Anda di halaman 1dari 102

1|BM.16.

20 24
PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA
(Youth Fellowship of Toraja Church)
PENGURUS PUSAT
Kantor: Gedung Pemuda Antonie Aris van de Loosdrecht
Jalan Sam Ratulangi 60, Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan 91831
Visi: Disukai Allah dan Manusia
Misi: Menjadi dan Menjadikan Kader Siap Utus Teguh dalam Kristus
E-mail: ppgtpusat@gmail.com
Linktree: linktr.ee/ppgtksu_org
Website: https://info.ppgtksu.org
Facebook Grup: PPGT - Kader Siap Utus
Instagaram: ppgtksu_org
Youtube: PPGT KSU

Penyunting: PP PPGT Bidang Karakter & Pengakaran Ajaran


Cet.-Toraja: Sulo, 2024
Hlm; 14,85 x 21,5 cm

Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao, PT. SULO


Jalan Sam Ratulangi No. 66 Rantepao 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Tlp (0423) 25020, 21024; Faks (0423) 21024
E-mail: ptsulo@gmail.com

1|BM.16.20 24
BINA MUDA
Edisi ke-16 Tahun 2024

BAHAN RENUNGAN MINGGUAN


TAHUN 2024

Penyunting:
PP PPGT Bidang Karakter & Pengakaran Ajaran
Pdt. C.S. Rappan Paledung (Komisi Pembinaan Warga Gereja Toraja)

Cover Design:
Alfrianto Tiku Rapa’ Paerunan

Setting & Layout:


PP PPGT Bidang Karakter & Pengakaran Ajaran

Penulis
(berdasarkan abjad)
Prop. Amsal, Pdt. Aprilianto Tamma’, Pdt. Ayub Toding,
Pdt. C.S. Rappan Paledung, Pdt. Darmita David Yohanis, Pdt. Daud Kaluring,
Pdt. Demma Tande Allo Linggi’, Eunike Itamar Pareang, Febriani Clara Surya,
Pdt. Frans Pangrante, Pdt. Gabriel Warsi Allo Linggi’, Pdt. Grace Maya Panggau,
Pdt. Grestiani Marlin Tandiarrang, Pdt. Grisilia Isabella Madao,
Pnt. Jerry Parimba, Pdt. Joyce Triana Thomas, Pdt. Kornelius, Malvin,
Pdt. Melvo Trimanto, Pdt. Rianty Erly Sande Pongdatu, Prop. Paul Cakra,
Pnt. Paulus Pongdatu, Pdt. Prederick Polis Paluttu, Pdt. Richard Reynold
Mapandin, Pdt. Roni Kadang, Pdt. Ruth Bunga Tasik, Pdt. Sari Butungan,
Pnt. Selvrianus Rumpak, Pdt. Sufriadi Mei Suhendra, Yakobus Komura,
Pdt. Yusran Lobo’, Pdt. Ywardana Septiani Bulo,

2|BM.16.20 24
PENGANTAR

Salam sejahtera dan salam PPGT


Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Sang Pemilik persekutuan ini,
kiranya kasih karunia-Nya senantiasa menyertai dalam melaksanakan setiap
tugas dan tanggung jawab pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita.
Kita patut bersyukur Konperensi Studi dan Kongres XV PPGT di
Jemaat Tikala, Klasis Tikala tahun 2023 telah terlaksana dengan baik. Kiranya
segala keputusan yang telah ditetapkan dan pengurus pusat yang terpilih
bisa membawa PPGT mampu menjadi dan menjadikan kader siap utus yang
teguh dalam Kristus. Oleh karena hikmat dan tuntunan-Nya juga sehingga
bahan khotbah Bina Muda edisi ke-16 tahun 2024 kembali diterbitkan.
Harapan dan doa kita bersama bahwa bahan khotbah ini bisa menjadi
pedoman dalam mengangkat pelayanan dalam PPGT, terkhusus dalam hal
penatalayanan ibadah PPGT di masing-masing jemaat maupun Klasis.
Pengurus Pusat PPGT dalam hal ini bidang Karakter dan Pengakaran Ajaran
akan terus berupaya semaksimal mungkin menata penulisan bina muda ini
sesuai dengan konteks pemuda (i) zaman ini dan mampu menjawab
tantangan yang hadir dalam tubuh PPGT.
“Christ’s Love Moves the World to Reconciliation and Unity”. Gerakan
Dewan Gereja Dunia terus mengingatkan bahwa Kristus berkarya menuju
kepada satu tujuan yakni agar dunia ini berekonsiliasi (berdamai) dan
bersatu (bersekutu). Tahun 2024, Gereja Toraja menjadi tuan dan puan
rumah Sidang Raya XVIII dengan tema “Hiduplah sebagai Terang yang
Membuahkan Kebaikan, Keadilan, dan Berdamai dengan segenap Ciptaan”.
Sebab itu, dalam kesadaran dan pentingnya rekonsiliasi,
pembaharuan, dan pemulihan ciptaan yang membuahkan kebaikan,
keadilan dan perdamaian, Bina Muda tahun ini diberi judul “Berdamai
dengan Semua”. Dengan tema ini, maka setiap pemberita Firman bagi
pemuda (i) gereja di tahun 2024 diharapkan dapat membawa kesadaran
bahwa generasi muda adalah media ciptaan Tuhan untuk membawa
perdamaian bagi semua.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam buku ini, sehingga kritik
dan saran dari kita semua tetap kami harapkan untuk terus meningkatkan
kualitas buku bina muda di tahun mendatang.
Selamat melayani. Tuhan memberkati
Salam & Doa
PP PPGT Periode 2023-2028

3|BM.16.2024
1-6 Januari 2024
Minggu Epifani Pertama

JALANILAH SEMUANYA DALAM PENGHARAPAN!


Lumingkako lan Kapa’rannuan!
Pengkhotbah 3:1-15

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kita tidak dapat memahami maksud Allah dalam
segala musim hidup.
2. Kendati demikian, PPGT tetap menjalaninya dalam pengharapan.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831), seorang filsuf ternama


asal Jerman, pernah mengklaim bahwa puncak perkembangan sejarah
manusia terdapat dalam peradaban Jerman. Namun, benarkah bahwa ada
puncak dari sejarah manusia? Qohelet (nama Ibrani kitab Pengkhotbah)
mengatakan ‘ada’! Namun, apakah ia sepakah dengan Hegel? Mari kita lihat!
Delapan ayat pertama mengurai tentang segala sesuatu ada
masanya. Misalnya, ada waktu untuk lahir dan ada waktu untuk meninggal,
ada waktu menangis dan ada terbahak-bahak, dan masih banyak
lagi. Namun, ayat-ayat tersebut lebih dari sekedar pengamatan akal sehat
atau pengalaman. Maksud Pengkhotbah atau Qohelet adalah bahwa waktu
bukan sekedar hal-hal yang terjadi di sekitar kita, melainkan sesuatu yang
harus dicermati dengan bijak agar kita dapat mengetahui cara menyikapi
berbagai musim kehidupan.
Pertanyaannya, di manakah harapan kita dalam semua siklus
kehidupan ini? Jawabannya ada pada ayat 11! Qohelet mengatakan “Ia
(Tuhan) membuat segala sesuatu indah pada waktunya…”. Kita dapat
memiliki dan diberi pengharapan dalam masa siklus duka, kehancuran,
tangisan. Karena itu, semua kesulitan itu bukanlah tujuan. Artinya, Tuhan
menaruh kisah yang lebih besar dalam hidup kita. Qohelet mungkin
mendapati bahwa kita terlalu terpaku pada diri sendiri hingga abai melihat
apa yang Tuhan lakukan hidup kita.
Bacaan kita saat ini bukan menyoal musim yang kita alami, melainkan
Tuhan yang menguasai semua musim dan waktu kita. Selanjutnya, ayat 11
mengatakan “…Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.” Kekekalan
menandakan kita tidak akan pernah menemukan kepuasan dalam hal yang

4|BM.16.2024
bersifat sementara. Jadi kendati ada kesenangan (terbahak-bahak,
mengasihi, menjahit, menari, dlsb), semuanya itu akan berubah. Artinya,
Allah memberikan kita kekekalan agar kita tahu bahwa semua ini bersifat
sementara dan menyadarkan kita agar tidak terpaku pada yang fana itu. Jika
kita hari ini tidak merasa puas pada sesuatu, maka mungkin hal tersebut
adalah anugerah Tuhan untuk mencari dan menyempurnakan kepuasan di
dalam Dia.
Qohelet tampaknya sedang mengajarkan bahwa kita perlu merasa
nyaman dengan tidak mengetahui semua yang ada, kendati ia mengatakan
semua ada waktunya. Kita didorongnya untuk menginginkan lebih dari apa
yang kita alami, yakni TUHAN. Kendati demikian, kita tidak akan mampu
melihat rancangan Tuhan. Kita hanya melihat dan mengetahui sebagian
kecil dari pergerakan dunia ini, tak seperti Hegel yang begitu pongah.
Nyatanya, setelah ia menyatakan hal tersebut, Jerman dua kali mengalami
kekalahan di Perang Dunia.
Awal tahun 2024 dipenuhi misteri. Kita mungkin bisa memberikan
aneka prediksi berdasarkan ragam tanda-tanda dalam hidup kita. Mungkin
juga kita menyusun resolusi dan rencana-rencana. Namun, hikmat Qohelet
menegaskan, tidak ada yang akan kita ketahui secara sempurna. Benarlah
ungkapan Paulus dalam Roma 11:33 “O alangkah dalamnya kekayaan
hikmat, dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-
keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.” Ia menguasai
semua musim hidup kita. Cermatilah karya Allah dalam setiap rangkaian
peristiwa hidup kita. Kendati kita tidak cakap memahami semuanya, tetapi
jalanilah semuanya dalam pengharapan.

Pertanyaan Reflektif
1. Diskusikanlah aneka peristiwa (baik dan buruk) apa saja yang silih
dalam hidup kita.
2. Adakah kita mengetahui hikmat di balik semuanya?
3. Lalu, adakah pengharapan di sana?

5|BM.16.2024
07-13 Januari 2024

AHLI PERUBAHAN
To Untarru’ A’gan Kadiba’ruan
(Markus 1:4-11)

Tujuan :
1. PPGT memahami bahwa kesaksian Yohanes dan pembaptisan Yesus
mengubah cara pandang orang terhadap Yohanes dan Yesus.
2. PPGT berani bersaksi agar persepsinya menjadi benar dan cara pandang orang
lain tentang Kristus juga menjadi lebih baik.

Pada tanggal 11 Maret 2011, terjadi bencana nuklir yang dahsyat di


Jepang. Bencana itu menimbulkan banyak korban jiwa, kerugian materiil
bahkan berdampak buruk pada ekosistem di laut Jepang. Ikan-ikan berubah
bentuk dan tidak layak konsumsi karena radiasi limbah nuklir. Akibatnya,
nelayan Jepang harus mencari tempat yang jauh untuk menemukan ikan
segar yang dapat dikonsumsi dengan aman (karena orang Jepang paling
gemar memakan olahan daging ikan segar). Setelah melalui banyak
pengalaman, maka para ahli membuat kapal dengan kolam ikan di
dalamnya agar ikan bertahan tetap segar dalam perjalanan jauh sampai di
Jepang, Yang sangat menarik adalah saat di mana para ahli memutuskan
untuk menempatkan anak ikan hiu dalam kolam ikan di atas kapal.
Kehadiran anak hiu itu membuat ikan lain tetap energik dan tiba dengan
segar di pelabuhan Jepang (rasa takut membuat ikan lain terus aktif
bergerak dan segar). Keputusan para ahli itu, telah membuat nelayan
Jepang mengubah cara berpikir, mereka menganggap ikan hiu sebagai
penolong dan bukan pemangsa yang menakutkan.
Perubahan cara pandang terhadap sesuatu, membutuhkan momen
yang tepat dan melalui proses yang tidak cepat. Selama ini, orang melihat
Yohanes sebagai tokoh utama sudut pandang tentang Kerajaan Allah.
Mereka mengangap dan berharap bahwa Yohanes pembabtis sebagai
Mesias (Yoh. 3:15). Hal ini, tentu juga dipengaruhi oleh seruan Yohanes agar
semua orang Israel bertobat (ay. 4), yang rupanya dipandang sebagai
penggenapan nubuatan Yesaya tentang utusan Tuhan (Yes. 40:3). Tetapi
Allah bertindak mengubah paham orang Israel dengan dua momen
penting, yakni ungkapan Yohanes di Sungai Yordan tentang, “akan datang
IA yang lebih berkuasa..” (ay. 7), serta proklamasi sorgawi setelah Yesus

6|BM.16.202 4
dibaptis bahwa “Yesuslah Anak yang dikasihi dan diperkenan oleh Allah” (ay.
11). Meskipun demikian, tentu tidak mudah bagi orang Israel untuk secara
total dapat mengubah pikiran mereka dan percaya kepada perkataan
Yohanes atau Suara Sorgawi tentang siapa Yesus itu. Banyak orang
mengikut Yesus sejak itu, tapi tidak sedikit juga yang tetap mengikuti
Yohanes sebagai guru mereka. Apakah Allah berhenti? Sekali-kali tidak!
Pasal 4:12 dan tulisan Markus selanjutnya menggambarkan bagaimana
Allah dalam Yesus terus menerus bekerja sebagai Ahli Perubahan untuk
menggerakkan pikiran orang Israel (dan orang non Israel) agar mengubah
cara pandang mereka mengenai Allah dan hukum-hukumNya.
Mengubah sesuatu yang telah menjadi persepsi (sudut pandang)
dalam hidup ini memang sulit, tetapi Allah selalu bekerja setiap waktu agar
hidup kita lebih baik (band. Rat. 3:23). PPGT adalah umat Allah yang
dipanggil ke dalam persekutuan baru milik Allah, agar terus menerus
menata kehidupannya, bukan berdasarkan kaidah (aturan) kehidupan lama
(PGT Bab VI Butir 2). Banyak kejadian penting yang Allah kerjakan dalam
kehidupan PPGT, agar generasi muda gereja ini mampu mengubah persepsi
(atau sudut pandang) dengan cara yang Allah siapkan. Bahkan momen
tahun baru juga tentu saja menjadi salah satu hal yang dipakai Allah untuk
membantu kita mengubah banyak persepsi yang selama ini tidak membawa
dampak positif bagi iman, persekutuan dan relasi kita sehari-hari.

Pertanyaan Reflektif :
Apakah saya siap untuk menjalani perubahan-perubahan yang
dilakukan Allah dalam hidup saya?

Respon :
Buatlah catatan-catatan hal-hal yang selama ini selalu Anda lakukan
dalam hidup tetapi tidak berdampak yang baik. Diskusikanlah itu!

7|BM.16.2024
14-20 Januari 2024
Minggu Ketiga setelah Epifani

KURBAN PENDAMAIAN
Suru’ Pemala’ Kamarampasan
Yohanes 1:35-41

Tujuan
1. PPGT memahami makna Anak Domba Allah.
2. PPGT menyadari bahwa ia dipanggil oleh Yesus Kristus.

Nenek moyang orang Toraja sadar bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Kesadaran tersebut akhirnya melahirkan ritual mangrambu langi’.
Mangrambu langi’ adalah serangkaian ritual untuk membersihkan seorang
dari kesalahannya agar diri dan kampung tempat tinggalnya tidak ditimpa
malapetaka. Ritual tersebut membutuhkan babi belang (bai ballang) atau
kerbau agar semua kesalahan seorang “bersalah” ditimpakan kepada hewan
tersebut. Jika demikian, bagaimana hubungan mangrambu langi’ dengan
kurban pendamaian.
“Lihat, inilah Anak domba Allah!” adalah ucapan yang hendak
menyampaikan pengenalan dan penghayatan iman Yohanes Pembaptis
terhadap Yesus Kristus. Akan tetapi, bukankah ambigu atau samar, jika
menyebut Yesus sebagai anak domba padahal kita akrab dengan istilah
Yesus putra tunggal Allah? Sepintas hal ini memang ambigu. Namun, itulah
realitasnya. Kendati Ia memang Sang Putra Allah, namun Yesus juga hadir
sebagai Anak Domba Allah yang akan menjalani peran sebagai kurban
pendamaian bagi umat manusia. Sama seperti ritual mangrambu langi’,
kesalahan kita akan ditimpakan kepada Yesus Kristus agar kita menjadi putih
bersih seperti salju dan bulu domba (bdk. Yes 1:18).
Semarak Natal mungkin masih terasa pada saat ini. Terkadang kita
hanya memokuskan diri pada semaraknya, tetapi menyisihkan makna
kedatangan Yesus sebagai kurban pendamaian bagi umat manusia. Justru
semarak itu harus diresapi dalam misi Allah bagi umat manusia. Kini, jelaslah
bagi kita makna Anak Domba Allah dan kurban pendamaian. Lantas
bagaimana dengan peran kita di dalam misi Allah tersebut?
Dua murid Yohanes Pembaptis sesungguhnya adalah kita. Bacaan
kita menjelaskan bahwa dua murid ini mengstalking (menguntit) Yesus dari

8|BM.16.2024
belakang, tetapi Yesus memanggil mereka untuk mendekat kepada mereka.
Demikian dengan kita, pemahaman akan Yesus sebagai kurban pendamaian
tidak hanya sebatas pemahaman saja, dalam hal ini sekedar tahu atau
mengstalking. Namun, Yesus justru memanggil kita untuk mendekat dan
menikmati hadirat-Nya. Justru dari mendekat dan menikmati hadirat-
Nyalah, kita mengalami kepenuhan pemahaman dan penghayatan Yesus
sebagai juruselamat (Mesias).
Apakah cukup sampai di situ? Tidak! Belajar dari sikap Andreas yang
pergi mengabarkan kehadiran Mesias dalam dunia (ay. 41), mengingatkan
kita kepada motto “Kader siap utus, teguh dalam Kristus”. Pemahaman yang
baik terhadap Kristus, justru menggerakkan kita untuk menjadi kader yang
diutus untuk mengabarkan bahwa Kristus datang ke dalam hidup tiap
manusia dalam misi pendamaian dengan Allah.

Pertanyaan Reflektif
1. Bagaimana kita memahami makna kedatangan Kristus ke dalam
dunia?
2. Seberapa kita menghargai makna Yesus Kristus sebagai anak domba
Allah yang akan menjadi kurban pendamaian?

9|BM.16.2024
21 – 27 Januari 2024
Minggu Keempat setelah Epifani

GREAT SINNER & GREAT SAVIOR


To Madosa Pua na Passali Rampa’
Yunus 3:1-10

Tujuan
1. PPGT memahami anugerah Allah jauh lebih besar dari dosa.
2. PPGT semakin meyakini bahwa hanya karena anugerah-Nya saja kita dapat
melayani.

John Newton (1725-1807) menggubah lagu Kidung Jemaat 40 yang


Ajaib Benar Anugerah di penghujung hidupnya sudah banyak kehilangan
ingatan. Akan tetapi, ia mengatakan bahwa My memory is nearly gone, but I
remember two things: that I am a great sinner, and that Christ is a great Savior
(Ingatanku sudah mulai menghilang, tetapi saya selalu mengingat dua hal,
yaitu bahwa aku adalah seorang pendosa besar, dan bahwa Kristus adalah
penyelamat Agung).
Bacaan hari ini mengungkapkan kisah para pendosa besar yang
berada di dalam tangan Allah yang pemurah. Kisah ini diawali dengan
Yunus. Satu kata yang penting adalah “bangunlah” yang merupakan
pengulangan dari pasal 1:2. Pada bagian pertama, Yunus dengan terang-
terangan lari dari panggilan Tuhan dan melakukan dosa besar, tetapi setelah
melalui berbagai hal, ia mengalami pertobatan. Allah tetap memberikan
Yunus kesempatan (lih. pasal 3), yang ditandai dengan perintah
“bangunlah”. Pendosa besar kedua adalah bangsa Niniwe yang terkenal
dengan kejahatannya. Bagi Yunus, bangsa yang jahat itu harusnya
dibinasakan saja. Akan tetapi, Tuhan menginginkan bangsa itu bertobat.
Seorang penafsir mengatakan bahwa Yunus adalah seorang pengkhotbah
yang payah karena dia hanya mengkhotbahkan “bertobatlah.” Namun, kita
bisa melihat bahwa di tangan Allah yang besar, sebuah khotbah yang
sederhana dipakai Tuhan untuk menobatkan Niniwe. Alhasil, bangsa Niniwe,
pendosa yang besar itu melakukan pertobatan yang besar.
Pertobatan bukan hanya sekadar menyesal, tetapi juga berbalik arah
(Ibr. yā-šūḇ) dari yang dulunya tidak menghargai dan tidak mengenal Allah,
tetapi sekarang takut dan berbalik dari tingkah lakunya yang jahat. Lalu apa
yang terjadi? Tuhan mengampuni Yunus dan mengampuni Niniwe.
10 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Seringkali kita merasa tidak layak untuk melayani karena terlalu
berdosa di hadapan Tuhan. Akan tetapi, justru perasaan itulah yang
membuat kita merasa Tuhan tidak bisa mengampuni kita. Saat merasa dosa
kita terlampau besar untuk diampuni Tuhan, kita sebenarnya sedang
merendahkan anugerah Tuhan yang jauh lebih besar daripada dosa. Karena
itu, kita harus percaya bahwa Tuhan memberikan kita kesempatan. Jika
sungguh-sungguh bertobat (berbalik arah), maka Tuhan pun akan
mengampuni kita. Benarlah kata Newton bahwa kita memang pendosa
besar, tetapi jangan lupa Tuhan adalah Penyelamat Agung. Anugerah Tuhan
jauh lebih besar daripada dosa kita sebesar apapun.

Pertanyaan Reflektif:
Apa yang kadang membuat kita merasa tidak layak untuk mengambil
sebuah pelayanan?

Respons
Menyanyi Kidung Jemaat 40 “Ajaib Benar Anugerah”
1. Ajaib benar anugerah pembaru hidupku!
‘Ku hilang, buta, bercela; olehnya ‘ku sembuh.
2. Ketika insaf, ‘ku cemas, sekarang ‘ku lega!
Syukur, bebanku t’lah lepas berkat anugerah!

11 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
28-3 Februari 2024
Minggu Kelima setelah Epifani

SEMUA DALAM OTORITAS ALLAH


Mintu’na Lan IssananNa Puang Matua
Markus 1:21-28

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa pesta demokrasi ada dalam kuasa Allah.
2. PPGT menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menyatakan otoritas-Nya.

