Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENELITIAN HUKUM NORMATIF DAN EMPIRIS

(Analisis Pendekatan Yuridis Normatif dan Empiris)

Dosen Pengampu:

Rahmat, S.H

Disusun Oleh:

M. Ainun Najib: 05020320046

Nadila Dwi Andriani: 05020320051

Program Studi Hukum Pidana Islam

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur haturkan kehadirat Allah subhanhu wata’ala,
yang telah memberikan kami kekuatan untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Sosiologi Hukum yang berjudul “Penelitian Hukum Normatif dan Empiris (Analisis
Pendekatan Yuridis Normatif dan Empiris)”.

Selanjutnya, kami haturkan shalawat dan salam kami kepada baginda nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasaalam, yang berkat beliau, kami mampu membedakan yang benar dan
yang salah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Taklupa pula kami sampaikan terima
kasih yang banyak, yang telah membantu menhyelesaikan penyusunan makalah ini, kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan kami.


2. Para Dosen dan pendidik yang senantiasa dengan ikhlas dan sabar menyalurkan
ilmunya kepada kami.
3. Rekan-rekan yang selalu memberikan support dan dukungan dalam proses
penyelesaian makalah ini.

Terakhir, kami selaku penulis menyadari betul ketidak sempurnaan makalah ini. Oleh
karena keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis mengharapkan adanya keririk dan
saran untuk memperbaiki makalah ini agar dapat bermanfaat bagi diri kami sedniri
khususnya, dan kepada orang lain.

Surabaya, 19 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

A. Pendekatan Yuridis Normatif............................................................................ 3


B. Pendekatan Yuridis Empiris.............................................................................. 6
C. Perbandingan Yuridis Empiris dan Normatif....................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum dan sosiologi memiliki hubungan yang sangat erat, walaupun pada
dasarnya sosilogi merupakan hal yang berbeda dengan hukum, seperti yang diungkapkan
oleh Achmad Ali, bahwasanya sosiologi dibutuhkan oleh hukum agar hukum tidak hanya
tentang undang-undang saja,1 namun jauh lebih dari itu, hukum adalah realitas sosial,
sosiologi berupaya menjelaskan kaidah-kaidah hukum dengan sudut pandang yang ada
pada masyarakat, sehingga sosiologi mengajukan hal baru tentang bagaimana seharusnya
hukum itu dipandang.

Berbicara mengenai pandangan terhadap hukum, ada tiga garis besar pendekatan
dalam hukum, yakni; ius constituendum, dikenal dengan filsafat hukum yang
berpandangan bahwa hukum merupakan sesuatu yang harus ada. Ius constitutum,
dikenal dengan hukum positif yang berpandangan bahawa hukum adalah apa yang ada di
dalam undang-undang. Kemudian ius operatum, atau juga bisa disebut sosiologi hukum
yang memiliki pandangan bahwa hukum adalah apa yang bekerja di dalam kenyataan
masyarakat.2

Hukum dengan pendekatan sosial dianggap lebih mencerminkan keadilan, pasalnya


hukum adalah apa yang ada di dalam masyarakat, apa yang terjadi di masyarkat dan apa
yang diinginkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat merasa sangat dekat dengan
hukum itu sendiri. Berbeda dengan hukum dengan pendekatan psoitif atau normatif, pada
fase tersebut hukum hanya berfokus pada apa yang ada di dalam undang-undang yang
dibuat oleh legislatif. Walaupun tentunya legislatif tetap mempertimbangkan keadaan
masyarakat, namu hukum dalam posisi ini tidak sedekat sebagaimana dengan pendekatan
sosial karena berbagai alasan. Namun hukum dengan pendekatan positif dianggap lebih
memberikan kepastian hukum.

