1/Jan-Mar/2015
KODE ETIK HAKIM DAN KOMISI YUDISIAL Kedua, Komisi Yudisial sebagai lembaga
DI INDONESIA1 Pengawasan Hakim di Indonesia. Komisi
Oleh: Melfa Deu2 Yudisial kedudukannya disejajarkan dengan
lembaga-lembaga tinggi Negara lainnya.
ABSTRAK Komisi Yudisial bersifat Mandiri yang
Profesi hakim di Indonesia yang dalam berwenang mengusulkan pengangkatan
fungsi dan tugasnya hakim berkedudukan Hakim Agung dan mempunyai wewenang
sebagai pejabat Negara yang diatur dalam lain dalam rangka menjaga dan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 menegakkan kehormatan keluhuran
sebagaimana telah diubah dengan Undang- martabat serta perilaku hakim. Dari hasil
undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pokok-pokok kepegawaian. Tujuan kode Etik dan pedoman perilaku pada
dibentuknya kode etik dan pedoman hakim adalah merupakan pedoman untuk
perilaku hakim serta pengawasan oleh para hakim dalam menjalankan
Komisi Yudisial tersebut adalah demi kehidupannya baik dalam persidangan
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maupun diluar persidangan. Bahwa Komisi
seperti timbulnya salah paham atau konflik Yudisial sebagaimana diamanatkan oleh
antara sesama anggota hakim atau antara Undang-Undang Dasar 1945 maupun
hakim dengan masyarakat. Penelitian ini undang-undang KY adalah merupakan
merupakan penelitian hukum normatif lembaga Independen dalam lingkup
yang dipergunakan dalam usaha Kekuasaan Kehakiman tetapi bukan pelaku
menganalisis bahan hukum dengan yudisial dan merupakan lembaga pengawas
mengacu kepada norma-norma hukum internal terhadap person dari hakim dalam
yang dituangkan dalam peraturan kekuasaan kehakiman.
perundang-undangan. Hasil penelitian
menunjukkan tentang bagaimana kode etik A. PENDAHULUAN
hakim di Indonesia serta bagaimana Profesi hakim di Indonesia yang dalam
peranan komisi yudisial sebagai lembaga fungsi dan tugasnya hakim berkedudukan
pengawasan pada hakim di Indonesia. sebagai pejabat Negara yang diatur dalam
Pertama, Kode Etik Hakim di Indonesia Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
yakni: Kode etik adalah sebuah kompas sebagaimana telah diubah dengan Undang-
yang menunjuk arah moral bagi profesional undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
hukum dan sekaligus juga menjamin mutu pokok-pokok kepegawaian. Kita tahu
moral profesi hukum di mata masyarakat; bersama bahwasanya seorang hakim
Kode etik dan penguasaan hukum ini memiliki tugas yang amatlah besar dalam
bersifat komplementer, saling mengisi dan system kekuasaan kehakiman di Negara
menguatkan jati diri para profesi hukum; kita ini dan tentunya juga hakim berperan
Kode etik hakim bersifat universal, terdapat penting dalam mencapai keadilan yang
dinegara manapun. Termasuk Negara tentunya merupakan cita-cita setiap subyek
Republik Indonesia. Karena dalam kode etik hukum. Tanggung jawab dapat dibedakan
terkandung nilai-nilai kebaikan yang sudah menjadi tiga hal, yakni: moral, tehnis
selayaknya dipatuhi oleh para Hakim. profesi, dan hukum. Tanggung jawab
hukum merupakan tanggung jawab yang
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Wempie menjadi beban aparat untuk melaksanakan
Jh.Kumendong, SH,MH; Alfrits J. Rondonuwu, tugasnya sesuai dengan rambu-rambu
SH,MH; Djefri Lumintang, SH,MH. hukum yang telah ada, dan wujud dari
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat. NIM. pertanggung jawaban ini merupakan sanksi.
110711222
44
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
Sementara itu tanggung jawab moral serta berperilaku tercela dan asusila yang
merupakan tanggung jawab sesuai dengan tidak selayaknya dilakukan oleh seseorang
nilai-nilai, norma-norma yang berlaku yang dalam persidangan dipanggil yang
dalam lingkungan kehidupan yang mulia. Juga supaya tercipta kepercayaan
3
bersangkutan (kode etik profesi). dari masyarakat dan mencegah campur
Berdasarkan Surat Keputusan bersama tangan dari pihak lain.
Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Namun pada kenyataannya banyak
Yudisial RI Nomor 047/KMA/SKB/IV/2009- sekali perilaku-perilaku hakim yang
02/SKB/P.KY/IV/2009 pada tanggal 8 April menyimpang dan bahkan berlawanan
Tahun 2009 tentang Kode Etik dan dengan kode etik hakim dan pedoman
Pedoman Perilaku Hakimdan juga perilaku hakim.
peraturan bersama Mahkamah Agung
Republik Indonesia dan Komisi Yudisial B. Perumusan Masalah
Republik Indonesia 1. Bagaimana Kode Etik Hakim di
Nomor:02/PB/MA/IX/2012 dan Indonesia ?
Nomor:02/PB/P.KY/09/2012 tentang 2. Bagaimana Peranan Komisi Yudisial
Panduan Penegakan Kode Etik dan sebagai Lembaga Pengawasan pada
Pedoman Perilaku Hakim. Dimana lembaga Hakim di Indonesia?
pengawasannya adalah Komisi Yudisial
sebagaimana yang diatur dalam Undang- C. Metodologi Penelitian
undang Dasar Negara Republik Indonesia Di dalam skripsi yang berjudul “Kode Etik
Tahun 1945 Pasal 24B ayat (1) dan dalam Hakim dan Komisi Yudisial di Indonesia” ini,
Undang-undang Negara Republik Indonesia penulis menggunakan metode penelitian
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan kepustakaan ) library research). Dengan
Atas Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 menggunakan sumber data sekunder, yang
tentang Komisi Yudisial Pasal 20 ayat 1 terdiri dari:
huruf (a) yang berbunyi : 1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-
“Dalam rangka menjaga dan bahan hukum yang mengikat. Yang
menegakkan kehormatan, keluhuran terdiri dari:
martabat, serta perilaku hakim, komisi a. UUD 1945
yudisial mempunyai tugas: Melakukan b. UU No. 18 Tahun 2011 tentang
pemantauan dan pengawasanterhadap Perubahan atas UU No. 22
perilaku hakim “. Tahun 2004 tentang Komisi
Tujuan dibentuknya kode etik dan Yudisial
pedoman perilaku hakim serta pengawasan c. Keputusan bersama Ketua
oleh Komisi Yudisial tersebut adalah demi Mahkamah Agung dan Ketua
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Komisi Yudisial RI Nomor :
seperti timbulnya salah paham atau konflik 047/KMA/SKB/IV/2009 dan
antara sesame anggota hakim atau antara 02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang
hakim dengan masyarakat, juga sebagai Kode Etik dan Pedoman Perilaku
sarana kontrol sosial, peningkatan Hakim di Indonesia.
fungsional dan moralitas hakim atau d. KUHAP
bagaimana seharusnya seorang hakim itu 2. Bahan Hukum Sekunder, yang
harus berperilaku agar terhindar dari memberikan penjelasan mengenai
berbuat korupsi, kolusi dan nepotisme bahan hukum primer, yakni buku-
buku yang penulis gunakan dalam
3 penulisan skripsi ini.
Ibid
45
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
3. Bahan Hukum Tersier, yakni Kamus d. Sikap jujur agar tidak ikut-ikutan dalam
Hukum dan Politik yang penulis mafia peradilan. Dalam konteks ini,
gunakan. universitas sebagai lembaga yang
menghasilkan sarjana hukum, perlu
secara dini membekali mahasiswanya
PEMBAHASAN dengan pendidikan akhlak (budi pekerti)
1. Kode Etik Hakim di Indonesia dan pengenalan mengenai etika profesi
Pentingnya Kode Etik Profesi Hakim hukum.5
Profesi luhur dan terhormat ini sudah
lama dicemari oleh pelaku profesi hukum Akan tetapi, bobot dan kualitas
sendiri. Selama ini, profesional hukum lebih penguasaan hukum saja tidak cukup.
memihak pada kekuasaan dan konglomerat Seorang profesional hukum juga harus
daripada rasa keadilan masyarakat. Aroma bermoral. Dalam arti ini, diperlukan suatu
korupsi, kolusi, dan nepotisme sangat kode etik bagi pengemban profesi hukum.
kental pada penyelenggaraan peradilan. Kode etik adalah sebuah kompas yang
Akibatnya, profesi hukum dituduh sebagai menunjuk arah moral bagi profesional
salah satu white clor crime z (penjahat hukum dan sekaligus juga menjamin mutu
berdasi) atau educated criminals (penjahat moral profesi hukum di mata masyarakat.
terpelajar). Penyalahgunaan ini dapat Kode etik dan penguasaan hukum ini
terjadi karena aspek persaingan dalam bersifat komplementer, saling mengisi dan
mencapai popularitas diri dan financial atau menguatkan jati diri para profesi hukum.
karena tidak adanya disiplin diri. Kaum Kode etik juga merupakan nilai-nilai dan
profesional ini berkompetisi dengan norma-norma moral yang wajib
menginjak-injak asas solidaritas dengan diperhatikan dan dijalankan oleh
teman seprofesi dan asas solidaritas pada profesional hukum. Di dalamnya terdapat
klien atau pencari keadilan yang kurang daftar kewajiban khusus bagi setiap
mampu kecenderungan ini terjadi karena anggota profesi hukum untuk mengatur
pelaku profesi hukum membisniskan tingkah lakunya dalam masyarakat dan
profesinya.4 diharapkan akan dipegang teguh oleh
Untuk itu, diperlukan para profesional seluruh anggota profesi hukum. Kode etik
hukum yang memiliki sejumlah kualitas diri, ini mengikat para pelaku profesi hukum
seperti: agar senantiasa menaati kode etik tersebut.
a. Sikap kemanusiaan, agar tidak Kode etik itu menjadi ukuran moralitas
menanggapi hukum hanya secara anggota profesi hukum, motivasi tindakan,
formal, tetapi selalu mendahulukan dan ruang lingkup tindakan itu dilakukan.
hukum secara materiel dengan Ini dimaksudkan agar setiap anggota profesi
mengutamakan penghormatan pada hak hukum wajib mewujudkan nilai-nilai moral
asasi manusia; yang dianggap hakiki yang dituangkan
b. Sikap keadilan untuk menentukan apa dalam kode etik, dan tidak pernah
yang layak bagi masyarakat agar mendapat paksaan dari luar.6
terjamin rasa keadilannya; Robert D. Khan membeberkan lima
c. Sikap kepatutan, dalam manfaat kode etik, yaitu:
mempertimbangkan apa yang sungguh- a. Kode etik menjadi tempat perlindungan
sungguh adil dalam satu perkara; bagi anggotanya manakala berhadapan
4
Drs. H. Wildan Suyuthi Mustofa, S.H, M.H. Kode
5
Etik Hakim, Kencana Prenadamedia Group Jakarta, Ibid, hal. 49
6
2013, hal. 48 Ibid, hal. 50
46
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
7
Ibid, hal. 51
8
Ibid, hal. 52
47
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
48
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
49
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
bukannya tidak diawasi akan tetapi hal Dalam fungsinya sebagai lembaga
tersebut merupakan hak pengawasan pengawas etik, Komisi Yudisial memiliki
melekat yang dimiliki oleh Mahkamah kewenangan untuk19:
Agung dan demi menghindari terjadinya 1) Menerima laporan masyarakat tentang
tumpang tindih wewenang pengawasan.16 perilaku hakim;
Demi menghindari kesalahpahaman 2) Menerima laporan secara berkala
pembaca maka berikut penulis berikan kepada badan peradilan berkaitan
hubungan antara Komisi Yudisial dengan dengan perilaku hakim.
Mahkamah Agung. 3) Melakukan pemeriksaan terhadap
- Kedudukan Komisi Yudisial dalam dugaan pelanggaran perilaku hakim;
Hubungannya dengan Mahkamah 4) Memanggil dan meminta keterangan
Agung dari hakim yang diduga melanggar kode
KY merupakan organ yang etik/perilaku hakim ; dan
pengaturannya ditempatkan dalam bab IX 5) Membuat laporan hasil pemeriksaan
Kekuasaan Kehakiman, dengan mana dilihat yang berupa rekomendasi dan
bahwa MA diatur dalam pasal 24A, KY disampaikan kepada Mahkamah Agung
diatur dalam pasal 24A ayat 3dan Pasal dan atau Mahkamah Konstitusi serta
24B, dan MK diatur dalam Pasal 24C. tindakannya disampaikan kepada
pengaturan yang demikian sekaligus Presiden dan DPR.
menunjukkan, bahwa menurut UUD 1945 Jabatan hakim pada dasarnya
KY berada dalam ruang lingkup kekuasaan merupakan jabatan yang terhormat, dan
kehakiman, meskipun bukan pelaku luhur yang senantiasa dijadikan figure bagi
kekuasaan kehakiman. Pasal 24A ayat masyarakat. Hal ini mengandung arti,
3UUD 1945 berbunyi” calon hakim agung bahwa jabatan hakim adalah jabatan yang
diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada amanah dalam upaya penegakkan keadilan
dewan perwakilan rakyat untuk berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
mendapatkan peninjauan dan selanjutnya Berdasarkan itu, maka ada dua karakter
ditetapkan menjadi hakim agung oleh yang melekat pada jabatan hakim yang
presiden”. Pengaturan yang demikian harus selalu dijaga yaitu kehormatan dan
menunjukan keberadaan KY dalam system keluhuran.20
ketatanegaraan adalah terkait dengan MA. Kehormatan adalah kemuliaan atau
Akan tetapi, pasal 24 ayat 2 UUD 1945 telah nama baik yang senantiasa harus dijaga dan
menegaskan, bahwa KY bukan merupakan dipertahankan dengan sebaik-baiknya oleh
pelaksana kekuasaan kehakiman, para hakim dalam menjalankan fungsi
melainkan sebagai supporting element.17 pengadilan. Adapun keluhuran
Oleh karena itu dalam prespektif yang menunjukan, bahwa profesi hakim adalah
demikian, hubungan antara KY sebagai suatu kemuliaan .21
supporting organ dan MA sebagai main Berkaitan dengan kondisi demikian,
organ dalam bidang pengawasan perilaku maka keberadaan KY sebagai lembaga yang
hakim seharusnya lebih tepat dipahami dalam tugas dan fungsinya berkaitan
sebagai hubungan kemitraan tanpa dengan kekuasaan kehakiman menjadi
mengganggu kemandirian masing-masing.18 urgen – terutama dalam menegakkan
kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim. Dalam
16
Ikatan Hakim Indonesia, Varia Peradilan Majalah
19
Hukum Tahun XXVI Nomor304 Maeret 2011, hal. 52 Harmoko Yuti Witanto, S.H. Op Cit, hal.60
17 20
Titik Triwulan Tutik, Op Cit, hal. 117 Titik Triwulan Tutik, Op Cit, hal. 161
18 21
Ibid, hal. 118 Ibid, hal. 162
50
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
51
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
52
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
53
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015
54