Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

UNSUR UNSUR HUKUM BESERTA CONTOHNYA

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kulliah Pengantar Ilmu


Hukum
Dosen Pengampu : Ita Dwi Lestari,M.H

Disusun oleh :

Dadang Suhendra ( 221140015 )

Febri Suwantoro ( 221140025 )

Andi Safaat ( 221140007 )

Shinta Yuliani ( 221140053 )

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM MAARIF NU METRO - LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidyah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul UNSUR
UNSUR HUKUM. Makalah ini di ajukanguna memenuhi tugas mata kuliah
PENGANTAR ILMU HUKUM.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semuah pihak yang telah
membantu sehingga makalah inidapat diselsakikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena
itu kami mengharapapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi informasi bagi masyarakat dan
memebri manfaat untukpengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Seputih Banyak, 05 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A.LATAR BELAKANG.............................................................................

B.RUMUSAN MASALAH.........................................................................

C. TUJUAN PEMBAHASAN....................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum merupakan suatu alat negara yang mempunyai tujuan


untukmenertibkan, mendamaikan, dan menata kehidupan suatu bangsa demi
tercapainya suatu keadilan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hukum
merupakan himpunan peraturan perundang-undangan yang berisi tentang perintah
dan larangan-larangan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh
karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri. Pada prinsipnya hukum
merupakan kenyataan dan pernyataan yang beraneka ragam untuk menjamin
adanya penyesuaian kebebasan dan kehendak seseorang dengan orang lain, yang
pada dasarnya hukum mengatur hubungan manusia dalam masyarakat
berdasarkan prinsip-prinsip yang beraneka ragam pula.

B. Rumusan Masalah

A. Pengertian Hukum Secara Etimologi


B. Definisi Hukum Menurut Para Ahli
C. Unsur-Unsur Hukum
D. Ciri – ciri hokum
E. Jenis – jenis Hukum
F. Tujuan dan Fungsi Hukum

C.Tujuan Pembahasan
A. Memahami Pengertian Hukum ?
B. Memahami Perkembangan Hukum ?
C. Memahami Unsur-Unsur Hukum ?
D. Memamhami Tujuan dan Fungsi Hukum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Secara Etimologi

Sebelum mengetahui definisi hukum menurut para ahli, kamu bisa memahami
definisi hukum secara umum melalui asal-usul penyebutannya. Karena di setiap
negara punya penyebutan berbeda-beda, orang-orang bisa mendefinisikan hukum
sendiri sesuai dengan pendapatnya.

1. Black’s Law Dictionary

Hukum dalam artian keseluruhan atau umum bertindak sebagai penguasa yang
sifatnya mengendalikan dan mengikat secara sah. Hukum adalah sesuatu yang
harus ditaati oleh seluruh warga negara karena terancam konsekuensi dan sanksi
jika tidak menurutinya.

2. Webster’s Compact English Dictionary

Hukum merupakan segala pengaturan untuk mengatur tingkah laku dalam suatu
komunitas yang terorganisasi sebagai yang ditegakkan oleh pihak berwenang.

3. World Book Encyclopedia

Hukum merupakan seperangkat aturan yang dilaksanakan dengan polisi,


pemerintah, pengadilan, dan para pejabat tinggi lainnya.

Namun, tidak hanya menurut law, sebutan hukum dalam bahasa Inggris karena
sebutannya dalam bahasa Belanda atau Recht berarti tuntutan, pemerintahan, serta
bimbingan. Orang yang memiliki pekerjaan atau kuasa untuk mengatur
pemerintahan memberikan peran penting jika dilihat dari definisi ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi hukum secara etimologi berhubungan
dengan keadilan, ketaatan atau orde yang dapat menimbulkan perdamaian,
peraturan yang berisi norma, serta kewibawaan.

B. Definisi Hukum Menurut Para Ahli

Para ahli juga mengungkapkan pendapatnya atau definisi yang tepat untuk
menggambarkan hukum. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, hukum menjadi kumpulan aturan yang dapat mengingkat


atau berlaku di lingkungan masyarakat. Namun, tidak hanya itu saja karena
hukum dapat berlaku untuk hakim itu sendiri atau seseorang yang dapat mengurus
berbagai keperluan yang memiliki kaitan terhadap hukum.

