Disusun oleh:
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ilmu Hukum sebagai Ilmu Norma Hukum”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, dan juga busa menambah wawasan para pembaca
untuk mengetahui lebih dalam tentang ilmu hukum.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukharom, S.H.I.,M.H. yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dan juga beberapa pihak
yang terlibat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
saran dan kritik diharapkan dapat membantu menjadi penyempurna makalah ini. Semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca untuk menambah wawasan.
Penulis
Tertanda
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Ilmu Hukum Normatif......................................................................................................2
2.2 Istilah dan Pengertian Norma...........................................................................................2
2.3 Norma Hukum dan Norma-norma Lainnya.....................................................................2
2.4 Norma Hukum Imperatif/Memaksa dan Fakultatif/Menambah.......................................4
2.5 Sollen-Sein.......................................................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
3. Dapat membedakan antara norma hukum dan norma lainnya.
4. Dapat mengetahui perbedaan norma hukum imperatif dan fakultatif.
5. Menambah wawasan tentang Sollen-Sein.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu hukum normatif adalah bagian dari ilmu hukum yang melihat dan
mengkaji hukum dalam perwujudannya sebagai norma-norma hukum. Dengan
kata lain, ilmu tentang hukum normatif. Titik pusat perhatian dari ilmu hukum
normatif adalah pada norma-norma hukum, baik yang terdapat dalam
perundang-undangan maupun tempat-tempat lainnya, antara lain dalam putusan-
putusan pengadilan.
Hukum normatif adalah salah satu jenis hukum yang memiliki sifat
normatif, atau bersifat aturan yang mengikat individu atau kelompok dalam
perilaku mereka.
Istilah norma dari sudut tata Bahasa berarti: 1) aturan atau ketentuan yang
mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima; 2) aturan, ukuran, atau kaidah
yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu.
Istilah norma (Belanda: norm; Inggris: norm) berasal dari bahasa Latin,
norma yang artinya siku-siku. Fungsi siku-siku, yaitu: (1) untuk membuat sudut
90 derajat; (2) untuk menguji apakah sudut 90 derajat yang digunakan sudah
tepat. Lebih kurang demikian juga fungsi norma, yakni: (1) menentukan
3
bagaimana pergaulan hidup harus berjalan (2) menilai apakah pergaulan hidup
sudah sesuai dengan yang ditentukan. Dapat dikatakan bahwa norma adalah
patokan atau ukuran untuk bersikap atau bertindak.
3. Norma kesusilaan, yaitu norma mengenai apa yang baik dan buruk
berdasarkan pertimbangan hati nurani (akhlak) manusia.
4. Norma agama, dalam hal ini “agama dalam arti sempit, adalah hubungan
antara Tuhan dan manusia”. Norma agama sebenarnya memiliki cakupan
yang lebih luas. Undang-undang di Indonesia juga adakalanya menyerahkan
pengaturan antarmanusia kepada kaidah agama, misalnya untuk sahnya
suatu perkawinan. Dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pada
4
pasal 2 ayat (1) ditentukan bahwa “perkawinan adalah sah, apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
itu.”
Dua norma yang pertama, yaitu norma hukum dan norma kesopanan,
memiliki kesamaan tertentu, yaitu:
a. Paksaan (Inggris: coercion) dalam kaidah hukum bersifat lebih keras dan
tegas.
b. Paksaan dalam kaidah hukum, umumnya dilaksanakan dengan bantuan
pemerintah.
5
Dua kaidah yang terakhir, yaitu kaidah kesusilaan dan kaidah agama,
bersifat otonom, yaitu ketaatan terutama karena tuntunan dari dalam diri
individu yang bersangkutan itu sendiri.
Contohnya norma dalam Pasal 35 ayat (2) UU No.1 Tahun 1974 tentang
perkawinan yang menentukan bahwa harta bawaan dari masing-masing suami
dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau
warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing, sepanjang para pihak
tidak menentukan lain. Jadi, jika antara suami dan isteri tidak dibuat yang
diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, di bawah kekuasaan
masing-masing.
