Makalah Ini Dibuat Untuk Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK V
2023
I
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Penegakan
Hukum”, yang pemakalah sajikan berdasarkan dari berbagai sumber buku maupun
internet. Makalah ini disusun oleh pemakalah dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari penyususn maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Indra Rahmatullah, SH.I.,
M.H. Selaku dosen pengampu ekonomi mikro syariah yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada penulis guna menyelesaikan makalah ini serta membimbing
penulis dalam pembuatan makalah ini. Walaupun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. Terima kasih.
Pemakala
II
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................... i
A. Kesimpulan .................................................................................... 13
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer, 2007, hlm 297.
1
4. Apa faktor yang memengarui penegakan hukum?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek
hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan
normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia
menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu
aturan hukum berjalan
sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu apabila
2
Laurensius Arliman S, Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyarakat, Yogyakarta: Deepublish, 2015,
hlm. 34.
3
Laurensius Arliman. Mewujudkan Penegakan Hukum yang Baik di Negara Hukum Indonesia. Dialogia
Iuridica, Vol. 11 No. 1, 2019, hal. 10.
3
diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan
daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya,
yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna
yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula
nilai- nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun
nilai- nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Satjipto Rahardjo yang melihat bahwa penegakan hukum pada
hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak. Jadi
menurutnya penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide
tersebut menjadi kenyataan.4 Begitu pula Soerjono Soekanto, yang mengatakan
bahwa “penegakan hukum” terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-
nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah
dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai-nilai tahap akhir ahli, untuk
menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.5
4
Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar Baru, Bandung, Tanpa
Tahun, hlm. 15.
5
Soerjono Soekanto, Putusan-putusan yang Mempengaruhi Tegaknya Hukum, BPHN, 1983, hlm. 3.
4
hakikatnya pemerintahan suatu negara hukum modern itu dilakukan oleh hukum,
bukan oleh orang. Istilah sebaliknya adalah ‘the rule by law’ yang dimaksudkan
sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan hukum sekedar sebagai
alat kekuasaan belaka.6
6
Jimly melihat bahwa pengakan hukum (law enforcement) dalam arti luas mencakup kegiatan untuk
melaksanakan dan menerapkan hukumserta melakukan tindakan hukum terhadap setiap pelanggaran atau
penyimpangan hukumataupun melallui prosedur arbitrase dan mekanisme penyelesaian sengketa lainnya
(alternative desputes or conflicts resolution). Jimly Asshiddiiqie, 2008, Menuju Negara Hukum Yang
Demokratis, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta, hlm. 62.
5
teratur, karena semua sama-sama mengerti dan menaati peraturan- peraturan
yang telah ditentukan.
6
kelembagaannya; (ii) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk
mengenai kesejahteraan aparatnya, dan (iii) perangkat peraturan yang
mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum
yang dijadikan standar kerja, baik hukum materielnya maupun hukum acaranya.
Upaya penegakan hukum secara sistemik haruslah memperhatikan ketiga aspek
itu secara simultan, sehingga proses penegakan hukum dan keadilan itu sendiri
secara internal dapat diwujudkan secara nyata.
1. Faktor Hukum
7
Soerjono Soekanto, 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, hlm.5.
7
masyarakat luas. Golongan panutan juga harus dapat memilih waktu dan
lingkungan yang tepat di dalam memperkenalkan norma-norma atau kaidah-
kaidah hukum yang baru, serta memberikan keteladanan yang baik.
8
d. Senantiasa mempunyai informasi yang selengkap mungkin mengenai
pendiriannya,
g. Berpegang pada suatu perencanaan dan tidak pasrah pada nasib (yang
buruk),
9
4. Faktor Masyarakat
5. Faktor Kebudayaan
10
Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto terdapat
pasangan nilai yang berperan dalam hukum yaitu:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, J. (2008). Menuju negara hukum yang demokratis. Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan, Mahkamah Konsititusi.
14