Dengan kata lain, hukum ada bukan hanya untuk masyarakat saja, melainkan patut
untuk ditaati oleh para pejabat atau petinggi negara. Hukum berlaku untuk seluruh
rakyat Indonesia, setara untuk siapa saja.

2. Samidjo

Menurut beliau, hukum memiliki sifat mengikat, memaksa, berisi suatu perintah
atau larangan, serta izin untuk berbuat sesuatu. Peraturan ini dibuat untuk
mengkoordinasi tata tertib yang berlaku di kalangan masyarakat.

3. Satjipto Rahardjo

Hukum adalah karya manusia yang berupa norma-norma berisi tentang petunjuk-
petunjuk untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga menjadi lebih benar dan
sesuai.

4. Montesquieu

Hukum menjadi gejala sosial atau perbedaan hukum yang disebabkan oleh
perbedaan etnis, sejarah, politik, dan faktor-faktor lainnya dari masyarakat.
Karena itulah, hukum sebuah negara kerap kali dibandingkan dengan hukum
negara lainnya.

5. JCT Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto

Hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh badan-badan resmi dan instansi
tertentu yang memiliki sifat memaksa. Peraturan dapat mempengaruhi perilaku
manusia.

6. Abdul Manan

Menurut Abdul Manan, hukum merupakan serangkaian aturan yang dapat


mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan tertentu dari manusia dalam hidup
bermasyarakat. Hukum memiliki ciri khas yang tetap dan tidak berubah-ubah,
yaitu menjadi organ dari seragam peraturan-peraturan abstrak.

Hukum juga bertindak untuk mengatur serangkaian kepentingan manusia dalam


bertindak, sehingga siapapun yang melanggar atau bersalah akan mendapatkan
sanksi.

7. Achmad Ali

Achmad Ali berpendapat bahwa seperangkat asas-asas hukum dan aturannya,


serta norma dapat berperan untuk membantu penetapan perbuatan yang tidak
boleh dilakukan hingga benar. Hukum bisa saja tidak diakui oleh sebuah negara
dan dalam realitasnya memiliki faktor eksternal yang meliputi budaya, sosial,
politik, dan ekonomi dengan faktor internal berupa psikologis.
C. Unsur-Unsur Hukum

Secara umum, terdapat 4 (empat) unsur-unsur hukum yang ada di kalangan


masyarakat. Berikut ini merupakan unsur-unsur hukum beserta penjelasannya
secara lengkap.

1. Hukum Mengatur Tingkah Laku Masyarakat

Unsur hukum yang pertama adalah peraturan hukum mengatur tingkah laku dalam
pergaulan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan hukum yang berfungsi untuk
mengatur dan melindungi masyarakat. Hukum mengatur segala tingkah laku dan
aktivitas manusia sehari-hari.

Hal ini diwujudkan dalam bentuk perintah atau larangan terkait suatu hal. Fungsi
hukum juga penting untuk mengatur dan menata segala aspek dalam kehidupan
manusia. Contohnya adalah larangan mencuri dan membunuh orang lain atau
perintah menjalankan kewajiban sebagai warga negara.

2. Hukum Dibuat oleh Badan Resmi yang Berwajib

Hukum harus dibuat oleh badan resmi yang berwajib dalam suatu daerah atau
negara tertentu. Dalam suatu wilayah, hukum hanya boleh dibuat oleh lembaga
yang berwenang membuat peraturan yang sudah disepekati sebelumnya oleh
semua pihak.

Dalam tiap negara, mungkin lembaga yang membuat peraturan bisa berbeda satu
sama lain, asalkan sudah diberi kewenangan membuat hukum. Contohnya adalah
peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh DPR dan presiden melalui
rancangan yang sudah disepakati sebelumnya.

3. Peraturan Hukum Bersifat Memaksa

Unsur hukum berikutnya adalah peraturan hukum itu bersifat memaksa. Hukum
memang bersifat memaksa dan harus diterapkan pada tiap orang yang ada pada
suatu wilayah atau negara. Karena sifatnya yang memaksa, maka hukum berbeda
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Sifat hukum yang memaksa diwujudkan dengan pemberian sanksi atau kehilangan
hak jika tidak dilakukan. Contohnya adalah saat pengendara sepeda motor tidak
menggunakan helm, maka akan ditilang. Untuk itu pengendara helm dipaksa
untuk menggunakan helm.