2.5 Sollen-Sein
6
Hans Kelsen (1881-1973), dalam teori hukumnya telah menekankan adanya
perbedaan antara:
1. Das Sollen, yang dapat diungkapkan dalam bahasa Inggris: what ought to
be, atau apa yang seharusnya ada.
2. Dan Sein, yang dapat diungkapkan dalam bahasa Inggris: what is, atau apa
yang ada.
Norma hukum merupakan das Sollen, apa yang seharusnya ada (what ought
to be). Di lain pihak, sosiologi hukum, merupakan suatu ilmu tentang apa yang
ada (what is) karena sosiologi hukum mendeskripsikan apa yang ada atau
kenyataan-kenyataan dalam masyarakat.
7
(pembunuhan)
Dihubungkan Pejabat C Diancam Hakim seharusnya
dengan kata kerja seharusnya memerintahkan
sollen memerintahkan
(seharusnya)
Kepada suatu Tindakan paksaan Dengan pidana Pidana penjara
konsekuensi D dilakukan penjara paling paling lama 15
hukum berupa terhadap A lama 15 tahun tahun dilakukan
Tindakan terhadap orang itu
paksaan
Menurut Kelsen jika dirumuskan kembali seperti itu, maka norma hukum
disebut Rechtssatze (dalil hukum), yang dapat diterjemahkan ke Bahasa Inggris
sebagai propositions of law (dalil hukum). Reformulasi materi hukum atau
norma hukum menjadi Rechtssatze (propositions of law, dalil hukum) diperlukan
untuk memperjelas dan mempertegas maksud materi hukum atau norma hukum
untuk digunakan misalnya di depan pengadilan.
Das Sein merupakan apa yang ada (empiris). Das Sein berupa: “terhadap A
dikenakan akibat hukum berupa tindakan paksaan D berdasarkan perintah
pejabat C karena A berbuat perilaku B”. Ini merupakan apa yang ada
(kenyataan), yaitu seseorang telah dikenakan akibat hukum, misalnya pidana
penjara, berdasarkan putusan hakim, karena orang yang bersangkutan telah
melakukan suatu perbuatan yang bersifat melawan hukum.
Untuk menyederhanakan:
8
2. Mahasiswa X tidak diizinkan mengikuti ujian semester matakuliah
Pengantar Ilmu Hukum berdasarkan keputusan Fakultas Hukum karena
kehadiran mahasiswa X dalam perkuliahan matakuliah Pengantar Ilmu
Hukum tidak mencapai 80% (das Sein).
Menurut Hans Kelsen, objek ilmu hukum yaitu norma hukum sebagai das
Sollen, sedangkan das Sein merupakan objek dari sosiologi hukum
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu hukum normatif adalah bagian dari ilmu hukum yang melihat dan
mengkaji hukum dalam perwujudannya sebagai norma-norma hukum. Dengan
kata lain, ilmu tentang hukum normatif. Istilah norma dari sudut tata Bahasa
berarti: 1) aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat,
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan
diterima; 2) aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau membandingkan sesuatu.
Norma hukum merupakan das Sollen, apa yang seharusnya ada (what ought
to be). Di lain pihak, sosiologi hukum, merupakan suatu ilmu tentang apa yang
ada (what is) karena sosiologi hukum mendeskripsikan apa yang ada atau
kenyataan-kenyataan dalam masyarakat.
3.2 Saran
Kita hidup saling berdampingan yang tentunya tidak terlepas dari yang
namanya interaksi. Berinteraksi tentunya tidak terlepas dari hukum yang
10
mengatur. Dengan adanya ilmu hukum diharapkan dalam membantu pembaca
dalam memahami hukum secara mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Donald Albert Rumokoy, S. M. (2014). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada.
11