Anda di halaman 1dari 11

Lex et Societatis, Vol. III/No.

1/Jan-Mar/2015

KODE ETIK HAKIM DAN KOMISI YUDISIAL Kedua, Komisi Yudisial sebagai lembaga
DI INDONESIA1 Pengawasan Hakim di Indonesia. Komisi
Oleh: Melfa Deu2 Yudisial kedudukannya disejajarkan dengan
lembaga-lembaga tinggi Negara lainnya.
ABSTRAK Komisi Yudisial bersifat Mandiri yang
Profesi hakim di Indonesia yang dalam berwenang mengusulkan pengangkatan
fungsi dan tugasnya hakim berkedudukan Hakim Agung dan mempunyai wewenang
sebagai pejabat Negara yang diatur dalam lain dalam rangka menjaga dan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 menegakkan kehormatan keluhuran
sebagaimana telah diubah dengan Undang- martabat serta perilaku hakim. Dari hasil
undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pokok-pokok kepegawaian. Tujuan kode Etik dan pedoman perilaku pada
dibentuknya kode etik dan pedoman hakim adalah merupakan pedoman untuk
perilaku hakim serta pengawasan oleh para hakim dalam menjalankan
Komisi Yudisial tersebut adalah demi kehidupannya baik dalam persidangan
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maupun diluar persidangan. Bahwa Komisi
seperti timbulnya salah paham atau konflik Yudisial sebagaimana diamanatkan oleh
antara sesama anggota hakim atau antara Undang-Undang Dasar 1945 maupun
hakim dengan masyarakat. Penelitian ini undang-undang KY adalah merupakan
merupakan penelitian hukum normatif lembaga Independen dalam lingkup
yang dipergunakan dalam usaha Kekuasaan Kehakiman tetapi bukan pelaku
menganalisis bahan hukum dengan yudisial dan merupakan lembaga pengawas
mengacu kepada norma-norma hukum internal terhadap person dari hakim dalam
yang dituangkan dalam peraturan kekuasaan kehakiman.
perundang-undangan. Hasil penelitian
menunjukkan tentang bagaimana kode etik A. PENDAHULUAN
hakim di Indonesia serta bagaimana Profesi hakim di Indonesia yang dalam
peranan komisi yudisial sebagai lembaga fungsi dan tugasnya hakim berkedudukan
pengawasan pada hakim di Indonesia. sebagai pejabat Negara yang diatur dalam
Pertama, Kode Etik Hakim di Indonesia Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
yakni: Kode etik adalah sebuah kompas sebagaimana telah diubah dengan Undang-
yang menunjuk arah moral bagi profesional undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
hukum dan sekaligus juga menjamin mutu pokok-pokok kepegawaian. Kita tahu
moral profesi hukum di mata masyarakat; bersama bahwasanya seorang hakim
Kode etik dan penguasaan hukum ini memiliki tugas yang amatlah besar dalam
bersifat komplementer, saling mengisi dan system kekuasaan kehakiman di Negara
menguatkan jati diri para profesi hukum; kita ini dan tentunya juga hakim berperan
Kode etik hakim bersifat universal, terdapat penting dalam mencapai keadilan yang
dinegara manapun. Termasuk Negara tentunya merupakan cita-cita setiap subyek
Republik Indonesia. Karena dalam kode etik hukum. Tanggung jawab dapat dibedakan
terkandung nilai-nilai kebaikan yang sudah menjadi tiga hal, yakni: moral, tehnis
selayaknya dipatuhi oleh para Hakim. profesi, dan hukum. Tanggung jawab
hukum merupakan tanggung jawab yang
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Wempie menjadi beban aparat untuk melaksanakan
Jh.Kumendong, SH,MH; Alfrits J. Rondonuwu, tugasnya sesuai dengan rambu-rambu
SH,MH; Djefri Lumintang, SH,MH. hukum yang telah ada, dan wujud dari
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat. NIM. pertanggung jawaban ini merupakan sanksi.
110711222

