Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Hamid, S.H., M.H.
Disusun Oleh :
Anggi Jepita Sari Sinaga
2108010255
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Pengertian Hukum Materiil Dan Hukum
Formil Dan Sumber Hukum Acara Perdata Di Indonesia” dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa pula, Penyusun mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya pemahaman Hukum
Materiil dan Hukum Formil.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3. Tujuan.......................................................................................... 3
BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................ 4
2.1. Hukum Materiil dan Formil......................................................... 4
2.1.1. Pengertian Hukum Materiil............................................... 4
2.1.2. Ketentuan Hukum Formil................................................. 4
2.2. Sumber Hukum Acara Perdata di Indonesia............................... 6
BAB 3. PENUTUP...................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 8
3.2. Saran............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Laili, Afrohatul. "Pandangan Hakim Merangkap Pembuktian Dan Putusan Pengadilan
Dalam Satu Waktu Sidang (Studi Di Pengadilan Agama Mojokerto)." Sinda: Comprehensive
Journal of Islamic Social Studies 2, no. 1 (2022): 45.
1
2
1.3. Tujuan
formil mengatur tata cara yang harus ditempuh dalam mempertahankan atau
menegakkan kaidah hukum materil, khususnya upaya penyelesaian perselisihan
melalui pengadilan. Oleh karena itu hukum formil sering disebut juga sebagai
hukum prosedural atau hukum acara.
Terdapat sumber hukum formil selain undang-undang, yaitu4:
1. Kebiasaan, merupakan salah satu hal yang menjadi sumber hukum menurut
sistem hukum di Indonesia. Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, menurut tingkah laku yang tetap,
lazim dan normal sehingga banyak orang yang menyukai perbuatan tersebut.
2. Traktat, perjanjian yang dibuat antar negara yang dituangkan dalam bentuk
tertentu. Pasal 11 UUD menentukan ‘Presiden dengan persetujuan DPR
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
3. Yurisprudensi, merupakan keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk
menghadapi suatu perkara yang tidak diatur dalam UU dan dijadikan sebagai
pedoman bagi para hakim lainnya untuk menyelesaikan suatu perkara yang
sama.
4. Doktrin, merupakan sebuah pernyataan yang dituangkan kedalam bahasa oleh
semua ahli hukum dan hasil penyataannya disepakati oleh seluruh pihak.
Hukum agama, mengatur keseluruhan persoalan dalam kehidupan
berdasarkan atas ketentuan agama tertentu. Jika seseorang tidak memiliki iman
atau kepercayaan yang kuat maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah
melanggar norma atau hukum agama. Pidana formil secara umum reaksi atas delik
atau sanksi yang bertujuan untuk mendidik orang yang melakukan delik. Di dalam
buku Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya seperti dikutip
dalam klinik Hukumonline, delik formil yang dirumuskan adalah tindakan yang
dilarang dengan tidak mempersoalkan akibat dari tindakan itu. Contohnya dalam
Pasal 160 KUHP tentang Pengahasutan, 209 KUHP tentang Penyuapan, 242
KUHP tentang Sumpah Palsu dan dalam 362 KUHP tentang Pencurian. Cara
perumusan tindak pidana dengan cara formil yaitu dalam rumusan dicantumkan
secara tegas perihal larangan melakukan perbuatan tertentu.
4
Hudawati, S. N. (2020). Problematika Hukum Formil Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Syariah di Pengadilan Agama. Jurnal Penegakan Hukum dan Keadilan, 1(1), 17-40.
6
3.1. Kesimpulan
8
9
3.2. Saran