Oleh karena perbedaan kacamata tersebut, terdapat pula perbedaan bagaimana


menelaah dan meneliti hukum itu sendiri. Kamu positifis melakukan penelitian secara

1
Dkk Ngurah, Buku Ajar Sosiologi Hukum, 1st ed. (Tabanan: Pustaka Ekspresi, 2017), hlm. 3
2
Achmad Ali and Wiwie Heryani, Sosiologi Hukum Kajian Empiris Terhadap Pengadilan, 1st ed. (Jakarta:
Kencana, 2012) , hlm. 9

1
normatif yang dikenal dengan yuridis normatif, sedangkan sosilogis mengguanakan
penelitian empiris yang dikenal dengan yuridis empiris.

B. Rumusan Masalah
1. Pendekatan Yuridis Normatif
2. Pendekatan Yuridis Empiris
3. Perbandingan Yuridis Empiris dan Normatif
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pendekatan Yuridis Normatif
2. Untuk Mengetahui Pendekatan Yuridis Empiris
3. Untuk Mengetahui Perbandingan Yuridis Empiris dan Normatif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Yuridis Normatif

Menurut Soerjono Soekanto penelitian hukum merupakan suatu bentuk kegiatan


ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan
untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan
menganalisisnya. Disamping itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap
suatu faktor hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas
permasalahan permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.3

Sedangkan Yuridis Normatif adalah pendekatan hukum yang berupaya membaca


hukum dari sudut pandang undang-undang, yuridis normatif beranggapan bahwa hukum
adalah apa yang telah tertulis dan ditetapkan di dalam undang-undang. Menurut Prof. Dr,
Zainuddin Ali, Yuridis Normatif membahas asas-asas atau doktrin-doktrin dalam ilmu
hukum. Asas-asas tersebut terdapat dalam pasal 5 dan 6 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundnag-Undangan.oleh karenanya,
Yuridis normatif sering dikenal sebagai penelitian teoritis.4 Sementara itu, pendekatan
yuridis normatif berupaya untuk menguasai teknologi hukum, yakni menguasi suatu
hukum untuk suatu persoalan yang terjadi serta bagaimana melaksanakan hukum
tersebut.5

Jika diuraikan, maka metode kajian dari Yuridis Normatif adalah sebagai berikut:

1. Intervensi hukum
Penelitian ini merupakan kegiatan mengkritisi yang bersifat mendasar untuk
melakukan penelitian hukum dari tipe-tipe yang lain.Tujuan nya juga untuk mencari
bahan bahan awal. Ada tiga kegiatan pokok dalam melakukan penelitian inventrisasi
hukum positif tersebut yaitu:
a. Penetapan kriteria identifikasi untuk menyeleksi norma-norma yang dimasukan
sebagai norma hukum positif dan norma yang dianggap norma sosial yang bukan
hukum.

3
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, 1st ed. (Mataram: Mataram University Press, 2020), hlm. 18
4
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, ed. Leny Wulandari, 8th ed. (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hlm. 25
5
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 13

3
b. Mengumpulkan norma-norma yang sudah diidentifikasi sebagai norma hukum
tersebut.
c. Dilakukan pengorganisasian norma-norma yang sudah di identifikasikan dan di
kumpulkan kedalam suatu sistem yang menyeluruh (kompherensif).
2. Asas-asas hukum
Kajian ini sering dikatakan sebagai kajian dogmatis, merupakan suatu kajian
atau penelitian yang berusaha menemukan asas hukum atau doktrin hukum positif
yang berlaku. Kajian ini meliputi:
a. Memilih pasal-pasal yang berisikan kaidah-kaidah hukum yang menjadi objek
penelitian, misalnya memilih pasal-pasal yang mengatur “tidak dipidana jika tidak
ada kesalahan”, seperti Pasal 44, 48, 49, 50 dan 51 KUHP.
b. Klasifikasikan pasal-pasal tersebu, seperti cacat jiwa, belum dewasa, keadaan
terpaksa, melaksanakan perintah dan sebagainya.
c. Analisis pasal-pasal tersebut dengan menggunakan asas hukum yang ada.
d. Konstruksikan dengan ketentuan: mencakup bahan hukum yang diteliti, konsisten,
estetis, dan sederhana dalam perumusannya.
3. Sistematika hukum
Suatu penelitian yang berusaha mengadakan identifikasi terhadap pokok /dasar
dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum, dan objek hukum. Dalam
sistematika hukum berupaya mengkaji suatu undang-undang yang telah ditetapkan
secara kompleks berdasarkan unsur-unsur di atas. Prinsip yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Derogasi, Menolak suatu aturan yang bertentangan dengan aturan yang lebih
tinggi;
b. Nonktradiksi, tidak boleh menyatakan ada tidaknya suatu kewajiban dikaitkan
dengan suatu situasi yang sama;
c. Subsumi, adanya hubungan logis antara dua aturan dalam hubungan aturan yang
lebih tinggi dengan yang lebih rendah;
d. Eksklusi, tiap sistem hukum diidentifikasikan oleh sejumlah peraturan perundang-
undangan.6
4. Taraf sinkronisasi hukum

