Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN IBADAH KELUARGA

HKBP MAHANAIM, RESS. MAHANAIM


Minggu ke-2 bulan Mei 2022

(TEMA BULAN MEI : “KELUARGA ADALAH KITA”)

Sebelum ibadah dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan :


Buku Ende/Buku Nyanyian, Alkitab dan Persembahan

Topik :
“Peranan & Tanggungjawab Orangtua Dalam Keluarga”

1. Bernyanyi Buku Ende (Buku Nyanyian) No. 4 : 1 – 2


2. Doa Pembukaan
(Dipimpin oleh salah satu dari anggota keluarga)
3. Pembacaan Firman Tuhan
Dari Kitab Ulangan 6 : 1 – 12 (dibaca secara responsoria)
4. Bernyanyi Buku Ende (Buku Nyanyian) No. 23 : 1 + 3
5. Renungan (Diskusi / Sharing tentang Firman Tuhan)
(Dapat dibaca berganti-gantian)

Tema untuk ibadah keluarga di bulan Mei ini adalah “Keluarga


adalah kita”. Melalui tema tersebut, kita mau diingatkan bahwa
keluarga itu bukan hanya tentang satu pihak saja, bukan
tentang orangtua saja, bukan tentang anak saja, tetapi tentang
kita bersama, karena keluarga adalah kita. Anggota keluarga
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sebagaimana umumnya kita
ketahui bersama dan kita saksikan bersama, bahwa keluarga
memiliki ikatan dan hubungan yang erat satu sama lainnya.
Allah menghendaki keluarga yang kuat, utuh, kokoh dan hidup
menjadi kesaksian bagi anggota keluarga lainnya. Lewat sebuah
keluarga, Allah juga melakukan rencanaNya di muka bumi ini.
Lahirnya seorang pemimpin besar, muncul dari sebuah
keluarga. Lahirnya sebuah gereja dan bangsa pun dimulai dari
sebuah keluarga. Untuk itu, sangatlah penting dalam keluarga,
kita mengetahui peran dan tanggungjawab kita masing-masing.
Keteraturan akan terbangun apabila setiap anggota keluarga
berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti halnya anggota tubuh
yang terdiri dari organ-organ yang memiliki fungsi masing-
masung, akan saling bekerjasama dan saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.

Untuk itu, khusus topik kita saat ini, kita diajak sama-sama
memahami apa peran dan tanggungjawab orangtua (ayah dan
ibu) dalam keluarga. Untuk itu, menurut kita, siapakah itu
seorang Ayah (Suami) dan siapakah itu seorang Ibu (Isteri),
dan apa peran serta tanggungjawab mereka bagi keluarga ?
1. Pertanyaan di atas agar dijawab oleh Ayah (suami)
2. Kemudian di jawab oleh Ibu (Isteri)
3. Kemudian dijawab oleh anak (bergiliran)
(Saling berdiskusi, untuk sama-sama memahami peran dan
tanggung jawab dari Ayah dan Ibu dalam keluarga)

Dilanjutkan membaca setelah selesai berdiskusi :


Banyak yang bilang peran seorang ibu lebih penting
dibandingkan dengan seorang ayah. Ternyata, faktanya peran
ayah juga tidak kalah penting dalam sebuah keluarga. Seperti
yang dikatakan oleh psikolog anak dan keluarga, bahwa peran
ayah sebenarnya sangat berat. Selain memiliki tanggung jawab
yang besar, seorang ayah harus menjadi panutan bagi anak dan
istri. Seorang ayah berperan sebagai pengayom, imam,
pendidik, dan teladan dalam keluarga. Seorang Ayah memiliki
tanggungjawab penuh di sana. Ia juga menambahkan bahwa,
seorang ayah harus memiliki andil yang besar dalam
memberikan norma keagamaan dan kebaikan bagi keluarga.

Adapun beberapa fungsi, peran dan tanggungjawab seorang


ayah dalam keluarga, menurut Alkitab, adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Imam bagi Keluarga.


Tugas dan fungsi keimaman bagi seorang ayah adalah menjadi
teladan kebenaran dan kekudusan (iman dan perbuatan,
kesetiaan dan ketaatan). Seorang Ayah harus bertanggung
jawab mengarahkan, mengajar, mendidik dan membimbing
(berjalan bersama) keluarga untuk bertumbuh ke arah Kristus.
Seorang Ayah dalam keluarga harus memastikan bahwa
keluarga hidup takut akan Allah serta mendoakan dan
memimpin keluarga kepada persekutuan dengan Tuhan secara
pribadi, keluarga dan jemaat.

2. Sebagai Pemimpin bagi Keluarga.


Tugas ayah Kristen sebagai pemimpin antara lain menetapkan,
mengarahkan, menuntun keluarga kepada visi dan misi
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dengan berakar pada
kehendak Allah. Sebagai pemimpin bagi keluarga ayah
bertanggung jawab mengawasi, menjaga dan melindungi
keluarga serta memberikan rasa aman dan nyaman. Seorang
ayah juga harus dapat mengenali karunia yang dimiliki setiap
anggota keluarga, mengarahkan dan berupaya memfasilitasi
guna pemberdayaannya. Tidak kalah pentingnya sebagai
seorang pemimpin , seorang ayah harus dapat mempersatukan
keluarga, menjadi teladan bagi keluarga dan bertanggung jawab
atas seluruh aspek kehidupan keluarga
3. Pencari Nafkah bagi Keluarga
Setelah kejatuhan Adam ke dalam dosa, Allah memperbaharui
hukum kerja yang telah diberikan kepadanya di Taman Eden.
Alkitab mengatakan: “Dengan berpeluh engkau akan mencari
makananmu….” Hukum yang baru inilah yang diwariskan oleh
Adam kepada semua ayah yang ada di dunia ini yaitu kerja
keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tetapi harus
disadari sebagai ayah tidak hanya bekerja untuk mencari
nafkah tetapi sekaligus memberi teladan kepada anak-anak
bahwa demikianlah tanggung-jawab seorang ayah. Oleh karena
itu, tidak ada alasan bagi seorang ayah untuk malas bekerja
mencari nafkah. Karena kalau kita malas berarti kita telah
menempa generasi penerus kita untuk malas (Ams. 20:13; 6:6;
10:21 b). Seorang Ayah memiliki tanggung-jawab penuh bagi
keluarganya. Itulah sebabnya seorang seorang ayah disebut
kepala keluarga dan juga sebagai pemimpin. Karena ayah
memiliki peran penting dalam keluarga menjadi nakhoda
bahtera keluarga, yang sedang berlayar mengarungi lautan luas
dengan gelombang besar dan kecil, untuk menuju pelabuhan
abadi yaitu surga yang kekal.

