Makalah Kelompok XI
Disusun oleh
Azizah (2112130168)
Bismillāḥirraḥmānirrahīm
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang kepada-Nya kita
salam kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta para
Dengan rahmat dan hidayah dari Allah SWT, kami diberikan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas dari Bapak Sabarudin Ahmad, S. Sy., M.H. untuk
Kami ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
kurang sempurna, maka apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon
dimaafkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
P
enulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
D. Metode Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan hukum yang menyelimuti masyarakat Indonesia kian hari
makin beragam dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman saat ini.
melakukan perbuatan hukum dengan orang lain seperti jual beli, sewa
perbuatan hukum itu tidak selamanya berakhir dengan baik, terkadang tidak
diperlukan tata cara dan pengaturan agar tuntutan hak tersebut berjalan sesuai
khususnya hukum acara perdata. Pada kesempatan ini, makalah kami yang
mengenai pengertian dari hukum acara perdata, sumber dan asas-asas hukum
acara perdata.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yakni:
1
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yakni:
perdata.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode library
PEMBAHASAN
pengadilan dan cara bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu sama
3
4
acara perdata dari Belanda, Sumber hukum acara perdata adalah tempat
Indonesia:3
HIR ini dibagi dua yaitu bagian hukum acara pidana dan acara
Bagian acara pidana dari Pasal 1 sampai dengan 114 dan Pasal 246
sampai dengan Pasal 371. Bagian acara perdata dari Pasal 115 sampai
3
Endang Hadrian dan Lukman Hakim, Hukum Acara Perdata di Indonesia:
Permasalahan Eksekusi dan Mediasi, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2020), 2-4.
5
rupa (Pasal 372 s.d. 394) meliputi acara pidana dan acara perdata.
berlaku hanya dalam suatu daerah tertentu saja. RBg berlaku untuk di
d. BW (Burgelijk Wetboek)
25), serta beberapa Pasal Buku II dan Buku III (misalnya Pasal 533,
Perdata (misalnya Pasal 7. Pasal 8, Pasal 9, Pasal 22, Pasal 23. Pasal
32, Pasal 255, Pasal 258, Pasal 272, Pasal 273, Pasal 274, dan Pasal
275).
Perdata, seperti:
perubahan.
g. Yurisprudensi.
j. Adat Kebiasaan.
k. Perjanjian Internasional.
l. Doktrin.
hak atau penuntutan maka tidak ada hakim. Jadi apakah akan ada
proses atau tidak, apakah suatu perkara atau tuntutan hak itu akan
berkepentingan (Pasal 118 HIR, 142 RBg.). Asas dari hukum acara
4
Zainal Asikin, Hukum Acara Perdata di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2018), 9-14.
8
berkepentingan.
kata bahwa ruang lingkup atau luas pokok sengketa yang diajukan
dan bukan hakim. Jadi, pegertian pasif ini yaitu bahwa hakim tidak
berarti bahwa hakim tidak aktif sama sekali tidak aktif. Selaku
diperhatikan, berhak atas perlakuan yang sama dan adil serta masing-
dimuat dalam Pasal 4 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009. Hakim tidak
boleh menerima keterangan dari salah satu pihak sebagai benar, bila
mengeluarkan pendapatnya.
Pasal 184 ayat (1), 319 HIR, 618 RBg.). Alasan-alasan atau
nilai objektif. Hal yang sama dijumpai dalam Pasal 50 (1) UU No. 48
memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal tertentu dari
biaya (Pasal 2 ayat (4) UU No. 48 Tahun 2009 dan Pasal 121 ayat (4),
182,183 HIR; serta Pasal 145 ayat (4), 192-194 RBg.). Biaya perkara
para pihak serta biaya materai. Biaya tersebut juga dikeluarkan untuk
keterangan tidak mampu yang dibuat oleh kepala polisi (Pasal 23 HIR,
273 RBg.).
11
persoalannya.
pengadilan.
