Anda di halaman 1dari 58

KELUARGA YANG DIPULIHKAN

BUKU PARTANGIANGAN KELUARGA


HKBP RAJEG SUKATANI

DESEMBER 2019 – JANUARI 2020


1
PEMULIHAN KELUARGA
keluarga merupakan satu karya Allah yang Ia rencanakan dengan
luarbiasa. Ia menciptakan adam manusia pertama dengan tangannya
sendiri dan menyediakan pendamping baginya. Tidak sekedar pendamping
namun Allah punya mandat/tugas bagi mereka secara terinci. Allah
menciptakan keluarga itu sebagai rekan sekerjaNya dan alatNya untuk
menghadirkan kerajannNya di bumi ini. Keluarga tidak hanya sekedar
menikah, punya anak dan mencari kerja dan demikian berulang. Keluarga
adalah rekan sekerjaNya untuk menghadirkan kerajaan Allah. Itulah
idealnya keluarga.
Keluarga yang tidak ideal adalah ketika keluarga tidak lagi menjalani
fungsinya dengan baik sebagai rekan sekerja Allah. Bergam alasan boleh
muncul dan beragam persoalan boleh terjadi menjadi ketidakidealan
keluarga, namun alkitab mencatat bahwa ketidakidealan itu terjadi ketika
keluarga tidak lagi memeiliki hubungan yang baik dengan pemersatu dan
pemilik keluarga yakni Tuhan Allah.
Keluarga secara teologis merupakan gagasan, ide dan produk dari karya
Allah bagi manusia. Bukan hasil usaha atau karya manusia. Tujuan
keluarga dalam rancangan dan karya Allah sesungguhnya ada dua, yaitu:
pertama, keluarga dirancang dan diadakan untuk kemuliaan Allah;
kedua, keluarga dirancang dan diimplementasikan untuk kebahagiaan
manusia.

Namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka sendi-sendi keluarga


menjadi rusak. Tatanan berkeluarga menjadi tidak jelas. Keluarga
kehilangan identitas karena dominasi dosa begitu kuat dalam memporak-
porandakan nilai-nilai rohani dalam keluarga.

Kita semua merindukan keluarga yang bahagia. Kita menikah untuk


bahagia, memiliki anak untuk bahagia, bekerja untuk bahagia. Untuk itulah
dalam 3 bulan kedepan kita akan mengadakan ibadah keluarga dengan

2
thema: pemulihan keluarga. Kita semua rindu keluarga-keluarga yang
ditetapkan Tuhan itu untuk boleh dipulihkan terlebih dahulu. Dengan
adanya keluarga yang dipulihkan kit aberharap akan menjadi jemaat yang
memebrkati dan gereja yang memberkati. Kita tidak hanya sekedar hadir
menjadi keluarga kristen dan tidak hanya sekedar hadir sebagai gereja
HKBP Rajeg yang tidak punya dampak memberkati bagi sekitar kita di
Rajeg ini.
Kiranya setiap orang tua boleh bersungguh-sungguh dan bekerja keras
untuk mewujudkan dan mengalami pemulihan ini melalui ibadah keluarga
setiap minggunya. Terserah kapan saja keluarga hendak mengadakannya,
tergantung dari waktu keluarga boleh berkumpul bersama secara utuh
( kecuali yang merantau).
Sebenarnya para orang tua tahu jelas akan hal ini, hanya saja kemalasan
dan minimnya tanggungjawab rohani dalam diri anda membuat anda
menyepelakan ini. Bila anda mengikuti rasa malas, orang tua akan
gampang menemukan alasan untuk ibadah pemulihan tidak terjadi,
bahkan iblispun dengan gampang akan masuk dan menambahi alasan
yang anda buat itu berlaksa-laksa. Karena tujuan iblis memang itu,
menghancurkan keharmobisan rumahtangga anda. Iblis tidak
menginginkan anda bahagia bersama suami atau istri dan anak-anak anda.
Ingatlah para orang tua: KUNCINYA DI TANGAN ANDA!

3
IBADAH KELUARGA1

Mendengar kata ibadah, kebanyak orang menghubungkannya dengan


ritual formal yang kaku, membosankan, dan tidak menarik. Karena itu,
banyak keluarga yang sekalipun menyebut dirinya keluarga Kristen, jarang
atau bahkan tidak pernah melakukan persekutuan dalam keluarganya
sendiri. Padahal ibadah keluarga dapat menjadi saat-saat yang
menyenangkan dan paling dinantikan oleh anak-anak kita.
Keluarga adalah sesuatu yang berharga bagi Allah. Ada beberapa contoh
dalam Alkitab bahwa Allah menyelamatkan keluarga umat-Nya dari
pembinasaan orang-orang fasik yang Allah lakukan. Nuh beserta istri dan
anak serta menantunya diselamatkan dari air bah, Lot beserta istri dan
anaknya juga diselamatkan dari pemusnahan Sodom dan Gomora. Selain
itu, Allah memberkati keluarga Abraham dan juga keluarga Yakub. Kita
juga memperoleh gambaran mengenai ibadah keluarga yang dilakukan
oleh orang-orang beriman ini. Karena itu, ibadah keluarga merupakan
aktivitas penting dan melalui ibadah keluarga, Tuhan berkenan
mencurahkan berkat-Nya.
Absennya ibadah keluarga menyebabkan lemahnya keluarga menghadapi
serangan terhadap moral dan spiritual keluarga. Anggota keluarga
terpecah-belah karena tidak ada kasih Tuhan yang mengikat mereka.
Keluarga yang tidak menyelenggarakan ibadah juga rentan terhadap
pengaruh dunia yang menggerogoti kehidupan rohani. Sebaliknya,
terpeliharanya ibadah keluarga menyebabkan tidak terputusnya generasi
yang beriman dan mengasihi Tuhan. Berkat Tuhan akan tercurah ke atas
keluarga yang demikian.
Pentingkah Ibadah Keluarga?
Mazmur 1 adalah salah satu hafalan Alkitab yang kami hafalkan ketika
kami masih kanak-kanak. Tentu saat itu saya tidak dapat mencerna

1
Pengantar untuk membuat acara ibadah partangiangan keluarga dicopy dari
Tegur sapa gembala keluarga
4
sepenuhnya arti Mazmur ini. Ketika itu saya sering bertanya pada diri
sendiri, "Apa menariknya kita merenungkan Taurat Tuhan siang dan
malam? Bagaimana saya dapat bersukacita ketika merenungkannya?"
Ketika dewasa, saya baru menyadari dan bersyukur bahwa kebiasaan
melakukan ibadah keluarga yang diterapkan orangtua saya itu membawa
banyak berkat dalam kehidupan kami. Sekalipun kerajinan saya dalam
membaca Alkitab dan berdoa dapat mengalami pasang surut, kebiasaan
beribadah dalam keluarga 'memaksa' saya untuk terus mengupayakan doa
dan pembacaan Firman Tuhan. Dari sanalah sukacita sejati dapat kita
nikmati. Saya kemudian dapat menghayati, "Titah Tuhan itu tepat,
menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.
Taku akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum
Tuhan itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari
pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada
madu tetesan dari sarang lebah." (Mazmur 19:8-10)
Apa pentingnya ibadah keluarga?
Pertama, ibadah keluarga membuat hidup kita diarahkan kepada Tuhan.
Setiap hari, keluarga kita mempunyai waktu khusus buat Tuhan. Dengan
demikian hidup kita relatif terlindung dari dosa dan perpecahan keluarga.
Kedua, ibadah keluarga membuat anggota keluarga diikat satu sama lain
dalam kasih Kristus. Bila ada perselisihan, ibadah keluarga mempercepat
pemulihan suasana harmonis. Dorongan untuk beribadah membuat
masing-masing anggota keluarga merasa 'sungkan' sehingga berpotensi
mengurangi ketegangan. Tentu tidak enak rasanya menghadap Tuhan
dalam keadaan yang kurang baik dan dengan masih menyimpan
kebencian. Dalam keluarga yang bermasalah sekalipun, misalnya ketika
salah satu orangtua absen dan bermasalah, adanya ibadah keluarga yang
rutin diadakan memberi kekuatan ekstra untuk menghadapi masalah demi
masalah. Ada kalanya Tuhan mengadakan pemulihan buat keluarga
bermasalah ketika anggota keluarga saling mendoakan satu sama lain.

5
Ketiga, ibadah keluarga membuat anggota keluarga bertumbuh secara
rohani. Anak-anak akan mempunyai kenangan indah bagaimana mereka
dibimbing oleh orangtua mereka dalam hal iman dan Firman Tuhan. Anak
yang terbiasa membaca Firman Tuhan akan lebih mudah mengembangkan
kepekaan akan hal-hal rohani dan karena itu perilaku mereka pun lebih
terkontrol. Sebaliknya, acapkali orangtua pun diingatkan secara tidak
langsung akan perilaku mereka yang tidak sesuai dengan apa yang mereka
ajarkan. Dengan demikian orangtua pun lebih waspada akan tingkah
lakunya sendiri.
Keempat, anak-anak dalam keluarga yang secara rutin menerapkan ibadah
keluarga akan lebih mudah diajar dan lebih peka terhadap kebenaran.
Mereka secara kritis akan bertanya mengenai arti rohani dari pengalaman-
pengalaman mereka. Dampaknya, kita pun memiliki lebih banyak
kesempatan untuk menjelaskan kebenaran dan memahami apa yang
mereka pikirkan.
Kelima, persekutuan keluarga membuat seluruh anggota keluarga lebih
kuat untuk menghadapi tekanan hidup. Ini dapat terjadi karena ketika kita
bersekutu bersama, setia anggota keluarga memiliki kesempatan untuk
saling memperhatikan dan saling mendukung. Banyak kebutuhan emosi
maupun rohani dapat memperoleh pemenuhan ketika kita berkesempatan
berkumpul, sehingga ketika krisis melanda, anggota keluarga memiliki
kekuatan untuk bertahan.
Bila ibadah keluarga sedemikian bermanfaat, mengapa kita sering enggan
melakukannya?
Pertama, ibadah keluarga menuntut kerja keras dari orangtua, dalam hal
ini untuk mempersiapkan diri dengan lebih banyak belajar Firman Tuhan.
Ketika ibadah dilangsungkan, kita tentu perlu membimbing anak-anak kita
untuk bertumbuh dalam iman. anak-anak ingin melihat contoh nyata
bagaimana hidup dalam Firman Tuhan. Sebagai manusia berdosa yang
sering berperang melawan kedagingannya sendiri, kita perlu

6
mengingatkan diri kita agar tidak lengah dan malas dalam bersaat teduh
dan membaca Alkitab.
Kedua, sering kali ibadah keluarga terabaikan karena adanya prioritas
yang lebih utama di mata orangtua. kesibukan bekerja dan popularitas di
masyarakat (kumpulan-kumpulan) sering jadi alasan. Kurangnya waktu
kebersamaan dalam keluarga modern karena orangtua sibuk bekerja di
luar rumah dan pulang malam hari dalam keadaan letih. orangtua perlu
mengingatkan diri bahwa semua kesibukan dan kesempatan menikmati
hidup dari Tuhan juga asalnya. Karena itu kita perlu mendahulukan Tuhan
dan kita pun perlu memberi contoh kepada anak-anak kita. Bila di tengah
sempitnya waktu, kita masih dapat mengupayakan ibadah, anak akan juga
belajar memprioritaskan Tuhan dalam hidupnya.
Ketiga, ada cukup banyak orangtua berpandangan bahwa sekolah minggu
telah mengajarkan segala sesuatu tentang Alkitab. Guru sekolah minggun
dianggap lebih kompeten dibanding orangtua. karena itu, orangtua sudah
cukup puas bila anaknya disertakan dalam kegiatan sekolah minggu.
Sebetulnya anak-anak akan terbantu secara meyakinkan bila mereka
memperoleh pengajaran Alkitab di gereja dan juga di rumah. Alasannya,
pengenalan akan Tuhan bukan hanya terjadi secara rasio belaka. Alkitab
mengajarkan pula mengenai bagaimana harus menjalani hidup ini dan
anak perlu diajarkan untuk hidup dalam hikmat Tuhan. Bandingkan berapa
banyak waktu televisi dan orang tudak percaya mempengaruhi mereka
bila dibandingkan dengan jumlah waktu mereka bersentuhan dengan
Firman Tuhan. Selain itu, banyak kali anak-anak memperoleh gambaran
mengenai Allah melalui orangtuanya di bumi ini. Persekutuan keluarga
membantu mereka mengenal Allah lewat orangtua mereka.
Keempat, kita tidak mempunyai hubungan pernikahan yang baik dan
karena itu kita enggan berbicara dan bertegur sapa dengan pasangan atau
anak-anak kita. Keadaan demikian mempengaruhi suasana hati kita
sehingga kita pun enggan bersekutu, berdoa, dan membaca Alkitab. Bila
pernikahan kita berada pada kondisi demikian, kita wajib bekerja keras

