A. Tata Tertib
Setelah saya melihat berdasarkan pengalaman di test UKEN 2013 dengan
mengadakan cek dan ricek yang tidak lulus tahun-tahun sebelum 2013 kepada peserta
, maka saya berkesimpulan, bahwa tata tertib memang harus diperhatikan, yaitu :
a. Baju peserta ujian, putih bersih/panjang tangan untuk baju atasan baik berupa
blouse atau kemeja, untuk bawahan adalah rok pendek sebatas lutut/panjang atau
celana berbahan kain/drill berwarna hitam.
b. Sepatu berwarna hitam,alangkah baiknya tidak terlalu tinggi max 5 cm.
c. Semua perlengkapan yang diserahkan pada pembekalan pada hari pertama ujian
yaitu pada tanggal 17 dibawa serta,serta papan nama selalu dikenakan pada saat
ujian.
d. Pada saat ujian dari tanggal 17 sd 18, absensi jangan lupa baik memulai
ujian,istirahat dan selesai ujian. Tahun lalu absensi yang digunakan dengan alat
fingerprint.
e. Bentuk ujian tahun 2013 terbagi atas 2 yaitu
1. Tulisan berupa pertanyaan yang berjumlah 50, yang berdasarkan Peraturan
Kode Etik,AD RT Notaris dan UUJN No 30 Tahun 2004, akan tetapi Tahun
2014 ini, yang berubah hanya di UU No 2 Tahun 2014.
2. Lisan, dengan teknik wawancara, 1 notaris yang berasal dari seluruh Indonesia
sebagai penguji, dan 3 orang peserta ujian, dengan batas waktu 10 menit.
Karena ujian diadakan di satu tempat yaitu Jakarta,dan tahun 2014 di 6 tempat
sekaligus. Dan ini berarti kemungkinan penguji yaitu notaries yang domisili
Jakarta.
f. Penuhi semua tata tertib, dari baju sampai sepatu serta penampilan diperhatikan
panitia yang mengambil absensi tanda tangan ujian pada saat ujian tanggal 18,
karena panitia tidak memberitahukan secara langsung kepada peserta letak
kesalahan. Dan pada saat menjawab pertanyaan wawancara, jawablah dengan
sopan, jangan gugup.
1
B. Ujian Tulisan
1. Sumber jawaban terdapat pada :
a. Kode Etik yang dihapal pasal 3 sd pasal 5
b. AD/RT Notaris
c. UU No 40 Tahun 2004, yang dihapal mengenai Kewenangan,Kewajiban dan
Larangan yaitu pasal 15 sd 19, serta harus ingat hampir sama dengan sub a, yang
mana letak soal akan hampir mirip apakah kode etik atau UUJN
d. UU No 2 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No 40 Tahun 2004 tentang UUJN.
e. Hal-hal lain yang berkaitan masalah-masalah yang terjadi terhadap kedudukan
INI. Pada tahun 2013, masalah yang paling dominan yaitu adanya 2 kubu di INI,
yaitu INI Roxy dan Hangtuah. Serta masalah Pasal 66 yang di judicial review oleh
MK atas kasus keterlibatan notaris dengan kasus pidana. Dan untuk tahun 2014 ini
adalah tentang UUJN no 4 Tahun 2014 yang dirubah dengan UU No 2 Tahun
2014.
2. Bentuk Soal
1) ADRT INI
a. Sebutkan keanggotaan INI di Indonesia :
Jawab :
1. Anggota Biasa;
2. Anggota Luar Biasa;
3. Anggota Kehormatan.
1. Teguran lisan;
2. Teguran tertentu;
3. Pemberhentian sementara;
b. pasal 15 sd 19
Buah perjuangan ini tentu tidak dapat memuaskan seluruh anggota. Adrian
Sutedi ketua INI hasil Konggres Luar Biasa INI sempat meminta untuk tidak
melihat kekurangan undang-undang ini. Kendati demikian, pro kontra atas
3
undang-undang jabatan notaris yang baru tak terelakkan. Berbagai rasa tumpah
ruah. Ada yang suka, ada yang tidak. Ada yang puas dan ada yang harus
menelan rasa kecewa dan bingung. Masuk akal memang jika timbul pro kontra
sebab tak mungkin semua keinginan para anggota ditampung dalam satu
undang-undang.
Salah satu pasal yang dianggap mengecewakan adalah soal jangka waktu
magang notaris. Para calon notaris sebagian tak menyukai masa magang
menjadi 24 bulan. Calon notaris berpikir tak ada guna magang selama 2 tahun.
Hingga muncullah pemikiran bahwa perpanjangan masa magang adalah salah
satu bentuk moratorium terselubung.
Pasal lain yang sempat menyedot perhatian adalah ketentuan mengenai sidik
jari. Terdengar sederhana, tetapi tidak dalam praktiknya. Para notaris
kebingungan jari-jari mana saja yang harus diambil sidik jarinya dan
bagaimana mekanisme penggunaan sidik jari secara elektronik. Bahkan sempat
terlontar jika notaris disamakan dengan pemeriksa para kriminal.
Selain pasal-pasal tersebut, banyak pasal yang berbeda antara ketentuan yang
baru dengan yang lama. Berdasarkan pengamatan hukumonline, ada 44 pasal
yang mengalami amandemen, baik berupa perubahan, penambahan, maupun
penghapusan. Hal ini juga patut diperhatikan sebab implikasi hukumnya
menjadi berbeda.
4
tertentu untuk
dirinya sendiri
dengan alasan hanya
satu notaris yang ada
di wilayah
jabatannya.
Pelekatan Sidik Jari Tidak diatur Diatur dalam Pasal Notaris wajib
di Minuta Akta 16 ayat (1) huruf c melekatkan sidik jari
para penghadap di
minuta akta dengan
alasan keamanan.
Sidik jari yang
diambil cukup
menggunakan
jempol kanan atau
kiri.
5
untuk satu Provinsi.
Masalah ini semakin
diperkuat dengan
pasal berikutnya,
yaitu Pasal 19 angka
2, yaitu tempat
kedudukan PPAT
wajib mengikuti
tempat kedudukan
Notaris. Artinya,
notaris tidak boleh
membuka kantor
PPAT berbeda
dengan tempat
kedudukan kantor
notarisnya.
Apabila dilanggar,
Notaris mendapatkan
sanksi.
Bentuk usaha yang Pasal 20 ayat (1) Diubah menjadi, Dengan perubahan
dijalankan notaris mengatur bahwa notaris dapat dari perserikatan
Notaris dapat menjalankan perdata ke
menjalankan jabatannya dalam persekutuan perdata,
jabatannya dalam bentuk persekutuan artinya seorang
bentuk perserikatan perdata. notaris dapat
perdata. bergabung dengan
beberapa notaris
membentuk satu
badan usaha dan
mengelolanya secara
bersama-sama secara
terus menerus dan
bertujuan mencari
keuntungan.
Revisi UU Nomor 5
Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik
Monopoli dan
Persaingan Usaha
Tidak Sehat
berupaya juga
mengatur hal ini.
Bahasa Akta Bahasa akta yang Bahasa akta yang Penggunaan bahasa
sebagaimana diatur digunakan adalah digunakan adalah Indonesia dalam
dalam Pasal 43. bahasa Indonesia. wajib Bahasa ketentuan baru
Bahasa asing dapat Indonesia. Jika para semakin dipertegas
digunakan jika para pihak menghendaki, dengan kata
6
pihak akta dapat dibuat “wajib”. Akan
menghendakinya dalam bahasa asing. tetapi, kewajiban ini
sepanjang undang- sedikit melunak
undang tidak dengan
menentukan lain. diperbolehkannya
penggunaan bahasa
asing jika para pihak
menghendakinya.
Terlebih lagi, untuk
pembuatan akta yang
menggunakan bahasa
asing ini tidak lagi
dibatasi dengan
koridor “sepanjang
undang-undang
tidak menentukan
lain”. Sehingga, akta
apa saja sepanjang
para pihak
menghendaki dapat
menggunakan bahasa
asing.
Berhati-hatilah
dengan UU Nomor
24 Tahun 2009
tentang Bendera,
Bahasa, Lambang
Negara dan Lagu
Kebangsaan. Bisa
jadi kontrak yang
dibuat secara notaril
dimintakan
pembatalannya di
muka hakim.
7
persetujuan MPD”
ini telah dibatalkan
Mahkamah
Konstitusi melalui
putusan MK No.
49/PUU-X/2012.
Terhadap persoalan ini, Mantan Ketua Pengurus Wilayah IPPAT Jawa Barat,
Pieter A Latumeten menganggap hal ini tidak perlu dipersoalkan. Pieter
mengatakan notaris memang berwenang untuk membuat akta di bidang
pertanahan. Hal ini dimungkinkan sebab kewenangan notaris itu tidak hanya
bersumber pada Pasal 1868 KUHPerdata, teatpi juga bersumber dari UU
Jabatan Notaris itu sendiri.
8
Banyak Sanksi Intai Notaris
Aturan main tentu tak lengkap jika tidak diikuti dengan sebuah hukuman.
Tampaknya, UUJN yang baru memberikan perhatian yang penuh atas terhadap
sanksi. Kita mencatat setidaknya ada sembilan pasal yang mengatur dengan
tegas sanksi yang diancam kepada notaris yang melakukan kesalahan
sebagaimana diatur dalam pasal-pasal tersebut.
