah
aku” (ay. 8).
Firman Tuhan mengajarkan kita bahwa pengutusan Tuhan bagi
anak-anakNya dalam dunia ini tidak selalu dilakukan kepada orang yang
“baik-baik” alias sempurna. Karena pada dasarnya, tidak ada orang yang

51 | P a g e
sempurna. Seandainya ukuran Tuhan adalah kesempurnaan, maka tak
satu pun dari kita yang terpilih menjadi hambaNya diutus dalam dunia.
Syukur kepada Allah kita, sebab yang terjadi, orang percaya dipanggil
bukan dari kesempurnaannya, kemampuannya, ketampanannya,
kecantikannya, kepintarannya. Akan tetapi Tuhan memanggil dan
mengutus setiap orang dalam dunia ini menjadi hambaNya
memberitakan InjilNya tanpa syarat. Untuk itu, dalam keterbukaan Allah
mengutus dan melayakkan kita ke dalam dunia mengabarkan Injil
Kristus, hendaklah kita juga seperti Yesaya mau datang di hadapanNya
mengakui dosa kita, merendahkan diri, dan mau dibentuk oleh Tuhan.
Generasi muda pun sebagai gerejaNya diutus ke dalam dunia,
hadir dalam dunia menjadi berkat (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI poin
3). Karena itu, jangan terburu-buru merasa tidak mampu, merasa tidak
fasih berbicara, tunggu dewasa dulu, tunggu sukses dulu, sebab Tuhan
selalu bersedia memperlengkapi kita melalui banyak cara dan banyak
proses. Teruslah tampilkan karakter hidup yang mencerminkan rumah
Tuhan. Dan berjuanglah mengasah talenta melalui proses yang Tuhan
tunjukkan. Roh Kudus menolongmu.. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah saya sadar bahwa sesungguhnya saya ini sangat terbatas di
hadapan Tuhan?
2. Bagaimanakah cara saya menjalani panggilan Tuhan?

Doa:
Tuhan Yesus, mampukan saya untuk menjalani proses sebagai orang
yang sedang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi berkat bagi semua
ciptaan. Amin!

52 | P a g e
06 - 12 Juni 2021

THE BLASPHEMY AND THE TRUTH


(Markus 3:20-35)

Tujuan:
Pemuda memahami bahwa Kuasa Roh Kudus dikaruniakan kepada
setiap orang melalui talenta, kemampuat dan bakat masing -masing
orang.

Fitnah lebih kejam daripada membunuh. Kalimat ini adalah sebuah


peribahasa yang sering kita dengar menunjuk kepada seseorang yang
mengemukakan sebuah pendapat yang tak benar terhadap sesamanya.
Begitu berbahayanya sebuah fitnah dapat merubah kehidupan
seseorang ketika fitnah itu menjadi sebuah kebenaran bagi yang
mendengarnya/meresponnya. Fitnah dalam bahasa Inggris disebut “the
blasphemy” sedangkan kebenaran disebut “the truth.”
Hal yang sama dialami oleh Yesus Kristus setelah ia mengutus ke-
12 murid dan memberikan kuasa bagi mereka (13-19). Dalam bacaan kita
Yesus Kristus menerima fitnahan dari ahli-ahli Taurat yang ingin
menjatuhkan Yesus Kristus dan mencoba mematahkan Kuasa Yesus
Kristus Mereka mengatakan: “Ia kerasukan Beelzebul” dan dengan
penghulu setan, Ia mengusir setan” (ay. 22). Hal ini dilakukan oleh para
ahli-ahli Taurat sebab mereka merasa terganggu dengan karya Kuasa
Yesus Kristus yang terus terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat
saat itu yang bisa mengganggu bahkan mencoba menggeser
keberadaan ahli-ahli Taurat tersebut. Karena alasan inilah para ahli-ahli
Taurat ,kemudian mengambil sesuatu tindakan ekstrim untuk
menjatuhkan Yesus Kristus.
Dalam posisi terpojok karena fitnahan tersebut, Yesus Kristus
justru menyampaikan pembelaan dan membantah mereka dengan cara
elegan. Ia memanggil para ahli taurat dan menjelaskan dengan kalimat
yang logis namun menusuk (ay. 23-30). Bahkan secara tegas dibagian
Yesus berkata apa yang dilakukan oleh para ahli Taurat adalah hal yang
sangat keterlaluan, yakni menghujat Allah dengan cara memfitnah
Yesus Kristus, hal ini sama saja para ahli Taurat tidak lagi mengakui Kuasa
Allah berlaku bagi diri Yesus Kristus (ay. 29-30).
Selanjutnya kita mendapati suatu bagian lain, yaitu ketika Ibu &
saudara-saudara-Nya ingin menemui Yesus setelah di ayat 21 mereka
53 | P a g e
ingin mengambil Yesus dan berpikir kalau-kalau Ia tidak waras lagi
dihadapan banyak orang (31-35). Respon Yesus Kristus terhadap orang
banyak dan keluarganya tegas mengatakan bahwa yang menjadi ibu dan
saudara-saudara-nya bukan hanya yang memiliki hubungan darah
daging, namun setiap mereka yang melakukan perintah Allah. Yesus
menegaskan bahwa umat Allah disebut sebagai keluarga Yesus Kristus
ketika kita melakukan kehendak Allah. Pengakuan Gereja Toraja Bab IV
butir 4 menegaskan: “Kita adalah tubuh Kristus, keluarga Allah dengan
Kristus sebagai Kepala, karena itu persekutuan ini hidup dalam satu
persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan ras,
bangsa, suku dan lapisan-lapisan social untuk satu tujuan melakukan
kehendak Allah dalam tuntunan Roh Kudus”
Perasaan tergeser karena peran orang lain, dapat membuat kita
jatuh dalam pencobaan seperti ahli-ahli taurat yang menghujat Yesus
Kristus. Sangatlah berbahaya ketika kita tidak tunduk pada kehendak
Allah, ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa membuat kita keliru
bertindak, contohnya dari pembacaan kita ini, sikap iri hati daripada ahli
Taurat sanggup membuat mereka untuk menjatuhkan Yesus Kristus.
Rekan-rekan pemuda, selaku orang-orang muda banyak gesekan yang
sering terjadi antara kita dan orang lain, sifat tak ingin dikalah, sifat ingin
menang sendiri bahkan iri hati kepada sesama bisa saja membuat kita
berlaku kejam kepada orang lain. Bukan hanya menfitnah tetapi bisa jadi
malah merusak situasi hidup orang lain. Jelas dalm pembacaan kita,
bahwa memfitnah/menghujat karya Roh Kudus dalam diri orang lain
adalah hal yang tak dapat diampuni oleh Allah. Lalu bagaimana kita
menghadapi kedagingan kita yang sering tak ingin disaingi oleh orang
lain ? Tunduklah kepada Kuasa Allah, terus mencari tahu apa yang Tuhan
mau untuk kita lakukan dalam relasi kita dengan orang lain. Sebab
pebruatan-perbuatan yang tidak benar dihadapan Tuhan pun mampu
dipatahkan oleh Allah dengan cara-Nya sendiri (Contoh dalam bacaan
kita, perbuatan ahli-ahli Taurat, dipatahkan oleh Yesus dengan
sanggahan Yesus yang begitu logis).
Minggu ini adalah minggu Pentakosta dimana kita mengaminkan
bahwa Kuasa Roh Kudus yang telah dikaruniakan Allah akan terus
berkarya bagi kehidupan kita. Ini yang menuntun kita untuk menjalani
hidup kita selaku anak-anak muda Tuhan yang mestinya terus berjalan
bersama, bergandengan tangan dalam tuntunan kuasa Allah

54 | P a g e
mengerjakan tugas & panggilan kita masing-masing untuk memuliakan
Dia, tanpa rasa iri, cemburu, dengki dan perselisihan. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang biasa mendorong seseorang untuk menfitnah
sesamanya/menghujat sesamanya?
2. Bagaimana menjauhkan diri bahkan meredam sikap
menfitnah/menghujat agar kita tetap dapat terus melakukan
kehendak Tuhan ?

Doa:
Ya Tuhan kami mengucap syukur bahwa kami masih terus dberi
kesempatan untuk mendengar dan ditegur oleh kebenaran Firman-Mu.
Mampukanlah kami selaku anak-anak muda-Mu untuk terus hidup dalam
kuasa-Mu agar kami mampu terhindar dari perbuatan yang menghina,
memfitnah dan menghujat karyaMu dalam diri umatMu sendiri. Kami
mohon agar Engkau terus menolong kami melalui Kuasa Roh Kudus
Tuhan untuk menghidupi Firman Tuhan, Amin.

55 | P a g e
13 - 19 Juni 2021

KECIL TAPI BERARTI


(Markus 4:26-34)

Tujuan:
Pemuda belajar melihat dan memahami tanda-tanda kerajaan Allah
dari hal-hal yang sederhana/kecil.

Saudara, apakah teman anda pernah mengakatakan kepada


saudara bahwa anda itu ‘kecil-kecil cabe rawit’? Atau mungkin saudara
pernah mengakatakan itu kepada teman saudara? Tentu yang dimaksud
di sini bukanlah cabe rawit yang dikonsumsi. Ungkapan tersebut
sesungguhnya memiliki arti bahwa ada orang yang tampaknya kecil
secara fisik tapi cerdik dan pemberani. Ungkapan ini mengajarkan kita
untuk berhikmat dalam melihat seseorang bahwa meskipun seseorang
itu kecil secara fisik tapi kita perlu melihat potensi yang besar dalam diri
orang tersebut. Meskipun kecil tapi berarti. Hal kerajaan Allah seringkali
dilihat oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang kecil, sehingga tidak
jarang orang mengabaikannya dan tidak mau tahu tentang bagaimana
sesunguhnya kerajaan Allah itu. Padahal hal kerajaan Allah justru
merupakan sesuatu yang perlu kita pahami dengan baik berpengaruh
besar dalam kehidupan kita. Saudara, jika kita melihat konteks
pelayanan pemuda, sebagian orang juga seringkali menilai sesuatu akan
berharga jika dilakukan dengan cara yang hebat, mewah, dan terlihat
banyak orang. Sebaliknya, hal yang mungkin dilakukan dengan cara yang
biasa saja, sederhana dan tidak populer, tidak jarang dilihat sebagai
sesuatu yang kecil. Pada konteks lain, ada juga pekerjaan yang jika oleh
orang yang populer maka hasil dari pekerjaan tersebut kemudian
diapresiasi dan dianggap sebagai sebuah pencapaian yang besar
walaupun pekerjaannya biasa saja. Itulah fenomena yang kadang terjadi
di sekitar kita.
Dalam pembacaan kita, dalam menjelaskan tentang kerajaan
Allah, Yesus Kristus memberikan dua perumpamaan yang saling terkait.
Pertama, Yesus menjelaskan bahwa kerajaan Allah seumpama benih
yang sesungguhnya kecil tapi kemudian ia bertumbuh dan berbuah
sehingga dapat dituai pada musimnya. Kedua, Yesus kembali
menjelaskan hal kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang
sesungguhnya memiliki ukuran yang paling kecil dari segala jenis benih
56 | P a g e
yang ada di bumi (bnd. ay. 31). Meskipun kecil, biji sesawi dapat
bertumbuh menjadi sayuran yang lebih besar daripada segala sayuran
yang lain, bahkan ketika ia mengeluarkan cabang-cabang yang besar,
maka burung-burung dapat bersarang dalam naungannya.
Saudara, perumpamaan yang diuraikan oleh Yesus memberikan
sebuah pelajaran dan hikmat yang sangat penting bagi kita bahwa
kerajaan Allah adalah menyangkut pertumbuhan dan buah. Oleh karena
itu hal Kerajaan Allah perlu kita pahami melalui kehadiran Yesus Kristus.
Keyakinan kita akan kehadiran Yesus Kristus membuat kita mampu
untuk melakukan sesuatu yang seturut dengan kehendak-Nya.
Meskipun kita melakukan hal yang kecil, sederhana, namun akan
diberkati oleh Allah dengan pertumbuhan sehingga menghasilkan buah
dan berdampak bagi orang lain. Pertanyaan bagi kita semua adalah
apakah semua yang kita lakukan selama ini sudah dilandasi oleh
ketulusan, kebenaran dan hikmat? Mungkin di sekitar kita ada hal-hal
yang dilakukan oleh sebagian orang yang kelihatannya besar dan
digemari banyak orang. Lalu pada saat yang sama kita membandingkan
dengan apa yang kita lakukan dan kita menilainya sebagai sesuatu yang
amat kecil dan tak berharga. Akibatnya, kita menjadi pribadi yang malu
dan tak percaya diri dengan pekerjaan kita sendiri.
Sahabat muda, dapatkah kita melihat nilai uang Rp.1.000 dalam
uang Rp.100.000? Sederhana sekali untuk melihatnya. Apakah uang
Rp.100.000 itu berharga tanpa Rp.1.000 ? Bukankah tanpa Rp.1.000 ia
hanya menjadi Rp.99.000 ? Sekecil apapun Rp.1.000 ia tetap berharga
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Rp.99.000 untuk
menjadi Rp.100.000. Kedua perumpamaan tadi, baik itu benih yang
tumbuh ataupun biji sesawi, keduanya menekankan bahwa sekecil
apapun itu, Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan sehingga menjadi
tumbuh, besar dan berbuah. Sebagai anak muda, mungkin kita sudah
berbuat sesuatu yang kecil dan tak pernah diapresiasi atau tak pernah
dihargai. Walaupun demikian, kita akan terus mengerjakannya dengan
ketulusan, kebenaran dan hikmat dari Tuhan.
Mari pikirkan ini, apakah yang Tuhan ingin lakukan dalam hidup
kita? Mungkin kita tidak melihat dengan mata kita. Kristus sudah mati
untuk kita. Sekali lagi mungkin tak terlihat, tapi kita harus mengimani
bahwa Kristus telah melakukan sesuatu yang sangat besar dalam hidup
kita. Mari kita hayati arti kehadiran dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita
dengan penuh hikmat. Amin!

57 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah saya pernah mengapresiasi tindakan-tindakan orang lain
(walau sekecil apapun)?
2. Apa yang dapat memotivasi saya untuk terus melakukan kebaikan?

Doa:
Tuhan, tolonglah saya untuk menghargai setiap hal yang benar demi
kemuliaanMu. Buatlah saya menghadirkan tanda-tanda kerajaanMu
dengan hal-hal yang kecil tetapi berarti. Amin!

58 | P a g e
20 - 26 Juni 2021

DIA YANG MEMULIHKAN


(Markus 4:35-41)

Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa setiap persoalan dalam hidupnya akan
dipulihkan oleh Tuhan melalui kehadiran dan kuasaNya.