7
memperbaiki hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan kemudian
memperbaiki juga kondisi pernikahan kita.
Kelima, ada kegiatan lain yang merupakan selingan, namun akhirnya lebih
menyita waktu dan menghalangi keluarga beribadah. Selingan itu dapat
berupa acara televisi, play station, internet, komputer, mobil atau motor,
menonton film, shopping, rekreasi, dan sebagainya. Tontonan dan
permainan yang sehat tentu saja kita butuhkan. Namun jangan sampai
selingan itu mengambil alih persekutuan keluarga dengan Tuhan.
Keberanian menghitung kembali waktu kita berekreasi dan memotong
waktu keluarga untuk selingan yang tidak perlu akan membantu kita
mengadakan persekutuan lebih baik dengan Tuhan.
Beberapa Ide Agar Ibadah Menyenangkan
1. Ciptakan suasana keluarga yang saling mengasihi.
2. Upayakan agar bentuk ibadah tidak terlalu formal dan kaku.
Terlebih bagi anak-anak kecil. Banyak orangtua yang terpaku pada
ritual yang lebih cocon untuk orang dewasa. Padahal sebenarnya
yang lebih penting dari suatu ibadah keluarga adalah kebersamaan
dalam Tuhan. Jadi, kita boleh melakukan itu hanya dengan berdoa
bersama saja dan kemudian menghafalkan ayat Alkitab, atau bisa
juga dengan menceritakan kesaksian mengenai kebaikan Tuhan.
Ibadah bersama anak juga dapat dilakukan dengan pertanyaan
kita kepada mereka menyangkut iman atau moralitas, misalnya
mengenai kejujuran, atau mengenai kebaikan Tuhan atas diri
mereka. Jawaban mereka ini kemudian kita diskusikan dan ditutup
dengan doa.
3. Buatlah variasi yang menyenangkan. Ada banyak cara yang kita
dapat lakukan agar anak senang beribadah dalam keluarga. Kita
dapat bernyanyi lagu rohani bersama anak dan kemudian berdoa.
Pada kesempatan lain kita dapat bermain teka-teki Alkitab. Ibadah
dapat pula dilakukan dengan menanyakan satu dua hal yang anak
ingin doakan, baik menyangkut teman mereka atau persoalan

8
mereka. Pada kesempatan lain orangtua dan anak dapat saling
berbagi cerita. Kemudian cerita ini dapat dikaitkan dengan
pelajaran dari Alkitab. Umumnya anak-anak suka sekali
mendengar kisah tokoh-tokoh Alkitab. Karena itu bercerita dapa
menjadi bagian yang paling sering dilakukan dalam ibadah kita.
menghafal ayat Alkitab juga dapat menjadi bagian ibadah yang
menyenangkan. Bila anak sudah dapat membaca, anak dapat
diminta membacakan ayat-ayat tertentu dari Alkitab.
4. Seyogyanya acara ibadah keluarga berlangsung tidak terlalu lama.
Lebih baik Mengadakan ibadah keluarga dengan frekuensi lebih
banyak setiap minggunya dari pada jarang diadakan, tetapi setiap
kali dilakukan selalu berlangsung lama.
Ibadah keluarga lebih mudah dilakukan bila kita dapat mengupayakan
relasi keluarga yang harmonis.Orangtua yang takut akan Tuhan dan anak-
anak yang dididik sejak usia sangat muda di dalam Tuhan merupakan
modal penting dalam membangun suasana ibadah dalam keluarga.
Bacaan-bacaan di bawah ini kami pilih untuk belajar pemulihan dari
alkitab. Hanya saja isinya lebih cocok untuk remaja dan orang dewasa.
Untuk anak-anak disarankan kepada orang tua untuk mengambil cerita
alkitab. Misalnya: Nuh, Bayi Musa, Yusuf di jual, Yakub dan esau, samuel
kecil yg dipanggil Tuhan, Daniel yang berani,yunus di perut ikan, kelahiran
Yesus dan mujizat-mujizatNya.
Kami menyarankan untuk keluarga dengan anak-anak kecil, ajaklah anak-
anak untuk mendengarkan anda bercerita tentang tokoh alkitab, lalu
berikanlah pesan singkat dari cerita itu. Jangan menghakimi dan menuduh
anak-anak. biarkan cerita alkitab itu yang mengajar mereka.

9
ACARA PARTANGIANGAN ADVENT I

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. No. 44 : 1,2
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 3
5. Marende BE. No. 39: 1,2
6. Manjaha Bibel : Yohanes 2:1-11, manjaha hatorangan sian
bahan perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. No. 45 : 1-2 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

ANGGUR YANG LEBIH MANIS

(ay 11)Perkawinan adalah sebuah lembaga yang amat penting di mata


Yesus, sehingga Ia menunjukkan bahwa yang paling pertama
membutuhkan muzizat adalah sebuah perkawinan.
Mengapa ? Karna Tuhan Yesus tahu bahwa dalam sebuah perkawinan
terjadilah yang namanya ‘dua jadi satu’, pada saat dua insan disatukan
dalam pernikahan kudus, masing-masing akan mengalami berkat
pernikahan yang tidak akan pernah diterima saat sebelum menikah.
Kejadian 1: 28 menyatakan bahwa perintah untuk berkuasa dan
memenuhi bumi adalah untuk ‘mereka’ bukan untuk Adam saja atau Hawa
saja, tetapi berkat itu adalah untuk Adam dan Hawa yang telah disatukan
oleh Tuhan dalam sebuah perkawinan. Detik saat seseorang menikah, dia
menerima berkat yang luar biasa, kuasa untuk menaklukkan bumi, yang
dia tidak dapatkan saat dia masih membujang/melajang.
Iblis paling tidak suka hal ini. Hal yang paling dibenci iblis adalah melihat
keluarga-keluarga yang diberkati. Si jahat ini berupaya agar dalam sebuah
10
pernikahan terjadilah malapetaka…yaitu kehabisan anggur. Yang disebut
terjadi sebuah mujijat adalah kalau terjadi sesuatu yang dasyat yang
mengubah dari peristiwa negative jadi positif, misalnya dari sakit jadi
sembuh, dari mati jadi bangkit, dlsb. Kekurangan anggur dalam sebuah
pesta adalah malapetaka yang membuat malu.
Apa arti anggur di sini?
 Anggur adalah lambang sukacita (Yes 24:11),
 kemanisan/kenikmatan cinta/kemesraan (Kid 1:2),
 keharmonisan rumah tangga/kesuburan (Mazmur 128:3),
 kelimpahan (Amsal 3:10)
 kata-kata yang manis (Kid 7:9) , dalam sebuah rumah tangga.
Iblis ingin pernikahan anak-anak Tuhan kehabisan sukacita, tidak ada lagi
sukacita seperti saat pengantin baru, sukacitanya telah menjadi tawar,
tidak ada lagi kemanisan/kenikmatan cinta/kemesraan, semuanya menjadi
rutinitas belaka, tidak ada lagi keharmonisan rumahtangga,perbedaan-
perbedaan bukan lagi memperkaya/melengkapi melainkan menjadikan
alasan untuk semakin tajamnya perbedaan. tidak ada lagi kelimpahan, dan
sudah menjadi langka kata-kata manis dalam keseharian. Tidak ada lagi
pujian, pasangan yang tadinya special, menjadi orang biasa-biasa saja.
Yang tadinya dirindukan tidak lagi, yang tadinya dilayani dengan baik,
sekarang tidak lagi, yang tadinya dimanjakan sekarang tidak lagi.
Pernikahan seperti inilah yang membutuhkan ‘mujijat’ pemulihan dari
Tuhan, lebih dari mujijat-mujijat lainnya, kenapa? Karna dalam sebuah
lembaga perkawinan sebagai satuan terkecil dalam masyarakat bahkan
komunitas dunia terdapat power yang luar biasa. Keluarga yang kuat,
menghasilkan masyarakat yang kuat, masyarakat yang kuat menghasilkan
bangsa yang kuat, Bangsa yang kuat menghasilkan Negara yang kuat.
Tuhan Yesus menyentuh elemen terkecil tapi justru mendasar
/fundamental dalam masyarakat. Tidak heran rasul Paulus mensyaratkan
kepala rumah tangga yang baik sebagai salah satu syarat yang mutlak dan
tak dapat ditawar-tawar dari seorang parhalado.

11
Ayat 2. Untunglah Tuhan Yesus diundang juga di perkawinan itu. Apakah
Yesus hadir dalam perkawinan Saudara ? Apakah saudara mencampakkan
Yesus saat saudara menikah? Apakah Yesus menjadi bagian dalam
pernikahanmu? Adakah Dia hanya hadir sebatas potret-Nya aja? Adakah
kehadiran Yesus menjadi sebuah kebanggaan bagi keluargamu ataukah
sebaliknya yang penting tulang, oppung, parsahutaon, teman kerja
datang?
Kalau Dia sudah hadir, apakah itu menjamin bahwa semuanya akan baik-
baik saja? Badai datang saat Yesus ada dalam perahu bersama murid-
murid-Nya, bahkan Yesus sendiri yang mengajak berlayar. Tahukah
Saudara bahwa Dia tidak menjanjikan semuanya berjalan mulus, tetapi
yang Dia janjikan adalah jalan keluar bagi setiap masalah yang kita hadapi.
Siapa bilang dengan hadirnya Yesus dalam pernikahan kita itu berarti
semuanya akan mulus? Justru adanya badai, kesulitan, kekurangan
anggur, rasa malu, kegagalan, dlsb Di balik itu semua Allah turut bekerja
untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Yusuf berkata kepada kakak-
kakaknya bahwa semua rekaan yang jahat dari mereka telah diubah Tuhan
menjadi rekaan yang baik. Justru ia berterima kasih kepada kakak-
kakaknya, sumurlah jalan pertamanya menuju istana Mesir.
Di ayat 3 ibu Yesus berkata “mereka kehabisan anggur” Maria
menempatkan diri sebagai Ibu Yesus, tetapi Tuhan Yesus menempatkan
diri sebagai Guru dan Tuhan atas Maria. Kalau pun Tuhan Yesus membuat
muzizat itu bukan karna menuruti apa kata Maria, tetapi mentaati akan
kehendak Bapa, Tuhan Yesus tidak mau diburu-buru, karna Ia bukan saja
taat kepada Bapa, melainkan juga menanti saatnya Bapa. Kita boleh saja
memohon pemulihan atas keluarga kita, tetapi soal waktu dan saatnya
harus kita serahkan kepada Tuhan saja!
Ada istri yang telah berdoa untuk suaminya dan doanya baru dijawab
Tuhan setelah 15 tahun kemudian. Ada keluarga-keluarga yang hancur
tetapi doa seorang anak didengar Tuhan dan dijawab beberapa tahun
kemudian. Kita harus peka akan saatnya Tuhan, terkadang doa kita jadi

12
terkesan merengek kepada Tuhan, tetapi kalau kita tahu saatnya Tuhan
dan tahu akan kehendak Tuhan, kita tidak perlu berdoa dengan merengek,
tetapi berdoa dengan iman.
Ay 5 apa pun yang dikatakan kepadamu, buatlah itu. Tuhan membutuhkan
ketaatan yang mutlak untuk terjadinya sebuah pemulihan. Apa pun itu.
Kelilingi tembok Yerikho 13 kali dalam 7 hari, tampaknya aneh, tapi taatlah
! Jika ternyata untuk sebuah pemulihan sang suami harus berlatih memuji
istrinya setiap hari minimal sekali, tampaknya konyol dan aneh, masak
hanya dengan cara sepele seperti itu pernikahan kami dapat pulih ? Taat
dan lakukan ! Masa hanya dengan menyambut suami dengan senyum saat
pulang dapat memulihkan hubungan kami ? Taat dan lakukan.
Ay 6. Enam tempayan (enam adalah angka manusia) Tuhan mau membuat
muzizat, air akan diubahnya menjadi anggur, tapi apakah di sana ada
wadah? Wadah/ tempayan adalah lambang dari hati kita. Muzizat adalah
soal mudah, tapi adakah hati kita telah kita siapkan ? Seringkali yang
membuat mujijat tidak terjadi adalah masalah hati yang tidak percaya. Di
kota asal-Nya (Nasaret) sangat sedikit mujijat yang dapat dikerjakan Yesus,
bukan karna Ia tidak berkuasa, tetapi masalah respon atau sikap hati dari
penduduk kota itu yang tidak percaya kepada-Nya, mereka mengenal
Yesus hanya sebatas tukang kayu belaka. Mengapa kuasa Yesus dapat
dibatasi oleh ketidak percayaan ? karna Tuhan Yesus tidak mau memaksa
orang. Bagi yang tidak percaya tidak akan alami mujijat, sekalipun Dia
berkuasa melakukannya. (Mat 13:58)
Ayat 7 Pengantin menempatkan Yesus hanya sebagai tamu, tapi ketika
pesta itu kehabisan anggur dan saatnya Bapa tiba, Yesus turun
tangan,Yesus melibatkan diri, Yesus tidak segan-segan meninggalkan kursi
kehormatannya sebagai tamu dan menuju ke bagian dapur tempat para
pelayan. Dapur adalah bagian rumah yang sangat pribadi sekali, karna dari
bagaimana bentuk dapur seseorang dapat dibaca kira-kira bagaimana sang
nyonya rumah. Yesus melibatkan diri-Nya dalam hidup kita sampai ke hal-

