Anda di halaman 1dari 102

0|BM. 14 .

2 0 2 2
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
(Youth Fellowship of Toraja Church)
PENGURUS PUSAT
Kantor: Gedung Pemuda Antonie Aris Van de Loosdrecht
Jln. Dr. Sam Ratulangi 60, Rantepao 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Visi: Disukai Allah dan Manusia
Misi: Kader Siap Utus
E-mail: ppgtpusat@gmail.com
Website: www.bps-gerejatoraja.org
Facebook Grup: PPGT - Kader Siap Utus
Instagaram: PPGTKSU_ORG
Youtube: PPGT KSU

Penyunting: PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas


Cet.-Toraja: Sulo, 2022
Hlm; 14,85 x 21,5 cm

Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao, PT. SULO


Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 66 Rantepao 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Tlp (0423) 25020, 21024; Faks (0423) 21024.
E-mail: ptsulo@gmail.com

1|BM. 14 . 2 0 2 2
BINA MUDA
Edisi ke-14 Tahun 2022

BAHAN RENUNGAN MINGGUAN


TAHUN 2022

Penyunting:
PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas

Cover Design:
Paulus Pongdatu

Setting & Layout:


PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas

Penulis:
Pdt. Christian Banna, Pdt. Cornelius, Pdt. Demma Tande Allo Linggi,
Pdt. Doly Rante Pangloly, Pdt. Frans Pangrante, Pdt. Frederick Polis Paluttu,
Pdt. Grisilia Isabella Madao, Pdt. Joyce Triana Thomas,
Pdt. Li’me Lisu Lembang, Pdt. Lius Bongga Linggi’, Pdt. Malni Fitri Matasak,
Pdt. Marga Sisong, Pdt. Marlin Tandiarrang, Pdt. Rianty Ealy Sande Pongdatu,
Pdt. Richard Reynold Mapandin, Pdt. Ruth Bunga Tasik, Pdt. Sherly,
Pdt. Stefanus Ammai Bungaran, Pdt. Sufriady Mei Suhendra,
Pdt. Tomi Suprianto, Pdt. Yusran Lobo’, Prop. Grace Maya Panggau,
Pnt. Jery Parimba, Pnt. Paulus Pongdatu
2|B M . 1 4 . 20 2 2
PENGANTAR

Tuhan di Bumi dan di Sorga, demikianlah pengharapan yang


dikumandangkan Gereja Toraja dalam Tahun Gerejawi 2021/2022.
Pengharapan ini tentu menjadi sebuah “semangat yang mengobarkan”
semua elemen Gereja Toraja untuk bangkit dan melawan keterpurukan
pasca pandemic Covid-19. Walaupun di Advent Pertama Tahun
Gerejawi 2021/2022 dunia harus kembali digegerkan oleh laporan
tentang penemuan Covid-19 varian Omicron dari 22 negara, akan tetapi
Gereja Toraja terus berupaya untuk mendorong semua warganya
bertambah teguh dalam iman dan pelayanan bagi semua (sesuai tema
SSA XXV). Dorongan ini nyata melalui gerakan Pekabaran Injil Gereja
Toraja yang tersitemasi ke semua sektor pelayanannya.
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja juga harus dituntun untuk
menyadari bahwa dirinya merupakan salah satu sektor pelayanan yang
sangat strategis bagi Gereja Toraja. Sebab itu, di bawah arahan Badan
Pembinaan Warga Gereja dan Pekabaran Injil (BPWG-PI) Gereja Toraja,
Pengurus Pusat PPGT kemudian mengembangkan bahan leksionari
yang telah dituangkan ke dalam Membangun Jemaat Edisi 93 Tahun
2021/2022, dari sudut pandang pemuda dan remaja Gereja Toraja.
Pengembangan ini kemudian diparafrase dalam kalimat: “Kuasa Tuhan
di Duniamu”.
Tema ini dimaksudkan agar Pemuda dan Remaja Gereja Toraja
akan terlibat secara aktif untuk mengalami dan menyatakan ke-
Mahakuasaan Tuhan di dunia-nya, yakni pada setiap situasi di
lingkungan tempatnya beraktivitas dan bersosialisasi sehari-hari. Tema
ini juga diharapkan akan mendorong para pemerhati pemuda dan
remaja di semua lingkup pelayanan Gereja Toraja untuk melibatkan
kuasa Tuhan dalam penatalayanan dan pelayanan mereka bagi
generasi muda.
Akhirnya, selamat memaksimalkan pembinaan kepada para
pemuda dan remaja Gereja Toraja melalui pekabaran Injil, baik itu
dalam khotbah, Pendalaman Alkitab, atau pun dalam aksi pastoral-
sosial yang nyata bagi semua orang. Semoga Bina Muda Edisi 14 Tahun
2022 ini menjadi salah satu pegangan yang menjawab kebutuhan
pelayanan kita semua bagi kemuliaan nama Tuhan sendiri.
Soli Deo Gloria.

3|B M . 1 4 . 20 2 2
PETUNJUK PENGGUNAAN
BINA MUDA PPGT TAHUN 2022

Sebelum menggunakan buku ini, beberapa hal penting untuk diketahui


oleh rekan-rekan pelayan terkait dengan Buku Khotbah/Renungan
Pemuda Tahun 2022 adalah:
1. Struktur Tulisan
Tulisan Bina Muda 2022 ini, terdiri dari paragraf terbatas, yakni
paragraf 1 untuk pendahuluan khotbah, paragraf 2 untuk isi/kajian
teks, dan paragraf 3 (dan atau 4) untuk aplikasi khotbah/renungan.
Demikianlah Struktur dan Pola Khotbah Bina Muda kita di Tahun
2022.
2. Kalimat Dicetak Tebal
Jika dalam paragraf tulisan terdapat kalimat dicetak tebal, maka itu
berarti kita sedang menemukan kalimat yang merupakan
penekanan Pengakuan Gereja Toraja (PGT). Hal ini sejalan dengan
komitmen Gereja Toraja untuk terus menghidupi PGT dalam setiap
aktivitas warga jemaat, termasuk pemuda. Ada beberapa tulisan
yang telah mencantumkan langsung sumbernya dalam PGT, namun
ada juga yang tidak. Dengan demikian, yang tidak tercantum berarti
harus dicari tahu oleh pemimpin/pengkhotbah sebelum
menyampaikan khotbahnya!
3. Rencana Aksi, Pertanyaan Refleksi dan Komitmen Doa
Hampir sama seperti edisi sebelumnya, setiap renungan dalam Buku
Bina Muda ini akan dilengkapi dengan Rencana Aksi, Pertanyaan
Refleksi dan Komitmen/Doa. Hal ini dimaksudkan agar warga PPGT
selalu berusaha untuk mewujudkan Firman Tuhan melalui tindakan
nyata mereka. Jika ada tulisan yang tidak mencantumkannya, maka
para pelayan harus memperhatikan dan membuatnya.
4. Singkatan Utama
Singkatan untuk kitab-kitab dalam Alkitab disesuaikan dengan
aturan baku LAI, tetapi beberapa singkatan penting dalam buku ini
adalah misalnya:
- Bdk. : Bandingkan
- Ay. : ayat
- Dll. : Dan Lain-lain.

Selamat Melayani Tuhan melalui Pemuda!


4|BM .1 4. 2 0 2 2
Tanggal 2 – 8 Januari 2022

HIDUP YANG BERPUSAT KEPADA KRISTUS


(Efesus 1:3-14)
Tujuan:
Pemuda menyadari identitasnya di dalam Kristus dan berkomitmen
menjadikan Kristus sebagai pusat hidupnya.

Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Ungkapan


ini dipakai oleh Tuhan Yesus ketika berbicara mengenai bahaya
mamon. Walaupun demikian, ada sebuah makna tersirat dari ungkapan
tersebut yang kerap dilupakan. Apa itu? Ke mana hati kita terpaut, ke
sanalah seluruh hidup kita terarah. Hati menjadi tolok ukur terdalam
untuk menguji kepada siapa atau kepada apa hidup kita berpusat.
Efesus 1:3-14 merupakan pengakuan mengenai keutamaan
Kristus. Karena itu, teks ini bisa dilihat sebagai ajakan untuk
mengarahkan hidup kepada Kristus. Alasannya sederhana. Kita
sesungguhnya tidak punya pilihan untuk hidup di luar Kristus.
Mengapa? Keterpilihan kita sebagai anak-anak Tuhan berlangsung di
dalam Sang Anak yaitu Kristus (ay. 5). Pengampunan dosa kita menjadi
kasih karunia di dalam dan melalui karya penebusan yang dikerjakan
oleh Kristus. Tanpa Kristus kita adalah orang mati (Ef. 2:5). Di dalam
Kristus, kita dimungkinkan mengenal Sang Bapa (ay. 9). Di dalam
Kristus, kita diperkenankan mengenal Allah secara utuh. Di dalam
Kristus, kita diperkenankan mengambil bagian dalam rencana Allah
bagi seluruh dunia (ay. 13).
Jadi, kita sungguh bukan siapa-siapa tanpa Kristus.
Kebermaknaan hidup kita hanya mungkin jika direspon dalam
kesadaran bahwa seluruh hidup kita harus berpusat kepada Dia.
Maksudnya, kita perlu merespons undangan Tuhan untuk
berpartisipasi ke dalam rencana kekal Allah bagi seluruh dunia
sebagaimana yang telah, sudah, dan akan diparipurnakan oleh Kristus
sendiri. Dalam respons ini, kita mendapati diri kita yang unik. Martin
Luther menyebutnya sebagai simul iustus et peccator. Kita adalah
orang berdosa sekaligus orang yang sudah dibenarkan dan dilayakkan
mengambil bagian dalam rencana Allah bagi dunia. Walau demikian,
kita sungguh bersyukur karena Allah sendiri, melalui Roh Kudus, yang
akan terus menuntun kita menjalani hidup di dalam Kristus (ay. 14).

5|BM. 1 4. 2 0 2 2
Sahabat muda! Kristus adalah pusat hidup kita. Namun, ada
banyak hal yang bisa mengalihkan pusat hidup kita dari Kristus. Hati
kita bisa terarah kepada berbagai hal yang bisa saja mengaburkan
identitas kita di dalam Kristus. Teks ini memperlihatkan bahwa
Kristuslah satu-satunya alasan mengapa kita ada di dunia ini. Berpaling
dari Kristus bukan pilihan, karena kehidupan hanya dimungkinkan di
dalam Dia. Karena itu pula, seluruh apa yang kita pikirkan dan kerjakan
harus ditempatkan atau dimaknai sebagai keikutsertaan kita ke dalam
rencana Allah yang dikerjakan di dalam dan melalui Kristus. Inilah cara
kita memuji Allah (ay. 14). Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Identifikasilah hal-hal yang cenderung mengalihkan hidupmu dari
Kristus, lalu ingatlah identitasmu sebagai anak-anak Tuhan di dalam
Kristus. Sekarang, kembalilah kepada hal-hal tadi dengan sebuah
pertanyaan demikian, apa yang harus saya lakukan supaya mampu
melihat segala sesuatu sebagaimana Kristus memandangnya?

Doa:
Kiranya, dari hari ke hari hidup kami makin serupa dengan Engaku, ya
Kristus. Di dalam Engkau kami memperoleh kasih karunia sehingga
kami layak disebut anak-anak Allah. Kami bersyukur karena
diperkenankan mengambil bagian dalam pekerjaan-Mu di tengah-
tengah dunia. Kiranya, Roh Kudus terus menopang kami menjalani
hidup yang selalu berpusat kepada-Mu. Amin.

6|BM. 1 4. 2 0 2 2
Tanggal 9 – 15 Januari 2022

KUASA YANG MELAMPAUI DAN MELINTASI BATAS


(Kisah Para Rasul 8:14-17)

Tujuan :
Pemuda menyaksikan hebatnya kuasa Roh Allah memulihkan setiap relasi
umat-Nya.

Virus corona memberi banyak warisan. Warisan terbesar corona


adalah pembatasan-pembatasan atau jaga jarak. Kita berada di era
yang disebut “new normal/kenormalan baru”, sehingga apa yang dulu
menjadi kebiasaan, “dipaksa” untuk ditinggalkan, lalu dianggap “tidak
normal” bahkan asing. Corona menjadi pembeda pergaulan, sekaligus
pembaharu dalam berelasi dengan sesama.
Petrus dan Yohanes adalah orang yang berbeda dengan orang
Samaria. Tidak bergaul, bahkan cenderung menjaga jarak dengan
orang-orang Samaria (ini belum mengenal virus Corona). Mereka jaga
jarak, karena sama-sama koro-koroan (marah-marah). Bacalah teks
Yoh.4:4-26 (percakapan dengan perempuan Samaria), tergambar
bagaimana relasi yang tidak baik antara orang Samaria dan Yahudi
(Bdk. Luk. 10:25-37), yang telah berlangsung ratusan tahun, sejak
zaman raja-raja dalam PL ketika kerajaan telah terbagi menjadi 2, Israel
Selatan dan Utara. Bayangkan, mereka sudah saling jaga jarak ratusan
tahun teman-teman. Mereka tidak mau saling peduli, bahkan
cenderung untuk saling memusuhi. Lihat saja, Tuhan Yesus yang hanya
minta air minum, dianggap aneh, lelucon, dan ganjil. Di pikiran mereka,
mau mereka kenyang, lalu tetangganya lapar, peduli amat, kalau mau
mati, mati saja. Kira-kira begitulah gambaran relasi Yahudi dengan
orang Samaria. Tapi mari perhatikan ayat 14 bacaan kita tadi. Ketika
para murid (Yahudi), mendengar orang Samaria telah mendengar
firman (Kristus), Petrus dan Yohanes segera diutus ke sana. Apa yang
membuat mereka bersedia mengunjungi orang yang selama ini telah
terbangun tembok pemisah yang kokoh yang sudah berusia ratusan
tahun? Ya, kuasa Roh Kudus Allah, telah meruntuhkan tembok
pemisah, kebencian, permusuhan, yang mungkin telah menjadi
prasasti, tapi bertelut takhluk di hadapan Sang Maha kuasa. Kuasa
itulah yang memungkinkan Petrus dan Yohanes mendoakan mereka

7|BM. 1 4. 2 0 2 2
(ayat 15), dan mereka semua diperlengkapi dengan Roh Kudus (16-17),
sebagai saudara yang setara dalam Kristus. Petrus tidak lagi merasa
sebagai yang lebih dari orang Samaria, pun dengan Yohanes tidak lagi
mengklaim sebagai yang terdekat dengan Kristus. Kuasa Allah
menolong kita untuk memahami bahwa Allah berkarya dengan cinta
dan kasih yang sama, untuk menolong umat-Nya dari kebinasaan.
Kuasa Allah yang melampaui dan melintasi batasan kebencian dan
permusuhan, bahkan menghancurkannya dengan kematian dan
kebangkitan Kristus.
Jika minggu ini kita merayakan yang disebut Epifani (penyataan
kemuliaan Tuhan), maka Tuhan mengajar kita hari ini bahwa salah satu
wujud dari kemuliaan Tuhan adalah kuasa-Nya mampu meruntuhkan
segala bentuk batasan yang membuat manusia itu saling membatasi,
bahkan mungkin memusuhi (warisan). Kuasa-Nya hadir untuk
memulihkan dan membarui bagi semua. Jika corona datang untuk
memisahkan, maka kuasa Allah hadir untuk memperjumpakan dalam
Roh-Nya. Kita bisa dipisahkan oleh jarak dan keadaan, tapi kita satu
dalam iman kepada-Nya. Siapapun kamu, mau anak to parengnge’, atau
anak yang masih sering merenge’-renge’, tidak menjadi tembok
pemisah untuk hidup bersama. Mau to makaka atau to makarra’¸ kita
tidak mesti merasa lebih baik dan di atas yang lain. Sehebat dan
sebesar apapun pengaruh kita, itu ga ngaruh pada besarnya kuasa
Allah. Jika kuasamu atau kuasa kita (yang sering sok besar padahal
terbatas) punya potensi untuk meruntuhkan atau merusak, maka kuasa
Allah yang terlalu besar dan tak terbatas, justru hadir untuk
membangun dan memulihkan. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Sejauh mana kita telah menggunakan pengaruh/kuasa yang Allah
berikan kepada kita (kekuatan, pengetahuan, kepandaian, masa muda
dll) untuk membangun dan berbagi cinta kasih Allah, atau justru kita
gunakan pemberian Allah itu, membangun ego kita, “istana kita”, atau
comfort zone kita?
Kuasa Allah telah meluluhlantakkan segala tembok permusuhan
dan pembatasan diri, tapi mengapa kita suka memungut puing-puing
perpecahan (gosip dan hoaks) dan membuatnnya menjadi gubuk
pembenihan kebencian? Akh, ampunilah kami Tuhan. Gubuk yang
sebenarnya kita benci, tapi kita suka “mempercantiknya”.

8|BM. 1 4. 2 0 2 2
Doa:
Tuhan Yesus, trimakasih untuk firman-Mu yang mengajarkan kami
untuk terus berbagi akan kuasa Allah yang hebat dan memulihkan itu.
Tolong kami dalam Roh Kudus-Mu untuk terus menjadi anak-anak Allah
penerus berita kebenaran di sepanjang hidup kami. Amin.

9|B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 16 – 22 Januari 2022

KEGIRANGAN MEMPELAI
(Yesaya 62:1-5)

Tujuan:
1. PPGT memahami betapa Allah penuh kegirangan melihat umat-Nya
yang dikasihi-Nya.
2. PPGT berkomidmen hidup dalam dekapan kasih Allah dan
menyenangkan hati Allah dalam hidupnya.

Apakah anda pernah membayangkan hari pernikahan anda?


Apakah terbayang dipikiran anda ketampanan suami atau kecantikan
istri anda? Bagaimana anda membayangkan hari Bahagia itu? Nah, baru
membayangkan saja sudah mulai senyum-senyum kan, sudah
terbayang kebahagiaan itu saat waktunya akan tiba.
Rekan-rekan pemuda yang terkasih, Yesaya membuat suatu
metafora yang indah antara hubungan di dalam sebuah pernikahan
dengan hubungan kasih Allah atas umat-Nya. Allah sebagai mempelai
laki-laki dan umat-Nya sebagai mempelai perempuan-Nya. Pasal ini
memberitahukan kepada kita betapa Allah mengasihi dan mencintai
kita. Ia mencintai kita layaknya seorang mempelai laki-laki mencintai
mempelai perempuannya.
Ketika itu keadaan Israel sedang dalam kehancuran karena
kekuasaan Babel telah membuatnya menjadi porak poranda. Yesaya
melihat keadaan ini layaknya seorang isteri ditinggal suaminya,
menjalani hidup seorang diri dalam keadaan yang sunyi dan hampa,
telah kehilangan sandaran hidupnya, suatu keadaan yang nyaris tanpa
secercah harapan.
Namun, sekalipun dalam keadaan sedemikian, Nabi Yesaya tetap
yakin bahwa Tuhan akan memulihkan umat-Nya pada saatnya. Maka
pemulihan itulah yang akan mengembalikan relasi umat Israel dengan
Tuhannya, untuk keadaan inilah sehingga Israel disebut sebagai negeri
yang bersuami. Sebab Tuhan telah berkenan atas mereka, kebenaran
akan Kembali bersinar dari mereka dan mereka disebut sebagai
mahkota keagungan di tangan Tuhan.
Disinilah terbentang ironi kasih Allah yang tiada duanya,
penyelewengan Israel tidak membuat kasih Allah menjadi sirna

10 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
selamanya. Allah dengan caranya sendiri memulihkan Kembali dan
merajut ulang relasi yang pernah rusak. Dari relasi yang Kembali terjalin
mesra membuat Allah girang hari atas umat-Nya seumpama kegirangan
mempelai laki-laki atas mempelai wanitanya.
Rekan-rekan Pemuda yang terkasih, Temukanlah bukti kasih
Allah yang indah bagi anda dalam Yesaya 62:1-5. Bayangkan, hayati dan
rasakanlah kegirangan hati Allah atas diri anda sebagai pribadi-pribadi
yang hatinya selalu terpaut pada-Nya. Mau berbalik dari
penyelewengan yang pernah membuat kita menyimpang dari-Nya lalu
dengan berkomidmen merajut “cinta” dengan-Nya.

Pertayaan Reflektif:
1. Hal-hal apa saja yang sering membuat kita
menyeleweng/selingkuh dari pacar atau pasangan kita?
Bandingkanlah penyelewengan yang sering dilakukan dalam
relasi kita dengan Tuhan.
2. Apa yang selayaknya kita lakukan agar kegirangan hati Allah
atas kita, tetap?

Respon:
Aku rindu terbawa dalam indahnya Cinta dari Tuhanku. Aku ingin, DIA
membentuk aku menurut rancangan-Nya untuk menjadikan diriku
kegirangan-Nya. Aku tidak ingin terhilang dari Tuhanku karena
Kehilangan Tuhan adalah kehilangan segala-galanya.

11 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 23-29 Januari 2022

SALING MELENGKAPI
(1 Korintus 12:12-31)

Tujuan:
PPGT menyadari dan mengimani bahwa mereka adalah satu kesatuan
sebagai tubuh Kristus.

Yang mendorong semua bentuk kehidupan dapat berjalan


sesungguhnya adalah perbedaan yang menyatu. Kita dapat
menemukan banyak sekali contoh di sekitar kita, misalnya,
terbentuknya rumah tangga karena di dalamnya ada unsur-unsur saling
berbeda bersatu (ayah, ibu, anak, laki-laki, perempuan, dan
seterusnya). Bahkan kendaraan seperti motor pun dapat berfungsi
karena tersusun atas banyak sekali benda-benda yang saling berbeda:
kabel, baut, kopling, kanvas, dan lain-lain. Ya, perbedaan adalah
keniscayaan; perbedaan dapat membuat sesuatu berjalan dengan baik,
tetapi dapat merusak jika tidak dikelola dengan baik dan benar.
Ilustrasi ‘tubuh’ yang dipakai dalam bacaan ini semakin
memperjelas tentang pentingnya perbedaan tersebut; dan yang
berbeda mesti saling melengkapi satu sama lain, bukan saling
meniadakan. Tubuh terdiri dari begitu banyak unsur seperti mata,
tangan, kaki, kepala, dan lain-lain. Bagian-bagian tubuh tersebut bisa
saja berbeda dalam hal kekuatan, ukuran dan fungsi, tetapi semua
sama pentingnya bagi manusia, tidak ada satu yang lebih penting dari
yang lain.
Ilustrasi ini dipakai oleh Tuhan melalui Rasul Paulus untuk
mengajar Jemaat di Korintus yang sedang berada dalam ancaman
perpecahan, bukan karena mereka mengalami kekurangan, tetapi
justeru karena mereka mengalami ‘kelimpahan’ karunia yang berbeda-
beda di dalam Jemaat. Mereka kaya akan potensi, sehingga mereka
dapat bertumbuh dengan cepat. Tetapi, bahaya segera mengancam:
masing-masing karunia yang dimiliki membuat orang-orang saling
menyombongkan diri, saling sikut dan jemaat terpecah ke dalam
kelompok-kelompok. Akibatnya, tujuan utama berdirinya Jemaat, yakni
sebagai alat Tuhan untuk menyatakan Kabar Gembira tentang
keselamatan dalam Yesus Kristus semakin terpinggirkan.

