Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidyah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul UNSUR
UNSUR HUKUM. Makalah ini di ajukanguna memenuhi tugas mata kuliah
PENGANTAR ILMU HUKUM.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semuah pihak yang telah
membantu sehingga makalah inidapat diselsakikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena
itu kami mengharapapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi informasi bagi masyarakat dan
memebri manfaat untukpengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
A.LATAR BELAKANG.............................................................................
B.RUMUSAN MASALAH.........................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN....................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Pembahasan
A. Memahami Pengertian Hukum ?
B. Memahami Perkembangan Hukum ?
C. Memahami Unsur-Unsur Hukum ?
D. Memamhami Tujuan dan Fungsi Hukum
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum mengetahui definisi hukum menurut para ahli, kamu bisa memahami
definisi hukum secara umum melalui asal-usul penyebutannya. Karena di setiap
negara punya penyebutan berbeda-beda, orang-orang bisa mendefinisikan hukum
sendiri sesuai dengan pendapatnya.
Hukum dalam artian keseluruhan atau umum bertindak sebagai penguasa yang
sifatnya mengendalikan dan mengikat secara sah. Hukum adalah sesuatu yang
harus ditaati oleh seluruh warga negara karena terancam konsekuensi dan sanksi
jika tidak menurutinya.
Hukum merupakan segala pengaturan untuk mengatur tingkah laku dalam suatu
komunitas yang terorganisasi sebagai yang ditegakkan oleh pihak berwenang.
Namun, tidak hanya menurut law, sebutan hukum dalam bahasa Inggris karena
sebutannya dalam bahasa Belanda atau Recht berarti tuntutan, pemerintahan, serta
bimbingan. Orang yang memiliki pekerjaan atau kuasa untuk mengatur
pemerintahan memberikan peran penting jika dilihat dari definisi ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi hukum secara etimologi berhubungan
dengan keadilan, ketaatan atau orde yang dapat menimbulkan perdamaian,
peraturan yang berisi norma, serta kewibawaan.
Para ahli juga mengungkapkan pendapatnya atau definisi yang tepat untuk
menggambarkan hukum. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Aristoteles
Dengan kata lain, hukum ada bukan hanya untuk masyarakat saja, melainkan patut
untuk ditaati oleh para pejabat atau petinggi negara. Hukum berlaku untuk seluruh
rakyat Indonesia, setara untuk siapa saja.
2. Samidjo
Menurut beliau, hukum memiliki sifat mengikat, memaksa, berisi suatu perintah
atau larangan, serta izin untuk berbuat sesuatu. Peraturan ini dibuat untuk
mengkoordinasi tata tertib yang berlaku di kalangan masyarakat.
3. Satjipto Rahardjo
Hukum adalah karya manusia yang berupa norma-norma berisi tentang petunjuk-
petunjuk untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga menjadi lebih benar dan
sesuai.
4. Montesquieu
Hukum menjadi gejala sosial atau perbedaan hukum yang disebabkan oleh
perbedaan etnis, sejarah, politik, dan faktor-faktor lainnya dari masyarakat.
Karena itulah, hukum sebuah negara kerap kali dibandingkan dengan hukum
negara lainnya.
Hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh badan-badan resmi dan instansi
tertentu yang memiliki sifat memaksa. Peraturan dapat mempengaruhi perilaku
manusia.
6. Abdul Manan
7. Achmad Ali
Unsur hukum yang pertama adalah peraturan hukum mengatur tingkah laku dalam
pergaulan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan hukum yang berfungsi untuk
mengatur dan melindungi masyarakat. Hukum mengatur segala tingkah laku dan
aktivitas manusia sehari-hari.
Hal ini diwujudkan dalam bentuk perintah atau larangan terkait suatu hal. Fungsi
hukum juga penting untuk mengatur dan menata segala aspek dalam kehidupan
manusia. Contohnya adalah larangan mencuri dan membunuh orang lain atau
perintah menjalankan kewajiban sebagai warga negara.
Hukum harus dibuat oleh badan resmi yang berwajib dalam suatu daerah atau
negara tertentu. Dalam suatu wilayah, hukum hanya boleh dibuat oleh lembaga
yang berwenang membuat peraturan yang sudah disepekati sebelumnya oleh
semua pihak.
Dalam tiap negara, mungkin lembaga yang membuat peraturan bisa berbeda satu
sama lain, asalkan sudah diberi kewenangan membuat hukum. Contohnya adalah
peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh DPR dan presiden melalui
rancangan yang sudah disepakati sebelumnya.