Pasal-pasal yang memuat sanksi itu adalah Pasal 7 ayat (2); Pasal 16 ayat (11),
ayat (12), ayat (13); Pasal 17 ayat (2), Pasal 19 ayat (2); Pasal 32 ayat (4); Pasal
37 ayat (2); Pasal 54 ayat (2), dan Pasal 65A. Pelanggaran terhadap pasal-pasal
tersebut dikenakan sanksi yang dimulai dari peringatan tertulis hingga
pemberhentian tidak hormat.
Pieter tak setuju dengan banyaknya aturan mengenai sanksi dalam UU Jabatan
Notaris ini. Menurutnya, ada beberapa aturan yang tidak perlu diatur secara
tegas mengenai pemberian sanksinya. Contohnya adalah pencantuman
mengenai ganti rugi. Kendati demikian, hal ini juga dapat memudahkan pihak
yang dirugikan dalam hal pembuktian. Penggugat dinilai menjadi mudah dalam
membuktikan unsur kesalahan si notaris ketika melakukan kesalahan.
Sidik jari (finger print) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja
diambil, dicapkan dengan tinta maupun bekas yang ditinggalkan pada benda
karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah
kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai
kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai
ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol
yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang
membentuk struktur tertentu.
Dari pengertian tersebut dan juga dari tulisan-tulisan yang penulis baca baik
yang berkaitan dengan sidik jari menurut penulis kata “sidik jari” dapat berarti
tapak dari salah satu jari pada tangan atau kaki atau dapat juga berarti
9
keseluruhan tapak dari jari-jari tangan maupun jari-jari kaki atau tapak dari
kulit tangan kanan dan/atau kiri, atau tapak dari bagian telapak tangan mulai
dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari dan atau tapak dari bagian
kulit dati telapak kaki mulai dari tumit sa,pai ke ujung jari. Jadi bisa bersifat
tunggal maupun jamak.
10
ketentuan tersebut. Hal ini terlihat dari komentar-momentar yang ada di
jejaring sosial.
Maka berdasarkan Hasil Rapat Pleno Pengurus Pusat INI pada tanggal 24-26
Maret 2014 yang menjadi sidik jari yang di pakai adalah jempol kanan atau kiri
11
kertas/media tertentu dan diambil dengan cara-cara tertentu sehingga alur-alur
yang terdapat pada sidik jari tersebut mudah terlihat/terbaca. Namun dengan
perkembangan jaman sidik jari juga dapat diambil secara elektronik seperti
yang digunakan pada sistem absensi secara elektronik.
Yang menjadi pertanyaan apakah pengambilan sidik jari yang dimaksud di
dalam UUJN juga dapat dilakukan secara elektronik?. Jika kita berpegang
kepada tidak adanya larangan mengenai hal tersebut di dalam UUJN serta
dalam rangka mengikuti perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan menurut
penulis hal itu diperbolehkan. Namun untuk kepastiannya tentunya perlu ada
peraturan yang mengatur hal tersebut.
12
8) Hal-hal yang harus diperhatikan agar maksud diterapkannya
ketentuaan menganai sidik jari dapat dipenuhi
13
pidana. Dan untuk tahun 2014 ini adalah tentang UUJN no 4 Tahun 2014
yang dirubah dengan UU No 2 Tahun 2014.
a. Adanya kubu INI ROXY dan HANGTUAH berawal dari Kongres INI Ke
XXI di Yogyakarta pada tanggal 27-28 tahun 2012, hasil kongres memutuskan
sebagai Ketua INI adalah Sri Rachma Candrawati (SRC)yang sebagai Ketua
IPPAT. Keinginan dari SRC untuk membuat Notaris juga PPAT, apabila
sudah notaries maka akan PPAT juga. Sebagian Notaris tidak setuju hasil
kongres tersebut karena adanya ditemukan suap meyuap bahwa notaries yang
memilih SRC dibayari hotel maupun pesawatnya ketika konggres diadakan
dan banyak lagi kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh SRC. Karena hal
inilah, dibuat Kongres Luar Biasa INI di Bali pada tanggal 23-24 mei 2014 di
Bali, akhirnya yang terpilih adalah Adrian Sutedi periode 2013-2016. Kubu
Adrian Sutedi di ROXY sedangkan SRC di Hangtuah.Polemic ini membuat
SRC mengajukan gugatan di pengadilan, dan kasus ini dimenangkan oleh
kubu ROXY. Sampai pada saat ini, INI yang sebenarnya adalah hasil putusan
pengadilan yaitu INI ROXY.
14
pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan
b. memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan
dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam
penyimpanan Notaris.”
Harus adanya persetujuan dari MPD memang dirasakan oleh banyak pihak
termasuk pihak kepolisian “menghambat” proses perkara yang berkaitan
dengan notaris, termasuk yang dirasakan oleh Kant Kamal yang kemudian
melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi berkaitan dengan frasa “ dengan
persetujuan Majelis Pengawas Daerah” yang terdapat dalam pasal 66 ayat 1
UUJN tersebut, yag akhirnya melahirkan putusan tersebut.