44
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

Sementara itu tanggung jawab moral serta berperilaku tercela dan asusila yang
merupakan tanggung jawab sesuai dengan tidak selayaknya dilakukan oleh seseorang
nilai-nilai, norma-norma yang berlaku yang dalam persidangan dipanggil yang
dalam lingkungan kehidupan yang mulia. Juga supaya tercipta kepercayaan
3
bersangkutan (kode etik profesi). dari masyarakat dan mencegah campur
Berdasarkan Surat Keputusan bersama tangan dari pihak lain.
Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Namun pada kenyataannya banyak
Yudisial RI Nomor 047/KMA/SKB/IV/2009- sekali perilaku-perilaku hakim yang
02/SKB/P.KY/IV/2009 pada tanggal 8 April menyimpang dan bahkan berlawanan
Tahun 2009 tentang Kode Etik dan dengan kode etik hakim dan pedoman
Pedoman Perilaku Hakimdan juga perilaku hakim.
peraturan bersama Mahkamah Agung
Republik Indonesia dan Komisi Yudisial B. Perumusan Masalah
Republik Indonesia 1. Bagaimana Kode Etik Hakim di
Nomor:02/PB/MA/IX/2012 dan Indonesia ?
Nomor:02/PB/P.KY/09/2012 tentang 2. Bagaimana Peranan Komisi Yudisial
Panduan Penegakan Kode Etik dan sebagai Lembaga Pengawasan pada
Pedoman Perilaku Hakim. Dimana lembaga Hakim di Indonesia?
pengawasannya adalah Komisi Yudisial
sebagaimana yang diatur dalam Undang- C. Metodologi Penelitian
undang Dasar Negara Republik Indonesia Di dalam skripsi yang berjudul “Kode Etik
Tahun 1945 Pasal 24B ayat (1) dan dalam Hakim dan Komisi Yudisial di Indonesia” ini,
Undang-undang Negara Republik Indonesia penulis menggunakan metode penelitian
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan kepustakaan ) library research). Dengan
Atas Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 menggunakan sumber data sekunder, yang
tentang Komisi Yudisial Pasal 20 ayat 1 terdiri dari:
huruf (a) yang berbunyi : 1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-
“Dalam rangka menjaga dan bahan hukum yang mengikat. Yang
menegakkan kehormatan, keluhuran terdiri dari:
martabat, serta perilaku hakim, komisi a. UUD 1945
yudisial mempunyai tugas: Melakukan b. UU No. 18 Tahun 2011 tentang
pemantauan dan pengawasanterhadap Perubahan atas UU No. 22
perilaku hakim “. Tahun 2004 tentang Komisi
Tujuan dibentuknya kode etik dan Yudisial
pedoman perilaku hakim serta pengawasan c. Keputusan bersama Ketua
oleh Komisi Yudisial tersebut adalah demi Mahkamah Agung dan Ketua
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Komisi Yudisial RI Nomor :
seperti timbulnya salah paham atau konflik 047/KMA/SKB/IV/2009 dan
antara sesame anggota hakim atau antara 02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang
hakim dengan masyarakat, juga sebagai Kode Etik dan Pedoman Perilaku
sarana kontrol sosial, peningkatan Hakim di Indonesia.
fungsional dan moralitas hakim atau d. KUHAP
bagaimana seharusnya seorang hakim itu 2. Bahan Hukum Sekunder, yang
harus berperilaku agar terhindar dari memberikan penjelasan mengenai
berbuat korupsi, kolusi dan nepotisme bahan hukum primer, yakni buku-
buku yang penulis gunakan dalam
3 penulisan skripsi ini.
Ibid

45
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

3. Bahan Hukum Tersier, yakni Kamus d. Sikap jujur agar tidak ikut-ikutan dalam
Hukum dan Politik yang penulis mafia peradilan. Dalam konteks ini,
gunakan. universitas sebagai lembaga yang
menghasilkan sarjana hukum, perlu
secara dini membekali mahasiswanya
PEMBAHASAN dengan pendidikan akhlak (budi pekerti)
1. Kode Etik Hakim di Indonesia dan pengenalan mengenai etika profesi
Pentingnya Kode Etik Profesi Hakim hukum.5
Profesi luhur dan terhormat ini sudah
lama dicemari oleh pelaku profesi hukum Akan tetapi, bobot dan kualitas
sendiri. Selama ini, profesional hukum lebih penguasaan hukum saja tidak cukup.
memihak pada kekuasaan dan konglomerat Seorang profesional hukum juga harus
daripada rasa keadilan masyarakat. Aroma bermoral. Dalam arti ini, diperlukan suatu
korupsi, kolusi, dan nepotisme sangat kode etik bagi pengemban profesi hukum.
kental pada penyelenggaraan peradilan. Kode etik adalah sebuah kompas yang
Akibatnya, profesi hukum dituduh sebagai menunjuk arah moral bagi profesional
salah satu white clor crime z (penjahat hukum dan sekaligus juga menjamin mutu
berdasi) atau educated criminals (penjahat moral profesi hukum di mata masyarakat.
terpelajar). Penyalahgunaan ini dapat Kode etik dan penguasaan hukum ini
terjadi karena aspek persaingan dalam bersifat komplementer, saling mengisi dan
mencapai popularitas diri dan financial atau menguatkan jati diri para profesi hukum.
karena tidak adanya disiplin diri. Kaum Kode etik juga merupakan nilai-nilai dan
profesional ini berkompetisi dengan norma-norma moral yang wajib
menginjak-injak asas solidaritas dengan diperhatikan dan dijalankan oleh
teman seprofesi dan asas solidaritas pada profesional hukum. Di dalamnya terdapat
klien atau pencari keadilan yang kurang daftar kewajiban khusus bagi setiap
mampu kecenderungan ini terjadi karena anggota profesi hukum untuk mengatur
pelaku profesi hukum membisniskan tingkah lakunya dalam masyarakat dan
profesinya.4 diharapkan akan dipegang teguh oleh
Untuk itu, diperlukan para profesional seluruh anggota profesi hukum. Kode etik
hukum yang memiliki sejumlah kualitas diri, ini mengikat para pelaku profesi hukum
seperti: agar senantiasa menaati kode etik tersebut.
a. Sikap kemanusiaan, agar tidak Kode etik itu menjadi ukuran moralitas
menanggapi hukum hanya secara anggota profesi hukum, motivasi tindakan,
formal, tetapi selalu mendahulukan dan ruang lingkup tindakan itu dilakukan.
hukum secara materiel dengan Ini dimaksudkan agar setiap anggota profesi
mengutamakan penghormatan pada hak hukum wajib mewujudkan nilai-nilai moral
asasi manusia; yang dianggap hakiki yang dituangkan
b. Sikap keadilan untuk menentukan apa dalam kode etik, dan tidak pernah
yang layak bagi masyarakat agar mendapat paksaan dari luar.6
terjamin rasa keadilannya; Robert D. Khan membeberkan lima
c. Sikap kepatutan, dalam manfaat kode etik, yaitu:
mempertimbangkan apa yang sungguh- a. Kode etik menjadi tempat perlindungan
sungguh adil dalam satu perkara; bagi anggotanya manakala berhadapan
4
Drs. H. Wildan Suyuthi Mustofa, S.H, M.H. Kode
5
Etik Hakim, Kencana Prenadamedia Group Jakarta, Ibid, hal. 49
6
2013, hal. 48 Ibid, hal. 50

