Anda di halaman 1dari 4

8 Oktober 2023

MEMPERSIAPKAN KELUARGA YANG BAIK


KOLOSE 3: 18-25
Masih dalam rangkaian pemaknaan dan perayaan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga
dengan tema “Keluarga Baik yang Menyampaikan Kabar Baik”, kali ini kita akan memaknai
tema ini melalui sebuah pesan Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Tema Firman Tuhan
minggu ini adalah “Mempersiapkan Keluarga Yang Baik”. Perikop bacaan kita ini dituliskan
oleh Rasul Paulus setelah ia menjelaskan makna manusia baru. Hal ini menandakan bahwa
kehidupan manusia yang baru itu harus diterapkan dimulai dari lingkungan sosial terkecil atau
terdekat dalam hidup manusia, yaitu keluarga. Mengapa harus dimulai dari keluarga? Hal ini
dikarenakan keluarga adalah lingkungan pembentuk pertama dan berkelanjutan suatu individu
sebelum nantinya pembentukan itu dilanjutkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kalau d bangku
SD seingat saya waktu itu d ajarkan oleh guru saya bahwa basis atau lingkungan pendidikan yg
pertama dan terutama itu adalah keluarga. Pendidik yg paling bertanggung jawab terhadap
perkembangan seorang anak adalah orang tua. Dengan demikian, keluarga merupakan kunci
terpenting dalam “mencetak/membentuk” individu-individu terbaik yang akan bermanfaat bagi
kehidupan bersama dalam suatu lingkup masyarakat yang lebih luas.
Nasihat Rasul Paulus dimulai dengan relasi suami dan istri dalam suatu rumah tangga.
Istri diajarkan untuk tunduk kepada suaminya sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Dan
suami diajarkan untuk mengasihi dan tidak berlaku kasar kepada istri. Dalam pengajaran ini
sebenarnya tidak ada pembedaan dalam hal kedudukan istri maupun suami. Dalam dunia
pratiakhi, suami sebagai laki-laki mendapatkan posisi yang paling bertanggung jawab dalam
keamanan dan kepemimpinan rumah tangga. Dengan demikian istri diajarkan untuk tunduk pada
arahan suami, tapi dengan catatan harus sebagaimana di dalam Tuhan. Catatan ini mengharuskan
suami untuk hidup dalam Tuhan dan mengarahkan istrinya sesuai ajaran Tuhan, jadi kalau tidak
demikian, maka istri tidak punya kewajiban untuk taat pada suaminya. Suami juga diajarkan
untuk mengasihi dan tidak berbuat kasar pada istri karena memang kasih adalah kunci dalam
relasi hidup bersama. Pada akhirnya Kristus adalah kunci, dasar dan kepala dalam persekutuan
rumah tangga. Semua saling kasih dan saling taat di dalam Kristus.
Di masa sekarang KDRT, perceraian, dan perselingkuhan dipertontonkan secara vulgar di
banyak media, sehingga hal-hal salah seperti ini seakan-akan menjadi hal yang biasa untuk
dilakukan. Di dalam Kristus kita diajarkan untuk tetap menjaga kesucian pernikahan kita, dan
dengan cara terhormat dan penuh kasih menyelesaikan masalah-masalah yang datang dalam
rumah tangga kita. Sebisa mungkin pasutri Kristen bisa menjadi contoh di tengah masyarakat
dalam hidup relasi suami dan istri yang sehat. Nyalakan terus api cinta dalam pernikahan,
sehingga semua masalah dapat dihadapi bersama dengan baik sebagai pasangan suami dan istri
yang hidup dalam Tuhan.
Relasi berikutnya yang menjadi perhatian Rasul Paulus ialah anak dan orang tua. Anak
diajarkan untuk taat kepada orang tua, tetap dengan catatan “di dalam Tuhan”. Hal ini tidak
hanya mewajibkan anak mengikuti arahan dan didikan orang tuanya, melainkan juga
mengharuskan orang tua tetap hidup dalam Tuhan termasuk dalam mengarahkan dan mendidik
anak-anaknya. Bapak-bapak yang dalam budaya patriakh saat surat Kolose ini ditulis,
mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak-anak mereka dengan tidak semena-mena
kepada anak-anak, tujuannya agar anak” tidak menjadi sakit hati dan tawar hati kepada orang tua
mereka. Mendidik dan mempersiapkan anak-anak yang sudah Tuhan percayakan adalah tugas
penting orang tua (Ulangan 6:4-9; Mazmur 127:3-5; Amsal 1:8; 3:12; 6:20; 13:24; Efesus 6:4
dan ayat-ayat lain). Sebagai orang tua, tentunya kita menginginkan anak-anak kita berhasil dalam
iman dan kehidupannya. Pertanyaannya adalah apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua
agar dapat meneruskan iman kita kepada generasi berikutnya?: 1) Mengajarkan Firman Tuhan;
2) Menerapkan disiplin dalam keluarga; 3) Menjadi teladan bagi anak-anak; 4) Memberikan
waktu untuk anak-anak
Di era kecepatan informasi seperti saat ini, anak-anak dapat dengan mudah menemukan