13
hal yang amat pribadi dan rahasia sekalipun. Apakah menurut Saudara kita
tidak mungkin berkonsultasi dengan Tuhan mengenai rumahtanggamu?
Ingat, Tuhan adalah penasehat yang ajaib. Ijinkan Tuhan menyentuh
bagian-bagian yang amat pribadi dalam hidupmu bila memang itu
bermasalah. Mengapa tidak? Siapa yang menciptakan segalanya? Tuhan !
hidup, rejeki, seks, anak atau yang lain semua dari Tuhan Jadi kalau ada
masalah dengan itu semua maka tanyalah Tuhan!
Ay 8 . Mengapa harus dibawa kepada ketua panitia pesta? Karna
kemanisan sebuah anggur pernikahan tidaklah hanya dirasakan oleh suami
istri tersebut, tetapi menjadi berkat bagi banyak orang. Berapa nilai
keharmonisan rumah tanggamu jika dinilai mertuamu ? Berapa nilai
keharmonisan rumah tanggamu jika dinilai oleh anak-anakmu?
Tetanggamu? orang tuamu? Semua orang disekelilingmu akan menilai
apakah anggur di pernikahanmu itu masih manis, sudah menjadi tawar
atau bahkan bertambah manis ? Kesan apa yang tergores dalam diri anak-
anakmu tentang kehidupan pernikahanmu? Papa mama rukun, papa
mama rajin bertengkar, papa mama bercerai, papa mama selingkuh, papa
mama mesra, papa mama pasangan paling serasi di dunia, papa jahat,
suka mukul, mama kayak orang gila merepet terus, papa besar omong
doang, nggak ada yg perlu ditiru, saya nyesal jadi anak mereka, dll !
Ay 10. Pernikahan di dalam Tuhan berbeda dengan model pernikahan
kebanyakan orang, atau orang-orang duniawi. Orang duniawi manis di
depan, cerai di belakang. Tetapi anak Tuhan kehidupan pernikahannya
semakin lama semakin manis aja! Semakin lama semakin diberkati,
semakin sukacita meluap2 bukan sebaliknya duka bertindih duka
Kesimpulan : Hari ini Dia ingin mengadakan pemulihan bagi rumah
tangga-rumah tangga yang mulai menjadi tawar, buka hatimu,…biarkan
Dia memulihkan hidupmu, mari berkata seperti Adam- kita mau
peranakkan anak-cucu kita seperti gambar dan rupa kita, yaitu gambar dan
rupa kita yang telah dipulihkan seperti gambar dan rupa Tuhan, hidup
yang memuliakan nama Tuhan, membangun suatu keluarga yang

14
harmonis bagi kemuliaan nama Tuhan, sehingga anggur yang semakin
manis itu menjadi suatu berkat bagi banyak ‘tamu undangan’, bagi
‘panitia’, bagi semua orang yang bersentuhan hidup dengan kita. Amin.

15
ACARA PARTANGIANGAN ADVENT II : POLA 3 GENERASI

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 44: 1,3
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 4
5. Marende BE. No. 39: 1,3
6. Manjaha Bibel : Mazmur 78 , manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. No. 45 : 3,4 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

Pola 3 Generasi adalah pola Alkitab yang dapat kita lihat rumusnya di
dua ayat ini:
Yoel 1;3
Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, g dan biarlah anak-
anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-
anak mereka kepada angkatan h yang kemudian.
Mazmur 78: 5-7
78:5 Telah ditetapkan-Nya peringatan u di Yakub v dan hukum
Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya
untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka 1 ,
78:6 supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-
anak, yang akan lahir kelak, w bangun dan menceritakannya
kepada anak-anak mereka,
78:7supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak
melupakan x perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang
perintah-perintah-Nya; y
16
Belajar dari Pernikahan Adam dan Hawa:
Dalam pernikahan Adam dan Hawa, mereka mendapatkan anak Kain dan
Habel. Mengapa Kain dan Habel bertumbuh bersama dan pada akhirnya
Kain membunuh Habel?
Karena ada beberapa alasan sbb:
Adanya pola asuh yang salah dalam keluarga Adam dan Hawa
1. Keluarga Adam dan Hawa bertumbuh tanpa menghadirkan Tuhan
dalam keluarga mereka
2. Adanya kubu kubu dalam keluarga
3. Kegagalan Adam untuk memposisikan diri sebagai kepala keluarga
dan kegagalan Hawa untuk memposisikan diri sebagai istri yang
tunduk pada suami dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Baik, sekarang kita akan bahas dan buktikan ke empat point point di atas
dan biarkan Alkitab sendiri yang bisa menjelaskan dirinya sendiri dengan
ayat-ayat pendukung berikut ini.

1. POLA KEHIDUPAN ORANG TUA AKAN MEMPENGARUHI ANAK


Karena dalam keluarga mereka di bangun sikap dan teladan dan pola
didikan yang salah daripada Adam dan Hawa kepada anak-anaknya. Adam
dan Hawa menyelesaikan dosa mereka dengan cara saling menyalahkan,
(Kejadian pasal 3)
Alkitab mencatat hal ini terjadi dalam kehidupan Ahazia, raja Israel
dalam 1 Raja-raja 22;52-54
Ahazia, raja Israel
Ahazia, anak Ahab, menjadi raja atas Israel di Samaria dalam tahun
ketujuh belas zaman Yosafat, raja Yehuda, dan ia memerintah atas
Israel dua tahun lamanya. Ia melakukan apa yang jahat s di mata
TUHAN dan hidup menurut kelakuan ayahnya dan ibunya dan
Yerobeam bin Nebat, yang telah mengakibatkan orang Israel
berdosa. Ia beribadah kepada Baal t dan sujud menyembah

17
kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan sakit hati TUHAN,
Allah Israel, tepat seperti yang dilakukan ayahnya. u

2. KELUARGA YANG BERTUMBUH TANPA MENGHADIRKAN TUHAN


Dalam keluarga Adam dan Hawa, mereka mengajak keluarga mereka
bertumbuh dengan tidak memanggil nama TUHAN, hal ini dapat
dibuktikan pada Kejadian 4;26
Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya
Enos. r Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN 1 .
Dari ayat ini kita tahu, bahwa pada zaman itu, Enos, cucu Adamlah yang
pertama kali mempelopori orang-orang untuk memanggil nama Tuhan,
beribadah, mencari Tuhan, takut akan Tuhan, dll Jadi pada masa Kain dan
Habel, nama Tuhan jauh disebut-sebut daripada bibir keluarga ini.
Tidak ada anggur dalam rumah tangga mereka. Semua telah menjadi
tawar. Tidak ada hubungan segitiga antara suami, istri dan Tuhan.
Ketika garis ke Tuhan terputus, tentunya Tuhan tidak ada di antara
mereka. Tuhan tidak ditinggikan dan diagungkan. Tuhan tidak menjadi
pusat dalam keluarga mereka.
Selepasnya dari Eden, mereka harus berpeluh, berjuang, berlelah, Hawa
harus mengalami sakit bersalin, mereka harus menghadapi tanah yang
sudah terkutuk, mereka harus menghadapi perjuangan terhadap himpitan
ekonomi dan himpitan kuasa jahat.
Seharusnya yang mereka lakukan adalah lari kepada TUHAN, memanggil
nama Tuhan, tetapi tidak, yang mereka lakukan adalah dalam keadaan
terjepit, dalam keadaan yang sulit, mereka hidup terus saling
menyalahkan, ada dengki, ada hati yang panas dan muka yang muram.
Mungkin saja Adam mulai menyalahkan Hawa...gara-gara Hawa aku harus
berpeluh, bisa jadi Hawa mulai menyalahkan Adam, gara-gara Adam, aku
sakit saat melahirkan, dll

18
ACARA PARTANGIANGAN ADVENT III

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. No. 44: 1,4
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 11
5. Marende BE. No. 39: 1,4
6. Manjaha Bibel : , manjaha hatorangan sian bahan perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. No. 591:1,2 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

11. ADANYA KUBU KUBU DALAM KELUARGA


Mengapa Kain dan Habel sedemikian bertumbuh sangat berbeda, padahal
mereka berasal dari orang tua yang sama?
Arti nama Kain: kemahiran
Arti nama Habel:’= hembusan nafas.
Kain adalah seorang pembunuh, sementara itu Habel adalah seorang
beriman.
Pribadi Kain dapat terlihat sebagai berikut:
1. Hatinya sangat panas/ amarah
2. Mukanya muram/ tidak dapat mengendalikan diri
3. Ketika ditegur oleh Tuhan, ...(dalam Kejadian 4: 6-7)
Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan
mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika
engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik,
dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda
engkau , tetapi engkau harus berkuasa atasnya. "
...reaksinya bukannya menjawab Tuhan, merespon Tuhan,
memohon ampun, koreksi diri, dll, malah dia melakukan hal sebaliknya
di ayat 8. Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke
19
padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel,
adiknya itu, lalu membunuh dia. Ini adalah sikap pemberontakan, dan
tidak menghormati Tuhan
4. Sikap berbohong.
Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, n adikmu itu?"
Jawabnya: "Aku tidak tahu! o Apakah aku penjaga adikku?"
5. Sikap tidak menyayangi adik, tidak perduli dengan adiknya
Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, n adikmu itu?"
Jawabnya: "Aku tidak tahu! o Apakah aku penjaga adikku?"
6. Sikap apatis
Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah
adikmu itu berteriak kepada-Ku 4 dari tanah. p
7. Berpikiran Negatif yang berkaca pada diri sendiri, karena dia
seorang pembunuh, maka dia takut dibunuh
Maka sekarang, terkutuklah q engkau 5 , terbuang jauh dari
tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah
adikmu itu dari tanganmu. 4:12 Apabila engkau
mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan
memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; r engkau
menjadi seorang pelarian dan pengembara s di
bumi. t " 4:13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih
besar dari pada yang dapat kutanggung. 4:14 Engkau
menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan
tersembunyi dari hadapan-Mu, u seorang pelarian dan
pengembara di bumi; v maka barangsiapa yang akan bertemu
dengan aku, tentulah akan membunuh aku. w "
4:15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa
yang membunuh Kain x akan dibalaskan y kepadanya tujuh kali
lipat. z " Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain 6 , supaya
ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan
dia.

20
8. Yang dilakukan kain pada saat itu adalah PERGI DARI HADAPAN
TUHAN, kata ini pernah muncul pada Yunus 1:3 yang sama-sama
menggunakan kata Paniyim, ada unsur lari dari Tuhan, menjauhi
Tuhan dalam kedua kisah ini. Kepergian Kain bukan sekedar jadi
orang Nomaden/yang terus berpindah-pindah, tetapi juga
kepergian dalam arti hidup jauh dari tujuan Tuhan, hidup
menjauhi Tuhan.
4:16 Lalu Kain pergi dari hadapan a TUHAN 7 dan ia
menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden. b
Sedangkan pribadi Habel, dapat kita baca di Ibrani 11:4
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban
yang lebih baik 3 dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia
memperoleh kesaksian m kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah
berkenan akan persembahannya n itu dan karena iman ia masih
berbicara, sesudah ia mati. o
Dari ayat tersebut kita bisa simpulkan bahwa pribadi Habel adalah, sbb:
1. Memberi persembahan pada Tuhan, jadi ada rasa cinta akan
Tuhan
2. Memberi korban yang lebih baik , jadi ada pengorbanan untuk
memberi yang terbaik pada Tuhan
3. Hidup benar
4. Beriman pada Tuhan
Semua hal di atas bisa diteguhkan lagi dengan ayat ini:
I Yoh 3: 11-12
3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar p dari
mulanya, q yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; r 3:12 bukan
seperti Kain, yang berasal dari si jahat s dan yang membunuh
adiknya. t Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. u

21
Bisa jadi terjadi perbedaan cara mendidik anak. Bisa jadi terjadi dua kubu
dalam keluarga ini; bisa jadi Kain lebih dekat ke mama, dan Habel lebih
dekat ke papa atau sebaliknya.
Karena pola seperti ini, tidak asing buat kita, karena kita pernah juga
menjumpai keluarga berkubu kubu seperti ini, yaitu yang terjadi pada
Ishak, Rahel, Esau dan Yakub.
Kejadian 25;28 : Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan
daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Sama saja yang terjadi pada keluarga ini, yaitu bertumbuhnya dua kakak
beradik kembar yang sangat berbeda dan sangat bersaing, dengan dua
perangai dan sifat yang sangat berbeda sekali, karena yang satu adalah
anak papa dan yang satu lagi adalah anak mama. Jika terjadi perkelahian
suami istri, maka masing masing kubu mendapat pembela, si sulung belain
papa, dan si bungsu belain mama. lahirnya dua karakter yang sangat
mencolok dikarenakan bukan semata-mata dari adanya keunikan tiap
pribadi, melainkan semakin dipertajam dengan adanya kubu dalam
keluarga. Kita lihat apa yang menjadi kecenderungan kubu dan iri hati di
sini...adanya upaya pembunuhan Esau terhadap Yakub
Demikian juga ketika Yakub mempertontonkan kecintaannya pada
Yusuf lebih daripada saudara-saudara yang lainnya, membuatkan jubah
yang indah untuk Yusuf, membuat saudara-saudaranya iri dan hal itulah
yang membuat Yusuf akhirnya menjadi sasaran upaya pembunuhan oleh
saudara-saudaranya. Iri hati akhirnya menghasilkan niat jahat untuk
membunuh, demikian juga yang terjadi pada Kain dan Habel
Hal ini tak lepas daripada keretakan suami istri dalam komunikasi,
yang akhirnya kemarahan terhadap pasangan dilampiaskan kepada anak
yang disayangi oleh pasangannya, dan demikian terjadi sebaliknya
Bisa jadi sang ayah selalu mengajarkan pada sang Habel, bahwa
“.....Tuhanlah yang memberi nafas hidup pada kita, ...kita harus beriman
pada Tuhan, Tuhan menutupi kemaluan manusia , Tuhan melakukan
pemberesan dosa manusia dengan cara pengorbanan darah binatang,

22
pakaian papa mama dulu adalah dari daun-daunan yang mudah robek,
tidak sempurna, tetapi Tuhan sendiri yang memakaikan pada papa dan
mama pakaian dari kulit binatang yang telah disembelih...dst...dst...”
Kelak Habel bertumbuh menjadi anak beriman, cinta Tuhan, takut
Tuhan, hidup benar dan menjadi anak yang berani berkorban dari hasil
keringatnya sendiri, memberi korban yang terbaik untuk Tuhan, dengan
persembahannya itu.
Di kubu lain bisa jadi sang ibu , yang notabene adalah wanita
pertama di dunia yang melanggar hukum Tuhan, bisa jadi menjadi seorang
profokator buat Kain. “.....sudahlah Kain, kamu seorang yang mahir, kamu
bisa mengembangkan diri sebaik-baiknya, kamu bisa memiliki apa yang
kamu dambakan, kita itu nggak usah sok-sok suci-sucian...rohani-
rohanian...kalau memberi persembahan itu ya apa yang ada aja, nggak
perlu harus yang mengeluarkan darah...nggak perlu harus beli binatang
sama adikmu, apalagi minta sama dia, itu gengsi dong, dan kalau kamu
punyanya tumbuhan ya itu aja....apa yang terjadi sama papa mama dulu di
Eden nggak usah diingat-ingat....papamu itu memang begini..begini
begini....Tuhan itu mengusir papa dan mama dari Eden...sekarang kita ini
hidup susah...mama mehalirkan kalian berdua dengan susah payah,
dll...dst....”
Didikan yang seperti ini , bisa jadi menghasilkan anak yang seperti
Kain, mudah marah, tidak bisa mengendalikan diri, berontak, tidak
menghormati Tuhan, iri, dengki, dst.
Atau dimungkinkan Kain justru ada di kubu ayah, yang sedang
berontak sama Tuhan, nggak perduli dan cuek dengan Tuhan, sedang
mengadakan aksi protes karena kehidupan yang begitu keras menerpa
mereka selepas mereka dari Eden. Sedang Habel ada di kubu mama yang
mendominasi Habel untuk ikut jalan Tuhan, karena sang mama yang lebih
perasa merasakan luka yang dalam jika jatuh dalam dosa, dan ingin
berjuang untuk bangkit, dan intim lagi dengan Tuhan. Banyak kali di

23
Alkitab dan di dunia sekarang, para wanita lebih menggebu dengan
perkara rohani daripada pria.
Kita tidak tahu pasti, apakah Kain di kubu Adam dan Habel di kubu
Hawa atau sebaliknya Kain di kubu Hawa sedang Habel di kubu Adam.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut...semua kemungkinan itu ada saja.
Dan bisa jadi tiap-tiap hari mereka hidup dalam dua kubu ini, sementara
Adam yang gagal menjadi seorang pemimpin, tidak bisa memegang
kendali atas rumah tangganya, dia cenderung menyalahkan Tuhan atas
kehadiran perempuan yang di sisinya, dan Hawa adalah sorang istri yang
mendominasi dan gagal introspeksi diri, karena dia menyalahkan iblis.
Masing-masing punya alasan dan tidak mau kalah.
Anak-anak mereka tiap hari menyaksikan orang tua mereka yang hidup
seperti itu,saling menyalahkan, tidak hidup dalam pertobatan, dan
akhirnya terjadilah pembunuhan keji itu.
Betapa sedihnya Adam dan Hawa menyaksikan kematian Habel.
Betapa tidak, karena mereka baru pertama kali ini menyaksikan kematian
manusia. Habel yang biasa diajak bercanda, makan bersama, ngobrol, kini
tergeletak tak bernyawa, diam , dan tubuhnya kaku, semakin lama
semakin membusuk dan lama-lama kembali kepada tanah.
Kematian....kematian itu terjadi..untuk pertama kalinya. Dan itu terjadi
pada anak mereka.
Mereka mulai menyadari bahwa mereka selama ini salah, mereka
selama ini hidup dalam ‘saling menyalahkan’,membangun kubu-kubu
dalam keluarga, tidak ada kesatuan, tidak pernah menghadirkan Tuhan
dalam hidup mereka, anggur mereka telah tawar, eden mereka telah
hilang, bukan hanya dari pijakan kaki mereka , melainkan juga dari hati
mereka, sudah tidak ada ‘eden’ lagi. Keharmonisan itu telah pergi jauh,
menghilang tak terlihat kemana perginya.

24
ACARA PARTANGIANGAN ADVENT IV

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. No. 44:1,5
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 16
5. Marende BE. No. 39: 1,8
6. Manjaha Bibel : KEJADIAN 4 , manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. No. 591:1,3 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

12. KEGAGALAN ADAM MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI PEMIMPIN &


KEGAGALAN HAWA UNTUK TUNDUK KEPADA SUAMINYA

Fakta bahwa Adam telah gagal memposisikan diri sebagai pemimpin /


imam dalam keluarga adalah:
Pada saat dia ada di dekat istrinya, dan diam saat istrinya digoda ular,
dan diam saat istrinya memakan buah terlarang, dan membuka mulutnya
ikut memakan buah terlarang itu. .. membuat Adam serasa tidak berdaya
dibawah pengaruh istrinya, dan tidak berdaya menegakkan pendidikan
keluarga yang memuliakan nama Tuhan, dan seakan tidak berdaya untuk
ikut mendidik Kain, yang mungkin saja berpihak di kubu mama ini, dengan
benar.
Banyak kali dibahas bahwa Adam tidak ada di tempat, saat Hawa
jatuh dalam dosa, Siapa bilang Adam jauh...dari tempat kejadian
perkara itu? Ohhh tidak ! Adam ada di situ dan mengikuti semua
25
seri dari awal. Kesalahan Adam adalah karena dia DIAM.
Kepemimpinan Adam TIDAK jalan, fungsinya sebagai kepala,
TIDAKk jalan, fungsi kontrol, fungsi mengarahkan, fungsi menegur,
fungsi memberi teladan...TIDAK jalan sama sekali.
Kejadian 3; 6
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk
dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik
hati k karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil 1 dari
buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada
suaminya l yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun
memakannya 2 . m
Kita lihat bahwa pada Kejadian pasal 4 : 1-24, adalah ZAMAN dimana
Adam dan Hawa memiliki dua anak yaitu KAIN dan HABEL, serta setelah
peristiwa pembunuhan itu, terbentuklah masyarakat dari keturunan KAIN.
Kita akan simak bahwasannya pada masa Kain dan Habel itu, HAWA
menjadi seorang istri yang sangat dominan, kita bisa lihat pada ayat-ayat
sbb:
o Kejadian 4; 1...manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya...
(nama Adam tidak disebut, sedang nama Hawa disebut jelas-jelas)
o Kejadian 4;2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain, dan
Habel menjadi gembala....dst (kembali di sini ,kita tidak menjumpai
peran Adam yang memperanakkan Kain, melainkan disebut-sebut
lagi peran Hawa yang melahirkan)

DARI EMPAT PENYEBAB KEGAGALAN KELUARGA ADAM DAN HAWA


ITULAH, YANG MEMBUAT MEREKA MENGALAMI PRAHARA PEMBUNUHAN
PERTAMA DI DUNIA DALAM KELUARGA MEREKA SEJAK SAAT ITU ADA
SEBUAH TITIK BALIK DALAM KELUARGA MEREKA , sbb: (yang nanti akan
dibahas lebih lanjut)

26
13. Adam mulai menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik
sejak diberikannya Tuhan kesempatan kedua kepada keluarga
mereka dengan kelahiran SET
14. Hawa mulai menyadari bahwa pola pengajarannya pada anak-
anaknya selama ini salah, dan dominasinya terhadap suami mulai
berubah menjadi suatu ketundukan
15. dengan ketundukannya pada suaminya yang mulai memposisikan
diri sebagai ayah yang menurunkan pola SEGAMBAR DAN SERUPA
ALLAH pada anak mereka SET, dengan didikan seorang ayah, Hawa
juga kini mau sepakat mengajar SET dengan pola yang sama, hal
ini menghasilkan sebuah keputusan pertobatan dalam keluarga
mereka.

5. ADAM MULAI MENJALANKAN FUNGSI KEPEMIMPINANNYA


DENGAN BAIK SEJAK SET LAHIR
Adam mulai menyadari , bahwa kegagalannya sebagai seorang pemimpin
dalam keluarga, harus mengalami perombakan total.
Nah, sekarang kita akan bandingkan dengan ZAMAN dimana Adam dan
Hawa memiliki anak mereka yang berikutnya yaitu SET, dalam kesempatan
kedua yang Tuhan berikan, dimana sangat mencolok sekali, peran Adam
yang mulai terlihat memposisikan diri sebagai pemimpin, dan Hawa yang
memposisikan diri sebagai penolong. Hal ini kita lihat pada Kejadian pasal
4: 25 sampai kejadian 5; 1-5
Adam bersetubuh pula dengan isterinya, o lalu perempuan itu
melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, p sebab
katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain
sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya. q "
( ada penyebutan nama Adam di sini)
5:1 Inilah daftar t keturunan u Adam 1 . Pada waktu manusia itu
diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa

27
Allah; v 5:2 laki-laki dan perempuan w diciptakan-Nya mereka. x Ia
memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada
mereka, pada waktu mereka diciptakan. 5:3 Setelah Adam hidup
seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki
menurut rupa dan gambarnya, y lalu memberi nama
z
Set kepadanya. 5:4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set,
delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan. 5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh
tahun 2 , lalu ia mati.
( ada nama Adam disebut di sini, tidak hanya sekedar penyebutan
‘manusia itu’ seperti pada Kejadian 4;1, dan ada peran utama
ADAM sebagai yang memperanakkan, serta memberi nama pada
SET)

6. KEKALAHAN HAWA DALAM BERPERANG MELAWAN IBLIS


DALAM RANGKA MENGAJAR ANAK-ANAKNYA HIDUP TAKUT
AKAN TUHAN DIGANTI MENJADI POLA BARU YANG MEMBAWA
KEMENANGAN
Saat itulah, ketika terjadi prahara pembunuhan kakak beraadik ini, bisa
jadi Hawa diingatkan akan persitiwa di Eden, ketika dia perhadapkan pada
dua pilihan:
Kejadian 3; 15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau
dan perempuan ini, antara keturunanmu a dan
Keturunannya; b keturunannya akan meremukkan kepalamu, c dan
engkau akan meremukkan tumitnya 1 ."
Dan pada saat itu, setelah mereka mendapat teguran Tuhan, di Kejadian
pasal 3; 14-19, Adam memberi nama Hawa , langsung di ayat berikutnya,
yaitu Kejadian 3 di ayat 20
Manusia itu memberi nama Hawa p kepada isterinya 11 , sebab
dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

28
Arti nama daripada Hawa adalah sbb:
Hawa = Eve = "life" or "living" = kehidupan
Bisa jadi Hawa mengalami perenungan dalam hidupnya, sepeninggal Habel
dan selepas kepergian Kain, yang menjadi pengembara.