4. Jika Melanggar Hukum Akan Diberi Sanksi

Unsur hukum yang terakhir adalah adanya sanksi bagi pelanggaran hukum yang
terjadi. Pemberian sanksi dilakukan untuk menimbulkan rasa jera agar tidak ada
orang yang melanggar hukum. Tentunya sanksi yang diberikan sesuai dengan
tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan atau lewat putusan hakim di
pengadilan.

Sanksi yang diberikan pun bervariasi, bisa berupa denda, penjara atau bahkan
hukuman mati di beberapa negara, tergantung dengan pelanggaran hukum yang
telah dilakukan. Contohnya adalah seorang pembunuh kemudian divonis oleh
hakim di pengadilan menerima hukuman 15 tahun penjara.

D. Ciri-Ciri Hukum

Secara umum terdapat dua ciri-ciri hukum yang ada di berbagai negara dimana
hukum memiliki perintah dan/atau larangan serta ada keharusan untuk
mentaatinya.

1. Adanya perintah dan/atau larangan

Artinya peraturan hukum itu mungkin berupa perintah dan mungkin pula berupa
larangan atau mungkin pula berupa kedua-duanya.

2. Adanya keharusan untuk menaati peraturan hukum

Artinya kewajiban kepatuhan pada hukum ini ini berlaku bagi siapa saja tanpa
terkecuali tanpa adanya keistimewaan atau kekhususan.
Nah itulah artikel hukum mengenai unsur-unsur hukum beserta contoh, penjelasan
dan ciri-cirinya lengkap. Sebagai warga negara hendaknya kita mematuhi aturan
hukum yang ada di Indonesia dengan baik dan benar. Demikian artikel kali ini
semoga bisa menambah wawasan.

E. Jenis-Jenis Hukum

Nah, setelah mengenal ciri-ciri dan unsur-unsur hukum yang memiliki cara serupa
untuk penegakannya dalam masyarakat, kamu harus mengenal jenis-jenisnya.
Memangnya, seberapa banyak, sih hukum yang berlaku di Indonesia?

Ada beragam jenis hukum yang bisa kamu kenali, tetapi pembagiannya dilakukan
berdasarkan beberapa dasar pembagi. Meski masih terbilang umum, kita bisa
memulai pembagian hukum dengan hukum privat dan hukum publik.

1. Hukum Publik

Ketika mendengar istilah publik, apakah kamu mendapatkan gambaran untuk


lingkungan yang bebas, lebih umum, dan ramai di kalangan masyarakat? Hukum
publik menjadi peraturan hukum yang berperan untuk mengatur hubungan antara
warga negara dan negara yang memiliki kepentingan umum.

Hukum yang satu ini seharusnya sudah familiar untuk kamu ketahui karena salah
satu bagian dari hukum publik adalah hukum pidana. Pasti sudah tahu kalau
hukum pidana merujuk pada hukum yang mengatur hubungan masyarakat dengan
individu mengenai kejahatan atau pelanggaran. Kepentingan yang berkaitan
dengan pelanggaran tersebut masih bersifat umum.

Contoh dari pelanggaran hukum publik adalah pembunuhan, pencurian,


pemalsuan, korupsi, pencurian, dan tindakan yang diatur oleh hukum pidana.
Namun, tidak hanya hukum pidana saja yang menjadi bagiannya karena terdapat
hukum administrasi dan tata negara.
2. Hukum Privat

Kalau privat, pastinya bersifat pribadi dan tidak banyak diketahui atau digunakan
oleh orang-orang. Memang tidak salah karena hukum yang satu ini mengatur
hubungan antar manusia, satu individu dengan individu lainnya untuk kepentingan
perorangan.

Jenis-jenisnya adalah hukum perdata, hukum dagang, dan juga hukum sipil.
Hukum perdata merupakan peraturan yang memiliki rangkaian yang dapat
mengatur satu hal dengan hal lainnya. Dari hukum perdata, asas pokok terhadap
otonomi warga merupakan milik sendiri.

Jadi, setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mempertahankan


pendapat mereka atau kehendak sendiri, tetapi tetap mengikuti aturan dari
pemerintah. Contoh kasus atau perihal yang ditangani oleh hukum perdata adalah
perceraian, pencemaran nama baik, alih warisan, dan masih banyak lagi.