46
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

dengan persaingan yang tidak sehat dan kualitas/kemampuan dalam pemahaman


tidak jujur, dan dalam mengembangkan dan penerapan dari aturan-aturan yang
profesi yang sesuai dengan cita-cita dan ada, dan kesemuanya itu tidak bisa
rasa keadilan masyarakat; meninggalkan prinsip-prinsip kode etik
b. Kode etik menjamin rasa solidaritas dan hakim yang telah disepakati. Artinya,
kolegialitas antar anggota untuk saling bahwa seorang hakim tidak bisa
menghormati; menjalankan profesinya tanpa
c. Kode etik mengukuhkan ikatan mengindahkan etika-etika profesi yang ada
persaudaraan diantara para anggota, sehingga dengan adanya etika profesi ini
terutama apabila menghadapi campur diharapkan muncul kesadaran dan
tangan dari pihak lain; tanggung jawab untuk menegakkan
d. Kode etik menuntut anggotanya harus keadilan.
memiliki kualitas pengetahuan hukum; Kedua: sebagai sarana kontrol sosial,
e. Kode etik mewajibkan anggotanya untuk mencegah campur tangan ekstra yudisial
mendahulukan pelayanan kepada serta sebagai sarana pencegah timbulnya
masyarakat. 7 kesalahpahaman dan konflik antar sesame
anggota dan antara anggota dengan
Kode etik profesi hukum memuat masyarakat. Sebagai sarana kontrol sosial,
kewajiban dan keharusan untuk bahwa hakim sebagai korps merupakan
menjalankan profesinya secara komunitas yang tidak lepas dari proses
bertanggung jawab atas hasil dan dampak interaksi dimana dalam proses interaksi
dari perbuatannya dan keharusan untuk tersebut selalu terbuka peluang munculnya
tidak melangar hak-hak orang lain. Melalui ketidaksamaan pendapat, bahkan konflik
kode etik ini, para profesional hukum dan pelanggaran-pelanggaran yang
diharapkan memiliki beberapa kualitas diri kesemuanya itu tidak mungkin dieliminasi
yang menjadi acuan penilaian dan sikap jika tidak ada aturan-aturan (rambu-rambu)
moralnya dalam menjalankan profesinya. yang mengikat tanggung jawab profesinya.
Kualitas moral tersebut adalah kejujuran Kedudukan kode etik hakim dalam hal ini
kepada hati nuraninya sendiri, Tuhan dank merupakan pengawas yang menjadi kontrol
lien/pencari keadilan. Kejujuran adalah terhadap semua aktivitas yang dilakukan
dasar setiap usaha untuk menjadi orang oleh anggota hakim. Pada kenyataannya,
kuat secara moral. Orang dapat bentuk campur tangan ekstra yudisial ,
membedakan mana haknya dan mana hak intervensi politik penguasa, godaan materi,
orang lain. 8 budaya feudal, kolusi dan” mafia praktek
peradilan” selalu menghantui hakim untuk
1. Maksud dan Tujuan Kode Etik Profesi bertindak menyimpang, sehingga tidak
Adapun maksud dan tujuan dibuat kode mampu menegakkan keadilan sebagaimana
etik profesi hakim sebagai berikut: yang diharapkan. Ketidakmampuan hakim
Pertama: sebagai alat, yaitu untuk dalam melepaskan diri dari bentuk campur
melakukan pembinaan dan pembentukan tangan tersebut akan menghilangkan
karakter hakim serta untuk pengawasan kemandiriannya. Oleh karena itu,
tingkah laku hakim dalam kerangka ini keberadaan kode etik ini diharapkan dapat
profesionalitas kinerja seorang hakim dapat meminimalisir adanya praktik-praktik
terbentuk melalui peningkatan penyimpangan dalam dunia peradilan.

