Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Kode Etik Dalam Penegakan Hukum


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Hukum
Dosen Pengampu: Yunita Wulandari, M.H.

Oleh:
Ahmad Sahrul Febriansah Perdana 2144030611

FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
UNIVERSITAS AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG-JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan agar terselesaikannya tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi
Hukum. Selain itu, makalah ini disusun agar pembaca dan juga penulis menambah
akan wawasan, terlebih lagi dengan apa yang dibahas dalam makalah ini, yakni
tentang “Kode Etik Dalam Penegakan Hukum” Dengan demikian penulis berharap
agar apa yang disampaikan dalam makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca
maupun penulis sendiri.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yunita Wulandari,


M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi Hukum, karena telah
memebrikan tugas serta arahan dalam mengerjakan makalah ini. Dan saya ucapkan
terima kasih juga kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam proses
mengerjakan makalah ini sehingga bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh


karena itu, penulis berharap kepada pembaca terlebih kepada dosen pengampu,
agar memberikan kritik dan saran yang membangun dengan tujuan terciptanya
makalah dengan lebih baik lagi.

Jember, 03 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ 2


Daftar Isi ....................................................................................................................... 3

BAB I
Pendahuluan .................................................................................................................. 4

A. Latar belakang ..................................................................................................... 4


B. Rumusan masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB II
Pembahasan................................................................................................................... 5

A. Hukum Kodrat dan Hukum Positif ....................................................................... 5


B. Penegakan hukum ................................................................................................ 5
C. Upaya Agar Kode Etik Profesi Dipatuhi .............................................................. 6
D. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Kode Etik Profesi Hukum .............................. 6
E. Jenis-Jenis Sanksi Pelanggaran Etika dan Tujuan Pemberian Sanksi Etik ............. 7

BAB III
Penutup.......................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Dunia hukum dan penegakan hukum dibanyak negara, terutama di
negara berkembang akan terus mengalami kemerosotan. Banyak faktor yang menjadi
penyebab terjadinya kemerosotan dalam proses penegakan hukum dan keadilan
tersebut. Beberapa pakar hukum dan kriminolog mengatakan, bahwa masalah ekonomi
dan tingkat kesejahteraan penegak hukum, baik penegak hukum primer (Polisi,
Advokat/Pengacara, Jaksa dan Hakim) maupun para penegak hukum sekunder
(Panitera, Konsultan, Mediator, Notaris dan Penyidik PNS) merupakan penyebab
utama terjadinya kegagalan dalam menegakkan hukum, keadilan dan kebenaran.
Tidak sedikit juga para pakar dan penegak hukum idealis mengatakan bahwa
masalah-masalah etika, moral dan spiritual merupakan variable utama merosotnya
penegakan hukum dan keadilan di Indonesia. Dalam pengertian lain, kemerosotan
iman, taqwa dan ahklak serta kemerosotan nilai-nilai keadilan dan kebenaran
merupakan penyebab terjadinya praktek-praktek ketidakadilan dan ketidakbenaran
dalam penegakan hukum. Kondisi ini turut juga menimbulkan terjadinya kemerosotan
wibawa hukum, lembaga-lembaga hukum (kekuasaan kehakiman) dan kemerosotan
wibawa pemerintah secara keseluruhan (eksekutif, legislatif dan yudikatif)
Fenomena lain dapat juga dilihat, bahwa banyak sekali penegak hukum melakukan
perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari hukum, kode etik dan sumpah jabatannya.
Beberapa penyimpangan yang acapkali didengar misalnya, penyuapan dan pemerasan
dikalangan jaksa dan hakim yang lazim disebut dengan “mafia peradilan”
Maka disini penulis akan sedikit membahas tentang Kode Etik Dalam Penegakan
Hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum Kodrat dan Hukum Positif ?
2. Apa yang dimaksud Penegakan Hukum ?
3. Bagaimana upaya agar Kode Etik Profesi dipatuhi ?
4. Apa Penyebab terjadinya Pelanggaran Etika Profesi ?
5. Apa Jenis-jenis sanksi pelanggaran etika dan tujuan pemberian sanksi etik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Hukum Kodrat dan Hukum Positif.
2. Mengetahui Penegakan Hukum.
3. Mengetahui upaya agar Kode Etik Profesi dipatuhi.
4. Mengetahui Penyebab terjadinya Pelanggaran Etika Profesi.
5. Mengetahui Jenis-jenis sanksi pelanggaran etika dan tujuan pemberian sanksi etik.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Kodrat Dan Hukum Positif
Hukum kodrat (bahasa Inggris: natural law; bahasa Latin: ius naturale, lex
naturalis) merupakan suatu filosofi yang menyatakan bahwa hak-hak tertentu melekat
sebagai konsekuensi dari kodrat manusia dan dapat dipahami secara universal melalui
daya pikir atau akal manusia. Secara historis, hukum kodrat mengacu pada penggunaan
akal untuk menganalisis kodrat manusia untuk menyimpulkan secara deduktif aturan-
aturan yang mengikat perilaku moral. Hukum alam (bahasa Inggris: law of nature),
sebagaimana diatur oleh alam, bersifat universal. 1 Jadi, Hukum kodrat adalah
perwujudan kebijaksanaan Tuhan (rencana abadi) dalam kodrat manusia. Manusia
harus hidup menurut kodratnya. Salah satu bentuk kodrat itu adalah akal budi yang
diberikan Tuhan. Dengan demikian, manusia adalah mahluk rasional, dan harus
menjalankan hidup sesuai dengan rasio yang diberikan Tuhan itu.
Hukum positif merupakan sederet asas dan kaidah hukum yang berlaku saat ini
yang berbentuk lisan maupun tulisan yang keberlakuan hukum tersebut mengikat secara
khusus dan umum yang ditegakkan oleh lembaga peradilan atau pemerintahan yang
hidup dalam suatu negara.
Hukum positif mencakup beberapa unsur di antaranya Peraturan mengenai tingkah
laku manusia dalam pergaulan masyarakat, peraturan diadakan oleh badan-badan resmi
yang berwajib, peraturan bersifat memaksa, dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan
tersebut adalah tegas.
Hukum positif Indonesia menurut bentuknya terdiri dari hukum tertulis (peraturan
perundangan) dan hukum tidak tertulis (hukum adat). Sumber hukum positif Indonesia
memiliki dua, yakni sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum materiil merupakan kesadaran hukum masyarakat atau kesadaran
hukum yang hidup dalam masyarakat yang dianggap seharusnya. Sumber hukum
materiin terdiri dari agama, kebiasaan, perasaan hukum seseorang atau pendapat umum,
dan politik hukum daripada pemerintah.
Sementara itu, sumber hukum formil merupakan tempat yang mana kita dapat
menemukan hukum, prosedur, atau cara pembentukan undang-undang. Sumber hukum
formil terdiri dari undang-undang, adat atau kebiasaan, jurisprudensi, traktat, dan
doktrin hukum. Berikut rincian sumber-sumber hukum tersebut.2
B. Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan
hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya
penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas,
proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan
hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku,
berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan

1
Strauss, Leo (1968). "Natural Law". International Encyclopedia of the Social Sciences. Macmillan . diambil dari
https://id.wikipedia.org diakses pada tanggal 7 november 2023 pukul 00:00 WIB.
2
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-positif diakses pada tanggal 8 november 2023 pukul 00:17 WIB.

5
hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan
sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan,
aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari
segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan
sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang
terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup
dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut
penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan
‘law enforcement’ ke dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan
‘penegakan hukum’ dalam arti luas dan dapat pula digunakan istilah ‘penegakan
peraturan’ dalam arti sempit.
Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan
hukum, itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum,
baik dalam arti formal maupun materiil, sebagai pedoman perilaku dalam setiap
perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh
aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh undang-
undang untuk menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.3
C. Upaya Agar Kode Etik Profesi Dapat Dipatuhi
Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu:
1. meningkatkan pemahaman etika profesi;
2. peningkatan kompetensi melalui pelatihan IAI dan diskusi internal organisasi;
3. meningkatkan religiusitas; dan
4. menjadikan pimpinan sebagai panutan utama.
Penegakan kode etik memang bukan suatu perkara yang mudah.
Kesadaran individu akan pentingnya kode etik merupakan hal penting.
D. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Etik Profesi Hukum
Penyebab adanya pelanggaran kode etik profesi hukum diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Faktor sarana, organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan dalam suatu kode etik.
2. Minim pengetahuan, yaitu minimnya pengetahuan masyarakat tentang
substansi kode etik profesi
3. Pelayanan, belum maksimal pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri
4. Kepedulian, kurangya kesadaran diantara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur masing-masing profesinya.
5. Bukan sanksi pidana

Kode etik hanya himpunan norma moral keberlakuannya hanya berdasarkan


kesadaran profesi. Dalam pelaksanaannya profesi hukum sering kali menghadapi
tantangan- tantangan yang menjadi hambatan terciptanya profesionalitas di bidang
hukum, yaitu :

1. Kualitas yang dimiliki oleh pengemban profesi hukum;

3
https://lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F365390%2Fmod_resource%2Fcontent%2F2%2FModul%20pene
gakan%20hukum%20indonesia%2012.pdf diakses pada tanggal 8 november 2023 pukul 04.32 WIB.

6
2. Penyalahgunaan dan penyimpangan fungsi dari profesi hukum;
3. Semakin menurunnya moralitas yang dimiliki oleh pengemban profesi hukum.