Shalom….
Badai telah mengombang-ambingkan seluruh sendi-sendi
kehidupan kita dalam beberapa tahun belakangan. Konflik sosial antar
manusia, hingga konflik manusia dengan alampun kita alami akhir-akhir
ini. Badai-badai ini hampir saja mengobrak-abrik kepercayaan kita pada
penguasa, kepada sesama dan alam semesta bahkan kepada Tuhan.
Konflik antar sesama atas pebedaan dalam berbagai kontestasi
pemilihan (Pilpres, DPR, DPRD, Pilkada), menghabiskan cukup banyak
energy. Hal ini terjadi karena kurangnya hikmat dalam mengelola
perbedaan. Konflik dengan alam semesta. Alam seakan tidak lagi
bersahabat dengan kita. Alam seakan menuntut kita untuk
bertanggungjawab atas perusakan lingkungan yang diakibatkan
keserakahan manusia atas sumber daya alam. Kekayaan alam kita
diambil dengan serakah demi keuntungan segelintir pengusaha dan
penguasa. Padahal untuk dapat bertahan hidup, alamlah yang
mensuplai semua kebutuhan kita. Salah satu bentuk badai dari alam
adalah Pandemi Covid-19 yang juga menghabiskan banyak energi kita
akhir-akhir ini. Mulai dari penyakit yang ditimbulkan, konflik sosial juga
menjadi perhatian yang cukup serius sampai pada persekutuan kita
porak-poranda setelah pemerintah menginstruksikan untuk membatasi
kerumunan. Sekitar 3-5 bulan kita tidak dijinkan untuk bersekutu
memuji, memuliakan dan mendengarkan firman Tuhan dari mimbar.
Semua realitas di atas menjadi tantangan hidup kita akhir-akhir ini.
Bacaan kita kali ini tentu sangat menarik. Yesus sebelumnya telah
menyampaikan pengajaran-Nya dengan menggunakan perumpamaan-
perumpamaan. Setelah itu, Yesus lalu mengajak para murid untuk
menghadapi tantangan hidup secara langsung (ay. 35). Beberapa
peneliti menemukan bahwa Danau yang disebrangi itu jika ditempuh
melalui darat tidak terlalu jauh jaraknya. Akan tetapi, Yesus mengajak
para murid menuju Gerasa justru dengan menyeberangi danau (ay. 36-
59 | P a g e
37). Pengajaran Yesus dengan perumpamaan-perumpamaan itu
kemudian langsung diujikan kepada murid-murid. Apakah para murid
langsung memercayakan hidupnya kepada kebenaran yang diungkapan
Yesus melalui perumpamaan itu? Ternyata tidak. Murid-murid masih
fokus pada badai menerpa mereka. Tidak satupun dari mereka yang
menggantungkan hidupnya kepada kebenaran firman yang baru saja
mereka dengarkan. Salah satu dari mereka membangunkan Yesus bukan
didorong akan kepercayaan mereka pada Yesus, tindakannya
didasarkan pada kepanikan dan ketakutan akan kematian semata (ay.
38). Ajakan Yesus kepada murid-murid untuk mengarungi danau yang
penuh dengan badai itu mengibaratkan pengutusan umat Allah ke
dalam dunia.15 Kita diutus ke dalam dunia untuk menghadapi badai dan
tantangan yang sedang dan akan hadir di hadapan kita. Ajakan itu tidak
berhenti pada mengajak saja, namun Yesus ikut serta dalam
menghadapi badai yang mengombang-ambingkan perahu. Yesus juga
ada dalam perahu itu. Ini menandakan keberpihakan dan keturutsertaan
Yesus bersama-sama dengan para murid dalam menghadapi badai itu.
Sahabat milenial yang dikasihi Tuhan.
Sebesar dan sesulit apapun gelombang badai yang kita hadapi,
percayalah bahwa Allah di dalam Kristus Yesus turut bekerja dalam
menghadapi badai tersebut, bahkan Dia sendiri yang akan memulihkan
kondisi yang carut marut itu menjadi “teduh sekali” (ay. 39). Oleh sebab
itu, percayalah dan sandarkanlah seluruh kekuatiranmu kepada-Nya
agar badai itu dapat dilalui berlalu dan keteduhan Allah dapat dinikmati.
Tuhan Yesuslah yang memulihkan kondisi yang sedang kacau-balau ini.
Ajakan Yesus ini pula mengandaikan akan tanggungjawab kita atas
anugerah yang dikaruniakan kepada setiap kita. Bertanggungjawab atas
kerusakan hubungan akibat perbedaan dan bertanggungjawab atas
kerusakan lingkungan akibat keserakahan. Dahulukanlah Tuhan dalam
setiap badai yang anda jumpai dalam kehidupan ini, percayalah bahwa
ketika kita menaruh hidup kepadaNya, maka Dia yang akan memulihkan
kembali setiap badai yang kita jumpai. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Sejauh mana kita bertanggungjawab terhadap badai dunia (badai alam
pun konflik sosial)?

15
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3.
60 | P a g e
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah kami yang tidak menghargai kehadiranMu.
Bantulah kami untuk memperbaiki segala kerusakan akibat keserakahan
kami. Amin!

61 | P a g e
27 Juni - 03 Juli 2021

KASIHMU YANG MEMULIHKAN


(Markus 5:21-43)

Tujuan:
1. Pemuda meyakinkan diri bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong
mereka menyelesaikan persoala.
2. Pemuda dapat menolong orangn lain menyampaikan masalahnya
kepada Tuhan Yesus.

Shalom! Salam sejahtera bagi kita sekalian kekasih Kristus,


Jika seseorang yang sedang dilanda falling in love (jatuh cinta),
tentu yang ada dalam pikiran dan hatinya adalah perasaan yang bahagia
dan senang, seperti lirik lagu “Jatuh Cinta berjuta rasanya”. Namun tak
jarang juga ketika karena cinta, seseorang menjadi patah hati, hilang
harapan, perasaanya tidak tenang, kehidupannya tidak karuan, bahkan
tidak tahan lagi untuk menghadapi persoalannya. Yang terjadi
selanjutnya adalah dia mengambil keputusan untuk mengakhiri
hidupnya (dengan berbagai cara -seperti yang belakangan ini terjadi di
kalangan anak muda Kristen).
Bacaan Alkitab kita pada saat ini ingin memberikan kita suatu
pembelajaran hidup tentang bagaimana kita memandang dan menjalani
hidup dalam tuntunan kasih Allah yang menghidupkan. Dalam
pembacaan kita dikisahkanlah tentang seorang Bapak bernama Yairus
yang bergumul dengan hebat karena penyakit yang menjangkiti anak
perempuannya. Ayat 22 menceritakan bahwa Yairus tersungkur di
depan kaki Yesus. Ia memohon dengan sangat agar Yesus meletakkan
tangan ke atas anaknya dan menyembuhkannya (ay. 23). Selain itu ada
juga seorang perempuan yang telah menderita sakit pendarahan selama
dua belas tahun lamanya. Ia telah menghabiskan segala yang ia miliki
untuk berobat, namun sama sekali tidak berguna. Malah kondisinya
bertambah buruk (ay. 25-26). Tentu ia dan keluarganya sangat putus asa
bukan? Baik Yairus juga sang perempuan yang sakit pendarahan sudah
berada pada puncak pergumulan, dan bisa saja mengambil jalan pintas
akibat keputusasaannya, namun mereka tidak berbuat kesalahan.
Mereka mendengar, menyadari dan melihat kehadiran Allah Bapa dalam
diri Tuhan Yesus, sebab itu mereka kemudian didorong oleh iman dan
kuasa Roh Kudus untuk mempercayakan hidup kepada Allah Bapa
62 | P a g e
melalui Yesus Kristus (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir ke-3). Yairus
tersungkur dan memohon, sedangkan sang perempuan berupaya
menyentuh jubbah Yesus. (ay. 22 dan 28) Karunia ilahi pun menjadi milik
mereka. Kesembuhan dan kebangkitan dalam waktu yang hampir
bersamaan itu membuat semua orang menjadi sangat takjub (ay. 42).
Sahabat muda yang terkasih dalam Kristus, persoalan menjadi
tanda bahwa kita masih ada dan hidup dalam dunia ini. Sesungguhnya,
persoalan harusnya menjadi seperti sahabat yang harus kita hadapi dan
selesaikan dengan baik. Semboyan iman bahwa “Tuhanku lebih besar
dari pada masalahku” harus menjadikan generasi muda Kristus tegar
dan kokoh dalam menghadapi masalah seberat apapun. Kita selaku anak
muda, adalah Yairus-Yairus dan Perempuan-perempuan yang terlalu
banyak menghadapi persoalan. Namun pun demikian, kita selalu sadar
bahwa kita ini berakar dalam Kasih Kristus dan pasti dimampukan untuk
menjadi garda-garda terdepan atau kader-kader yang siap diutus
membagikan kabar sukacita yang menghidupkan dan memulihkan. Ada
begitu banyak orang seperti anak Yairus yang mengharapkan keseriusan
kita untuk menolong mereka menyampaikan keluhan, rintihan dan
tangisan kepada Kristus. Sebab itu, marilah kita mengisi masa muda kita
dengan hal yang positif dan berfaedah. Percayalah bahwa tidak ada
yang bisa menghentikan apa pun yang akan Tuhan kerjakan dalam hidup
kita dan juga orang lain. Tuhan menantikan tindakanmu. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Sudah Sejauh manakah kita sebagai generasi muda melibatkan Tuhan
dalam pergumulan kita?
2. Apakah kita dapat menolong orang lain menyampaikan keluhannya
kepada Tuhan?

Doa:
Terpujilah Tuhan untuk segala karya dan kasihNya bagi kami anak
mudamu sekalipun sering dalam kehidupan kami masih sangat jarang
melibatkanmu dalam segala persoalan kami. Untuk itu kami mohon
tuntunan Roh Kudus agar kami terus hidup dalam perkenaanMu dan
menolong orang lain sampai kepadaMu. Amin.

63 | P a g e
04 – 10 juli 2021

KEEP STRONG
(Bahan 2 Korintus 12:1-10)

Tujuan:
Pemuda selaku Kader Siap Utus selalu bersikap rendah hati dan
menghindari bermegah atas pelayanannya

“ Orang sombong itu seperti orang yang berdiri di atas gunung: dari
atas dia memang semua orang dibawahnya kecil, dia tidak sadar
orang memandang dia juga kecil” – Lee Kuan Yew (pendiri dan
Perdana Menteri pertama Singapura.
Paulus memiliki pengalaman rohani yang luar biasa, dengan
penyataan dan penglihatan yang dia terima. Namun karena hikmat dari
Tuhan, hal itu pun tidak membuatnya merasa tinggi hati bahkan
menceritakan hal tersebut dianggapnya tidak bermanfaat (ay.1). Dia
menghindari berbangga dengan hal itu agar tidak ada orang yang
kemudian melebih-lebihkan kepada orang lain, apa yang telah
didengarnya dari Paulus (ay. 6). Bahkan ia menganggap celaan pada
dirinya, yaitu duri, adalah cara TUHAN untuk mencegah ia menjadi
sombong. Sebaliknya, ia justru bermegah justru karena penderitaan. Ia
bermegah atas kelemahannya (ay. 9), dan bersuka di dalamnya (ay. 10).
Bukan bermegah karena kelemahan dosa, yang harusnya malu dan
sedih, melainkan penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, dan
kesusahan yang dialaminya demi Kristus (ay. 10). Dia memandang bahwa
semuanya itu merupakan kesempatan bagi Kristus untuk menyatakan
kuasa dan kecukupan kasih karunia-Nya bagi diri Paulus sendiri.
Kita semua pasti memiliki satu atau bahkan mungkin lebih tugas,
baik dalam pelayanan gerejawi, kuliah/sekolah, tempat kerja. Tentu
dalam kondisi normal, keberhasilan atas kerja keras dalam mencapai
target program akan membuat orang bersukacita bahkan berbangga.
Apalagi jika sebelumnya orang berpikir mustahil hal itu berhasil dalam
kondisi yang sulit, misalnya pada masa covid-19. Tentu dengan
kebanggan yang ada pasti akan memacu semangat lebih dalam bekerja
dan meningkatkan prestasi. Namun dalam kenyataan kebanggan itu
sering menjadi kebanggan pribadi. Jika bukan karena dia atau jika bukan
saya maka tidak akan berhasil. Sementara orang lain yang juga teribat di

64 | P a g e
dalamnya dianggap tidak punya peran atau hanya mengambil peran
sedikit. Seringkali kita menilai diri kita sendiri menurut ukuran kita dan
menilai orang lain juga dengan ukuran itu. Kita senang dengan pujian
dan tidak suka dengan kritik. Kita menganggap kritik sebagai duri yang
tidak pantas kita terima. Padahal hal itu mungkin karena kesombongan
kita telah menyimpang jauh dari tujuan semula. Di sisi lain kritik mungkin
justru akan mengembalikan kita kepada tujuan semula. Dan sebagai
orang yang tulus bekerja, maka tentu dia dapat melihat semua kritik
yang tertuju padanya sebagai cara Allah memakai orang lain untuk
menjaga langkahnya tetap pada jalur yang sebenarnya.
Sebagai orang beriman, kita tidak seharusnya berbangga diri
dengan keberhasilan atau pencapaian atas semua yang telah kita
kerjakan. Sebab hal yang terpenting dari hal-hal itu adalah kita
mendapat kesempatan untuk turut menjadi berkat bagi semua.16
Sebaliknya yang membuat kita berbangga adalah jika kita bisa tetap
kuat dan bertahan sekalipun dalam himpitan berbagai pergumulan,
digoda oleh dosa bahkan menderita hinaan dan aniaya.17 Ketika kita
memohon kasih karunia TUHAN, maka Dia akan memberikan untuk
menguatkan dalam kelemahan kita. Pada waktu kita menyadari
kelemahan kita, maka datanglah kepada Kristus, sebab kita layak
menerima kekuatan dari-Nya sehingga kita menerima curhan kekuatan
dan kasih karunia ilahi. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
1. Menurut kita, tantangan terbesar apa yang kita hadapi untuk
menjaga agar kita tidak tergoda untuk membanggakan diri?
2. Apakah orang yang membanggakan diri dapat melihat kasih karunia
Allah dalam setiap tugas dan pelayanannya?

Doa:
Bapa, terima kasih Engkau telah mempergunakan kami untuk menjadi
barkat bagi semua orang melalui tugas dan pelayanan yang kami terima.
Tolong kami agar senantiasa melihat kepada kasih karunia-Mu bukan
kepada diri kami sendiri, dan kiranya kami di kuatkan oleh kasih karunia-
Mu untuk menghadapi pencobaan, hinaan dan aniaya pada saat ini dan
di masa yang akan datang. Amin.

16
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1
17
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3
65 | P a g e
11 - 17 Juli 2021

KITA DIUNDANG-NYA, LOH!


(Mazmur 24)

Tujuan:
Pemuda merespon undangan Tuhan untuk menikmati kebesaranNya
dengan cara menyerahkan diri dibentuk oleh Allah di dalam
persekutuan.