hal-hal yang dapat mempengaruhi pikiran mereka. Orang tua diharuskan dengan aktif dan kreatif
melakukan pembatasan dan pengelolaan informasi yang datang kepada anak mereka. Mulai
dengan belajar menggunakan gadget yang digunakan oleh anak-anak, dan memberi waktu yang
cukup mengajarkan anak-anak tentang kehidupan agar mereka tidak hanya hidup menghadap
layar di tangan mereka. (Ilustrasi: mencontoh ap yg d lihat d hp “melompat dari ketinggian
menggunakan payung”). (ekspetasi tdk sama dengan realita dlm mendidik anak: “saya tidak
akan memberi anak saya hp”). Ajarkan nilai-nilai hidup di dalam Tuhan secara kreatif, bisa
dengan bercerita, dan juga meneladankan hal-hal baik yang harus dikerjakan dalam hidup
bersama seperti bergotong royong, bersedekah, berolahraga dan lain sebagainya.
Anak-anak juga harus taat kepada orang tua, terutama dalam hal-hal yang membangun
diri dan karakter kita di dalam Tuhan. Kegagalan kita sebagai anak untuk taat kepada orang tua
akan kita tuai nanti di saat kita sudah dewasa. Penyesalan selalu datang belakangan. Taat kepada
orang tua dapat menolong kita dalam menghadapi kehidupan yang nyata suatu saat nanti. Karena
semua hal yang diajarkan oleh orang tua adalah bentuk usaha orang tua mempersiapkan kita
sebaik-baiknya dalam menghadapi tantangan kehidupan ke depan. Orang tua pasti akan
mengajarkan hal terbaik yang dulu pernah mereka lakukan selagi muda, ataupun hal terbaik yang
mereka lewatkan supaya kita tidak mengulangi kesalahan mereka. Orangtua adalah manusia
paling tulus yang hanya menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya di saat manusia lain tidak
peduli atau bahkan mau menjatuhkan anaknya. Jd pesan bagi kita sebagai anak: Kasihi, hormati
serta taati orang tua kita, terutama selagi masih ada kesempatan.
Relasi yang penting berikutnya yang dibahas oleh Rasul Paulus ialah tuan dan hamba.
Konteks penulisan surat ini ialah dunia perbudakan. Jadi apakah ini masih relevan d jaman
sekarang? Ya, tentu. Bukan perbudakannya, tapi esensi nasihatnya. Kita, di dalam hidup sebagai
bagian dari masyarakat yang produktif, kita pasti dalam status bekerja untuk orang lain, dan
mungkin juga orang lain bekerja untuk kita. Jika dalam posisi kita bekerja untuk orang lain,
bekerjalah dengan sebaik-baiknya. Jangan korup! Lakukan pekerjaan kita dengan tulus, dan
dengan sikap takut akan Tuhan. Frasa/kalimat “Takut akan Tuhan” hendaknya bias membuat
orang yg bekerja dengannya senantiasa menjadi pribadi yang juga hidup dalam Tuhan. Jangan
menahan upah atau hak pekerja. Ingat, kita semua adalah hamba dan Kristus adalah Tuan kita.
Jika pekerja dan pemberi upah melakukan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, maka
besarlah manfaat bagi kehidupan bersama, dan setiap orang bisa menerima berkat sekaligus
menjadi berkat bagi banyak orang.
Jemaat GKSBS Rantau Rasau, siapakah kita dalam kehidupan keluarga dan masyarakat?
Suami, istri, anak, orang tua, pekerja atau pemberi upah? Siapapun kita, hiduplah dalam Tuhan,
dan kerjakanlah tugas kewajiban kita seperti kita mengabdi kepada Tuhan. Lakukan tugas
kewajiban kita dengan tulus agar kita semua menjadi baik dan mampu menyampaikan yang baik
kepada banyak orang. Jadilah keluarga GKSBS yang penuh cinta kasih, Takutlah akan Tuhan
dan hormati serta kasihilah sesama. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Saat teduh
Pokok doa syafaat:
1. Berdoa untuk kebaktian dan pelayanan hari ini.
2. Berdoa untuk jemaat:
 Jemaat-jemaat yang lanjut usia dan jemaat yang mengalami kelemahan tubuh
serta kesehatan seluruh jemaat.
 Anak” Tuhan yang studi kiranya diberkati dengan kesehatan yang baik dan
kehidupan iman yang tetap bertumbuh.
 Kondisi perekonomian jemaat serta pertumbuhan iman dan kerohanian
3. Berdoa untuk Bangsa Indonesia:
 Para pemimpin bangsa, pejabat pemerintah dan aparat keamanan supaya dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik.
 Kondisi keamanan serta kerukunan hidup seluruh rakyat Indonesia, supaya rakyat
Indonesia bersama-sama menjaga NKRI dan menghargai keberagaman yang ada di
Indonesia sehingga terjalin perdamaian dalam masyarakat.
 Situasi dan kondisi keamanan menjelang Pemilu 2024.
 Pembangunan dan perbaikan infrastruktur untuk perkembangan dan kemajuan
perekonomian bangsa Indonesia.
 Rencana/program pemerintah: pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan.

Diakhiri Doa Bapa Kami

Anda mungkin juga menyukai