6
Reyhan Rivelino, “Metode Penelitian Hukum,” 2020, hlm. 5

4
Penelitian ini berusaha mengkaji sejauh mana suatu hukum positif singkron atau
cocok dengan hukum positif yang lain. Keserasian antar hukum positif ini dibagi
menjadi dua, sebagai berikut:
a. Vertikal
Untuk melihat apakah sautu aturan tidak bertentangan dengan aturan lain
yang berada di atasnya secara hierarkis. Hierarki undang-undang tersebut dapat
dilihat dalam pasal 7 Undang-Undang No 10 tahun 2004, sebagai berikut:
1) UUD 1945
2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
3) Peraturan Pemerintah
4) Peraturan Presiden
5) Peraturan Daerah
b. Horizontal
Sinkronisasi hukum horizontal terjadi apabila ada dua atau lebih peraturan
perundang-undangan yang kedududkannya sederajat dan mengatur bidang yang
sama, seperti UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah (LN-RI Tahun 1974 Nomor 38) dengan UU No. 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa (LN-RI Tahun 1979 Nomor 56), kemudian UU RI No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.7

Objek Penelitian hukum normative yaitu mengambil isu dari hukum sebagai system
norma yang digunakan untuk memberikan putusn tentang suatu peristiwa hukum. Maka
itu dimaksudkan untuk memberikan argumentasi mengenai apakah suatu peristiwa
tersebut sudah sesuai atau belum serta bagaimana sebaiknya menurut hukum. 8 Hukum
menunjukkan penafsiran normatif atas objeknya dengan memahami perilaku manusia
yang merupaan isi dari norma hukum. Hubungan normatif antara fakta-fakta yang
ditetapkan oleh suatu aturan hukum harus dipatuhi dan diterapkan. 9 Penelitian hukum
normatif menempatkan sistem norma dalam objek kajiannya. Bahwa seluruh unsur dari
norma hukum yang berisi nilai-nilai tentang bagaimana manusia itu harus bertingkah
laku. Diantaranya yaitu :

1. Norma dasar
2. Asas-asas hukum
7
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, hlm. 30
8
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 41
9
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, trans. Raisul Muttaqien (Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2007), hlm. 81

5
3. Kitab undang-undang atau perundang-undangan
4. Doktrin atau ajaran hukum
5. Dokumen perjanjian
6. Keputusan Pengadilan
7. Keputusan Birokrasi
8. Semua dokumen yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

B. Pendekatan Yuridis Empiris

Sebagaimana yang dijelaskan di muka, bahwa yuridis empiris merupakan upaya


untuk membaca hukum dari sudut pandang yang berbeda, upaya untuk menganalisa
hukum yang hidup di masyarakat dan dijalankan oleh mereka. Sehingga yuridis empiris
ini merupakan sebagian dari kajian ilmu sosiologi yang kemudian dikenal dengan
Sosiologi Hukum.

