1|P a g e
BINA MUDA
Edisi ke-13 Tahun 2021
BAHAN KHOTBAH
TAHUN 2021
Penyunting:
PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas
Cover Design :
Paulus Pongdatu
Penulis :
Pdt. Marga Sisong, Pdt. Joice Triana Manda, Pdt. Sherly,
Pdt. Ruth Bungatasik, Pdt. Yusran Lobo’, Pdt. Grisilia Isabella Madao,
Pdt. Adi Supriadi Mahendra, Pdt. Frans Pangrante,
Pdt. Richard Reynold Mapandin, Pdt. Sari Bunga Butungan,
Pdt. Demma Tande Allo Linggi, Pdt. Frederick Polis Paluttu, Prop. Rappan,
Pnt. Jery Parimba, & Pnt. Paulus Pongdatu
2|P a ge
PENGANTAR
Tujuan:
Pemuda percaya bahwa Allah pasti akan memulihkan hidupnya dari
keterpurukan karena wabah penyakit dan bencana lainnya.
5|P a g e
tidak akan musnah, suatu sisa akan tetap ada dan melalui mereka Allah
akan melaksanakan kehendakNya bagi dunia. Di tengah penghukuman
umatNya, Allah memperlihatkan kasih setiaNya. Allah akan menggenapi
janjiNya ini dengan kedatangan Yesus Kristus yang menjadi keselamatan
bagi umatNya.
Sahabat muda, banyak pergumulan hidup yang sering kita alami
misalnya kehilangan orang yang dikasihi, dikhianati seseorang,
mengalami kegagalan dalam study atau pekerjaan, bergumul karena
sakit dan berbagai bencana lainnya yang membuat kita sedih, kecewa,
sakit hati, putus asa, bahkan mengalami keterpurukan. Namun kita
harus sadar bahwa sebagai umat Allah yang diutus ke dalam dunia kita
hanyalah penumpang dan pendatang yang berada di dalam dunia tetapi
bukan dari dunia. Karena itu kita harus rela menderita apabila dunia
membenci dan menganiaya kita sebagai tanda kesetiaan kita kepadaNya
karena kekuatan kita teletak di dalam kemenangan Tuhan (Pengakuan
Gereja Toraja Bab VI butir 3). Penderitaan yang menimpa kita bisa saja
membuat kita kehilangan pengharapan dan mengambil keputusan yang
salah, bahkan mendorong untuk mengambil jalan pintas (bunuh diri,
dsb.). Namun sebagai anak-anakNya kita harus mempercayakan hidup
kita kepadaNya dan yakin akan janji Tuhan bahwa: “..duka mereka
Kuubah menjadi kesukaan, kesedihan Kuubah menjadi kebahagiaan.” (ay.
13). Dia pasti akan memulihkan hidupmu dari keterpurukan itu. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
Ketika mengalami pergumulan dalam hidup ini, mampukah kita
meyakinkan diri kita bahwa kasih setia Tuhan akan memberikan
pertolongan pada waktunya?
Doa:
Tuhan aku percaya bahwa Engkau Allah yang mengasihiku dan pasti
memampukanku dalam menghadapi setiap perkara dalam hidup ini.
Bersama Tuhan aku dikuatkan. Amin.
6|Pa g e
10 – 16 Januari 2021
Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa hdup dan kekuatannya d ikendalikan
sepenuhnya oleh Roh Kudus.
7|Pa g e
pemilik kita. Kita telah menerima tugas panggilan dan tanggung jawab
sebagai orang percaya di dunia ini. Kita dipanggil sebagai pekerja (di
rumah, di kebun, di sawah, di kantor, di perusahaan dan di mana saja)
atau sebagai pelajar (siswa atau mahasiswa), tentu saja untuk
menampakkan kehidupan dalam kebenaran. Namun hal itu tidak
mungkin dapat kita lakukan tanpa penyerahan diri kepada TUHAN untuk
dituntun melalui Roh Kudus.1
Walaupun sekarang ini, dunia memandang bahwa pengetahuan
dan kemajuan teknologi sebagai yang memiliki peran besar dalam
mengendalikan hidup manusia yang ada di dalamnya. Bahkan, dalam
pandangan dunia, tanpa modal: uang dan teknologi maka keberhasilan
dalam tugas dan kerja akan sulit tercapai. Manusia kemudian terjebak
untuk membanggakan dirinya atas hal yang mereka telah hasilkan bagi
dunia. Man behind machine and technology: manusia di balik mesin dan
teknologi. Namun sebagai orang percaya, hidup kita dikendalikan
sepenuhnya melalui penyerahan diri yang menyeluruh (total) kepada
kuasa dan tuntunan Allah melalui Roh Kudus. Kebergantungan kita
bukanlah kepada modal: materi dan teknologi, tapi kemurahan-Nya.2
Seperti kuasa Allah menuntun Yohanes Pembaptis hidup di padang
gurun. Penyerahan diri kepada kuasa Allah melalui Roh Kudus-Nya, tidak
hanya akan mengendalikan cara kita melakukan tugas dan pelayanan
tapi cara kita melihat dunia ini (hati dan pikiran). Kita bukanlah robot
yang tidak memiliki perasaan seperti seperti Loader yang dikendalikan
dengan remote, tetapi sebaliknya kita sepenuhnya diberi kesadaran oleh
Roh Kudus untuk melihat kekurangan dan keterbatasan kita sendiri
sebagai manusia3 sehingga hal itu harusnya membuat kita semakin
bergantung kepada kasih-Nya untuk senantisa memohon pengampunan
hari demi hari, serta melihat dunia yang telah dikuasai oleh materialisme
dan keegoisan. Selamat menjalani hidup di Tahun 2021 dalam kendali
kuasa Roh Kudus. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Mengapa orang cenderung untuk mengandalkan materi dan
teknologi dalam hidup pada masa sekarang?
1
Pengakuan Iman Gereja Toraja Bab IV (9)
2
PIGT Bab V (2-4)
3
idem
8|P a g e
2. Bagaimana kita mengatasi dorongan untuk mengandalkan diri sendiri
serta matari atau pun teknologi lalu bergantung pada kemurahan
Allah sepenuhnya dalam tugas dan pelayanan?
Doa:
Terima kasih atas pertolongan Bapa dalam setiap tugas dan pelayanan
yang kami terima kiranya jauhkanlah kami dari sikap untuk
mengandalkan diri sendiri, namun kiranya kami menyerahkan diri pada
kendali Allah melalui Roh Kudus setiap hari agar jangan kami seperti
dunia ini. Amin.
9|P a g e
17 - 23 Januari 2021
Tujuan:
Pemuda memahami bahwa hidupnya bergantung pada tuntunan
Tuhan.
10 | P a g e
berbagai tantangan kehidupan terus hadir yang bisa menggoncang
kehidupan kita anak muda Tuhan. Dalam perjalanan hidup kita ditengah-
tengah banyaknya tantangan dan persoalan hidup hingga hari ini, hanya
satu yang bisa membuat kita kokoh dan bertahan yaitu kasih & kuasa
Allah yang kekal. Sebagaimana Allah menyatakan kebaikan dan kasih-
Nya yang kekal kepada umat Israel, Allahpun menyatakan kasih dan
kebaikan-Nya kepada kita anak muda kepunyaan-Nya. Kalau kita melihat
kembali perjalanan hidup kita yang penuh dengan pencobaan dan
tantangan yang luar biasa tentu semua tidak mudah, namun sampai hari
ini kita bisa ada, sehat, kuat bahkan berkumpul bersama keluarga dan
sahabat semua karena berkat, kebaikan dan Kasih Allah. Tentu hal inilah
yang sekaligus mengaskan kepada kita bahwa “Allah itu adalah satu-
satunya sumber kehidupan, berkat dan kebaikan. Hanya Dialah yang
boleh disembah” (Pengakuan Gereja Toraja Bab 1 butir 2).
Tidak hanya sampai disitu saja, kalau Tuhan Allah menyelamatkan
umat Israel dengan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir,
maka Kasih Allah pun telah membebaskan kita dari perbudakan dosa
lewat Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit untuk memenangkan
kita (PGT 4 butir 5: “Yesus Kristus menanggung kutuk murka Allah atas
dosa kita melalui penderitaan dan kebangkitan-Nya, semua itu
dilakukan-Nya untuk menebus kita dan menyelamatkan kita). Kasih
Allah itu sungguh besar dan kekal. Dari dulu, sekarang bahkan
seterusnya di sepanjang perjalanan kehidupan kita. Hal ini menjadi
jaminan pengharapan bagi kita menjalani hidup selaku anak muda Tuhan
untuk dapat menjawab persoalan dengan hidup berserah penuh kepada
Tuhan, sehingga tekanan seberat apapun itu mampu kita jalani/lalui
bersama dengan Tuhan sebab kasih Tuhan yang kekal bersama-sama
kita, kebaikan Tuhan akan terus kita nikmati. Tugas kita adalah
mempercayakan seluruh keberadaan hidup ini hanya kepada Tuhan
satu-satunya sumber Kebaikan, Kasih & Berkat.
Minggu ini adalah minggu Epifani (waktu dimana orang-orang
majus mencari Sang Raja yang akan memulihkan kondisi meraka). Raja
yang diharapkan itu ada dalam diri Yesus Kristus yang hadir memulihkan
segala bentuk keadaan kehidupan kita. Kepada Raja itulah kita
mempercayakan seluruh keberadaan kita, sebab melalui penyelamatan
yang dikerjakan-Nya, Dia menyatakan kasih dan berkat yang kekal
kepada kita. Dengan demikian, maka dalam perjalanan hidup kita pun
tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada Tuhan. Rasa
11 | P a g e
syukur kita mesti kita nyatakan dengan penuh semangat dan sungguh-
sungguh dihadapan Tuhan. Dan salah satu bentuk ungkapan syukur kita
adalah dengan menggunakan hidup kita sebaik mungkin selaku anak
muda Tuhan, tanpa harus putus asa menghadapi banyaknya persoalan
yang akan timbul di dalamnya. Tuhan pasti menolong kita semua. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Mengapa kita sulit merasakan dan mensyukuri kebaikan, kasih dan
kemurahan Tuhan?
2. Dalam Hal-hal apa saja kita seharusnya bisa merasakan kebaikan,
kasih & berkat Tuhan?
Doa:
Terimakasih Tuhan Engkau sungguh baik kepada kami. Kami boleh
menikmati kebaikan dan kasih sayang Tuhan di sepanjang kehidupan
kami. Mampukanlah kami untuk terus hidup mengandalkan Tuhan serta
terus berserah hanya kepada Tuhan saja. Bantu kami dalam
mengaminkan kebaikan Tuhan yang akan kami alami dalam kehidupan
kami selanjutnya. Serta tolonglah juga kami melalui Kuasa Roh Kudus-
Mu untuk menghidupi Firman yang telah kami baca dan kami dengarkan
hari ini. Kami berdoa di dalam Tuhan Yesus.. Amin.
12 | P a g e
24 - 30 Januari 2021
Tujuan :
Pemuda berani bergerak dari kebiasaan duniawi yang menjebaknya ke
dalam dosa.
13 | P a g e
ditebus, dikuduskan, dan dipanggil menjadi Umat Allah untuk disuruh
ke dalam dunia bagi pekerjaan penyelamatan menuju zaman akhir”.
Ada tugas yang diberikan oleh Allah kepada kita Umat yang telah ditebus
oleh Yesus Kristus. Tugas ini tidak boleh terabaikan oleh kekhawatiran-
kehawatiran duniawi, sesuatu yang pada dasarnya fana, terbatas dan
pada akhirnya menjadi sia-sia. Perikop ini mau menekankan kepada kita
untuk focus kepada perkara Tuhan yakni keselamatan yang telah kita
genggam di dalam iman kita kepada Yesus Kristus.
Pemuda yang dikasihi Tuhan. Bergerak kea rah yang Tuhan
kehendaki menjadi pokok perenungan kita berdasarkan perikop ini.
Masa muda menjadi masa yang penuh dengan ambisi, diri lebih dominan
bergerak kemana hati inginkan. Disinilah letak tantangan kehidupan
kita, apakah kita mau bergerak kemana hati kita inginkan, atau mau
bergerak kemana Tuhan inginkan. Ada banyak kehawatiran duniawi
yang dapat menggiring kita kepada kehendak hati yang dapat membuat
kita binasa. Tapi Tuhan pun selalu membuka tangannya bagi kita untuk
mengendalikan hidup kita kemana Tuhan kehendaki, dan di dalam
kehendak Tuhan itu ada keselamatan yang kekal. Hidup ini tidak melulu
untuk mencari makan, memuaskan keinginan hati hanya oleh karena
ketakutan dan kehawatiran. Hidup ini pun adalah tentang mencari
makna, untuk apa kita hidup dan kemana tujuan hidup kita. Hanya di
dalam Yesus ada kepastian, letakkanlah kehidupan kita dalam kendali
sepenuhnya oleh Tuhan.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apa hal yang paling membuat anda khawatir saat ini? Renungkanlah,
apakah kehawatiran itu tidak sedang menguasai dirimu?
2. Seberapa banyak anda memberi waktu untuk bergumul dengan
Tuhan tentang hidup anda?
Doa:
Ya Tuhan, berikanlah aku hikmatMu untuk tidak dikalahkan oleh
kehawatiran duniawi. Aku ini masih muda, masih sangat gampang
diombang-ambingkan oleh perkara-perkara duniawi. Buatlah aku
berada sepenuhnya dalam kendaliMu, Tuhan. Biarlah diriku mampu
mengalahkan keinginan hati hanya oleh karena pertolonganMu. Amin.
14 | P a g e
31 Januari – 06 Februari 2021
Tujuan:
Pemuda mendengarkan para hamba Tuhan dan mencari solusi
pergumulannya hanya kepada Tuhan.
16 | P a g e
itu? (Matius 6:26)” 4. Sebab itu, harapanmu, masa depanmu, solusimu
ada padaNya, yaitu pada Kristus. Dengarkanlah suaraNya melalui para
hambaNya dan Anda akan terhidar dari kekejian di mata Tuhan. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Sudah sebarapa intens saya berkomunikasi dengan Tuhan dan
berharap kepada Tuhan atas pergumulan hidup saya?
2. Dalam hal apa saya sering melupakan ke-Mahakuasaan Tuhan?
Doa:
Tuhan, tolonglah saya agar selalu membangun komunikasi dengan
Engkau, terlebih ketika menghadapi pergumulan. Jauhkan saya dari
sikap yang keji dan tidak mengandalkan Engkau. Dalam nama Tuhan
Yesus saya berdoa. Amin!
4
Bnd. Pengakuan Gereja Toraja Bab I Butir II.
17 | P a g e
07 - 13 Februari 2021
Tujuan:
Pemuda mengandalkan kuasa Tuhan dalam melaksanakan tugas
pekabaran Injil, tanggungjawab pekerjaan,pengabdian dan mengejar
cita-cita.
18 | P a g e
Paulus menyadari bahwa dia mampu melakukan semua itu bukan
karena dia hebat atau kuat, melainkan karena “kuasa Allah” yang
bekerja dalam dirinya. Paulus diberi hikmat oleh Tuhan agar mampu
menempatkan dirinya untuk menyatakan kasih Allah ditengah-tengah
pemberitaan Injilnya. Dia dikaruniai kecakapan untuk tidak membeda-
bedakan orang, sebab itu ia percaya bahwa semua yang ia lakukan itu
karena perkenaan Tuhan. Bahkan ia sangat yakin bahwa sikap yang
penuh dengan keiklasan serta disertai ketaatan karena kuasa Tuhan,
pasti akan mendapatkan buah yang akan mensukacitakan (ay. 23).
Sahabat muda yang kekasih dalam Kristus Yesus, aktualisasi diri
(memperkenalkan kemampuan diri) sangatlah penting. Sikap kritis,
kreatif dan inovatif pun sangat diperlukan. Akan tetapi, yang paling
penting ialah kesadaran bahwa semuanya itu boleh kita lakukan semata-
mata karena Kuasa Allah yang bekerja dalam diri kita. Hanya karena
anugerahnya dan kuasaNya sehingga kita “mampu berbuat lebih”5.
Hidup yang penuh dengan anugerah Allah ini tentu haruslah menjadi
alat untuk kemuliaanNya. Pemberitaan injil adalah salah satu kewajiban
bagi semua orang yang sadar akan anugerah itu. Pemberitaan injil
dilakukan lewat pikiran tutur kata dan perbuatan. Salah satu sikap yang
dapat dipelajari hari ini adalah kemauan untuk menghargai semua orang
tanpa memandang bentuk rupa dan status orang. Sikap ini adalah
sebuah bentuk pemberitaan Injil yang akan membuat masa muda kita
menjadi saluran berkat bagi banyak orang demi Kemuliaan nama Tuhan.
Selamat berjuang untuk Injil, Amin.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Allah telah menjadi satu-satunya yang berkuasa dalam
kehidupan masa muda saya?
2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang saya telah lakukan sebagai
bentuk pemberitaan Injil?
Doa:
Ya Tuhan ingatkan saya untuk hidup mengandalkan kuasaMu dan
menghargai semua orang demi kemuliaanMu. Amin.
5
Pengakuan Gereja Toraja Bab III dan Penjelasannya
19 | P a g e
14 – 20 Februari 2021
SUKSES BERSAMAMU
(2 Raja-Raja 2:1-18)
Tujuan:
Pemuda menyadari arti persekutuan dan prinsip saling
memperlengkapi di dalam persekutuan.
Pertanyaan Reflektif:
1. Dari uraian di atas, apa sebenarnya syarat terpenting menjadi
seorang pelayan Tuhan?
2. Mengapa ada saja orang yang tidak mau melibatkan dirinya dalam
pelayanan di PPGT walaupun sebenarnya dia mampu?
Doa:
Ya Tuhan, Engkau yang memilih, mempersiapkan dan menetapkan kami
untuk melayani Engkau. Ada waktunya kami belajar dari melayani
Engkau melalui para senior kami. Namun yang jauh lebih penting adalah
Tuhan Yesus sendiri-lah yang harus terus menerus menjadi Guru Agung
kami. Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
21 | P a g e
21 - 27 Februari 2021
6
Andorrrle...
(Mazmur 51:1-15)
Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa Tuhan mengiginkan pertobatan dari dosa
6
Androrrrlee adalah ungkapan milenial Toraja, pelesetan dari kata Ondo’e
atau O bendo’ yang merupakan sebuah ungkapan keheranan atau juga
penyesalan.
22 | P a g e
godaan terbesar kita. Bahkan, semakin banyak yang menganggap dosa
seksual, seperti melakukan hubungan seksual sebelum menikah adalah
hal yang biasa. Di berbagai tempat, hubungan seksual di luar nikah
mungkin telah semakin menjadi gaya hidup. Demikian juga di kampung,
masih ada anggapan yang beredar bahwa setelah ma’parampo sudah
bisa hidup berumah tangga. Assalan mangka mo diparampo, bisa miki’
padukku api. Andorlee... Mane ladipabendan tu tananan dapo’, na dibokoi’
mo tu Puang Matua.7 (Baru saja memulai kehidupan rumah tangga,
Tuhan sudah ‘disepelehkan’). Banyak orang percaya tidak mengerti
bahwa pernikahan dan seksualitas adalah anugerah Allah. 8 Jika kita
belum jatuh, jagalah diri kita. Tapiii.. jika kita telah terlanjur jatuh,
bertobatlah kepada Tuhan. Allah mengasihimu, bahkan mengasihi masa
mudamu. Dia sanggup membasuh dosa-dosamu. Masakan engkau tidak
mengasihi Allah dengan mengasihi dirimu dan masa mudamu?
Mulai minggu ini kita menjalani minggu-minggu pra paskah,
sebuah masa dalam kalender gerejawi dimana kita merenungkan
keberdosaan kita sebagai manusia dan betapa besarnya
pengorbananNya atas dosa kita itu. Sungguh, kita ini manusia yang
lemah, fana, terbatas dan sangat berdosa! Kesadaran itu mesti
membuat kita selalu bergantung kepada kemurahan, pengasihan dan
pengampunan dari Allah.9 Dan untuk itu, kita sungguh-sungguh
membuka diri dalam kerendahan hati di hadapan-Nya. Dalam keadilan-
Nya, Allah mengasihi orang-orang yang sungguh-sungguh mau
mengoreksi kehidupan, kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
Ada ungkapan mengatakan: hidup cuma sekali! Bagaimana kita dapat
menggunakan kesempatan hidup yang cuma sekali sebagai kesempatan
memohon pengampunan dari Allah?
Doa:
Tuhan, jauhkanlah saya dari kejatuhan akibat dosa seksual. Tolonglah
saya untuk menghargai Tuhan dengan cara mencintai diri saya, sebagai
seorang yang berharga di mata Tuhan. Sekiranya saya telah berdosa,
yakinkanlah saya bahwa Engkau telah membasuh dosa saya, Amin.
7
Artinya: yang penting sudah ma’parampo (pertemuan keluarga, sejenis
lamaran), kita sudah bisa menyalakan api (hidup bersama).
8
Pengakuan Gereja Toraja Bab VII Butir 9
9
Pengakuan Gereja Toraja Bab IV
23 | P a g e
28 Februari– 06 Maret 2021
Tujuan:
Pemuda bergerak aktif, terus berkarya dan melayani sebagai umat
yang terikat dalam perjanjian kekal dari Allah.
Pertanyaan Reflektif:
1. Mungkinkah kamu menghayati pembaruan janji Allah dalam dirimu?
2. Dalam hal apa kamu berpartisipasi di dalam janji Allah?
Doa:
Ya Allah Sang Sahabat, mampukanlah kami untuk menghayati dan
berpartisipasi di dalam janji dan karya-Mu. Amin.
25 | P a g e
07 - 13 Maret 2021
The Holy Life - Sanitizer
(Keluaran 20:1-17)
Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa hukum Tuhan memampukan kita menjaga
kekudusan hidup
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Anda menghapal kesepuluh firman?
2. Bagaimana cara menjalani aturan agama sebagai orang yang sudah
ditebus?
Doa:
Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk menjalani hidup dalam kekudusan
dan ketaatan kepada kasihMu, supaya keselamatan dari padaMu nyata
dalam hidup kami, Amin.
27 | P a g e
14 - 20 Maret 2021
MY STATUS
Efesus 2:1-10
Tujuan :
Pemuda merespon kasih Allah dengan selalu berfokus pada keinginan
Tuhan.
28 | P a g e
diselamatkan karena kasih karunia Allah. Paulus mengatakan: “Tetapi
Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita, menghidupkan, membangkitkan, dan
memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, bahkan
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-
limpah sesuai dengan kebaikan-Nya (ay. 4-7). Paulus mengingatkan
mereka harus sungguh-sungguh memiliki kehidupan baru, yakni suatu
kehidupan yang tidak lagi dipengaruhi oleh kehidupan lama atau suatu
kehidupan yang sudah berbeda dari kehidupan sebelumnya supaya
tidak menyia-siakan kasih karunia Allah yang demikian besar yang sudah
diberikan kepada mereka. Dengan kata lain memiliki suatu perubahan
hidup baru secara total. Dan kehidupan baru ini adalah suatu kehidupan
yang berlangsung terus menerus. Oleh sebab itu kehidupan baru
dengan starus yang baru harus dijaga atau dipelihara dan
dipertahankan (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 2-5).
Status kita di dunia ini baik itu lewat Facebook, Whatsap,
Instagram, Mesenger, dan lainnya adalah status yang sementara, tapi
status kita yang sesungguhnya adalah warga kerajaan Allah. Karena itu,
status tersebut mestinya mengantar kita sebagai anak muda untuk
selalu berfokus pada keinginan Tuhan dengan selalu melakukan
firmanNya, bukan malah bermegah dan berfokus untuk diri kita sendiri
karena semuanya itu adalah anugerah, pemberian cuma-cuma dari Allah.
Minggu ini kita memasuki prapaskah IV untuk mengingat dan
mengenang masa-masa sengsara dan penderitaan Tuhan Yesus, sebuah
waktu di mana kita berfokus untuk merespon kasih Allah dalam
kehidupan kita. Minggu ini kita juga memasuki pembukaan pekan
Pekabaran Injil, sebagai salah satu dari Tri Panggilan Gereja yang sering
dan kadang dilupakan. Padahal ini adalah salah satu tugas penting
sebagaimana Amanat Agung Kristus dalam Matius 28:19-20. Pekabaran
Injil (PI) adalah salah satu bentuk atau cara merespon keselamatan yang
telah diberikan agar tetap berfokus pada Tuhan. Kerjakanlah itu dengan
tekun. Amin.
Pertanyaan Reflektif :
1. Sejauh mana saya sudah merespon kasih Allah dalam seluruh
kehidupan ini?
2. Apakah Kristus yang menjadi fokus saya selama ini dalam menjalani
kehidupan ini?
29 | P a g e
Doa:
Tuhan Yesus kami mensyukuri anugerah kesalamatan yang engkau
berikan kepada kami. Ajarlah kami untuk selalu merespon kasihMu
dengan selalu menjadikan Engkau sebagai fokus utama kami dalam
menjalani seluruh kehidupan ini. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa.
Amin.
30 | P a g e
21 - 27 Maret 2021
Tujuan:
Pemuda percaya bahwa Tuhan akan selalu memenuhi janjinya kepada
semua anak-anakNya.
31 | P a g e
dan Allah amat sangat serius dengan janji-Nya, sehingga Dia pasti
memenuhinya.
Sahabat muda, tantangan kita sebagai kaum muda tentu sangat
berat hari-hari ini. Laju perkembangan semakin meningkat yang tentu
membuat kita pun harus terus berlari seiring dengan laju perkembangan
yang ada. Dalam kondisi tersebut, tidak jarang kita harus berhadapan
dengan situasi yang sulit. Wabah Covid-19 di tahun 2020 kemarin menjadi
sebuah realitas/kenyataan yang harus dan telah kita hadapi. Tapi mari
kita belajar dari kisah Nuh. Hidup yang begitu sulit, bahkan begitu
susahnya membayangkan masa depan di hari esok. Tapi janji Tuhan
begitu nyata kepada Nuh bahwa segenap air tidak lagi menjadi air bah
untuk memusnahkan segala yang hidup. Janji Tuhan tentu tidak hanya
berlaku bagi Nuh dan keluarganya saja tapi juga berlaku bagi kita semua.
Tuhan merancangkan masa depan yang terbaik untuk kita.
Saudaraku, Tuhan rela mengorbankan apapun demi memenuhi
janjiNya! Minggu-minggu pra paskah ini mengingatkan kita bahwa
sesulit apapun kondisi hidup kita saat ini ataupu besok, ingatlah bahwa
di dalam Kristus, Tuhan pasti memenuhi janjiNya dengan sempurna. Dia
telah membuat sebuah perjanjian dengan Nuh; perjanjian ‘Antara Aku
dan Kamu’ kata Tuhan. Jika Tuhan yang berjanji memberikan masa
depan kepada Nuh, maka percayalah bahwa Tuhan yang sama, yang kita
kenal di dalam Yesus Kristus, akan memberikan kita masa depan yang
penuh harapan kepada kamu dan saya. Tuhan memberkati kita semua.
Amin!
Pertanyaan:
1. Dalam hal apakah Anda sering melupakan janji Tuhan?
2. Tanda apa yang dapat mengingatkan Anda pada janji Tuhan?
Doa:
Terpujilah Tuhan karena janjiNya selalu diteguhkan dan dipenuhi kepada
kami. Tolonglah supaya kami tidak melupakan janjiMu, ya Tuhan. Dalam
nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin!
32 | P a g e
28 Maret – 03 April 2021
Pertanyaan Reflektif :
1. Adakah kehadiranku sudah menjadi berkat bagi orang lain?
2. Bentuk-bentuk apa saja yang dapat dilakukan dalam menghargai dan
menghormati hamba Tuhan yang setia melayani dalam persekutuan
kita?
Doa :
Tuhan Yesus, berikan hambamu semangat dan kesetiaan untuk
melayani Engkau. Dan didiklan kami menghargai hamba Tuhan dalam
dunia ini. Amin!
34 | P a g e
04 - 10 April 2021
MASA SIH?
(Kisah Para Rasul 10:34-43)
Pada hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah (Jumat, 15 Juni 2018), teracatat
sejarah mencengangkan di Republik tercinta ini. Saat itu, para tukang
becak di daerah Bogor, Jawa Barat, diundang menjadi tamu khusus
Presiden di Istana Bogor. Mereka hadir dengan pakaian sebagaimana
yang biasa digunakan di jalan raya ketika menarik becak, yakni kaus,
celana panjang dan sandal jepit. Bahkan ada yang masih menggunakan
celana pendek, topi caping dan kalungan handuk kumal di leher. Di
ruang teratai, Istana Kepresidenan, mereka disambut oleh Bapak
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. Whats up, Guys???
Ternyata, pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres)
mempersilahkan para tukang becak ini masuk istana atas perintah
langsung dari Bapak Presiden. Dengan sejarah ini, Bapak Presiden Joko
Widodo membuktikan bahwa Presiden Indonesia serta Istananya adalah
milik semua rakyat Indonesia, termasuk para tukang becak tersebut.
“Nggak nyangka bangett kan??”
Rasul Petrus adalah adalah salah satu dari sekian banyak saksi
yang melihat langsung peristiwa Yesus Kristus. Dia juga adalah satu-
satunya murid yang lebih dahulu menyatakan tentang identitas Yesus
sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16.16; Mark. 8:29). Tuhan
membuat Petrus peka (mampu memberi perhatian lebih) dan paham
tentang siapa sebenarnya Tuhan Yesus itu. Sebab itu, dalam kesaksian
kepada Kornelius, seorang kepala perwira pasukan Italia, Petrus diberi
kuasa oleh Tuhan untuk menyatakan semua kebenaran tentang Kristus
(ay. 34-42). Dia memulai khotbahnya dengan pernyataan bahwa ”Allah
tidak membedakan orang” (ay. 34). Oleh sebab itu, dia pun menutup
khotbahnya dengan pernyataan iman bahwa: “Allah akan mengampuni
semua orang, termasuk Kornelius, jika dia percaya bahwa Yesus adalah
Kristus dan bahwa Dia telah bangkit dari antara orang mati” (ay. 43).
Rasul Petrus dalam kuasa Roh Kudus meyakinkan Kornelius bahwa
Tuhan Yesus mau menyelamatkan semua orang, termasuk para pasukan
Italia/Romawi yang mungkin saja terlibat dalam peristiwa penangkapan
35 | P a g e
sampai penyaliban Tuhan Yesus. Akhirnya diteguhkanlah kesaksian
Rasul Petrus itu melalui peristiwa turunnya Roh Kudus atas semua orang
yang mendengarkan khotbah Petrus saat itu juga (ay. 44). Kornelius dan
seisi rumahnya pun menjadi orang non-Yahudi pertama yang menjadi
Kristen dalam catatan sejarah Alkitab.
Rangkaian kisah tentang Kesaksian Rasul Petrus tersebut menjadi
sebuah catatan penting tentang sifat Injil (Yesus Kristus) yang
sesungguhnya. Keselamatan dari Tuhan adalah anugerah bagi semua
orang, tanpa memandang muka. Kornelius adalah gambaran dari begitu
banyaknya orang non-Kristen yang sebenarnya merindukan Injil (Yesus
Kristus) diberitakan kepada mereka dengan berbagai cara. Sayang
sekali, banyak orang Kristen (termasuk pemuda) lupa akan
tanggungjawabnya selaku orang yang ditebus dan diutus untuk menjadi
saksi akan Injil itu. Injil disampaikan hanya sebatas khotbah. Perilaku
setiap hari tidak menunjukkan Injil itu, sehingga terkesan bahwa Injil
hanyalah milik orang-orang tertentu saja dan keselamatan hanya milik
orang yang mengaku beragama Kristen (yang rajin ke gereja dan yang
beragama Kristen di KTP). Orang lain diremehkan, dilecehkan bahkan di
anggap tidak berguna. Kekeliruan besar ini sangat memperburuk citra
Injil di mata orang lain, sebab itu pemuda Kristen harus bangkit dalam
semangat Paskah, menjadi saksi Injil bagi siapapun, tanpa harus
meremehan, menyepelehkan atau malah melecehkan orang lain atas
nama Injil (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 3). Ingat, kamu adalah
surat Kritus, yang terbuka bagi siapapun juga (2 Kor. 3:3). Nah, kalau
bapak Presiden Joko Widodo dan Istanya saja terbuka untuk semua,
apalagi Injil (Yesus Kristus), guys? Selamat Paskah! Amin!
Pertanyaan Reflektif:
Pernahkah saya menganggap bahwa orang lain tidak layak untuk
diselamatkan oleh Tuhan Yesus?
Doa:
Tuhan Yesus, kuatkan iman saya untuk menerima kenyataan bahwa
sesungguhnya Engkau sangat mengasihi dan mau menyelamatkan
semua orang tanpa memandang muka. Amin!
36 | P a g e
11 - 17 April 2021
Tujuan:
Pemuda membudayakan hidup sosial (berbagi berkat) sebagai
ungkapan sukacita atas kebangkitan Kristus.
37 | P a g e
iman bagi kemuliaan Allah (Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 6).
Anugerah terbesar adalah ketika kita memiliki kemampuan dan
memperoleh kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Amsal 3:27
berkata: “Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang
berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Saudara
yang dikasihi Tuhan, Kristus telah menyatakan kasihNya bagi kita melalui
pengorbananNya di kayu salib dan Dia telah bangkit mengalahkan maut.
Karena itu, sebagai ungkapan syukur atas kasihNya maka kita juga
menyatakan kebaikan dan menjadi berkat bagi sesama. Memberi bukan
hanya lewat harta tetapi juga lewat perhatian, kasih sayang, cinta
ataupun lainnya seperti berbagi ilmu dan motivasi. Dengan cara ini
semua orang akan merasakan arti damai sejahtera yang sesungguhnya.
Kebangkitan-Nya menjadi semangat bagi kita untuk berbagi dan saling
memulihkan. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Bagaimana ungkapan sukacita saya atas kebangkitan Kristus?
2. Tindakan nyata apa yang bisa saya lakukan untuk berbagi dengan
sesama?
Doa:
Tuhan, Engkau sungguh telah mengasihiku. Mampukan aku untuk
berbagi dan menjadi berkat bagi sesama demi kemuliaanMu. Amin.
38 | P a g e
18 – 24 April 2021
Tujuan:
Pemuda menunjukkan identitasnya sebagai anak -anak Allah dengan
berusaha untuk serupa dengan Kristus
"Saya tidak bisa kemana-mana. Saya hanya bisa meninggalkan tempat ini bila
besar nanti."⠀
Kalimat itu dicatat oleh surat kabar BBC News, diucapkan Nayeem,
seorang anak berusia tiga tahun yang tumbuh besar di kamp Cox’s
Bazar. Tempat ini adalah kamp pengungsian terbesar di Bangladesh bagi
Kaum Muslim Rohingya. Ibunya tengah hamil saat operasi militer pada
tahun 2017 terjadi di Myanmar. Mereka kabur, berjalan kaki ke wilayah
perbatasan Bangladesh. Mimpi Nayeem adalah pergi ke kota dan
melihat laut. Sementara cita-citanya saat besar nanti adalah menjadi
guru. "Saya ingin bisa mengajar anak-anak lain seperti saya," katanya.
Namun, cita-cita Nayeem belum tentu bisa terwujud. Kecil kemungkinan
bagi pengungsi Rohingya untuk keluar dari kamp pengungsian dan
kembali ke Myanmar, yang tidak mengakui keberadaan mereka sebagai
warga negara. Lebih dari sejuta pengungsi Rohingya kini memadati
Cox's Bazar. Setiap tahunnya, sekitar 20.000 anak lahir di sana.
Suatu kasih yang besar dan dan menakjubkan dari Bapa sebab
orang seperti kita mau dijadikan sebagai anak-anak-Nya. Walau
sebenarnya kita tidak layak dikasihi, selalu berbuat dosa dan kesalahan,
namun Allah Bapa sendiri tidak malu menyebut kita sebagai anak-Nya.
Status baru ini membuat kita mengenal Dia dan dunia tidak mengenal
kita (ay. 1), membuat kita menjadi sama seperti Dia ketika Kristus
menyatakan diri-Nya kelak (ay. 2) dan sekaligus menjadi orang yang
menaruh pengharapan kepada-Nya menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci (ay. 3). Hal ini bukanlah mimpi atau hanya sekedar
keinginan diri dari orang percaya tapi keadaan nyata yang akan diterima
dari Bapa oleh karena kasih-Nya.
Keadaan dan status kita tidaklah sama lagi ketika Allah memilih
kita menjadi anak-Nya. Bahkan, kita tidak hanya diangkat menjadi anak,
tetapi akan serupa dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Sebab hanya
dalam keserupaan itulah kita dapat melihat kemuliaan-Nya yang
39 | P a g e
sebenarnya. Status keserupaan dengan Kristus, memiliki konsekuensi.
Konsekuensinya ialah, kita yang sebenarnya tidak layak - namun
diangkat menjadi anak, harus mau menanggalkan dosa dan
pemberontakan kita terhadap kasih Allah.10
Mengingat peristiwa pengorbanan Tuhan Yesus, jika kita
mengatakan bahwa kita adalah anak, maka sebagai anak kita tidak
membiarkan diri kita untuk disesatkan oleh iblis. Kita harus menjaga
kekudusan hidup dan mengatasi godaan dunia, sebab kita tahu Tuhan
yang Kudus itu, telah melakukan kebaikan dengan membenarkan kita
melalui kematian Anak-Nya sendiri dikayu salib. Hal ini dilakukanNya
supaya kita yang sesungguhnya harus mendapat hukum karena dosa
dan pelanggaran kita malah memperoleh anugerah yang besar, yakni
menjadi anak-anak Allah.11 Secara jasmani kita dikandung dan lahir dalam
dosa, tetapi secara rohani, dalam Kristus kita dilahirkan untuk menjauhi
perbuatan najis yang merusak kasih persaudaraan.
Perjuangan kita secara rohani adalah melawan kuasa iblis dan
pengaruhnya terus terjadi selama berada dalam dunia dan percaya akan
pengharapan pada kemurahan kasih Allah. Sebab itu, sebagai anak kita
akan terus berusaha menjaga kekudusan diri. Hanya dengan kuasa Allah
yang akan menolong sehingga harapan untuk bersama-sama dengan
Bapa dalam status sebagai anak akan terwujud kelak.12
Pertanyaan Reflektif:
1. Menjaga diri agar tetap hidup dalam kekudusan sebagai anak Allah
tentu sangat sulit. Menurut Anda apa saja yang membuatnya sulit?
2. Bagaimana cara kita menampakkan keadaan kita sebagai anak Allah
dalam pergaulan setiap hari?
Doa:
Bapa, terima kasih atas karuniMu yang menjadi kami anak Allah,
tolonglah kami agar dapat tetap hidup dalam kekudusan. Amin.
10
Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 2 dan 5,
11
Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 2 dan 3
12
Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 5
40 | P a g e
25 April – 01 Mei 2021
Tujuan:
Pemuda percaya bahwa Roh Kudus berkuasa menyatakan kebenaran Tuhan
dalam situasi apapun juga
41 | P a g e
berdiri dan tidak mengatakan apa-apa, ternyata juga dipakai oleh Roh
Kudus untuk semakin menguatkan kebenaran tentang Kuasa dalam
nama Yesus, yang telah disalibkan dan dibunuh oleh para pemimpin
Yahudi dan Romawi tersebut. Dengan demikian, maka terbuktilah
bahwa Roh Kudus mampu menyatakan kebenaran melalui siapapun
entah dalam keadaan berbicara atau juga dalam kondisi berdiam diri.
Tidak ada hal apapun atau kuasa manapun yang sanggup menghalangi
kebenaran tentang kerajaan sorga dan segala perkaraNya diwujudkan
oleh Tuhan melalui Kuasa Roh Kudusnya (Pengakuan Gereja Toraja Bab
V butir 1 dan Bab VII butir 2).
Dunia ini, terus menerus dilanda krisis kebenaran. Banyak orang
tidak sanggup lagi menyatakan kebenaran karena rasa kasihan, malu
atau takut terkena riziko. Kebenaran sering ditutupi untuk
menyenangkan hati orang-orang tertentu. Bakan kebenaran tentang
Yesus Kristus sebagai satu-satunya sumber kehidupan, kesembuhan,
keselamatan, juga kerap kali di tindas oleh kepentingan ekonomi, sosial
dan budaya dalam masyarakat kita. Umat Tuhan (termasuk generasi
muda) sering mengabaikan kenyataan bahwa Kuasa Roh Kudus tidak
dapat dibatasi dan dihalangi untuk menyatakan kebenaran. Tindakan
seperti itu, sebaiknya tidak perlu dilakukan, sebab setiap upaya untuk
menyembunyikan kebenaran yang dilakukan oleh siapapun, akan
menjadi sikap menentang kuasa Tuhan dan konsekuensinya adalah
hukuman kekal (Mark. 3:29). Marilah berdamai dengan kuasa Roh
Kudus. Pulihkanlah relasi dengan “Kuasa yang idak terbatas” itu.
Sehingga kebenaranNya selalu dinyatakan dalam kita, entah ketika kita
berbicara ataupun ketika kita berdiam diri. Roh Kudus menolong kita.
Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Dalam hal apa saja kebenaran sering diabaikan?
2. Apakah cara yang dapat dilakukan agar kebenaran Tuhan tidak kita
abaikan/lupakan?
Doa:
Tuhan Yesus, kebenaranMu akan selalu dinyatakan. KuasaMu tidak
dapat dihalangi oleh apapun. Kiranya kami selalu mengakui dan
menghormati kebenaranMu, Amin!
42 | P a g e
02 – 08 Mei 2021
TERJUN LANGSUNG
(Kisah Para Rasul 8 : 26–40)
Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa Roh Kudus menginginkan kita terlibat
langsung dalam pelayanan kepada Kristus.
13
Singkatan dari Brother and Sister: Saudara dan saudari.
43 | P a g e
Bro.. and Sist… Oleh kuasa Roh Kudus, pemberitaan Injil
menjangkau segala bangsa termasuk kita orang Toraja terlebih khusus
PPGT. Kuasa Roh Kudus mewujudkan kerinduan Sida-sida Etopia untuk
mecari dan mengenal Tuhan melebihi kerinduannya akan kemapanan,
status sosial dan jabatan. Bahkan, Kuasa Roh Kudus pulalah yang
membuatnya mengaku percaya dan bersedia dibaptis menjadi murid
Yesus. Roh Kudus tidak tanggung-tanggung mengerjakan tujuan Allah
dengan kuasaNya. Allah terjun langsung dengan Roh Kudusnya untuk
menjangkau setiap orang yang merindukanNya. Sebab itu, marilah
berkomitmen menjadi murid yang mencari Tuhan dan firman-Nya
melebihi apapun yang kita miliki entah jabatan, kekayaan atau status
sosial dan talenta kita (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 4).
Mari berkomitmen menjadi murid yang terus belajar dan
bertumbuh dalam pengenalan tentang Tuhan dan firman-Nya. Kita
belajar dan membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Mengalami
susah senang dalam pelayanan, dikritik, tapi belajar menyangkal diri.
Lelah tapi belajar setia. Tidak mampu tapi belajar mengandalkan kuasa
Tuhan. Percayalah, Roh Kudus akan terus bekerja memberi
pertumbuhan dan buah dalam pelayanan jemaat melalui PPGT. Kita
bekerja dan melayani Tuhan dalam organisasi PPGT melampaui rasa
ingin hebat, jabatan struktural dan kepamanan organisasi belaka.
Dengan demikian, maka sukacita seperti yang dialami di Samaria dan
dialami Sida-sida Etopia juga akan dinikmati di dalam organisasi PPGT,
bagi kemuliaan Tuhan. Roh Kudus terus berkarya menjamah kita masing-
masing dan mendidik kita untuk menjadikan segala bangsa murid Yesus.
Tuhan Memberkati, Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Sudahkah kita menghidupi panggilan kita sebagai murid Yesus?
2. Apa contoh perbuatan/prilaku yang mencerminkan pola hidup murid
Kristus?
Doa:
Jadikanlah kami ya Tuhan sebagai murid-Mu yang selalu merindukan
Engkau dan setia mengikuti segala kehendak-Mu dalam kehidupan ini.
Amin.
44 | P a g e
09 - 15 Mei 2021
Tujuan :
Pemuda sanggup menjadi sahabat yang sejati kepada semua ciptaan
Tuhan.
14
Sebaiknya membaca teks padanan menurut Leksionari, khususnya Yohanes
15:9-17.
45 | P a g e
Kristus. Kata “ajaib” menggambarkan bahwa apa yang dikerjakan oleh
Allah mengenai keselamatan merupakan karya yang tidak dapat
dikerjakan oleh tangan (upaya) manusia biasa. Pekerjaan itu hanya bisa
dilakukan oleh Allah sendiri dalam Yesus Kristus. Demikianlah karya ajaib
dari Allah yang merupakan anugerah (anugerah: sesuatu yang tidak
dapat dikerjakan dan sesungguhnya tidak layak diberikan kepada
manusia tapi tetap diberikan) kepada manusia.
Rekan-rekan Pemuda yang dikasihi Tuhan. Betapa beruntungnya
setiap orang yang memahami bahwa dirinya sangat berharga di mata
Tuhan. Mengapa demikian? Karena hanya orang-orang yang memahami
keberhargaannya di mata Tuhan yang dimampukan untuk juga
memahami betapa besarnya dan dalamnya pengorbanan Tuhan bagi
dirinya. Hanya orang-orang seperti itu yang memahami bahwa harganya
di mata Tuhan setara dengan: SATU NYAWA ALLAH! (Bdk. Yoh. 15:13).
Hanya orang-orang demikian yang akan senantiasa mengucap syukur
dengan sikap dan tindakan yang benar dan berkenan kepada Allah…dan
hanya orang-orang seperti itulah yang akan menjadi ‘Sahabat Tuhan’.
Orang-orang yang gaya hidupnya digerakkan oleh semangat TAAT dan
AKRAB dengan Tuhan! (Bdk. Yoh. 15:14). Orang-orang yang merasakan
kasih setia Tuhan tidak akan pernah berdiam diri, tetapi akan terus
membagikan kasih setia Tuhan sebagai bentuk kesaksian dan pujian
serta ungkapan syukur kepada Tuhan: diberkati untuk menjadi berkat,
menjadi sahabat untuk menjadikan yang lain sahabat. Demikianlah
dijelaskan dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab IV tentang (tujuan)
Penebusan dan Bab V Pengudusan manusia dalam rangka
memberitakan perbuatan-perbuatan ajaib dari Tuhan (Lihat. 1 Ptr. 2:9).
Pertanyaan Reflektif:
1. Sadarkah Saudara nilai dan harga Saudara di mata Tuhan?
2. Rindukah Saudara menjadi ‘Sahabat Tuhan’?
Doa:
Ya Tuhan, ajar kami memahami betapa dalam dan ajaib karya
keselamatan yang Engkau anugerahkan kepada kami dalan Yesus
Kristus Sang Penebus kami. Ya Roh Kudus, tuntun kami untuk terus
saling mendukung dalam memberitakan karya-karya-Mu melalui seluruh
kehidupan karunia-Mu. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa, Amin.
46 | P a g e
16 - 22 Mei 2021
P.A.W.