Sebagai konklusi, salah satu penyebab adanya pelanggaran kode etik profesi
hukum yaitu adanya ketidak profesinalitas para pengemban profesi hukum, yang mana
pelanggaran kode etik profesi hukum akibat kurangnya profesionalitas para pengemban
profesi hukum merupakan salah satu kendala yang cukup serius bagi profesi hukum.
Dimana seorang profesional hukum harus memiliki pengetahuan bidang hukum yang
handal sebagai penentu kualitas pelayanan hukum secara profesional kepada
masyarakat Kurangnya profesionalitas para pengemban profesi hukum sendiri
dipengaruhi oleh beberapa factor dan akibat dari pelanggaran kode etik yang dilakukan
adanya sanksi yang diterapkan baik itu sanksi pidana, sanksi administrative, sanksi
moral dan sanksi yang lainnya. 4
E. Jenis-Jenis Sanksi Pelanggaran Etika Dan Tujuan Pemberian Sanksi Etik
Pengemban profesi hukum yang profesional yaitu yang mempunyai kemampuan
ilmu yang memadai, dan mempunyai integritas moral. Pelanggaran kode etik profesi
hukum akibat kurangnya profesionalitas para pengemban profesi hukum merupakan
salah satu kendala yang cukup serius bagi profesi hukum. Dimana seorang profesional
hukum harus memiliki pengetahuan bidang hukum yang handal sebagai penentu
kualitas pelayanan hukum secara profesional kepada masyarakat. Terkait dengan
profesionalitas pengemban profesi hukum dapat dilihat juga dari tingkatan
penguasaannya terhadap ilmu hukum, keterampilan dan kepribadian para pengemban
profesi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dalam bekerja. Seorang
pengemban hukum yang profesional tidak akan mendiamkan tindakan tidak etis rekan
seprofesi.
Kemudian, profesi hukum itu terikat oleh aturan dan kode etik. Dalam aturan
hukum, adanya sanksi yang diterapkan yaitu sanksi pidana dan sanksi administrative.
Dan dalam kode etik juga terdapat sanksi yang diterapkan yaitu sanksi profesi dan
terkadang dapat juga dihubungkan dengan sanksi administrative. Adapun sanksi
pelanggaran kode etik yaitu sebagai berikut:
1. Sanksi moral
2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi profesi
3. Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu komisi
yang sebelunya telah dibentuk.
4. Tujuan diberikanya sanksi ini untuk mencegah terjadinya perilaku yang tidak
etis. 5

4
Sindy Octaviani ,Kompasiana.com dengan judul "Pelanggaran Kode Etik Profesi Hukum Akibat dari Kurangnya
Profesionalitas Pengemban Profesi Hukum", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/sindyoctaviani8127/635689a508a8b514fd21a9a2/pelanggaran-kode-etik-
profesi-hukum-akibat-dari-kurangnya-profesionalitas-pengemban-profesi-hukum diakses pada tanggal 8
november 2023. Pukul 05.21 WIB.
5
Ibid.

7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hukum kodrat adalah perwujudan kebijaksanaan Tuhan (rencana abadi) dalam kodrat
manusia. Manusia harus hidup menurut kodratnya. Salah satu bentuk kodrat itu adalah akal
budi yang diberikan Tuhan. Hukum positif merupakan sederet asas dan kaidah hukum yang
berlaku saat ini yang berbentuk lisan maupun tulisan yang keberlakuan hukum tersebut
mengikat secara khusus dan umum yang ditegakkan oleh lembaga peradilan atau pemerintahan
yang hidup dalam suatu negara.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
Upaya yang dilakukan agar kode etik profesi dipatuhi yaitu: 1.meningkatkan pemahaman
etika profesi; 2. peningkatan kompetensi melalui pelatihan IAI dan diskusi internal organisasi;
3. meningkatkan religiusitas; dan 4. menjadikan pimpinan sebagai panutan utama.
Penyebab adanya pelanggaran kode etik profesi hukum diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Faktor sarana, organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan dalam suatu kode etik.
2. Minim pengetahuan, yaitu minimnya pengetahuan masyarakat tentang
substansi kode etik profesi
3. Pelayanan, belum maksimal pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri
4. Kepedulian, kurangya kesadaran diantara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur masing-masing profesinya.
5. Bukan sanksi pidana.
Adapun sanksi pelanggaran kode etik yaitu sebagai berikut:
1. Sanksi moral
2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi profesi
3. Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu komisi
yang sebelunya telah dibentuk.
4. Tujuan diberikanya sanksi ini untuk mencegah terjadinya perilaku yang tidak
etis.

8
DAFTAR PUSTAKA
Strauss, Leo. (1968). "Natural Law". International Encyclopedia of the Social Sciences.
Macmillan.
Octaviani,Sindy . Kompasiana.com . "Pelanggaran Kode Etik Profesi Hukum Akibat dari
Kurangnya Profesionalitas Pengemban Profesi Hukum",
https://www.kompasiana.com/sindyoctaviani8127/635689a508a8b514fd21a9a2/pelanggaran-
kode-etik-profesi-hukum-akibat-dari-kurangnya-profesionalitas-pengemban-profesi-hukum
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-positif
https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F365390%2Fmod_resource%2Fcon
tent%2F2%2FModul%20penegakan%20hukum%20indonesia%2012.pdf

Anda mungkin juga menyukai