Jika seorang sahabat mengundang kita ke dalam sebuah acara


pernikahan, ulang tahun atau syukuran lainnya, maka tentu kita akan
ikut karena kita dipenuhi oleh sukacita, bukan? Kehadiran kita dalam
acara tersebut juga mendorong kita untuk mengikuti susunan acara
yang telah ditetapkan oleh sang penyelenggara acara sampai selesai.
Benarkah demikian, Guyss??
Pemazmur membagi pasal ini ke dalam dua bagian besar, yakni
ayat 1-2; 7-10 tentang kebesaran Allah dan ayat 3-6 tentang siapa dapat
masuk ke dalam Bait Allah. Dalam mazmur ini, manusia diselubungi oleh
pengakuan tentang kebesaran Allah. Namun ayat 3-6, sekilas seperti
persyaratan untuk dapat masuk ke dalam Bait Allah. Jika kita perhatikan
lebih seksama, mazmur ini justru bertutur tentang undangan Allah untuk
hidup dan dibentuk di dalam-Nya. Maka, relasi yang nyata dengan Allah
justru ketika seseorang merespon undangan untuk hidup seperti yang
diinginkan-Nya. Respon ini juga merupakan pengakuan terhadap
kebesaran Allah dan karena dari pengakuan itulah selalu timbul
keinginan untuk mencari-Nya (ay. 6). Keinginan untuk mencari Allah-lah
yang juga menumbuhkan kepercayaan kepada Allah dengan sedia
memberi diri untuk dibentuk oleh Allah (ay. 4).
Kepercayaan kepada Allah berarti kesediaan memberikan diri
untuk dibentuk oleh Allah agar kita memiliki hati murni, tangan yang
bersih, tidak bersumpah palsu, dan tidak menyembah berhala (ay. 4).
Maka, rahmat yang tercurah tidak berbentuk materi, melainkan berkat
dan keadilan (ay. 5). Dalam kekristenan, kita telah direngkuh dan
dirangkul oleh Kristus dalam kebangkitan-Nya. Kita pun dipanggil
menjawab undangan-Nya untuk hidup berpadanan - sesuai dengan Injil.
Kehidupan kita kini sudah diselubungi oleh kasih Allah. Dengan
demikian, kebesaran Allah senantiasa menyelimuti kita sekaligus

66 | P a g e
mengundang kita untuk dibentuk oleh-Nya setiap waktu, termasuk
melalui persekutuan dan pelayanan kita masing-masing. Jadi
bagaimana, Guys?? Sudahkah kita merespons undangan-Nya? Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Sadarkah Anda bahwa kebesaran Allah menyebulungi kita?
Mungkinkah kita menceritakannya secara singkat?
2. Jika kita sadar, selanjutnya sudahkah kita merespon undangan dari-
Nya?

Doa:
Ya Allah yang menyelubungi kami dengan rahmat-Mu, mampukan kami
melihat kebesaran dan merespon undangan-Mu untuk hidup dibentuk
oleh-Mu. Amin.

67 | P a g e
18 - 24 Juli 2021

AKU PERCAYA MAKA AKU SIAP


(Mazmur 23:1-6)

Tujuan :
1. Pemuda mengikuti karakter Gembala Agung (yakin akan
pemeliharaan Tuhan dan siap menjadi saluran berkat
2. Pemuda sadar bahwa Tuhan memulihkan umatNya agar mereka
meneladani karakterNya selaku Gembala Agung

Seseorang yang mengaku percaya kepada Tuhan tapi


perbuatannya tidak sesuai dengan firman Tuhan sebenarnya adalah
pembohong. Apakah Saudara pernah menjumpai hal seperti ini?
Bagaimana perasaan Saudara? Ya, kemungkinan besar semua orang
tidak senang dengan hal ini. Tapi…pertanyaan selanjutnya, bagaimana
dengan diriku? Apakah kepercayaanku atau imanku kepada Tuhan telah
sesuai dengan perbuatanku? Atau apakah perbuatanku sudah
mencerminkan imanku? Ataukah…?
Melalui Mazmur 23 pemazmur (Daud) merefleksikan
pengalamannya berjalan bersama Tuhan. Refleksi itu digambarkan
melalui pengalaman yang pernah dikerjakan oleh Daud sebagai seorang
gembala; bagaimana ia sangat mencintai kawanan gembalaanya,
bahkan sampai rela mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan dan
keamanan gembalaannya (Lihat 1 Samuel 17:34-35). Demikianlah Daud
memiliki keyakinan yang kuat akan pertolongan, perlindungan dan kasih
sayang Tuhan, bahkan ketika ia berjalan di lembah kekelaman (dibayang-
bayangi oleh maut; seperti misalnya ketika berhadapan dengan Goliat
dan bagaimana ia hidup sebagai pengembara karena menjadi buronan
Saul). Dalam semua itu Tuhanlah yang tetap memenuhi kebutuhan Daud
(ay. 5a). Melalui berbagai pengalaman suka maupun susah itulah
karakter Daud ditempah dan dibentuk oleh Tuhan. Tuhan yang adalah
Gembala telah membentuk Daud menjadi ‘domba’ yang taat sekaligus
menjadikannya gembala bagi umat Israel yang layak dipercaya (Bdk.
Mazmur 78:72).
Rekan-rekan PPGT yang dikasih oleh Tuhan kita Yesus Kristus…
Pdt. Eka Darmaputera mengatakan Yesus adalah MODEL dan MODAL!
Apa maksudnya? Pertama, sebagai MODEL Yesus telah memberikan

68 | P a g e
teladan bagi pengikut-pengikut-Nya; TAAT! bahkan taat sampai mati
(Filipi 2:8). Kedua, sebagai MODAL Yesus menjaminkan penyertaan
senantiasa (terus menerus, tidak berkesudahan) sampai pada akhir
zaman (Matius 28:20). Untuk apa Ia menyertai kita? Untuk menjadikan
semua bangsa murid-Nya dengan mengajarkan mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Ia perintahkan! Jadi sampai di sini jelas bahwa
tugas semua murid Yesus Sang Gembala Agung adalah menjadi gembala
dan menggembalakan dengan penuh cinta kasih semua kawanan
domba-Nya. Dalam Markus 6:34 Yesus mengajarkan kepada murid-
murid-Nya belas kasihan kepada sesama manusia; Markus 6:56 Yesus
menyatakan kepedulian kepada orang-orang yang merindukan
pemulihan dari-Nya. Dalam Mukadimah Pngakuan Gereja Toraja
ditegaskan bahwa Allah berkenan menyatakan Kuasa, Kasih dan
Kehendak-Nya kepada dunia melalui Yesus Kristus. Penegasan ini
kemudian mengantar setiap orang percaya kepada pengakuan : “YESUS
KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURU SELAMAT” dan Pengakuan ini
jugalah yang mengantar setiap orang percaya untuk berani dan terus-
menerus (“tidak berkesudahan”) menyatakan Kasih, Kuasa dan
Kehendak Tuhan melalui seluruh sikap hidupnya. Itulah karakter yang
harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Karena sudah mengaku, maka
harus siap! Gimana, bisa kan???

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Saudara telah sungguh-sungguh mengalami Kasih Tuhan
dalam hidup Saudara?
2. Tanda bahwa seseorang telah mengalami Kasih Tuhan dalam
hidupnya adalah senantiasa mengasihi sesame terlebih Tuhan?
Apakah tanda itu ada dalam diri Saudara?

Doa:
Ya Allah Sang Sumber Kasih… Jadikanlah kami seperti pensil untuk
Engkau pakai menuliskan cinta kasih demi cinta kasih-Mu dalam seluruh
kehidupan yang Engkau karuniakan kepada kami. Amin!

69 | P a g e
25 - 31 Juli 2021 (SSA XXV Gereja Toraja)

AYOO, GENGS!18
(2 Raja-Raja 4:42-44)

Tujuan:
Pemuda menyadari keterbatasannya dan mengembangkan apa yang
ada padanya sambil terus bersandar pada ke -Mahakuasa-an Allah.

Ada begitu banyak cara orang menggambarkan perjalanan


kehidupan. Seperti anak tangga yang harus dijalani atau seperti jalan
yang panjang, dimana ada titik start (berangkat) dimana kita berdiri dan
siap melalangkahkan kaki dan kita tidak tahu dimana ujung jalan
tersebut. Di situ tersirat pesan bahwa kehidupan itu adalah sebuah
proses yang mesti dilalui. Kita tidak akan mungkin sampai di anak tangga
kesepuluh jika tidak melalui tangga ke satu sampai sembilan. Tetapi,
persoalan besar yang biasa muncul adalah perasaan ragu untuk
melangkah: apakah saya akan mampu? Bagaimana kalau saya gagal?
Masa pelayanan Elisa sebagai Nabi adalah masa-masa paceklik,
serupa dengan masa karorian19 yang pernah dialami oleh orang Toraja
(lihat ay. 38). Dan karena itu, kita bisa melihat bahwa kebutuhan akan
makanan menjadi persoalan penting. Tanda-tanda mujizat dari Allah
yang dilakukan Nabi Elisa sebelumnya membuat banyak orang
tercengang dan terus mengikut dia. Melipat-gandakan minyak seorang
janda yang tercekik hutang (ay. 1-7), membangkitkan anak perempuan
Sunem yang sudah mati (ay. 8-37), memberi makan rombongan nabi di
Gilgal ketika kelaparan melanda (ay. 38-41). Dalam bacaan disebutkan,
paling tidak ada 100 orang yang sedang bersama dengan dia dan
membutuhkan makanan, sementara mereka hanya memiliki dua puluh
roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong yang dibawa oleh
seseorang dari Baal-Salisa (ay. 42). Menurut ukuran manusia, itu tidak
akan cukup untuk dimakan 100 orang. Bagaimanakah aku dapat
menghidangkan ini di hadapan 100 orang? (ay. 43). Tetapi Nabi Elisa

18
Gengs, adalah istilah popular untuk anak muda yang kurang lebih berarti:
teman-teman dalam satu kelompok.
19
Karorian adalah masa yang sulit yang pernah dialami oleh orang Toraja:
kemarau panjang, makanan dan uang serta berbagai kebutuhan dasar sulit
didapatkan. Peristiwa ini diceritakan turun temurun terutama di kampung.
70 | P a g e
bersandar pada kuasa Allah dan firman-Nya, dan benar: orang makan
dan bahkan ada sisanya (bdk. Mark. 6:44; 8:20; Luk. 9:14 dan Yoh. 6:10).
Begitulah kenyataannya, Gengs! Jika kita bersandar sepenuhnya
kepada Dia, apalagi ketika mengangkat pelayanan kepada orang banyak
seturut dengan talenta yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita, maka
Tuhanlah yang akan memampukan kita. Sebagai seorang pemuda ketika
diberi tanggungjawab pelayanan, keragu-raguan selalu muncul. Lalu
ketika keraguan datang, apa yang harus dilakukan? Menolak?
Menghindar? Atau melihatnya seperti anak tangga yang harus dijalani?
Saat ini Gereja Toraja, sedang melaksanakan Sidang Sinode Am yang ke
XXV, di mana sebuah pendekatan yang disebut Appresiative Inquiry (AI)
sedang dikembangkan. Melalui pendekatan dan paham ini kita diajak
untuk melihat dan memaksimalkan apa yang ada yang sudah Tuhan
sediakan, bukan selalu melihat apa yang tidak ada atau tidak dimiliki atau
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Ada keyakinan dan
pengharapan di balik pelayanan-pelayanan yang kita lakukan bahwa
Tuhanlah yang akan menyempurnakan (Pengakuan Gereja Toraja Bab
VI butir 4). Justru di dalam keterbatasan kita itulah kuasa Allah yang
Maha-Tak-Terbatas menjadi nyata. Mari melayani untuk kemuliaan Allah.
Soli deo gloria.

Pertanyaan Reflektif:
Apakah saya (dan kita semua) sudah bersandar pada Allah dalam
mengangkat setiap tanggungjawab yang diberikan kepada kita?

Doa:
Tuhan, kami bersyukur telah mendengar dan merenungkan firman-Mu
ini. Sungguh Engkau Maha-Tak-Terbatas, dimana kuasa-Mu yang akan
memampukan kami yang terbatas ini. Kami mau bersandar sepenuhnya
hanya kepada-Mu. Amin.

71 | P a g e
01 - 07 Agustus 2021

BERSATU UNTUK MAJU


(Efesus 4:1-16)

Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa potensi mereka adalah roti sorgawi untuk
mengutuhkan dan memenuhi kebutuhan semua.

Berbeda tetapi satu. Inilah yang selalu tergambar dalam kegiatan


persekutuan PPGT. kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
Keluarga, pendidikan, pekerjaan dan beberapa hal lainnya
membedakan, namun kita tetap satu dalam satu persekutuan sebagai
tubuh Kristus. Tentu saja perbedaan yang ada seringkali bisa
memunculkan perpecahan atau perselisihan, jika perbedaan itu tidak
dikelola dengan baik.
Rasul Paulus memberi nasihat kepada Jemaat di Efesus yang
sedang mengalami ancaman perpecahan itu akibat pengkotak-kotakan
yang ada. Paulus mengingatkan supaya mereka hidup sebagai orang-
orang yang telah dipanggil. Bagaimana hidup sebagai orang yang
dipanggil? Pertama, selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar (ay. 2).
Kedua, berusaha memelihara kesatuan Roh, yaitu kesatuan tubuh Yesus
dalam ikatan damai sejahtera (ay. 4-6). Ketiga, menggunakan kasih
karunia yang telah diberikan kepada masing-masing yang bermanfaat
bagi pertumbuhan dan perkembangan jemaat (ay. 7-16). Perbedaan
potensi yang dimiliki tidak menjadi kendala tetapi justru disyukuri
sebagai karunia Allah. Potensi itu haruslah digunakan sebagai
pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian maka, persekutuan
tersebut dapat dikategorikan sebagai persekutuan baru Umat Allah.
Persekutuan baru ini adalah Tubuh Kristus, kelurga Allah, dengan Kristus
sebagai Kepala. Karena itu persekutuan ini hidup dalam satu
persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan ras,
bangsa, suku dan lapisan-lapisan sosial. Roh Kudus yang tinggal di
dalamnya membagi-bagikan dari kepelbagaian karunia kepada masing-
masing anggota untuk pembangunan tubuh Kristus. (Pengakuan Gereja
Toraja Bab VI butir 4).
PPGT juga bagian dari orang yang telah dipanggil dari dalam
kegelapan masuk ke dalam terangNya yang ajaib. Oleh sebab itu,

72 | P a g e
hendaknya PPGT hidup berpadanan dengan panggilan kita yaitu dengan
kerendahan hati, lemah lembut dan kesabaran. Sikap rendah hati itu
ditandai dengan kebiasaan menganggap orang lain lebih utama dari diri
sendiri. Karena itu ketika memiliki potensi tidak boleh angkuh atau
memandang orang lain lebih rendah. Percayalah bahwa potensi yang
kita miliki itu, sangat memungkinkan untuk dipakai membangun
persekutuan ini. Misalnya talenta bermain musik, bernyanyi, punya
kemampuan memimpin organisasi dan berbagai talenta lainnya. Segala
karunia yang Tuhan berikan, hendaknya memancar keluar kepada
sesama dan lingkungan di sekitar kita. Sahabat muda, mari
memaksimalkan potensi kita untuk membangun persekutuan PPGT ini
dan terus merangkul sahabat muda lainnya untuk turut di dalamnya.
Sekalipun ada begitu banyak perbedaan tetapi mari bersatu untuk maju
sehingga bersama-sama berakar dan berbuah di dalam Kristus. Amin.