12
perdata dikenal dua macam, yakni : hukum pembuktian materiil dan hukum
dalam RBg dan HIR. Hal-hal yang harus dibuktikan oleh pihak yang
kebenaran yang harus dicari dalam hukum acara perdata adalah kebenaran
Upaya mencari kebenaran formil, berarti hakim hanya mengabulkan apa yang
digugat serta dilarang mengabulkan lebih dari yang dimintakan dalam petitum
(Pasal 178 HIR/189 ayat (3) RBG). Hakim hanya cukup membuktikan
pengakuan, sumpah dan persangkaan hakim. Selain pasal 164 HIR/284 RBg
13
pembuktian harus dikaitkan pula dengan pasal 131 (1) HIR yang mengatur
tentang dibacakannya alat bukti yang diajukan oleh pihak oleh hakim di
persidangan untuk didengar pihak lawan, Pasal 137 HIR/163 RBg yang
bukti-bukti surat yang diajukan oleh pihak lawannya, Pasal 167 HIR tentang
menganggap semua yang tertera dalam akta yang diajukan sebagai bukti itu
merupakan hal yang benar, kecuali pihak lawan dapat membuktikan dengan
akta lain bahwa akta yang diajukan tidak benar. Mengikat artinya hakim
terikat dengan akta yang diajukan oleh pihak sebagai bukti, selama akta
akta. Suatu alat bukti dianggap sah memiliki nilai sebagai alat bukti yang
pembuktian. Dalam hal ini terkait dengan alat bukti permulaan yang
merupakan alat bukti yang tidak memenuhi batas minimal alat bukti, sehingga
alat bukti tersebut tidak dapat diterima sebagai bukti untuk mendukung dalil
gugatan kecuali ditambah dengan paling sedikit satu alat bukti lagi. Hal-hal
lain : segala sesuatu yang dianggap telah diketahui oleh umum, hal-hal yang
pihak tergugat tidak hadir, hal-hal yang diajukan oleh penggugat yang diakui
oleh tergugat.
14
kepada pihak yang berkepentingan, tidak hanya kepada penggugat tetapi bisa
juga kepada tergugat, yakni ketika tergugat menyangkal dalil gugatan. Pokok-
pokok dalam ketentuan pasal tersebut pada intinya mengatur tentang beberapa
hal antara lain : dalam proses perdata soal pembuktian dilakukan oleh para
beban pembuktian kepada para pihak dan juga harus mengatur fakta yang
bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak apakah fakta-fakta itu benar terjadi
pembuktian yang terkait dengan siapa yang terlebih dahulu membuktikan dan
bukti apa saja yang sah menurut hukum, apakah alat bukti tersebut telah
perdata yang ditangani, terlebih dahulu harus melalui proses dan tahapan
5
Martha Eri Safira, Hukum Acara Perdata, (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2017),
57-59.
15
dapat mengambil keputusan. Melalui proses ini pula, semua pihak baik
merupakan salah satu aspek hukum formil yang harus dilakukan oleh hakim
1. Tahap Mediasi
Pada hari sidang yang telah ditetapkan, penggugat dan tergugat telah
dan dapat juga merupakan seseorang dari pihak lain yang sudah memiliki
dan apabila masih belum cukup dapat diperpanjang selama 14 hari. Pada
merubah pokok gugatan, bahkan lebih dari itu pihak penggugat dapat
berisikan hanya bantahan terhadap dalil-dalil gugatan itu saja, atau dapat
juga berisikan bantahan dalam eksepsi dan dalam pokok perkara. Bahkan
lebih dari itu, dalam jawaban dapat berisi dalam rekonpensi (apabila pihak
menjawab ini sampai kepada duplik, akan menjadi jelas apa sebenarnya
yang menjadi pokok perkara antara pihak penggugat dan tergugat. Apabila
perkara yang bersangkutan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 136 HIR
atau Pasal 162 Rbg majelis hakim akan menjatuhkan putusan terhadap
eksepsi tersebut.
3. Tahap Pembuktian
semua proses pemeriksaan perkara, karena dari tahap ini nantinya yang
akan terbukti. Dari alat-alat bukti yang diajukan para pihak, majelis hakim
dapat menilai peristiwa hukum apa yang terjadi antara penggugat dengan
akan diterapkan dalam perkara dan memutuskan siapa yang menang dan
4. Tahap Kesimpulan
pembuktian tidak diatur dalam HIR maupun dalam RBg, akan tetapi
kesimpulan apakah dalil gugatan terbukti atau tidak, dan kuasa penggugat
penggugat ditolak.
19
5. Tahap Putusan
yang oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu,
Yang Maha Esa”. Kepala putusan ini memberi kekuatan eksekutorial pada
putusan. Selain kepala putusan pada halaman pertama dari putusan, juga
surat gugatan penggugat, isi surat jawaban tergugat yang ditulis secara
lengkap, alat-alat bukti yang diperiksa di persidangan, baik alat bukti dari
pihak penggugat maupun alat bukti dari pihak tergugat. Jika terdapat saksi
yang diperiksa, maka nama saksi dan seluruh keterangan saksi tersebut
20
oleh para pihak. Pertama akan diuji dengan bukti surat atau akta
hukum adalah dalil penggugat, maka gugatan akan dikabulkan, dan pihak
dan justru dalil jawaban tergugat yang terbukti, maka gugatan akan
dan gugatan ditolak, selain kedua putusan tersebut, terdapat 1 (satu) jenis
diterima. Setelah putusan diucapkan oleh hakim, maka kepada para pihak
Kesimpulan
keadilan dalam suatu perkara. Ada beberapa definisi hukum acara perdata
ringan.;
22
23
perdata yang ditangani, terlebih dahulu harus melalui proses dan tahapan
tahap seperti :
a) Tahap mediasi;
c) Tahap pembuktian;
e) Tahap putusan.
DAFTAR PUSTAKA
24