Berbeda dengan kajian normatif yang menekankan study nya pada aturan
perundang-undangan (law in boks), maka sosiologi hukum menekankan kajiannya pada
fenomena hukum (law in action). Roscou Pound menyatakan bahwa studi sosiologi
hukum didasarkan pada konsep hukum sebagai alat pengendali sosial. Sementara Llyod
memandang soiologi hukum sebagai suatu ilmu deskriptif yang memanfaatkan teknik
empiris.

Dalam memperlajari sosiologi hukum, terdapat istilah legal sociology yang


diemukakan oleh L.B. Curzon untuk menunjukkan study spesifik tentang situasi-situasi,
aturan-aturan hukum yang beroprasi secara tingkah laku yang dihasilkan. Hal yang
membedakan antara sosiologi hukum dengan ilmu hukum normatif adalah terletak pada
kegiatannya. Sosiologi hukum lebih menggunakan pendekatan empiris yang bersifat
deskriptif . sementara ilmu hukum normatif lebih bersifat perspektif.10

Menurut Satjipto Rahardjo, obyek dari sosiologi hukum adalah mengkaji


perorganisasian sosial hukum. Obyek sasarannya adalah badan-badan yang terlihat dalam
penyelenggaraan hukum, yaitu pembuat undang-undang, pengadilan, polisi dan advokat.
Yang menjadi perhatian utama praktisi sosiologi hukum, menurut Rosceo Pound, adalah
bagaimana mendorong pembuat hukum menafsirkan dan menerapkan aturan-aturan
10
Sonhadji and Iva Yuliati Umadatul Izzah, Sosiologi Hukum, 1st ed. (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,
2014), hlm. 37-38

6
hukum yang lebih mengacu pada fakta-fakta sosial hukum .Pandangan normatif yang
melihat hukum secara dogmatis dianggap tidak mampu memberi pemahaman hukum
secara utuh. Oleh karena itu sosiologi dapat menjadi pengembali hukum ke dalam
lingkungan kehidupan masyarakat dengan mengedapankan adanya realitas hukum.11

Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, objek dari kajian sosiologi hukum
dapat diuraikan dalam tiga buah konsep sebagai berikut:12

1. Model Kemasyarakatan (Sociology Model)


Model kemasyarakatan adalah bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di
dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa istilah berikut:
a. Interaksi sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan
sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia maupun antara perorangan dengan kelompok
manusia. Maka dpat diapahami bahwa interaksi sosial merupakan proses
individu dalam melakukan hubungan sepanjang ia hidup sebagai anggota
masyarakat, sehingga indovidu akan merasa menjadi bagian dari masyarakat
sepenuhnya. Interkasi sosial yang baik akan memberikan kehidupan yang baik
pula, begitupun sebaliknya.
b. Sistem sosial
Sistem sosial merupakan keseluruhan elemen atau bagian-bagian yang saling
tergantung satu sama lain, sehingga terbetuk suatu kesatuan atau
kesinambungan. Menurut M. Munandar Soelaeman, seperti yang dikutip oleh
Zainuddin Ali, perubahan yang terjadi dalam satu bagian akan berdampak pula
pada bagian yang lain. Teori ini berasumsi bahwa setiap elemen dalam sistem
sosial adalah fungsional bagi yang lain.
c. Perubahan sosial
Pada dasarnya kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari perubahan terhadap
suatu lingkunga, baik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan sosial
manusia. Menurut Selo Soemarjan yang dikutip oleh Zainuddin Ali dari
Soerjono Soekanto, bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang

11
Sonhadji and Izzah, hlm. 42-43
12
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 17

7
memperngaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap,
dan pola-pola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2. Struktur Sosial
Struktur sosial merupakan suatu jalinan yang secara relatif tetap antara unsur-
unsur sosial. Unsur-unsur sosial yang pokok adalah kaidah-kaidah sosial, lembaga-
lembaga kemasyarakatan, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
Konsep lembaga kemasyarakatan dapat diartikan sebagai himpunan kaidah dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok manusia di dalam hidup
masyarakat. Konsep dimaksud digunakan karena hukum sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan bertujuan serta bertugas untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia
dalam mewujudkan ketertiban.
Suatu kehidupan bersama akan tercapai dan terpelihara bila ada unsur-unsur
kekuatan yang mengikutinya. Salah satu unsur pengikatnya adalah kekuasaan dan
kewenangan. Kekuasaan dapat dimiliki oleh semua masyarakat, berbeda halnya
dengan kewenangan yang hanya dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang
yang mempunyai dukungan atau mendapat dukungan dari masyarakat atau sebagain
besar dari mereka.13
3. Perilaku (Behavior)
Perilaku, perangai, tabiat, adat istiadat atau juga bisa disebut behavior pada
objek kajian sosiologi hukum, merupakan kenyataan hukum di dalam masyarakat,
sehingga terkadang apa yang dicita-citakan oleh masyarakat dalam mewujudkan
kepastian hukum justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam istilah
yang lain, behavior juga disebut akhlak. Akhlak adalah hal ihwal yang melekat pada
jiwa, yang darinya timbul perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti oleh
manusia. Jika hal ihwal tersebut berupa hal yang baik menurut akal dan syara’ maka
disebut akhlak yang baik. Jika berupa hal yang buruk maka disebut akhlak buruk.
Akhlak atau sistem perilaku yang baik dapat diwujdukan melalui setidaknya dua
pendekatan, sebagai berikut:
a. Rangsangan
Adalah perilaku manusia yang terwujud karena adanya dorongan dari suatu
keadaan. Keadaan tersebut adalah latihan, tanya jawab, mencontoh dan lain
sebagainya.
b. Kognitif
13
Zainuddin Ali, hlm. 19

8
Adalah penyampaian informasi yang didasari oleh dalil-dalil al-Qur’an dan
al-Hadist dan konsep-konsep. Informasi tersebut terwujud melalui dakwah,
ceramah, drama dan lain sebagainya.14

Kemudian Prof. Dr. Zainuddin Ali kembali menjelaskan dalam bukunya Metode
Penelitian Hukum, bahwasanya dalam Penelitian Yuridis Empiris, ada beberapa hal yang
diteliti sebagai berikut:15

1. Identifikasi hukum (hukum tidak tertulis)


2. Efektivitas hukum
a. Kaidah hukum
b. Penegakan hukum
c. Sarana atau fasilitas
d. Kesadaran hukum masyarakat
1) Pengetahuan hukum
2) Pemahaman hukum
3) Penaatan hukum
4) Pengharapan hukum
5) Peningkatan kesadaran hukum
3. Perbandingan hukum16
4. Sejarah hukum
5. Psikologi hukum

Maka dapat dikatakan secara ringkas bahwa objek kajian dari yuridis nomatif atau
sosiologi hukum ini adalah hukum dalam wujudnya atau Goverment Sosial Control.
Berarti bahwa sosiologi hukum mengkaji seperangkat kaidah khusus yang berlaku serta
dibutuhkan guna menegakkan ketertiban dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnta,
soisologi hukum mengkaji suatu proses yang berusaha membentuk masyarakat sebagai
makhluk sosial.17

C. Perbandingan Yuridis Empiris dan Normatif

14
Zainuddin Ali, hlm. 21
15
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, ed. Leny Wulandari, 8th ed. (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hlm. 30
16
Alvin S. Johnson, Sosiologi Hukum, trans. Rinaldi Simamora, 1st ed. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), hlm.
93
17
Sonhadji and Izzah, Sosiologi Hukum, hlm. 42

9
Untuk mengetahui perbedaan antara sosiologi hukum atau yuridis empiris dengan
yuridis normatif, dapat dilihat dalam tabel di bawah.18