(Kisah 1:15-26)
Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa kaderisasi (pembinaan dan pelayanan)
adalah proses yang dipersiapkan Roh Kudus untuk menopang seorang
pemuda gereja menjadi murid yang setia sampai akhir.
47 | P a g e
Tentu, kita melihat makna yang sangat dalam melalui proses PAW
tersebut dalam kaitannya dengan kesediaan untuk memberikan diri di
dalam pelayanan. Pertama, setiap kita sebagai kader PPGT mesti siap
memberikan diri dan talenta yang Tuhan berikan untuk melayani. Semoa
warga PPGT, dalam tuntunan Roh Kudus, harus memuridkan dirinya
melalui proses pengkaderan (pembinaan dan pelayanan). Kedua,
pelayanan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang gampangan dan
sembarangan sehingga setiap orang harus memastikan dirinya benar-
benar dekat dengan Tuhan dan benar-benar memahami makna
panggilan pelayanan. Kepandaian berbicara di depan umum, kecerdasan
berorasi, dan berbagai kecakapan lain penting tetapi tidaklah cukup jika
tidak disertai dengan hubungan yang intim dengan Allah, misalnya
melalui kehidupan doa yang terbangun dengan baik. Ketiga, kesediaan
untuk selalu bekerjasama di dalam persekutuan. Sehingga, egoisme
tidak dijunjung tinggi, melainkan melaksanakan pelayanan dalam prinsip
saling memberi, saling menopang dan saling menerima satu dengan
yang lain.
Sebagaimana para rasul itu, kita semua juga adalah murid Kristus.
Organisasi hanyalah wadah yang disiapkan olehNya, sebab itu, proses
mengakder diri sebagai murid juga adalah cara yang diharapkan oleh
Tuhan untuk memampukan kita memberi diri dan melayani di ladangNya
dengan setia sampai selamanya. Roh Kudus menolong kita. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah saya sudah benar-benar siap untuk pekerjaan pelayanan
bagi kemuliaan Tuhan, misalnya menjadi pengurus PPGT
Jemaat/Klasis?
2. Apakah saya mengenali tujuan dari pelayanan di dalam PPGT yang
saya ikuti pada saat ini?
Doa:
Tuhan, dengan kuasa Roh KudusMu, Engkau selalu memilih dan
memakai orang-orang yang Engkau kehendaki untuk mengangkat
tanggungjawab pelayanan. Tuhan kiranya juga melihat potensi-potensi
yang ada pada kami dan biarlah kami selalu bersedia memberikan diri di
dalam pelayanan. Demi Kristus kami berdoa. Amin.
48 | P a g e
23 - 29 Mei 2021
Tujuan:
Pemuda mensyukuri kepedulian Allah kepadanya, dengan cara
semakin peduli dan memperhatikan orang lain setiap waktu.
Pertanyaan Reflektif:
Apakah kamu sudah menunjukkan kepedulianmu terhadap orang-orang
di sekitarmu? Dalam hal apa?
Doa:
Ya Allah Sumber nafas hidup, oleh hembusan nafas-Mu kami kembali
hidup berpengharapan dan dipulihkan. Bantulah kami untuk peduli
kepada orang lain, sebagaimana Engkau selalu peduli kepada kami.
Amin.
50 | P a g e
30 Mei – 05 Juni 2021
Tujuan :
Pemuda mengamini dirinya sebagai gereja yang dipanggil, dikuduskan
dan diutus oleh Tuhan
Sahabat muda, masih ingat syair lagu Kidung Jemaat 257? Ayo
menyanyikanya bersama:
Aku gereja , kau pun gereja, kita sama-sama gereja.
Dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama gereja.
Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya,
bukalah pintunya lihat di dalamnya, Gereja adalah orangnya.”
Syair lagu ini lahir dari sebuah kesadaran, bahwa kita sebagai
gereja, ada dalam dunia, diutus ke dalam dunia untuk menjadi teman
sekerja Allah dalam melaksanakan misi penyelamatanNya dalam dunia
ini. Karena hidup kita adalah Rumah Tuhan, maka kita perlu menjaga
kekudusanNya. Menjaga kekudusan dalam hidup kita sebagai gerejaNya
tercermin dari perkataan dan tindakan kita yang berkenan kepada
Tuhan.
Demikianlah Yesaya ketika dipanggil Tuhan menjadi hambaNya,
diutus ke dalam dunia. Yesaya sungguh mengakui siapa dirinya dan siapa
bangsanya yang seringkali melakukan pelanggaran dihadapan Tuhan.
Yesaya mengatakan: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang
yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir,
namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam” (ay.
5). Dihadapan kekudusan Allah, ia menyadari ketidaksempurnaan dan
kenajisannya. Allah kemudian membersihkan mulut dan hatinya dan
menjadikan layak untuk tetap dipilih sebagai hambaNya. Selanjtnya
Tuhan mengatakan: ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang
mau pergi untuk Aku? Maka Yesaya segera menjawab : “Ini aku, utuslah
aku” (ay. 8).
Firman Tuhan mengajarkan kita bahwa pengutusan Tuhan bagi
anak-anakNya dalam dunia ini tidak selalu dilakukan kepada orang yang
“baik-baik” alias sempurna. Karena pada dasarnya, tidak ada orang yang
51 | P a g e
sempurna. Seandainya ukuran Tuhan adalah kesempurnaan, maka tak
satu pun dari kita yang terpilih menjadi hambaNya diutus dalam dunia.
Syukur kepada Allah kita, sebab yang terjadi, orang percaya dipanggil
bukan dari kesempurnaannya, kemampuannya, ketampanannya,
kecantikannya, kepintarannya. Akan tetapi Tuhan memanggil dan
mengutus setiap orang dalam dunia ini menjadi hambaNya
memberitakan InjilNya tanpa syarat. Untuk itu, dalam keterbukaan Allah
mengutus dan melayakkan kita ke dalam dunia mengabarkan Injil
Kristus, hendaklah kita juga seperti Yesaya mau datang di hadapanNya
mengakui dosa kita, merendahkan diri, dan mau dibentuk oleh Tuhan.
Generasi muda pun sebagai gerejaNya diutus ke dalam dunia,
hadir dalam dunia menjadi berkat (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI poin
3). Karena itu, jangan terburu-buru merasa tidak mampu, merasa tidak
fasih berbicara, tunggu dewasa dulu, tunggu sukses dulu, sebab Tuhan
selalu bersedia memperlengkapi kita melalui banyak cara dan banyak
proses. Teruslah tampilkan karakter hidup yang mencerminkan rumah
Tuhan. Dan berjuanglah mengasah talenta melalui proses yang Tuhan
tunjukkan. Roh Kudus menolongmu.. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah saya sadar bahwa sesungguhnya saya ini sangat terbatas di
hadapan Tuhan?
2. Bagaimanakah cara saya menjalani panggilan Tuhan?
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan saya untuk menjalani proses sebagai orang
yang sedang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi berkat bagi semua
ciptaan. Amin!
52 | P a g e
06 - 12 Juni 2021
Tujuan:
Pemuda memahami bahwa Kuasa Roh Kudus dikaruniakan kepada
setiap orang melalui talenta, kemampuat dan bakat masing -masing
orang.
54 | P a g e
mengerjakan tugas & panggilan kita masing-masing untuk memuliakan
Dia, tanpa rasa iri, cemburu, dengki dan perselisihan. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang biasa mendorong seseorang untuk menfitnah
sesamanya/menghujat sesamanya?
2. Bagaimana menjauhkan diri bahkan meredam sikap
menfitnah/menghujat agar kita tetap dapat terus melakukan
kehendak Tuhan ?
Doa:
Ya Tuhan kami mengucap syukur bahwa kami masih terus dberi
kesempatan untuk mendengar dan ditegur oleh kebenaran Firman-Mu.
Mampukanlah kami selaku anak-anak muda-Mu untuk terus hidup dalam
kuasa-Mu agar kami mampu terhindar dari perbuatan yang menghina,
memfitnah dan menghujat karyaMu dalam diri umatMu sendiri. Kami
mohon agar Engkau terus menolong kami melalui Kuasa Roh Kudus
Tuhan untuk menghidupi Firman Tuhan, Amin.
55 | P a g e
13 - 19 Juni 2021
Tujuan:
Pemuda belajar melihat dan memahami tanda-tanda kerajaan Allah
dari hal-hal yang sederhana/kecil.
57 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah saya pernah mengapresiasi tindakan-tindakan orang lain
(walau sekecil apapun)?
2. Apa yang dapat memotivasi saya untuk terus melakukan kebaikan?
Doa:
Tuhan, tolonglah saya untuk menghargai setiap hal yang benar demi
kemuliaanMu. Buatlah saya menghadirkan tanda-tanda kerajaanMu
dengan hal-hal yang kecil tetapi berarti. Amin!
58 | P a g e
20 - 26 Juni 2021
Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa setiap persoalan dalam hidupnya akan
dipulihkan oleh Tuhan melalui kehadiran dan kuasaNya.
Shalom….
Badai telah mengombang-ambingkan seluruh sendi-sendi
kehidupan kita dalam beberapa tahun belakangan. Konflik sosial antar
manusia, hingga konflik manusia dengan alampun kita alami akhir-akhir
ini. Badai-badai ini hampir saja mengobrak-abrik kepercayaan kita pada
penguasa, kepada sesama dan alam semesta bahkan kepada Tuhan.
Konflik antar sesama atas pebedaan dalam berbagai kontestasi
pemilihan (Pilpres, DPR, DPRD, Pilkada), menghabiskan cukup banyak
energy. Hal ini terjadi karena kurangnya hikmat dalam mengelola
perbedaan. Konflik dengan alam semesta. Alam seakan tidak lagi
bersahabat dengan kita. Alam seakan menuntut kita untuk
bertanggungjawab atas perusakan lingkungan yang diakibatkan
keserakahan manusia atas sumber daya alam. Kekayaan alam kita
diambil dengan serakah demi keuntungan segelintir pengusaha dan
penguasa. Padahal untuk dapat bertahan hidup, alamlah yang
mensuplai semua kebutuhan kita. Salah satu bentuk badai dari alam
adalah Pandemi Covid-19 yang juga menghabiskan banyak energi kita
akhir-akhir ini. Mulai dari penyakit yang ditimbulkan, konflik sosial juga
menjadi perhatian yang cukup serius sampai pada persekutuan kita
porak-poranda setelah pemerintah menginstruksikan untuk membatasi
kerumunan. Sekitar 3-5 bulan kita tidak dijinkan untuk bersekutu
memuji, memuliakan dan mendengarkan firman Tuhan dari mimbar.
Semua realitas di atas menjadi tantangan hidup kita akhir-akhir ini.
Bacaan kita kali ini tentu sangat menarik. Yesus sebelumnya telah
menyampaikan pengajaran-Nya dengan menggunakan perumpamaan-
perumpamaan. Setelah itu, Yesus lalu mengajak para murid untuk
menghadapi tantangan hidup secara langsung (ay. 35). Beberapa
peneliti menemukan bahwa Danau yang disebrangi itu jika ditempuh
melalui darat tidak terlalu jauh jaraknya. Akan tetapi, Yesus mengajak
para murid menuju Gerasa justru dengan menyeberangi danau (ay. 36-
59 | P a g e
37). Pengajaran Yesus dengan perumpamaan-perumpamaan itu
kemudian langsung diujikan kepada murid-murid. Apakah para murid
langsung memercayakan hidupnya kepada kebenaran yang diungkapan
Yesus melalui perumpamaan itu? Ternyata tidak. Murid-murid masih
fokus pada badai menerpa mereka. Tidak satupun dari mereka yang
menggantungkan hidupnya kepada kebenaran firman yang baru saja
mereka dengarkan. Salah satu dari mereka membangunkan Yesus bukan
didorong akan kepercayaan mereka pada Yesus, tindakannya
didasarkan pada kepanikan dan ketakutan akan kematian semata (ay.
38). Ajakan Yesus kepada murid-murid untuk mengarungi danau yang
penuh dengan badai itu mengibaratkan pengutusan umat Allah ke
dalam dunia.15 Kita diutus ke dalam dunia untuk menghadapi badai dan
tantangan yang sedang dan akan hadir di hadapan kita. Ajakan itu tidak
berhenti pada mengajak saja, namun Yesus ikut serta dalam
menghadapi badai yang mengombang-ambingkan perahu. Yesus juga
ada dalam perahu itu. Ini menandakan keberpihakan dan keturutsertaan
Yesus bersama-sama dengan para murid dalam menghadapi badai itu.
Sahabat milenial yang dikasihi Tuhan.
Sebesar dan sesulit apapun gelombang badai yang kita hadapi,
percayalah bahwa Allah di dalam Kristus Yesus turut bekerja dalam
menghadapi badai tersebut, bahkan Dia sendiri yang akan memulihkan
kondisi yang carut marut itu menjadi “teduh sekali” (ay. 39). Oleh sebab
itu, percayalah dan sandarkanlah seluruh kekuatiranmu kepada-Nya
agar badai itu dapat dilalui berlalu dan keteduhan Allah dapat dinikmati.
Tuhan Yesuslah yang memulihkan kondisi yang sedang kacau-balau ini.
Ajakan Yesus ini pula mengandaikan akan tanggungjawab kita atas
anugerah yang dikaruniakan kepada setiap kita. Bertanggungjawab atas
kerusakan hubungan akibat perbedaan dan bertanggungjawab atas
kerusakan lingkungan akibat keserakahan. Dahulukanlah Tuhan dalam
setiap badai yang anda jumpai dalam kehidupan ini, percayalah bahwa
ketika kita menaruh hidup kepadaNya, maka Dia yang akan memulihkan
kembali setiap badai yang kita jumpai. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
Sejauh mana kita bertanggungjawab terhadap badai dunia (badai alam
pun konflik sosial)?
15
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3.
60 | P a g e
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah kami yang tidak menghargai kehadiranMu.
Bantulah kami untuk memperbaiki segala kerusakan akibat keserakahan
kami. Amin!
61 | P a g e
27 Juni - 03 Juli 2021
Tujuan:
1. Pemuda meyakinkan diri bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong
mereka menyelesaikan persoala.
2. Pemuda dapat menolong orangn lain menyampaikan masalahnya
kepada Tuhan Yesus.
Pertanyaan Reflektif:
1. Sudah Sejauh manakah kita sebagai generasi muda melibatkan Tuhan
dalam pergumulan kita?
2. Apakah kita dapat menolong orang lain menyampaikan keluhannya
kepada Tuhan?
Doa:
Terpujilah Tuhan untuk segala karya dan kasihNya bagi kami anak
mudamu sekalipun sering dalam kehidupan kami masih sangat jarang
melibatkanmu dalam segala persoalan kami. Untuk itu kami mohon
tuntunan Roh Kudus agar kami terus hidup dalam perkenaanMu dan
menolong orang lain sampai kepadaMu. Amin.
63 | P a g e
04 – 10 juli 2021
KEEP STRONG
(Bahan 2 Korintus 12:1-10)
Tujuan:
Pemuda selaku Kader Siap Utus selalu bersikap rendah hati dan
menghindari bermegah atas pelayanannya
“ Orang sombong itu seperti orang yang berdiri di atas gunung: dari
atas dia memang semua orang dibawahnya kecil, dia tidak sadar
orang memandang dia juga kecil” – Lee Kuan Yew (pendiri dan
Perdana Menteri pertama Singapura.
Paulus memiliki pengalaman rohani yang luar biasa, dengan
penyataan dan penglihatan yang dia terima. Namun karena hikmat dari
Tuhan, hal itu pun tidak membuatnya merasa tinggi hati bahkan
menceritakan hal tersebut dianggapnya tidak bermanfaat (ay.1). Dia
menghindari berbangga dengan hal itu agar tidak ada orang yang
kemudian melebih-lebihkan kepada orang lain, apa yang telah
didengarnya dari Paulus (ay. 6). Bahkan ia menganggap celaan pada
dirinya, yaitu duri, adalah cara TUHAN untuk mencegah ia menjadi
sombong. Sebaliknya, ia justru bermegah justru karena penderitaan. Ia
bermegah atas kelemahannya (ay. 9), dan bersuka di dalamnya (ay. 10).