Unsur hukum berikutnya adalah peraturan hukum itu bersifat memaksa. Hukum
memang bersifat memaksa dan harus diterapkan pada tiap orang yang ada pada
suatu wilayah atau negara. Karena sifatnya yang memaksa, maka hukum berbeda
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sifat hukum yang memaksa diwujudkan dengan pemberian sanksi atau kehilangan
hak jika tidak dilakukan. Contohnya adalah saat pengendara sepeda motor tidak
menggunakan helm, maka akan ditilang. Untuk itu pengendara helm dipaksa
untuk menggunakan helm.
Unsur hukum yang terakhir adalah adanya sanksi bagi pelanggaran hukum yang
terjadi. Pemberian sanksi dilakukan untuk menimbulkan rasa jera agar tidak ada
orang yang melanggar hukum. Tentunya sanksi yang diberikan sesuai dengan
tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan atau lewat putusan hakim di
pengadilan.
Sanksi yang diberikan pun bervariasi, bisa berupa denda, penjara atau bahkan
hukuman mati di beberapa negara, tergantung dengan pelanggaran hukum yang
telah dilakukan. Contohnya adalah seorang pembunuh kemudian divonis oleh
hakim di pengadilan menerima hukuman 15 tahun penjara.
D. Ciri-Ciri Hukum
Secara umum terdapat dua ciri-ciri hukum yang ada di berbagai negara dimana
hukum memiliki perintah dan/atau larangan serta ada keharusan untuk
mentaatinya.
Artinya peraturan hukum itu mungkin berupa perintah dan mungkin pula berupa
larangan atau mungkin pula berupa kedua-duanya.
Artinya kewajiban kepatuhan pada hukum ini ini berlaku bagi siapa saja tanpa
terkecuali tanpa adanya keistimewaan atau kekhususan.
Nah itulah artikel hukum mengenai unsur-unsur hukum beserta contoh, penjelasan
dan ciri-cirinya lengkap. Sebagai warga negara hendaknya kita mematuhi aturan
hukum yang ada di Indonesia dengan baik dan benar. Demikian artikel kali ini
semoga bisa menambah wawasan.
E. Jenis-Jenis Hukum
Nah, setelah mengenal ciri-ciri dan unsur-unsur hukum yang memiliki cara serupa
untuk penegakannya dalam masyarakat, kamu harus mengenal jenis-jenisnya.
Memangnya, seberapa banyak, sih hukum yang berlaku di Indonesia?
Ada beragam jenis hukum yang bisa kamu kenali, tetapi pembagiannya dilakukan
berdasarkan beberapa dasar pembagi. Meski masih terbilang umum, kita bisa
memulai pembagian hukum dengan hukum privat dan hukum publik.
1. Hukum Publik
Hukum yang satu ini seharusnya sudah familiar untuk kamu ketahui karena salah
satu bagian dari hukum publik adalah hukum pidana. Pasti sudah tahu kalau
hukum pidana merujuk pada hukum yang mengatur hubungan masyarakat dengan
individu mengenai kejahatan atau pelanggaran. Kepentingan yang berkaitan
dengan pelanggaran tersebut masih bersifat umum.
Kalau privat, pastinya bersifat pribadi dan tidak banyak diketahui atau digunakan
oleh orang-orang. Memang tidak salah karena hukum yang satu ini mengatur
hubungan antar manusia, satu individu dengan individu lainnya untuk kepentingan
perorangan.
Jenis-jenisnya adalah hukum perdata, hukum dagang, dan juga hukum sipil.
Hukum perdata merupakan peraturan yang memiliki rangkaian yang dapat
mengatur satu hal dengan hal lainnya. Dari hukum perdata, asas pokok terhadap
otonomi warga merupakan milik sendiri.
Katanya, hukum dibagi sesuai dasar atau kategorinya? Memang, tidak hanya
sampai disitu saja karena masih ada dasar pembagian lainnya, selain hukum
publik dan hukum privat yang sudah kamu pahami. Dasar pembagian ini bisa
berupa tempat berlaku atau sumbernya.
Jenis hukum juga bisa dikategorikan atau dibagi sesuai dengan sumber, serta asal
hukum yang diciptakan. Hal ini mengingat bahwa hukum tidak hanya berlaku
pada suatu negara saja, tetapi juga sudah ada sejak lahir dan berlakunya.
Kebiasaan (custom). Kamu yang biasanya selalu bermain gadget di rumah atau
makan malam bersama keluarga dapat menyebutnya sebagai kebiasaan. Mengenai
kebiasaan, tidak hanya berhenti pada tingkat laku atau kegiatan sehari-hari saja
yang dianggap biasa. Hal tersebut dapat menjadi membentuk hukum yang
berlaku.
Traktat dapat berarti perjanjian yang dibuat oleh sebuah negara atau negara
dengan pengesahan. Sifat dari perjanjian ini adalah mengikat negara yang
bersangkutan, bahkan seluruh warga negaranya.