7
Ibid, hal. 51
8
Ibid, hal. 52

47
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

Ketiga: untuk lebih memberikan jaminan juga memiliki kewenangan


bagi peningkatan moralitas dan menyelenggarakan pendidikan dan
9
kemandirian fungsional bagi hakim. pelatihan untuk meningkatkan kualitas
SDM dan perilaku etika hakim-hakim dalam
2. Kode Etik Hakim membuat putusan-putusan yang
Kode etik hakim bersifat universal, profesional dan berkeadilan. Di Indonesia
terdapat dinegara manapun. KY diatur dalam UUD 1945 dan UU Nomor
Termasuk Negara Republik Indonesia. 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Karena dalam kode etik terkandung nilai- Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004
nilai kebaikan yang sudah selayaknya tentang Komisi Yudisal. Jika kita melihat
dipatuhi oleh para Hakim. dasar pengaturan Komisi Yudisial dalam
Seperti yang sudah penulis katakan di kerangka konstitusi, maka Komisi Yudisial
awal bahwa kode etik dan pedoman kedudukannya disejajarkan dengan
perilaku hakim itu diatur dalam Surat lembaga-lembaga tinggi Negara lainnya,
Keputusan bersama Ketua Mahkamah seperti Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK
Agung RI dan Ketua Komisi Yudisial RI dan BPK.11
Nomor 047/KMA/SKIV/2009 dan Di banyak Negara keberadaan KY
02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang Kode Etik dan sengaja didirikan dan diaktifkan sebagai
Pedoman Perilaku Hakim auxiliary agency (badan pembantu) bagi
pengawasan Kekuasaan Kehakiman
2. Komisi Yudisial sebagai lembaga (termasuk MK). Sebagai auxiliary agency KY
Pengawasan Hakim di Indonesia bertugas untuk menerima laporan
Secara umum dapat dikatakan bahwa mengenai penyimpangan kelakuan dan
keberadaan lembaga Komisi Yudisial ini disiplin kekuasaan kehakiman dari
merupakan fenomena baru dalam dunia masyarakat. Jika kekuasaan kehakiman
ketatanegaraan. Komisi Yudisial baru ada dianggap melanggar, maka komisi ini akan
disekitaran 70-an Negara. Di Indonesia membantu membuat suatu rekomendasi
keberadaan KY dapat dikatakan agak tertentu.12
terlambat bila dibandingkan dengan Negara Pasal 24 B UUD 1945 menyebutkan
lain.10 bahwa :
Dibandingkan dengan Negara-negara 1) Komisi Yudisial bersifat Mandiri yang
lain, KY di Indonesia memiliki keunikan berwenang mengusulkan pengangkatan
tersendiri karena merupakan lembaga Hakim Agung dan mempunyai
Negara yang mandiri dan terpisah dari wewenang lain dalam rangka menjaga
Mahkamah Agung sebab seperti di Amerika dan menegakkan kehormatan
Serikat, Australia, dan Malaysia Komisi keluhuran martabat serta perilaku
Yudisial (KY) atau Judicial Commission hakim.
Board merupakan bagian dari institusi 2) Anggota Komisi Yudisial harus
Mahkamah Agung, hanya saja KY diluar mempunyai pengetahuan dan
negeri selain memiliki kewenangan pengalaman dibidang hukum serta
pengawasan terhadap hakim MA dan MK memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela
9
Ibid, hal. 127
10 11
Titik Triwulan Tutik, Eksistensi Kedudukan dan Darmoko Yuti Witanto, S.H. dkk, Diskresi Hakim
Wewenang Komisi Yudisial sebagai lembaga Negara Sebuah Instrumen Menegakkan Keadilan Substantif
dalam system ketatanegaraan Republik Indonesia dalam Perkara-perkara Pidana, Alfabeta Bandung,
Pasca Amandemen UUD 1945, Prestasi Pustaka 2013, hal. 58
12
Publisher 2007, hal. 85 Loc Cit