Pertanyaan Reflektif
Sudahkah saya menggunakan potensi saya untuk membangun
persekutuan ini?

Doa:
Tuhan, terimakasih atas potensi yang engkau karuniakan kepadaku.
Mampukan aku untuk menggunakan potensi itu dengan baik bagi
kemuliaanmu dan bagi keutuhan persekutuan ini. Amin.

73 | P a g e
08 - 14 Agustus 2021

ROTI = HIDUP
(Yohanes 6:41-51)

Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kehidupannya
harus digunakan untuk membag ikan Roti Hidup kepada yang lain.

Salam Kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kalau kita berbicara
soal makanan, tentu sahabat muda tahu ada dua jenis makanan yang
lazim, yaitu makanan jasmani dan makanan rohani. Namun kita nggak
usah malu untuk mengaku bahwa sebenarnya yang paling sering kita cari
adalah makanan Jasmani. Karena makanan jasmani itu mengenyangkan
kita serta menguatkan kita dalam menjalani aktifitas kehidupan kita,
betul to???. Kalau makanan rohani??? Sepertinya tidak semua orang
menginginkan dan merindukannya ya? mengapa demikian? Mungkin
saja karena makanan rohani nggak bikin kenyang perut, Guys.. Atau
mungkin karena tidak semua orang sadar apa arti di balik makanan
Rohani itu ya? Hmmm….
Kali ini firman Tuhan membahas tentang bagaimana orang Yahudi
bersungut-sungat karena perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia
adalah Roti Hidup. Mereka bersungut karena bagi mereka Yesus hanya
seorang biasa yang berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana
(ay. 41-42). Karena itu, Yesus menegaskan kepada mereka untuk tidak
bersungut-sungut dan memberi tahu apa dimaksudkan dengan Roti
Hidup ini. Yesus menjelaskan bahwa Roti Hidup ialah seseorang yang
akan memberikan kehidupan yang kekal. Karena itu Roti hidup yang
dimaksudkan yaitu Yesus Kristus itu sendiri yang kepadanya Allah
berkenan untuk menyatakan karya penyelamatannya (ay. 43-48).
Nah, Sahabat muda, Siapapun yang hidup dalam kehendak Sang
Bapa atau hidup dalam kedaulatan Allah akan terhitung sebagai “yang
akan mempunyai hidup kekal” (ay. 47). Hal ini ditegaskan Yesus, sebab
tidak ada seorang pun yang telah melihat Allah secara langsung. Hanya
Yesus yang tahu bagiamana Allah itu dan bagaiamna Allah berkarya bagi
umat-Nya. Seba itu, Yesus menjamin kebenaran tentang karya Allah
dalam diriNya, dengan proklamasi bahwa: Akulah Roti Hidup (Ay. 51).
Umat Allah dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1; Allah
telah memilih dan menetapkan Gereja-Nya sebagai persekutuan orang-
74 | P a g e
orang percaya milik kepunyaan-Nya, dan Ia pun mengadakan suatu
perjanjian dengan umat-Nya berdasarkan kasih setia-Nya. Jadi kita ini
adalah umat kepunyaan-Nya. Kita adalah generasi muda yang
seharusnya hidup kita berkenan dihadapan-Nya. Dengan demikian, kita
semua adalah orang yang disebut sebagai “manusia baru” yang tidak
lagi dikuasai dosa ataupun maut tetapi mewarisi hidup yang kekal.
Sahabat muda yang terkasih, makanan Jasmani memang penting
tetapi yang lebih penting dari semuanya itu ialah bagaimana kita
senantiasa mendahulukan makanan rohani dalam kehidupan kita,
seperti dalam firman-Nya bahwa: “Manusia hidup bukan hanya dari roti
saja, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Mat.
4:4). Maka makanan Jasmani dan rohani harus seimbang, sebagai anak
muda Kristen kedua hal ini harus ada dalam diri kita, dan kita pun bisa
menjadi roti-roti kecil yang mampu memberikan kehidupan bagi sesama
kita lewat tutur kata dan perbuatan kita dan tentunya karena kuasa Allah
melalui Roh Kudus yang berkarya dan memampukan kita. Jangan hanya
doyan kepada makanan jasmani, Guys. Makanan rohani yakni Roti Hidup
yaitu firman Tuhan (Yesus Kristus sendiri) amat sangat penting loh.
Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Yesus adalah roti hidup, apakah saya sudah membagikan-Nya bagi
sesama?

Doa:
Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat diriku berharga. Firmanmu
kiranya senantiasa mengajarkan kami menghargaiMu. Tolonglah kami
untuk membagikan roti hidup lewat Firman yang kami beritakan,
terlebih melalui sikap, tutur kata dan perbuatan. Amin.

75 | P a g e
15 - 21 Agustus 2021

MAKANAN YANG MEMERDEKAKAN!!!


(Yohanes 6:52-59)

Tujuan:
Pemuda mengerti maksud perkataan Yesus sebagai “Roti Hidup,” dan
mensyukuri kemerdekaan dari dosa dan penjajahan.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “makan itu untuk hidup”.


Ungkapan ini dapat dipahami sebagai sebuah pernyataan bahwa
makanan sangat itu penting bagi kehidupan kita. Kalau kita hidup tanpa
makanan, maka kita bisa kurang semangat, sakit, kelaparan bahkan bisa
berujung pada kematian. Karena itu, makanan menjadi sangat penting.
Pembacaan kita sendiri hari ini berkisah soal Yesus Kristus
menganalogikan dirinya sebagai makanan dan darah-Nya adalah sebuah
minuman. Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai suatu makanan
yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya, demikian pula
dengan darah-Nya adalah sebuah minuman yang penting bagi orang
percaya (ay. 51). Kata-kata ini disampaikan kepada orang banyak yang
berkumpul diseberang laut dimana Yesus ada saat itu (ay. 25).
Percakapan terjadi ketika Yesus menyatakan diri sebagai Roti Hidup
yang akan memberikan dagingnya untuk dunia (ay. 51). Yesus
menyatakan ini, bukan karena menganggap orang banyak yang
mengikut-Nya (termasuk orang-orang Yahudi yang berdebat di ayat25)
sebagai kanibal. Namun Yesus mau menjelaskan tentang penyatuan diri-
Nya dengan semua orang yang percya Pada-Nya agar orang pada saat
itu tidak mengalami krisis kepercayaan. Yesus memberi penjelasan ini
agar kelak, setelah Yesus mati dan bangkit, orang kemudian memahami
bahwa selalu ada penyatuan lewat Roti yang melambangkan tubuh
Yesus dan anggur yang adalah lambang dari darah Yesus dalam
peristiwa penebusan manusia.
Yesus tidak menghendaki kita lemah, tak berdaya bahkan mati
rohani. Oleh sebab itu dalam ayat 54, Dia menjelaskan barangsiapa yang
menyatu dengan Yesus lewat roti dan anggur akan menerima hidup
kekal. Tidak hanya sampai disit, dalam ayat 56 ditegaskan tentang
penyatuan yang total antara kita dam Kristus, dimana Dia tinggal di
dalam kita dan kita tinggal di dalam Dia. Bahkan di ayat 57 dikatakan kita
akan hidup oleh Dia. Penjelasan ini lebih Nampak lagi dalam peristiwa
76 | P a g e
perjamuan terakhir – Lukas 22:14-23 (yang dirayakan gereja melalui
Sakramen Perjamuan Kudus). Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 5
sendiri menjelaskan bahwa “Yesus Kristus telah menanggung kutuk
murka Allah atas dosa kita melalui penderitaan-Nya sampai mati di
kayu salib dan bahkan turun ke dalam kerajaan maut.” Jadi dengan
pernyatan dalam perikop ini, maka Yesus Kristus telah menyerahkan
tubuh-Nya dan darah-Nya menjadi makanan dan minuman yang
memerdekakan umatNya dari dosa.
Minggu ini kita memperingati kemerdekaan Republik Indonesia
yang ke-76 tahun, yakni lepasnya kita dari penjajahan & merdeka untuk
berkarya secara benar bagi Bangsa-Negara. Maka melalui pembacaan
kitapun, Yesus menjelaskan bahwa Ia telah memerdekan kita lewat
kematian dan kebangkitan-Nya. Tugas kita menerima hal itu dengan
benar dengan terus menjaga penyatuan kita bersama Yesus Kristus
lewat makanan dan minuman yang Ia berikan yakni tubuh dandarah-
Nya. Jika kemerdekaan dari penjajahan membuat bangsa dan Negara
sangat berarti, maka terlebih lagi kemerdekaan dari dosa. Syukurilah
dan imanilah itu, Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang sering menghambat kita untuk menikmati makanan yang
diberikan Tuhan Yesus?
2. Apakah kita telah meyakini bahwa Kristus adalah makanan rohani
yang memerdekakan dari dosa ?

Doa:
Kami bersyukur sebab Tuhan sungguh mengasihi kami sedemikian rupa.
Engkau mengaruniakan kemerdekaan bagi bangsa dan Negara kami,
bahkan engkau memerdekakan kami dari dosa melalui tubuh dan
darahMu. Ajarlah kami menikmati anugerahMu secara
bertanggungjawab, Amin!

77 | P a g e
22 - 28 Agustus 2021

ALLAH YANG CEMBURU


(Yosua 24:14-24)

Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa Allah itu Mahacemburu, sebab itu
kesetiaan kepada perjanjian denganNya adalah hal yang harus dijaga
dengan baik.

Shalom…
Sahabat muda, banyak orang cenderung lari dari perjanjian yang
telah ia ikrarkan. Karena ketidak-setiaan pada janji, maka sehingga
dibuatlah berbagai cara untuk mengikat perjanjian itu, misalnya dengan
materai, dengan saksi dan ancaman hukuman. Seringnya sesorang
ingkar akan perjanjiannya, memaksa kekuatan hukum digunakan untuk
mengikat perjanjian itu. Perjanjian itu berat dan memang memerlukan
pengorbanan. Ketika orang tidak lagi mampu berkorban untuk sebuah
perjanjiannya, maka ia akan ingkar alias tidak setia. Ketidak-setiaan
memunculkan kecemburuan, dan sifat cemburu bukan hanya dimiliki
manusia melainkan juga dimilki oleh Tuhan.
Yosua yang adalah pelayan Tuhan yang setia melihat
kecenderungan bangsa Israel untuk lari dari janji kesetiaanya (ay. 14-15).
Karena itu, Yosua kembali mengingatkan kepada mereka tentang janji
Tuhan dan janji bangsa Israel. Yosua mengikat janji setia itu dengan
memperlihatkan kemurkaan Allah kepada mereka yang tidak setia (ay.
20). Dalam penggambaran ini, Allah digambarkan sebagai Tuhan yang
cemburu kepada mereka yang tidak setia. Kecemburuan Allah sangat
berdasar karena umat-Nya yang tidak setia. Oleh karena itu, melalui
Yosua Allah kembali menekankan akan janji Tuhan yang menuntut
bangsa Israel agar setia kepada Allah. Janji itupula tidak hanya diikrarkan
sepihak atau hanya dari Tuhan. Yosua yang telah dikaruniai Roh Tuhan
(yang sebelumnya diberikan kepada Musa) menceritakan kemurkaan
Allah kepada bangsa Israel apabila mereka tidak setia. Yosua
menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang cemburu yang membalaskan
kesalahan kepada mereka yang tidak setia sampai kepada keturunan
ketiga dan keempatnya.20 Yosua lalu mengambil batu sebagai tanda

20
Bnd. Keluaran 20:5
78 | P a g e
perjanjian bangsa Israel dengan Tuhan. Kesetiaan Allah atas janji-Nya
kita bisa lihat dengan berbagai penggenapan-Nya. Mulai dari
penggenapan atas tanah yang dijanjikan sampai pada penggenapan
Juru Selamat dalam Kristus Yesus. Semua itu adalah bukti kasih setia
Allah kepada manusia tidak ada putusnya. Akan tetapi sebagaimana
Bangsa Israel, menjadi persoalan bagi kita manusia adalah justru kitalah
yang sering ingkar atas janji setia kepada Tuhan.
Rekan pemuda yang dikasihi Tuhan,
Sebagai pemuda yang masih sering plin-plan (tidak konsisten dan
mudah berubah pikiran) dalam menentukan sikap. Firman Tuhan
berbicara kepada kita kali ini tentang kesetiaan dan kecemburuan Allah
kepada dunia ini. Ada banyak pemuda yang ketika berhadapan pada
cobaan dunia terlalu gampang untuk lari dari hadapan Tuhan dan
mengingkari akan janji setia kepada Allah. Rekan pemuda harus tahu
bahwa Allah yang penuh dengan kasih setia itu juga adalah Allah yang
cemburu. Jadi hati-hatilah dengan janji setia kepada Allah. Firman Tuhan
yang berbicara kepada kita saat ini, juga mengajarkan kepada kita untuk
mempunyai pendirian yang tak tergoyahkan oleh apapun juga. Karakter
yang yang dibangun oleh pendirian teguh juga menjadi penilaian orang
kepada kita, apa lagi kita yang sedang mencari pekerjaan atau mencari
pasangan hidup. Kesetian terhadap janji adalah kemutlakan. Tidak ada
instansi atau perusahaan yang mau mempekerjakan orang yang tidak
setia terhadap janinya untuk bekerja dengan giat dan menjaga
kerahasiaan perusahaan. Begitupula kepada kita yang sedang mencari
pasangan, tidak ada seorangpun yang akan menerima kita jika mereka
mengetahu bahwa kita tidak akan setia terhadap janjinya. Kita saja
manusia bisa sangat marah kepada orang yag tidak setia kepada
janjinya, apa lagi Tuhan. Oleh sebab itu Yosua memperlihatkan kembali
akan kecemburuan Allah kepada mereka yang tidak setia, bahkan Allah
akan menghukum mereka yang tidak setia. Kecemburuan Allah adalah
hal yang sangat prinsip, karena Dialah segala sumber kehidupan kita.21
Oleh sebabnya kita dituntut untuk setia kepada Dia Sang pemberi hidup.
Tuhan menolong kita semua agar dimampukan untuk setia kepada-Nya,
dan mintalah pertolongan Roh Kudus dalam segala hal. Amin

21
Bnd. Pengakuan Gereja Toraja Bab I Butir 2
79 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
Dalam hal apa kita masih saja tidak setia kepada Allah?

Doa:
Tuhan yang Mahacemburu. Ampunilah ketidak-setiaan kami dan
layakkanlah kami menikmati hidup dalam janji setiaMu. Amin!

80 | P a g e
29 Agustus – 04 September 2021

NAFAS ORANG BERIMAN ADALAH “MENGINGAT” (?)


(Ulangan 4:1-10)

Tujuan:
Pemuda membudayakan untuk mengingat dan menceritakan segala
hal tentang kuasa Allah.

Elie Wiesel (1928-2016), seorang eks-tahanan kamp konsentrasi


Nazi Jerman pada Perang Dunia II, pernah mengatakan bahwa ingatan
adalah sebuah berkat. Ia merekatkan kita dengan sesama manusia. Ia
bahkan pesimis dengan dunia tanpa ingatan. Singkatnya, ingatan
merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Ia bahkan seperti
nafas bagi manusia. Demikian juga dengan ketaatan kepada Allah.
Keberimanan kepada Allah membutuhkan ingatan. Hal ini ditampakkan
di dalam Kitab Ulangan yang memuat khotbah-khotbah terakhir Musa
sebelum meninggal dan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan.
Musa hendak memastikan bahwa umat Israel tidak melupakan
seluruh yang telah dilakukan Allah sekaligus tetap taat dan menjaga
perintah Allah. Hukum yang telah diberikan Allah hendaknya tidak
dikurangi atau ditambahkan. Perilaku semacam inilah yang dilakukan
juga oleh ahli-ahli Taurat pada zaman Yesus (bnd. Mat.23:1-4). Ayat 1-4
menandaskan bahwa ketaatan terhadap hukum Allah menata
kehidupan orang Israel. Selain itu, hukum ini dapat membuat umat Israel
bertumbuh secara moral dan spiritual (ay. 5-8). Bahkan, bangsa-bangsa
lain akan melihat bahwa tidak ada Allah yang seintim dan sedekat
dengan umat-Nya (ay. 7). Hukum Allah juga menolong umat untuk
berhadapan dosa dan potensinya (ay. 8). Untuk kita sekarang tentu saja
hukum-hukum tersebut tidak berlaku secara gamblang kepada kita saat
ini, namun prinsip bahwa hukum Allah menata kehidupan masih dapat
diberlakukan (Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 2). Pesan Musa
untuk terus mengajarkan tentang Allah juga hendak memastikan bahwa
umat tidak melupakan semua perbuatan Allah dan mendorong agar
orang tua terus mengajarkannnya kepada generasi muda.
Ayat 9-10 menjelaskan bahwa setiap orang harus menceritakan
(let them know) tindakan-tindakan Allah yang telah mereka saksikan
kepada anak-cucunya agar mereka tidak melupakannya, sebab ketika
mereka melupakan pengajaran tentang Tuhan, maka Tuhanpun akan
81 | P a g e
melupakan mereka (Hos. 4:6). Jadi menceritakan tidak melulu soal
mengucapkan, tetapi membuat yang lain mengetahuinya dan
mengingatnya. Dengan demikian, kehidupan kita yang terus melakukan
perintah Allah dapat menjadi cara agar orang lain mengetahui dan ikut
mencontohnya. Ia harus dituturkan dan dilakukan agar hukumnya terus
terpelihara dan kehidupan kita tertata dan terawat dengan baik. Melalui
bacaan ini, sahahat pemuda diajak untuk terus merawat ingatan tentang
Allah dengan menceritakan tindakan-tindakan besar Allah kepada
sesama. Sebab, dengan mengingat, terus menceritakan tentang-Nya,
dan memelihara hukum-Nya, maka nafas kepercayaan kita kepada Allah
terus terhembus.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apa saja yang sahabat sekalian ingat tentang kebaikan Allah?
2. Bagaimana sahabat sekalian merawat ingatan tersebut?

Doa:
Ya Allah yang terus memelihara kami, mampukanlah kami untuk terus
merawat dan menceritakan tindakan-tindakan-Mu yang kami alami.
Amin.

82 | P a g e
05 - 11 September 2021

ANTI-BULLYING
(Amsal 22:22-29)

Tujuan:
Pemuda berjuang menjaga keadilan sosial demi keutuhan relasi
ciptaan

“Kalau kamu memiliki mimpi, berjuanglah untuk mimpi tersebut.... Ini juga
bukan tentang berapa kali kamu ditolak, gagal, atau terjerembab. Tapi ini
tentang berapa kali kamu bisa berdiri lagi, dan kembali memberanikan diri
untuk terus bertahan.”
Kata-kata di atas pernah diucapkan oleh Stefani Joanne Angelina
Germanotta alias Lady Gaga. Rupanya dia memiliki masa lalu yang kurang
baik. Dia pernah di bully semasa sekolah dan kuliah. Bentuk hidung yang
besar menjadi bahan tertawaan, bahkan dia pernah diejek bahwa
“Stefani Germanotta, kamu tidak akan pernah terkenal.” Namun dia
berhasil membuktikan tekadnya dengan memenangkan Piala Oscar 2019
untuk kategori original song (walalupun pada akhirnya banyak catatan
baik buruk tentang orang ini).
Melalui catatan hikmat di kitab Amsal 22, Tuhan mengingatkan
betapa jahatnya perlakuan kasar terhadap orang yang lemah. Dosa itu
sendiri, yaitu merampasi orang lemah dan menjadikan mereka semakin
lemah, mengambil harta orang yang hanya memiliki sedikit saja dan
tidak menyisakan apa pun bagi mereka. Jika merampas adalah
perbuatan yang jahat, siapa pun korbannya, maka perbuatan yang
paling jahat ialah merampasi orang lemah, yang seharusnya menerima
pertolongan. Sangat tidak manusiawi jika memeras mereka dengan
mempergunakan kekuasaan, padahal seharusnya setiap orang
mengucurkan kemurahan hati kepada mereka (ay. 22-23).
Juga merupakan kejahatan kemanusiaan bila menginjak-injak
orang yang berkesusahan, sehingga mereka semakin bertambah susah.
Pada sudut yang lain, keadilan semakin menghilang bila menghukum
orang yang lemah, miskin dan tertindas. Artinya hukum malah berpihak
kepada orang-orang yang merampok mereka. Ini sama saja hukum dan
keadilan merampok dan merampas hidup mereka. Jika seseorang ada
pada posisi sebagai pemilik kekuasaan dan harta, tentu dia masih dapat

83 | P a g e
membela dirinya jika ada pihak yang ingin mencelakainya, namun tidak
demikian dengan orang lemah, miskin, mereka tidak punya tidak bisa
membela diri mereka dihadapan hukum yang timpang.
Namun, bahaya dari dosa ini ialah ternyata orang yang ditindas
akan mendapatkan perlindungan dari Allah (ay. 23). Dia akan membela
perkara mereka, dan tidak membiarkan mereka ditindas serta diinjak-
injak. Jika tidak ada orang yang tampil untuk membela mereka, maka
Allahlah yang akan melakukannya. Para penindas akan mendapatkan
pembalasan yang adil dari-Nya. Dia akan membalas mereka, dan akan
mengambil nyawa orang yang merampasi mereka. Dia akan membalas
mereka dengan penghukuman rohani, dengan mengutuk jiwa mereka.
Barangsiapa merampasi orang lemah pada akhirnya akan
membinasakan dirinya sendiri.
Perlakuan hukum yang tidak adil, kekerasan terhadap yang lemah
serta miskin adalah tindakan yang melukai hati nurani kita sebagai
manusia, yang beradab dan beradat. Sebagai pemuda, kita diajak untuk
menyatakan keadilan dan perlindungan bagi mereka yang lemah,
terintimidasi, mereka yang berbeda dan di bullying, baik secara fisik,
kata-kata ataupun psikologi.22 Keadan hidup yang lebih baik dari segi
ekonomi, fisik jangan menjadi kekuatan untuk menekan orang lain, yang
hidupnya tidak sebaik kita. perlakuan yang buruk kepada orang lain
hanya akan membuat TUHAN murka, sebab memperlakukan mereka
dengan baik sema dengan melayani Allah, sebaliknya jahat terhadap
meraka berarti jahat kepada Allah (Mat. 25:35-46).23 TUHAN sendiri
melalui kematian Yesus Kristus di salib, telah membaharui relasi antara
kita dengan Allah. Allah yang Mahakuasa dan adil tidak untuk selama
menghukum, tapi Dia berkenan mengangkat kita yang lemah agar
menjadi kuat dan berdaya, untuk juga mengangkat dan memberdayakan
yang lain juga.24

22
Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 2
23
Pengakuan Gereja Toraja Bab III butir 2
24
Pengakuan Gereja Toraja Bab IV, dan Bab VI butir 4
84 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Bagaimana seharusnya kita menjalin relasi dengan semua orang
tanpa membedakan status social, agama, ras dan fisik?
2. Mengapa TUHAN menghendaki agar kita menjaga relasi yang baik
dengan semua orang bahkan kepada semua ciptaan

Doa:
Bapa yang Mahakasih tolonglah kami agar memiliki hati untuk melayani
semua orang walau berbeda latar belakang. Tolonglah kami agar tetap
berlaku adil serta menolong mereka yang lemah, terintimasi bahkan
yang jauhi oleh orang lain.Tolonglah kami agar menjaga kasih yang
TUHAN telah berikan kepada kami. Amin.

85 | P a g e
12 - 18 September 2021

MENURUTMU?
(Markus 8:27-30)

Tujuan:
Pemuda termotivasi untuk mengenal dan mencintai Yesus secara lebih
intim.

Ada ungkapan, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak
cinta. Ya benar, tidak mungkin kita mau mencintai seseorang atau
sesuatu jika kita tidak menyayanginya terlebih dahulu. Dan bagaimana
kita bisa menyayangi kalau kita tidak saling menganal? Artinya,
mengenal itu sangat penting. Tentu, ‘kenal’ yang menimbulkan
perasaan cinta bukanlah sebatas berkenalan, tetapi sebuah situasi
mengenal yang merasuk sampai ke lubuk hati yang paling dalam. Dan
ketika kita sudah mengenal dan mencintai, akan sangat mempengaruhi
cara kita mengungkapkan perasaan kita kepada yang kita cintai,
terutama melalui kata-kata. Betul to???
Menarik merenungkan bagaimana Tuhan Yesus bertanya kepada
Para Rasul dengan maksud untuk melihat siapakah Yesus menurut dua
sudut pandang, yakni apa kata orang dan apa kata para murid sendiri
(ay. 27; 29). Dan kita mendapatkan jawaban 3 jawaban menurut orang
banyak. Pertama ada yang bilang Yesus adalah Yohanes Pembaptis,
kedua ada juga yang bilang Elia dan ketiga salah satu dari para nabi (ay.
28). Tentu saja tidak ada satupun dari jawaban orang banyak tersebut
yang tepat, karena Tuhan Yesus bukan salah satu dari ketiganya. Hal ini
bisa kita maklumi karena ‘orang banyak’ belum mengenal Yesus secara
lebih dalam, sehingga mereka mengungkapkan dengan mulutnya
tentang siapa Yesus dengan menerka/menduga-duga setelah melihat
apa yang dikerjakan-Nya. Lalu Tuhan Yesus bertanya lagi, menurut kamu,
siapa Aku ini? Pertanyaan kedua ini ditujukan kepada orang-orang yang
paling dekat dengan Yesus, yaitu Para Rasul. Jawaban Petrus, yang
mungkin mewakili Para Rasul yang lain, merupakan ungkapan perasaan
yang tidak hanya berdasarkan pengetahuan saja, tetapi merupakan
sebuah ungkapan cinta dan harapan kepada Tuhan Yesus: “Engkau
adalah Mesias!”

86 | P a g e
Dalam tradisi Israel, Mesias artinya ‘Yang Diurapi’ untuk
melakukan pekerjaan penyematan dan pemulihan Kerajaan Israel yang
dihancurkan bangsa lain. Dalam situasi itu, lahirlah ‘pengharapan
mesianik’, yaitu keyakinan bahwa suatu saat nanti akan datang ‘yang
diurapi’ oleh Tuhan untuk memulihkan dan menegakkan Kerajaan Israel.
Sekalipun jawaban Rasul Petrus mungkin dipengaruhi oleh paham ini,
tetapi setidaknya Petrus telah melihat adanya kuasa Allah yang bekerja
di dalam diri Tuhan Yesus. Dalam perjalanan waktu ke depannya, setelah
melalui begitu banyak hal (sengsara, kematian dan kebangkitan),
jawaban Rasul Petrus tersebut menemukan bentuknya dalam teologi
Kristen: “Yesus adalah Mesias, Sang Juruselamat yang menyelematkan
ciptaan dari kebinasaan karena dosa” (Pengakuan Gereja Toraja Bab IV).
Pengakuan Rasul Petrus yang berbeda dengan orang banyak
tentu disebabkan oleh kebersamaan dan kedekatan dengan Tuhan
Yesus. Bagaimana dengan kita sebagai PPGT? Sejauh mana kedekatan
kita dengan Tuhan Yesus dan sejauh mana kita mengenal Dia? Jika Tuhan
Yesus bertanya secara langsung kepada kita – menurut kamu, siapakah
Aku ini? – apa jawaban kita? Tentu kita tidak akan memberikan jawaban
melalui perkataan orang lain, misalnya, kata orang tua saya Yesus
adalah... Kata guru agama, Yesus adalah... Kata Pendeta, kata Majelis
Gereja, dan lain sebagainya. Karena yang Tuhan mau, menurut kamu,
bukan menurut mereka. Artinya apa? Seperti Tuhan Yesus kehendaki
supaya Para Rasul semakin mengenal Dia, maka demikianlah Tuhan
Yesus menghendaki supaya kita juga semakin mengenal Dia. Hendaklah
kita menjadikan seluruh aspek dari kehidupan kita sebagai proses untuk
semakin mengenal Yesus sehingga kita sendiri bisa bersaksi tentang
siapa Yesus. Mari semakin mengenal, mencintai dan mengasihi Kristus
sebagaimana Ia mengenal, mencintai dan mengasihi kita. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
Menurut kamu siapakah Yesus itu? Apakah kamu sudah mengenal Dia
secara pribadi?

Doa:
Tuhan, Firman-Mu telah masuk ke dalam telinga dan hati kami. Biarlah
kami tersentak dan tergerak untuk semakin mengenal Engkau, yang
adalah Mesias atas seluruh ciptaan dan kehidupan di muka bumi ini.
Kami mengasihiMu sebagaimana Engkau mengasihi kami. Amin.