Demikian juga dengan fungsi, peran dan tanggungjawab


seorang Ibu (Isteri) dalam keluarga menurut Alkitab, adalah
sebagai berikut :

1. Bertanggungjawab kepada Tuhan


Allah mau, supaya setiap perempuan hidup dalam takut akan
Dia, dan menjadikan Dia sebagai otoritas dalam setiap aspek
kehidupannya, termasuk pula di dalam hidup rumah tangganya.
Apabila seseorang perempuan hidup dalam takut akan TUHAN,
apakah ia sebagai isteri atau ibu, maka ia tidak berani
melakukan apapun di dalam kehidupan rumah tangganya, yang
bertentangan dengan firman Allah. Ia hanya akan melakukan
apa yang berkenan kepada TUHAN. Jika situasi ini yang terjadi
di dalam kehidupan rumah tangganya, maka perempuan ini
sedang membawa rumah tangganya ke dalam jalan Tuhan, yang
penuh sukacita. Para perempuan, apakah sebagai seorang isteri
atau ibu, ketahuilah, bahwa sesunguhnya kemolekan adalah
bohong dan kecantikan adalah sia-sia, sebab semua itu adalah
hal lahiriah yang bersifat fana; tetapi isteri yang takut akan
TUHAN dipuji-puji dan beroleh berkat (Amsal 31:30-31). Di
hadapan Allah, kecantikan sejati itu bukan terletak pada
manusia lahiriah kita, tetapi pada manusia batiniah yang
berhiaskan roh lemah lembut dan tenteram (1 Petrur3:3-4).
Berdandanlah dengan perbuatan baik, seperti layaknya pe-
rempuan yang beribadah (1 Timotius 2:910); yang pakaiannya
adalah kekuatan dan kemuliaan(Amsal 31:25).

2. Bertanggungjawab kepada Suami


Allah mau, supaya setiap perempuan (isteri) tunduk kepada
suaminya, bukan menurut keinginannya, tetapi sebagaimana
jemaat yang harus tunduk kepada Kristus (Efesus 5:24). Kristus
adalah tuan dan kita hamba-Nya (Kolose 3:24), seperti itulah
gambaran dari ukuran 'penundukan diri' dari seorang isteri
terhadap suaminya; dan inilah standart normal (wajar) sikap
tunduk seorang isteri Kristen terhadap suaminya. Bukan hanya
di dalam hal-hal tertentu saja, atau yang kita mau saja. tetapi di
dalam segala sesuatu. Sebab, memang begitu seharusnya sikap
'tubuh' terhadap 'kepala'-nya! Penundukan diri seorang isteri
hanya mungkin dilakukan, jika mereka menyadari akan fakta
firman Allah, bahwa suaminya adalah kepalanya (1 Korintus
11:3), yang kepadanya mereka harus menundukan diri mereka,
dan memberi diri mereka untuk dipimpin di dalam jalan Tuhan.
Jadi isteri hendaknya menundukkan diri dengan hati yang
mengasihi suaminya, bukan dengan hati yang terpaksa. Dan
penundukan diri itu pun dilakukan hanya dalam melakukan
kebenaran, bukannya untuk hal-hal yang bertentangan dengan
firman Allah.

3. Bertanggungjawab kepada Anak-anak


Para ibu, ketika telah melahirkan anak-anak bagi suaminya,
janganlah terlalu cepat berpuas diri, karena ada tanggung jawab
besar dan mulia yang sedang menanti. Sebab, Allah mau, supaya
setiap perempuan (ibu) bersama dengan suaminya, mengasuh
dan merawati anak-anaknya, di dalam kasih sayang yang besar.
Mengajarkan Injil Allah kepada anak-anak mereka, hikmat,
pengajaran, serta hidup yang penuh kasih.

Untuk itu, marilah kita anggota keluarga ini, saling mendoakan


satu sama lain, agar kita selalu diingatkan akan peran dan
tanggungjawab kita, serta dimampukan Tuhan untuk
melakukannya. Kiranya keluarga kita menjadi kemuliaan bagi
Tuhan, dan keluarga yang senantiasa bersukacita.

Sampai bertemu di ibadah selanjutnya, dengan topik : “Peran


dan tanggungjawab anak dalam keluarga”.

6. Bernyanyi Buku Ende (Buku Nyanyian) No. 159 : 1 + 3


7. Doa Syafaat
(Dipimpin salah seorang anggota keluarga)
8. Bernyanyi Buku Ende (Buku Nyanyian) No. 723 : 1 – 2
(Persembahan, dapat diberikan kepada Sintua Wijk)
9. Doa Penutup
(Bersama-sama mengucapkan Doa Bapa Kami)
@Pdt. Yobel R. Sihombing

Anda mungkin juga menyukai