Tabel 1

Perbandingan yuridis empiris dengan yuridis normatif

PERBANDINGAN MODEL HUKUM

YURIDIS NORMATIF YIRIDIS EMPIRIS

OBJEK Jurisprudentie Model Sociological Model

FOKUS Analisis Aturan Struktur Sosial

PROSES Logika Perilaku

PILIHAN Praktik Ilmu Pengetahuan

TUJUAN Pengambilan Keputusan Penjelasan

LINGKUP Universal Variabel

PERSPEKTIF Pelaku Pengamat

Dalam jurisprudentie model, kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk


kebijakan ataupun produk ketentuan, sebaliknya dalam sociological model lebih menuju
kepada struktur sosial. Sociological model ini lebih kritis serta lebih menuju kepada ilmu
hukum yang sesungguhnya. Lebih jauh, Black menarangkan apa yang jadi focus serta
proses dari sociological model. Bisa dikenal, bahwa apa yang jadi atensi sociological
model tidaklah peraturan yang memiliki muatan abstrak serta stereotipe melainkan apa
yang teramati dalam realitas. Dengan demikian, hukum merupakan hukum serta bukan
peraturannya yang berkata demikian. Bila kita bandingkan dengan genuine science
ataupun ilmu hukum yang sesungguhnya, ilmu hukum ini menjajaki apa yang dikatakan
oleh sociological model. Dalam genuine science, dia lebih siap untuk mengalami realitas
yang penuh tentang hukum.19

18
Yesmil Anwar and Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, 2nd ed. (Jakarta: PT Grasindo, 2011), hlm. 128
19
Anwar and Adang, hlm. 129

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Penelitian hukum merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelejari suatu atau
beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Penelitian hukum dibagi
menjadi dua, yakni yuridis normatif dan yuridis empiris. Yuridis Normatif adalah
pendekatan hukum yang berupaya membaca hukum dari sudut pandang undang-undang,
yuridis normatif beranggapan bahwa hukum adalah apa yang telah tertulis dan ditetapkan
di dalam undang-undang. Objek kajiannya adalah sebagai berikut:
1. Norma dasar
2. Asas-asas hukum
3. Kitab undang-undang atau perundang-undangan
4. Doktrin atau ajaran hukum
5. Dokumen perjanjian
6. Keputusan Pengadilan
7. Keputusan Birokrasi
8. Semua dokumen yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Sementara itu, yuridis normatif berupaya menganalisa hukum yang hidup di
masyarakat dan dijalankan oleh mereka, tanpa terikat pada undang-undang. Sedangkan
objek kajiannya adalah sebagai berikut:
1. Model kemasyarakatan
2. Struktur sosial
3. perilaku
B. Saran
Makalah ini berupaya menjelaskan penelitian hukum dalam bentuknya berupa yuridis
normatif dan yuridis empiris. Makalah ini hanyalah sebagian kecil dari penjelasan tentang
pengertian dan objek kajian dari penelitian yuridis normatif dan empiris. Sehingga untuk
kesempurnaan dari makalah ini, penulis sangat berterimakasih atas kritikan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Achmad, and Wiwie Heryani. Sosiologi Hukum Kajian Empiris Terhadap Pengadilan.
1st ed. Jakarta: Kencana, 2012.

12
Anwar, Yesmil, and Adang. Pengantar Sosiologi Hukum. 2nd ed. Jakarta: PT Grasindo,
2011.

Johnson, Alvin S. Sosiologi Hukum. Translated by Rinaldi Simamora. 1st ed. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1994.

Kelsen, Hans. Teori Hukum Murni. Translated by Raisul Muttaqien. Bandung: Nusamedia
dan Nuansa, 2007.

Muhaimin. Metode Penelitian Hukum. 1st ed. Mataram: Mataram University Press, 2020.

Ngurah, Dkk. Buku Ajar Sosiologi Hukum. 1st ed. Tabanan: Pustaka Ekspresi, 2017.

Rivelino, Reyhan. “Metode Penelitian Hukum,” 2020.

Sonhadji, and Iva Yuliati Umadatul Izzah. Sosiologi Hukum. 1st ed. Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press, 2014.

Sunggono, Bambang. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum. Edited by Leny Wulandari. 8th ed. Jakarta: Sinar
Grafika, 2016.

———. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai