Anda di halaman 1dari 6

Lex Privatum, Vol. III/No.

2/Apr-Jun/2015

PENGAWASAN TERHADAP PEJABAT NOTARIS undangan. Segala sesuatu yang tidak boleh
DALAM PELANGGARAN KODE ETIK1 dilakukan oleh notaris dengan jelas dan tegas
Oleh : Ineke Bombing2 diatur dalam bentuk perundang-undangan.
Kata kunci: Notaris, kode etik.
ABSTRAK
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk PENDAHULUAN
mengetahui bagaimana pengawasan terhadap A. Latar Belakang Masalah
pejabat notaris dalam pelanggaran kode etik Kinerja notaris sudah diatur dalam Undang-
dan bagaimana akibat hukum jika terjadi Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
pelanggaran kode etik oleh pejabat notaris. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
Dengan menggunakan metode penelitian Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN),
yuridis normatif, maka dapat disimpulkan: 1. beserta dengan sanksinya. Bagian pertama
Pembinaan terhadap notaris dalam mengatur tentang notaris dalam menjalankan
menjalankan jabatan profesi notaris selama ini jabatan dan wilayah kerja. Kedua tentang
dapat dilakukan oleh majelis pengawas notaris syarat-syarat untuk pengangkatan notaris dan
yang berada di setiap daerah. Dengan adanya cara pengangkatan yang harus dipenuhi.
ketentuan yang baru yakni Undang-Undang Bilamana ketentuan ini tidak dipenuhi, maka
Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris akta yang di buat di hadapan notaris menjadi
Pembinaan oleh Majelis Kehormatan Notaris tidak sah. Ketiga, mengatur tentang bentuk
diatur di dalam Pasal 66A, sedangkan akta, minuta, salinan dan repertorium.
pengawasan dilakukan oleh Majelis Pengawas Keempat, tentang pengawasan terhadap para
Daerah yang diatur dalam Pasal 67. Untuk Notaris dan akta-aktanya. Kelima, mengatur
Majelis Kehormatan Notaris dapat tentang tata cara penyimpanan dan pengambil-
menjatuhkan sanksi bagi notaris sedangkan alihan minuta dan repertorium dalam hal
Majelis Pengawas Daerah tidak, baik untuk notaris meninggal dunia, berhenti atau pindah.
ditingkat daerah maupun tingkat pusat ketika Sehubungan dengan hal tersebut, bilamana
notaris melakukan pelanggaran terhadap kode notaris terbukti melakukan pelanggaran
etik profesi notaris sesuai dengan pedoman terhadap ketentuan yang ada dalam Undang-
yang dibuat oleh organisasi profesi yang Undang jabatan notaris, notaris yang
berlaku bagi seluruh anggota perkumpulan bersangkutan akan terkena sanksi sesuai
organisasi Ikatan Notaris Indonesia maupun dengan jenis pelanggaran yang telah dilakukan
orang lain yang memangku dan menjalankan menurut Undang-Undang jabatan notaris.
jabatan notaris baik dalam pelaksanaan jabatan Notaris sebagai pejabat umum dalam
maupun dalam kehidupan sehari-hari. 2. Akibat menjalankan tugasnya dijiwai Pancasila, sadar
hukum jika terjadi pelanggaran kode etik oleh dan taat kepada hukum serta berkepribadian
pejabat notaris adalah apabila didasarkan baik dan menjunjung tinggi martabat dan
kepada kepatutan, segi moral dan keagamaan kehormatan Notaris (Pasal 1 Kode Etik Notaris).
dan menurut kata hati nurani. Pelanggaran Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 2 Kode
yang dilakukan oleh notaris terhadap kode etik Etik Notaris menerangkan bahwa ““Notaris
notaris mengakibat notaris yang bersangkutan dalam menjalankan tugas jabatannya
dikenakan sanksi berupa dikeluarkan dari menyadari kewajibannya bekerja sendiri, jujur
keanggotaan Ikatan Notaris Indonesia (INI). dan tidak berpihak, dengan penuh rasa
Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap tanggung jawab, tidak mengadakan kantor
etika, kepatutan atau moral penyelesaiannya cabang, maupun tidak menggunakan
bukan hanya menurut kode etik semata namun perantara-perantara serta menggunakan media
dapat juga berdasarkan peraturan perundang- massa yang bersifat promosi. Memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang
1 membutuhkan jasanya dengan sebaik-baiknya
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Doortje D.
Turangan, SH, MH; Lendy Siar, SH, MH; Dr. Ceacilia J. J. memberikan penyuluhan hukum serta
Waha, SH, MH memberikan jasanya kepada masyarakat yang
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sam kurang mampu dengan cuma-cuma”. Pasal 3
Ratulangi. NIM. 100711463

108
Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

Kode Etik Notaris menyebutkan bahwa notaris kembali muncul di dalam Pasal 66 dengan
dengan sesama Notaris hendaklah hormat lembaga yang berbeda yaitu majelis
menghormati menjauhkan dari persaingan yang kehormatan notaris. Berdasarkan perubahan
tidak sehat dan notaris harus menjaga korps Pasal 66 tersebut dimana kewenangan majelis
notaris. Tanggung jawab etis notaris berkaitan pengawas daerah dalam memberikan
dengan norma moral yang merupakan ukuran persetujuan terhadap pemeriksaan notaris oleh
bagi notaris untuk menentukan benar-salahnya penegak hukum tidak berlaku lagi dan menjadi
atau baik buruknya tindakan yang dilakukan kewenangan majelis kehormatan notaris sesuai
dalam menjalankan profesinya. Tanggung dengan Pasal 66 Undang-Undang No 2 Tahun
jawab ini meliputi 3 (tiga) hal. Pertama, 2014, maka di antara Pasal 66 dan Pasal 67
bilamana tindakan tersebut dilakukan dalam disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 66A yang
keadaan kemampuan akal budinya berfungsi mengatur tentang Majelis Kehormatan Notaris.
secara normal. Kedua, dalam hal Notaris Pasal 66A menyatakan :
melakukan pelanggaran dengan kemauan (1) Dalam melaksanakan pembinaan, menteri
bebas. Ketiga, adanya kesengajaan dengan membentuk majelis kehormatan notaris.
maksud jahat yang dilakukan Notaris dan (2) Majelis kehormatan notaris berjumlah 7
akibatnya menimbulkan kerugian. (tujuh) orang, terdiri atas unsur:
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka a. Notaris sebanyak 3 (tiga) orang;
penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai b. Pemerintah sebanyak 2 (dua) orang; dan
permasalahan dan menyusunnya dalam skripsi c. Ahli atau akademisi sebanyak 2 (dua)
yang berjudul: “Pengawasan Terhadap Pejabat orang.
Notaris Dalam Pelanggaran Kode Etik”. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan
fungsi, syarat dan tata cara pengangkatan
B. Perumusan Masalah dan pemberhentian, struktur organisasi,
1. Bagaimana pengawasan terhadap pejabat tata kerja, dan anggaran majelis
notaris dalam pelanggaran kode etik? kehormatan notaris diatur dengan
2. Bagaimana akibat hukum jika terjadi peraturan menteri.
pelanggaran kode etik oleh pejabat notaris? Pasal 66A mengatur secara khusus
mengenai sebuah lembaga baru yaitu majelis
C. Metode Penelitian kehormatan notaris. Majelis kehormatan
Metode pendekatan yang dipergunakan notaris merupakan lembaga pembinaan
dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis terhadap notaris yang sebelumnya ada pada
normatif. Bambang Waluyo, mengatakan majelis pengawas daerah. Jumlah anggota
penelitian semacam ini juga disebut dengan notaris adalah 3 (tiga) orang, pemerintah 2
istilah penelitian doktrinal. Penelitian sejenis ini (dua) orang, dan ahli atau akademisi sebanyak
disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu 2(dua) orang. Dalam pembinaan ini unsur
penelitian hukum yang mempergunakan data notaris lebih banyak di banding unsur
sekunder.3 Dalam penelitian ini bahan pemerintah dan ahli atau akademisi, karena
kepustakaan dan studi dokumen dijadikan dalam proses pembinaan notaris lebih
sebagai bahan utama. mengetahui profesinya. Dalam Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
PEMBAHASAN Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.10
A. Pengawasan Terhadap Pejabat Notaris Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan
Dalam Pelanggaran Kode Etik Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan
Kewenangan memberikan persetujuan Organisasi, Tata Kerja, dan Tata Cara
pemanggilan notaris tidak bisa dilaksanakan lagi Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris,
oleh Majelis Pengawas Daerah karena adanya pengawasan adalah kegiatan yang bersifat
Putusan MK No. 49/PUU-X/2012. Setelah preventif dan represif termasuk kegiatan
Undang-Undang No 2 Tahun 2014 ini disahkan pembinaan yang dilakukan oleh majelis
frase mendapatkan persetujuan tersebut pengawas terhadap notaris. Mekanisme
pengawasan yang dilakukan terhadap
3
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek,
Sinar Grafika, Jakarta, 2002), hal. 14.