Istilah doktrin pastinya sudah tidak asing lagi jika kita membahas terkait hukum.
Jenis hukum yang satu ini berasal dari anggapan maupun pendapat para ahli,
sehingga pengaruhnya sangat besar untuk perkembangan hukum.
Hukum memiliki kedua wujud atau bentuknya sendiri, sehingga lebih mudah
digunakan, serta dibedakan. Baik dari apapun bentuk hukum ini, keduanya sama-
sama digunakan dan harus dihargai oleh masyarakat.
Hukum tertulis merupakan hukum yang harus dituliskan dan tercantum dalam
undang-undang. Misalnya, Peraturan Pemerintah, Undang-Undang, KUHP, dan
masih banyak lagi contoh lainnya.
Hukum tidak tertulis sama dengan kebiasaan yang sudah dibicarakan, di mana
kebiasaan masyarakat juga dijalankan menurut hukum. Meski tidak terlihat atau
tidak dapat dibaca, hukum ini juga bersifat memaksa dan mengikat.
3. Jenis Hukum dan Tempat Berlakunya
Jenis hukum dari tempat berlakunya terbagi menjadi dua, yakni hukum
internasional dan hukum nasional. Hukum nasional merupakan peraturan yang
berlaku dalam suatu negara layaknya Undang-Undang Dasar 1945.
Misalnya, konvensi hukum laut oleh PBB yang telah dicetuskan pada tahun 1982.
Konversi ini bermanfaat untuk mengatur penggunaan laut bagi sejumlah negara-
negara global.
Ada tiga jenis hukum yang terbagi berdasarkan waktu berlakunya, yakni ius
constitutum (hukum positif), Ius Constituendum, dan Ius Naturale (hukum asasi).
Hukum positif adalah hukum yang dapat berlaku di masyarakat dalam suatu
negara tertentu.
Jenis kedua adalah peraturan yang diharapkan dapat terus berlaku, hingga ke masa
yang akan datang. Jenis naturale adalah jenis hukum yang abadi dan dapat berlaku
selama-lamanya untuk siapapun, serta di mana saja.
Jenis hukum dari sifatnya terbagi atas hukum yang memaksa dan mengatur.
Hukum yang memaksa artinya akan memberikan sanksi tegas kepada siapapun
yang berani melanggar.
Hukum yang mengatur sifatnya tidak sebatas mengatur dan tetap memiliki sanksi
tegas, seperti hukum perdata.
Mungkin kamu selalu bertanya-tanya, mengapa harus ada hukum di suatu negara?
Mengapa tidak membiarkan masyarakat hidup bebas saja sesuai keinginannya?
Setiap negara memang memiliki dasar hukum yang berbeda-beda. Terkait dengan
hal tersebut, beberapa ahli negara juga menyampaikannya dalam beberapa list
berikut.
1. Gustav Radbruch
2. Sunaryati Hartono
Sunaryati menuliskan bahwa hukum menjadi alat, sarana, serta langkah yang
diambil pemerintah untuk mewujudkan pembangunan nasional. Menurutnya,
setiap negara pasti memiliki cita-cita atau impian yang harus dicapai. Hukum
dianggap sebagai alat atau penindak berlakunya hukum yang ada di masyarakat.
3. Teguh Prasetyo
Teguh menyajikan fungsi atau tujuan hukum dalam tiga penjabaran, yakni to
provide subsistence (fungsi memberi penghidupan), to provide security
(memberikan perlindungan), to attain equity (guna mencapai kebersamaan), serta
to provide abundance (memberikan kelimpahan).
4. Mochtar Kusumaatmadja
Melihat dari pendapat-pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum
adalah sebagai berikut.
PENUTUP
Kesimpulan
Hukum adalah undang-undang yang dibuat dan ditegakkan melalui lembaga sosial
atau pemerintah untuk mengatur perilaku masyarakat. Hukum yang ditegakkan
oleh negara dapat dibuat oleh legislatif kelompok atau oleh seorang legislator
tunggal, yang menghasilkan undang-undang; oleh eksekutif melalui keputusan
dan peraturan; atau ditetapkan oleh hakim melalui preseden.
Seseorang juga bisa membuat kontrak yang mengikat secara hukum, termasuk
perjanjian arbitrase yang mengadopsi cara-cara alternatif untuk menyelesaikan
perselisihan dengan litigasi pengadilan standar.
Penciptaan hukum itu sendiri dapat dipengaruhi oleh konstitusi, tertulis atau diam-
diam, dan hak-hak yang dikodekan di dalamnya. Hukum membentuk politik,
ekonomi, sejarah, dan masyarakat dalam berbagai cara dan berfungsi sebagai
mediator hubungan antar manusia.