Dasar Pembagian Jenis Hukum

Katanya, hukum dibagi sesuai dasar atau kategorinya? Memang, tidak hanya
sampai disitu saja karena masih ada dasar pembagian lainnya, selain hukum
publik dan hukum privat yang sudah kamu pahami. Dasar pembagian ini bisa
berupa tempat berlaku atau sumbernya.

1. Jenis Hukum Menurut Sumber

Jenis hukum juga bisa dikategorikan atau dibagi sesuai dengan sumber, serta asal
hukum yang diciptakan. Hal ini mengingat bahwa hukum tidak hanya berlaku
pada suatu negara saja, tetapi juga sudah ada sejak lahir dan berlakunya.

Sumber yang pertama adalah undang-undang. Kalau membicarakan soal pedoman


Indonesia, undang-undang menjadi salah satu wujud utama yang dapat digunakan
untuk menciptakan perdamaian di lingkungan.
Undang-undang dibuat oleh perangkat negara yang memiliki wewenang untuk
dasar tertentu dengan sifat mengingat atau memaksa.

Kebiasaan (custom). Kamu yang biasanya selalu bermain gadget di rumah atau
makan malam bersama keluarga dapat menyebutnya sebagai kebiasaan. Mengenai
kebiasaan, tidak hanya berhenti pada tingkat laku atau kegiatan sehari-hari saja
yang dianggap biasa. Hal tersebut dapat menjadi membentuk hukum yang
berlaku.

Yurisprudensi merupakan sumber hukum yang berasal dari pengadilan, sesuai


dengan nama atau penyebutannya. Putusan hakim terdahulu sudah dianggap tepat
untuk diikuti oleh pengadilan dan setelahnya.

Traktat dapat berarti perjanjian yang dibuat oleh sebuah negara atau negara
dengan pengesahan. Sifat dari perjanjian ini adalah mengikat negara yang
bersangkutan, bahkan seluruh warga negaranya.

Istilah doktrin pastinya sudah tidak asing lagi jika kita membahas terkait hukum.
Jenis hukum yang satu ini berasal dari anggapan maupun pendapat para ahli,
sehingga pengaruhnya sangat besar untuk perkembangan hukum.

2. Jenis Hukum Menurut Bentuknya

Hukum memiliki kedua wujud atau bentuknya sendiri, sehingga lebih mudah
digunakan, serta dibedakan. Baik dari apapun bentuk hukum ini, keduanya sama-
sama digunakan dan harus dihargai oleh masyarakat.

Hukum tertulis merupakan hukum yang harus dituliskan dan tercantum dalam
undang-undang. Misalnya, Peraturan Pemerintah, Undang-Undang, KUHP, dan
masih banyak lagi contoh lainnya.

Hukum tidak tertulis sama dengan kebiasaan yang sudah dibicarakan, di mana
kebiasaan masyarakat juga dijalankan menurut hukum. Meski tidak terlihat atau
tidak dapat dibaca, hukum ini juga bersifat memaksa dan mengikat.
3. Jenis Hukum dan Tempat Berlakunya

Jenis hukum dari tempat berlakunya terbagi menjadi dua, yakni hukum
internasional dan hukum nasional. Hukum nasional merupakan peraturan yang
berlaku dalam suatu negara layaknya Undang-Undang Dasar 1945.

Hukum internasional merupakan peraturan yang bersifat global dan mengatur


hubungan internasional secara luas.

Misalnya, konvensi hukum laut oleh PBB yang telah dicetuskan pada tahun 1982.
Konversi ini bermanfaat untuk mengatur penggunaan laut bagi sejumlah negara-
negara global.

4. Jenis Hukum Menurut Waktu Berlakunya

Ada tiga jenis hukum yang terbagi berdasarkan waktu berlakunya, yakni ius
constitutum (hukum positif), Ius Constituendum, dan Ius Naturale (hukum asasi).
Hukum positif adalah hukum yang dapat berlaku di masyarakat dalam suatu
negara tertentu.

Jenis kedua adalah peraturan yang diharapkan dapat terus berlaku, hingga ke masa
yang akan datang. Jenis naturale adalah jenis hukum yang abadi dan dapat berlaku
selama-lamanya untuk siapapun, serta di mana saja.