109
Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

pelaksanaan tugas dan jabatan notaris adalah Maha Esa. Bertanggung jawab juga berarti
bersifat preventif maupun represif. berani mengambil risiko yang timbul akibat
Pengawasan yang dilakukan secara preventif pelayanannya itu. Kelalaian dalam
adalah pengawasan yang dilakukan sebelum melaksanakan profesi menimbulkan dampak
pelaksanaan, yang berarti pengawasan yang membahayakan atau merugikan diri
terhadap segala sesuatu yang masih bersifat sendiri, orang lain, dan berdosa kepada Tuhan.
rencana sedangkan pengawasan yang dilakukan Para profesional terkelompok dalam suatu
secara represif adalah pengawasan yang organisasi biasanya organisasi profesi tersebut
dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan menurut bidang keahlian dari cabang ilmu yang
dilaksanakan. Tujuan dari adanya pelaksanaan dikuasai. Kelompok profesi merupakan
tugas dan wewenang majelis pengawas notaris masyarakat moral (moral community) yang
adalah memberikan arah dan tuntunan bagi memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
anggota majelis pengawas notaris dalam Kelompok profesi memiliki kekuasaan sendiri
menjalankan tugasnya, agar dapat memberikan dan tanggung jawab khusus. Sebagai profesi
pembinaan dan juga pengawasan kepada kelompok ini mempunyai acuan yang disebut
notaris dalam menjalankan jabatan profesinya sebagai kode etik profesi. Abdulkadir
sebagai pejabat umum, senantiasa Muhammad menyimpulkan bahwa profesional
meningkatkan profesionalisme dan kualitas hukum, termasuk di dalamnya notaris, yang
kerjanya, sehingga dapat memberikan jaminan bermutu adalah profesional yang menguasai
kepastian dan perlindungan hukum bagi hukum Indonesia, mampu menganalisis
penerima jasa notaris, karena adanya notaris masalah hukum dalam masyarakat, mampu
bukanlah untuk kepentingan notaris itu sendiri menggunakan hukum sebagai sarana untuk
tetapi untuk kepentingan masyarakat yang memecahkan masalah konkret dengan
dilayani atau meminta jasa notaris. bijaksana, berdasarkan prinsip-prinsip hukum,
Pertanggungjawaban profesional adalah menguasai dasar ilmiah untuk mengembangkan
pertanggungjawaban kepada diri sendiri dan ilmu hukum dan hukum, mengenal dan peka
kepada masyarakat. Bertanggung jawab kepada akan masalah keadilan dan masalah sosial.5
diri sendiri berarti seorang profesional bekerja Adanya hubungan antara kode etik notaris
karena integritas moral, intelektual, dan dengan UUJN memberikan arti terhadap profesi
profesional sebagai bagian dari kehidupannya. notaris itu sendiri. UUJN dan kode etik notaris
Ketika seorang profesional memberikan menghendaki agar notaris dalam menjalankan
pelayanan ia selalu mempertahankan cita-cita tugas jabatannya sebagai pejabat umum, selain
luhur profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban harus tunduk pada UUJN juga harus taat pada
hati nuraninya, bukan karena sekedar hobi kode etik profesi serta harus bertanggungjawab
belaka. Bertanggung jawab kepada masyarakat terhadap masyarakat yang dilayaninya,
artinya kesediaan memberikan pelayanan organisasi profesi (Ikatan Notaris Indonesia
sebaik mungkin sesuai dengan profesinya, atau INI) maupun terhadap negara. Dengan
tanpa membedakan antara pelayanan dengan adanya hubungan ini maka terhadap notaris
bayaran yang tinggi, lebih rendah atau tanpa yang mengabaikan keluhuran dari martabat
bayaran serta menghasilkan layanan yang jabatannya selain dapat dikenai sanksi moril,
bermutu, yang berdampak positif bagi ditegur atau dipecat dari keanggotaan
masyarakat. Pelayanan yang diberikan tidak profesinya juga dapat dipecat dari jabatannya
sematamata bermotif mencari keuntungan sebagai notaris.
melainkan juga pengabdian kepada sesama Sepanjang apa yang sudah dilakukan oleh
manusia. Lebih dari itu, seorang profesional notaris sudah sesuai dengan ketentuan
dalam puncak pertanggungjawabannya harus perundang-undangan khususnya Undang-
dapat dikembalikan pada hakikat kuasa Sang Undang Jabatan Notaris (UUJN) dan tidak
Pencipta. Artinya pertanggung jawaban melanggar kode etik yang telah ditentukan,
profesional tidak sekedar dalam hubungan maka majelis pengawas tidak memperkenankan
horizontal antar sesama manusia, melainkan
5
pertanggungjawaban terhadap Tuhan Yang Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1997, hal 58

110
Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

notaris yang bersangkutan untuk memenuhi disiplin organisasi. Terkait dengan sanksi
aparat penegak hukum walaupun hanya sebagai bentuk upaya penegakan kode etik
sebagai saksi. Dengan dibentuknya majelis notaris atas pelanggaran kode etik didefinisikan
kehomatan notaris, diharapkan notaris lebih sebagai suatu hukuman yang dimaksudkan
profesional dalam menjalankan tugasnya. Hal sebagai sarana, upaya dan alat pemaksa
ini dikarenakan eksistensi majelis kehormatan ketaatan dan disiplin Notaris. Ikatan Notaris
notaris yang baru menurut peraturan Indonesia (I.N.I) dalam upaya untuk menjaga
perundang-undangan baik untuk tingkat daerah kehormatan dan keluhuran martabat jabatan
maupun tingkat pusat merupakan pengawas notaris, mempunyai kode etik notaris yang
sekaligus pelindung serta mengayomi notaris ditetapkan oleh kongres dan merupakan kaidah
agar tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan moral yang wajib ditaati oleh setiap anggota
ketentuan hukum yang berlaku. I.N.I. Dewan Kehormatan merupakan organ
Peran majelis pengawas daerah yang perlengkapan I.N.I yang terdiri dari anggota-
sebelumnya melakukan pengawasan dan anggota yang dipilih dari anggota I.N.I dan
pembinaan, setelah Undang-Undang No. 2 werda Notaris, yang berdedikasi tinggi dan loyal
Tahun 2014 ini diberlakukan menjadi terpisah terhadap perkumpulan, berkepribadian baik,
yaitu oleh majelis pengawas daerah dan majelis arif dan bijaksana, sehingga dapat menjadi
kehormatan notaris. Pembinaan oleh majelis panutan bagi anggota dan diangkat oleh
kehormatan notaris diatur di dalam Pasal 66A, kongres untuk masa jabatan yang sama dengan
sedangkan pengawasan dilakukan oleh majelis masa jabatan kepengurusan. Dewan
pengawas daerah yang diatur dalam Pasal 67. Kehormatan berwenang melakukan
Sampai tulisan ini dibuat mengenai tugas dan pemeriksaan atas pelanggaran terhadap kode
fungsi dan tata cara pengangkatan dan etik dan menjatuhkan sanksi kepada
pemberhentian, struktur organisasi, tata kerja pelanggarnya sesuai dengan kewenangannya
dan anggaran majelis kehormatan notaris dan bertugas untuk melakukan pembinaan,
berdasarkan Pasal 66A ayat (3) belum di atur bimbingan, pengawasan, pembenahan anggota
dengan Peraturan Menteri. Majelis Pengawas dalam menjunjung tinggi kode etik. Memeriksa
Daerah tidak mempunyai kewenangan untuk dan mengambil keputusan atas dugaan
menjatuhkan sanksi apapun. Meskipun Majelis pelanggaran ketentuan kode etik yang bersifat
Pengawas Daerah mempunyai wewenang internal atau yang menyangkut hubungan
untuk menerima laporan dari masyarakat dan dengan masyarakat secara langsung.
dari notaris lainnya dan menyelenggarakan Memberikan saran dan pendapat kepada
sidang untuk memeriksa adanya dugaan majelis pengawas atas dugaan pelanggaran
pelanggaran pelaksanaan jabatan notaris, tapi kode etik dan jabatan notaris.
tidak diberi kewenangan untuk menjatuhkan Kewenangan pengawasan pelaksanaan dan
sanksi apapun. Majelis Pengawas Daerah hanya penindakan kode etik notaris ada pada Dewan
berwenang untuk melaporkan hasil sidang dan Kehormatan yang berjenjang mulai dari tingkat
pemeriksaannya kepada majelis pengawas daerah, wilayah, dan pusat. Bagi notaris yang
wilayah dengan tembusan kepada pihak yang melakukan pelanggaran kode etik, Dewan
melaporkan, Notaris yang bersangkutan, Kehormatan berkoordinasi dengan Majelis
Majelis Pengawas Pusat dan Organisasi Pengawas berwenang melakukan pemeriksaan
Notaris/Ikatan Notaris Indonesia (INI). atas pelanggaran tersebut dan dapat
menjatuhkan sanksi kepada pelanggarnya,
B. Akibat Hukum Dari Pelanggaran yang sanksi yang dikenakan terhadap anggota Ikatan
Dilakukan Oleh Pejabat Notaris Terhadap Notaris Indonesia (INI) sesuai dengan ketentuan
Kode Etik Profesi Notaris Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) Kode etik notaris
Pelanggaran terkait dengan kode etik notaris yaitu:
adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan 1) Sanksi yang dikenakan terhadap anggota
oleh anggota perkumpulan organisasi Ikatan yang melakukan pelanggaran Kode Etik
Notaris Indonesia maupun orang lain yang dapat berupa :
memangku dan menjalankan jabatan Notaris a. Teguran.
yang melanggar ketentuan kode etik dan/atau b. Peringatan.

111
Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

c. Schorsing (pemecatan sementara) dari Menurut ketentuan Undang-Undang


keanggotaan Perkumpulan. Jabatan Notaris dinyatakan, bahwa
d. Onzetting (pemecatan) dari keanggotaan pengawasan terhadap notaris dilakukan oleh
Perkumpulan. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan
e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari membentuk Majelis Pengawas. Pengawasan
keanggotaan Perkumpulan. tersebut meliputi perilaku notaris dan
2) Penjatuhan sanksi-sanksi sebagaimana pelaksanaan Jabatan Notaris. Dengan demikian,
terurai di atas terhadap anggota yang Majelis Pengawas, menggunakan Kode Etik
melanggar Kode Etik disesuaikan dengan yang telah dibuat oleh Ikatan Notaris Indonesia
kuantitas dan kualitas pelanggaran yang (INI), sebagai bahan pengawasan terhadap
dilakukan anggota tersebut. notaris. Majelis Pengawas akan mengambil
Namun sanksi pemecatan yang diberikan tindakan apabila ada pengaduan dari
terhadap notaris yang melakukan pelanggaran masyarakat mengenai perilaku notaris yang
dan perbuatan melawan hukum bukanlah menyimpang. Kesimpulan pertanggungjawaban
berupa pemecatan dari jabatan notaris notaris terhadap Kode etik Notaris adalah
melainkan pemecatan dari keanggotaan Ikatan seorang notaris dijatuhi sanksi kode etik berupa
Notaris Indonesia sehingga walaupun notaris teguran, peringatan, schorsing (pemecatan
yang bersangkutan telah terbukti melakukan sementara) dari keanggotaan perkumpulan,
pelanggaran dan perbuatan melawan hukum, onzetting (pemecatan) dari keanggotaan
notaris tersebut masih dapat membuat akta perkumpulan dan pemberhentian dengan tidak
dan menjalankan kewenangan lainnya sebagai hormat dari keanggotaan perkumpulan.
notaris, dengan demikian sanksi berupa
pemecatan dari keanggotaan perkumpulan PENUTUP
tentunya tidak berdampak pada jabatan A. Kesimpulan
seorang notaris yang telah melakukan 1. Pembinaan terhadap notaris dalam
pelanggaran dan perbuatan melawan hukum. menjalankan jabatan profesi notaris selama
Notaris masih tetap dapat membuat akta dan ini dapat dilakukan oleh majelis pengawas
menjalankan jabatannya sebagai notaris, notaris yang berada di setiap daerah.
karena sanksi pemecatan tersebut bukan Dengan adanya ketentuan yang baru yakni
berarti secara serta merta notaris tersebut Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014
diberhentikan dari jabatannya, karena hanya tentang Jabatan Notaris Pembinaan oleh
menteri yang berwenang untuk memecat Majelis Kehormatan Notaris diatur di dalam
notaris dari jabatannya dengan mendengarkan Pasal 66A, sedangkan pengawasan
laporan dari Majelis Pengawas. Notaris masih dilakukan oleh Majelis Pengawas Daerah
saja dapat menjalankan jabatannya, sehingga yang diatur dalam Pasal 67. Untuk Majelis
sanksi kode etik tersebut terkesan kurang Kehormatan Notaris dapat menjatuhkan
mempunyai daya mengikat bagi notaris yang sanksi bagi notaris sedangkan Majelis
melakukan pelanggaran kode etik atau Pengawas Daerah tidak, baik untuk
perbuatan melawan hukum dalam pembuatan ditingkat daerah maupun tingkat pusat
akta otentik. Sehingga seorang notaris ketika notaris melakukan pelanggaran
seharusnya dapat dituntut untuk membayar terhadap kode etik profesi notaris sesuai
ganti rugi dalam hal adanya kesalahan yang dengan pedoman yang dibuat oleh
dilakukan notaris menyangkut perbuatan organisasi profesi yang berlaku bagi seluruh
melawan hukum yang bertentangan dengan anggota perkumpulan organisasi Ikatan
nilai-nilai kode etik. Antara kerugian yang Notaris Indonesia maupun orang lain yang
diderita dengan kelalaian atau pelanggaran memangku dan menjalankan jabatan notaris
notaris terdapat hubungan sebab akibat baik dalam pelaksanaan jabatan maupun
(causalitas). Pelanggaran atau kelalaian dalam kehidupan sehari-hari.
tersebut disebabkan oleh kesalahan yang dapat 2. Pelanggaran yang dilakukan oleh notaris
dipertanggungjawabkan kepada notaris yang terhadap kode etik notaris mengakibat
bersangkutan. notaris yang bersangkutan dikenakan sanksi

112
Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

berupa dikeluarkan dari keanggotaan Ikatan Ignatius Ridwan Widyadharma., Hukum Profesi
Notaris Indonesia (INI).Notaris yang tentang Profesi Hukum, CV. Ananta, Semarang,
melakukan pelanggaran terhadap etika, 1994.
kepatutan atau moral penyelesaiannya Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan,, Ke Notaris,
Raih Asa Sukses, Jakarta, 2009.
bukan hanya menurut kode etik semata
Jati Diri Notaris, Dulu, Sekarang dan Di Masa
namun dapat juga berdasarkan peraturan Datang.,PP-INI, Jakarta, 2000.
perundang-undangan. Segala sesuatu yang Kohar, Notaris dan Persoalan Hukum., PT. Bina Indra
tidak boleh dilakukan oleh notaris dengan Karya, Suarabaya, 1985.
jelas dan tegas diatur dalam bentuk Liliana Tedjosaputro, Etika Profesi Notaris Dalam
perundang-undangan. Penegakan Hukum Pidana., Bayu Grafika,
Yogyakarta, 1995.
B. Saran -------------.,Liliana Tedjosaputro,, Etika Profesi dan
1. Sebaiknya dilakukan Amandemen terhadap Profesi Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, 2003.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 terutama Lumban Tobing, G.H.S. , Peraturan Jabatan Notaris
(Notaris Reglement), Penerbit Erlangga, Jakarta,
tentang pengawasan tentang pejabat
1999.
notaris, agar mengatur lebih spesifik lagi Munir Fuady., Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum
tentang tugas dan fungsi dari majelis bagi Hakim, Jaksa, Advokat,Notaris, Kurator, dan
kehormatan notaris dan dewan pengawas Pengurus, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005
daerah. Salim HS. & H. Abdullah., Perancangan Kontrak dan
2. Hendaknya pengurus organisasi INI lebih MOU, Sinar Grafika, Jakarta, 2007.
intensif dalam mengadakan pertemuan Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI
dengan melibatkan unsur Majelis Press, Jakarta, 1986.
Kehormatan Notaris (MKN) guna membahas Soerjono Soeknto., Metodologi Research, Andi
masalah-masalah seputar pelaksanaan Offset, Yogyakarta, 1998.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian
jabatan notaris khususnya yang berkaitan
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.,
dengan kode etik dan undang-undang, Rajawali Press, Jakarta, 1985.
sehingga para notaris lebih memahami dan Soegondo, R., Hukum Notariat di Indonesia, CV.
mengerti tentang tugas jabatannya Rajawali, Jakarta, 1992.
berkaitan dengan kode etik dan undang- Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum
undang. Selain itu juga untuk mempererat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.
hubungan antar sesama notaris. Tan Thong Kie, Studi Notariat, Serba-serbi Praktek
Notaris, Buku I PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta, 2000.
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Indonesia, Perspektif Hukum dan Etika., UII Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Press, Yogyakarta, 2009. Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997.
Engelbrecht De Wetboeken wetten en Matome M. Ratiba., Convecaying Law for Paralegals
Veroordeningen, Benevens de Grondwet van de and Law Students, bookboon.com, 2013.
Republiek Indonesie, Ichtiar Baru-Van Voeve, www.hukumonline.com. Etika Profesi Hukum di Era
1998. Perubahan, Imam Nasima, Mahasiswa
Habieb Adjie,., Meneropong Khasanah Notaris dan pascasarjana hukum perusahaan Universitas
PPAT Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Utrecht, aktif di dalam Indonesian Law Society
2009. Utrecht. Diunggah 11 Des 2012.
-----------., Hukum Notaris Indonesia, Tafsir Tematik Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Terhadap UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang
Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung., Jabatan Notaris.
Bandung, 2008. Keputusan Kongres Ikatan Indonesia (INI) tentang
Herlien Budiono., Notaris dan Kode Etiknya, Kode Etik
Upgrading dan Refreshing Course Nasional
Ikatan Notaris Indonesia, Medan, 2007.
Hol, A.M dan M.A. Loth dalam “Iudex mediator; naar
een herwardering van de juridische professie”,
Nederlands Tijdschrijft voor Rechtsfilosofie &
Rechtstheorie 2001.

113

Anda mungkin juga menyukai