87 | P a g e
19 - 25 September 2021

ISTERI YANG ‘WAW’


(Amsal 31:10-31)
Tujuan :
Pemuda mengimani bahwa rumah tangga adalah anugerah Tuhan,
karena itu perlu persiapan untuk menjadi seorang istri/suami

Sahabat muda, tanggal 3 September 2017 lalu telah dijadikan


sebagai Hari Patah Hati Nasional oleh sejumlah netizen ataupun fans dari
seorang artis dan penyanyi yang bernama Raisa. Sebuah portal berita
Brilio.net merilis sebuah berita yang menjelaskan peristiwa tersebut
bahwa para fans dari Raisa patah hati tatkala Raisa diumumkan akan
menikah dengan Hamish Daud. Mungkin fans Raisa merasa bahwa
dengan menikahnya Raisa maka ia akan fokus mengurus keluarga dan
tidak banyak waktu lagi untuk berinteraksi dengan para penggemarnya.
Mungkin juga dengan kekaguman yang luar biasa terhadap Raisa, ada
yang bertanya bahwa siapakah yang akan mendapatkan atau menikahi
sosok wanita cantik seperti Raisa? Apakah dengan kecantikan Raisa
dengan dilengkapi berbagai talenta yang ada pada dirinya itu dapat
dikategorikan ‘Isteri yang Waw?’ Atau dalam bahasa Amsal ‘Isteri yang
Cakap”?
Saudara, mari kita cek bacaan kita hari ini. Pembacaan kita dalam
ayat 10 menjelaskan bahwa isteri yang cakap siapakah akan
mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Di sini penulis
kitab Amsal menjelaskan bahwa isteri yang cakap itu begitu ideal dan
menjadi impian banyak pria. Mungkin ada sahabat muda yang sudah
menentukan kriteria wanita yang akan menjadi pendampingnya kelak?
Apakah sekadar cantik dan bertalenta? Mari kita cek pembacaan kita.
Teks ini tidak menjelaskan soal kecantikan secara fisik. Rupanya dalam
pembacaan kita dijelaskan betapa berharganya isteri yang cakap itu.
Sebab itu, penulis Amsal mempersonifikasikan atau menggambarkan
bahwa ia lebih berharga daripada permata. Pertanyaannya adalah
seperti apa sih ciri-ciri isteri yang cakap atau isteri yang Waw itu ?
Dalam ayat 12 dijelaskan bahwa “ia baik kepada suaminya dan
tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.” Dalam ayat 13 dijelaskan
bahwa “ia begitu rajin bekerja dengan tangannya sendiri” (bukan
dengan tangan Asisten Rumah Tangga). Dalam ayat 15 dijelaskan bahwa

88 | P a g e
“ia begitu tekun bangun lebih pagi untuk mempersiapkan makanan bagi
seisi rumahnya.” Hal ini mirip dengan ekspektasi/haarapan pria Toraja
pada umumnya bahwa perempuan yang ideal itu adalah “perempuan
yang bisa memasak”. Itulah sebabnya sangat viral pada jamannya
pertanyaan kepada para single “Den siamo raka to ma’nasummi?” Artinya
apakah sudah ada pendamping? Saking pentingnya peran seorang isteri
sebagai penolong yang dapat mempersiapkan makanan untuk seisi
rumahnya, sehingga istilah itu menjadi trend di kalangan masyarakat
Toraja zaman dulu bahkan sampai sekarang ini. Selain itu, dalam ayat 20
dijelaskan bahwa isteri yang cakap itu “suka membantu orang yang
tertindas dan orang miskin.”
Sahabat muda, jangan risih membicarakan persoalan ini.
Pernikahan adalah lembaga suci yang dikaruniakan Allah kepada
umatNya (Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 9). Setiap
pemuda/pemudi harus merencanakan dengan matang persoalan ini.
Oleh karena itu para calon ibu, perempuan muda Kristiani, belajarlah
untuk menjadi pribadi yang cakap supaya kelak dalam berkat Tuhan,
Anda akan menjadi isteri yang cakap pula. Persoalan ini, bagi umat
Kristiani adalah berat dan patut dipersiapkan dengan baik. Bukan hanya
ketika berkeluarga kelak lalu kita berusaha untuk menjadi cakap, tapi
juga dalam proses dan keadaan kita sebagai kaum muda, iman, karakter
dan perilaku kita perlu diasah sehingga nanti kita dapat menjadi isteri
atau suami yang Waw. Ayat 10 menjadi tanda Tanya yang serius. Ístri
yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya? Jawabannya adalah
tentu isteri yang waw itu akan dikaruniakan Tuhan, kepada setiap suami
yang waw pula di mata Tuhan. Mereka adalah para pria yang selalu
memahami bahwa peran seorang perempuan jika sudah berkeluarga itu
sangat penting, mulia dan tidak mudah. Oleh karena itu setiap pria yang
waw adalah mereka yang mampu menghargai dan menghormati kaum
wanita. Roh Kudus kiranya terus menuntun hidup kita, Amin.

Pertanyaan:
1. Apakah Anda sudah merencanakan pernikahan Anda?
2. Layakkah Anda disebut “Calon Istri atau Calon Suami yang Waw?”

Doa:
Tuhan, didiklah kami menjadi hambamu yang cakap, demi kemuliaanMu,
Amin!

89 | P a g e
26 September – 02 Oktober 2021

KAWAN ATAU LAWAN?


(Markus 9:38-41)

Tujuan:
Pemuda memahami bahwa dalam persekutuan, Yesuslah yang lebih
utama di atas semua kepentingan.

“Yang jahat semakin banyak dan kuat sementara yang baik


semakin sedikit dan lemah”. Itu sebuah perkataan yang tidak jarang
terdengar di berbagai tempat, tidak terkecuali di daerah yang mayoritas
orang beragama Kristen. Mengapa demikian? Ya, ini tentunya menjadi
tantangan besar bagi orang-orang yang mengaku Kristen, secara khusus
generasi muda Kristen. Karena itu, sangat penting untuk melihat akar
persoalan yang menjadi penyebabnya. Orang-orang yang berkelakuan
buruk (jahat) selalu hanya memikirkan dirinya sendiri. Walaupun mereka
tidak jarang bermusuhan demi kepentingan dan keuntungan pribadi,
namun tidak juga mereka berteman atau bersatu jika kepentingan atau
keuntungan yang mereka kejar sama. Jadi demi kepentingan atau
keuntungan bersama mereka selalu bersatu dan bersatu, mencari dan
mencari teman sebanyak-banyaknya, sehingga mereka semakin banyak
dan semakin kuat. Lalu, bagaimana dengan orang baik? Apakah mereka
juga selalu dan terus-menerus mencari teman dan membuat kelompok
mereka semakin besar untuk melawan kejahatan? (silahkan
direnungkan!).
Dalam teks pembacaan Markus 9:38-41 memberikan (salah
satunya) peringatan keras kepada orang-orang yang menganggap
dirinya baik dan benar. Menganggap atau merasa diri baik dan benar
belum tentu sepenuhnya begitu. Mengapa demikian? Murid-murid
Yesus yang merasa dan menganggap diri baik dan benar (ay. 38)
ternyata mendapat kritikan dari Yesus yang adalah Sumber Kebaikan
dan Kebenaran (ay. 39-40). Para murid sangat berfikir sempit dan
tertutup dalam memahami dan mengupayakan serta mencintai
kebenaran. Mereka merasa bahwa karena mereka bersama dengan
Yesus, maka hanya kelompok mereka yang benar karena Yesus hanya
bekerja dalam kelompok mereka. Mereka mencintai Yesus, namun pada
saat yang sama mereka mau mengendalikan dan membatasi pekerjaan

90 | P a g e
bahkan kuasa Yesus. Pada titik inilah Yesus kemudian “membongkar”
cara berpikir mereka yang sempit. Para murid tidak menyadari bahwa
kecintaan yang sempit kepada Yesus justru membuat mereka pada
dasarnya tidak lagi mengagungkan Yesus yang berkuasa atas seluruh
manusia. Sehingga tanpa sadar, sebenarnya, para murid bukan lagi
mencintai Yesus tetapi mencintai dan mengagungkan kelompok
mereka. Selain itu, persoalan lain yang juga tidak disadari oleh para
murid adalah: mereka enggan untuk membuka diri bekerja sama dengan
mereka (orang-orang) yang mengupakan kebaikan. Para murid menjadi
‘buta’ terhadap pentingnya memperkuat (memperbesar) kekuatan
melalui persatuan yang lebih besar. Bukankah Yesus adalah pemersatu
bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya (Bdk. Doa Yesus dalam Yoh.
17:20-21)?
Saudara-saudara, generasi muda gereja. Bagaimana dengan
kehidupan kita? Apakah dalam persekutuan kita sebagai pemuda Kristen
Yesus adalah yang utama? Ataukah kelompok (persekutuan) kita yang
lebih utama? Apakah kita adalah pemuja Yesus atau pemuja kelompok?
Bagaimana cara kita melihat orang-orang percaya dalam denominasi
yang lain (atau bahkan orang-orang yang mengupayakan kebaikan
bersama walaupun mereka beragama lain)?
Dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab VI tetang Umat Allah, Firman
Tuhan menjelaskan untuk bersama-sama dengan orang-orang percaya
untuk membangun persekutuan (bersekutu) dalam rangka menjadi
berkat bagi semua bangsa. Memang persekutuan itu mula-mula
dibangun dalam lingkup institusi Gereja Toraja, namun tidak berhenti
sampai di situ saja. Sebagaimana Yesus datang untuk dunia ini demikian
pula pengikut Yesus diutus untuk bergandengan tangan menjadi berkat
bagi dunia.

Pertanyaan Reflektif:
1. Maukah Saudara menjadi berkat bagi dunia?
2. Maukah Saudara bergandengan tangan dengan sesame
mengupayakan damai sejahtera bagi dunia untuk kemuliaan Tuhan?

Doa:
Ya Yesus Sang Sumber Kebaikan dan Kebenaran, ajarlah kami membuka
dan memperluas cakrawala berpikir kami agar kami dimungkinkan untuk
berpikir seperti Engkau. Amin.
91 | P a g e
03 - 09 Oktober 2021

COLLETERAL DAMAGE: KERUSAKAN SAMPINGAN


(Markus 10:1-16)

Tujuan:
Pemuda menyadari makna kehadirannya selaku penolong bagi sesama
dan alam semesta

Istilah Collateral Damage pertama kali digunakan sebagai


euphemisme atau ungkapan pelembut para politisi dan jenderal Amerika
Serikat di dalam Perang Vietnam ketika Amerika Serikat melakukan
pembantaian terhadap anak-anak dan wanita Vietnam. Dalam usaha
Amerika Serikat untuk menghentikan agresi Jepang, termasuk dalam
peristiwa bom nuklir Hiroshima-Nagasaki yang korbannya hampir
mencapai 250.000 jiwa, istilah collateral damage ini juga bisa digunakan.
Korban perang yang jumlahnya sangat banyak itu menjadi tidak berarti
demi tercapainya ambisi sebagai pemenang perang.
Perikop kali ini terdiri dari 2 bagian. Pertama ayat 1-12 Target orang
Farisi kali ini ialah menyerang Yesus tentang perceraian. Alasan mereka
adalah karena pada zaman Musa seorang suami dapat memberikan
surat cerai kepada istrinya (ay. 4). Yesus menegaskan bahwa hal itu
dilakukan oleh Musa oleh karena kekerasan hati mereka (Ego, ay. 5),
sebab Allah sendiri tidak menghendaki mereka untuk bercerai. Ikatan
yang telah diikat oleh Allah tida boleh dilepas begitu saja. Bagian kedua,
ayat 13-16 mengenai kepedulian orangtua kepada anak-anak mereka
sehingga mereka membawanya kepada Kristus untuk dijamah.
Sementara murid-murid-Nya menghalangi orang tua dan anak-anak itu
datang kepada-Nya. Namun Kristus marah kepada mereka dan
menekankan kepada mereka agar memiliki jiwa seperti anak kecil oleh
karena orang seperti merekalah yang akan masuk dalam kerajaan Sorga.
Sering kali karena ego, seseorang dapat mengorbankan orang lain,
bahkan orang terdekat dengan mereka: pasangan dan anak. Perempuan
dan anak sering kali menjadi objek yang dimanfaatkan dalam
masyarakat. Sistem patriarki di mana segala hal didominasi pria

92 | P a g e
sementara perempuan dan anak-anak berada dalam tingkatan yang
lebih rendah.25
Dunia yang semakin modern, tuntutan hidup yang juga semakin
naik serta persaingan hidup yang sangat besar telah menciptakan orang-
orang yang tidak hanya harus memiliki kemampuan intelektual yang baik
tapi juga telah menciptakan manusia yang kehilangan sisi kemanusian.
Manusia kehilangan empati kepada sesamanya, serta dapat
mempergunakan sesamanya untuk mencapai kepentingan dan cita-
citanya. Hal ini bertentangan dengan kebebasan dari Allah yang
diberikan kepada umat manusia untuk memerintah dunia mewujudkan
Kerajaan Allah.26 Di sisi yang lain, keluarga mendapat ancaman dengan
semakin meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Selama
pandemic covid 2020 angkat itu meningkat. Tugas perempuan dirumah
meningkat sampai 4 kali dibanding laki-laki, dan ketika tugas itu tidak
dilaksanakan mereka rentan dengan kekerasan. Demikian juga dengan
anak, belajar dirumah membuat tingkat stress orang tua juga
meningkat. Dan ancaman yang serius bagi keluarga pada tingginya kasus
perceraian, walau pun dalam angka, perempuan lebih banyak
mengajukan kasus perceraian. Selain karena KDRT, sisi lain yang memicu
adalah suami yang kehilangan pekerjaan (PHK) selama pendemi.
Sebagai pemuda Kristen, yang hidup dalam keluaga, dan juga
mempersiapkan ke arah itu, kita belajar dari Kristus untuk
menyingkirkan ke-egoan. Keluarga adalah tempat kita berbagi,
didalamnya ada suami, istri, serta anak yang saling mencintai, dan saling
mendorog kearah pertumbuhan iman yang benar di dalam Allah. juga
saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Menciptakan keluarga yang saling melengkapai dalam kesepadanan
adalah cita-cita Allah sejak dari semula.27 Karena itu tidak boleh ada
yang dikorbankan dalam keluarga hanya kerena kepentingan satu orang
saja. Tidak ada masa depan yang akan terbentuk dengan baik jika
didasarkan pada kepentingan sendiri. Kita tidak dapat
mengatasnamakan.

25
Gerda Lerner. 1986. The Creation of Patriarchy: Women and History 1. (New
York: Oxford
26
Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 2
27
Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 9
93 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi zaman modern sekarang
dimana pengaruh laki-laki dalam mayarakat masih kuat?
2. Bagaimana pandangan anda terhadap keluarga Kristen yang
harusnya saling melengkapi dalam kesepadanan?

Doa:
TUHAN yang Maha Kasih, tolonglah kami agar tetap dapat mewujudkan
kasih-Mu di dalam dunia ini melalui peran kami masing-masing, sebagai
laki-laki pun sebagai perempuan. Jauhkanlah kami dari hanya ingin
mementingkan diri sendiri atau bahkan mengorbankan orang lain untuk
mencapai tujuan kami. Amin.

94 | P a g e
10 – 16 Oktober 2021

KEADILAN ALLAH
(Amos 5 : 7 – 13)

Tujuan:
Pemuda mengerti bahwa Allah membenci tindakan yang tidak adil
terhadap rakyat lemah dan miskin.Sebab itu, mereka akan mengasihi
semua yang lemah dan miskin.