5. Jenis Hukum Menurut Sifatnya

Jenis hukum dari sifatnya terbagi atas hukum yang memaksa dan mengatur.
Hukum yang memaksa artinya akan memberikan sanksi tegas kepada siapapun
yang berani melanggar.

Hukum yang mengatur sifatnya tidak sebatas mengatur dan tetap memiliki sanksi
tegas, seperti hukum perdata.

6. Jenis Hukum dari Wujudnya


Wujud untuk hukum terbagi menjadi subjektif dan objektif. Hukum objektif
adalah hukum pidana yang dapat berlaku untuk semua masyarakat, sementara
hukum subjektif timbul karena reaksi dari hukum objektif dan orang-orang
tertentu.

F. Tujuan dan Fungsi Hukum

Mungkin kamu selalu bertanya-tanya, mengapa harus ada hukum di suatu negara?
Mengapa tidak membiarkan masyarakat hidup bebas saja sesuai keinginannya?
Setiap negara memang memiliki dasar hukum yang berbeda-beda. Terkait dengan
hal tersebut, beberapa ahli negara juga menyampaikannya dalam beberapa list
berikut.

1. Gustav Radbruch

Gustav menyebut bahwa tujuan hukum adalah untuk memenuhi keadilan,


manfaat, dan kepastian dalam hidup bermasyarakat.

2. Sunaryati Hartono

Sunaryati menuliskan bahwa hukum menjadi alat, sarana, serta langkah yang
diambil pemerintah untuk mewujudkan pembangunan nasional. Menurutnya,
setiap negara pasti memiliki cita-cita atau impian yang harus dicapai. Hukum
dianggap sebagai alat atau penindak berlakunya hukum yang ada di masyarakat.

3. Teguh Prasetyo

Teguh menyajikan fungsi atau tujuan hukum dalam tiga penjabaran, yakni to
provide subsistence (fungsi memberi penghidupan), to provide security
(memberikan perlindungan), to attain equity (guna mencapai kebersamaan), serta
to provide abundance (memberikan kelimpahan).

4. Mochtar Kusumaatmadja

Tujuan hukum menurut Mochtar adalah untuk memelihara keteraturan


(kepastian), serta ketertiban. Menurutnya, manusia tidak akan hidup dengan baik
atau teratur jika tidak dibimbing secara langsung oleh hukum. Dalam kehidupan
yang tidak teratur, manusia tidak dapat mencapai keinginan atau mengembangkan
bakatnya.

Melihat dari pendapat-pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum
adalah sebagai berikut.

 Menciptakan kesejahteraan maupun kenyamanan dalam kehidupan.


 Menjaga supaya tidak terjadi aksi-aksi tidak terpuji di tengah masyarakat.
 Menjadi pedoman yang baik untuk perilaku masyarakat.
 Melindungi HAM (Hak Asasi Manusia) dari setiap individu untuk
mewujudkan sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hukum adalah undang-undang yang dibuat dan ditegakkan melalui lembaga sosial
atau pemerintah untuk mengatur perilaku masyarakat. Hukum yang ditegakkan
oleh negara dapat dibuat oleh legislatif kelompok atau oleh seorang legislator
tunggal, yang menghasilkan undang-undang; oleh eksekutif melalui keputusan
dan peraturan; atau ditetapkan oleh hakim melalui preseden.

Seseorang juga bisa membuat kontrak yang mengikat secara hukum, termasuk
perjanjian arbitrase yang mengadopsi cara-cara alternatif untuk menyelesaikan
perselisihan dengan litigasi pengadilan standar.

Penciptaan hukum itu sendiri dapat dipengaruhi oleh konstitusi, tertulis atau diam-
diam, dan hak-hak yang dikodekan di dalamnya. Hukum membentuk politik,
ekonomi, sejarah, dan masyarakat dalam berbagai cara dan berfungsi sebagai
mediator hubungan antar manusia.

Sistem hukum bervariasi di setiap negara. Dalam yurisdiksi hukum perdata,


legislatif atau badan pusat lainnya mengkodifikasi dan mengkonsolidasikan
hukum. Secara historis, hukum agama mempengaruhi hal-hal sekuler, dan masih
digunakan di beberapa komunitas agama.

Hukum syariah berdasarkan prinsip-prinsip Islam digunakan sebagai sistem


hukum utama di beberapa negara, termasuk Iran dan Arab Saudi.

Anda mungkin juga menyukai