Tak terasa pesta demokrasi semakin dekat. Sebagai warga negara,


kita memiliki kewajiban untuk memilih dan menentukan pemimpin negara
berikutnya. Pemilu menjadi ruang untuk mengevaluasi serta menata ulang
pengambilan kebijakan di masa yang akan datang. Sebagai pemuda, kita
memiliki jagoan masing-masing. Sebelum memilih, kita telah
mempertimbangkan berbagai hal saat menentukan pilihan.
Injil Markus 1 diawali dengan inilah kabar baik tentang Yesus Kristus,
Anak Allah (BIMK). Kabar baik ini memperlihatkan Yesus sebagai yang
berwibawa dalam pengajaran-Nya, berkuasa atas roh-roh jahat, dan dalam
hal pengampunan dosa. Markus 1:21-28 menunjukkan kepada kita bahwa
Yesus memiliki kuasa dari Allah sehingga Ia mampu mengubah dunia.
Otoritas Sang Bapa diberikan kepada Yesus untuk mengusir roh jahat dari
dalam tubuh orang yang kerasukan. Pengusiran roh jahat menunjukkan
Firman Allah yang berkuasa atas semua yang ada, sehingga semua yang
melihatnya menjadi takjub hingga membuat Yesus terkenal di seluruh
penjuru Galilea.
Kata Yunani otoritas adalah exousia yang berarti bebas atau
diizinkan. Exousia lebih tepatnya berbicara mengenai kebebasan berdaulat
dalam artian seseorang bertindak tanpa ada hambatan. Para pendengar
Yesus pada waktu itu takjub terhadap pengajaran-Nya yang berbeda
dengan ahli Taurat. Perbedaan tersebut terletak pada otoritas pengajaran.
Jika ahli Taurat bergantung pada pengetahuan dan kepatuhan terhadap
tradisi, maka Yesus mengajar dengan otoritas dari Allah. Firman Allah
berkuasa dalam perjalanan kehidupan semua ciptaan-Nya.
Otoritas Allah juga dinyatakan kepada kita untuk menentukan dan
memilih dalam pesta demokrasi ini. Seperti lirik lagu grup band Cokelat

12 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
yang mengatakan “Lima menit kita memilih, lima tahun ‘kan kita jalani”, kita
diajak untuk ikut serta dalam memilih dengan mengandalkan otoritas dari
Allah. Pesta demokrasi pun tetap berada dalam otoritas Allah sebab segala
sesuatu adalah kepunyaan-Nya. Kita adalah alat-Nya untuk menyatakan
kuasa-Nya melalui pemilihan yang akan kita lakukan. Kebenaran dan
keadilan akan kita nyatakan di tengah-tengah pesta demokrasi tahun ini
sehingga tidak ada satupun yang terlepas dari otoritas Allah. Kita meyakini
bahwa pilihan kita adalah kehendak dan kebenaran dari Tuhan.

Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang saya akan lakukan sebelum memilih?
2. Bagaimana saya akan memilih sesuai dengan kehendak Allah?

Respons
Berdoa sebelum memilih dan percaya semua adalah otoritas dari
Allah.

13 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
4-10 Februari 2024
Minggu Keenam setelah Epifani

MAMPU BERBUAT LEBIH


Pakala Ma’gau Mala’bi’
1 Korintus 9:16-23

Tujuan
1. PPGT memahami kuasa Tuhan memampukan kita berbuat lebih.
2. PPGT mengandalkan kuasa Tuhan dalam melaksanakan tugas pekabaran
Injil, tanggung jawab pekerjaan, pengabdian dan mengejar cita-cita.

Bro and sist… sebagai anak muda, kita dituntut untuk lebih berpikir
secara kritis (mampu mengevaluasi dengan kebenaran), kreatif (mampu
menemukan ide dan pola kerja yang baru), dan inovatif (sanggup
menggabungkan hal-hal yang baru) dalam menghadapi situasi dunia kini.
Namun, pertanyaan yang akan kita renungkan kembali ialah “apakah
semuanya ini sudah dan akan saya lakukan dengan mengandalkan kuasa
Allah atau justru mengandalkan kuasa saya?”
Kita tahu kehidupan Paulus sebelum menjadi pemberita Injil.
Mungkin ada orang di antara kita yang nyaris seperti Paulus sebelum
memutuskan untuk aktif dalam persekutuan PPGT. Walaupun perjalanan
hidup kita dengan Paulus sangatlah berbeda, namun Paulus dan kita adalah
orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus bukan? Lalu mengapa
Paulus mampu menjalani kepercayaannya? Dalam ayat 16-17, Paulus
mengatakan bahwa tidak ada yang dapat ia banggakan dalam dirinya
tentang semua pemberitaan Injilnya. Karena, semua itu merupakan
keharusan baginya. Ia menyadari bahwa Allah telah menebusnya dari
kehidupan yang lama, sehingga sekarang dia harus melakukan kehendak
Allah sebagai bentuk ungkapan syukur atas semua itu (PGT Bab V:5-6).
Paulus mengirimkan surat kepada jemaat di Korintus agar mereka
senantiasa memegang teguh Injil yang telah ia beritakan. Ia percaya bahwa
Injil bukanlah sebuah cerita, dongeng atau kabar yang tidak pasti. Namun,
yang diberitakannya adalah seseorang yang akan menolong dan
memberkati serta menyelamatkan umat manusia yang hidupnya berkenan
kepada-Nya, yaitu “Kristus Yesus”. Paulus juga menyadari bahwa dia mampu
melakukan semua itu bukan karena dia hebat atau kuat, melainkan karena

14 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
“kuasa Allah” dalam dirinya. Allah mengaruniakan kepadanya hikmat agar
mampu menempatkan dirinya menyatakan kasih Allah di tengah-tengah
pemberitaan Injilnya. Padanya, dikaruniai kecakapan untuk tidak membeda-
bedakan orang. Ia bahkan sangat yakin bahwa sikap yang penuh dengan
keikhlasan serta disertai ketaatan karena kuasa Tuhan, pasti akan
mendapatkan buah yang akan menyukacitakan (ay. 23).
Bro and sist… Aktualisasi diri (memperkenalkan kemampuan diri)
sangatlah penting. Sikap kritis, kreatif dan inovatif pun sangat diperlukan.
Akan tetapi, kesadaran bahwa semuanya itu boleh kita lakukan semata-
mata karena Kuasa Allah yang bekerja dalam diri kita jauh lebih penting.
Hanya karena anugerah dan kuasa-Nya sehingga kita “mampu berbuat
lebih”. Hidup yang penuh dengan anugerah Allah berarti menjadi sahabat
untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Pemberitaan injil adalah salah satu
kewajiban bagi semua orang yang sadar akan anugerah itu. Hal itu
dilakukan melalui pikiran tutur kata dan perbuatan. Salah satu sikap yang
dapat dipelajari hari ini adalah penghargaan terhadap semua orang tanpa
memandang rupa dan status orang. Sikap itu adalah bentuk pemberitaan
Injil yang akan membuat masa muda kita menjadi saluran berkat bagi
banyak orang demi Kemuliaan nama Tuhan. Selamat berjuang untuk Injil.
Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah Allah telah menjadi satu-satunya yang berkuasa dalam
kehidupan masa muda saya?
2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang saya telah lakukan sebagai
bentuk pemberitaan Injil?

Doa
Ya Tuhan ingatkan saya untuk hidup mengandalkan kuasa-Mu dan
menghargai semua orang demi kemuliaan-Mu. Amin.

15 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
11 – 17 Februari 2024
Minggu Transfigurasi

BIARLAH KEMULIAAN ITU HANYA MILIK YESUS


Kamala’biran MisanNa Yesu
Markus 9:2-9

Tujuan
1. PPGT memahami pemuliaan Yesus mendatangkan kebahagiaan bagi
manusia.
2. Segala hal yang PPGT lakukan hendaknya mencerminkan kemuliaan Yesus.

Beberapa orang-orang tertentu diberi gelar atau panggilan yang


mulia. Kendati demikian, panggilan ‘yang mulia’ itu merupakan panggilan
kehormatan yang maknanya sungguh mendalam. Bisa jadi panggilan itu
melekat pada seseorang, karena memiliki kedudukan yang tinggi atau
orang yang terhormat di lingkungan itu. Misalnya sebagai raja atau hakim
pengadilan, dan lain-lain.
Kata mulia yang dilekatkan pada perasaan dapat berarti luhur dan
baik budi. Jika kata mulia dilekatkan pada benda, maka ia berarti bermutu
tinggi dan berharga, misalnya logam mulia (emas, perak, dsbnya). Fakta
tersebut menunjukkan bahwa orang-orang tersebut atau barang-barang
yang kepadanya dilekatkan kata mulia bukanlah orang atau benda
sembarangan. Mereka memiliki keistimewaan dan nilai yang tinggi.
Keistimewaan dan nilai yang tinggi itulah yang tidak bisa dipungkiri kerap
kali menggoda manusia untuk mengejarnya hingga dan dipakainya
memuliakan diri sendiri.
Bacaan kita saat ini berbicara tentang pemuliaan Yesus di atas
gunung. Wajah-Nya berubah rupa dan pakaiannya menjadi sangat putih
berkilau-kilauan (ay. 3). Lalu, terdengar suara dari balik awan yang berkata,
“Inilah Anak yang terkasihi, dengarkanlah Dia” (ay.7). Peristiwa tersebut
disebut transfigurasi yang mengungkapkan identitas Yesus sebagai Anak
Allah. Kemuliaan Yesus sebagai Anak Allah membuat ketiga murid Yesus
(Petrus, Yakobus, dan Yohanes) bahagia sekaligus ketakutan (ay. 5-6).
Bahkan, Petrus berharap lebih lama tinggal di atas gunung itu dalam
kemuliaan dan kebahagiaan transfigurasi dengan mendirikan kemah bagi
Yesus, Musa, dan Elia. Akan tetapi, Yesus tidak membiarkan mereka terlena

16 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
dan tidak mau beranjak dari kenyamanan tersebut. Mereka harus turun
gunung kembali diutus ke dalam dunia dan menaati apa yang Yesus
sampaikan.
Injil Markus memberi pemahaman bagi kita bahwa peristiwa
pemuliaan tersebut adalah proklamasi ke-Allah-an Yesus dan Juruselamat
yang kepada-Nyalah kita harus menyembah dan menggantungkan hidup
kita. Tidak ada yang lain selain Dia, sebab kepada-Nyalah Bapa. Karena itu,
kita percaya bahwa hanya Dia yang sanggup menjamin jalan hidup kita yang
penuh dengan dosa. Hal ini yang kiranya menjadi kekuatan dan
pengharapan bagi kita semua untuk mempraktikkan hidup yang benar.
Sebagai generasi muda, berbagai pencapaian dan keberhasilan kiranya
tidak menggiring kita untuk memuliakan diri sendiri. Sebaliknya, semua
keberhasilan tersebut sebagai wujud kesetiaan kita untuk
mempersembahkan yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan. Yesus Kristus
menjaminmu hidup dalam dunia ini. Karena itu, muliakanlah Dia selalu
dalam setiap langkah hidupmu. Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Mari kita renungkan, dalam hal apa saja kita bisa jatuh dalam
pemuliaan diri sendiri.
2. Sebagai generasi muda, hal apa saja yang dapat kita lakukan dalam
memuliakan Yesus?

Doa
Ya Tuhan, didiklah kami selalu untuk terus berusaha melakukan hal-
hal yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.

17 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
18-24 Februari 2024
Minggu Pra-Paskah I

WHAT A SWEET PROMISE…


Panggallu’
Kejadian 9:8-17

Tujuan
1. Pemuda dapat memahami bahwa dirinya juga mendapat bagian dalam janji
Allah.
2. Pemuda dapat mengerti betapa indahnya hidup dalam janji Allah.

“Janjimu tak seindah pembuktianmu”, sebuah caption singkat yang


kerap dipakai pemuda nge-galau dan ber-sliweran di FYP (for you page)
TikTok. Janji memang harus ditepati. Janji yang diingkari akan berdampak
pada hilangnya trust (percaya) pada orang yang menerima janji itu.
Pasca air bah, Nuh dan keturunannya menerima janji dari Allah (ay.
9). Allah berjanji tidak akan ada lagi penghakiman di atas bumi melalui air
bah (ay. 11). Menariknya, janji itu ternyata tidak hanya diberikan kepada
Nuh, melainkan diberikan juga kepada segala makhluk hidup. Untuk
menegaskan janji itu, Ia memberikan busur di awan atau pelangi (tindak
sarira) sebagai tanda perjanjian Allah dengan Nuh dan segala makhluk yang
hidup (ay. 13).
Mungkin sobat muda bertanya-tanya, mengapa Allah membuat
perjanjian hingga menyertakan sebuah tanda dalam perjanjian-Nya? Kita
mungkin paham bahwa perjanjian menandakan sebuah relasi, sedangkan
tanda dalam perjanjian adalah pengingat janji tersebut. Lalu, mengapa
pelangi menjadi tanda perjanjian Allah dan Nuh? Busur dalam Bahasa Ibrani
adalah qesheth yang berarti “busur seorang prajurit”. Dengan demikian, kita
dapat memahami busur di awan atau pelangi bahwa “Allah
menggantungkan busur perang terhadap ciptaan-Nya” dan berdamai
dengan mereka. Ayat 14-15 menunjukkan bahwa perjanjian tersebut
memastikan Allah tidak akan memusnahkan semua ciptaan lagi dengan air
bah. Bukankah janji Allah tersebut sungguh manis?
Sobat muda, dari kisah ini kita bisa mengerti betapa besar kasih Allah
bagi dunia. Meski dunia harus menerima hukuman karena pelanggaran
manusia (bdk; Kej. 6:1-8), Allah tetap setia pada janji-Nya. Ia
menggantungkan busur “perang”-Nya di awan untuk menunjukkan bahwa
18 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
pengampunan-Nya lebih besar dari segalanya. Meski pasca peristiwa air bah
manusia masih berulang kali jatuh ke dalam dosa, namun Allah tetap setia
pada janji-Nya. Lebih dari itu, Allah justru semakin membuktikan kasih dan
pengampunan-Nya bagi dunia melalui Anak Tunggal-Nya yakni Yesus
Kristus (bdk. Yoh. 3:16). Yesus Kristus datang ke dalam dunia, mati, bangkit,
dan naik ke surga untuk melepaskan dunia dari kutuk dosa. Allah tidak
hanya memberi janji-janji manis dan bukan caption semata. Ia
membuktikan janji itu dan kita semua mendapat bagian dalam janji Allah
itu.

Pertanyaan Reflektif
Allah telah membuktikan janji-Nya bagi dunia, bagaimana dengan
sobat muda? Apakah sobat muda juga setia pada janji imannya kepada
Tuhan? Jangan sampai janji kita hanya sekadar janji di bibir saja.

Respons
(Sobat muda, tulislah janji imanmu kepada Tuhan di secarik kertas.
Janji iman itu dapat sobat muda jadikan sebagai pembatas Alkitab dengan
harapan jika sobat muda membuka Alkitab untuk dibaca, sobat muda dapat
dengan mudah membaca dan merefleksikan kembali janji iman yang sudah
dituliskan itu).

19 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
25 Februari - 2 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah II

HIDUP TIDAK BEREKSPEKTASI


Tuo Tang Ma’inaa-naa
Markus 8:31-38

Tujuan
1. Pemuda dapat memahami tujuan dan makna panggilan pelayanannya dalam
dunia bagi Yesus Kristus.

Ekspektasi yang tak sesuai dengan kenyataan adalah salah satu


penyebab munculnya kekecewaan terhadap diri sendiri, orang lain bahkan
komunitas iman kita. Berekspektasi adalah sesuatu yang baik. Sebab,
maknanya sejajar dengan memiliki harapan yang besar. Sayangnya, kita
kerap berekspektasi terlalu tinggi terhadap sesuatu hal. Bila kenyataan tidak
sesuai dengan ekspektasi, maka kita pun dirundung kekecewaan yang besar
juga.
Petrus juga memiliki ekspektasi terhadap Yesus. Sesungguhnya
ekspektasi Petrus terhadap Yesus berdasar pada pengakuan imannya pada
Yesus, “Engkau adalah Mesias!” (lih; ay. 29). Mesias berarti “yang diurapi”.
Dalam Perjanjian Lama, orang yang disebut “yang diurapi” merujuk pada
raja yang memimpin bangsa Israel. Sama halnya dengan orang Yahudi
lainnya, Petrus memiliki ekspektasi Mesias yang akan membangkitkan
kembali kerajaan Israel. Fokus Petrus ialah kebangkitan dan pembebasan
bagi Israel dari Sang Mesias yang ada di hadapannya saat itu. Inilah
ekspektasi Petrus!
Berdasar pada ekspektasi itulah, Petrus menegur Yesus di samping,
ketika Yesus berbicara tentang penderitaan yang akan dihadapi-Nya (ay. 31-
32). Petrus menegur Yesus sebab ekspektasinya tidak sesuai dengan
perkataan Yesus. Mesias yang diharapkan menjadi pembebas dan pembawa
kemenangan atas Israel tidak seharusnya menderita. Namun, Yesus
memarahi Petrus dan mengatakan, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia” (ay. 33). Yesus hendak menekankan kepada Petrus dan kita bahwa
tidak demikian cara Allah berkarya bagi dunia. Ia tidak hanya datang bagi
kelompok tertentu, tetapi bagi semua. Pembebasan yang diberikan Mesias

20 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
tidak bersifat eksklusif, tetapi pembebasan yang membawa pembaruan
yang bersifat holistic dan berlaku bagi segala makhluk.
Petrus menegur Yesus karena ia tidak mengerti. Ia hanyalah manusia
biasa yang hidup dalam ekspektasi manusianya. Ia tidak mengerti bahwa
Allah sanggup melakukan jauh dari ekspektasi manusia biasa. Untuk itulah
Yesus menyadarkan Petrus dari ekspektasinya yang bersifat eksklusif itu.
Sobat muda hal ini menyadarkan kita bahwa dalam mengikut Kristus kita
harus belajar meredam segala ekspektasi-ekspektasi yang mungkin saja
hanya menguntungkan diri atau kelompok kita saja. Kadang banyak orang
yang mengundurkan diri dari sebuah pelayanan hanya karena masalah
ekspektasi terhadap pelayanan yang tidak sesuai dengan realita yang
terjadi. Mungkin kita kecewa. Namun, ingatlah bahwa mengikut Yesus
adalah dasar hidup kita, bukan sesuai ekspektasi manusia kita. Sebab,
mengikut Dia ada harga yang harus dibayar, “ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku” (ay. 34). Jadi, alih-alih berekspektasi,
sebaiknya kita hidup memikul salib bersama Kristus. Siapkah sobat muda?

Pertanyaan Reflektif
Cobalah renungkan, apakah sobat muda pernah berfikir untuk
mundur dari persekutuan PPGT karena ekspektasi sobat muda tentang
pelayanan di PPGT tidak sesuai dengan realita yang sobat muda hadapi
dalam pelayanan saat ini?

Respons
(Bacalah secara berulang Markus 8:34 dan refleksikan secara pribadi
makna dari ayat tersebut)

21 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
3 – 9 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah III

ROMBAK!
Banglai’
Yohanes 2:13-22

Tujuan
1. Pemuda memahami makna peristiwa penyucian Bait Allah.
2. Pemuda, dalam masa pra-Paskah ini, menghampiri hadirat Allah dan
merubuhkan kebiasaan-kebiasan buruk.

Yohanes 2:13-22 mengikuti tanda pertama Yesus di Kana. Menjelang


Paskah dan sebagaimana tradisi orang-orang Yahudi pada sama itu, Yesus
melakukan perjalanan ke Yerusalem dan Bait Suci. Bacaan kita ini cukup
memberikan detail mengenai kejadian tersebut. Para pedagang sibuk
mencari binatang, para penukar uang sibuk menukarkan koin, dan para
peziarah membeli hewan kurban, menukarkan uang, membayar pajak, dan
menyerahkan kurban.
Para penukar uang menyediakan jasa penukaran uang dinar menjadi
syikal untuk membayar pajak Bait Suci. Sementara hewan dipersembahkan
sebagai kurban untuk perayaan Paskah Israel atau peringatan pembebasan
Tuhan.
Namun, alih-alih memuji perkumpulan tersebut, Yesus justru malah
marah. Dengan membuat cambuk, Yesus mengusir hewan-hewan jualan
dan membuat para pedagang kocar kacir. Dia menghamburkan uang dan
membalikkan meja hingga para penukar uang berhamburan. Lalu, Ia
berkata “Ambillah semua ini dari sini! Jangan kamu membuat rumah Bapa-
Ku menjadi tempat berjualan” (ay. 16). Kita bisa membayangkan bagaimana
kacaunya Bait Allah saat itu. Namun, mengapa Yesus melakukan itu?
Kita dapat menemukan jawabannya pada ayat 16. Di sana, Yesus
menyebut Bait Suci sebagai “tempat berjualan”, atau pasar. Tempat yang
harusnya menjadi tempat merayakan Paskah menjadi pasar. Atas perbuatan
tersebut, sebenarnya Yesus hanya menciptakan banyak musuh yang lebih
banyak daripada Dia. Setelah mengatakan “cinta untuk rumah-Mu akan
menghanguskan Aku” (ay. 17), para pemuka Yahudi berseteru dengan-Nya,
kata mereka “Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami
bahwa Engkau berhak bertindak demikian” (ay. 18b).

22 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Jawaban Yesus, “Runtuhkan Bait Suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan
membangunnya” (ay. 19). Bagaimana mungkin bangunan yang dibangun
selama 46 tahun dapat Ia bangun hanya dalam 3 hari? (ay. 20). Di sini, kita
melihat Yohanes justru menegaskan bahwa Yesus adalah tempat suci
kehadiran Tuhan dan bukan Bait Suci (ay. 21). Yesuslah lokasi kemuliaan
Tuhan. Karena itu, tindakan Yesus pemandangan di Bait Suci merupakan
peringatan dari Allah sendiri.
Yohanes menegaskan kepada kita bahwa terlalu fokus pada lokasi
fisik hanya akan membuat manusia kehilangan kemuliaan Tuhan yang justru
berdiri telah bersama mereka. Pada masa pra-Paskah ini, kita juga seperti
orang-orang Yahudi yang berziarah menuju perayaan penghapusan dosa
dan pembebasan manusia. Akan tetapi, kita juga harus fokus agar kita tidak
melewatkan firman Allah yang terus menyerukan pertobatan. Masa-masa
pra-Paskah ini juga kita melatih diri untuk berpantang atau berpuasa.
Firman Allah datang kepada kita mengobrak-abrik kebiasaan buruk agar
keselamatan yang telah nyata di dalam Yesus Kristus menjadi semakin
sempurna dalam kesehari-harian kita.

Pertanyaan Reflektif
Bagaimana cara membangun kebiasaan yang baru yang positif di
dalam Tuhan?

Respons
Saya mau meninggalkan perbuatan yang buruk dan berkomitmen
menata hidup yang baru di dalam Tuhan.

23 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
10-16 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah IV

I COME TO YOU
Sae na’ mati’ Kale-Mi
Bilangan 21:4-9

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa Allah terus bersama kita dalam ragam kesulitan
hidup.
2. PPGT terus mengarahkan hidupnya kepada Allah.