48
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan


diberhentikan oleh Presiden dengan 1. Kedudukan Komisi Yudisial
persetujuan DPR. Perlu kita pahami terlebih dahulu
4) Susunan kedudukan dan keanggotaan bahwa, makna kedudukan suatu lembaga
KY diatur dalam undang-undang. memiliki dua makna, yakni kedudukan
Beberapa alasan dibentuknya Komisi dalam arti posisi lembaga Negara atas
Yudisial di dalam Negara Hukum, antara lembaga Negara yang lain dan kedudukan
lain adalah 13 : dalam arti posisi yang merujuk pada fungsi
1) Komisi Yudisial dibentuk agar dapat dan wewenang lembaga tersebut.14
melakukan monitoring yang intensif Dalam konteks lembaga Negara,
terhadap kekuasaan kehakiman disamping lembaga-lembaga Negara yang
dengan melibatkan unsur-unsur bersifat utama, atau yang biasa disebut
masyarakat dalam spectrum yang lembaga tinggi Negara, dalam UUD 1945
seluas-luasnya dan bukan hanya juga diatur adanya lembaga-lembaga
monitoring internalnya saja; Negara yang bersifat konstitusional lainnya
2) Komisi Yudisial menjadi perantara seperti Komisi Yudisial, Kepolisian Negara,
(mediator) atau penghubung antara Komisi Pemilihan Umum, dewan
kekuasaan pemerintah (executive pertimbangan presiden, dan sebagainya.
power) dan kekuasaan kehakiman Namun, pengaturan lembaga-lembaga
(judicial power) yang tujuan utamanya tersebut dalam UUD 1945, tidaklah dengan
adalah untuk menjamin kemandirian sendirinya mengakibatkan lembaga-
kekuasaan kehakiman dari pengaruh lembaga Negara yang disebutkan dalam
kekuasaan apapun juga khususnya UUD 1945 tersebut, termasuk Komisi
kekuasaan pemerintah. Yudisial harus di pahami dalam pengertian
3) Dengan adanya Komisi Yudisial tingkat lembaga (tinggi) Negara sebagai lembaga
efisiensi dan efektifitas kekuasaan akan utama (main organt). Komisi Yudisial
semakin tinggi dalam banyak hal, baik sebagai lembaga Negara tidaklah
yang menyangkut rekruitmen dan menjalankan salah satu dari fungsi
monitoring Hakim Agung maupun kekuasaan Negara sebagaimana yang
pengelolaan keuangan kekuasaan secara universal dipahami. Sebagai komisi
kehakiman. Negara, sifat tugas Komisi Yudisial terkait
4) Terjaganya konsistensi putusan dengan fungsi kekuasaan kehakiman, yaitu
lembaga peradilan, karena setiap dalam hubungan dengan pengangkatan
putusan memperoleh penilaian dan hakim agung dan wewenang lain dalam
pengawasan yang ketat dari sebuah rangka menjaga dan menegakkan
lembaga khusus (Komisi Yudisial). kehormatan, keluhuran martabat, dan
5) Dengan adanya Komisi Yudisial perilaku hakim. 15 Oleh karena KY
kemandirian kekuasaan kehakiman merupakan supporting institution bagi MA,
(judicial power) dapat terus terjaga maka tugas utamanya KY yang
karena politisasi terhadap perekrutan sesungguhnya adalah membantu MA dalam
hakim agung dapat diminimalisasi melakukan pengawasan terhadap para
dengan dengan adanya Komisi Yudisial hakim yang bersifat eksternal dengan
yang bukan lembaga politik, sehingga mendasarkan pada pedoman perilaku
di asumsikan tidak mempunyai hakim. Sedangkan persoalan teknis yudisial,
kepentingan politik.
14
Titik Triwulan Tutik, Op Cit, hal. 111
13 15
Harmoko Yuti Witanto, S.H. dkk, Op Cit hal. 59 Ibid, hal. 114

49
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

bukannya tidak diawasi akan tetapi hal Dalam fungsinya sebagai lembaga
tersebut merupakan hak pengawasan pengawas etik, Komisi Yudisial memiliki
melekat yang dimiliki oleh Mahkamah kewenangan untuk19:
Agung dan demi menghindari terjadinya 1) Menerima laporan masyarakat tentang
tumpang tindih wewenang pengawasan.16 perilaku hakim;
Demi menghindari kesalahpahaman 2) Menerima laporan secara berkala
pembaca maka berikut penulis berikan kepada badan peradilan berkaitan
hubungan antara Komisi Yudisial dengan dengan perilaku hakim.
Mahkamah Agung. 3) Melakukan pemeriksaan terhadap
- Kedudukan Komisi Yudisial dalam dugaan pelanggaran perilaku hakim;
Hubungannya dengan Mahkamah 4) Memanggil dan meminta keterangan
Agung dari hakim yang diduga melanggar kode
KY merupakan organ yang etik/perilaku hakim ; dan
pengaturannya ditempatkan dalam bab IX 5) Membuat laporan hasil pemeriksaan
Kekuasaan Kehakiman, dengan mana dilihat yang berupa rekomendasi dan
bahwa MA diatur dalam pasal 24A, KY disampaikan kepada Mahkamah Agung
diatur dalam pasal 24A ayat 3dan Pasal dan atau Mahkamah Konstitusi serta
24B, dan MK diatur dalam Pasal 24C. tindakannya disampaikan kepada
pengaturan yang demikian sekaligus Presiden dan DPR.
menunjukkan, bahwa menurut UUD 1945 Jabatan hakim pada dasarnya
KY berada dalam ruang lingkup kekuasaan merupakan jabatan yang terhormat, dan
kehakiman, meskipun bukan pelaku luhur yang senantiasa dijadikan figure bagi
kekuasaan kehakiman. Pasal 24A ayat masyarakat. Hal ini mengandung arti,
3UUD 1945 berbunyi” calon hakim agung bahwa jabatan hakim adalah jabatan yang
diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada amanah dalam upaya penegakkan keadilan
dewan perwakilan rakyat untuk berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
mendapatkan peninjauan dan selanjutnya Berdasarkan itu, maka ada dua karakter
ditetapkan menjadi hakim agung oleh yang melekat pada jabatan hakim yang
presiden”. Pengaturan yang demikian harus selalu dijaga yaitu kehormatan dan
menunjukan keberadaan KY dalam system keluhuran.20
ketatanegaraan adalah terkait dengan MA. Kehormatan adalah kemuliaan atau
Akan tetapi, pasal 24 ayat 2 UUD 1945 telah nama baik yang senantiasa harus dijaga dan
menegaskan, bahwa KY bukan merupakan dipertahankan dengan sebaik-baiknya oleh
pelaksana kekuasaan kehakiman, para hakim dalam menjalankan fungsi
melainkan sebagai supporting element.17 pengadilan. Adapun keluhuran
Oleh karena itu dalam prespektif yang menunjukan, bahwa profesi hakim adalah
demikian, hubungan antara KY sebagai suatu kemuliaan .21
supporting organ dan MA sebagai main Berkaitan dengan kondisi demikian,
organ dalam bidang pengawasan perilaku maka keberadaan KY sebagai lembaga yang
hakim seharusnya lebih tepat dipahami dalam tugas dan fungsinya berkaitan
sebagai hubungan kemitraan tanpa dengan kekuasaan kehakiman menjadi
mengganggu kemandirian masing-masing.18 urgen – terutama dalam menegakkan
kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim. Dalam
16
Ikatan Hakim Indonesia, Varia Peradilan Majalah
19
Hukum Tahun XXVI Nomor304 Maeret 2011, hal. 52 Harmoko Yuti Witanto, S.H. Op Cit, hal.60
17 20
Titik Triwulan Tutik, Op Cit, hal. 117 Titik Triwulan Tutik, Op Cit, hal. 161
18 21
Ibid, hal. 118 Ibid, hal. 162