DUA PILIHAN POLA KEHIDUPAN KELUARGA


Saat Hawa berhasil menjadi seorang ibu yang MENANG, melawan kuasa
jahat, berhasil tunduk kepada suaminya, dan mendidik anak-anak bukan
dengan cara-cara dari si jahat, melainkan dengan CARA TUHAN, maka dia
akan mengalirkan KEHIDUPAN /hawa pada keturunannya. Jika dia
menang, maka keturunannya akan meremukkan kepala ular
Akan tetapi apabila dia menjadi seorang ibu yang GAGAL,
melawan kuasa jahat, dan mengajar anak-anaknya dengan cara-cara
Tuhan, melainkan dengan CARA IBLIS, maka dia akan mengalirkan
KEMATIAN pada keturunannya Jika dia kalah, maka tumitnya akan
diremukkan si iblis.
Hawa sadar , bahwa kematian Habel adalah kegagalannya sebagai
seorang Ibu, yang ada adalah kematian si nafas ( kematian Habel), yang
terjadi karena pembunuhan oleh si mahir (Kain). Itu semua, bisa jadi
karena dia mendidik Kain dengan menanamkan karakter karakter jahat,
mempresentasikan bapa pembohong itu.
I Yoh 3: 11-12
3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar p dari
mulanya, q yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; r 3:12 bukan
seperti Kain, yang berasal dari si jahat s dan yang membunuh
adiknya. t Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. u

Jika dia menang, maka keturunannya akan menghasilkan sebuah


KEHIDUPAN/ hasrat untuk hidup, mempresentasikan Tuhan, Bapa
Kebenaran. Dan keturunannya yang dihasilkan dari ajaran yang benar,

29
akan menjadi keturunan yang meremukkan kepala ular, menghancurkan
kuasa jahat, dan menjadi generasi yang menang, hidup benar, takut akan
Tuhan, berkarakter ilahi.

30
ACARA PARTANGIANGAN KE- LIMA (EPIPHANI)

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 71: 1,2
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 2
5. Marende BE. 74:1,2
6. Manjaha Bibel : 1 MUSA 5/ KEJADIAN 5 , manjaha hatorangan
sian bahan perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 75:1,2 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

7. KEPUTUSAN UNTUK BERTOBAT DAN MEMULAI POLA KELUARGA


YANG BARU YAITU POLA SERUPA DAN SEGAMBAR DENGAN ALLAH
DIDIKAN DARI ADAM SEBAGAI AYAH DAN AJARAN DARI HAWA
SEBAGAI IBU
(Amsal 1; 8 Hai Anakku, Dengarkanlah Didikan Ayahmu, Dan
Jangan Menyia-Nyiakan Ajaran Ibumu)

Saat itulah bisa jadi, Adam dan Hawa ingin memulai sesuatu yang baru
dengan cara yang baru, cara mendidik anak yang baru, cara mengajar anak
yang baru , cara hidup yang baru, pola keluarga yang baru
Kejadian 4: 25 Adam dan Hawa melahirkan lagi anak bernama SET,
sebagai ganti daripada Habel yang telah mati dibunuh oleh Kain.
Set arti namanya adalah pengganti
Mereka mendapatkan kesempatan kedua dari Tuhan untuk
mengawali suatu restorasi/ pemulihan dalam keluarga mereka. Perubahan
di satu sisi mulai terlihat, dimana Adam mulai memposisikan dirinya

31
sebagai KEPALA keluarga, memimpin, mengatur, mengarahkan, memberi
VISI, pandangan ke depan, mendisiplin, meluruskan.
Kita lihat adanya perubahan dalam keluarga ini: perhatikan apa yang
ditulis di Kejadian pasal 5 ini
Keturunan Adam
5:1 Inilah daftar t keturunan u Adam 1 . Pada waktu manusia itu
diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa
Allah; v 5:2 laki-laki dan perempuan w diciptakan-Nya mereka. x Ia
memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada
mereka, pada waktu mereka diciptakan. 5:3 Setelah Adam hidup
seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki
menurut rupa dan gambarnya, y lalu memberi nama
Set z kepadanya. 5:4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set,
delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan. 5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga
puluh tahun 2 , lalu ia mati.
Perhatikan pada kata-kata yang saya cetak tebal, ternyata pada ayat ini,
dimulai pada penciptaan Adam , kemudian dilanjutkan pada SET, serta
dibahas sampai hari matinya ADAM
Perhatikan kembali di sini ada suatu POLA ILAHI yang diulang di sini :
 Pertama Tuhan menciptakan Adam dan Hawa menurut RUPA
ALLAH.
 Dan perhatikan di sini, bahwa kemudian Adam memperanakkan
seorang laki-laki MENURUT RUPA DAN GAMBARNYA, artinya
Adam di sini Adam dan Hawa mulai menerapkan pola ilahi dalam
keluarga mereka, agar tujuan penciptaan Tuhan itu tercapai dalam
keluarga mereka
 Pola baru, yang menghadirkan rupa dan gambar Allah dalam
sebuah keluarga ini, dicatat sebagai hal baru, terbukti nama Kain
dan Habel, tidak dicantumkan di sini.

32
 Dan di seluruh bagian Alkitab, tidak ada satu ayat pun , kecuali
ayat ini yang mencantumkan frase............menurut rupa dan
gambarnya....dalam hal MEMPERANAKKAN, ini adanya hanya di
ayat ini saja.
Ayat ini mengisyaratkan kita, bahwasannya Adam dan Hawa mau mulai
memperbaiki keluarganya, mau kembali pada tujuan ilahi daripada
penciptaan mereka berdua, bahwa mereka diciptakan untuk
mempresentasikan Tuhan kepada dunia ini.
Yesaya 43;7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku z yang
Kuciptakan a untuk kemuliaan-Ku, b yang Kubentuk dan yang juga
Kujadikan! c "
Pola asuh Adam dan Hawa terhadap Set kini diubah, mereka kini
belajar saling menerima, saling mengampuni, saling memperhatikan, tidak
mau lagi hidup saling menyalahkan, mau saling mengasihi, mau saling
memberi, saling mendorong, tidak hidup dalam persaingan, dan prakarsa
daripada Adam ini disetujui dan ditunduki oleh Hawa. Hawa mau sepakat,
Hawa mau terlibat, Hawa mau jadi perempuan pemenang atas iblis, Hawa
mau jadi ibu yang takut akan Tuhan, Hawa mau jadi perempuan yang
mendidik anak-anaknya dengan bijak , yang diawali dengan titik awal
penunjukan terhadap suaminya.
TUHAN SANGAT MENGHARGAI PERTOBATAN DAN PERUBAHAN DARI
POLA LAMA KEPADA POLA BARU INI
 Dalam seluruh pasal Kejadian 5 nama Kain dan Habel tidak
dicantumkan dalam Keturunan Adam ini, semuanya dimulai dari
SET.
 Dalam seluruh bagian Alkitab, tidak ada ayat lain kecuali ayat ini
yang menuliskan frase ‘SERUPA DAN SEGAMBAR’ dalam perihal
MEMPERANAKKAN
 Umur Adam saat memperanakkan Kain dan Habel tidak dicatat,
namun ketika dia memperanakkan Set, usianya dicatat. Tuhan

33
menganggap ini hal penting yang harus di catat, sejak kapankah
kiranya Adam memulai pola baru dalam keluarganya.

CATATAN KEMENANGAN DARI KELUARGA YANG TELAH DIPULIHKAN


Pola asuh yang baru ini ditandai dengan adanya pencatatan hal yang baru
pada silsilah Adam, kejadian 5: 1-32. Dalam perikob ini ditulis Adam, Set,
dst sampai ke Henokh yang diangkat ke surga, serta perikop ini diakhiri
dengan keluarga Nuh.
Dalam perikob ini tidak ditulis Kain dan Habel....mengapa? karena Tuhan
mencatat pola yang baru dalam keluarga Adam dan Hawa ini, anggur yang
baru yang mereka hadirkan dengan mulai mengajar anak-anak takut akan
Tuhan. Sampai menghasilkan keturunan yang menang melawan kuasa
gelap (Kej 3; 15)
Dan ini berhasil, Set bertumbuh berbeda, dia menjadi anak yang mengerti
pentingnya anggur kemanisan dalam sebuah keluarga, pentingnya
mendidik anak-anak dari kecil dengan baik, pentingnya saling menerima
satu dengan yang lainnya, pentingnya takut akan TUHAN.
Set pun bertumbuh dewasa dan menjadi seorang ayah bagi Enos.
Dan Enos pun dicatat dalam Alkitab sebagai orang pertama yang
mempelopori pada zamannya ‘memanggil nama TUHAN’, dia
menyembah kepada Tuhan, memusatkan hidupnya pada Tuhan.
Pada saat Adam dan Hawa menjadi keluarga yang dipulihkan, baru
keluarga mereka saja yang pulih, baru Adam, Hawa serta SET, sementara
itu keluarga-keluarga lainnya , belum pulih, masih ikut pola jahat, pola
salah, pola lama, kubu-kubu- karakter negatif-kebohongan-kejahatan-
kesombongan, dll. Siapakah keluarga-keluarga lain itu..? Ya keturunan
daripada Kain itu yang juga semakin banyak jumlahnya
Tetapi pada zaman Enos, Enoslah orang yang pertama kali
mempelopori orang-orang disekitarnya, keluarga-keluarga lainnya untuk
kembali pada tujuan penciptaan yang semula, yaitu untuk
mempresentasikan TUHAN atas muka bumi ini, memuliakan Tuhan.

34
Hawa berhasil kali ini....ada sebuah KEHIDUPAN yang dialirkan jika
dia menang. Semangat Adam saat menyemangati dia, ketika hukuman
Tuhan telah diketok palu di Taman Eden dulu, bahwa Adam ingin
mendorong Hawa menjadi ibu semua yang hidup, tergenapi. Set anak
yang luar biasa memuliakan Tuhan, menjadi ayah bagi ENOS yang juga luar
biasa cinta Tuhan, dan itu berjalan!
Dengan demikian Adam ikut menang....!!

SET DAN ENOS MASUK DALAM SILSILAH YESUS


Keturunan Set, menjadi garis keturunan Mesias, lewat Enos, Lukas 3: 23 –
38 Silsilah Yesus
3:23 5 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, k Ia berumur kira-kira
tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak
Yusuf, l anak Eli . . . 3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak
Allah. t
Perhatikan kata-kata terkahir adalah ANAK ALLAH.
Kemenangan dari keturunan Adam adalah ketika Adam berhasil
memposisikan diri sebagai pemimpin yang takut akan Tuhan, dalam
keluarganya. Kemenangan dari keturunan Hawa, adalah karena jadi ANAK
ALAH, bukan anak iblis.
Kembali kita teringat pada ayat ini: I Yoh 3: 11-12, anak Allah...atau anak
iblis...dua pilihan ini menjadi penentunya.
3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar p dari
mulanya, q yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; r 3:12 bukan
seperti Kain, yang berasal dari si jahat s dan yang membunuh
adiknya. t Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. u

35
ACARA PARTANGIANGAN KE-ENAM ( DUNG EPIPHANI )

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 75: 1-2
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 128
5. Marende BE. 160:1
6. Manjaha Bibel : Yoel 1: 1-3, manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 69 : 1-2 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

POLA TIGA GENERASI


Adam-Set dan Enos adalah 3 generasi yang merupakan pola Alkitabiah:
Yoel 1 ayat 3, Mazmur 78: 5-7, di mana dalam pola ini ada perintah Tuhan
untuk ayah mengajarkannya pada sang anak, dan anak mengajarkannya
pada sang cucu , dan saat kakek meninggal, maka anak akan menjadi
kakek bagi anak dari anak-anaknya, demikian seterusnya secara estafet.
Yoel 1;3
Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, g dan biarlah anak-
anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-
anak mereka kepada angkatan h yang kemudian.
Mazmur 78: 5-7
78:5 Telah ditetapkan-Nya peringatan u di Yakub v dan hukum
Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya
untuk memperkenalkannya kepada anak-anak
mereka 1 , 78:6 supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian,
supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, w bangun dan
menceritakannya kepada anak-anak mereka, 78:7supaya mereka
36
menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak
melupakan x perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang
perintah-perintah-Nya; y
Kalau kita teliti lagi dari kitab Kejadian, nantinya kita akan simpulkan
bahwasannya Set mewakili pendidikan anak yang telah berhasil, dari
sebuah pola didikan keluarga yang telah dipulihkan, sementara Kain
mewakili pendidikan anak yang telah gagal, dari sebuah pola didikan
keluarga yang belum dipulihkan.
Keturunan Kain hanya dituliskan sampai generasi yang terbatas,
hanya sampai keturunan yang ke 7 saja , dan semua keturunan mereka
yang bertambah lama bertambah jahat sampai akhirnya pada zaman air
bah, mereka semua musnah. Semua kehidupan mereka terpusat pada
budaya. Keselamatan tidak bisa diselesaikan pada budaya, melainkan
hanya lewat Kristus saja.
Tetapi keturunan SET terus ditulis sampai garis Yesus Kristus, karena Nuh
adalah keturunan daripada Set.

Kesimpulan : Hari ini Dia ingin mengadakan pemulihan bagi rumah tangga-
rumah tangga yang mulai menjadi tawar, buka hatimu,…biarkan Dia
memulihkan hidupmu, mari berkata seperti Adam- kita mau peranakkan
anak-cucu kita seperti gambar dan rupa kita, yaitu gambar dan rupa kita
yang telah dipulihkan seperti gambar dan rupa Tuhan, hidup yang
memuliakan nama Tuhan, membangun suatu keluarga yang harmonis bagi
kemuliaan nama Tuhan, sehingga anggur yang semakin manis itu menjadi
suatu berkat bagi banyak ‘tamu undangan’, bagi ‘panitia’, bagi semua
orang yang bersentuhan hidup dengan kita. Amin.

PENELITIAN ZAMAN
Umur ADAM saat mati adalah 930 tahun
Adam memperanakkan Set di usia 130 tahun
Set memperanakkan Enos. Adam kakek bagi Enos diusia 235 tahun.

37
Enos memperanakkan Kenan. Adam kakek buyut Kenan diusia 325 tahun.
Kenan memperanakkan Mahalaleel. Adam kakek canggah buat
Mahalaleel diusia 395 tahun
Mahalaleel memperanakkan Yared lahir, Adam kakek gantung siwur buat
Yared diusia 460 tahun
Yared memperanakkan Henokh. Adam nenek moyang bagi Henokh di usia
622 tahun
Henokh memperanakkan Metusalah. Adam nenek moyang buyut buat
Metusalah di usia 687 tahun.

Henokh diangkat ke surga pada usia 365 tahun. Itu artinya ADAM selama
di dunia, tidak sempat mengalami peristiwa ini. Peristiwa ini terjadi 57
tahun sebelum Adam mati (622+365=987, 987-930= 57)
Saat Metusalah berusia 187 tahun, Lamekh lahir, waktu itu berarti umur
Adam adalah 687 +187 = 874 tahun. Adam menjadi nenek moyang
canggah buat Lamekh di usia 874 tahun.
Pada saat Lamekh berumur 56 tahun, Adam mati. 874 +56 = 930
ADAM, nenek moyang canggah daripada lamekh, sempat hidup
bersama-sama Lamekh selama 56 tahun
Kelak ketika Lamekh berumur 182 tahun, dia memperanakkan NUH.
Artinya, Adam mati, 126 tahun sebelum NUH lahir. Adam tidak sempat
menyaksikan kelahiran Nuh
(182-56 = 126 )

Adam (sebagai generasi PEMULA) hidup mendampingi anaknya (generasi


1), cucunya (generasi 2) dan terus sampai generasi ke 10
Adam terus mendampingi generasi-generasi dibawahnya dengan
diberi kesempatan oleh Tuhan meneruskan tongkat estafet itu
sampai generasi daripada LAMEKH. Adam sempat menemani Lamekh
sampai Lamekh berusia 56 tahun. Dimana Lamekh nantinya akan
menjadi kakek yg meneruskannya pada Nuh, dan Lamekh masih akan
38
mendampingi Nuh menjadi seorang ayah buat cucu-cucunya Sem
Ham dan Yafet. Di sini kita lihat, kematian Adam adalah sampai
mempersiapkan kakek daripada Sem, Ham dan Yafet. Saya percaya
karena Adam diberi mandat oleh Tuhan untuk beranak cucu dan
bertambah banyak, maka Adam diberi mandat untuk membuat POLA
ILAHI ini begitu kuat dalam estafet pendampingannya sebagai
manusia pertama yang pernah paling intim dengan Tuhan di Eden
dulu -sebelum kejatuhannya dalam dosa- dan setelah Adam hidup
dalam pemulihan dan pertobatan, Tuhan terus memberi
kesempatan-kesempatan yang berikutnya pada Adam untuk terus
mengulang pelajaran ini, sampai 8 generasi di bawahnya.
Adam diijinkan Tuhan bertahan hidup di zaman Henokh (6 generasi di
bawahnya) , walaupun Adam telah meninggal 57 tahun sebelum
Henokh diangkat hidup-hidup ke surga tanpa mengalami kematian,
Adam sempat mengenal Henokh.

Sekarang kita selidiki tahun-tahunnya SET


Umur SET saat mati adalah 912 tahun
SET memperanakkan Enos
Enos memperanakkan Kenan. SET kakek Enos pada umur =195 tahun.
Kenan memperanakkan Mahalaleel . SET menjadi kakek buyut buat
Mahalaleel di usia 265 tahun
Mahalaleel memperanakkan Yared. Set menjadi kakek canggah buat
Yared di usia 330 tahun.
Yared memperanakkan Henokh. Set menjadi kakek gantung siwur buat
Henokh di usia 492 tahun.
Henokh memperanakkan Metusalah. Set menjadi nenik moyang buat
Metusalah di usia 557 tahun

Artinya, Adam mati, 126 tahun sebelum NUH lahir.


(182-56 = 126 )

39
Artinya, SET mati, 14 tahun sebelum NUH lahir
(182 -168= 14)
Set tidak sempat menyaksikan kelahiran NUH

Set (sebagai generasi 1) hidup mendampingi anaknya (generasi 2),


cucunya (generasi 3) dan terus sampai generasi ke 8
Set sama seperti Adam, ayahnya, dia terus mendampingi
generasi-generasi dibawahnya dengan diberi kesempatan oleh
Tuhan meneruskan tongkat estafet itu sampai generasi daripada
LAMEKH. Set sempat menemani Lamekh sampai Lamekh berusia
168 tahun. Dimana Lamekh nantinya akan menjadi kakek yg
meneruskannya pada Nuh, dan Lamekh masih akan
mendampingi Nuh menjadi seorang ayah buat cucu-cucunya Sem
Ham dan Yafet. Di sini kita lihat, kematian SET sebagai generasi
pertama yang dididik dengan cara yang benar, dibawa takut
akan Tuhan, menjadi generasi pertama yang mengecap
pemulihan keluarga, SET berkewajiban sampai mempersiapkan
kakek daripada Sem, Ham dan Yafet. Pendampingan ini begitu
penting dan kuat sampai harus diulang terus sampai 7 generasi
di bawahnya.
Set diijinkan Tuhan bertahan hidup di zaman Henokh (5 generasi
di bawahnya) , jadi saat Henokh diangkat hidup-hidup ke surga
tanpa mengalami kematian, Set ada di zaman itu, dia mengalami
kuasa dari sebuah pemulihan keluarga dengan metode ilahi pola
estafet 3 generasi.

40
ACARA PARTANGIANGAN KE TUJUH (DUNG EPIPHANI II)

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 75: 1 + 3
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 128
5. Marende BE. 160:2
6. Manjaha Bibel Mazmur 78: 5-7 – manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 69 : 1 + 3 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

Sekarang kita selidiki tahun-tahunnya ENOS


Umur ENOS saat mati adalah 905 tahun
Enos memperanakkan Kenan. Enos menjadi ayah Kenan diusia 90 tahun,
Kenan memperanakkan Mahalaleel. Enos menjadi kakek Mahalaleel 160
tahun
Mahalaleel memperanakkan Yared. Enos menjadi kakek buyut Yared di
usia 225 tahun.
Yared memperanakkan Henokh . ENOS menjadi kakek canggah Henokh
di usia 387 tahun
Henokh memperanakkan Metusalah. ENOS menjadi kakek gantung siwur
Metusalah di usia 452 tahun
Henokh diangkat ke surga pada usia 365 tahun. Itu artinya usia Enos pada
saat itu adalah 387 (usia Enos saat Henokh lahir) +365 = 752 tahun

41
ARTINYA ENOS ADALAH KAKEK CANGGAH YANG MASIH HIDUP DI
ZAMAN HENOKH DIANGKAT OLEH TUHAN HIDUP HIDUP

Enos (sebagai generasi 1) hidup mendampingi anaknya (generasi 2),


cucunya (generasi 3) dan terus sampai generasi ke 8
Enos melihat hasil daripada kerja kerasnya mempelopori
menyebut nama Tuhan pada zamannya, dan pengaruhnya sangat
kuat sampai ia melihat dengan mata kepala sendiri, 7 generasi di
bawahnya, yaitu Nuh, menjadi orang yang hidup berbeda dari
orang-orang sezamannya.
Enos, diijinkan Tuhan bertahan hidup di zaman Henokh 4
generasi di bawahnya) , jadi saat Henokh diangkat hidup-hidup
ke surga tanpa mengalami kematian, Enos ada di zaman itu, dia
mengalami kuasa dari sebuah pemulihan keluarga dengan
metode ilahi pola estafet 3 generasi.

Sekarang kita selidiki tahun-tahunnya KENAN

Umur KENAN saat mati adalah 910 tahun

Kenan memperanakkan Mahalaleel, Kenan menjadi ayah Mahalaleel


diusia 70 tahun
Mahalaleel memperanakkan Yared, Kenan menjadi kakek Yared di usia
135 tahun
Yared memperanakkan Henokh, Kenan menjadi kakek buyut Henokh di
usia 297 tahun
Henokh memperanakkan Metusalah, Kenan menjadi kakek canggah
Metusalah diusia 362 tahun
Henokh diangkat ke surga pada usia 365 tahun. Itu artinya usia Kenan
pada saat itu adalah (usia Enos saat Henokh lahir) 297 +365 = 662 tahun
42
ARTINYA KENAN ADALAH KAKEK BUYUT HENOKH YANG MASIH HIDUP DI
ZAMAN HENOKH DIANGKAT OLEH TUHAN HIDUP HIDUP

Metusalah memperanakkan Lamekh, Kenan menjadi kakek gantung


siwur Lamekh di usia 549 tahun ,
Lamekh memperanakkan Nuh, Kenan menjadi nenek moyang Nuh di usia
731 tahun
Saat Nuh berusia 179 tahun, Kenan mati
910-731 = 179
Kenan, nenek moyang Nuh, hidup bersama Nuh 179 tahun.
ENOS, nenek moyang buyut Nuh, hidup bersama Nuh selama 84 tahun.
Kenan (sebagai generasi 1) hidup mendampingi anaknya (generasi 2),
cucunya (generasi 3) dan terus sampai generasi ke 7
Kenan sebagai anak daripada ENOS, diijinkan Tuhan
mendampingi 6 generasi dibawahnya sampai mempersiapkan
Nuh. Pengaruh yang kuat dari ENOS ayahnya, membuat Kenan
harus menjadi bukti bahwa menyerukan nama Tuhan itu
menjadi gaya hidup yang terus ditularkan sampai 6 generasi di
bawahnya. Kita masih mencium pola 3 generasi di sini, yang
digarisbawahi dari ENOS, sang pelopor pujian dan penyembahan
pada zamannya ENOS-KENAN
Kenan, diijinkan Tuhan bertahan hidup di zaman Henokh 3
generasi di bawahnya) , jadi saat Henokh diangkat hidup-hidup
ke surga tanpa mengalami kematian, Kenan ada di zaman itu, dia
mengalami kuasa dari sebuah pemulihan keluarga dengan
metode ilahi pola estafet 3 generasi.

SEKARANG KITA BAHAS NUH


Nuh (sebagai generasi 1) hidup mendampingi anak-nya (generasi 2),

43
Nuh adalah pribadi yang benar-benar dipersiapkan oleh Tuhan , melalui
beberapa generasi di atasnya, sbb:
 Enos, 7 generasi di atasnya, sang pelopor
 Kenan, 6 generasi di atasnya
 Mahalaleel, 5 generasi di atasnya
 Yared, 4 generasi di atasnya.
 Metusalah, 2 generasi di atasnya
 Lamekh, 1 generasi di atasnya.

SEKARANG KITA BAHAS SEM HAM DAN YAFET


Memiliki kakek bernama Lamekh yang mengalami dan bisa
bercerita pada mereka mulai dari apa yang terjadi dengan ADAM
, manusia pertama, apa yang terjadi dengan keluarga mereka,
bagaimana dengan Set, dst. Karena Lamekh mengalami semua
nenek moyangnya secara lengkap dari 9 generasi dari Adam
sampai generasi kakek Lamekh
Kisah selengkap ini dari sang kakek, mungkin saat-saat mereka
tidur bersama dan merangkai cerita-cerita ini sebagai pengantar
tidur dari sang kakek pada cucunya, mengantar mereka Sem
Ham dan Yafet menjadi keluarga yang benar benar tinggal dalam
kesatuan yang solid, kompak, bisa bekerja sama, tidak ada kubu-
kubuan dalam keluarga mereka. Mau sepakat dengan orang tua
mereka (NUH)- bandingkan dengan keluarga Lot, yang tidak
mendapat respek dari anak-anak dan para calon menantunya.
(Jika tidak demikian, mustahil Nuh bisa menyelesaikan bahtera itu yang
dibuatnya dalam kurun waktu 100 tahun, jika tidak dibantu oleh anak-
anaknya)

44
ACARA PARTANGIANGAN KE-DELAPAN (DUNG EPIPHANI 3)

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 75: 1 + 4
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 128
5. Marende BE. 160:3
6. Manjaha Bibel Mzm 132:12 – manjaha hatorangan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 69 : 1 + 4 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

KESIMPULAN PENELITIAN ZAMAN.


POLA TIGA GENERASI
Ada
m
Ada Se G1
m t
Ada Se Eno G2
m t s
Ada Se Eno Kena G3
m t s n
Ada Se Eno Kena Mahalale G4
m t s n el
Ada Se Eno Kena Mahalale Yare G5
m t s n el d
Ada Se Eno Kena Mahalale Yare Henok G6
m t s n el d h
Ada Se Eno Kena Mahalale Yare Henok Metusal G7
m t s n el d h ah
Ada Se Eno Kena Mahalale Yare Henok Metusal Lamek G8
m t s n el d h ah h
Eno Kena Mahalale Yare Metusal Lamek Nu G9
s n el d ah h h
Metusal Lamek Nu Sem G1
ah h h Ha 0
m
45
Yafe
t

1. Ada pola 3 generasi di sini yang selalu berjalan: Ayah, Anak, Kakek,
jika digambarkan dalam skema adalah sbb:
2. Ada berkat kesulungan, karena dalam Kejadian pasal 5;1-32 selalu
terjadi pengulangan kalimat seperti ini:...setelah memperanakkan
SET ( dan nama-nama lainnya di beberapa ayat)...ia
memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Siapa nama-
nama mereka? Tidak dicatat, karena yang dicatat hanya anak
SULUNG
3. Pola 3 generasi inilah yang menyebabkan adanya PARADOKS ( hal
yang bertentangan) yang sangat mencolok, dimana pada zaman
itu, orang yang jahat sedemikian jahatnya, sampai Tuhan
menghukum mereka dengan air bah, tetapi orang yang kudus
sedemikian kudusnya, sampai –sampai Henokh terangkat ke surga
hidup-hidup, tidak mengalami kematian. Jadi kesimpulannya
apabila kita hidup dengan pola 3 generasi, kita dapat menjadi
GENERASI YANG BERBEDA dari generasi dunia. Benar benar dapat
menjadi generasi yang menaklukkan bumi.
4. Ada berkat menurunnya KECERDASAN ALAMI/ kecerdasan flora
dan fauna yang ada pada Adam diturunkan terus sampai ke Nuh,
terbukti Nuh dapat dipercaya Tuhan mengelola semua binatang
selama dalam bahtera, lengkap dengan pengenalan Nuh akan
perangai tiap binatang, cara merawat dan makanan mereka
semua

APLIKASI
1. MARI JADI KELUARGA POLA 3 GENERASI. Setelah kita melihat
catatan penelitian sejarah alkitab mengenai pola keturunan itu
yakni dari kakek kepada ayah dan kepada cucu menjadi satu
keastuan yang tidak terpisahkan, dimana para kakek
46
mempengaruhi pola kehidupan dan yang akan terjadi pada masa
depan generai tidak hanya anaknya tetapi samapi kepada cucu
dan buyutnya bahkan maka kita punya tanggungjawab yang
sangat besar untuk membentuk masa depan keluarga, gereja dan
bangsa. Banyak orang tau yang hanya mementingkan dirinya,
atau hanya generasi kedua yakni anaknya tanpa berpikir bila
anaknya dipersiapkan dengan benar , dia sedang mempersiapkan
hingga cucunya. Kelihatannya memang agak aneh tetapi justru
dari kakeknyalah Sem Ham Yafet mendapat pemulihan dalam diri
ayahnya yakni Nuh. Ayahnya sungguh sangat kudus
2. JANGAN SAMPAI KITA KEHILANGAN GENERASI. Pendidikan
pengetahuan itu perlu, namun pendidikan karakter lah yang
mementukan keberhasilan dan masa depan keluarga. Basis dari
karakter itu adalah keluarga itu sendiri, di rumah bersama dengan
orang tuanya. Keluarga yang kehilangan orang tua hanya kehilangan
masa lalu tetapi keluarga yang kehilangan potensi anak adalah
keluarga yang kehilangan masa depan. Ayah boleh hebat, ibu boleh
pintar tetapi anak yang tidak terdidik dan diajar mengenal Tuhan
adalah malapetaka. Ayah berjuang untuk hebat, ibu bergelut untuk
menjadi wanita yang kekinian hingga lupa kewajiban mengajar anak-
anak, akhirnya anak jauh dari kehebatan ayah dan kekiniannya ibu,
akhirnya malapetaka datangn, anak menjadi beban, kemudian dia
menikah dan punya anak juga yang tetap menjadi beban dari si
ayahnya yang berjuang hebat.
3. DIRIKANLAH MEZBAH KELUARG
Orang tua diberi kuasa oleh Tuhan untuk membentuk masa depan
melalui keluarganya. Orang tua bahkan dipercayakan oleh Tuhan
untuk membentuk masa depan yang dalam rencana Allah. Sementara
masa depan adalah rancangan dan kehendak Allah maka setiap
keluarga baiknya mendirikan mezbah keluarga bagi Allah. Keluarga

47
yanng senantiasa dengar-dengaran akan firman Tuhan dan dengar-
dengaran akan rancangan Tuhan
Mzm132:12 jika anak-anakmu berpegang pada perjanjianKu dan
peraturan-peraturanku yang Ku ajarkan kepada mereka,
maka anak-anak mereka selamanya akan duduk di atas
takhtamu.
Yl 1:3 Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, g dan biarlah
anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka,
dan anak-anak mereka kepada angkatan h yang kemudian.

48
ACARA PARTANGIANGAN KESEMBILAN (DUNG EPIPHANI IV)

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 75: 1-2
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 128
5. Marende BE. 160:1
6. Manjaha Bibel Kejadian 37 – manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 69 : 1 + 5 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

1) Faktor-Faktor Penyebab Keluarga Tidak Harmonis


Apa yang menyebabkan keluarga menjadi tidak harmonis? Dosa!
dosa menyebabkan keluarga kehilangan nilai keteraturan, mengakibatkan
kekacauan dan membuat kita egois. Penyebab dari ketidakharmonisan
keluarga bisa dilihat dari aspek spiritualitas (kerohanian). Penyelesaian
masalah manusia berdosa harus dilakukan dari atas ke bawah, dari sudut
pandang yang lebih tinggi. Ketika kita naik ke atas gunung, dari sana kita
akan bisa melihat pemandangan di bawah dengan jelas.
Penyebab yang pertama dari aspek spiritualitas adalah iman yang
lemah. Jika salah satu dari pasangan memiliki iman yang lemah, maka
akan rentan mengalami kekacauan. Ini karena rasio dan emosi tidak
dipimpin oleh iman sehingga timbul kekacauan berpikir dan emosi. Kondisi
ini membuat masalah semakin banyak dan tidak terselesaikan. Keluarga
kita ada untuk mewakili Tuhan. Untuk melakukan ini, keluarga harus hidup
berdasarkan Firman Tuhan. Kakak-kakak Yusuf iri karena iman mereka
lemah. Hanya Ruben yang mau melindungi Yusuf dari kematian namun

49
Yehuda kemudian menjadi provokator dan mengusulkan untuk menjual
Yusuf. Yakub terlalu pilih kasih dan kakak-kakak Yusuf kurang rohani.
Kedua, krisis visi hidup (beda prinsip dan fokus hidup). Ketika
keluarga tidak memiliki visi hidup, maka akan terjadi kegamangan karena
tidak punya tujuan. Kemudian banyak hal penting dan baik akan tergeser.
Yusuf kemudian diberikan visi oleh Tuhan melalui mimpi tentang berkas
gandum dan matahari, bulan, serta bintang-bintang. Visi kita adalah
menyatakan kebesaran Tuhan melalui seluruh hal yang kita kerjakan dan
bukan menyatakan kebesaran diri kita. Visi kita adalah menyatakan terang
dan bukan kegelapan. Prinsip ini dan alasan-alasannya harus diajarkan
kepada anak-anak kita.
Ketiga, karakter yang lemah. Kakak-kakak Yusuf mudah iri karena
mereka dibesarkan dalam kondisi persaingan. Yakub lebih menyayangi
Yusuf lebih daripada kakak-kakaknya dan ini membuat mereka membenci
Yusuf. Mereka memiliki emosi yang tidak suci karena tidak sungguh-
sungguh mengikut Tuhan. Mereka tidak belajar dari iman Yakub yang
bergumul dengan Tuhan. di sini ada titik kelemahan Yakub sebagai orang
tua. Yusuf juga tidak memberitakan visinya kepada keluarganya ketika
pindah ke Mesir sehingga setelah Yusuf mati, generasi berikutnya tidak
mengenal Yusuf dan keluarganya. Setelah itu Firaun yang baru
memperbudak Israel. Karakter itu penting dan mulai dibentuk sejak di
rumah. Orang tua melalui Firman Tuhan dan situasi harus membentuk
anak-anak sehingga mereka memiliki karakter yang kuat. Jika anak
memiliki kelebihan dalam kepintaran dan keahlian namun tidak memiliki
karakter yang kuat maka ia akan gagal juga. Maka dari itu anak harus
diajar untuk tekun berjalan bersama Tuhan.
Keempat, hilangnya prinsip dan komitmen keluarga. Jika keluarga
kehilangan komitmen untuk beribadah kepada Tuhan, maka kesucian,
keinginan menjadi berkat, dan kerinduan untuk melayani itu akan hilang
dari keluarga. Namun ketika komitmen itu kuat, maka keluarga akan kuat
dalam menghadapi kesulitan. Jika salah satu anggota keluarga mulai

50
kehilangan komitmen, maka masalah akan mulai timbul di dalam keluarga
itu. Banyak hal bisa mengaburkan komitmen di dalam keluarga. Banyak
keluarga telah kehilangan komitmen dan akhirnya mengalami perpecahan
karena harta dan hal lainnya. Perbedaan teologi, spirit hidup, dan konsep
pandang dalam keluarga mengakibatkan perpecahan. Perbedaan teologi
itu berarti ada perbedaan dalam iman. Ini akan membuat perbedaan
dalam semangat hidup dan konsep pandang. Maka dari itu kita tidak bisa
kompromi dalam teologi.Maka dari itu keluarga harus sering bersekutu
dan kembali mengingat komitmen keluarga.
Kelima, dosa yang berkembang. Kakak-kakak Yusuf iri selama
bertahun-tahun dan ingin membunuhnya. Dari kecil semua kakaknya
sudah menyimpan iri hati karena ia dianggap anak istimewa. Semua tugas
yang melelahkan diberikan kepada kakak-kakaknya sedangkan Yusuf
menerima perlakuan istimewa. Mereka memelihara dosa dari sejak muda
dan membiarkan itu berkembang. Mereka kemudian bersatu dalam ambisi
yang tidak suci. Dosa yang terlihat kecil, ketika dibiarkan berkembang dan
bersatu dengan dosa-dosa lainnya, akan berkembang menjadi hal yang
sangat berbahaya. Di sinilah keluarga Kristen harus terus mengingat
kesucian. Dosa tidak boleh dibiarkan masuk ke dalam keluarga. Keluarga
kita adalah keluarga milik Tuhan. Jika kita memegang prinsip ini maka kita
akan merasakan damai di rumah. Dosa yang dibiarkan berkembang itu
seperti bola salju yang semakin lama akan semakin besar dan dapat
menghancurkan. Oleh karena itu keluarga harus memiliki kepekaan
terhadap dosa dan iman untuk menghancurkannya. Orang tua harus
memantau kehidupan anak sehingga tidak dicemari oleh dosa dari luar.
Tidak boleh ada dosa yang disembunyikan dalam keluarga dan tidak boleh
ada rahasia di antara suami-istri. Jauh lebih baik jika dosa di dalam
keluarga itu segera dibereskan daripada dibiarkan dan mempermalukan
seluruh keluarga. Anak melihat teladan hidup orang tua, maka dari itu
teguran seperti apapun tidak akan didengarkan oleh anak jika orang tua
belum memberikan teladan yang baik.

51
ACARA PARTANGIANGAN KE-SEPULUH (DUNG EPIPHANI V)

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 75: 1 + 3
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 128
5. Marende BE. 160:2
6. Manjaha Bibel Kejadian 45 – manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 69 : 1 + 6 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

2) Proses Pemulihan Keluarga Yusuf – Yakub


Yusuf adalah agen perubahan yang menyelesaikan masalah. Ia juga
menjadi agen pemulihan. Ia tidak mau cepat-cepat percaya kepada kakak-
kakaknya ketika bertemu dengan mereka lagi. Pertama-tama Yusuf
menguji kejujuran dan perubahan karakter kakak-kakaknya (Kejadian
42). Saat itu Yusuf memakai penerjemah dan menuduh mereka sebagai
pengintai (ayat 9 dan 23). Yusuf kemudian menahan salah satu dari
mereka yaitu Simeon dan menyuruh mereka untuk membawa saudara
mereka yang bungsu kepada Yusuf. Di sana kemudian Yusuf mengetahui
bahwa kakak-kakaknya tidak iri hati kepada Benyamin. Kakak-kakak Yusuf
berdiskusi dan melihar bahwa apa yang mereka alami itu adalah akibat
dosa mereka karena menjual Yusuf (ayat 21-22). Ketika mereka pulang,
mereka menemukan bahwa uang mereka ada di dalam karung-karung
berisi gandum tersebut dan mereka merasa ketakuan (ayat 35). Yusuf juga
menguji emosi dan kasih kakak-kakaknya (Kejadian 43). Ketika gandum
yang mereka beli telah habis, mereka harus kembali ke Mesir dan membeli
lagi, namun kali ini mereka harus membawa Benyamin beserta dengan
52
mereka. Yakub pada awalnya tidak rela membiarkan Benyamin pergi,
namun setelah berdiskusi dengan anak-anaknya, Yakub merelakannya
(ayat 13). Yusuf harus mengendalikan dirinya ketika bertemu dengan
Benyamin karena ia rindu kepada adiknya yang seibu dengannya itu (ayat
29-31). Ternyata mereka semua tidak mengenal Yusuf karena Yusuf
memakai penerjemah dan mereka sudah lupa akan wajah Yusuf. Tanpa
sepengetahuan mereka semua, Yusuf meletakkan uang mereka kembali ke
karung mereka masing-masing dan meletakkan pialanya ke dalam karung
Benyamin (Kejadian 44:1-2). Ketika mereka baru saja keluar dari kota,
Yusuf menyuruh kepala rumahnya mengejar mereka dan memeriksa
karung mereka (ayat 4-6). Kakak-kakak Yusuf kemudian berkata: Pada
siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga
kami ini akan menjadi budak tuanku (ayat 9). Kepala rumah itu
mengusulkan hal yang berbeda yaitu hanya dia yang membawa piala itu
dalam karungnyalah yang dijadikan budak sedangkan yang lainnya boleh
bebas (ayat 10). Ketika piala itu ditemukan dalam karung Benyamin,
mereka mengoyakkan pakaian mereka (ayat 12-13). Mereka kemudian
kembali ke rumah Yusuf dan Yehuda membela Benyamin ketika Benyamin
akan dijadikan budak (ayat 14-34). Di sini Yusuf menguji emosi kakak-
kakaknya terhadap Benyamin. Dari percakapan mereka Yusuf tahu bahwa
kakak-kakaknya sudah berubah.
Kemudian Yusuf memulihkan hubungannya dengan kakak-kakaknya
(Kejadian 45-46). Ia menyuruh semua orang keluar sehingga hanya tersisa
Yusuf dan saudara-saudaranya (ayat 1). Setelah itu ia mulai mengadakan
pemulihan. Sebelumnya Yusuf masih menahan emosinya, setelah itu ia
menangis (Kejadian 42:24, 43:30), tetapi akhirnya ia tidak bisa menahan
lagi emosinya. Yusuf memperkenalkan dirinya dan menangis keras-keras
(Kejadian 45:1-5). Semua saudaranya tidak bisa menjawab karena mereka
takut dan gemetar (45:3). Yusuf memakai penerjemah sebelumnya dan
mereka tidak lagi mengenal wajah Yusuf yang sudah berubah sehingga
mereka tidak mengenal Yusuf. Yusuf kemudian menghibur mereka dan

53
menyatakan kebesaran Allah (45:6-8). Yusuf tidak mau mereka bersusah
hati dan menyesali diri. Ia tidak menyalahkan Yehuda yang saat itu
mengusulkan untuk menjualnya. Jadi Yusuf tidak mengungkit-ungkit
kesalahan orang lain di masa lalu. Yusuf juga menyelesaikan masalah
keluarga ini di dalam keluarga tanpa melibatkan orang Mesir. Di dalam
percakapan itu juga Yusuf mengajak ayahnya dan kakak-kakaknya pindah
ke Mesir (45:9-13). Ia berjanji untuk memelihara seluruh keluarganya di
Mesir. Jadi Yusuf tidak sombong tetapi menyatakan program Tuhan. Ia
menunjukkan kebesaran Tuhan dan bukan dirinya sendiri. Inilah
kerendahan hati Yusuf. Ia melakukan sharing hidup dan iman dengan
saudara-saudaranya. Yusuf tetap mau seluruh keluarganya pindah ke
Mesir meskipun tahu bahwa Yehuda pernah melakukan hal yang
memalukan yaitu tidur dengan menantunya sendiri (Kejadian 38:18).
Setelah itu Yusuf memeluk dan mencium keluarganya (45:13-15). Di
sanalah terjadi pemulihan.
Saudara-saudara Yusuf pulang ke rumah ayahnya dan menceritakan
bahwa Yusuf masih hidup (Kejadian 45:25-26). Pada mulanya Yakub tidak
memercayai mereka namun setelah ia melihat kereta dari Mesir, ia
kembali bersemangat dan mau pergi ke Mesir (ayat 27). Di sana Yakub
tidak mengungkit dosa anak-anaknya di masa lalu ketika mereka
berbohong tentang kematian Yusuf. Ia sudah memberikan pengampunan
dan kemudian pergi ke Mesir. Yusuf bertemu dengan ayahnya (ayat 28-
30) di sana dan pemulihan itu terjadi. Pada akhirnya mereka semua hidup
dengan damai. Kita sebagai anak-anak Tuhan harus menjadi seperti Yusuf
yang membawa pemulihan dalam keluarga dan membawa damai. Kita
harus meminta hikmat dari Tuhan dan menjadi penyelesai masalah untuk
kemuliaan nama Tuhan. Yakub masih hidup belasan tahun kemudian dan
setelah ia meninggal, Yusuf menangisinya (Kejadian 50:1). Setelah
kematian Yakub, kakak-kakak Yusuf berpikir bahwa Yusuf masih
menyimpan dendam dan akan menggunakan kesempatan yang ada untuk
membalaskan dendamnya, namun Yusuf menjawab: Janganlah takut,

54
sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan
yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk
kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut,
aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga
(Kejadian 50:19-21). Yusuf begitu baik namun ia lupa mengajarkan kepada
keluarganya bagaimana menjadi pemimpin di Mesir. Setelah kematian
Yusuf, tidak ada orang dari keluarganya yang dicatat prestasinya. Bangsa
Israel yang jumlahnya sudah menjadi sangat banyak akhirnya dijadikan
budak setelah beberapa waktu lamanya karena Firaun yang selanjutnya
tidak mengenal Yusuf dan keluarganya.

55
ACARA PARTANGIANGAN KESEBELAS

1. Patujolo: mangarade diri


2. Marende BE. 75: 1 + 4
3. Martangiang tangiang pamuhai
4. Manjaha Psalmen 128
5. Marende BE. 160:3
6. Manjaha Bibel Maleakhi 4:6 – manjaha hatorangan sian bahan
perenungan
7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. 69 : 1-2 (pelean diakonia)
9. Tangiang panutup Ale Amanami
10. Masijalangan

Rancangan Allah bagi keluarga adalah mewakili Tuhan sebagai


komunitas gereja yang kecil. Keluarga Yakub diwakili oleh Yusuf. Kita
harus mengingat mengapa kita membangun keluarga. Prioritas kita
bukanlah kekayaan atau kebahagiaan tetapi kita membangun keluarga
karena mau membuat gereja kecil. Keluarga kita harus menjadi komunitas
Tuhan agar orang-orang tahu bahwa keluarga kita adalah keluarga Kristen
yang mencintai Tuhan, yang suci, dan yang diberkati oleh Tuhan.
Rancangan Allah bagi keluarga adalah kebahagiaan dan kerukunan.
Sebelum menikah, kita harus membangun konsep pernikahan dan
keluarga yang benar terlebih dahulu. Kebahagiaan bukanlah tujuan tetapi
akibat. Kerukunan pun juga demikian. Jadi relasi keluarga dengan Tuhan
harus beres terlebih dahulu. Pembentukan karakter yang efektif adalah
melalui keluarga. Setelah Yusuf dijual, kakak-kakaknya menyesal dan
saling menyalahkan. Ayahnya pun merasakan kesedihan. Setelah mereka
pergi ke Mesir dan mereka diuji oleh Yusuf, kita mengetahui bahwa kakak-
kakaknya sudah berubah. Dari garis keturunan Yehuda, Tuhan Yesus
Kristus lahir. Jadi tidak ada yang bersifat akhir di dalam hidup kita tetapi
56
semuanya bersifat awal. Dari keturunan Yusuf tidak lahir banyak orang
penting karena ia terlalu baik dalam mendidik anak tanpa ada aspek
keadilan yang kuat. Itulah kelemahan Yusuf. Pemulihan keluarga bisa
terjadi jika kasih dan pengampunan terjadi. Segala masalah relasi dalam
keluarga bisa diselesaikan jika ada kasih dan pengampunan. Itulah teladan
yang diberikan Tuhan Yesus Kristus. Kita harus menjadi keluarga yang
mengutamakan Tuhan dan memancarkan terang-Nya. Oleh karena itu kita
harus melihat visi dan program Tuhan bagi keluarga kita.

“Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya


dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang
memukul bumi sehingga musnah.”
Maleakhi 4:6
Bacaan hari ini merupakan 3 ayat terakhir dari Perjanjian Lama, nubuat
untuk terjadinya pemulihan hubungan bapa dengan anak-anak, dan
sebaliknya. Ayat ini mulai digenapi dengan kelahiran Yohanes Pembaptis
sesuai dengan pesan malaikat dalam Lukas 1: 13-16. Tetapi kita tahu
bahwa pemulihan hubungan antara orang tua dan anak, khususnya
dengan bapa/ayahnya masih belum selesai. Pemulihan hubungan bapa
dan anak-anak rupanya sangat penting hingga dimulai sejak Yohanes
Pembaptis datang. Yohanes Pembaptis datang dengan misi
mempersiapkan jalan sebelum Yesus memberitakan Kerajaan Allah.
Artinya tanpa pelayanan Yohanes Pembaptis, orang Israel sama sekali
tidak siap untuk menerima kedatangan Mesias yaitu Yesus Kristus.
Demikian juga kondisi saat ini, tanpa pemulihan hubungan bapa dan anak,
yang kita kenal dengan pemulihan Hati Bapa, orang sukar benar-benar
mengalami Kerajaan Allah. Hubungan dengan bapa yang rusak sering kali
menjadi hambatan untuk kita mengenal Bapa. Bahkan berbagai aspek
dalam hidup kita sering kali mengalami masalah karena kurang pulihnya
hubungan kita dengan bapa kita. Bapa yang baik seharusnya bisa
memberikan teladan hidup yang baik yang bisa dicontoh oleh anak-

57
anaknya. Seorang bapa seharusnya memberi gambaran nyata akan kasih:
bagaimana ia mengasihi istrinya, bagaimana seorang bapa perhatian
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Seorang bapa
seharusnya bisa memberi identitas, citra diri yang baik bagi anak-anaknya;
meneguhkan kelebihan anak-anaknya, menegur sikap anak-anaknya yang
salah; bahkan memberikan ajaran berdasarkan Firman Tuhan bagi seluruh
keluarganya. Mengapa ini semua penting; karena sekali lagi:pada
mulanya, seorang pria diciptakan serupa dan segambar dengan Allah; dan
tugasnya adalah menggambarkan sifat dan gambaran Bapa yang di surga.
Bagaimana dengan ibu; Ibu juga memiliki peran yang penting dalam
kehidupan keluarga; ibu yang mengasihi dan menopang sang ayah; ibu
yang merawat dan mengayomi; ibu yang lembut dan penuh perhatian.
Mengapa? Karena ibu seharusnya juga menggambarkan sikap dan sifat
Roh Kudus. Sebagai anak, apakah kita memiliki sikap yang baik dalam
menghormati ayah dan ibu kita? Mau belajar mengerti ketika diberikan
aturan dan bersikap benar kalaupun kita berpikir ada hal yang salah yang
dilakukan orang tua kita.

1. Temukan mengapa Tuhan ingin pulihkan hubungan antara bapa


dan anak di dalam keluarga!
2. Apakah saudara selama ini sudah melakukan peran saudara
sebagai bapa atau ibu atau anak dengan baik? Sikap apa yang
menurut saudara paling harus diperbaiki? Diskusikan dengan
keluarga saudara! Terbukalah dengan kondisi saudara saat ini!
Namun jauhkanlah penghakiman
3. Ambil komitmen untuk memperbaiki atau pun meningkatkan
hubungan di dalam keluarga saudara dalam satu bulan ke depan!
Rencanakan apa yang saudara mau lakukan untuk menunjukkan
kasih kepada keluargamu tanpa menunggu perbuatan / sikap yang
baik dari mereka!

58

Anda mungkin juga menyukai