Bangsa Israel telah berjalan dengan susah payah melewati padang


gurun, tanpa makanan atau minuman apa pun selain manna. Mereka pun
berbicara menentang Allah dan Musa. Akibatnya, mereka dipatuk ular
berbisa. Sekali lagi, mereka memohon kepada Musa untuk menjadi
mediator mereka dengan Tuhan. Namun, sebagaimana kita tahu, bukannya
menyingkirkan ular-ular itu, Allah malah mengirimkan obat untuk gigitan
ular. Mereka tetap akan digigit! Bahaya itu tidak kunjung hilang, meskipun
Tuhan menawarkan kesembuhan bila mereka melihat ke arah yang benar.
Generasi Israel dalam bacaan ini adalah generasi eksodus yang
sedang disingkirkan dan digantikan oleh generasi baru. Bilangan
menunjukkan bahwa mereka tidak berpegang lagi pada janji-janji
Allah. Alhasil, dalam perjalanan panjang nan melelahkan ini, banyak orang
yang tidak mencapai tujuan. Tidak beriman pada Allah dan janji-janji-Nya
adalah pelanggaran dan layak mendapat hukuman, dalam hal ini mereka
dipatuk ular. Kendati demikian, tokh Tuhan tetap menyediakan obatnya. Ia
tidak menyingkirkan ular-ular tersebut, tetapi menyediakan sarana
penyembuhan di tengah bahaya.
Dalam kegagalan dan kekecewaan terburuk kita, Tuhan
menyediakannya. Tuhan menawarkan kesembuhan bagi luka kita,
hubungan bagi kesendirian kita, dan kesetiaan bagi ketidaksetiaan
kita. Alih-alih menghilangan sumber penderitaan, Ia justru berjalan bersama
kita dan menyediakan yang kita butuhkan. Jika kita melihat ke arah yang
benar, dalam hal ini ular tembaga yang ditaruh pada sebuah tiang.
Kees Kraayenoord, seorang penyanyi asal Belanda, pernah
menggubah sebuah lagu berjudul God of the Moon and Stars. Salah satu
penggalan lagunya mengatakan
24 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
God of the fragile hearts we are, I come to you
(Allah atas hati kami yang rapuh, aku datang kepada-Mu)
God of our history, God of the future that will be
(Allah atas Sejarah kami, Allah atas masa depan kami)
What will you make of me, I come to you
(apa yang akan Engkau jadikan dalam diriku, aku datang kepada-Mu)
God of our every breath, I come to you
(Allah atas setiap nafas kami, aku datang kepada-Mu).
Gubahan Kraayenoord tersebut menandaskan bahwa arah yang
benar adalah Allah. Rapuhnya kita, tidak pastinya masa depan, dan setiap
nafas kita berada dalam kendalinya. Kendati kita menjalani hidup yang pelik
dan melelahkan, arahkanlah semuanya kepada Allah.

Pertanyaan Reflektif
1. Bagaimana perasaan kita saat berbicara dengan seseorang yang
pandangannya justru ke arah lain?
2. Lalu, saat pandangannya tertuju kepada kita, apa yang kita rasakan?
3. Setelah itu, hubungkan dengan arah hidup yang semestinya kepada
Allah, sebagaimana renungan kita di atas.

25 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
17-23 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah V

STRAWBERRY GENERATION? NO!


Ibrani 5:5-10

Tujuan
1. Pemuda memahami tantangan hidup tidak mudah.
2. Pemuda berkomitmen untuk taat dan tidak rapuh seperti generasi strawberry.

Strawberry Generation atau generasi stroberi adalah istilah yang


dikenakan oleh masyarakat Taiwan bagi mereka yang lahir setelah tahun
1981. Kelompok yang lahir pada masa ini terbilang sensitif secara
emosional. Nah! Menariknya, Generasi Z atau Gen-Z (lahir tahun 1997-2010)
juga sering disebut sebagai generasi stroberi. Lalu, mengapa stroberi? Apa
artinya? Mengapa buah stroberi yang dipakai?
Buah yang enak ini memiliki ciri fisik yang kenyal dan empuk sekaligus
mudah hancur. Rhenald Kasali mengatakan bahwa generasi stroberi itu
adalah generasi yang kreatif, tetapi mudah menyerah dan gampang sakit
hati. Munculnya generasi tersebut dipengaruhi oleh perubahan sosial yang
tidak terlepas dari penyalahgunaan media sosial dan penggunaan teknologi
secara berlebihan. Akibatnya, kesehatan mental menjadi sangat tidak stabil.
Sahabat PPGT, bacaan kita hari ini menegaskan bahwa Yesus Kristus
memiliki karakter yang kuat. Salah satu ciri dari karakter yang kuat adalah
taat. Ayat 8 menjelaskan bahwa Yesus adalah Anak yang taat. Kendati harus
berhadapan dengan berbagai tantangan dan penderitaan, Dia tetap kuat
dan taat hingga mencapai kesempurnaan-Nya. Keselamatan yang telah kita
nikmati saat ini bukanlah sebuah perkara yang mudah. Dia harus
menanggung berbagai penderitaan yang luar biasa.
Sebagai Generasi Milenial dan Gen-Z, kita juga menghadapi berbagai
tantangan. Mungkin dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita merasa
biasa saja. Kita mungkin merasa nyaman saat menikmati media sosial
dengan segala kecanggihannya. Namun, pada saat yang sama
sesungguhnya kita sedang menghadapi tantangan besar. Perubahan sosial
yang diakibatkan oleh penggunaan media sosial secara berlebihan bisa
membawa kita kepada kepribadian yang rapuh dan lemah. Jika demikian,
maka kita bisa saja menjadi generasi stroberi. Apakah kamu mau disebut
generasi stroberi? Apakah kamu hanya ingin sekadar tampil cantik, ganteng,

26 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
menarik, atau glowing, tetapi tidak memiliki karakter yang kuat? NO…!
Marilah kita mengambil tekad yang bulat, berkomitmen untuk taat kepada
Kristus, apapun tantangannya. Kita memang rapuh dan lemah, tetapi ketika
kita mengandalkan kuasa Roh Kudus, percayalah kita akan beroleh
kekuatan.

PF Mari berdiri dan bergandengan tangan. Kita masuk waktu teduh dan
memejamkan mata sejenak, sambil bertanya secara pribadi dalam hati
masing-masing “Apakah saya generasi stroberi?” Apakah saya cepat
rapuh dan lemah saat menghadapi tantangan? Apakah saya pribadi
yang cepat putus asa dan menyerah pada setiap persoalan yang saya
hadapi? Mari mengambil komitmen dan bersama katakan dengan
penuh keyakinan. STRAWBERRY GENERATION?

Semua : NO..!
SAYA BUKAN GENERASI STROBERI
SAYA ADALAH GENERASI YANG TEGUH DALAM KRISTUS

PF Terpujilah Kristus. Amin

27 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
24-30 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah VI
COPYCAT
Katturu’-Turu’
Filipi 2:5-11

Tujuan:
1. PPGT memahami karya dan pengorbanan Kristus
2. PPGT semakin memiliki sikap rendah hati dan mau berkorban seperti Kristus

Copycat merupakan seseorang yang mengadopsi, meniru, atau


mengikuti orang lain lakukan. Biasanya, mereka meniru semua hal yang
dilakukan orang yang mereka idolakan. Tidak jarang, banyak pemuda yang
meniru secara berlebihan. Wibu misalnya. Wibu merupakan penggemar
anime Jepang dan bersolek dan berpakaian layaknya tokoh-tokoh anime.
Lalu, sebagai PPGT, siapa yang kita idolakan?
Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menasehati agar para
pengikut Kristus menaruh pikiran dan perasaan dalam Kristus Yesus (ay. 5).
Menaruh pikiran artinya memusatkan pikiran pada sesuatu dan berusaha
sekuat tenaga meniru dan melakukannya. Ayat 5-8 memperlihatkan
kerendahhatian dan kerelaan berkorban Yesus. Ia meninggalkan kemuliaan-
Nya, mengosongkan diri-Nya, mengambil kedudukan yang rendah, menjadi
hina sebagai hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Demi keselamatan
manusia, Ia taat sampai mati di kayu salib. Sikap dan tindakan Yesus
memerlihatkan bahwa Dia memikirkan dan mengutamakan kepentingan
orang lain dan tidak memikirkan diri-Nya sendiri. Melalui pengorbanan-Nya,
Yesus Kristus telah memberikan teladan bagi kita. Jejak seperti ini harus kita
tiru.
Minggu ini kita memeringati Minggu Palmarum. Yesus Kristus
meneladankan kepada kita hidup dalam kerendahan hati dan mau
berkorban bagi orang lain. Dia sungguh mendahulukan kepentingan orang
lain diatas kepentingan diri-Nya sendiri. Jika Yesus adalah idola kita, maka
kita pasti akan meniru (copycat) jejak-Nya.

28 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Pertanyaan Reflektif:
Apakah saya sudah memiliki sikap rendah hati dan rela berkorban
seperti Yesus?

Respons:
Doa: Ya Allah, terima kasih atas cinta kasih-Mu melalui karya dan
teladan Yesus Kristus. Kami menerima anugerah keselamatan.
Mampukanlah kami meneladani Engkau. Amin.

29 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
31 Maret – 6 April 2024
Minggu Paskah

DIA SUNGGUH MENCINTAIKU!


Liu Na Kaboro’i Na’
Yesaya 25:6-9

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa Tuhan sungguh mencintai umat-Nya.
2. PPGT semakin mencintai Tuhan dan sesama.

Dicintai dan mencintai adalah dua realitas yang mewarnai perjalanan


hidup manusia. Dengan cinta, manusia dapat menikmati hidup rukun,
damai, dan sejahtera dengan semua orang. Jika demikian, maka manusia
tidak bisa hidup tanpa cinta. Olehnya itu, menerima dan menikmati cinta
dari orang lain berarti berani mencintai. Namun, kita perlu memperhatikan
bahwa cinta manusia terbatas. Jika demikian, adakah cinta yang tidak
terbatas?
Ya! Cinta yang tidak terbatas itu nyata. Yesaya adalah satu dari
banyaknya tokoh dalam Alkitab yang menyaksikan dan memberitakannya.
Cinta seperti apa yang ia saksikan dan beritakan? Pasal 25 memerlihatkan
bahwa ia memberitakan cinta kasih Allah jauh lebih besar dari
penghukuman-Nya. Bahkan Ia mengundang semua bangsa, termasuk yang
telah mengkhianati-Nya, untuk masuk ke perjamuan besar dengan segala
sukacita-Nya (ay. 6).
Sejatinya, bangsa Israel Selatan (Suku Yehuda dan Benyamin)
memang akan dihukum atas ketidaktaatan mereka. Hal tersebut
mengakibatkan perkabungan dan air mata di antara mereka (ay. 7). Namun,
karena Allah Maha Kasih, maut akan ditiadakan, aib dijauhkan,
perkabungan, dan air mata akan dihapuskan (ay. 8) diganti dengan sukacita
perjamuan besar yang akan terjadi di Sion. Perjamuan besar ini ialah
penggambaran eskatologis bahwa Allah telah dan pasti datang kembali
dalam kemuliaan-Nya. Dalam perjamuan besar itu, semua akan mengaku
“sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan…” (ay. 9).
Nubuat Yesaya telah nyata melalui kebangkitan Yesus Kristus.
Kebangkitan-Nya menjadi bukti bahwa maut telah dikalahkan,
perkabungan, dan air mata telah dihapuskan. Kini, perjamuan besar telah

30 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
menanti. Sudahi sedihmu dan nikmatilah cinta-Nya. Sadarilah bahwa
kebangkitan-Nya merupakan bukti betapa Dia mencintai dan
memperhatikan umat-Nya.

Pertanyaan Reflektif
Kebangkitan-Nya merupakan bukti nyata betapa besar cinta dan
kasihNya bagi manusia. Jika Dia sedemikian mencintai kita, maka sudahkah
cinta itu kita nyatakan bagi Dia dan sesama?

Respons
Sebagai komitmen bersama dalam menyatakan cinta kasih Kristus,
doakanlah secara khusus, mereka yang mencintaimu dan yang engkau cintai
serta syukurilah kehadiran mereka dalam hidupmu.

31 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
7 – 13 April 2024
Minggu Paskah II

DIA TAHU ISI HATIKU


Na Tandai Issi Penaangku
Yohanes 20:24-29

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kehadiran Allah dalam setiap pergumulan manusia
adalah salah satu wujud perhatian-Nya.
2. PPGT semakin teguh dalam Kristus dan terus memantapkan hati untuk
mempercayai-Nya.

Ada ungkapan populer mengatakan, “dalamnya laut dapat diukur,


dalamnya hati siapa tahu.” Ungkapan ini memerlihatkan bahwa tidak
seorangpun dapat mengukur kedalaman hati seseorang. Sebab itu, banyak
yang mencurahkan isi hatinya dengan bercerita kepada orang lain, terlebih
ketika kondisi hatinya tidak sedang baik-baik saja. Selain itu, ada juga yang
mencurahkan isi hati dengan healing ke tempat-tempat tertentu.
Jika memperhatikan bacaan kita, tampaknya para murid juga tengah
berada dalam suasana hati yang sedang tidak baik-baik saja pasca kematian
Yesus. Bagaimana tidak, mereka yang awalnya selalu bepergian ke mana-
mana (sikaloli’) bersama Yesus, kini terpaksa bersembunyi dan mengurung
diri di sebuah rumah. Mengapa? Karena mereka takut kepada orang-orang
Yahudi. Selain itu, terkuncinya semua pintu rumah menjelaskan ketakutan
akan hidup dan masa depan mereka tanpa Yesus. Kemungkinan lain,
mengunci pintu adalah sikap hati yang sedang kecewa karena Yesus
meninggalkan mereka saat sedang sayang-sayangnya.
Sementara itu, tidak seperti murid-murid lain, Tomas tidak bersama
para murid. Mungkinkah ia pergi healing dengan mencari tempat untuk
menenangkan hatinya yang sakit, kecewa, dan putus asa?. Bahkan ketika ia
bergabung kembali dengan para murid dan mendengar kesaksian teman-
temannya, pengharapan pupus yang tampak dengan sikap ragu-ragunya.
Hal ini mengindikasikan bahwa pergumulan dan kekecewaan kerap
menyulitkan dan membuat kita sulit untuk move on dari sebuah peristiwa.
Dalam kondisi itu, jelas bahwa yang dibutuhkan Tomas ialah
penghiburan, penguatan, dan topangan. Sebab itu, Yesus menampakkan
diri kepadanya (ay. 26-29) dan memberi damai sejahtera (Yun. Εἰρήνη
32 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
“eirene”). Tampaknya, damai sejahtera itu memulihkan hati para murid,
mengurai kecemasan dan ketakutan serta membawa kedamaian dan
ketenangan. Hal itu dibuktikan dengan perubahan sikap ragu Tomas
menjadi percaya dan menerima kebangkitan Yesus (ay. 28).
Tindakan Yesus terhadap Tomas dan para murid menandaskan
bahwa Ia adalah Allah yang peduli dan memperhatikan kondisi hati setiap
umat-Nya. Ia tahu saat kita kecewa, putus asa, dan hilang pengharapan. Saat
kita menangis dan bergumul luar biasa, Ia bersama dengan kita. Yesus pasti
meneguhkan dan mengokohkan kita menghadapi setiap dinamika
kehidupan.

Pertanyaan Reflektif
Perjumpaannya dengan Yesus telah mengantar Tomas untuk beralih
dari sikap skeptis menjadi percaya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah
kebangkitan Yesus telah mengubahkan hidup kita?

Respons
Setelah menghayati bahwa kebangkitan-Nya membawa perubahan
hidup, buatlah komitmen pribadi tentang hal-hal apa yang ingin engkau
perbaiki dalam hidupmu ke depan untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.

33 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
14 – 20 April 2024
Minggu Paskah III

TRENDING
Kisah Para Rasul 3:11-20

Tujuan
1. PPGT memahami belas kasih Yesus Kristus.
2. PPGT menyadari dirinya adalah milik Yesus Kristus sehingga bertobat dari
jalan yang tidak dikehendaki-Nya.

Teknologi digital memudahkan banyak hal menjadi viral hingga


menjadi trending. Jika menarik perhatian, maka warganet (netizen) akan
memokuskan perhatiannya pada yang sedang trending itu. Lalu, sobat
muda, apa yang trending dalam Kisah Para Rasul 3:11-20? Ada seorang yang
lumpuh sejak lahir dan setiap hari duduk di dekat pintu gerbang untuk
mengemis. Ketika melihat Petrus dan Yohanes, ia meminta sedekah. Akan
tetapi, Petrus dan Yohanes menjawab bahwa mereka tidak memiliki apa-apa
selain keyakinan bahwa kuasa Kristus sanggup menolong yang lumpuh.
Seperti yang kita baca, si lumpuh pun dapat berjalan (ay. 6).
Mujizat tersebut menggemparkan (trending) dan membuat orang-
orang penasaran dan melihatnya. Orang-orang, yang awalnya menolak
Yesus dan para pengikut-Nya, muncul dengan penasaran siapa yang
melakukan mujizat itu. Namun, Petrus dan Yohanes mengklaim bahwa
mujizat-mujizat kesembuhan terjadi karena Yesus Kristus yang ditolak
sampai dibunuh (ay. 13-14). Kalau dipikir, Petrus dan Yohanes bisa
mengambil kesempatan untuk mengklaim dirinyalah yang melakukan
mujizat tersebut. Namun, mereka tidak aji mumpung dengan mengambil
posisi Yesus Kristus untuk terkenal. Malahan, di kesempatan ini, mereka
memanfaatkan ketakjuban orang banyak untuk memberitakan kematian
dan kebangkitan Kristus yang berkorban bagi umat manusia. Hal tersebut
mengharapkan manusia untuk berbalik dan bertobat dari setiap jalan yang
tidak berkenan bagi Allah. Karena telah mengenal Kristus dengan benar,
maka setiap kesempatan kita harus mempersaksikan tentang Kristus agar
dunia semakin percaya.
Sobat muda! Yesus Kristus dapat melakukan yang tidak masuk akal
dan membuat kita terheran-heran. Bahkan, Dia menerima keberadaan kita
ketika kita sadar bahwa saya milik-Nya dan bertobat. Jangan pernah

34 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
mengambil posisi Tuhan hanya untuk menjadi trending, tetapi marilah kita
semakin membuat Yesus Kristus-lah menjadi trending dalam perjalanan
hidup kita.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah Tuhan semakin besar dan saya semakin kecil dalam
perjalanan hidup ini?
2. Bagaimana supaya semakin sadar sebagai milik Kristus?

35 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
21-27 April 2024
Minggu Paskah IV

KASIH KEPADA SESAMA ADALAH BUKTI DARI KETAATANMU


Pa’kamase Tanda Kamakaritutuanmu
1 Yohanes 3:16-24

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa Allah menyatakan kasih-Nya dengan menyerahkan
nyawa-Nya dalam diri Yesus Kristus.
2. PPGT percaya kepada Yesus Kristus dan menuruti teladan Kristus.

1 Yohanes 3:23 menegaskan bahwa perintah Allah yang harus diikuti


yaitu hidup saling mengasihi. Kasih yang Allah kehendaki ialah kasih yang
nyata dalam tindakan kita terhadap saudara-saudara. Semua orang bisa
mengatakan “saya mengasihimu”, tetapi tidak semua orang mampu
menyatakannya dalam perbuatan dan kebenaran. Allah di dalam karya-Nya
kepada manusia telah membuktikan kasih tersebut. Ia mengerjakan kasih-
Nya di dalam diri Yesus Kristus, yaitu dengan mati dan bangkit dari antara
orang mati. Ia mengorbankan Putra tunggal-Nya melalui jalan penderitan
di salib. Kasih telah mengorbankan segala-galanya bahkan Anak Tunggal-
Nya sekalipun. Semua itu Ia lakukan supaya manusia dibebaskan dari dosa-
dosa. Bukan hanya manusia tetapi dunia yang telah dirusakkan akibat dosa
juga dapat dipulihkan.
Setiap PPGT harus mampu hidup mengasihi sesamanya. Kasih kepada
sesama tentu tidak harus selalu menunggu untuk hidup kelimpahan. Akan
tetapi, memberi dalam kekuarangan kita merupakan hal yang luar bisa.
Kasih kepada sesama pun tidak harus dengan materi tetapi dapat
diwujudkan dalam nasihat atau teguran, perhatian, pengorbanan dan
berdoa bagi mereka. Hidup menuruti segala perintah Tuhan adalah
pembuktian bahwa kita umat tebusan Allah. Selain itu, buah dari ketaatan
ialah janji Allah, yakni apa yang kita minta akan diperoleh dari pada-Nya (1
Yoh. 3:22). Tentu tetap dalam kehendak Allah yaitu yang Ia pandang baik
bagi umat-Nya.
Kepada kita yang dengan sungguh-sungguh telah percaya Allah dan
menuruti perintah-Nya, Roh Kuduslah yang akan selalu memampukan. Ia
juga akan selalu mengingatkan kita untuk selalu datang kepada Allah. Benar,
bahwa menuruti perintah Allah tidaklah mudah dan akan selalu banyak
36 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
pilihan. Akan tetapi, percayalah Roh Kudus yang diam di dalam kita, yang
akan selalu menyadarkan dalam menjalani masa muda. Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang selalu menjadi tantanganmu sebagai orang percaya untuk
selalu hidup menuruti perintah Allah?
2. Apa yang ada padamu yang dapat diberikan kepada sesama dalam
mewujudkan kasih?

Respons
Menyanyikan: PKJ 148:2 &3 “T’rima Kasih Ya Tuhanku”

37 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
28 April – 4 Mei 2023
Minggu Paskah V

I TRUST YOU
Kupatongan Komi
Yohanes 15:1-8

Tujuan
1. PPGT semakin memahami betapa pentingnya percaya dan mengaku bahwa
Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat!
2. PPGT sebagai Kader Siap Utus semakin teguh dalam imannya kepada Kristus.

Dalam sebuah penerbangan dari arah Makassar menuju Jakarta,


terdapat tiga penumpang yang duduk di deretan kursi yang sama sebut saja
Kantirrik, Lomben, dan Nangka’. Setelah beberapa menit mengudara,
pesawat mengalami turbulensi hingga membuat Kantirrik merasa sangat
ketakutan. Saking takutnya, ia mengompol dan berteriak-teriak histeris.
Demikian juga dengan Lomben. Dalam ketakutannya, ia komat kamit tak
jelas sambil menangis. Akan tetapi, berbeda dengan dua penumpang
lainnya, Nangka’ tetap stay cool. Dia sangat percaya bahwa pesawat tersebut
akan baik-baik saja, karena pilotnya adalah suaminya sendiri. Selama ini,
suaminya adalah seorang yang terkenal waspada dan kompeten. Nangka’
percaya bahwa mereka ada di tangan (pilot) yang tepat!
Salah satu persoalan umat Kristen dewasa ini adalah keragu-raguan
terhadap imannya sendiri (apalagi saat usia muda). Yesus berkata “Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah tukang kebunnya” (ay. 1). Yesus
menyebut dirinya sebagai Pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengasuhnya. Sementara, setiap orang yang percaya kepada-Nya disebut
ranting-ranting. Ranting yang melekat secara utuh pada Pokok Anggur
tentu mendapatkan asupan nutrisi (Firman dan Roh) yang cukup. Jika nutrisi
cukup, maka ia akan menghasilkan buah yang lebat (cara hidup yang
berkenan kepada Tuhan). Dan, agar buah lebatnya dapat bertahan, maka
diperlukan pekerjaan Roh Kudus untuk menopang pengendalian diri
menghadapi semua ancaman dalam hidupnya. Dalam hal ini ranting yang
tidak melekat utuh di dalam Yesus Kristus, tentu ia tidak percaya dan
mengenal Yesus Kristus dengan baik. Hidupnya dipenuhi keragu-raguan,
ketakutan, kegelisahan dan kecemasan. Hal-hal tersebut yang
menyebabkan sebuah ranting tidak dapat berbuah. Akibatnya, ranting yang
38 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
tidak menghasilkan buah akan dipangkas menjadi kering kemudian
dikumpulkan dan dicampakkan kedalam api lalu dibakar (dalam hal ini,
ketakutan, kekuatiran, dll., menjadi “api” yang bisa membakar dan
merapuhkan). Kisah penerbangan menakutkan di atas bisa jadi gambaran
kepada kita.
Kemelekatan pada pokok yang benar, Yesus Kristus, menjadikan
PPGT dapat menghidupi Injil Kristus setiap saat. Dengan menjadi pemuda(i)
yang tetap setia dan percaya meski berada pada situasi tersulit sekalipun
adalah respons iman kita pada Kristus akan semakin bertambah teguh.
Respons iman yang bertambah teguh adalah menghasilkan buah yang
memiliki dampak bagi sesama. PPGT harus benar-benar menjadi ranting
yang melekat dengan ditopang oleh prinsip iman bahwa dengan
perantaraan Roh Kudus, maka Yesus Kristus akan menyertai PPGT hingga
akhir zaman (PGT Bab IV:9). Kisah Kantirrik, Lombe, dan Nangka’ dapat
dipadanankan dengan kita yang sedang berada dalam tangan Tuhan.
Nangka’ memahami dengan benar dan percaya seutuhnya, sedangkan
Kantirrik dan Lomben diliputi keragu-raguan dan mudah diombang-
ambingkan oleh persoalan. Untuk itu, melekatlah pada pokok yang benar,
Yesus Kristus. Karena kita mengenal-Nya dengan baik, maka percayakanlah
hidup pada-Nya. Kendati sering mengalami “turbolensi”, kita boleh berkata,
namun ketika hidup kita telah melekat secara utuh pada pokok yang benar,
kita dapat berkata I trust You (aku percaya engkau Tuhan). Saya percaya
bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat. Di dalam Dia, aku tidak
akan kekurangan nutrisi dan aku akan menghasilkan buah yang lebat.

Respons
Bersama-sama mengucapkan komitmen ”Saya akan selalu teguh
dalam iman dan melekatkan hidup saya kepada Pokok yang benar yaitu
Yesus Kristus.” Amin.

39 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
5-11 Mei 2024
Minggu Paskah VI

PERCAYA DAN MENGHASILKAN BUAH


Ma’patongan na Membua tu Kapatonganan
(Yohanes 15 : 9-15)

Tujuan :
1. PPGT memahami mengapa harus percaya dan melakukan perintah Yesus.
2. PPGT membangun komitmen agar kehidupannya digerakkan oleh kasih
Kristus dan menghasilkan buah yang berdampak bagi dunia.

Kepercayaan adalah kekuatan yang menggerakkan kita dalam


mencapai goals yang diinginkan. Kepercayaan dibangun oleh nilai yang
melekat padanya. Konsistensi dan kemampuan melakukan sesuatu dalam
rangka mencapai goals akan diuji oleh keteguhan pada nilai yang
dipercaya.
Pembacaan kita adalah perintah Yesus untuk saling mengasihi.
Perintah adalah sebuah kewajiban yang harus ditaati dan dilakukan, maka
mengasihi adalah kewajiban yang secara aktif harus dikerjakan oleh
pengikut Kristus. Yesus meyakinkan murid-muridNya tentang perintah
mengasihi ini beberapa waktu sebelum Dia ditangkap, diadili dan disalibkan.
Yesus tahu bahwa mereka akan segera memasuki suasana yang mencekam,
maka Dia perlu menguatkan murid-muridNya pada satu nilai yaitu kasih.
Jika murid mengikuti perintah Yesus, maka akan ada penyatuan (tinggal di
dalam kasih Yesus) dan murid akan menikmati sukacita yang penuh (ay. 10-
11). Kasih Yesus mewujudkan pengorbanan yang sangat besar, memberikan
nyawa-Nya kepada sahabat-Nya (ay.13). Menjadi menarik ketika Yesus mau
menyebut manusia berdosa sebagai sahabat-Nya, dengan penekanan
bahwa mesti ada respon dari manusia yakni melakukan perintah-Nya
(ay.14). Disinilah kasih itu harus aktif, dilakukan, dikerjakan dan melalui itu
Yesus menuntut untuk menghasilkan buah (ay.16). Artinya kasih yang aktif
adalah kasih yang berdampak dan dirasakan oleh orang lain. Narasi Yesus
ini menjadi begitu powerfull dan baru dapat dipahami secara utuh oleh
murid-murid setelah kematian dan kebangkitan Yesus. Kasih yang
diperintahkan Yesus tidak sekedar narasi namun dikerjakan secara tuntas
dan sempurna.

40 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Pemuda kristen dalam memandang dunia harus memegang teguh
nilai yang kuat. Begitu banyak situasi dan kondisi terkini yang membuat
pemuda menjadi rapuh bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi tidak
tahu akan tujuan hidupnya. Banyak pertanyaan-pertanyaan mendasar yang
kadangkala tidak bisa dijawab oleh pemuda tentang siapa dirinya, untuk apa
dia ada di dunia, mengapa berelasi dengan sesama itu penting, apakah
hidup saya ini hanya untuk diri saya sendiri, dan berbagai pertanyaan
lainnya. Sebagai pemuda Kristen, tentu kita tidak ingin dikalahkan oleh
pandangan dunia. Kita mesti memegang teguh dan konsiten pada nilai yang
kita percaya akan menuntun kita menjalani kehidupan di dunia. Kasih adalah
nilai yang diperintahkan oleh Yesus untuk kita percaya, kita hidupi, kita
lakukan, menghasilkan buah yang berdampak, dan akhirnya kita dapat
mencapai goals dalam hidup kita yakni memenangkan dunia. Yesus sendiri
telah melakukan ini, menghadapi penderitaan yang tertinggi yakni
kematian, dan bukankah Yesus mampu mengalahkan itu semua? Ayo,
pemuda Kristen, teguh dan percayalah senantiasa dalam mengerjakan
perintah Yesus.

Pertanyaan Reflektif :
1. Bertanyalah pada diri sendiri, sebagai pemuda Kristen, apakah kasih
telah menggerakkan hidup saya?
2. Apa buah yang telah dirasakan atas kehadiranku sebagai pemuda
Kristen dalam komunitasku saat ini?

Respon :
Berikanlah sepotong kertas kepada minimal 1 orang yang paling
dekat denganmu, dan mintalah dia menuliskan beberapa poin dampak dari
kehadiranmu dalam hidupnya.

41 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
12 – 18 Mei 2024

MURID PILIHAN TUHAN


Anak Guru na Tonno’ Puang
Kisah Para Rasul 1:15-26

Tujuan:
1. PPGT dapat mengerti dan yakin mengenai kedudukannya sebagai orang-
orang yang telah dikuduskan dalam kebenaran.
2. PPGT dengan sukacita menjalani kehidupannya sehari-hari dalam kekudusan
dan kebenaran.

Sahabat PPGT yang dikasihi Tuhan,


Dalam seluruh persidangan yang dilakukan dalam Gereja Toraja,
hampir semuanya dilakukan dengan proses pemilihan langsung dengan
menuliskan nama bakal calon atau calon pada kertas yang telah disediakan
berdasarkan pedoman pada kriteria umum maupun kriteria khusus. Proses
tersebut merupakan proses pemilihan yang terus berlangsung dalam
seluruh wilayah pelayanan Gereja Toraja. Model lain, seperti musyawarah
pun juga terkadang dilakukan. Berbeda halnya dengan model undi.
Pengundian sangat jarang bahkan nihil dilakukan.
Bacaan kita mengisahkan proses pemilihan pengganti Yudas. Petrus
berinisiatif mencari pengganti Yudas. Karena itu, ia mengajukan beberapa
kriteria, yaitu rajin dan setia berkumpul bersama para murid sejak dari
baptisan Yohanes sampai Yesus terangkat ke surga. Berdasarkan kriteria itu,
mereka mengusulkan Barsabas dan Matias. Mereka menentukan pengganti
Yudas dengan cara membuang undi. Cara memilih dengan membuang undi
telah lama dipraktikkan oleh orang Israel (lih. Bil. 26:55; 33:54; 34:13; 26:2;
Yos. 14:2). Allah memperbolehkan Israel membuang undi untuk
mengungkappan kehendak-Nya dalam sebuah situasi (Yos. 18:6-10; 1 Taw.
24:5, 31, Ams. 16:33). Sebelum membuang undi mereka semua berdoa (ay.
24), sehingga ketika Matias terpilih melalui pengundian itu, mereka percaya
bahwa itu adalah ketetapan dan pilihan Allah sendiri.
Apa sesungguhnya penyebab sehingga Yudas harus digantikan?
Pertama, agar jumlah rasul tetap utuh dua belas sebagaimana pertama kali
Yesus memilih para murid. Tidak hanya itu saja,angka dua belas sangat
penting bagi Israel yang terdiri dari dua belas suku. Sekalipun Tuhan kerap
menghukum ke-12 suku tersebut, tetapi pemulihan juga terus berlaku bagi
42 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
mereka. Kedua, untuk mengembalikan keutuhan dan kemurnian kedua
belas rasul yang dinodai oleh pengkhianatan Yudas. Petrus memaparkan
kematian Yudas merupakan upah kejahatannya (ay. 18-19). Namun, saat ini
pusat perhatian kita ada pada proses pemilihan itu diserahkan kepada Yesus
sendiri agar Dia yang menentukan (ay. 24-25).
Sesungguhnya, hal apakah yang diidentikkan dengan angka 12? Mari
kita melihat logo PPGT yang disimbolkan dengan daun kelapa muda,
masing-masing berjumlah 6 di samping kiri dan 6 kanan pada salib.
Jumlahnya 12 daun. Kuncup daun kelapa muda dipahami sebagai kesiapan
untuk mekar yang menandakan pemuda yang siap untuk mekar dengan
jiwa idealisme yang tinggi. Jumlahnya 12, masing masing 6 di sebelah kiri
dan kanan. Angka 12 adalah simbol dari 12 murid Yesus dan 12 Suku Israel
yang menunjukkan bahwa kita adalah umat pilihan Allah.
Sebagai murid pilihan Allah, menerima janji Bapa, akan Penolong
yaitu Roh Kudus. Sang Penolong itu tetap menuntun kita dalam
pengudusan dalam rangka menyambut kedatangan Yesus kembali (Kis.
1:11). Dalam penantian ini, kita harus tetap bertekun dan bersekutu..
Pengudusan hidup ini adalah bukti nyata bahwa kita menjalankan fungsi
kerasulan (atau murid) kita dalam menapaki kehidupan beriman di tengah
dunia ini. Jadi dengan undi, pemilihan langsung, atau bahkan tidak melalui
keduanya itu, kita sebagai anggota PPGT adalah murid pilihan Allah.

Pertanyaan Reflektif
Apakah saudara meyakini dengan sungguh bahwa Anda adalah
murid pilihan Allah?

Respons
Keterpilihan kita sebagai murid pilihan Allah, semestinya menjadi
sesuatu yang sungguh dihargai dan disyukuri bahkan diimplementasikan
dalam berbagai aspek hidup. Dengan demikian, hidup kita menjadi mezbah
dan persembahan bagi Allah.

43 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
19-25 Mei 2024
Minggu Pentakosta I
PENOLONG
Panglalan Senga’
Yohanes 16:4b-15

Tujuan:
1. PPGT memahami kehadiran Roh Kudus untuk menolong dunia dan
mempersaksikan kemahakuasaan Allah.
2. PPGT memahami Roh Kudus sebagai pribadi.

Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa seorang penolong


tentu lebih kuat dari yang ditolong. Kehadirannya sangat dibutuhkan,
terutama bagi manusia yang dicipta dalam berbagai keterbatasan. Olehnya,
manusia perlu menyadari keterbatasannya sebagai ciptaan. Kesadaran
terhadap keterbatasan sebagai ciptaan juga akan membawa kita kepada
pemahaman bahwa kita memerlukan pertolongan, baik dari sesama
manusia terlebih dari Sang Penolong (Roh Kudus).
Bacaan kali ini mengajarkan kita tentang kehadiran Roh Kudus yang
dijanjikan Yesus kepada murid-murid dan kepada kita umat percaya. Yesus
berkata kepada murid-Nya, lebih baik jika Ia pergi agar Roh Kudus datang
untuk bekerja menginsafkan dunia ini akan dosa. Roh Kudus adalah satu
pribadi dalam Allah Tritunggal. Jika Ia adalah pribadi, maka layaknya
individu, Roh Kudus tentu juga memiliki kehendak. Karya-Nya adalah
menginsafkan dunia dari dosa, kebenaran, dan penghakiman. Ia yang akan
terus menerus berkarya untuk menyadarkan manusia akan dosa-dosanya,
membawanya kepada kebenaran Allah, mengingatkan dunia ini akan
penghakiman Tuhan, Allah adalah hakim yang adil sekaligus penuh kasih,
dan segalanya takluk di tangan Allah. Roh Kudus jugalah yang akan
membawa manusia untuk hidup dalam kebenaran Allah. Ketika Yesus telah
menyatakan kuasa-Nya kepada dunia bersama dengan para murid-Nya,
saatnya Ia memercayakan pekabaran kebenaran Allah itu diteruskan kepada
murid-murid. Namun, Yesus tidak hanya memersiapkan para murid, Ia juga
berjanji menyertai mereka dalam kuasa Roh Kudus. Sebab Roh Kudus itu
berasal dari Allah dan Yesus. Di minggu ini, kita sedang merayakan hari
Pentakosta, yang mana kita kembali menyelami dan mengalami akan
pencurahan Roh Kudus bagi para murid-murid.

44 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Salah satu penulis buku-buku Kristen, Tony Evans mengatakan bahwa
“…salah satu kesalahan besar kita hari-hari ini dalam memahami Roh Kudus
adalah mengabaikan bahwa Dia adalah Pribadi yang nyata. Ia berpikir (1 Kor.
2:10-11), berperasaan (Ef. 4:30), dan berkehendak (1 Kor. 12:11). Kita hanya
mau berhubungan dengan-Nya sebagai sumber tenaga atau ladang energi
yang diagungkan, daripada bertumbuh dalam hubungan pribadi kita
dengan-Nya. Ia adalah pribadi yang harus dikenal, bukan sekadar kuasa
untuk digunakan.” Billy Graham juga mengatakan dalam sebuah
pernyataannya “Siapakah Roh Kudus? Ia adalah Allah! Roh Kudus adalah
pribadi Allah, pribadi dari Tritunggal. Setiap pribadi Allah penting…
Penyertaan Kristus pada para murid-Nya nyata dalam Roh Kudus. Sejak
Pentakosta Roh Kudus adalah mata rantai diantara kedatangan Yesus yang
pertama dan yang kemudian.”
Jadi jika dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa berjumpa dengan
orang-orang yang berbalik dari dosa menuju ke kebenaran, maka semua itu
adalah karya Roh Kudus. Sayangnya banyak dari kita justru menjadikannya
sebagai lelucon, Natamaimo Penaa Masallo’. Bukankah kita yang justru
meremehkan Roh Kudus. Saat ini, kita diajak untuk terus menaruh harap
kepada Roh Kudus atas pertolongan dan pemeliharaan-Nya dalam
menjalani kehidupan ini. Dalam konteks kemudaan kita, kita sering
berjumpa dengan kesulitan hingga kita merasa tidak mampu
menghadapinya. Melibatkan Roh Kudus dalam segala perkara adalah cara
yang Tuhan inginkan kita lakukan. Jika kita melibatkan Sang Penolong
dalam setiap masalah, maka percayalah kita akan dimampukan untuk
menanggungnya dengan penuh sukacita.

Pertanyaan Reflektif
1. Seberapa sering anda melibatkan Roh Kudus dalam hidup anda?
2. Pernahkah anda merasakan akan keterlibatan Roh Kudus dalam
hidup anda?

Respons
Saya akan menggunakan aktivitas saya untuk menciptakan
kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja. Apa yang terjadi kemudian terserah
pada-Nya.

45 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
26 – 1 Juni 2024
Minggu Pentakosta II

HIDUP BARU
Katuoan Ba’ru
(Yohanes 3:1-17 )

Tujuan :
1. Sentuhan Allah adalah sentuhan yang membaharui dan menyelamatkan
manusia.
2. PPGT menghargai hidup baru yang Allah telah hadirkan dalam putra-Nya
yang tunggal.

Hal yang tidak lasim seorang tokoh agama orang Farisi seperti
Nikodemus menjumpai Yesus. Walau demikian kita tahu bahwa orang-
orang Farisi menolak Yesus dan ajaran-Nya. Dalam perjumpaan itu,
Nikodemus menyebut Yesus sebangai Rabi yang adalah utusan Allah.
Pernyataan Nikodemus ini seolah-olah ingin mengatakan bahwa Yesuslah
Mesias yang mereka nantikan itu. Yesus menjelaskan kepada Nikodemus
bahwa untuk melihat Kerajaan Allah itu perlu mengalami lahir baru. Lahir
kembali yang Yesus katakan sulit dipahami oleh Nikodemus, sehingga ia
tidak dapat menyembunyikan rasa keigintahuannya. Ia memahami secara
harfiah, sehingga baginya hal itu mustahil tejadi. Apakah teman-teman
pemuda juga tahu maksud Yesus tentang kelahiran kembali? Tentu Yesus
tidak berbicara tentang lahir secara jasmani kembali, seperti yang dikatakan
Nikodemus.
Pembaharuan mesti dimiliki setiap orang percaya sebab manusia
dilahirkan dalam kondisi berdosa. Walau demikian Allah telah menyatakan
pengampunan kepada manusia dan seluruh ciptaan-Nya, sehingga Ia
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (ayt 16).
Segala bentuk dosa telah dihapuskan-Nya sebagai wujud cinta kasih Allah
kepada ciptaan-Nya. Didalam Kristus kita dapat hidup baru, meninggalkan
kehidupan penuh kesalahan (dosa) dan menerima hidup baru (lahir kembali)
seperti murid-murid yang percaya dan mengikut Yesus. Mari kita bersama
membaca 2 korintus 5:17 “jadi siapa yang ada dalam Kristus ia adalah
ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang”. Jadi, kelahiran baru adalah penciptaan kembali dan perubahan sifat

46 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
seseorang (Rm 12:2) dia tidak menyesuaikan diri lagi dengan dunia, namun
kini menuruti kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan (Ef 4:24).
Mereka yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali telah dibebaskan dari
ikatan dosa serta mencondongkan diri untuk menaati Allah dan mengikuti
pimpinan Roh Kudus. Kita yang sudah menerima kelahiran kembali mustahil
memiliki gaya hidup yang berdosa. Sebab hal ini hanya dicapai oleh Kasih
Karunia yang diberikan kepada orang yang beriman oleh Yesus Krsitus (ay.
16). Ia telah datang bukan datang untuk mengahakimi bumi, namun untuk
menyelamatkan bumi melalui karya penebusan.
Karya Allah tidak berhenti sampai disitu, Dia melanjutkan
dengan mencurahkan Roh Kudus. Roh Kudus yang tidak kelihatan namun
kita dapat mengetahui kegiatan dan efeknya bagi mereka yang telah
mengalami lahir baru di dalam Kristus. Buka hati dan hidupmu agar dalam
perjuangan dan harapan-harapan kita setiap hari di sekolah, di kantor yang
sudah bekerja kita bisa memancarkan jati diri kita sebangai pemuda yang
mengalami hidup baru dalam turur kata dan perbuatan yang dapat
dicontoh.
Bagi kita sekalian pemuda dan pemudi, kita semua yang sudah
percaya di dalam Kristus telah mengalami dan menerimah hidup baru dari
Allah. Karya Allah yang sudah hadir menjumpai umat-Nya yang berdosa,
menjadi nyata bahwa Dia mengampuni dan memelihara ciptaan-Nya
sendiri. Ia tidak membiarkan milik kepunyaan-Nya menjadi hancur. Manusia
baru akan semakin dikuatkan dengan mendengarkan Firman Tuhan,
merenungkannya siang dan malam. Amin

Respon :
Kehadiran Allah di dalam Yesus Krsirus adalah bukti bahwa Allah
sudah sempurna membawa kelahiran atau hidup baru. Semua bentuk dosa
telah diselesaikannya di dalam putra Tunggal-Nya. Semua manusia dan
ciptaan-Nya diberi keselamatan. Biarkan Tuhan terus melanjutkan karya
pemeliharaan-Nya dalam Roh Kudus dan mari bersama kita nyayikan pujian
PKJ 98 “Ya Roh Kudus Baharuilah”.
(Pilih salah satu : Langkah pastoral, komitmen, doa, games, dll)

47 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
2-8 Juni 2024
Minggu Pentakosta III

SABAT DAN MNEMONICS


Allo Katorroan na Mnomincs
Ulangan 5:12-15

Tujuan
1. Pemuda memahami bahwa Sabat merupakan peringatan bagi Israel bahwa
Allah telah, sedang, dan terus berkarya bagi mereka.
2. Pemuda menjalani hidupnya hari ini dan seterusnya, sebab Allah telah
membebaskan kita dari dosa-dosa.

Mnemonics merupakan istilah dalam ilmu psikologi yang merujuk


pada strategi untuk meningkatkan ingatan seseorang pada informasi yang
baru diterima. Strategi tersebut menghubungkan informasi baru dengan
informasi lama. Seseorang akan terbantu untuk lebih menyadari atau
memahami sesuatu di masa sekarang.
Secara sederhana, kita dapat mengaitkan Sabat, dalam bacaan kita,
sebagai mnemonics yang dirancang Tuhan agar Israel lebih menyadari
situasi terkini dan masa depan. Dengan mengingatkan pengalaman Israel
ketika masih berada di Mesir, Allah menegaskan bahwa mereka pernah
berada di tempat kekelaman, penindasan dan perbudakan. Setelah keluar
dari Mesir, Tuhan memberikan ketetapan-ketetapan-Nya yang dituangkan
dalam kesepuluh hukum (Kel. 20: 1-17). Namun, Allah terus mengingatkan
bangsa yang seringkali jatuh dalam dosa ini pada ketetapan sebagaimana
yang telah kita baca.
Perikop ini menceritakan mengenai pemeliharaan Sabat.
Pemeliharaan Sabat ditetapkan dengan 2 alasan, yakni (1) untuk mengingat
penciptaan (Kej 1:2, Kel. 20:11; Ul. 5:12-14), (2) mengingat perbudakan
mereka di Mesir (ay. 15). Tuhan berhenti setelah menciptakan segala
sesuatunya pada hari Sabat. Hendaknya Sabat tidak dipahami sebagai
batasan penciptaan, tetapi sebagai waktu (keadaan) yang “diciptakan”
untuk berhenti dari segala kerja. Berhenti tidak berarti stop dari segala
tindakan dan menjadi statis. Namun, berhenti harus dipahami bertindak
dengan tepat dalam terang karunia Tuhan. Misalnya, berbelas kasih
terhadap orang yang kurang mampu, memberi hambanya (hewan) waktu
untuk istrahat, melepaskan bahkan memberdayakan budak-budak mereka,
48 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
bersikap adil dan pantas terhadap orang miskin serta orang asing (bdk. Ul.
24:17-18). Aturan ini menjadi ketetapan yang nilainya sama dengan
perjanjian sunat yang harus diperingati dan dilakukan.
Pola ini yang kemudian digunakan oleh Kristus ketika mati di kayu
salib. Karena itu, Sabat menjadi akhir dari segala kesusahan dan jalan masuk
kepada pembebasan, yakni pembaharuan dalam Yesus Kristus (Why. 21:5).
Dengan kematian-Nya, kita tidak hanya lepas dari perbudakan dosa, tetapi
hidup dan seluruh ciptaan yang dibarui. Dengan Sabat, Allah melakukan
semacam mnemonics agar Israel menjalani kehidupannya hari ini dan hari-
hari yang akan datang, mereka semakin menyadari karya Ilahi dalam
kehidupannya. Bacaan ini menegaskan bahwa dengan terus mengenang
peristiwa pembebasan Allah dari dosa-dosa kita, kita terus diajak untuk
memahami situasi kita saat ini sembari terus berjalan menuju masa depan
dengan penuh pengharapan.

Pertanyaan Reflektif
Adakah hidup kita hari ini telah meyakini karya Allah dalam
pengalaman hidup di masa lalu?

Respons
Game “chain of love” (tali plastic)
1. Setiap pemuda diminta berpasangan, dan minta setiap pemuda
membuat simpul di setiap ujung tali rafia dan dikenakan di
pergelangan tangannya masing-masing, sambil disilangkan dengan
milik teman pasangannya, sehingga akhirnya akan terjalin dua tali yang
masing-masing terikat di tangan mereka.
2. Setelah selesai, mintalah setiap pasangan melepaskan diri dari jalinan
tali rafia mereka tanpa melepas ikatan yang ada di pergelangan
masing-masing.
3. Kepada yang berhasil, diminta mendemonstrasikan dan semua orang
berusaha meniru sampai bisa melepaskan diri.
4. Setelah itu, berdiskusilah dengan pasangan masing-masing mengenai
hubungan mnemonics perasaan setelah terlepas dengan ketika
terbelenggu.

49 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
10 – 15 Juni 2024
Minggu Pentakosta IV

HIDUPKU SELALU DI-UPDATE


Iatu Katuoanku Nenne’bang Dipopemba’ru
(1 Samuel 8:4-20)

Tujuan:
1. PPGT memahami dan meyakini bahwa hidupnya senantiasa dibarui
oleh Allah.
2. PPGT semakin menunjukkan pembaruan Roh Kudus dalam kehidupan
sehari-hari.

Para pengguna teknologi digital sangat akrab dengan kata update.


Misalnya, aplikasi di dalam gawai (handphone) harus selalu di-update pada
tenggat waktu tertentu. Aplikasi tidak dapat beroperasi dengan baik jika
tidak di-update. Di sisi lain, update juga kerap dipakai untuk mencari
informasi terbaru. Hal tersebut dilakukan agar kita tidak ketinggalan
informasi terbaru. Lalu apa hubungannya dengan teks kita pada hari ini?
Di usía senjanya, Samuel mengangkat anak-anaknya menjadi hakim
atas orang Israel. Namun, bukannya meneladani sang ayah, anak-anaknya
malah hidup tidak meneladaninya. Karena itu, orang Israel membutuhkan
raja yang mampu memimpin mereka. Permintaan bangsa Israel
mengecewakan Samuel. Dalam kekecewaannya, ia berdoa kepada Tuhan
(ay.6). Samuel menyadari akan pentingnya memohon hikmat kepada Tuhan.
Samuel yang terbatas butuh dibarui sebelum mengambil keputusan dan ia
hanya bergantung pada Tuhan. Respon Tuhan kepada Samuel, yakni
dengan menerima permintaan bangsa Israel, tetapi dengan memiliki syarat
(ay. 9-18). Bangsa Israel tidak menerima syarat itu dan makin ngotot untuk
memiliki raja secepatnya. Samuel taat kepada mereka dengan tetap
memohon hikmat kepada Tuhan untuk mengangkat seorang raja.
Sahabat muda-mudi yang kekasih dalam Kristus, keterbatasan
bukanlah halangan dalam kehidupan kita untuk mau dibarui atau di-update.
Sikap kebergantungan Samuel kepada Tuhan merupakan tindakan nyata
untuk senantiasa siap dibarui. Tentunya kita menyadari bahwa keterbatasan
ada dalam diri kita, akan tetapi sebagai orang yang percaya kepada Kristus
menjadikan kita murid yang selalu di-update dalam keseharian kita. Baik
dalam mengambil keputusan, terlebih untuk menjalani kesehari-harian

50 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
hidup kita. Hal demikian makin dipertegas dalam PGT BAB V: 2&3 tentang
peran Roh Kudus yang senantiasa menginsafkan, menyadarkan, dan
membaharui kehidupan sehari-hari kita untuk mau dikuduskan. Mengalami
pembaruan sahari-hari menunjukkan bahwa kita adalah kader siap utus
yang mindfullnes, yang memiliki keterarahan dan teguh dalam Kristus.
Sejatinya hari demi hari kita akan selalu di-update di dalam Kristus. Maka
nampaklah pembaharuan hidup itu dalam keseharian hidup kita dengan
selalu memohon hikmat dalam doa. Amin

Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang menjadi bukti bagi saudara bahwa telah dibarui di dalam
Kristus?
2. Bagaimana saudara memoarkan kebaruan hidup dalam kehidupan
sehari-hari?

51 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
16-22 Juni 2023
Minggu Trinitas
PUCUK PERUBAHAN
Tolo’ Kapopembalian
Yehezkiel 17:22-24

Tujuan
1. PPGT memahami janji dan kuasa Allah.
2. PPGT semakin hidup mengandalkan Allah.

Yehezkiel 17:22-24 mengisahkan ketidaksetiaan dan pengingkaran


janji Raja Zedekia (ay. 15-19). Ketidaksetiaannya tampak ketika ia
mengandalkan pertolongan dari Mesir saat Raja Babel merangsek datang
ke Yerusalem. Secara retoris, Yehezkiel menjelaskan bahwa Allah bertanya
mengenai keberhasilan mereka mencari pertolongan ke Mesir. Zedekia akan
menuai hasil dari praktik ketidaksetiaannya. Ia akan dihukum. Lalu
bagaimana dengan janji Tuhan? Apakah Ia akan mengingkari janji-Nya?
Ketidaksetiaan tidak menggagalkan rencana Allah atas umat-Nya.
Karena itu, perikop ini menandaskan kembali janji pengharapan dari Allah.
Ia akan bertindak sendiri untuk menepati janji-Nya, “…Aku sendiri akan
mengambil carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya.
Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan masih muda
lalu Aku sendiri akan menanamnya di gunung yang menjelang tinggi” (ay.
22). Tindakan itu digambarkan seperti pucuk pohon aras yang dipatahkan
untuk ditanam di gunung tinggi. Khiasan pucuk pohon aras yang
dipatahkan dan ditanam akan bertumbuh, bercabang-cabang, dan berbuah
lebat.
Gambaran tersebut di atas merujuk kepada Yesus Kristus yang adalah
perteduhan dan perlindungan tempat orang-orang mencari pertolongan.
Janji tersebut berbanding terbalik dengan Zedekia yang tidak lagi dapat
diandalkan. Zedekia tidak dapat lagi melindungi dan menolong rakyatnya.
Ia meragukan otoritas dan pertolongan dari Allah dengan mencari
pertolongan ke Mesir. Kuasa Allah yang mengatur kehidupan umat tampak
dalam ayat 24, “TUHAN merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan
pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan
membuat pohon yang layu kering bertunas kembali…”

52 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Sahabat PPGT, Kristus adalah penanda perubahan di Israel, dengan
demikian kita sebagai PPGT, pucuk perubahan kita adalah Kristus yang telah
menebus kita. Buah atas penebusan itu adalah dengan meneladani Kristus
Sang Pucuk Perubahan. PPGT juga adalah pucuk-pucuk perubahan yang
harus memberi dampak bagi sesama. Kita adalah tunas muda. Kita adalah
agen perubahan. Kendati kita semua masih muda, tetapi dalam masa muda
dan proses bertumbuh kita, Allah menitipkan misi perubahan besar pada
pundak kita. Mulailah dari hal yang kecil, sebab Tuhan sendiri memulainya
dari pucuk pohon aras yang masih muda.

Pertanyaan Reflektif
1. Marilah kita berdiskusi, hal-hal kecil nan sederhana apa yang dapat
kita lakukan untuk sebuah perubahan?
2. Adakah kendala dalam melakukan perubahan-perubahan kecil itu?
Bagaimana mengatasinya?

Respons
Menyanyikan Gita Bakti 69 “Kumulai Dari Diri Sendiri” gubahan
Pontas Purba.
1. Kumulai dari diri sendiri untuk melakukan yang terbaik.
Kumulai dari diri sendiri, hidup jujur dengan hikmat Tuhanku.
Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku, berpegang teguh
kepada iman dan percayaku.
Akan kumulai dari diriku melakukan sikap yang benar.
Biar pun kecil dan sederhana,
Tuhan dapat membuat jadi besar.
2. Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku Firman-Mu.
S’lalu mendengar tuntunan Tuhan,
berserah pada rencana kasih-Mu.
Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku.
Kupegang teguh, Tuhanku memberikan yang terbaik
Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasih-Mu.
Walau ‘ku lemah dan tidak layak,
kuasa Tuhan menguatkan diriku.

53 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
23-29 Juni 2024

DENGARLAH!
Tannanni Talinga!
2 Korintus 6:1-13
Tujuan
1. PPGT mengenal suara Tuhan dalam menghadapi badai pergumulan.
2. PPGT dapat memperdengarkan suara Tuhan kepada yang bergumul dalam
kehidupan.

Mungkin kita sering mendengar ungkapan masuk ke telinga kanan,


keluar ke telinga kiri. Ungkapan tersebut menyiratkan makna tentang
seseorang yang mendengar, tetapi tidak mengingat dan melakukannya.
Melalui bacaan kita saat ini, Paulus menasihatkan jemaat di Korintus
sekaitan dengan pergumulan yang mereka hadapi. Nasihat tersebut
sekaligus mengingatkan mereka supaya tidak menyia-nyiakan kasih karunia
Allah. Ia menguraikan pengalaman pelayanannya dalam menghadapi
berbagai badai pergumulan. Demikian juga sebagai jemaat yang telah
mengalami kasih karunia Allah, mereka perlu menahan diri dalam
kesabaran, penderitaan, kesesakan, dan kesusahan. Hal itu diungkapkan
oleh Paulus agar jemaat di Korintus semakin memahami dan mengingat
Allah yang telah menyelamatkan.
Paulus menunjukkan keteladanan sebagai pelayan yang menghargai
kasih karunia Allah. Bentuk keteladanannya adalah dengan menyatakan
kesetiaannya kepada Allah, kendati berada dalam badai hidup. Badai yang
dimaksudkan adalah penderitaan yang dihadapi dalam pelayanan. Salah
satu ciri pelayan Allah yang menghidupi pelayanannya adalah menahan
atau mengontrol diri dalam kesabaran, penderitaan, kesesakan, dan
kesukaran. Hal ini dinyatakan Paulus kepada sahabat-sahabatnya. Ia berbagi
pengalaman dalam menghadapi pergumulan bahwa penderitaan yang ia
alami jutru membuatnya semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Mendekatkan diri kepada Yesus Kristus adalah pilihan yang tepat
dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Sebab, hanya di dalam
dan melalui Yesus Kristus suara keberpihakan-Nya dinyatakan kepada kita
yang sedang bergumul. Pemberitaan tentang kasih karunia Kristus
seharusnya memengaruhi setiap pola pikir, perkataan, dan perbuatan.
Menyia-nyiakan pemberitaan tentang pengajaran Yesus Kristus
adalah salah satu sikap hidup yang tidak menghargai anugerah Allah.

54 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Sebagai pemuda Kristen, mendengarkan dan memaknai setiap pemberitaan
tentang Yesus Kristus akan membentuk kita sebagai pribadi yang semakin
mengagumi sekaligus meneladani kebaikan-Nya. Beriman kepada Yesus
Kristus sungguh menguatkan kita menghadapi berbagai tantangan. Bacaan
kita menandaskan bahwa pergumulan adalah ruang untuk membangun
relasi dan keintiman dengan Kristus.
Mari menjaga diri kita dari berbagai kemungkinan yang dapat
menyandung iman kita. Bangunlah karakter seorang Kristen yang setia,
rendah hati, sabar, dan berupaya merespons pergumulan-pergumulan dari
sudut pandang iman. Bukalah hati selebar-lebarnya kepada Yesus Kristus!
Berikanlah ruang bagi Kristus untuk berbicara dalam hati kita serta
menggantungkan pengharapan kepada-Nya.
Setelah mendengar dan merasakan suara Kristus, respons kita
selanjutnya adalah memperdengarkan suara-Nya kepada yang lain. Kita
semua dimungkinkan dipakai oleh Kristus untuk meneruskan
pemberitaanNya kepada sahabat, keluarga, dan yang membenci kita.
Nyatakan dalam perbuatan bahwa pemberitaan tentang Kristus telah
menyelamatkan kita dari kebinasaan.

Pertanyaan Reflektif
1. Allah berbicara kepada kita dalam berbagai cara, tetapi terkadang
kita tidak mengenal suara-Nya karena berbagai hal yang
menghalangi. Menurut saudara-saudara, hal apakah yang sering
menghalangi saudara mendengar suara Allah?
2. Bagaimanakah caranya meneruskan atau memperdengarkan suara
Allah?

Respons
Terpujilah Engkau ya Allah yang telah menganugerahkan kami
kehidupan. Syukur atas perkenaan-Mu, kami dimungkinkan mendengar dan
mengenal suaraMu. Biarlah kami senantiasa dimampukan mendengar,
mengenal, dan memperkenalkan suara Allah. Tolong kami ya Allah. Amin.

55 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
30 Juni - 6 Juli 2024

BERJIWA BESAR
Maluangan Ba’teng
2 Samuel 1:17-27

Tujuan:
1. Pemuda memahami bahwa berjiwa besar adalah penanda kehidupan orang
beriman.
2. Pemuda terus bertumbuh dan berproses menjadi seorang yang berjiwa besar.

Nelson Mandela (1918-2013) merupakan seorang tokoh kenamaan


dari Afrika Selatan. Ia berjuang menentang politik Apartheid yang
memisahkan ras kulit putih dengan ras kulit hitam. Perjuangan Mandela
melawan perlakukan diskriminatif terhadap rasnya, membuatnya harus
mendekam di jeruji besi selama 27 tahun. Konon, selama itu, ia mengalami
banyak siksaan. Badannya pernah dikubur sampai leher dan saat ia meminta
air, kepala sipir penjara justru mengencingi kepalanya. Setelah dibebaskan,
ia terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan (1994-1999).
Menariknya, pada saat pelantikan, ia mengundang kepala sipir penjara yang
pernah mengencinginya dan menempatkannya di kursi terhormat. Mandela
memaafkan semua perlakuan buruk yang dialaminya dalam penjara. Salah
satu ciri orang yang berjiwa besar (maluangan ba’teng) ialah mampu
mengampuni bahkan musuh sekalipun.
Perilaku yang sama terpapar dalam bacaan kita. Saul dan Yonatan
gugur dalam medan perang dan membuat Daud meratap. Ratapan Daud
atas kematian Yonatan sangat wajar. Sebab, Daud dan Yonatan sahabat
yang baik. Soulmate banget! Ia mengatakan, “Bagiku cintamu lebih ajaib dari
pada cinta perempuan.” (ay. 26). Akan tetapi, Daud juga meratapi kematian
Saul. Padahal, kita tahu bahwa Saul sangat membenci Daud. Saking
bencinya, Saul pernah mencoba membunuh Daud (1 Sam. 18:11).
Beberapakali ia menyuruh tentara-tentaranya untuk memburu dan
membunuh Daud (1 Sam. 19-21). Kebencian dan penolakan Tuhan atas Saul
(1 Sam. 15:23) bisa saja membuatnya bersorak. Artinya, mangkatnya Saul
menjadi kabar baik bagi Daud. Namun, bukan demikian yang terjadi. Daud
menghormati Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan (ay. 14) dan sangat
berduka atas kematiannya. Ia menangis, meratap, dan membuat nyanyian
ratapan yang terus nyanyikan oleh keturunan Yehuda (ay. 17-18). Bagi Daud,

56 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Saul dan Yonatan adalah simbol kebanggaan dan kemewahan Israel (ay. 19).
Merekalah yang telah mendandani puteri Israel dengan pakaian
kemewahan dan perhiasan emas (ay. 24). Mereka adalah pejuang yang
gagah berani (ay. 19, 23, 27). Tangisan Daud menegaskan bahwa ia telah
mengampuni segala kejahatan Saul kepadanya. Ia bahkan sanggup
menemukan hal-hal baik pada diri Saul. Alih-alih fokus kepada hal negatif,
ia justru mencari sisi positif dari diri Saul. Karakter tersebut merupakan ciri
orang yang berjiwa besar.
Dari dua tokoh tersebut di atas, kita belajar tentang berjiwa besar.
Kebalikan dari jiwa besar adalam berjiwa kerdil (sukku’ pa’inaan). Ia dipenuhi
rasa benci dan dendam, sulit mengampuni, dan hanya fokus pada hal buruk.
Sebaliknya, berjiwa besar ditandai dengan karakter yang mengampuni,
menemukan hal-hal baik di antara yang keburukan, dan memiliki hati yang
bebas dari kebencian. Sebagai pemuda yang hidup di zaman penuh
tantangan, belajar berjiwa besar adalah hal yang tepat. Kiranya, saudara dan
saya adalah orang yang berjiwa besar. Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah anda sedang menyimpan dendam kepada seseorang?
2. Langkah konkrit apa yang akan anda lakukan untuk memaafkan dia?

Respons:
Ingatlah seseorang yang telah menyakiti anda. Sebutkan namanya
dalam hati. Katakanlah bahwa mulai sekarang anda akan memaafkan dia.

57 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
7 – 13 Juli 2024

BERTUMBUH BERSAMA KRISTUS


Lobo’ lan Yesu Kristus
Markus 6:1-13

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa penolakan terhadap Yesus berarti penolakan untuk
bertumbuh di dalam Kristus.
2. PPGT belajar untuk bergumul dan bertumbuh bersama Kristus.

Perikop pertama menceritakan kontras dalam satu narasi. Awalnya,


orang-orang yang hadir di Sinagoge Nazaret takjub atas pengajaran dan
mujizat penyembuhan Yesus (ay. 2). Lalu, kekaguman itu beralih seketika
menjadi penolakan (ay. 3). Dengan segera, kita memokuskan perhatian kita
pada pernyataan Yesus pada ayat 4, “…seorang nabi dihormati di mana-
mana, kecuali di kampung halamannya, di antara kaum keluarganya dan di
rumahnya.” Namun, mari kita melihat sisi lain dari kisah ini.
Yesus tidak hanya menuai penolakan tetapi juga sinis atau
diremehkan. Betapa tidak, para pendengar di Sinagoge mengatakan
“bukankah Ia ini tukang kayu…” (ay. 3a). Stephen Colbert mengatakan
bahwa sinis kerap menyamar sebagai kebijaksanaan. Hal tersebut tampak
dari orang-orang Nazaret. Mereka mengira Yesus Si Tukang Kayu tidak layak
memiliki hikmat. Lanjut Colbert, justru sinislah yang paling jauh dari hikmat,
karena orang yang sinis tidak belajar apa pun. Artinya, ajaran yang sedang
diberitakan Yesus ditolak. Akibatnya, mereka jadi tidak belajar apa-apa.
Orang-orang Nazaret rupanya tidak ingin belajar dan bertumbuh.
Sinis yang menutup hati mereka justru tanda bahwa mereka tidak siap
belajar dari orang yang mereka anggap rendah. Ayat 6a yang mengatakan
“…Ia (Yesus) merasa heran karena mereka tidak percaya.” Ketidakpercayaan
mengindikasikan mereka enggan untuk bertumbuh.
Saat ini, kita hidup di dunia yang semakin ditandai dengan
ketidakpercayaan dan sinisme. Kita juga mungkin sering mendapati orang-
orang Kristen sendiri yang cenderung meremehkan arti percaya. Penolakan
dan sinis yang terjadi dewasa ini tidak seperti yang Yesus alami di kampung
halamannya. Namun, penolakan dan sinis justru tampak dalam kemalasan
kita bergumul dan bertumbuh dalam kesehari-harian kita. Menerima Yesus

58 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
berarti kesediaan untuk bergumul bersama-Nya sembari terus bertumbuh
dalam iman dan karakter Kristiani.

Pertanyaan Reflektif
1. Mari kita diskusikan bersama. Dalam hal apa kita enggan untuk
bertumbuh di dalam Kristus ?

59 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
14 – 20 Juli 2024

BERANI JUJUR DALAM SEGALA SITUASI


Barani Ma’kada Tongan Lan Mintu’ A’gan
Markus 6:14-29

Tujuan
1. PPGT menyuarakan kebenaran.
2. PPGT berani jujur.

“Katakanlah dengan jujur meski terasa pahit” adalah kata-kata bijak


yang mungkin sering kita dengar atau temukan di berbagai media sosial,
bahkan mungkin kita pernah mengalaminya. Kepahitan terjadi pada
Yohanes Pembaptis ketika kejujuran justru membawanya pada kematian.
Kematiannya memerlihatkan bahwa kejujuran membutuhkan pengorbanan
yang besar dan tidak main-main.
Yohanes harus menanggung mati atas kejujurannya kendati Herodes
sangat menyegani, menghormati, dan mengagumi dirinya (ay. 20). Tidak
hanya segan, Herodes juga sebenarnya telah berusaha untuk melindungi
dirinya. Sayangnya, hal itu terkalahkan oleh permintaan Herodias yang
meminta kepala Yohanes Pembaptis (ay. 24). Permintaan itu didasarkan
pada dendam yang Herodias kepada Yohanes yang telah menegurnya (ay.
18). Singkat cerita, Herodes mengabulkan permintaan tersebut setelah
mabuk dan diperdaya melalui anak Herodias. Sebuah kejujuran dan
kebenaran dalam teguran dari Yohanes membawa dirinya berakhir pada
kematian.
Tidak selalu mudah mengatakan sebuah kebenaran walaupun
menyakitkan. Michelle Obama, seorang pengacara asal Amerika Serikat,
pernah berujar “…we learned about honesty and integrity - that the truth
matters... that you don’t take shortcuts or play by your own set of rules” (kami
belajar tentang kejujuran dan integritas bahwa ia penting dan bahwa kau
tidak mengambil jalan pintas atau bermain dengan aturanmu sendiri).
Herodes menjebak dirinya sendiri dengan menganugerahkan apa saja yang
diminta anak Herodias.
Kejujuran dan kebenaran adalah karakter seorang murid Kristus. Hal
tersebut harus terus dilakukan kendati membuat beberapa orang tidak
nyaman, bahkan diri kita sendiri. Sepahit apapun kejujuran dan kebenaran,

60 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
ia harus tetap digaungkan untuk membawa kebaikan atau sebuah
perubahan ke arah yang lebih.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah saya mau untuk selalu mengatakan kebenaran untuk
kebaikan?
2. Apakah saya berani melakukan kebaikan meskipun tidak ada
untungnya bagi saya?

Respons
Ya Allah, kiranya Roh Kudus terus menolong kami agar berani
menyatakan kebenaran untuk kebaikan, terutama dalam relasi kami dengan
sesama.

61 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
21 – 27 Juli 2024

ARTI KEHADIRAN-MU
Kama’doiorenanNa Puang
Markus 6:53-56

Tujuan
1. PPGT memahami arti kehadiran Yesus.
2. PPGT semakin mendekatkan diri kepada Yesus Kristus.

Markus 6:53-56 sejalan dengan perikop-perikop sebelum dan


sesudahnya, khususnya dalam hal penekanan pada mujizat-mujizat yang
dilakukan oleh Yesus. Ia semakin populer setelah menenangkan badai (4:35-
41), mengusir roh jahat (5:1-20), menyembuhkan perempuan yang sakit
pendarahan dan membangkitkan orang mati (5:21-43), memberi makan
orang banyak (6:30-44, 8:1-10), berjalan di atas air (6:45-52),
menyembuhkan orang-orang sakit (6:53-56, 7:31-37), mengusir setan (7:24-
30), dlsb. Kehadiran-Nya langsung bisa dirasakan terutama oleh orang-
orang yang terpinggirkan dan menderita yang membutuhkan pertolongan
makanan dan kesembuhan sesegera mungkin.
Dalam perikop yang kita baca, para penyambut sangat antusias
terhadap Yesus terjadi ketika orang banyak telah ‘mengenal’ Yesus (ay. 54).
Pengenalan semestinya tidak sekedar mengetahui, tetapi percaya bahwa
Yesus memiliki kuasa ilahi. Hanya dengan memegang jumbai jubah-Nya,
orang-orang sakit menjadi sembuh. Lebih dalam, orang-orang tidak hanya
percaya, tetapi mempercayakan diri kepada-Nya. Mereka selalu mencari
dan mengikuti Yesus ke manapun Ia pergi dan membawa orang-orang sakit
untuk disembuhkan.
Penyembuhan yang dilakukan Yesus juga tidak elitis atau terbatas
pada orang-orang dari kalangan atas, melainkan terbuka bagi siapa saja
yang datang kepada-Nya. Ayat 56 menyebutkan bahwa Ia menyembuhkan
orang-orang sakit di desa-desa dan kota-kota. Dalam tradisi Israel,
mengidap penyakit dapat dipandang sebagai malapetaka atau bahkan
kutukan. Karenanya, menderita penyakit dapat berimplikasi pada relasi
sosial. Kesembuhan yang mereka dapatkan dari Yesus menjadi jalan
pemulihan, baik fisik maupun kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga
dan masyarakat. Ia hadir dan menyembuhkan semua orang yang dijumpai-

62 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Nya. Hati-Nya penuh belas kasihan dan Ia menjawab kerinduan mereka
akan pertolongan.
Sosok Yesus yang menyembuhkan juga mesti dilihat dalam karya
penyelamatan Allah bagi seluruh ciptaan. Penyelamatan yang terbuka dan
mengundang semua orang untuk mengalaminya. Penyelamatan yang
berpuncak di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kuasa-Nya melampaui
sakit-penyakit dan kelemahan kita. Kehadiran-Nya merupakan undangan
bagi kita, seperti sabda-Nya, “…marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).
Karya-Nya tersebut mesti direspons dengan terus mendekatkan diri
kepada-Nya dan memohon belas kasihan-Nya.

Pertanyaan Reflektif
Apakah saya (anda) sudah ‘mengenal’ Yesus? Sejauh mana? (bisa
direfleksikan dalam bentuk kesaksian)

63 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
28 Juli-3 Agustus 2024

PUSAT KEHIDUPANKU
Panglisuanna Katuoanku
(Yohanes 6:1-15)

Tujuan:
1. PPGT memahami bahwa Yesus Kristus menjamin kehidupan orang percaya
2. PPGT menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupan

Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang merupakan salah satu
yang sangat terkenal dari sekian banyak karya-Nya. Selain Kitab Yohanes, 3
Kitab Injil Sinoptik juga mencatat kisah ini (lih. Mat. 14:13-21, Mrk. 6:32-44,
Luk. 9:10-17). Tentu saja, kisah ini sudah tidak asing di telinga kita. Dengan
5 roti dan 2 ikan Yesus Kristus memberi makan lima ribu orang sampai
kenyang dan masih tersisa 12 bakul penuh. Karena kisah ini bukan hanya
persoalan makan melainkan makna, maka mari kita menukik lebih dalam:
apa makna di balik peristiwa ini?
Pertama, proklamasi Yesus Kristus. Ribuan orang terperangah dengan
mujizat-mujizat yang dilakukannya. Mereka terus mengikuti kemanapun
Yesus pergi. Sepertinya sudah ada yang mulai membandingkan dengan
kepemimpinan Musa, nabi yang sangat terkenal karena dipakai Tuhan untuk
membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Apalagi, perayaan
Paskah Yahudi sudah dekat (ay. 4). Dalam pasal sebelumnya, Yesus
memberikan penjelasan bahwa Ia adalah kegenapan dari yang dituliskan
oleh Musa (Yoh. 5:45-47). Jika Allah memakai Musa untuk membawa bangsa
Israel keluar dari perbudakan di Mesir untuk menjadi bangsa pilihan, maka
Yesus akan membawa manusia keluar dari perbudakan dosa untuk menjadi
umat pilihan-Nya. Allah memakai Musa menyatakan mujizat-mujizat di
hadapan orang Mesir dan orang Israel, Yesus melakukan mujizat di hadapan
ribuan orang karena Dia-lah Allah.
Kedua, pemeliharaan Allah dalam Yesus Kristus. Ia tidak akan
membiarkan orang yang mengikuti-Nya kelaparan tanpa pertolongan.
Dengan maksud menguji Filipus, Ia bertanya ‘dimanakah kita akan membeli
roti, supaya mereka dapat makan?’ (ay. 5). Pesan ini mesti senantiasa hidup
di dalam jemaat, dimana setiap orang percaya dipanggil untuk hidup saling
mengasihi dan memperhatikan orang yang berkekurangan. Lebih jauh,
Yesus Kristus telah memberikan diri-Nya menjadi Roti Hidup. Ia menjadi
makanan rohani yang tidak akan pernah bisa diambil oleh siapapun. Ia
64 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
menyelamatkan setiap orang yang percaya dan menjadikan-Nya sebagai
pusat kehidupan.

Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah Yesus Kristus yang menjadi pusat kehidupan PPGT?
2. Apa yang paling kita harapkan dalam mengikut Yesus Kristus?

Respons:
Menyanyikan lagu ‘Lima Roti dan Dua Ikan’
Lima roti dan dua ikan, Tuhan Yesus memberkatinya
Dimakan lima ribu orang, sisa dua b’las bakul
Hai saudara apa kau dengar, dengarlah mujizat Tuhan
Dimakan lima ribu orang, sisa dua b’las bakul

65 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
4 – 10 Agustus 2024

TEGUH DALAM KRISTUS


Bantang lan Kristus
Efesus 4:1-16

Tujuan
1. PPGT memahami makna teguh dalam Kristus.
2. PPGT hidup teguh dalam Kristus.

PPGT Kader Siap Utus, Teguh dalam Kristus menjadi tagline yang
mulai dipopulerkan sejak Kongres XV di Tikala tahun 2023. Di dalamnya ada
optimisme dan harapan bahwa anggota PPGT menjadi kader tangguh yang
teguh sebagai murid Kristus. Bacaan ini akan memerkaya pemahaman kita
tentang arti dan alasan kita mesti teguh dalam Kristus.
Ada dua hal menarik untuk direnungkan dari Efesus 4:1-16. Pertama,
perikop ini menegaskan panggilan dari Allah kepada manusia. Dalam
bacaan ini, panggilan Allah tersebut mewujud dalam hidup jemaat di Efesus.
Tujuan pemanggilan Allah bagi jemaat di Efesus adalah untuk saling
mengasihi dan saling membantu. Respons dari mereka yang telah dipanggil
mesti tampak dalam komitmen hidup yang ‘berpadanan dengan panggilan
itu’ (ay. 1-2).
Kedua, perikop ini juga berisi nasihat untuk memelihara kesatuan.
Paulus menyadari ragam karunia yang dimiliki jemaat di Efesus. Karena itu,
ia menandaskan pentingnya menjaga kesatuan. Dasar dari kesatuan
tersebut adalah kesatuan Roh (ay. 4). Hanya kesatuan dalam Roh-lah jemaat
di Efesus dapat bersatu di dalam Kristus. Keberagaman karunia juga tidak
perlu dilihat sebagai kelemahan. Karunia-karunia tersebut mesti dilihat
sebagai pemberian Kristus yang mesti dipakai untuk mengerjakan
pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus. Karena berasal dari Kristus,
maka karunia tidak boleh disalahgunakan. Sebaliknya, menggunakan dan
mengembangkan karunia-karunia menjadi bagian dari proses pertumbuhan
hingga mencapai kesatuan dan kedewasaan iman di dalam Kristus (ay. 13).
Dua hal penting di atas, panggilan dan kesatuan, kiranya menjiwai
semangat setiap anggota PPGT. Dalam keyakinan kita, PPGT merupakan
wadah yang dipanggil oleh Kristus untuk tujuan yang sama dengan jemaat
di Efesus. Keyakinan tersebut mesti meneguhkan iman dan pengharapan
kita di dalam Kristus. Teguh di dalam Kristus mesti diejawantahkan ke dapan
66 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
upaya hidup yang berpadanan dengan panggilan tersebut. Dengan
demikian, keberagaman potensi dan karunia yang dimiliki oleh anggota
PPGT tidak akan membuat kita tercerai-berai. Sebaliknya, dengan seluruh
potensi tersebut, kita dapat membangun PPGT demi menjalankan
panggilan Kristus.

Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang dapat saya lakukan untuk hidup teguh dalam Kristus?
2. Bagaimana saya dapat terus terlibat dalam upaya memelihara
kesatuan di dalam persekutuan?

Respons
Menyanyikan lagu Mengikut Yesus Keputusanku dengan
menggunakan kedua tangan sebagai alat peraga. Ibu jari diandaikan
sebagai Yesus dan jari kelingking sebagai PPGT. Kemanapun Yesus (ibu jari)
pergi, maka PPGT (jari kelingking) akan ikut. Jari-jari digeser ke kiri dan ke
kanan secara bergantian dengan ketentuan ibu jari selalu yang terdepan
dan jari kelingking mengikut dari belakang.

67 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
11 – 17 Agustus 2024

PERKATAAN YANG MEMBANGUN


Kada Mepatuo
Efesus 4:25-32

Tujuan
1. PPGT memahami arti hidup sebagai manusia baru.
2. PPGT menunjukkan cara hidup manusia baru melalui perkataan yang
membangun.

Kebebasan berekspresi seringkali dipahami secara keliru oleh


sebagian orang. Kita dapat melacaknya di platform-platform media sosial.
Di sana, ada banyak kemarahan, ujaran kebencian (hate speech), dan bahkan
fitnah. Ekspresi-ekspresi tersebut seolah-olah ingin mengatakan bahwa
kebebasan berekspresi itu tidak terbatas. Apakah memang benar demikian?
Apakah kita sebagai pengikut Kristus dibenarkan bersikap demikian? Mari
kita temukan jawabannya di dalam bacaan kita.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus sedang mengontraskan dua
gaya hidup, yakni orang yang belum mengenal Allah (ay. 17-19) dan yang
sudah mengenal Allah (ay. 20-24). Ia menyebut orang yang sudah mengenal
Allah adalah orang yang telah mengenakan manusia baru. Indikasinya
tampak pada perubahan-perubahan hidup berdasarkan ajaran Kristus (ay.
20-21), salah satunya adalah perubahan bertutur kata. Secara garis besar
ada dua dampak perkataan. Di satu sisi, ucapan kita dapat membangun
orang lain, misalnya melalui perkataan yang ramah, penuh kasih mesra, dan
pengampunan (ay. 29b, 32). Sebaliknya, ucapan juga dapat menjatuhkan
orang lain misalnya amarah yang tak terkontrol, dusta, atau perkataan kotor.
Jadi, sudah selayaknya orang yang hidup dalam Kristus (menggunakan
manusia baru) mengucapkan perkataan yang membangun sesamanya. Di
sinilah posisi kita dalam konteks kebebasan berekspresi. Alih-alih memaki
dan memfitnah, kita dapat menggunakan perkataan kita untuk membangun
kehidupan.
Salah satu hal konkrit yang dapat dilakukan untuk dapat mengerjakan
ajaran tersebut adalah “mengheningkan diri”. Keheningan yang dimaksud
bukan menjadi pendiam (mutism) atau tidak berbicara, melainkan kondisi
hati yang berupaya untuk menjernihkan diri dengan tidak terlalu tergopoh-

68 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
gopoh bertutur. Sebaliknya kita membiasakan diri untuk memikirkan dan
memilih kata yang lebih membangun orang lain.
Perkataan kita sudah seharusnya sejalan dengan Injil. Tidak ada
kesombongan, makian, fitnahan, dan ujaran kebencian, melainkan penuh
kasih mesra dan bersikap ramah kepada semua orang (ay. 32). Karena itu,
biarlah setiap perkataan kita tidak keluar dengan sia-sia, tetapi menjadi
berkat dan membangun bagi orang lain.

Pertanyaan Reflektif
1. Dalam hal seperti apa biasanya anda gagal menjaga perkataan?
2. Apa hal konkrit yang akan anda lakukan untuk mulai belajar
mengucapkan kata-kata yang membangun?

Respons
Menyanyi “Tutur Kata”
Bagaikan air sirami tanah gersang, t’rasa sejuk, menyegarkan
Bagai cahaya mentari hangat memelukku, damai di jiwaku
Lembut, indah, tutur kata-Mu
T'rangi jalanku, menghibur hatiku, memb’ri pengharapan
Untuk selamanya sampai selamany, perkataan-Mu bertumbuh di
hatiku
Siang dan malam, s’lalu kurenungkan
Janji-Mu yang indah, ‘ku berjalan di dalamnya

69 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
18 – 24 Agustus 2024

JOIN WITH ME
Undiko Unturu’ Na’
(Amsal 9:1-6)

Tujuan :
1. Pemuda memahami makna hikmat
2. Pemuda menjadikan hikmat sebagai pertimbangan dalam menentukan
keputusan dalam hidup.

Hidup ini penuh dengan pilihan. Tuntutan untuk memilih melekat


pada semua aspek hidup. Tentang pakaian, makanan, kegiatan, sampai
pada hal-hal yang membutuhkan pemikiran matang pun, semuanya
merupakan pilihan. Sehingga kita dituntut untuk menentukan pilihan yang
terbaik dalam hidup. Pilihan yang tetap membawa pada hidup dan pilihan
yang tidak tepat membawa petaka. Anak muda bilang “ jang ko asal pilih
nanti menyesal baru rasa”.
Perikop minggu ini, kita diperhadapkan pada undangan hikmat.
Hikmat digambarkan tengah mempersiapkan jamuan makan, kemudian ia
mengundang orang yang tak berpengalaman dan yang tak berakal budi
(ay.4). Undangan untuk menikmati hidangan kehidupan dan meninggalkan
kebodohannya, serta mendapatkan kehidupan kekal. Undangan yang
menuntut kita lebih berpaut pada kebijaksanaan dan mengejar hikmat.
Dengan hikmat manusia dapat menentukan pilihan terbaik dari yang
terbaik, dan kita lebih mampu melihat kehidupan dengan lebih jelas.
Pengkhotbah 7:19 mengatakan hikmat memberi kekuatan kepada orang
yang memilikinya lebih dari pada 10 penguasa kota. Ia lebih baik dari pada
alat-alat perang (Pengkotbah. 9:18). Hikmat memberi kita harapan yang
lebih besar, sehingga undangan dalam perikop ini mengajak kita untuk
meninggalkan kebodohan dan kesia-siaan hidup dan beralih pada hikmat
yang asalnya dari Allah sendiri.
Hikmat mengundang kita sebagai pencari makna kehidupan untuk
bergabung dan merasakan hidangan kehidupan. Hidup “cuma sekali”,
dengan semua perkara yang tak bisa diulang, maka pergunakan dengan
penuh hikmat, jauhkanlah segala kebodohan dan kesia-siaan dari
jalanmu. Saya yakin pemuda-pemudi saat ini ingin memilih yang terbaik
dalam setiap keputusan. Maka, undangan hikmat menjadi jalan untuk kita

70 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
menikmati kehidupan yang penuh arti, kehidupan bersama Allah Sang
Sumber Hikmat itu.

Pertanyaan Reflektif :
Sudahkah saya melibatkan hikmat Tuhan dan pilihan-pilihan yang
saya buat? Dan apa pentingnya itu buat hidupku ?

Respon :
Cobalah memulai melibatkan hikmat dari keputusan atau pilihan
terkecil dalam hidupmu hari ini.

71 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
25-31 Agustus 2024

MEMILIH DALAM PENGHARAPAN


Mangtonno’/Ma’pile lan kapa’rannuan
Yosua 24:1-18

Tujuan
1. PPGT memilih Tuhan dalam pengharapan.

Kisah dalam bacaan kita ini merupakan salah satu titik puncak dalam
sejarah iman bangsa Israel. Latar perikop ini adalah penghujung kisah Yosua
dan penaklukan Tanah Perjanjian. Semua suku telah berkumpul di Sikhem
yang berada di antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim, tempat Yosua
sebelumnya memperbarui perjanjian dengan Israel (8:30-35). Ia berbicara
kepada para pemimpin bangsa itu di pasal 23 dan memberikan kata-kata
terakhir menjelang kematiannya (23:14).
Di pasal 24, Yosua berujar lagi “kepada seluruh bangsa itu” (ay. 2),
bukan atas nama dirinya sendiri, melainkan sebagai seorang nabi. “Beginilah
firman Tuhan…”. Ujarannya dalam ayat 2b sampai ayat 13 dengan sudut
pandang orang pertama, dari sudut pandang Allah, yang sejak zaman
Abraham telah berkarya. Bagian tersebut menandaskan bahwa seluruh
sejarah Israel adalah karya Allah, “Aku membawa kamu keluar” (ay. 5),
“mereka Kubinasakan dari hadapanmu” (ay. 8), “Aku melepaskan kamu dari
tangannya” (ay. 10), “Aku telah melepaskan tawon ganas mendahului kamu”
(ay. 12); dan memuncak pada ayat 13, “Demikianlah telah Kuberikan
kepadamu tanah yang tidak kamu usahakan, kota-kota yang tidak kamu
dirikan, tetapi di dalamnya kamu tinggal, kebun-kebun anggur dan kebun-
kebun zaitun yang tidak kamu tanami, tetapi hasilnya kamu nikmati.” Ayat
3-13 dengan lugas menyatakan tindakan Allah atas umat manusia.
Pada ayat 14, Yosua mulai menegaskan bahwa karena Allah telah
berkarya sedemikian rupa, maka Israel harus takut kepada Allah.
Perintahnya sederhana, “…takutlah akan Tuhan” dan “beribadah kepada-
Nya.” Ia mengontraskannya dengan dewa-dewa yang disembah oleh nenek
moyang Israel dan di Mesir.
Yosua mendesak Israel untuk menyingkirkan dewa-dewa yang
disembah nenek moyang mereka dan “beribadah kepada

72 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Tuhan.” Menariknya, ia berbicara atas nama keluarganya sendiri, “…kami
akan beribadah kepada Tuhan” (ay. 15). Jika keluarga Israel lainnya tidak
mau mengikutinya melayani Tuhan, maka mereka bebas “memilih”
menyembah dewa asing lainnya. Di sini, tidak ada paksaan untuk memilih.
Pesan bagi kita hari ini adalah tentang arti memilih. Nelson Mandela
(1918-2013), tokoh perdamaian Afrika Selatan, pernah berujar “May your
choices reflect your hopes, not your fears” (Mungkin pilihan-pilihanmu
menyimpulkan pengharapan-pengharapanmu, bukan ketakutan-
ketakutanmu). Artinya, tindakan memilih harusnya senantiasa diletakkan
dalam pengharapan, bukan ketakutan. Alih-alih melihat Tuhan sebagai Allah
“tukang marah”, ia dan keluarganya justru meletakkan pengharapannnya
kepada Ia yang telah dan terus berkarya.

Pertanyaan Reflektif
1. Dalam banyak kesempatan, kita selalu menentukan pilihan. Cobalah
memilah berbagai pilihan yang telah teman-teman tetapkan, mana
yang ditetapkan karena pengharapan dan mana yang ditetapkan
dengan dasar pengharapan.
2. Diskusikanlah, adakah pengharapan dalam diri teman-teman saat
mengikut Tuhan?

73 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
1 – 7 September 2024

BIBIR, HATI, DAN LAKU HIDUP HARUS SEJALAN


Kasitondonanna Puduk, Penaa, dan Tengka Ke’de’
Markus 7:1-8

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa perintah Allah adalah yang paling utama dilakukan.
2. PPGT mampu untuk memilih taat kepada perintah Allah.

Dalam pembacaan kita, ayat 1-5 mengisahkan tentang orang-orang


Farisi dan ahli Taurat yang datang menjumpai Yesus. Mereka mendapati
para murid yang tidak mematuhi Taurat dan tradisi para leluhur. Tidak
mencuci tangan sebelum makan adalah tindakan najis dan tidak layak
kepada Allah. Selain itu, mereka berpendapat bahwa makanan yang akan
mereka makan pun juga akan kotor. Karena itu, orang Farisi dan ahli Taurat
bertanya kepada Yesus sekaligus berharap Yesus dapat menegur para
murid-Nya. Namun, tidak seperti yang mereka pikirkan, Yesus justru
menegur mereka dengan keras. Tanggapan Yesus terhadap orang Farisi dan
ahli Taurat merupakan kritik terhadap penyelewengan Firman Tuhan.
Apakah salah, ketika orang-orang Farisi dan ahli Taurat mematuhi
tradisi-tradisi para leluhurnya? Lalu, apakah Yesus menolak hal demikian?
Akan tetapi, bagi Yesus hal yang paling terpenting untuk dilakukan adalah
hidup yang sepenuh-Nya terarah kepada Allah. Pusat kehidupan kita ialah
hidup pada kehendak Allah. Setia mematuhi tradisi-tradisi yang telah
diwariskan bukanlah sebuah kesalahan. Hal mencuci tangan sebelum makan
adalah tindakan yang baik, tetapi itu bukan syarat untuk menguduskan diri.
Yesus menegur orang Farisi dan ahli Taurat yang sangat patuh kepada adat
istiadat namun tidak kepada Allah. Bagi Yesus, mereka adalah orang-orang
munafik yang bibirnya mengaku dan memuliakan Allah, tetapi tidak taat
dalam kehidupan sehari-hari.
Yesus menyalahkan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang merasa
sudah sempurna dalam menataati hukum-hukum, sehingga tidak lagi
bergantung pada Allah. Dalam kehidupan sebagai pemuda, kita pun
acapkali menjumpai dan melakukan hal serupa. Kita cenderung takut jika
melanggar adat istiadat daripada perintah Allah. Kita memikirkan sebab-

74 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
akibat dari pelanggaran adat-istiadat, namun tidak terhadap keinginan
Allah.
Dalam ayat 6, Yesus menegaskan bahwa kita adalah orang yang
munafik apabila hati kita jauh dari Allah. Sebab itu bibir, hati, dan laku hidup
kita harus sejalan. Jika hari ini kita mengatakan kepercayaan kita kepada
Allah, maka itu harus lahir dari ketulusan hati. Dengan demikian, kita mampu
untuk membuktikannya dalam perilaku hidup. Roh Kudus yang menolong.
Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah dalam menjalani kehidupan ini, kita telah berani untuk
mengedepankan perintah Allah ataukah justru sebaliknya?
2. Apa saja yang sering kali menghalangi kita untuk tunduk pada
kebenaran perintah Allah?

Respons
Doa: Kami menyadari Tuhan, sering kami takut untuk memilih kehendak-
Mu. Kami lebih suka untuk mengerjakan kemauan dari pada tunduk
kepada-Mu. Ya, Roh Kudus tolonglah kami dan memampukan kami
untuk hidup berani dalam ketaatan kepada-Mu.

75 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
8 – 14 September 2024

DON’T JUDGE BOOK BY ITS COVER


Da’mu Ma’pasala Pumala
Yakobus 2:1-9

Tujuan
1. PPGT mengetahui bahwa kasih Allah dinyatakan kepada semua orang.
2. PPGT dapat menyatakan kasih kepada siapapun tanpa memandang muka.

Kita sering mendengar atau bahkan mengucapkan don’t judge book


by its cover (jangan menilai buku dari sampulnya). Hal tersebut hendak
menyasar orang yang kerap menilai buku hanya pada sampulnya saja. Kita
lebih suka pada buku dengan sampul menarik, sehingga mengesampingkan
yang kurang menarik. Sekalipun kita belum tahu isinya, tetapi kita sepintas
telah menilai berdasarkan sampulnya. Seringkali buku yang dipandang
menarik disimpan pada rak yang khusus, sedangkan yang kurang menarik,
tidak begitu diperhatikan tempat penyimpanannya. Kita membedakan
perlakuan pada buku berdasarkan sampulnya.
Yakobus mengingatkan umat Kristen mengenai iman mereka.
Yakobus sangat mengharapkan iman mereka bertumbuh dalam perkataan
dan perbuatan sehari-hari. Iman mereka diamalkan kepada semua orang,
sekalipun mereka dalam pergumulan hidup di perantauan. Namun yang
terjadi, mereka justru mengamalkan iman dengan memandang muka (ay.
1). Mereka hanya menyatakan penghormatan dan perhatian kepada orang
kaya. Orang yang memakai pakaian indah dan cincin emas, akan mendapat
perlakuan lebih, dibandingkan orang miskin. Mereka membuat pembedaan
di dalam hati karena harta dan jabatan seseorang. Yakobus mengingatkan
mereka, dengan merujuk pada kasih Yesus Kristus bagi dunia. Kasih yang
dinyatakan-Nya kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. Yesus
Kristus justru menyatakan perhatian kepada orang miskin dan lemah. Oleh
karena kasih Tuhan Yesus dinyatakan bagi semua orang, maka iman orang
percaya juga diamalkan, tanpa membeda-bedakan. Yakobus bahkan
mengutip hukum kasih “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
(ay. 8). Kasih itu hendaknya mereka nyatakan kepada semua, seperti kasih
Yesus Kristus kepada manusia tanpa memandang muka atau covernya.

76 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Iman kepada Yesus Kristus harusnya diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari, melalui tindakan kasih. Dalam praktiknya, kita masih sering
memandang muka dalam menyatakan kasih. Seperti sampul buku yang
menjadi penilaian kita tadi. Sampul buku menggambarkan status sosial,
pendidikan, harta, jabatan, kekeluargaan, suku, agama, dll. Itu semua dapat
menjadi sampul yang kelihatan, yang menjadi alasan kita membeda-
bedakan dalam mengasihi. Kita memperhatikan dan menghormati orang
kaya, pejabat, orang berpendidikan, orang dengan pakaian mewah dan
brend terkenal. Akan tetapi, kita tidak memperhatikan yang lemah, yang
miskin, yang tidak berpendidikan, yang tidak punya pakaian mewah. Kasih
Yesus Kristus telah dinyatakan kepada semua orang tanpa membeda-
bedakan cover kita. Karena itu, kita diajak pula untuk menghayati kasih
Yesus Kristus, kemudian menyatakannya kepada semua orang. Kasih yang
nyata tanpa memandang muka, amin.

Pertanyaan Reflektif
Mengapa Yesus Kristus menyatakan kasih-Nya kepada semua orang?
Layakkah kita menyatakan kasih-Nya kepada sesama dengan membeda-
bedakan berdasarkan cover?

Respons
Mari kita berdoa, ya Allah kami bersyukur untuk Alkitab yang
dikaruniakan bagi dunia. Mengajar dan mengarahkan hidup kami pada jalan
kebenaran. Secara khusus saat ini, firman menyatakan betapa besar kasih-
Mu bagi semua orang. Roh Kudus tuntunlah kami pemuda-pemudi-Mu
menyatakan kasih-Mu bagi semua orang. Amin.

77 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
15-21 September 2024

BUKTIKAN KATA-KATAMU
Popembuai tu Kadammu
Markus 8:27-38

Tujuan
1. PPGT mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang menderita karena
kasih kepada manusia.
2. PPGT dapat membuktikan iman melalui kesetiaan mengikut Yesus Kristus
dalam keadaan apapun.

Yomel adalah seorang anggota PPGT yang sedang PDKT dengan


Intan, kenalannya di Sekolah. Segala upaya Yomel lakukan untuk mencari
perhatian dari sang pujaan hati. Semua kata-kata manis terucap dari
bibirnya untuk meluluhkan hati perempuan dambaannya itu. Pada satu
waktu, Yomel mengungkapkan “aku cinta padamu” kepada sang pujangga
hati. Kemudian Intan merespon dengan perasaan yang sama tetapi Ia
berharap Yomel dapat membuktikannya bukan hanya sekadar kata-kata.
Beberapa bulan memadu kasih, Intan melihat Yomel justru menjalin kasih
dengan perempuan lain. Sungguh hancur hati Intan karena Yomel tidak
dapat membuktikan sayangnya tetapi hanya sebatas kata-kata. Seperti
ungkapan “moi kada merambu-rambu, pa butti ia tu ma’pamanassa”.
Ungkapan yang hendak menyentil orang yang hanya banyak bicara tetapi
kata-katanya tidak terbukti.
Petrus adalah salah seorang dari kedua belas rasul Yesus Kristus.
Petrus bersama rombongan Yesus Kristus sedang berangkat ke kampung-
kampung sekitar Kaisarea. Dalam perjalanan mereka, Yesus hendak melihat
sejauh mana orang-orang mengenal-Nya. Ia pun bertanya kepada para
murid tentang siapa diri-Nya. Mereka menjawab bahwa ada yang
mengatakan bahwa Dia adalah Yohanes Pembaptis, Elia, dan ada yang
beranggapan Dia salah seorang nabi (ay. 28). Ia pun bertanya kepada para
murid pandangan dan pendapat mereka tentang diri-Nya. Dengan berani
dan yakin, Petrus berdiri dan mengatakan “Engkaulah Mesias” (ay. 29).
Ungkapan tersebut begitu meyakinkan di tengah kebingungan dan keragu-
raguan murid yang lain. Akan tetapi, ketika ia mendengar pengajaran Yesus
Kristus tentang jalan penderitaan yang harus dilalui, ia mulai goyah. Terlebih
ketika ia sendiri merasa pantas menarik dan menegur Yesus. Petrus tidak

78 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
siap ketika mereka harus menghadapi penderitaan. Yesus mencoba
menasihati Petrus dan menganggap ia hanya memikirkan apa yang
dipikirkan manusia (ay. 34). Namun, Yesus menginginkan setiap orang yang
ingin mengikut-Nya harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut-
Nya. Hal itu menunjukkan kesiapan mengikut Yesus Kristus sekalipun
melalui penderitaan dan meninggalkan kesenangan diri. Kesetiaan
mengikut Tuhan sebagai bukti dari ungkapan iman kepada-Nya. Hal itu juga
hendak menyatakan bahwa iman itu tidak hanya diucapkan melalui kata-
kata, tetapi dinyatakan dalam kesetiaan kepada-Nya.
Seringkali, kata kasih, sayang atau janji manis itu terucap dari mulut
kita, baik kepada sesama maupun kepada Tuhan. Namun, tak jarang pula
semuanya itu hanya sebatas kata-kata tanpa bukti. Kita kerap mengatakan
beriman kepada Tuhan, atau mengasihi Tuhan atau mau setia mengikut
Tuhan. Namun, kata-kata itu tidak dinyatakan melalui kesetiaan mengikut
Tuhan. Banyak dari kita hanya mengikut Tuhan ketika dalam keadaan baik
dan senang. Yesus Kristus mengajarkan untuk mengenal-Nya secara benar,
kemudian dengan setia mengikut-Nya. Mengikut Tuhan berarti kita mau
menyangkal kesenangan diri sendiri, mau mengikut Tuhan dalam keadaan
apapun juga kita mau menyalibkan dosa-dosa kita. Mari kita menyatakan
iman kepada Yesus Kristus melalui perbuatan. Kita menyatakan pengenalan
kita akan Dia melalui kesetiaan mengikut Yesus. Amin.

Pertanyaan Reflektif
Apa yang menjadi tantangan kita sebagai PPGT yang sering membuat
kita sulit membuktikan kesetiaan mengikut Yesus Kristus?

Respons
Menyanyikan lagu “KJ. 135 Saya mau ikut Yesus”

79 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
22-28 September 2024

HAI KAMU YANG MENDUA HATI


E Kamu to Ma’dua Penaa
Yakobus 3:13-4:8

Tujuan
1. PPGT mengetahui bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah.
2. PPGT berkomitmen memilih bersahabat dengan Allah dan tidak mendua hati
melalui bersahabat dengan dunia.

Orang Toraja mengenal istilah kumande garagadi (makan seperti


gergaji). Mengapa gergaji? Sebab dari gerak naik dan turun gergaji, orang
Toraja mendapat hikmah tentang orang yang selalu mendua hati layaknya
geraji. Kumande garagadi umumnya dipakai secara negatif untuk
menggambarkan inkonsistensi komitmen seseorang. Mari kita simak surat
Yakobus tentang hal ini.
Yakobus terus mengingatkan orang percaya untuk menjalani hidup
dengan mengandalkan Tuhan. Ia menyampaikan demikian karena
banyaknya tantangan dan godaan sebagai pengikut Yesus Kristus. Ketika
banyak orang yang mengandalkan hikmat dunia, orang percaya justru
dituntun untuk mengandalkan hikmat dari Tuhan. Hikmat dunia yang
membuat orang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kesombongan,
iri hati, dan dusta. Semua itu karena mereka dikendalikan oleh hawa nafsu.
Lebih jauh, Yakobus menyebutnya sebagai persahabatan dengan dunia.
Hal itu membuat orang sangat mudah membunuh, bertengkar, dan
berkelahi karena mereka diliputi oleh hawa nafsu.
Atas kenyataan tersebut, Yakobus menasihkan orang percaya untuk
membangun persahabatan dengan Allah. Persahabatan dengan Allah
membuat orang percaya dituntun oleh Roh Kudus kepada kebenaran yang
mendatangkan damai sejahtera. Yakobus meneguhkan orang percaya untuk
tidak mendua hati (kumande garagadi). Alih-alih memilih persahabatan
dengan dunia, orang percaya semestinya menjalani hubungan
persahabatan dengan Allah. Mereka diarahkan untuk mendekat kepada
Allah dan Allah akan mendekat kepada mereka (ay. 8a). Dengan memilih
Allah sajalah mereka memperoleh kasih.

80 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Kita sering mendua hati. Di satu sisi, kita dengan lantang mengatakan
komitmen bersahabat dengan Allah, namun di sisi lain kita menjalin
hubungan dengan dunia. Hubungan dengan dunia yang dimaksudkan
adalah mementingkan diri sendiri, iri hati, dengki, mengikuti hawa nafsu dan
kesenangan dunia. Kita kembali diingatkan oleh firman Tuhan ini, bahwa
persahabatan dengan dunia ini adalah permusuhan dengan Allah. Karena
itu, kita harus memilih dengan tegas satu di antara keduanya. Yang
dikehendaki Yesus Kristus, kita tidak memilih persahabatan dengan dunia
yang bermuara pada kebinasaan. Namun, bukan pula memilih keduanya
atau mendua hati dengan memilih Allah sembari menjalani hubungan
dengan dunia. Sebagai PPGT, kita harus memilih persahabatan dengan Allah
yang akan menuntun kita pada kebenaran berdasarkan hikmat Allah. Sebab
itu, janganlah kumande garagadi, pilih satu saja, yaitu Yesus Kristus. Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Mengapa kita sangat sulit untuk setia pada pilihan kita dan sering
tergoda untuk mendua hati?

Respons
Sebagai PPGT, kita diajak berkomitmen untuk memilih Allah saja
dalam hidup ini bukan malah mendua hati melalui bersahabat dengan
dunia.

81 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
29 September – 5 Oktober 2024

CARE
Parinaa
Yakobus 5:12-20

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa peduli kepada sesama adalah ungkapan iman
kepada Yesus Kristus.
2. PPGT mewujudkan kepedulian kepada orang lain.

Pablo Casals (1876-1973), seorang pemain cello Puerto Rico, pernah


mengatakan bahwa ia merasa bahwa kemampuan untuk peduli adalah hal
yang memberikan makna terdalam pada kehidupan. Bacaan kita hari ini juga
membawa kita pada sebuah makna kehidupan komunitas beriman.
Nasihat Yakobus kepada kedua belas suku di perantauan
menekankan pentingnya jemaat menjalani kehidupan yang saling peduli
dan saling mendukung. Ia mendorong yang menderita untuk berdoa (ay.
13), yang sakit untuk memanggil penatua mendoakan, dan mengolesnya
dengan minyak dalam nama Tuhan (ay. 14). Lebih tegas lagi ia
menyampaingkan dalam ayat 16 bahwa hendaklah kamu saling mendoakan,
supaya kamu sembuh. Hadir mendoakan yang sakit merupakan wujud
kepedulian kita.
Kepedulian dapat juga diwujudkan melalui kehadiran kita saat ada
teman yang menyimpang dari kebenaran. Ayat 20 menegaskannya bahwa
barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia
akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
Sahabat PPGT, Yesus Kristus ingin kita peduli terhadap saudara-
saudara seiman saat teman kita yang sakit ataupun mulai menyimpang dari
kebenaran. Yakobus menasihatkan kita untuk hadir sebagai sahabat yang
mau mendengar, mendoakan, dan bukan menjauhi mereka. Berdoa dengan
tulus dan penuh keyakinan dapat mengubah pikiran dan sikap agar mereka
berbalik kembali kepada Tuhan. Mari bersama membangun komunitas yang
care each other (peduli satu sama lain) dan saling mendoakan. Karena di
sanalah, kehidupan beriman kita menjadi bermakna.

82 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Pertanyaan Reflektif
Sudahkah saya peduli kepada sesama?

Respons
Langkah pastoral: Heart to heart.

83 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
6 – 12 Oktober 2024

RUANG BERBAGI CINTA ALLAH


Inan Kasialamasean
Markus 10 : 1 – 12

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa karya penebusan dari Allah memersatukan manusia.
2. PPGT memelihara keutuhan dalam keluarga dan juga keutuhan persekutuan.

Bro and sist… Berita perceraian sering meramaikan program


infotainment. Muncullah anggapan bahwa kaum selebritis doyan kawin
cerai. Tampaknya, perceraian di kalangan selebritis sudah menjadi hal yang
biasa. Ada yang menikah hanya dalam hitungan bulan lalu bercerai dengan
alasan sudah tidak cocok. Celakanya, masalah itu mulai menggerogoti
keluarga Kristen. Lalu perlukah gereja menolelir perceraian untuk
menyesuaikan diri dengan zaman?
Yesus menegaskan terkait perceraian (ay. 2-12). Orang Farisi
(Pharisees artinya terpisah, kelompok Yahudi yang menamakan dirinya
saleh) melontarkan pertanyaan untuk mencobai Yesus, “…apakah seorang
suami diperbolehkan mencerikan istrinya?” Yesus memberi beberapa
jawaban.
1. “Karena kekerasan hatimulah Musa menuliskan perintah ini untuk kamu”
(ay. 5). Pengertian kata kekerasan pada bagian ini adalah “kuat pada
pendirian”, “tidak dapat dilenturkan” dan “kekerasan hati”.
2. “Padahal sejak awal ciptaan, ...sebab itu laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu
menjadi satu daging” (ay. 6-8). Hal itu memberikan gambaran tegas
bahwa pada awalnya Tuhan menganugerahkan “perkawinan” untuk
saling menolong dan tetap dijaga kekudusannya (Kej. 2:18-24; bdk. Yoh.
2:1-11 tentang kehadiran dan pertolongan Yesus pada perkawinan di
Kana).
3. “Karena itu, apa yang dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan
manusia” (ay. 10). Pernyataan ini merupakan ketegasan Yesus, bahwa
“perceraian” tidaklah berkenan kepada Allah dan merupakan bentuk
pemberontakan (ketidaksetiaan) di hadapan Allah.

84 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Bro and sist… sebagai pemuda Kristen, yang sudah hidup berkeluarga
sendiri dan juga mempersiapkan diri, kita belajar dari Kristus untuk
menyingkirkan keegoan. Keluarga adalah tempat kita berbagai cinta dan
saling mendorong ke arah pertumbuhan iman yang benar di dalam Allah.
Marilah belajar untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Menciptakan keluarga yang saling melengkapi dalam
kesepadanan adalah cita-cita Allah sejak dari semula. Karena itu, tidak boleh
ada yang dikorbankan dalam keluarga hanya kerena kepentingan satu
orang saja. Tidak ada masa depan yang akan terbentuk dengan baik jika
didasarkan pada kepentingan sendiri. Perceraian merupakan hal yang
ditentang Tuhan. Perceraian tidak akan terjadi jika kesadaran akan
tanggungjawab terpenuhi. Mereka yang melakukan perceraian berarti
kurang mendekatkan diri kepada Allah dan enggan membagikan cinta yang
lestari dalam keluarga. Mulai hari ini keluarga sebagai ruang untuk
membagikan cinta Allah. Amin.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah kita bisa meneladani ajaran Yesus soal kesetiaan dalam
hidup ini?
2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang kita telah lakukan untuk
menjaga kekudusan persekutuan keluarga?

Doa
Ya Roh Kudus, kuduskanlah kami supaya taat dan setia untuk
mengikuti kehendak-Mu dan menghindari kami dari perbuatan yang
melawan kehendak-Mu, yaitu perceraian dalam perkawinan. Tolonglah kami
agar permasalahan dalam kehidupan ini dapat kami atasi dalam
pertolongan-Mu. Amin

85 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
13 – 19 Oktober 2024

HIDUP KEKAL ITU PILIHAN


Umpilei Katuoan Marendeng
Markus 10:17-27

Tujuan
1. PPGT menyadari bahwa jalan mengikut Yesus tidak selalu lurus
2. PPGT memilih untuk hidup menurut perkataan Allah

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita terus diperhadapkan


pada banyak pilihan. Mengambil atau melepaskan, mencari atau tidak
mencari, menutup atau membuka, dan masih banyak pilihan lainnya. Setiap
pilihan memiliki konsekuensi ataupun risiko. Walau terkadang, risiko sebuah
pilihan justru dapat menjadi sebuah jawaban. Setiap pilihan harus
dipertanggungjawabkan, sekalipun ia membawa kita pada
ketidaknyamanan dan mengeluarkan kita dari zona nyaman.
Markus 10:17-27 menegaskan bahwa memilih jalan bersama Yesus
memperhadapkan kita pada pilihan, yakni bertahan atau keluar dari zona
nyaman. Ketika Si Kaya mengklaim bahwa semua perintah Allah telah
dituruti (ay. 20), ia seakan-akan menganggap dirinya sudah layak masuk ke
dalam Kerajaan Allah, karena telah menuruti segala perintah seperti pada
ayat sebelumnya (ay.19). Ia merasa bahwa semua yang dilakukannya telah
memenuhi standar untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Bagi orang
Ibrani, kekayaan adalah tanda bahwa Allah berkenan atas hidupnya. Akan
tetapi, jawaban Yesus, “hanya satu kekuranganmu. Pergilah, juallah apa
yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan memiliki harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah aku,”
mengecewakannya. Ia tidak mampu untuk meninggalkan kekayaannya
demi Kristus. Segala yang bersifat duniawi memang selalu memberikan
kenyamanan bagi kita, sehingga tidak sedikit yang memilih bertahan dalam
kenyamanannya.
Perkataan Yesus tersebut tidak berarti kita dilarang menjadi kaya.
Akan tetapi, Ia menegaskan bahwa kekayaan membawa banyak godaan.
Karena itu, seseorang membutuhkan kerendahan hati dan menghilangkan
rasa cinta akan kekayaan. Yesus melanjutkan perkataannya “anak-anak-Ku,
alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor

86 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
unta melewati lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam
Kerajaan Allah.”
Perumpamaan tersebut mustahil direspons oleh para murid. Jawaban
Yesus seakan-akan menggantung pemahaman para murid. “Bagi manusia
hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala
sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” Jawaban tersebut menggiring kita
untuk melihat Si Kaya tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sebab,
ia memilih untuk tinggal bersama kekayaannya, daripada mengikut Yesus.
Di hadapan banyak pilihan, baiklah kita sebagai murid Kristus
menyadari bahwa ternyata zona nyaman menjauhkan kita dari Kristus.
Pilihan untuk hidup kekal saat ini telah diperhadapkan kepada kita. Akankah
kita memilih atau mengabaikannya. Pilihan ada di tangan masing-masing.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah kenikmatan dan kenyamanan yang saya miliki saat ini tidak
menjauhkan saya dari Tuhan?
2. Apakah saya siap memilih untuk merendahkan hati berjalan mengikut
Yesus?

Respons
Ya Bapa, kiranya Roh Kudus-Mu menolong kami untuk terus
mengambil langkah untuk berjalan bersama-Mu. Kiranya apa yang kami
miliki saat ini tidak menjauhkan kami dari Engkau sehingga kami
memperoleh hidup yang kekal. Amin.

87 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
20 – 26 Oktober 2024

BERAMBISI
Tarru’ Maduang
(Markus 10:35-45)

Tujuan :
1. PPGT dapat mengimani kemahakuasaan Allah dalam Yesus Kristus.
2. PPGT memahami kesetiaan kepada Tuhan melebihi ambisi pribadi.
Semua manusia tentu punya cita-cita untuk diwujudkan dalam
hidupnya, paling tidak ada keinginan tentang sesuatu yang diimpikan. Dan
keinginan itu terus terpatri dalam ingatannya. Keinginan itu juga menjadi
tolok ukur untuk melakukan segala sesuatu dalam hidupnya, bisa dikatakan
bahwa segala tindak tanduknya adalah untuk menopang mimpi atau
keinginan tersebut. Tidak jarang kita lihat bahwa, karena impian yang kuat
itu, seseorang melakukan segala hal untuk meraihnya dan menghalalkan
segala cara.
Kisah Injil Markus 10:35-45 ini adalah rentetan cerita menuju pada
penderitaan yang segera dialami oleh Yesus. Pada pasa-pasal sebelumnya
Yesus telah menceritakan kepada murid-murid-Nya tentang penyiksaan
yang akan Dia alami. Dan pada momen tertentu Yesus pun telah
menyampaikan kepada murid-murid tentang kemahakuasaan-Nya dan
bagaiamana nasib para murid nantinya. Sebelumnya pun para murid pernah
bertengkar akan posisi mereka nantinya, olehnya Yakobus dan Yohanes
berinisiatif untuk meminta kedudukan kepada Yesus. Inisiatif itu akhirnya
membuat marah murid yang lain, sebab Yakobus dan Yohanes telah
mengambil langkah terlebih dahulu. Ibaratnya, Yakobus dan Yohanes start
lebih awal dan para murid yang lain geram melihat itu. Menarik bahwa
jawaban Yesus kepada Yakobus dan Yohanes bertolak belakang dari
permintaan mereka. Yesus justru memberikan pengajaran kepada mereka
tentang melayani. Berbeda jauh dari permintaan Yakobus dan Yohanes.
Permintaan mereka adalah kehormatan dan kedudukan pada sebuah
pemerintahan. Intinya mereka menginginkan jabatan. Karena ambisi itulah,
sehingga Yakobus dan Yohanes mengambil start lebih awal dari para murid
yang lain dengan memintanya langsung kepada Yesus selagi Yesus
bersama-sama dengan mereka.
Jawaban Yesus kepada para murid justru terbalik. Bahwa mereka
tidak punya andil sedikitpun dalam kedudukan mereka dalam kerajaan

88 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Allah. Yang berdaulat dalam menentukan semua itu adalah Allah sendiri.
Olehnya perintah Yesus kepada mereka adalah hendaklah mereka setia
kepada Yesus dalam pelayanan. Siapa yang ingin menjadi terkemuka
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Jawaban ini sungguh
berbeda 180 derajat dari permintaan Yakobus dan Yohanes.
Kisah perdebatan para murid tentang posisi atau jabatan juga sering
terjadi sampai hari ini. Kita pun dalam persekutuan kita sering
memperdebatkan tentang siapa yang pantas atau siapa yang layak. Tentang
kesempatan dan kelayakan tentu kita semua tidak layak diberi pelayanan
yang sungguh mulia itu. Namun oleh kasih karunia Tuhan-lah sehingga kita
dilayakkan. Pun demikian dengan berbagai ambisi pribadi kita dalam
kehidupan ini. Berambisi tentang suatu cita-cita atau mimpi tentu tidak
dilarang, namun bacaan kita mengingatkan kita tentang tanggungjawab
dan kesungguhan bersama Yesus dalam kehidupan ini. Menjadi pelayan
dalam bacaan kita adalah suatu ajakan kepada murid dan kepada kita saat
ini untuk mengerjakannya dengan sungguh (bertanggungjawab). Mengenai
hal ini, ingatlah juga kalimat Yesus yang mengatakan “lakukanlah itu
seakan-akan engkau melakukannya untuk Aku”. Jadi, jelaslah kiranya
kewajiban kita sebagai orang percaya untuk terus menerus mendahulukan
Tuhan dalam kehidupan kita. Apapun juga yang kita lakukan, lakukanlah itu
seakan melakukannya untuk Tuhan. Tentang ambisi, berambisi boleh saja
tapi jangan ambisius. Berambisi berarti bertekad penuh terhadap sesuatu,
tetapi ingat; semua itu tidak akan kita dapatkan jika kita tidak terlebih
dahulu menjadi hamba seperti Yesus yang datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani.

Pertanyaan Reflektif :
1. Ambisi apa yang sedang kamu kejar saat ini?
2. Sudahkah ambisi itu membuatmu semakin menjadi melayani atau
sebaliknya?

Respon :
Mari mengejar ambisi itu dengan menghamba kepada Tuhan.

89 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
27 Oktober – 2 November 2024

‘KU DIUBAHNYA
Dipopembali tu A’ganku
Markus 10:46-52

Tujuan :
1. PPGT meyakini bahwa perjumpaan dengan Yesus menjadi sumber pemulihan.
2. PPGT menjalani hidup dengan hati yang tertuju pada Yesus

Kita tentu pernah mendengar atau menyanyikan lagu rohani


ini “hatiku Percaya”.
Saat ku tak melihat jalanMu. Saat ku tak mengerti rencanaMu
Namun tetap ku pegang janjiMu. Pengharapanku hanya PadaMu
Hatiku percaya, hati ku percaya
Hatiku percaya, slalu ku percaya
Lagu ini mengungkapkan pengakuan yang sangat dalam tentang hidup
beriman. Bahwa sekalipun mata kita tak dapat melihat jalan Tuhan atau tak
mampu mengerti rencana Tuhan dengan segala yang terjadi, namun tetap
dapat percaya pada janji dan kuasa Tuhan.
Bacaan hari ini menceritakan kisah tentang Bartimeus, seorang buta
yang sehari-hari duduk di pinggir jalan mengharapkan uluran tangan orang
yang lewat. Walau demikian ia juga memiliki keyakinan kuat pada Kristus.
Saat mendengar Yesus lewat, ia tidak berhenti memanggil dan berseru
untuk menerima pemulihan dari-Nya. Bahkan ia tidak berhenti berteriak
memohon pada Yesus agar ia dijamah oleh-Nya. Ia tidak patah semangat
untuk mengalami jamahan tangan. Terlihat jelas imannya yang kuat bahwa
dalam perjumpaan dengan Kristus ada pemulihan dan kesembuhan
baginya. Hanya melalui perjumpaan dengan Yesus ada kepulihan hidup dan
itu didorong oleh sikap yang tidak menyerah.
Matanya tak melihat seperti apa Yesus namun hatinya sungguh
percaya bahwa Yesus sanggup memulihkan keadaannya. Keyakinan dalam
hatinya melampaui apa yang dapat disaksikan oleh mata jasmani. Hatinya
dapat menangkap dengan jelas melalui siapa ia dapat dipulihkan dan
diselamatkan. Walau ditegur oleh banyak orang tetapi ia dengan yakin
berseru “…Yesus Anak Daud , kasihanilah aku!” (ay.47-48). Ia memiliki
iman yang kuat sehingga ia mengalami pemulihan, kesembuhan dan

90 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
keselamatan. Yesus merespon kuatnya iman Bartimeus dengan berkata
“Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!. Bartimeus mengalami
kesembuhan dan menjadi pengikut Yesus (ayat 52). Bartimeus diubahkan
oleh Kristus.
Bartimeus boleh jadi adalah kita, yakni pemuda masa kini. Sedang
mengalami dan berhadapan dengan banyak hal yang menghalangi kita
sehingga tak dapat melihat dengan jelas bagaimana karya Yesus itu. Atau
boleh jadi mata jasmani kita dapat melihat bagaimana karya Yesus namun
hati kita tak dapat menangkap kasih dan kebaikan-Nya.
Walau ia ditegur oleh orang banyak namun ia tidak berhenti untuk
berseru pada Tuhan. Bartimeus memiliki semangat yang kuat karena
keyakinan yang sungguh pada Kristus. Semangat yang pantang menyerah
itu menjadi awal dari pembaharuan dan pemulihan dirinya. Sikap yang
pantang menyerah selalu membawa perubahan besar dalam hidup. Kita
dapat melakukan perubahan-perubahan bersar jika telah mengalami
pemulihan Tuhan.
Bartimes pergi sebagai orang yang telah dipulihkan dan ia menjadi
pengikut Kristus yang setia. Sobat muda pergilah raih masa depanmu
sebagai orang-orang yang telah dipulihkan dalam perjumpaan dengan
Yesus. Arahkan pandanganmu pada Kristus dan alamilah limpahan kasih-
Nya yang mengubahkan setiap hari.

(Mengakhiri perenungan dengan menyanyikan PKJ 200, “’Ku DiubahNya”)

91 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
3-9 November 2024

JEMBATAN KASIH ALLAH


Tete Mamase-Na Puang
Markus 12:28-34

Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kasih menjadi dasar kehidupan.
2. PPGT menjadi perpanjangan tangan Allah untuk sesamanya.

Berbicara perkara kasih, seharusnya bukanlah hal yang asing lagi bagi
orang Kristen. Jika kasih adalah dasar dari setiap hubungan, lantas
bagaimana itu kasih dalam kehidupan kita? Bagaimana kita bisa merasakan
kasih? KBBI menuliskan kasih adalah perasaan sayang, cinta kasih, dan belas
kasihan. Setiap hari, kita menerima dan membagikan berbagai bentuk kasih.
Markus 12:28-34 adalah sebuah perintah dari Allah. Mengasihi Allah
dan manusia adalah bentuk mengasihi secara vertikal dan horizontal. Ada 2
perintah mengasihi, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan
segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu
(ay. 30), juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Mengasihi
dengan segenap hati berarti dengan ketulusan dan kejujuran, bukan
dengan kemunafikan. Mengasihi dengan segenap jiwa berarti mengasihi
dengan keyakinan bahwa kita mengasihi Allah. Mengasihi dengan segenap
akal budi berarti juga kita mengasihi secara intelektual kita. Mengasihi
dengan segenap kekuatan berarti dengan penuh semangat. Perintah
pertama ini dilakukan dengan kesadaran yang penuh, tidak dengan
setengah hati sebab keempat cara mengasihi Allah tidak dapat dipisahkan
dan tidak bisa dilakukan dengan setengah-setengah.
Perintah kedua, mengasihi manusia seperti diri sendiri memang tidak
dituliskan caranya secara lengkap. Akan tetapi, perintah pertama (ay. 30)
telah menunjukkan cara mengasihi sesama meskipun dengan terang cara
itu ditujukan untuk mengasihi Allah. Kadangkala, kita terlalu berfokus untuk
mengasihi Allah, padahal ada 2 hukum yang terutama diperintahkan kepada
kita. Bukankah kita dapat menemukan Allah dalam diri sesama kita? hal ini
ingin mengatakan bahwa kasih yang kita miliki, juga kita berikan kepada
sesama kita manusia. Saling menemukan Allah di dalam diri kita dan sesama
menjadikan diri kita sebagai jembatan kasih Allah.

92 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Binsar J. Pakpahan pernah menuliskan alasan kita harus mengasihi
sesama. Dengan mengutip Søren Kierkegaard (1813-1855), seorang teolog
asal Denmark, ia mengatakan bahwa sebenarnya manusia berada dalam
hutang cinta kepada Allah. Karena kasih Allah yang begitu besar, kita sedang
berada dalam hutang untuk menolong sesama, siapa saja yang
membutuhkan pertolongan yang ada di sekitar kita. Hidup sebagai orang
Kristen harus penuh dengan kasih, sebab Allah sendiri telah mengasihi kita
dan kita ditugaskan untuk menjadi jembatan kasih itu.

Pertanyaan Reflektif
1. Apakah saya sudah mengasihi dengan benar?
2. Bagaimana saya merespons kasih Allah?

Respons
Christian’s duty: to be in the debt of love to one another (Kierkegaard,
1847).

93 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
10 – 16 November 2024

SEPERTI JANDA DI SARFAT


Susi Baine Balu dio Sarfat
1 Raja-Raja 17:8-16

Tujuan
1. PPGT memahami pengharapan di dalam Tuhan.
2. PPGT belajar mempercayai pemeliharaan Tuhan walaupun seringkali melalui
cara yang sulit kita pahami.

Qué será, será (Apa yang akan terjadi, terjadilah)


Whatever will be, will be (Apa yang terjadi, terjadilah)
The future’s not ours to see (Masa depan tidak dapat dilihat)
Qué será, será (Apa yang akan terjadi, terjadilah)

Mungkin kita pernah mendengar lagu tersebut bahkan mungkin


pernah menyanyikan dan menjadikannya status di story social media. Di
dalamnya ada kebenaran bahwa tidak ada seorangpun yang dapat melihat
masa depan. Namun sayangnya, pandangan itu hanya separuh kebenaran,
karena kita seolah-olah diajak untuk pasrah terhadap masa depan.
Pandangan inilah yang sering disebut nasib atau takdir. Dalam keyakinan
iman Kristen, kita tidak percaya terhadap nasib atau takdir. Iman Kristen
mengajarkan kita tentang pengharapan di dalam Allah yang menjamin masa
depan. Teks ini akan mnguraikan tentang keyakinan tersebut.
Pembacaan kita hari ini membincang tentang pengutusan Elia oleh
Allah kepada janda di Sarfat, sebuah kota di Sidon (ay. 9) untuk memberikan
sebuah pengharapan. Menariknya, Tuhan justru memakai seorang janda
untuk memberikan makanan kepada Elia. Ia bukan seorang yang kaya atau
yang terkenal di daerah tersebut, tetapi Tuhan justru memilih seorang janda
miskin yang hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak yang
akan mencukupi kebutuhan Elia. Bagian ini menerangkan bahwa Allah
kadang memakai hal-hal yang menurut kita tidak masuk akal untuk
menyatakan kemuliaan-Nya.
Biasanya, dalam masa kekurangan atau kesulitan seperti si janda,
manusia lebih memikirkan diri sendiri ketimbang berbagi dengan orang lain.
Menariknya, janda di Sarfat tidak mengeluh saat mengalami kesulitan, tetapi

94 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
justru menyesuaikan diri dan sedapat mungkin bertahan hidup dengan
keadaannya. Ia tidak berusaha mencari-cari alasan agar dilihat lemah dan
tidak menolong Elia. Ia tetap menaati perintah Elia dengan mengandalkan
apa yang Elia sudah katakan kepadanya (ay. 15). Si janda memiliki sikap yang
luar biasa itu, karena ia teguh dalam pengharapan kepada Allah.
Pengharapan itulah yang membuatnya yakin bahwa Allah pasti akan
menjamin masa depannya.
Melalui kisah janda di Sarfat, Allah sedang memperlihatkan bahwa
Dia mempunyai begitu banyak cara untuk memenuhi keperluan umat-Nya.
Tentu saja, tidak ada seorangpun yang bisa mengetahui masa depan.
Namun, kita tidak bergantung kepada takdir atau nasib. Sama seperti si
janda, kita mesti memiliki pengharapan yang teguh kepada Allah yang
memelihara kehidupan dengan cara-Nya. Percayalah, bahkan hal sekecil
apapun Allah dapat gunakan untuk memelihara kehidupan. Karena itu, kita
tidak perlu lagi Que Sera Sera tetapi bergantung dan berpengharapan
dengan teguh kepada Allah.
Seperti janji-Nya kepada orang-orang yang percaya, mereka tidak
akan mendapat malu pada waktu kecelakaan dan mereka akan menjadi
kenyang pada hari-hari kelaparan (Mzm. 37:19).

Pertanyaan Reflektif
1. Menurutmu, apa yang membuat orang sulit memiliki pengharapan
dalam Tuhan? Mengapa?

95 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
17 – 23 November 2023

AGAR TAK LENGAH


Dikua Anna Tang Masalio
Markus 13:1-8

Tujuan:
1. PPGT memahami tanda-tanda yang mendahului kedatangan Yesus kembali
2. PPGT berkomitmen untuk tetap pada jalan kebenaran Kristus sembari tetap
terjaga agar tak lengah

Ada sebuah ungkapan popular dalam tradisi Buddha yang Your worst
enemy cannot harm you as much as your own unguarded thoughts (musuh
terberatmu tidak dapat menyakiti engkau sebagaimana pikiran yang tidak
berjaga-jaga). Bagi Buddhisme, pikiran yang lengah adalah musuh yang
dapat memporakporandakan seseorang. Namun, bagaimana iman Kristen
melihat hal tersebut? Bacaan kita hari ini dapat memberikan jawaban.
Salah seorang murid Yesus mengungkapkan betapa kokoh dan
megahnya Bait Allah. Respons Yesus berbanding terbalik dengan
kekaguman murid tersebut. Jawaban-Nya adalah “…tidak satu batu pun
akan dibiarkan di atas batu lainnya; semuanya akan diruntuhkan” (ay. 2)
sekaligus memberitakan nubuat tentang berbagai peristiwa akan terjadi
sebelum kedatangan-Nya kembali. Salah satu peristiwa yang dimaksudkan
adalah datangnya penyesat-penyesat yang menggunakan nama Yesus
untuk menyesatkan banyak orang (ay. 5-6).
Hal yang menarik dapat kita perhatikan pada seruan Yesus bagi
murid-murid-Nya. Seruan sekaligus ajakan tersebut diutarakan agar para
murid senantiasa waspada dalam bayang-banyang penyesatan. Mereka
dinasihatkan untuk semakin berhati-hati dengan berbagai tawaran
kemegahan fisik, rayuan-rayuan manis, dan kekuasaan. Sembari berjalan
dalam kewaspadaan, semangat pemberitaan tentang kebenaran Kristus
tetap dikomunikasikan sampai kedatangan-Nya kembali. Selain
kewaspadaan, kesiapan diri setiap saat perlu dinyatakan sebagai orang yang
sedang berjalan di atas jejak Kristus.
Pesan bacaan ini bagi kita selaku murid-murid Kristus adalah setia
dalam kebenaran-Nya. Kesetiaan berarti konsisten dituntun, memikirkan,
mengatakan, dan melakukan yang kehendak Allah. Konsistensi berjalan

96 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
dalam tuntunan kebenaran Kristus dapat meneguhkan langkah juang dalam
menghidupi kebenaran-Nya. Sebagai pribadi yang sedang dan yang akan
menjalani berbagai tanggungjawab iman, perlu memberi diri dituntun dan
menuntun kepada kebenaran.
Terkadang, jawaban yang kita harapkan tidak sesuai dengan
ekspektasi kita. Hal ini dialami oleh murid-murid Yesus pada saat mereka
bertanya kepada-Nya. Yesus tidak mengungkap tanggal, bulan, dan tahun
mengenai tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya. Jawaban Yesus
tersebut, justru meruntuhkan kekaguman atas kemegahan dan kekokohan
pandangan murid-murid. Pengajaran-Nya juga berlaku bagi kita. Hal yang
kita pikirkan belum tentu yang dipikirkan oleh Allah. Ajaran Yesus sekaligus
menjadi ajakan bagi kita untuk senantiasa belajar memikirkan yang
dipikirkan Allah sembari menaruh harap sepenuhnya kepada Dia yang
menuntun kehidupan kita.
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” (ay.
5). Bacaan ini menyerukan kepada kita, PPGT, bahwa ragam pilihan jalan,
kemegahan, dan tawaran pergaulan sangat mungkin menyesatkan dan
melengahkan kita. Konsisten berjalan di atas jejak Kristus akan menuntun
kita pada bersikap kritis menjalani kehidupan. Kritis berarti selalu menyadari,
merasakan, dan mengalami tuntunan Kristus. Kritis, dalam terang kebenaran
Allah, pada segala tawaran dunia membuat kita terus terjaga dan tak lengah
sedikitpun.

Pertanyaan Reflektif
1. Menurut sahabat sekalian, hal apakah yang sering membuat kita
susah berjalan di jalan kebenaran?
2. Bagaimana menjaga diri kita supaya tetap berada pada jalan
kebenaran dan dimampukan menuntun yang lain pada jalan
kebenaran?
Respons
Saya sungguh menyadari bahwa ada begitu banyak godaan yang
dapat menggiring saya pada jalan ketidakbenaran. Dalam keterbatasanku,
terkadang saya lalai dan menyimpang dari kebenaran. Hari ini saya mau
berkomitmen dalam Kristus dan memberi diri untuk dituntun dan menuntun
pada jalan kebenaran.

97 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
24 – 30 November 2024
Minggu Kristus Raja

SETIA HANYA KEPADA ALLAH


Maruru’ Lako Manna Puang Matua
(Daniel 7 :9-14)

Tujuan :
1. PPGT memahami tentang makna kesetiaan kepada Allah di masa muda dan
penghukuman atas ketidaksetiaan.
2. PPGT membangun komitmen untuk mau memberikan hidupnya secara utuh
dikendalikan oleh Allah.

Mimpi adalah bunga tidur, yang pada umumnya dialami oleh setiap
manusia. Menurut penelitian mimpi adalah sisa-sisa pikiran yang
mengendap di bawah alam sadar. Namun rupanya hal ini tidak berlaku bagi
mimpi yang dialami Daniel dalam pembacaan kita.
Mimpi Daniel dalam pembacaan kita bersifat nubuatan, pasal 7 dari
bacaan ini menguraikan tentang penglihatan Daniel pada masa
pemerintahan Raja Babel, Belsyazar. Ayat 9-14, tidak bisa dipisahkan dari
teks-teks sebelumnya. Beberapa arti dari mimpi Daniel:
• Mimpi ini jika kita perhatikan dari ayat 1 adalah sebuah penglihatan
tentang 4 ekor binatang dalam perannya masing-masing. Empat
binatang yang besar ini melambangkan 4 kerajaan yang besar di
dunia (Babel, Persia, Media, Roma). Selain berbicara soal keempat
binatang yang besar, salah satu hal yang menjadi sorotan yakni pada
ayat 8 berbicara mengenai tanduk-tanduk yang tampak seperti mata
manusia dan mulut yang menyombong, memiliki arti bahwa
kekuasaan yang dimiliki oleh manusia saat itu, digunakan untuk
menindas sesamanya.
• Dalam ayat 9 menyatakan “yang lanjut usia, pakaian-Nya putih
merujuk kepada Allah yang kekal, yang oleh Abraham diakui sebagai
Hakim yang adil”. Pada teks ini, Allah dilukiskan sebagai hakim yang
menghakimi semua orang dan semua kerajaan pada akhir zaman,
pakain-Nya putih seperti salju merujuk pada kekudusan-Nya,
rambut-Nya bersih seperti bulu domba merujuk pada keadilan-Nya.
Dalam penglihatan mimpi Daniel, keempat Kerajaan besar itu
digambarkan dengan binatang besar, nampaknya bagi Allah keempat

98 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
kerajaan itu memiliki karakter binatang buas, yakni mereka merasa berkuasa
atas kaum yang lemah. Allah ingin mereka sadar bahwa kekuatan mereka
berasal dari tangan Tuhan. Semestinya kekuatan dan kekuasaan yang
mereka miliki tidak untuk menindas kaum yang lemah.
Sebagaimana teks ayat 9 memperlihatkan bahwa Allah dalam
kekudusan dan keangungan-Nya menjadi Hakim bagi manusia. Allah
menjadi hakim atas keempat binatang besar tersebut yang melambangkan
kerajaan-kerajaan yang berkuasa. Pada tanduk yang menyatakan
kesombongan, Sang Hakim ini bertindak membinasakan dan membunuh.
Dari hal ini kita melihat bahwa sebagai hakim, Allah tidak berkenan kepada
kesombongan dan keangkuhan. Penghakiman yang terjadi tidak sampai
disitu, Allah sendiri mengambil kekuasaan mereka, Allah menyatakan
penghukuman yang tegas. Tubuh binatang yang sombong dibinasakan dan
diserahkan kedalam api untuk dibakar (ay.11).
Kita dapat melihat dan belajar melalui penglihatan Daniel, bahwa
penghakiman Allah pada Zaman Akhir pasti terjadi yakni pemeriksaan
terhadap tindakan, perbuatan dan kelakuan manusia. Pada perbuatan yang
tidak berkenan pada-Nya misalnya kesombongan dan kecongkakan dan
sikap ingin menguasai orang lain, Allah memiliki hak mutlak untuk
membinasakan dan bertindak tegas melakukan penghukuman. Konteks kita
dalam perenungan ini adalah tentang kehidupan pemuda. Masa muda
adalah masa yang penuh dengan semangat, ambisi dan daya petualangan.
Pada satu sisi hal ini adalah ciri khas yang sulit dipisahkan dengan pemuda
namun di sisi lainnya dapat mengancam eksistensi pemuda. Dengan segala
potensi yang ada pada pemuda, hal ini dapat menjerumuskan pada
kesombongan dan lupa bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas dan
melupakan kenyataan bahwa segala sesuatu yang dia miliki berada dalam
kendali mutlak Allah. Kita perlu menyadari bahwa Allah menjadi saksi atas
setiap hal yang kita lakukan, kita miliki dan perbuat. Dari hal ini kita dapat
merenungkan bahwa Allah yang duduk dalam takhta-Nya menjadi
pengawas hidup kita yang akan membawa setiap hal yang kita kerjakan
pada penghakiman atau pengadilan-Nya. Maka hal ini mesti membuat kita
mawas diri menjalani masa muda yang Tuhan beri. Amin

99 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
Pertanyaan Reflektif :
1. Apakah kehidupan masa mudaku saat ini masih benar-benar setia
kepada Allah?
2. Apa bentuk konkrit yang sedang saya hidupi saat ini yang
menunjukkan kesetiaan kepada Allah ?

Respon :
Menyanyikan dan menghayati secara mendalam lagu pujian “KJ. 349,
Masa Muda Sungguh Senang”.

100 | B M . 1 6 . 2 0 2 4
101 | B M . 1 6 . 2 0 2 4

Anda mungkin juga menyukai