50
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

melaksanakan fungsi dan peranannya mempengaruhi kebebasan hakim didalam


menegakkan kehormatan dan keluhuran memutus perkaranya.23
martabat serta menjaga perilaku hakim
tersebut, Komisi Yudisial diberi tugas a. Pengawasan Perilaku Hakim
melakukan pengawasan terhadap perilaku Ruang lingkup kewenangan KY, dalam
hakim dalam rangka menegakkan rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan dan keluhuran martabat serta kehormatan, keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim (diatur dalam UU perilaku hakim, sesungguhnya merujuk
No. 11 Tahun 2013 tentang perubahan atas kepada code of ethics dan/atau code of
UU Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi conduct menetapkan tingkah laku atau
Yudisial). Disamping itu Komisi Yudisial perilaku hakim yang bagaimana yang tidak
dalam menjalankan peranannya diberi dapat diterima dan mana yang dapat
tugas lain yaitu, mengajukan usul diterima. Code of conduct akan
penjatuhan sanksi kepada hakim terhadap mengingatkan hakim mengenai perilaku
pimpinan Mahkamah Agung dan atau apa yang dilarang dan bahwa tiap
Mahkamah Konstitusi (Pasal 21 UU Nomor pelanggaran code of conduct mungkin akan
11 Tahun 2013). Sebaliknya Komisi Yudisial menimbulkan sanksi. Code of conduct
didalam menjalankan peranannya diberi merupakan suatu standar. Setiap hakim
kewenangan untuk dapat mengusulkan harus mengetahui bahwa ia tidak dapat
kepada Mahkamah Agung dan/ atau berperilaku dibawah standar yang
Mahkamah Konstitusi untuk memberikan ditetapkan. oleh sebab itu, etik berbeda
penghargaan kepada hakim atas prestasi dari perilaku yang dilarang. Etik berkenaan
dan jasanya dalam rangka menegakkan dengan harapan atau cita-cita. Etik adalah
kehormatan dan keluhuran martabat serta tujuan ideal yang dicoba untuk dicapai,
menjaga perilaku hakim (Pasal 124 UU No. yaitu untuk sedapat mungkin menjadi
11 Tahun 2013).22 Dalam kenyataannya hakim yang terbaik. Tetapi ada
kehadiran Komisi Yudisial dalam system pertimbangan-pertimbangan etik yang
ketatanegaraan Indonesia sering mendorong tercapainya cita-cita tersebut.
menimbulkan persoalan pelik, karena selain Dengan suatu code of conduct, akan
fungsinya untuk menjaga martabat dan dimungkinkan bagi hakim maupun
kehormatan hakim, juga memiliki fungsi masyarakat untuk dapat mengatakan
pengawasan, sehingga hal itu sering bahwa mereka mengetahui apa yang boleh
dimanfaatkan secara negative oleh pihak- dan tidak boleh dilakukan oleh hakim.24
pihak tertentu untuk mengganggu Lalu bagaimanakah code of conduct
independensi hakim dalam memutus suatu ditegakkan ? sebagaimana disebutkan pada
perkara, bahkan dalam beberapa kasus pasal 24B ayat 1 UUD 1945, bahwa KY
pihak yang kalah lebih memilih untuk diberikan wewenang lain dalam rangka
melaporkan hakim pemeriksa perkara ke menjaga dan menegakkan kehormatan,
Komisi Yudisial daripada menempuh upaya keluhuran martabat, serta perilaku Hakim,
hukum. Pada prinsipnya kita sepakat bahwa selanjutnya, ketentuan ini dijabarkan dalam
tidak boleh ada kewenangan yang tanpa UU KY sebagai bentuk pengawasan
pengawasan, namun jika pengawasan itu (control), yang ditafsirkan oleh anggota
dilakukan terhadap hakim yang memeriksa PAH 1 BP MPR tahun 1999-2004 sebagai
perkara, maka tata cara pengawasannya bentuk pengawasan eksternal untuk
tidak boleh mengganggu atau
23
Harmoko Yuti Witanto, S.H dkk, Op-Cit, hal. 61
22 24
Ibid, hal. 164 Op Cit, Titik Triwulan Tutik, hal. 165

51
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

melengkapi pengawasan internal yang Bagaimana halnya dengan putusan


dilakukan oleh MA sendiri. Pengawasan dan hakim ? putusan hakim pada dasarnya
penegakkan perilaku hakim tersebut harus bukanlah perilaku tetapi masalah
merujuk pada aturan code of conducts dan kemampuan hakim, hal ini menjadi
code of ethic yang sudah ada yang dijadikan kewenangan kontrol atasan langsung yaitu
sebagai parameter, dengan contoh prinsip MA. Tapi apabila lahirnya putusan tersebut
dan penetapan yang telah dibangun dan diduga sebagai akibat” kenakalan hakim”
disepakati sebelumnya sehingga terhindar yang memang mengarah ke perilaku, maka
dari tumpang tindih dengan pengawasan KY dapat memanggil hakim, baik
lain yang berada diluar wilayah etik atau berdasarkan laporan masyarakat maupun
perilaku.25 bukti-bukti yang dimiliki KY dalam kerangka
1) Model Pengawasan Perilaku Hakim konseptual model pengawasan
Kemandirian hakim dalam memeriksa pelaksanaan tugas para hakim, dilakukan
dan memutuskan suatu perkara harus tetap melalui dua jenis pengawasan, yaitu
terjaga, dipertahankan dan dihormati oleh Pertama: pengawasan internal yang
semua lembaga Negara, termasuk juga KY. dilakukan oleh Badan Pengawas pada
Dengan demikian, kehadiran dan Mahkamah Agung. Pengawasan internal ini
kewenangan KY tidak bersinggungan serta berfungsi sebagai pengawasan terhadap
tidak pula mengurangi kebebasan hakim pelaksanaan tugas-tugas peradilan di
dalam menjalankan tugasnya. Meskipun UU semua tingkatan dan diseluruh wilayah
KY tidak secara jelas mengatur lingkup hukum peradilan Republik Indonesia.
kewenangan KY, tetapi tetap ada batasan Kedua: pengawasan eksternal yang
bagi KY. Artinya KY hanya berkewenangan dilakukan oleh komisi independen yaitu
melakukan pengawasan terhadap perilaku Komisi Yudisial. Keberadaan pengawas
hakim dalam rangka menegakkan eksternal ini penting agar proses
kehormatan dan keluhuran martabat pengawasan dapat benar-benar bertindak
hakim. Berkaitan dengan konstruksi obyektif untuk kepentingan pengembangan
demikian yang menjadi pertanyaan adalah system peradilan yang bersih, efektif dan
tidakkah akan terjadi kewenangan yang efisien. Menurut Jimly Asshiddiqie, bahwa
tumpang tindih dalam pengawasan perilaku agar Komisi Yudisial dapat benar-benar
hakim ini antara MA dan KY yang pada bersifat independen, maka administrasi
akhirnya akan menimbulkan konflik komisi ini sebaikknya tidak dikaitkan
eksternal antara kedua lembaga tersebut. dengan organisasi Mahkamah Agung, tetapi
Dalam sudut pandang yuridis-praktis, sebaiknya dengan lembaga DPR.27
kewenangan KY tidak akan tumpang tindih
dengan kewenangan MA. Karena PENUTUP
kewenangan MA bersifat teknis yuridis, 1. Kesimpulan
sementara kewenangan KY sebatas perilaku 1. Bahwa kode Etik dan pedoman
hakim. Lebih lagi pengawasan MA berupa perilaku pada hakim yang diatur
pengawasan internal dan sangat teknis dalam surat keputusan bersama
menyangkut administrasi, financial dan antara Mahkamah Agung dan
teknis yuridis. Sedangkan pengawasan KY, Komisi Yudisial Republik Indonesia
lebih bersifat melihat kinerja hukum dan adalah merupakan pedoman untuk
mengawasi perilaku para hakim.26 para hakim dalam menjalankan
kehidupannya baik dalam
25
Ibid, hal. 166
26 27
Ibid, hal. 168 Ibid, hal. 169

52
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

persidangan maupun diluar Hukum di Indonesia” , PT. Gramedia


persidangan. Pustaka Utama, Jakarta, 2013
2. Bahwa Komisi Yudisial sebagaimana Mustofa. Wildan Suyuthi,” Kode Etik Hakim
diamanatkan oleh Undang-Undang edisi kedua” Kebcana Prenada Media
Dasar 1945 maupun undang-undang Group, Jakrta, 2013
KY adalah merupakan lembaga S. Otje Salman” Filsafat Hukum
Independen dalam lingkup (perkembangan dan dinamika masalah)”
Kekuasaan Kehakiman tetapi bukan PT. Refika Aditama, Bandung, 2012
pelaku yudisial dan merupakan Sudjana. Nana,” Tuntunan Penyusunan
lembaga pengawas internal Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-Tesis-
terhadap person dari hakim dalam disertasi” Sinar Baru Algensindo,
kekuasaan kehakiman. Bandung, 2004
Sumbu. Telly, dkk” Kamus Umum
2. Saran Politik&Hukum” Media Prima Aksara,
1. Perlu adanya inisiatif dan Jakarta, 2011
perencanaan yang matang oleh Sunggono. Bambang,” Meteodologi
seseorang untuk memutuskan Penelitian Hukum” PT. Raja Grafindo
menjadi seorang hakim dan harus Persada, Jakarta, 2013
sudah siap dengan segala batasan- Sungguh. As’ Ad , ”25 Etika Profesi” Sinar
batasan dalam pergaulan yang Grafika, Jakarta, 2004
diatur dalam ketentuan kode etik Sutatiek. Sri,” Hakim Anak di Indonesia
hakim untuk selayaknya ditaati dan siapa dan bagaimana figure idealnya
dimaknai. pada masa depan” Aswaja Pressindo,
Selayaknya seorang hakim benar- Yogyakarta, 2013
benar memaknai maksud dari kode Tutik. Titik Triwulan,” Komisi Yudisial
etik tersebut sehingga tidak akan sebagai lembaga Negara dalam system
terjadi hal-hal yang dapat ketatanegaraan Republik Indonesia
mempermalukan lembaga Pasca Amandemen UUD 1945” Prestasi
kekuasaan kehakiman dan Pustaka Publisher, Jakarta, 2007
terkhususnya adalah pribadi dari Witanto. Harmoko Yuti dan Kutawaringin.
hakim itu sendiri. Arya Putra Negara ,” Diskresi Hakim
2. Komisi Yudisial selayaknya lebih Sebuah Instrumen Menegakkan Keadilan
tegas dan berani lagi dalam Substantif dalam perkara-perkara
melakukan fungsi pengawasan pidana” Alfabeta Bandung, Bandung,
eksternal terhadap perilaku para 2013
hakim.
Komisi Yudisial harus banyak Sumber-sumber Lain :
memberikan informasi kepada Ikatan Hakim Indonesia” Varia Peradilan
masyarakat mengenai tugas dan Majalah Hukum Tahun XXVI No. 304
wewenangnya agar tidak muncul Maret 2011” Diterbitkan oleh Ikatan
pemikiran yang salah yakni tumpang Hakim Indonesia (IKAHI)
tindihnya fungsi dan wewenang Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik
pengawasan oleh MA dan KY. Indonesia,” Panduan Pemasyarakatan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan
Gultom. Binsar M,” Pandangan Kritis Majelis Permusyarawatan Rakyat
Seorang Hakim dalam Penegakkan

53
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

Republik Indonesia” , Sekertariat Jendral


MPR RI 2011
Cyber Law& Crime,
http://cyberlawncrime.blogspot.com/20
13/03/pengertian-etika-kode-etik-dan-
fungsi-.html?m=1
Digilib.unila.ac.id/576/8/BAB9620III.pdf
http://id.m.wikipedia.org/wiki/kode_etik_p
rofesi
http://m.detik.com/news/read/2013/11/02
/091947/2402169/10/3/resmi-dipecat-
ini-fakta-fakta-pelanggaran-yang-
dilakukan-akil-mochtar
http://nakimsanwirja.wordpress.com/2014
/01/06inilah-6-hakim-pelanggar-kode-
etik-sepanjang-tahun-2013
http://normaetikaprofesi.blogspot.com/20
13/03/pengertian-profesi-menurut-
beberapa.html?m=1
http://priceless.wordpress.com/tsg/tujusn-
dsn-kode-etik-hakim/
http://welookingupdown.wordpress.com/2
011/04/25/komisi-yudisial/
http://www.pengertianahli.com/2013/10/p
engertian-etika-menurut-para-
ahli.html?m=1
http:/id.m.wikipedia.org/wiki/komisi_yudisi
al
http:/sirkulasiku.blogspot.com/2013/05/pe
ngertian-syarat-dan-fungsi-
hakim.html?m=1
http:/www.sarjanaku.com/2013/03/penger
tian-hakim-tugas-fungsi-
dan.html?=1
komisiyudisialRI.go.id.

54

Anda mungkin juga menyukai