Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah
rampung. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan
untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata
kuliah hukum perundang – undangan .Namun penulis cukup menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
M. Rendi Sulistiyo
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAULUAN…………………………………………………… iii
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………… 2
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………...... 3
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….. 5
2.1 Hukum dan perundang-undangan……………………………………… 6
2.2 Norma, Kaidah, Norma Hukum, dan Kaidah Hukum…………………. 7
BAB III PENUTUP……………………………………………………….. 8
3.1 kesimpulan……………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
di berikan oleh pak encik Muhammad fauzan selaku dosen pengampu mata kuliah
hukum perundang –undangan, dan juga memberikan gambaran tentang hukum
dan perundang –undangan serta norma, kaidah, norma hukum, dan kaidah hukum
bagi pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
R. soeroso, Pengantar Ilmu Hukum ( Jakarta: Sinar Grafika, 2005). Hlm. 23-24
2
Ibid,hlm. 24
3
pengertian membentuk undang-undang, dan keseluruhan daripada undang-undang
negara, sedangkan istilah gesetzgeburg diterjemahkan dengan pengertian
perundang- undangan.
Pengertian wetgeving dalam juridisch woorddenbook diartikan sebagai,
perundang-undangan merupakan proses pembentukan atau proses membentuk
negara, baik di tingkat pusat, maupun daerah. Dan juga perundang-undangan
diartikan sebgai segala peraturan negara, yang merupakan hasil pembentukan
peraturan, baik di tingkat pusat maupun daerah.3
Dengan banyaknya peran hukum yang tak terhingga banyaknay itu, maka
hukum mempunyai fungsi menertibkan dan mengatur pergaulan dalam
masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Dalam
perkembangan masyarakat fungsi hukum sebagai alat pengukur tata tertib
hubungan masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan
batin, sebagai sarana penggerak pembangunan serta sebagai fungsi kritis.
Agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik, maka bagi para penegak
hukum di tuntut kemampuannya untuk melaksanakan dan menerapkan hukum
dengan baik, dengan seni yang dimiliki masing-masing petugas misalnya
menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan posisi masing-masing. Bila perlu
diadakan penafsiran anlogis penghalusan hukum atau memberi ungkapan a
contrario.
4
1.) Dr.wirjono prodjodikoro. SH.
Menurut Prof. Subekti, SH, keadilan berasal dari tuhan yang maha Esa dan
setiap orang diberi kemampuan dan kecakapan untuk meraba dan merasakan
keadaan adil itu. Dan segala apa yang ada di dunia ini sudah semestinya
menimbulkan dasar-dasar keadilan pada manusia. Dengan demikian hukum tidak
hanya mencarikan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang bertentangan
satu sama lain, akan tetapi juga untuk mendapatkan keseimbangan antara tuntutan
keadilan tersebut dengan “ketertiban” atau “kepatian hukum”.
5
kepentingan satu sama lain, dan setiap orang harus memperoleh (sedapat
mungkin) apa yang menjadi haknya. Pendapat van Apeldoorn ini dapat dikaitkan
jala tengah antara dua teori tujuan hukum, teoris etis dan utilitis.
6
bersamaan, yaitu hukum bagi masyarakat golongan eropa, hukuim bagi
masyarakat golongan bumiputera, dab hukum bagi masyarakat bagi golongan
timur asing. Selain itu, secara horizontal diakui adanya 19 lingkung laku aneka
hukum adat (eschtkskringen) yang beberapa di antaranya dan sisanya menerima
hukuim islam sebagai hukuimnya sendiri baik melalui terori “reception” atau
“reception in complexu”.
7
g. Peraturan daerah kabupaten/kota.5
5
Undang-undang republic Indonesia nomor 12 tahun 2011, Pembentukan peraturan perundang-
undanagan (bandung: citra umbara), hlm. 2-3
6
Maria farida indrati s. ilmu perundang-undangan ( Yogyakarta: kanisius, 2007),hlm, 10
7
Peter mahmud marzuki. Pengantar ilmu hukum ( Jakarta : kencana, 2008), hlm 5
8
dengan perundang-undangan, sedangkan pembahasan tentang proses
pembentukan dan teknik pembentukan peraturan perundang-undangan akan
disajikan dalam buku yang lain.
Juga terletak pada fungsi dan kegunaannya. Fungsi hukum untuk membuat
ketertiban dan menyelesaikan persoalan atau masalah yang timbul dalam
masyarakat. Sedangkan fungsi dari peraturan sendiri merupakan untuk membuat
keteraturan dalam masyarakat, dan peraturan ini dibuat oleh orang yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur semua elemen masyarakat. Sedangkan
perundang-undangan di buat untuk membuat suatu kebijakan dari lembaga-
lembaga dan penguasa yang berwenang.
9
Pada hakikatnya sanksi bertujuan untuk mengembalikan ( memulihkan)
kesimbangan tatanan masyarakat yang telah terganggu ( terguncang) oleh
pelanggaran-pelanggaran norma. Artinya keberadaan norma-norma tersebut
belum menjamin ketertiban dalam masyarakat. Beberapa sebabnya yakni sebagai
berikut.
Ada orang yang mengaku tidak beragama (atheis) dan ada juga orang yang
mengabaikan rasa susila (tidak berkesusilaan) dan ada juga orang yang
mengabaikan rasa sopan santun.
Ada kepentingan-kepentingan manusia sebagai anggota masyarakat yang
tidak tercakup oleh norma-norma yang ada.8
b) Fungsi, tujuan dan manfaat norma, kaidah, norma hukum, dan kaidah
hukum.
8
Abdul rachmad budiono, pengantar ilmu hukum budiono ( malang : bayu media publishing), hlm
12
10
Fungsi, tujuan dan manfaat norma, berdasarka hal-hal yang diuraikan
diatas dapat diambil kesimpulan.
Selanjutnya yaitu tentang fungsi, tujuan dan manfaat norma hukum yaitu
melindungi dan menjaga ketertiban didalam masyarakat. Dimana apabila didalam
suatu masyarakat ada yang melanggar norma hukum maka akan di kenakan sanksi
yang bersifat mengikat dan memaksa. Ada berbagai macam norma yang berlaku
di masyarakat yang lahir dari kebiasaan-kebiasaan yanga ada di masyarakat.
9
Abdul rachmad budiono, pengantar ilmu hukum ( malang : bayu media publishing), hlm. 14
11
tujuannya adalah untuk mencapai kedamaian. Jika sudah tericpta keselarasan
antara keadilan dan kedamaian maka situasi ketenangan pribadi akan tercipta.
Jika dilihat secara mendalam, norma hukum disini merupakan aturan yang
membatasi perilaku masyarakat, jika ada aturan yang dilanggar oleh masyarkat
maka hukum akan memberikan sanksi terhadap masyarakat yang melanggar,
karena hukum bersifat mengikat dan memaksa. Disinilah latak hubungan norma
hukum dlam pembentukan hukum.
10
Ni ketut sari andayani, pengantar ilmu hukum dalam teori dan praktik ( Yogyakarta: graha
ilmu, 2015), hlm. 16
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Djamali abdul r ( 2013) pengantar hukum Indonesia, Jakarta: rajawali pers, 2013
Andayani ni ketut sari ( 2005) pengantar ilmu hukum dalam teori dan praktik,
yogyakarta: graha ilmu: 2005
14