15
Perihal hak ingkar (verschoningsrecht) maka seseorang baik karena
pekerajaan, harkat martabatnya atau jabatannya diwajibkan untuk menyimpan
rahasia dapat menggunakan haknya untuk minta dibebaskan sebagai sebagai
saksi baik dalam suatu perkara perdata maupun dalam perkara pidana. Untuk
perkara perdata diatur dalam pasal 1909 KUHPerdata yang menentukan “
Semua orang yang cakap untuk menjadi saksi, siharuskan memberikan
kesaksian di muka hakim. Namun dapatlah meminta dibebaskan dari
kewajibannya memberikan kesaksian: ... segala siapa yang karena
kedudukannya, pekerjaannya atau jabatannya menurut undang-undang
diwajibkan merahasikan sesuatu, namun hanyalah semata-mata mengenai hal-
hal yang pengetahuannya dipercayakan kepadanya sebagai demikian.” Untuk
perkara pidana diatur dalam pasal 170 KUHAP yang menentukan :
Orang-orang yang mempunyai hak ingkar ini antara lain pendeta, dokter dan
notaris. Orang-orang ini dapat menolak untuk memberikan kesaksiannya
berdasarkan hak ingkar (verschoningsrecht) yang dimilikinya tersebut.
Berkaitan dengan masalah rahasia jabatan notaris, dalam pembahasan
mengenai pasal 17 dan 40 UUJN yang pada intinya berisikan kewajiban
notaris merahasiakan isi akta, GHSL Tobing menyatakan sebagai berikut:
a. Bahwa para notaris wajib untuk merahasiakan, tidak hanya apa yang
dicantumkan dalam akta-aktanya, akan tetapi juga semua apa yang
diberitahukan atau disampaikan kepadanya dalam kedudukannya sebagai
notaris, sekalipun itu tidak dicantumkan dalam akta-aktanya;
b. Bahwa hak ingkar dari para notaris tidak hanya merupakan hak
(verschoningsrecht), akan tetapi meruapakan kewajiban
(verschoningspicht), notaris wajib untuk tidak bicara. Hal ini tidak
didasarkan kepada pasal 1909n sub 3 KUHPerdata, yang hanay
membeikan kepadanya hak untuk mengundurkan diri sebagai saksi, akan
tetapi didasarkan kepada pasal 17 dan pasal 40 PJN.
c. Bahwa di dalam menentukan sampai seberapa jauh jangkauan hak ingkar
dari para notaris, harus bertitik tolak dari kewajiban bagi para notaris
untuk tidak bicara mengenai isi akta-aktanya, dalam arti baik mengenai
yang tercantum dalam akta-aktanya maupun mengenai yang diberitahukan
atau disampaikan kepadanya dalam kedudukannya sebagai notaris,
sekalipun dimuka pengadilan, kecuali hal-hal dimana terdapat kepentingan
yang lebih tinggi atau dalam hal-hal simana untuk itu notaris oleh sesuatu
peraturan perundang-undangan yang berlaku membebaskannya secara
tegas dari sumpah rahasia jabatannya.
16
Sehubungan dengan penjelasan GHSL Tobing tersebut maka jika dikaitkan
dengan ketentuan pasal 4, 16 dan 54 UUJN maka jelas bahwa untuk
merahasiakan isi akta beserta hal-hal yang diberitahukan kepada notaris
sehubungan dengan pembuatan akta tersebut adalah merupakan suatu
kewajiban jabatan notaris, sehingga dengan demikian untuk mengundurkan
diri sebagai saksi atau menolak untuk memebrikan keterangan sebagai saksi
bukan hanya meruapakan hak tai juga meruapakan suatu kewajiban bagi
notaris. Jadi notaris tidak hanya mempunyai hak ingkar (verschongsrecht)
akan tetapi juga mempunyai kewajiban ingkar (verschoningssplicht).
17
Jika frasa tersebut tetap dianggap ada sekalipun frasa tersebut dinyatakan
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat maka dalam
rangka pemanggilan terhadap notaris dalam suatu perkara sekalipun tidak
diperlukan adanya persetujuan dari MPD akan tetapi secara prosedur
pemanggilan tersebut tetap harus diberitahukan kepada MPD sebagai
pengawas Notaris. Untuk hal yang terkahir ini hendaknya segera dikeluarkan
peraturan Menteri Hukum dan Ham perihal pemanggilan notaris sehubugan
dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi tersebut agar tidak terjadi
kesemena-menaan dalam pemaggilan notaris.
4. Wawancara
Berkaitan dengan :
-pergaulan notaries
-perilaku notaris
18