12 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tuhan Allah melalui Rasul Paulus mengajarkan bahwa: Pertama,
di dalam jemaat, perbedaan tidak dihilangkan atau dibuat menjadi
sama, melainkan tetap berbeda. Tetapi sebagaimana ‘satu tubuh terdiri
atas banyak anggota, demikian pula banyak anggota tetapi satu tubuh’
(ay. 12), demikianlah anggota jemaat yang memiliki karunia yang
berbeda-beda itu sekarang menjadi satu, yakni sebagai Tubuh Kristus
(ay. 27-31). Kedua, perbedaan itu mesti dikelola karena saling
membutuhkan, tetapi dengan berlandaskan pada prinsip solidaritas
(ay. 21-26). Ketiga, karunia itu adalah pemberian Tuhan, sehingga yang
mendapatkan karunia mesti memakainya untuk melayani Tuhan dan
membangun jemaat (ay. 28-30).
Kita bersyukur bahwa melalui Firman Tuhan ini, kita diingatkan
untuk terus membangun tubuh Kristus dengan memberikan yang
terbaik. Di dalam jemaat atau di dalam PPGT, yang terbaik (karunia)
bagi seseorang belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain, demikian
sebaliknya. Tetapi Allah sudah menetapkan talenta masing-masing
orang, yang berbeda satu sama lain, tetapi bersatu sebagai Tubuh
Kristus. Dalam hal ini, kesombongan, keangkuhan, ego tidak boleh
diberi tempat yang dominan di dalam diri setiap orang, sehingga dapat
saling menerima satu sama lain dengan tulus. Hal itu dapat terjadi jika
Kristus yang menjadi pusat dari jemaat, bukan orang-orang tertentu.

Pertanyaan Reflektif:
Ketika kita diberikan karunia tertentu oleh Tuhan, dan karunia itu tidak
ada pada orang lain selain kita, mampukah kita
mempertanggungjawabkannya dengan memakainya sebagai alat
untuk melayani Tuhan di tengah jemaat, bukan untuk kesombongan?

Respon:
Tuhan, aku bersyukur untuk setiap karunia yang engkau berikan
kepadaku. Tolong aku Tuhan untuk setia memakainya sesuai dengan
yang Engkau kehendaki, bukan yang aku kehendaki. Amin

13 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 30 Januari - 5 Februari 2022
LOVE
(I Korintus 13:1-13)

Tujuan:
Supaya kaum muda mudi memiliki kasih, cinta yang didasarkan pada
kebenaran Kristus.
Sekalipun diriku dapat berkata-kata dengan semua bahasa,
sekalipun aku mempunyai karunia dan memiliki seluruh pengetahuan,
dan sekalipun aku membagi-bagikan sesuatu yang ada padaku tapi
tidak memiliki kasih semua tidak berguna, demikian syair lagu PKJ 277.
Dari syair lagu ini jelas betapa pentingnya kasih, cinta dalam berfikir
dan bertindak.
Hal ini juga ditekankan Rasul Paulus dalam bacan kita (ay. 1-3).
sahabat muda mengapa Paulus menekankan tentang 3 hal dalam
bacaan kita yakni Iman pengharpan dan kasih dan yang paling besar
diantaranya ialah kasih? Karena pada umumnya orang percaya yang
ada di Korintus membanggakan diri karena mereka memiliki
kemampuan untuk berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
malaikat (ay. 1), karunia untuk bernubuat (ay. 2a), karunia pengetahuan
intelektual(ayt 2b), Iman yang sempurna(ay. 2c),kemurahan hati (ayat
3a) dll. sikap Paulus sangat jelas bahwa sekalipun ada manusia yang
mampu salah satu bahkan semua itu hanyalah kesia siaan, dan tidak
berguna bagi siapapun apabila ia tidak memiliki Kasih yang didasarkan
pada kebenaran Kristus.
Betapa sering kita merasa bangga atas apa yang telah kita raih
dalam hidup ini, sehingga seringkali orientasi kita terbatas hanya
kepada masa sekarang/kekinian. Itulah sebabnya tidak sedikit orang
yang meghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kepuasan diri
dengan mengabaikan cinta, kasih yang sesungguhnya.
Pertanyaan Reflektif:
Apakah dalam kehidupan ini kita sudah menjadi pemuda yang disukai
oleh Allah dan manusia dengan menghidupi/ menyatakan cinta kasih
yang didasarkan pada kebenaran Kritus?.
Respon:
Menyanyi PKJ 277 Sekalipun diriku dapat berkata-kata dengan semua
bahasa. Amin
14 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 6-12 Februari 2022

HANYA KARENA KASIH KARUNIA


(Korintus 15:1-11)

Tujuan:
Agar pemuda-pemudi meyakini bahwa hanya karena kasih karunia kita
menerima anugerah keselamatan melalui kematian dan kebangkitan
Kristus

Bagaimana perasaan kita kalau ada sesuatu yang kita


harapkan/inginkan lalu tiba-tiba ada seseorang yang memberikannya?
(beri kesempatan kepada peserta ibadah untuk menjawab secara
spontan) ya.. tentu respon kita secara spontan mengatakan senang,
bersyukur, terharu dll. Kira-kira, perasaan seperti apakah yang
digambarkan Paulus juga lewat bacaan kita hari ini, terkait dengan
pemberian Allah?
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Paulus dalam bacaan kita
sadar atas dosanya sebagai batu sandungan bagi pemberitaan Kristus
sebelumnya (ayt 9). Namun dibalik semua itu Paulus bersyukur karena
Kristus memperkenalkan diriNya kepadanya dan memanggilnya disaat
akan ia berencana untuk berbuat kejahatan. Itulah sebabnya Paulus
mengharapkan jemaat percaya dan teguh berpegang kepada Injil
keselamatan yang berdasarkan kematian dan kebangkitan Yesus, dan
Paulus juga menjelaskan kebenaran ini bahwa yang sangat penting
ialah Kristus mati karena dosa-dosa kita, dikuburkan dan dibangkitkan
pada hari yang ketiga sesuai dengan kitab suci(ay 2-4). Paulus
menegaskan sukacita yang penting, karena ia meyakini bahwa
keselamatan yang dikaruniakan/diberikan kepadanya hanya semata
karena kasih karunia Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus.
Saudara-saudara milikilah Iman yang teguh dengan meyakini
bahwa hanya karena kasih karuniaNya orang percaya telah
diselamatkan. Sebagai respon kita pemuda pemudi Kristen yang sudah
diselamatkan nyatakanlah kasih yang menjadikan hidup lebih berarti
dimanapun kita berada. Penuhkanlah sukacitamu dan bukalah hati
untuk selalu disadarkan ketika ternyata di dalam diri kita ada dosa yang
sekaligus menjadi batu sandungan bagi kemuliaan Kristus.

15 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah kita sebagai pemuda-pemudi Kristen sudah meyakini
bahwa hanya karena kasih karunia Allah kita diselamatkan?
2. Di dalam dirimu, masih adakah dosa yang menjadi batu
sandungan terhadap kemuliaan Kristus?

16 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 13 – 19 Februari 2022

HIDUP YANG BERHARGA


(1 Korintus 15 : 12 - 20)

Tujuan
Mengimani bahwa di dalam Yesus kita memiliki satu kepastian akan
kebangkitan dari kematian; Bahwa di dalam Dia hidup menjadi berarti
hari ini dan nanti.

Teman-teman dapat menyanyikan penggalan Syair dari lagu


Pelengkap Kidung Jemaat 178? Coba kita nyanyikan bersama: “Kar’na
Yesus hidup ada hari esok, kar’na Dia hidup ‘ku tak gentar dan aku tahu
hari esok di tanganNya, dan hidupku berarti ka’na hidupNya”. Nah..
teman-teman, dalam lagu ini dampak dari kebangkitan Kristus pada
hidup orang percaya sangat jelass...
Bacaan hari ini menekankan keterkaitan antara kebangkitan
Kristus dengan kebangkitan orang percaya di masa mendatang. Rasul
Paulus menyampaikan hal ini sebab di dalam jemaat ada orang-orang
yang meragukan atau tidak percaya akan adanya kebangkitan setelah
kematian (ayat 12). Kepada mereka disampaikan bahwa kebangkitan itu
adalah sesuatu yang nyata bukanlah pemberitaan yang kosong atau
dusta.
Dengan kebangkitanNya iman kita tidan sia-sia namun sungguh
memiliki arti. Jadi Kebangkitan Kristus menjadi inti dari pemberitaan
Injil, inti dari Iman kita dan jalan menuju penyelamatan. Kebangkitan
Kristus menjadi kabar sukacita bahwa kita telah diselamatkan dan
sekaligus sebagai kepastian iman bahwa kelak kita juga akan
dibangkitkan. Seandainya Yesus tidak dibangkitkan maka kita juga
tidak dibangkitkan. Namun sebaliknya jika kita percaya akan
kebangkitanNya maka kita juga akan dibangkitkan.
Pada Dia kita percaya bukan dalam hidup ini saja tetapi percaya
dengan sungguh akan hidup kekal bersamaNya. Pengharapan yang
hanya pada masa hidup ini saja adalah sebuah kemalangan atau hal
yang sangat menyedihkan. Dalam ayat 20 dikatakan “Tetapi yang benar
ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai
yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal”. Bagian ini hendak
menekankan bahwa kebangkitan Kristus adalah kepastian bagi

17 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
kehidupan orang percaya di masa sekarang dan masa yang akan
datang “Kar’na Yesus Bangkit ada hari esok” ... Sungguh satu
kebahagiaan bagi kita bahwa kita memiliki iman di dalam Krsitus yang
bangkit.
Sobat muda!!! Kita dipanggil untuk sungguh percaya pada
Krisus. Karena itu jangan lepaskan imanmu dari Kristus tetaplah di
dalam Dia. Iman kita kepada Dia menjadikan hidup ini berarti dan tidak
sia-sia. Di dalam kuasaNya ada kemenangan dan kekuatan menghadapi
tangtangan dan pergumulan setiap hari. Hidupmu bukanlah hidup yang
menyedihkan karena berbagai persoalan dan kondisi yang dihadapi
namun hidupmu sungguh berarti karena Kristus. Bawalah seluruh
hidup dan masa depanmu ke dalam tangan kasih karuniaNya dan
nikmatilah “hari esok di tanganNya”, nikmatilah masa depan kekal di
dalam Kristus!

PertanyaanReflektif:
Apakah saudara telah sungguh-sungguh menyerahkan hidup
pada Kristus yang bangkit itu? Dan berharap hanya pada Dia sebagai
jaminan masa depanmu?

Respon:
Menyanyikan PKJ 178:1-2

18 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 20 – 26 Februari 2022

YESSS… AKU DIBANGKITKAN!


(1 Korintus 15 : 42 – 50)

Sobat PPGT. kita semua mengimani bahwa semua manusia diberi


kesempatan oleh Tuhan bukan hanya untuk hidup, tetapi ada waktunya
juga akan mati. Hidup dan mati adalah realitas/kenyataan yang dijalani
oleh manusia. Namun pertanyaannya, apakah kematian adalah akhir
segala-galanya dari kehidupan manusia? Jawabannya tentu tidak.
Sebab kita juga mengimani bahwa ada jaminan kebangkitan setelah
kematian bagi setiap orang percaya.
Orang-orang di Korintus khususnya kalangan orang Yunani pada
umumnya percaya tentang keabadian jiwa tetapi menolak tentang
kebangkitan tubuh, sebab mereka memahami tubuh merupakan
sumber kelemahan dan dosa manusia. Namun Rasul Paulus
menjelaskan kepada Jemaat bahwa sama halnya tanaman, biji tidak
hanya harus mati sebelum bertumbuh. Lebih dari itu, tubuh tanaman
yang telah bertumbuh jelas berbeda dengan biji yang ditabur dan
ditanam sebelumnya. Itu sebabnya, terkait dengan kebangkitan tubuh
bagi orang-orang percaya, Paulus katakan bahwa mereka itu
ditaburkan dalam kebinasaan namun dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan (ay. 42). Tubuh yang dibangkitkan berbeda dengan
tubuh yang awal sebab yang awal bisa binasa, hina, penuh kelemahan
dan alamiah seperti pada manusia pertama (Adam) yang berasal dari
debu tanah. Tetapi setelah kebangkitan, tubuh tidak lagi binasa, namun
menjadi kuat dan mulia serta rohaniah seperti Adam yang terakhir
yakni Kristus yang berasal dari sorga (ay. 47).
Gereja Toraja memahami bahwa Manusia diciptakan dalam
kesatuan tubuh dan jiwa (PGT Bab 3). Jiwa tidak ilahi dan tidak lebih
penting daripada tubuh, demikian juga sebaliknya; oleh sebab itu, roh
dan tubuh, hal rohani dan hal jasmani sama pentingnya. Ketika manusia
mati maka yang mati adalah tubuhnya dan jiwanya juga. Tentu ini
adalah pelajaran bagi kita sekalian di dalam menjalani hidup yang
penuh dengan tantangan ini, khususnya bagi kita anak-anak muda. Kita
boleh memelihara tubuh kita, tetapi jiwa kita juga harus terus
meneladani Kristus serta memiliki karakter Kristiani. Jangan menjadi
pribadi yang hanya mementingkan keindahan tubuh selama hidup,

19 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
namun lupa bahwa keindahan jiwa juga amatlah penting. Sebab ketika
kita mati, baik tubuh maupun jiwa kita juga mati. Akan tetapi ketika kita
dibangkitkan, maka tubuh dan jiwa kita juga akan dibangkitkan, sebab
keduanya sama berharganya di mata Tuhan. Seperti Kristus yang oleh
Kasih karuniaNya bagi manusia telah mati namun bangkit kembali,
maka Aku dan Kamu yang percaya kepada Yesus juga akan mati, tetapi
akan dibangkitkan oleh Allah Karena kita mati di dalam Kristus, maka
kita akan bangkit oleh kemuliaan-Nya. Tentu saja tidak lagi dalam tubuh
dan jiwa yang akan binasa, tetapi dalam tubuh dan jiwa yang mulia dan
abadi bersama Yesus.

PertanyaanReflektif:
1. Apakah saudara percaya bahwa, saudara juga akan di
bangkitkan untuk menikmati hidup abadi?
2. Apakah saya telah menghargai tubuh dan jiwa saya secara
seimbang?

Respon (Menghafalkan Kalimat):


Saya percaya bahwa sama seperti Yesus telah mati namun
bangkit mengalahkan maut, maka saya pun sebagai pengikut Kristus
akan mati, namun saya akan dibangkitkan untuk hidup yang abadi
bersama Yesus!

20 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 27 Februari - 5 Maret 2022

GLOWING
(Keluaran 34 : 29 – 35)

Tujuan:
Agar pemuda tampil dengan sikap hidup yang senantiasa memancarkan
kemuliaan Tuhan
Kata Glow Up atau glowing, merupakan bahasa gaul/populer
yang identik dengan kaum hawa di era milenial ini. Kata “Glow Up”
berasal dari bahasa Inggris yang artinya bersinar atau bercahaya. Kata
ini identik dengan perubahan penampilan terutama pada area tubuh
dan wajah yang ditujukkan seseorang, khususnya kaum wanita. Dalam
bahasa gaul/populer, glow up berarti juga perubahan, baik yang
signifikan (cepat) maupun bertahap dari waktu-ke waktu, seperti
seseorang yang dahulunya tidak memperhatikan penampilan, berubah
drastis menjadi sangat modis (mengikuti model).
Bagian Pembacaan ini merupakan rangkaian akhir dari
pembaharuan hukum-hukum Allah (hukum Taurat) untuk kali yang
kedua. Loh batu yang pertama sendiri telah dihancurkan oleh Musa
Ketika mendapatkan bangsa Israel menyembah anak lembu emas (ps.
32:19, 34:1). Mereka melakukannya dikarenakan Musa yang dirasa
terlalu lama tidak ada kabar setelah naik ke gunung Sinai (ps. 32:1). Ada
dua hal yang ditampilkan dalam bagian ini. Pertama, Allah memberikan
kesempatan yang kedua kepada Israel untuk menerima hukum-hukum
yang baru. Atau dapat dikatakan pembaruan hukum setalah Israel
melanggar hukum Allah dengan menyembah ilah yang lain. Kedua,
perubahan wajah dari Musa, setalah berjumpa dengan Allah selama
proses penulisan hukum di atas gunung Sinai selama 40 hari. Wajah
Musa Ketika turun dari gunung membawa dua Loh batu hukum Allah
yang baru bercahaya, sehingga Harun dan tua-tua Israel yang
melihatnya harus berpaling dan takut untuk mendekat. Pergualannya
dengan Allah selama 40 hari telah mentransformasi wajah Musa.
Perubahan Musa kemudian dijadikan rasul Paulus sebagai
perbandingan gambaran kemuliaan Allah yang akan diterima oleh
orang percaya kelak. Dalam 2 Korintus 3:7-11, Paulus menyatakan, jika
pelayanan yang menunjukkan keberdosaan memberikan cahaya
(kemuliaan) walau hanya sesaat betapa lebihnya kemuliaan yang
21 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
menyertai pelayanan Roh. Jika Yesus yang membawa Injil menjadi
hukum kehidupan, maka Ibrani 1:3 menegaskan bahwa Yesus Kristus
adalah cahaya kemuliaan wajah Tuhan. Jikalau dibandingkan,
kemuliaan di wajah Musa yang bersinar ibarat sinar lampu, akan tetapi
cahaya kemuliaan Kristus yang bersinar ketika mengalami transfigurasi
penuh kemuliaan di atas gunung itu sesungguhnya seperti sinar
matahari (Mat. 17).
Wajah yang bersinar merupakan penggambaran dari tanda
penyertaan Allah kepada mereka yang senantiasa bergaul erat dengan
Dia. Mereka yang setia dan konsisten memelihara hubungan dengan
Allah, tidak hanya akan memancarkan kemuliaan Allah tapi juga
merefleksikan kemuliaan itu melalui cara hidupnya setiap hari.
Konsistensi pemuda untuk mencirikan hidup yang memancarkan serta
merefleksikan tindakan Kristus bukanlah ketaatan pada secara
eksternal (lahiriah) semata tapi karena kedekatan hubungan (internal)
yang terbangun antara Tuhan dan kita. Wajah Musa yang bercahaya
dan kemuliaan Kristus di atas gunung (transfigurasi dan penyaliban)
merupakan pembaharuan yang dilakukan Allah untuk hidup manusia,
yaitu pembaruan anugerah janji. Pemuda adalah generasi kini dan nanti
untuk melakukan pembaruan dalam Gereja, pembaruan ini tidak berarti
pembaruan secara struktural tapi lebih mengacu kepada pembaruan
spiritual (rohani), dan semangat keberimanan. Selain itu, cahaya
kemuliaan di wajah Musa juga menyatakan penyertaan Allah pada
tugas kenabian yang dilakukannya, demikian juga Allah menyatakan
penyertaan bagi setiap orang yang konsisten melaksanakan kasih-Nya
dalam dunia.
Pertanyaan Reflektif:
Bagaimana pemuda menyatakan pembaharuan spiritual dan semangat
keberimanan dalam masa perubahan cara berpikir manusia yang
semakin kritis dan rasional
Doa:
Tuhan mampukanlah kami dengan tuntunan cahaya kasih-Mu melalui
Roh Kudus untuk menyatakan pembaharuan sikap hidup di tengah
dunia yang semakin maju dan modern ini agar terang-mu tetap
bercahaya dalam hidup kami. Amin.

22 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 6 – 12 Maret 2022

BERPERANG MELAWAN IBLIS


(Lukas 4 : 1 – 13)

Bro and sist… Seorang pemuda berbicara dengan seorang bapak


di sebelahnya sambil menunggu antrian pembuatan SIM: “Pak, kalo di
kantor polisi mah pasti aman ya. Kan disini markasnya polisi, siapa yang
berani macem-macem.”, kata pemuda itu. “Jangan salah de’,
sebenernya di tempat dimana kita merasa aman, biasanya justru
menjadi tempat yang paling ndak aman. Sebab ketika kita merasa
aman, kita jadi lengah dan mudah dikelabui. Teman saya saja pernah
kehilangan dompet lho waktu ngantri bikin SIM kayak kita.”, jawab
bapak tersebut. Penggalan percakapan ini menunjukkan bahwa ada
tempat atau situasi tertentu yang kita pandang aman-aman saja dalam
hidup, dan justru pada saat itu kita mudah menjadi lengah dan
terperdaya. Sama halnya dengan pencobaan. Pencobaan kerapkali
dipahami hanya ketika manusia sedang berada di dalam kesulitan,
kesedihan dan kekurangan. Padahal pencobaan juga bisa hadir dalam
bentuk hal-hal yang dipandang menyenangkan dalam hidup.
Waktu Adam dan Hawa dicobai, mereka berada dalam
kelimpahan dan kenyamanan hidup. Semua yang mereka butuhkan
tersedia, bahkan Allah senantiasa hadir menyertai mereka. Namun
dalam keadaan serba tersedia, mereka tidak mampu menolak godaan
iblis sehingga mereka berdosa. Hal ini berbanding terbalik dengan
keadaan Tuhan Yesus pada waktu ia dicobai. Selama empat puluh hari
lamanya Yesus berada di padang gurun yang kering dan panas. Tidak
makan, sehingga ia pasti sangat lapar. Dalam keadaan demikian iblis
kemudian datang mencobai Yesus. Lukas 4:1-13 menceritakan
pencobaan yang yang dilakukan Iblis kepada Yesus sebanyak tiga kali.
Nah, kunci kemenangan Yesus dalam pencobaan adalah karena
Dia sendiri tidak lengah, melainkan selalu mengikuti pimpinan Allah
kemanapun Allah mengarahkan Dia. Ini pelajaran penting karena
kitapun akan mengalami saat-saat kritis dalam perjalanan iman kita
yang memungkinkan kita mempertanyakan kebaikan dan kesetiaan
Allah. Atau ketika kita mengalami masa-masa menyenangkan,
masihkah kita mengingat Allah? Bukankah dalam semua situasi
pencobaan bias saja menerpa kita? Oleh karena itu, teruslah berdoa

23 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
dan berpeganglah pada firman Allah serta percayalah dengan sungguh
pada-Nya dalam situasi apapun yang kita hadapi.

Doa :
Ya Tuhan, bantu dan ajarilah kami untuk bisa bertahan dari godaan-
godaan duniawi yang ada di sekitar kami. Tolonglah kami bila kami
menghadapi godaan yang begitu hebat. Selamatkanlah kami dari
ketakberdayaan menolak apa yang menarik dari kuasa jahat. Semoga
hidup kami semakin terarah pada sabda dan kasih-Mu. Sebab
Engkaulah penyelamat kami sepanjang masa. Amin

24 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 13 - 19 Maret 2022

PERCAYA PADA JANJI TUHAN


(Kejadian 15 : 1 – 21)

Setiap kita pernah berjanji dan pernah dijanji. Ada yang berjanji
lalu ditepati, dan juga ada yang berjanji tidak ditepati. Dalam kehidupan
sehari-hari, ketika kita dijanji apalagi oleh kekasih kita lalu tidak ditepati
biasanya kita akan merasa sakit, kecewa (ini sering terjadi dikalangan
pemuda-pemudi kan?). Belum lagi kenyataan hidup hari ini, bahwa
orang-orang tidak lagi terbeban dalam menebar janji, soal terpenuhi
atau tidak, itu urusan kedua. Padahal ornag Toraja punya motto: ia anta
polo pudukmo, pemali ke tae’ nadiponnoi! (jika sudah terlanjur berjanji,
pantang untuk tidak ditepati!)
Abram bergumul soal keturunannya, siapa yg akan menjadi ahli
waris kelak dalam keluarganya, sebab dia belum mempunyai keturunan
(warisan yang dipahami disini bukan hanya soal harta tapi soal iman
dan keteladanan hidup takut akan Tuhan). Abram berada dalam
kekalutan soal keturunan. Tentu ini pergumulan yang sangat
manusiawi dan kita dapat memahami posisi Abram pada situasi ini,
yang tidak hanya kalut, tapi juga takut dan putus asa. Dalam ketakutan
dan keputusasaan inilah Allah datang berfirman kepadanya soal janji
keturunan bagi Abram. Allah berkata "Janganlah takut, Abram, Akulah
perisaimu; upahmu akan sangat besar." (ay. 1). Allah memulai dengan
menenangkan Abram, dan setelah itu Dia menjanjikan hal besar
kepadanya. Allah memberi janji soal keturunan Abram (Ay. 4-5), serta
janji berkat Tuhan atas Keturunan Abraham dengan memberikan tanah
perjanjian (ay. 18-21). Ayat 6 sangat menarik, bahwa kemudian
percayalah Abram kepada Tuhan. Maka rasa percaya Abram itu
diperhitungkan Allah sebagai kebenaran dan karena itu janji Tuhan
terjadi, digenapi, dan dinikmati hingga kini.
Janji Tuhan pasti dan ya terjadi. Janji yang besar Dia wujudkan
bagi kita lewat Yesus Kristus. Tapi sangat menarik bahwa janji Tuhan
itu hanya bisa diterima dan dialami ketika kita percaya, sama seperti
sikap Abram dalam merespon janji Allah itu. Tentu percaya tidak hanya
di mulut saja tapi juga lewat perbuatan. Maka percaya pada janji Tuhan,
dan menghidupinya adalah sangat penting untuk membawa kita

25 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
sebuah kehidupan yang akan terus mengandalkan Tuhan. Janji Tuhan
tidak seperti politisi di musim kampanye, janji yang tidak dapat
diandalkan tapi berujung pada sakit hati. Tuhan tidak pernah
mengingkari janjiNya kepada orang yang mau percaya.

Pertanyaan Reflektif
1. Percaya kepada Tuhan kadangkala terdengar sederhana, namun
begitu sulit dilakukan. Kita lebih suka percaya pada hal yang nampak
secara langsung. Apa sesungguhnya yang membuat saya lebih
percaya pada janji dunia dibandingkan percaya kepada janji Tuhan?
2. Manusia saat ini sangat cenderung pada sikap yang manipulatif. Hal
ini pun menggejala pada kehidupan sehari-hari yang kadang ketika
menghadapi kesulitan dan ketakutan, maka rela melakukan apa
saja. Misalnya saja orang yang melakukan korupsi, mengambil hak
orang lain, hanya karena takut kekurangan uang. Padahal bukankah
janji Tuhan tentang berkat berkecukupan yang tersedia bagi orang
percaya? Apakah saya pernah melakukan manipulasi karena
meragukan kuasa Tuhan?

Doa
Tuhan, di tengah-tengah kekhawatiran, ketakutan, kekalutan,
dan keputusasaan, mampukan hambamu ini menjadikan engkau
sebagai perisai. Seperti Abram yang percaya, teguhkanlah kepercayaan
hambamu ini pada rencana dan rancanganMu. Jika saat ini saya hidup
dalam sikap yang manipulatif, pulihkanlah hambamu ini. Jadikan
hambamu sebagai orang muda yang percaya dan mengandalkan
Tuhan. Dalam Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

26 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 20 – 26 Maret 2022

BERTOBATLAH!
(Lukas 13 : 1 – 9)

Tujuan:
Pemuda menyadari bahwa dosa akan mendatangkan hukuman, tetapi
dalam kerahiman Allah kita diberi kesempatan dan diundang untuk
bertobat atau berbalik kepada Tuhan.

Ada orang yang mengatakan bahwa akhir-akhir ini kita


cenderung kehilangan makna atas hal-hal yang sudah sangat sering kita
dengar, lihat, dan lakukan. Karena terlalu sering didengar, dilihat dan
dilakukan, maka akhirnya hal-hal tersebut menjadi biasa saja buat kita.
Mari kita cek. Apakah seruan Yohanes Pembabtis ini masih bermakna:
“Bertobatlah karena Kerajaan Sorga sudah dekat!” Semoga seruan
tersebut masih menggetarkan kita. Jika tidak, mari kita me-refresh
kembali apa sesungguhnya yang hendak diajarkan lewat seruan dan
ajakan pertobatan.
Teks ini memperlihatkan bahwa kerahiman (cinta, belas kasih
dan rahmat) Allah menjadi dasar bagi kita untuk bertobat. Tuhan Yesus
mulai dengan menyebutkan dua kasus di mana orang kerap merasa
bahwa dia tidak membutuhkan pertobatan. Hanya orang-orang
tertentulah yang membutuhkan pertobatan. Singkatnya, ada anggapan
bahwa pertobatan adalah ajakan kepada orang yang melakukan dosa.
Dalam hal ini, dosa dilihat sebagai perilaku menyimpang yang akhirnya
mendatangkan hukuman. Di dalam pembacaan kita, Tuhan Yesus
merujuk kepada orang Galilea dan Yerusalem yang kematiannya sangat
mengenaskan (ay. 1,4). Pada saat itu, ada sebuah stigma teologis yang
meyakini bahwa kematian yang mengenaskan adalah akibat dari dosa.
Tuhan Yesus kemudian mengubah cara pandang terhadap stigma ini
dengan mengatakan bahwa semua orang sesungguhnya berdosa.
Karena itu, semua orang juga layak untuk dihukum (ay. 5).
Lewat perumpamaan tentang pohon ara, Tuhan Yesus
menegaskan bahwa ada jalan keluar untuk menghindari hukuman
karena dosa. Jalan yang yang dimaksud adalah kerahiman Allah. Ini
tergambar melalui permintaan sang penjaga kebun, “Tuan, biarkanlah
dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan

27 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah (ay. 9).
Maksudnya, permintaan penjaga kebun memperlihatkan bahwa kita
punya kesempatan untuk menghindari hukuman dengan bertobat dan
berbalik kepada Tuhan. Dalam hal ini, pertobatan merupakan respons
atas kesadaran bahwa Allah sungguh mengasihi kita. Di dalam
Pengakuan Gereja Toraja, kasih Allah ini mewujud dalam penebusan
dan pengudusan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus.
Sahabat muda! Bayangkanlah seandainya kita adalah pohon ara
yang tidak berbuah itu. Kita adalah orang-orang yang telah
diperkenankan hidup “satu tahun” lagi supaya bisa berbuah. Maukah
kita berubah? Pembacaan ini menekankan bahwa kita sungguh perlu
menghayati kerahiman Allah yang mengundang kita untuk bertobat
(berbalik kepada-Nya). Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Renungkanlah kembali peristiwa salib di mana Tuhan Yesus mati
untuk menyatakan kerahiman Allah dan mengaruniakan penebusan
dan pengudusan kepada kita. Lalu, apa yang telah kita lakukan untuk
merespons kerahiman Allah tersebut?

Doa:
Ya Allah, kami sungguh bersyukur karena dimungkinkan untuk
hidup di dalam kasih-Mu. Kami bersyukur untuk setiap kesempatan
yang Engkau karuniakan di mana kami dimungkinkan untuk
menampakkan buah-buah pertobatan kami dan menyatakan
kemuliaan-Mu. Amin.

28 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 27 Maret - 2 April 2022

MENJADI BARU
(2 Korintus 5:16-21)

Hal baru tidak selalu diterima dengan sukacita, karena sesuatu


yang baru itu bisa saja menyakitkan, sulit, ataupun menyedihkan. Lain
halnya ketika mendapatkan barang yang baru, misalnya Hand Phone
baru, motor baru atau mobil baru. Hal baru yang paling sering
menyulitkan, adalah semua yang terkait dengan kebiasaan,
kenyamanan dan sebagainya. Jika kebiasaan itu telah mejadi
kenyamanan dan harus bertemu dengan kebiasaan baru maka pada
awalnya akan timbul kesulitan untuk berdamai dengan hal baru itu.
Perubahan ke hal baru kebanyakan tercetus dari para kaum muda,
dalam hal ini PPGT. Kita cenderung menginginkan sesuatu yang baru
dalam ber-PPGT. Akhirnya segala yang berbau baru atau belum pernah
dilakukan sebelumnya dicoba demi kata baru tersebut, walaupun
kadang terasa sangat sulit untuk dijalani.
Teks yang kita baca hari ini, adalah sebuah ajakan Paulus untuk
hidup baru. 2 Korintus 5:11-21 merupakan surat yang berisi kesaksian
Rasul Paulus tentang karya Allah di dalam Yesus sebagai jalan
pendamaian. Kematian dan kebangkitan Yesus membuka belenggu
dosa atas manusia. Paulus menyerukan kepada Jemaat Korintus untuk
merespons kasih dan kebaikan Allah yang telah dinyatakannya di dalam
Yesus dengan menjadi ciptaan baru yang tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri tetapi hidup untuk Allah. Memulai kebiasaan baru dengan
meninggalkan kehidupan lama, menjadi inti dari pemberitaan Paulus
kepada jemaat di Korintus. Mengaku dan percaya bahwa Yesus Kristus
itulah Tuhan dan Juru Selamat1 tidak hanya berhenti pada sebuah
pengakuan, namun harus kongkrit dalam kehidupan sehari-hari. Allah
yang adalah kudus telah mendamaikan diri-Nya dengan dunia ini sebab
pada dasarnya setiap manusia telah berdosa, namun oleh kasih karunia
Allah kita dilayakkan dalam Kristus Yesus.
Sahabat muda… pernahkah anda mempertanyakan: mengapa
orang Toraja yang Kristen jika melakukan sesuatu pekerjaan atau
perkumpulan pasti selalu ada ibadahnya (minimal dalam bentuk doa)?

1 Lih. Inti Pengakuan Iman Gereja Toraja


29 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Rambu Solo’ diawali dengan ibadah, Rambu Tuka’ diawali ibadah
bahkan acara paling penting adalah ibadah, pembanguan dan acara
apapun selalu yang inti adalah ibadah. Sepertinya sesuatu yang
dilakukan oleh orang Toraja tidak sah jika tidak ada ritual ibadah. Jika
kita menilai dari sisi ritual ibadah, orang Toraja adalah orang Kristen
yang taat beribadah. Namun jangan senang dulu, mari kita pertanyakan
dari sisi yang lain. Bagaimana kehidupan kesehariaannya? Sudahkah
mencerminkan kehidupan Yesus Kristus? Tidak jarang kita melihat di
media sosial atau berita perselisihan di antara orang Toraja sendiri,
bahkan saudara bersaudara yang tidak lagi bertegur sapa dikarenakan
banyak hal. Ini menandakan bahwa keberimanan kita masih tertuju
pada ritual saja. Ini wajar-wajar saja, sebab orang Toraja masih sangat
sulit untuk dipisahkan dengan kebiasaan Nenek Moyang soal ritus
(ibadah). Memang penting sebuah ritual ibadah, dimana kita berjumpa
dengan Tuhan, akan tetapi keseharian kita juga adalah hal yang sangat
penting. Olehnya Paulus menyerukan sebuah kebaruan dalam
keseharian kita.2 Kasih Kristus yang telah Ia nyatakan kepada kita
seharusnya terus menjadi inspirasi dalam menjalani hidup ini. Ibadah
oke saja, tetapi pola hidup baru dalam terang kasih Kristus haruslah
menjadi ibadah sejati setiap saat. Ingat!!! Keselamatan telah Ia
sediakan kepada kita, namun Ia pula bisa menjauhkannya dari kita.
Hidup baru adalah meninggalkan pola lama yang selalu mendahulukan
ego kita, hidup baru adalah hidup yang senantiasa tertuju pada Dia
Sang Pemilik hidup ini. Terpujilah Kritus Tuhan kita. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
1. Seberapa sering teman-teman membaca Alkitab sebagai wujud
hidup baru dalam Kristus?
2. Sudahkah kehidupanmu mencerminkan kemuliaan Yesus Kristus
setiap waktu?

2Bnd. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
30 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 3 - 9 April 2022

LEBIH DARIPADA YANG NAMPAK


(Filipi 3 : 1 – 16)

Tujuan:
Agar pemuda menjadi serupa dengan Kristus melalui ibadah bukan
sekedar ritual.

Debbie adalah salah seorang dari penumpang pesawat American


Airline yang selamat dari kecelakaan pada tanggal 1 Juni 1999. Sebelum
ia ikut dalam penerbangan itu ia sangat marah karena dinas
penerbangan telah membuat barang-barang Debbie rusak. Bahkan
dompetnya juga hilang. Ia keluar dari pesawat di tengah guyuran hujan
tanpa berlindung melalui koridor. Ia basah kuyup, jauh dari rumah,
tanpa uang, tanpa tanda bukti identitas, dan tanpa pakaian kering.
Tetapi malam itu, kemalangan yang menimpanya ternyata akhirnya
disadarinya sebagai sesuatu yang bukan lagi masalah. Sebab ia baru
saja selamat dari tabrakan pesawat dengan nomor penerbangan 1420
di Little Rock, Arkansas. "Ketika keluar dari pesawat itu," kata Debbie,
"saya tidak membawa apa-apa. Lalu saya berhenti dan berpikir, saya
memiliki segalanya." Saat itu ia menyadari bahwa dirinya yang selamat
jauh lebih penting daripada semua barangnya yang telah hilang.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi menekankan hal
yang sama bahwa kemegahan secara rohani dalam Kristus jauh lebih
penting daripada kemegahan lahiriah. Sebelumnya Paulus
mengingatkan jemaat agar berhati-hati terhadap pengajar-pengajar
Injil palsu, dengan kasar sebutnya sebagai “anjing-anjing” (ay. 2) oleh
karena sifat kerakusan dan keganasan mereka yang menyesatkan
jemaat dengan ajaran yang menekankan pemenuhan kewajiban agama
dengan tindakan lahiriah melalui sunat dan tradisi-tradisi Yahudi
(membaptis diri sendiri, mempersembahkan korban di bait suci),
sebelum menjadi Kristen. Sementara dalam iman Kristen, menjalankan
semua kewajiban agama serta ibadah kepada Allah secara batiniah.
Sunat yang dimaksudkan Paulus (ay. 3) adalah sunat iman/rohani.
Sunat merupakan tanda perjanjian Allah kepada Abraham, dan dalam
bagian ini sunat tidak dipahami sebagai ritual fisik tapi melibatkan sikat
yang tepat

31 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Jika hanya mengandalkan ritual yang sifatnya lahiriah, maka
Paulus kemudian mengajukan dirinya sebagai satu perbandingan,
dimana tidak satupun kewajiban agama Yahudi yang ditinggalkannya
(4-5). Tentu, hal ini Paulus ungkapkan oleh karena dia berhadapan
dengan jemaat berlatar belakang non-Yahudi. Bahkan dia tidak malu
membeberkan tindakannya penganiayaan kepada jemaat, yang
dianggapnya sebagai kebanggan cara beragama yang benar (6).
Namun kemudian, setelah pengenalannya akan Kristus, dianggapnya
sebagai sampah, kerugian (7). Dan bukan hanya penganiayaan yang
dipandang sebagai kerugian, tapi semua hal yang dulu dia dapat
banggakan termasuk sikap ritualistik formal (ibadah yang terjebak
pada bentuk dan cara, serta yang terkesan dilakukan sebagai satu
kebiasaan atau rutinitas agama).
Terkadang memenuhi kewajiban agama sekedar menjadi sebuah
rutinitas. Tidak dapat dipungkiri bahwa ibadah-ibadah kita yang banyak
menjadi seremoni belaka, yang menjadi melelahkan. Bahkan tidak
jarang menjadi ajang “pamer”. Liturgi ibadah terkadang juga dilihat
sebagai satu ritual yang kaku sehingga menimbulkan perdebatan.
Jangan-jangan kita terjebak hanya mencari bentuk (cara berdoa,
bernyanyi, memegang dan membawa Alkitab) daripada
memperhatikan makna yang terkandung dalam setiap tindakan ibadah
kita. Formalitas itu lahir karena kekakuan terhadap aturan dan
keengganan untuk berubah. Sementara Paulus menekankan
bagaimana pengenalannya akan Kristus mengubah cara dia untuk
melihat keberagamaannya selama ini sehingga tujuannya bukan pada
bentuk, tetapi bagaimana ia hidup serupa dengan Kristus. Kita tidak
perlu membanggakan ibadah kita yang semarak, persembahan yang
melampaui target, ibadah yang selalu ramai. Yang terpenting ialah
ibadah itu mendorong kita menjadi serupa dengan Kristus. Anugerah
keselamatan jauh lebih penting daripada ritualisme dalam ibadah.

Pertanyaan Reflektif:
Dapatkah pemuda melihat dampak ibadah yang membangun karena
kesadaran akan keselamatan daripada ibadah yang bersifat ritual.

Doa:

32 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tolonglah kami yang Tuhan agar ibadah yang kami kerjakan membawa
kami kepada perubahan menjadi serupa dengan Kristus dalam kasih
dan persekutuan sehingga ibadah kami tidak menjadi sia-sia. Amin.

33 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 10 – 16 April 2022

KERENDAHAN UNTUK RENCANA ALLAH


(Bahan: Filipi 2:1-11)
Tujuan:
Agar pemuda menjadi serupa dengan Kristus melalui kerendahan hati
dan tindakan.
Selama berabad-abad, pintu masuk Gereja Kelahiran Kristus di
Betlehem telah dua kali diperkecil. Tujuannya adalah agar para
perampok berkuda tidak dapat menerobos masuk. Pintu itu sekarang
disebut “Pintu Kerendahan Hati”, karena para pengunjung harus
membungkuk untuk dapat masuk. Saat kita beranjak tua, menekuk
lutut menjadi semakin sulit dan sakit. Di dunia kesehatan, beberapa
orang dengan berani menjalani operasi penggantian lutut. Untuk
menghindari kerusakan sambungan yang semakin sakit selama
bertahun-tahun, mereka rela menderita selama beberapa minggu.
Seperti lutut kita secara fisik, lutut rohani pun dapat menjadi kaku
seiring dengan berjalannya waktu. Tahun-tahun yang penuh
kesombongan dan keegoisan dan keras kepala (termasuk keras hati)
membuat kita tidak fleksibel secara rohani. Hal-hal ini membuat kita
semakin sulit dan merasa sakit jika harus merendahkan diri.
Pada perikop ini, Paulus memberi dorongan kepada jemaat di
Filipi serta mendesak mereka untuk tetap berdiri teguh dalam kesatuan
dan bekerja bersama untuk membela iman. Paulus secara puitis
menggambarkan bagaimana Yesus melepaskan hak-Nya dan menjadi
Juruselamat dari keilahian prafana ke kehidupan fana, di mana Dia
menderita “sampai mati di kayu salib” (Ay. 3–8). Setelah memenuhi
misi ilahi-Nya, Yesus Kristus sekarang berdiri dipermuliakan, dan
harinya akan tiba ketika semua akan “bertekuk lutut” di hadapan Dia
dan “segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan” (Ay. 10–11).
Untuk mencapai apa yang Kristus telah lakukan, maka penekanan
Paulus adalah kerendahan hati yang dinyatakan melalui sehati sepikir
dan kesatuan hati, kesatuan jiwa dan kesatuan tujuan (ay. 2).
Secara naluri manusia ingin dipuji dan diperhatikan orang. Maka
dari itu manusia cenderung meninggikan diri dan sulit merendahkan
hati. Pada zaman yang seperti sekarang, sulit menemukan orang
rendah hati karena orang berpikir bahwa kerendahan hati itu identik

34 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
dengan kelemahan di mana pamor akan menjadi turun. Sebenarnya,
kerendahan hati adalah sifat bijak alami dalam diri seseorang yang
membuat dia bisa memposisikan dirinya sama seperti orang lain, tak
merasa lebih pintar, lebih baik, lebih mahir, lebih hebat, dan bisa
menghargai orang lain dengan tulus. Yesus pada diri-Nya dapat saja
mempertahankan kedudukan-Nya untuk di tahta-Nya, namun yang Ia
lakukan bertentangan dengan hakikat diri-Nya yang mahakasih, dan
tentu saja hal perendahan diri Allah bertentangan dengan cara berpikir
dunia yang menghendaki Allah tetap pada kedudukan sebagai Allah,
yang tidak mungkin menjadi manusia. Hanya karena kasih-Nya, Dia
melakukan semua hal yang bertentangan dengan logika dunia.
Merendahkan diri memang bukanlah perkara mudah, Gaess...
Memerlukan kebesaran jiwa untuk melakukannya. Kita perlu berlatih
untuk merendahkan diri dan menganggap orang lain lebih penting
dalam relasi kita dengan sesama, khususnya di antara orang percaya.
Misalnya, saat berbeda pendapat dalam hal-hal yang tidak prinsip,
bersediakah kita mengalah dan mendukung ide orang lain? Bisakah kita
merendahkan diri (ego) kita untuk kepentingan yang lebih besar, yakni
kepentingan Allah daripada mempertahankan harga diri hanya karena
kita pemimpin? Maukah kita melatakkan pikiran, perasaan bahkan jiwa
untuk tujuan bersama-sama. Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam
tujuan Allah merendahkan diri dalam Yesus Kristus ialah agar semua
yang ada di langit dan di dunia bertekuk lutut, dan semua orang
mengaku “Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah (11).
Kerendahan hati dimaksudkan untuk memenangkan Kristus untuk
hidup semua orang.

Pertanyaan Reflektif:
Hal apakah yang menghalangi pemuda untuk menyatukan pikiran, hati
dan perasaan dalam persekutuan serta merendahkan diri untuk
pelayanan.
Doa:
Tolonglah kami yang Tuhan agar kami dapat meniru Kristus dalam
pelayanan untuk menjadi alat bagi Tuhan menyatakan tujuan Tuhan,
yakni menarik semua orang kepada Kristus melalui pola hidup yang
rendah hati. Amin.

35 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 17 – 23 April 2022

DAMAI
(Yesaya 65:17-25)

Tujuan :
Supaya sahabat muda bersukacita dalam damai merayakan paskah dan
mampu berbagi damai itu bagi orang lain.

Apa yang saudara-saudara pikirkan ketika mendengar kata


Damai? Tentu yang pertama terlintas dalam benak kita adalah tidak
ada konflik, tidak ada hal-hal yang mengganggu, merasa aman dan
sebagainya. Lagu Black or White diciptakan oleh Michael Jackson dalam
menyuarakan soal perdamaian juga berisi tentang suasana seperti itu.
Namun, kisah tragis ternyata terjadi. Beberapa waktu setelah merilis
lagu tersebut, Michael Jackson ditangkap dengan tuduhan pelecehan
seksual terhadap anak. Ini membuktikan bahwa membicarakan damai
lalu menjalani hidup dalam damai dengan sesama bukanlah hal yang
mudah.
Bangsa Israel yang selama 70 tahun dibuang di Babel kehilangan
rasa damai. Bagi mereka damai adalah soal lepas dan bebas, merdeka
dari tanah jajahan. Dalam harapan mereka Allah berjanji mengenai
langit baru dan bumi yang baru dimana pembaharuan yang sempurna
dari Allah akan dinikmati sepenuhnya bagi Umat yang menaruh harap
pada Allah. Yesaya menubuatkan bahwa di langit dan bumi yang baru
itu tidak ada dosa dan kematian lagi. Dalam bacaan kita ada beberapa
janji Allah kepada UmatNya yang kehilangan rasa damai. “Dia akan
menciptakan sorak sorai untuk selama-lamanya dan umatNya akan
kegirangan” (ay. 18), “Tidak ada lagi bunyi tangisan dan erang pun
tidak” (ay. 19). “Umur umatNya akan di perpanjang” (ay. 22).
“UmatNya tidak akan bersusah susah dengan percuma karena mereka
adalah keturunan orang-orang yang diberkati Tuhan” (ay. 23)
Sahabat muda, banyak hal-hal yang kadang membuat kita
merasa tidak damai, masalah pekerjaan, masalah jodoh, masalah
kuliah, masalah sekolah, masalah pergaulan dan sebagainya. Namun
yang perlu kita ingat adalah bahwa perdamaian itu karya Allah, yang
dikerjakan melalui manusia. Jadi jika kita menginginkan kedamaian
hadir dalam hidup kita, kita perlu membuka diri pada kehadiran

36 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
kehadiran Kristus untuk membawa kedamaian itu. Minggu ini adalah
minggu Paskah. Allah telah menyatakan kehadiranNya dalam Yesus
Kristus agar manusia dan Allah sendiri didamaikan. Allah tidak hanya
menjanjikan damai seperti dalam kitab-kitab perjanjian lama, melainkan
mengerjakan jalan pendamaian dalam Yesus Kristus. Lalu Yesus Kristus
memberi mandate kepada manusia untuk mengerjakan pendamaian itu
dengan mengatakan: “Pergilah… jadikanlah semua bangsa mudidKu”
(Mat. 28:19). Karena itu, rayakanlah paskah dengan penuh sukacita,
dan kerjakanlah tugas mulia untuk terus menghadirkan karya damai
sejahtera Kristus kepada semua. Teruslah berusaha untuk berbagai
damai bagi orang lain.

Pertanyaan Reflektif:
Masih adakah hal-hal dalam hidup saudara dan saya yang
mengahalangi damai Allah masuk dalam diri kita?

Respon: (Menyanyi Dimanakah Damai?):

Dimanakah damai yang sesungguhnya,


dimanakah sejahtera yang abadi,
dimanakah harapan yang dapat kupegang
dimanakah janji untuk masa depanku
kumencari damai di dunia tak kudapatkan
kutemukan Firman mengubahku membaharuiku
dalam Dia ada kedamaian, dalam Dia ada pengharapan
dalam Dia ada penghiburan di dalam Yesus Tuhan.

37 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 24 – 30 April 2022

ADAPTASI
(Yohanes 20:19-31)

Tujuan:
Pemuda-pemudi mampu menyelaraskan kehidupan mereka dengan
makna Kebangkitan Kristus.

Sobat muda… Adaptasi adalah sebuah istilah popular dalam


dunia ilmu pengetahuan alam (atau ilmu alam). Adaptasi adalah sebuah
gambaran dari kemampuan suatu makhluk hidup untuk dapat bertahan
hidup di tengah tekanan lingkungan sekitarnya. Yapp, adaptasi adalah
suatu keahlian, kreativitas (kemampuan menciptakan sesuatu yang
baru) dan inovasi (kemampuan memanfaatkan pengetahuan dan
pengalaman untuk memperbaiki atau memperbaharui sesuatu).
Tekanan yang berat juga sedang dialami oleh para murid pasca
penyaliban Yesus. Cibiran atau hinaan karena Sang Guru akhirnya mati
sebelum menjadi “Raja Orang Yahudi”, ketakutan karena dikejar-kejar
sebagai Pengikut Yesus, bahkan kekecewaan karena menyaksikan Sang
Guru mereka mati tak berdaya, menjadi tekanan yang luar biasa dari
lingkungan sekitar juga dari diri mereka sendiri. Karena itu, murid-murid
pun mengurung diri di sebuah tempat tertutup di Yerusalem (ay. 19).
Lalu bagaimana cara mereka untuk beradaptasi dengan tekanan itu,
agar mereka bias bertahan hidup, bahkan bertahan sebagai murid
Yesus?
Rupanya, para murid benar-benar kehilangan daya kreatifitas dan
inovasi saat itu, Gaess.. Mereka terpuruk dan kehilangan jati diri untuk
beberapa saat (sebagai murid-murid yang telah diberi kuasa dan diutus
oleh Tuhan Yesus – Mat. 10:16; Mark. 6:7; Luk. 9:1-2; Yoh. 17:18). Dan
daya kreativitas serta inovasi itu akhirnya muncul kembali setelah
Tuhan Yesus Bangkit dan Datang di antara mereka sambil
mengucapkan “Damai Sejahtera bagi kamu” sampai tiga kali. Tuhan
Yesus harus berulang-ulang untuk menguatkan murid-murid,
menyadarkan mereka tentang jati dirinya, serta menjaminkan damai
sejahtera di tengah kegalauan itu, barulah kemudian murid-murid
sanggup beradaptasi dengan situasi yang menekan itu.

38 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Sobat muda… Semangat paskah bukanlah sekedar kemampuan
untuk bersorak-sorak, berpawai obor, atau juga berlelah-lelah mencari
telur paskah (sebagai tradisi setiap tahunnya – sekalipun pandemic
melanda). Semangat paskah yang disebarkan Tuhan Yesus adalah
kobaran Kuasa Roh Kudus yang membakar daya kreasi dan inovasi
murid-murid untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang sedang
menekan iman dan pengharapan mereka kepada Kristus. Kebangkitan
Kristus yang kita rayakan dalam paskah adalah sebuah jaminan bahwa
kita juga akan “bangkit” (PGT Bab IV butir 6). Akan tetapi kebangkitan
ini, bukan hanya soal kebangkitan dari kematian jasmani nanti ketika
Kristus datang kedua kalinya, melainkan juga dari kematian rohani
karena tekanan lingkungan sekitar, tekanan perasaan, tekanan
pergumulan dan berbagai kekecewaan yang sedang menghalangi daya
dan upaya kita. Segala tekanan itu membuat kita biasa bersembunyi di
balik berbagai alasan sehingga tidak mau bergerak dengan kreativitas
dan inovasi untuk menyatakan damai sejahtera. Sebab itu, rayakanlah
paskah, nikmatilah semangat kebangkitannya, tetapi keluarlah dari hal-
hal yang menyembunyikanmu terhadap dunia yang membutuhkan
damai sejahtera Kristus! Percayalah, Tuhan Yesus akan selalu
mengulang-ulang dan terus menerus menguatkanmu dan
meneguhkanmu! Amin!

Pertanyaan Reflektif:
1. Masih adalah hal-hal yang membuat semangat paskahku
tersembunyi?
2. Apa bentuk kreativitas dan inovasi yang menggambarkan
bahwa saya mampu beradaptasi dalam iman dengan tekanan
apapun yang mengganggu semangat paskah saya?

Doa (Diucapkan bersama-sama):


Ya, Tuhan Yesus, Sang Penguasa Kebangkitan… Ampunilah saya yang
berdosa dan sering bersembunyi di balik berbagai alasan, sehingga
semangat kebangkitanmu (damai sejahtera) tidak saya sebarkan
kepada semua orang. Amin!

39 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 1-7 Mei 2022

BANGUNLAH DAN PERGILAH


(Kisah Para Rasul 9:1-6)

Tujuan:
Agar PPGT selalu meyakini kepastian akan berita sukacita tentang
keselamatan kekal dalam Yesus Kristus!
Sahabat muda yang terkasih, ketika saudara meninggalkan
rumah pasti memiliki suatu tujuan, entah itu ke sekolah, ke gereja, ke
rumah teman, dan lain sebagainya. Namun, jika kita tidak izin atau
pamitan kepada orang tua atau saudara, maka mereka tidak akan tahu
kemana pergi. Namun tidak demikian dengan Tuhan, kemanapun kita
pergi, Tuhan pasti tahu keberadaan kita, bahkan Dia tahu segala tujuan
kita.
Pembacaan kita menjelaskan bahwa ketika Saulus dalam
perjalanan ke Damsyik, Tuhan tahu tujuan Saulus. Tuhan tahu bahwa
niat dan tujuan Saulus untuk ke Damsyik merupakan sebuah perjalanan
yang dilatarbelakangi oleh niat yang tidak baik. Pada ayat 3 dijelaskan
bahwa dalam perjalanannya ke Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar
dari langit mengelilingi Saulus. Jika kita perhatikan dengan baik
pembacaan kita ini, sangat jelas bahwa apapun niat buruk Saulus dan
kemanapun dia akan pergi, Tuhan pasti tahu. Setidaknya ada 2 hal
penting yang nampak dari pembacaan kita saat ini. Pertama, Tuhan
bertanya kepada Saulus tentang alasan ia menganiaya Tuhan. Kedua,
Yesus memperkenalkan dirinya bahwa Dialah yang telah dianiaya oleh
Saulus. Setelah Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada Saulus, maka
Tuhan memberikan pesan kepada Saulus “Bangunlah dan pergilah ke
dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus
kauperbuat.”
Sebagai pemuda, mungkin kita pernah mengalami peristiwa yang
mirip dengan kisah Saulus. Mungkin kita pernah menganiaya Tuhan
dengan berbagai sifat kita, mungkin kita pernah jatuh dalam dosa serta
melanggar perintah Tuhan. Bagaimanapun juga, kita tetap berada di
bawah kontrol dan kendali Allah. Ketahuilah, bahwa Allah mengasihi
kita dengan kasih yang besar, Ia mengutus kita ke dalam dunia pun
dengan maksud yang besar. Jika Saulus punya tugas, kita pun sebagai
kader siap utus memiliki tugas.
40 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Saudaraku, bangunlah dan pergilah dengan niat dan tujuan yang baik,
dan lakukanlah apa yang Tuhan kehendaki. Amin

Pertanyaan Reflektif:
Apakah tugasku?

41 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 8 – 14 Mei 2022

PASTILAH, AYOK!
(Yohanes 10 : 22 - 30)

Tujuan:
Agar PPGT selalu meyakini kepastian akan berita sukacita tentang
keselamatan kekal dalam Yesus Kristus!

Ada pepatah yang mengatakan: “malu bertanya, sesat di jalan”.


Secara sederhana, pepatah ini diambil dari pengalaman manusia ketika
menuju suatu tempat yang sama sekali baru sehingga belum
mengetahui dengan pasti jalan ke sana. Karena itu, perlu untuk
bertanya, agar tidak tersesat. Jika sudah mendapatkan jawaban dan
petunjuk, maka orang yang bijaksana akan meneruskan perjalanan,
tidak tinggal mempertentangkannya dalam kebimbangan. Dalam hal
ini, sikap PERCAYA pada petunjuk yang benar sangat menentukan
kepastian orang tersebut untuk dapat sampai pada tujuan.
Ada hal yang sangat menarik dari percakapan orang-orang
Yahudi dengan Tuhan Yesus dalam perikop bacaan. Sekilas, orang
Yahudi tampak seperti sedang mencari kepastian dengan bertanya
kepada Yesus: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam
kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada
kami.” (ay. 24). Jawaban Yesus dalam ayat-ayat selanjutnya tampak
sangat keras, tetapi telak menghantam kemunafikan orang-orang
Yahudi tersebut. Jika dibaca dari ayat sebelumnya, mereka tidak
sedang mencari kepastian ataupun kebenaran, karena kebenaran dan
kepastian tentang ke-Mesias-an Yesus sudah tergambar dengan sangat
jelas melalui perumpamaan tentang Gembala dan domba (Yoh. 10:1-18).
Di Israel, para gembala hidup bersama dengan domba-dombanya
siang-malam di padang penggembalaan selama berbulan-bulan sampai
musim dingin tiba. Para gembala menjaga kawanan domba dari bahaya
seperti hewan pemangsa (predator). Saking akrabnya, kawanan domba
pasti mengenal suara gembalanya. Dengan demikian, perumpamaan

42 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
yang dipakai oleh Tuhan Yesus sangat dimengerti oleh pendengarnya
di Israel. Melalui perumpamaan itu, Tuhan Yesus sudah menegaskan
bahwa kedatanganNya adalah untuk menjadi Jalan Keselamatan
sehingga domba sejati akan merespon dengan mengikuti Jalan itu. Jika
tidak, maka mereka bukan domba!
Kepastian bahwa Tuhan Yesus telah menyelamatkan dan
membawa kita dapat kembali kepada kehidupan kekal merupakan
berita sukacita. Yesus berkata: “..dan Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-
lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”
(ay. 28). Karena itu juga, inti Pengakuan Gereja Toraja diringkas dalam
satu kalimat: Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat!
Kepastian dan respon adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kepastian telah datang dari pihak Allah sendiri, sehingga
kita tidak lagi berada dalam kebimbangan, tidak perlu terombang-
ambing dalam ketidakpastian. Tetapi bukan berarti kita tidak perlu
melakukan apa-apa dan menjadi pasif. Ada respon yang tidak dapat
dipisahkan dari kepastian itu, yaitu ‘mengikut’ Yesus (ay. 27). Ayok,
teman-teman PPGT, kita mengikut Gembala Agung kita, sampai kita
tiba pada kesatuan yang utuh dan sempurna bersama Tuhan Yesus
ketika Ia datang sebagai Raja. Dalam hal ini, kita semua perlu
menyerahkan diri secara total untuk dikuasai oleh Kristus agar tidak
ada lagi yang dapat merebut kita dari padaNya! Amin!

Pertanyaan Refleksi:
Apakah saudara rindu selalu berada dalam kuasa Gembala Yang Agung,
yaitu Tuhan Yesus? Apakah saudara mau terus mengikut Dia?

Respon (Doa dan Pengakuan):


Saya mau mengikutiNya dan selalu dekat kepadaNya, sebagaimana
domba yang sejati tidak dapat dipisahkan dari gembala yang sejati.

43 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 15 – 21 Mei 2022

KITA JUGA MURID YESUS


(Yohanes 13:31-35)

Tujuan:
Agar Pemuda-pemudi menyadari bahwa Murid Kristus harus memiliki ciri
khas seperti yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri.

Setiap sekolah memiliki ciri khas masing-masing yang


menggambarkan identitas sekolah tersebut. Siswa di sekolah tertentu
akan lebih mudah dikenali jika menggunakan seragam sekolah.
Seorang tentara, polisi, guru, dapat dikenal dari seragam yang ia
kenakan. Kita pun sebagai pribadi, memiliki ciri khas masing-masing
sehingga orang lain dapat mengenal kita lebih cepat. Biasanya, jika kita
sudah mengenal seseorang, maka dari kejauhan pun kita sudah dapat
mengenali orang tersebut, apalagi jika orang tersebut sahabat kita.
Pembacaan kita menegaskan tentang perintah baru yang
diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya. Ayat 34: “Aku memberikan
perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling
mengasihi.” Perintah ini bukan sekadar untuk diketahui tetapi juga
sekaligus harus diperbuat oleh semua murid. Perbuatan saling
mengasihi tentu tidak hanya menyangkut saling memberi perhatian
satu dengan yang lain, tetapi sekaligus menjadi identitas dan dasar
kehidupan mereka, karena Kristus telah lebih dahulu mengasihi
mereka. Ayat 35 pun menekankan bahwa penting sekali saling
mengasihi agar dunia tahu bahwa mereka adalah murid Yesus.
Pertanyaan untuk kita renungkan, apakah kita juga adalah
murid Yesus? Apakah kita sudah saling mengasihi? Pertanyaan ini
membutuhkan perenungan mendalam dengan hikmat Tuhan. Sebab
dalam kenyataan yang banyak terjadi banyak pemuda yang mengaku
murid Yesus tapi tidak banyak yang saling mengasihi. Sebagian anak
muda lebih senang saling membenci dan saling memusuhi, bahkan
terkadang video perkelahian antar pemuda atau pemudi viral di media
sosial. Kita juga murid Yesus, oleh karena itu kita pun juga harus saling
mengasihi, meskipun terkadang kita berbeda pendapat.
Pertanyaan Reflektif:

44 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
1. Apakah Anda adalah salah seorang murid Yesus?
2. Apakah hal-hal yang masih membuat Anda tidak dapat disebut
murid Yesus?

Respon (Motto/Semboyan):
PPGT Murid Yesus? Mengasihi donk!.

45 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 22 – 28 Mei 2022

GEREJA: PINTU TERBUKA


(Kisah Para Rasul 16:4-15)

Tujuan:
Agar pemuda-pemudi memahami bahwa gereja adalah orang-orang yang
dikuasai oleh dan digerakkan oleh Roh Kudus.

Seorang anak Sekolah Minggu menyanyi sembari tersenyum-


senyum ketika menyanyi lagu “Aku gereja, kaupun gereja…” Ketika
anak itu ditanya mengapa ia tersenyum, dengan sangat polosnya
(dalam ketidakpahamannya) ia menjawab, “Masak saya disebut
gereja?” Ya, kebanyakan orang dewasa sekalipun mungkin tidak
memahami hal tersebut, atau setidaknya kurang menyadari diri sebagai
gereja.3 Yang dipahami sebagai gereja hanyalah gedungnya (dan
mungkin organisasinya). Padahal baik gedung (dan organisasi serta
berbagai ornament dan simbol-simbol) maupun ‘orangnya’, semuanya
itu adalah gereja. Gedung dan berbagai ornament atau simbol-simbol
merupakan cara sekaligus tanda untuk merasakan kehadiran ALLAH.
Sementara orang-orangnya merupakan “cahaya kemuliaan ALLAH”.
Singkatnya baik gedung dan ornament-simbol serta orang-orangnya
semua menjadi tanda kehadiran ALLAH. Woow sungguh
indah….sungguh luar biasa. Tapi benarkah ini yang terjadi dalam gereja
(Gereja Toraja, dan khususnya dalam konteks PPGT)?
Dalam Kitab Wahyu 21:22-23 (judul teks: ‘Yerusalem yang baru’)
digambarkan dengan sangat jelas bahwa di dalam kota itu TUHAN
Yang Mahakuasa adalah Bait Sucinya dan ANAK DOMBA adalah
lampunya. Ini adalah sebuah GAMBAR yang mengajarkan setidaknya
dua hal kepada kita (gereja). Pertama, gambar ini pada waktu yang
ditentukan oleh Tuhan Allah akan dinyatakan sepenuhnya kepada
orang-orang yang setia kepada Dia. Kedua, jika TUHAN ALLAH akan
menyatakannya nanti pada waktunya, maka tugas gereja (saat ini)

3 Gereja berasal dari kata eklesia, dari kata Yunani (ex: keluar, kaleo: dipanggil). Dalam
hal ini orang-orang (laki-laki) dipanggil keluar dari rumah untuk bekerja bakti untuk
kepentingan bersama. Sementara itu dalam konteks kristiani kata eklesia dipahami
sebagai pemanggilan dari kegelapan (“manusia lama”) kepada ‘Terang TUHAN yang
ajaib’ (manusia baru) untuk kebaktian kepada Tuhan (Bdk. 1 Petrus 2:9-10).
46 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
adalah hidup menurut atau mengikuti gambar itu.4 Bukankah manusia
diciptakan menurut Gambar dan Rupa ALLAH untuk menyatakan
kemuliaan-NYA?
Teks Kisah Para Rasul Kisah Para Rasul 16:4-15 menceritakan
sebagian perjalanan penginjilan Rasul Paulus dan kawan-kawan. Dalm
kisah itu digambarkan bagaimana perjalanan mereka dikendalikan
sepenuhnya oleh ROH TUHAN hingga mereka tiba pada satu tempat di
mana mereka bertemu, berkumpul dan berbicara (memberitakan Injil)
kepada perempuan-perempuan (Yahudi?).5 Dalam pertemuan mereka
dengan perempuan-perempuan tersebut, seorang perempuan
bernama Lidia menjadi perhatian khusus; bagaimana ia turut
mendengarkan (dengan baik tentunya), TUHAN membuka hatinya,
sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus dan
puncaknya ia memberi diri untuk dibaptis (tanda kehidupan sebagai
rumpun Keluarga ALLAH). Tidak hanya sampai di situ saja, Lidia bahkan
menjadi alat di tangan TUHAN untuk menarik seisi rumahnya masuk
menjadi “Rumpun Keluarga ALLAH”. Ya, Lidia menjadi berkat bagi
sesama! …dan setiap kali teks ini dibacakan maka nama Lidia turut
dibacakan pula! Sungguh indah cara kerja ROH KUDUS. Menakjubkan!
Suatu karya yang dikerjakan “di luar” gerbang kota! Suatu tempat yang
dianggap tidak layak oleh manusia. Suatu kisah yang menggambarkan
Kemahakuasaan ALLAH berlaku di mana-mana, di semua tempat.
Belajar dari “Kisah Karya ROH KUDUS”, Gereja TUHAN kembali
diingatkan tetap setia dan tidak membatasi “ruang-gerak” karya-NYA.

4 Bandingkan dengan peta: jika seseorang hendak pergi ke suatu tempat dan
kepadanya diberikan peta, maka ia harus membaca dan mengikuti petunjuk dalam peta
tersebut. Hanya dengan mengikuti (menghidupi) petunjuk dalam peta tersebut ia
dapat tiba pada tujuannya. Demikian juga Gereja, hanya dengan mengikuti
(menghidupi) GAMBAR yang diberikan oleh Allah melalui Kitab Suci maka ia akan tiba
pada kota (Yerusalem yang baru) yang sesungguhnya.
5 Perlu untuk memahami situasi-tempat dalam ayat 15 “di luar” pintu gerbang: menjadi

gambaran bahwa aktivitas sembahyang orang-orang Yahudi tidak dizinkan di dalam


kota sehingga mereka “terpaksa” melakukannya di luar pintu gerbang kota. Situasi dan
tempat ini menggambarkan bagaimana kerinduan (perempuan-perempuan) untuk
tetap SETIA berdoa kepada ALLAH walaupun mereka tidak diberi tempat “di dalam
kota”. Hal ini sekaligus juga member petunjuk bahwa kehadiran ALLAH tidak bisa
dikurung atau dibatasi hanya dalam satu tempat saja. ALLAH hadir di mana-mana
menurut kehendak-NYA. IA bahkan rela menghadirkan DIRI “di luar” dari tempat yang
dianggap layak oleh manusia. Lihatlah betapa besar kerinduan ALLAH berjumpa
dengan manusia.
47 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Gereja yang sejati adalah Gereja yang tidak “meminggirkan” TUHAN
“ke luar pintu gerbang kota” dengan berbagai aktivitasnya. Karya ROH
KUDUS tidak menjauhkan manusia dari pekerjaan (bandingkan dengan
Lidia seorang pekerja penjual kain ungu) tetapi masuk dalam pekerjaan
untuk membimbing manusia. Janganlah karena aktivitas (pekerjaan)
justru membawa kita jauh agama (baca: TUHAN). Seluruh ruang dan
waktu adalah ciptaan TUHAN, karena itu IA menjadi Penguasa dalam
semuanya itu. …dan di dalam semuanya itulah kita dapat (baca:
WAJIB!) menyembahNYA tanpa dibatasi oleh “tembok-tembok”
bangunan Gereja.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Saudara-saudara juga memiliki kerinduan mengalami
perjumpaan dengan TUHAN?
2. Apakah Saudara-saudara merindukan berkat dari TUHAN?
3. Apakah Saudara-saudara rindu dipakai oleh TUHAN menjadi
berkat bagi “seisi rumah” (sesama)?

Respon:
Ya, ROH KUDUS lembutkanlah hatiku yang beku ini agar aku senantiasa
tunduk kepada kuasa dan kehendak-MU. Seperti ENGKAU berkarya
dalam diri Paulus dan saudara yang lain serta Lidia, pakailah aku ya
TUHAN menurut kerelaan menerima dan menjadi berkat-MU. Dalam
nama TUHAN YESUS. Amin!

48 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 29 Mei – 4 Juni 2022

AKU ADA UNTUKMU


(Kisah Para Rasul 16 : 16-34)

Aku ada untukmu…kata ini pasti akrab di telinga kita, kata yang
menyenangkan bahkan membuat kita merasa seperti orang penting.
“Ada” berarti mau dan bersedia melakukan segala sesuatu untuk orang
tertentu (lebih sering kita ucapkan untuk pacar). Tentu kita
mengerahkan semua tenaga, pemikiran, dan waktu serta materi agar
“aku bisa ada untukmu”.
Hal ini juga yang dapat kita pahami melalui firman yang kita baca
saat ini. Tafsir kitab ini mengarah pada pemahaman bahwa Roh Tenung
atau bahkan Iblis pun sebenarnya bisa dipakai oleh Allah untuk
memuliakan nama Tuhan. Namun berbeda dengan kisah seorang
perempuan yang dipaparkan dalam bacaan kita. Pemuliaan yang
dilakukan oleh roh tenung justru menganggu dan membuat Paulus
marah dan geram bahkan mengusirnya dari perempuan yang ikut
dengannya, karena Paulus melihat keuntungan bukan justru untuk
pemuliaan Allah tapi justru bagi para majikan roh-roh itu. Bisa
dikatakan bahwa para majikannya bisa mendapatkan nama dan
keuntungan besar dalam meramal, jika ia terlihat berada di kubu
Paulus. Tindakan Paulus inipun mendapat reaksi keras dari majikan roh
tenung itu, ia beserta Silas dilaporkan ke pemerintahan Roma dengan
aduan bahwa mereka telah melanggar adat istiadat yang telah berlaku.
Alhasil Paulus dan Silas pun dipenjarakan karena hal itu. Namun, kuasa
Allah tidak meninggalkan mereka, dinding dan pintu-pintu penjara
dibukakan oleh Allah bagi mereka yang memungkinkan bagi semua
tahanan untuk membebaskan diri. Walaupun mereka memiliki
kesempatan untuk melarikan diri, tapi tidak dilakukan oleh Paulus.
Keputusan Paulus dan kawan-kawan untuk tetap tinggal dalam penjara
ternyata menyelamatkan nyawa Kepala penjara yang hendak
mengakhiri hidupnya karena putus asa. Bagi kepala penjara peluang
yang didapatkannya untuk hidup bukanlah hal kebetulan namun
karena pekerjaan Allah, ia juga menginginkan kehidupan yang lebih dari
hidup yang baru diselamatkan oleh Paulus, bahkan hidup yang lebih
besar lagi dari pada itu, “keselamatan”. “Percayalah maka Engkau akan
selamat, engkau dan seisi Rumahmu” . Perbedaan besar antara roh

49 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
tenung dan Paulus terlihat dalam bacaan kita. Jika roh tenung memuji
Allah untuk menyelamatkan dirinya sendiri berbanding terbalik dengan
Paulus yang tetap melakukan pekerjaan pelayanannya untuk satu
nama, yaitu Allah.
Saudara. Tentu masing-masing dari kita diberikan Allah peluang-
peluang dalam hidup, dalam bakat dan talenta serta waktu. Namun
pernahkan kita bertanya untuk siapakah segala peluang itu kita jalani?
Untuk keuntungan diri sendirikah, atau untuk pemuliaan Tuhan. Atau
jangan sampai kita mengatasnamakan Tuhan dalam peluang hidup
yang kita jalani namun ternyata kita berusaha memperkaya diri sendiri
dalamnya.
Di bulan pendidikan ini, kita diajak untuk merenungkan kembali
segala pengetahuan dan berkat yang telah kita miliki, semakin kah kita
merendah pada kehendak Allah? Ataukah semakin kita diperlengkapi
oleh Allah semakin kita merasa besar? Keberadaan kita di dunia ini
adalah hanya untuk satu tujuan yaitu Tuhan Semakin di kenal. Kita ada
hanya untuk Tuhan. Aku, kamu dan kita ada untuk memuliakan Dia.

Pertanyaan Reflektif:
1. Sudahkan segala yang kumiliki telah memuliakan Allah?
Sudahkah kita pun berkata dan berbuat “ aku ada untuMu
Tuhan??
2. Dalam hal apa saja kita telah memuliakan Tuhan?

Respon:
Menyanyikan KP “ Kumau Cinta Yesus Selamanya”

50 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 5 – 11 Juni 2022

SAKSI
(Yohanes 8:12-17)
Tujuan:
PPGT memahami bahwa Yesus adalah Terang dunia dan menjadi saksi
tentang Yesus yang adalah Terang dunia!

Tugas seorang saksi ialah menyampaikan suatu kebenaran. Jika


tidak maka dia disebut sebagai saksi palsu dan tentunya dia akan
menanggung akibatnya. Bahkan ketika seorang saksi berkata benar,
dan akibat kebenaran yang disampaikan itu ada pihak yang dirugikan,
maka bisa jadi saksi mengalami kecaman/penolakan. Itulah sebabnya
banyak orang tidak bersedia menjadi saksi.
Yesus dalam bacaan ini menyatakan kesaksian tentang diri-Nya
sendiri, bahwa “Akulah Terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia
tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup.” Yesus menyebut diri-Nya Terang dan sebutan tentang
Terang ini berhubungan dengan Perjanjian Lama yang sering
menghubungkan Terang dengan Mesias (Yes. 9:1) dan dalam dalam
Ayub 29:3 terang itu dihubungkan dengan Allah. Jadi ketika Yesus
menyebut diri sebagai Terang dunia berarti dia mengklaim diri sebagai
Mesias dan Allah. Itulah yang ditolak oleh orang farisi. Alasan lain dari
penolakan orang Farisi ini berdasar pada Yohanes 5;31 dimana Yesus
sendiri berkata “Kalau Aku bersaksi tentang diriku sendiri, maka
kesaksian-Ku itu tidak benar”. Jadi ketika Yesus berdiri bersaksi bahwa
diriNya adalah Terang, itu dipandang tidak benar sebab Dia bersaksi
atas diri-Nya sendiri. Tapi Yesus sanggup buktikan bahwa kesaksian-
Nya itu benar, dengan mengatakan pada ayat 14 “ Biarpun Aku bersaksi
tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu,
darimana Aku datang dan kemana Aku pergi.” Ungkapan Yesus ini
menunjukkan bahwa Dia bukan manusia biasa tetapi Dia adalah Allah.
Dan lagi Yesus mengatakan bahwa Allah Bapa juga bersaksi tentang
Yesus (16-18) dan itu artinya kesaksian Yesus bukan kesaksian tunggal.
Juga dalam Yohanes 15:26 mengatakan bahwa Roh Kudus itu sendiri
bersaksi tentang Yesus.
Roh Kudus ini jugalah yang sesungguhnya memperlengkapi dan
memampukan kita sebagai pengikut Kristus untuk bersaksi tentang Dia

51 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
(bdk. Yoh 14:26). Apa yang kita saksikan? Yaitu bahwa Dia-lah Terang
dunia yang membawa manusia menuju pada keselamatan hidup. Tapi
sayangnya, masih banyak orang percaya khususnya anak muda Kristen
yang enggan menjadi saksi Kristus.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah yang menghalangi kita untuk menjadi saksi Kristus?
2. Apakah yang bisa dilakukan supaya bisa menjadi saksi Kristus?

Respon:
Ya Yesus, biarlah Terangmu menyinari kehidupanku dan Roh-Mu
memampukanku menjadi saksi-Mu di tengah dunia ini.

52 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 12 – 18 Juni 2022

HIKMAT ALLAH MENUNTUNMU


(Amsal 8 : 1 – 36)

Tujuan:
Agar PPGT mengerti bahwa siapapun yang mengikuti petunjuk hikmat
dari Tuhan akan mendapat ganjaran sesuai janji Tuhan.

Kitab Amsal dikenal sebagai kitab yang memuat wejangan-


wejangan atau pun petuah-petuah bijak, yang tentunya bertujuan
memperoleh hikmat dan didikan dalam menjalani hidup. Karena itu,
setiap kali kita membaca kitab Amsal, besar harapan setiap orang
menjadi tahu apa itu hikmat, sehingga memperoleh pengertian dan
didikan tentang kasih dan kebenaran Allah. Apa pentingnya hikmat?
Hikmat berasal dari Allah, Hikmat dianggap berhubungan langsung
dengan petunjuk Allah. hikmat hanya diperoleh ketika kita takut akan
Allah.
Dalam bacaan kita pada saat ini, kita mendapat gambaran apa
yang kita dapatkan ketika kita hidup mau dituntun oleh hikmat Allah.
Sangat jelas dipaparkan dalam ayat-ayat yang cukup panjang bahwa
hikmat Allah dengan sengaja terus mengejar kehidupan manusia. (bdk.
ay. 2-3). Mengapa ? Sebab orang yang dituntun hikmat Allah hidup adil
dan benar (ay. 7-8), hikmat memberi kecerdasan (ay. 9), hikmat
memberi kekayaan dan kehormatan (ay. 18), bahkan hikmat memberi
hidup (ay. 36). Maka dari bacaan ini, kita dapat katakan bahwa
memiliki hikmat sesungguhnya banyak memberi dampak positif dalam
hidup kita. Orang yang berhikmat diganjar kebahagiaan, kehormatan
bahkan ketika orang mau dituntun hikmat Allah itu artinya orang
tersebut menghormati Tuhan dan hidup sesuai dengan pengajaran
dan kebenaran Allah. Ia membuat hidupnya berkualitas dan bernilai di
hadapan Tuhan dan sesama.
Maka jelaslah untuk kita semua, bagaimana seharusnya
mengelola hidup ini hanya dengan hikmat Allah. Hikmat Allah jauh lebih
berharga dibandingkan dengan hal apapun yang berharga dalam dunia
ini. Dan disini kita tahu bahwa kualitas hidup itu bukan pertama-tama
ditentukan dari kekayaan, kedudukan, pengetahuan tapi hidup yang
didasarkan tuntunan hikmat Allah. Dalam menjalani masa muda

53 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
dengan segala dinamika kehidupan yang terbentang dihadapan kita,
Mintalah kepada Allah memperlengkapi diri kita dengan hikmatNya,
sehingga apa pun yang kita pikirkan, lakukan dan putuskan adalah hal
yang berkenan kepadaNya. Amin

Pertanyaan Reflektif:
Apakah orang berilmu dapat disamakan dengan orang yang berhikmat

Respon:
Tuhan Yesus tuntun kami dengan hikmatMu dalam menjalani hidup ini.
Amin

54 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 19 – 25 Juni 2022

APA RESPONMU?
(Yesaya 65:1-7)

Sahabat Muda, PPGT yang dikasihi Tuhan… Betapa kecewanya


kita saat memanggil/menghubungi seseorang dan dia tidak menjawab
dan mengabaikan panggilan kita. Atau ketika kita memberikan
perhatian dan kasih sayang yang begitu besar tetapi orang tersebut
tidak peduli.
Allah adalah Allah yang penuh kasih yang sungguh-sungguh
menyatakan kasihNya kepada bangsa Israel. Dalam bacaan hari ini
sangat jelas bagaimana Allah berkenan memberi petunjuk, berkenan
ditemukan orang yang tidak mencari bahkan Allah terus berteriak
untuk menarik perhatian umat kepada diri-Nya: ”Ini AKu, ini AKu”.
Akan tetapi umatNya justru tidak merespon dan memberontak,
menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri,
mereka gemar dengan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa
dan mereka berpesta pora dengan makanan yang menajiskan. (ay. 2-5)
Apa yang mereka perbuat sungguh menyakiti hati Tuhan
bagaikan asap yang menyesakkan hidung Tuhan dan seperti api yang
menyala sepanjang hari. (ay. 5). Tuhan tidak akan tinggal diam, Dia
akan mengadakan pembalasan atas dosa-dosa umatNya.(ay. 6,7). Ya,
pembalasan terhadap diri mereka, atas segala kesalahan mereka
maupun kesalahan nenek moyangnya. Sahabat muda, kita adalah
orang-orang yang telah mendapat kasih karunia yang telah ditebus dan
dikuduskan menjadi umat Allah yang diutus kedalam dunia. Kita adalah
orang yang telah dipanggil dari dalam kegelapan masuk kedalam
terangnya yang ajaib. Apa respon kita terhadap kasih yang luar biasa
yang telah Tuhan Yesus nyatakan?
Sahabat terkasih, tentu segala karya, kerja dan perbuatan kita
pun ada saatnya akan kita pertanggungjawabkan kepada Bapa kita.
Karena itu mari respon dengan baik kasihNya bagi kita, kiranya Roh
Kudus yang telah dianugerahkan akan memampukan kita berkarya bagi
Tuhan dalam hidup ini. Amin

55 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Pertanyaan Reflektif:
Sebagai orang-orang yang telah menerima kasih karunia Allah, apa
respon kita?

Respon:
Bapa, mampukan kami untuk mensyukuri kasih karuniaMu dalam
Kristus dan terus berkarya bagi kemuliaan-Mu. Amin

56 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 26 Juni-2 Juli 2022

DIPANGGIL UNTUK MELAYANI TUHAN


(1 Raja-Raja 19:19-21)

Tujuan :
1. Pemuda mengerti bahwa setiap orang percaya adalah orang-
orang yang dipanggil untuk melayani Tuhan.
2. Pemuda mengerti bahwa mengikuti panggilan Tuhan untuk
melayani harus rela menanggalkan semua yang menghalangi
untuk melayani.

Ada banyak orang Kristen yang mau melayani Tuhan tetapi


kadang-kadang masih pilih-pilih jenis pelayanan. Ada juga yang mau
melayani Tuhan sebatas Mood, misalnya ketika suasana hati sedang
happy saja mereka giat melayani Tuhan, tetapi ketika hati sedang tidak
happy atau sedang terbentur dengan kendala dan masalah mereka
malas-malasan melayani bahkan ada yang berhenti melayani. Ada juga
yang hanya mau melayani ketika tidak sedang sibuk dengan pekerjaan
dan kegiatan pribadinya.
Elisa dalam pembacaan kita saat ini adalah seseorang yang
dipanggil oleh Tuhan melalui nabi Elia. Ia dipanggil pada saat ia sedang
sibuk bekerja bukan pada saat ia sedang menganggur atau sedang
tidak ada pekerjaan. Elisa sedang sibuk membajak dengan 12 pasang
lembu, hal ini menunjukan bahwa Elisa adalah seorang yang kaya.
Tetapi ketika Elia datang menghampirinya dan Elia melemparkan
jubahnya kepada Elisa, Elisa langsung bergegas meninggalkan
pekerjaannya dan segera merespon apa yang dilakukan oleh Elia sebab
Elisa tahu bahwa Elia adalah nabi atau suruhan Tuhan. Jubah nabi
merupakan tanda dari pekerjaan nabi sehingga ketika Elia melempar
jubahnya kepada Elisa itu berarti bahwa Elia menunjuk Elisa untuk
mengikutinya, mula-mula menjadi pelayan dan akhirnya menjadi
pengganti Elia (2 Raja-raja :13). Elisa rela berkorban ia melepaskan
segala sesuatu, yaitu keluarga, rumah dan pekerjaannya untuk
merespon panggilan Tuhan menjadi pelayan.
Ketika kita dipanggil untuk melayani Tuhan, sebaiknya kita tidak
beralasan bahwa kita sedang sibuk dan tidak punya waktu untuk
melayani karena sibuk dengan pekerjaan atau kegiatan kita. Tetapi

57 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
semestinya kita belajar untuk mengutamakan Tuhan dalam kehidupan
kita. Setiap kita orang percaya dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi
pelayan, sebab Kristus sendiri telah lebih dulu melayani kita. Karena
itu ketika kita dipanggil olehNya, mari kita meresponnya dengan
mengikuti panggilanNya serta menanggalkan segala hal yang dapat
menghalangi kita untuk menjawab panggilan Tuhan.

Pertanyaan Reflektif:
Apakah saudara-saudara mau mengikuti panggilan Tuhan dan rela
melepaskan semua yang menghalangi untuk melayani Tuhan dalam
kehidupan setiap hari?

Respon:
Saya mau mengikuti panggilan Tuhan dan rela melepaskan segalanya
untuk melayani Tuhan sebab saya mau mengutamakan Tuhan di dalam
hidup saya. Amin

58 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 3-9 Juli 2022

SAY NO TO “PENCITRAAN”!!
(Galatia 6 : 1 - 18)

Tujuan:
Pemuda semakin menghayati dan menjadikan Kasih Kristus sebagai
landasan melakukan pelayanan dan kebaikan dalam hidup persekutuan

“Pencitraan” istilah ini merupakan sindiran populer sekaitan


dengan kritik terhadap para pemimpin dan public figure (para
pemimpin) yang doyan memperlihatkan kepedulian dan kinerja yang
sangat baik di depan kamera namun ternyata demi kepentingan
popularitas politik atau ingin dipuji-puji belaka. Mereka tak benar-benar
bisa menjadi teladan, namun pura-pura menjadi teladan di depan
kamera hanya agar tak dihujat dan dikritik.
Hal ini juga terjadi pada guru-guru palsu yang dikritik Rasul
Paulus di Galatia. Para guru palsu ini rupanya suka menonjolkan diri
dengan cara mengajar umat agar patuh pada hukum sunat, lalu itu
menjadi tolak ukur bahwa mereka berhasil memengaruhi orang non-
Yahudi untuk mengikuti tradisi Yahudi (ay. 13). Mereka dianggap orang
saleh yang patuh pada tata cara beragama orang Yahudi, padahal
mereka melakukan itu hanya karena “cari muka” di hadapan orang
Yahudi yang saat itu memusuhi para pengikut Yesus (ay. 12).
Seharusnya Hukum Kristuslah yang dijadikan Jemaat sebagai landasan
dalam praktek hidup dan keagamaan (ay. 2). Kejujuran dan ketulusan
karena Kasih Kristuslah yang harusnya menjadi pendorong untuk
menolong dan mengajar sesama, bukan semangat penonjolan diri dan
pencitraan. Rasul Paulus menasihatkan agar sesama anggota jemaat
haruslah menolong (menasehati/mengkritik) orang yang salah itu agar
kembali ke jalan yang benar bukan malah makin menjatuhkan orang
tersebut, sambil tetap mawas diri bahwa potensi untuk melakukan
kesalahan juga ada pada diri kita yang menasihati (ay. 1). Rasul Paulus
menambahkan bahwa untuk mengatasi kelemahan/keterbatasan yang
bisa membuat orang percaya melakukan kesalahan demi kesalahan,
maka haruslah saling tolong menolong menanggung itu sebagai beban
bersama (ay. 2). Keutuhan jemaat sangat bergantung dari bagaimana
setiap anggota jemaat paham bahwa kelemahan sesama adalah

59 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
kelemahan bersama yang harus diatasi bersama, bukan malah
menganggap diri lebih penting sehingga menjadi egois dan tak peduli
terhadap kelemahan sesama (ay. 3), padahal seharusnya dalam
persekutuan sangat penting untuk menganggap orang lain lebih
penting dari diri sendiri (bnd Fil. 2:3). Ketika Kasih Kristus yang menjadi
landasan segala perbuatan, maka kita tentu akan melakukannya
dengan setia, entah dilihat atau tidak dilihat orang lain, entah dihujat
atau dipuji orang lain, entah tak dianggap atau dihargai orang lain.
Intinya kita akan tetap setia melakukan kebaikan kepada semua orang
tanpa harus menunggu respon apa yang mereka berikan. Bukankah
berbuat kebaikan adalah bentuk respon kita (ungkapan syukur) atas
kasih karunia dan damai sejahtera daripada Tuhan?
Semangat pemuda untuk melayani dalam persekutuan, entah
menjadi pengurus, panitia event/hari raya, atau jabatan pelayanan
lainnya, bisa didorong oleh banyak hal, tak menutup kemungkinan
karena kepentingan “pencitraan”. Melayani adalah hal yang baik
namun menjadi tak baik ketika dilakukan demi menonjolkan diri sendiri
apa lagi agar dikenal baik saja oleh orang-orang tertentu. Kasih
Kristuslah yang harusnya menjadi landasan kita untuk setia dalam
melayani dan berbuat baik bagi semua orang. Firman Tuhan ini juga
ditujukan untuk pertumbuhan iman dan keutuhan persekutuan
sehingga dalam perikop ini dikatakan berbuat baiklah terutama kepada
saudara seiman (ay. 10), bukan berarti melarang berbuat baik kepada
saudara tak seiman namun mengutamakan saudara seiman agar
persekutuan baik dahulu sebelum memberitakan kebaikan kepada
yang tak seiman. Sementara di jaman now banyak diantara kita yang
sok-sok peduli kepada keadaan sosial yang majemuk tapi lupa untuk
membenahi persekutuan sendiri, atau bahkan sebaliknya ada yang
sangat peduli terhadap persekutuan tapi sangat anti terhadap masalah
sosial dalam kemajemukan. Padahal harusnya kita bisa melakukan
keduanya yakni memperhatikan persekutuan sambil juga tetap peduli
terhadap masalah-masalah di luar persekutuan.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apa yang mendorongku aktif dan giat dalam pelayanan? Apakah
Kasih Kristus atau pencitraan?
2. Sudahkah aku mengasihi dan menyatakan kepedulian kepada
saudara seimanku yang dalam pergumulan??

60 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Respons (Doa):
Ubahkan aku Tuhan untuk semakin setia melayani bukan karena
pencitraan namun karena kasihMu. Mampukan aku mengasihi dan
menyatakan kepedulian kepada saudara-saudara seimanku. AMIN

61 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 10-16 Juli 2022

JALANI HIDUPMU DALAM IMAN KEPADA YESUS


(Kolose 1 : 1 – 14)

Tujuan:
Agar pemuda memahami, mewujudkan serta tetap hidup sesuai dengan
kebenaran Allah

“Gak enakan” (merasa risih) adalah sesuatu yang mungkin


banyak pemuda sekarang ini sering pikirkan ketika hendak atau telah
melakukan sesuatu. Mengapa? Karena seringkali kita melakukan
sesuatu hanya demi menyenangkan teman dan sahabat (manoka torse
/ torro senga'), sehingga kita seolah ikut-ikutan dan terperangkap pada
perasaan gak enakan bahkan pada hal yang tidak baik. Contoh selama
ini sebenarnya kita tidak merokok, tapi karena kebanyakan teman
merokok akhirnya kita pun ikut-ikutan menjadi perokok. Contoh lain
ketika hendak melanjutkan sekolah atau kuliah, karena teman banyak
ke sekolah atau kampus A, akhirnya saya ikut juga di mendaftar di
sekolah atau kampus tersebut, padahal ternyata ujung-ujungnya saya
tidak puas dan tidak menikmati proses belajar di sana.
Bacaan ini berisi ucapan syukur Paulus bersama Timotius untuk
karya Yesus Kristus di jemaat Kolose. Iman dalam Kristus Yesus
bertumbuh dalam jemaat sehingga kehidupan jemaat sungguh
memperlihatkan bahwa mereka betul-betul bertumbuh dalam iman.
Kasih terhadap semua orang Kudus menjiwai seluruh jemaat. Iman
mereka berpusat pada Kristus (ay. 2,4), Firman Kebenaran (ay. 5), serta
berita kasih karunia kepada Jemaat. Jadi sebenarnya yang disyukuri
ialah kehidupan jemaat yang telah menggambarkan Injil dan telah
memperlihatkan cara hidup yang semestinya, tidak ada yang pura-pura,
atau terpaksa karena gak enakan.
Sekarang ini ada begitu banyak godaan duniawi yang selalu dan
mungkin sedang pemuda alami saat ini. Godaan untuk merasa diri
bahwa tidak membutuhkan orang lain, menjauhi persekutuan gereja

62 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
karena ada persekutuan lain yang lebih menarik, godaan untuk hidup
sukses tanpa kerja keras, dan lain sebagainya. Satu yang pasti ialah
persekutuan di dalam Tuhan tidak sia-sia, sekecil apapun perananmu
saat ini akan diingat dan dihargai oleh Tuhan. Kerja keras juga adalah
salah satu tugas panggilan kita selaku umat Allah (bnd. 2 Tes. 3;10).
Karena itu, jalani hidupmu dalam iman yang benar. Bersyukurlah selalu
dalam iman kepada Yesus dan dapatkan hati yang berbuat kasih bukan
karena terpaksa, pura-pura apalagi gak enakan!

Pertanyaan:
Apa yang anda lakukan jika diperhadapkan pilihan yang membuat Anda
merasa tidak enak terhadap teman atau sahabat? Terus terang atau
mengiakan saja?

Respon:
Bersama dengan teman-teman persekutuan, membuat daftar
kebijaksanaan dalam melakukan sesuatu.

63 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 17-23 Juli 2022

“DOES WATER HAVE MEMORY?”


(Kolose 1:15-29)

Tujuan:
Pemuda-pemudi bersedia untuk terus mengingat pesan Tuhan dan
menyimpanNya sebagai “Yang Utama” dalam menjalani iman yang penuh
tantangan!
Apakah Anda senang menonton film animasi (kartoon)? Film
Animasi itu, sangat menarik dan pesannya juga gampang ditemukan
oleh anak-anak bahkan orang dewasa. Nah, Water having memory
(judul renungan) adalah merupakan tema utama dalam salah film
animasi terbaik yang sangat populer, yaitu Frozen 2. Ketika Elsa, Anna,
Kristoff, dan penduduk Negeri Arandelle merasa tidak berdaya
menghadapi ancaman bencana dari alam (air, api, angin dan tanah),
maka mereka berusaha mencari informasi tentang segala sesuatu yang
telah terjadi di masa lalu, yang membuat alam menjadi marah.
Akhirnya, Elsa (yang memiliki kuasa sebagai roh dan manusia)
menemukan jawabannya dari ingatan yang terpendam di dalam air
(memory of water). Ingatan itu berisi pesan-pesan yang berasal dari
kejadian-kejadian masa lalu, yang akhirnya mengantar mereka masalah
utama yang menyebabkan bencana, sehingga alam menjadi marah.
Menarik bukan? Ayoo ditonton lagi donk filmnya. Tapiii… sebelumnya
perhatikan bacaan Alkitab kita!
Kalau Frozen 2 punya ingatan dalam air, maka Paulus
menekankan ingatan terhadap Firman Tuhan. Ingatan itu disampaikan
kepada Jemaat di Kolose (sebuah kota perdagangan wol yang maju di
Abad pertama gereja yang dihuni oleh orang Yahudi dan sebagian
besar penduduknya adalah ornag Yunani). Paulus menyatakan
sukacitanya melihat pertumbuhan iman jemaat di Kolose (1:3). Sebab
itu Paulus berdoa agar mereka diteguhkan (1:9) dan mengingatkan
kembali pokok-pokok iman yang benar tentang siapa Kristus yang
mereka sembah dan mereka junjung itu (ay. 13-22). Pokok-pokok itu
adalah bahwa Kristus adalah “yang melepaskan/menebus dari kuasa
kegelapan” (ay. 13-14); Ia adalah gambar Allah yang adalah pusat segala
sesuatu (ay. 15-16); Ia adalah yang pertama dan kepala dari jemaat (ay.
17-18); Ia adalah yang sempurna dan sumber kedamaian, bahkan bagi
64 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
orang-orang yang membenciNya (ay. 19-22). Pokok-pokok ini menjadi
pengingat (memories) bagi warga jemaat Kolose, supaya nanti ketika
ada guncangan atau ajakan untuk murtad dari Kristus, mereka benar-
benar akan teguh (ay. 23).
Pengajaran Firman Tuhan oleh Paulus ini, patut untuk terus
diingat. Sebab memang pada kenyataannya, baik jemaat Kolose (dan
semua jemaat mula-mula) juga kita sekarang ini menghadapi banyak
sekali tantangan bahkan godaan yang menggoncangkan iman, sehinga
kita dapat murtad (berkhianat) dan meninggalkan Kristus yang adalah
Sumber segala sesuatu dan Kesempurnaan dari segala sesuatu.
Tantangan di sekitar kita bermacam-macam, hanya seringkali kita
menganggapnya biasa saja bahkan mengabaikannya. Sebab itu,
mengingat pokok-pokok iman (termasuk melalui pengajaran
Katekisasi) seperti dalam Firman Tuhan yang disampaikan oleh Paulus
menjadi amat sangat penting dan tidak boleh dianggap biasa saja (hal
ini jauh lebih penting dari sekedar manfaat water memories-nya
Frozen).
Sahabat muda… mari mengaminkan, bahwa satu-satunya hal
yang kita andalkan dalam menghadapi tantangan iman adalah firman
Tuhan. Tanpa mengandalkan firman Tuhan, siapapun akan rapuh dan
mudah untuk dialihkan dari Kristus. Roh Kudus selalu memberi kita
kemampuan untuk mengingat dan mengingat FirmanNya dan
menjadikannya sebagai pegangan utama. So.. jangan sampai
goncangan dan godaan menjadi lebih utama dari pada firman Tuhan,
Gaess…. Selamat memperkuat memori tentang firmanNya! Amin!

Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah saya pokok-pokok pengajaran dalam iman Kristen?
2. Ayat manakah yang saya selalu ingat ketika menghadapi
masalah?
Respon (Aksi Pastoral):
1. Untuk Pengurus: Buatlah sayembara ayat favorit (seperti poin
2).
2. Untuk Anggota: Daftarkanlah sebanyak-banyaknya ayat-ayat
favorit, yang menjadi peganganmu dalam menghadapi
masalah. Bagikanlah itu kepada semua teman-temanmu di
Medsos.
3. Bagi yang belum ikut Katekisasi, segeralah…!

65 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 24-30 Juli 2022

JANGAN LUPA “BERNAFAS”


(Lukas 11:1-13)

Tujuan:
1. PPGT menyadari bahwa salah satu kebutuhan utama dalam iman adalah
berdoa.
2. PPGT sungguh meyakini bahwa Allah akan bersedia mendengar doa-doa
umatNya.

Marthen Luther pernah mengatakan “menjadi orang Kristen


tanpa berdoa sama dengan hidup tanpa bernafas”. Ibaratnya jika
seseorag tidak berdoa maka orang tersebut sama saja tidak
bernafas/sudah mati (mati hubungan dengan Tuhan).
Murid Yesus melihat bahwa doa mempunyai tempat yang besar
dalam hidup Yesus bagimana Yesus hidup dan bekerja dengan
kekuatan doa dan pergaulan dengan Allah, sehingga murid memohon
agar diajarkan berdoa seperti yang diajarkan Yohanes kepada
muridnya. Yesus merespons permintaan murid dengan mengajarkan
Doa Bapa Kami. Doa yang diawali dengan pengakuan/pujian kepada
Bapa “Bapa dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu” (ay. 2),
permohonan (ay. 3), dan pengakuan dosa (ay. 4). Realitas, sering doa
hanya dipahami sebagai sarana untuk menyampaikan daftar
pergumulan dan keinginan tanpa pujian. Ungkapan pujian dan syukur
dalam doa menunjukkan kesadaran akan apa yang Tuhan telah
kerjakan dan perbuat bagi umat yang dikasihi-Nya. Yesus juga
menguraikan perumpamaan tentang seorang sahabat yang menerima
permintaan sahabatnya (ay. 5-10)
Hal berdoa seolah sedang berbicara pada seorang sahabat
dengan akrab tanpa mengurangi rasa hormat. Seperti seorang bapa
berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Demikian pula
dengan Allah Bapa tentu juga akan memberikan yang terbaik bagi
anak-anak-Nya (ay. 11-13). Meminta akan diberi, mencari akan
mendapat, mengetok maka pintu akan dibukakan ketika dengan
kesungguhan dan kepercayaan kepada-Nya (Mat. 7:7). Bangunlah

66 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
hubungan yang intim dengan Dia sang pemberi nafas hidup. Rekan
PPGT, jangan lupa bernafas/berdoa. Amin

Pertanyaan Reflektif:
Sebagai pemuda yang masih diberi kesempatan bernafas, Apa yang
menjadi alasan kita untuk tidak berdoa?

Respon:
Ya Tuhan, sebagai umat yang telah Engkau kasihani, tuntun kami
kiranya setiap hembusan nafas kami adalah wujud doa bagi-Mu. Amin.

67 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 31 Juli-6 Agustus 2022

CUKUP DAN BERSYUKUR


(Lukas 12:13-21)

Tujuan:
Para pemuda Kristiani berkomitmen untuk hidup bersahaja dan
menghindari sikap tamak/loba.

Sejak periode kepengurusan yang lalu, Pengurus Pusat PPGT


sudah menggalakkan spiritualitas keugaharian atau hidup bersahaja.
Spiritualitas ini menegaskan sebuah laku hidup yang selalu merasa
cukup namun juga selalu hidup dengan rasa syukur untuk segala
sesuatu.
Perikop ini menceritakan seorang yang datang kepada Yesus
untuk menjadi penengah dengan saudaranya. Ia meminta agar Yesus
dapat menasihati saudaranya dan membagikan warisannya. Pada ayat
15, Yesus menasihati pria itu agar lebih waspada lagi pada kerakusan.
Singkatnya, Yesus mengingatkan si pria agar tidak tergantung pada
kekayaan yang sebenarnya tidak sebanding dengan kebahagiaan.
Yesus menggunakan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh.
Dalam perumpamaan tersebut, Yesus menyebut orang kaya itu
menumpuk kekayaannya dan justru akan mendapat murka dari Allah.
Karena itu, pada dasarnya, Yesus hendak mengingatkan si pria agar
hidup bersahaja dan penuh rasa syukur. Karena dengan demikian, ia
tidak akan membuat hidupnya bergantung pada harta dan lebih hidup
berkecukupan. Nah, bagaimana dengan sahabat muda sekalian?

Pertanyaan Reflektif:
Apakah aku telah hidup dengan rasa cukup dan rasa syukur.

Respon:
Ya Allah kiranya, Engkau mengajarku hidup dengan kecukupan dan rasa
syukur.

68 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 7-13 Agustus 2022

“IMANMU, KEKUATANMU”
(Ibrani 11 : 1-16)

Tujuan:
PPGT menyadari bahwa kekuatan utama dalam menanti janji Allah adalah
iman.
Kadiza Sultana berusia 16 tahun ketika dia meninggalkan
keluarganya di London, Inggris pada Februari 2015. Dia bersama 2
temannya terbang ke Turki untuk menyeberangi perbatasan menuju
Suriah. Mereka menjadi calon pengantin yang akan menikah dengan
pejuang ISIS. Tentu mereka pergi karena meyakini akan janji berdirinya
kekhilafaan Islam di bawah perjuangan kelompok ISIS di Suriah.
Mereka meyakini janji melalui video propaganda. Dalam berita di siaran
TV BBC News, Kadiza menuturkan bagaimana kondisi mereka selama
bergabung dengan ISIS. Ternyata harapan sangat jauh dari kenyataan,
dan Kadiza meminta untuk bisa pulang kembali ke Inggris.
Janji adalah sesuatu yang dituju dan membutuhkan proses dan
perjuangan untuk mencapainya. Nilai dari janji menentukan seberapa
teguh seseorang memegang dan meyakini janji. Selain itu juga
dibutuhkan sebuah daya dan kekuatan yang meneguhkan perjuangan
seseorang menuju pemenuhan janji. Perikop pembacaan kita dimulai
dengan kekuatan yang meneguhkan itu yakni Iman (yang adalah dasar
dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat: ay. 1). Mengapa iman begitu penting bagi orang
percaya? Janji Allah kepada umatNya dalam perikop kita disebut tanah
air sorgawi. Dalam janji ini termuat dua hal penting yakni harapan dan
kenyataan pada pemenuhan janji itu. Allah mengetahui bahwa dalam
pemenuhan janji itu membutuhkan proses yang di dalamnya tentu
penuh dengan tantangan dan pergumulan. Lalu apakah janji itu telah
tergenapi, sedang tergenapi, atau akan tergenapi? Dengan imanlah
orang percaya dapat melihat itu, bahwa janji Allah dikerjakan dalam
ketiga dimensi waktu itu. Iman bukan sekedar janji, tapi telah
dinyatakan dalam sejarah (ay. 2). Karena Iman, maka Allah menyatakan
kasihNya kepada umatNya. Iman membawa Abraham pergi kepada
tanah perjanjian Allah dan diam disana dengan aman. Karena Iman,
Sara dimampukan meneruskan keturunan umat pilihan Allah. Karena
69 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Iman, janji Allah dinyatakan kepada umat pilihanNya dan sedang kita
nikmati hari ini, dan dalam pengharapan di dalam Yesus Kristus kita
akan menikmatinya saat kedatanganNya kembali kelak.
Iman bagi orang percaya adalah suatu keyakinan sentral yang
diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan Injil (Kabar Baik).
Iman merupakan suatu tindakan percaya dan penyangkalan diri
sehingga orang tidak lagi mengandalkan kebijaksanaan dan
kekuatannya sendiri tetapi melekatkan diri pada kuasa dan perkataan
dari Dia yang ia percayai. Tanpa iman, seseorang tidak akan
mengandalkan Allah, dengan demikian dia berjalan tanpa tujuan dan
kehilangan arah (ay. 6). Tentu dalam hidup ini ada banyak sekali
tantangan, pergumulan, serta godaan yang ingin menarik kita
meninggalkan janji Allah. Pemuda gereja saat ini harusnya menaruh
Iman dalam hati, pikiran dan tindakannya sehingga memiliki pegangan
yang akan menguatkan pada janji Allah. Dunia yang di dalamnya penuh
dengan kenikmatan (jabatan, kekuasaan, kecantikan, kepandaian,
uang, dsb) memiliki keterbatasan dan pasti akan berakhir. Namun janji
Allah yang telah, sedang, dan akan kita nikmati adalah kekal.

Pertanyaan Reflektif:
Menanamkan Iman dalam pikiran, hati dan tindakan membutuhkan
sebuah ketekunan untuk membangun relasi yang baik dengan Allah,
bergaul denganNya dengan membaca Firman Tuhan dan ketekunan
dalam doa dalam saat-saat berkualitas bersama Allah. Apakah relasi
saya dan Allah itu telah terbangun?

70 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 14-20 Agustus 2022

FAITH
(Ibrani 11:29-40)

Tujuan:
PPGT merenungkan iman seperti apa yang mereka jalani selama ini, dan
berkomitmen untuk menjalani iman yang benar!

Dalam buku Evangelism Explosion (EE) dikatakan ada iman yang


menyelamatkan dan iman yang tidak menyelamatkan. Iman yang tidak
menyelamatkan yakni: (1) iman yang melompat dalam gelap, percaya
tapi tidak tahu apa/siapa yang dipercaya, secara sederhananya di
KTPnya saja yang tertulis Kristen Protestas sehari-harinya entah
beragama apa, (2) iman yang berdasarkan akal saja, tahu siapa yang
dipercaya dan setuju tetapi tidak mengandalkan, sama halnya dengan
kita tahu Presiden Republik Indonesia namun kita serta merta tidak
bisa langsung bertemu karena tidak adanya relasi dengan beliau, dan
(3) iman yang sementara, tahu, setuju dan mengandalkan Yesus tapi
hanya untuk hal-hal yang sementara, bukan untuk hidup yang kekal,
ibaratnya membutuhkan Yesus hanya untuk hal-hal yang sementara di
dunia ini misalnya studi, materi, dan sebagainya. Tapi iman yang
menyelamatkan adalah iman yang mengenal dan mengandalkan Yesus
saja sebagai Tuhan dan JuruselamatNya untuk memperoleh hidup yang
kekal.
Nas kita hari ini berbicara tentang saksi-saksi iman, yakni mereka
yang telah melakukan berbagai tindakan sebagai wujud iman. Musa
memimpin bangsa Israel menyeberangi Laut Merah (ay. 29) dan
meruntuhkan tembok Yerikho setelah dikelilingi tujuh hari (ay. 30),
serta Rahab yang tidak ikut binasa bersama penduduk kota Yerikho
karena menyambut para pengintai dari bangsa Israel (ay. 31). Selain itu,
masih banyak lagi yang telah memperlihatkan pola hidup yang penuh
ketaatan kepada firman Tuhan. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa
saking banyaknya saksi iman tersebut, tidak akan cukup waktu untuk
menceritakan keteladanan iman mereka satu persatu (ay. 32).
Walaupun begitu, beberapa di antara nama mereka disebutkan (ay.
33). Intinya, walau harus melalui tantangan yang berat, harus

71 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
mengalami banyak penderitaan dan siksaan, namun mereka taat.
Mereka berhasil hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan (ay. 34-
40). Ketaatan yang menjadikan mereka teladan iman sepanjang masa.6
Selaku orang percaya, hidup yang kita jalani adalah hidup karena
iman kepada Yesus Kristus. Beriman kepada Yesus Kristus berarti
menaruh kepercayaan kepada penyertaan serta pemeliharaan-Nya
yang sempurna atas hidup kita. Beriman kepada Yesus Kristus berarti
melakukan apa yang diajarkan dan diperintahkan-Nya. Itulah iman
yang menyelamatkan yakni mengenal dan mengandalkan Yesus saja
sebagai Tuhan dan JuruselamatNya untuk memperoleh hidup yang
kekal. Namun, acapkali dengan logika kita sebagai manusia kita
membatasi kuasa Tuhan bekerja. Segala sesuatu kita ukur dengan apa
yang nampak secara kasat mata. Karena itu setiap orang Kristen harus
" ... hidup karena percaya, bukan karena melihat." (2 Korintus 5:7).
FirmanNya menciptakan yang tak ada menjadi ada, yang tak terlihat
akan menjadi nampak, yang mustahil menjadi mungkin.

Pertanyaan Reflektif:
Berdasarkan jenis-jenis iman diatas, perlu untuk bertanya pada diri kita
pribadi lepas pribadi, iman seperti apa yang sudah identik dengan
kehidupan saya?

Respon:
Sudahkah iman yang menyelamatkan yang selalu menjadi fokus hidup
saya yakni iman yang mengenal dan mengandalkan Yesus saja sebagai
Tuhan dan Juruselamat untuk memperoleh hidup yang kekal, jika
belum mari segera berbenah!

6
Kajian teks Ibarani 11:29-40 di membangun jemaat untuk bahan tanggal 14
Agustus 2022
72 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 21-27 Agustus 2022

“SABAT DAN KASIH”


(Lukas 13 : 10 – 17)

Tujuan:
Para pemuda Kristiani berkomitmen untuk mengajarkan iman melalui
pola hidup penuh kasih, bukan hanya sekedar taat beragama!

Kata Sabat tidak asing lagi jika dimengerti sebagai hari


“istirahat” atau “rehat” dari berbagai kesibukan yang dikerjakan
selama sepekan. Dalam kehidupan sehari hari sabat dimengerti sebagai
hari raya tiap minggu, dimana umat Tuhan beristirahat dan
memfokuskan untuk bersekutu dalam Rumah Tuhan.
Dahulu, hari sabat dimengerti hanya sebagai hari peristirahatn
dan persiapan peribadahan. Kata sabat berasal dari kata kerja Ibrani
Syabbat yang berarti berhenti atau beristirahat yakni pada hari ketujuh
dari satu minggu, mulai dari hari jumat ketika matahari terbenam
sampai hari sabtu ketika matahari terbenam, beribadat pada hari sabat
dan beristirahat dari pekerjaan mereka. Bagi orang Israel seseorang
tidak dianjurkan melakukan kebaikan pada hari itu karena dianggap ada
unsur ‘kerja” di dalamnya. Ketika Yesus sedang mengajar dalam satu
rumah ibadah pada hari sabat, Ia melihat seorang perempuan yang
sakit karena Roh dan Yesus menyembuhkannya (ay. 10-13), namun
proses penyembuhannya memancing amarah kepala rumah ibadat
karena memandang ada unsur kerja yang dilakukan oleh Yesus (ay. 14).
Yesus memahami motif amarah kepala rumah ibadat itu, yaitu karena
kemunafikan semata (ay. 15) bagi Yesus ia memilih untuk
menyembuhkan seorang perempuan yang menderita delapan belas
tahun menderita sakit sampai punggungnya bungkuk dan tidak dapat
berdiri tegak kembali. Maka ia berinisiatif memanggil perempuan itu
dan berkata “Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh” (ay. 12).
Yesus hidup dalam kasih. Ia memilih kasih dan keselamatan
sesamanya dibanding aturan atauran kaku apalagi aturan itu
dilaksanakan dengan kemunafikan untuk mendapatkan nama baik dan
pujian dari orang. Peraturan agama (gereja) memang harus ditegakkan
guna menjaga ketertiban dan kenyamanan kita. Namun, menegakkan
peraturan itu jangan sampai menutup mata kita atas hal yang

73 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
substansial (utama). Jangan sampai rangkaian aturan dan tata tertib
gereja menghalangi kita dalam memberitakan Injil, misalnya. Berbagai
peraturan itu perlu disesuaikan dengan konteks-asalkan tidak
melanggar ajaran pokok iman kita. Dengan demikian, usaha membawa
orang untuk mengenal Tuhan yang hidup dan mengajar firman-Nya
melalui pola hidup dengan penuh kasih jauh lebih penting daripada
sekadar menegakkan peraturan gerejawi. Namun, alangkah baiknya
jika kita bisa menyeimbangkan keduanya. Hal tersebut adalah hal yang
mulia di hadapan Kristus.

Pertanyaan Reflektif:
Apa makna sabat bagi kita, apakah sekedar melakukan seremonial
ritual tanpa melakukan aksi nyata buah Iman di tengah kehidupan kita?
Sudakah kita percaya, bahwa Yesus adalah Mesias dan Jurus slamat
semua orang berdosa yang melepaskan kita dari malapetaka? lalu
bagaimana respon kita atas kasih Allah itu?

Doa
Yah Tuhan Yesus Kistus, ajarlah kami memahami bahwa kami memuji
engkau dalam ibadat kami, tetapi biarlah peribadahan itu nmpak dalam
aksi tutur kata dan perbuatan kami. Sehingga kami menjadi orang yang
mengerti tentang kasih Allah dalam dunia ini, mampukanlah kami
melalui Roh Kudus agar kami kuat melakukan FirmanMu ini. Amin.

74 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 28 Agustus-3 September 2022

YESUSLAH PUJIANKU DAN HORMATKU


(Lukas 14:7-14)

Tujuan:
Para pemuda Kristiani berkomitmen untuk hidup bersahaja dan
menghindari sikap tamak/loba.

Memang tidak bisa dipungkiri banyak orang berlomba-lomba


berupaya mengejar kehormatan, popularitas, pujian, kemuliaan untuk
dirinya sendiri. Entah itu melalui pendidikan, harta, kuasa, kedudukan,
eksis di media sosial, dan lain-lainnya. Bagi kita orang Kristen Toraja hal
kehormatan, popularitas, pujian dan sejenisnya, sering dilekatkan
dengan status sosial (Tana’) didalam masyarakat. Maka untuk menjaga
keberadaan status sosial tersebut, seringkali ditunjukkan melalui
kemampuan melaksanakan upacara adat rambu tuka’ terlebih lagi
rambu solo’ (banyaknya kerbau yang akan disiapkan). Praktek budaya
tersebut bukan lagi karena pertama-tama untuk mengangkat nilai luhur
budaya toraja melainkan lebih mengutamakan prestise (pencitraan
diri).
Bacaan kita pada saat ini, menceritakan bagaimana Yesus dengan
sengaja mengangkat sebuah perumpamaan tentang kedudukan yang
utama dan rendah. Dikisahkan orang-orang berusaha untuk maju ke
bangku paling depan karena menurut anggapan mereka, itulah tempat
paling terhormat. Duduk di tempat paling depan menunjukkan siapa
mereka dibandingkan yang lain, dalam hal kemapanan, kesuksesan,
prestasi, kekayaan, popularitas, dsbnya. Harus disadari rasa ingin
dipuja, dipuji, dihormati adalah awal kesombongan. Sebab apa yang
kita miliki bila tidak mampu dikontrol dalam praktik hidup, kita bisa
mencuri kemuliaan Tuhan.
Unjuk kebolehan dan gila hormat juga banyak terjadi dikalangan
anak muda. Kemampuan dalam prestasi, hal memimpin, berorganisasi,
mahir memainkan alat musik, dll seringkali hal tersebut membuat kita
memandang orang lain dengan sebelah mata. Amsal 22:4 katakan
“ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan,
kehormatan dan kehidupan”. Itu berarti rendah hati adalah wujud
ketaatan kita terhadap kehendak Allah. Dalam bacaan kita, Yesus

75 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
mengajarkan bahwa apa yang kita miliki hendaknya dipakai dengan
cara berbagi kemampuan tersebut bagi orang-orang yang lemah.
Orang yang punya sedikit/kurang dibandingkan dengan apa yang kita
miliki (bdk. Ay. 13,14). Tuhan sudah anugerahkan kehormatan bagi
umatNya dalam karya Kristus, sehingga kita tidak perlu lagi berebut
mencari kemuliaan dan kehormatan diri sendiri yang sesungguhnya
tidak berguna., Betapa berbahagianya orang yang rendah hati sebab
Tuhanlah yang akan meninggikannya, bukan manusia. Kehormatan,
pujian, sanjungan dari manusia adalah sementara, tetapi kemuliaan
yang kita terima dari Tuhan adalah kekal. Haleluya. Amin.

Pertanyaan Reflektif:
Apa yang saudara pahami dengan ungkapan “gila hormat”

Respon:
Tuhan Yesus, kami berdoa apa pun kelebihan yang ada pada diri kami,
tetaplah tuntun kami menjadi orang rendah hati. Ajarlah kami, bahwa
semuanya kami miliki, kami persembahkan untuk hormat dan
kemuliaan nama Tuhan. Amin

76 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 4-10 September 2022

DIHUKUM KARENA DICINTAI


(Yeremia 18 : 1 – 17)

Tujuan:
Pemuda semakin mampu menyadari teguran dan penghukuman dari
Tuhan dalam hidup sebagai bentuk cinta kasihNya, dan meresponnya
dengan perubahan ke arah yang benar.

Dalam pertumbuhan sebagai anak dalam keluarga, mulai dari


balita hingga dewasa, tentu tidak jarang kita melakukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan kehendak orang tua. Kita tak dengar-dengaran,
suka membantah, bahkan memberontak karena tak mau diatur oleh
orang tua. Padahal tidak ada keinginan orang tua yang mengatur
anaknya untuk mencelakakannya, mereka mau kita sebagai anak
semakin hidup baik dengan aturan dan nasehat-nasehat yang orang tua
berikan. Sehingga ketika kita melakukan kesalahan mau tidak mau
orang tua harus memberi peringatan dan hukuman agar kita tidak
mengulangi melakukan kesalahan tersebut. Tentu orang tua
menghukum bukan semata-mata karena mereka sedang marah saja
atau bahkan atas dasar benci terhadap kita anak-anaknya, mereka
menghukum kita anak-anaknya karena mereka mengasihi dan
mencintai kita, mereka ingin kita hidup lebih baik dan tidak mengarah
pada keburukan yang akan membuat kita sendiri celaka dan menyesal
nantinya.
Demikian juga TUHAN dalam mendidik dan memelihara
umatNya. Dia memberi aturan dan konsekuensi hukuman jika tak patuh
pada aturan tersebut, supaya hidup umat tertib dalam damai sejahtera.
Dia tak mau umat berjalan dalam kesalahan, bahkan TUHAN berusaha
agar mereka tak mengalami kepedihan hidup karena hukuman dariNya,
dengan cara memberi peringatan-peringatan dari para Nabi. Dalam
perikop ini TUHAN berfirman kepada nabi Yeremia untuk memberi
peringatan kepada umatNya. Dalam proses itu TUHAN pertama-tama
menyuruh Yeremia untuk mengmati cara kerja seorang tukang periuk
(pembuat bejana/belanga dari tanah liat) (ay. 2). Yeremia menyaksikan
betapa teliti dan sabarnya seorang tukang periuk dalam membentuk
bejana, apabila bejana yang sedang dibuatnya rusak, maka dia dengan

77 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
sabar menggunakan tanah yang sama itu menjadi bejana lain yang
menurutnya baik (ay. 3) . Melalui cara kerja tukang periuk tersebut,
TUHAN mau mengatakan kepada Yeremia bahwa deimikian pulalah
caraNya dalam memelihara dan mengasihi bangsa Israel. Israel
bagaikan tanah liat yang dibentuk dengan sabar oleh TUHAN bagai
seorang tukang periuk (ay. 6). TUHAN sangat sabar dan teliti dalam
membentuk umatNya, itulah sebabnya Dia senantiasa memberi
peringatan melalui para Nabi agar umat bertobat dan tak mendapatkan
penghukuman. Ketika TUHAN merancangkan penghukuman untuk
mendisiplinkan umat, maka sebelum penghukuman itu dinyatakan Dia
memberi peringatan dahulu, jika umat mendengar dan berubah maka
penghukuman tersebut tak jadi dinyatakan (ay. 7-8). TUHAN sampai
mengungangkapan “menyesallah Aku” sebagai tanda bahwa Dia tak
menghendaki terjadi penghukuman terhadap umatNya, namun
kalaupun sampai harus terjadi hukuman atas umat karena tak
mendengar peringatan yang disampaikan melalui para Nabi, maka itu
terjadi bukan karena TUHAN membenci namun karena kasihNya yang
ingin umat berubah dari kejahatan yang dipelihara.
Sebagai pemuda tak jarang kita juga lalai bahkan sengaja
melakukan yang tak sesuai dengan firman TUHAN. Melaui perikop ini
kita diingatkan bahwa TUHAN sangat sabar dalam membentuk kita,
Dia masih mau memberi kita peringatan kepada kita sebelum kita
merasakan penghukuman akibat perbuatan kita sendiri. Saat ini
mungkin tak ada lagi Nabi, namun Dia setia memperingatkan kita
melalui Alkitab yang kita baca dan FirmanNya yang seantiasa
diperdengarkan. TUHAN mau kita bertobat dan tak merasakan
pahitnya penghukuman. Hal ini jugalah yang dinyatakan dalam Tuhan
Yesus Kristus, Dia mati menanggung konsekuensi dari dosa kita karena
TUHAN sangat menyayangi dan tak mau kita dihukum dalam maut.
Oleh karena itu mari kita merespon kasih dan peringatanNya dengan
bertobat dan benar-benar meninggalkan kebiasaan lama yang tak
sesuai kehendakNya.

Pertanyaan Reflektif:
Sungguhkah saya telah merespon kasih TUHAN dalam Kristus dengan
pertobatan yang sejati?

78 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Respon: (Doa)
Bapa Pemurah dan Pengasih, terima kasih senantiasa memperingatkan
kami untuk hidup sesuai FirmanMu, kami mau berubah dan bertobat ya
Bapa, mampukan kami dengan kuasaMu ya Roh Kudus. Dalam nama
Tuhan Yesus kami berdoa. AMIN

79 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 11-17 September 2022

AKU BERSYUKUR
(1 Timotius 1:12-17)

Tujuan:
PPGT menjadikan rasa syukur sebagai pikiran dasar dalam membangun
hubungan dengan Tuhan dan sesama.

“Tiada alasan bagiku, untuk tak bernyanyi dan bersyukur, walau


saat ini separuh hidupku, t’lah Kau panggil pulang”. Itulah penggalan
syair lagu seorang musisi Toraja, sekaligus merupakan lagu terakhir
yang ia ciptakan sebelum meninggal setelah bertahun-tahun digerogoti
oleh komplikasi penyakit. Dalam keadaan sekarat, separuh hidupnya
telah dipanggil pulang oleh Tuhan, dia tidak menemukan alasan untuk
berhenti bernyanyi dan bersyukur untuk kasih karunia Allah yang
mengampuni dan menyelamatkan.
‘Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Yesus
Kristus, Tuhan kita,...’ (ay. 12); demikian Rasul Paulus, di bawah
tuntunan Roh Kudus, memulai sebuah kesaksian iman yang
menggetarkan. Ia menggambarkan dalam ayat 13, ketika ia berada
dalam kondisi ‘tanpa pengetahuan’ di luar iman, ia menjelma menjadi
seorang penghujat dan penganiaya, orang yang paling berdosa.
Menarik mencermati kalimat ‘tanpa pengetahuan’, karena latar-
belakang Saulus sebelum bertobat justeru adalah seorang terpelajar
yang banyak mendalami Hukum Taurat dan filsafat Yunani. Dalam
pandangan umum pada masa itu, dia seharusnya merupakan seorang
yang ‘penuh dengan pengetahuan’, bisa saja dia digelari sebagai to
manarang ussura’ bulan, urrete-rete bintoen (singgi’ atau sebutan untuk
orang terpelajar). Pengetahuan yang ia miliki itulah yang membuat ia
menjadi penghujat dan penganiaya, karena konsep tentang Mesias
yang tersalib merupakan batu sandungan bagi orang Yahudi dan
merupakan kebodohan bagi orang Yunani yang sangat kuat tradisi
filsafatnya (1 Kor. 1:23).
Tetapi ketika ia bertobat dan menerima Kristus, justru situasi
sebelumnya dia sebut sebagai situasi tanpa pengetahuan, karena
pengetahuan yang sejati adalah pengenalan akan Yesus Kristus. Pesan
Tuhan melalui Rasul Paulus sangat jelas: keselamatan di dalam Yesus

80 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Kristus pertama-tama bukan upaya manusia melalui ketaatan Hukum
Taurat, tetapi oleh ‘kasih karunia’ dari pihak Allah sendiri. Rasul Paulus
diubahkan oleh limpahan kasih karunia Tuhan dalam Yesus Kristus (ay.
14), dikasihani oleh Tuhan Yesus yang Mahasabar, bahkan dikaruniai
hidup kekal (ay. 16).
Firman Tuhan menegaskan tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia
ini: ‘Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,’
(ay.15). Tuhan Yesus telah mengaruniakan yang paling dibutuhkan oleh
manusia, yaitu pengampunan, penerimaan dan pemulihan dalam
dekapan kasihNya yang agung. Pengakuan Gereja Toraja Bab. III:9
berbunyi: Begitu besar kasih setia Allah sehingga Ia memulihkan
kembali hubungan yang benar dengan manusia di dalam Yesus
Kristus, manusia benar dan sejati itu.
Jadi, tiada alasan bagi kita untuk tak bersyukur!

Pertanyaan Reflektif:
Apakah anda juga mengalami kerinduan untuk bersyukur atas ‘kasih
karunia’ Allah yang menyelamatkan? Apakah anda merespon di
sepanjang kehidupan?

Respon:
Aku orang berdosa yang telah menerima pengampunan dan pemulihan
dari Allah di dalam Yesus Kristus. Ya Tuhan, aku mau bersyukur di
sepanjang kehidupan. Amin!

81 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 18-24 September 2022

CERDIK DAN JUJUR


(Lukas 16:1-9)

Tujuan:
Supaya pemuda pemudi senantiasa hidup cerdik dan jujur dalam
menjalani kehidupan karunia Tuhan dan memiliki Visi yang jelas.

Apa yang saudara-saudara pahami tentang Cerdik dan Jujur??


Menurut KBBI cerdik adalah cepat mengerti (tentang situasi dan
sebagainya) dan pandai mencari pemecahannya, dan Jujur menurut
KBBI adalah Lurus hati, tidak curang. Cerdik tanpa disertai kejujuran
semuanya sia-sia bahkan membawa dampak yang tidak baik bagi
kehidupan kita.
Demikian halnya dengan perumpamaan seorang bendahara
dalam bacaan kita dia cerdik tetapi tidak jujur. Dia ketahuan korupsi
dan terancam pemecatan namun dengan kecerdikannya dia berusaha
mengambil hati orang-orang yang berhutang kepada Tuannya dengan
harapan dia dipedulikan dengan orang- orang yang telah ditolongnya.
Bendahara itu telah mengikat persahabatan dengan Mamon, padahal
yang seharusnya yang perlu ialah mengikat persahabatan dengan
Tuhan (ay. 4-8). dari perumpamaan seorang bendahara ini juga kita
dapat belajar bahwa: pertama: di dalam situasi kritis ia mengambil
langkah yang tepat untuk masa depannya. Ia tidak mudah menyerah
dan berputus asa saat mengalami kegagalan. Ia tidak jatuuh dalam
keputusasaan atau meratapi keadaan melainkan berpikir kreatif untuk
mengatasi masalah yang ada di hadapannya. Kedua: ia tidak mencari
kambing hitam dari masalahnya, melainkan menghadapinya dan
menyelesaikannya.
Sahabat muda Jadilah cerdik dan jujur serta milikilah Visi yang
kuat karena visi yang kuat mendorong manusia beraksi. Visi tanpa aksi
hanyalah impian, aksi tanpa visi merupakan kegiatan tanpa arah. Visi
bendahara tadi jelas: menyelamatkan nyawanya, dan dari visi itu Ia
bertindak. Karena itu lewat perumpamaan ini, Tuhan Yesus mengajar
para murid dan kita semua agar tidak hanya memikirkan masa depan,
tetapi melakukan yang baik, yang bermanfaat pada masa kini.

82 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Pertanyaan Reflektif:
Sebagai kaum muda apakah kita sudah hidup cerdik dan jujur dalam
menjalani dan melakukan Visi dan misi kita di dunia ini?

Respon (diucapkan oleh pemimpin ibadah dan diikuti peserta)


“Saya mau hidup cerdik dan jujur dalam melakukan Visi dan Misi saya
untuk masa kini dan masa yang akan datang”.

83 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 25 September-1 Oktober 2022

“MANUSIA ALLAH”
(Yeremia 32:1-15)

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa ia adalah manusia Allah
2. Jemaat Menjalani Hidupnya sebagai manusia Allah

Ada begitu banyak gelar-gelar yang sering kali diberikan kepada


manusia sesuai dengan keahlian dan/atau sifat serta sikapnya. Misalnya
saja “Manusia Besi” (Iron Man), “Manusia Super” (Superman), “Wanita
Perkasa” (Wonder Woman), dan masih banyak sebutan-sebuatan
lainnya untuk seseorang atau sekelompok orang. Dari gelar atau
sebutan-sebutan itu, dapat dimengerti bagaimana karakter, sikap, dan
mungkin kekuatan serta kelakuan mereka. Lalu, jika ada gelar sebagai
“Manusi Allah”, apa yang dimaksudkan dan bagaimana menjelaskan
serta memahami hal tersebut?
Berdasarkan rencana penciptaannya, manusia diciptakan
menurut Gambar dan Rupa ALLAH. Itu jelas! Namun akibat dosa,
Gambar dan Rupa ALLAH menjadi kabur bahkan rusak. Dalam situasi
“kekaburan” bahkan “kerusakan” itu, ALLAH tidak membuang
manusia, melainkan memilih untuk memperbaiki kerusakan tersebut
agar kembali kepada rencana awal penciptaannya, yakni agar melalui
Gambar dan Rupa ALLAH itu manusia dapat mencerminkan kemuliaan
ALLAH.7
Jatuh-bangun sebagai umat pilihan ALLAH merupakan situasi
yang mewarnai sejarah bangsa Israel. Pemberontakan demi
pemberontakan, kesalahan dan dosa, penghianatan dan
ketidaksetiaan, dan berbagai perilaku tidak terpuji lainnya menjadi
tanda untuk sebutan sebagai “bangsa yang tegar tengkuk”. Kendati
demikian, KESETIAAN ALLAH tetap nyata dalam situasi itu. 8 Selain itu,

77
Bayangkanlah jika (saya), memiliki benda atau barang hasil karya sendiri, dan
karya itu merupakan yang terbaik dan istimewa dibandingkan dengan karya-
karya lainnya. Jika karya tersebut suatu waktu rusak, maka pertanyaannya,
apakah barang tersebut akan segera dibuang atau justru diperbaiki? Renungkan!
8
Ketika manusia melupakan TUHAN ALLAH, maka IA tidak membiarkan manusia
melupakanNYA!
84 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
KEADILAN ALLAH juga tetap dinyatakan.9 Ketika manusia rancangan
ALLAH memberontak-jatuh-terpuruk hingga menyesal-bertobat
dengan sungguh, maka IA yang adalah setia akan menganggkat umat-
NYA dari keterpurukannya (Bdk. Mzm. 103:8-14).
Dalam teks Yeremia 32:1-15 (bahkan dalam keseluruhan Kitab
yeremia), dikisahkan bagamaina bangsa Israel yang memberontak dan
akan mendapat hukuman dari TUHAN. Namun dalam semuanya itu,
pengharapan dan janji kelepasan bahkan keselamatan tetap juga
dinyatakan. KASIH (Penyelamatan) dan KEADILAN (penghukuman
terhadap dosa dan kesalahan) tetap nyata! Perintah untuk membeli
tanah kepada Yeremia sebagai tanda pengharapan dari TUHAN bahwa
pada saatnya kelak (Waktu TUHAN) umat-NYA akan mengalami
kelepasan (ketika mereka sungguh-sungguh menyesal dan bertobat).
Demikianlah ALLAH senantiasa merencanakan masa depan yang cerah
bagi setiap orang yang sungguh-sungguh bertobat dan mau hidup
dalam kehendak-NYA! Lebih (jauh) lagi ALLAH merindukan agar (kita)
menjadi “Manusia ALLAH”!
Dalam kerendahan hati dan keteguhan hati YESUS KRISTUS telah
meneladankan dengan sempurna kedua hal di atas dalam semangat
penuh KETAATAN dan KEAKRABAN dengan BAPANYA.
Kejadian 33:10 merupakan salah satu ayat yang terkenal ketika
membicarakan gambaran “Manusia ALLAH”. Pdt. Joas Adipresetya
pernah mengatakan bahwa tugas orang-orang Kristen di dunia ini
adalah “Menghadirkan ALLAH” (presenting of GOD) dengan cara
“Mewakili kehadiran ALLAH” (representing of GOD). Woow sungguh
menakjubkan! Dengan cara demikianlah maka manusia layak disebut
atau diberi gelar sebagai “Manusia ALLAH”.

Pertanyaan Reflektif:
Maukah Saudara menjadi “Manusia ALLAH”?

Respon:
Ya, TUHAN, saya sadar bahwa saya adalah manusia yang berdosa. Saya
sangat tidak layak dan tidak mungkin mencerminkan kemuliaan-MU.
Namun Firman-MU telah memberiku pengharapan untuk dimungkin

9
Tidak ada pelanggaran yang tidak mendapat hukuman. TUHAN ALLAH begitu
mengasihi manusia berdosa tapi IA tidak pernah mengasihi dosa!
85 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
menjadi “Manusia ALLAH” dalam Pengorbanan YESUS KRISTUS.
Karena itu aku mohon pengampunan dari-MU, ya TUHAN. Layakkanlah
aku menjadi manusia yang ditebus oleh-MU dan pakailah aku menjadi
cermin kemuliaan-MU dalam kesetiaan seluruh hidup karunia-MU.
Dalam nama YESUS KRISTUS aku bermohon kepada-MU. Amin!

86 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 2-8 Oktober 2022

MENGAMPUNI TANPA BATAS


(Lukas 17 : 1 – 6)

Tujuan:
Supaya pemuda pemudi membudayakan hidup dalam pengampunan:
saling mamafkan dan cepat meminta maaf.

Bro and sist… Jika ada seseorang yang berbuat salah dan
menyakiti kita, berapa kali kita sanggup mengampuni dalam sehari?
Bagaimana jika lebih dari tujuh kali dalam sehari? Apakah
pengampunan ada batasnya?
Injil Lukas mencatat bahwa setiap orang Kristen wajib
mengampuni orang yang telah menyesal atas kesalahannya dan
meminta ampun. Jika seseorang berbuat salah dan minta ampun,
bahkan sampai tujuh kali sehari maka tujuh kali juga harus diampuni.
Jika lebih dari tujuh kali, Tuhan ingin tetap harus mengampuni lebih
dari tujuh kali (ay. 3-4). Angka tujuh bukanlah angka harfiah yang
dipahami sebagai batas pengampunan. Angka tersebut ingin
mengajarkan bahwa mengampuni haruslah tanpa batas angka. Tugas
berat ini direspon oleh para murid dengan meminta agar Tuhan
menambahkan atau menguatkan iman mereka (ay. 5) supaya mereka
bisa melakukan tugas berat itu. Dan Yesus menjawab jika memiliki iman
sebesar biji sesawi saja, maka mereka dapat memindahkan gunung (ay.
6). Iman itu juga yang membuat mereka akan dapat terus
mengampuni.
Kebesaran kasih setia-Nya adalah memberi teladan bahwa
pengampunan selayaknya diberikan tanpa batas. Hal ini seperti sesuatu
yang mustahil, terus disakiti, dan terus mengampuni. Ini tugas yang
sangat berat. Dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar dan terus-
menerus mengasihi, seolah-olah membiarkan diri untuk terus disakiti.
Tetapi inilah yang diminta Tuhan untuk dijalankan. Orang yang beriman
pada pengampunan Kristus akan semakin memahami anugerah
pengampunan Tuhan yang besar dalam hidupnya. Dengan demikian,
pertumbuhan imannya akan terus terjadi. Seorang penulis bernama C.
S. Lewis mengatakan dalam bukunya Christian Reflections bahwa
"Menjadi seorang Kristen berarti mengampuni yang tidak bisa

87 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
dimaafkan, karena Tuhan telah mengampuni yang tidak bisa dimaafkan
di dalam kamu." Bukti beriman kepada Kristus adalah kemampuan
untuk mengampuni orang yang bersalah dan menyakiti kita.

Doa:
Terima kasih Tuhan… kami akan jaga diri kami dari penyesatan,
menegur saudara kami jika berbuat dosa. Mengampuni saudara kami,
jika ia menyesal bahkan sampai 7 kali ia datang menyesal akan kami
ampuni dia. Dengan Kasih-Mu yang sangat besar, kasih yang Kau
berikan bagi kami kasih yang menerima kami apa adanya. Tuhan
Pengampun, ampunilah kami seperti kami juga mengampuni orang
yang bersalah kepada kami. Amin

88 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 9-15 Otober 2022

DIMANA YANG SEMBILAN?


(Lukas 17:11-19)

Tujuan:
Agar pemuda mensyukuri dan memuliakan Allah yang telah
menguduskan dari dosa
Seorang majelis Gereja mempertanyakan maksud lagu dari NKB
84 “Ku B’rikan Bagimu TubuhKU, darahKu”. Pada bagian refrain lagu
itu menyebutkan Allah yang sudah memberi tubuh dan darah-Nya,
apakah balas umat-Nya. Jika Allah adalah Allah yang kasih mengapa
Allah menuntut balas untuk apa yang diberikan-Nya? Jika demikian,
maka kasih Allah itu bukanlah kasih yang sempurna? Untuk memahami
kasih Allah itu, maka diperlukan alasan yang jauh lebih mulia daripada
sekedar balas jasa untuk melakukan sesuatu bagi Allah. Kisah
kesepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus
memberikan kita teladan dan pemahaman tentang kasih Allah.
Bermula dari perjalanan Yesus menyusuri perbatasan Samaria
dan Galilea. Ketika memasuki desa, Dia mendengar teriakan dari jauh 10
orang kusta. Dapat dipahami mengapa mereka berteriak dari jauh oleh
karena aturan agama Yahudi yang tidak memperolehkan mereka
berada dekat orang lain yang sehat, sehingga mereka perlu menjaga
jarak (social distancing). Penyakit kusta tidak hanya dipandang sebagai
aib bagi seseorang tapi juga penyakit yang menjauhkan seseorang dari
peribadatan. Penyakit kusta membuat seseorang menjadi najis
sehingga mereka akan dikucilkan dari masyarakat (Im. 13:45-46). Hal
inilah yang kemudian mendasari mengapa kesepuluh penderita kusta
itu hanya dapat berteriak dari jauh. Sebab mereka menyadari diri
sebagai orang yang tidak layak mendekat kepada yang kudus, yaitu
Yesus. Tindakan yang perlu diperhatikan ialah mereka yang menderita
kusta tidak secara spesifik meminta untuk disembuhkan dari
penyakitnya akan tetapi memohon belas kasihan Tuhan (ay. 13). hal ini
tentu berbeda dengan seorang yang meminta ditahirkan dari kustanya
(ps. 5:12-13). Namun dengan perkataan mereka itu pun Yesus telah
mengerti apa yang hendak mereka minta. Karena itu Yesus menyuruh
mereka untuk memperlihatkan diri kepada imam. Oleh karena imam

89 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
ada pihak yang berhak memutuskan seseorang benar-benar telah tahir
dari kustanya tau tidak. Tidakan Yesus ini dapat disejajarkan dengan
tindakan nabi Elia yang menyuruh Namaan untuk mandi di sungai
Yordan. Memang tidak dicatat oleh perikop bahwa di antara kesepuluh
orang itu ada yang memprotes Yesus, bahwa “"Kalau Dia mau,
seharusnya Yesus langsung saja menyembuhkan atau sebaiknya
berterus-terang saja. Tidak usah suruh kita pergi menemui imam-imam
seperti ini”, namun karena setuju mereka dengan taat pergi. Berbeda
dengan tindakan Namaan yang bersunggut-sungut kepada Elia.
Siapapun yang mendapat kebaikan (kasih) dari Tuhan harusnya
bersedia melakukan apa yang Tuhan kehendaki untuk mereka
kerjakan. Jika kita ingin mendapat kasih Tuhan maka kita harus setuju
dengan cara Tuhan. Hanya saja, setelah sembuh dari kustanya, hanya
satu orang yang kemudian kembali mengucap syukur, sementara yang
9 orang telah pergi. Dia dengan ketulusan dan suara yang nyaring,
tersungkur, menguacap syukur dan memuliakan Allah. Kesadaran akan
kasih Allah, dan ketulusan untuk datang berseru dan mengucap syukur
menyatakan iman yang sungguh kepada Allah. Orang asing itu tidak
bergantung pada penilaian orang lain tapi Allah sendiri. Kasih Allah
adalah kasih yang tidak bersyarakat dan menuntut seperti kasih
manusia. Kasih-Nya adalah kasih yang tulus. Setiap kita adalah orang
yang menderita kusta rohani karena dosa, kita tidak bisa mentahirkan
diri dan karena itu sadar untuk bergantung sepenuhnya kepada kasih
Allah. Ketika kita ditahirkan, maka juga dengan kesadaran penuh untuk
menyembah dan memuliakan Allah. Itu adalah respon bebas dari kita
yang sadar akan akibat dari kecemaran yang telah ditahirkan oleh Allah.
Tuhan mentahirkan berarti memulihkan secara hubungan sosial
(sesama) dan rohani (Allah).
Pertanyaan Reflektif:
Bagaimana seorang pemuda meresponi kasih Allah yang telah
menguduskan sehingga kita menjadi layak untuk menyembah-Nya.
Doa:
Terima kasih atas kebaikan-Mu yang telah menebus dan mentahirkan
kami sehingga kami menjadi kudus dan layak menyembah dan
memuliakan Engkau. Kiranya hidup kami senantiasa dalam kekudusan
hingga akhir masa kami. Amin.

90 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 16-22 Oktober 2022

TAK JEMU-JEMU
(Lukas 18:1-8)

Tujuan:
1. PPGT memiliki sikap tak jemu-jemu dalam menaikkan permohonan
pada Tuhan
2. PPGT mengamini bahwa Tuhan selalu mendengar permohonan umat-
Nya

Ada peribahasa berkata “tak jemu-jemu seperti ombak


memecah,” yang artinya berusaha sekuat tenaga segenap daya upaya
demi tercapainya tujuan. Tak jemu-jemu sama dengan tidak bosan-
bosan, gigih berjuang sampai mencapai apa yang diharapkan.
Yesus juga mau sikap tak jemu-jemu ini dimiliki oleh para
pengikutnya, khususnya dalam memohonkan sesuatu pada Tuhan (ay.
1). Mengapa? Yesus menjelaskannya melalui perumpamaan tentang
seorang hakim yang tidak takut Tuhan dan tidak menghormati
seorangpun. Jadi sesungguhnya hakim ini tidak bisa dipengaruhi oleh
siapapun atau apapun. Tapi Kenyamanan hidupnya kemudian diganggu
oleh seorang ibu janda yang terus datang kepadanya dengan tak jemu-
jemu memohon supaya haknya dibela oleh sang hakim tersebut.
Seorang janda digambarkan sebagai seorang yang lemah, tak berdaya
dan mengalami ketidakadilan dan butuh pembelaan dari seorang
hakim. Dan akhirnya, permohonan ibu janda dikabulkan oleh hakim
yang tidak benar tersebut. Yesus mau umat-Nya seperti ibu janda ini,
yang ketika berada dalam kesusahan hidup datang tak jemu-jemu
memohon kepada Tuhan sebab Allah adalah Allah yang Mahabenar
tahu yang terbaik bagi umat-Nya. Sikap tak jemu-jemu menaikkan
permohonan adalah bentuk iman kepada Tuhan. Dan Yesus mau iman
seperti ini dimiliki umat-Nya ketika kedatangan-Nya kembali ke dalam
dunia.
Sebagai hamba yang tak berdaya, doa adalah kekuatan kita.
Terlebih ditengah dunia yang penuh dengan godaan dan tantangan.
Yang tak jemu-jemu berdoa kepada Tuhan akan mendapatkan
kekuatan dan pembelaan dari Tuhan sendiri. Sebab doa

91 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
menghubungkan kita kepada Allah dan doa yang tak jemu-jemu
menandakan kita memiliki iman kepada-Nya.

Pertanyaan Untuk Direnungkan:


Bagaimana dengan iman kita pada Tuhan? Adakah kitapun tak jemu-
jemu datang memohon kepada-Nya?

Doa:
Tuhan, ajarlah kami untuk tak jemu-jemu datang memohon
pertolongan-Mu dan kuatkan kami untuk tetap percaya bahwa Engkau
sanggup menjawab doa kami. Amin

92 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 23-29 Oktober 2022

SOK SUCI!
(Lukas 18 : 9 – 14)

Tujuan:
1. Pemuda semakin paham bahwa Tuhan Maha pemurah dan tak
menyukai kesombongan rohani.
2. Pemuda semakin rendah diri di hadapan Tuhan dan rendah hati di
hadapan sesama

“Kalian semua suci aku penuh dosa”, merupakan penggalan lirik


lagu “BAD” yang dinyanyikan oleh dua artist muda Yong Lex dan
Awkarin yang sangat kontroversial pada masanya. Mereka dianggap
“public enemy” (musuh orang banyak) karena cara berpakaian, tingkah
laku, dan lagu-lagu mereka yang memperlihatkan kehidupan yang tak
sesuai standar kesopanan orang Indonesia kebanyakan. Mereka dihujat
dan dibully, namun tetap menjadi diri mereka sendiri. Kalimat
penggalan lagu tersebut merupakan sindiran keras bagi anak muda
kebanyakan yang “Sok Suci”. Kebanyakan anak muda menghakimi
Young Lex dan Awkarin padahal merekapun sabenarnya sama-sama
memiliki keburukan, bedanya Young Lex dan Awkarin jujur
memperlihatkan itu apa adanya sedangkan kebanyakan orang
menutup-nutupinya atau singkatnya “munafik”.
Orang Farisi dalam pembacaan kitapun demikian, dia merasa diri
orang yang paling benar sehingga berhak meninggika diri di hadapan
orang lain bahkan di hadapan Tuhan. Dalam hati ia berdoa kepada
Tuhan, membanggakan dirinya sambil merendahkan orang lain (ay. 11).
Sebaliknya seorang pemungut cukai justru membuka diri di hadapan
Tuhan, ia mengakui segala dosanya, bahkan berdiri jauh dan tak berani
menengadah ke langit untuk menunjukkan betapa ia merasa tak layak
di hadapan Tuhan (ay. 13). Tuhan Yesus kemudian menegaskan bahwa
sikap pemungut cukai inilah yang dibenarkan Allah, sedangkang orang
Farisi tersebut tidak (ay. 14). Hal ini menunjukkan bahwa Allah
menghendaki kita terbuka dan mengakui dosa kita di hadapan Tuhan,
merendahkan diri di hadapanNya, karena dengan demikian Allah akan
mengampuni dan mengangkat dan meninggikan kita. Sebaliknya Allah
tak suka dengan orang yang membanggakan cara hidup yang dia

93 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
anggap benar dan merendahkan orang lain yang dia anggap salah,
terlebih meninggikan diri di hadapan Tuhan, orang seperti ini justru
akan direndahkan Allah. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan
(ay. 14).
Sok suci artinya merasa paling dan lebih benar dari orang lain
sehingga berhak menghakimi dan merendahkan sesama, sikap ini
sangat berbahaya dan kadang tidak kita sadari. Fenomena menghakimi
sesama baik dalam hati maupun ucapan langsung bisa juga dimiliki oleh
pemuda-pemudi Kristen. Kebenaran yang kita Imani dalam Yesus
Kristus tidak membuat kita berhak menghakimi sesama, atau
kesetiaan kita dalam melayani dan melakukan kewajiban beribadah
tak membuat kita juga berhak merendahkan sesama kita yang kurang
rajin dan setia. Tugas kita sebagai sesama manusia yang lemah adalah
saling mendoakan, karena yang berhak menghakimi adalah Allah
sendiri. Allah sendirilah yang berhak membenarkan dan menilai orang
tidak benar di hadapanNya. Tidak usah fokus melihat kelemahan
sesama, tapi marilah kita mawas diri sambil berdoa bersama agar kita
sama-sama semakin rendah hati dan mau terbuka di hadapan Tuhan.
Mari kita lebih banyak menegur dengan kasih disertai dengan doa, dari
pada menghakimi dan memelihara sikap sok suci atau sombong rohani.
Hanya kasih karunia Tuhan Yesus Kristuslah yang akan senatiasa
menyucikan dan membentuk kita menjadi pribadi yang dibenarkan di
hadapan Tuhan.

Pertanyaan Reflektif:
Apa yang membuatku sangat gampang menghakimi sesamaku?
Apakah aku sudah terbuka dan merendahkan diri di hadapan Tuhan?

Doa:
Bapa di Sorga aku mau semakin terbuka di hadapanMu, engkau tahu
betapa akau masih tidak setia dalam banyak, masih banyak cara
hidupku yang tak sesuai kehendakMu. Ampuni aku yang tak jarang
menghakimi sesama baik dalam hati maupun melalui cara berbicara,
tolong ubahkan aku dan ampuni aku ya Roh Kudus. Dalam nama Tuhan
Yesus Kristus aku bermohon. Amin

94 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 30 Oktober-5 November 2022

IMAN YANG BERTUMBUH


(2Tesalonika 1:3-12)

Tujuan:
Bertekun dalam iman dan kasih sebagai bentuk kesetiaan mengikut
Tuhan, meskipun menghadapi berbagai tantangan.

Ada ungkapan yang mengatakan: “Semua peristiwa yang terjadi


di dalam hidup ini itu berwajah ganda”10. Misalnya situasi penderitaan
itu dapat membuat orang meragukan Tuhan dan semakin manjauh
dariNya. Namun penderitaan dapat juga membuat seseorang semakin
menyadari keterbatasannya lalu belajar untuk berserah hanya pada
Tuhan.
Perikop 2Tesalonika 1:3-12 hendak berbicara kepada kita tentang
iman yang bertumbuh dan kasih yang semakin kuat di tengah-tengah
penderitan dan tangtangan kehidupan. Hal inilah yang mendorong
Rasul Paulus untuk menyampaikan bentuk ungkapan syukur yaitu
ketekunan dan ketabahan umat menghadapi penganiayaan dan
penindasan. Penganiayaan dan tantangan tidak membuat iman mereka
lemah tepapi justru membuat iman mereka semakin bertumbuh.
Penderitaan tidak menghalangi mereka untuk saling peduli namun
justru membuat kasih mereka semakin kuat. Iman dan kasih yang
tumbuh dalam berbagai tantangan itu membuat mereka layak disebut
warga kerajaan Allah.
Melaui penganiayaan karena injil mereka justru menampakkan
kesetiaan yang semakin besar pada berita injil, yaitu Kristus. Mereka
tabah menjalani semua yang terjadi dengan berserah diri pada Tuhan.
Mereka tidak menyerah pada tantangan tetapi sebaliknya berserah diri
pada Tuhan. Ketabahan menghadapi tangtangan adalah satu sikap
iman untuk bertahan dan bersedia berjalan bersama Tuhan dalam
berbagai situasi hidup. Kekuatan untuk bertahan mengadapi
pegumulan adalah pengenalan akan yang benar akan Tuhan.
Selain iman yang semakin bertumbuh dalam berbagai tantangan,
juga kasih yang dimiliki itu semakin kuat. Muncul kepedulian seorang

10
Joas Adiprasetya; Labirin Kehidupan.
95 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
akan yang lain, tercipta kebersamaan yang sungguh, terbangun
perekutuan yang tangguh sebab ada saling mempedulikan. Iman yang
kuat menjadi dasar bagi persekutuan yang kuat, iman yang bertumbuh
menjadi kekuatan untuk menggerakkan persekutuan yang bertumbuh
dalam kasih. Persekutuan yang di dalamnya tercipta hidup saling
memperhatikan. Bahkan persekutuan yang hidup dbertekun dalam
iman dan kasih bukan hanya kuat hadapi tantangan namun juga akan
hadir menjangkau dunia sekitarnya. Di dalam iman dan kasih tercipta
persekutuan yang berdampak, persekutuan yang memberi manfaat,
bagi kemuliaan Kristus.
Jangan lari atau bersungut-sungut dalam menghadapi persoalan
karena imanmu pada Kristus. Sebaliknya tunjukkanlah kualitas imanmu
didalam menghadapi berbagai keadaan. Tetaplah setia beriman pada
kristus walau berat tantanganNya, tunjukkanlah kepedulian yang benar
seorang dengan yang lain sehingga kita kuat hadapi berbagai
tantangan. Teruslah berdoa dan bersyukur karena Allah telah
mengarunika iman bagi kita untuk terus berumbuh setiap hari.

Pertanyaan Reflektif:
Sudahkah kita memiliki sikap yang benar dalam mengahadapi
persoalan hidup beriman? Maukah kita setia bertumbuh bersama
Kristus dan firmanNya di dalam pergumulan-pergumulan?

Respon:
Ya Tuhan, syukur atas iman dan kasih yang Engkau dan
sempurnakanlah pekerjaan iman kami dalam berbagai tantangan demi
kemuliaan namaMu. Amin

96 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 6-12 November 2022

SUDUT PANDANG ALLAH


(Lukas 20:27-40)

Tujuan:
Agar pemuda menyadari dan memahami bahwa cara pandang manusia
berbeda dengan cara pandang Allah
Te’geran adalah ungkapan sehari-hari orang Toraja yang lazim
diucapkan ketika ada teman atau sahabat yang sangat senang
mempertahankan pendapatnya, sekalipun pendapat itu keliru.
Perbedaan cara pandang terhadap sesuatu adalah penyebab banyak
orang menjadi te’geran. Cara pandang dari setiap orang tentu berbeda-
beda, tergantung latar belakang, sosial dan budaya oleh seseorang
tersebut. Seperti pada sebuah gambar ilustrasi dalam situs
sitinoizer2.wordpress.com yaitu ada dua orang yang sedang berdebat
tentang angka, di sisi kiri mengatakan itu angka 6, di sisi kanan
mengatakan bahwa itu angka 9. Perdebatan itu akan terus terjadi jika
posisi mereka tidak bertukar (bisa dipraktekkan dalam ibadah).
Cara pandang Orang Saduki dalam bacaan saat ini berbeda
dengan cara pandang Yesus. Cara pandang Orang Saduki lebih kepada
apa yang realistis dan itu mereka pakai untuk melihat masa depan.
Mereka adalah kelompok Yahudi yang kaya, hubungan mereka dengan
para Imam sangat dekat dan tidak mengakui akan adanya kebangkitan
(ay. 27). Yesus memperlihatkan cara pandang Allah akan kebangkitan
bahwa manusia akan bangkin dan hidup selamanya seperti malaikat
dan yang layak menjadi anak-anak Allah tidak perlu menghawatirkan
hal-hal seperti perkawinan (ay. 34-36). Allah Abraham, Ishak dan Yakub.
Mereka telah mengikat perjanjian dengan Allah. Allah yang kita sembah
adalah Allah yang hidup dan yang menghidupkan (ay. 37,38).
Cara pemuda memandang sesuatu tentu juga selalu sangat ideal.
Sehingga bisa menjadi salah satu tantangan ketika menyampaikan
pendapat, merasa bahwa suara kita sering diabaikan. Namun dengan
hikmat dan tuntunan Roh Kudus, setiap perbuatan yang berdasarkan
pada sudut pandang Allah akan diberkati oleh Tuhan, Tuhan tidak
akan meninggalkan umatNya. Teruslah bersyukur dan berjuang dalam
menjalani kehidupan ini.

97 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Respons:
Gunakanlah hikmat Roh Kudus dan setialah membaca Firman agar kita
hidup dan cara pandang kita sesuai dengan cara pandang Allah.

98 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Tanggal 13-19 November 2022

ORA ET LABORA
(2 Tesalonika 3 : 6 – 13)

Tujuan:
PPGT menyadari bahwa berdoa dan bekerja merupakan tugas seimbang
yang diberikan Tuhan.

Bro and sist… Ada satu ungkapan latin yang terkenal hingga kini
dalam gereja Kristen, yakni Ora et Labora yang artinya Berdoa dan
Bekerja. Ada yang protes bahwa kita jangan hanya berdoa saja tetapi
bekerja. Tetapi juga ada yang protes kita jangan hanya bekerja saja
tanpa berdoa. Saya kira kita tidak usah bertengkar, karena ungkapan
ini bermaksud menyatakan bahwa kita harus tekankan kedua-duanya
yakni berdoa dan bekerja sekaligus. Sebab dengan hanya berdoa
melulu tanpa bekerja, maka itu cara berpikir dan sikap yang salah.
Begitu juga hanya mau bekerja saja tanpa berdoa itu juga keliru. Yang
benar adalah menekankan kedua-duanya: berdoa dan bekerja. Jadi
yang benar adalah doakan apa yang kita kerjakan dan kerjakan apa
yang kita doakan. Jadi jangan sampai kita berdoa lain, yang kita
kerjakan lain lagi.
Rasul Paulus sangat geram bila melihat ada orang-orang yang
malas bekerja: “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”
(ay. 10). Bekerja adalah kehendak Tuhan! Alkitab menunjukkan bahwa
Bapa adalah pekerja utama, yang sibuk dengan penciptaan dunia (Kej. 1
: 1 – 15), Ia bekerja selama enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh.
Bapa adalah pribadi pertama yang melakukan pekerjaan di bumi, dan
Kristus pun menegaskan, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka
Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5 : 17). Orang yang bekerja berarti
hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Namun bekerja yang
bagaimana, ini yang penting! “Apapun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima
bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan
kamu hamba-Nya”. (Kolose 3:23-24).
Berdoa dan bekerja merupakan dua hal yang sangat
berhubungan. Jika kita berdoa, kita akan dimampukan untuk bekerja.

99 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
Pada akhirnya, kita akan menemukan, kita akan diberikan, dan kita
akan dibukakan pintu keselamatan. Berdoa dan bekerja akan lebih
bermakna jika kita hidup dalam kebenaran. Hidup dalam kebenaran
berarti melakukan apa yang wajib dilakukan baik bagi diri kita
ataupun bagi orang lain. Kebenaran hidup itulah yang menjadi
kesaksian kita bagi orang lain.

Doa:
Ya Bapa di Sorga, kami bersyukur untuk keluarga dan persekutuan
kami yang Kau berkati. Tolonglah kami supaya kami terus bekerja dan
berdoa tanpa mengabaikan satu sama lain. Tolonglah kami untuk saling
peduli, mengasihi, menolong dan saling memaafkan sehingga kami
boleh menjadi berkat di manapun kami pergi dan berada. Amin

100 | B M . 1 4 . 2 0 2 2
101 | B M . 1 4 . 2 0 2 2

Anda mungkin juga menyukai