Bukan bermegah karena kelemahan dosa, yang harusnya malu dan
sedih, melainkan penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, dan
kesusahan yang dialaminya demi Kristus (ay. 10). Dia memandang bahwa
semuanya itu merupakan kesempatan bagi Kristus untuk menyatakan
kuasa dan kecukupan kasih karunia-Nya bagi diri Paulus sendiri.
Kita semua pasti memiliki satu atau bahkan mungkin lebih tugas,
baik dalam pelayanan gerejawi, kuliah/sekolah, tempat kerja. Tentu
dalam kondisi normal, keberhasilan atas kerja keras dalam mencapai
target program akan membuat orang bersukacita bahkan berbangga.
Apalagi jika sebelumnya orang berpikir mustahil hal itu berhasil dalam
kondisi yang sulit, misalnya pada masa covid-19. Tentu dengan
kebanggan yang ada pasti akan memacu semangat lebih dalam bekerja
dan meningkatkan prestasi. Namun dalam kenyataan kebanggan itu
sering menjadi kebanggan pribadi. Jika bukan karena dia atau jika bukan
saya maka tidak akan berhasil. Sementara orang lain yang juga teribat di
64 | P a g e
dalamnya dianggap tidak punya peran atau hanya mengambil peran
sedikit. Seringkali kita menilai diri kita sendiri menurut ukuran kita dan
menilai orang lain juga dengan ukuran itu. Kita senang dengan pujian
dan tidak suka dengan kritik. Kita menganggap kritik sebagai duri yang
tidak pantas kita terima. Padahal hal itu mungkin karena kesombongan
kita telah menyimpang jauh dari tujuan semula. Di sisi lain kritik mungkin
justru akan mengembalikan kita kepada tujuan semula. Dan sebagai
orang yang tulus bekerja, maka tentu dia dapat melihat semua kritik
yang tertuju padanya sebagai cara Allah memakai orang lain untuk
menjaga langkahnya tetap pada jalur yang sebenarnya.
Sebagai orang beriman, kita tidak seharusnya berbangga diri
dengan keberhasilan atau pencapaian atas semua yang telah kita
kerjakan. Sebab hal yang terpenting dari hal-hal itu adalah kita
mendapat kesempatan untuk turut menjadi berkat bagi semua.16
Sebaliknya yang membuat kita berbangga adalah jika kita bisa tetap
kuat dan bertahan sekalipun dalam himpitan berbagai pergumulan,
digoda oleh dosa bahkan menderita hinaan dan aniaya.17 Ketika kita
memohon kasih karunia TUHAN, maka Dia akan memberikan untuk
menguatkan dalam kelemahan kita. Pada waktu kita menyadari
kelemahan kita, maka datanglah kepada Kristus, sebab kita layak
menerima kekuatan dari-Nya sehingga kita menerima curhan kekuatan
dan kasih karunia ilahi. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
1. Menurut kita, tantangan terbesar apa yang kita hadapi untuk
menjaga agar kita tidak tergoda untuk membanggakan diri?
2. Apakah orang yang membanggakan diri dapat melihat kasih karunia
Allah dalam setiap tugas dan pelayanannya?
Doa:
Bapa, terima kasih Engkau telah mempergunakan kami untuk menjadi
barkat bagi semua orang melalui tugas dan pelayanan yang kami terima.
Tolong kami agar senantiasa melihat kepada kasih karunia-Mu bukan
kepada diri kami sendiri, dan kiranya kami di kuatkan oleh kasih karunia-
Mu untuk menghadapi pencobaan, hinaan dan aniaya pada saat ini dan
di masa yang akan datang. Amin.
16
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1
17
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3
65 | P a g e
11 - 17 Juli 2021
Tujuan:
Pemuda merespon undangan Tuhan untuk menikmati kebesaranNya
dengan cara menyerahkan diri dibentuk oleh Allah di dalam
persekutuan.
66 | P a g e
mengundang kita untuk dibentuk oleh-Nya setiap waktu, termasuk
melalui persekutuan dan pelayanan kita masing-masing. Jadi
bagaimana, Guys?? Sudahkah kita merespons undangan-Nya? Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Sadarkah Anda bahwa kebesaran Allah menyebulungi kita?
Mungkinkah kita menceritakannya secara singkat?
2. Jika kita sadar, selanjutnya sudahkah kita merespon undangan dari-
Nya?
Doa:
Ya Allah yang menyelubungi kami dengan rahmat-Mu, mampukan kami
melihat kebesaran dan merespon undangan-Mu untuk hidup dibentuk
oleh-Mu. Amin.
67 | P a g e
18 - 24 Juli 2021
Tujuan :
1. Pemuda mengikuti karakter Gembala Agung (yakin akan
pemeliharaan Tuhan dan siap menjadi saluran berkat
2. Pemuda sadar bahwa Tuhan memulihkan umatNya agar mereka
meneladani karakterNya selaku Gembala Agung
68 | P a g e
teladan bagi pengikut-pengikut-Nya; TAAT! bahkan taat sampai mati
(Filipi 2:8). Kedua, sebagai MODAL Yesus menjaminkan penyertaan
senantiasa (terus menerus, tidak berkesudahan) sampai pada akhir
zaman (Matius 28:20). Untuk apa Ia menyertai kita? Untuk menjadikan
semua bangsa murid-Nya dengan mengajarkan mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Ia perintahkan! Jadi sampai di sini jelas bahwa
tugas semua murid Yesus Sang Gembala Agung adalah menjadi gembala
dan menggembalakan dengan penuh cinta kasih semua kawanan
domba-Nya. Dalam Markus 6:34 Yesus mengajarkan kepada murid-
murid-Nya belas kasihan kepada sesama manusia; Markus 6:56 Yesus
menyatakan kepedulian kepada orang-orang yang merindukan
pemulihan dari-Nya. Dalam Mukadimah Pngakuan Gereja Toraja
ditegaskan bahwa Allah berkenan menyatakan Kuasa, Kasih dan
Kehendak-Nya kepada dunia melalui Yesus Kristus. Penegasan ini
kemudian mengantar setiap orang percaya kepada pengakuan : “YESUS
KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURU SELAMAT” dan Pengakuan ini
jugalah yang mengantar setiap orang percaya untuk berani dan terus-
menerus (“tidak berkesudahan”) menyatakan Kasih, Kuasa dan
Kehendak Tuhan melalui seluruh sikap hidupnya. Itulah karakter yang
harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Karena sudah mengaku, maka
harus siap! Gimana, bisa kan???
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Saudara telah sungguh-sungguh mengalami Kasih Tuhan
dalam hidup Saudara?
2. Tanda bahwa seseorang telah mengalami Kasih Tuhan dalam
hidupnya adalah senantiasa mengasihi sesame terlebih Tuhan?
Apakah tanda itu ada dalam diri Saudara?
Doa:
Ya Allah Sang Sumber Kasih… Jadikanlah kami seperti pensil untuk
Engkau pakai menuliskan cinta kasih demi cinta kasih-Mu dalam seluruh
kehidupan yang Engkau karuniakan kepada kami. Amin!
69 | P a g e
25 - 31 Juli 2021 (SSA XXV Gereja Toraja)
AYOO, GENGS!18
(2 Raja-Raja 4:42-44)
Tujuan:
Pemuda menyadari keterbatasannya dan mengembangkan apa yang
ada padanya sambil terus bersandar pada ke -Mahakuasa-an Allah.
18
Gengs, adalah istilah popular untuk anak muda yang kurang lebih berarti:
teman-teman dalam satu kelompok.
19
Karorian adalah masa yang sulit yang pernah dialami oleh orang Toraja:
kemarau panjang, makanan dan uang serta berbagai kebutuhan dasar sulit
didapatkan. Peristiwa ini diceritakan turun temurun terutama di kampung.
70 | P a g e
bersandar pada kuasa Allah dan firman-Nya, dan benar: orang makan
dan bahkan ada sisanya (bdk. Mark. 6:44; 8:20; Luk. 9:14 dan Yoh. 6:10).
Begitulah kenyataannya, Gengs! Jika kita bersandar sepenuhnya
kepada Dia, apalagi ketika mengangkat pelayanan kepada orang banyak
seturut dengan talenta yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita, maka
Tuhanlah yang akan memampukan kita. Sebagai seorang pemuda ketika
diberi tanggungjawab pelayanan, keragu-raguan selalu muncul. Lalu
ketika keraguan datang, apa yang harus dilakukan? Menolak?
Menghindar? Atau melihatnya seperti anak tangga yang harus dijalani?
Saat ini Gereja Toraja, sedang melaksanakan Sidang Sinode Am yang ke
XXV, di mana sebuah pendekatan yang disebut Appresiative Inquiry (AI)
sedang dikembangkan. Melalui pendekatan dan paham ini kita diajak
untuk melihat dan memaksimalkan apa yang ada yang sudah Tuhan
sediakan, bukan selalu melihat apa yang tidak ada atau tidak dimiliki atau
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Ada keyakinan dan
pengharapan di balik pelayanan-pelayanan yang kita lakukan bahwa
Tuhanlah yang akan menyempurnakan (Pengakuan Gereja Toraja Bab
VI butir 4). Justru di dalam keterbatasan kita itulah kuasa Allah yang
Maha-Tak-Terbatas menjadi nyata. Mari melayani untuk kemuliaan Allah.
Soli deo gloria.
Pertanyaan Reflektif:
Apakah saya (dan kita semua) sudah bersandar pada Allah dalam
mengangkat setiap tanggungjawab yang diberikan kepada kita?
Doa:
Tuhan, kami bersyukur telah mendengar dan merenungkan firman-Mu
ini. Sungguh Engkau Maha-Tak-Terbatas, dimana kuasa-Mu yang akan
memampukan kami yang terbatas ini. Kami mau bersandar sepenuhnya
hanya kepada-Mu. Amin.
71 | P a g e
01 - 07 Agustus 2021
Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa potensi mereka adalah roti sorgawi untuk
mengutuhkan dan memenuhi kebutuhan semua.
72 | P a g e
hendaknya PPGT hidup berpadanan dengan panggilan kita yaitu dengan
kerendahan hati, lemah lembut dan kesabaran. Sikap rendah hati itu
ditandai dengan kebiasaan menganggap orang lain lebih utama dari diri
sendiri. Karena itu ketika memiliki potensi tidak boleh angkuh atau
memandang orang lain lebih rendah. Percayalah bahwa potensi yang
kita miliki itu, sangat memungkinkan untuk dipakai membangun
persekutuan ini. Misalnya talenta bermain musik, bernyanyi, punya
kemampuan memimpin organisasi dan berbagai talenta lainnya. Segala
karunia yang Tuhan berikan, hendaknya memancar keluar kepada
sesama dan lingkungan di sekitar kita. Sahabat muda, mari
memaksimalkan potensi kita untuk membangun persekutuan PPGT ini
dan terus merangkul sahabat muda lainnya untuk turut di dalamnya.
Sekalipun ada begitu banyak perbedaan tetapi mari bersatu untuk maju
sehingga bersama-sama berakar dan berbuah di dalam Kristus. Amin.
Pertanyaan Reflektif
Sudahkah saya menggunakan potensi saya untuk membangun
persekutuan ini?
Doa:
Tuhan, terimakasih atas potensi yang engkau karuniakan kepadaku.
Mampukan aku untuk menggunakan potensi itu dengan baik bagi
kemuliaanmu dan bagi keutuhan persekutuan ini. Amin.
73 | P a g e
08 - 14 Agustus 2021
ROTI = HIDUP
(Yohanes 6:41-51)
Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kehidupannya
harus digunakan untuk membag ikan Roti Hidup kepada yang lain.
Salam Kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kalau kita berbicara
soal makanan, tentu sahabat muda tahu ada dua jenis makanan yang
lazim, yaitu makanan jasmani dan makanan rohani. Namun kita nggak
usah malu untuk mengaku bahwa sebenarnya yang paling sering kita cari
adalah makanan Jasmani. Karena makanan jasmani itu mengenyangkan
kita serta menguatkan kita dalam menjalani aktifitas kehidupan kita,
betul to???. Kalau makanan rohani??? Sepertinya tidak semua orang
menginginkan dan merindukannya ya? mengapa demikian? Mungkin
saja karena makanan rohani nggak bikin kenyang perut, Guys.. Atau
mungkin karena tidak semua orang sadar apa arti di balik makanan
Rohani itu ya? Hmmm….
Kali ini firman Tuhan membahas tentang bagaimana orang Yahudi
bersungut-sungat karena perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia
adalah Roti Hidup. Mereka bersungut karena bagi mereka Yesus hanya
seorang biasa yang berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana
(ay. 41-42). Karena itu, Yesus menegaskan kepada mereka untuk tidak
bersungut-sungut dan memberi tahu apa dimaksudkan dengan Roti
Hidup ini. Yesus menjelaskan bahwa Roti Hidup ialah seseorang yang
akan memberikan kehidupan yang kekal. Karena itu Roti hidup yang
dimaksudkan yaitu Yesus Kristus itu sendiri yang kepadanya Allah
berkenan untuk menyatakan karya penyelamatannya (ay. 43-48).
Nah, Sahabat muda, Siapapun yang hidup dalam kehendak Sang
Bapa atau hidup dalam kedaulatan Allah akan terhitung sebagai “yang
akan mempunyai hidup kekal” (ay. 47). Hal ini ditegaskan Yesus, sebab
tidak ada seorang pun yang telah melihat Allah secara langsung. Hanya
Yesus yang tahu bagiamana Allah itu dan bagaiamna Allah berkarya bagi
umat-Nya. Seba itu, Yesus menjamin kebenaran tentang karya Allah
dalam diriNya, dengan proklamasi bahwa: Akulah Roti Hidup (Ay. 51).
Umat Allah dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1; Allah
telah memilih dan menetapkan Gereja-Nya sebagai persekutuan orang-
74 | P a g e
orang percaya milik kepunyaan-Nya, dan Ia pun mengadakan suatu
perjanjian dengan umat-Nya berdasarkan kasih setia-Nya. Jadi kita ini
adalah umat kepunyaan-Nya. Kita adalah generasi muda yang
seharusnya hidup kita berkenan dihadapan-Nya. Dengan demikian, kita
semua adalah orang yang disebut sebagai “manusia baru” yang tidak
lagi dikuasai dosa ataupun maut tetapi mewarisi hidup yang kekal.
Sahabat muda yang terkasih, makanan Jasmani memang penting
tetapi yang lebih penting dari semuanya itu ialah bagaimana kita
senantiasa mendahulukan makanan rohani dalam kehidupan kita,
seperti dalam firman-Nya bahwa: “Manusia hidup bukan hanya dari roti
saja, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Mat.
4:4). Maka makanan Jasmani dan rohani harus seimbang, sebagai anak
muda Kristen kedua hal ini harus ada dalam diri kita, dan kita pun bisa
menjadi roti-roti kecil yang mampu memberikan kehidupan bagi sesama
kita lewat tutur kata dan perbuatan kita dan tentunya karena kuasa Allah
melalui Roh Kudus yang berkarya dan memampukan kita. Jangan hanya
doyan kepada makanan jasmani, Guys. Makanan rohani yakni Roti Hidup
yaitu firman Tuhan (Yesus Kristus sendiri) amat sangat penting loh.
Amin.
Pertanyaan Reflektif:
Yesus adalah roti hidup, apakah saya sudah membagikan-Nya bagi
sesama?
Doa:
Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat diriku berharga. Firmanmu
kiranya senantiasa mengajarkan kami menghargaiMu. Tolonglah kami
untuk membagikan roti hidup lewat Firman yang kami beritakan,
terlebih melalui sikap, tutur kata dan perbuatan. Amin.
75 | P a g e
15 - 21 Agustus 2021
Tujuan:
Pemuda mengerti maksud perkataan Yesus sebagai “Roti Hidup,” dan
mensyukuri kemerdekaan dari dosa dan penjajahan.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang sering menghambat kita untuk menikmati makanan yang
diberikan Tuhan Yesus?
2. Apakah kita telah meyakini bahwa Kristus adalah makanan rohani
yang memerdekakan dari dosa ?
Doa:
Kami bersyukur sebab Tuhan sungguh mengasihi kami sedemikian rupa.
Engkau mengaruniakan kemerdekaan bagi bangsa dan Negara kami,
bahkan engkau memerdekakan kami dari dosa melalui tubuh dan
darahMu. Ajarlah kami menikmati anugerahMu secara
bertanggungjawab, Amin!
77 | P a g e
22 - 28 Agustus 2021
Tujuan:
Pemuda mengimani bahwa Allah itu Mahacemburu, sebab itu
kesetiaan kepada perjanjian denganNya adalah hal yang harus dijaga
dengan baik.
Shalom…
Sahabat muda, banyak orang cenderung lari dari perjanjian yang
telah ia ikrarkan. Karena ketidak-setiaan pada janji, maka sehingga
dibuatlah berbagai cara untuk mengikat perjanjian itu, misalnya dengan
materai, dengan saksi dan ancaman hukuman. Seringnya sesorang
ingkar akan perjanjiannya, memaksa kekuatan hukum digunakan untuk
mengikat perjanjian itu. Perjanjian itu berat dan memang memerlukan
pengorbanan. Ketika orang tidak lagi mampu berkorban untuk sebuah
perjanjiannya, maka ia akan ingkar alias tidak setia. Ketidak-setiaan
memunculkan kecemburuan, dan sifat cemburu bukan hanya dimiliki
manusia melainkan juga dimilki oleh Tuhan.
Yosua yang adalah pelayan Tuhan yang setia melihat
kecenderungan bangsa Israel untuk lari dari janji kesetiaanya (ay. 14-15).
Karena itu, Yosua kembali mengingatkan kepada mereka tentang janji
Tuhan dan janji bangsa Israel. Yosua mengikat janji setia itu dengan
memperlihatkan kemurkaan Allah kepada mereka yang tidak setia (ay.
20). Dalam penggambaran ini, Allah digambarkan sebagai Tuhan yang
cemburu kepada mereka yang tidak setia. Kecemburuan Allah sangat
berdasar karena umat-Nya yang tidak setia. Oleh karena itu, melalui
Yosua Allah kembali menekankan akan janji Tuhan yang menuntut
bangsa Israel agar setia kepada Allah. Janji itupula tidak hanya diikrarkan
sepihak atau hanya dari Tuhan. Yosua yang telah dikaruniai Roh Tuhan
(yang sebelumnya diberikan kepada Musa) menceritakan kemurkaan
Allah kepada bangsa Israel apabila mereka tidak setia. Yosua
menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang cemburu yang membalaskan
kesalahan kepada mereka yang tidak setia sampai kepada keturunan
ketiga dan keempatnya.20 Yosua lalu mengambil batu sebagai tanda
20
Bnd. Keluaran 20:5
78 | P a g e
perjanjian bangsa Israel dengan Tuhan. Kesetiaan Allah atas janji-Nya
kita bisa lihat dengan berbagai penggenapan-Nya. Mulai dari
penggenapan atas tanah yang dijanjikan sampai pada penggenapan
Juru Selamat dalam Kristus Yesus. Semua itu adalah bukti kasih setia
Allah kepada manusia tidak ada putusnya. Akan tetapi sebagaimana
Bangsa Israel, menjadi persoalan bagi kita manusia adalah justru kitalah
yang sering ingkar atas janji setia kepada Tuhan.
Rekan pemuda yang dikasihi Tuhan,
Sebagai pemuda yang masih sering plin-plan (tidak konsisten dan
mudah berubah pikiran) dalam menentukan sikap. Firman Tuhan
berbicara kepada kita kali ini tentang kesetiaan dan kecemburuan Allah
kepada dunia ini. Ada banyak pemuda yang ketika berhadapan pada
cobaan dunia terlalu gampang untuk lari dari hadapan Tuhan dan
mengingkari akan janji setia kepada Allah. Rekan pemuda harus tahu
bahwa Allah yang penuh dengan kasih setia itu juga adalah Allah yang
cemburu. Jadi hati-hatilah dengan janji setia kepada Allah. Firman Tuhan
yang berbicara kepada kita saat ini, juga mengajarkan kepada kita untuk
mempunyai pendirian yang tak tergoyahkan oleh apapun juga. Karakter
yang yang dibangun oleh pendirian teguh juga menjadi penilaian orang
kepada kita, apa lagi kita yang sedang mencari pekerjaan atau mencari
pasangan hidup. Kesetian terhadap janji adalah kemutlakan. Tidak ada
instansi atau perusahaan yang mau mempekerjakan orang yang tidak
setia terhadap janinya untuk bekerja dengan giat dan menjaga
kerahasiaan perusahaan. Begitupula kepada kita yang sedang mencari
pasangan, tidak ada seorangpun yang akan menerima kita jika mereka
mengetahu bahwa kita tidak akan setia terhadap janjinya. Kita saja
manusia bisa sangat marah kepada orang yag tidak setia kepada
janjinya, apa lagi Tuhan. Oleh sebab itu Yosua memperlihatkan kembali
akan kecemburuan Allah kepada mereka yang tidak setia, bahkan Allah
akan menghukum mereka yang tidak setia. Kecemburuan Allah adalah
hal yang sangat prinsip, karena Dialah segala sumber kehidupan kita.21
Oleh sebabnya kita dituntut untuk setia kepada Dia Sang pemberi hidup.
Tuhan menolong kita semua agar dimampukan untuk setia kepada-Nya,
dan mintalah pertolongan Roh Kudus dalam segala hal. Amin
21
Bnd. Pengakuan Gereja Toraja Bab I Butir 2
79 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
Dalam hal apa kita masih saja tidak setia kepada Allah?
Doa:
Tuhan yang Mahacemburu. Ampunilah ketidak-setiaan kami dan
layakkanlah kami menikmati hidup dalam janji setiaMu. Amin!
80 | P a g e
29 Agustus – 04 September 2021
Tujuan:
Pemuda membudayakan untuk mengingat dan menceritakan segala
hal tentang kuasa Allah.
Pertanyaan Reflektif:
1. Apa saja yang sahabat sekalian ingat tentang kebaikan Allah?
2. Bagaimana sahabat sekalian merawat ingatan tersebut?
Doa:
Ya Allah yang terus memelihara kami, mampukanlah kami untuk terus
merawat dan menceritakan tindakan-tindakan-Mu yang kami alami.
Amin.
82 | P a g e
05 - 11 September 2021
ANTI-BULLYING
(Amsal 22:22-29)
Tujuan:
Pemuda berjuang menjaga keadilan sosial demi keutuhan relasi
ciptaan
“Kalau kamu memiliki mimpi, berjuanglah untuk mimpi tersebut.... Ini juga
bukan tentang berapa kali kamu ditolak, gagal, atau terjerembab. Tapi ini
tentang berapa kali kamu bisa berdiri lagi, dan kembali memberanikan diri
untuk terus bertahan.”
Kata-kata di atas pernah diucapkan oleh Stefani Joanne Angelina
Germanotta alias Lady Gaga. Rupanya dia memiliki masa lalu yang kurang
baik. Dia pernah di bully semasa sekolah dan kuliah. Bentuk hidung yang
besar menjadi bahan tertawaan, bahkan dia pernah diejek bahwa
“Stefani Germanotta, kamu tidak akan pernah terkenal.” Namun dia
berhasil membuktikan tekadnya dengan memenangkan Piala Oscar 2019
untuk kategori original song (walalupun pada akhirnya banyak catatan
baik buruk tentang orang ini).
Melalui catatan hikmat di kitab Amsal 22, Tuhan mengingatkan
betapa jahatnya perlakuan kasar terhadap orang yang lemah. Dosa itu
sendiri, yaitu merampasi orang lemah dan menjadikan mereka semakin
lemah, mengambil harta orang yang hanya memiliki sedikit saja dan
tidak menyisakan apa pun bagi mereka. Jika merampas adalah
perbuatan yang jahat, siapa pun korbannya, maka perbuatan yang
paling jahat ialah merampasi orang lemah, yang seharusnya menerima
pertolongan. Sangat tidak manusiawi jika memeras mereka dengan
mempergunakan kekuasaan, padahal seharusnya setiap orang
mengucurkan kemurahan hati kepada mereka (ay. 22-23).
Juga merupakan kejahatan kemanusiaan bila menginjak-injak
orang yang berkesusahan, sehingga mereka semakin bertambah susah.
Pada sudut yang lain, keadilan semakin menghilang bila menghukum
orang yang lemah, miskin dan tertindas. Artinya hukum malah berpihak
kepada orang-orang yang merampok mereka. Ini sama saja hukum dan
keadilan merampok dan merampas hidup mereka. Jika seseorang ada
pada posisi sebagai pemilik kekuasaan dan harta, tentu dia masih dapat
83 | P a g e
membela dirinya jika ada pihak yang ingin mencelakainya, namun tidak
demikian dengan orang lemah, miskin, mereka tidak punya tidak bisa
membela diri mereka dihadapan hukum yang timpang.
Namun, bahaya dari dosa ini ialah ternyata orang yang ditindas
akan mendapatkan perlindungan dari Allah (ay. 23). Dia akan membela
perkara mereka, dan tidak membiarkan mereka ditindas serta diinjak-
injak. Jika tidak ada orang yang tampil untuk membela mereka, maka
Allahlah yang akan melakukannya. Para penindas akan mendapatkan
pembalasan yang adil dari-Nya. Dia akan membalas mereka, dan akan
mengambil nyawa orang yang merampasi mereka. Dia akan membalas
mereka dengan penghukuman rohani, dengan mengutuk jiwa mereka.
Barangsiapa merampasi orang lemah pada akhirnya akan
membinasakan dirinya sendiri.
Perlakuan hukum yang tidak adil, kekerasan terhadap yang lemah
serta miskin adalah tindakan yang melukai hati nurani kita sebagai
manusia, yang beradab dan beradat. Sebagai pemuda, kita diajak untuk
menyatakan keadilan dan perlindungan bagi mereka yang lemah,
terintimidasi, mereka yang berbeda dan di bullying, baik secara fisik,
kata-kata ataupun psikologi.22 Keadan hidup yang lebih baik dari segi
ekonomi, fisik jangan menjadi kekuatan untuk menekan orang lain, yang
hidupnya tidak sebaik kita. perlakuan yang buruk kepada orang lain
hanya akan membuat TUHAN murka, sebab memperlakukan mereka
dengan baik sema dengan melayani Allah, sebaliknya jahat terhadap
meraka berarti jahat kepada Allah (Mat. 25:35-46).23 TUHAN sendiri
melalui kematian Yesus Kristus di salib, telah membaharui relasi antara
kita dengan Allah. Allah yang Mahakuasa dan adil tidak untuk selama
menghukum, tapi Dia berkenan mengangkat kita yang lemah agar
menjadi kuat dan berdaya, untuk juga mengangkat dan memberdayakan
yang lain juga.24
22
Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 2
23
Pengakuan Gereja Toraja Bab III butir 2
24
Pengakuan Gereja Toraja Bab IV, dan Bab VI butir 4
84 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Bagaimana seharusnya kita menjalin relasi dengan semua orang
tanpa membedakan status social, agama, ras dan fisik?
2. Mengapa TUHAN menghendaki agar kita menjaga relasi yang baik
dengan semua orang bahkan kepada semua ciptaan
Doa:
Bapa yang Mahakasih tolonglah kami agar memiliki hati untuk melayani
semua orang walau berbeda latar belakang. Tolonglah kami agar tetap
berlaku adil serta menolong mereka yang lemah, terintimasi bahkan
yang jauhi oleh orang lain.Tolonglah kami agar menjaga kasih yang
TUHAN telah berikan kepada kami. Amin.
85 | P a g e
12 - 18 September 2021
MENURUTMU?
(Markus 8:27-30)
Tujuan:
Pemuda termotivasi untuk mengenal dan mencintai Yesus secara lebih
intim.
Ada ungkapan, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak
cinta. Ya benar, tidak mungkin kita mau mencintai seseorang atau
sesuatu jika kita tidak menyayanginya terlebih dahulu. Dan bagaimana
kita bisa menyayangi kalau kita tidak saling menganal? Artinya,
mengenal itu sangat penting. Tentu, ‘kenal’ yang menimbulkan
perasaan cinta bukanlah sebatas berkenalan, tetapi sebuah situasi
mengenal yang merasuk sampai ke lubuk hati yang paling dalam. Dan
ketika kita sudah mengenal dan mencintai, akan sangat mempengaruhi
cara kita mengungkapkan perasaan kita kepada yang kita cintai,
terutama melalui kata-kata. Betul to???
Menarik merenungkan bagaimana Tuhan Yesus bertanya kepada
Para Rasul dengan maksud untuk melihat siapakah Yesus menurut dua
sudut pandang, yakni apa kata orang dan apa kata para murid sendiri
(ay. 27; 29). Dan kita mendapatkan jawaban 3 jawaban menurut orang
banyak. Pertama ada yang bilang Yesus adalah Yohanes Pembaptis,
kedua ada juga yang bilang Elia dan ketiga salah satu dari para nabi (ay.
28). Tentu saja tidak ada satupun dari jawaban orang banyak tersebut
yang tepat, karena Tuhan Yesus bukan salah satu dari ketiganya. Hal ini
bisa kita maklumi karena ‘orang banyak’ belum mengenal Yesus secara
lebih dalam, sehingga mereka mengungkapkan dengan mulutnya
tentang siapa Yesus dengan menerka/menduga-duga setelah melihat
apa yang dikerjakan-Nya. Lalu Tuhan Yesus bertanya lagi, menurut kamu,
siapa Aku ini? Pertanyaan kedua ini ditujukan kepada orang-orang yang
paling dekat dengan Yesus, yaitu Para Rasul. Jawaban Petrus, yang
mungkin mewakili Para Rasul yang lain, merupakan ungkapan perasaan
yang tidak hanya berdasarkan pengetahuan saja, tetapi merupakan
sebuah ungkapan cinta dan harapan kepada Tuhan Yesus: “Engkau
adalah Mesias!”
86 | P a g e
Dalam tradisi Israel, Mesias artinya ‘Yang Diurapi’ untuk
melakukan pekerjaan penyematan dan pemulihan Kerajaan Israel yang
dihancurkan bangsa lain. Dalam situasi itu, lahirlah ‘pengharapan
mesianik’, yaitu keyakinan bahwa suatu saat nanti akan datang ‘yang
diurapi’ oleh Tuhan untuk memulihkan dan menegakkan Kerajaan Israel.
Sekalipun jawaban Rasul Petrus mungkin dipengaruhi oleh paham ini,
tetapi setidaknya Petrus telah melihat adanya kuasa Allah yang bekerja
di dalam diri Tuhan Yesus. Dalam perjalanan waktu ke depannya, setelah
melalui begitu banyak hal (sengsara, kematian dan kebangkitan),
jawaban Rasul Petrus tersebut menemukan bentuknya dalam teologi
Kristen: “Yesus adalah Mesias, Sang Juruselamat yang menyelematkan
ciptaan dari kebinasaan karena dosa” (Pengakuan Gereja Toraja Bab IV).
Pengakuan Rasul Petrus yang berbeda dengan orang banyak
tentu disebabkan oleh kebersamaan dan kedekatan dengan Tuhan
Yesus. Bagaimana dengan kita sebagai PPGT? Sejauh mana kedekatan
kita dengan Tuhan Yesus dan sejauh mana kita mengenal Dia? Jika Tuhan
Yesus bertanya secara langsung kepada kita – menurut kamu, siapakah
Aku ini? – apa jawaban kita? Tentu kita tidak akan memberikan jawaban
melalui perkataan orang lain, misalnya, kata orang tua saya Yesus
adalah... Kata guru agama, Yesus adalah... Kata Pendeta, kata Majelis
Gereja, dan lain sebagainya. Karena yang Tuhan mau, menurut kamu,
bukan menurut mereka. Artinya apa? Seperti Tuhan Yesus kehendaki
supaya Para Rasul semakin mengenal Dia, maka demikianlah Tuhan
Yesus menghendaki supaya kita juga semakin mengenal Dia. Hendaklah
kita menjadikan seluruh aspek dari kehidupan kita sebagai proses untuk
semakin mengenal Yesus sehingga kita sendiri bisa bersaksi tentang
siapa Yesus. Mari semakin mengenal, mencintai dan mengasihi Kristus
sebagaimana Ia mengenal, mencintai dan mengasihi kita. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
Menurut kamu siapakah Yesus itu? Apakah kamu sudah mengenal Dia
secara pribadi?
Doa:
Tuhan, Firman-Mu telah masuk ke dalam telinga dan hati kami. Biarlah
kami tersentak dan tergerak untuk semakin mengenal Engkau, yang
adalah Mesias atas seluruh ciptaan dan kehidupan di muka bumi ini.
Kami mengasihiMu sebagaimana Engkau mengasihi kami. Amin.
87 | P a g e
19 - 25 September 2021
88 | P a g e
“ia begitu tekun bangun lebih pagi untuk mempersiapkan makanan bagi
seisi rumahnya.” Hal ini mirip dengan ekspektasi/haarapan pria Toraja
pada umumnya bahwa perempuan yang ideal itu adalah “perempuan
yang bisa memasak”. Itulah sebabnya sangat viral pada jamannya
pertanyaan kepada para single “Den siamo raka to ma’nasummi?” Artinya
apakah sudah ada pendamping? Saking pentingnya peran seorang isteri
sebagai penolong yang dapat mempersiapkan makanan untuk seisi
rumahnya, sehingga istilah itu menjadi trend di kalangan masyarakat
Toraja zaman dulu bahkan sampai sekarang ini. Selain itu, dalam ayat 20
dijelaskan bahwa isteri yang cakap itu “suka membantu orang yang
tertindas dan orang miskin.”
Sahabat muda, jangan risih membicarakan persoalan ini.
Pernikahan adalah lembaga suci yang dikaruniakan Allah kepada
umatNya (Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 9). Setiap
pemuda/pemudi harus merencanakan dengan matang persoalan ini.
Oleh karena itu para calon ibu, perempuan muda Kristiani, belajarlah
untuk menjadi pribadi yang cakap supaya kelak dalam berkat Tuhan,
Anda akan menjadi isteri yang cakap pula. Persoalan ini, bagi umat
Kristiani adalah berat dan patut dipersiapkan dengan baik. Bukan hanya
ketika berkeluarga kelak lalu kita berusaha untuk menjadi cakap, tapi
juga dalam proses dan keadaan kita sebagai kaum muda, iman, karakter
dan perilaku kita perlu diasah sehingga nanti kita dapat menjadi isteri
atau suami yang Waw. Ayat 10 menjadi tanda Tanya yang serius. Ístri
yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya? Jawabannya adalah
tentu isteri yang waw itu akan dikaruniakan Tuhan, kepada setiap suami
yang waw pula di mata Tuhan. Mereka adalah para pria yang selalu
memahami bahwa peran seorang perempuan jika sudah berkeluarga itu
sangat penting, mulia dan tidak mudah. Oleh karena itu setiap pria yang
waw adalah mereka yang mampu menghargai dan menghormati kaum
wanita. Roh Kudus kiranya terus menuntun hidup kita, Amin.
Pertanyaan:
1. Apakah Anda sudah merencanakan pernikahan Anda?
2. Layakkah Anda disebut “Calon Istri atau Calon Suami yang Waw?”
Doa:
Tuhan, didiklah kami menjadi hambamu yang cakap, demi kemuliaanMu,
Amin!
89 | P a g e
26 September – 02 Oktober 2021
Tujuan:
Pemuda memahami bahwa dalam persekutuan, Yesuslah yang lebih
utama di atas semua kepentingan.
90 | P a g e
bahkan kuasa Yesus. Pada titik inilah Yesus kemudian “membongkar”
cara berpikir mereka yang sempit. Para murid tidak menyadari bahwa
kecintaan yang sempit kepada Yesus justru membuat mereka pada
dasarnya tidak lagi mengagungkan Yesus yang berkuasa atas seluruh
manusia. Sehingga tanpa sadar, sebenarnya, para murid bukan lagi
mencintai Yesus tetapi mencintai dan mengagungkan kelompok
mereka. Selain itu, persoalan lain yang juga tidak disadari oleh para
murid adalah: mereka enggan untuk membuka diri bekerja sama dengan
mereka (orang-orang) yang mengupakan kebaikan. Para murid menjadi
‘buta’ terhadap pentingnya memperkuat (memperbesar) kekuatan
melalui persatuan yang lebih besar. Bukankah Yesus adalah pemersatu
bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya (Bdk. Doa Yesus dalam Yoh.
17:20-21)?
Saudara-saudara, generasi muda gereja. Bagaimana dengan
kehidupan kita? Apakah dalam persekutuan kita sebagai pemuda Kristen
Yesus adalah yang utama? Ataukah kelompok (persekutuan) kita yang
lebih utama? Apakah kita adalah pemuja Yesus atau pemuja kelompok?
Bagaimana cara kita melihat orang-orang percaya dalam denominasi
yang lain (atau bahkan orang-orang yang mengupayakan kebaikan
bersama walaupun mereka beragama lain)?
Dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab VI tetang Umat Allah, Firman
Tuhan menjelaskan untuk bersama-sama dengan orang-orang percaya
untuk membangun persekutuan (bersekutu) dalam rangka menjadi
berkat bagi semua bangsa. Memang persekutuan itu mula-mula
dibangun dalam lingkup institusi Gereja Toraja, namun tidak berhenti
sampai di situ saja. Sebagaimana Yesus datang untuk dunia ini demikian
pula pengikut Yesus diutus untuk bergandengan tangan menjadi berkat
bagi dunia.
Pertanyaan Reflektif:
1. Maukah Saudara menjadi berkat bagi dunia?
2. Maukah Saudara bergandengan tangan dengan sesame
mengupayakan damai sejahtera bagi dunia untuk kemuliaan Tuhan?
Doa:
Ya Yesus Sang Sumber Kebaikan dan Kebenaran, ajarlah kami membuka
dan memperluas cakrawala berpikir kami agar kami dimungkinkan untuk
berpikir seperti Engkau. Amin.
91 | P a g e
03 - 09 Oktober 2021
Tujuan:
Pemuda menyadari makna kehadirannya selaku penolong bagi sesama
dan alam semesta
92 | P a g e
sementara perempuan dan anak-anak berada dalam tingkatan yang
lebih rendah.25
Dunia yang semakin modern, tuntutan hidup yang juga semakin
naik serta persaingan hidup yang sangat besar telah menciptakan orang-
orang yang tidak hanya harus memiliki kemampuan intelektual yang baik
tapi juga telah menciptakan manusia yang kehilangan sisi kemanusian.
Manusia kehilangan empati kepada sesamanya, serta dapat
mempergunakan sesamanya untuk mencapai kepentingan dan cita-
citanya. Hal ini bertentangan dengan kebebasan dari Allah yang
diberikan kepada umat manusia untuk memerintah dunia mewujudkan
Kerajaan Allah.26 Di sisi yang lain, keluarga mendapat ancaman dengan
semakin meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Selama
pandemic covid 2020 angkat itu meningkat. Tugas perempuan dirumah
meningkat sampai 4 kali dibanding laki-laki, dan ketika tugas itu tidak
dilaksanakan mereka rentan dengan kekerasan. Demikian juga dengan
anak, belajar dirumah membuat tingkat stress orang tua juga
meningkat. Dan ancaman yang serius bagi keluarga pada tingginya kasus
perceraian, walau pun dalam angka, perempuan lebih banyak
mengajukan kasus perceraian. Selain karena KDRT, sisi lain yang memicu
adalah suami yang kehilangan pekerjaan (PHK) selama pendemi.
Sebagai pemuda Kristen, yang hidup dalam keluaga, dan juga
mempersiapkan ke arah itu, kita belajar dari Kristus untuk
menyingkirkan ke-egoan. Keluarga adalah tempat kita berbagi,
didalamnya ada suami, istri, serta anak yang saling mencintai, dan saling
mendorog kearah pertumbuhan iman yang benar di dalam Allah. juga
saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Menciptakan keluarga yang saling melengkapai dalam kesepadanan
adalah cita-cita Allah sejak dari semula.27 Karena itu tidak boleh ada
yang dikorbankan dalam keluarga hanya kerena kepentingan satu orang
saja. Tidak ada masa depan yang akan terbentuk dengan baik jika
didasarkan pada kepentingan sendiri. Kita tidak dapat
mengatasnamakan.
25
Gerda Lerner. 1986. The Creation of Patriarchy: Women and History 1. (New
York: Oxford
26
Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 2
27
Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 9
93 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi zaman modern sekarang
dimana pengaruh laki-laki dalam mayarakat masih kuat?
2. Bagaimana pandangan anda terhadap keluarga Kristen yang
harusnya saling melengkapi dalam kesepadanan?
Doa:
TUHAN yang Maha Kasih, tolonglah kami agar tetap dapat mewujudkan
kasih-Mu di dalam dunia ini melalui peran kami masing-masing, sebagai
laki-laki pun sebagai perempuan. Jauhkanlah kami dari hanya ingin
mementingkan diri sendiri atau bahkan mengorbankan orang lain untuk
mencapai tujuan kami. Amin.
94 | P a g e
10 – 16 Oktober 2021
KEADILAN ALLAH
(Amos 5 : 7 – 13)
Tujuan:
Pemuda mengerti bahwa Allah membenci tindakan yang tidak adil
terhadap rakyat lemah dan miskin.Sebab itu, mereka akan mengasihi
semua yang lemah dan miskin.
Bro and Sist...... Kadang orang sering salah paham: sikap adil
disamakan dengan sikap tidak berpihak. Contoh, seorang hakim
diharapkan untuk bersikap netral dan tidak memihak demi keadilan.
Padahal, sang hakim justru baru bersikap adil jika ia berpihak pada nilai-
nilai kebenaran sebagai dasar dari eksistensi (keberadaan) hukum. Jika
ia hanya berpihak pada kepentingan yang kuat di tengah persidangan,
keadilan belum tentu dapat ditegakkan. Bisa saja yang dimenangkan
justru mereka yang sanggup membayar sepasukan pengacara kelas
atas. Sementara, mereka yang hanya mengandalkan bantuan hukum Pro
Bono (sukarela) harus berpuas diri dengan peluang yang sangat kecil.
Demi keadilan, Allah pun berpihak. Bukan kepada Israel, tetapi
kepada mereka yang terpinggirkan di tengah masyarakat Israel yang
sedang sejahtera dan mapan. Orang-orang yang terpinggirkan, seperti
"orang lemah" (ay. 11) dan "orang miskin" (ay. 12) berada dalam posisi
tertindas. Orang Israel justru membenci orang yang bertugas sebagai
penjaga keadilan (ay. 10). Mengapa Israel berlaku begitu? Karena
mereka jahat (ay. 12-13) dan melecehkan keadilan dan kebenaran (ay. 7).
Allah, dengan kemahakuasaan-Nya, bangkit melawan mereka dan
memihak orang-orang tertindas. Allah Israel adalah pembela orang-
orang yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil. Pelaku
penindasan entah sadar atau tidak, sebenarnya sedang melawan Allah
sendiri. Konsekuensi hidup bersekutu dengan Allah adalah hidup
menurut jalan-Nya. Sebaliknya, konsekuensi meninggalkan Allah dengan
segala jalan-Nya berarti kematian dan ratapan. Sikap mereka yang
meninggalkan Allah tampak dalam tingkah laku mereka sehari-hari.
Mereka mengubah keadilan menjadi ipuh/racun dan menghempaskan
kebenaran ke tanah (ay. 7, 10); menindas dan merampas hak milik orang
lemah dengan uang dan memungut pajak gandum dari mereka yang
mestinya harus ditolong oleh negara (ay. 11, 12). Semua kejahatan itu
95 | P a g e
jelas perbuatan-perbuatan yang melawan Allah sekaligus
menghancurkan nilai kemanusiaan.
Tuhan sama sekali tidak menolelir sikap hidup mereka yang
membunuh kehidupan dan pengharapan mereka yang lemah.
Sebagaimana Allah memihak kepada Israel ketika ditindas di Mesir,
demikianpun Allah akan mendengar seruan mereka yang tertindas di
antara umat Allah. Para penindas akan mengalami penghukuman Allah.
Kemewahan yang mereka peroleh dari hasil penindasan akan musnah.
Kebun anggur yang mereka bangun dengan indah tidak akan mereka
nikmati (ay. 11). Sesungguhnya hanya di dalam Allah ada kehidupan.
Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup. Israel keliru menyamakan Tuhan
dengan tempat. Semua tempat ibadah tidak menjamin Tuhan boleh
didapatkan, sebab Tuhan ada bagi hati yang bertobat. Sebagaimana
Allah, kita pun harus berpihak, demi keadilan. Umat Allah sejati niscaya
berpihak kepada mereka yang dibela Allah dan pemuda Kristen harus
memahami semua ini dengan benar. Roh Kudus menolong kita semua.
Amin
Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang dimaksud dengan adil?
2. Apakah asas keadilan sudah berlaku dalam pelayanan gereja
khususnya PPGT?
Doa:
Ajarkanlah kami Tuhan untuk berlaku adil bagi sesama kami dalam tutur
kata dan perbuatan. Amin.
96 | P a g e
17 – 23 Oktober 2021
THE PATRIOT
(Yesaya 53:4-12)
Tujuan:
Pemuda berjuang dan berkorban demi menjauhkan kejahatan dari diri
sendiri dan semua ciptaan.
97 | P a g e
Inspirasi dari hamba yang teraniaya ini adalah sesuatu yang
penting sekali bagi kita generasi muda. Dalam masa di mana orang
berusaha berjuang, tampil dan eksis demi kepentingannya sendiri,
Tuhan menyampaikan petunjuk bahwa yang harus dikerjakan adalah
“berjuang dan berkorban demi kedamaian semua ciptaan”. Betapa
penting peran seorang hamba yang teraniaya, sebab tanpa
kesediaannya untuk menyerahkan diri, berkorban dan menebus umat,
maka umat Israel itu akan mati dalam hukuman dari Tuhan. Demikian
juga dengan kaisar Hirohito di Jepang. Jika dia tidak berani
mengorbankan kehormatan negaranya dan bangsanya, maka Jepang
akan terus digempur oleh sekutu dan masa depan mereka tidak akan
seperti sekarangn ini.
Pemuda Kristen jadilah pejuang yang patriotis, rela berkorban dan
tabah. Di masa menjelang hari sumpah pemuda ini, kita dituntut untuk
bersedia menjadi hamba yang mampu menjauhkan kejahatan dan
pemberontakan dan kekejian dari kampung, kota, dan Negara tercinta
(Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 4). Memang menyakitkan jika hal
yang telah dibiasakan harus dihentikan, namun percayalah,
pengorbanan yang mahal harganya akan membuahkan hasil yang tak
ternilai di masa depan. Sebab itu, beranilah! Apapun yang jahat di mata
Tuhan harus dijauhkan dari negeri ini demi kedamaian bagi semua
ciptaan Tuhan di masa depan. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan patriot dalam firman
Tuhan?
2. Bersediakah Anda berkorban dan menjauhkan semua yang tidak
diinginkan Tuhan dari hidupmu?
Doa:
Tuhan, kami adalah pemuda dengan jiwa pemberani yang luar biasa.
Jadikanlah kami patriot, seperti hamba yang siap teraniaya, berkorban
dan menderita demi kedamaian semua ciptaanMu. Dalam nama Tuhan
Yesus, Amin.
98 | P a g e
24 - 30 Oktober 2021
MISSION COMPLETE
(Ibrani 7:26-28)
Tujuan:
Pemuda berkomitmen menjadi imam TUHAN yang diberi kuasa untuk
membuat setiap orang melihat keselamatan kekal
Tom Cruise adalah salah satu aktor film yang terkenal, ada begitu
banyak film yang telah dibintangi sebagai pemeran utama dan menarik
begitu banyak penggemar dan penonton untuk menyaksikan film
tersebut. Salah satu film berseri yang paling banyak diminati adalah
Mission Impossible, yang hobby nonton film tentu tahu dengan film ini,
bagaimana tidak hal-hal yang menurut kita sesuatu yang sangat mustahil
dan menegangkan yang diceritakan dalam film itu bisa diselesaikan
dengan waktu yang sangat terbatas dan hasilnya selalu berhasil dan
memuaskan. Dari judulnya saja, film ini sudah memberikan gambaran
kepada kita seperti apa misi yang akan dilakukan pasti berhasil.
Sahabat muda, kalau Tom Cruise selalu berhasil dalam misinya,
pertanyaannya bagaimana dengan Tuhan yang kita sembah? Sudah pasti
jawabannya adalah misi yang dibuat oleh Tuhan adalah misi yang
sempurna. Dalam bacaan kita ini digambarkan tentang bagaimana
kelemahan imam dalam Perjanjian Lama yakni imam Lewi bukan hanya
kefanaan pada imamnya, tetapi juga keberdosaan mereka. Para imam
besar keturunan Harun (Lewi) harus mempersembahkan korban
pendamaian bagi diri mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa
menjadi juru pendamai umat kepada Allah (ayat 27a), tentu saja misi ini
belumlah berhasil sehingga memang diperlukan imam yang sempurna.
Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa dan cela sehingga
bukan hanya layak melakukan pelayanan pendamaian itu, tetapi juga
layak menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi
pengampunan dosa (ayat 27b).
Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin
dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus
mempersembahkan diri dan nyawaNya sendiri sebagai korban penebus
dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk
menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna.
99 | P a g e
Sahabat muda, Tuhan telah menjadi imam dan persembahan
untuk menyelamatkan kita, karena itu di minggu pekan pemuda yang
kita peringati ini (hari sumpah pemuda yang ke-93), sudahkah kita betul-
betul telah menjadikan Tuhan sebagai imam yang diberi kuasa untuk
membuat setiap orang melihat keselamatan kekal. Ini adalah tugas kita
bersama sebagai anak muda untuk mengajak dan membagikannya bagi
setiap orang yang kita temui. Amin.
Pertanyaan Reflektif:
1. Sebagai anak muda sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai imam
yang berkuasa dalam hidup kita?
2. Kalau kita sudah menjadikan Tuhan sebagai imam yang berkuasa
dalam hidup kita, apakah kita pun telah membagikannya bagi orang
lain?
Doa:
Tuhan, sungguh kami berterima kasih engkau telah menjadi imam yang
diberi kuasa untuk membuat setiap orang melihat keselamatan kekal.
Ajarlah kami untuk memaknai hal tersebut sebagai anak muda dan
menjadikan engkau sebagai Tuhan dalam seluruh hidup kami. Amin.
100 | P a g e
31 Oktober – 06 Nopember 2021
APA RESPONKU?
(Ibrani 9:11-14)
Tujuan:
Pemuda menjadikan semua hal dalam hidup sebagai bentuk
kesungguhan mengasihi Tuhan
101 | P a g e
Kristus akan berkata: “Apa yang Tuhan Yesus ingin aku lakukan?” Atau
dengan perkataan lain, dalam manusia lama aku menjadi pusat segala
keinginan dan tindakan, sementara bagi manusia baru KRISTUS yang
menjadi pusat kehendak dan perbuatan: seluruh pikiran, perkataan dan
perbuatan dalam seluruh hidup!
Rekan-rekan pemuda yang telah tertebus dalam Yesus
Kristus…Betapa Yesus Kristus telah berkorban bagi kita. Betapa
pengorbanan-Nya merupakan pengorbanan yang total dan sepenuhnya.
Sadarkah kita akan makna dari kematiannya? Mengapa Ia harus mati?
Bukankah Ia Allah Yang Maha Kuasa yang berkuasa menebus manusia
tanpa harus mati? Inilah rahasia kematian-Nya, yaitu bahwa dengan
kematian-Nya itulah kita memahami bahwa Ia memberikan hidup-Nya
SEPENUHNYA (tidak setengah hati!) untuk keselamatan kita! Sungguh
luar biasa! Pengakuan Gereja Toraja Bab IV menegaskan hal itu bahwa
Allah menebus manusia yang berdosa untuk mengalami kekudusan-Nya
(Bab V) supaya mereka (manusia) menjadi Umat Allah (Bab VI) menjadi
berkat bagi dunia (Bab VII). Sungguh indah rancangan Tuhan dalam
Yesus Kristus!
Pertanyaan Reflektif:
1. Maukah Saudara mengalami penebusan Allah dalam Yesus Kristus?
2. Sungguhkah seluruh kehidupan Saudara senantiasa memuliakan
Tuhan?
Doa:
Ya Tuhan…ajar kami merespon pengorbanan-Mu yang sempurna dalam
Yesus Kristus dalam tuntunan Roh Kudus. Amin.
102 | P a g e
07 - 13 Nopember 2021
IMAM BESAR
(Ibrani 9:23-28)
Tujuan:
Pemuda Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar
dan panutan satu-satunya. Teladan kasihnya harus dihidupi.
Shalom…
Tentu kaum muda gereja sudah sering kali mendengan yang
namanya imam besar, bahkan ketika kita membaca atau mendengar
gelar itu, kita langsung tertuju pada salah satu sosok yang sering
diberitakan oleh media, yang berinisial HaRi. Tapi tahukah saudara-
saudara, bahwa dalam kekristenan pun mengenal yang disebut sebagai
Imam Besar. Jika dalam Perjanjian Lama, imam besar mempunya tugas
penting di dalam kemah suci atau bait Allah. Imam besar bertugas di
tempat yang maha kudus, yaitu di tempat paling dalam di bagian bait
Allah itu. Imam besar setiap sekali setahun menghadap Allah di dalam
ruang maha kudus itu untuk mempersembahkan kurban penghapus
dosa dengan darah anak domba. Dalam tradisi Yahudi, imam besar harus
berpuasa sebelum melaksanakan ritual kurban penghapusan dosa di
dalam ruang maha kudus. Karena ruangan itu adalah ruang maha kudus,
maka imam besar yang masuk ke dalam pun harus bersih dan kudus. Jika
imam besar itu tidak kudus atau bersih dari hal yang najis dan dosa, ia
bisa saja mati di dalam ruang maha kudus itu. Oleh karena itu, imam
besar harus berpuasa sebelum masuk ke dalam ruang maha kudus untuk
melaksanakan ritual penghapusan dosa.
Dalam hubungannya dengan imam besar, bacaan kita kali ini
memperlihatkan kepada kita siapa Imam Besar kita. Imam Besar kita
hanya sekali saja memberikan kurban penghapusan dosa dan kurban itu
bukan dari binatang tapi Sang Imam Besar itu sendiri yang memberikan
nyawa-Nya untuk menghapus dosa manusia. Imam Besar masuk ruang
kudus bukan buatan manusia akan tetapi karya Allah sendiri. Bait Allah
yang adalah buatan manusia yang adalah replika atau gambaran, oleh
Yesus Kristus diganti dengan tempat kudus buatan Allah, dimana Sang
Imam Besar menumpahkan darah-Nya untuk mentahirkan manusia dari
dosa satu kali untuk selamanya. Tidak sama dengan imam besar yang
103 | P a g e
ada di Perjanjian Lama, yang setiap tahunnya datang memberikan
kurban penghapusan dosa dengan darah binatang bukan darahnya
sendiri. Imam Besar kita yaitu Yesus Kristus telah menyempurnakan
kurban penghapusan dosa oleh nyawa-Nya, di luar itu tidak yang layak
kita persembahkan untuk menghapus dosa-dosa kita. Oleh karena itu,
dalam mensyukuri keselamatan yang telah diberikan oleh Imam Besar
kita Yesus Kristus, sebagai umat percaya kehidupan kita seharusnya
dipenuhi oleh rasa syukur akan keselamatan yang telah dijaminkan
kepada kita. Sebab, Sang Imam Besar itu akan kembali melakukan
penghakiman kepada mereka yang tidak mengikut Dia. Jaminan telah
ada, sekarang tinggal kitalah yang memperlihatkan kepada dunia dan
kepada Dia bagaimana kita hidup dalam jaminan keselamatan oleh Imam
Besar kita.
Kaum muda yang dikasihi Tuhan. Melalui bacaan kita kali ini, kita
diajak untuk melihat secara benar dan dalam mengenai ajaran
kekristenan yang mungkin saja kita lalai dan hanya sibuk dengan
rangkaian kegiatan gereja. Juga dalam kehidupan sehari-hari kita
disajikan dengan berbagai ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran
Kristen. Terlebih dalam hidup berdampingan dengan saudara kita yang
non Kristen dimana mereka menganggap imam besar mereka adalah
manusia biasa. Sekali lagi bacaan ini mengingatkan kita bahwa dalam
kekristenan, kita juga mempunyai Imam Besar yaitu Yesus Kristus yang
telah memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Dialah kepala
dan kita adalah tubuhNya (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3).
Hiduplah senantiasa dengan mencerminkan kasih Kristus yang adalah
Imam Besar kita yang rela mengorbankan hidupnya untuk banyak orang.
PPGT seharusnya menjadi garda terdepan dalam merefleksikan hidup
Yesus. Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Sudahkah anda mencerminkan hidup Imam Besar kita?
2. Dalam hal apa saudara-saudara masih hidup egois yang hanya
mementingkan diri sendiri?
Doa:
Bapa, ajarlah kami senantiasa hidup dalam mencerminkan kehidupan
Imam Besar yang telah Kau utus menebus dosa-dosa kami. Biarlah kami
senantiasa hidup dalam cinta kasih Tuhan. Amin.
104 | P a g e
14 - 20 November 2021
Tujuan:
Pemuda menaruh harapan kepada Kristus, terlebih dalam
menghadapi berbagai masalah.
105 | P a g e
masa yang akan datang. Hal ini tampak pada ayat 2-3. Pemulihan itu di
antaranya adalah orang yang sudah lama mati akan hidup lagi dan
bahkan menikmati hidup kekal, namun sebagian lagi akan mengalami
kehinaan dan kengerian kekal. Nama Mikhael (dalam bahasa Ibrani
berarti “siapa yang seperti Allah?”) digambarkan sebagai pemimpin
terkemuka (Pasal 10:13) bahkan pemimpin besar (Pasal 12:1). Hal ini
menandaskan bahwa ia merupakan pemimpin yang melebihi pemimpin-
pemimpin lain. Pada “waktu itu,” Mikhael-lah yang menyerukan dan
mendampingin bangsa Israel untuk bangkit (ay. 1). Sementara itu,
perbedaan tajam tersebut di atas menjadi semakin gamblang ketika
Daniel menuliskan bahwa yang diselamatkan adalah yang namanya
tertulis di dalam “kitab ini.” Seluruh nubuatan kitab Daniel ini memang
dimaksudkan untuk pembebasan bangsa Israel yang tengah berada di
dalam pembuangan. Namun, sebagai seorang Kristen yang membaca
bacaan ini, kita tentu akan mengharapkan pembebasan di dalam
kebangkitan Kristus. Perjanjian Baru kemudian menggenapi seluruh
nubuatan ini di dalam Yesus Kristus (bdk. Why. 7:14, 12:7). Seluruh umat
yang percaya kepada Sang Anak Domba akan mengalami katilendokan
oleh karena kematian dan kebangkitan-Nya.
Refleksi sederhana yang dapat kita timbah dari bacaan berat ini
adalah bahwa di dalam “pembuangan” atau berbagai kesulitan, kita
harus tetap kuat di dalam pengharapan akan adanya pembebasan.
Harapan ini pada dasarnya meneguhkan kita agar tetap mengarahkan
hati dan pikiran kita kepada rahmat pembebasan itu. Sebagai pemuda,
beban hidup kita tentu belum seberat orang tua kita atau orang yang
sudah dewasa dari kita. Seperti pepatah mengatakan “semakin tinggi
pohon, maka semakin kuat juga angin menerpa pohon itu.” Sebab itu,
sedari dini kita harus tetap menaruh harapan pada Kristus dan hanya
karena itulah kita menjadi kuat menjalani kehidupan kita. Pengharapan
pembebasan dari Allah, tidak bekerja seperti obat pegal linu di dalam
iklan komersil. Pengharapan itu menuntut ketaatan dan kesetiaan, agar
di dalam “pembuangan-pembuangan” atau “lilitan oleh beban berat”
yang menekan/mengekang, kecil atau pun besar, pengharapan dari
Allah tetap menjadi kekuatan bagi kita. Tetap semangat kawan-kawan
muda sekalian!
106 | P a g e
Pertanyaan Reflektif:
1. Cobalah mengindentifikasikan “pembuangan” apa saja yang teman-
teman pernah alami?
2. Jika berada di dalam kondisi tersebut, apa yang teman-teman
lakukan?
Doa:
Ya Allah kepada-Mu kami mengarahkan pengharapan kami, karena dari-
Mulah kelegaan dan keselamatan itu kami terima. Amin.
107 | P a g e
21 - 27 November 2021
SANG PEMENANG
(Wahyu 1:4-8)
Tujuan:
Pemuda percaya dan mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus, berkuasa
untuk selama-lamanya dalam hidup mereka.
108 | P a g e
Pernyataan pembuka dari kitab Wahyu ini sangat penting bagi
jemaat mula-mula di Asia Kecil yang sedang mengalami pasang surut
persekutuan, karena tekanan dari semua pihak di sekitarnya. Yohanes
akan berbicara tentang kondisi, keterpurukan dan hukuman bagi
jemaat-jemaat tersebut. Dan pernyataan tentang dari mana Yohanes
mendapat kuasa untuk menyampaikan firman itu sangat penting. Dari
bagian awal ini kita bisa menyimpulkan bahwa Yohanes hendak
menegaskan kepada mereka: dari semua kenyataan yang akan dihadapi
oleh Jemaat-jemaat itu, kelamnya masa depan dan betapa banyaknya
persoalan, Kristus akan selalu tampil sebagai pemenang, sebab Dialah
Sang Pemenang!
Sahabat muda. Kita tentu ingin tahu banyak tentang masa depan,
tentang apa yang akan terjadi di Tahun 2022, tentang seperti apa nasib
kita, dan lain-lain. Minggu ini adalah akhir tahun gerejawi 2020-2021.
Kalau Tahun 2021 sebentar lagi akan kita lalui, maka tentu tahun 2022
tidaklah jauh berbeda. Persoalan tentu akan semakin banyak, namun
pernyataan Allah melalui bagian awal kitab Wahyu ini jelas: Allah akan
menjadi Pemenang bagi setiap persoalan yang kita akan hadapi di tahun
2022. Dia adalah pemenang atas maut, Dia jugalah yang menjadi
pemenang atas segala kekuatiran dan ketidakpastian yang kita sedang
pikirkan. Sebab itu, jalani masa depanmu dengan yakin. Kristus adalah
Raja Kekal, Alfa dan Omega. Dia memelihara dan menuntunmu melalui
apapun yang sulit di tahun 2022. Selamat menutup tahun gerejawi dan
menyambut masa Advent 2021. Tuhan Yesus pasti menolongmu! Amin!
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah yang paling mengkuatirkan bagimu di masa depan?
2. Sanggupkah engkau bertahan dalam keyakinan kepada Kristus
walaupun masa depanmu tidak jelas?
Doa:
Ya Tuhan Yesus, Sang Alfa dan Omega. Kami mengaminkan tuntunanMu
dalam hidup ini. Kami akan melangkah ke masa yang tidak kami ketahui
kondisinya. Tolonglah kami, jadilah pemenang di masa depan kami,
Amin!
109 | P a g e