Bro and Sist...... Kadang orang sering salah paham: sikap adil
disamakan dengan sikap tidak berpihak. Contoh, seorang hakim
diharapkan untuk bersikap netral dan tidak memihak demi keadilan.
Padahal, sang hakim justru baru bersikap adil jika ia berpihak pada nilai-
nilai kebenaran sebagai dasar dari eksistensi (keberadaan) hukum. Jika
ia hanya berpihak pada kepentingan yang kuat di tengah persidangan,
keadilan belum tentu dapat ditegakkan. Bisa saja yang dimenangkan
justru mereka yang sanggup membayar sepasukan pengacara kelas
atas. Sementara, mereka yang hanya mengandalkan bantuan hukum Pro
Bono (sukarela) harus berpuas diri dengan peluang yang sangat kecil.
Demi keadilan, Allah pun berpihak. Bukan kepada Israel, tetapi
kepada mereka yang terpinggirkan di tengah masyarakat Israel yang
sedang sejahtera dan mapan. Orang-orang yang terpinggirkan, seperti
"orang lemah" (ay. 11) dan "orang miskin" (ay. 12) berada dalam posisi
tertindas. Orang Israel justru membenci orang yang bertugas sebagai
penjaga keadilan (ay. 10). Mengapa Israel berlaku begitu? Karena
mereka jahat (ay. 12-13) dan melecehkan keadilan dan kebenaran (ay. 7).
Allah, dengan kemahakuasaan-Nya, bangkit melawan mereka dan
memihak orang-orang tertindas. Allah Israel adalah pembela orang-
orang yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil. Pelaku
penindasan entah sadar atau tidak, sebenarnya sedang melawan Allah
sendiri. Konsekuensi hidup bersekutu dengan Allah adalah hidup
menurut jalan-Nya. Sebaliknya, konsekuensi meninggalkan Allah dengan
segala jalan-Nya berarti kematian dan ratapan. Sikap mereka yang
meninggalkan Allah tampak dalam tingkah laku mereka sehari-hari.
Mereka mengubah keadilan menjadi ipuh/racun dan menghempaskan
kebenaran ke tanah (ay. 7, 10); menindas dan merampas hak milik orang
lemah dengan uang dan memungut pajak gandum dari mereka yang
mestinya harus ditolong oleh negara (ay. 11, 12). Semua kejahatan itu
95 | P a g e
jelas perbuatan-perbuatan yang melawan Allah sekaligus
menghancurkan nilai kemanusiaan.
Tuhan sama sekali tidak menolelir sikap hidup mereka yang
membunuh kehidupan dan pengharapan mereka yang lemah.
Sebagaimana Allah memihak kepada Israel ketika ditindas di Mesir,
demikianpun Allah akan mendengar seruan mereka yang tertindas di
antara umat Allah. Para penindas akan mengalami penghukuman Allah.
Kemewahan yang mereka peroleh dari hasil penindasan akan musnah.
Kebun anggur yang mereka bangun dengan indah tidak akan mereka
nikmati (ay. 11). Sesungguhnya hanya di dalam Allah ada kehidupan.
Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup. Israel keliru menyamakan Tuhan
dengan tempat. Semua tempat ibadah tidak menjamin Tuhan boleh
didapatkan, sebab Tuhan ada bagi hati yang bertobat. Sebagaimana
Allah, kita pun harus berpihak, demi keadilan. Umat Allah sejati niscaya
berpihak kepada mereka yang dibela Allah dan pemuda Kristen harus
memahami semua ini dengan benar. Roh Kudus menolong kita semua.
Amin

Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang dimaksud dengan adil?
2. Apakah asas keadilan sudah berlaku dalam pelayanan gereja
khususnya PPGT?

Doa:
Ajarkanlah kami Tuhan untuk berlaku adil bagi sesama kami dalam tutur
kata dan perbuatan. Amin.

96 | P a g e
17 – 23 Oktober 2021

THE PATRIOT
(Yesaya 53:4-12)

Tujuan:
Pemuda berjuang dan berkorban demi menjauhkan kejahatan dari diri
sendiri dan semua ciptaan.

Tanggal 15 Agustus 1945 adalah salah satu hari paling bersejarah


di masa Perang Dunia Ke II. Hari itu Kaisar Hirohito (Jepang) menyatakan
secara terbuka di radio nasional bahwa Jepang menyerah kepada
Sekutu tanpa syarat demi menciptakan perdamaian besar bagi generasi
mendatang. Betapa tidak, Jepang telah kehilangan begitu banyak
penduduk serta mengalami kelumpuhan ekonomi dan politik akibat
dijatuhkannya Bom Atom di Hirosima (6 Agustus 1945) dan Nagazaki (9
Agustus 1945). Alasan penyerahan Kaisar Hirohito ini masuk akal. Kaisar
tentu sangat menderita bathin ketika menyampaikan kata-kata
penyerahan, namun dalam jiwa patriotisnya (rela berkorban - ia sangat
sadar bahwa negara harus berkorban demi perdamaian dan masa depan
generasinya. Negara harus berkorban untuk menjauhkan perang yang
sangat jahat itu dari negaranya. Walaupun banyak orang menganggap
sebenarnya tindakan ini terkesan agak terlambat, namun di masa
setelahnya terbuktilah bahwa kaisar telah berhasil menyelamatkan
Negara dan bangsanya dengan sangat bijaksana.
Sahabat muda, kisah hamba yang terhina dan mati demi
menanggung kesalahan umat Israel dalam pembacaan kita rasanya
sangat tidak adil. Pemberontakan umat Israel ditanggung kepadanya
(ay. 4-5), bahkan ketidak-setiaan umat itu ditimpakan kepada satu orang
(ay. 6). Kisah bagaimana sang penebus ini menjalani hukuman sampai
mati demi umat Allah (ay, 7-8) adalah nubuatan tentang Mesias yang
akan menderita, mati dan dikuburkan (bnd. dengan kisah penderitaan
Kristus). Selurus apapun hidupnya, namun kesalahan umat yang begitu
besar di mata Tuhan harus ditebusnya sampai mati (ay. 9-10b). Di bagian
akhir, nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan menjanjikan kepadanya
umur yang panjang (ay. 10b) dan kemenangan yang abadi setelah
kematian.

97 | P a g e
Inspirasi dari hamba yang teraniaya ini adalah sesuatu yang
penting sekali bagi kita generasi muda. Dalam masa di mana orang
berusaha berjuang, tampil dan eksis demi kepentingannya sendiri,
Tuhan menyampaikan petunjuk bahwa yang harus dikerjakan adalah
“berjuang dan berkorban demi kedamaian semua ciptaan”. Betapa
penting peran seorang hamba yang teraniaya, sebab tanpa
kesediaannya untuk menyerahkan diri, berkorban dan menebus umat,
maka umat Israel itu akan mati dalam hukuman dari Tuhan. Demikian
juga dengan kaisar Hirohito di Jepang. Jika dia tidak berani
mengorbankan kehormatan negaranya dan bangsanya, maka Jepang
akan terus digempur oleh sekutu dan masa depan mereka tidak akan
seperti sekarangn ini.
Pemuda Kristen jadilah pejuang yang patriotis, rela berkorban dan
tabah. Di masa menjelang hari sumpah pemuda ini, kita dituntut untuk
bersedia menjadi hamba yang mampu menjauhkan kejahatan dan
pemberontakan dan kekejian dari kampung, kota, dan Negara tercinta
(Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 4). Memang menyakitkan jika hal
yang telah dibiasakan harus dihentikan, namun percayalah,
pengorbanan yang mahal harganya akan membuahkan hasil yang tak
ternilai di masa depan. Sebab itu, beranilah! Apapun yang jahat di mata
Tuhan harus dijauhkan dari negeri ini demi kedamaian bagi semua
ciptaan Tuhan di masa depan. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan patriot dalam firman
Tuhan?
2. Bersediakah Anda berkorban dan menjauhkan semua yang tidak
diinginkan Tuhan dari hidupmu?

Doa:
Tuhan, kami adalah pemuda dengan jiwa pemberani yang luar biasa.
Jadikanlah kami patriot, seperti hamba yang siap teraniaya, berkorban
dan menderita demi kedamaian semua ciptaanMu. Dalam nama Tuhan
Yesus, Amin.

98 | P a g e
24 - 30 Oktober 2021

MISSION COMPLETE
(Ibrani 7:26-28)

Tujuan:
Pemuda berkomitmen menjadi imam TUHAN yang diberi kuasa untuk
membuat setiap orang melihat keselamatan kekal

Tom Cruise adalah salah satu aktor film yang terkenal, ada begitu
banyak film yang telah dibintangi sebagai pemeran utama dan menarik
begitu banyak penggemar dan penonton untuk menyaksikan film
tersebut. Salah satu film berseri yang paling banyak diminati adalah
Mission Impossible, yang hobby nonton film tentu tahu dengan film ini,
bagaimana tidak hal-hal yang menurut kita sesuatu yang sangat mustahil
dan menegangkan yang diceritakan dalam film itu bisa diselesaikan
dengan waktu yang sangat terbatas dan hasilnya selalu berhasil dan
memuaskan. Dari judulnya saja, film ini sudah memberikan gambaran
kepada kita seperti apa misi yang akan dilakukan pasti berhasil.
Sahabat muda, kalau Tom Cruise selalu berhasil dalam misinya,
pertanyaannya bagaimana dengan Tuhan yang kita sembah? Sudah pasti
jawabannya adalah misi yang dibuat oleh Tuhan adalah misi yang
sempurna. Dalam bacaan kita ini digambarkan tentang bagaimana
kelemahan imam dalam Perjanjian Lama yakni imam Lewi bukan hanya
kefanaan pada imamnya, tetapi juga keberdosaan mereka. Para imam
besar keturunan Harun (Lewi) harus mempersembahkan korban
pendamaian bagi diri mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa
menjadi juru pendamai umat kepada Allah (ayat 27a), tentu saja misi ini
belumlah berhasil sehingga memang diperlukan imam yang sempurna.
Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa dan cela sehingga
bukan hanya layak melakukan pelayanan pendamaian itu, tetapi juga
layak menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi
pengampunan dosa (ayat 27b).
Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin
dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus
mempersembahkan diri dan nyawaNya sendiri sebagai korban penebus
dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk
menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna.

99 | P a g e
Sahabat muda, Tuhan telah menjadi imam dan persembahan
untuk menyelamatkan kita, karena itu di minggu pekan pemuda yang
kita peringati ini (hari sumpah pemuda yang ke-93), sudahkah kita betul-
betul telah menjadikan Tuhan sebagai imam yang diberi kuasa untuk
membuat setiap orang melihat keselamatan kekal. Ini adalah tugas kita
bersama sebagai anak muda untuk mengajak dan membagikannya bagi
setiap orang yang kita temui. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
1. Sebagai anak muda sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai imam
yang berkuasa dalam hidup kita?
2. Kalau kita sudah menjadikan Tuhan sebagai imam yang berkuasa
dalam hidup kita, apakah kita pun telah membagikannya bagi orang
lain?

Doa:
Tuhan, sungguh kami berterima kasih engkau telah menjadi imam yang
diberi kuasa untuk membuat setiap orang melihat keselamatan kekal.
Ajarlah kami untuk memaknai hal tersebut sebagai anak muda dan
menjadikan engkau sebagai Tuhan dalam seluruh hidup kami. Amin.

100 | P a g e
31 Oktober – 06 Nopember 2021

APA RESPONKU?
(Ibrani 9:11-14)

Tujuan:
Pemuda menjadikan semua hal dalam hidup sebagai bentuk
kesungguhan mengasihi Tuhan

Apa arti pertobatan atau bertobat? Cukupkah dengan memakai


nama yang identik dengan agama Kristen? Atau memakai aksesori yang
berbau Kristen? Atau…? Bayangkanlah seseorang yang tidak mau
mendengarkan nasihat orang lain agar berhati-hati melintas di
jembatan, sebab ia tidak bisa berenang, apalagi sungai sangat dalam.
Namun dia menganggap nasihat itu tidak penting. Dia hanya mengikuti
keinginannya yang dianggapnya paling benar. Akhirnya suatu hari orang
itu, terjatuh di sungai yang begitu dalam dan ia sendiri tidak bias
berenang. Apa yang bisa dilakukannya? Apa yang kemungkinan
dialaminya sebagai akhir dari kesombongannya itu? Satu kata: Binasa!
Ya, hanya itulah yang akan dialami oleh orang itu. Tapi…cerita belum
selesai! Dalam situasi itu, tiba-tiba ada (hanya satu orang yang berani
dan mampu) yang menolong orang tersebut sehingga ia bisa selamat.
Sadarkah kita bahwa kitalah orang yang ditolong itu? Betapa
dalamnya “sungai” (jurang) dosa di mana kita terjatuh, hingga tidak ada
seorangpun yang memiliki cukup keberanian apalagi kemampuan untuk
menolong kita. Hanya DIA, ALLAH yang menjadi manusia yang mampu
menolong kita! YESUS KRISTUS! Lalu, jika hanya DIA yang sanggup
menolong kita, bagaimana seharusnya respon kita atas SATU-SATUNYA
PENOLONG dan PERTOLONGAN itu? Mengucap syukur dan berterima
kasih, atau menghina??? Ibrani 11:11-14 dengan tegas menyampaikan
kenyataan yang sesungguhnya kepada umat percaya. Teks ini juga
mengajak setiap umat percaya untuk merenungkan lebih mendalam apa
dan bagaimana sikap yang benar sebagai respon atas penyelamatan
yang datangnya HANYA dari TUHAN yang sifatnya kekal (ayat 12)!
Penyelamatan ini menjadikan orang percaya sesungguhnya menjadi
manusia baru dalam Kristus! Tapi pertanyaannya, seperti apa dan
bagaimana itu manusia baru dalam Kristus? Jika manusia lama
mengatakan: “Apa yang ingin aku lakukan?”, maka manusia baru dalam

101 | P a g e
Kristus akan berkata: “Apa yang Tuhan Yesus ingin aku lakukan?” Atau
dengan perkataan lain, dalam manusia lama aku menjadi pusat segala
keinginan dan tindakan, sementara bagi manusia baru KRISTUS yang
menjadi pusat kehendak dan perbuatan: seluruh pikiran, perkataan dan
perbuatan dalam seluruh hidup!
Rekan-rekan pemuda yang telah tertebus dalam Yesus
Kristus…Betapa Yesus Kristus telah berkorban bagi kita. Betapa
pengorbanan-Nya merupakan pengorbanan yang total dan sepenuhnya.
Sadarkah kita akan makna dari kematiannya? Mengapa Ia harus mati?
Bukankah Ia Allah Yang Maha Kuasa yang berkuasa menebus manusia
tanpa harus mati? Inilah rahasia kematian-Nya, yaitu bahwa dengan
kematian-Nya itulah kita memahami bahwa Ia memberikan hidup-Nya
SEPENUHNYA (tidak setengah hati!) untuk keselamatan kita! Sungguh
luar biasa! Pengakuan Gereja Toraja Bab IV menegaskan hal itu bahwa
Allah menebus manusia yang berdosa untuk mengalami kekudusan-Nya
(Bab V) supaya mereka (manusia) menjadi Umat Allah (Bab VI) menjadi
berkat bagi dunia (Bab VII). Sungguh indah rancangan Tuhan dalam
Yesus Kristus!

Pertanyaan Reflektif:
1. Maukah Saudara mengalami penebusan Allah dalam Yesus Kristus?
2. Sungguhkah seluruh kehidupan Saudara senantiasa memuliakan
Tuhan?

Doa:
Ya Tuhan…ajar kami merespon pengorbanan-Mu yang sempurna dalam
Yesus Kristus dalam tuntunan Roh Kudus. Amin.

102 | P a g e
07 - 13 Nopember 2021

IMAM BESAR
(Ibrani 9:23-28)

Tujuan:
Pemuda Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar
dan panutan satu-satunya. Teladan kasihnya harus dihidupi.

Shalom…
Tentu kaum muda gereja sudah sering kali mendengan yang
namanya imam besar, bahkan ketika kita membaca atau mendengar
gelar itu, kita langsung tertuju pada salah satu sosok yang sering
diberitakan oleh media, yang berinisial HaRi. Tapi tahukah saudara-
saudara, bahwa dalam kekristenan pun mengenal yang disebut sebagai
Imam Besar. Jika dalam Perjanjian Lama, imam besar mempunya tugas
penting di dalam kemah suci atau bait Allah. Imam besar bertugas di
tempat yang maha kudus, yaitu di tempat paling dalam di bagian bait
Allah itu. Imam besar setiap sekali setahun menghadap Allah di dalam
ruang maha kudus itu untuk mempersembahkan kurban penghapus
dosa dengan darah anak domba. Dalam tradisi Yahudi, imam besar harus
berpuasa sebelum melaksanakan ritual kurban penghapusan dosa di
dalam ruang maha kudus. Karena ruangan itu adalah ruang maha kudus,
maka imam besar yang masuk ke dalam pun harus bersih dan kudus. Jika
imam besar itu tidak kudus atau bersih dari hal yang najis dan dosa, ia
bisa saja mati di dalam ruang maha kudus itu. Oleh karena itu, imam
besar harus berpuasa sebelum masuk ke dalam ruang maha kudus untuk
melaksanakan ritual penghapusan dosa.
Dalam hubungannya dengan imam besar, bacaan kita kali ini
memperlihatkan kepada kita siapa Imam Besar kita. Imam Besar kita
hanya sekali saja memberikan kurban penghapusan dosa dan kurban itu
bukan dari binatang tapi Sang Imam Besar itu sendiri yang memberikan
nyawa-Nya untuk menghapus dosa manusia. Imam Besar masuk ruang
kudus bukan buatan manusia akan tetapi karya Allah sendiri. Bait Allah
yang adalah buatan manusia yang adalah replika atau gambaran, oleh
Yesus Kristus diganti dengan tempat kudus buatan Allah, dimana Sang
Imam Besar menumpahkan darah-Nya untuk mentahirkan manusia dari
dosa satu kali untuk selamanya. Tidak sama dengan imam besar yang

103 | P a g e
ada di Perjanjian Lama, yang setiap tahunnya datang memberikan
kurban penghapusan dosa dengan darah binatang bukan darahnya
sendiri. Imam Besar kita yaitu Yesus Kristus telah menyempurnakan
kurban penghapusan dosa oleh nyawa-Nya, di luar itu tidak yang layak
kita persembahkan untuk menghapus dosa-dosa kita. Oleh karena itu,
dalam mensyukuri keselamatan yang telah diberikan oleh Imam Besar
kita Yesus Kristus, sebagai umat percaya kehidupan kita seharusnya
dipenuhi oleh rasa syukur akan keselamatan yang telah dijaminkan
kepada kita. Sebab, Sang Imam Besar itu akan kembali melakukan
penghakiman kepada mereka yang tidak mengikut Dia. Jaminan telah
ada, sekarang tinggal kitalah yang memperlihatkan kepada dunia dan
kepada Dia bagaimana kita hidup dalam jaminan keselamatan oleh Imam
Besar kita.
Kaum muda yang dikasihi Tuhan. Melalui bacaan kita kali ini, kita
diajak untuk melihat secara benar dan dalam mengenai ajaran
kekristenan yang mungkin saja kita lalai dan hanya sibuk dengan
rangkaian kegiatan gereja. Juga dalam kehidupan sehari-hari kita
disajikan dengan berbagai ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran
Kristen. Terlebih dalam hidup berdampingan dengan saudara kita yang
non Kristen dimana mereka menganggap imam besar mereka adalah
manusia biasa. Sekali lagi bacaan ini mengingatkan kita bahwa dalam
kekristenan, kita juga mempunyai Imam Besar yaitu Yesus Kristus yang
telah memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Dialah kepala
dan kita adalah tubuhNya (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3).
Hiduplah senantiasa dengan mencerminkan kasih Kristus yang adalah
Imam Besar kita yang rela mengorbankan hidupnya untuk banyak orang.
PPGT seharusnya menjadi garda terdepan dalam merefleksikan hidup
Yesus. Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Sudahkah anda mencerminkan hidup Imam Besar kita?
2. Dalam hal apa saudara-saudara masih hidup egois yang hanya
mementingkan diri sendiri?

Doa:
Bapa, ajarlah kami senantiasa hidup dalam mencerminkan kehidupan
Imam Besar yang telah Kau utus menebus dosa-dosa kami. Biarlah kami
senantiasa hidup dalam cinta kasih Tuhan. Amin.

104 | P a g e
14 - 20 November 2021

PENGHARAPAN BUKAN OBAT PEGAL LINU!


(Daniel 12:1-3)

Tujuan:
Pemuda menaruh harapan kepada Kristus, terlebih dalam
menghadapi berbagai masalah.

Pernahkah sahabat sekalian melihat iklan komersil obat pegal linu?


Iklan tersebut menampilkan tubuh sakit karena dililit oleh beban berat
yang disimbolkan oleh lilitan tali tambang yang begitu kuat. Namun,
setelah memakan obat yang dipromosikan tersebut, tubuh menjadi
lepas dan bebas. Pada dasarnya, pembuangan Israel di Babel dapat
dengan sederhana diimajinasikan seperti orang yang mengalami pegal
linu. Tubuhnya berbeban berat karena dililit oleh tali tambang dengan
begitu erat. Akan tetapi, pembebasannya tidak dapat digambarkan
sesederhana obat pegal linu tersebut di atas. Pembebasan Allah tidak
terjadi dengan begitu mudah, sebab pembebasan dari Allah dimulai dari
pemberitaan, pertobatan, hingga pembebasan. Itu pun jika bangsa
Israel mau bertobat. Bahkan jika kita perhatikan bacaan kali ini, Allah
justru menggunakan penglihatan untuk memberitakan pengharapan
akan pembebasan. Kuy, mari kita bahas!
Bacaan kita hari ini merupakan puncak dari empat penglihatan
apokaliptik (sesuatu yang tersingkap atau dinyatakan) Daniel. Di bagian
sebelumnya, ia melihat seorang malaikat berbicara tentang pemimpin
Persia yang akan berperang dan mengalahkan banyak bangsa, dan
bahkan menajiskan bait Allah. Sementara itu, pemimpin dari Yunani akan
bangkit dan juga akan mendapatkan bencana besar bagi Israel.
Sementara itu, tiga ayat yang kita baca dan renungkan ini menunjukkan
dua situasi yang sangat berbeda, yakni “waktu kesesakan besar” (Ing. a
time of anguish, Tor. attu kadipandasaan kapua) dan “bangsamu akan
terluput” (Ing. shall be delivered, Tor. la tilendok). Daniel mendapat
penglihatan bahwa bangsa Israel yang kini “tertekan” oleh karena
pembuangan bangsa Babel, nantinya akan berpindah ke Persia, akan
menunju kepada pemulihan atau keselamatan. Dua waktu yang berbeda
ini tidak terjadi bergantian, melainkan terjadi bersamaan. Keduanya
akan terjadi pada “waktu itu” (ay. 1), sebuah waktu yang akan terjadi di

105 | P a g e
masa yang akan datang. Hal ini tampak pada ayat 2-3. Pemulihan itu di
antaranya adalah orang yang sudah lama mati akan hidup lagi dan
bahkan menikmati hidup kekal, namun sebagian lagi akan mengalami
kehinaan dan kengerian kekal. Nama Mikhael (dalam bahasa Ibrani
berarti “siapa yang seperti Allah?”) digambarkan sebagai pemimpin
terkemuka (Pasal 10:13) bahkan pemimpin besar (Pasal 12:1). Hal ini
menandaskan bahwa ia merupakan pemimpin yang melebihi pemimpin-
pemimpin lain. Pada “waktu itu,” Mikhael-lah yang menyerukan dan
mendampingin bangsa Israel untuk bangkit (ay. 1). Sementara itu,
perbedaan tajam tersebut di atas menjadi semakin gamblang ketika
Daniel menuliskan bahwa yang diselamatkan adalah yang namanya
tertulis di dalam “kitab ini.” Seluruh nubuatan kitab Daniel ini memang
dimaksudkan untuk pembebasan bangsa Israel yang tengah berada di
dalam pembuangan. Namun, sebagai seorang Kristen yang membaca
bacaan ini, kita tentu akan mengharapkan pembebasan di dalam
kebangkitan Kristus. Perjanjian Baru kemudian menggenapi seluruh
nubuatan ini di dalam Yesus Kristus (bdk. Why. 7:14, 12:7). Seluruh umat
yang percaya kepada Sang Anak Domba akan mengalami katilendokan
oleh karena kematian dan kebangkitan-Nya.
Refleksi sederhana yang dapat kita timbah dari bacaan berat ini
adalah bahwa di dalam “pembuangan” atau berbagai kesulitan, kita
harus tetap kuat di dalam pengharapan akan adanya pembebasan.
Harapan ini pada dasarnya meneguhkan kita agar tetap mengarahkan
hati dan pikiran kita kepada rahmat pembebasan itu. Sebagai pemuda,
beban hidup kita tentu belum seberat orang tua kita atau orang yang
sudah dewasa dari kita. Seperti pepatah mengatakan “semakin tinggi
pohon, maka semakin kuat juga angin menerpa pohon itu.” Sebab itu,
sedari dini kita harus tetap menaruh harapan pada Kristus dan hanya
karena itulah kita menjadi kuat menjalani kehidupan kita. Pengharapan
pembebasan dari Allah, tidak bekerja seperti obat pegal linu di dalam
iklan komersil. Pengharapan itu menuntut ketaatan dan kesetiaan, agar
di dalam “pembuangan-pembuangan” atau “lilitan oleh beban berat”
yang menekan/mengekang, kecil atau pun besar, pengharapan dari
Allah tetap menjadi kekuatan bagi kita. Tetap semangat kawan-kawan
muda sekalian!

106 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Cobalah mengindentifikasikan “pembuangan” apa saja yang teman-
teman pernah alami?
2. Jika berada di dalam kondisi tersebut, apa yang teman-teman
lakukan?

Doa:
Ya Allah kepada-Mu kami mengarahkan pengharapan kami, karena dari-
Mulah kelegaan dan keselamatan itu kami terima. Amin.

107 | P a g e
21 - 27 November 2021

SANG PEMENANG
(Wahyu 1:4-8)

Tujuan:
Pemuda percaya dan mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus, berkuasa
untuk selama-lamanya dalam hidup mereka.

Pernahkah Sabahat Muda membaca Buku Tetralogi (empat


rangkaian pemikiran) dengan Judul: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi,
Edensor dan Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang. Empat buku ini
bercerita tentang kisah-kisah menarik, khususnya dari Pulau Bangka
Belitung. Satu hal yang sangat menarik dari Buku Pertama adalah
kemampuan anak-anak sekolah di kampung untuk menghadapi
pergumulan dan ketidakpastian bagi masa depan mereka. Mereka yang
hidup di pelosok nusantara itu, dipacu oleh semangat yang luar biasa
untuk menjadi pemenang dalam kehidupan yang sangat berat. Jika
Laskar Pelangi sangat inspiratif bagi banyak orang, bagaimana dengan
kisah Wahyu kepada Yohanes yang kita baca?
Wahyu adalah “penyingkapan sesuatu yang rahasia”. Entah itu
tentang masa lampau, terlebih tentang masa yang akan datang. Kitab
Wahyu ini ditulis oleh seseorang yang bernama Yohanes dari sebuah
penjara di Pulau Patmos (ay. 9). Yohanes memulai suratnya dengan
menyatakan tujuan surat “Wahyu”, yaitu kepada ketujuh jemaat di Asia
Kecil (Ay. 4). Jelas sekali bahwa Yohanes dalam bagian pembuka ini
hendak meyakinkan jemaat mula-mula tentang apa yang Tuhan akan
lakukan di masa depan bagi mereka. Yohanes menyampaikan salam dari
Allah Yang Kekal dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan tahta Allah
(ay. 4). Yohanes melanjutkan dengan pernyataan mengenai Kristus yang
pertama bangkit dari antara orang mati, menebus dan melepaskan kita
dari dosa dengan kuasa darahNya dan memungkinkan kita menjadi
imam-imam kerajaanNya. (ay. 5-6). Ayat berikut, 7-8 menjadi puncak
pernyataan pembuka ini, di mana Yohanes menggambarkan bagaimana
kedatangan Kristus yang kedua dan ditutup dengan firman dari Sang
Alfa dan Omega, yang sudah ada dan yang akan datang, yang
Mahakuasa.

108 | P a g e
Pernyataan pembuka dari kitab Wahyu ini sangat penting bagi
jemaat mula-mula di Asia Kecil yang sedang mengalami pasang surut
persekutuan, karena tekanan dari semua pihak di sekitarnya. Yohanes
akan berbicara tentang kondisi, keterpurukan dan hukuman bagi
jemaat-jemaat tersebut. Dan pernyataan tentang dari mana Yohanes
mendapat kuasa untuk menyampaikan firman itu sangat penting. Dari
bagian awal ini kita bisa menyimpulkan bahwa Yohanes hendak
menegaskan kepada mereka: dari semua kenyataan yang akan dihadapi
oleh Jemaat-jemaat itu, kelamnya masa depan dan betapa banyaknya
persoalan, Kristus akan selalu tampil sebagai pemenang, sebab Dialah
Sang Pemenang!
Sahabat muda. Kita tentu ingin tahu banyak tentang masa depan,
tentang apa yang akan terjadi di Tahun 2022, tentang seperti apa nasib
kita, dan lain-lain. Minggu ini adalah akhir tahun gerejawi 2020-2021.
Kalau Tahun 2021 sebentar lagi akan kita lalui, maka tentu tahun 2022
tidaklah jauh berbeda. Persoalan tentu akan semakin banyak, namun
pernyataan Allah melalui bagian awal kitab Wahyu ini jelas: Allah akan
menjadi Pemenang bagi setiap persoalan yang kita akan hadapi di tahun
2022. Dia adalah pemenang atas maut, Dia jugalah yang menjadi
pemenang atas segala kekuatiran dan ketidakpastian yang kita sedang
pikirkan. Sebab itu, jalani masa depanmu dengan yakin. Kristus adalah
Raja Kekal, Alfa dan Omega. Dia memelihara dan menuntunmu melalui
apapun yang sulit di tahun 2022. Selamat menutup tahun gerejawi dan
menyambut masa Advent 2021. Tuhan Yesus pasti menolongmu! Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah yang paling mengkuatirkan bagimu di masa depan?
2. Sanggupkah engkau bertahan dalam keyakinan kepada Kristus
walaupun masa depanmu tidak jelas?

Doa:
Ya Tuhan Yesus, Sang Alfa dan Omega. Kami mengaminkan tuntunanMu
dalam hidup ini. Kami akan melangkah ke masa yang tidak kami ketahui
kondisinya. Tolonglah kami, jadilah pemenang di masa depan kami,
Amin!

109 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai